PBL BLOK 23.doc

Preview:

Citation preview

Hordeolum pada Pria 32 Tahun dan PenatalaksanaannyaAwalliantoni102011411Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : Awalliantoni@Rocketmail.comPendahuluanKelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.1Anamnesis

Menanyakan riwayat penyakit disebut Anamnesa. Anamnesa berarti tahu lagi, kenangan. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta bantuan dan pemberi bantuan. Tujuan anamnesa pertama-tama mengumpulkan keterangan yang berkaitan dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis.

Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian perkembangan gejala serta keluhan, sangatlah penting. Perjalanan penyakit hampir selalu khas untuk penyakit bersangkutan.2 Selain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Selain itu, proses ini juga memungkinkan dokter untuk mengenal pasiennya, juga sebaliknya, serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakang sosial pasien.

Anamnesa yang baik akan terdiri dari identitas (mencakup nama, alamat, pekerjaan, keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan), keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit dalam keluarga. Anamnesa yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut:

1. Anamnesa Umum

Seorang laki-laki, umur 32 tahun, alamat, pekerjaan.

2. Keluhan Utama: gangguan atau keluhan yang terpenting, yang dirasakan penderita sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan tentang lamamnya keluhan tersebut. Keluhan utama merupakan dasar untuk memulai evaluasi pasien.3. Riwayat Penyakit Sekarang4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat Penyakit Keluarga

6. Riwayat PengobatanSudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa dan apakah keadaan membaik atau tidak.1PemeriksaanEversi ( pembalikan ) palpebra untuk memeriksa permukaan bawah palpebra superior dapat dilakukan bersama slitlamp atau tanpa bantuan alat ini. Pemeriksaan ini harus selalu dilakukan bila diduga ada benda asing. Setelah diberi anestesi local, pasien duduk didepan slitlamp dan diminta melihat kebawah. Pemeriksaan dengan hati-hati memegang bulu mata atas dengan jari telunjuk dan jempol sementara tangan yang lain meletakkan tangkai aplikator tepat diatas tepi superior tarsus. Palpebra dibalik dengan sedikit menekan aplikator kebawah, serentak dengan pengangkatan tepian bulu mata. Pasien tetap melihat kebawah, dan bulu mata ditahan dengan menekannya pada kulit diatas tepian orbita superior saat aplikator ditarik kembali. Konjungtiva tarsal kemudian diamati dengan pembesaran. Untuk mengembalikannya, tepian palpebra dengan lembut diusap kebawah sementara pasien melihat keatas.2Working diagnosis

Hordeolum

Differential diagnosis1. Kalazion

Kalazion adalah radang granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik pada kelenjar meibom. Umumnya ditandai oleh pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu. Awalnya dapat berupa radang ringan disertai nyeri tekan yang mirip hordeolum. Dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut. Kebanyakan kalazion mengarah ke permukaan konjungtiva, yang mungkin sedikit memerah atau meninggi.

2. Blefaritis

Blefaritis disebabkan infeksi dan alergi berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif, dan bahan kosmetik. Dikenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.

Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket, dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan kongjungtivitis dan keratitis.

ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).21. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik dari kujlit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).

5. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.2

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. 3

Definisi

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan ada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata itu meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. Hordeolum bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan. Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :41. Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam). Area kecil seperti manic dan edematous terdapat pada konjugtiva palpebra pada perbatasan palpebra dan bulu mata. Lesi tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit. Dapat pecah kearah kulit atau permukaan konjungtiva. Namun, karena letaknya dalam tarsus, jarang mengalami pecah sendiri.2. Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra). Area infeksi berbatas tegas, merah, bengkak dan nyeri tekan pada permukaan kulit daerah batas. Ukuran lebih kecil dan lebih superficial daripada hordeolum internum. Lesi ikut bergerak saat kulit bergerak. Jika mengalami supurasi dapat pecah sendiri kearah kulit.Etiologi

Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus) ataupun bakteri Moraxella. Hordeolum kadang timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis. Hordeolum bisa timbul secara berulang.

PatofisiologiHordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri stafilokokus aureus yang akan menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi bakteri stafilokokkus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah) kearah kulit kelopak mata dan konjungtiva biasanya disebut hordeolum internum. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva.

Apabila bakteri stafilokokkus menyerang kelenjar Zeis atau moll maka akan membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum eksternum. Setelah itu terjadi pembentukan chalazion yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak (meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi.4Gejala KlinisTanda dan gejala hordeolum antara lain:5a) Bengkak pada kelopak atas atau bawah

b) Rasa sakit

c) Merah

d) Lunak

e) Keropeng pada tepi kelopak

f) Rasa panas

g) Gatal

h) Rasa silau

i) Mata berair

j) Berkedip tidak enak

k) Rasa kelilipan

l) Penglihatan terganggu

Penatalaksanaan

Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar.

Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberi antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar preurikel.

Antibiotik sistemik yang diberikan ciprofloksaxim 250-500mg atau amoksisilin 3 kali sehari. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati jg bersama-sama.

Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Penyulit terjadi bila pengobatan tidak memadai seperti kalazion yang akan mengganggu kosmetik, iritasi pada kornea, yang membutuhkan pembedahan. Selulitis palpebra dapat terjadi akibat terjadi peradangan jaringan kelopak sekitarnya.Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:

Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.

Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.5Daftar Pustaka1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h. 865,1320.

2. Eva pr, Whitcher jp. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC; 2009.3. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 20044. Istiqomah, Indriana N. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta: EGC; 20045. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.

1