View
226
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PEDULI HIDUP SEHAT PADA WANITA OBESITAS
DAN INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING
SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
NAMA : MONICA DINA ADELINA HARSANTO
NIM : 019114123
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
1
Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dan
Intensi Membeli Obat Pelangsing
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Monica Dina Adelina Harsanto
NIM : 019114123
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
2
3
4
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pasti datanglah semua yang ditunggu
detik-detik berjajar pada mistar yang panjang
( barangkali tanpa salam terlebih dahulu )
Januari mengeras di tembok itu juga
Lalu desembaer
Musim pun masak sebelum menyala cakrawala
Tiba-tiba : kita tergegas pada jemputan itu
( Supardi djoko damono )
This’ dedicated to
Bapak Ibu,Vira,
My nocturno and all my bratha-sista
”all the power on earth can’t change destiny”
5
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala
lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
(Amsal 3:5-6)
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui
segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku
memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(1 Korintus 13:2)
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan atas berkat dan perlindungan, petunjuk dan
kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peduli
Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas dan Intensi Membeli Obat Pelangsing”.
Penulis menyadari adanya berbagai permasalahan dan kendala yang
muncul saat melaksanakan dan menyusun penelitian ini. Proses penulisan ini
sejak awal sampai akhir sangat banyak melibatkan kerjasama dan dukungan dari
banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang
setulusnya kepada :
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing akademik yang
sudah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini, dan selalu
memberikan arahan serta bimbingan selama penulis menjalani kuliah.
2. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan dan meluangkan waktu dengan memberikan masukan
dan saran, koreksi serta dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini hingga selesai. Terimakasih atas bimbingan dan kerjasamanya.
3. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis.
4. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Muji, Pak Gik dan Mas Doni, terimakasih
atas informasi, fasilitas dan bantuannya selama kuliah dan kelancaran
penelitian ini.
7
5. Bapak, Ibu, dan Vira tercinta yang telah memberi dukungan doa, moril,
materi, semangat dan kasih sayang..i love you…
6. My lovely Anton dan keluarga…makasi buat dukungan, cinta dan
semuanya..kmu kasi warna baru dalam hidupku..loupz u
7. My best friend Mita ‘ndut’ (thanks uda jadi pendengar setiaku, Terus
Berjuang…!! Kmu selalu ada dalam tiap moment), Mb Dini, Mb sinta dan
Mira (Ayo keep fighting, perjalanan panjang masih menantimu di depan
gels…), Thomas ( makasi yak..kmu emang temen paling setiaku..hehe),
makasih atas dukungan dan persahabatan kita selama ini. I love u all guys …
8. Teman-teman kos Rosari angk. Purba (Ianie, Heni,Yustri, Tiwuk, Devi) suatu
hal yang mustahil melupakan saat-saat itu …!!
9. Teman-teman fakultas Psikologi ’01 terimakasih atas kerjasamanya selama
kuliah, ngobrol-ngobrolnya n jangan pernah letih berjuang!!
10. Semua respondenku yang sudah membantu mengisi angket..terima kasih..
11. Mas Freddy n keluarga besar, makasih buat bantuan, support, doa n
kerjasamanya selama ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini. Thanks guys…
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima dengan senang hati segala kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Harapan
penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Yogyakarta, September 2008
Penulis
8
9
ABSTRACT
The Correlation Between Live Healthy Care on Obese Woman
with The Intention of Buying Slimming Medicine
The objective of this research was to know the correlation between live
healthy care on obese woman with the intention of buying slimming medicine.
There were two variables, dependent and independent variable. The dependent
variable was the intention of buying slimming medicine and the independent
variable was live healthy care.
The subject of the observation were 45 obese women who live in
Yogyakarta Special District. The data of the study was collected by using two
questionnaires of live healthy care and intention of buying slimming medicine.
The data was then analysed by Product Moment Correlation. The values
obtained from the analysis were r = 0,194 and p = 0,100 (p > 0,05), meaning that
there were not positive correlation between live healthy care on obese woman
with the intention of buying slimming medicine.
Key words : live healthy care, obese women, intention of buying slimming
medicine
10
ABSTRAK
Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas
Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peduli hidup
sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Pada
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah intensi membeli obat pelangsing dan
variabel bebasnya adalah peduli hidup sehat.
Subyek penelitian ini adalah para wanita yang mengalami obesitas, dan
tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah subyek penelitian sebanyak 45
orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Peduli Hidup
Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing.
Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan korelasi
Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,194 dan p = 0,100
(p > 0,05),). Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan positif antara peduli
hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.
Kata kunci : peduli hidup sehat, wanita obesitas, intensi membeli obat pelangsing.
11
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… iHALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iiiHALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………... vHALAMAN MOTTO …………………………………………………….. viKATA PENGANTAR …………………………………………………….. viiLEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………. ixABSTRACT ………………………………………………………………. xABSTRAK ………………………………………………………………... xiLEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………
xii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiiiDAFTAR TABEL ………………………………………………………… xviDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviiBAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 18
A. Latar Belakang ………………………………………….. 18B. Rumusan Masalah ………………………………………. 24B. Tujuan Penelitian ………………………………………... 24C. Manfaat Penelitian ………………………………………. 24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 26A. Intensi Membeli Obat Pelangsing ..................................... 26
1. Pengertian Dan Teori Intensi .................................... 262. Elemen Dalam Intensi Membeli ............................... 303. Intensi Membeli ........................................................ 324. Faktor-faktor Dalam Intensi Membeli ...................... 34
B. Peduli Hidup Sehat ……………………………………… 351. Pengertian Peduli Hidup Sehat ……………………. 352. Aspek-Aspek Peduli Hidup Sehat ………………… 363. Hal-hal Yang Menyebabkan Orang Peduli Hidup
Sehat ………………………………………………. 39C. Obesitas ............................................................................. 41
1. Pengertian Obesitas ……………………………….. 412. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya
Obesitas …………………………………………… 433. Akibat Obesitas …………………………………… 44
D. Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi
Membeli Obat Pelangsing ................................................. 45
13
E. Hipotesis ........................................................................... 47BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………... 48
A. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................... 48B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................... 48C. Subyek Penelitian ............................................................. 48D. Metode Pengumpulan Data ............................................. 50E. Validitas dan Reliabilitas .................................................. 50F. Metode Analisis Data ........................................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 59A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ....................... 59
1. Orientasi Kancah ...................................................... 592. Persiapan Penelitian ................................................. 593. Uji Coba Alat Ukur ........................................ 604. Hasil Uji Coba Alat Ukur................................ 60
B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 63C. Analisis Hasil Penelitian .................................................. 63
1. Uji Asumsi Penelitian ............ .................................. 642. Uji Hipotesis ............................................................. 65
D. Pembahasan ....................................................................... 70BAB V PENUTUP ……………………………………………….......... 75
A. Kesimpulan ........................................................................ 75B. Saran .................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 77LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing ………….... 53Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat ………….................. 55Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat Setelah Uji Coba ..... 62Tabel 4 Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing Setelah Uji
Coba ……………………………………………………………. 62Tabel 5 Rangkuman Data Subyek Penelitian …………………………… 63
Tabel 6 Hasil Uji Korelasi Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli
Obat Pelangsing ……………………………………...................
66
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Skala Uji Coba .................................................................. 81Lampiran 2 Data Uji Coba..................................................................... 98Lampiran 3 Validitas Dan Reliabilitas ……………………….............. 104Lampiran 4 Skala Penelitian …………………………………………. 112Lampiran 5 Data Penelitian ………………………………………….. 127Lampiran 6 Hasil Penelitian …………………………………………. 144Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian ……………………………………...
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat pelangsing kerap menjadi pilihan bagi kaum wanita yang ingin
memiliki tubuh ideal. Obat pelangsing dibeli dengan pertimbangan biaya lebih
murah dan lebih praktis penggunaannya. Padahal jika dikomsumsi sembarangan,
efek sampingnya berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa. Obat pelangsing
adalah obat yang membuat orang tidak ingin makan (www.tabloidnova.com).
Penggunaan obat pelangsing yang berlebihan akan menghasilkan
penyerapan vitamin dan mineral dari makanan yang kurang baik, dengan cara
memperlambat waktu transit diusus. Parafin dan minyak mineral lainnya
menambah hilangnya lemak yang mudah larut seperti vitamin A, D, E dan K.
Obat pelangsing lain yang digunakan secara belebihan dapat mengakibatkan
hilangnya mineral seperti kalium, natrium dan magnesium dalam jumlah besar
(idionline/KCM, keluargasehat.com/Alamsyahtag:blogger.com, 1999).
Terdapat beberapa macam obat pelangsing yang digunakan dalam dunia
kedokteran, dengan sifat dan cara kerjanya yang bermacam-macam. Ada yang
menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorpsi lemak,
dan bulk fillers. Penggunaan obat pelangsing pada prinsipnya adalah membuang
lemak di tubuh, tetapi pemilihan produk obat pelangsing tidak terkecoh dengan
strategi pemasaran produk pelangsing, karena efeknya merugikan bagi kesehatan
17
tubuh. Lemak tidak bisa dilarutkan dengan obat, kecuali dilakukan dengan cara
mengatur pola makan, beraktivitas, dan berolah raga secara rutin.
Pada dasarnya obat-obat pelangsing bisa dikonsumsi dengan pengarahan
dokter dan tidak membeli bebas di pasaran. Selain itu, menggunakan obat
pelangsing bukan berarti semua asupan untuk tubuh dilalaikan. Untuk lebih aman
adalah dengan memikirkan motivasi untuk menurunkan berat badan, mengatur
pola makan, serta pemasukan dan pengeluaran energi, juga mengontrol pikiran
agar sehat, jangan sampai stres. Hal ini didukung juga dengan olah raga yang
tepat yaitu olah raga dengan aktivitas ringan tetapi intensitasnya lama serta
pengaturan cara makan yaitu tidak terlalu cepat. Dengan demikian pembelian
obat-obatan untuk melangsingkan badan perlu dipertimbangkan atau melalui
petunjuk dokter, agar efek yang ditimbulkan dapat diminimalkan.
Suatu perilaku pembelian memerlukan suatu dorongan dari dalam diri
individu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri individu. Salah satu faktor dari dalam diri individu yang
mempengaruhi adalah niat atau intensi. Hal ini didukung oleh Fishbein dan Ajzen
(1975) yang menyatakan bahwa tingkah laku yang muncul pada manusia
merupakan pembentukan hubungan timbal balik atara keyakinan (belief), sikap
(attitude) dan intensi (intention) individu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa intensi ikut mempengaruhi perilaku membeli seseorang. Istilah intention
menunjuk pada lokasi seseorang pada dimensi kemungkinan subyektif yang
melibatkan hubungan antara dirinya sendiri dengan beberapa tindakan. Intensi
tingkah laku belum merupakan perilaku yang nampak, tapi masih merupakan
18
kemungkinan subyektif seseorang untuk membentuk perilaku tertentu. Intensi
dapat diartikan dengan suatu keyakinan, hasrat dan minat seseorang untuk
melakukan sesuatu (Wilson, 1999).
Menurut Dharmmesta dan Handoko (1997) membeli (buying) lebih
menunjukkan kegiatan yang secara langsung terlibat dalam pertukaran orang
dengan barang-barang atau jasa-jasa serta dalam proses pengambilan keputusan
yang menentukan kegiatan pertukaran itu. Jadi intensi membeli obat pelangsing
adalah salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli berupa
kecenderungan konsumen untuk membeli obat pelangsing pada situasi dan waktu
tertentu yang dibentuk oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol
perilaku yang disarankan.
Demi alasan kesehatan dan kecantikan, obat pelangsing juga banyak
dikonsumsi wanita yang mengalami obesitas. Para wanita tersebut berupaya untuk
mengatasi masalah obesitas baik dengan cara yang tradisional maupun modern,
mulai dari yang murah sampai yang sangat mahal, mulai dari hasil yang seketika
nampak sampai yang membutuhkan kesabaran. Hampir setiap orang
mengharapkan hasil yang nyata, segera, dengan cara yang mudah dan tidak
menyiksa serta biaya yang ringan.
Obesitas merupakan suatu problem karena akibat negatif yang ditimbulkan
baik ditinjau dari segi kesehatan, psikologis, sosial maupun ekonomi. Dimana
kondisi badan melebihi berat badan normal dank arena kelebihan lemak
menyebabkan berat badan jauh diatas normal. Obesitas akan menjadi hal yang
menakutkan jika terjadi pada wanita, terutama untuk masalah kesehatan yaitu
19
menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan pada masalah hubungan sexual
dan sulitnya hamil. Obesitas juga menimbulkan rasa tidak percaya diri dan bisa
menyebabkan frustasi. Mengingat bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan
tersebut, muncul suatu keinginan pada wanita yang mengalami obesitas untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut,
Obesitas atau masalah kegemukan merupakan salah satu masalah
kesehatan yang menjadi penyebab kematian di Indonesia. Obesitas merupakan
kondisi adanya berat badan melebihi berat badan normal dan kelebihan lemak
tubuh sehingga berat badan jauh diatas normal. Menurut Hermawan (1991)
seseorang dikatakan menderita obesitas apabila memiliki kelebihan berat badan
sebanyak 120% dari berat badan normal.
Gejala obesitas pada saat ini merupakan problem yang semakin banyak
diderita, baik oleh kaum wanita, pria maupun anak-anak. Obesitas menjadi suatu
problem karena akibat negatif yang ditimbulkan baik ditinjau dari segi kesehatan,
psikologis, sosial maupun ekonomi. Selain itu penderita merasa malas dan sulit
bergerak, serta pakaian menjadi tidak muat lagi dipakai. Obesitas terjadi pada saat
badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan adipose (adipocytes,
yaitu jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan.
Dariyo (2003) menyatakan bahwa salah satu kelompok yang memiliki
kerentanan yang tinggi terhadap masalah obesitas adalah wanita. Beberapa ahli
kesehatan menyatakan bahwa masalah obesitas yang dialami wanita akan
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius daripada kegemukan yang
dialami pria (Kuntari, 2006). Hasil penelitian Women Health Institute
20
menunjukkan bahwa 40% wanita obesitas memiliki kerentanan yang lebih tinggi
terhadap penyakit jantung, dan mengalami kematian di tahun pertama (Pikiran
Rakyat, dalam Agustina, 2007). Bagi kaum wanita, obesitas menjadi momok yang
menakutkan, selain untuk alasan kesehatan juga obesitas akan menimbulkan rasa
tidak percaya diri seseorang. Tidak jarang wanita bereaksi secara berlebihan
seperti frustasi karena penyakit yang ditimbulkan, juga karena diet yang telah
dilakukan dengan ketat dan mengkonsumsi ramuan serta obat-obat penurun berat
badan, ternyata bobot tubuh tidak kunjung susut.
Ditinjau dari segi kesehatan, Bray (Lindsay & Powell, 1994) dan Sofro
(1989) mengemukakan bahwa obesitas dapat menimbulkan resiko timbulnya
berbagai penyakit yang membahayakan kesehatan seperti kencing manis, penyakit
kantung empedu, jantung koroner, dan tekanan darah tinggi. Obesitas juga
menjadi faktor penyulit pada penyakit saluran napas seperti emfisema, bronchitis
kronis dan asma, meningkatkan resiko pembedahan, mempersulit kehamilan, dan
mungkin memperpendek harapan hidup seseorang. Obesitas sentral yang ditandai
dengan rasio pinggang-panggul sama dengan atau lebih dari 0,1 pada pria dan 0,8
pada wanita perlu lebih diwaspadai. Obesitas sentral terbukti merupakan faktor
resiko yang berdiri sendiri untuk penyakit jantung koroner (Sjubrudin, 1998).
Penelitian lain yang dilakukan Sutjanto (1996) menemukan bahwa obesitas tipe
sentral berkaitan dengan peningkatan terjadinya kelainan metabolisme yang berat
seperti hiperinsulinemia, resistensi insulin, hipertrigliseri demia, hipertensi dan
diabetes mellitus.
21
Menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat obesitas, membuat wanita
melihat kembali pada pola hidup sehat untuk meminimalisir bahaya obesitas
tersebut dan peduli hidup sehat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis (UU No.23 / 1992 tentang kesehatan). Kesehatan adalah kebutuhan
dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi
manusia. Kenyataannya tidak semua orang memiliki derajat kesehatan yang
memadai.
Hidup sehat adalah hidup dengan sehat yaitu dengan makan makanan yang
benar, olah raga, memiliki pola hidup yang teratur seperti tidur dan makan yang
cukup dan teratur. Peduli hidup sehat perlu memperhatikan beberapa hal, seperti
seperti minum air putih secara cukup kerena tubuh manusia tidak memberi sinyal
berupa rasa haus sampai tubuh benar-benar kekurangan air atau mengalami
dehidrasi. Membiasakan untuk sarapan pagi setiap hari karena jika terlewatkan
maka akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sarapan sehat adalah makanan
ringan yang cukup gizi seperti segelas susu atau jus buah atau sarapan siap saji
yang kaya gizi dan rendah lemak. Makan siang yang bergizi, karena biasanya
kelebihan karbohidrat sering terjadi saat makan siang, atau kurang mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein sebagai sumber energi. Mensiasati makan
malam, karena biasanya bila tidak mempersiapkan makan malam, maka fast food
atau take-away food yang memiliki kandungan lemak dan garam yang tinggi
menjadi pilihan terakhir (Majalah cosmopolitan, Maret 2006).
22
Bertitik tolak dari uraian dan fenomena di atas, penulis ingin menguji ada
tidaknya hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan
membeli obat pelangsing. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul
Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dengan Membeli Obat Pelangsing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah, “Apakah pada wanita obesitas yang peduli
pada hidup sehat cenderung memiliki intensi membeli obat pelangsing.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat
pelangsing.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta bermanfaat untuk
bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Psikologi, khususnya
Psikologi konsumen.
23
a. Bagi Studi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi
informasi bagi studi terutama di bidang psikologi industri organisasi dan
psikologi konsumen serta memberi pengetahuan tentang masalah obesitas.
b. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi
informasi bagi penelitian selanjutnya serta mendorong ditemukannya
kajian baru yang relevan dengan penelitian
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama bagi
kaum wanita yang menderita obesitas untuk peduli terhadap kesehatannya
serta akibat dari penggunaan obat pelangsing.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Intensi Membeli Obat Pelangsing
1. Pengertian dan Teori Intensi
Bandura (Azwar, 2000) mengatakan bahwa intensi merupakan suatu
kebulatan tekat untuk melakukan aktivitas tertentu atau untuk menentukan
keadaan selanjutnya dimana komponen kognitif memegang peranan penting
dalam pembentukan intensi berperilaku. Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan
bahwa intensi merupakan suatu hal yang diasumsikan dapat menangkap faktor-
faktor yang memotivasi dan memiliki dampak kuat terhadap perilaku.
Kerasionalan konsumen dapat mendukung keakuratan pengukuran intensi
dalam memprediksi perilaku dimasa mendatang. Kerasionalan konsumen
mendukung adanya perilaku volisional yaitu perilaku yang dilakukan atas dasar
kemauan sendiri. Jika perilaku berada dibawah kontrol volisional maka
pengukuran intensi akan mampu memprediksikan perilaku aktual secara akurat
(Dharmmesta, 1998).
Pertimbangan kontrol volisional perlu mendapat perhatian utama dalam
pengukuran intensi membeli apalagi mengingat adanya perubahan sikap
konsumen. Situasi pasar saat ini terlihat bahwa konsumen semakin jeli dalam
memilih produk yang akan dibeli (Tjiptono dalam Siwi, 2002). Oleh karena itu
pengukuran intensi secara akurat memperhatikan kontrol volisional.
25
Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan dengan teori perilaku
berencana yang merupakan pengembangan komprehensif dari teori tindakan
beralasan. Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) merupakan
pendekatan intensi perilaku yang memperhatikan kontrol volisional seperti
kerasionalan individu. Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas
perilaku namun juga target tindakan dalam kontrol kesadaran orang tersebut
(Dharmmesta, 1998).
Teori tindakan beralasan menjelaskan bahwa perilaku seseorang
merupakan fungsi dari intensi terhadap aturan tertentu dan faktor intervening
lainnya (Ajzen dalam Siwi, 2002). Dua hal yang mempengaruhi intensi individu
untuk bertindak adalah :
a. Sikap dalam tindakan dalam aturan tersebut
Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh kepercayaan dan evaluasi mengenai
konsekuensi perilaku.
b. Norma subyektif
Merupakan persepsi individual yang dipengaruhi oleh reaksi orang lain
terhadap keputusan perilaku tertentu. Norma ini ditentukan oleh keyakinan
konsumen terhadap konsekuensi perilaku dan reaksi orang lain dari perilaku
yang dilakukan serta motivasinya sesuai dengan standar dalam berperilaku.
Komponen norma subyektif dari intensi berperilaku dapat diekspresikan
dalam empat aspek yaitu norma subyektif individual atas perilaku tertentu,
keyakinan normatif dari kelompok referen, motivasi untuk mengikuti pikiran
kelompok referen, dan jumlah refernsi yang relevan.
26
Teori tindakan beralasan menganggap bahwa intensi perilaku seperti
intensi membeli dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu yang rasional. Teori
ini mengasumsikan bahwa konsumen secara sadar mempertimbangkan
konsekuensi dari pertimbangan alternatif dalam memilih salah satu hal yang
memiliki konsekuensi yang sesuai dengan keinginan konsumen (Engel dkk,
1990).
Kenyataannya tidak semua perilaku membeli dilakukan dibawah kontrol
volisional konsumen. Ada beberapa perilaku yang tidak berada didalam kontrol
volisional seperti ketika pembelian produk inovatif, konsumen tidak hanya
membutuhkan sumber aktual seperti waktu, informasi tentang pembelian produk,
melainkan juga kepercayaan didalam mengambil keputusan (Dharmmesta, 1998).
Adanya beberapa perilaku membeli yang tidak berada dalam kontrol
volisional secara penuh, membuat ketidakakuratan pengukuran intensi membeli.
Hal ini dikarenakan intensi membeli yang dilatarbelakangi oleh rendahnya
keterlibatan terhadap produk, sehingga membuat data intensi membeli sulit untuk
memprediksi pembelian dimasa yang akan datang (Engel dkk, 1990).
Teori perilaku berencana merupakan pendekatan intensi perilaku yang
mengatasi keterbatasan tindakan beralasan dalam hal ketidakakuratan intensi
perilaku dalam situasi kontrol volisional yang rendah. Ajzen (Dharmmesta, 1998)
menyempurnakan tindakan beralasan menjadi teori perilaku berencana dengan
cara menambahkan variabel baru yang memberi perhatian pada konsep kontrol
kemauan berperilaku yang dirasakan individu. Teori perilaku berencana
menambahkan kontrol kemauan yang dirasakan seseorang dalam situasi
27
pengambilan keputusan berperilaku khususnya ketika perilaku tersebut tidak
berada dibawah kontrol volisional (Ajzen, 1991).
Pada dasarnya teori perilaku berencana tidak berlawanan dengan teori
tidakan beralasan. Keduanya memiliki persamaan mendasar yaitu menjadikan
intensi sebagai faktor sentral dalam teori pembentukan perilaku. Teori perilaku
berencana bisa dikatakan sebagai teori pengembangan dari teori tindakan
beralasan. Apabila konsumen memiliki kontrol volisional yang maksimal dalam
menyusun perilakunya maka teori perilaku berencana akan tereduksi menjadi teori
tindakan beralasan (Dharmmesta, 1998). Perbandingan antara teori tindakan
beralasan dan teori perilaku berencana dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
Sikap terhadap perilaku
Norma subyektif Intensi Perilaku spesifik
Kontrol keperilakuan yangdirasakan
Gambar 1. Perbandingan Antara Teori Tindakan Beralasan Dan Teori Perilaku
Berencana
Teori perilaku berencana menjelaskan bahwa intensi berperilaku
dipengaruhi oleh beberapa komponen. Ajzen (1991) menjelaskan bahwa tiga
komponen utama pembentuk intensi tersebut adalah sikap terhadap perilaku,
norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dirasakan. Sikap terhadap
28
perilaku menunjukkan tingkat evaluasi penilaian seseorang terhadap suatu
perilaku tertentu. Norma subyektif merupakan faktor sosial yang menunjukkan
tekanan sosial yang dirasakan individu untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu tindakan perilaku. Kontrol keperilakuan yang dirasakan menunjukkan
tingkat kemudahan atau kesukaran individu untuk melakukan tindakan yang
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan halangan atau hambatan yang
dipertimbangkan oleh orang tersebut.
Teori perilaku berencana menjelaskan bahwa pada dasarnya individu
dipengaruhi oleh sejumlah keyakinan penting guna menyusun intensi
berperilakunya. Pada penjelasan mendasar, teori perilaku berencana
mengeluarkan postulat bahwa intensi berperilaku merupakan fungsi dasar dari
sejumlah informasi penting atau keyakinan yang relevan dengan perilaku tersebut
(Ajzen, 1991).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan
kesungguhan niat individu untuk melakukan perilaku tertentu dalam rangka
memenuhi motif berperilakunya. Pengukuran intensi didukung oleh adanya
perilaku yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri (kontrol volisional).
Pendekatan intensi perilaku dilakukan dengan dua teori yaitu teori perilaku
berencana dengan teori tindakan beralasan.
2. Elemen dalam Intensi Membeli
Intensi berperilaku didefinisikan dalam beberapa elemen, yaitu tindakan,
target, situasi, dan waktu (Fishbein & Ajzen, 1980). Meskipun elemen target,
29
tindakan, konteks, dan waktu didefinisikan dalam sejumlah makna, namun hal
penting yang perlu diperhatikan dalam memahami intensi berperilaku adalah
prinsip kesesuaian (compatibility) pada sikap, norma subyektif, dan kontrol
keperilakuan yang dihayati (Ajzen, 1991). Hal ini berarti bahwa pengukuran
intensi berperilaku harus memperhatikan kesesuaian tiap elemen yang termuat
dalam determinan sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dihayati.
Selanjutnya dikatakan bahwa elemen tindakan, target, situasi, dan waktu
(behavior, target, situation, time) memang memiliki makna yang spesifik tetapi
dapat dimaknai dalam pemahaman yang umum melalui upaya makna kesatuan
(aggregation). Dengan demikian konteks elemen dari perilaku tertentu dapat
digeneralisasikan pada semua konteks elemen yang masih relevan dengan konteks
spesifik.
a. Behavior : Perilaku
b. Target : Sasaran perilaku itu titujukan
c. Situation : Dimana perilaku itu dimunculkan
d. Time : Waktu saat perilaku itu dimunculkan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut :
Mengantar ibu ke Supermarket nanti sore
Behavior : Mengantar
Target : Ibu
Situation : ke Supermarket
Time : nanti sore
30
Berdasarkan penjabaran mengenai asumsi dasar dalam memahami intenti
membeli, Siwi (2002) merumuskan aspek-aspek membeli meliputi :
a. Aspek motivasi berupa alasan atau tujuan yang melatarbelakangi
pemakaian obat pelangsing.
b. Aspek kognisi berupa evaluasi terhadap resiko pemakaian obat
pelangsing.
c. Aspek kontrol volisional berupa upaya aktif rasional untuk
memanfaatkan sumber dan peluang seperti informasi pengetahuan
produk guna mewujudkan niatnya membeli obat pelangsing.
Berdasarkan uraian di atas maka elemen-elemen dalam intensi membeli
yang meliputi tindakan, target, situasi, dan waktu, penulis gunakan sebagai aspek
dalam menyusun skala untuk penelitian, yaitu Skala Intensi Membeli Obat
Pelangsing.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah intensi berperilaku butuh upaya
yang sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena perilaku manusia merupakan
fungsi dari sejumlah predisposisi dari faktor biologis dan lingkungan.
3. Intensi Membeli
Secara singkat Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa intensi
adalah probabilitas subyektif individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
Intensi ini meliputi empat elemen yaitu perilaku, obyek yang mengarahkan
perilaku, situasi, dan waktu tempat perilaku akan terjadi.
31
Intensi membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan
keputusan membeli. Proses pengambilan keputusan membeli terdiri dari tahap
pengenalan, kebutuhan atau individu menyadari adanya kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pengambilan keputusan membeli, dan perilaku
setelah membeli produk. Intensi membeli merupakan tahapan yang terjadi antara
evaluasi alternatif dengan pengambilan keputusan membeli (Kotler, 2000).
Menurut Assael (Soetedja dan Astuti, 2000), pencarian informasi akan
dilanjutkan dengan evaluasi atribut yang ada pada tiap alternatif produk. Hasil
dari evaluasi alternatif produk berupa sikap terhadap produk yang akan
membentuk sikap terhadap perilaku. Sikap terhadap perilaku dipadukan dengan
norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan, akan membentuk intensi
membeli yang dilanjutkan dengan perilaku membeli.
Kajian ini menggunakan obyek perilaku membeli berupa produk obat
pelangsing. Menurut Ekky (Nova, 2006) obat pelangsing adalah obat yang
membuat orang tidak ingin makan. Ada beberapa yang biasa digunakan dalam
dunia kedokteran. Sifat dan cara kerjanya bermacam-macam seperti menekan
nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorbsi lemak, dan bulk
fillers (pengganjal perut).
Berdasarkan proses pengambilan keputusan membeli di atas, dapat
dikatakan bahwa intensi membeli adalah salah satu tahap dalam proses
pengambilan keputusan membeli. Proses diawali ketika individu menyadari
adanya kebutuhan akan suatu produk yang akan mendorong individu untuk
32
mencari informasi tentang beberapa alternatif produk yang dianggap dapat
memuaskan kebutuhannya.
Berdasarkan teori yang telah disebutkan di atas dapat diasumsikan bahwa
intensi membeli obat pelangsing adalah salah satu tahapan dalam proses
pengambilan keputusan membeli berupa kecenderungan konsumen untuk
membeli obat pelangsing pada suatu situasi dan waktu tertentu yang dibentuk oleh
sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan.
4. Faktor-Faktor Dalam Intensi Membeli
Intensi membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan
keputusan membeli (Kotler, 2000). Pada dasarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi membeli dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
ekstsernal dan faktor internal (Sutedja dan Astuti, 2000).
a.) Faktor eksternal, terdiri dari : (1). aktivitas pemasaran, meliputi produk, harga,
promosi, dan distribusi (Kotler, 2000) dan (2). lingkungan, meliputi situasi
ekonomi, teknologi, politik, budaya, sub budaya, kelas sosial, kelompok
referensi, keluarga, peran dan status, pengaruh perorangan, dan situasi.
b.) Faktor internal, terdiri dari : (1) proses psikologis, meliputi motivasi, persepsi,
proses belajar dan pemrosesan informasi, sikap, dan kepribadian,
(2) karakteristik individu, meliputi sumber daya, demografi, gaya hidup, dan
pengetahuan tentang produk.
33
B. Peduli Hidup Sehat
1. Pengertian Peduli Hidup Sehat
Hidup sehat dan bugar sepanjang hari adalah dambaan setiap manusia,
karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, dan
kesehatan merupakan hak asasi manusia. Hidup sehat adalah hidup dengan sehat
yang meliputi beberapa hal, yaitu makan makanan bergizi, berolah raga, serta
memiliki pola hidup yang teratur (UU tentang kesehatan, 1992).
Seto (2006) memberikan resep untuk hidup sehat agar hidup manusia
menjadi sehat dan nyaman. Kiat-kiat hidup sehat tersebut adalah :
a. Rajin mencuci tangan
Urusan yang satu ini memang sepertinya tidak penting, tetapi ternyata berkat
rajin mencuci tangan, kuman-kuman yang bersarang di tangan dan kuku akan
mati seketika.
b. Gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur
c. Makan makanan bergizi
d. Minum susu
e. Sering minum air putih
f. Perhatikan kebersihan lingkungan
Bisa dimulai dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, agar
kebersihan tetap terjaga, dan menghindari resiko bencana banjir dan lainnya.
g. Makan teratur
h. Santap juga telur dan ikan sebagai sumber protein
34
i. Jangan jajan sembarangan
Dengan memakan makanan yang terjaga kebersihan dan gizinya, selain lebih
sehat, juga membuat hidup lebih hemat.
j. Rajin makan sayur dan buah
Serat yang terkandung dalam sayur dan buah membuat tubuh makin sehat
karena kebutuhan akan serat, vitamin, dan mineral terpenuhi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hidup sehat adalah
hidup dengan pola makan yang teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, rajin berolah raga, serta menghindari masalah psikologis. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa peduli hidup sehat adalah kepedulian seseorang
terhadap hidup sehat yang meliputi pola makan teratur dan bergizi, menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, serta rajin berolah raga.
2. Aspek-aspek Peduli Hidup Sehat
Hartoko (2006) menyebutkan beberapa determinan perilaku sehat
berdasarkan uraian tentang perilaku makan sehat menurut Bennet & Murphy serta
psikologi kesehatan dari Sarafino, menjadi beberapa aspek perilaku hidup sehat,
yaitu :
a. Membatasi makanan berlemak
Berbagai kajian memperlihatkan bahwa konsumsi makanan berlemak yang
berlebihan dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit artheriosclerosis,
diabetus mellitus tipe 2, kanker payudara, dan kanker usus besar. Lemak
merupakan penghasil kalori terbesar tiap gramnya dibandingkan dengan
35
nutrisi lainnya. Lemak harus dihindari karena pada dasarnya makanan yang
berlemak rasanya lebih enak, mudah dikunyah, namun kurang
mengenyangkan. Terdapat dua golongan makanan berlemak seperti daging,
telur, bakso, sate, dan golongan junkfood seperti hamburger, pizza, hotdog dan
sebagainya. Menurut pesan dasar gizi seimbang dari Depkes RI tahun
1996/1997 (Hartoko, 2006) konsumsi lemak maksimum 20% dari total energi.
Perhitungan prosentase menyulitkan orang awam untuk mengetahui seberapa
sehat konsumsi lemaknya. Wardle dkk (Hartoko, 2006) memberi saran yang
lebih mudah yaitu kurang dari sekali makan tiap hari.
b. Mengurangi konsumsi garam
Asupan sodium (yang terdapat didalam garam) berlebihan berperan didalam
timbulnya gejala hipertensi. Berbagai kajian memperlihatkan bahwa asupan
sodium dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan
reaktivitasnya didalam setiap menekan. Asupan antara 1100 hingga 3000 mg
sodium perhari dipandang aman dan mencukupi (satu sendok teh garam berisi
2000 mg sodium). Namun sebagian besar orang mengkonsumsi garam lebih
dari 7000 mg perhari yang berasal dari proses memasak, penambahan garam
pada makanan yang siap disantap, serta berasal dari makanan kecil yang
berasa asin.
c. Mengurangi konsumsi gula
Diabetus mellitus tipe 2 terkait dengan asupan gula (glukosa), baik gula murni
maupun gula yang terdapat dalam karbohidrat yang amat mudah diubah
menjadi glukosa. Makanan jenis ini dengan cepat akan meningkatkan kadar
36
gula dalam darah sekaligus jumlah plasma insulin. Keadaan ini akan
mempercepat keausan organ pembuat insulin serta merangsang resistensi
terhadap insulin. Mengkonsumsi gula dianjurkan tidak melebihi tiga sampai
empat sendok makan tiap hari.
d. Mengkonsumsi sayur dan buah
Makanan berserat seperti sayuran dan buah disarankan untuk dikonsumsi tiap
hari. Devine dan Pimentel (Hartoko, 2006) menganjurkan konsumsi makanan
berserat (sayur dan buah) minimal empat porsi sehari. Sayur dan buah banyak
mengandung serat yang berguna bagi tubuh. Serat dapat menghambat laju
pencernakan makanan, meningkatkan ekskresi lemak dan nitrogen melalui
tinja atau feses. Makanan berserat mampu menarik cairan dalam jumlah besar,
sehingga mempermudah pengeluaran kotoran.
e. Perilaku berolah raga
Olah raga secara teratur dapat memperpendek waktu transit kotoran didalam
usus besar. Olah raga secara teratur dan rutin dapat meningkatkan kesehatan
tubuh. Olah raga dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang membantu
proses pembakaran lemak dan kalori. Olah raga juga berkaitan secara negatif
dengan kemunculan jenis-jenis kanker reproduktif. Aktivitas olah raga juga
berpengaruh secara positif terhadap sistem kekebalan tubuh yang mampu
mengeliminasi sel-sel kanker secara terus-menerus. Untuk kepentingan
penjagaan kesehatan serta menghindari resiko penyakit degeneratif, durasi
waktu yang dianggap terbaik adalah lebih dari 30 menit. Aktivitas olah raga
37
disarankan sekurang-kurangnya menguras energi perminggu hingga 2000
kilokalori perminggu.
Grace (Obesity news, 2006) menyebutkan agar diperoleh kesehatan tubuh
diperlukan olah raga yang teratur, sebaiknya empat sampai lima kali dalam
seminggu, hindari makanan berlemak tinggi, hindari makanan kalengan yang
tinggi kandungan garamnya, hindari makanan dengan kandungan gula murni,
tetap makan dengan pola menu seimbang, serta tidak mengubah waktu atau jam
makan. Sementara itu Seto (2006) menambahkan adanya penjagaan kebersihan
terhadap diri dan lingkungan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa aspek-aspek peduli hidup sehat meliputi pola makan yang seimbang dan
teratur, mengurangi konsumsi lemak, garam, dan gula yang berlebih,
memperbanyak konsumsi sayur dan buah, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, serta rajin berolah raga. Kesimpulan dari aspek-aspek inilah yang
penulis gunakan sebagai acuan dalam penyusunan skala penelitian, yaitu Skala
Peduli Hidup Sehat mengacu pada skala yang digunakan oleh Hartoko (2006).
3. Hal-hal yang Menyebabkan Orang Peduli Hidup Sehat
Tetap dalam keadaan sehat adalah dambaan semua orang, sehingga bisa
melaksanakan kegiatan untuk menunjang kehidupan, bekerja menghidupi diri
sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, kegiatan untuk beramal dan beribadah.
Namun seringkali manusia terjebak oleh rutinitas sehari-hari, sehingga lupa
dengan kesehatan.
38
Kehidupan modern menuntut seseorang untuk bergerak cepat dalam upaya
memenuhi berbagai tuntutan kehidupan. Sehingga mengakibatkan kelelahan,
kurang istirahat, dan faktor-faktor lain yang menyebabkan banyak orang
mengalami penurunan daya tahan tubuh. Purnomo (Ayudea, 2007) mengatakan,
kesehatan dipengaruhi banyak faktor yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan.
Ada yang bisa disikapi atau disiasati, tapi ada juga yang harus diterima apa
adanya. Biasanya selagi sehat banyak orang tidak membatasi asupan makanan
yang masuk. Makan berlebihan dan tidak terkontrol, adalah salah satu pemicu
penyakit.
Selanjutnya dikatakan bahwa hidup sehat bisa dimulai dengan mengurangi
beberapa bahan makanan yang dapat mengganggu kesehatan, yaitu makanan-
makanan yang mengandung gula, asam urat dan lemak. Jeroan, alkohol, sarden,
burung dara, unggas, kaldu, emping, dan tape yang banyak mengandung asam
urat. Sedang makanan-makanan seperti telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi,
susu dan santan lebih banyak mengandung lemak. Peduli hidup sehat dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan yang bergizi baik dan
seimbang, terutama yang kaya antioksidan, seperti tomat, kacang-kacangan,
wortel, pepaya, jeruk, kurma, apel, brokoli, kobis. Selain itu ditambahkan pula
untuk menghindari rokok dan alkohol. Berolahraga secara teratur dan terukur,
serta memeriksakan kesehatan secara menyeluruh setahun sekali.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa alasan dan pentingnya peduli hidup sehat adalah agar orang terhindar dari
berbagai penyakit serta diperoleh stamina tubuh yang baik.
39
C. Obesitas
1. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya
penumpukan lemak yang melebihi batas normal. Curtis (2000) menyatakan bahwa
obesitas merupakan suatu kondisi yang dapat digambarkan melalui rentang dari
rasio berat dibagi tinggi badan, menggunakan rata-rata populasi dan dapat
mengukur prosentase lemak tubuh. Stunkard (Sariantoho, 2005) menyebutkan
bahwa obesitas dikategorikan menjadi obesitas ringan (20%-40% kelebihan berat
badan), obesitas moderat (41%-100% kelebihan berat badan), obesitas berat
(100% atau lebih kelebihan berat badan). Obesitas juga sering dikaitkan dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT), dihitung dengan menggunakan rumus : berat badan
(kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m2). Hasilnya dikelompokkan menjadi : berat
normal (20-24,9), obesitas tingkat I (25-29,9), obesitas tingkat II (30-39,9), dan
obesitas tingkat III (>40).
Sementara itu Priyani (1998) mengemukakan bahwa obesitas berkaitan
dengan kelebihan lemak tubuh. Terdapat berbagai teknik yang masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan.pengukuran, dan yang paling sederhana
adalah dengan mengukur berat badan, namun sesungguhnya berat badan tidak
dapat mencerminkan keadaan lemak tubuh karena badan terdapat air, rangka, otot
dan sebagainya yang mempengaruhi berat badan tubuh. Teknik lain yang sering
digunakan adalah dengan membandingkanantara berat dan tinggi badan yang
lebih dikenal dengan Body Mass Indek. Cara lain adalah dengan mengukur
40
ketebalan lemak tubuh yang terdapat di sekeliling tubuh (paha, perut, lengan,
pinggul) dan kemudian dibandingkan dengan tabel yang distandardisasi.
Menurut Courtney (1997), obesitas berhubungan dengan kelebihan berat
badan dari berat badan ideal. Obesitas juga berhubungan dengan kelebihan lemak
tubuh, obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan lebih dari 120% berat
badan ideal (BBI). Ada tiga derajat obesitas :
1. Ringan : 120% - 140% BBI
2. Sedang : 140% - 200% BBI
3. Berat : lebih dari 200% BBI
Obesitas merupakan keadaan menumpuknya lemak pada jaringan tubuh
yang berlebihan. Bray dkk. mengatakan bahwa seorang pria dapat dianggap
obesitas apabila jumlah lemaknya melebihi 25% dari berat badan total dan 30%
bagi wanita. Suatu kriteria praktis dan paling sering digunakan adalah apabila
berat badan telah melebihi 120% berat badan ideal. Seseorang dikatakan
kelebihan berat badan (overweight) apabila bobotnya melebihi 10-20% dari berat
badan normal, sedangkan seseorang dikatakan obesitas bila bobotnya lebih dari
20% (Baraas, 1993).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakn bahwa obesitas merupakan
suatu keadaan dimana lemak dalam tubuh melebihi batas normal. Terdapat
beberapa cara untuk menentukan apakah bisa dikategorikan obesitas atau tidak.
Cara yang paling praktis adalah dengan mengukur berat badan seseorang apabila
berat badan seseorang melebihi 20% dari berat badan normal, maka orang tersebut
bias dikatakan mengalami obesitas.
41
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Obesitas
Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli, obesitas
dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Mu’tadin, 2002). Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah :
a. Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi
berikutnya di dalam sebuah keluarga. Banyak dijumpai orangtua yang gemuk
cenderung memiliki anak yang gemuk pula. Hal ini dimungkinkan sejumlah
besar unsur sel lemak pada ibu hamil yang mengalami obesitas secara
otomatis akan diturunkan pada bayi selama dalam kandungan.
b. Kerusakan pada salah satu bagian otak
System pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian
otak yang disebut hipotalamus yang merupakan sebuah kumpulan inti sel
dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak
dan kelenjar dibawah otak. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi
penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu
makan (pusat makan), dan hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas
merintangi nafsu makan (pusat kenyang). Bila kerusakan terjadi pada bagian
HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.
c. Pola makan berlebihan
Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang dengan berat
badan normal terhadap rasa lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan,
42
atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan saat merasa
ingin makan, bukan makan saat lapar.
d. Kekurangan aktivitas fisik
Obesitas dapat juga terjadi bukan karena makan berlebihan tetapi karena
aktivitas fisisk yang berkurang sehingga terjadi kelebihan energi.
e. Emosional
Obesitas dapat bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang
yang mengalami obesitas seringkali cenderung makan lebih banyak apabila
merasa tegang atau cemas. Gangguan emosi akibat tekanan psikologis yang
dirasakan tidak menguntungkan dapat mengubah kepribadian seseorang
sehingga menjadikan makanan sebagai tempat pelarian.
f. Lingkungan
Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk
adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan
cenderung menjadi gemuk.
3. Akibat Obesitas
Obesitas bisa mengancam kesehatan fisik dan perkembangan pribadi
individu. Secara medis penderita obesitas mempunyai resiko untuk menderita
hipertensi, hiperkolesterol, penyskit kantung empedu, diabetes (Bray dalam
Priyani, 1998).
Maranhao (2000) mengemukakan bahwa obesitas akan menyebabkan
berbagai penyakit, diantaranya diabetes, jantung, tekanan darah tinggi,
43
osteoarthritis atau nyeri dan bengkak pada persendian, nyeri punggung, pinggang,
batu empedu, asam urat tinggi, serta gangguan berhentinya nafas saat tidur.
D. Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli Obat
Pelangsing
Obesitas atau kegemukan merupakan masalah yang cukup merisaukan
terutama di kalangan wanita. Kegemukan menjadi masalah yang cukup berat,
karena keinginan untuk tampil sempurna yang seringkali diartikan dengan
memiliki tubuh ramping/langsing. Wanita cantik identik dengan langsing (Sinar
Harapan, 2005).
Alasan lain yang menyebabkan orang ingin menurunkan berat badan
adalah kebugaran atau kesehatan. Keindahan, kecantikan, dan menawan,
merupakan penampilan dari semua yang tercermin dari kesehatan. Oleh karena itu
apabila terjadi obesitas (kegemukan), seseorang tak dapat disebut sebagai sehat
(Daldiyono dalam Republika, 2004).
Obesitas merupakan kelebihan massa lemak tubuh. Pada tahun 1998
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan obesitas sebagai penyebab
kematian kedua di dunia setelah merokok. Lebih dari satu milyar penduduk dunia
mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Bahkan saat ini prevalensi
penderitanya tiap tahun semakin meningkat. Penyakit yang dipicu oleh obesitas
adalah sindroma metabolik dengan resiko penyakit kardiovaskuler. Penyakit
lainnya berupa gangguan pernafasan, osteoarthritis, gangguan hormonal, asam
urat tinggi, kanker, diabetes, dan stroke.
44
Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa obesitas itu justru
menimbulkan banyak penyakit (Wibudi dalam Republika, 2004). Oleh karena itu
banyak penderita obesitas, terutama kaum wanita, yang peduli terhadap kesehatan
disamping juga karena alasan kecantikan, berusaha sekuat tenaga untuk dapat
menurunkan berat badannya yang berlebih tersebut agar menjadi langsing.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan, dan pada
umumnya yang ditempuh adalah cara instant, diantaranya adalah dengan minum
obat pelangsing.
Konsumen mengkonsumsi alternatif produk sesuai dengan jenis kebutuhan
dan keinginan masing-masing. Dengan kata lain konsumen membeli produk guna
memuaskan kebutuhannya (Bearden & Ingran, 2001). Lury (1998)
mengemukakan bahwa dalam budaya konsumen menjelaskan bahwa perilaku
konsumsi konsumen memiliki tujuan guna memenuhi keinginan sesuai dengan
jenis kebutuhannya, yaitu : a). kebutuhan fisiologis seperti makan dan minum, 2).
Kebutuhan material seperti pakaian dan perumahan, 3). kebutuhan yang berkaitan
dengan pengekspresian diri seperti gaya hidup, kesehatan, fesyen, dan kecantikan.
Penatalaksanaan berat badan merupakan upaya yang harus dijalankan
bersamaan dan terus-menerus bagi wanita obesitas yang peduli hidup sehat.
Penerapan penatalaksanaan berat badan harus secara terpadu (holistik) dengan
empat konsep pendekatan, yaitu : perencanaan makan, aktivitas fisik/olahraga,
perubahan perilaku, dan pengobatan (Kompas Cyber Media, 2006).
Selanjutnya dikemukakan bahwa penurunan berat badan secara signifikan
dapat dicapai dengan pendekatan holistik yang meliputi : perencanaan makan
45
yang benar, melakukan aktivitas fisik/olah raga, perubahan tingkah laku yaitu
penanaman motivasi dan disiplin diri dalam usaha penurunan berat badan, serta
pengobatan yang memungkinkan penurunan berat badan yang lebih efektif.
Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menjaga berat badan
terutama bagi penderita obesitas perlu dilakukan agar diperoleh kehidupan yang
sehat. Orang yang mengalami obesitas rentan terhadap berbagai macam penyakit,
oleh karena itu diperlukan berbagai cara untuk menurunkan berat badan agar
diperoleh berat badan ideal dan badan menjadi sehat. Salah satu cara penurunan
berat badan adalah melalui pengobatan, diantaranya adalah dengan
mengkonsumsi obat pelangsing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada
kaitan antara peduli hidup sehat pada penderita obesitas dengan konsumsi obat
pelangsing.
E. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara
peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.
Semakin tinggi kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat semakin tinggi pula
intensinya untuk membeli obat pelangsing. Sebaliknya semakin rendah
kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat semakin rendah pula intensinya
untuk membeli obat pelangsing.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional
bertujuan untuk menyelidiki hubungan searah antara dua variabel atau lebih
(Usman & Akbar, 1995). Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel peduli hidup sehat dengan variabel intensi
membeli obat pelangsing.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel terikat : Intensi membeli obat pelangsing
2. Variabel bebas : Peduli hidup sehat
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Intensi Membeli Obat Pelangsing
Intensi membeli obat pelangsing adalah salah satu tahapan dalam proses
pengambilan keputusan membeli berupa kecenderungan konsumen untuk
membeli obat pelangsing pada suatu situasi dan waktu tertentu yang dibentuk
oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang
dirasakan. Intensi membeli obat pelangsing diungkap melalui Skala Intensi
Membeli Obat Pelangsing yang terdiri dari empat aspek, yaitu :
47
- Tindakan
- target
- situasi
- waktu.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek penelitian maka semakin tinggi
pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Demikian sebaliknya semakin
rendah skor yang diperoleh subyek penelitian maka semakin rendah pula
intensinya untuk membeli obat pelangsing.
2. Peduli Hidup Sehat
Peduli hidup sehat adalah kepedulian seseorang terhadap hidup sehat yang
meliputi pola makan teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, rajin berolah raga, serta menghindari masalah psikologis. Peduli
hidup sehat diungkap melalui Skala Peduli Hidup Sehat yang mengacu dari
skala yang digunakan oleh Hartoko (2006), meliputi aspek :
- membatasi makanan berlemak
- mengurangi konsumsi garam
- mengurangi konsumsi gula
- memperbanyak konsumsi sayur dan buah
- rajin berolah raga.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek penelitian menunjukkan semakin
tinggi kepeduliannya terhadap hidup sehat. Demikian sebaliknya semakin
rendah skor yang diperoleh subyek penelitian menunjukkan semakin rendah
kepeduliannya terhadap hidup sehat.
48
D. Subyek Penelitian
Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah para wanita yang
mengalami obesitas, dan tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tingkat obesitas
diketahui melalui identitas subyek yaitu tinggi badan dan berat badan yang
disertakan dalam lembar alat ukur.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental purposive
sampling, yaitu kombinasi dari incidental sampling/sampling kebetulan dan
purposive sampling. Dalam teknik pengambilan sampel ini yang dijadikan
anggota sampel adalah orang-orang yang kebetulan dijumpai di tempat tersebut
yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang berhubungan
dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi,
2000).
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode skala. Skala adalah alat pengungkap informasi psikologis. Skala tidak
hanya terdiri dari stimulus dan satu pertanyaan saja, melainkan selalu berisi
banyak aitem (Azwar, 2003). Alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dan Skala Peduli
Hidup Sehat.
1. Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing
Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh intensi subyek penelitian untuk membeli obat pelangsing. Skala
49
Intensi Membeli Obat Pelangsing terdiri dari empat aspek, yaitu tindakan
(perilaku), target (sasaran perilaku itu ditujukan), situasi (dimana perilaku itu
dimunculkan), dan waktu (saat perilaku itu dimunculkan). Aspek situasi yang
menunjukkan tempat membeli obat pelangsing tidak dibuat pernyataan tersendiri
dalam satu aspek, melainkan telah disebutkan dalam setiap aitem pernyataan pada
tiap-tiap aspek. Hal ini untuk menghindari pernyataan yang tumpang tindih antara
aitem pada aspek satu dengan lainnya. Jenis-jenis obat pelangsing yang dipakai
sebagai aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing terdiri dari empat macam,
dan pada tiap jenis obat pelangsing tersebut meliputi empat aspek intensi
membeli, yaitu :
a). Penekan nafsu makan (anorexan).
Merupakan jenis obat pelangsing yang berfungsi merangsang susunan saraf
pusat (sentral). Cara kerjanya adalah dengan menekan pusat lapar di otak dan
mengaktifkan pusat kenyang. Akibatnya orang tidak nafsu makan. Obat
golongan ini yang beredar di pasaran biasanya golongan obat amphetamine,
dekstroamphetamine, metaamphetamine, detilpropion, mazindol, benzfetamin.
Penggunaan yang salah pada obat ini dapat menyebabkan tremor, komplikasi,
jantung berdebar, tak bisa tidur, gelisah, mulut kering, sembelit, hingga alergi.
Orang hipertensi yang mengkonsumsi obat ini dapat menaikkan tekanan
darahnya, pembuluh darahnya pecah, dan berakibat kematian.
Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat
pada aitem nomor 1. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing
jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 5. Aspek waktu (saat perilaku
50
membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 9.
Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing jenis anoreksan)
terdapat pada aitem nomor 1,5, dan 9.
b). Mempercepat rasa kenyang.
Sibutramin hidroklorida termasuk golongan ini. Cara kerjanya juga
mempengaruhi otak, yaitu memperbanyak produksi serotonin sehingga orang
merasa cepat kenyang. Pemakaian obat ini harus sepengetahuan dokter, karena
efek sampingnya berbahaya. Obat ini bekerja di ujung serabut saraf,
menghasilkan efek tekanan darah naik, gelisah, sulit buang air, dan sakit
kepala.
Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing mempercepat rasa
kenyang) terdapat pada aitem nomor 2. Aspek target (sasaran perilaku
membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem
nomor 6. Aspek waktu (saat perilaku membeli obat pelangsing mempercepat
rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 10. Aspek situasi (dimana/tempat
membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem
nomor 2,6, dan 10.
c). Meningkatkan absorbsi lemak.
Jenis obat orlistat termasuk golongan ini. Orlistat ini bekerja menghambat
aktivitas lipase sehingga 30 persen lemak tak dapat diserap tubuh, melainkan
langsung dikeluarkan bersama feses. Lipase adalah enzim di usus yang
berfungsi memecah lemak agar bisa diserap tubuh.
51
Orang yang mengkonsumsi orlistat secara berlebih dapat terkena diare,
kembung, dan memiliki feses yang berminyak. Minyak ini bukanlah lemak
tubuh, melainkan lemak makanan yang baru saja dimakan, sehingga vitamin
penting dalam tubuh ikut terbuang. Berdasarkan publikasi dari WHO, obat
jenis orlistat dapat menyebabkan kanker payudara.
Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi
lemak) terdapat pada aitem nomor 3. Aspek target (sasaran perilaku membeli
obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 7.
Aspek waktu (saat perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi
lemak) terdapat pada aitem nomor 11. Aspek situasi (dimana/tempat membeli
obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 3,7,
dan 11.
d). Bersifat bulk fillers (pengganjal perut)
Merupakan larutan atau tablet yang berasal dari serat tumbuhan dan buah.
Bersifat mengenyangkan karena akan mengembang dalam perut. Tapi jika
dikonsumsi berlebih akan menghambat penyerapan vitamin dan mineral.
Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing pengganjal perut) terdapat
pada aitem nomor 4. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing
pengganjal perut) terdapat pada aitem nomor 8. Aspek waktu (saat perilaku
membeli obat pelangsing pengganjal perut) terdapat pada aitem nomor 12.
Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing pengganjal perut)
terdapat pada aitem nomor 4,8, dan 12.
52
Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing ini menggunakan model Likert,
yang terdiri dari 12 pernyataan dengan empat alternatif jawaban. Skor yang
diberikan bergerak dari 1 sampai 4. Nilai total dari seluruh butir diperoleh dengan
menggunakan the summated rating, yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor
butir. Distribusi aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing
Jenis Nomor Pernyataan JumlahPenekan nafsu makan 1, 5, 9 3Mempercepat rasa kenyang 2, 6, 10 3Meningkatkan absorsi lemak 3, 7, 11 3Pengganjal perut 4, 8, 12 3Jumlah 12 12
2. Skala Peduli Hidup Sehat
Skala Peduli Hidup Sehat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kepedulian subyek penelitian terhadap kesehatannya. Skala Peduli Hidup Sehat
mengacu pada skala yang digunakan oleh Hartoko (2006), terdiri dari 29 aitem
pernyataan, yaitu :
a. Membatasi makanan berlemak
Subyek diminta untuk menyatakan seberapa sering mengonsumsi jenis
makanan berlemak. Terdapat beberapa jenis makanan berlemak dan
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1). Lauk pauk, terdiri dari lima aitem pernyataan
2). Junk food, terdiri dari tiga aitem pernyataan
3). Makanan kecil berlemak, terdiri dari empat aitem pernyataan
53
b. Mengurangi konsumsi garam
Asupan garam diukur dalam dua kelompok pertanyaan, yaitu :
1). Seberapa sering subyek menambahkan garam kedalam makanan yang
siap disantap.
2). Seberapa sering subyek menyantap makanan kecil yang berasa asin.
Masing-masing kelompok terdiri dari tiga aitem pertanyaan. Setiap
pertanyaan terdiri dari tujuh pilihan jawaban dari tidak pernah (diberi skor
7) hingga selalu (diberi skor 1}.
c. Mengurangi konsumsi gula
Asupan gula diukur dalam tiga kelompok pertanyaan, yaitu :
1). Seberapa sering subyek mengonsumsi minuman manis.
Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh
pilihan dari kurang dari segelas perhari (diberi skor 7) hingga lebih
dari lima gelas sehari (diberi skor 1).
2). Seberapa sering subyek menyantap makanan kecil berasa manis.
Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh
pilihan dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1).
3). Seberapa sering subyek menyantap kue kering berasa manis.
Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh
pilihan dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1).
d. Mengkonsumsi sayur dan buah
54
Subyek penelitian diminta untuk menyatakan seberapa sering subyek
mengonsumsi sayur dan buah (terdiri dari dua pertanyaan). Alternatif
jawaban terdiri dari tujuh pilihan jawaban yaitu : tidak pernah (skor 1),
kurang dari satu kali seminggu (skor 2), seminggu sekali (skor 3), tiga kali
seminggu (skor 4), sekali sehari (skor 5), dua sampai tiga kali sehari (skor
6), lebih dari tiga kali sehari (skor 7).
e. Perilaku berolah raga
Terdiri dari tiga macam perilaku yaitu aktivitas olah raga berat, aktivitas
olah raga sedang, dan aktivitas olah raga ringan. Ketiga aitem diukur
dengan menanyakan kepada subyek seberapa sering dalam jangka waktu
satu minggu melakukan aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Alternatif
jawabab terdiri dari tujuh pilihan yaitu : tidak pernah (skor 1), sebulan
sekali (skor 2), dua sampai tiga kali sebulan (skor 3), sekali seminggu
(skor 4), dua sampai tiga kali seminggu (skor 5), setiap hari (skor 6), lebih
dari sekali sehari (skor 7).
Distribusi aitem Skala Peduli Hidup Sehat dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat
Aspek Nomor Pernyataan JumlahMengurangi konsumsi lemak 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 12Mengurangi konsumsi garam 13,14,15,16,17,18 6Mengurangi konsumsi gula 19,20,21,22,23,24 6Mengkonsumsi sayur dan buah 25,26 2Olah raga 27,28,29 3
Jumlah 29
55
F. Validitas dan Reliabilitas
Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian terlebih dahulu
dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Azwar
(2005) mengemukakan bahwa pengukuran atau pengujian validitas diperlukan
untuk mengetahui kecermatan dan ketepatan alat ukur sesuai atau tidak dengan
tujuan penelitian. Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan tugasnya. Selanjutnya dikatakan bahwa suatu tes atau
instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukanya pengukuran tersebut, sedangkan Hadi (1995)
menyatakan bahwa validitas atau kesahihan adalah seberapa jauh alat pengukur
dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala yang hendak diukur dan seberapa
jauh alat pengukur dapat memberikan pembacaan yang telitidan dapat
menunjukkan dengan sebenarnya gejala atau bagian gejala yang diukur .
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan
seleksi aitem. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement (Azwar,
2005). Untuk memenuhi validitas isi, suatu skala harus koprehensif isinya dan
hanya memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Oleh
karena itu, blue print skala yang memberikan gambaran mengenai isi skala dan
menjadi acuan serta pedoman untuk berada dalam lingkup yang benar, bila diikuti
dengan baik akan mendukung validitas isi skala (Azwar, 2005).
56
Seleksi aitem dilakukan untuk menguji apakah tiap butir aitem benar-
benar telah mengungkapkan faktor-faktor yang ingin diselidiki. Fungsi dari
seleksi aitem adalah untuk mendapatkan aitem-aitem yang valid, sehingga aitem-
aitem tersebut layak digunakan untuk penelitian. Seleksi aitem dilakukan dengan
cara mnghitung korelasi antara distribusi skor setiap aitem dengan skor skala.
Pengkorelasian antara skor aitem dengan skor skala akan menghasilkan korelasi
aitem total atau indeks daya beda aitem. Semakin tinggi koefisien korelasi positif
antara skor aitem dengan skor skala, berarti semakin tinggi konsistensi antara
aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan, yang berarti semakin tinggi daya
bedanya (Azwar, 2005).
Penentuan pengukuran valid atau gugur menggunakan standar koefisien
validitas sebesar 0,30, karena aitem yang koefisien validitasnya minimal 0,30
dianggap memiliki daya beda yang memuaskan (Azwar, 2005). Aitem dinyatakan
valid apabila koefisien validitasnya positif dan lebih besar atau sama dengan 0,30.
Aitem yang memiliki koefisien validitas lebih kecil dari 0,30 atau bertanda negatif
dinyatakan gugur. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas berkaitan dengan
keajegan suatu alat ukur, yaitu sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Kepercayaan, keterandalan, kestabilan, konsistensi, adalah nama-nama lain dari
reliabilitas yang pada pokoknya mengacu pada stabilitas skor, kemantapan
pembacaan, atau kekonstanan hasil pengukuran (Azwar, 2005).
57
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi/prasyarat Analisis Data
Uji ini dilakukan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson
a. Uji Normalitas : uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sebaran variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak.
b. Uji Linieritas : uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan
antara kedua variabel bersifat linier atau tidak.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik
analisis stastistik. Alasan penggunaan analisis statistik adalah bahwa statistik
bekerja dengan angka, statistik bersifat objektif, dan statistik bersifat universal
dalam arti dapat digunakan hampir pada semua penelitian (Hadi, 2004). Teknik
statistik yang dipakai untuk menguji hubungan antara intensi membeli obat
pelangsing dengan peduli hidup sehat pada wanita obesitas adalah Product
Moment dari Pearson, karena dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan
satu variabel tergantung, serta keduanya berjenis data interval. Apabila salah satu
persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka analisis korelasi yang dipakai adalah
Order Rank Spearman, karena analisis ini sering dipakai sebagai pengganti
Product Moment (Usman & Akbar, 1995).
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah
Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara peduli hidup
sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Peneliti
memilih subyek penelitian yaitu para wanita obesitas karena para wanita ini
biasanya memiliki keinginan yang kuat untuk dapat menurunkan berat badannya
serta adanya rasa takut akan berbagai penyakit yang akan dialami dikarenakan
kondisi badannya, sehingga kepeduliannya terhadap hidup sehat menjadi sesuatu
yang perlu diperhatikan. Wanita obesitas yang menjadi subyek dalam penelitian
ini adalah yang kebetulan peneliti temui, baik itu teman, teman kuliah, tetangga,
saudara, maupun para wanita obesitas yang tidak peneliti kenal namun bersedia
menjadi subyek penelitian.
2. Persiapan Penelitian
a. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Peduli Hidup
Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing. Skala Peduli Hidup Sehat
merupakan modifikasi dari skala yang digunakan oleh Hartoko (2006). Skala ini
terdiri dari 29 item pernyataan dan disajikan dalam tujuh alternatif jawaban. Skala
59
Intensi Membeli Obat Pelangsing adalah skala yang penulis susun berdasarkan
empat aspek, yaitu : target, tindakan, konteks, dan waktu. Skala ini terdiri dari 12
item pernyataan dan disajikan dalam empat alternatif jawaban.
b. Ijin Penelitian
Uji coba alat ukur dan pelaksanaan penelitian dilakukan di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Permohonan surat ijin penelitian dilakukan sebelum
peneliti melakukan uji coba alat ukur. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
menyerahkan surat keterangan penelitian dari pihak fakultas dan kartu mahasiswa
yang ditujukan kepada subyek penelitian terutama yang belum peneliti kenal.
3. Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam menyeleksi aitem-aitem, mana yang memiliki daya beda dan
mana yang tidak memiliki daya beda. Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dan
Skala Peduli Hidup Sehat tersebut diujicobakan pada 28 wanita yang mengalami
obesitas. Pelaksanaan uji coba alat ukur ini dilaksanakan pada 27 Desenber 2007
sampai 9 Januari 2008.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur
a. Estimasi Validitas
Estimasi validitas alat ukur tersebut adalah dengan menggunakan validitas
isi. Validitas isi disini menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam suatu tes
mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh tes yang
60
bersangkutan (Azwar, 1992). Validitas isi menandakan bahwa isi alat ukur relevan
dan tidak menyimpang dari batasan tujuan ukur.
Validitas isi diperoleh melalui professional judgement yang dilakukan
oleh dosen pembimbing selama proses pembimbingan skripsi. Terdapat beberapa
aitem dari kedua skala yang direvisi dengan mempertimbangkan cakupan isi skala
dengan apa yang hendak diukur dalam penelitian.
b. Analisis Aitem
Analisis aitem disini bertujuan untuk dapat memilih aitem-aitem yang
memiliki daya beda yaitu dengan nilai r minimal 0,3 (0,3 ≤ r), sehingga dapat
dipakai dalam pengambilan data penelitian. Aitem yang tidak lolos seleksi atau
tidak memiliki daya beda tidak akan dimasukkan dalam skala untuk penelitian
karena telah dinyatakan gugur.
Aitem-aitem tersebut dianalisis atau diolah dengan program SPSS 12.0 for
windows. Setelah itu aitem-aitem dipilih berdasarkan hasil analisis reliabilitas
aitem, dengan batas minimal r yaitu 0,3, dimana aitem yang kurang dari 0,3
berarti tidak memiliki daya beda, akan gugur.
Dari hasil analisis di atas, aitem-aitem dari Skala Peduli Hidup Sehat yang
tidak memenuhi syarat yaitu dengan nilai r dibawah 0,3 ada lima aitem
pernyataan. Aitem-aitem tersebut adalah aitem nomor 2,12,16,19, dan 27,
sehingga diperoleh 24 aitem valid. Aitem yang memiliki daya beda atau validitas
aitem berkisar antara 0,321– 0,684. Distribusi aitem Skala Peduli Hidup Sehat
setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.
61
Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat
Setelah Uji Coba
Aspek Nomor Pernyataan Gugur ValidMengurangi konsumsi lemak 1,2*,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12* 2 10Mengurangi konsumsi garam 13,14,15,16*,17,18 1 5Mengurangi konsumsi gula 19*,20,21,22,23,24 1 5Mengkonsumsi sayur dan buah 25,26 - 2Olah raga 27*,28,29 1 2
Jumlah 29 5 24Keterangan : Tanda * menunjukkan nomor aitem yang gugur
Seleksi aitem juga dilakukan pada Skala Intensi Membeli Obat
Pelangsing. Setelah dilakukan analisis terhadap 12 aitem pernyataan ternyata
semuanya valid. Validitas aitem bekisar antara 0,546 – 0,874. Distribusi aitem
Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing
Setelah Uji Coba
Jenis Nomor Pernyataan Gugur ValidPenekan nafsu makan 1, 5, 9 - 3Mempercepat rasa kenyang 2, 6, 10 - 3Meningkatkan absorsi lemak 3, 7, 11 - 3Pengganjal perut 4, 8, 12 - 3Jumlah 12 - 12
c. Estimasi Reliabilitas
Prosedur skala ini adalah dengan menyajikan skala kepada subyek hanya
satu kali (single-trial administration). Oleh karena itu, pengujian reliabilitas skala
tersebut menggunakan koefisien reliabilitas alpha, yang dihitung dengan program
SPSS 12.0 for windows.
Berdasarkan hasil perhitungan, koefisien reliabilitas alpha Skala Intensi
Membeli Obat Pelangsing yang dihasilkan adalah 0,946 dan Skala Peduli Hidup
62
Sehat sebesar 0,918. Pada umumnya, reliabilitas telah dianggap memuaskan bila
koefisiennya mencapai nilai r minimal 0,900 (Azwar, 2005). Hal ini berarti,
koefisien tersebut termasuk sangat baik dan dianggap sangat memuaskan, dimana
nilai r yang sempurna adalah 1,00. Koefisien ini menandakan kekonsistenan yang
tinggi sehingga alat ukur tersebut dipercaya mampu mengungkap keadaan subyek
penelitian yang sesungguhnya melalui skala tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Januari sampai 3 Februari 2007,
skala dibagikan kepada 50 wanita yang menderita obesitas. Jumlah seluruh
subyek yang mengisi skala penelitian adalah 50 orang, namun yang dijadikan
subyek penelitian hanya 45 subyek. Hal ini disebabkan karena lima skala yang
dikembalikan tidak dapat dianalisis. Salah satu skala tidak diisi atau terdapat
beberapa aitem yang tidak dijawab. Rangkuman Data Subyek Penelitian dapat
dilihat dalam tabel 5.
Tabel 5Rangkuman Data Subyek Penelitian
No Obesitas Jumlah Subyek Prosentase1. Ringan 20 44,5 %2. Sedang 24 53,3 %3. Berat 1 2,2 %
Jumlah 45 100%
C. Analisis Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan uji asumsi penelitian, terlebih dahulu dilakukan
pembobotan terhadap total skor tiap aspek dari Skala Peduli Hidup Sehat. Hal ini
dilakukan karena jumlah aitem tiap aspek dari Skala Peduli Hidup Sehat tidak
seimbang, sehingga perlu dilakukan pembobotan agar seimbang dengan cara
63
membagi total skor tiap aitem dengan aitem valid/jumlah aitem pada tiap-tiap
aspek.
1. Uji Asumsi Penelitian
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Package for Social Science) 12.0 for windows. Sebelum
dilakukan uji korelasi product moment, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
sebaran dan uji linieritas hubungan.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 dengan
teknik Kolmogorov-Smirnov test. Tes Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan
menguji skor nilai dari masing-masing skala. Distribusi sebaran subyek untuk
Skala Peduli Hidup Sehat adalah normal, dengan hasil uji normalitas untuk
test Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,501 dengan taraf signifikansi 0,963 (p >
0,05). Sedangkan untuk Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing juga
mempunyai distribusi sebaran normal, dengan hasil uji normalitas untuk test
Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,488 dengan taraf signifikansi 0,971 (p >
0,05).
b. Uji Linieritas
Uji linieritas pada penelitian ini dilakukan pada semua data yang terkumpul
melalui Skala Peduli Hidup Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing
dilakukan untuk mengetahui hubungan secara linier dilakukan dengan
menggunakan analisis varian antara variabel bebas dengan variabel tergantung
dengan melihat nilai F pada lajur linearity. Kriteria yang digunakan adalah
64
nilai Fhitung pada lajur linearity lebih besar dari Ftabel (p < 0,05). Hasil uji
linieritas hubungan antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat
pelangsing diperoleh nilai F sebesar 0,062 dengan p = 0.090 atau (p > 0.05),
artinya hubungan antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat
pelangsing dinyatakan tidak linear.
2. Uji Hipotesis
Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan tidak adanya korelasi
positif antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,194 dan signifikansi = 0,100
(p > 0,05). Dengan demikian maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
ada hubungan positif antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat
pelangsing ditolak. Semakin tinggi kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat
tidak selalu diikuti dengan semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat
pelangsing. Sebaliknya semakin rendah kepedulian wanita obesitas pada hidup
sehat tidak selalu diikuti dengan semakin rendah intensinya untuk membeli obat
pelangsing.
Analisis juga dilakukan pada masing-masing aspek dari Skala Peduli
Hidup Sehat yang telah dilakukan pembobotan, untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi pada masing-masing aspek dari Skala Peduli Hidup Sehat dengan intensi
membeli obat pelangsing. Demikian halnya analisis dilakukan pada masing-
masing aspek dari intensi membeli obat pelangsing, untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi pada masing-masing aspek dari skala intensi membeli obat
65
pelangsing dengan peduli hidup sehat. Hasil analisis antar aspek tersebut dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5Hasil Uji Korelasi Peduli Hidup Sehat Dengan
Intensi Membeli Obat Pelangsing
X RxyY y1 y2 y3 y4
x Peduli Hidup Sehat 0,194(0,100)
0,247(0,051)
0,211(0,082)
0,050(0,372)
0,163(0,143)
x1 Mengurangi lemak 0,248(0,050)*
0,310(0,019)*
0,266(0,039)*
0,112(0,232)
0,174(0,127)
x2 Mengurangi garam 0,066(0,332)
0,112(0,232)
0,076(0,309)
0,002(0,495)
0,136(0,407)
x3 Mengurangi gula 0,352(0,009)*
0,376(0,005)*
0,292(0,026)*
0,244(0,053)
0,327(0,014)*
x4 Mengkonsumsi sayur & buah 0,063(0,340)
-0,007(0, 481)
0,128(0,200)
-0,029(0,425)
0,122(0,213)
x5 Olah raga -0,037(0,405)
0,084(0,292)
-0,031(0,420)
-0,105(0,246)
-0,088(0,283)
y Intensi Membeliy1 Anorexany2 Mempercepat rasa kenyangy3 Meningkatkan absorbsi lemaky4 Bulk fillersKeterangan : angka dalam kurung ( ) yang bertanda * menunjukkan korelasi yang
signifikan
Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan adanya korelasi antara
mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,248 dan signifikansi = 0,050 (p
= 0,05). Hasil yang sama ditunjukkan oleh adanya korelasi yang signifikan antara
mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,352 dan signifikansi = 0,009 (p
< 0,01).
Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan tidak adanya korelasi
yang signifikan antara mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli obat
66
pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,066 dan
signifikansi = 0,332 (p > 0,05). Demikian halnya dengan korelasi antara
mengkonsumsi sayur dan buah dengan intensi membeli obat pelangsing
menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
koefisien korelasi (r) = 0,063 dan signifikansi = 0,340 (p > 0,05). Hasil uji
korelasi Product Moment menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan
antara olah raga dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi (r) = -0,037 dan signifikansi = 0,406 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli hidup sehat dengan aspek
peneken nefsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,247 dan
signifikansi = 0,051 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli
hidup sehat dengan aspek mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) = 0,211 dan signifikansi = 0,082 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli hidup sehat dengan aspek
meningkatkan absorbsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,050 dan
signifikansi = 0,372 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara peduli
hidup sehat dengan aspek pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi
(r) = 0,163 dan signifikansi = 0,143 (p > 0,05).
Selanjutnya dilakukan analisis korelasi antar aspek dari aspek peduli
hidup sehat dengan aspek intensi membeli obat pelangsing. Hasil uji korelasi
Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan penekan nafsu
makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,310 dan signifikansi = 0,019 (p <
0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi
67
garam dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,112
dan signifikansi = 0,232 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi product moment antara aspek mengurangi konsumsi gula
dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,376 dan
signifikansi = 0,005 (p < 0,01). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek
mengkonsumsi sayur dan buah dengan penekan nafsu makan diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) = -0,007 dan signifikansi = 0,481 (p > 0,05). Hasil uji
korelasi Product Moment antara aspek olah raga dengan penekan nafsu makan
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,084 dan signifikansi = 0,292 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi
lemak dengan mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) =
0,266 dan signifikansi = 0,039 (p < 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment
antara aspek mengurangi konsumsi garam dengan mempercepat rasa kenyang
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,076 dan signifikansi = 0,309 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi gula
dengan mempercepat rasa kenyang makan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) =
0,292 dan signifikansi = 0,026 (p < 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengkonsumsi sayur dan
buah dengan mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai koefisien korelasi (r) =
0,128 dan signifikansi = 0,200 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment
antara aspek olah raga dengan mempercepat rasa kenyang diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) = -0,031 dan signifikansi = 0,420 (p > 0,05).
68
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi
lemak dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) =
0,112 dan signifikansi = 0,232 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment
antara aspek mengurangi konsumsi garam dengan meningkatkan absorsi lemak
diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0, 002 dan signifikansi = 0,495 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi gula
dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0, 244
dan signifikansi = 0,053 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengkonsumsi sayur dan
buah dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai koefisien korelasi (r) =
-0,029 dan signifikansi = 0,425 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment
antara aspek olah raga dengan meningkatkan absorsi lemak diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) = -0,105 dan signifikansi = 0,246 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi
lemak dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,174 dan
signifikansi = 0,127 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek
mengurangi konsumsi garam dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) = 0,036 dan signifikansi = 0,407 (p > 0,05).
Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek mengurangi konsumsi
gula dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,327 dan
signifikansi = 0,014 (p < 0,05). Hasil uji korelasi Product Moment antara aspek
mengkonsumsi sayur dan buah dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) = 0,122 dan signifikansi = 0,213 (p > 0,05). Hasil uji korelasi Product
69
Moment antara aspek olah raga dengan pengganjal perut diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) = -0,088 dan signifikansi = 0,283 (p > 0,05).
A. Pembahasan
Berdasarkan hipotesis penelitian setelah dilakukan analisis data, tidak
terbukti adanya hubungan positif antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas
dengan intensi membeli obat pelangsing. Semakin tinggi kepedulian wanita
obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin tinggi pula
intensinya untuk membeli obat pelangsing. Sebaliknya semakin rendah
kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin
rendah intensinya untuk membeli obat pelangsing.
Secara umum salah satu ukuran kecantikan wanita adalah bertubuh
langsing. Langsing dipandang sebagai bentuk yang ideal, karena selain terlihat
sehat dan bugar, individu juga merasa lebih percaya diri dalam pergaulan.
Berbagai upaya dilakukan oleh wanita yang merasa memiliki kelebihan berat
badan, selain mengkonsumsi obat pelangsing, upaya lain diantaranya adalah
melalui program-program seperti detoksifikasi, operasi sedot lemak (liposuction
dan tummy-tuck), operasi pengikatan lambung, atau diet (OTC DIGEST, 2006).
Karena banyaknya pilihan untuk bisa menurunkan berat badan sehingga menjadi
lebih sehat dan bugar inilah kemungkinan yang menyebabkan tidak adanya
hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli
obat pelangsing.
70
Selain itu efek dari pemakaian obat pelangsing merupakan pertimbangan
tersendiri bagi subyek penelitian. Obat pelangsing biasanya bersifat menekan
nafsu makan yang sifatnya sementara. Hal ini mengakibatkan individu merasakan
ketergantungan dengan obat-obatan tersebut, sebab jika tidak minum obat tersebut
individu akan merasa lapar kembali. Saat ini tidak sedikit produk yang beredar di
pasaran sebagai makanan dan minuman atau obat-obatan pelangsing tubuh. Oleh
karena itu perlu diwaspadai karena obat-obatan tersebut belum tentu sesuai
dengan promosi yang dijanjikan, manfaat suatu produk belum tentu sesuai dengan
promosi yang diiklankan (Santosa, 2000).
Berdasarkan uji korelasi masing-masing aspek dari skala peduli hidup
sehat dengan intensi membeli obat pelangsing, menunjukkan bahwa korelasi
antara mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli obat pelangsing
menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengurangi konsumsi garam dengan
intensi membeli obat pelangsing. Demikian halnya uji korelasi antara
mengkonsumsi buah dan sayur dengan intensi membeli obat pelangsing
menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengkonsumsi buah dan sayur
dengan intensi membeli obat pelangsing. Hasil yang sama juga terjadi pada aspek
olah raga, yaitu tidak ada hubungan antara olah raga dengan intensi membeli obat
pelangsing. Uji korelasi aspek mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli
obat pelangsing menunjukkan hasil yang berbeda yaitu ada hubungan antara
mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing. Ada
hubungan antara mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat
pelangsing.
71
Uji korelasi antar aspek peduli hidup sehat dengan aspek intensi membeli
obat pelangsing menunjukkan adanya korelasi antara aspek mengurangi konsumsi
gula dengan aspek obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan),
mempercepat rasa kenyang, dan pengganjal perut. Terdapat hubungan yang
signifikan antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan aspek obat
pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) dan obat pelangsing
mempercepat rasa kenyang.
Keterkaitan antara aspek mengurangi konsumsi gula dengan intensi
membeli obat pelangsing dapat disebabkan oleh banyaknya orang berpendapat
bahwa gula dapat menaikkan berat badan dan menyebabkan tubuh menjadi
gemuk. Banyak mengkonsumsi gula sangat tidak dianjurkan bagi penderita
diabetes, sedangkan diabetes tipe 2 sering terjadi pada orang yang mengalami
obesitas. Obesitas atau kegemukan merupakan pemicu terpenting penyebab
diabetes (idionline/KCM, keluargasehat.com/Alamsyahtag:blogger.com, 1999).
Hal ini menunjukkan bahwa usaha untuk menurunkan berat badan subyek
penelitian dilakukan agar terhindar dari penyakit (diabetes), salah satunya melalui
obat pelangsing.
Adanya hubungan antara aspek mengurangi konsumsi lemak dengan
intensi membeli obat pelangsing terutama pada aspek obat pelangsing penekan
nafsu makan dan mempercepat rasa kenyang, disebabkan karena subyek
penelitian menyadari bahwa banyak makan makanan berlemak dapat
menyebabkan kegemukan, dan memicu timbulnya berbagai macam penyakit. Hal
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Grace (dalam Obesity news,
72
2006) bahwa mengkonsumsi makanan berlemak tinggi disamping menimbulkan
penyakit juga cenderung menaikkan berat badan karena tinggi kandungan
energinya. Pada kasus kegemukan, mengonsumsi energi lebih banyak daripada
yang dapat dibakar tubuh merupakan pemicu penambahan berat badan. Bagi
kebanyakan orang, andil terbesar dari kelebihan energi berasal dari mengonsumsi
lemak terlalu banyak.
Hubungan antara peduli hidup sehat terutama aspek mengurangi konsumsi
gula dengan intensi membeli obat pelangsing aspek menekan nafsu makan,
mempercepat rasa kenyang, serta pengganjal perut dapat dijelaskan karena obat-
obatan yang sifatnya menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, serta
pengganjal perut banyak dijumpai di pasaran dan dijual bebas, sedangkan obat
pelangsing yang bersifat meningkatkan absorbsi lemak harus dikonsumsi melalui
pengawasan dokter. Widowati (2006) mengatakan bahwa beberapa tahun
terakhir, pasar dibanjiri produk suplemen makanan, yang disebut
makanan dan minuman berserat. Suplemen jenis ini akan menggumpal
dalam lambung, sehingga mengurangi nafsu makan.
Banyak pendapat mengatakan bahwa banyak mengkonsumsi gula,
banyak minum-minuman manis, dsb, dapat menyebabkan kegemukan atau
merupakan salah satu penyebab kegemukan. Selain itu juga dapat
menimbulkan penyakit seperti diabetus. Dapat dijelaskan bahwa subyek
penelitian yang merupakan wanita obesitas menjadi peduli terhadap
kesehatannya, dengan menyadari bahwa kesehatan dapat dicapai salah
satu satu caranya adalah mengurangi konsumsi gula. Selanjutnya agar
73
mencapai berat tubuh ideal dan sehat, subjek penelitian banyak memakai
obat pelangsing yang mudah diperoleh di toko-toko.
Darmoutomo (2007) menyatakan bahwa banyak obat pelangsing yang
beredar di pasaran, namun hanya dua jenis yang diijinkan dan diindikasikan
sebagai obat obesitas oleh Departemen Kesehatan. Kelompok pertama adalah
orlistat yang menghambat penyerapan lemak makanan yang sudah dicerna.
Kelompok kedua adalah sibutramin yang memiliki efek mempercepat rasa
kenyang.
Banyak obat pelangsing yang beredar di pasaran, baik yang
tradisional (herbal) maupun modern (kimia). Kedua jenis obat ini
memiliki cara kerja yang sama yakni menekan nafsu makan,
mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorbsi lemak, dan
pengganjal perut (bulk filler). Obat-obatan inilah yang banyak dipilih
oleh subyek penelitian karena mudah memperolehnya.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka pada penelitian ini dapat diambil
kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara peduli hidup sehat
pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.
Hasil analisis korelasi dari aspek mengurangi konsumsi lemak dengan
intensi membeli obat pelangsing menunjukkan adanya hubungan antara
mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing. Demikian
halnya korelasi dari aspek mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli
obat pelangsing menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing. Hasil analisis
korelasi dari aspek mengurangi konsumsi garam dengan intensi membeli obat
pelangsing menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengurangi konsumsi
garam dengan intensi membeli obat pelangsing. Korelasi dari aspek
mengkonsumsi sayur dan buah dengan intensi membeli obat pelangsing
menunjukkan tidak adanya hubungan antara mengkonsumsi sayur dan buah
dengan intensi membeli obat pelangsing. Korelasi dari aspek olah raga dengan
intensi membeli obat pelangsing menunjukkan tidak adanya hubungan antara olah
raga dengan intensi membeli obat pelangsing.
75
Uji korelasi antar aspek peduli hidup sehat dengan aspek intensi membeli
obat pelangsing menunjukkan adanya korelasi antara aspek mengurangi konsumsi
lemak dengan aspek obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan) dan
mempercepat rasa kenyang. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek
mengurangi konsumsi gula dengan aspek obat pelangsing sejenis anorexan
(penekan nafsu makan), mempercepat rasa kenyang, dan pengganjal perut (bulk
fillers).
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi subyek penelitian
Telah diketahui bahwa obesitas beresiko terhadap timbulnya berbagai macam
penyakit seperti darah tinggi, jantung, diabetes, dan sebagainya. Oleh karena
itu disarankan untuk rajin berolah raga serta lebih dapat mengatur pola
makannya untuk mencegah dan menghindari berbagai resiko yang timbul bagi
para wanita obesitas.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya apabila melakukan penelitian dengan topik yang
sama, maka dapat memasukkan variabel lain seperti sikap dan kepribadian
sehingga hasil penelitian lebih bervariasi.
Disarankan pada penelitian selanjutnya memperhatikan aspek-aspek yang
belum ada dalam penelitian ini.
76
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E. 2007. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Perilaku Diet Wanita Dewasa Awal Yang Mengalami Obesitas. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. 2005. Relibilitas dan Validitas, Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Candrawinata, J. 2000. Kegemukan Pada Wanita Usia Matang.
Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Dharmmesta, B.S. 1998. Theory of Planned Behavior Dalam Penelitian Sikap, Niat dan Perilaku Komsumen. Kelola, 18, 85-103.
Engel, J.F., Blackwell, R.D., & Miniard, P.W. 1990. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Alih Bahasa: Budijanto. Jakarta: Binarupa Aksara.
Fishbein, M., & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention And Behavior : An Introduction to Theory and Research. Massachusetts: Addiso-Wesley Publishing Company.
Hadi, S. 1995. Metodologi Research, Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
………. 2004. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Hartoko, V.D.S. 2006. Materialisme Dan Perilaku Sehat : Peran Mediasional Agensi Personal. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Kotler, P. 2000. Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation, And Control. Millenium edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Loudon, D.L., & Bitta, A.J.D. 1993. Consumer Behavior. 4th ed. New York: McGraw-Hill Book Companies, Inc.
Mu’tadin, Z. 2002. Obesitas Dan Faktor Penyebab. http://www.e-psikologi.com/ remaja
Priyani, R. 1998. Obesitas Dan Penyebabnya. Widya Dharma, Yogyakarta: Lembaga Penelitian SADHAR.
77
Santosa, B. 2000. Untung Rugi Minum “Teh Pelangsing”. http://www.indomedia. com/intisari/1997/Juli/slimming.htm.
Sarafino, E.P. 1990. Health Psychology, Biopsychosocial Interactions. New York: John Willey and Sons.
Sariantohe, E. 2005. Teori Sosial-Kognitif Dalam Menjelaskan Perilaku Makan Sehat Pada Anak Yang Mengalami Obesitas. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Siwi, A.A.C. 2002. Intensi Membeli Kosmetika Pemutih Kulit Ditinjau Dari Kelengkapan Informasi Produk Pada Label Kemasan. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Soetedja, A., & Kamsih, A. 2000. Meningkatkan Intensi Membeli Produk Teknologi Informasi Melalui Positioning Product Dan Segmentasi Pasar. Jurnal Psikologi,
Suherman, J. 1995. Obesitas (kegemukan). Majalah Ilmiah Maranatha. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Sulistyo, H. 1998. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pembentukan Intensi Pembelian Konsumen : Studi Pada Empat Industri Jasa Di Semarang. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Usman, H., & Akbar, R.P.S. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Widowati, L. 2006. Jadi Langsing Tanpa Pusing!
Curtis, A. J. 2000 Health Psychology, New York : Routledge.
Odgen, J. 1996. Health Psychology. Great Britian : Redwood Books.
Tjiptono, F. 1996. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Ed 1. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Bennet, P. , & Murphy. S. 1997. Pshychology and Health Promotion. Buchingham : Open University Press.
………. 2008. Memilih Obat Pelangsing. OTC DIGEST/Edis 2/Tahun1/ 9Oktober 2006.
………. 2008. Serba-serbi Obat Pelangsing. www.tabloidnova.com
78
……….. 1999. Banyak Penyakit Dapat Dicegah Dengan Gaya Hidup Dan Pola Makan Yang Sehat. (Idionline/KCM,keluargasehat.com/)Alamsyahtag: blogger.com,1999.
……….. 2004. Lebih Dari Satu Miliar Penduduk Dunia Kelebihan Berat
Badan Dan Obesitas. Republika, Selasa 5 Oktober 2004
79
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA
80
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Saudara yang terhormat,
Pada kesempatan ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara mengisi alternatif jawaban yang
telah tersedia. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah
mengganggu aktivitas saudara.
Penelitian ini dilakukan semata-mata demi kepentingan dan tujuan ilmiah
atau pendidikan yaitu dalam rangka penyusunan skripsi. Saya akan menjamin
kerahasiaan jawaban yang saudara berikan. Oleh karena itu saya mengharapkan
sekali saudara mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan
atau pendapat pribadi saudara sebenarnya.
Akhirnya atas bantuan dan kerjasama yang saudara berikan, saya ucapkan
banyak terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2007
Peneliti
B. IDENTITAS
1. Nama (boleh inisial) :
2. Usia :
3. Tinggi badan :
4. Berat badan :
81
SKALA A
PETUNJUK PENGISIAN :
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik
setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan pendapat anda tentang
kepedulian anda terhadap hidup sehat dengan memberikan tanda ( X ) pada salah
satu alternatif jawaban yang tersedia.
Contoh :
1. Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
Tanda silang ( X ) pada huruf b menunjukkan bahwa saudara biasa makan es krim
kurang dari sekali seminggu.
82
A. Seberapa sering anda mengkonsumsi jenis makanan di bawah ini?
1. Lauk pauk
- Saya berusaha membatasi makan sepotong daging :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Saya biasa makan sebutir telur dalam seminggu ini :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Makan jerohan ayam atau sapi biasa saya lakukan :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
83
- Seminggu ini saya makan sepotong daging ayam potong
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Saat sore hari biasanya makan semangkok bakso/mie ayam dan
sejenisnya :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
2. Junkfood
- Saya berusaha membatasi makan hamburger/makanan sejenis
lainnya
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
84
- Meskipun suka, tetapi saya berusaha membatasi makan
hotdog/makanan sejenis lainnya
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Makan sepotong pizza/makanan sejenis lainnya dalam minggu ini
saya :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
3. Makanan kecil berlemak
- Saya senang makan coklat tetapi saya berusaha membatasinya
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
85
- Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Biasanya saya membatasi makan sepotong keju
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Dalam beberapa hari ini saya mengkonsumsi margarin
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
B. Seberapa sering anda ………?
1. Menambahkan garam ke dalam makanan yang siap disantap
- Karena kurang asin, saya tambahkan garam kedalam mangkuk
bakso/makanan sejenis lainnya
86
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Saya biasa menambahkan garam ke mangkuk soto biar lebih sedap
:
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Menambahkan garam ke dalam semangkuk mie ayam :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
2. Makan makanan kecil yang berasa asin
- Saya biasa makan makanan kecil seperti kue keju :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
87
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Mengkonsumsi kerupuk biasa saya lakukan :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Makan pastel kering biasa saya konsumsi :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
C. Seberapa sering anda makan dan minum yang berasa manis?
1. Minuman
- Tiap hari saya biasa minum teh manis :
a. Kurang dari segelas sehari
b. Segelas sehari
c. Dua gelas sehari
d. Tiga gelas sehari
e. Empat gelas sehari
88
f. Lima gelas sehari
g. Lebih dari lima gelas sehari
- Tiap hari saya biasa minum sirup :
a. Kurang dari segelas sehari
b. Segelas sehari
c. Dua gelas sehari
d. Tiga gelas sehari
e. Empat gelas sehari
f. Lebih dari empat gelas sehari
g. Lebih dari lima gelas sehari
2. Kue basah yang manis
- Makan kue basah seperti cake yang manis biasanya :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Saya berusaha membatasi makan jajan pasar yang berasa manis
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
89
3. Kue kering yang manis
- Makan ceriping pisang yang berasa manis biasanya :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Menonton TV sambil makan biscuit yang berasa manis :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
D. Seberapa sering anda mengkonsumsi sayur dan buah?
1. Saya senang sekali makan sayur dan saya berusaha untuk
mengkonsumsinya
a. Tidak pernah
b. Kurang dari satu kali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Sekali sehari
f. Dua sampai tiga kali perhari
g. Lebih dari tiga kali sehari
90
2. Saya berusaha untuk mengkonsumsi buah :
a. Tidak pernah
b. Kurang dari satu kali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Sekali sehari
f. Dua sampai tiga kali perhari
g. Lebih dari tiga kali sehari
E. Seberapa sering anda melakukan aktivitas olah raga?
1. Saya biasa melakukan olah raga berat
a. Tidak pernah
b. Sebulan sekali
c. Dua sampai tiga kali sebulan
d. Sekali seminggu
e. Dua sampai tiga kali seminggu
f. Setiap hari
g. Lebih dari sekali sehari
2. Dalam satu bulan saya biasa melakukan aktivitas olah raga sedang
a. Tidak pernah
b. Sebulan sekali
c. Dua sampai tiga kali sebulan
d. Sekali seminggu
e. Dua sampai tiga kali seminggu
f. Setiap hari
g. Lebih dari sekali sehari
3. Saya terbiasa melakukan aktivitas olah raga ringan
a. Tidak pernah
b. Sebulan sekali
91
c. Dua sampai tiga kali sebulan
d. Sekali seminggu
e. Dua sampai tiga kali seminggu
f. Setiap hari
g. Lebih dari sekali sehari
92
SKALA B
Berikut ini ada sejumlah pernyataan berkaitan dengan yang saudara
rasakan. Berilah tanda silang (X) pada pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan
keadaan dan perasaan saudara dari keempat pilihan yang disediakan.
C. Contoh :
1. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan).
1 2 3 4Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat setuju
Tanda silang ( X ) di dalam kotak jawaban menunjukkan bahwa saudara sangat
setuju dengan pernyataan tersebut.
D. PERHATIAN
1. Tuliskan jawaban saudara pada tempat yang sudah tersedia.
2. Saudara hanya diperbolehkan memilih satu jawaban pada setiap pernyataan.
Jawablah semua pernyataan yang ada, dan perlu diketahui bahwa di sini tidak
ada jawaban yang salah, sepanjang jawaban itu sesuai dengan keadaan
saudara yang sebenarnya. Pilihan saudara hendaknya didasarkan perasaan,
pemikiran, atau keadaan saudara saat ini, dan tidak didasarkan pada hal-hal
yang saudara anggap wajar.
3. Apabila sudah selesai, periksalah kembali jawaban saudara. Jangan sampai
ada yang terlewatkan.
93
1. Saya berniat membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu
makan) di tempat penjualan obat dalam minggu ini.
1 2 3 4Sangat tidak ingin
Tidak ingin Ingin Sangat Ingin
2. Dalam minggu ini saya berniat membeli obat pelangsing yang cara kerjanya
mempercepat rasa kenyang di toko obat terdekat.
1 2 3 4Sangat tidak ingin
Tidak ingin
Ingin Sangat Ingin
3. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan
absorbsi lemak, dalam minggu ini di apotik terdekat.
1 2 3 4Sangat tidak ingin
Tidak ingin Ingin Sangat Ingin
4. Saya berniat membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal
perut) di toko obat terdekat dalam minggu ini.
1 2 3 4Sangat
tidak inginTidak ingin
Ingin Sangat Ingin
5. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan)
yaitu yang menyebabkan orang tidak nafsu makan, di tempat penjualan obat
dalam minggu ini.
1 2 3 4Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat setuju
94
6. Dalam waktu dekat ini saya ingin membeli obat pelangsing yang cara kerjanya
mempercepat rasa kenyang di toko obat.
1 2 3 4Sangat
tidak setujuTidak setuju
Setuju Sangat setuju
7. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan
absorbsi lemak, sehingga 30 persen lemak tak dapat diserap tubuh, melainkan
langsung dikeluarkan bersama feses, dalam minggu ini di apotik terdekat.
1 2 3 4Sangat
tidak setujuTidak setuju
Setuju Sangat setuju
8. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal
perut) yaitu bersifat mengenyangkan karena akan mengembang dalam perut,
dalam waktu dekat ini di apotik terdekat.
1 2 3 4Sangat
tidak setujuTidak setuju
Setuju Sangat setuju
9. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu makan)
di tempat penjualan obat.
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
10. Saya ingin membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa
kenyang di toko obat
95
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
11. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya meningkatkan
absorbsi lemak di apotik terdekat.
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
12. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal
perut)
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
96
LAMPIRAN 2
DATA UJI COBA
97
INTENSI MEMBELI
No. i1 i2 i3 i4 i5 i6 i7 i8 i9 i10 i11 i121 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 22 2 6 6 6 6 4 4 3 4 3 4 43 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 24 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 25 1 2 1 2 2 4 2 4 2 4 2 46 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 311 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 212 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 213 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 314 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 315 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 216 4 4 4 1 3 3 3 4 3 4 4 317 1 1 1 1 4 3 3 3 3 3 3 318 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 119 1 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 320 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 221 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 222 2 4 3 1 3 4 3 2 3 3 3 223 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 324 1 2 2 1 4 4 4 3 3 3 3 425 1 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 426 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 227 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 228 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
98
No. ZPHS ZINTS1 0.543 1.0042 0.144 -0.943 -0.368 1.5764 0.201 0.6615 0.03 0.896 0.258 2.1487 -0.254 -0.0258 -2.418 -1.6279 -2.247 -1.627
10 0.144 1.11811 -0.71 -0.02512 0.201 1.34713 0.714 0.20314 -0.767 0.43215 1.682 0.08916 0.6 1.57617 0.771 0.31818 -0.881 -1.62719 -0.425 0.54620 1.625 -0.36921 -1.108 0.20322 0.315 0.77523 -0.027 -0.25424 0.543 0.8925 0.486 0.8926 -0.14 -0.71227 1.283 -0.71228 1.682 -0.71229 1.682 -0.71230 -1.108 1.6931 -0.197 -0.59732 -0.539 -1.16933 0.884 0.43234 -1.963 -1.16935 -2.019 -1.62736 -0.027 0.77537 -0.084 0.31838 -0.482 -0.36939 -0.482 0.77540 1.739 -0.36941 -0.14 -1.28342 -0.197 -1.39843 0.543 -1.05544 0.315 0.08945 0.201 -0.369
99
PEDULI HIDUP SEHAT
No. h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8 h9 h10 h111 5 4 6 3 6 6 7 6 6 7 72 4 5 5 2 3 4 5 5 4 4 53 3 3 4 3 6 6 6 6 4 5 54 1 4 5 3 6 1 6 6 3 6 55 6 4 5 4 5 5 5 7 5 5 56 6 4 7 6 7 6 6 7 6 6 67 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 78 5 6 7 3 4 6 6 6 5 5 69 3 4 6 6 6 6 6 6 5 6 6
10 4 4 5 4 5 7 7 5 4 4 511 4 4 2 4 3 5 5 5 3 3 512 5 3 4 3 4 5 6 5 4 6 613 4 5 6 6 4 6 6 6 6 6 414 5 2 5 4 4 6 7 7 5 4 715 6 4 7 4 6 6 7 6 6 5 616 5 5 7 4 5 7 7 7 5 5 517 7 2 4 5 7 7 7 7 7 5 518 6 4 7 6 7 6 6 7 6 6 619 2 3 5 2 3 5 5 6 4 3 320 5 4 6 3 6 6 7 6 6 7 721 4 5 5 2 3 4 5 5 4 4 522 3 3 3 4 4 6 6 6 4 5 523 3 3 5 5 5 5 5 7 5 5 424 6 5 6 4 4 6 6 6 6 6 425 6 6 6 4 4 6 6 5 5 5 626 3 3 5 3 3 6 7 6 3 5 627 6 4 7 5 7 7 7 7 7 7 728 5 5 7 5 5 7 7 7 5 7 7
100
No. h12 h13 h14 h15 h16 h17 h18 h19 h20 h21 h221 7 6 6 6 4 6 4 6 6 5 52 6 2 2 3 4 2 2 4 4 4 33 6 2 3 3 3 2 3 1 6 3 34 3 2 2 2 3 1 4 6 6 2 35 5 5 6 4 3 6 3 5 6 3 46 6 5 5 5 4 4 4 5 6 5 57 7 1 1 1 6 2 3 6 6 4 18 6 3 3 6 3 2 3 6 6 4 69 2 5 5 4 1 5 4 1 6 3 4
10 3 6 6 6 4 2 3 2 4 3 611 7 3 4 4 3 3 3 4 5 4 412 4 1 6 6 5 6 2 1 6 4 713 4 3 3 5 1 4 6 5 6 4 514 5 3 3 6 3 2 3 3 5 3 615 4 6 6 6 4 4 4 5 6 3 616 7 3 3 3 1 3 4 5 4 3 317 7 2 2 2 3 2 6 5 4 3 218 6 5 5 5 4 4 4 5 6 5 519 6 3 5 4 3 2 2 4 5 2 420 7 6 6 6 4 6 4 6 6 5 621 6 2 2 3 4 2 2 4 4 4 422 6 4 4 3 3 2 3 4 6 4 323 5 2 2 2 3 1 4 6 6 3 324 6 3 3 4 2 5 6 5 6 4 425 7 4 4 6 4 5 3 5 6 4 526 3 3 3 3 2 1 2 3 5 2 327 7 3 6 6 6 3 3 4 6 3 528 5 5 5 5 2 3 3 4 6 3 5
101
No. h23 h24 h25 h26 h27 h28 h291 5 6 7 6 2 6 52 3 4 5 4 2 3 33 6 5 6 3 4 4 64 6 6 6 2 2 2 25 5 5 6 4 1 4 56 7 6 7 5 4 5 67 6 5 7 1 3 2 78 4 5 6 5 2 6 69 6 6 6 4 1 4 6
10 5 4 5 6 1 6 711 3 3 5 4 3 4 512 4 5 6 6 3 6 513 3 6 6 5 5 5 714 4 4 7 6 2 7 615 6 5 6 6 5 6 716 5 5 7 3 1 3 717 6 5 7 2 3 2 718 7 6 7 5 4 5 619 3 3 5 4 2 4 520 6 7 6 6 2 7 621 3 4 5 3 2 4 422 4 5 6 4 5 3 623 5 4 7 2 2 2 524 4 6 5 4 2 4 725 4 5 5 6 2 6 626 2 5 6 3 3 4 627 7 7 7 7 1 6 728 3 6 6 5 1 6 6
102
LAMPIRAN 3
VALIDITAS DAN REABILITAS
103
ReliabilityCase Processing Summary
28 100.00 .0
28 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.900 29
Cronbach'sAlpha N of Items
104
Item Statistics
4.54 1.427 284.07 1.086 285.46 1.290 284.04 1.261 284.93 1.359 285.71 1.243 286.18 .772 286.14 .756 285.00 1.186 285.29 1.117 285.54 1.071 285.46 1.478 283.50 1.552 283.96 1.598 284.25 1.555 283.29 1.272 283.21 1.641 283.46 1.138 284.29 1.536 285.50 .793 283.54 .881 284.29 1.410 284.71 1.436 285.11 1.031 286.07 .766 284.32 1.541 282.50 1.262 284.50 1.552 285.75 1.236 28
h1h2h3h4h5h6h7h8h9h10h11h12h13h14h15h16h17h18h19h20h21h22h23h24h25h26h27h28h29
Mean Std. Deviation N
105
Item-Total Statistics
130.07 324.069 .685 .892130.54 354.184 .145 .902129.14 331.386 .601 .894130.57 339.217 .441 .897129.68 330.300 .590 .894128.89 336.173 .517 .896128.43 345.958 .513 .897128.46 351.221 .335 .899129.61 327.803 .747 .892129.32 333.708 .645 .894129.07 337.772 .568 .895129.14 348.794 .187 .903131.11 328.470 .541 .895130.64 328.683 .519 .896130.36 325.497 .595 .894131.32 348.522 .235 .901131.39 324.618 .575 .894131.14 346.201 .326 .899130.32 347.560 .198 .903129.11 347.358 .450 .897131.07 343.698 .514 .896130.32 335.634 .458 .897129.89 332.692 .506 .896129.50 335.222 .662 .894128.54 348.554 .424 .898130.29 326.582 .580 .894132.11 358.766 .019 .905130.11 327.062 .567 .894128.86 336.349 .516 .896
h1h2h3h4h5h6h7h8h9h10h11h12h13h14h15h16h17h18h19h20h21h22h23h24h25h26h27h28h29
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
134.61 361.284 19.007 29Mean Variance Std. Deviation N of Items
106
ReliabilityCase Processing Summary
28 100.00 .0
28 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.918 24
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
4.54 1.427 285.46 1.290 284.04 1.261 284.93 1.359 285.71 1.243 286.18 .772 286.14 .756 285.00 1.186 285.29 1.117 285.54 1.071 283.50 1.552 283.96 1.598 284.25 1.555 283.21 1.641 283.46 1.138 285.50 .793 283.54 .881 284.29 1.410 284.71 1.436 285.11 1.031 286.07 .766 284.32 1.541 284.50 1.552 285.75 1.236 28
h1h3h4h5h6h7h8h9h10h11h13h14h15h17h18h20h21h22h23h24h25h26h28h29
Mean Std. Deviation N
107
Item-Total Statistics
110.46 286.036 .631 .912109.54 290.999 .587 .913110.96 297.221 .453 .916110.07 289.476 .588 .913109.29 294.212 .534 .914108.82 303.263 .545 .915108.86 309.090 .333 .917110.00 289.481 .684 .912109.71 292.508 .648 .913109.46 296.554 .564 .914111.50 285.148 .591 .913111.04 284.110 .591 .913110.75 282.639 .640 .912111.79 283.063 .593 .913111.54 304.480 .321 .918109.50 305.815 .435 .916111.46 304.999 .414 .916110.71 291.693 .515 .915110.29 292.360 .491 .915109.89 293.655 .674 .912108.93 306.810 .414 .916110.68 283.856 .622 .913110.50 284.037 .613 .913109.25 294.343 .534 .914
h1h3h4h5h6h7h8h9h10h11h13h14h15h17h18h20h21h22h23h24h25h26h28h29
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
115.00 318.519 17.847 24Mean Variance Std. Deviation N of Items
108
ReliabilityCase Processing Summary
28 100.00 .0
28 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.946 12
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
1.46 .838 281.89 1.315 281.82 1.278 281.64 1.162 282.39 1.257 282.32 1.020 282.32 .905 282.29 .976 282.18 .863 282.39 .956 282.54 .881 282.39 .916 28
i1i2i3i4i5i6i7i8i9i10i11i12
Mean Std. Deviation N
109
Item-Total Statistics
24.18 89.263 .546 .94723.75 77.676 .829 .93923.82 78.374 .822 .93924.00 84.667 .589 .94823.25 78.269 .843 .93823.32 82.226 .829 .93923.32 84.078 .826 .94023.36 84.608 .727 .94223.46 84.036 .874 .93923.25 84.269 .765 .94123.11 87.210 .645 .94523.25 84.491 .788 .941
i1i2i3i4i5i6i7i8i9i10i11i12
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
25.64 98.608 9.930 12Mean Variance Std. Deviation N of Items
110
LAMPIRAN 4
SKALA PENELITIAN
111
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Saudara yang terhormat,
Pada kesempatan ini saya mengharapkan kesediaan saudara untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara mengisi alternatif jawaban yang
telah tersedia. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah
mengganggu aktivitas saudara.
Penelitian ini dilakukan semata-mata demi kepentingan dan tujuan ilmiah
atau pendidikan yaitu dalam rangka penyusunan skripsi. Saya akan menjamin
kerahasiaan jawaban yang saudara berikan. Oleh karena itu saya mengharapkan
sekali saudara mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan
atau pendapat pribadi saudara sebenarnya.
Akhirnya atas bantuan dan kerjasama yang saudara berikan, saya ucapkan
banyak terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2007
Peneliti
E. IDENTITAS
1. Nama (boleh inisial) :
2. Usia :
3. Tinggi badan :
4. Berat badan :
112
SKALA A
PETUNJUK PENGISIAN :
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik
setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan pendapat anda tentang
kepedulian anda terhadap hidup sehat dengan memberikan tanda ( X ) pada salah
satu alternatif jawaban yang tersedia.
Contoh :
2. Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
Tanda silang ( X ) pada huruf b menunjukkan bahwa saudara biasa makan es krim
kurang dari sekali seminggu.
113
A. Seberapa sering anda mengkonsumsi jenis makanan di bawah ini?
1. Lauk pauk
- Saya berusaha membatasi makan daging :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Makan jerohan ayam atau sapi biasa saya lakukan :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Seminggu ini saya makan daging ayam potong
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
114
- Saat sore hari biasanya makan semangkok bakso/mie ayam, dan
sejenisnya :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
4. Junkfood
- Saya berusaha membatasi makan hamburger/makanan sejenis lainnya
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Meskipun suka, tetapi saya berusaha membatasi makan
hotdog/makanan sejenis lainnya
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
115
- Makan sepotong pizza/makanan sejenis lainnya dalam minggu ini saya :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
5. Makanan kecil berlemak
- Saya senang makan coklat tetapi saya berusaha membatasinya
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Saya makan semangkok kecil es krim dalam waktu seminggu ini :
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
- Biasanya saya membatasi makan sepotong keju
a. Tidak pernah menyantap makanan itu
b. Kurang dari sekali seminggu
116
c. Seminggu sekali
d. Tiga kali seminggu
e. Empat sampai enam kali seminggu
f. Sehari sekali
g. Lebih dari sekali sehari
F. Seberapa sering anda ………?
1. Menambahkan garam ke dalam makanan yang siap disantap
- Karena kurang asin, saya tambahkan garam kedalam mangkuk bakso
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Saya biasa menambahkan garam ke mangkuk soto biar lebih sedap :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Menambahkan garam ke dalam semangkuk mie ayam :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
117
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
B. Makan makanan kecil yang berasa asin
- Mengkonsumsi kerupuk biasa saya lakukan :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Makan pastel kering biasa saya konsumsi :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
C. Seberapa sering anda makan dan minum yang berasa manis?
1. Minuman
- Tiap hari saya biasa minum sirup :
a. Kurang dari segelas sehari
b. Segelas sehari
c. Dua gelas sehari
d. Tiga gelas sehari
e. Empat gelas sehari
118
f. Lebih dari empat gelas sehari
g. Lebih dari lima gelas sehari
D. Kue basah yang manis
- Makan kue basah seperti cake yang manis biasanya :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
- Saya berusaha membatasi makan jajan pasar yang berasa manis
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
E. Kue kering yang manis
- Makan ceriping pisang yang berasa manis biasanya :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
119
- Menonton TV sambil makan biscuit yang berasa manis :
a. Tidak pernah
b. Hampir tidak pernah
c. Pernah
d. Kadang-kadang
e. Sering
f. Hampir selalu
g. Selalu
F. Seberapa sering anda mengkonsumsi sayur dan buah?
1. Saya senang sekali makan sayur dan saya berusaha untuk
mengkonsumsinya
1. Tidak pernah
2. Kurang dari satu kali seminggu
3. Seminggu sekali
4. Tiga kali seminggu
5. Sekali sehari
6. Dua sampai tiga kali perhari
7. Lebih dari tiga kali sehari
2. Saya berusaha untuk mengkonsumsi buah :
a. Tidak pernah
b. Kurang dari satu kali seminggu
c. Seminggu sekali
8. Tiga kali seminggu
9. Sekali sehari
10. Dua sampai tiga kali perhari
11. Lebih dari tiga kali sehari
120
G. Seberapa sering anda melakukan aktivitas olah raga?
3. Dalam satu bulan saya biasa melakukan aktivitas olah raga sedang
a. Tidak pernah
b. Sebulan sekali
c. Dua sampai tiga kali sebulan
d. Sekali seminggu
e. Dua sampai tiga kali seminggu
f. Setiap hari
g. Lebih dari sekali sehari
4. Saya terbiasa melakukan aktivitas olah raga ringan
a. Tidak pernah
b. Sebulan sekali
c. Dua sampai tiga kali sebulan
d. Sekali seminggu
e. Dua sampai tiga kali seminggu
f. Setiap hari
g. Lebih dari sekali sehari
121
SKALA B
Berikut ini ada sejumlah pernyataan berkaitan dengan yang saudara
rasakan. Berilah tanda silang (X) pada pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan
keadaan dan perasaan saudara dari keempat pilihan yang disediakan.
F. Contoh :
1. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu
makan).
1 2 3 4Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Setuju Sangat setuju
Tanda silang ( X ) di dalam kotak jawaban menunjukkan bahwa saudara sangat
setuju dengan pernyataan tersebut.
a. PERHATIAN
1. Tuliskan jawaban saudara pada tempat yang sudah tersedia.
2. Saudara hanya diperbolehkan memilih satu jawaban pada setiap
pernyataan. Jawablah semua pernyataan yang ada, dan perlu diketahui
bahwa di sini tidak ada jawaban yang salah, sepanjang jawaban itu sesuai
dengan keadaan saudara yang sebenarnya. Pilihan saudara hendaknya
didasarkan perasaan, pemikiran, atau keadaan saudara saat ini, dan tidak
didasarkan pada hal-hal yang saudara anggap wajar.
3. Apabila sudah selesai, periksalah kembali jawaban saudara. Jangan sampai
ada yang terlewatkan.
122
1. Saya berniat membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu
makan) di tempat penjualan obat dalam minggu ini.
1 2 3 4Sangat
tidak inginTidak ingin Ingin Sangat
Ingin
2. Dalam minggu ini saya berniat membeli obat pelangsing yang cara
kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat terdekat.
1 2 3 4Sangat
tidak inginTidak ingin
Ingin Sangat Ingin
3. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya
meningkatkan absorbsi lemak, dalam minggu ini di apotik terdekat.
1 2 3 4Sangat
tidak inginTidak ingin Ingin Sangat Ingin
4. Saya berniat membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers
(pengganjal perut) di toko obat terdekat dalam minggu ini.
1 2 3 4Sangat
tidak inginTidak ingin
Ingin Sangat Ingin
5. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu
makan) yaitu yang menyebabkan orang tidak nafsu makan, di tempat
penjualan obat dalam minggu ini.
1 2 3 4Sangat
tidak setujuTidak setuju
Setuju Sangat setuju
123
6. Dalam waktu dekat ini saya ingin membeli obat pelangsing yang cara
kerjanya mempercepat rasa kenyang di toko obat.
1 2 3 4Sangat
tidak setujuTidak setuju
Setuju Sangat setuju
7. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya
meningkatkan absorbsi lemak, sehingga 30 persen lemak tak dapat diserap
tubuh, melainkan langsung dikeluarkan bersama feses, dalam minggu ini
di apotik terdekat.
1 2 3 4Sangat
tidak setujuTidak setuju
Setuju Sangat setuju
8. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal
perut) yaitu bersifat mengenyangkan karena akan mengembang dalam
perut, dalam waktu dekat ini di apotik terdekat.
1 2 3 4Sangat
tidak setujuTidak setuju
Setuju Sangat setuju
9. Saya ingin membeli obat pelangsing sejenis anorexan (penekan nafsu
makan) di tempat penjualan obat.
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
124
10. Saya ingin membeli obat pelangsing yang cara kerjanya mempercepat rasa
kenyang di toko obat
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
11. Obat pelangsing yang ingin saya beli adalah yang cara kerjanya
meningkatkan absorbsi lemak di apotik terdekat.
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
12. Saya ingin membeli obat pelangsing yang bersifat bulk fillers (pengganjal
perut)
1 2 3 4Bulan depan
Bulan ini Minggu depan
Dalam minggu ini
125
LAMPIRAN 6
HASIL PENELITIAN
126
DATA SUBYEK
Subyek Tinggi Badan Berat Badan Berat Badan
Ideal/Normal Keterangan
1 154 109 44 - 55 Obesitas sedang2 158 88 46 - 57 Obesitas sedang3 158 92 46 - 57 Obesitas sedang4 160 71 47 - 59 Obesitas ringan5 161 73 48 - 59,5 Obesitas sedang6 150 111 42 - 51,5 Obesitas berat7 156 69 44,5 - 56 Obesitas ringan8 155 89 44,5 - 55 Obesitas sedang9 154 74 44 - 55 Obesitas ringan10 153 104 42,5 - 54 Obesitas sedang11 165 80 50 - 62 Obesitas ringan12 160 65 47 - 59 Obesitas ringan13 159 71 47 - 58 Obesitas ringan14 158 98 46 - 57 Obesitas sedang15 163 78 49 - 61 Obesitas ringan16 160 79 47 - 59 Obesitas ringan17 158 87 46 - 57 Obesitas sedang18 157 67 45,5 - 56 Obesitas ringan19 151 61 42,5 - 53 Obesitas ringan20 162 100,5 48 - 59,5 Obesitas sedang21 155 85 44,5 - 55 Obesitas sedang22 161 71 48 - 59,5 Obesitas ringan23 162 73 48 - 59,5 Obesitas ringan24 158 97 46 - 57 Obesitas sedang25 154 69 44 - 55 Obesitas ringan26 152 67 42,5 - 53 Obesitas ringan27 153 80 42,5 - 54 Obesitas sedang28 150 97 42 - 51,5 Obesitas sedang29 159 82 47 - 58 Obesitas sedang30 162 85 48 - 59,5 Obesitas sedang31 157 70 45,5 - 56 Obesitas ringan32 149 76 41 - 50 Obesitas sedang33 156 98 44,5 - 56 Obesitas sedang34 165 77 50 - 62 Obesitas ringan35 166 69 51 - 63 Obesitas ringan36 150 95 42 - 51,5 Obesitas sedang37 151 71 42,5 - 53 Obesitas ringan38 148 63 40,5 - 50 Obesitas ringan39 157 93 45,5 - 56 Obesitas sedang40 158 81 46 - 57 Obesitas sedang41 155 83 44,5 - 55 Obesitas sedang
127
42 160 91 47 - 59 Obesitas sedang43 160 92 47 - 59 Obesitas sedang44 151 88 42,5 - 53 Obesitas sedang45 159 69 47 - 58 Obesitas ringan
128
PEDULI HIDUP SEHAT
No h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8 h9 h10 h11 h121 6 7 4 4 7 7 6 5 3 6 3 42 5 4 3 4 5 6 5 4 6 6 1 63 2 4 4 3 4 5 4 5 3 4 2 34 5 5 4 4 6 7 7 5 4 7 3 35 6 6 3 2 6 7 6 6 4 4 4 36 5 5 4 3 7 7 4 4 2 7 3 37 5 4 3 4 5 6 6 4 4 4 2 28 2 3 2 3 4 4 3 2 2 2 3 39 1 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2
10 4 5 4 5 7 7 5 4 4 5 6 611 4 2 4 3 5 5 5 3 3 5 3 412 4 4 4 4 6 7 7 4 3 4 3 313 4 6 5 6 7 7 7 4 5 6 3 314 3 4 5 4 4 7 5 4 3 6 3 315 6 7 4 6 6 7 6 6 5 6 6 616 5 7 4 5 7 7 7 5 5 5 3 317 7 4 5 7 7 7 7 7 5 5 2 218 3 4 4 4 5 6 5 5 2 4 2 319 2 5 2 3 5 5 6 4 3 3 3 520 5 6 3 6 6 7 6 6 7 7 6 621 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 2 222 3 3 4 4 6 6 6 4 5 5 4 423 3 5 5 5 5 5 7 5 5 4 2 224 6 6 4 4 6 6 6 6 6 4 3 325 6 6 4 4 6 6 5 5 5 6 4 426 3 5 3 3 6 7 6 3 5 6 3 327 6 7 5 7 7 7 7 7 7 7 3 628 5 7 5 5 7 7 7 5 7 7 5 529 5 6 3 6 6 7 6 6 7 7 6 630 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 2 231 3 4 3 6 6 6 6 4 5 5 2 332 1 5 3 6 1 6 6 3 6 5 2 233 6 5 4 5 5 5 7 5 5 5 5 634 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 3 335 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 1 136 5 7 3 2 5 7 5 2 5 7 3 437 5 4 3 4 7 7 6 4 4 5 3 338 2 5 3 5 5 6 6 2 5 5 2 339 4 3 2 3 5 6 5 4 3 3 5 340 3 6 4 6 6 7 6 6 7 7 6 641 6 6 4 5 6 5 5 3 5 4 1 142 5 6 6 5 5 5 5 4 4 6 2 243 5 4 3 4 5 5 6 3 5 6 4 444 4 4 4 4 6 6 6 4 6 3 3 345 5 3 4 2 6 7 5 5 4 2 3 4
129
h13 h14 h15 h16 h17 h18 h19 h20 h21 h22 h23 h243 2 4 5 6 2 7 6 3 4 5 66 6 2 1 6 4 7 2 3 5 3 34 2 6 5 5 4 5 4 5 5 3 46 2 3 3 5 3 4 2 3 7 3 23 3 2 4 6 2 4 6 3 5 4 43 2 3 4 5 6 5 7 6 4 5 53 2 2 4 5 2 6 7 4 6 1 23 1 2 2 2 3 3 1 1 1 6 62 4 3 1 3 2 3 2 1 4 4 46 2 3 2 4 3 5 4 1 5 6 64 3 3 4 5 4 2 3 3 5 4 44 2 3 6 5 4 6 6 2 7 7 63 4 4 4 4 4 6 7 1 7 5 53 3 3 2 4 2 4 4 1 4 6 76 4 4 5 6 3 7 7 5 6 6 63 3 4 5 4 3 6 6 1 7 3 32 2 6 5 4 3 7 7 1 6 2 24 6 4 3 3 2 3 2 3 2 5 54 2 2 4 5 2 7 6 3 6 4 46 6 4 6 6 5 7 6 1 5 6 73 2 2 4 4 4 2 2 2 5 4 43 2 3 4 6 4 7 5 6 6 3 32 1 4 6 6 3 7 2 3 7 3 24 5 6 5 6 4 4 2 2 6 4 46 5 3 5 6 4 4 2 2 5 5 63 1 2 3 5 2 7 7 3 6 3 46 3 3 4 6 3 6 4 1 5 5 65 3 3 4 6 3 7 7 7 7 5 66 6 4 6 6 5 7 6 1 6 3 63 2 2 4 4 4 2 2 2 5 2 33 2 3 1 6 3 5 5 4 6 5 42 1 4 6 6 2 7 2 3 6 4 24 6 3 5 6 3 5 4 4 7 6 42 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 51 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 23 2 4 3 6 3 6 2 5 5 3 63 2 3 3 6 2 5 4 4 6 4 42 2 6 4 6 3 4 1 3 6 5 64 2 2 4 5 2 7 5 3 6 3 46 4 6 6 6 5 7 6 2 7 5 61 4 4 4 4 4 1 6 6 7 5 52 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 74 5 5 6 4 4 4 6 5 7 2 63 4 4 6 4 4 4 7 5 6 5 33 5 4 6 4 3 4 6 6 7 4 2
130
INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING
No. i1 i2 i3 i4 i5 i6 i7 i8 i9 i10 i11 i121 4 2 3 1 4 2 3 3 3 4 3 32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 23 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 34 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 35 2 3 1 4 2 3 3 4 2 3 3 46 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 47 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 311 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 212 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 313 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 314 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 215 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 216 4 4 4 1 3 3 3 4 3 4 4 317 1 1 1 1 4 3 3 3 3 3 3 318 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 119 1 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 320 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 221 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 222 2 4 3 1 3 4 3 2 3 3 3 223 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 324 1 2 2 1 4 4 4 3 3 3 3 425 1 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 426 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 227 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 228 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 229 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 230 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 431 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 232 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 233 1 2 1 2 2 4 2 4 2 4 2 434 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 235 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 136 3 4 1 2 3 4 2 3 3 3 2 337 1 2 1 3 3 3 2 1 4 4 2 338 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 239 3 2 3 2 2 3 4 4 2 3 3 240 2 1 2 1 3 2 2 2 3 2 2 141 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 242 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 143 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 244 2 2 2 1 3 2 3 3 3 1 2 345 3 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 2
131
ASPEK 1 PEDULI HIDUP SEHAT
No h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8 h9 h10 TTL A11 6 7 4 4 7 7 6 5 3 6 55 5.52 5 4 3 4 5 6 5 4 6 6 48 4.83 2 4 4 3 4 5 4 5 3 4 38 3.84 5 5 4 4 6 7 7 5 4 7 54 5.45 6 6 3 2 6 7 6 6 4 4 50 56 5 5 4 3 7 7 4 4 2 7 48 4.87 5 4 3 4 5 6 6 4 4 4 45 4.58 2 3 2 3 4 4 3 2 2 2 27 2.79 1 4 3 3 3 2 2 2 3 3 26 2.6
10 4 5 4 5 7 7 5 4 4 5 50 511 4 2 4 3 5 5 5 3 3 5 39 3.912 4 4 4 4 6 7 7 4 3 4 47 4.713 4 6 5 6 7 7 7 4 5 6 57 5.714 3 4 5 4 4 7 5 4 3 6 45 4.515 6 7 4 6 6 7 6 6 5 6 59 5.916 5 7 4 5 7 7 7 5 5 5 57 5.717 7 4 5 7 7 7 7 7 5 5 61 6.118 3 4 4 4 5 6 5 5 2 4 42 4.219 2 5 2 3 5 5 6 4 3 3 38 3.820 5 6 3 6 6 7 6 6 7 7 59 5.921 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 41 4.122 3 3 4 4 6 6 6 4 5 5 46 4.623 3 5 5 5 5 5 7 5 5 4 49 4.924 6 6 4 4 6 6 6 6 6 4 54 5.425 6 6 4 4 6 6 5 5 5 6 53 5.326 3 5 3 3 6 7 6 3 5 6 47 4.727 6 7 5 7 7 7 7 7 7 7 67 6.728 5 7 5 5 7 7 7 5 7 7 62 6.229 5 6 3 6 6 7 6 6 7 7 59 5.930 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 41 4.131 3 4 3 6 6 6 6 4 5 5 48 4.832 1 5 3 6 1 6 6 3 6 5 42 4.233 6 5 4 5 5 5 7 5 5 5 52 5.234 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 28 2.835 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 31 3.136 5 7 3 2 5 7 5 2 5 7 48 4.837 5 4 3 4 7 7 6 4 4 5 49 4.938 2 5 3 5 5 6 6 2 5 5 44 4.439 4 3 2 3 5 6 5 4 3 3 38 3.840 3 6 4 6 6 7 6 6 7 7 58 5.841 6 6 4 5 6 5 5 3 5 4 49 4.942 5 6 6 5 5 5 5 4 4 6 51 5.143 5 4 3 4 5 5 6 3 5 6 46 4.644 4 4 4 4 6 6 6 4 6 3 47 4.745 5 3 4 2 6 7 5 5 4 2 43 4.3
132
ASPEK 2 PEDULI HIDUP SEHAT
No h11 h12 h13 h14 h15 TTL A21 3 4 3 2 4 16 3.22 1 6 6 6 2 21 4.23 2 3 4 2 6 17 3.44 3 3 6 2 3 17 3.45 4 3 3 3 2 15 36 3 3 3 2 3 14 2.87 2 2 3 2 2 11 2.28 3 3 3 1 2 12 2.49 2 2 2 4 3 13 2.6
10 6 6 6 2 3 23 4.611 3 4 4 3 3 17 3.412 3 3 4 2 3 15 313 3 3 3 4 4 17 3.414 3 3 3 3 3 15 315 6 6 6 4 4 26 5.216 3 3 3 3 4 16 3.217 2 2 2 2 6 14 2.818 2 3 4 6 4 19 3.819 3 5 4 2 2 16 3.220 6 6 6 6 4 28 5.621 2 2 3 2 2 11 2.222 4 4 3 2 3 16 3.223 2 2 2 1 4 11 2.224 3 3 4 5 6 21 4.225 4 4 6 5 3 22 4.426 3 3 3 1 2 12 2.427 3 6 6 3 3 21 4.228 5 5 5 3 3 21 4.229 6 6 6 6 4 28 5.630 2 2 3 2 2 11 2.231 2 3 3 2 3 13 2.632 2 2 2 1 4 11 2.233 5 6 4 6 3 24 4.834 3 3 2 2 3 13 2.635 1 1 1 2 3 8 1.636 3 4 3 2 4 16 3.237 3 3 3 2 3 14 2.838 2 3 2 2 6 15 339 5 3 4 2 2 16 3.240 6 6 6 4 6 28 5.641 1 1 1 4 4 11 2.242 2 2 2 4 4 14 2.843 4 4 4 5 5 22 4.444 3 3 3 4 4 17 3.445 3 4 3 5 4 19 3.8
133
ASPEK 3 PEDULI HIDUP SEHAT
No h16 h17 h18 h19 h20 TTL A31 5 6 2 7 6 26 5.22 1 6 4 7 2 20 43 5 5 4 5 4 23 4.64 3 5 3 4 2 17 3.45 4 6 2 4 6 22 4.46 4 5 6 5 7 27 5.47 4 5 2 6 7 24 4.88 2 2 3 3 1 11 2.29 1 3 2 3 2 11 2.2
10 2 4 3 5 4 18 3.611 4 5 4 2 3 18 3.612 6 5 4 6 6 27 5.413 4 4 4 6 7 25 514 2 4 2 4 4 16 3.215 5 6 3 7 7 28 5.616 5 4 3 6 6 24 4.817 5 4 3 7 7 26 5.218 3 3 2 3 2 13 2.619 4 5 2 7 6 24 4.820 6 6 5 7 6 30 621 4 4 4 2 2 16 3.222 4 6 4 7 5 26 5.223 6 6 3 7 2 24 4.824 5 6 4 4 2 21 4.225 5 6 4 4 2 21 4.226 3 5 2 7 7 24 4.827 4 6 3 6 4 23 4.628 4 6 3 7 7 27 5.429 6 6 5 7 6 30 630 4 4 4 2 2 16 3.231 1 6 3 5 5 20 432 6 6 2 7 2 23 4.633 5 6 3 5 4 23 4.634 2 3 2 3 2 12 2.435 3 3 2 2 3 13 2.636 3 6 3 6 2 20 437 3 6 2 5 4 20 438 4 6 3 4 1 18 3.639 4 5 2 7 5 23 4.640 6 6 5 7 6 30 641 4 4 4 1 6 19 3.842 4 4 4 2 4 18 3.643 6 4 4 4 6 24 4.844 6 4 4 4 7 25 545 6 4 3 4 6 23 4.6
134
ASPEK 4 PEDULI HIDUP SEHAT
No h21 h22 TTL A41 1 1 2 12 2 2 4 23 3 3 6 34 3 7 10 55 3 5 8 46 6 4 10 57 4 6 10 58 1 1 2 19 1 4 5 2.5
10 1 5 6 311 3 5 8 412 2 7 9 4.513 1 7 8 414 1 4 5 2.515 5 6 11 5.516 1 7 8 417 1 6 7 3.518 3 2 5 2.519 3 6 9 4.520 1 5 6 321 2 5 7 3.522 6 6 12 623 3 7 10 524 2 6 8 425 2 5 7 3.526 3 6 9 4.527 1 5 6 328 7 7 14 729 1 6 7 3.530 2 5 7 3.531 4 6 10 532 3 6 9 4.533 4 7 11 5.534 4 3 7 3.535 3 4 7 3.536 5 5 10 537 4 6 10 538 3 6 9 4.539 3 6 9 4.540 2 7 9 4.541 6 7 13 6.542 4 4 8 443 5 7 12 644 5 6 11 5.545 6 7 13 6.5
135
ASPEK 5 PEDULI HIDUP SEHAT
No h23 h24 TTL A51 5 6 11 5.52 3 3 6 33 3 4 7 3.54 3 2 5 2.55 4 4 8 46 5 5 10 57 1 2 3 1.58 6 6 12 69 4 4 8 4
10 6 6 12 611 4 4 8 412 7 6 13 6.513 5 5 10 514 6 7 13 6.515 6 6 12 616 3 3 6 317 2 2 4 218 5 5 10 519 4 4 8 420 6 7 13 6.521 4 4 8 422 3 3 6 323 3 2 5 2.524 4 4 8 425 5 6 11 5.526 3 4 7 3.527 5 6 11 5.528 5 6 11 5.529 3 6 9 4.530 2 3 5 2.531 5 4 9 4.532 4 2 6 333 6 4 10 534 4 5 9 4.535 3 2 5 2.536 3 6 9 4.537 4 4 8 438 5 6 11 5.539 3 4 7 3.540 5 6 11 5.541 5 5 10 542 3 7 10 543 2 6 8 444 5 3 8 445 4 2 6 3
136
DATA TOTAL PEDULI HIDUP SEHAT PER ASPEK SETELAH DIBOBOT
No A1 A2 A3 A4 A51 5.5 3.2 5.2 1 5.52 4.8 4.2 4 2 33 3.8 3.4 4.6 3 3.54 5.4 3.4 3.4 5 2.55 5 3 4.4 4 46 4.8 2.8 5.4 5 57 4.5 2.2 4.8 5 1.58 2.7 2.4 2.2 1 69 2.6 2.6 2.2 2.5 4
10 5 4.6 3.6 3 611 3.9 3.4 3.6 4 412 4.7 3 5.4 4.5 6.513 5.7 3.4 5 4 514 4.5 3 3.2 2.5 6.515 5.9 5.2 5.6 5.5 616 5.7 3.2 4.8 4 317 6.1 2.8 5.2 3.5 218 4.2 3.8 2.6 2.5 519 3.8 3.2 4.8 4.5 420 5.9 5.6 6 3 6.521 4.1 2.2 3.2 3.5 422 4.6 3.2 5.2 6 323 4.9 2.2 4.8 5 2.524 5.4 4.2 4.2 4 425 5.3 4.4 4.2 3.5 5.526 4.7 2.4 4.8 4.5 3.527 6.7 4.2 4.6 3 5.528 6.2 4.2 5.4 7 5.529 5.9 5.6 6 3.5 4.530 4.1 2.2 3.2 3.5 2.531 4.8 2.6 4 5 4.532 4.2 2.2 4.6 4.5 333 5.2 4.8 4.6 5.5 534 2.8 2.6 2.4 3.5 4.535 3.1 1.6 2.6 3.5 2.536 4.8 3.2 4 5 4.537 4.9 2.8 4 5 438 4.4 3 3.6 4.5 5.539 3.8 3.2 4.6 4.5 3.540 5.8 5.6 6 4.5 5.541 4.9 2.2 3.8 6.5 542 5.1 2.8 3.6 4 543 4.6 4.4 4.8 6 444 4.7 3.4 5 5.5 445 4.3 3.8 4.6 6.5 3
137
DATA TOTAL
No SEHAT INTENSI1 20.4 352 18 183 18.3 404 19.7 325 20.4 346 23 457 18 268 14.3 129 13.9 12
10 22.2 3611 18.9 2612 24.1 3813 23.1 2814 19.7 3015 28.2 2716 20.7 4017 19.6 2918 18.1 1219 20.3 3120 27 2321 17 2822 22 3323 19.4 2424 21.8 3425 22.9 3426 19.9 2027 24 2028 28.3 2029 25.5 2030 15.5 4131 20.9 2132 18.5 1633 25.1 3034 15.8 1635 13.3 1236 21.5 3337 20.7 2938 21 2339 19.6 3340 27.4 2341 22.4 1542 20.5 1443 23.8 1744 22.6 2745 22.2 23
138
ASPEK 1 INTENSI
No i1 i5 i9 Obat 11 4 4 3 112 1 1 1 33 4 3 3 104 2 3 3 85 2 2 2 66 4 4 4 127 1 2 2 58 1 1 1 39 1 1 1 3
10 2 4 3 911 2 3 2 712 4 3 3 1013 2 3 3 814 2 3 3 815 2 2 2 616 4 3 3 1017 1 4 3 818 1 1 1 319 1 2 2 520 2 3 3 821 1 3 3 722 2 3 3 823 1 2 2 524 1 4 3 825 1 4 3 826 1 2 2 527 1 2 2 528 1 2 2 529 1 1 2 430 2 4 4 1031 1 2 2 532 1 1 1 333 1 2 2 534 1 1 1 335 1 1 1 336 3 3 3 937 1 3 4 838 1 2 2 539 3 2 2 740 2 3 3 841 1 1 1 342 1 1 2 443 1 1 1 344 2 3 3 845 3 2 3 8
139
ASPEK 2 INTENSI
No i2 i6 i10 Obat 21 2 2 4 82 1 1 3 53 4 3 3 104 3 3 3 95 3 3 3 96 4 4 4 127 1 3 3 78 1 1 1 39 1 1 1 3
10 3 3 3 911 1 2 2 512 4 3 3 1013 2 3 3 814 2 3 3 815 2 3 3 816 4 3 4 1117 1 3 3 718 1 1 1 319 2 2 3 720 1 2 2 521 3 3 3 922 4 4 3 1123 1 2 2 524 2 4 3 925 2 3 4 926 1 2 2 527 1 2 2 528 1 2 2 529 1 2 2 530 3 4 3 1031 1 2 2 532 1 1 1 333 2 4 4 1034 1 1 1 335 1 1 1 336 4 4 3 1137 2 3 4 938 1 2 2 539 2 3 3 840 1 2 2 541 2 1 1 442 1 1 1 343 1 1 3 544 2 2 1 545 1 3 1 5
140
ASPEK 3 INTENSI
No i3 i7 i11 Obat 31 3 3 3 92 1 1 4 63 4 3 3 104 3 3 3 95 1 3 3 76 3 3 3 97 2 3 2 78 1 1 1 39 1 1 1 3
10 3 3 3 911 2 3 2 712 3 3 3 913 2 2 2 614 3 3 3 915 2 2 3 716 4 3 4 1117 1 3 3 718 1 1 1 319 3 4 3 1020 1 2 2 521 1 2 3 622 3 3 3 923 1 2 2 524 2 4 3 925 2 3 3 826 1 2 2 527 1 2 2 528 1 2 2 529 1 2 2 530 3 4 4 1131 1 2 3 632 1 2 3 633 1 2 2 534 1 2 3 635 1 1 1 336 1 2 2 537 1 2 2 538 2 3 3 839 3 4 3 1040 2 2 2 641 1 2 1 442 2 1 1 443 1 1 2 444 2 3 2 745 2 1 2 5
141
ASPEK 4 INTENSI
No i4 i8 i12 Obat 41 1 3 3 72 1 1 2 43 4 3 3 104 1 2 3 65 4 4 4 126 4 4 4 127 2 2 3 78 1 1 1 39 1 1 1 3
10 3 3 3 911 2 3 2 712 3 3 3 913 1 2 3 614 1 2 2 515 2 2 2 616 1 4 3 817 1 3 3 718 1 1 1 319 2 4 3 920 1 2 2 521 1 3 2 622 1 2 2 523 3 3 3 924 1 3 4 825 2 3 4 926 1 2 2 527 1 2 2 528 1 2 2 529 2 2 2 630 3 3 4 1031 1 2 2 532 1 1 2 433 2 4 4 1034 1 1 2 435 1 1 1 336 2 3 3 837 3 1 3 738 1 2 2 539 2 4 2 840 1 2 1 441 1 1 2 442 1 1 1 343 2 1 2 544 1 3 3 745 1 2 2 5
142
LAMPIRAN 6
HASIL PENELITIAN
143
MeansCase Processing Summary
45 80.4% 11 19.6% 56 100.0%INTS * SEHATN Percent N Percent N Percent
Included Excluded TotalCases
ANOVA Table
3176.278 38 83.586 2.675 .109126.945 1 126.945 4.062 .090
3049.332 37 82.414 2.637 .112
187.500 6 31.2503363.778 44
(Combined)LinearityDeviation fromLinearity
BetweenGroups
Within GroupsTotal
INTS * SEHAT
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Measures of Association
.194 .038 .972 .944INTS * SEHATR R Squared Eta Eta Squared
Graph
15.0 20.0 25.0 30.0
SEHAT
10
20
30
40
50
INTS
144
NPar TestsOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
45 4520.878 26.223.5394 8.744
.075 .073
.065 .073-.075 -.070.501 .488.963 .971
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
SEHAT INTS
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Graph
15.0 20.0 25.0
SEHAT
0
2
4
6
8
Frequency
Mean = 20.878Std. Dev. = 3.5394N = 45
145
Graph
10 20 30 40
INTS
0
1
2
3
4
5
6
Frequency
Mean = 26.22Std. Dev. = 8.744N = 45
DescriptivesDescriptive Statistics
45 13.3 28.3 20.878 3.539445 12 45 26.22 8.74445
SEHATINTSValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CorrelationsCorrelations
1 .194. .100
45 45.194 1.100 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
SEHAT
INTS
SEHAT INTS
146
CorrelationsCorrelations
1 .248. .050
45 45.248 1.050 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A1
INTS
A1 INTS
CorrelationsCorrelations
1 .066. .332
45 45.066 1.332 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A2
INTS
A2 INTS
CorrelationsCorrelations
1 .352**. .009
45 45.352** 1.009 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A3
INTS
A3 INTS
Correlation is significant at the 0.01 level(1-tailed).
**.
CorrelationsCorrelations
1 .063. .340
45 45.063 1.340 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A4
INTS
A4 INTS
147
CorrelationsCorrelations
1 -.037. .406
45 45-.037 1.406 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A5
INTS
A5 INTS
CorrelationsCorrelations
1 .247. .051
45 45.247 1.051 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
SEHAT
Obat1
SEHAT Obat1
CorrelationsCorrelations
1 .211. .082
45 45.211 1.082 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
SEHAT
Obat2
SEHAT Obat2
CorrelationsCorrelations
1 .050. .372
45 45.050 1.372 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
SEHAT
Obat3
SEHAT Obat3
148
CorrelationsCorrelations
1 .163. .143
45 45.163 1.143 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
SEHAT
Obat4
SEHAT Obat4
CorrelationsCorrelations
1 .310*. .019
45 45.310* 1.019 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A1
Obat1
A1 Obat1
Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.
CorrelationsCorrelations
1 .310*. .019
45 45.310* 1.019 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A1
Obat1
A1 Obat1
Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.
CorrelationsCorrelations
1 .112. .232
45 45.112 1.232 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A2
Obat1
A2 Obat1
149
CorrelationsCorrelations
1 .376**. .005
45 45.376** 1.005 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A3
Obat1
A3 Obat1
Correlation is significant at the 0.01 level(1-tailed).
**.
CorrelationsCorrelations
1 -.007. .481
45 45-.007 1.481 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A4
Obat1
A4 Obat1
CorrelationsCorrelations
1 .084. .292
45 45.084 1.292 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A5
Obat1
A5 Obat1
CorrelationsCorrelations
1 .266*. .039
45 45.266* 1.039 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A1
Obat2
A1 Obat2
Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.
150
CorrelationsCorrelations
1 .076. .309
45 45.076 1.309 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A2
Obat2
A2 Obat2
CorrelationsCorrelations
1 .292*. .026
45 45.292* 1.026 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A3
Obat2
A3 Obat2
Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.
CorrelationsCorrelations
1 .128. .200
45 45.128 1.200 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A4
Obat2
A4 Obat2
CorrelationsCorrelations
1 -.031. .420
45 45-.031 1.420 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A5
Obat2
A5 Obat2
151
CorrelationsCorrelations
1 .112. .232
45 45.112 1.232 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A1
Obat3
A1 Obat3
CorrelationsCorrelations
1 .002. .495
45 45.002 1.495 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A2
Obat3
A2 Obat3
CorrelationsCorrelations
1 .244. .053
45 45.244 1.053 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A3
Obat3
A3 Obat3
CorrelationsCorrelations
1 -.029. .425
45 45-.029 1.425 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A4
Obat3
A4 Obat3
152
CorrelationsCorrelations
1 -.105. .246
45 45-.105 1.246 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A5
Obat3
A5 Obat3
CorrelationsCorrelations
1 .174. .127
45 45.174 1.127 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A1
Obat4
A1 Obat4
CorrelationsCorrelations
1 .036. .407
45 45.036 1.407 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A2
Obat4
A2 Obat4
CorrelationsCorrelations
1 .327*. .014
45 45.327* 1.014 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A3
Obat4
A3 Obat4
Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).*.
153
CorrelationsCorrelations
1 .122. .213
45 45.122 1.213 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A4
Obat4
A4 Obat4
CorrelationsCorrelations
1 -.088. .283
45 45-.088 1.283 .
45 45
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N
A5
Obat4
A5 Obat4
154
LAMPIRAN 7
SURAT IJIN PENELITIAN
155
156
Recommended