View
243
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Tugas Akhir RF TF 091381
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM GAS BUANG BOILER DI PT. IPMOMI
PAITON - PROBOLINGGO
Oleh :D i T i C h 2405100069Dwi Tri Cahyono 2405100069
Dosen Pempimbing :Katherin Indriawati, ST. MT
Latar BelakangLimbah gas buang merupakan masalah klasik yang sering terjadi dalam dunia industri.U h h l h d l k k Usaha – usaha yang telah dilakukan :
Penetapan standart baku ambang batas ramah lingkunganTeknik - teknik dalam perekduksi limbah gas buang.p g g
Salah satu tekniknya dengan cara memastikan sistem pereduksi limbah gas tetap bekerja optimal melalui penerapan metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Di PT. IPMOMI belum terdapatnya analisa RCM pada sistem gas buang boiler. Dari permasalahan itulah maka dalam tugas akhir ini akan menerapkan p g pReliability Centered Maintenance (RCM) pada sistem gas buang boiler.
Permasalahan
Permasalahan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:g
1. Apa saja komponen yang kritis pada sistem gas buang boiler di PT IPMOMI Paiton berdasarkan nilai kegagalan komponen, serta bagaimana menganalisanya
2. Bagaimana perawatan yang tepat dipandang dari aspek k k i k l konsekuensi kegagalan
3. Bagaimana mengatur penjadwalan perawatan terhadap peralatan atau komponen yang kritis pada sistem gas buang peralatan atau komponen yang kritis pada sistem gas buang boiler di PT IPMOMI Paiton
Batasan Masalah
Pada tugas akhir ini pokok bahasannya dibatasi beberapa hal sebagai berikut:sebagai berikut:
1. Data yang digunakan yaitu waktu kegagalan komponen danwaktu perbaikan sistem gas buang boiler PT. IPMOMI Paitonpada tahun 2005 - 2009.
2. Diasumsikan bahwa sistem pernah mengalami kegagalan ataukerusakan dan perbaikan terhadap sistem diasumsikankerusakan dan perbaikan terhadap sistem diasumsikansempurna .
3. Human error yang mempengaruhi kegagalan sistem diabaikan.y g p g g g
4. Analisis ini tidak memasukkan faktor alam atau lingkungan yangmenyebabkan kegagalan komponen dalam sistem
Tujuanj
Tujuan dari akhir ini adalah :1 M t h i k k iti d k i t1. Mengetahui komponen yang kritis pada komponen sistem
gas buang boiler.2. Meganalisa kehandalan pada komponen sistem gas buangg p p g g
di PT IPMOMI - Paiton berdasarkan nilai kegagalankomponen.
3 Menentukan perawatan yang tepat dipandang dari aspek3. Menentukan perawatan yang tepat dipandang dari aspekkonsekuensi kegagalan yang ditimbulkan, dan usaha-usahapencegahan untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan.
4. Mengatur penjadwalan perawatan terhadap peralatan ataukomponen yang kritis pada komponen sistem gas buang.
Reliability Centered Maintenance
Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah sebuah prosessistematis yang harus dilakukan untuk menjamin seluruh fasilitasfisik dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan desain danfungsinya.
RCM akan membawa kepada sebuah program maintenance yangfokus pada pencegahan terjadinya jenis kegagalan yang seringfokus pada pencegahan terjadinya jenis kegagalan yang seringterjadi.
Tujuan dari RCM:1. Untuk mengembangkan desain yang sifat mampu
dipeliharanya(maintain ability) baik.p y y
2. Untuk memperoleh informasi yang penting untuk melakukanimprovement pada desain awal yang kurang baik.
3. Untuk mengembangkan sistem maintenance yang dapatmengembalikan kepada reliability dan safety seperti awal mulaequiment dari deteriorasi yang terjadi setelah sekian lamaequiment dari deteriorasi yang terjadi setelah sekian lamadioperasikan.
4. Untuk mewujudkan semua tujuan di atas dengan biayaj j g yminimum.
Step Proses RCM1. Identifikasi equipment yang penting untuk di-maintain, biasanya
digunakan metode Failure Mode Effect Critacality Analysis (FMECA) d F lt T A l i (FTA) (FMECA) dan Fault Tree Analysis (FTA).
2. Menentukan penyebab terjadinya kegagalan, dengan tujuan untuk memperoleh probabilitas kegagalan dan menentukan komponen kritis yang rawan terhadap kegagalan.
3. Mengembangkan kegiatan analisis FTA, seperti : menentukan prioritas equipment yang perlu di maintain.p q p y g p
4. Mengklasifikasikan kebutuhan tingkatan maintenance.5. Mengimplementasikan keputusan berdasar RCM. 6. Melakukan evaluasi, ketika sebuah equipment dioperasikan maka
data secara real-life mulai direcord, tindakan dari RCM perlu direevaluasi setiap saat agar terjadi proses penyempurnaan.
K d i RCMKomponen dari RCM
Reactive Maintenance Operasikan sampai rusak, atau perbaiki ketika rusak.
Preventive MaintenanceTanpa mempertimbangkan kondisi komponenTanpa mempertimbangkan kondisi komponen.
Kegiatannya berupa pemeriksaan, penggantian komponen, kalibrasi, pelumasan, danpembersihan.
Predictive Testing dan Inspection (PTI)Predictive Testing dan Inspection (PTI)
Banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan jadwal Preventive Maintenance(PM), namun tidak ada yang valid sebelum didapatkan age-reliability characteristic darisebuah komponen biasanya informasi ini tidak ada namun harus segera didapatkansebuah komponen, biasanya informasi ini tidak ada, namun harus segera didapatkanuntuk komponen baru. Pengalaman menunjukkan bahwa PTI sangat berguna untukmenentukan kondisi suatu komponen terhadap umurnya.
Proactive Maintenance Tipe maintenance ini akan menuntun pada desain, workmanship, instalasi, prosedur dan scheduling maintenance yang lebih baik.
7 Pertanyaan mengenai reliabiity :y g y1. Apakah fungsi dan hubungan performansi standard dari aset dalam
konteks operational pada saat ini (system functions)?2 B i t t b t k d l j l k f i 2. Bagaimana aset tersebut rusak dalam menjalankan fungsinya
(functional failure)?3. Apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi tersebut (failure
modes)?4. Apakah yang terjadi pada saat terjadi kerusakan (failure effect)?5 Bagaimana masing-masing kerusakan tersebut terjadi (failure 5. Bagaimana masing masing kerusakan tersebut terjadi (failure
consequence)?6. Apakah yang dapat dilakukan untuk memprediksi atau mencegah
i i k k t b t ( ti t k d t k i t l)?masing-masing kerusakan tersebut (proactive task and task interval)?7. Apakah yang harus dilakukan apabila kegiatan proaktif yang sesuai
tidak ditemukan (default action)?
Sistem Gas Buang Boiler
Secara Singkat dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :
Fly Ash dan Flue Gas Ai H t
Proses
Elektrostatik
Air HeaterPembakaran di Boiler
ID FAN Precipitator
(ESP)
Flue Gas Desulfurization
(FDG)Stack
Fault Tree Analisis Sistem Gas Buang Boiler
Identifikasi PermasalahanMetodologi Penelitian :
Studi Literatur dan Lapangan
Pengumpulan dan Pengolahan Data
RCM
Analisa kualitatif:-functional block diagram
Analisa kuantitatif:-penentuan distribusi f g
-system & functional failure-failure mode & effect analysis-failure consequences-Proactive Task & Default Actionproposed task
-nilai f(t)-nilai R(t)-nilai λ(t)-Preventive maintenance-AvailabilityM i t i bilit-proposed task -Maintainability
K i l d SKesimpulan dan Saran
STARTMetodologi Penelitian :
STOP
Evaluasi Kualitatif1. System Function dan Function Failure
Fungsi sistem gas buang boiler yaitu untuk mengatasi permasalahan residu padat (abu) dan juga gas – gas kimia berbahaya berupa sulfur (SO ) hasil dari (abu) dan juga gas gas kimia berbahaya berupa sulfur (SOx) hasil dari pembakaran. Sistem pereduksi residu padat ada pada komponen elektrosatik precipitator, sedangkan pereduksi sulfur (SOx) ada pada flue gas desulfuration(FGD)( )
2. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)Failure mode adalah komponen yang sering mengalami kegagalan yang diperoleh d i hi t d t k l d i i l ti k l d d i it dari history data kegagalan dengan minimal tiga kegagalan dan dengan priority 1 - 5 yang artinya harus segera diperbaiki. System function, function failure dan failure mode and effect analysis ditulis dalam information worksheet
Information worksheet
FUNCTIONFUNCTIONAL
FAILUREFAILURE MODE FAILURE
EFFECT1 Untuk
lk flA Tidak mampu
k fl1 Kegagalan power
l d lESP dan atau FDG t t lmengumpulkan fly
ash (debu terbang) dan mereduksi Sulfur dari gas b h il
menangkap fly ash dan reduksi SOx sangat jauh dari standart
b b
supply dalam kaitannya dengan kegagalan Synchron relay.ESP d FGD
stop, control room mengindikasikan ESP dan atau FDG offline, operator
kbuang hasil pembakaran.
ambeng batas ramah lingkungan
ESP dan atau FGD trip, kaitannya dengan kegagalan serial komunikasi k l
mengecek kegagalan 15 menit. Transfer power di handle
l h ESPkarena alasan apapun
oleh operator, ESP dan atau FDG Restart, perbaikan Auto synchron
3. Failure ConsequenceKegagalan pada sistem gas buang boiler temasuk konsekuansi kegagalan sistem yang tidak berlebihan (non-
d d t t ) Bil d t k j tid kredundant system). Bila ada satu komponen saja yang tidak bekerja, mengakibatkan sistem itu gagal menjalankan fungsinya.
4. Proactive Task and Default ActionPada tahap ini ditentukan apakah perawatan masuk pada
di i k ( di i i ) h d l don condition task (predictive maintenance), scheduled restoration task dan scheduled discard task (preventive maintenance), Failure consequence dan proactive task and default action. Sehingga dapat diketahui langkah apa yang harus diambil kemudian.
Decision worksheet
InformationReference
Consequenceevaluation
H1S1O1
H2S2O2
H3S3O3
DefaultAction
Proposed TaskO1
N1O2
N2O3
N3Task
F FF FM H S E O H4 H5 S4
Schedul-ed on condi
1 A 1 Y N N N Y
on-condi-tion task
Pada tabel information worksheet dan decision worksheet terdapat kolom- kolom sebagai berikut :sebagai berikut :• Kolom F (function), FF (functional failure), dan FM (failure mode) seperti yang
terdapat dalam failure mode & effect analysis (FMEA)• Kolom H (hidden failure), S (safety consequence), E (environment
consequence), dan O (operational consequence), menunjukkan konsekuensi yang timbul karena adanya kegagalan.
• Kolom H1/S1/O1/N1 dipakai untuk mencatat scheduled on-condition task sesuai untuk mengantisipasi terjadinya failure mode sehingga dapat mencegahuntuk mengantisipasi terjadinya failure mode , sehingga dapat mencegah, menghilangkan atau meminimalkan konsekuensi yang timbul.
• Kolom H2/S2/O2/N2 dipakai untuk mencatat apakah scheduled restoration tasksesuai untuk mengantisipasi terjadinya failure mode, sehingga dapat mencegah, menghilangkan atau meminimalkan konsekuensi yang timbul.
• Kolom H3/S3/O3/N3 dipakai untuk mencatat apakah scheduled dischard tasksesuai untuk mengantisipasi terjadinya failure mode, sehingga dapat mencegah, menghilangkan atau meminimalkan konsekuensi yang timbulmenghilangkan atau meminimalkan konsekuensi yang timbul.
• Kolom H4/H5/S4 dipakai untuk mencatat jawaban yang diperlukan pada default question.
• Kolom proposed task dipakai untuk mencatat jenis kegiatan perawatan yang di ilih d i lt tif lt tif k i t t di d kdipilih dari alternatif – alternatif kegiatan perawatan yang diadakan.
Evaluasi KuantitatifAnalisa kuantitatif sistem gas buang boiler dilakukan denganmendapatkan distribusi dan parameter yang paling sesuaiuntuk data TTF dan TTR. Distribusi dan parameter tersebutdigunakan untuk mencari fungsi padat peluang {f(t)},k h d l b i f i k {R( )} l j k lkehandalan sebagai fungsi waktu {R(t)}, laju kegagalansebagai fungsi waktu {λ(t)}, availability {A(t)} danmaintainability {M(t)}maintainability {M(t)}.
Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR ID Fan
Occurence Completion TTF (hari) TTR (hari)
Dari data history kegagalan dan perbaikan ID Fan didapatkan data TTF dan TTR
p ( ) ( )21-Jan-05 21-Mei-05 0 12022-Feb-06 24-Feb-06 271 2
09-Agust-07 12-Sep-07 525 3310 A t 09 11 A t 09 688 110-Agust-09 11-Agust-09 688 112-Agust-09 13-Agust-09 1 1
Dengan menggunakan software weibull++ 6 didapatkan distribusi paling sesuai untuk d t TTF ID F A d l h di t ib i k i l 1 d t λ 0 0024 data TTF ID Fan A adalah distribusi eksponensial 1 dengan parameter λ = 0.0024.
Dengan menggunakan minitab 14 didapatkan bahwa distribusi data TTR untuk ID Fan A paling sesuai dengan distribusi weibull 3 dengan MTTR = 129,403 sehingga p g g g ggµ=1/MTTR = 0,00772
Sedangkan Evaluasi Fungsi Padat Peluang (PDF) untuk ID Fan adalah sebagai berikut :Fan adalah sebagai berikut :
)0024,0exp(0024.0)( ttf −=
(hari)
Fungsi kehandalan untuk ID Fan :
)0024,0exp()( ttR −=
(hari)
Availability untuk ID Fan :
( )( )⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+−⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+−= ttA 00772,00024.0exp
00772,00024.00024.0
00772.00024.00024.01)(
(hari)( )
Fungsi kehandalan untuk T/R ID Fan :Fungsi kehandalan untuk T/R ID Fan :
( )ttM .00772.0exp1)( −−=
(hari)
Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR T/R Unit
Dengan cara yang sama maka didapatkan:Distribusi yang paling sesuai untuk data TTF T/R Unit adalah distribusi weibull
β2 dengan parameter β = 1,0269 dan η = 259,0069
Untuk T/R Unit A paling sesuai dengan distribusi lognormal dengan MTTR = 5,62516 sehingga =1/MTTR = 0.1778.
⎤⎡ ⎞⎛⎤⎡− 02691102691
Fungsi Padat Peluang (PDF) Fungsi laju kegagalan untuk T/R Unit
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
0269,110269,1
0069,259exp
0069,2590069,2590269,1)( tttf
10269,1
0069,2590069,2590269,1)(
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
ttλ
(hari)(hari)
Fungsi kehandalan untuk T/R Unit
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−=
0269,1
0069,259exp)( ttR
(hari)
Availability untuk T/R Unit
( )( )⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+−⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛+
−⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+−= ttA 1778.0exp
1778,01778.01)( λ
λλ
λλ
Maintainability untuk T/R Unit :
( )ttM 1778.0exp1)( −−=
(hari)
(hari)
Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR CollectingElectrode (CE) Rapping Motor
µ
• Didapatkan distribusi paling sesuai untuk data CE rapping motor adalah distribusi weibull 2 dengan parameter β =
Electrode (CE) Rapping Motor
motor adalah distribusi weibull 2 dengan parameter β = 2,5869 dan η = 726,0195
• Dengan menggunakan minitab 14 didapatkan bahwa distribusi datatime to repair untuk CE rapping motor A paling sesuai dengantime to repair untuk CE rapping motor A paling sesuai dengandistribusi weibull 3 dengan MTTR=3098.69 sehingga µ=1/MTTR= 3,229
Reliability :PDF :
(hari)
(hari) Aviability :
Laju Kegagalan :
(hari)
Maintainability:
(hari)
Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Discharge Elektrode (DE) Rapping Motor
Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Hopper Vibromotor
Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Scrubber WaterPump MotorPump Motor
Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Aeration Fan
Evaluasi Kehandalan ID Fan dengan PreventiveM i tMaintenance
ID Fan mempunyai kehandalan 80% pada saat t = 20 harip y pmaka pada ID Fan PM dengan T = 20 hari. Fungsi kehandalanbearing ID Fan A setelah dilakukan PM adalah sebagaiberikut:berikut:
( ) )20.(.)20( ntRRtR nm −=
Grafik nilai kehandalan ID Fan dengan PM untuk berbagai nilai tberbagai nilai t
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm)
(hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm)mempunyai kecenderungan lebih menurun dibanding dengandengan kehandalan tanpa dilakukan preventive maintenance (R).Ol h k i kOleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatanyang tidak optimal untuk komponen ID Fan.Maka jenis perawatannya berupa No scheduled maintenancej p y p
Evaluasi Kehandalan T/R Unit dengan PMDengan cara yang sama maka didapatkan grafik nilai kehandalan dengan PM
(hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mempunyaikecenderungan sama dengan kehandalan tanpa dilakukan preventivekecenderungan sama dengan kehandalan tanpa dilakukan preventivemaintenance (R).Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang tidakoptimal untuk komponen T/R Unit.optimal untuk komponen T/R Unit.Maka jenis perawatannya berupa Scheduled on-condition task dengan jadwalperawatan 50 hari.
Evaluasi Kehandalan CE Rapping Motor denganPMPM
(hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mampunyaikecenderungan lebih menurun dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukan
i i (R)preventive maintenance (R).Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang tidakoptimal untuk komponen CE Rapping MotorMaka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task dengan jadwalMaka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task dengan jadwalperawatan 40 hari.
Evaluasi Kehandalan DE rapping motor dengan PM
(hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mempunyaikecenderungan lebih naik dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukanpreventive maintenance (R).Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang optimaluntuk komponen DE rapping motor.
k j i b S h d l d d d k d j d lMaka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task dengan jadwalperawatan 320 hari.
Evaluasi Kehandalan Hopper Vibromotor denganPMPM
(hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (PM)lebih naik dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukanpreventive maintenance (R)Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatanyang optimal untuk komponen Hopper vibromotorya g opt a u tu o po e oppe vib omotoMaka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task denganjadwal perawatan 280 hari.
Evaluasi Kehandalan Scrubber Water Pump Motor dengan PM
(hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mempunyaikecenderungan lebih naik dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukanpreventive maintenance (R).Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang optimal
t k k S bb W P Muntuk komponen Scrubber Water Pump Motor.Maka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task dengan jadwalperawatan 60 hari.
Evaluasi Kehandalan Aeration Fan dengan PM
(hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm)mempunyai kecenderungan lebih menurun dibanding dengan kehandalantanpa dilakukan preventive maintenance (R)tanpa dilakukan preventive maintenance (R).Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang tidakoptimal untuk komponen Aeration FanMaka jenis perawatannya berupa No scheduled maintenanceMaka jenis perawatannya berupa No scheduled maintenance.
Evaluasi Kehandalan Sistem Gas Buang Boiler
Rsistem(t)=R1 (t) x R2(t) x R3(t) X R4(t) X R5(t) x R6(t) R (t)x R7(t)
Dimana:R1 =kehandalan ID fanR1 kehandalan ID fan.R2 =kehandalan T/R Unit R3 =kehandalan CE rapping motor3 pp gR4 =kehandalan DE rapping motorR5 =kehandalan hopper vibromotorR6 =kehandalan scrubber water pump motorR7 =kehandalan aeration fan
Grafik Reliability Sistem Gas Buang BoilerGrafik Reliability Sistem Gas Buang Boiler
Evaluasi Kehandalan Sistem Gas Buang Boiler dengan PMdengan PM
Sistem gas buang boiler mempunyai kehandalan 80% pada saat t=10 hari maka pada membran dilakukan PM dengan T=10 hari. Fungsi kehandalan sistem gas buang boiler setelah dilakukan PM adalah sebagai berikut:dilakukan PM adalah sebagai berikut:
( ) )10.(.)10( ntRRtR sistemn
sistemmsistem−=
Grafik Evaluasi Sistem Gas buang boiler dengan PM
reliability
Time (hari)
Nilai kehandalan setelah dilakukan preventivemaintenance (Rm) mempunyai kecenderunganlebih naik dibanding dengan kehandalan tanpadil k k ti i t (R)dilakukan preventive maintenance (R).Oleh karena itu preventive maintenancemerupakan perawatan yang optimal rata rata untukmerupakan perawatan yang optimal rata rata untukkeseluruhan sistem.
Evaluasi BiayaEvaluasi BiayaPada evaluasi biaya ini diasumsi 1US$=Rp.10.000
Komponen (CF)
Motor ID Fan = US$ 2.990
T/R Unit = US$ 4.860
CE rapping motor = US$ 650
DE rapping motor = US$ 620
H ib = US$ 630Hopper vibromotor = US$ 630
Scrubber Water Pump Motor = US$ 738
Aeration fan = US$ 520
TOTAL = US$ 11008
•Labor cost (C )
Engineer 1 jam x Rp.92000x 1 orang = Rp. 92000
Labor cost (CW)
g j p g p
Teknisi 4 jam x Rp.46000x 2 orang = Rp.368000
Labor 4 jam x Rp.17000x 1 orang = Rp. 68000
Planer 0.5 jam x Rp.41000x 1 orang = Rp. 20500
TOTAL = Rp.548500= US$ 54.8
KESIMPULAN
Dari tabel yang diatas dapat diketahui bahwa komponen yang kritis dalamsistem gas buang boiler adalah komponen CE rappping Motor karenakomponen ini memiliki jangka waktu perawatan yang pendek yaitu sekitar 40komponen ini memiliki jangka waktu perawatan yang pendek yaitu sekitar 40hari.
DAFTAR PUSTAKA :DAFTAR PUSTAKA :
Andrews J.D. dan TR Moss. 2002. Reliability and Risk Assassment Second Edition. New York.Dwi Priyanta 2000 Kehandalan Dan Perawatan (URL: www Relibility com)Dwi Priyanta. 2000. Kehandalan Dan Perawatan. (URL: www.Relibility.com)Ebeling, Charles E. 1997. An Introduction To Reliability And Maintainability Engineering. Singapore: The Mc Graw-Hill Companies.Edward Kadek Widayana. 2004. Peningkatan Keandalan Pada Sistem Pompa Produce Water Disposal Dangan Menggunakan Pendekatan ReliabilityProduce Water Disposal Dangan Menggunakan Pendekatan Reliability Centered Maintenance II Study Kasus di VICO Indonesia. Surabaya : Teknik Industri ITS. Irfan Sutyodi. 2006. Implementasi Reliability Centered Maintenance(RCM) Pada Stone Crusher Di PT Trijaya Adymix Mojokerto Surabaya : TeknikPada Stone Crusher Di PT. Trijaya Adymix Mojokerto. Surabaya : Teknik Fisika ITS. Moubray, John. 1997. Reliability Centered Maintenance (RCM II) : Industrial Press Ing.Nouwen Ing A 1981 Pompa I. Jakarta : Bhratara Karya AksaraNouwen, Ing A. 1981. Pompa I. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. PT IPMOMI Paiton. 1997. Diktat Kursus di PLTU Paiton unit 7 dan 8.Ramakumar R. 1993. Engineering Reliability Fundamental and Aplications.New Jersey: Prentice Hall International Inc.
TERIMA KASIH
Recommended