View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN ENVIRONMENTAL
PERFORMANCE TERHADAP REAKSI INVESTOR
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan di BEI Tahun 2014-2017)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MADE RIKA YULINA
1512110316
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2019
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Cakat Raya, kecamatan Menggala Timur, kabupaten Tulang
Bawang pada tanggal 03 Mei 1997. Penulis putri dari pasangan bapak Made
Luye dan Ibu Ketut Sumantri. Adapun pendidikan yang telah ditempuh oleh
penulis antara lain :
1. SD N 01 Cakat Raya, kab. Tulang Bawang dan lulus pada tahun 2009
2. SMP Lentera Harapan Banjar Agung, Kab. Tulang Bawang dan lulus pada
tahun 2012
3. SMA N 1 Pagar Dewa, Kab. Tulang Bawang Barat dan lulus tahun 2015
Tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan S1 Ekonomi Manajemen di
Kampus IIB Darmajaya Bandar Lampung sampai dengan sekarang sebagai
mahasiswi Program Studi Manajemen Strata 1 IIB Darmajaya Bandar
Lampung.
PERSEMBAHAN
Om Swasty Astu
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ....
Bahwa atas taufik dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung
ini, hari ini hamba bahagia. Dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa…..
Kupersembahkan Kepada…
Ayah dan Ibu yang sangat aku cintai yang selalu memberiku doa, nasihat,
motivasi, membimbingku dan membesarkan diri ini dari kecil hingga dewasa,
dan sampai di bangku kuliah seperti sekarang ini. Terimakasih
Ibu Ita Fionita, S.E., M.M., yang senantiasa membantu dan mengajariku
hingga skripsi ini selesai.
Sahabat ku Piska, Windi, Yenni, Dewi, Rica dan semua teman angkatan 2015
yang selalu mendukung, mengisi keceriaan disaat lelah mulai kurasa.
Almamater ku IIB Darmajaya yang telah memberikan banyak kenangan
dan wawasan untuk menjadi orang yang lebih baik.
MOTTO
“Kesempatan bukanlah hal yang kebetulan, kau harus menciptakannya”
-Chris Grosser-
“didunia jangan terlalu bergantung pada seseorang, karena bahkan bayanganmu
sendiri akan meninggalkanmu saat kamu dalam kegelapan”
-Ibnu Taimiyah-
“Hidup dapat dipahami dengan berpikir ke belakang, tapi ia juga harus dijalani
dengan berpikir ke depan”
-Soren Kierkegaard-
Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Environmental Performance
Terhadap Reaksi Investor
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan di BEI Tahun 2011-2017)
Oleh:
MADE RIKA YULINA
ABSTRAK
Sifat dan karakteristik industri pertambangan berbeda dengan industri lainnya.
Salah satunya industri pertambangan memerlukan biaya investasi yang sangat
besar, berjangka panjang, syarat risiko, dan adanya ketidakpastian yang tinggi,
menjadikan masalah pendanaan sebagai isu utama terkait dengan pengembangan
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan
manajerial dan environmental performance terhadap reaksi investor pada
perusahaan pertambangan di BEI. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian asosiatif, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2017.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis
menunjukkan terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan antara kemampuan
manajerial terhadap reaksi investor dan terdapat pengaruh negatif dan tidak
signifikan antara environmental performance terhadap reaksi investor pada
perusahaan pertambangan di BEI tahun 2011-2017.
Kata Kunci: Kemampuan Manajerial, Environmental Performance, Reaksi
Investor
Effect of Managerial Ability and Environmental Performance on Investor
Reaction
(Study of Mining Companies on the Indonesia Stock Exchange 2011-2017)
By:
MADE RIKA YULINA
ABSTRACT
The nature and characteristics of the mining industry are different from other
industries. One of them is the mining industry which requires huge investment
costs, long-term investment, risk requirements, and high uncertainties, making
funding a major issue related to company development. This study aims to
determine the effect of managerial ability and environmental performance on
investor reaction to mining companies on the Stock Exchange. This type of research
is associative research, the sample in this study is the mining sector companies listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period 2011-2017. The analysis
technique used is multiple linear regression. The analysis shows that there is a
negative and insignificant effect between managerial ability on investor reaction
and there is a negative and insignificant effect between environmental performance
on investor reaction on mining companies on the Stock Exchange in 2011-2017.
Keywords: Managerial Ability, Environmental Performance, Investor
Reaction.
PRAKATA
Om Swasty Astu
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, karunia serta hidayah-Nya ssehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN
ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP REAKSI INVESTOR
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan di BEI Tahun 2011-2017)”. Penulis
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program
S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di perguruan tinggi IIB Darmajaya
Bandar Lampung, penulis menyadari tentunya dalam penulisan skripsi tidak lepas
dari bantuan dan arahan dari semua pihak, dengan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Firmansyah YA, MBA., M.Sc., selaku Rektor IIB Darmajaya
Bandar Lampung.
2. Ibu Dr. Faurani I Santi Singagerda, S.E., M.Sos., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi & Bisnis IIB Darmajaya Bandar Lampung.
3. Ibu Aswin, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen IIB
Darmajaya Bandar Lampung.
4. Ibu Ita Fionita, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar dan iklas membantu serta mengarahkan penulis dalam menyusun
skripsi sehingga dapat terselesaikan.
5. Para dosen dan staff jurusan Manajemen IIB Darmajaya Bandar Lampung.
6. Ayah dan Ibu ku serta keluarga besar yang selalu memberikan cinta dan
kasih selama ini, doa dan dukungannya.
7. Para sahabat seperjuangan ku Piska, Windi, Yenni, Dewi, Rica terima
kasih untuk semangat kalian, canda tawa kalian, dan terima kasih untuk
kasih sayang kalian.
8. Para rekan-rekan satu pembimbing Ara, Daryanti, Dianti, Dinda,
Nyoman, Yuni yang selama ini memberikan dukungan dan saling
menyemangati.
9. Sahabat ku I Nyoman Agus Lasdita yang tiada henti selalu memberi
semangat kepadaku.
10. Almamater IIB Darmajaya Bandar Lampung.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencatatkan sebagai amal kebaikan dan selalu
memberikan keberhakan dan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Bandar Lampung, 18 September 2019
MADE RIKA YULINA
1512110316
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .............................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
PRAKATA ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 9
1.3.1 Ruang Lingkup Subjek ................................................................... 9
1.3.2 Ruang Lingkup Objek ..................................................................... 9
1.3.3 Ruang Lingkup Ilmu ....................................................................... 9
1.3.4 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ................................................. 9
1.3.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ................................................... 9
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
1.6 Sistematika Penelitian ............................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Agency ............................................................................................. 12
2.2 Reaksi Investor .......................................................................................... 15
2.3 Kemampuan Manajerial ............................................................................ 18
2.4 Environmental Performance ..................................................................... 21
2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 22
2.6 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 25
2.7 Pengembangan Hipotesis .......................................................................... 28
2.8 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 30
3.2 Sumber Data .............................................................................................. 30
3.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 30
3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................. 32
3.4.1 Populasi ........................................................................................... 32
3.4.2 Sampel ............................................................................................. 32
3.5 Teknik Analisis ......................................................................................... 33
3.5.1 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 33
3.5.2 Uji Prasyarat Data ........................................................................... 37
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 38
3.5.4 Uji Hipotesis ................................................................................... 39
3.4.4 Hipotesis Statistik ........................................................................... 39
3.5.4 Kerangka Hipotesis ......................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Gambaran Umum Objek Peneltian .................................. 41
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................... 46
4.2.1 Variabel Dependen .......................................................................... 46
4.2.2 Variabel Independen ....................................................................... 47
4.3 Uji Prasyaratan Analisis Data ................................................................... 48
4.3.1 Uji Normalitas ................................................................................. 48
4.3.2 Uji Autokorelasi .............................................................................. 49
4.3.3 Uji Multikolinieritas ........................................................................ 50
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 51
4.4 Analisis Data ............................................................................................. 52
4.4.1 Analisis Regresi Berganda .............................................................. 52
4.4.2 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 53
4.5 Pembahasan Hasil ..................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 58
5.2 Saran ......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Indeks Saham Pertambangan ...................................................... 4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 27
Gambar 3.1 Kerangka Hipotesis ..................................................................... 40
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 51
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteia PROPER ............................................................................. 22
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 22
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel ..................................................................... 32
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 33
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Reaksi Investor .................................................. 46
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kemampuan Manajerial .................................... 47
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Environmental Performance ............................. 48
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................. 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .................................... 52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi investor merupakan respon investor atas informasi yang diberikan
perusahaan. Para investor memerlukan berbagai informasi sebelum memutuskan
membeli atau menjual saham. Informasi tersebut dapat berupa informasi yang
dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan. Selain itu investor
juga membutuhkan informasi mengenai kondisi atau arah pergerakan pasar
sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam melakukan pembelian atau
penjualan saham. Informasi yang cepat dan benar tercermin dalam harga-harga
sekuritas. Investor cenderung untuk memilih investasi yang mampu maenghasilkan
keuntungan atas investasi yang dilakukan. Respon investor atas informasi yang
diberikan dapat bersifat positif maupun negatif. Informasi yang bersifat negatif
dapat tercermin dari adanya praktik kecurangan perusahaan dalam menyajikan
laporan keuangan. Informasi merupakan kebutuhan utama para investor di pasar
modal. Dari informasi yang relevan, investor dapat menilai prospek kinerja emiten
sehingga investor memiliki gambaran mengenai risiko dan expected return atas
dana yang telah atau akan diinvestasikan. Informasi tersebut dijadikan sebagai salah
satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham yang
dimiliki investor. Sehingga informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasi
akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham (Shulthoni, 2012).
Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya
sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang
dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui
principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal
dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya
kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan reaksi investor.
Hal ini memacu reaksi investor memerlukan berbagai informasi
yang relevan sebelum memutuskan membeli atau menjual saham. Informasi
tersebut dapat berupa informasi yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan.
Selain itu investor juga membutuhkan informasi mengenai kondisi atau arah
pergerakan pasar sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam melakukan
pembelian atau penjualan saham. Informasi yang cepat dan benar tercermin dalam
harga-harga sekuritas. Investor cenderung untuk memilih investasi yang mampu
maenghasilkan keuntungan atas investasi yang dilakukan. Respon investor atas
informasi yang diberikan dapat bersifat positif maupun negatif. Informasi yang
bersifat negatif dapat tercermin dari adanya praktik kecurangan perusahaan dalam
menyajikan laporan keuangan.
Tolak ukur investor dalam berinvestasi adalah dengan melihat citra perusahaan.
Menurut Belkaoui (1986) dan Patten (1990), perusahaan yang memperhatikan
harapan stakeholder, akan mampu mendeteksi warning signals sehingga resiko
dapat diminimalisasi. Hubungan yang harmonis akan menciptakan dukungan dari
stakeholders yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan
(Sembiring, 2003). Manajer mengimplikasikan teori stakeholder untuk
meningkatkan nilai perusahaan akibat dampak dari aktifitas perusahaan, dan
meminimalkan kerugian bagi stakeholder (Nugroho, 2011). Jika timbul
ketimpangan dari pihak-pihak yang bersangkutan, dikhawatirkan menjadi berita
buruk di pasar modal sehingga pasar bereaksi negatif terhadap saham perusahaan.
Sinyal berupa sebuah informasi, akan dipertimbangkan oleh investor yang
selanjutnya menentukan keputusan investor untuk berinvestasi atau tidak pada
perusahaan.
Investasi menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang ingin menyimpan dana
yang dimiliki ke aktiva produktif dalam jangka waktu tertentu. Para investor yang
akan berinvestasi aktiva keuangan (surat-surat berharga) melakukan transaksi di
pasar modal. Prospek laba di masa mendatang serta kualitas manajemen perusahaan
mencerminkan nilai dari surat-surat berharga yang diperjualbelikan (Jogiyanto,
2010). Saat penjual dapat menjual dan pembeli dapat bertransaksi aktiva keuangan
dengan cepat artinya pasar modal sudah liquid. Apabila harga dari aktiva keuangan
3
sudah merepresentasikan nilai perusahaan secara akurat maka pasar modal
dikatakan sudah efisien. Investor didefinisikan yaitu individu atau kelompok usaha
yang menanamkan modal di sebuah unit usaha dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Salah satu tujuan investor melakukan transaksi aktiva keuangan, untuk
memperoleh laba yang diinginkan akibat terjadinya fluktuasi harga saham atau
dengan tujuan mendapat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Informasi yang
disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan yaitu informasi non-keuangan dan
informasi keuangan, yang menjadi sinyal mengenai kinerja keuangan di masa akan
datang (Dewantara, 2012). Ketika informasi perusahaan diungkapkan, investor
akan bereaksi positif atau negatif (Annisa, 2013).
Sektor pertambangan menjadi salah satu pilihan dalam berinvestasi, baik investasi
langsung maupun investasi tidak langsung. Investor yang ingin berinvestasi melalui
pasar modal pada sektor pertambangan harus memperhatikan pergerakan dari
indeks harga saham sektor pertambangan tersebut. Peningkatan indeks harga saham
sektor pertambangan yang mencapai 573.634 pada tahun 2015 ke tahun 2016 (OJK,
2016). Perkembangan indeks pertambangan yang semakin baik di tahun 2016
menjadikan pertimbangan para investor bahwa ketika indeks harga turun, investor
membeli saham tersebut. Keuntungannya jika indeks harga saham sektoral turun
pada tahun ini, tidak menutup kemungkinan akan mengalami kenaikan di tahun
berikutnya, seperti yang dialami oleh indeks harga saham sektor pertambangan ini.
Sektor pertambangan merupakan sektor yang kuat, karena masih dapat bertahan
meskipun sempat mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2015. Hal
inilah yang menjadikan sektor pertambangan menarik bagi para investor untuk
menginvesasikan dananya.
4
Gambar 1.1 Indeks Saham Pertambangan
5
Sumber : Saham OK (2019)
Perusahaan tambang Indonesia dalam masa-masa ini selain sedang mengatasi
masalah lemahnya harga komoditi juga menurunkan permintaan dari Tiongkok dan
negara berkembang lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan yang signifikan atas
kinerja keuangan perusahaan pertambangan di Indonesia. Indeks sektor tambang
cenderung melemah bahkan pada penutupan Jumat 10 Januari, indeks saham
6
tambang melemah 2,15% ke level 1.363. Penurunan indeks sektoral tersebut
disinyalir lantaran penurunan harga saham untuk emiten batu bara. Benar saja
saham emiten batu bara seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terjun bebas. Pada
10 Maret 2017 saham ADRO melemah hingga 5,04% ke level Rp 1.600. Hari ini
saham ADRO sedikit menguat pada penutupan jeda siang sebesar 1,56% ke posisi
Rp 1.625. Sementara saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) pada
perdagangan juga turun 4,38% ke level Rp 10.375 per saham. Penurunan harga
minyak berimbas pada melemahnya harga saham sejumlah emiten minyak. Salah
satunya saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) turun 25,70%.
Dibukanya keran ekspor mineral mentah termasuk biji nikel dikhawatirkan pasar
dapat mengganggu kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tahun 2017. Pasar cukup
merespon dengan penurunan harga saham sebesar 1.4% menjadi Rp 2,780 per
saham dari penutupan tahun 2016 sebesar Rp 2,820 per saham. Harga saham PT
Aneka Tambang Tbk (ANTM) tercatat turun 4,05% ke level Rp 830 per saham.
Harga saham PT Timah (Persero) Tbk di bursa berjangka (futures) turun 0,26% dan
dilevel US$ 16,300 per metrik ton dari harga 21,615 per metrik ton. Manajemen
emiten PT Timah (Persero) Tbk pun melakukan sejumlah kebijakan pengurangan
produksi dan menurunkan ekspor, sebagai respon perusahaan menyikapi penurunan
harga timah.
Krishnan dan Wang (2015) menyatakan bahwa kemampuan manajerial merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki manajer berkaitan dengan penilaian industri
mereka, yaitu dalam memaksimalkan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan
demikian, kemampuan manajerial sangat penting dalam mengelola sumber daya
perusahaan secara tepat untuk memperoleh pendapatan. Kemampuan manajerial
sangat diharapkan dimiliki oleh manajer dalam suatu perusahaan dimana dengan
adanya manajer yang memiliki kemampuan yang tinggi akan menghasilkan kualitas
laba yang lebih tinggi (Demerjian et al., 2013). Beda halnya dengan manajer yang
memiliki kemampuan kurang baik yang akan sulit dalam menghasilkan laba yang
lebih tinggi sehingga karena adanya tuntutan untuk memenuhi target laba yang
tinggi, maka manajer dengan kemampuan yang kurang cenderung akan melakukan
praktek kecurangan yang dapat merugikan para investor.
7
Menurut Zuhroh dan Sukmawati (2003) serta Emilia dan Nurdin (2006), informasi
yang saat ini menjadi salah satu pertimbangan penting calon investor adalah
informasi tentang sosial dan lingkungan. Gray (1987) menyatakan manajemen
perusahaan yang memiliki visi dalam pelestarian lingkungan sudah bertanggung
jawab terhadap masyarakat dan lingkungan atas kinerja operasionalnya. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Pfleiger (2005), yaitu perusahaan mampu menarik
perhatian pemegang saham dan stakeholders melalui usaha pelestarian lingkungan.
Berbeda dengan hasil penelitian Scott (2010) yang menyatakan bahwa, informasi
peristiwa lingkungan yang negatif tidak menjadi ancaman keuangan jangka panjang
bagi perusahaan untuk menjual saham dengan harga yang lebih rendah.
Environmental performance merupakan sumber informasi penting agar perusahaan
dapat mencapai tingkatan produksi yang efisien, perbaikan produktivitas sesuai
dengan standar keamanan, penekanan biaya yang disebabkan karena kerusakan
lingkungan dan kesempatan memperoleh pasar baru (Porter & Van der Linde,
1995). Pengukuran kualitas Environmental performance di Indonesia
menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER). Peringkat yang diperoleh akan diwakili dengan
warna yang telah ditetapkan Kementrian Lingkungan Hidup. Nilai tertinggi 5 untuk
warna emas, 4 untuk warna hijau, 3 untuk warna biru, 2 untuk warna merah dan 1
untuk warna hitam, Perusahaan yang memperoleh peringkat Hitam, akan diberi
sanksi hukum sesuai peraturan. Perusahaan yang tidak memikirkan dampak jangka
panjang yang timbul akibat aktivitas operasinya akan menanggung dampak yang
luar biasa bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Seftian (2012), kinerja lingkungan pada perusahaan tipe industri high
profile lebih tinggi dibandingkan dengan tipe industri low profile. Hal ini
dikarenakan tingkat sisa hasil produksi berupa limbah industri high profile lebih
banyak sehingga dikhawatirkan menjadi ancaman bagi lingkungan dan perusahaan
di masa akan datang. Perusahaan high-profile yaitu perusahaan yang peka terhadap
isu lingkungan serta tingkat persaingan yang ketat Indrawati (2009). Perusahaan
yang memiliki dampak besar atas kerusakan lingkungan, perusahaan yang
8
produknya menjadi konsumsi utama masyarakat, serta perusahaan go public
menjadi target utama program PROPER sejak tahun 2002. Sektor pertambangan
merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena
perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Potensi yang kaya akan sumber daya
alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan untuk
melakukan eksplorasi pertambangan sumber daya tersebut.
Atas dasar pemikiran dan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kemampuan manajerial dan environmental performance
terhadap reaksi investor.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti kembali. Penelitian ini
dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2017. Sehingga judul penelitian ini adalah:
“Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Environmental Performance
Terhadap Reaksi Investor (Studi Pada Perusahaan Pertambangan di BEI
Tahun 2011-2017)”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kemampuan manajerial terhadap reaksi investor pada
perusahaan pertambangan di BEI?
2. Bagaimana pengaruh environmental performance terhadap reaksi investor
pada perusahaan pertambangan di BEI ?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
1.3.1 Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek penelitian ini berdasarkan latar belakang adalah reaksi
investor yang terjadi pada kepemilikan manajerial dan environmental performance.
9
1.3.2 Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI tahun 2011-2017 yang mengalami turun naiknya harga saham.
1.3.3 Ruang Lingkup Ilmu
Dalam penelitian ini ruang lingkup yang digunakan adalah reaksi investor yang
dapat mempengaruhi kepemilikan manajerial dan environmental performance.
1.3.4 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2017, berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan
yang diterbitkan oleh perusahaan pertambangan untuk tahun 2011-2017.
1.3.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini ditentukan selama masa penelitian. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran secara penuh, perubahan harga saham dan reaksi
investor yang disebabkan oleh peristiwa yang diamati.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan manajerial terhadap reaksi investor
pada perusahaan pertambangan di BEI.
2. Untuk mengetahui pengaruh environmental performance terhadap reaksi
investor pada perusahaan pertambangan di BEI.
1.5 Manfaat Penelitian
Kegunaan dan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi
perusahaan yang terdaftar di BEI.
10
2. Bagi Pihak Eksternal
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi bahan
referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang diimplementasikan untuk
membuka wawasan baru dalam menanggapi suatu peristiwa.
3. Bagi Investor
Penelitian ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam
berinvestasi dengan melihat kondisi sebagai gambaran dalam menentukan
keputusan investasi.
1.6 Sistematika Penulisan
1.6.1 Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang
digunakan dalam usulan penelitian ini.
1.6.2 Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini dijelaskan mengenai tinjauan pustaka sebagai dasar penelitian ini,
pada kerangka atau landasan yang dijadikan penelitian sehingga didapat beberapa
dugaan sementara atau hipotesis.
1.6.3 Bab III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, sumber data, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data yang digunakan. Akan dilakukan
dalam pengujian berdasarkan atas penentuan variabel yang digunakan.
1.6.4 Bab IV Hasil dan Pembahas
Bagian ini memuat uraian hasil analisis yang diperoleh berkaitan dengan landasan
teori yang relevan dan pembahasan hasil analisis mengenai pengaruh kemampuan
manajerial dan environmental performance terhadap reaksi investor.
11
1.6.5 Bab V Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan rangkuman dari pembahasan, yang sekurang-kurannya
terdiri dari: (1) jawaban terhadap perumusan masalah dan tujuan penelitian serta
hipotesis; (2) hal baru ditemukan dan prospek temuan; (3) pemaknaan teoritik dari
hal baru yang ditemukan.
Saran merupakan implementasi hasil penelitian terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dan penggunaan praktis. Sekurang-kurannya memberi saran bagi
perusahaan (objek penelitian) dan penelitian selanjutnya, sebagai hasil pemikiran
penelitian atas keterbatasan penelitian yang dilakukan
Daftar Pustaka
Pada bagian ini berisi daftar buku-buku dan bahan-bahan lainnya yang digunakan
sebagai referensi dalam pembahasan penelitian.
Lampiran
Dalam lampiran penelitian ini memaparkan mengenai data-data yang mendukung
penelitian ini sehingga data tersebut dipaparkan ke dalam lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Agency
Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya
sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang
dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui
principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal
dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya
kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan reaksi investor.
Hal ini memacu reaksi investor memerlukan berbagai informasi yang relevan
sebelum memutuskan membeli atau menjual saham. Informasi tersebut dapat
berupa informasi yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Selain itu investor
juga membutuhkan informasi mengenai kondisi atau arah pergerakan pasar
sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam melakukan pembelian atau
penjualan saham. Informasi yang cepat dan benar tercermin dalam harga-harga
sekuritas. Investor cenderung untuk memilih investasi yang mampu maenghasilkan
keuntungan atas investasi yang dilakukan. Respon investor atas informasi yang
diberikan dapat bersifat positif maupun negatif. Informasi yang bersifat negatif
dapat tercermin dari adanya praktik kecurangan perusahaan dalam menyajikan
laporan keuangan.
Teori keagenan (teori agensi) yang dikembangkan pada tahun 1970-an terutama
pada tulisan Jensen dan Meckling (1976) pada tulisan yang berjudul “Teori
perusahaan: Perilaku manajerial, biaya agensi, dan struktur kepemilikan”. Teori
keagenan dibangun untuk memecahkan masalah yang muncul manakala ada
ketidaklengkapan informasi pada saat melakukan kontrak (perikatan). Teori
keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen
(agent). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa pada hubungan keagenan
terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang
lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi
wewenang kepada Agent untuk membuat keputusan terbaik bagi principal.
Hubungan mengenai keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau
lebih individu (majikan) menggaji individu lain (agen atau karyawan) untuk
bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan
kepada agen atau karyawan. Dalam konteks manajemen keuangan, hubungan ini
muncul antara:
a. Pemegang saham (shareholders) dengan para manajer
b. Shareholders dengan kreditor (bondholder atau pemegang obligasi)
Masalah keagenan (agency problem) antara pemegang saham (pemilik perusahaan)
dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas
perusahaan. Pemegang saham tentu ingin manajemen bekerja dengan tujuan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan
bisa saja bertindak untuk tidak memaksimumkan kemakmuran pemegang saham,
tetapi memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri (perusahaan). Pengawasan
total terhadap manajer dapat memecahkan agency problem, tetapi dibutuhkan biaya
yang besar dan tidak efisien. Agency problem antara pemegang saham dan manajer
dapat dikurangi dengan cara:
1) Kekhawatiran untuk di PHK karena kinerja yang dinilai kurang memuaskan.
2) Ketakutan mengalami hostile take over atau kondisi dimana perusahaan
diambil alih oleh pihak lain yang menyebabkan terjadinya kepengurusan
manajemen.
Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kondisi
ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agen berada pada
posisi yang memiliki informasi lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan
dengan prinsipal. Teori Agency menganggap bahwa individu-individu bertindak
untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan asimetri informasi
yang dimilikinya akan mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa
informasi yang tidak diketahui prinsipal yang menimbulkan terjadinya kecurangan
pelaporan keuangan.
Melalui laporan keuangan manajer mengirimkan sinyal kepada pemegang saham.
Akan tetapi kadang sinyal yang dikirimkan berbeda dengan yang diharapkan,
karena kecenderungan manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dan
mengorbankan Kepentingan pemegang saham. Ketidaksingkronan kepentingan dan
perbedaan informasi yang dikirimkan dengan kondisi inilah yang sebenarnya
mengakibatkan konflik keagenan (Permanasari, 2010).
Teori agency menganggap bahwa individu berperilaku sesuai dengan
kepentingannya masing-masing. Hendriksen (1992 dalam Septiani, 2005)
menyatakan bahwa agen memiliki kontrak untuk menunjukkan kewajibannya
kepada prinsipal, sedangkan principal memiliki kontrak untuk memberikan bonus
kepada agen. Para principal menginginkan keuntungan yang besar dari perusahaan
agar investasi yang telah ditanamkan cepat kembali. Namun disisi lain, para
agency-pun memiliki kepentingan sendiri yakni bonus yang diterima.
Prinsipal menilai kinerja agen berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan
laba sebesar mungkin yang nantinya berpengaruh terhadap besarnya deviden yang
dibagi. Makin tinggi laba, harga saham akan semakin naik, begitu pula dengan
deviden yang akan dibagi. Keadaan seperti inilah yang membuat bonus para agency
menjadi berlipat ganda.
Fama (1980) mengungkapkan bahwa dalam teori agensi, terdapat kontrak efisien di
mana shareholder menyerahkan tanggung jawab kepada manajer dan manajer
bertugas mengkoordinasikan aktivitas dalam perusahaan dan memposisikannya
secara tepat dalam lingkungan kompetitif. Peran terpenting dari shareholder adalah
untuk memonitor dan mengontrol pekerjaan dan pengambilan keputusan ekonomi
yang dilakukan oleh manajer. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko yang
ditanggung oleh shareholder selaku pemilik perusahaan. Manajer menggunakan
human capital yang dimiliki oleh perusahan dalam rangka mendukung kinerjanya
sebagai upaya untuk menghasilkan keuntungan bagi shareholder karena ada
kekhawatiran dari manajer bahwa kinerja dari mereka tidak akan menghasilkan
keuntungan bagi shareholder.
Antara agen dan principal memiliki tujuan masing-masing. Principal ingin
mendapatkan pengembalian investasi yang tinggi, di lain pihak para agen pun ingin
mendapatkan kompensasi yang besar dari hasil kerjanya. Perbedaan tujuan itulah
yang mengakibatkan terjadinya conflict of interest diantara pihak agen dan
principal. Hal inilah yang mendorong terjadinya asimetri informasi diantara kedua
belah pihak tersebut. Karena agen menginginkan kompensasi yang tinggi, maka
kemungkinan besar akan terjadi moral hazard oleh para agen. Apalagi para agen
memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan para principal. Hal ini yang
menimbulkan kesempatan (opportunistic) agen untuk melakukan kecurangan.
Menurut Eisenhardt (1989) terdapat dua macam asimetri informasi dalam konflik
keagenan yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang cenderung dapat memengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan
informasinya kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga
manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang
melanggar kontrak dan secara etika atau norma tidak layak dilakukan.
2.2 Reaksi Investor
Menurut Nasarudin dan Surya (2004) investor merupakan suatu pihak baik
perorangan ataupun lembaga yang berasal dari dalam negeri atau dari luar negeri
yang melakukan suatu kegiatan investasi yang bersifat jangka panjang maupun
jangka pendek.
Reaksi investor merupakan respon investor atas informasi yang diberikan
perusahaan. Investor cenderung untuk memilih investasi yang mampu
menghasilkan keuntungan atas investasi yang dilakukan. Investor adalah individu,
kelompok, atau badan hukum yang melakukan penanaman modal pada suatu unit
usaha tertentu. Reaksi investor ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham
perusahaan tertentu yang cukup mencolok dari satu sekuritas yang bersangkutan
pada saat pengumuman laba. Yang dimaksud dengan mencolok adalah terdapat
perbedaan yang cukup besar antara return yang terjadi (actual return) dengan
return harapan (expected return) (Suwardjono, 2005).Suatu laporan memiliki
kandungan informasi, jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi
lebih besar ketika Earning diumumkan, yang mengakibatkan adanya reaksi pasar
terhadap informasi yang diberikan perusahaan baik itu informasi yang bersifat
positif maupun negatif Listyanti (2011).
Ada beberapa cara untuk mengetahui reaksi investor yang diproksikan dengan
actual return, expected return, abnormal return (AR), trading volume activity
(TVA) dan cumulative abnormal return. Reaksi investor dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
1. Perhitungan actual return
Menghitung actual return yang terjadi maka digunakan selisih harga
sebelumnya yang diformulasikan. Rumus perhitungan actual return menurut
Jogiyanto (2014 dalam Rianti, Hutagalung dan Sodik) adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Rit = return saham pada akhir periode t
Pit = harga saham pada akhir periode t
Pit-1 = harga saham pada akhir periode sebelumnya
Ri,t= 𝑃𝑖,𝑡 −𝑃𝑖,𝑡−1
𝑃𝑖,𝑡−1
2. Perhitungan expected return
Model disesuaikan merata (Mean Adjusted Model). Model ini beranggapan
bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan merata return
realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Adapun cara perhitungan return
ekspektasi menurut Jogianto (2014 dalam Yanti) yaitu dengan menggunakan
model sebagai berikut:
Keterangan :
E(Ri1t) = return ekspektasi sekuritas ke i pada periode peristiwa ke-1
Rit = return realisasi sekuritas ke i pada periode estimasi ke t
T lamnya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
3. Perhitungan abnormal return
Abnormal return didefinisikan sebagai selisih antara tingkat keuntungan
sesungguhnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan
(expected return). Secara matematis abnormal return dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
ARit = abnormal return saham i pada hari t
Rit = actual return saham i pada hari t
E(Ri) = expected return saham i
4. Perhitungan trading volume activity / volume perdagangan saham
Volume perdagangan saham merupakan suatu instrumen yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi investor terhadap informasi melalui parameter
pergerakan aktivitas volume perdagangan di lantai bursa (Cristian, 2004).
Trading volume activity juga bisa didefinisikan dengan sejumlah saham yang
diperdagangkan di bursa saham indonesia selama periode t. Perhitungan TVA
ARit = Rit – E (Ri)
E (Rit) = ∑𝑅𝑖𝑡
𝑇
dihitung berdasarkan volume ratio(VR) yang digunakan oleh Harris dan Gurel
dalam Ardiannova (2009) yaitu:
5. Perhitungan cumulative abnormal return
Cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak
normal hari sebelumnya dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas
(Jogiyanto, 2011). Dengan melakukan perbandingan CAR selama periode
sebelum dan sesudah peristiwa, dapat diketahui pengaruh suatu peristiwa
terhadap harga saham dalam suatu periode. CAR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
CAR = Cumulative Abnormal Return
ARit = Abnormal Return saham i periode
Penelitian ini menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR) yaitu
menggunakan studi peristiwa untuk menguji pengaruh kemampuan manajerial
dan environmental performance.
2.3 Kemampuan Manajerial
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Winardi (2000) menyatakan bahwa
kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut J. David Hunger dan
Thomas L. Wheelen (2001) dan Paul Hersey dalam Wahjosumidjo (2003)
t = n
CAR = ∑ ARit
t = 1
TVA = ∑ saham perusahaan 𝑖 yang diperdagangkan pada waktu t
∑ saham perusahaan 𝑖 yang beredar pada waktu t
kemampuan manajerial adalah kemampuan dalam menggerakan sumber daya agar
dapat mencapai tujuannya dengan tepat, yang terdiri dari keahlian teknis, keahlian
manusia dan keahlian konseptual.
1. Keahlian teknis
Keahlian teknis berkaitan dengan apa yang dilakukan dan bekerja dengan sesuatu,
terdiri dari kemampuan menggunakan teknologi untuk mengerjakan tugas-tugas
organisasional.
2. Keahlian manusia
Keahlian manusia berkaitan dengan bagaimana sesuatu dilakukan dengan bekerja
dengan orang terdiri dari kemampuan untuk bekerja dengan orang lain untuk
mencapai sasaran.
3. Keahlian konseptual
Keahlian konseptual berkaitan dengan mengapa sesuatu dilakukan dengan cara
pandang orang terhadap organisasi secara keseluruhan, terdiri dari kemampuan
untuk memahami kompleksitas itu dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.
Isnugrahadi dan Kusuma (2009) kunci kesuksesan sebuah perusahaan adalah
keberhasilan manajer mendesain proses bisnis yang efisien. Selain itu manajer juga
harus mampu membuat keputusan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.
Sehingga dibutuhkan manajer yang memiliki kemampuan memadai dalam bidang
yang menjadi tanggung jawabnya.
Krishnan dan Wang (2015) menyatakan bahwa kemampuan manajerial merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki manajer berkaitan dengan penilaian industri
mereka, yaitu dalam memaksimalkan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan
demikian, kemampuan manajerial sangat penting dalam mengelola sumber daya
perusahaan secara tepat untuk memperoleh pendapatan. Kemampuan manajerial
sangat diharapkan dimiliki oleh manajer dalam suatu perusahaan dimana dengan
adanya manajer yang memiliki kemampuan yang tinggi akan menghasilkan kualitas
laba yang lebih tinggi (Demerjian et al., 2013).
Manajer juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan kinerja kepada pihak-pihak
yang berkepentingan melalui laporan keuangan yang disusun secara periodik
(Utami, 2013).Manajer menggunakan judgment untuk membuat laporan keuangan
tersebut. Hal ini sudah diijinkan oleh badan standar akuntansi bahwa manajer boleh
memilih metode akuntansi yang diperbolehkan untuk melaporkan transaksi
ekonomi yang sama. Tujuannya adalah agar laporan keuangan sesuai dengan
kondisi perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai dari akuntansi yang
merupakan bentuk komunikasi. Manajer harus memiliki keahlian yang cukup agar
semua judgment dapat dilakukan dengan baik. Keahlian tersebut dapat dimiliki
karena manajer biasanya memiliki tingkat intelegensia dan pendidikan yang cukup
tinggi, serta memiliki pengalaman yang cukup (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009).
Dalam penelitian ini kemampuan manajerial diukur melalui teknik Data
Envelopment Analysis (DEA). Demerjian et al.(2012), Ng dan Daromes (2016)
menggunakan DEA untuk memperkirakan efisiensi perusahaan dalam industri
dengan membandingkan penjualan yang dihasilkan oleh setiap perusahaan,
tergantung pada input berikut yang digunakan oleh perusahaan, yaitu: Cost of
Goods Sold (biaya pokok penjualan), Selling and Administrative Expenses (biaya
penjualan dan administrasi), Net Fixed Assets (aset tetap), Net Operating Leases
(rugi komprehensif bersih), Net Research and Development (biaya R&D),
Purchased Goodwill (goodwill), and Other Intangible Assets (aset tidak berwujud).
Persamaan perhitungan DEA adalah sebagai berikut (Demerjian et al., 2012):
Kemudian Demerjian et al (2012) menerapkan tahap kedua dari analisis terhadap
efisiensi yang dihasilkan DEA untuk memastikan nilai kemampuan dari perusahaan
yang terukur karakter spesifik yang memengaruhi nilai efisiensi. Mereka
memperkirakan model regresi Tobit sebagai berikut:
Sales
Max v 𝜃 =
V1 CoGS + V2 SG&A + V3 PPE + V4 OpsLease + V5 R&D
+ V6 Goodwill + V7 OtherIntan
2.4 Environmental Performance
Environmental Performance adalah usaha manajemen perusahaan untuk
mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi, seimbang dimana akan membangun
citra yang baik di mata stakeholders (Arfan, 2009). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Pfleiger (2005), yaitu perusahaan mampu menarik perhatian pemegang
saham dan stakeholders melalui usaha pelestarian lingkungan. Berbeda dengan
hasil penelitian Scott (2010) yang menyatakan bahwa, informasi peristiwa
lingkungan yang negatif tidak menjadi ancaman keuangan jangka panjang bagi
perusahaan untuk menjual saham dengan harga yang lebih rendah.
Environmental performance merupakan sumber informasi penting agar perusahaan
dapat mencapai tingkatan produksi yang efisien, perbaikan produktivitas sesuai
dengan standar keamanan, penekanan biaya yang disebabkan karena kerusakan
lingkungan dan kesempatan memperoleh pasar baru (Porter & Van der Linde,
1995). Pengukuran kualitas Environmental performance di Indonesia
menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER). Peringkat yang diperoleh akan diwakili dengan
warna yang telah ditetapkan Kementrian Lingkungan Hidup. Nilai tertinggi 5 untuk
warna emas, 4 untuk warna hijau, 3 untuk warna biru, 2 untuk warna merah dan 1
untuk warna hitam, Perusahaan yang memperoleh peringkat Hitam, akan diberi
sanksi hukum sesuai peraturan. Perusahaan yang tidak memikirkan dampak jangka
panjang yang timbul akibat aktivitas operasinya akan menanggung dampak yang
luar biasa bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Seftian (2012), kinerja
lingkungan pada perusahaan tipe industri high profile lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe industri low profile. Hal ini dikarenakan tingkat sisa hasil produksi
berupa limbah industri high profile lebih banyak sehingga dikhawatirkan menjadi
Firm Efficiency
= α0 + α1 Ln(Total Aset) + α2 Market share + α3 Positive Free Cash Flow
+ α4 Ln(Age) + α5 Business segment Concentratior + α6 Foreign Currency
Indicator + ε
ancaman bagi lingkungan dan perusahaan di masa akan datang. Perusahaan high-
profile yaitu perusahaan yang peka terhadap isu lingkungan serta tingkat persaingan
yang ketat Indrawati (2009). Perusahaan yang memiliki dampak besar atas
kerusakan lingkungan, perusahaan yang produknya menjadi konsumsi utama
masyarakat, serta perusahaan go public menjadi target utama program PROPER
sejak tahun 2002.
Tabel 2.1 Kriteria PROPER
SKOR PERINGKAT KRITERIA
5 Emas Sangat Baik
4 Hijau Baik
3 Biru Cukup
2 Merah Buruk
1 Hitam Sangat Buruk
Sumber : SK Kementerian Lingkungan Hidup
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Penulis, Tahun
dan Judul
Variabel Hasil
1 Leonardus M.,
Suwandi NG, Ana
M., (2018)
Pengaruh
kemampuan
manajerial dan
koneksi politik
terhadap reaksi
Variabel
Independen:
➢ kemampuan
manajerial (DEA)
(X1)
➢ koneksi
politik (X2)
Kemampuan manajerial
memiliki pengaruh
negatif dan signifikan
terhadap kecurangan
laporan keuangan.
Koneksi politik memiliki
pengaruh positif dan
investor dengan
kecurangan
laporan keuangan
sebagai variabel
mediasi.
variabel dependen:
➢ Reaksi
Investor (return)
(Y1)
➢ Kecurangan
laporan keuangan
(TACC, NDACC,
DACC) (Y2)
signifikan terhadap
kecurangan laporan
keuangan.
Kecurangan laporan
keuangan memiliki
pengaruh negatif dan
signifikan terhadap reaksi
investor.
Kemampuan manajerial
memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap
reaksi investor.
Koneksi politik memiliki
pengaruh negatif dan
signifikan terhadap reaksi
investor.
Kecurangan laporan
keuangan dalam
penelitian ini mampu
memediasi pengaruh
kemampuan manajerial
terhadap reaksi investor.
Kecurangan laporan
keuangan dalam
penelitian ini tidak
mampu memediasi
pengaruh koneksi politik
terhadap reaksi investor.
2 Komang rina P.,
ketut suryanawa
(2014)
Pengaruh
environmental
performance pada
reaksi investor di
perusahaan high
profile bursa efek
indonesia
Variabel
independen:
Environmental
performance
(PROPER) (X)
Variabel
dependen:
Reaksi investor (Y)
Berdasarkan pembahasan
di atas, dapat dinyatakan
bahwa environmental
performance berpengaruh
positif pada reaksi
investor di perusahaan
high profile Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode
2008-2012.
3 Kartika Hendra
Titisari, Khara
Alviana (2012)
Pengaruh
environmental
performance
terhadap
economic
performance
Variabel
independen:
• Environmental
performance
(PROPER)
Variabel
dependen :
• Economic
performance
(ROA)
Hasil pengujian hipotesis
kesatu menunjukkan
bahwa dari empat
variabel
independenenvironmental
performancet
(PROPERt), total assetst,
industri sektort, dan ISO
14001t, hanya variabel
environmental
performancet yang
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
economic performancet
(ROA t).
4 Citra Ayu Putri
Pertiwi, Anik
Variabel
independen:
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Malikah, Junaidi
(2018)
• Environmental
performance
(PROPER)
(X1)
• Environmental
disclosure
(indeks GRI
G4) (X2)
Variabel
dependen:
• Economic
performance
(ROA) (Y)
secara simultan terdapat
hubungan
signifikanenvironmental
performance dan
environmental disclosure
terhadap economic
performance pada
perusahaan manufaktur
sektor industri dasar dan
kimia periode tahun
2012-2016.
5 Rasmulia
Sembiring (2016)
Pengaruh
Motivasi Dan
Kemampuan
Manajerial
Terhadap Kinerja
Usaha Kecil Dan
Menengah Di
Kota Medan
Variabel
independen:
• Motivasi (X1)
• Kemampuan
manajerial (X2)
Variabel
dependen:
1 Kinerja usaha
(Y)
Secara simultan motivasi
dan kemampuan
managerial berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja UKM.
Secara parsial
menunjukkan bahwa
motivasi dan
kemampuan managerial
memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap
kinerja UKM. Faktor
motivasi mempunyai
pengaruh yang lebih
dominan terhadap kinerja
UKM dibandingkan
dengan kemampuan
managerial.
2.6 Kerangka Pemikiran
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyino, 2010)
mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan
sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.
Manajer yang memiliki kemampuan manjerial (Manajerial Ability) yang tinggi
mampu mengelola sumber daya perusahaan dengan baik yang dapat meningkatkan
pendapatannya. Hal ini dapat meningkatkan laba perusahaan dalam laporan
keuangan yang pada akhirnya akan menjadi penilaian bagi para investor/ pemakai
informasi dalam hal pengambilan keputusan investasi. Teori yang digunakan untuk
mendukung penelitian ini adalah teori agensi (Agency). Jensen dan Meckling (1976)
dalam agency theory menjelaskan bahwa terdapat hubungan keagenan antara
principal dan agent melalui suatu kontrak. Fama (1980) mengungkapkan bahwa
dalam teori agensi, terdapat kontrak efisien dimana shareholder menyerahkan
tanggung jawab kepada manajer dan manajer bertugas mengkoordinasikan aktivitas
dalam perusahaan. Upaya mencapai keuntungan bagi prinsipal dapat dilakukan
dengan mencari orang kepercayaan yang memiliki kemampuan manajerial,
pengetahuan, dan integritas yang tinggi untuk ditempatkan sebagai manajer
perusahaan yang menjalankan aktivitas operasi.
Hal ini bertujuan untuk menekan praktik kecurangan, karena ketika aktivitas
operasional yang dijalankan tidak mengandung banyak unsur kecurangan, hal ini
akan membuat laba yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilaporkan secara tepat
waktu, dan mencapai kinerja pasar yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan untuk
mencapai kepentingan stakeholder. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah
penciptaan nilai sehingga keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi
para stakeholder. Menurut Phillips (2003) teori stakeholder merupakan teori yang
berkaitan dengan moral dan nilai-nilai eksplisit sebagai fitur utama dalam
mengelola perusahaan. Dalam teori stakeholder, mengelola perusahaan bukan
hanya sekedar memaksimalkan kekayaan pemegang saham, malainkan lebih pada
memberikan kemakmuran bagi stakeholder. Dengan demikian, manajer dalam
mengelola perusahaan harus mampu memberikan kemakmuran bagi stakeholder-
nya. Teori stakeholder berkaitan dengan kinerja perusahaan. Ketika kinerja
perusahaan meningkat, akan berdampak pada tingkat kemakmuran stakeholder
yang juga meningkat.
Meningkatkan kualitas dan kinerja operasional perusahaan merupakan suatu
prioritas manajer sehingga nantinya mampu mengelola sumber daya perusahaan
dengan semaksimal mungkin sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
perusahaan dan mampu mempertahankan kepercayaan publik dan stakeholder.
Dengan kata lain, perusahaan yang memperhatikan kepentingan stakeholder akan
mampu mempertahankan keberadaannya dalam dunia bisnis. Keberhasilan
perusahaan dalam mempertahankan kepercayaan publik dan stakeholder dapat
dilihat dari adanya loyalitas para stakeholder, dimana mereka tetap mempercayakan
investasi mereka kepada perusahaan dikarenakan perusahaan telah berhasil
memenuhi kepentingan mereka dengan memberikan keuntungan atas invetasi
berkat adanya pengelolaan sumber daya perusahaan yang cemerlang.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disusun kerangka pemikiran teoretis
yang menyatakan hubungan antar variabel sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.7 Pengembangan Hipotesis
2.7.1 Pengaruh Kemampuan Manajerial Terhadap Reaksi Investor
Krishnan dan Wang (2015) menyatakan bahwa kemampuan manajerial merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki manajer berkaitan dengan penilaian industri
mereka, yaitu dalam memaksimalkan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan
demikian, kemampuan manajerial sangat penting dalam mengelola sumber daya
perusahaan secara tepat untuk memperoleh pendapatan. Kemampuan manajerial
sangat diharapkan dimiliki oleh manajer dalam suatu perusahaan dimana dengan
adanya manajer yang memiliki kemampuan yang tinggi akan menghasilkan kualitas
laba yang lebih tinggi (Demerjian et al., 2013). Beda halnya dengan manajer yang
memiliki kemampuan kurang baik yang akan sulit dalam menghasilkan laba yang
lebih tinggi sehingga karena adanya tuntutan untuk memenuhi target laba yang
Investor dapat merespon atas informasi yang diberikan perusahaan. Para
investor memerlukan berbagai informasi sebelum memutuskan membeli atau
menjual saham. Informasi tersebut dapat berupa informasi yang dipublikasikan
maupun informasi yang tidak dipublikasikan. Selain itu investor juga
membutuhkan informasi mengenai kondisi atau arah pergerakan pasar sehingga
dapat membuat keputusan yang tepat dalam melakukan pembelian atau
penjualan saham. Informasi yang cepat dan benar tercermin dalam harga-harga
sekuritas. Informasi yang dimaksud ialah salah satunya perusahaan tambang
Indonesia dalam masa-masa ini selain berjuang mengatasi masalah lemahnya
harga komoditi juga menurunkan permintaan dari Tiongkok dan negara
berkembang lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan yang signifikan atas
kinerja keuangan perusahaan pertambangan di Indonesia.
Teori Agency: Konflik antara pemegang saham dengan para manajer
Reaksi
Investor
Cumulative
Abnormal
Return (CAR)
(Y)
Kemampuan Manajerial
Data Envelopment Analysis (X1)
Environmental Performance
PROPER (X2)
Uji Asumsi
Klasik Dan
Regresi
Linier
Berganda
(uji t)
tinggi, maka manajer dengan kemampuan yang kurang cenderung akan melakukan
praktek kecurangan yang dapat merugikan para investor. Hasil penelitian
Leonardus M., Suwandi NG, Ana M., (2018) menyatakan kemampuan manajerial
berpengaruh positif terhadap reaksi investor. Bahwa semakin tinggi kemampuan
manajerial maka semakin tinggi pula reaksi investor yang ditandai dengan adanya
kenaikan return saham perusahaan.
H1 : Kemampuan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Reaksi Investor
2.7.2 Pengaruh Environmental Performance terhadap Reaksi Investor
Environmental Performance adalah usaha manajemen perusahaan untuk
mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi, seimbang dimana akan membangun
citra yang baik di mata stakeholders (Arfan, 2009). Menurut Zuhroh dan
Sukmawati (2003) serta Emilia dan Nurdin (2006), informasi yang saat ini menjadi
salah satu pertimbangan penting calon investor adalah informasi tentang sosial dan
lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pfleiger (2005), yaitu perusahaan
mampu menarik perhatian pemegang saham dan stakeholders melalui usaha
pelestarian lingkungan. Berbeda dengan hasil penelitian Scott (2010) yang
menyatakan bahwa, informasi peristiwa lingkungan yang negatif tidak menjadi
ancaman keuangan jangka panjang bagi perusahaan untuk menjual saham dengan
harga yang lebih rendah.
H2 : Environmental Performance berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Reaksi Investor
2.8 Hipotesis Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh
peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban
tersebut merupakan kebenaran yang bersifat sementara, yang akan diuji
kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan
kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat
tumbang sebagai kebenaran (Suigiono, 2015). Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah peneliti berdasarkan pada teori yang relevan
dan belum didasarkan pada fakta empiris (Sugiyanto, 2015). Maka dari itu
berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, penelitian terdahulu serta kerangka
pemikiran maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Diduga kemampuan manajerial berpengaruh signifikan terhadap reaksi
investor.
H2: Diduga environmental performance berpengaruh signifikan terhadap reaksi
investor.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga
hubungan antara dua variabel atau lebih, penelitian ini memiliki dugaan tentang
adanya hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut
(Sugiyono, 2009). Jenis pendekatan yang digunakandalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2001) definisi
pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian
ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-
metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya.
3.2 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut
Sugiyono (2005) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada peneliti. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan
dan laporan tahunan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-
2017.
3.3 Metode pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karna tujuan utama dari penelitian ini adalah
mendapatkan data.Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode pengumpulan data adalah metode untuk mendapatkan data yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Data tersebut dapat digunakan untuk diolah menjadi
informasi yang menerangkan tentang di terima atau di tolaknya hipotesis. Data yang
digunakan oleh peneliti adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan dari berbagai pusat data yang ada antara lain pusat data di perusahaan,
badan-badan peneliti dan sejenisnya yang memiliki pola data (Ferdinand, 2006).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari
perusahaan sub sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
didapat dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu:
1. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data
dengan mengumpulkan data-data sekunder perusahaan yang akan diteliti. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder berupa annual report, data ini diambil dari
laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia perusahaan sub sektor pertambangan batubara. Data diambil dari situs
resmi BEI, yaitu www.idx.co.id.
2. Studi pustaka
Metode studi pustaka digunakna untuk mengambil literatur dari peniliti sebelumnya
yang berkaitan dengan penelitian ini untuk menambah informasi. Literatur diambil
dari jurnal-jurnal, skripsi, buku-buku, dan internet.
3. Observasi (Non participant observation)
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak
hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data observasi menggunakan non participant observation. Non
participant observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono, Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2014-2017 sebanyak 47 perusahaan.
3.4.2 Sampel
Nana Sudjana dan Ibrahim (2004) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan sub sektor pertambangan batu bara yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013)
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh
peneliti dalam memilih sampel.
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel
No. Kriteria Jumlah
1 Perusahaan sektor pertambangan terdaftar di BEI
tahun 2014-2017. 47
2 Perusahaan sektor pertambangan yang masuk
PROPER tahun 2014-2017. 6
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, peneliti menentukan beberapa sampel
perusahaan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Berikut nama-nama perusahaan
yang menjadi sampel dalam penelitian:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No. Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADRO PT Adaro Energy Tbk
2 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
3 INCO PT Vale Indonesia Tbk
4 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk
5 PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
6 TINS PT Timah (Persero) Tbk
Sumber : Data telah diolah
3.5 Teknik Analisis
1.5.1 Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat, baik secara positif atau negatif (Sekaran, 2006). Pada penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah kemampuan manajerial dan karakteristik
perusahaan.
1. Kemampuan Manajerial
Krishnan dan Wang (2015) menyatakan bahwa kemampuan manajerial
merupakan suatu kemampuan yang dimiliki manajer berkaitan dengan penilaian
industri mereka, yaitu dalam memaksimalkan pendapatan dan laba perusahaan.
Dalam penelitian ini kemampuan manajerial diukur melalui teknik Data
Envelopment Analysis (DEA). Demerjian et al.(2012), Ng dan Daromes (2016)
menggunakan DEA untuk memperkirakan efisiensi perusahaan dalam industri
dengan membandingkan penjualan yang dihasilkan oleh setiap perusahaan,
tergantung pada input berikut yang digunakan oleh perusahaan, yaitu: Cost of
Goods Sold (biaya pokok penjualan), Selling and Administrative Expenses (biaya
penjualan dan administrasi), Net Fixed Assets (aset tetap), Net Operating Leases
(rugi komprehensif bersih), Net Research and Development (biaya R&D),
Purchased Goodwill (goodwill), and Other Intangible Assets (aset tidak
berwujud).
Persamaan perhitungan DEA adalah sebagai berikut (Demerjian et al., 2012):
2. Environmental Performance
Environmental performance merupakan sumber informasi penting agar
perusahaan dapat mencapai tingkatan produksi yang efisien, perbaikan
produktivitas sesuai dengan standar keamanan, penekanan biaya yang disebabkan
karena kerusakan lingkungan dan kesempatan memperoleh pasar baru (Porter &
Van der Linde, 1995). Pengukuran kualitas Environmental performance di
Indonesia menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).
Peringkat yang diperoleh akan diwakili dengan warna yang telah ditetapkan
Kementrian Lingkungan Hidup. Nilai tertinggi 5 untuk warna emas, 4 untuk
warna hijau, 3 untuk warna biru, 2 untuk warna merah dan 1 untuk warna hitam,
Perusahaan yang memperoleh peringkat Hitam, akan diberi sanksi hukum sesuai
peraturan. Perusahaan yang tidak memikirkan dampak jangka panjang yang
timbul akibat aktivitas operasinya akan menanggung dampak yang luar biasa bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Sales
Max v 𝜃 =
V1 CoGS + V2 SG&A + V3 PPE + V4 OpsLease +
V5 R&D + V6 Goodwill + V7 OtherIntan
b. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel
terikat pada penelitian ini yaitu reaksi investor.
1. Reaksi Investor
Menurut Nasarudin dan Surya (2004) investor merupakan suatu pihak baik
perorangan ataupun lembaga yang berasal dari dalam negeri atau dari luar negeri
yang melakukan suatu kegiatan investasi yang bersifat jangka panjang maupun
jangka pendek.
Reaksi investor merupakan respon investor atas informasi yang diberikan
perusahaan. Investor cenderung untuk memilih investasi yang mampu
maenghasilkan keuntungan atas investasi yang dilakukan. Reaksi investor diukur
dengan menggunakan indikator cumulative abnormal return. Penelitian ini
menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR) yaitu menggunakan studi
peristiwa untuk menguji pengaruh kemampuan manajerial dan karakteristik
perusahaan. Cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return
tidak normal hari sebelumnya dalam periode peristiwa untuk masing-masing
sekuritas (Jogiyanto, 2011). Dengan melakukan perbandingan CAR selama
periode sebelum dan sesudah peristiwa, dapat diketahui pengaruh suatu peristiwa
terhadap harga saham dalam suatu periode.
Reaksi investor dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
a. Perhitungan actual return
Menghitung actual return yang terjadi maka digunakan selisih harga
sebelumnya yang diformulasikan. Rumus perhitungan actual return menurut
Jogiyanto (2014 dalam Rianti, Hutagalung dan Sodik) adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Rit = return saham pada akhir periode t
Ri,t= 𝑃𝑖,𝑡 −𝑃𝑖,𝑡−1
𝑃𝑖,𝑡−1
Pit = harga saham pada akhir periode t
Pit-1 = harga saham pada akhir periode sebelumnya
b. Perhitungan expected return
Model disesuaikan merata (Mean Adjusted Model). Model ini beranggapan
bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan merata return
realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Adapun cara perhitungan return
ekspektasi menurut Jogianto (2014 dalam Yanti) yaitu dengan menggunakan
model sebagai berikut:
Keterangan :
E(Ri1t) = return ekspektasi sekuritas ke i pada periode peristiwa ke-1
Rit = return realisasi sekuritas ke i pada periode estimasi ke t
T lamnya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
c. Perhitungan abnormal return
Abnormal return didefinisikan sebagai selisih antara tingkat keuntungan
sesungguhnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan
(expected return). Secara matematis abnormal return dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
ARit = abnormal return saham i pada hari t
Rit = actual return saham i pada hari t
E(Ri) = expected return saham i
d. Perhitungan cumulative abnormal return (CAR)
Cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak
normal hari sebelumnya dalam periode peristiwa untuk masing-masing
ARit = Rit – E (Ri)
E (Rit) = ∑𝑅𝑖𝑡
𝑇
sekuritas (Jogiyanto, 2011). Dengan melakukan perbandingan CAR selama
periode sebelum dan sesudah peristiwa, dapat diketahui pengaruh suatu
peristiwa terhadap harga saham dalam suatu periode. CAR dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
CAR = Cumulative Abnormal Return
ARit = Abnormal Return saham i periode
3.5.2 Uji Prasyarat Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan
perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklarifikasikan
dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu, untuk
mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS 22.
Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik yang digunakan
adalah uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji
heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residual yang
terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Maka
dilakukan uji statistic non-parametic Kolmogrov-Smirnov (K-S). Kriteria
pengujian untuk Kolmogrov-Smirnov ini adalah:
a. Sig > α (0,05) maka distribusi data normal
b. Sig < α (0,05) maka distribusi tidak normal
t = n
CAR = ∑ ARit
t=1
2) Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
residual pada periode t (periode analisis) dengan residual pada periode t-1
(periode sebelumnya). Dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi
adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
3) Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar
variabel bebas dalam model regresi. Dasar pengambilan keputusan adalah
apabila niali VIF (Variance Inflation Factor) disekitar angka satu. Nilai
tolerance mendekati satu dan korelasi antar variabel adalah lemah (dibawah
0,5), maka dalam model regresi tidak terdapat masalah multikolinieritas.
Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika
terjadi korelasi maka terdapat masalah pada multikolinieritas dilakukan dengan
mendeteksi pearson correlation antara variabel independen dan dengan
melihat nilai VIF (VIF=1/tolerance). Dalam suatu model dikatakan terjadi
multikolinieritas jika nilai VIF diatas 10.
4) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terdapat kesamaan atau perbedaan varians dari satu pengamat ke
pengamat yang lain. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat dengan residualnya. Apabila tidak ada pola yang jelas (titik menyebar
diatas dan dibawah angka nol pola pada sumbu Y) pada grafik scatterplot,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah melakukan uji asumsi klasik maka dilakukan analisis regresi linier
berganda. Analisis data untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk
menguji pengaruh antar variabel independen yaitu kemampuan manajerial dan
environmental performance terhadap variabel dependen yaitu reaksi investor.
Persamaan regresi dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Reaksi Investor
α = Konstanta (intercept)
b = Koefisien
X1 = Kemampuan Manajerial
X2 = Environmental Performance
e = Error
3.5.4 Uji Hipotesis
1. Uji t
Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dan signifikan dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen, untuk setiap koefisien regresi
digunakan uji satu pihak (one teiled test). Dalam menghitung nilai t dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
Pengujian ini dilakukan dengan uji t pada tingkat keyakinan (confidence
level) sebesar 95% dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika thitung > ttabel dengan dk penyebut n-k atau sig <0,05 (α), maka H0
ditolak.
b. Jika thitung < ttabel dengan dk penyebut n-k atau sig > 0,05 (α), maka H0
diterima.
Y = α + b1X1 + b2X2 + e
thitung = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
3.5.5 Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi
yang sifatnya masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya. Hipotesis
statistik dapat berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau
nilai dari suatu parameter, seperti mean, varians, standar deviasi dan proporsi.
Hipotesis statistik haruslah diuji, karena berbentuk kuantitas agar dapat diterima
atau ditolak. Diterima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan
ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataan tersebut.
1. Pengaruh kemampuan manajerial terhadap reaksi investor.
Ho1 : kemampuan manajerial tidak berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap reaksi investor.
Ha1 : kemampuan manajerial berpengaruh signifikan dan positif terhadap
reaksi investor.
H1
2. Pengaruh environmental performance terhadap reaksi investor.
Ho2 : environmental performance tidak berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap reaksi investor.
Ha2 : environmental performance berpengaruh signifikan dan positif terhadap
reaksi investor.
H2
Kemampuan Manajerial
(X1)
Reaksi Investor (Y)
Environmental
Performance (X2) Reaksi Investor (Y)
3.5.6 Kerangka Hipotesis
Dari hasil uji hipotesis diatas maka dapat dibuat kerangka hipotesis seperti
dibawah ini:
H1
H2
Gambar 3.1 Kerangka Hipotesis
Kemampuan Manajerial
(X1)
Environmental
Performance (X2)
Reaksi Investor (Y)
Reaksi Investor (Y)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Gambaran Umum Objek Penelitian
Menurut Sugiono (2008), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pemilihan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan pada sektor pertambangan yang terdaftar di bursa
efek indonesia (BEI) selama tahun 2011-2017. Peneliti telah menetapkan beberapa
kriteria untuk menyeleksi perusahaan-perusahaan yang datanya dapat dijadikan
penyelesaian penelitian ini. Sehingga sampel yang digunakan sebanyak 6
perusahaan dengan periode penelitian selama 7 tahun.
4.1.1 Deskripsi Perusahaan
Berikut ini beberapa profil perusahaan yang dijadikan sampel penelitian antara lain:
1. ADRO
Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT Padang Karunia tanggal 28
Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2005. Kantor pusat
ADRO berlokasi di Gedung Menara Karya, Lantai 23, Jl. H.R. Rasuna Said Blok
X-5, Kav. 1-2, Jakarta Selatan 12950 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki
5% atau lebih saham Adaro Energy Tbk, yaitu: PT Adaro Strategic Investments
(43,91%) dan Garibaldi Thohir (presiden direktur) (6,18%). Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADRO bergerak dalam bidang usaha
perdagangan, jasa, industri, pengangkutan batubara, perbengkelan, pertambangan,
dan konstruksi. Entitas anak bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara,
perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik
batubara, dan pembangkitan listrik. Pada 04 Juli 2008, ADRO memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham ADRO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 11.139.331.000 lembar saham
dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan Harga Penawaran Rp1.100,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 16 Juli 2008.
2. ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) (ANTM) didirikan dengan nama
"Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat Antam berlokasi
di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan,
Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. Pemegang saham pengendali Aneka Tambang
(Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham
Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 65% di saham Seri B. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANTM adalah di bidang
pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang
industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian
tersebut. Kegiatan utama Antam meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan, pemurnian serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit,
batubara dan jasa pemurnian logam mulia. Di tahun 2014, Perusahaan akan mulai
menjual komoditas baru chemical grade alumina (CGA) seiring dengan mulai
beroperasinya pabrik pengolahan CGA di Tayan, Kalimantan Barat. Selain itu
Antam juga tengah mengembangkan bisnis pembangkit tenaga listrik. Pada tanggal
27 Nopember 1997, ANTM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ANTM (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 430.769.000 saham (Seri B) dengan nilai nominal Rp500,-
per saham dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27
Nopember 1997.
3. INCO
Vale Indonesia Tbk (dahulu International Nickel Indonesia Tbk) (INCO) didirikan
tanggal 25 Juli 1968 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978.
Kantor pusat INCO terletak di The Energy Building Lt. 31, SCBD Lot 11 A, Jl.
Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190. Pabrik INCO berlokasi di Sorowako,
Sulawesi Selatan. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Vale
Indonesia Tbk, antara lain: Vale Canada Limited (58,73%) dan Sumitomo Metal
Mining Co, Ltd. (20,09%). Vale Canada Limited merupakan induk usaha INCO
sedangkan Vale S.A., sebuah perushaaan yang didirikan di Brasil merupakan
pengendali utama INCO. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan INCO adalah dalam eksplorasi dan penambangan, pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait
lainnya. Saat ini, INCO menambang bijih nikel dan memprosesnya menjadi nikel
dalam matte (produk yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi) dengan
penambangan dan pengolahan terpadu di Sorowako – Sulawesi. Pada tahun 1990,
INCO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham INCO (IPO) kepada masyarakat sebanyak
49.681.694 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran
Rp9.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 16 Mei 1990.
4. MEDC
Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) didirikan tanggal 09 Jun 1980 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tanggal 13 Desember 1980. Kantor pusat Medco
terletak di Lantai 53, Gedung The Energy, SCBD lot 11A, Jl. Jenderal Sudirman,
Jakarta 12190 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Medco Energi Internasional Tbk, antara lain: Encore Energy Pte. Ltd (50,70%),
Credit Suise Ag Sg Trust Account Client (20,73%) dan PT Prudential Life
Assurance-Ref (8,26%). Induk usaha Medco adalah Encore Energy Pte. Ltd, sebuah
perusahaan yang didirikan di Singapura. Sedangkan pemegang saham induk usaha
Medco adalah Encore International Ltd, (60,60%) sebuah perusahaan yang
didirikan di British Virgin Islands dan Mitsubihi Corp. (39,40%), sebuah
perusahaan yang didirikan di Jepang. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan MEDC antara lain, eksplorasi dan produksi minyak dan gas
bumi, dan aktivitas energi lainnya, usaha pengeboran darat dan lepas pantai, serta
melakukan investasi (langsung dan tidak langsung) pada anak usaha. Pada tanggal
13 September 1994, MEDC memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MEDC (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 22.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp4.350,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Oktober 1994.
5. PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama Bukit
Asam (Persero) Tbk (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat Bukit
Asam berlokasi di Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan dan
kantor korespondensi terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R.
Rasuna Said X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950. Pemegang saham yang memiliki 5%
atau lebih saham Bukit Asam (Persero) Tbk, antara lain: Negara Republik Indonesia
(65,017%) dan saham treasuri (8,53%). Pada tahun 1993, Bukit Asam (Persero)
Tbk ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja
Pengusahaan Briket. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan PTBA adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian,
pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara
baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik
tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-
jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri
pertambangan batubara beserta hasil olahannya, dan pengembangan perkebunan.
Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham
dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I sebanyak
173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember 2002.
6. TINS
Timah (Persero) Tbk (TINS) didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976. Kantor pusat
TINS berlokasi Jl. Jenderal Sudirman 51 Pangkal Pinang 33121, Bangka, Indonesia
dan kantor perwakilan (korespondensi) terletak di Jl. Medan Merdeka Timur No.15
Jakarta 10110 – Indonesia serta memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta
Cilegon, Banten. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Timah
(Persero) Tbk, antara lain: Pemerintah Negara Republik Indonesia (pengendali)
(65,00%) dan PT Prudential Life Assurance – Ref (8,14%). Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TINS meliputi bidang pertambangan,
perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama TINS adalah
produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan
timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga
pemasaran (banka tin (kadar Sn 99,9%), kundur tin, banka low lead, banka four
nine (kadar Sn 99,99%), tin solder dan tin chemical). Selain itu melalui anak
usahanya, TINS menjalankan kegiatan usaha, yaitu penambangan mineral non-
timah (batubara) dan bidang usaha berbasis kompetensi seperti sektor konstruksi
dan rumah sakit (Rumah Sakit Bakti Timah). Pada tanggal 27 September 1995,
TINS memperoleh persetujuan dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham TINS sebanyak 176.155.000 saham Seri B dan Global
Depositary Receipts (GDR) milik Perusahaan. Terhitung mulai tanggal 12 Oktober
2006, Perusahaan melakukan penghentian pencatatan atas GDR milik Perusahaan
di Bursa Saham London. Penghentian pencatatan tersebut dilakukan mengingat
jumlah GDR yang beredar semakin kecil dan tidak likuid. Pemegang saham Seri A
memperoleh hak istimewa tertentu sebagai tambahan atas hak yang diperoleh
pemegang saham Seri B. Hak istimewa tersebut mencakup hak menyetujui
penunjukan dan pemberhentian anggota komisaris dan direksi dan hak untuk
menyetujui perubahan anggaran dasar.
4.2 Hasil Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel
independen. Dimana variabel dependennya adalah reaksi investor dan variabel
independen adalah kemampuan manajerial dan environmental performance.
Berikut adalah tabulasi data yang telah dihitung sesuai dengan alat ukur yang
dikemukakan pada BAB sebelumnya.
4.2.1 Variabel Dependen
Reaksi investor diukur dengan menggunakan indikator cumulative abnormal
return. Penelitian ini menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR) yaitu
menggunakan studi peristiwa untuk menguji pengaruh kemampuan manajerial dan
karakteristik perusahaan. Dengan melakukan perbandingan CAR selama periode
sebelum dan sesudah peristiwa, dapat diketahui pengaruh suatu peristiwa terhadap
harga saham dalam suatu periode. CAR dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
Keterangan:
CAR = Cumulative Abnormal Return
ARit = Abnormal Return saham i periode
Hasil perhitungan Reaksi Investor (Y) dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil perhitungan Reaksi Investor (Y)
No Emiten Tahun Rata-
rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 0,00116 0,00063 -
0,00111 0,00136
-
0,000008 0,00315 0,00518 0,0015
2 ANTM 0,00159 0,00052 0,00234 0,00326 -
0,000002 0,00234 0,00059 0,0015
3 INCO 0,00326 0,00119 -
0,00080 0,00485 0,00083 0,00832 0,00048 0,0026
4 MEDC 0,00141 -
0,00058
-
0,00099 0,00091 0,00062 -0,00049 0,00058 0,0002
5 PTBA -
0,00104 0,00072 -0,0699 -0,00133 0,00108 0,00786 0,0046 -0,0083
6 TINS 0,00221 -
0,00140 0,00107 0,00435 -0,00011 0,000666 0,000001 0,0010
t = n
CAR = ∑ ARit
t=1
Sumber: Output SPSS 20, Data diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa nilai rata-rata reaksi investor pada emiten
ADRO sebesar 0,0015; pada emiten ANTM sebesar 0,0015; pada emiten INCO
sebesar 0,0026; pada emiten MEDC sebesar 0,0002; pada emiten PTBA sebesar -
0,0083 dan pada emiten TINS sebesar 0,0010. Reaksi investor merupakan respon
investor atas informasi yang diberikan perusahaan. Investor cenderung untuk
memilih investasi yang mampu menghasilkan keuntungan atas investasi yang
dilakukan. Cumulative Abnormal Return (CAR) merupakan penjumlahan return
tidak normal hari sebelumnya dalam periode peristiwa untuk masing-masing
sekuritas, selama periode penelitian rasio CAR perusahaan sudah memenuhi
standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal 8%. Berdasarkan hasil
penelitian rasio CAR perusahaan yang terbaik adalah pada emiten INCO sebesar
0,0026 dan yang terendah adalah pada emiten PTBA sebesar -0,0083.
4.2.2 Variabel Independen
1. Hasil Perhitungan Kemampuan Manajerial (X1)
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Kemampuan Manajerial (X1)
No Emiten Tahun
Rata-rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 1,291 1,572 1,643 1,586 1,746 1,387 1,295 1,504
2 ANTM 1,288 1,173 1,067 1,969 2,328 2,430 2,024 2,188
3 INCO 2,149 2,572 2,687 1,785 2,942 3,566 2,497 2,697
4 MEDC 0,982 0,852 0,823 0,949 1,318 0,959 49,613 13,210
5 PTBA 10,531 1,062 1,025 1,289 1,374 0,709 11,581 3,738
6 TINS 1,135 1,205 1,275 1,235 1,455 1,292 12,403 4,096
Sumber: Output SPSS 20, Data diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan manajerial pada
emiten ADRO sebesar 1,540; pada emiten ANTM sebesar 2,188; pada emiten
INCO sebesar 2,697; pada emiten MEDC sebesar 13,210; pada emiten PTBA
sebesar 3,738 dan pada emiten TINS sebesar 4,096. Kemampuan manajerial adalah
kesanggupan mengambil tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, dalam penelitian ini kemampuan manajerial diukur melalui teknik Data
Envelopment Analysis (DEA). Kemampuan manajerial terbaik pada penelitian ini
adalah pada emiten MEDC sebesar 13,210 sedangkan yang terendah pada pada
emiten ADRO sebesar 1,540.
2. Hasil perhitungan Environmental Performance (X2)
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Environmental Performance (X2)
No Emiten Tahun
Rata-rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 4 4 4 4 4 4 4 4,0
2 ANTM 3 3 3 3 4 4 4 3,4
3 INCO 3 3 3 3 3 3 3 3,0
4 MEDC 5 5 4 5 4 4 4 4,4
5 PTBA 4 4 5 3 5 5 5 4,4
6 TINS 3 3 3 3 3 3 3 3,0
Sumber: Output SPSS 20, Data diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa nilai rata-rata Environmental Performance
pada emiten ADRO sebesar 4,0; pada emiten ANTM sebesar 3,4; pada emiten
INCO sebesar 3,0; pada emiten MEDC sebesar 4,4; pada emiten PTBA sebesar 4,4
dan pada emiten TINS sebesar 3,0. Environmental Performance adalah usaha
manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi,
seimbang dimana akan membangun citra yang baik di mata stakeholders.
Environmental Performance pada terbaik adalah pada emiten MEDC dan PTBA
yaitu sebesar 4,4 sedangkan nilai rata-rata environmental performance yang
terendah pada emiten TINS yaitu sebesar 3,0.
4.3 Uji Persyarat Data
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel berdistribusi normal
atau tidak. Bila signifikan > 0,05 dengan α = 5% berarti berdistribusi data normal
dan Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai < 0,05 berarti berdistribusi tidak normal
dan Ho ditolak. Hasil pengujian terhadap normalitas pada penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 261,24778180
Most Extreme Differences
Absolute 0,130
Positive 0,130
Negative -0,103
Kolmogorov-Smirnov Z 0,843
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,476
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 20, Data diolah (2019)
Hasil uji Kolmogrov-Smirnov pada tabel 4.4 diatas, menunjukkan probabilitas (sig)
sebesar 0,476. Dengan demikian data pada penelitian ini berdistribusi normal dan
dapat digunakan untuk melakukan uji t dan uji lainnya, karena nilai probabilitasnya
(sig) 0,476 > 0,05 maka menyatakan Ho diterima.
4.3.2 Uji Autokorelasi
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t (periode analisis) dengan kesalahan pada periode t-1
(periode sebelumnya). Dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi adalah
dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian terhadap autokorelasi
pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 0,226a 0,051 0,002 267,863 2,113
a. Predictors: (Constant), PROPER, DEA
b. Dependent Variable: CAR
Sumber: Output SPSS 20, Data diolah (2019)
Hasil uji Durbin-Watson dalam tabel 4.5 menunjukkan nilai Durbin-Watson
sebesar 2,113. Nilai Durbin-Watson akan dibandingkan dengan nilai tabel
menggunakan derajat kepercayaan 5% dengan jumlah sampel 42 dengan 2 variabel
independen, maka dari tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai dL 1,4073 dan
nilai dU 1,6061. Karena nilai DW dihitung terletak diantara batas atas (dU) dan
batas bawah (4-dU) atau dU < DW < 4-dU yaitu 1,6061 < 2,113 < 2,3939. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa model terbebas dari autokorelasi.
4.3.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu atau dinamakan
terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau
sama dengan VIF ≤ 10. Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas pada penelitian
ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DEA 0,997 1,003
PROPER 0,997 1,003
a. Dependent Variable: CAR
Sumber : Output SPSS 20, Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas yaitu
DEA dan CAR tidak terjadi multikolinieritas. Dari hasil analisis didapat bahwa nilai
VIF untuk kedua variabel yaitu 1,003 kurang dari 10 atau nilai tolerance sebesar
0,997 diatas 0,1 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Hasil ini maka dapat
disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut dapat digunakan untuk memprediksi
pengaruh terhadap reaksi investor selama periode yang telah ditentukan.
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terdapat kesamaan atau perbedaan varians dari satu pengamat ke pengamat
lainnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Apabila tidak ada pola yang jelas (titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pola pada sumbu Y) pada grafik scatterplot, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian terhadap
heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Output SPSS 20, Data diolah (2019)
Berdasarkan gambar 4.1 diatas, hasil uji heteroskedastisitas ini menggunakan
grafik scatterplot. Pada hasil gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik data
menyebar diatas dan dibawah atau disekitaran angka 0, penyebaran titik-titik data
tidak membentuk pola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas, artinya keragaman variabel independen bervariasi pada
variabel dependen yang akan diteliti dan penelitian ini layak untuk diteliti.
4.4 Analisis Data
4.4.1 Analisis Regresi Berganda
Dari hasil uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa data yang ada dan akan
digunakan untuk penelitian ini berdistribusi normal. Karena tidak terdapat
autokorelasi, multikolinieritas dan heteroskedastisitas, sehingga memenuhi
persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda. Analisis regresi linier
berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen dengan menggunakan persamaan linier. Adapun hasil
persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 422,622 213,550 1,979 0,055
DEA -0,002 0,005 -0,062 -0,399 0,692
PROPER -77,148 56,475 -0,213 -1,366 0,180
a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Output SPSS 20, Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel di 4.7 diatas, maka diketahui koefisien regresi yang digunakan
adalah ustandardized ciefficients. Persamaan regresi linier berganda antara DEA
dan PROPER terhadap reaksi investor adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Reaksi Investor
α = Konstanta (intercept)
b = Koefisien
Y = α + b1X1 + b2X2 + e
X1 = Kemampuan Manajerial
X2 = Environmental Performance
e = Error
Jadi persamaan regresi dari persamaan diatas adalah sebagai berikut:
Konstanta sebesar 422,622, diartikan bahwa jika variabel DEA dan PROPER suatu
perusahaan mempunyai nilai negatif terhadap reaksi investor yaitu sebesar 422,622.
Variabel Data Envelopment Analysis (DEA) memiliki nilai koefisien regresi yang
negatif yaitu sebesar -0,002. Nilai koefisien yang negatif ini menunjukkan bahwa
setiap variabel Data Envelopment Analysis (DEA) meningkat sebesar satu-satuan,
maka besarnya reaksi investor akan menurun sebesar 0,002 atau untuk
meningkatkan reaksi investor dibutuhkan Data Envelopment Analysis (DEA)
sebesar 0,002 dengan asumsi nilai variabel yang lain tetap.
Variabel PROPER memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -
77,148. Nilai koefisien yang negatif ini menunjukkan bahwa setiap variabel
PROPER meningkat sebesar satu-satuan, maka besarnya reaksi investor akan
menurun sebesar 0,002 atau untuk meningkatkan reaksi investor dibutuhkan
sebesar 0,002 dengan asumsi nilai variabel yang lain tetap.
4.4.2 Hasil Uji Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan pengujian
hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya. Pengujian hipotesis adalah
suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan yaitu keputusan menerima
atau menolak hipotesis itu yang didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan
yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah
hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak
mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas
yang sudah ditentukan sebelumnya. Hipotesis statistik akan diterima jika hasil
Y = 422,622 – 0,002X1 – 77,148X2
pengujian membenarkan pernyataan dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari
pernyataan.
Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian hipotesis
Kemampuan Manajerial/Data Envelopment Analysis (X1) dan Environmental
performance/PROPER terhadap Reaksi Investor (Y) pada sektor pertambangan
yang terdaftar di BEI. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji variabel
independen (X), apakah berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) secara parsial
atau dengan kata lain apakah Data Envelopment Analysis (DEA) dan PROPER
berpengaruh secara parsial terhadap Reaksi Investor.
1. Hipotesis untuk kemampuan manajerial/Data Envelopment Analysis (DEA)
yang ditetapkan sebagai berikut:
• Ho1 : kemampuan manajerial/Data Envelopment Analysis (DEA)
tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap reaksi investor.
• Ha1 : kemampuan manajerial/Data Envelopment Analysis (DEA)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap reaksi investor.
• Jika thitung > ttabel 0,05 (dk = n-k), atau jika sig < 0,05 (α), maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
• Jika thitung < ttabel 0,05 (dk = n-k), atau jika sig > 0,05 (α), maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, terlihat bahwa thitung sebesar -0,399 < ttabel sebesar
1,68195, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain kemampuan
manajerial/Data Envelopment Analysis (DEA) tidak berpengaruh signifikan dan
negatif terhadap Reaksi Investor. Apabila melihat probabilitas (sig) ternyata 0,692
> 0,05 dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan hipotesis pertama yang menyatakan kemampuan manajerial/Data
Envelopment Analysis (DEA) tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
Reaksi Investor tidak dapat diterima.
2. Hipotesis untuk PROPER yang ditetapkan sebagai berikut:
• Ho2 : environmental performance/PROPER tidak berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap reaksi investor.
• Ha2 : environmental performance/PROPER berpengaruh
signifikan dan positif terhadap reaksi investor.
• Jika thitung > ttabel 0,05 (dk = n-k), atau jika sig < 0,05 (α), maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
• Jika thitung < ttabel 0,05 (dk = n-k), atau jika sig > 0,05 (α), maka Ho
diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, terlihat bahwa thitung sebesar -1,366 < ttabel sebesar
1,68195, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain environmental
performance/PROPER tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Reaksi
Investor. Apabila melihat probabilitas (sig) ternyata 0,180 > 0,05 dengan demikian
Ho diterima dan Ha ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hipotesis pertama
yang menyatakan environmental performance/PROPER tidak berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap Reaksi Investor tidak dapat diterima.
4.5 Pembahasan Hasil
Penelitian ini merupakan studi analisis untuk mengetahui pengaruh kemampuan
manajerial dan environmental performance terhadap reaksi investor di perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2017.
4.5.1 Pengaruh Kemampuan manajerial terhadap Reaksi investor
Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan SPSS 20 menunjukkan bahwa
variabel kemampuan manajerial (DEA) tidak berpengaruh signifikan dan negatif
dalam mendeteksi reaksi investor. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil
uji thitung untuk variable kemampuan manajerial sebesar -0,399 (thitung = -0,399 < ttabel
= 1,68195) yang berarti bahwa tidak ada pengaruh kemampuan manajerial terhadap
reaksi investor pada perusahaan pertambangan di BEI tahun 2011-2017, sehingga
hipotesis pertama diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah kemampuan manajerial maka semakin
rendah pula reaksi investor yang ditandai dengan adanya penurunan return saham
perusahaan. Manajer dengan kemampuan rendah tidak mampu mengelola
perusahaan dengan semaksimal mungkin sehingga tidak mampu memberikan
kemakmuran bagi para pemilik perusahaan (stakeholder). Ketika pemilik
perusahaan (stakeholder) merasa kebutuhan dan kemakmuran mereka tidak
terpenuhi dengan hasil yang diberikan oleh perusahaan, maka kepercayaan pemilik
perusahaan (stakeholder) akan menurun dan menyebabkan menurunnya harga
saham perusahaan sebagai cerminan pemilik perusahaan (stakeholder) menurunkan
investasi mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang memiliki
manajer dengan kemampuan rendah, maka akan menurunkan harga saham yang
mencerminkan reaksi investor.
Krishnan dan Wang (2015) menyatakan bahwa kemampuan manajerial merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki manajer berkaitan dengan penilaian industri
mereka, yaitu dalam memaksimalkan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan
demikian, kemampuan manajerial sangat penting dalam mengelola sumber daya
perusahaan secara tepat untuk memperoleh pendapatan. Kemampuan manajerial
sangat diharapkan dimiliki oleh manajer dalam suatu perusahaan dimana dengan
adanya manajer yang memiliki kemampuan yang tinggi akan menghasilkan kualitas
laba yang lebih tinggi (Demerjian et al., 2013).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Leonardus M., Suwandi NG,
Ana M., (2018) yang menyatakan kemampuan manajerial memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap reaksi investor. Bahwa semakin tinggi kemampuan
manajerial maka semakin tinggi pula reaksi investor yang ditandai dengan adanya
kenaikan return saham perusahaan.
4.5.2 Pengaruh Environmental performance terhadap Reaksi investor
Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan SPSS 20 menunjukkan bahwa
variabel environmental performance tidak berpengaruh signifikan dan negatif
dalam mendeteksi reaksi investor. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil
uji thitung untuk variable environmental performance sebesar -1,366 (thitung = -1,366
< ttabel = 1,68195) yang berarti bahwa tidak ada pengaruh environmental
performance terhadap reaksi investor perusahaan pertambangan di BEI tahun 2011-
2017, sehingga hipotesis pertama diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lingkungan atau environmental performance
perusahaan pertambangan global tidak menjadi aspek yang diperhatikan oleh
perusahaan dan tidak mengindikasikan adanya kesadaran tentang keseimbangan
antar reaksi investor dengan environmental performance, informasi peristiwa
lingkungan yang negatif tidak menjadi ancaman keuangan jangka panjang bagi
perusahaan untuk menjual saham dengan harga yang lebih rendah.
Environmental performance merupakan sumber informasi penting agar perusahaan
dapat mencapai tingkatan produksi yang efisien, perbaikan produktivitas sesuai
dengan standar keamanan, penekanan biaya yang disebabkan karena kerusakan
lingkungan dan kesempatan memperoleh pasar baru (Porter & Van der Linde,
1995). Pengukuran kualitas Environmental performance di Indonesia
menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER). Peringkat yang diperoleh akan diwakili dengan
warna yang telah ditetapkan Kementrian Lingkungan Hidup. Nilai tertinggi 5 untuk
warna emas, 4 untuk warna hijau, 3 untuk warna biru, 2 untuk warna merah dan 1
untuk warna hitam, Perusahaan yang memperoleh peringkat Hitam, akan diberi
sanksi hukum sesuai peraturan. Perusahaan yang tidak memikirkan dampak jangka
panjang yang timbul akibat aktivitas operasinya akan menanggung dampak yang
luar biasa bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Scott (2010) yang menyatakan bahwa, informasi
peristiwa lingkungan yang negatif tidak menjadi ancaman keuangan jangka panjang
bagi perusahaan untuk menjual saham dengan harga yang lebih rendah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai reaksi investor
menggunakan kemempuan manajerial dan environmental performance. Penelitian
ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang berjumlah 6 sampel
dari sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2011-2017. Pada penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah SPSS 20.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan kemampuan manajerial
terhadap reaksi investor perusahaan pertambangan di BEI tahun 2011-2017.
2. Terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan environmental performance
terhadap reaksi investor perusahaan pertambangan di BEI tahun 2011-2017.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis merekomendasikan kemampuan manajerial
dan environmental performance terhadap reaksi investor pada sektor pertambangan
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2017, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Seharusnya perusahaan agar lebih memperhatikan dan meningkatkan
kemampuan manajerial dan environmental performance (kinerja lingkungan)
sebagai komponen yang tidak terlepas dari laporan keuangan. Sehingga kinerja
lingkungan akan menjadi salah satu indikator utama untuk pengguna laporan
keuangan untuk mengambil keputusan secara efektif dan efisien.
2. Bagi akademisi dan Penelitian Selanjutnya
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yaitu bagi penelitian selanjutnya
sebaiknya memperluas sampel penelitian di luar industri pertambangan.
Perluasan perusahaan sampel dapat menunjukkan hasil yang berbeda dan
semakin akurat. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan variabel-variabel
yang berbeda untuk melihat pengaruh pada tingkat kinerja lingkungan
perusahaan. Dalam penelitian ini sudut pandang yang diambil adalah dari sisi
kinerja keuangan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
model pengukuran kinerja yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil pengukuran dan dapat diperbandingkan dengan penelitian
sebelumnya, model mana yang terbaik dalam menggambarkan kinerja
lingkungan perusahaan.
3. Bagi investor
Diharapkan investor untuk mempertimbangkan faktor kemampuan manajerial
dan environmental performance pada perusahaan pertambangan, sehingga
investor dapat memilih perusahaan yang memiliki kemampuan manajerial dan
environmental performance yang baik sehingga investor dapat menanamkan
modal yang tepat pada perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, Ika., Darmawan, Ari. 2018. Pengaruh Ekonomi Makro Dan Harga
Komoditas Tambang Dunia Terhadap Indeks Harga Saham Sektor
Pertambangan Di Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 56.
No. 1.
Ardiannova, Bagus. 2009. The Behavior of Stock Price and Trading Volume
Toward Changes in the Index Composition: The Studi of LQ 45 Index
During 2006-2008 period. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Cristian, I. 2004. Reaksi Investor atas Pengumuman Deviden terhadap Abnormal
Return dan Volume Perdagangan Saham (Studi kasus di Bursa Efek
Jakarta, Tahun 2003). Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas
Widyatama.
Demerjian , R. P., Lewis, M. F., McVay, S. E. (2012). Managerial Ability and
Earnings Management. The Accounting Review.
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assessment and Review. Academy
of Management Review, 14 (1), 57-74.
Fama, E. F. (1980). Agency Problem and Theory of the Firm. The Journal of
Political Economy. Vol. 88, No. 2, 288-307 .
Gray, R., Owen, D., and Maunders, K. 1987. Corporate Social Reporting:
Accounting and Accountability. Prentice-Hall, London.
Hardjono, Winardi. 2000. Manajemen Pemasaran Modern dan Perilaku Konsumen.
Bandung: Sinar Baru.
Hendriksen, E. S., dan M. F. Breda. 1992. Accounting Theory. 5th Edition: Richard
D. Irwin.
Hunger, J. David dan Wheelen L. Thomas. 2001. Manajemen Strategis.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.
Ikhsan, Arfian. 2009. Akuntansi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indrawati. 2009. Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Annual
Report serta Pengaruh Political Visibility dan Economic Performance.
Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2009:1-11.
Isnugrahadi, I., & Kusuma, I. W. (2009). Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap
Manajemen Laba dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi.
Simposium Nasional Akuntansi XII.
Jensen, M. C., & William, H. M. (2006). Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,
3 (4), 305-360.
Jensen, M. C. and Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Manajerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. “Journal of Financial
Economics”, Oktober 1976, Vol.3 No.4, pp.305-360. Avalaible from:
http://papers.ssrn.com.
Jogiyanto, 2011, Partial Least Square (PLS), Alternatif Structural. Equation
Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis . Andi Yogyakarta.
Krishnan, G. V., & Wang, C. (2015). The relation between managerial ability, and
audit fees and going concern opinion. Audit.: J. Pract. Theory 34 (3), 139–
160.
Listyanti, Anna Vianti. 2011. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Terhadap Reaksi Investor: Studi Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2008-2009. Semarang: undip.
M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. 2011. Analisis Hubungan Antara Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
http://eprints.undip.ac.id/29856/1/Skripsi013.pdf.
Maristi, Annisa. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure dan
Kebijakan Dividen Terhadap Reaksi Investor.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/77.
Matangkin, L., Ng, S., Mardiana, A. (2018). Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan
Koneksi Politik Terhadap Reaksi Investor Dengan Kecurangan Laporan
Keuangan Sebagai Variabel Mediasi. Vol. 16, No. 2. 182-209.
Nana Sudjana dan Ibrahim, 2004, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung:
Sinar Baru.
Nasarudin dan Surya, 2004,Pengantar Metode Penelitian, Kencana, Jakarta.
Ng, S., & Daromes, F. E. (2016). Peran Kemampuan Manajerial sebagai
Mekanisme Peningkatan Kualitas.
Nurdin, Emilia. 2006. Pengungkapan Tema-Tema Sosial dan Lingkungan dalam
Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Thesis. Bandung:
Universitas Padjajaran.
Patten, Dennis M.,1990. The Market Reaction to Social Responsibility Disclosures:
The Case of the Sullivan Princliples Signings. Accounting, Orgizations
and Society, Oxford, Vol.15, Iss. 6, pg.575.
Permanasari, Wien Ika.2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusional dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan. Semarang:Universitas Diponegoro.
Pflieger, Juli; Matthias Fischer; Thilo Kupfer, Peter Eyerer. 2005. The contribution
of life cycle assessment to global sustainability reporting of organization.
Management of Environmental. Vol. 16, No.2.
Phillips, R., Freeman R.E. and Wicks, A.C. 2003. “ What stakeholder theory is not”,
Business Ethics Quarterly, Vol.17, No.6, pp.479-502.
Porter, M. & Van Der Linde, C. 1995. Green and Competitive: Ending the
Statemen. Harvard Business review. 73 (5), 120-134.
Seftian Mega Rachman. 2012. Analisis Komparatif Kinerja Lingkungan Antara
Perusahaan High Profile dan Low Profile Periode 2011 (Studi Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Sembiring, E.R. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat
(Go-Public) di Bursa Efek Jakarta.
Shulthoni, M. (2012). Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi
Investor (Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing di BEI Tahun 2007-
2008). JurnalAkuntansi Dan Ekonomi Bisnis, 1(1), 55–71. Retrieved from
http://fe.um.ac.id/wpcontent/ uploads/2014/02/M. Shulthoni-Politeknik-
kediri.pdf.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung:
CV Alfabeta.
Susilawati, Christine Dwi Karya. 2012. Analisis Perbandingan Pengaruh
Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada
Perusahaan LQ 45. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Jurnal
Akuntansi Vol.4, No.2, November 2012.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3.
Yogyakarta: BPFE.
Utami, R. (2013). Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Manajemen Laba
Dengan Kualitas Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi.
Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yudha, Dewantara Satria. 2012. Analisis Pengaruh Komponen Intellectual Capital
Terhadap Kepercayaan dan Reaksi Investor (studi kasus perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011).
http://eprints.undip.ac.id/36993/.
Yuliana, R., Purnomosidhi, B., Sukoharsono, E.G. (2008). Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) Dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Vol. 5, No. 2.
Zuhroh dan Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam
Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Makalah
disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) Vl. Surabaya, 16-
17 Oktober 2003.
www.cnbcindonesia.com
www.idx.co.id
www.sahamok.com
www.tambang.co.id
www.finance.yahoo.com
https://databoks.katadata.co.id
https://studylibid.com/doc/1071829/a.-pengertian-teori-agensi-teori-keagenan-
agency.
Diakses: sabtu, 12 januari 2019, pukul 16.16 wib.
http://rayendar.blogspot.com/2015/06/metode-penelitian-menurut-sugiyono-
2013.html?m=1.
Diakses: sabtu, 12 januari 2019, pukul 12.11 wib.
http://datariset.com/analisis/detail/olah-data-jogja-data-envelopment-analysis.
Diakses: senin, 14 januari 2019, pukul 16.40 wib.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126982-6627-analisis%20efisiensi-
Metodologi.pdf.
Diakses: senin, 14 januari 2019, pukul 17.07 wib
https://www.idx.co.id/data-pasar/ringkasan-perdagangan/ringkasan-saham/
Diakses: kamis, 17 januari 2019, pukul 13.01 wib.
https://www.sahamok.com/grafik-harga-komoditi/
Diakses: kamis, 17 Januari 2019, pukul 13.20 wib.
https://www.sahamok.com/emiten/sektor-pertambangan/sub-sektor-
pertambangan-batubara/
Diakses: kamis, 17 januari 2019, pukul 13.46 wib.
https://www.indonesia.investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236?
Diakses: jumat, 18 januari 2019, pukul 11.23 wib.
britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bumi/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.09 wib.
britama.com/index.php/2012/05/sejarah-dan-profil-singkat-adro/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.11 wib.
britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-dewa/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.13 wib.
britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-doid/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.15 wib.
britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-hrum/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.17 wib.
britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-itmg/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.18 wib.
britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profil-singkat-myoh/
Diakses: jumat ,15 febuari 2019, pukul 19.20 wib.
britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profil-singkat-pkpk/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.23 wib.
britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profil-singkat-ptba/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.24 wib.
britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profil-singkat-ptro/
Diakses: jumat, 15 febuari 2019, pukul 19.27 wib.
LAMPIRAN
Lampiran 1
TABULASI
No Emiten Tahun
Variabel
Kemampuan
Manajerial (X1)
Environmental
Performance (X2)
Reaksi
Investor (Y)
(DEA) Proper (CAR)
1 ADRO 2011 1.291 4 0.00116
2 ADRO 2012 1.572 4 0.00063
3 ADRO 2013 1.643 4 -0.00111
4 ADRO 2014 1.586 4 0.00136
5 ADRO 2015 1.746 4 -0.000008
6 ADRO 2016 1.387 4 0.00315
7 ADRO 2017 1.295 4 0.00518
8 ANTM 2011 1.288 3 0.00159
9 ANTM 2012 1.173 3 0.00052
10 ANTM 2013 1.067 3 0.00234
11 ANTM 2014 1.969 3 0.00326
12 ANTM 2015 2.328 4 -0.000002
13 ANTM 2016 2.430 4 0.00234
14 ANTM 2017 2.024 4 0.00059
15 INCO 2011 2.149 3 0.00326
16 INCO 2012 2.572 3 0.00119
17 INCO 2013 2.687 3 -0.00080
18 INCO 2014 1.785 3 0.00485
19 INCO 2015 2.942 3 0.00083
20 INCO 2016 3.566 3 0.00832
21 INCO 2017 2.497 3 0.00048
22 MEDC 2011 0.982 5 0.00141
23 MEDC 2012 0.852 5 -0.00058
24 MEDC 2013 0.823 4 -0.00099
25 MEDC 2014 0.949 5 0.00091
26 MEDC 2015 1.318 4 0.00062
27 MEDC 2016 0.959 4 -0.00049
28 MEDC 2017 49.613 4 0.00058
29 PTBA 2011 10.531 4 -0.00104
30 PTBA 2012 1.062 4 0.00072
31 PTBA 2013 1.025 5 -0.0699
32 PTBA 2014 1.289 3 -0.00133
33 PTBA 2015 1.374 5 0.00108
34 PTBA 2016 0.709 5 0.00786
35 PTBA 2017 11.581 5 0.0046
36 TINS 2011 1.135 3 0.00221
37 TINS 2012 1.205 3 -0.00140
38 TINS 2013 1.275 3 0.00107
39 TINS 2014 1.235 3 0.00435
40 TINS 2015 1.455 3 -0.00011
41 TINS 2016 1.292 3 0.000666
42 TINS 2017 12.403 3 0.000001
Lampiran 2
Tabulasi Data Rata-rata Setiap Emiten
1. Hasil Perhitungan Reaksi Investor (Y)
No Emiten Tahun Rata-
rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 0.00116 0.00063 -
0.00111 0.00136
-
0.000008 0.00315 0.00518 0.0015
2 ANTM 0.00159 0.00052 0.00234 0.00326 -
0.000002 0.00234 0.00059 0.0015
3 INCO 0.00326 0.00119 -
0.00080 0.00485 0.00083 0.00832 0.00048 0.0026
4 MEDC 0.00141 -
0.00058
-
0.00099 0.00091 0.00062 -0.00049 0.00058 0.0002
5 PTBA -
0.00104 0.00072 -0.0699 -0.00133 0.00108 0.00786 0.0046 -0.0083
6 TINS 0.00221 -
0.00140 0.00107 0.00435 -0.00011 0.000666 0.000001 0.0010
2. Hasil Perhitungan Kemampuan Manajerial (X1)
No Emiten Tahun
Rata-rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 1.291 1.572 1.643 1.586 1.746 1.387 1.295 1.504
2 ANTM 1.288 1.173 1.067 1.969 2.328 2.430 2.024 2.188
3 INCO 2.149 2.572 2.687 1.785 2.942 3.566 2.497 2.697
4 MEDC 0.982 0.852 0.823 0.949 1.318 0.959 49.613 13.210
5 PTBA 10.531 1.062 1.025 1.289 1.374 0.709 11.581 3.738
6 TINS 1.135 1.205 1.275 1.235 1.455 1.292 12.403 4.096
3. Hasil Perhitungan Environmental Performance (X2)
No Emiten Tahun
Rata-rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 ADRO 4 4 4 4 4 4 4 4.0
2 ANTM 3 3 3 3 4 4 4 3.4
3 INCO 3 3 3 3 3 3 3 3.0
4 MEDC 5 5 4 5 4 4 4 4.4
5 PTBA 4 4 5 3 5 5 5 4.4
6 TINS 3 3 3 3 3 3 3 3.0
Lampiran 3
Daftar Sektor Pertambangan yang Masuk PROPER Tahun 201-
2017
1 ADRO PT Adaro
Energy Tbk hijau hijau hijau
Hija
u
Hija
u
Hija
u
Hija
u
2 ANT
M
PT Aneka
Tambang
(Persero)
Tbk
biru biru biru Biru hijau Hija
u
Hija
u
3 INCO
PT Vale
Indonesia
Tbk
biru biru biru Biru Biru Biru Biru
4 MEDC
PT Medco
Energi
Internasiona
l Tbk
ema
s
ema
s hijau
Ema
s hijau
Hija
u
Hija
u
5 PTBA
PT Tambang
Batubara
Bukit Asam
Tbk
hijau hijau ema
s Biru emas emas emas
6 TINS
PT Indo
Timah
(Persero)
Tbk
biru biru biru Biru biru Biru Biru
Lampiran 4
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 261,24778180
Most Extreme Differences
Absolute ,130
Positive ,130
Negative -,103
Kolmogorov-Smirnov Z ,843
Asymp. Sig. (2-tailed) ,476
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,226a ,051 ,002 267,863 2,113
a. Predictors: (Constant), PROPER, DEA
b. Dependent Variable: CAR
3. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DEA .997 1.003
PROPER .997 1.003
a. Dependent Variable: CAR
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 5
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 422,622 213,550 1,979 0,055
DEA -0,002 0,005 -0,062 -0,399 0,692
PROPER -77,148 56,475 -0,213 -1,366 0,180
a. Dependent Variable: CAR
Recommended