View
259
Download
10
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP KEAKTIFAN
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS 1
SDN 01 PENGGARIT KECAMATAN TAMAN KABUPATEN
PEMALANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Aulia Sahara
11140183000076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M/ 1440 H
i
ABSTRAK
Aulia Sahara, NIM. 1114018300076 “Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap
Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Di Kelas I SDN 01
Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang”.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kesiapan belajar dengan
keaktifan belajar siswa SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode korelasional. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang. Adpun sampel dari penelitian ini yaitu sebanyak 40
siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket
kesiapan belajar dan angket keaktifan belajar siswa. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif untuk mengumpulkan data kesiapan belajar dan
keaktifan belajar siswa, teknik korelasi momen produk untuk mencari ada
tidaknya pengaruh, dan koefisien determinasi untuk mencari kontribusi variabel X
terhadap variabel Y. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara kesiapan belajar dengan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
tematik di kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
dengan nilai korelasi sebesar 0,847, yang berarti tingkat pengaruh antara kesiapan
belajar dengan kekatifan belajar siswa tergolong sangat kuat. Hal ini mendukung
hasil analisis deskripsi data yaitu pada data kesiapan belajar siswa kelas I berada
dalam kategori tinggi dengan presentase sebesar 92,5% dan pada data keaktifan
belajar siswa kelas I berada dalam kategori yang beragam yaitu dengan presentase
sebesar 35% dalam kategori tinggi, 62,5% dalam kategori sedang dan 2,5% dalam
kategori rendah. Adapun kontribusi kesiapan belajar (variabel X) terhadap
keaktifan belajar siswa (variabel Y) adalah sebesar 71,8%.
Kata Kunci : Kesiapan belajar, Keaktifan belajar siswa.
ii
ABSTRACT
Aulia Sahara, NIM. 1114018300076 "The Influence Of The Readiness To
Learn on Student Learning Activity in Thematic Learning in Grade I SDN 01
Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang".
This thesis aims to determine the effect of learning readiness and student learning
activities of SDN 01 Penggarit in Taman Pemalang District. This type of research
is quantitative research using correlational methods. The sampling technique is
random sampling. The population of the study was the first grade students of SDN
01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalant. The sample of this study is
40 students. Data collection techniques in this study used questionnaires of
learning readiness and student learning activeness questionnaires. Data analysis
techniques used descriptive analysis to collect data on learning readiness and
student learning activeness, product moment correlation techniques to find the
presence or absence of influence, and the coefficient of determination to find the
contribution of variable X to variable Y. The results of this study indicate that
there is an influence between learning readiness and activity student learning in
thematic learning in class I SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang with a correlation value of 0.847, which means the level of influence
between learning readiness and student learning validity is very strong. This
supports the results of the data description analysis that is in the data of learning
readiness of class I students in the high category with a percentage of 92.5% and
in the learning activity data of class I students in a diverse category with a
percentage of 35% in the high category, 62 , 5% in the medium category and
2.5% in the low category. The contribution of learning readiness (variable X) to
student learning activity (variable Y) is 71.8%.
Keywords: learning readiness, student learning activity.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang Maha dahsyat, yang lebih indah,
untuk diungkapkan selain rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah
SWT, sang pemilik takdir. Yang memberikan nikmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Allahumma Shalli „ala Muhammad, shalawat beriring salam selalu
tercurah kepada junjungan mulia Nabi Muhammad Saw. Sang revolusioner, sang
pemimpin, sang pencerah bagi umat Islam.
Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan
proposal skripsi ini, namun berkat kesungguhan hati, kerja keras, dorongan dan
juga doa dari berbagai pihak sehingga penulisan proposal skripsi ini dapat
diselesaikan. Hambatan dan kesulitan tersebut akan[ menjadi pelajaran yang
berharga bagi penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan
penulis sangat terbatas namun, dengan adanya bimbingan dan arahan serta
motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
proposal skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini,
kepada semua yang tercinta dan tersayang :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Khalimi, M.Ag dan Asep Ediana Latip, M.Pd Ketua dan Sekretaris
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan
nasehat dan arahan dalam penulisan proposal skripsi ini.
4. Lu’luil Maknun M.Pd Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan
waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan
sabar.
iv
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama
perkuliahan.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta kakak dan adikku yang selalu
memberikan doa dan dukungan kepada penulis baik secara moril maupun
materiil selama penyusunan proposal skripsi ini.
Semoga bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan
disisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan
kedepan, Aamiin Yaa Rabbal „Alamiin.
Jakarta, 28 September 2018
Penulis
Aulia Sahara
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teori .................................................................................. 9
1. Keaktifan Belajar ...................................................................... 9
a. Pengertian Keaktifan Belajar ............................................ 9
b. Macam-Macam Keaktifan Belajar .................................. 13
c. Jenis-Jenis Keaktifan Belajar .......................................... 14
d. Faktor-Faktor Keaktifan Belajar ...................................... 16
e. Peran Guru Dalam Belajar Siswa ..................................... 17
f. Peram Guru Dalam Mendorong Keaktian Siswa ............. 17
vi
g. Indikator Keaktifan Belajar Siswa ................................... 18
2. Kesiapan Belajar ..................................................................... 20
a. Pengertian Kesiapan Belajar ........................................... 20
b. Faktor-Faktor Kesiapan Belajar ....................................... 23
c. Prinsip-Prinsip Kesiapan Belajar ..................................... 23
d. Aspek-Aspek Kesiapan Belajar ........................................ 24
e. Indikator Kesiapan Belajar ............................................... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... . 25
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
B. Metode Penelitian........................................................................ 30
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Penyajian Hasil Penelitian........................................................... 43
B. Penyajian Hasil Analisis Data ..................................................... 43
C. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ............... 49
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 96
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 99
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 101
B. Implikasi ...................................................................................... 102
C. Saran ............................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104
LAMPIRAN ....................................................................................................... 107
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Skala Kesiapan Belajar .......................................................... 32
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Keaktifan Belajar Siswa .............................................. 33
Tabel 3.3 Interpretasi Korelasi rxy ......................................................................... 38
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kesiapan Belajar .................................................... 39
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Keaktifan Belajar ................................................... 40
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas.......................................................... 42
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Keaktifan Belajar................................................ 42
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Kesiapan Belajar ................................................ 43
Tabel 4.1 Data Statistik Kesiapan Belajar............................................................. 46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar .................................................. 47
Tabel 4.3 Distribusi Kategorisasi Kesiapan Belajar ............................................. 48
Tabel 4.4 Data Statistik Keaktifan Belajar ............................................................ 49
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar ................................................. 50
Tabel 4.6 Distribusi Kategorisasi Keaktifan Belajar Siswa .................................. 51
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas ............................................................................... 52
Tabel 4.9 Data Uji Homogenitas ........................................................................... 53
Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Korelasi ................................................................. 56
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 58
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................ 29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Catatan Lapangan .............................................................. 108
Lampiran 2. Lembar Angket Kesiapan Belajar................................................... 110
Lampiran 3. Lembar Angket Keaktifan Belajar Siswa ....................................... 113
Lampiran 4. Responden Angket Kesiapan Belajar ............................................. 116
Lampiran 5. Responden Angket Keaktifan Belajar Siswa .................................. 117
Lampiran 6. Lembar Uji Validitas Angket Kesiapan Belajar ............................. 119
Lampiran 7. Lembar Uji Validitas Angket Keaktifan Belajar Siswa.................. 122
Lampiran 8. Responden Uji Validitas Angket Kesiapan Belajar ........................ 125
Lampiran 9. Responden Uji Validitas Angket Keaktifan Belajar Siswa ............ 127
Lampiran 10. Output Uji Reliabilitas Kesiapan Belajar ..................................... 129
Lampiran 11. Output Uji Reliabilitas Keaktifan Belajar Siswa .......................... 130
Lampiran 12. Output Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .............................. 131
Lampiran 13. Output Uji Linearitas .................................................................... 132
Lampiran 14. Data Uji Homogenitas .................................................................. 135
Lampiran 15. Output Uji Analisis Korelasi Produk Momen .............................. 137
Lampiran 16. Output Uji Koefisien Determinasi ................................................ 138
Lampiran 17. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 139
Lampiran 18. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 140
Lampiran 19. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ...................................... 141
Lampiran 20. Uji Referensi ................................................................................. 142
Lampiran 21. Foto-Foto Penelitian ..................................................................... 146
Lampiran 22. Biodata Penulis ............................................................................. 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu
penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3 yang berbunyi:
―Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan potensi serta peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab‖.
Belajar merupakan keharusan yang dilakukan oleh setiap orang
yang berpengaruh terhadap tingkah laku, cara berpikir dan pandangan
seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan belajar diharapkan
pengetahuan seseorang akan bertambah sehingga mampu menghadapi
segala macam tantangan kehidupan.1
Kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak
didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik
disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan.
Belajar pada hakekatnya merupakan ―perubahan‖ yang terjadi di dalam
diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun
pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.
Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.2
1 Vovi Sinta B. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X Di SMA Bina Jaya Palembang, (Jurnal Pendidikan dan Ekonomi. Volume 1.
No.1. Tahun 2017) h. 13-14 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka
Cipta. 2010), h.38.
2
Menurut Oemar Hamalik, ada beberapa faktor dalam belajar
diantaranya yaitu kesatu kegiatan belajar, belajar memerlukan banyak
kegiatan agar anak memperoleh pengalaman guna mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman, sikap dan nilai, serta pengembangan
keterampilan. Yang kedua yaitu latihan dan ulangan, hasil belajar akan
menjadi lebih mantap, jika para siswa sering diberikan ulangan dan latihan
secara kontinu, sistematis, dan terbimbing. Yang ketiga kepuasan dan
kesenangan, dorongan belajar akan bertambah besar jika belajar tersebut
memberikan kepuasan kepada siswa. Yang keempat asosiasi dan transfer
berbagai pengalaman yang diperoleh, yaitu pegalaman lama dan baru,
harus diasosiasikan agar menjadi satu kesatuan. Yang kelima pengalaman
masa lampau dan pengertian, berbagai pengalaman dan pengertian yang
telah dimiliki siswa akan memudahkannya menerima pengalaman baru,
serta pengalaman dan pengertian masa lampau tersebut menjadi dasar serta
pengalaman apersepsi. Yang keenam kesiapan dan kesediaan belajar,
kesiapan disini mengandung arti kesiapan mental, social, emosional, dan
fisik. Kesiapan akan memudahkan para siswa untuk belajar untuk
mencapai keberhasilan. Yang ketujuh minat dan usaha, kegiatan belajar
yang didasari dengan penuh minat akan lebih mendorong siswa belajar
lebih baik sehingga akan meningkatkan hasil belajar minat siswa ini akan
muncul ketika siswa merasa tertarik terhadap berbagai hal yang akan
dipelajari, atau jika siswa tersebut menyadari kaitan hal-hal yang akan
dipelajarinya tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribdinya.
Yang kedelapan fisiologis, kesehatan dan keseimbangan jasmani siswa
perlu mendapat perhatian sepenuhnya, karena kondisi fisiologis ini sangat
berpengaruh terhadap konsentrasi, kegiatan, dan hasil belajar. Dan yang
kesembilan intelegensi atau kecerdasan, kemajuan belajar juga ditentukan
oleh tingkat perkembangan intelegensi siswa seperti cerdas, kurang cerdas,
atau lamban.3
3 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : Rosdakarya,
2009) h.109-111.
3
Faktor-faktor belajar tersebut dapat berdampak dan berpengaruh
terhadap keaktifan belajar siswa di kelas. Siswa yang belum siap dalam
belajar cendurung tidak aktif didalam mengikuti kegiatan belajar di kelas.
Kesiapan belajar yang baik yaitu, siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan aktif dan mudah menyerap pelajaran yang disampaikan ketika
dalam proses pembelajaran. Apabila siswa memiliki kesiapan yang
matang, maka siswa akan memperoleh kemudahan dalam memperdalam
materi pelajaran dan dapat berkonsentrasi penuh dalam proses
pembelajaran.4
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis berpendapat bahwa
kesiapan belajar siswa berpengaruh terhadap keaktifan siswa dalam kelas
maupun diluar kelas. Tanpa adanya kesiapan belajar, siswa menjadi
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas. Sedangkan belajar merupakan proses usaha yang
mempunyai nilai unsur penting dalam menjalani proses jenjang
pendidikan, dari usaha belajar dengan giat dan aktif mengikuti proses
pembelajarannya maka akan menentukan siswa pada hasil akhir dari
proses belajar.
Kesiapan adalah suatu bentuk kesediaan siswa untuk melakukan
sesuatu, sedangkan kesiapan belajar adalah kesediaan siswa untuk
melaksanakan kegiatan belajar terlebih dahulu di rumah sebelum belajar di
sekolah dilaksanakan. Kesiapan itu mencakup kemampuan penempatan
diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian
gerakan mencakup jasmani dan rohani.5 Sehingga ketika siswa sudah
mempersiapkan diri dari rumah maka ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolah siswa akan menerima pembelajaran dengan baik
dan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4 Dessy Mulyani, Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa,
(Jurnal Ilmiah Konseling. Volume 2. No. 1. Tahun 2013) h. 2. 5 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.29.
4
Readiness atau kesiapan ialah kondisi individu yang
memungkinkan mereka dapat belajar.6 Jadi school readiness atau kesiapan
belajar yaitu kondisi individu yang benar-benar sudah siap untuk belajar
sehingga pelajaran yang diajarkan oleh pendidik dapat diterima dengan
baik dan tidak merasa kesulitan jika diberikan tugas.
Keaktifan siswa adalah proses kesibukan pada diri siswa untuk
berfikir dalam belajar, karena keaktifan siswa itu sangat menentukan
keberhasilan dalam belajar. Keaktifan siswa merupakan inti dari kegiatan
belajar, keaktifan belalar ini terjadi dan terdapat pada semua perbuatan
belajar, tetapi kadarnya yang berbeda tergantung pada kegiatannya, materi
yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, siswa
dituntut agar lebih aktif dalam belajar, sehingga tujuan pembelajaran bisa
tercapai dengan mudah.7
Berdasarkan teori diatas penulis memberikan sebuah asumsi
tentang kesiapan belajar dan keaktifan belajar siswa, bahwa ―Jika siswa
siap otomatis siswa aktif‖ maksudnya adalah setiap siswa yang sudah siap
dalam segala hal untuk belajar di sekolah seperti siap untuk menerima
pelajaran yang akan diberikan oleh guru dan sudah mempersiapkan semua
perlengkapan dan perlatan sekolah yang dibutuhkan, serta siap pula untuk
menerima kondisi atau lingkungan yang baru dikenalnya. Jika siswa
sudah siap dengan lingkungan baru maka ketika di sekolah dalam kegiatan
pembelajaran dia akan menjadi siswa yang aktif dalam mengikuti semua
kegiatan di sekolah dibandingkan dengan siwa yang belum siap untuk
menerima kondisi ataupun lingkungan belajar yang baru. Ketika semua
siswa siap belajar, maka mereka akan menjadi aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dan suasana di kelas akan menjadi menyenangkan
dan nyaman untuk belajar.
6 Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar, (Depok : Rajawali Pers), h.34. 7 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, Ed. 1 Cet. 6
2007), h.137
5
Berdasarkan hasil penelitian, yang peneliti lakukan di SDN 01
Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, sebagian besar siswa
kelas 1 sudah siap untuk menerima pembelajaran yang disampaikan guru.
Siswa yang sudah siap untuk menerima pelajaran, di dalam kelas mereka
selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mereka percaya
diri ketika disuruh untuk maju kedepan untuk mengerjakan tugas yang
diberikan guru. Ketika mereka kurang paham dengan penjelasan yang
disampaikan guru maka mereka berani dan percaya diri untuk bertanya.
Namun berdasarkan pengamatan di sekolah, pada siswa kelas 1
masih ada pula siswa yang keaktifan belajarnya masih sangat kurang.
Masih ada siswa yang masih belum siap menerima kondisi atau
lingkungan baru ketika awal masuk sekolah. Pada awal masuk sekolah
SD/MI, siswa masih banyak memerlukan bimbingan dan arahan dari orang
tua dan guru. Masih ada pula yang sering menangis ketika awal masuk
kelas karena masih belum siap ditinggalkan orang tuanya pulang, anak-
anak masih terbawa kondisi ketika mereka masih duduk di taman kanak-
kanak. Namun bukan karena itu saja, ada pula anak yang menangis ketika
ia merasa kesulitan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru
karena ia belum bisa membaca namun takut untuk bertanya kepada guru.
Sehingga setiap harinya ia sering menangis merasa takut untuk mengikuti
kegiatan belajar. Ada pula yang berpura-pura sakit ketika didalam kelas
tidak mau menulis dan meminta untuk pulang karena masih takut untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Ada beberapa siswa yang setiap harinya selalu menangis ketika
awal masuk sekolah, ada yang menangis karena tidak mau ditinggal oleh
orang tuanya pulang. Ada pula yang setiap harinya terlambat masuk kelas
dan menangis ketika didalam kelas karena ingin ditemani neneknya
didalam kelas selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, hal
ini disebabkan karena belum adanya kesiapan siswa dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru dan masih terbawa suasana ketika masih
duduk di bangku taman kanak-kanak.
6
Selain itu, ada pula anak yang setiap pagi ketikaa sampai depan
gerbang sekolah ingin pulang dengan alasan sakit namun sebenarnya ia
tidak sakit, hal ini ternyata disebabkan karena si anak tidak mau
bersekolah sehingga ia meminta untuk pulang padahal sudah sampai di
sekolah. Si anak merasa masih belum siap dalam menerima pelajaran yang
diberikan guru, ketika di sekolah saat diberikan tugas oleh guru ia tidak
mengerjakannya sampai selesai, ketika disuruh menulis menulis ia tidak
mau dengan alasan tanggannya sakit dan tulisan dipapan tulis tidak
kelihatan. Berdasarkan masalah ini akhirnya guru berinisiatif untuk
merolling tempat duduk siswa setiap minggunya sehingga yang biasanya
dibelakang bisa duduk didepan dan guru menjadi tahu perkembangan
siswanya. Namun si anak yang tidak mau menulis dengan alasan yang
beragam ini walaupun sudah duduk didepan terkadang tetap saja tidak mau
menulis dengan alasan yang sama.
Ada pula anak yang menangis tidak mau masuk kelas ketika
pembelajaran berlangsung, ia menangis dan keluar kelas mencari
kakaknya yang berada di kelas V, ia tidak mau mengikuti pelajaran
dikarekan belum bisa membaca sehingga dalam mengikuti pembelajaran ia
merasa kesulitan, ketika disuruh menulis pun tidak mau karena belum bisa
membaca. Sehigga setiap pulang sekolah orang tua dan guru berinisiatif
untuk membimbing ia belajar membaca, namun si anak tidak mau. Ia ingin
belajar membacanya dirumah saja tetapi menurut orang tuanya ketika di
rumah ia tetap saja tidak mau untuk belajar membaca. Kondisi seperti
inilah yang menyebabkan anak tidak aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dikarenakan belum adanya kesiapan belajar yang matang.
Kondisi seperti itulah yang sering terjadi pada siswa kelas 1
SD/MI, sehingga didalam kelas ketika pelajaran sedang berlangsung masih
ada siswa yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kemungkinan
rendahnya keaktifan belajar siswa kelas 1 ini disebabkan oleh kesiapan
belajar yang masih kurang. Berdasarkan masalah tersebut peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul ―KESIAPAN BELAJAR
7
DALAM KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS I PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK DI SDN 01 PENGGARIT KECAMATAN
TAMAN KABUPATEN PEMALANG‖.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Terdapat siswa yang belum siap belajar ketika pembelajaran dimulai.
2. Terdapat siswa yang belum siap belajar sehingga tidak aktif dalam
proses kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
3. Beberapa siswa ada yang masih menangis ketika ditinggal oleh orang
tuanya pulang.
4. Terdapat siswa yang tidak mau menulis, tidak mengerjakan tugas serta
tidak mau mengikuti kegiatan pembelajaran dengan alas an yang
beragam.
5. Belum adanya kesiapan belajar dalam keaktifan belajar siswa kelas I
pada pembelajaran tematik.
C. Pembatasan Masalah
Dari kelima identifikasi masalah diatas, peneliti hanya akan
mengambil satu masalah yaitu kesiapan belajar dalam keaktifan belajar
siswa kelas 1 pada pembelajaran tematik. Mengapa hal ini dibahas, karena
kesiapan belajar berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa dalam
proses pembelajaran. Karena saat ini masih banyak siswa yang kesiapan
belajarnya masih kurang sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah kesiapan belajar mempengaruhi keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran tematik di kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang?
8
2. Bagaimana pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran tematik di kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kesiapan belajar dalam keaktifan belajar siswa pada
pembelajaran tematik dikelas 1.
2. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan belajar dalam keaktifan belajar
siswa pada pembelajaran tematik dikelas 1.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan
dari hasil penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang kesiapan belajar dalam keaktifan
belajar siswa pada pembelajaran tematik dikelas 1.
2. Membangun semangat siswa untuk siap belajar sehingga siswa
menjadi aktif dalam proses kegiatan pembelajaran.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti giat.
Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan
oleh guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh
mendapatkan hasil yang maksimal. Maka guru perlu mencari cara
untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak
dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian
pengalaman sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang
dimiliki sebelumnya. Pada proses belajar ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan, diantaranya yaitu sebagai brikut :
1) Kegiatan belajar
Belajar memerlukan banyak kegiatan, agar anak
memperoleh pengalaman guna mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman, sikap dan nilai, serta
mengembangkan keterampilan. Pengajaran akan dianggap
efektif jika peserta didik bersifat aktif dalam proses
pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai
pembimbing.
2) Latihan dan ulangan
Hasil belajar akan menjadi lebih mantap, jika para
siswa sering diberikan ulangan dan latihan secara kontinu,
sistematis dan terbimbing.
3) Kepuasan dan kesenangan
Dorongan belajar akan bertambah besar jika belajar
tersebut memberikan kepuasan kepada siswa. Kepuasan
sendiri akan tumbuh jika siswa mengetahui kemajuan
10
belajarnya, sedangkan kegagalan justru memunculkan rasa
frustasi yang tidak diharapkan.
4) Asosiasi dan transfer
Berbagai pengalaman yang diperoleh, yaitu pengalaman
lama dan baru, harus diasosiasikan agar menjadi satu
kesatuan. Pengalaman dari satu situasi perlu diasosiasikan
dengan pengalaman dari situasi lain, sehingga memudahkan
transfer hasil belajar. Berkaitan dengan transfer ini, sering
dibahas tiga teori berikut :
a. Teori disiplin formal. Pembentukan berbagai daya pada
manusia dapat diperkuat melalui latihan akademis.
b. Teori unsur-unsur yang identik. Transfer terjadi jika
diantara dua situasi atau kegiatan terdapat unsur-unsur
yang bersamaan.
c. Teori generaslisasi. Transfer terjadi jika siswa telah
memiliki pengertian atau kesimpulan umum.
5) Pengalaman masa lampau dan pengertian.
Berbagai pengalaman dan pengertian yang telah
dimiliki siswa akan memudahkannya menerima
pengalaman baru. Pengalaman dan pengertian masa lampau
tersebut menjadi dasar serta pengalaman apersepsi.
6) Kesiapan dan kesediaan belajar
Faktor kesiapan turut menentukan hasil belajar.
Kesiapan disini mengandung arti kesiapan mental, sosial,
emosional dan fisik. Kesiapan akan memudahkan para
siswa untuk belajar dalam mencapai keberhasilan.
7) Minat dan usaha
Kegiatan hasil yang didasari dengan penuh minat
akan lebih mendorong siswa belajar lebih baik sehingga
akan meningkatkan hasil belajar. Minat belajar ini akan
muncul jika siswa merasa tertarik terhadap berbagai hal
11
yang akan dipelajari, atau jika siswa tersebut menyadari
kaitan hal-hal yang akan dipelajarinya tersebut terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pribadinya.
8) Fisiologis
Kesehatan dan keseimbangan jasmani siswa perlu
mendapat perhatian sepenuhnya, karena kondisi fisiologis
ini sangat berpengaruh terhadap konsentrasi, kegiatan, dan
hasil belajar. Keberhasilan atau kegagalan banyak
ditentukan oleh kondisi fisiologis siswa itu sendiri.
9) Intelegensi atau kecerdasan
Kemajuan belajar juga ditentukan oleh tingkat
perkembangan intelegensi siswa seperti cerdas, kurang
cerdas, atau lamban. Materi kurikulum harus disusun
berdasarkan tingkat kecerdasan siswa, sehingga siswa
mampu menyerap materi tersebut, yang akan memberikan
hasil belajar yang memadai.8
Kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika
anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan
anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga
dari segi kejiwaan. Belajar pada hakekatnya merupakan
―perubahan‖ yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada
kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.
Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.9
Siswa (peserta didik) adalah suatu organisme yang hidup.
Dalam dirinya terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang
hidup yang sedang berkembang. Dalam diri masing-masing siswa
8 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. 2009), h.109-111 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka
Cipta. 2010), h. 38
12
tersebut terdapat ―prinsip aktif‖ yakni keinginan berbuat dan
bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya.
Pendidikan/pembelajaran perlu mengarahkan tingkah laku menuju
ketingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup
perlu mendapat kesempatan berkembang kearah tujuan tertentu. 10
Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa ―Pembelajaran aktif
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk
belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif,
berarti siswa yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan
ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan
ide pokok, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang
baru mereka pelajari kedalam persoalan yang ada dalam kehidupan
nyata.‖11
Keaktifan belajar menurut Rousseeau adalah ―Segala
pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan sendiri, dengan
bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara
rohani maupun tekhnis‖. Hal tesebut dimaksudkan bahwa keaktifan
belajar dalam belajar sangatlah diperlukan adanya aktivitas tanpa
adanya aktifitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Jadi
dalam belajar seseorang yang belajar haruslah aktif sendiri karena
tanpa adanya aktivitas yang terjadi dalam belajar maka proses
belajar tidak akan terjadi.12
Menurut T. Raka Joni dalam Sudjana ―Peristiwa belajar
terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan
lingkungan belajar yang di atur oleh guru‖. Jadi belajar adalah
upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh
10
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, Ed. 1 Cet. 12
2012), h. 89-90. 11
Hisyam Zaeni, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2007), h.16. 12
Endah Dwi Rahmawati, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Sosiologi Pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2011/2012, (Jurnal
Sosialita. Vol.2 No.1, Tahun 2012), h.3.
13
pengetahuan melalui keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan
belajar.13
Pembelajaran aktif adalah pendekatan pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik. Peserta didik
distimulasi untuk mengikuti pembelajaran dengan antusias dan
motivasi tinggi untuk membangun kerjasama. Tujuannya adalah
agar peserta didik mampu secara aktif memperoleh pengalaman
belajar, mengembangkan kemampuan berpikir, menganalisis,
menyintesis, menilai, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.14
Jadi siswa dituntut untuk aktif belajar untuk mempermudah
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
keaktifan belajar adalah kondisi dimana siswa mampu
berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran seperti mampu
bertanya jawab ketika proses pembelajaran, mengemukakan
pendapatnya dengan percaya diri.
b. Macam-Macam Keaktifan
Menurut Sriyono, keaktifan jasmani dan rohani siswa dalam
kegiatan pembelajaran ada empat macam diantaranya yaitu sebagai
berikut :
1. Keaktifan indera, pendengaran, penglihatan, peraba dan
sebagainya. Peserta didik harus dirangsang agar dapat
menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.
2. Keaktifan akal, akal peserta didik harus aktif atau
diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang,
menyusun pendapat dan mengambil keputusan.
13
Riry Mardiyan, Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa XI IPS 3 SMA Negeri 3 Bukit Tinggi Dengan
Metode Bermain Peran (Role Playing), (Jurnal Pakar Pendidikan. Vol. 10 No. 2 Juli 2012), h.2. 14
Asis Saefudin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung : Rosdakarya. 2014),
h. 33
14
3. Keaktifan ingatan, pada saat proses belajar mengajar
peserta didik harus aktif menerima bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak.
4. Keaktifan emosi dalam hal ini peserta didik hendaklah
senantiasa berusaha mencintai pelajarannya, karena dengan
mencintai pelajarannya akan menambah hasil belajar
peserta didik itu sendiri.15
Sesungguhnya semua proses pembelajaran menuntut siswa
untuk aktif dalam kegiatan pembalajaran, namun keaktifan setiap
siswa itu berbeda-beda. Oleh karena dalam setiap proses
pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa, sebaiknya
setiap siswa belajar secara berkelompok atau individu dalam
memperoleh pengalaman belajar sehingga peserta didik menjadi
aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.
c. Jenis Keaktifan Belajar Siswa
Oemar Hamalik membagi jenis keaktifan belajar siswa
kedalam delapan aktivitas, yaitu mendengar, melihat, mencium,
merasa, meraba, mengilah ide, menyatakan ide, dan melakukan
latihan. Kedelapan aktivitas tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Mendengar, dalam proses belajar yang sangat menonjol
adalah mendengar dan melihat. Apa yang kita dengar dapat
menimbulkan tanggapan dalam ingatan-ingatan, yang turut
dalam membentuk jiwa seseorang.
2. Melihat, peserta didik dapat menyerap dan belajar 83% dari
penglihatannya. Melihat hubungan dengan penginderaan
terhadap objek nyata, seperti peraga atau demonstrasi.
Untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar
melalui proses mendengar dan melihat, sering digunakan
15
Sriyono, dkk, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta : Rineka Cipta. 1992),
h.75.
15
alat bantu dengar dan pandang, atau yang sering dikenal
dengan istilah alat peraga.
3. Mencium, sebenarnya penginderaan dalam proses belajar
bukan hanya mendengar dan melihat, tetapi meliputi
penciuman. Seseorang dapat memahami perbedaan objek
melalui bau yang dapat dicium.
4. Merasa, yang dapat memberi kesan sebagai dasar terjadinya
berbagai bentuk perubahan bentuk tingkah laku bisa juga
dirasakan dari benda yang dikecap.
5. Meraba, untuk melengkapi penginderaan, meraba dapat
dilakukan untuk membedakan suatu benda dengan yang
lainnya.
6. Mengolah ide, dalam mengolah ide peserta didik
melakukan proses berpikir dan proses kognisi. Dari
keterangan yang disampaikan kepadanya, baik secara lisan
maupun secara tulisan, serta dari proses penginderaan yang
lain yang kemudian peserta didik mempersepsi dan
menanggapinya.
7. Menyatakan ide, tercapainya kemampuan melakukan
proses berpikir kompleks ditunjang oleh kegiatan belajar
melalui pernyataan atau mengekspresikan ide. Ekspresi ide
ini dapat diwujudkan melalui kergiatan diskusi, melakukan
eksperimen atau melalui proses penemuan melalui kegiatan
semacam itu, taraf kemampuan kognitif yang dicapai lebih
baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan hanya sekedar
melakukan penginderaan, apalagi penginderaan yang
dilakukan hanya sekedar mendengar semata-mata.
8. Melakukan latihan, bentuk tingkah laku yang sepatutnya
dapat dicapai melalui proses belajar, disamping tingkah
laku kognitif, tingkah laku efektif (sikap) dan tingkah laku
psikomotorik (keterampilan). Untuk meningkatkan
16
keterampilan tersebut memerlukan latihan-latihan tertentu.
Oleh karena itu kegiatan belajar yang tujuannya untuk
membentuk tingkah laku psikomotorik dapat dicapai
dengan melalui latihan-latihan.16
d. Faktor-Faktor Keaktifan
Keaktifan belajar suatu individu berbeda dengan individu
lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menyebabkan perbedaan tingkat keaktifan seseorang. Menurut
Muhibbin Syah faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar ada
tiga macam yaitu meliputi faktor internal (faktor dari dalam peserta
didik), faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) dan faktor
pendekatan belajar (approach to learning). Faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus
(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik.
2) Aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah
proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan
fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar
seseorang.
3) Faktor eksternal peserta didik, merupakan faktor dari
luar siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
Adapun yang termasuk dari faktor eksternal diantaranya
adalah : a. lingkungan social, yang meliputi para guru,
para staf administrasi dan teman-teman sekelas, b.
lingkungan non sosial, yang meliputi gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta
16
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara. 2009), h.22-23.
17
didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan peserta didik.
4) Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau
strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang
keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu.17
e. Peran Guru dalam Pembelajaran
Menurut Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell dalam
Muh. Zein bahwa proses pembelajaran sekolah (kelas) peranan
guru lebih spesifik sifatnya dalam pengertian yang sempit, yakni
dalam hubungan proses belajar mengajar. Peranan guru adalah
sebagai pengorganisasian lingkungan belajar dan sekaligus sebagai
fasilitator belajar. Peranan pertama meliputi peranan-peranan yang
lebih spesifik, yakni : guru sebagai model, guru sebagai
perencanaan, guru sebagai peramal, guru sebagai pemimpin dan
guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kearah pusat-pusat
belajar.18
f. Peran Guru dalam Mendorong Keaktifan Siswa
Guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak di
lapangan dalam pengembangan kurikulum. Keberhasilan belajar
mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan profesional dan
pribadi guru. 19
Agar siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya dari guru untuk
dapat membangkitkan keaktifan mereka salah salah satunya yaitu
dengan menggunakan model seta media pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
17
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.146-156. 18
Muh. Zein, Peran Guru Dalam Pengembangan Pembelajaran, (E-Journal. Vol.5 No.2
Juli-Desember 2016) h.279-280 19
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. 2009), h.231.
18
Sehingga dalam proses pembelajaran siswa menjadi senang dan
nyaman dalam mengikuti semua kegiatan yang dilakukan di dalam
kelas. Terciptanya suasana yang menyenangkan dan nyaman serta
adanya media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran membuat siswa tidak merasa bosan ataupun tertekan
ketika belajar.
g. Indikator Keaktifan
Menurut teori kognitif dalam Dimyati dan Mudjiono, belajar
menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah
informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa
mengadakan transformasi. Menurut teori ini, anak memiliki sifat
aktif, konstruktif fan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu
mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu
mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan
fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.20
Dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa
dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secara efektif, belajar dituntut untuk aktif secara fisik,
intelektual dan emosional. Implikasi keaktifan bagi siswa lebih
lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses
pembelajaran.21
Proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik
dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan
dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk
mencapainya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari fisik,
tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif,
20
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h. 44-
45 21
Ibid, h. 51
19
tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan
besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.22
Menurut Moh. Uzer Usman aktivitas atau keaktifan siswa
dalam pembelajaran dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca,
menulis, melakukan eksprimen dan demonstrasi.
b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca
sajak, tanya jawab diskusi, dan bernyanyi.
c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti
mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
d. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik,
menari, melukis.
e. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang,
membuat makalah, membuat surat.23
Keaktifan siswa yang lebih lengkapnya diungkapkan oleh
Zakiah Daradjat, melalui kegiatan-kegiatan jasmani dan rohani
dapat dilakukan di sekolah menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh Paul B. Diedrich meliputi :
a. Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar,
demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan
sebagainya.
b. Oral activities : seperti menanyakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, interviu,
diskusi dan sebagainya.
c. Listening activities seperti mendengarkan uraian,
percakapan, musik, pidato, ceramah dan sebagainya.
d. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin dan sebagainya.
22
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka
Cipta ), h.38 23
Moh. User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2010),
h.21.
20
e. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik,
peta, patroon, dan sebagainya.
f. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun,
memelihara binatang dan sebagainya.
g. Mental activities seperti menangkap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan dan
sebagainya.
h. Emotional activities seperti menaruh minat, gembira,
berani, tenang, gugup, kagum, dan sebagainya.24
2. Kesiapan Belajar
a. Pengertian Kesiapan Belajar
Readiness atau kesiapan ialah kondisi individu yang
memungkinkan mereka dapat belajar.25
Jadi school readiness atau
kesiapan belajar yaitu kondisi individu yang benar-benar sudah
siap untuk belajar sehingga pelajaran yang diajarkan oleh pendidik
dapat diterima dengan baik dan tidak merasa kesulitan jika
diberikan tugas.
Menurut Slameto dalam Effendi mengemukakan kesiapan
adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap
untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi.26
Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan
berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.
Menurut Soemanto ada orang yang mengartikan readiness
sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.
Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang
24 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h.276-277. 25
Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar, (Depok : Rajawali Pers. 2017), h.14. 26
21
readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat
seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.27
Kesiapan belajar merupakan suatu kesatuan usaha untuk
melengkapi kemampuan yang dimilikinya dalam memberi respon
yang sedang dihadapinya dalam belajar.28
Jadi siswa harus
mempunyai kesiapan untuk belajar agar ketika proses
pembelajaran berlangsung, siswa dapat mengikutinya dengan baik.
Menurut Thorndike, hukum kesiapan secara lengkap
berbunyi Pertama, jika seseorang ada kesiapan untuk merespon
atau bertidak, maka tindakan atau respon yang dilakukannya akan
memberi kepuasan, dan melibatkan orang tersebut untuk tidak
melakukan tidakan-tindakan lain. Kedua, jika seseorang memiliki
kesiapan untuk merespon, kemudian tidak dilakukannya, maka
mengakibatkan ketidakpuasan, dan akibatnya orang tersebut akan
melakukan tindakan-tindakan lain. Ketiga, jika seseorang tidak
memiliki kesiapan untuk merespon, maka respon yang diberikan
akan akan mengakibatkan ketidak puasan. Kesiapan belajar adalah
kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri.
Tanpa kesiapan atau kesediaan proses belajar tidak akan terjadi.
Pra-kondisi belajar ini terdiri atas perhatian, motivasi, dan
perkembangan persiapan.29
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah
“preparedness to respond or react”. Kesiapan adalah kesediaan
untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari
dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar,
27
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta. 1998), h.191. 28
Vovi Sinta B. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X Di SMA Bina Jaya Palembang, (Jurnal Pendidikan dan Ekonomi. Volume 1.
No.1. Tahun 2017) h. 13. 29
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Ed.1 Cet. 5, 2013),
h.238-240
22
karena jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului
kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan atau kesediaan proses
belajar tidak akan terjadi. Pra-kondisi belajar ini terdiri atas
perhatian, motivasi, dan perkembangan persiapan. 30
a) Perhatian
Mengamati sesuatu diperlukan perhatian. Anak harus
melihat gambar atau buku dan bukan melihat keluar jika ia
ingin belajar. Dan cara untuk menarik perhatian anak yaitu
dengan cara stimulus yang baru, aneka ragam atau berintensitas
tinggi. Namun lebih penting ialah memupuk ”attentional set”
sikap memperhatikan pada anak, sehingga anak itu dapat
memberikan perhatiannya.
b) Motivasi
Motivasi diakui sebagai hal yang sangat penting bagi
pelajaran di sekolah, setidaknya anak itu harus mempunyai
motivasi untuk belajar di sekolah. Menurut Skinner masalah
motivasi bukan soal memberikan motivasi, akan tetapi
mengatur kondisi belajar sehingga memberikan reinforcement.
Motivasi yang dianggap lebih tinggi tarafnya dari pada
penguasaan tugas ialah ”achievement motivation” yakni
motivasi untuk mencapai atau menghasilkan sesuatu.
c) Perkembangan Kematangan
Dapat tidaknya seorang anak belajar sesuatu juga
ditentukan oleh taraf kematangan dan kesiapannya, ada hal-hal
yang tidak dapat dilakukan oleh anak usia empat tahun yang
dapat dilakukan oleh anak usia delapan tahun, karena badannya
belum cukup tinggi dan kuat atau perkembangannya belum
30
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. 12 2008), h.179.
23
memungkinkan dia misalnya bercakap dan berjalan seperi
halnya pada bayi. Dapat juga dikatakan, bahwa perbedaan
dalam perkembangan kesiapan anak disebabakan oleh
perbedaan dalam keterampilan intelektual yang telah dipelajari
sebelumnya.31
b. Faktor-faktor Kesiapan Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan
belajar siswa. Di bawah ini di kemukakan faktor-faktor kesiapan
belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut:
Menurut Soemanto faktor yang membentuk readiness,
meliputi:
a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi; ini menyangkut
pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh
pada umumnya, alat-alat indera, dan kapasitas intelektual.
b) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta
tujuantujuan individu untuk mempertahankan serta
mengembangkan diri.
Selain faktor diatas, menurut Darsono dalam Effendi faktor
belajar meliputi :
a) Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya sakit, pasti
akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan
untuk belajar.
b) Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya gelisah,
tertekan dan lain sebaginya merupakan kondisi awal
yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.32
c. Prinsip-prinsip Kesiapan Belajar
Menurut Soemanto prinsip bagi perkembangan readiness
meliputi :
31
Ibid, h.180-183. 32
Effendi, Hubungan Readiness (Kesiapan) Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja, (Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 5 No.1 Maret
2017), h.17
24
a) Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama
membentuk readiness.
b) Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan
fisiologis individu.
c) Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam
perkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baik
yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
d) Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu
terbentuk pada diri seseorang, maka saat-saat tertentu
dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi
perkembangan pribadinya.33
d. Aspek-aspek Kesiapan Belajar
Menurut Slameto dalam Effendi kondisi kesiapan siswa
mencakup 3 aspek, yaitu :
a) kondisi fisik, mental dan emosional
b) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
c) keterampilan pengetahuan.
Kondisi peserta didik yang sehat akan lebih mudah untuk
menerima pelajaran dari pendidik. Dengan adanya kesiapan
belajar, peserta didik akan termotivasi untuk mengoptimalkan
hasil belajarnya.34
e. Indikator Kesiapan
Belajar yang baik diperlukan beberapa syarat yang harus
dipenuhi. Pemenuhan syarat-syarat itu banyak tergantung dari
bantuan orang tua dan guru, tetapi adalah menjadi tugas murid atau
anak untuk mengenalnya, sehingga ia pun dapat memelihara dan
membina unsur-unsur yang termasuk kedalam syarat-syarat yaitu :
1) Kesehatan jasmani, artinya murid harus memperhatikan dan
memelihara kesehatan jasmaninya, sehingga ia terbebas
33
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta. 1998), h.191-192. 34
Effendi, Op.Cit.
25
dari segala penyakit jasmaniah yang dapat mengganggu
belajar.
2) Kesehatan mental atau rohani, artinya murid harus
memelihara dan memperhatikan serta menjaga kesehatan
mentalnya, sehingga ia tidak dapat atau mengidap
gangguan emosional dan senantiasa tenang serta stabil
dalam belajar.
3) Tempat belajar yang menyenangkan, artinya murid harus
senantiasa menjaga dan mengembangkan tempat dimana ia
belajar, sehingga ia merasa senang belajar ditempat
tersebut. Tempat itu bersih dan sehat, sehingga ia menjadi
betah.
4) Lingkungan yang tenang, artinya murid harus memilih dan
membina lingkungan atau suasana, sehingga ia dapat
belajar dengan tenang, terbebas dari segala hiruk-pikuk
yang mengganggu.
5) Tersedia cukup bahan dan alat bantu yang diperlukan,
artinya murid harus senantiasa menyediakan segala bahan
dan alat bantu belajar bagi dirinya serta menjaga,
memelihara dan menyimpannya dengan baik agar ia dapat
mempergunakan sebagaimana mestinya, jika diperlukan
pada waktunya.35
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain dari Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dengan judul ―Pengaruh
Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
35
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h.276-277.
26
Negeri Pekanbaru‖, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
kesiapan belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keaktifan
siswa.36
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni dari Universitas Negeri
Semarang dengan judul ―Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar
dan Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA Al Asror Gunung Pati
Tahun Pelajaran 2004/2005‖, hasil penelitian ini menunjukan bahwa
besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel kesiapan belajar,
motivasi belajar dan pengulangan materi pelajaran terhadap hasil
belajar secara simultan adalah 66,1% dan secara parsial untuk kesiapan
belajar sebesar 11,36%, motivasi belajar sebesar 18,23% dan
pengulangan materi pelajaran sebesar 10,89%. Dari hasil analisis
tersebut diketahui motivasi belajar memberikan kontribusi yang tinggi
terhadap pencapaian hasil belajar siswa diikuti oleh kesiapan belajar
dan pengulangan materi pelajaran.37
3. Penelitian yang dilakukan oleh Erna Sasmita dari Universitas Negeri
Semarang dengan judul ―Pengaruh Kesiapan Belajar, Disiplin Belajar
dan Manajemen Waktu Terhadap Motivasi Belajar Mata Diklat
Bekerjasama Dengan kolega dan Pelanggan Pada Siswa Kelas X
Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 2
Semarang‖, hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh
positif secara simultan antara kesiapan belajar siswa, disiplin belajar
siswa dan manajemen waktu siswa terhadap motivasi belajar siswa
kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2
Semarang sebesar 83,9%, sedangkan 16,1% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan secara parsial
36
Zulkarnain, Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Pekanbaru, Skripsi,
(Riau Pekanbaru : UIN Sultan Syarif Kasim, 2010). 37
Dwi Wahyuni, Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi
Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA Al Asror
Gunung Pati, Skripsi, (Semarang : Universitas Negeri Seamarang, 2005).
27
ada pengaruh positif antara kesiapan belajar siswa terhadap motivasi
belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di
SMK Negeri 2 Semarang sebesar 16,08%, pengaruh disiplin belajar
siswa terhadap motivasi belajar siswa kelas X Program Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang sebesar 5,43%
dan pengaruh manajemen waktu siswa terhadap motivasi belajar siswa
kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2
Semarang sebesar 12,89%.38
4. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Erwin Pratiwi dari Universitas
Negeri Yogyakarta dengan judul ―Meningkatkan Keaktifan Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Menggunakan Media
Gambar Di SD Banyuraden Gamping Tahun Ajaran 2012/2013‖, hasil
penelitian ini menunjukan bahwa keaktifan siswa pada pembelajaran
IPS di SDN Banyuraden Gamping dapat ditingkatkan dengan
menggunakan gambar. Pembelajaran IPS menjadi lebih menarik bagi
siswa dan dapat memotivasi semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS. Peningkatan keaktifan siswa tersebut terbukti dari
hasil rata-rata observasi siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I
dan siklus II. Dengan menggunakan media gambar dalam
pembelajaran IPS diperoleh rata-rata hasil siklus I mencapai 57%
(kategori cukup) dan pada siklus II mencapai 79 % (kategori tinggi).39
Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah sama-
sama membahas tentang kesiapan belajar dan keaktifan belajar siswa
dikelas. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas
yaitu perbedaan dengan penelitian Zulkarnain (2010) adalah tujuan
dari penelitian Zulkarnain untuk mengetahui Pengaruh Kesiapan
38
Erna Sasmita, Pengaruh Kesiapan Belajar, Disiplin Belajar dan Manajemen Waktu
Terhadap Motivasi Belajar Mata Diklat Bekerjasama Dengan kolega dan Pelanggan Pada Siswa
Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 2 Semarang, Skripsi,
(Semarang : Universitas Negeri Semarang, 2013). 39
Winda Erwin Pratiwi, Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS
Kelas IV Menggunakan Media Gambar Di SD Banyuraden Gamping, Skripsi, (Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta, 2013).
28
Belajar Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS
Terpadu Di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Pekanbaru
sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Tematik Di Kelas 1 SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang.
Perbedaan dengan penelitian Dwi wahyuni (2005) tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui Pengaruh Kesiapan Belajar,
Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA Al Asror
Gunung Pati Tahun Pelajaran 2004/2005 sedangkan tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap
Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Di Kelas 1
SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Perbedaan dengan penelitian Erna Sasmita (2013) tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui Pengaruh Kesiapan Belajar,
Disiplin Belajar dan Manajemen Waktu Terhadap Motivasi Belajar
Mata Diklat Bekerjasama Dengan kolega dan Pelanggan Pada Siswa
Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri
2 Semarang sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Tematik Di Kelas 1 SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang.
Perbedaan dengan penelitian Winda Erwin Pratiwi (2013) tujuan
penelitannya adalah untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Menggunakan Media Gambar Di
SD Banyuraden Gamping Tahun Ajaran 2012/2013 sedangkan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kesiapan Belajar
Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Di
Kelas 1 SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
29
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir penelitian merupakan jalan pikiran peneliti dari
awal atau pra penelitian sampai dengan akhir. Berikut adalah gambar
bagan kerangka pikir.
Dari gambar diatas, dapat dijelaskan pada usia siswa kelas 1 SD
perkembangan siswa pada masa ini masihh perlu bimbingan dari orang tua
dan guru dalam menerima pelajaran. Dalam menyalurkan keaktifan siswa
dikelas dalam mengikuti pembelajaran, maka sebaiknya kesiapan siswa
dalam belajar harus benar-benar matang terlebih dahulu. Jika siswa benar-
benar siap dalam mengikuti pembelajaran dan siap menerima lingkungan
baru, maka siswa dalam proses pembelajaran tidak akan takut tidak bisa
mengerjakan tugas yang diberikan guru dan siswa akan menjadi lebih
aktif. Sehingga ada pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran tematik kelas 1 SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang.
D. Hipotesis
Ha : adanya pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran tematik kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang.
Ho : tidak adanya pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran tematik kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang.
Kesiapan Belajar Siswa
Keaktifan Belajar Siswa
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SDN 01 Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Penelitian ini dilakukan pada
tahun ajaran 2017/2018 yaitu dari bulan April hingga bulan Mei.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa siswi SDN 01 Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Sedangkan objek dalam
penelitian ini adalah pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran tematik di kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
mixed methods atau metode penelitian kombinasi. Menurut Sugiyono
metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan
metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu
kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif,
valid, reliabel dan obyektif.40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian berupa
kumpulan atau merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulan.41
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN
01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran
2017/2018.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung : Alfabeta, 2013), h. 404 41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011),
h.80
31
2. Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian individu yang diselidiki dari
keseluruhan individu penelitian.42
Menurut Suharsimi Arikunto apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga
penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15%, atau 20-
25%, atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari : 1. Kemampuan
42
Cholid Narbuko dan abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
h.107
31
peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. 2. Sempit luasnya wilayah
pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti.43
Sehubungan dengan besarnya jumlah populasi siswa maka atas
pertimbangan waktu, biaya serta kemampuan maka peneliti hanya
mengambil sampel 40 siswa kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang dengan menggunakan Random Sampling
(secara acak).
D. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh lansung dari responden.
2. Data Sekunder yaitu, data yang diperoleh langsung dari dokumen yang
ada pada SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Untuk mendapatkan data yang sesungguhnya dan relevan dengan tujuan
penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu
dengan cara :
a. Angket
Menurut Sugiyono kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket dalam
penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kesiapan
belajar terhadap keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran tematik
kelas 1 di SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Tahun Pelajaran 2017/2018. Angket yang digunakan adalah angket.44
Angket adalah pengumpulan data melalui petanyaan tertulis dan
jawaban tertulis yang disebarkan kepada responden yaitu guru dan
orang tua untuk mengetahui kesiapan dan keaktifan siswa dirumah dan
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013 ), h. 130 44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2009), h. 142
32
sekolah. Angket yang disebarkan kepada guru dan orang tua siswa
kelas I SDN 01 yang berjumlah 40 buah angket sesuai dengan jumlah
responden penelitian. Masing-masing angket berisi 20 pertanyaan
untuk kesiapan belajar dan 20 pertanyaan untuk keaktifan dalam
belajar, dimana setiap petanyaan mengandung dua options yakni item
A dan B. selengkapnya data dari hasil angket.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Skala Kesiapan Belajar
Variabel Sub Variabel Indikator
1. Kesiapan
Belajar
(x)
1. Kesiapan
fisik Mampu
mengikuti
pelajaran
dengan baik
Mendengarkan
penjelasan dari
guru dengan
baik
Mampu
membaca
tulisan dipapan
tulis
Mampu
mengikuti
pembelajaran
meskipun
sudah merasa
lelah
2. Kesiapan
mental Tidak takut menerima
pelajaran baru yang
disampaikan guru
Mempersiapkan diri
sebelum belajar
Mampu mengerjakan
tugas-tugas yang
diberikan guru
Berkonsentrasi penuh
ketika sedang belajar
Percaya diri ketika
diminta untuk maju
megerjakan tugas
3. Kesiapan Mampu menerima kondisi
33
Emosiona
l
lingkungan baru
Mampu bersosialisasi
dengan teman baru
Tidak mudah marah
ketika teman membuat
kesalahan
4. Kesiapan
sarana
dan
prasarana
Menyiapkan buku yang
diperlukan saat pelajaran
Menyiapkan alat tulis
yang diperlukan
Menjaga buku-buku
bacaan dalam kelas
Menjaga kebersihan kelas
Tabel 3.2
Kisi-kisi Skala Keaktifan Belajar
Variable Sub Variable Indikator
1. Keaktifan
Belajar
(Y)
1. Aktivitas
Visual Mampu membaca materi
yang diajarkan guru dibuku
paket/papan tulis
Mendengarkan penjelasan
dari guru
Mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru
ketika sedang mendiktekan
materi.
2. Aktivitas
Lisan Mampu bercerita didepan
kelas
Bertanya kepada guru jika
merasa kurang paham
dengan penjelasan yang
disampaikan guru
Melakukan tanya jawab
Bernyanyi didepan kelas
3. Aktivitas
mendengar
kan
Mendengarkan penjelasan
guru
Menyimak teman ketika
sedang maju didepan kelas
4. Aktivitas
gerak Mampu menari didepan
kelas berdasarkan arahan
dari guru dengan percaya
diri
34
Mengikuti kegiatan
menggambar dalam
pembelajaran
Mampu membuat kolase dan
mozaik berdasarkan perintah
guru
Mengikuti senam dalam
pembelajaran pjok
5. Aktivitas
menulis Menulis kartu ucapan untuk
teman
Menulis kartu ucapan untuk
guru
Mampu menulis tugas yang
diberikan oleh guru
b. Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara ini hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan.45
Wawancara dilakukan
kepada guru kelas 1 SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesiapan belajar
dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran.
c. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto pelaksanaan observasi
berjalan bersamaan pada saat tindakan berlangsung. Pada tahap ini
peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.46
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 270 46
Ibid, h.272
35
Lembar Observasi Kesiapan Belajar
No Aspek Yang Diamati Indikator
1. Kondisi Fisik Menjaga kesehatan
tubuh
Mampu membaca
tulisan dibuku paket
atau dipapan tulis
Mendengarkan
penjelasan guru dengan
baik
2. Kondisi Mental Mampu bersosialisasi
dengan lingkungan
baru
Mempersiapkan diri
untuk menerima
pelajaran
Percaya diri ketika
mengerjakan tugas
3. Kondisi Emosional Menerima kondisi
lingkungan baru
dengan baik
Mampu menahan
marah ketika teman
membuat kesalahan
4. Kebutuhan-Kebutuhan Menyiapkan alat tulis
yang dibtuhkan
Membawa buku
pelajaran
Mampu menjaga
kebersihan kelas
5. Keterampilan
Pengetahuan Membuat kolase
menggunakan biji-
bijian
Membaca puisi
didepan kelas
Membuat surat ucapan
untuk teman
Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No Aspek Yang Diamati Indikator
1. Aktivitas Visual Mampu mengikuti
pelajaran dengan baik
Mendengarkan
36
penjelasan guru
Membaca teks bacaan
yang diperintahkan
oleh guru
2. Aktivitas Lisan Mampu berbicara
didepan kelas dengan
percaya diri
Mampu melakukan
tanya jawab ketika
pembelajaran
berlangsung
3. Aktivitas
Mendengarkan Mendengarkan
penjelasn guru
Menyimak teman yang
sedang membaca atas
perintah guru
Menyimak teman yang
sedang diberikan tugas
oleh guru
4. Aktiviitas Gerak Melakukan senam
ketika pembelajaran
pjok
Menari ketika
pembelajaran SBdP
Mengikuti kegiatan
menggambar dalam
pembelajaran
5. Aktivitas Menulis Mampu menulis tugas
yang diberikan guru
Menyelesaikan tugas
yang diberikan guru
Menulis surat ucapan
untuk teman dan guru
Menulis puisi yang
dicontohkan oleh guru
d. Dokumentasi
Menurut Arikunto metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda,
37
dan sebagainya.47
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan data dokumen
sekolah terutama dan juga profil sekolah untuk menggambarkan
deskripsi sekolah.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik analisis yang digunakan Regresi Liner sederhana.
Pengolahannya dengan menggunakan program statistika untuk ilmu
social (statistikal program for social science) SPSS.
2. Teknik Analisis Data
Berkaitan dengan pengumpulan data dalam penelitian ini, untuk
mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan perlu dilakukan uji
coba instrumen penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi
pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti.48
Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang
berjudul Prinsi-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, suatu
teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut
valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang
sebenarnya diukur.49
Sebuah angket dapat dinyatakan memiliki validitas jika
hasilnya sesuai dengan kriteria yakni memiliki kesejajaran antara
hasil angket dengan kriteria yang ada, di dalam mengukur
validitas, perhatian ditunjukkan kepada isi dan kegunaan
instrumen. Untuk menguji alat ukur berupa angket, terlebih dahulu
47
Opcit, h.274
48 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2011), h. 267
49 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), h.137-138
38
dicari angka korelasi bagian-bagian dari alat ukur secara
keseluruhan, yaitu dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat
ukur dengan skor yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
( )( )
√* ( ) +* ( )+
Keterangan:
: koefisien korelasi antara variable X dan Y
n : Banyak siswa yang diteliti
: Jumlah skor butir soal
: Jumlah skor total butir soal
: Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
: Kuadrat dari Jumlah Skor Butir Soal
( ) : Jumlah skor butir soal yang dikuadratkan
: Kuadrat dari skor butir soal
( ) : Jumlah skor total butir soal yang dikuadratkan
Interprestasi terhadap nilai koefisiensi rxy digunakan kriteria
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interprestasi Korelasi rxy 50
Nilai rxy Keterangan
0,00 - 0,199 Korelasi sangat rendah
0,20 - 0,399 Korelasi rendah
0,40 - 0,599 Korelasi sedang
0,60 - 0,799 Korelasi tinggi
0,80 - 1,00 Korelasi sangat tinggi
Apabila telah diperoleh selanjutnya dibandingkan
dengan rtabel dengan melihat derajat kebebasan (dk) = n - 2 dan
50 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h.184 .
39
taraf signifikansi 5%. Butir soal instrumen dikatakan valid apabila
rxy > rtabel. Jika rxy ≤ rtabel maka soal dikatakan tidak valid.
a) Uji validitas angket keaktifan belajar siswa
Dalam uji validitas angket ini, sampel yang digunakan
berjumlah 20 orang, maka dk = n – 2 = 20 – 2 = 18 adalah
0,444. Untuk perhitungan validitas keaktifan belajar siswa
peneliti menggunakan SPSS 22 dengan rumus product moment.
Selanjutnya melakukan pengambilan keputusan, apabila nilai
rxy > rtabel maka pertanyaan dikatakan valid. Berikut adalah hasil
uji validitas angket keaktifan belajar :
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Kesiapan Belajar
No Rxy Rtabel Keterangan
1 0,687 0,444 Valid
2 0,654 0,444 Valid
3 0,665 0,444 Valid
4 0,591 0,444 Valid
5 0,504 0,444 Valid
6 0,611 0,444 Valid
7 0,728 0,444 Valid
8 0,698 0,444 Valid
9 0,506 0,444 Valid
10 0,807 0,444 Valid
11 0,897 0,444 Valid
12 0,695 0,444 Valid
13 0,495 0,444 Valid
14 0,668 0,444 Valid
15 0,458 0,444 Valid
16 -0,404 0,444 Tidak Valid
17 -0,282 0,444 Tidak Valid
40
18 -0,066 0,444 Tidak Valid
19 0,162 0,444 Tidak Valid
20 -0,138 0,444 Tidak Valid
Total Valid = 15
Tidak Valid = 5
Berdasarkan tabel diatas dari 20 butir pertanyaan yang telah
dibuat setelah dilakukan uji validitas angket keaktifan belajar siswa
maka didapatkan hasil 15 pertanyaan yang valid yang akan
digunakan untuk penelitian ini dan yang 5 pertanyaan tidak valid
akan dibuang dan tidak akan digunakan untuk penelitian ini.
b) Uji validitas kesiapan belajar
Dalam uji validitas angket ini, sampel yang digunakan
berjumlah 20 orang, maka dk = n – 2 = 20 – 2 = 18 adalah
0,444. Untuk perhitungan validitas kesiapan belajar siswa
peneliti menggunakan SPSS 22 dengan rumus product moment.
Selanjutnya melakukan pengambilan keputusan, apabila nilai
rxy > rtabel maka pertanyaan dikatakan valid. Berikut adalah hasil
uji validitas angket kesiapan belajar :
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kesiapan Belajar
No Rxy Rtabel Keterangan
1 0,911 0,444 Valid
2 0,858 0,444 Valid
3 0,537 0,444 Valid
4 0,700 0,444 Valid
5 0,779 0,444 Valid
6 -0,415 0,444 Tidak Valid
7 0,121 0,444 Tidak Valid
8 0,228 0,444 Tidak Valid
9 0,654 0,444 Valid
10 0,610 0,444 Valid
11 -0,076 0,444 Tidak Valid
12 -0,089 0,444 Tidak Valid
41
13 -0,176 0,444 Tidak Valid
14 0,640 0,444 Valid
15 0,729 0,444 Valid
16 0,663 0,444 Valid
17 0,855 0,444 Valid
18 0,754 0,444 Valid
19 0,637 0,444 Valid
20 0,850 0,444 Valid
Total Valid = 14
Tidak Valid = 6
Berdasarkan tabel diatas dari 20 butir pertanyaan yang telah
dibuat setelah dilakukan uji validitas angket kesiapan belajar siswa
maka didapatkan hasil 14 pertanyaan yang valid yang akan
digunakan untuk penelitian ini dan yang 6 pertanyaan tidak valid
akan dibuang dan tidak akan digunakan untuk penelitian ini.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berkenaan dengan derajad konsentrasi dan
stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic
(kuantitatif) suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih
peneliti dalam objek data yang sama, atau peneliti sama dalam
waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecah menjadi dua, menunjukan data yang
tidak berbeda.51
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika instrumen tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap. Untuk menguji reliabilitas pada angket digunakan
rumus Spearman-Brown yaitu sebagai berikut:52
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2011), h. 268
52 Suharsimi Arikunturo, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 223
42
(
)
r11 : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
: korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Tabel 3.6
Klasiifikasi Koefisien Reliabilitas53
Indeks Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
0,00 ≤ – < 0, 20 Korelasi sangat rendah
0,20 ≤ – < 0,40 Korelasi rendah
0,40 ≤ – < 0,60 Korelasi sedang
0,60 ≤ – < 0,80 Korelasi tinggi
0,80 ≤ – < 1,00 Korelasi sangat tinggi
a) Hasil uji reliabilitas keaktifan belajar
Tabel 3.7
Hasil Uji Reabilitas Keaktifan Belajar
Dengan menggunakan SPSS 22 didapatkan hasil uji reliabilitas
pada variabel keaktifan belajar adalah sebesar 0,726, yang berarti 0,726 >
0,60 maka dapat dinyatakan item-item pertanyaan tersebut reliabel.
53 Rostina Sundayana, Statistika Penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 70
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.726 15
43
b) Hasil uji reliabilitas kesiapan belajar
Tabel 3.8
Hasil Uji Reabilitas Kesiapan Belajar
Dengan menggunakan SPSS 22 didapatkan hasil uji reliabilitas
pada variabel keaktifan belajar adalah sebesar 0,938, yang berarti 0,938 >
0,60 maka dapat dinyatakan item-item pertanyaan tersebut reliabel.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel
dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal dalam
artiannya mendekati normal atau tidak. Dalam hal ini peneliti
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 20.
d. Uji Hipotesis
Berdasarkan pada rumusan masalah yaitu apakah terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara mengikuti kegiatan
pramuka dengan pembentukan karakter disiplin siswa. Data dua
variabel tersebut adalah data rasio, oleh karena itu teknik statistik
yang digunakan yaitu :
: Jika ( ) sama atau lebih kecil daripada maka,
diterima
: Jika ( ) lebih besar daripada maka,
diterima dan ditolak.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.938 14
44
Untuk analisis hipotesis statistik menggunakan rumus Korelasi
Product Moment yaitu:
e. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang
diperoleh linear atau tidak. Untuk melihat linearitas dua variabel
peneliti menggunakan bantuan SPSS 22. Hubungan dua variabel
dikatakan linear apabila signifikansi yang diperoleh > nilai alpha
yaitu 0,05.
f. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Besar
kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y akan ditentukan dalam
bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut:
KD = rxy2 x 100%
Keterangan:
KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r2 : Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Dalam penelitian ini, uji koefisien determinasi yang digunakan
adalah dengan program SPSS 22.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Penyajian Hasil Penelitian
1. Deskriptif Sekolah
a. Indentitas Sekolah
1). Nama Sekolah : SDN 01 Penggarit
2). Alamat : Jln. Mardadiono No.58, Desa Penggarit.
b. Sejarah Singkat SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang
2. Visi dan Misi dan Kegiatan Lainnya
a. Visi SDN 01 Pengggarit
Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa,
berakhlak mulia, berbudi luhur, cerdas, terampil, berbudaya dan
berkarakter bangsa Indonesia.
b. Misi SDN 01 Penggarit
1) Melaksanakan pembelajaran keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Membiasakan peserta didik berperilaku sopan santun dan
berbudi pekerti luhur.
3) Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
menyenangkan.
4) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional.
5) Melaksanakan pembelajaran penanaman sikap patriotisme dan
nasionalisme.
B. Penyajian Hasil Analisis Data
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu satu variabel bebas dan
satu variable terikat. Variabel bebas adalah kesiapan belajar siswa atau
variabel X sedangkan Variabel terkait adalah keaktifan siswa atau variabel
Y yang diproleh dari hasil angket. Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan yaitu berupa angket. Angket yang disebarkan penulis kepada
46
siswa kelas Ia dan Ib yang berjumlah 40 buah yaitu di kelas Ia berjumlah
20 dan kelas Ib berjumlah 20 angket sesuai dengan jumlah responden
penelitian. Untuk angket kesiapan belajar terdiri dari 14 pertanyaan dan 15
pertanyaan untuk angket keaktifan belajar, dimana pada setiap pertanyaan
mengandung empat options yakni Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebelumnya telah
dinyatakan layak melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun analisis
deskripsi kesiapan belajar dan keaktifan belajar siswa adalah sebagai
berikut:
1. Deskripsi Data Kesiapan Belajar
Data kesiapan belajar siswa kelas I SDN 01 Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang diperoleh dari hasil
angket yang telah disebar kepada 40 responden. Angket
tersebut terdiri dari 14 pertanyaan dan setiap pertanyaan
memiliki empat options yakni Sangat Setuju, Setuju, Tidak
Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Penulis melakukan deskripsi
data kesiapan belajar didasarkan pada skor hipotetik. Data
statistik kompetensi kesiapan belajar disediakan untuk
memudahkan peneliti dalam menghitung skor hipotetik. Dari
hasil perhitungan skor hipotetik, selanjutnya dilakukan
pengelompokan menjadi tiga kategori, tinggi, sedang, dan
rendah. Hasil perhitungan tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Statistik Kesiapan Belajar
Descriptive Statistics
N Range Minimum
Maximu
m Sum Mean
Std.
Deviation
Varianc
e
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic
KESIAPAN 40 22 32 54 1756 43.90 1.002 6.336 40.144
KEAKTIFAN 40 31 27 58 1754 43.85 1.312 8.298 68.849
Valid N
(listwise) 40
47
a. Menghitung banyaknya kelas interval :
K = 1 + 3,3 log N
K = 1 + 3,3 log 40
K = 6,3 dibulatkan menjadi 6
b. Menghitung panjang kelas interval (i) :
( )
( ) =
3,6 dibulatkan menjadi 4
Selanjutnya membuat tabel distribusi frekuensi. Distribusi
frekuensi variabel kesiapan belajar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar
Interval Frekuensi Proposi dalam
persen (%)
32-35 3 7,5 %
36-39 8 20 %
40-43 11 27,5 %
44-47 4 10 %
48-51 8 20 %
52-55 6 15 %
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, frekuensi variabel kesiapan belajar paling
banyak terletak pada interval 40 – 43 sebanyak 11 siswa (27,5%) dan paling
sedikit terletak pada interval 32 – 35 sebanyak 3 siswa (7,5%).
Selanjutnya penulis akan menentukan kecenderungan variabel kesiapan
belajar yang diperoleh berdasarkan perhitungan skor hipotetik sebagai berikut :
a) Menghitung mean hipotetik (𝜇), dengan rumus sebagai berikut :
𝜇 =
(i
max + i
min) Σk μ : mean hipotetik
=
(4 + 1) 14 i
max : skor maksimal item
48
=
(5) 14 i
min : skor minimal item
= 35 Σk : jumlah item
b) Menghitung standar deviasi hipotetik (σ), dengan rumus sebagai
berikut :
σ =
(X
max – X
min) σ : std. Deviasi hipotetik
=
(54 – 32) X
max: skor maks subjek
= 3,6 Xmin
: skor min subjek
Dari perhitungan diatas diperoleh kriteria kesiapan belajar sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Kategorisasi Kesiapan Belajar Siswa
No Kategori Rumusan Kriteria Frekuensi Persentase
1. Tinggi X > (µ + 1 σ) X > 38,6 37 92,5 %
2. Sedang (µ — 1 σ) < X ≤
(µ + 1 σ)
31,4 < X
≤ 38,6
3 7,5 %
3. Rendah X ≤ (µ — 1 σ) X ≤ 31,4 0 0%
Total 40 100
2. Deskripsi Data Keaktifan Belajar Siswa
Data kesiapan belajar siswa kelas I SDN 01 Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang diperoleh dari hasil
angket yang telah disebar kepada 42 responden. Angket
tersebut terdiri dari 15 pertanyaan dan setiap pertanyaan
memiliki empat options yakni Sangat Setuju, Setuju, Tidak
Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Penulis melakukan deskripsi
data kesiapan belajar didasarkan pada skor hipotetik. Data
statistik kompetensi kesiapan belajar disediakan untuk
49
memudahkan peneliti dalam menghitung skor hipotetik. Dari
hasil perhitungan skor hipotetik, selanjutnya dilakukan
pengelompokan menjadi tiga kategori, tinggi, sedang, dan
rendah. Hasil perhitungan tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 4.4
Data Statistik Keaktifan Belajar Siswa
Descriptive Statistics
N Range
Minimu
m
Maximu
m Sum Mean
Std.
Deviation
Varianc
e
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic
KESIAPAN 40 22 32 54 1756 43.90 1.002 6.336 40.144
KEAKTIFAN 40 31 27 58 1754 43.85 1.312 8.298 68.849
Valid N
(listwise) 40
a. Menghitung banyaknya kelas interval :
K = 1 + 3,3 log N
K = 1 + 3,3 log 40
K = 6,3 dibulatkan menjadi 6
b. Menghitung panjang kelas interval (i) :
( )
( ) =
5,1 dibulatkan menjadi 5
Selanjutnya membuat tabel distribusi frekuensi. Distribusi
frekuensi variabel kesiapan belajar dapat dilihat pada tabel berikut:
50
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar
Interval Frekuensi Proposi dalam
persen (%)
27-32 1 2,5%
33-38 10 25%
39-44 15 37,5%
45-50 5 12,5%
51-56 2 5%
57-62 7 17,5%
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, frekuensi variabel keaktifan belajar siswa
paling banyak terletak pada interval 39 – 44 sebanyak 15 siswa (37,5%) dan
paling sedikit terletak pada interval 27 – 32 sebanyak 1 siswa (2,5%).
Selanjutnya penulis akan menentukan kecenderungan variabel keaktifan
belajar siswa yang diperoleh berdasarkan perhitungan skor hipotetik sebagai
berikut :
a) Menghitung mean hipotetik (𝜇), dengan rumus sebagai berikut :
𝜇 =
(i
max + i
min) Σk μ : mean hipotetik
=
(4 + 1) 15 i
max : skor maksimal item
=
(5) 15 i
min : skor minimal item
= 37,5 Σk : jumlah item
b) Menghitung standar deviasi hipotetik (σ), dengan rumus sebagai
berikut :
σ =
(X
max – X
min) σ : std. Deviasi hipotetik
=
(58 – 27) X
max: skor maks subjek
= 5,2 Xmin
: skor min subjek
51
Dari perhitungan diatas diperoleh kriteria keaktifan belajar siswa
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Kategorisasi Keaktifan Belajar siswa
No Kategori Rumusan Kriteria Frekuensi Persentase
1. Tinggi X > (µ + 1 σ) X > 42,7 14 35%
2. Sedang (µ — 1 σ) <
X ≤ (µ + 1 σ)
32,3 < X
≤ 42,7
25 62,5%
3. Rendah X ≤ (µ — 1
σ)
X ≤ 32,3 1 2,5 %
Total 40 100
C. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Prasyarat Analisis
Dalam penelitian ini, uji prasyarat analisis atau uji asumsi klasik
yang dilakukan ialah uji normalitas, uji linearitas dan uji homogenitas. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang diperoleh memiliki
distribusi yang normal atau tidak. Uji linearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang linear atau
tidak. Sedangkan uji homogenitas yaitu untuk menguji apakah data yang
diperoleh mempunyai variansi yang homogn atau tidak. Dengan demikian
data yang layak digunakan dalam sebuah penelitian adalah data normal,
linear, dan homogeny. Adapun hasil uji prasyarat analisis tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut :
a) Uji Normalitas
Dalam uji normalitas penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS 22 dengan menggunakan rumus kolmogorov smirnov.
Untuk menentukan normalitas data tersebut cukup melihat pada nilai
signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut
52
berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi kurang dari 0,05
maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji
normalitas menggunakan kaidah rumus kolmogorov smirnov yaitu
sebagi berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
Variabel Signifikansi
Kesiapan Belajar 0,183
Keaktifan Belajar 0,187
Berdasarkan hasil output uji normalitas didapatkan nilai
signifikansi pada kesiapan belajar (X) sebesar 0,183 dan nilai
signifikansi pada keaktifan belajar siswa (Y) sebesar 0,187. Masing-
masing data memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai alpha
yaitu 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini berdistribusi normal.
b) Uji Linearitas
Uji linearitas ini betujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas
dan variabel terkait mempunyai hubungan linear atau tidak. Dua
variabel dikatakan memiliki hubungan yang dilinear apabila nilai
signifikansi deviation from linearity lebih dari 0,05. Hasil perhitungan
uji linearitas yang menggunakan bantuan program SPSS 22 yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Linearitas
Variabel Aspek Df F Signifikansi
Kesiapan belajar
terhadap keaktifan
belajar
Deviation from
linearity 17 1,508 0,185
Within Groups 21
53
Berdasarkan hasil output tersebut diketahui bahwa nilai signifikansi
deviation from linearity adalah sebesar 0,185 yang berarti nilai tersebut > 0,05
dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua variabel berjalan secara linear.
Selain it dari output di atas dinyatakan bahwa nilai Fhitung
= 1,508 sedangkan nilai
Ftabel
dengan alpha 0,05 untuk df 17,21 yang dihitung dengan Ms.Excel dengan
rumus ―=FINV(0,05;20;31)‖ menghasilkan nilai Ftabel
sebesar = 2,138. Karena Fhitung
lebih kecil dari Ftabel
(<), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear
secara signifikansi antara variabel X dan variabel Y.
c) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji F
atau uji varians. Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh mempunyai variansi yang homogeny atau
tidak. Data yang baik tentunya data yang memiliki variansi yang
homogen. Perhitungan uji homogenitas meggunakan uji varians
hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Data Uji Homogenitas
No X Y X2
Y2
XY
1 41 40 1681 1600 1640
2 42 41 1764 1681 1722
3 35 37 1225 1369 1295
4 36 39 1296 1521 1404
5 47 51 2209 2601 2397
6 39 39 1521 1521 1521
7 39 43 1521 1849 1677
8 39 44 1521 1936 1716
9 35 37 1225 1369 1295
10 36 37 1296 1369 1332
11 45 49 2025 2401 2205
54
12 37 40 1369 1600 1480
13 41 42 1681 1764 1722
14 42 42 1764 1764 1764
15 51 57 2601 3249 2907
16 41 38 1681 1444 1558
17 42 51 1764 2601 2142
18 44 48 1936 2304 2112
19 42 45 1764 2025 1890
20 44 47 1936 2209 2068
21 48 44 2304 1936 2112
22 48 44 2304 1936 2112
23 49 43 2401 1849 2107
24 50 43 2500 1849 2150
25 49 43 2401 1849 2107
26 49 43 2401 1849 2107
27 32 27 1024 729 864
28 40 34 1600 1156 1360
29 39 34 1521 1156 1326
30 40 34 1600 1156 1360
31 39 34 1521 1156 1326
32 40 34 1600 1156 1360
33 40 34 1600 1156 1360
34 51 48 2601 2304 2448
35 54 58 2916 3364 3132
36 54 58 2916 3364 3132
37 54 58 2916 3364 3132
38 54 58 2916 3364 3132
39 54 58 2916 3364 3132
40 54 58 2916 3364 3132
55
Σ 1756 1754 78654 79598 78738
Setelah dilakukan perhitungan seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas,
langkah selanjutnya adalah mencari nilai variansi dari masing-masing variabel
tersebut. Adapun rumus yang digunakan dan tahapannya adalah sebagai berikut:
Sx
2
= √
( )
( )
= √ ( )
( )
= √
= √ 7,081
Sy
2
= √
( )
( )
= √ ( )
( )
= √
= √
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai variansi pada variabel X
sebesar 7,081 dan nilai variansi pada variabel Y sebesar 8,297. Setelah
nilai dari masing-masing variabel didapatkan, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian homogenitas. Berikut adalah rumus menguji
homogenitas dan tahapannya :
F =
=
=
Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan nilai Fhitung
sebesar 1,171.
Dengan menggunakan α = 0,05, kemudian diketahui derajat kebebasn (dk)
untuk pembilang dan penyebut = n – 1 = 40 – 1 = 39. Maka diperoleh nilai
Ftabel
sebesar 1,704 melalui perhitungan Ms. Excel dengan rumus
―=FINV(0,05;39;39)‖. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai Fhitung
=
1,171 dan Ftabel
= 1,704 yang berarti Fhitung
< Ftabel
, maka didapatkan kesimpulan
bahwa kedua sampel mempunyai variansi yang sama atau homogen.
2. Uji Analisis Korelasi
Uji analisis korelasi memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat
hubungan yang terdapat pada kedua variabel yaitu variabel X
56
(kesiapan belajar) dan variabel Y (keaktifan belajar). Hasil uji analisis
korelasi kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Analisis Korelasi
Correlations
KESIAPAN KEAKTIFAN
KESIAPAN Pearson Correlation 1 .847**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
KEAKTIFAN Pearson Correlation .847** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi di atas, didapatkan koefisien
korelasi sebesar 0,847 dengan signifikansi sebesar 0,000. Selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan taraf
signifikansi dengan nilai alpha yaitu 0,05. Berdasarkan kaidah bahwa
jika nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima. Nilai
signifikansi yang didapt adalah 0,000, ini menunjukan bahwa 0,000 <
0,05 dengan demikian artinya adanya pengaruh kesiapan belajar
terhadap kaktifan belajar siswa.
Cara lain dengan melihat nilai koefisien (rhitung) hasil uji analisis
korelasi tersebut yang perlu dibandingkan dengan rtabel. Dengan nilai
alpha 0,05 maka diperoleh rtabel sebesar 0,316, teryata harga rhitng lebih
besar dari pada rtabel (0,847 > 0,316). ―Adanya pengaruh kesiapan
belajar terhadap keaktifan belajar siswa‖.
Untuk mengetahui tingkan hubungan antara variabel X dan
variabel Y perlu melakukan interpretasi nilai rhitung ke dalam tabel
interpretasi koefisien korelasi. Nilai rhitung yang didapat adalah 0,847
yang berada diantara interval koefisien 0,80 – 1,00, hal ini
57
menunjukan pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar
siswa tergolong sangat kuat.
Angka korelasi positif (+) menunjukkan hubungan yang berjalan
searah yaitu apabila kesiapan belajar meningkat maka keaktifan belajar
siswa juga akan meningkat.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji analisis korelasi selanjutnya penulis
melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis adalah prosedur
yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima
atau menolak hipotesis. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Pengujian hipotesis ini dilakukan
untuk mengetahui ada ata tidaknya pengaruh kesiapan belajar terhadap
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas I SDN 01
Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t taraf
singnifikansi 5% dimana dk = n – 2 :
thitung = √
√
= √
√ ( ) = 11,107
Berdasarkan table t dengan alpha 0,05 dan dk = 40 – 2 = 38 maka
nilai ttabel diperoleh 2,024. Karena nilai thitung = 11,107 > ttabel = 2,024
maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa adanya pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar
siswa.
4. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi ini bertujuan untuk mengetahui ko ntribusi
antara variabel X terhadap variabel Y. pengujian ini menggunakan
bantuan SPSS 22. Hasil uji koefisien determinasi adalah sebagai
berikut :
58
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .847a .718 .711 4.463
a. Predictors: (Constant), KESIAPAN
b. Dependent Variable: KEAKTIFAN
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi di atas, diperoleh nilai
R Square sebesar 0,718, hal ini menunjukan bahwa variabel kesiapan
belajar berkontribusi pada keaktifan belajar siswa sebesar 71,8%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari penelitian
ini.
5. Hasil Observasi
a. Hasil Observasi Kesiapan Belajar
1. Qori : berdasarkan hasil pengamatan penulis, Qori dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
sudah cukup percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
oleh guru. Qori selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
59
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
2. Syarah : berdasarkan hasil pengamatan penulis, Syarah mampu
berkonsentrasi penuh dalam mengikuti semua kegiatan
pembelajaran dan ketika kondisi diluar kelas bising pun ia
masih dapat berkonsentrasi penuh mengikutinya serta ketika
merasa lelah ia juga masih tetap mengikuti pelajaran dengan
baik dan mampu membaca sendiri tulisa uru yang ada dipapan
tulis dan tulisan yang ada dibuku paket. Namun ketika
mengemukakan pendapat ia masih belum percaya diri tetapi ia
tidak pernah mencontek ketika mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dan selalu mengerjakan PR di rumah.
Ketika bersosialisasi dengan teman baru ia sudah cukup baik
namun ketika teman membuat kesalahan ia belum bisa
menahan rasa marahnya. Ketika diberikan tugas membuat
kolase ia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Ketika
didalam kelas ia mampu menjaga buku bacaan maupun buku
paket yang ada dikelasnserta mampu menjaga kebersihan kelas.
3. Nizar : berdasarkan pada hasil pengamatan penulis, Nizar
ketika kegiatan pembelajaran dimulai ia mampu mengikutinya
dengan baik dan mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama meskipun keadaan diluar kelas bising seta mampu
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sedang merasa lelah
dan mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik serta
mampu bertanya jawab dengan guru ketika pembelajaran
sedang dimulai dan ketika merasa kesulitan dengan pelajaran
yang diberikan guru ia selalu bertanya kepada guru yang tidak
dimengertinya. Ia pun menyelesaikan tugas kolase yang
diberikan guru tanpa bantuan teman. Nizar ketika didalam
60
kelas mampu menjaga buku bacaan dan mampu menjaga
kebersihan kelas.
4. Miftahul : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh penulis, Miftahul sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. Miftahul juga
sudah mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam
kelas dan juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
5. Jelita : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, Jelita sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan
baik, selalu mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
dan mampu membaca sendiri tulisan guru dipapan tulis, sudah
mampu mengemukakan pendapatnya dengan percaya diri. Ia
mengerjakan PR di rumah namun ketika lupa tidak
mengerjakan tugas terkadang ia mencontek jawaban dari
teman. Namun ia sudah mampu bertanya jawab dengan guru
dan ketika merasa kesulitan dengan pelajaran ia mau bertanyan
kepada guru dan menyelesaikan semua tugas yang diberikan
guru. Ia juga sudah sangat bagus ketika menjaga kebersihan
kelas dan juga menjaga buku bacaan yang ada didalam kelas.
6. Gusnik : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat siap dalam menerima pelajaran dan
menerima lingkungan baru serta ia sudah mampu bersosialisasi
61
dengan teman baru serta dapat menorah marah ketika teman
membuat kesalahan. Ia selalu mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik serta mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama walaupun keadaan dilaur kelas bising dan ia sudah
merasa lelah. Ia mampu bertanya jawab dengan guru dan au
bertanay ketika mengalami kesulitan dalam proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Ia juga tidak pernah mencontek
jawaban teman, ia selalu mengerjakan tugas yang diberikan
guru dan mengerjakan PR dirumah. Ia mampu menjaga buku-
buku yang berada didalam kelas dan juga mampu menjaga
kebersihan kelas.
7. Galang : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, Galang sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan
baik, selalu mendengarkan penjelasan guru dengan konsentrasi
penuh dan mampu membaca sendiri tulisan guru dipapan tulis,
sudah mampu mengemukakan pendapatnya dengan percaya
diri. Ia mengerjakan PR di rumah namun ketika lupa tidak
mengerjakan tugas terkadang ia mencontek jawaban dari
teman. Namun ia sudah mampu bertanya jawab dengan guru
dan ketika merasa kesulitan dengan pelajaran ia mau bertanyan
kepada guru dan menyelesaikan semua tugas yang diberikan
guru dan ia mampu bersosialisasi dengan teman baru cukup
baik serta mampu menahan marah ketika teman membuat
kesalahan. Galang juga sudah cukup bagus ketika menjaga
kebersihan kelas dan juga menjaga buku bacaan yang ada
didalam kelas.
8. Dwi : berdasarkan pada hasil pengamatan penulis, Dwi ketika
kegiatan pembelajaran dimulai ia mampu mengikutinya dengan
baik dan mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
meskipun keadaan diluar kelas bising seta mampu mengikuti
pelajaran dengan baik meskipun sedang merasa lelah dan
62
mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik serta mampu
bertanya jawab dengan guru ketika pembelajaran sedang
dimulai dan ketika merasa kesulitan dengan pelajaran yang
diberikan guru ia selalu bertanya kepada guru yang tidak
dimengertinya. Ia juga sangat percaya diri ketika
mengemukakan pendapatnya. Ia pun menyelesaikan tugas
kolase yang diberikan guru tanpa bantuan teman. Dwi ketika
didalam kelas mampu menjaga buku bacaan dengan sangat
baik dan mampu menjaga kebersihan kelas.
9. Desyifa : berdasarkan pada hasil pengamatan penulis, ia sudah
cukup baik dalam mengikuti semua proses kegiatan
pembelajaran baik ia sedang merasa lelah ataupun tidak dan
keadaan diluar kelas sedang bising ia tetap mengikuti pelajaran
dan mendengarkan penjelasan dari guru dengan baik. Ketika
bersosialisasi dengan teman baru ia sudah cuku bagus dan
mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia juga sudah percaya diri ketika mengemukakan
pendapat dan sudah mampu bertanya jawab ketika proses
pembelajaran berlangsung. Ia selalu mengerjakan tgas dari guru
dan mengerjakan PR dirumah dengan tidak mencontek jawaban
teman. Ia juga mampu menjaga kebersihan ruang kelas dan
mampu menjaga buku bacaan yang ada.
10. Dara : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, Dara sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
63
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. Dara juga sudah
mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam kelas dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
11. Aza : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, Aza sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah.
Namun ketika diberikan tugas dipapan tulis ia tidak dapat
membacanya sendiri, ia harus dibantu guru atau teman ketika
membaca tulisan guru yang ada dipapan tulis. Ia tidak
mengerjakan PR dirumah dan mencontek jawaban teman.
Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus dan
tidak mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya namun rasa percaya dirinya masih kurang.
Ketika diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan
dengan baik. Aza juga sudah mampu menjaga buku-buku
bacaan yang ada didalam kelas dan juga menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
12. Afdiyas : berdasarkan pada hasil pengamatan penulis, Afdiyas
ketika kegiatan pembelajaran dimulai ia mampu mengikutinya
dengan baik dan mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama meskipun keadaan diluar kelas bising seta mampu
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sedang merasa lelah
dan mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik serta
mampu bertanya jawab dengan guru ketika pembelajaran
sedang dimulai dan ketika merasa kesulitan dengan pelajaran
64
yang diberikan guru ia selalu bertanya kepada guru yang tidak
dimengertinya. Ia juga sangat percaya diri ketika
mengemukakan pendapatnya. Ia pun menyelesaikan tugas
kolase yang diberikan guru tanpa bantuan teman. Afdiyas
ketika didalam kelas mampu menjaga buku bacaan dengan
sangat baik dan mampu menjaga kebersihan kelas.
13. Dwi Pita : berdasarkan pada hasil pengamatan penulis, Dwi
Pita ketika kegiatan pembelajaran dimulai ia mampu
mengikutinya dengan baik dan mendengarkan penjelasan guru
dengan seksama meskipun keadaan diluar kelas bising seta
mampu mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sedang
merasa lelah dan mampu mengemukakan pendapatnya dengan
baik serta mampu bertanya jawab dengan guru ketika
pembelajaran sedang dimulai dan ketika merasa kesulitan
dengan pelajaran yang diberikan guru ia selalu bertanya kepada
guru yang tidak dimengertinya. Ia juga tidak mampu membacra
sendiri tulisan yang ada dipapan tulis. Ia juga kurang percaya
diri ketika mengemukakan pendapatnya. Ketika bersosialisai
dengan teman baru ia sudah mampu tetepi tidak mampu
menhaan marah ketika teman membuat kesalahan. Ia pun
menyelesaikan tugas kolase yang diberikan guru tanpa bantuan
teman. Dwi Pita ketika didalam kelas mampu menjaga buku
bacaan dengan sangat baik dan mampu menjaga kebersihan
kelas.
14. Diemas : berdasarkan hasil pengamatan peneliti, ia mampu
mengikuti pelajaran dengan baik dan mendengarkan
penejelasan guru meskipun keadaan diluar kelas bising. Namun
ia tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik ketika merasa
lelah dan tidak bisa membaca sendiri tulisan dipapan tulis serta
tidak percaya diri ketika diminta untuk mengemukakan
pendapat dan juga ia terkadang mencontek jawaban teman
65
ketika mengerjakan tugas serta ketika mengalami kesulitan ia
tidak mau bertanya kepada guru. Namun ketika ada PR ia
kerjakan dirumah dan dalam bersosialisasi dengan teman baru
ia sudah bagus tetapi ia belum bisa menahan amarah ketika ada
teman yang membuat kesalahan. Dalam menjaga kebersihan
dan buku bacaan di kelas ia sudah cukup baik.
15. Nurohman : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, Nurohman sudah mampu mengikuti pembelajaran
dengan baik, selalu mendengarkan penjelasan guru dengan
konsentrasi penuh dan mampu membaca sendiri tulisan guru
dipapan tulis, sudah mampu mengemukakan pendapatnya
dengan percaya diri. Ia mengerjakan PR di rumah namun ketika
lupa tidak mengerjakan tugas terkadang ia mencontek jawaban
dari teman. Namun ia sudah mampu bertanya jawab dengan
guru dan ketika merasa kesulitan dengan pelajaran ia mau
bertanyan kepada guru dan menyelesaikan semua tugas yang
diberikan guru dan ia mampu bersosialisasi dengan teman baru
cukup baik serta mampu menahan marah ketika teman
membuat kesalahan. Nurohman juga sudah cukup bagus ketika
menjaga kebersihan kelas dan juga menjaga buku bacaan yang
ada didalam kelas.
16. Nurohim : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat siap dalam menerima pelajaran dan
menerima lingkungan baru serta ia sudah mampu bersosialisasi
dengan teman baru serta dapat menahan marah ketika teman
membuat kesalahan. Ia selalu mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik serta mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama walaupun keadaan dilaur kelas bising dan ia sudah
merasa lelah. Ia mampu bertanya jawab dengan guru dan au
bertanay ketika mengalami kesulitan dalam proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Ia juga tidak pernah mencontek
66
jaaban teman, ia selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru
dan mengerjakan PR dirumah. Ia mampu menjaga buku-buku
yang berada didalam kelas dan juga mampu menjaga
kebersihan kelas.
17. Muslih Jalil : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
sudah cukup percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
oleh guru. Ia selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
18. Mutiara : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat siap dalam menerima pelajaran dan
menerima lingkungan baru serta ia sudah mampu bersosialisasi
dengan teman baru serta dapat menorah marah ketika teman
membuat kesalahan. Ia selalu mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik serta mendengarkan penjelasan guru dengan
seksama walaupun keadaan dilaur kelas bising dan ia sudah
merasa lelah. Ia mampu bertanya jawab dengan guru dan au
67
bertanya ketika mengalami kesulitan dalam proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Ia juga tidak pernah mencontek
jaaban teman, ia selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru
dan mengerjakan PR dirumah. Ia mampu menjaga buku-buku
yang berada didalam kelas dan juga mampu menjaga
kebersihan kelas.
19. Pasha : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
sudah cukup percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
oleh guru. Ia selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
20. Siti Nur : berdasarkan pada hasil pengamatan penulis, ia sudah
cukup baik dalam mengikuti semua proses kegiatan
pembelajaran baik ia sedang merasa lelah ataupun tidak dan
keadaan diluar kelas sedang bising ia tetap mengikuti pelajaran
dan mendengarkan penjelasan dari guru dengan baik. Ketika
bersosialisasi dengan teman baru ia sudah cuku bagus dan
68
mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia juga sudah percaya diri ketika mengemukakan
pendapat dan sudah mampu bertanya jawab ketika proses
pembelajaran berlangsung. Ia selalu mengerjakan tgas dari guru
dan mengerjakan PR dirumah dengan tidak mencontek jawaban
teman. Ia juga mampu menjaga kebersihan ruang kelas dan
mampu menjaga buku bacaan yang ada.
21. Daffi : berdasarkan hasil pengamatan peneliti, ia mampu
mengikuti pelajaran dengan baik dan mendengarkan
penejelasan guru meskipun keadaan diluar kelas bising. Namun
ia tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik ketika merasa
lelah dan tidak bisa membaca sendiri tulisan dipapan tulis serta
tidak percaya diri ketika diminta untuk mengemukakan
pendapat dan juga ia terkadang mencontek jawaban teman
ketika mengerjakan tugas serta ketika mengalami kesulitan ia
tidak mau bertanya kepada guru. Namun ketika ada PR ia
kerjakan dirumah dan dalam bersosialisasi dengan teman baru
ia sudah bagus tetapi ia belum bisa menahan amarah ketika ada
teman yang membuat kesalahan. Dalam menjaga kebersihan
dan buku bacaan di kelas ia sudah cukup baik.
22. Naela : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
69
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. Ia juga sudah
mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam kelas dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
23. Kurniawan : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh penulis, Ia sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. a juga sudah
mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam kelas dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
24. Kaifa : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. Ia juga sudah
mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam kelas dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
70
25. Salwa : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. Ia juga sudah
mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam kelas dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
26. Angga : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. Ia juga sudah
mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam kelas dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
27. Azra : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
71
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah bagus
dan mampu menahan marah ketika ada teman yang membuat
kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan guru ketika
proses pembelajaran berlangsung dan mampu mengemukakan
pendapatanya dengan percaya diri. Ketika diberikan tugas
membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik. Ia juga sudah
mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada didalam kelas dan
juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
28. Andra : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia sangat kurang
dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran tidak
mendengarkan penjelasan guru dengan baik ketika kondisi
diluar kelas bising dan tidak mampu membaca sendiri tulisan
dipapan tulis tanpa bantuan guru serta ketika lelah ia tidak
mengikuti pembe;ajaran dengan baik. Masih sangat kurang rasa
percaya dirinya ketika mengikuti kegiatan pembelajaran dan
diperintahkan untuk mengemukakakn pendapat. Sering
mencontek teman dan tidak mengerjakan PR dirumah. Ketika
merasa sulit dalam kegiatan pembelajaran ia tidak mau
bertanya kepada guru dan tidak mau menulis serta mengerjakan
tgas dari guru dengan alas an yang beragam. Namun ia dapat
bersosialisasi dengan teman baru secara baik dan mampu
menahan marah ketika ada teman yang membuat kesalahan. Ia
pun mampu menjaga buku bacaan dan kebersihan kelas dengan
baik.
29. Adna : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
72
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
masih kurang percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
oleh guru. Ia selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
30. Daffa : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
masih kurang percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
oleh guru. Ia selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
73
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
31. Danish : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
masih kurang percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
oleh guru. Ia selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
32. Hanafi : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
masih kurang percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
74
oleh guru. Ia selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
33. Radif : berdasarkan hasil pengamatan penulis, ia dalam
kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik namun ketika keadaan diluar kelas
kelas bising ia tidak mendengarkan penjelasan guru dengan
baik. Tetapi ia mampu membaca sendiri tugas yang diberikan
oleh guru baik dipapan tulis maupun di buku paket serta dapat
mengikuti pelajaran dengan baik meskipun sudah lelah. Ia
masih kurang percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya
ia juga tidak mencotek jawaban teman ketika diberikan tugas
oleh guru. Ia selalu mengerjakan PR dirumah, ia juga sudah
mampu bersosialisasi dengan teman baru serta dapat menahan
amarahnya ketika ada teman yang membuat kesalahan
kepadanya. Ketika proses pembelajaran ia merasa kesulitan
berani bertanya kepada guru dan mau menulis ataupun
mengerjakan tugas-tugas yang guru berikan. Ketika membuat
kolase dari biji-bijian pun ia selesaikan tanpa bantuan teman. Ia
juga sudah cukup baik dalam menjaga buku-buku yang ada
didalam kelas baik buku bacaan ataupun buku paket serta
mampu menjaga kebersihan kelas.
34. Restu : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah bagus dalam mengikuti kegaiatan
75
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah sangat
bagus dan mampu menahan marah ketika ada teman yang
membuat kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan
guru ketika proses pembelajaran berlangsung dan mampu
mengemukakan pendapatanya dengan percaya diri. Ketika
diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan dengan baik.
Ia juga sudah mampu menjaga buku-buku bacaan yang ada
didalam kelas dan juga menjaga kebersihan lingkungan kelas.
35. Lestari : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah sangat
bagus dan mampu menahan marah ketika ada teman yang
membuat kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan
guru ketika proses pembelajaran berlangsung dan mampu
mengemukakan pendapatanya dengan sangat percaya diri.
Ketika diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan
dengan baik. Ia juga sudah mampu menjaga buku-buku bacaan
yang ada didalam kelas dan juga menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
36. Nadiya : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
76
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah sangat
bagus dan mampu menahan marah ketika ada teman yang
membuat kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan
guru ketika proses pembelajaran berlangsung dan mampu
mengemukakan pendapatanya dengan sangat percaya diri.
Ketika diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan
dengan baik. Ia juga sudah mampu menjaga buku-buku bacaan
yang ada didalam kelas dan juga menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
37. Bagus : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah sangat
bagus dan mampu menahan marah ketika ada teman yang
membuat kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan
guru ketika proses pembelajaran berlangsung dan mampu
mengemukakan pendapatanya dengan sangat percaya diri.
Ketika diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan
dengan baik. Ia juga sudah mampu menjaga buku-buku bacaan
yang ada didalam kelas dan juga menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
38. Aida : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
77
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah sangat
bagus dan mampu menahan marah ketika ada teman yang
membuat kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan
guru ketika proses pembelajaran berlangsung dan mampu
mengemukakan pendapatanya dengan sangat percaya diri.
Ketika diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan
dengan baik. Ia juga sudah mampu menjaga buku-buku bacaan
yang ada didalam kelas dan juga menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
39. Arjuna : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis, ia sudah sangat bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah sangat
bagus dan mampu menahan marah ketika ada teman yang
membuat kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan
guru ketika proses pembelajaran berlangsung dan mampu
mengemukakan pendapatanya dengan sangat percaya diri.
Ketika diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan
dengan baik. Ia juga sudah mampu menjaga buku-buku bacaan
yang ada didalam kelas dan juga menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
40. Aissyatul : berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh penulis, ia sudah sangat bagus dalam mengikuti kegaiatan
pembelajaran, ia selalu berkonsentrasi penuh dan
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru walaupun
keadaan diluar kelas bising dan dalam kondisi yang lelah. Ia
selalu mengerjakan PR dirumah dan tidak mencontek jawaban
78
teman. Dalam bersosialisasi dengan teman baru ia sudah sangat
bagus dan mampu menahan marah ketika ada teman yang
membuat kesalahan. Ia pun mampu bertanya jawab dengan
guru ketika proses pembelajaran berlangsung dan mampu
mengemukakan pendapatanya dengan sangat percaya diri.
Ketika diberikan tugas membuat kolase juga ia kerjakan
dengan baik. Ia juga sudah mampu menjaga buku-buku bacaan
yang ada didalam kelas dan juga menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
b. Hasil Observasi Keaktifan Belajar
1. Qori : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis,
dalam kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti dengan baik
dan mendengarkan apa guru jelaskan, merasa senang ketika
pembelajaran berlangsung dan berpartisipasi aktif dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Namun ketika merasa sulit dalam
belajar ia tidak mau bertanya kepada guru dan sudah percaya
diri ketika bertanya jawab dalam kegiatan berkelompok. Ia
mampu menyimak dengan baik ketika teman sedang maju
didepan kelas dan mau maju secara berkelompok untuk
bernyanyi berdasarkan arahan dari guru. Mau bertanya kepada
teman ketika merasa sulit dalam kegaiatan belajar serta
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Namun ketika
diminta untuk maju kedepan menari sesuai dengan arahan dari
kurang masih kurang percaya diri jika tidak secara
berkelompok.
2. Syarah : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis,
dalam kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti dengan baik
dan mendengarkan apa guru jelaskan, merasa senang ketika
pembelajaran berlangsung dan berpartisipasi aktif dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Namun ketika merasa sulit dalam
belajar ia tidak mau bertanya kepada guru dan belum percaya
79
diri ketika bertanya jawab dalam kegiatan berkelompok. Ia
mampu menyimak dengan baik ketika teman sedang maju
didepan kelas dan mau maju secara berkelompok untuk
bernyanyi berdasarkan arahan dari guru. Mau bertanya kepada
teman ketika merasa sulit dalam kegaiatan belajar serta
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Namun ketika
diminta untuk maju kedepan menari sesuai dengan arahan dari
kurang masih kurang percaya diri jika tidak secara
berkelompok.
3. Nizar : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah sangat mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
4. Miftahul : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
80
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
5. Jelita : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah sangat mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
6. Gusnik : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah sangat mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
81
7. Galang : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis,
dalam kegiatan pembelajaran ia selalu mengikuti dengan baik
dan mendengarkan apa guru jelaskan, merasa senang ketika
pembelajaran berlangsung dan berpartisipasi aktif dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Namun ketika merasa sulit dalam
belajar ia tidak mau bertanya kepada guru dan belum percaya
diri ketika bertanya jawab dalam kegiatan berkelompok. Ia
mampu menyimak dengan baik ketika teman sedang maju
didepan kelas dan mau maju secara berkelompok untuk
bernyanyi berdasarkan arahan dari guru. Mau bertanya kepada
teman ketika merasa sulit dalam kegaiatan belajar serta
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Namun ketika
diminta untuk maju kedepan menari sesuai dengan arahan dari
kurang masih kurang percaya diri jika tidak secara
berkelompok.
8. Dwi : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah sangat mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
9. Desyifa : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
82
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
10. Dara : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
cukup mampu membaca materi yang ada dibuku, berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
11. Aza : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Tidak mampu membaca
materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika materi yang
disampaikan guru kurang dipahami, berani maju dan mampu
tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita didepan kelas
83
lalu menari secara berkelompok dan mampu menyimak teman
yang sedang maju didepan kelas. Namun tidak berani bertanya
jawab dalam kegiatan berkelompok. Selalu menyelesaikan
tugas dari guru walaupun kadang sudah tertinggal oleh teman
dan mau maju sendiri untuk menari didepan kelas berdasarkan
arahan guru.
12. Afdiyas : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
13. Dwi Pita : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Tidak mampu membaca
materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika materi yang
disampaikan guru kurang dipahami, berani maju dan mampu
tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita didepan kelas
lalu menari secara berkelompok dan mampu menyimak teman
yang sedang maju didepan kelas. Namun tidak berani bertanya
jawab dalam kegiatan berkelompok. Selalu menyelesaikan
tugas dari guru walaupun kadang sudah tertinggal oleh teman
84
dan mau maju sendiri untuk menari didepan kelas berdasarkan
arahan guru.
14. Diemas : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Tidak mampu membaca
materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika materi yang
disampaikan guru kurang dipahami, berani maju dan mampu
tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita didepan kelas
lalu menari secara berkelompok dan mampu menyimak teman
yang sedang maju didepan kelas. Namun tidak berani bertanya
jawab dalam kegiatan berkelompok. Selalu menyelesaikan
tugas dari guru walaupun kadang sudah tertinggal oleh teman
dan mau maju sendiri untuk menari didepan kelas berdasarkan
arahan guru.
15. Nurohman : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
16. Nurohim : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
85
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
17. Jalil : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
18. Mutiara : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah sangat mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
86
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
19. Pasha : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Tidak mampu membaca
materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika materi yang
disampaikan guru kurang dipahami, berani maju dan mampu
tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita didepan kelas
lalu menari secara berkelompok dan mampu menyimak teman
yang sedang maju didepan kelas. Namun tidak berani bertanya
jawab dalam kegiatan berkelompok. Selalu menyelesaikan
tugas dari guru walaupun kadang sudah tertinggal oleh teman
dan mau maju sendiri untuk menari didepan kelas berdasarkan
arahan guru.
20. Siti : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah masih kurang dalam proses pembelajaran,
namun sudah cukup merasa senang dan nyaman untuk
mengikuti proses pembelajaran dan berani bertanya jawab
ketika pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif.
Tidak mampu membaca materi yang ada dibuku, berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Namun tidak berani bertanya jawab dalam
87
kegiatan berkelompok. Selalu menyelesaikan tugas dari guru
walaupun kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju
sendiri untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
21. Daffi : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
22. Naela : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah sangat mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
23. Kurniawan : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran,
88
sudah merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah sangat mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
24. Kaifa : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
25. Salwa : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
89
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
26. Angga : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
27. Azra : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
90
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
28. Andra : berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan, ia
kurang mendengarkan penjelasn dari guru namun merasa
nyaman dalam kegiatan pembelajaran serta tidak berani
bertanya jawab ketika pembelajaran berlangsung. Namun
berani bertanya ada tugas yang diberikan guru belum ia
pahami. Tidak berpastisipasi aktif dalam pembelajaran, tidak
percaya diri ketika mengemukakan pendapat, belum mampu
bercerita didepan kelas dengan percaya diri dan tidak
menyimak teman yang sedang maju kedepan dan tidak ma
menulis serta mengerjakan tugas yang guru berikan dikelas
namun ia berasni bernyanyi didepan kelas secara berkelompok
dan mau maju untuk menari secara individu berdasarkan arahan
guru.
29. Adna : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
30. Daffa : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
91
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
31. Danish : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
32. Hanafi : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
92
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
33. Radif : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
34. Restu : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah cukup baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan berani bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah cukup mampu
membaca materi yang ada dibuku, berani bertanya ketika
materi yang disampaikan guru kurang dipahami, berani maju
dan mampu tampil percaya diri ketika diminta untuk bercerita
didepan kelas lalu menari secara berkelompok dan mampu
menyimak teman yang sedang maju didepan kelas. Selalu
menyelesaikan tugas dari guru walaupun kadang sudah
tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri untuk menari
didepan kelas berdasarkan arahan guru.
93
35. Lestari : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
36. Nadiya : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
37. Bagus : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
94
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
38. Aida : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
39. Arjuna : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
95
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
40. Aissyatul : berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, ia sudah sangat baik dalam proses pembelajaran, sudah
merasa senang dan nyaman untuk mengikuti proses
pembelajaran dan belum berani bertanya jawab ketika
pembelajaran berlangsung serta berpastisipasi aktif. Sudah
sangat mampu membaca materi yang ada dibuku, tidak berani
bertanya ketika materi yang disampaikan guru kurang
dipahami, berani maju dan mampu tampil percaya diri ketika
diminta untuk bercerita didepan kelas lalu menari secara
berkelompok dan mampu menyimak teman yang sedang maju
didepan kelas. Selalu menyelesaikan tugas dari guru walaupun
kadang sudah tertinggal oleh teman dan mau maju sendiri
untuk menari didepan kelas berdasarkan arahan guru.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di
kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang,
siswa kelas I ketika masuk kelas ada beberapa siswa yang masih
menangis karena tidak mau ditinggal oleh orang tuanya. Mereka
bahkan ada yang menangis meminta untuk pulang. Ada pula yang
terlambat datang ke sekolah dikarenakan menangis tidak mau sekolah
jika tidak ditemanin oleh orang tuanya didalam kelas. Ada pula yang
menangis tidak mau masuk kelas karena takut dengan pelajaran baru
yang diberikan oleh guru, ia takut tidak bisa mengikuti serta
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ada siswa yang berpura-
pura sakit ketika disuruh menulis tugas yang diberikan oleh guru,
selain berpura-pura sakit siswa tersebut juga beralasan jika tulisan guru
yang ada dipapan tulis tidak terlihat jelas olehnya. Ada pula yang tidak
mau masuk kelas ketika pembelajaran akan dimulai, ia menangis dan
pergi ke kelas 5 untuk menemui kakaknya dan tidak mau masuk kelas
96
dengan alasan takut kepada guru. Ternyata dia tidak mau masuk kelas
untuk belajar dikarenakan belum bisa membaca sehingga ia tidak mau
mengikuti pelajaran, ia merasa kesulitan mengikuti kegiatan
pembelajaran karena ia tidak bisa membaca. Ada beberapa siswa
ketika disuruh maju secara individu untuk membaca didepan kelas
tidak mau karena belum percaya tetapi jika secara berkelompok siswa
sangat berantusias untuk maju kedepan. Ada pula siswa yang
terkadang lupa mengerjakan PR, mereka mengerjakan di kelas dengan
melihat jawaban teman yang sudah mengerjakan dari rumah. Kondisi
seperti ini dimana belum adanya kesiapan belajar membuat siswa tidak
aktif didalam kelas ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan terdapat 37
siswa yang kesiapan belajarnya tinggi dan ada 3 siswa yang kesiapan
belajarnya masih sedang. Lalu ada 14 siswa yang keaaktifan dalam
belajarnya tinggi, 25 siswa keaktifannya sedang dan ada 1 siswa yang
keaktifan belajarnya masih rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kesiapan belajar berperan penting untuk keaktifan belajar siswa.
Dalam jumlah 37 siswa yang siap belajar ada 12 siswa yang belum
aktif dalam belajar. Banyak siswa yang sudah siap belajar namun
keaktifan dalam belajarnya masih sedang belum maksimal, hal ini
mungkin disebabkan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara kesiapan belajar dengan keaktifan belajar siswa
kelas I di SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis maka selanjutnya
dilakukan pembahasan.
Berdasarkan uji analisis korelasi diketahui bahwa terdapat
pengaruh antara kesiapan belajar dengan keaktifan belajar siswa kelas I
97
SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Adapun
tingkat pengaruh diantara keduanya tergolong sangat kuat.
Hasil analisis deskriptif data kesiapan belajar siswa kelas I berada
pada kategori tinggi yaitu sebesar 92,5% dan pada kategori sedang sebesar
3,5%. Presentase terbesar erdapat pada kategori tinggi, hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar kesiapan belajar siswa termasuk dalam kategori
tinggi. Sedangkan untuk hasil analisis deskriptif keaktifan belajar siswa
kelas I pada kategori tinggi yaitu 35% lalu pada kategori sedang yaitu
sebesar 62,5% dan terakhir pada kategori rendah sebesar 2,5%. Presentase
terbesar terdapat pada kategori tinggi, hal ini menunjukan bahwa keaktifan
belajar siswa termasuk dalam kategori sedang.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan
yaitu menolak Ho dan menerina Ha yang berarti terdapat pengaruh antara
kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar siswa kelas I SDN 01 Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Nilai koefiensi korelasinya yaitu
bertanda positif yang artinya menunjukkan apabila kesiapan belajar
meningkat maka keaktifan belajar siswa juga akan meningkat.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zulkarnain dari
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dengan
judul ―Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Negeri Pekanbaru‖, juga menunjukan hasil yang signifikan antara
kesiapan belajar dengan keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan pada hasil penelitian diatas, dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. ketika seorang siswa telah
memliki kesiapan dalam belajar maka secara tidak langsung hal itu akan
meningkatkan keaktifannya dalam mengikuti pembelajaran karena ia
merasa senang dan nyaman sehingga dapat menghantarkan pada
pencapaian proses pembelajaran yang maksimal.
98
Kesiapan belajar merupakan suatu kesatuan usaha untuk
melengkapi kemampuan yang dimilikinya dalam member respon yang
sedang dihadapinya dalam belajar.54
Jadi siswa harus mempunyai kesiapan
untuk belajar agar ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa dapat
mengikutinya dengan baik.
Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan
belajar itu sendiri. Tanpa adanya kesiapan atau kesediaan, proses belajar
tidak akan terjadi.55
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah kondisi
dimana siswa sudah mempunyai kesiapan untuk belajar seperti
menyiapkan kondisi fisik yang sehat, motivasi belajar serta hal lain yang
perlu dipersiapkan sebelum sekolah, agar ketika proses pembelajaran
berlangsung siswa dapat mengikutinya dengan baik dan tujuan
pembelajaran tercapai dengan maksimal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat.
Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh
guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh memperoleh hasil yang
maksimal. Belajar adalah suatu proses, dan bukan hasil yang hendak
dicapai semata, prose situ sendiri berlangsung melalui serangkaian
pengamalan sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang dimiliki
sebelumnya.
Menurut Rousseeau dalam Endah Dwi Rahmawati keaktifan
belajar adalah ―Segala pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan
sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri
baik secara rohani maupun tekhnis‖. Hal tesebut dimaksudkan bahwa
keaktifan belajar dalam belajar sangatlah diperlukan adanya aktivitas tanpa
adanya aktifitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Jadi dalam
54
Vovi Sinta B. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X Di SMA Bina Jaya Palembang, (Jurnal Pendidikan dan Ekonomi. Volume 1.
No.1. Tahun 2017) h. 13. 55
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar, (Jakarta : Bumi
Aksara, Cet. 13 2009), h.179.
99
belajar seseorang yang belajar haruslah aktif sendiri karena tanpa adanya
aktivitas yang terjadi dalam belajar maka proses belajar tidak akan
terjadi.56
Jadi dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah kondisi
diamana siswa harus berperan aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung. Kondisi yang diperlukan siswa ini dapat berupa kondisi fisik
yang sehat agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
seperti dapat melakukan tanya jawab ketika berdiskusi maupun ketika
guru memberikan pertanyaan dan dapat menulis serta membaca tugas yang
diberikan guru.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh
kesiapan belajar dan keaktifan belajar karena ketika dalam proses
pembelajaran siswa harus dalam kondisi siap baik secara fisik maupun
rohani sehingga siap dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru
serta dapat berperan aktif ketika proses belajar mengajar. Guru juga harus
dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan cara
menggunakan metode-metode pembelajaran sehingga siswa tidak merasa
terbebani oleh pelajaran yang diberikan serta tanpa siswa sadari, siswa
telah berperan aktif dalam proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaranpun tercapai dengan maksimal.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam setiap penelitian yang dilakukan tentu masih terdapat kekurangan
maupun keterbatasan. Begitupun dengan penelitian korelasional ini yang
berjudul ―Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Belajar Siswa‖
masih terdapat keterbatasan yang penulis hadapi dalam menyelesaikannya,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
56
Endah Dwi Rahmawati, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Sosiologi Pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2011/2012, (Jurnal
Sosialita. Vol.2 No.1, Tahun 2012), h.3.
100
1. Penelitian korelasional ini hanya mengidentifikasi apa yang terjadi
tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel X (Kesiapan
Belajar dan variabel Y (Keaktifan Belajar Siswa)
2. Penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menyelidiki hubungan
sebab akibat antara variabel yang berhubungan yaitu kesiapan belajar
dan keaktifan belajar siswa.
3. Penelitian ini belum bisa mendeskripsikan secara lebih detail tentang
kesiapan belajar dan keaktifan belajar siswa di SDN 01 Penggarit
Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
4. Penelitian ini tidak membahas faktor lain yang berkontribusi terhadap
keaktifan belajar siswa selain kesiapan belajar.
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 01
Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang mengenai pengaruh
kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar, penulis memperoleh
kesimpulan yaitu bahwa :
1. Terdapat pengaruh antara kesiapan belajar terhadap keaktifan
belajar siswa kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang
2. Kesiapan belajar di kelas I SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang berada dikategori yang tinggi yaitu 92,5%.
Sedangkan pada keaktifan belajar siswanya berada di kategori yang
beragam yaitu 35% dalam kategori tinggi, 62,5% dalam kategori
sedang dan 2,5% dalam kategori rendah menandakan bahwa anak
masih dalam tahap perkembangan sehingga masih sangat
membutuhkan bimbingan dari lingkungan sekitar.
3. ―Ada Pengaruh antara Kesiapan Belajar terhadap Keaktifan Belajar
Siswa di SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang‖. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan
koefisien korelasi sebesar 0,847, nilai tersebut lebih besar dari rtabel
dengan taraf signifikansi 0,05 dan N = 40 yaitu sebesar 0,316, atau
0,847 > 0,316 dan berada di koefisien interval 0,80 – 1,00 yang
berarti mempunyai tingkat pengaruh yang sangat kuat. Besarnya
sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh variabel kesiapan
belajar terhadap kaktifan belajar siswa adalah 71,8%. Hal ini
berarti kesiapan belajar di SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang memberikan pengaruh terhadap keaktifan
belajar siswa sebesar 71,8%.
102
B. Implikasi
Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara
kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar siswa kelas I SDN 01
Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Kesiapan belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar
siswa. Dengan demikian dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa
perlu dibarengi dengan adanya peningkatan kesiapan belajar.
Peningkatan kesiapan belajar harus didasarkan dari dalam diri
siswa sendiri. Keinginan dari dalam diri sendiri untuk selalu
meningkatkan kesiapan belajar yang telah dimiliki menjadi salah satu
cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan keaktifan belajarnya.
Siswa juga dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
seperti membaca, menulis, bercerita dan menari serta dapat
meningkatkan kepercayaan dirinya untuk tampil didepan umum secara
berkesinambungan agar keaktifan belajarnya meningkat. Guru juga
harus menyiapkan metode pembelajaran yang menyenangkan agar siap
menerima pelajaran tanpa adanya paksaan dan siswa menjadi aktif
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain hal tersebut, orang tua
juga harus membantu siswa ketika di rumah untuk menjaga kondisi
fisik maupun mentalnya serta membantu dalam belajar agar ketika di
sekolah siswa sudah siap menerima pelajaran yang diberikan guru dan
dapat berperan aktif ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
C. Saran
1. Kepada siswa siswi SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman
Kabupaten Pemalang harus mempunyai kesiapan belajar yang baik
sehingga dapat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Kepada para guru harus selalu menyiapkan metode pembelajaran
yang menyenangkan agar siswa nyaman dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan dapat berperan aktif ketika pembelajaran sedang
berlangsung.
103
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya meneliti seberapa besar
pengaruh variabel X dan Y. Untu penelitian selanjutnya bisa
dilakukan penelitian komparatif (sebab-akibat) antara kesiapan
belajar dengan keaktifan belajar siswa.
104
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, abu dan Cholid Narbuko. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asis Saefudin dan Ika Berdiati. 2014. Pembelajran Efektif. Bandung :
Rosdakarya.
Daradjat, Zakiah. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dessy Mulyani. 2013. Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi
Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Konseling. Volume 2. No. 1. Tahun.
Dwi Rahmawati, Endah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajr Dan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri
Colomadu Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Sosialita. Vol.2 No.1.
Effendi. 2017. Hubungan Readiness (Kesiapan) Belajar Siswa Dengan Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja. Jurnal
Pendidikan Fisika. Vol. 5 No.1 Maret.
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara,
Ed. 1 Cet. 12.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Mardiyan, Riry. 2012. Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa Kelas XI
IPS 3 SMA Negeri 3 Bukittinggi Dengan Metode Bermain Peran (Role
Playing). Pakar Pendidikan. Vol. 10 No. 2 Juli.
Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mularsih, Heni dan Karwono. 2017. Belajar dan Pembelajaran Serta
Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok : Rajawali Pers.
Muh. Zein. 2016. Peran Guru Dalam Pengembangan Pembelajaran. E-Journal.
Vol.5 No.2 Juli-Desember.
105
Pratiwi, Winda Erwin. 2013. Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPS Kelas IV Menggunakan Media Gambar Di SD
Banyuraden Gamping, Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
S. Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 13.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Ed.1 Cet.
1.
Sasmita, Erna. 2013. Pengaruh Kesiapan Belajar, Disiplin Belajar dan
Manajemen Waktu Terhadap Motivasi Belajar Mata Diklat Bekerjasama
Dengan kolega dan Pelanggan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian
Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 2 Semarang, Skripsi. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : Alfabeta
Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Usman, Moh. User. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosadakarya.
Vovi Sinta B. 2017. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X Di SMA Bina Jaya Palembang. Jurnal
Pendidikan dan Ekonomi. Volume 1. No.1. Tahun.
Wahyuni, Dwi. 2005. Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan
Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA Al Asror Gunung Pati, Skripsi.
Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Wasty, Soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
106
Wirawan. 2012. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Zaeni, Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Zulkarnain. 2010. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri
Pekanbaru, Skripsi. Riau Pekanbaru : UIN Sultan Syarif Kasim.
107
LAMPIRAN
108
Lampiran 1
109
110
Lampiran 2
LEMBAR ANGKET KESIAPAN BELAJAR
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulis identitas anak, pada kolom yang sudah disediakan. Jawaban
Bapak/Ibu terjamin kerahasiaannya.
2. Jawablah semua pertanyaan yang ada.
3. Pada setiap pernyataan tersedia emapat pilihan jawaban dan Anda harus
memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda checklist (√) pada
kolom jawaban yang telah disediakan. Pilihan-pilihan jawaban tersebut
adalah :
SS : sangat setuju, apabila pertanyaan tersebut menurut Anda sesuai
dengan keadaan yang anda temui.
S : setuju, apabila menurt Anda pertanyaan tersebut sering anda
temui.
TS : tidak setuju, apabila pernyataan tersebut menjelaskan hal yang
menurut Anda kurang sesuai/ jarang Anda temui/ rasakan.
STS : sangat tidak setuju, apabila pernyataan menjelaskan hal yang
sama sekali tidak pernah Anda temui/sangat tidak sesuai.
4. Semua jawaban yang Anda berikan adalah BAIK dan BENAR., tidak ada
yang salah karena jawaban tersebut adalah jawaban anda sendiri dalam
proses pembelajaran di sekolah.
5. Teliti kembali apakah ada pernyataan yang belum diberi jawaban.
6. Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
111
“Selamat Mengisi”
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
SS S TS STS
1 Siswa mampu mengikuti pelajaran
dengan penuh konsentrasi
2 Siswa mendengarkan penjelasan guru
dengan baik, meskipun kondisi diluar
kelas bising
3 Siswa mampu membaca sendiri
tulisan guru dipapan tulis
4 Siswa mengikuti pelajaran dengan
baik meskipun merasa lelah
5 Siswa mampu berbicara dengan lancar
ketika mengemukakan pendapat
6 Siswa mencontek ketika mengerjakan
tugas
7 Siswa mengerjakan PR dirumah
8 Siswa mampu bersosialisasi dengan
teman baru.
9 Siswa menahan marah ketika teman
membuat kesalahan.
10 Tidak mau bertanya ketika merasa
tidak bisa
11 Siswa tidak mau menulis dengan alas
an yang beragam
12 Siswa mampu melakukan tanya jawab
ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung
13 Siswa mampu menjaga buku bacaan
yang ada didalam kelas
14 Siswa mampu menjaga kebersihan
kelas.
Nama Anak :
Kelas :
Alamat :
112
―Mohon untuk dicek kembali jika ada jawaban yang belum terisi.
113
Lmpiran 3
LEMBAR ANGKET KEAKTIFAN BELAJAR
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulis identitas anak, pada kolom yang sudah disediakan. Jawaban
Bapak/Ibu terjamin kerahasiaannya.
2. Jawablah semua pertanyaan yang ada.
3. Pada setiap pernyataan tersedia emapat pilihan jawaban dan Anda harus
memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda checklist (√) pada
kolom jawaban yang telah disediakan. Pilihan-pilihan jawaban tersebut
adalah :
SS : sangat setuju, apabila pertanyaan tersebut menurut Anda sesuai
dengan keadaan yang anda temui.
S : setuju, apabila menurt Anda pertanyaan tersebut sering anda
temui.
TS : tidak setuju, apabila pernyataan tersebut menjelaskan hal yang
menurut Anda kurang sesuai/ jarang Anda temui/ rasakan.
STS : sangat tidak setuju, apabila pernyataan menjelaskan hal yang
sama sekali tidak pernah Anda temui/sangat tidak sesuai.
4. Semua jawaban yang Anda berikan adalah BAIK dan BENAR., tidak ada
yang salah karena jawaban tersebut adalah jawaban anda sendiri dalam
proses pembelajaran di sekolah.
5. Teliti kembali apakah ada pernyataan yang belum diberi jawaban.
6. Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
114
“Selamat Mengisi”
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
SS S TS STS
1 Siswa mendengarkan penjelasan guru
dengan baik
2 Merasa senang dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
3 Bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung
4 Berpartisipasi aktif selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung
5 Siswa mampu membaca materi dibuku
paket maupun dipapn tulis
6 Belum mampu bercerita didepan
kelas dengan percaya diri
7 Siswa masih kurang percaya diri untuk
mengemukakan pendapatnya
8 Tidak berani bertanya kepada guru
jika kurang paham dengan materi yang
disampaikan
9 Bernyanyi didepan kelas tetapi secara
berkelompok
10 Mampu menyimak teman yang sedang
maju didepan kelas
11 Mampu melakukan tanya jawab ketika
berkelompok
12 Tidak mau menulis tugas yang
diberikan oleh guru ketika sudah
tertinggal oleh teman
13 Ketika mengalami kesulitan dalam
Nama Anak :
Kelas :
Alamat :
115
mengerjakan tugas, siswa tidak mau
bertanya kepada teman yang sudah
paham
14 Tidak menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru
15 Tidak percaya diri ketika diminta
untuk maju menari didepan kelas pada
saat kegiatan pembelajaran
―Mohon untuk dicek kembali jika ada jawaban yang belum terisi‖
116
Lampiran 4
REPONDEN ANGKET KESIAPAN BELAJAR
117
Lampiran 5
RESPONDEN ANGKET KEAKTIFAN BELAJAR
118
119
Lampiran 6
LEMBAR UJI VALIDITAS ANGKET
KESIAPAN BELAJAR
I. Identitas Diri
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
II. Petunjuk Pengisian
1) Tulislah identitas anak, pada kolom yang sudah disediakan. Jawaban
Bapak/Ibu terjamin kerahasiaannya.
2) Jawablah semua pertanyaan yang ada.
3) Pada setiap pertanyaan tersedia empat pilihan jawaban dan anda harus
memilih salah satu jawaban dengan member tanda ceklis (√) pada
kolom jawaban yang telah disediakan. Pilihan-pilihan jawaban tersebut
adalah :
SS : sangat setuju, apabila pertanyaan tersebut menurut Anda
sesuai dengan keadaan yang anda temui
S : setuju, apabila menurut Anda pertanyaan tersebut sering
Anda temui.
TS : tidak setuju, apabila pertanyaan menjelaskan hal yang sama sekali
tidak pernah Anda temui/sangat tidak sesuai.
4) Semua jawaban yang Anda berikan adalah BAIK dan BENAR, tidak
ada yang salah karena jawaban tersebut adalah jawaban anda sendiri
dalam proses pembelajaran di sekolah.
5) Teliti kembali apakah ada pertanyaan yang belum diberi jawaban.
6) Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
120
―Selamat Mengisi‖
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
SS S TS STS
1 Siswa mampu mengikuti
pelajaran dengan penuh
konsentrasi
2 Siswa mendengarkan penjelasan
guru dengan baik, meskipun
kondisi diluar kelas bising
3 Siswa mampu membaca sendiri
tulisan guru dipapan tulis
4 Siswa mengikuti pelajaran dengan
baik meskipun merasa lelah
5 Siswa mampu berbicara dengan
lancar ketika mengemukakan
pendapat
6 Siswa tidak mengobrol sendiri
ketika guru sedang
menyampaikan pendapat
7 Siswa merasa takut ketika
menerima pelajaran baru yang
disampaikan guru
8 Siswa menangis ketika tidak
dapat mengerjakan tugas yang
diberikan guru
9 Siswa mencontek ketika
mengerjakan tugas
10 Siswa mengerjakan PR dirumah
11 Siswa lupa membawa buku
pelajaran
12 Siswa tidak membawa alat tulis
sendiri
13 Siswa minta ditemani orang tua
Nama Anak :
Kelas :
Alamat :
121
didalam kelas
14 Siswa mampu bersosialisasi
dengan teman baru.
15 Siswa menahan marah ketika
teman membuat kesalahan.
16 Tidak mau bertanya ketika merasa
tidak bisa
17 Siswa tidak mau menulis dengan
alas an yang beragam
18 Siswa mampu melakukan tanya
jawab ketika proses pembelajaran
sedang berlangsung
19 Siswa mampu menjaga buku
bacaan yang ada didalam kelas
20 Siswa mampu menjaga
kebersihan kelas.
―Mohon untuk dicek kembali jika ada jawaban yang belum terisi‖
122
Lampiran 7
LEMBAR UJI VALIDITAS ANGKET
KEAKTIFAN BELAJAR
III. Identitas Diri
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
IV. Petunjuk Pengisian
1) Tulislah identitas anak, pada kolom yang sudah disediakan. Jawaban
Bapak/Ibu terjamin kerahasiaannya.
2) Jawablah semua pertanyaan yang ada.
3) Pada setiap pertanyaan tersedia empat pilihan jawaban dan anda harus
memilih salah satu jawaban dengan member tanda ceklis (√) pada
kolom jawaban yang telah disediakan. Pilihan-pilihan jawaban tersebut
adalah :
SS : sangat setuju, apabila pertanyaan tersebut menurut Anda
sesuai dengan keadaan yang anda temui
S : setuju, apabila menurut Anda pertanyaan tersebut sering
Anda temui.
TS : tidak setuju, apabila pertanyaan menjelaskan hal yang
sama sekali tidak pernah Anda temui/sangat tidak sesuai.
4) Semua jawaban yang Anda berikan adalah BAIK dan BENAR, tidak
ada yang salah karena jawaban tersebut adalah jawaban anda sendiri
dalam proses pembelajaran di sekolah.
5) Teliti kembali apakah ada pertanyaan yang belum diberi jawaban.
6) Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya.
123
“Selamat Mengisi”
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN
SS S TS STS
1 Siswa mendengarkan penjelasan
guru dengan baik
2 Merasa senang dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
3 Bertanya jawab ketika pembelajaran
berlangsung
4 Berpartisipasi aktif selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung
5 Siswa mampu membaca materi
dibuku paket maupun dipapn tulis
6 Belum mampu bercerita didepan
kelas dengan percaya diri
7 Siswa masih kurang percaya diri
untuk mengemukakan pendapatnya
8 Tidak berani bertanya kepada guru
jika kurang paham dengan materi
yang disampaikan
9 Bernyanyi didepan kelas tetapi
secara berkelompok
10 Mampu menyimak teman yang
sedang maju didepan kelas
11 Mampu melakukan tanya jawab
ketika berkelompok
12 Tidak mau menulis tugas yang
diberikan oleh guru ketika sudah
tertinggal oleh teman
13 Ketika mengalami kesulitan dalam
Nama Anak :
Kelas :
Alamat :
124
mengerjakan tugas, siswa tidak mau
bertanya kepada teman yang sudah
paham
14 Tidak menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru
15 Tidak percaya diri ketika diminta
untuk maju menari didepan kelas
pada saat kegiatan pembelajaran
16 Mampu menyelesaikan prakarya
dengan bantuan guru
17 Mampu mengikuti senam dengan
semangat ketika proses
pembelajaran berlangsung
18 Siswa masih menangis ketika tidak
bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru
19 Berdiam diri ketika merasa tidak
paham dengan materi yang
disampaikan oleh guru
20 Menangis dan tidak mau masuk
kelas untuk mengikuti kegiatan
oembelajaran dikarenakan takut
dengan pelajaran bar yang
disampaikan oleh guru
―Mohon untuk dicek kembali jika ada jawaban yang belum terisi‖
125
Lampiran 8
RESPONDEN UJI VLIDITAS ANGKET KESIAPAN BELAJAR
126
127
Lampiran 9
RESPONDEN UJI VALIDITAS ANGKET KEAKTIFAN BELAJAR
128
129
Lampiran 10
Output Uji Reliabilitas Kesiapan Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.938 14
130
Lampiran 11
Output Uji Reliabilitas Keaktifan Belajar Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.726 15
131
Lampiran 12
Output Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov-Smirnov
Variabel Signifikansi
Kesiapan Belajar 0,183
Keaktifan Belajar 0,187
132
Lampiran 13
Output Uji Linearitas
Variabel Aspek Df F Signifikansi
Kesiapan belajar
terhadap keaktifan
belajar
Deviation from
linearity 17 1,508 0,185
Within Groups 21
133
Variabel Aspe
k
D
f
F Signifi
kansi
134
Kesiapan belajar terhadap keaktifan belajar Devi
ation
from
linea
rity
1
7
1,5
08
0,185
Withi
n
Grou
ps
2
1
135
Lampiran 14
Data Uji Homogenitas
No X Y X2
Y2
XY
1 41 40 1681 1600 1640
2 42 41 1764 1681 1722
3 35 37 1225 1369 1295
4 36 39 1296 1521 1404
5 47 51 2209 2601 2397
6 39 39 1521 1521 1521
7 39 43 1521 1849 1677
8 39 44 1521 1936 1716
9 35 37 1225 1369 1295
10 36 37 1296 1369 1332
11 45 49 2025 2401 2205
12 37 40 1369 1600 1480
13 41 42 1681 1764 1722
14 42 42 1764 1764 1764
15 51 57 2601 3249 2907
16 41 38 1681 1444 1558
17 42 51 1764 2601 2142
18 44 48 1936 2304 2112
19 42 45 1764 2025 1890
20 44 47 1936 2209 2068
21 48 44 2304 1936 2112
22 48 44 2304 1936 2112
23 49 43 2401 1849 2107
24 50 43 2500 1849 2150
25 49 43 2401 1849 2107
26 49 43 2401 1849 2107
136
27 32 27 1024 729 864
28 40 34 1600 1156 1360
29 39 34 1521 1156 1326
30 40 34 1600 1156 1360
31 39 34 1521 1156 1326
32 40 34 1600 1156 1360
33 40 34 1600 1156 1360
34 51 48 2601 2304 2448
35 54 58 2916 3364 3132
36 54 58 2916 3364 3132
37 54 58 2916 3364 3132
38 54 58 2916 3364 3132
39 54 58 2916 3364 3132
40 54 58 2916 3364 3132
Σ 1756 1754 78654 79598 78738
137
Lampiran 15
Output Uji Analisi Korelasi Produk Momen
Correlations
KESIAPAN KEAKTIFAN
KESIAPAN Pearson Correlation 1 .847
**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
KEAKTIFAN Pearson Correlation .847
** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
138
Lampiran 16
Output Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.847a .718 .711 4.463
a. Predictors: (Constant), KESIAPAN
b. Dependent Variable: KEAKTIFAN
139
Lampiran 17
140
Lampiran 18
141
Lampiran 19
142
Lampiran 20
143
144
145
146
Lampiran 21
Foto-Foto Penelitian
147
BIODATA PENULIS
Aulia Sahara anak kedua dari empat
bersaudara, lahir di Pemalang pada tanggal 04
November 1995, dari pasangan Masduki dan
Taniah. Memulai pendidikannya di TK Pertiwi
Penggarit dan lulus pada tahun 2001.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SDN 01
Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang dan lulus tahun 2008. Penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5
Taman Kabupaten Pemalang dan pada tahun
2011 penulis menyelesaikan studinya. Kemudian pada tahun yang sama penulis
melanjutkan studinya di MAN Pemalang dan Alhamdulillah lulus pada tahun
2014, selanjutnya penulis langsung melanjutkan pendidikannya di jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis lulus pada bulan Oktober tahun 2018 dengan
judul skripsi ―Kesiapan Belajar Dalam Keaktifan Belajar Siswa Kelas I Pada
Pembelajaran Tematik Di SDN 01 Penggarit Kecamatan Taman Kabupaten
Pemalang‖.
Recommended