View
227
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH METODE RESITASI PADA MATA PELAJARAN PAI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
DARUSSALAM CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)
Oleh
YENI ATIKAH SARI
NIM 109011000234
JURUSAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2015
iv
ABSTRAK
Yeni Atikah Sari (NIM: 109011000234). Pengaruh Metode Resitasi Pada
Mata Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp
Darussalam Ciputat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Resitasi Pada
Mata Pelajaran PAI terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP Darussalam
Ciputat. Peneltian ini dilakukan di SMP Darussalam Ciputat pada kelas VIII.5
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.10 sebagai kelas kontrol, dengan jumlah
masing-masing siswa tiap kelas yaitu 30 orang. Penelitian ini dimulai tanggal 4
Maret sampai 4 April 2014, dilakukan selama lima kali pertemuan termasuk
pretest dan posttest. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen
dengan dengan desain pretest-posttest control group design dan teknik
pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes
objektif pilihan ganda sebanyak 30 soal. Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan uji-t, pada taraf signifikan 0,05 didapat hasil ttabel≤ thitung yaitu
2,00≤3,20 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
diterima. Hal ini menunjukan bahwa metode Resitasi pada mata pelajaran PAI
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Metode Resitasi, Mempengaruhi hasil belajar.
v
ABSTRACT
Yeni Atikah Sari (NIM: 109 011 000 234). Influence of Recitation Method At
PAI Subject toward Grade VIII Student’s Results in Smp Darussalam
Ciputat.
This study aims to determine the effect of Recitation Method At PAI
subject toward student’s results in junior highschool class VIII Darussalam
Ciputat. This research is done in junior highschool Darussalam Ciputat on VIII.5
class as an experimental class and the class VIII.10 as a class control, with the
number of students per class is 30 people. This study was initiated on 4 March to
4 April 2014, carried out during five meetings including pretest and posttest. The
method used is a quasi-experimental design with pretest-posttest control group
design and sampling techniques purpossive sampling. The instrument used is an
objective test of 30 multiple-choice questions. Based on the results of data
analysis using t-test, the significant level of 0.05 is the result ttabel≤ thitung
2,00≤3,20 that the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis
(Ha) is accepted. This shows that the method of recitation on PAI subject
significantly affect student’s learning outcomes.
Keywords: Recitation Method, affect learning outcomes.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Sang Pemilik langit dan bumi beserta isinya serta pemberi nikmat dan karunia
yang tiada tara kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat, sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I).
Shalawat serta salam tak luput pula tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Sang revolusioner sejati yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang
penuh keridhoan Allah SWT.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan semua pihak baik
secara moril maupun materil, Alhamdulillah hambatan-hambatan tersebut mampu
terlewati.Oleh karena itu, dalam keempatan ini penulis menyampaikan untaian
kata terima kasih yang sangat luar biasa kepada:
Yang terhormat Bapak Prof. DR. Ahmad Thib Raya,MA. D ekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta beserta seluruhs tafnya.
1. Yang terhormat Bapak Drs. Abdul Majid Khon, MA. Kaute Jurusan
Pendidkan Agama Islam yang telah memberi kemudahan dalam setiap
kebijakan yang beliau berikan.
2. Yang terhormat Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang memberi banyak pengarahan yang bermanfaat bagi
penulis.
3. Yang terhormat Bapak M. Sholeh Hasan, Lc.,MA. Dosen pembimbing yang
sangat luar biasa, yang telah banyak sekali memberikan bimbingan,
pengarahan, wawasan ilmu baru, juga naehat serta waktu yang sangat
menyenangkan dalam membimbing penulis.
4. Yang terhormat Bapak Drs. Masan .A.F, MA. pembimbing akademik yang
selalu sabar menghadapi semua keluh kesah dan nasehat-nasehat yang berguna
bagi penulis.
vii
5. Yang terhormat Bapak dan Ibu dosen beserta staff adminstrasi yang telah
memberikan pengetahuan baik teori maupun praktek yang bermanfaat bagi
penulis.
6. Kepala Sekolah SMP Darussalam Ciputat serta segenap guru dan karyawan
sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
7. Yang terhormat dan tercinta Ayahanda Sukardi dan Ibunda Jumlati, yang telah
memberikan semua kasih sayangnya, memberikan pelajaran hidup yang
berharga, menuangkan segala norma hidup baik secara hukum maupun Islam,
menaburkan pengorbanan jerih payah demi keberhasilan dan kebahagiaan
penulis, sehingga dengan untaian doa disetiap sujudnya juga hentakan
motivasinya memberikan kobaran semangat dalam menyelesaikan tugas
skripsi ini.
8. Kepada seluruh keluarga penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih atas semua doa dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat. M.Z. Dhofier, S. Pd.
Fatkhul Muin, Kamal Fuadi, S.Pd. Zaenal Muttaqin, M. Aqib Malik, M S.
Rizqi, Abdul Latif, Ikbal Kaukabuddin, Nur Arifiyani, Ikvi Mubarakah,
Mutiara Lu’lu,TatuMulyanah, Aenul Yaqin, Nur Rosdiana dan Ahmad Kosay.
Karena kalianlah penulis merasa berada dalam satu keluarga selama di
Ciputat.
10. Kepada seluruh teman seperjuangan di PAI angkatan 2009 khususnya kelas F,
yang tidak bisa penulis sebut satu persatu. Terimakasih telah memberikan
kenangan yang indah saat berada di bangku perkuliahan juga semangat dan
motivasi dalam merubah diri penulis menjadi lebih baik lagi.
11. Rekan-rekan guru dan karyawan Rumah Belajar Miranda Resident, yang
Alhamdulillah dengan segala dukungan dan motivasi yang diberikan penulis
dapat menyelesaikan tugas ini.
Serta hadiah terima kasih penulis kepada semua teman dan semua orang
yang dikenal oleh penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, semangat dan doa yang telah diberikan menjadi
viii
pintu datangnya ridha dan kasih sayeng Allah SWT. di dunia dan di akhirat kelak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah
ilmu pengetahuan pada umumnya. Amin.
Jakarta, 10 April 2015
Penulis
YENI ATIKAH SARI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KARYA SENDIRI
PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 4
D. Perumusan Masalah .................................................................. 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
BAB II KERANGKA TEORI
A. Landasa n Teoritis
1. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode ........................................................ 6
b. Macam-macam Metode Pembelajaran ......................... 6
2. Hakikat Metode Pembelajaran Resitasi
a. Pengertian Metode Resitasi .......................................... 8
b. Dasar Pertimbangan Penggunaan Metode Resitasi ...... 9
c. Tujuan Metode Resitasi ................................................ 10
d. Langkah-langkah Metode Resitasi ............................... 11
e. Kelebihan Metode Resitasi ........................................... 12
f. Kelemahan Metode Resitasi ......................................... 12
g. Cara Mengurangi Kelemahan Metode Resitasi ............ 13
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar......................................................... 14
x
b. Pengertian Hasil Belajar ............................................... 15
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......... 91
4. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................ 21
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................. 26
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................. 27
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .................... 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 30
C. Kerangka Konseptual ............................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 33
B. Metode Penelitian...................................................................... 33
C. Desain Penelitian ....................................................................... 33
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 34
E. Variabel Penelitian ................................................................... 35
F. Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................... 35
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 35
H. Tekhnik Analisis Data ............................................................... 44
I. Hipotesis Statistik...................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................... 50
2. Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................... 51
3. Rekapitulasi hasil Pretest danPostest ................................... 53
4. Hasil Analisis Data .............................................................. 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 59
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 62
B. Saran .......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 64
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 34
Tabel 3.2 Interprestasi Validitas ............................................................................. 37
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .......................................................... 37
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes .......................................................................... 38
Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitas ......................................................................... 40
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ...................................................... 40
Tabel 3.7 Interprestasi Daya Pembeda ................................................................... 42
Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda ................................................................ 42
Tabel 3.9 Interprestasi Tingkat Kesukaran ............................................................. 44
Tabel 3.10 HasilAnalisis Tingkat KesukaranButirSoal ......................................... 44
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Prettest Kelas Kontrol dan Ekperimen ........ 50
Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .51
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi hasil posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ....... 52
Tabel 4.4 Pemusatan dan Penyebaran Data Postest Kelompok Eksperimen dan
Kontol ..................................................................................................... 53
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .......................................................................................... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol 58
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas
Eksperimen dan Kontrol ......................................................................... 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif ....... 54
Gambar4.2 Diagram Persentase Data Postest Berdasarkan Jenjang Kognitif...... 55
Gambar4.3 Diagram Persentase Pretest dan Postest Berdasarkan Aspek Kognitif
Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol ................................................. 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Referensi
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Permohonan Penelitian di SMP Darussalam
Lampiran 4 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian di SMP Darussalam
Ciputat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur terpenting penentu keberhasilan pembangunan
nasional. Faktor yang memepengaruhi perkembangan pendidikan dalam
pembagunan nasional antara lain tujuan pendidikan, guru, siswa, materi pendidikan,
metode pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan. Tujuan pendidikan adalah
untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan, serta semua karakteristik pribadi
peserta didik ke arah yang positif sehingga dapat menjadi insan yang bertakwa dan
berguna bagi bangsa. Guru memiliki tanggung jawab untuk membimbing peserta
didik dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Tujuan pendidikan itu tercantum di UU RI No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3
yang berbunyi:1
Sistem Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam memenuhi tujuan pendidikan tersebut maka diselenggarakan rangkaian
pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan formal di sekolah. Di sekolah inilah
terjadi proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa secara langsung guna
menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada siswa. Proses
pembelajaran adalah salah satu langkah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
Dalam hal ini, guru dan siswa mempunyai pengaruh yang sangat penting.
1 Depag R.I., UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2012,
(http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/perundangan/2006/09/04/20-ttg-sisdiknas.pdf)
1
2
Pembelajaran yang baik adalah guru tidak selalu memposisikan dirinya sebagai
subjek yang mendominasi proses pembelajaran dan tidak menjadikan siswa hanya
sebagai objek. Tetapi, guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif,
edeukatif dan inofatif dalam belajar serta mampu membimbing siswa sehingga
terjadi perubahan positif tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa.2
Metode yang digunakan guru juga berpengaruh dalam meningkatkan motivasi
dan tercapainya kenyamanan siswa dalam belajar. Penggunaan metode sangat erat
hubungannya dengan kemampuan guru untuk mengorganisir, memilih dan
meningkatkan seluruh program kegiatan belajar mengajar. 3Metode pembelajaran
yang melibatkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran harus disesuaikan
dengan materi yang akan dibahas. Sehingga, siswa akan menjadi lebih mudah
memahami materi pembelajaran. Selain itu pemilihan metode yang tepat juga sangat
mempengaruhi kondisi psikologis siswa ketika berada di dalam maupun di luar kelas
selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMP Darussalam,
pembelajaran PAI di kelas masih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher centered). Metode yang digunakan juga kurang variatif (monoton).
Dalam mentransfer informasi, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan
kurang melibatkan siswa. Tidak adanya kontrol dan pertanggungjawaban dari setiap
tugas yang diberikan. Sehingga dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa
hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan. Potensi pada siswa kurang
berkembang dengan baik, jika siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor apa
yang ada dalam dirinya. Selain itu, materi PAI merupakan materi yang bersifat
bacaan dan hafalan, sehingga guru harus bisa mengemas materi dengan baik dan
disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Apabila materi yang disampaikan
2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2010) cet. Ke 15, h.
251 3Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3, h.
109
3
hanya menggunakan metode yang monoton, akibatnya siswa akan malas belajar dan
hasil belajar akan menjadi rendah.
H. M Arifin mengatakan bahwa Pembelajaran PAI pada hakikatnya mencakup
segala aspek kehidupan manusia didunia, dimana manusia mampu memanfaatkan
sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya akan dipetik diakhirat nanti,
maka pembentukan nilai dan amaliah islamiyah dalam pribadi manusia baru akan
tercapai dengan efektif bila mana dilakukan dengan proses kependidikan yang
berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan. 4 Jadi dalam
pembelajaran, seorang guru harus memiliki kemampuan, ketrampilan dan
pengetahuan yang luas tentang pendidikan sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai secara maksimal.
Salah satu metode yang bisa membuat anak menjadi aktif dalam pembelajaran
adalah metode resitasi. Dimana peserta didik dapat menggali informasi dan
mengembangkan serta mengaplikasikan pengetahuan yang ada secara mandiri
melalui latihan dan pelaksanaan tugas yang diberikan guru. Metode resitasi adalah
sebuah metode dimana peserta didik diberi tugas untuk nemieseleynem sagel yang
ada dengan cara belajar (mencari informasi, membaca, menghafal dan menganalisis)
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Metode resitasi dapat menanamkan rasa
tanggung jawab pada diri peserta didik, karena tugas tidak hanya cukup dikerjakan,
akan tetapi harus dipertanggung jawabkan kepada guru dan pihak lainnya,
tergantung bentuk resitasi apa yang diberikan.
Metode resitasi biasanya diberikan dalam bentuk tes tertulis dan non tertulis.
Dalam bentuk tertulis, peserta didik diberi soal-soal sesuai materi dan indikator yang
akan dicapai. Dan dalam bentuk non tes berupa tanya jawab secara langsung
mengenai soal-soal yang sudah dijawab yang merupakan pertanggunajawaban
peserta didik terhadap soal tersebut. Dalam pelaksanaannya, metode resitasi ini
mengandung salah satu prinsip terpeting dalam pendidikan yaitu ulangan dan
4 M. Arifin, M. Ed, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 9
4
latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga
dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. 5 Menurut DR. Ramayulis, pengajaran
memerlukan banyak mengulang, pengulangan bahan yang telah dipelajari akan
memperkuat hasil pelajaran.6
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata
Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam
Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah yang
akan diteliti sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran yang masih monoton.
2. Sebagian guru PAI masih kurang memahami tentang metode resitasi
3. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
4. Materi PAI lebih banyak bersifat hafalan.
5. Hasil belajar siswa rendah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fonus dan tidak berkembang terlalu jauh, maka
penasyl membatasi masalah hanya pada penggunaan metode resitasi dan hasil belajar.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan ysemsyiynely dan nenaeselem masalah, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode Resitasi
pada mata pelajaran PAI terhadap hasil aeseleb siswa Kelas VIII Smp Darussalam
Ciputat”.
5 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke-4, h. 54 6Ramayulis, op.cit, h. 95
5
E. Tujuan dan manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
Resitasi terhadap hasil belajar siswa. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah:
1. Memberikan informasi kepada gaba tentang bagaimana penggunaan metode
Resitasi iemg senes untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
2. Memberikan informasi pada semsemg nemgeban gaba penggunaan metode
Resitasi terhadap hasil belajar siswa PAI.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis
1. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
“Metode dari segi bahasa berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta
berarti melalui dan hodos adalah jalan atau cara. Dengan demikian metode berarti
cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”1
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode, mengajar yang
dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.2
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk mencapai
tujuan yang akan dikehendaki sesuai dengan yang diharapkan.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran
Menurut Basyiruddin Usman, dalam bukunya Metode Pembelajaran Agama
Islam ada beberapa metode pembelajaran diantaranya yaitu:3
1) Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang
sudah lazim dipakai oleh guru di sekolah.
2) Metode tanya jawab ialah penyamapaian pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau
sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab
pertanyaannya.
1 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. 1, h .91 2Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), h. 46 3 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h. 33
6
7
3) Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi
secara rasional dan objektif.
4) Metode resitasi (pemberian tugas belajar) disebut metode pekerjaan
rumah, karena siswa diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran.
Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran berlangsung
di mana siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa
data yang dapat ditemukan dilaboratorium, perpustakaan, pusat sumber
belajar, dan sebagainya.
5) Metode demonstrasi dan eksperimen adalah salah satu teknik mengajar
yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja
diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas
tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu.
6) Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik
merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan
kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran
tertentu dengan system gotong royong.
7) Metode Sosiodrama dan Bermain merupakan teknik mengajar yang
banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang
bersifat sosial.
8) Metode karyawisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan
mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau
tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.
9) Metode driil (latihan) dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau
keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan
melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan
disiap siagakan.
10) Metode system regu (tiem teaching) merupakan gagasan baru yang
berkembang sebagai salah satu inovasi metode mengajar dan juga dikenal
dengan team teaching.
2. Metode Pembelajaran Resitasi
a. PengertianMetode Resitasi
Pemberian tugas (resitasi) berasal dari bahasa inggris to cite yang artinya
mengutip (re: kembali) yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian
pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai
siap sebagaimana semestinya. Menurut Ramayulis, yang dimaksud metode resitasi
(penugasan) adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-
8
tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan
murid mempertanggung jawabkannya.4
Metode resitasi disebut juga metode penugasan. Penugasan tidak sama dengan
pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas. Tugas yang diberikan dapat dilaksanakan di
rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya. Metode penugasan
merangsang anak aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh
karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula secara kelompok.
Menurut Djamarah, metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian
bahan dimana guru memberikan tugas tertentu kepada siswa agar siswa melakukan
kegiatan belajar. Tugas yang dilaksanakan siswa oleh siswa dapat dilakukan di dalam
kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah
siswa atau dimana saja asalkan tugas itu dapat dikerjakan.5
Nana Syaodih menegaskan bahwa metode resitasi dimaksudkan untuk
memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas atau kegiatan yang berhubungan
dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping dan
sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas atau kegiatan
individualmaupun kerja kelompok yang merupakan unsur penting dalam pendekatan
pemecahan masalah atau problem solving.6
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode resitasi merupakan
suatu metode yang memiliki tiga istilah penting, yaitu tugas, belajar dan pengulangan.
Tugas merupakan sarana untuk siswa belajar dan memecahkan maslah secara mandiri
dan dalam proses belajar tersebut terjadilah suatu pengulangan yang akan
memperkuat daya ingat siswa. Tugas diberikan kepada siswa secara struktur
berdasarkan indikator yang akan dicapai sebagai bahan pembelajaran dan harus
dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan berupa tugas individu maupun
4 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3,
h. 163 5 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Setrategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 85 6R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), h. 107
9
kelompok melalui latihan, memecahkan masalah, menggali dan manganalisis
informasi yang terjadi di sekitar siswa secara mandiri.
b. Dasar Pertimbangan Pengguanaan Metode Resitasi (Tugas)
Metode pemberian tugas merupakan metode pembelajaran yang menekankan
pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah
kecakapan, keterampilan tertentu.Selanjutnya hasil dari menyelesaikan tugas tersebut
dipertanggungjawabkan kepada guru.
1) Mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok.
2) Pemantapan pengetahuan siswa dengan melakukan suatu tugas.
3) Mendorong siswa belajar mandiri baik membaca, menulis dan mengerjakan
soal dan sebagainya.
4) Adanya kesenjangan antara waktu yang tersedia dengan materi pelajaran yang
terlalu banyak.7
c. Tujuan Metode Resitasi
Pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai tujuan utama:
1) Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.
2) Melatih siswa kearah belajar mandiri.
3) Siswa dapat membagi waktu secara teratur.
4) Agar siswa dapat memanfaatkanwaktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
5) Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk
menyelesaikan tugas.
6) Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan
di luar kelas.
Sedangkan tujuan diterapkannya metode pemberian tugas menurut Abu
Ahmadi dan Joko Tri Prasetya adalah:
a) Semua pengetahuan yang telah diterima anak didik lebih mantap.
b) Mengaktifkan dan memandirikan anak didik.
7Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,… h.87
10
c) Agar anak didik rajin belajar.8
Selain itu, pemberian tugas merupakan salah satu bentuk motivasi yang
bertujauan mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan. Seperti yang diterangkan oleh Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
“ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan untuk mempertahankan
minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu memberi angka,
hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, mengetahui hasil, dan hukuman”.9
d. Langkah-langkah Metode Resitasi
Ada tiga fase dalam metode resitasi:
1) Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Tujuan yang akan dicapai
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut.
c) Sesuai dengan kemampuan siswa.
d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
2) Fase Pelaksanaan Tugas
a) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau belajar
c) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang diperoleh dengan baik dan
sistematik
8 Abu Ahmdi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), Cet.II, h.61 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,… h.149-157
11
Dalam melaksanakan tugas (belajar), cara siswa belajar akan terlaksana
dengan baik apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3) Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
Siswa mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya (resitasinya). Resitasi
itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pembelajaran.10
e. Kelebihan Metode Resitasi
1) Anak-anak belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam
segala tugas yang diberikan.
2) Dapat mempertebal tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan
dipertanggungjawabkan dihadapan guru.
3) Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan
bantuan orang lain.
4) Mendorong anak-anak supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses.
5) Hasil pelajaran akan bertahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat
anak-anak
6) Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan
siswa.
7) Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam-jam pelajaran
sekolah.
f. Kelemahan Metode Resitasi
1) Siswa yang terlalu bodoh sukar sekali belajar
2) Kemungkinan tugas yang diberikan dikerjakan oleh orang lain
10Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3,
h. 165
12
3) Kadang-kadang siswa menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga
pengalamannya sendiri tidak ada.
4) Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna
5) Bila tugas terlalu serimg dilakukan oleh murid akan menyebabkan
terganggunya kesehatan siswa dan menyebabkan siswa asal dalam
mengerjakannya.
6) Mencari tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan
pengajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
7) Kalau siswa terlalu banyak, kadang-kadang guru tidak sanggup memeriksa
tugas-tugas siswa tersebut.
g. Cara Mengurangi Kelemahan Metode Resitasi
1) Sesuaikan tugas-tugas yang diberikan dengan kemampuan siswa
2) Adakan pengontrolan terhadap tugas yang diberikan
3) Tugas diberikan secara berkala
Metode resitasi dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui dua
cara. Pertama, tugas yang diberikan guru dapat diselesaikan siswa di kelas. Artinya
tugas yang diberikan guru dikerjakan langsung oleh siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Tugas-tugas itu berupa soal-soal latihan, membaca buku
paket, membuat rangkuman dan lain-lain.
Kedua, tugas yang diberikan guru dapat dikerjakan oleh siswa diluar kelas, di
luar jadwal belajar mengajar yang telah ditentukan. Akan tetapi merupakan
kelanjutan dari proses belajar mengajar di kelas. Tugas-tugas yang diberikan berupa
membuat makalah, kliping atau yang lainnya.
Metode resitasi ini dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kelebihan
disamping juga mempunyai kelemahan. Adapun kelebihan metode resitasi
(pemberian tugas) diantaranya adalah metode ini merupakan aplikasi pengajaran
modern disebut juga azas aktifitas dalam mengajar yaitu guru mengajar harus
13
merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang
dipelajari, sehingga:
a) Dapat memupuk rasa percaya diri
b) Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah menginformasikan
dan mengkomunikasikan sendiri.
c) Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan.
d) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
e) Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
f) Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.11
Penggunaan metode resitasi (pemberian tugas) bagi siswa bertujuan
menumbuhkan proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif serta memupuk
kemandirian siswa dalam proses pembelajaran. Manfaat metode resitasi (pemberian
tugas) yang digunakan dengan tepat dan terencana adalah untuk:
a) Menumbuhkan kebiasaan belajar mengajar mandiri dalam lingkungan
bersama (kolektif) maupun sendiri.
b) Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang
terdapat di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat.
c) Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan.12
Mengacu pada pendapat yang telah diuraikan di atas, jelaslah bahwa resitasi
(pemberian tugas) kepada siswa dapat mengaktifkan serta melatih daya ingatnya
sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
menggunakan metode resitasi (pemberian tugas) kepada siswa, maka hambatan-
hambatan yang sering dijumpai dalam proses pembelajaran di kelas dapat kita
kurangi.
11http://www.estiprastikaningsih.wordpress.com/2013/01/018 diakses tanggal 25 April 2014 12http://lenterakecil.com/metode-penugasan/ diakses tanggal 25 April 2014.
14
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Cronbach sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono, belajar
didefinisikan sebagai perubahan perilaku individu sebagai hasil dari
pengalamannya.13 Menurut Hintzman sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah,
belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri yang
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku.14 Hilgard dan
Bower sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono menegaskan bahwa, belajar
merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.15
Menurut Morgan sebagaimana yang dikutip M. Ngalim Purwanto, belajar
adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.16 Lebih lanjut Dengeng sebagaimana
yang dikutip Yatim Riyanto menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan
pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki. 17 Sebagai makhluk
ciptaan Allah yang berakal, manusia di mana saja berada tentu melakukan kegiatan
belajar. Kegiatan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga masyarakat
untuk menempatkan diri sebagai makhluk yang berbudaya. Dengan belajar seseorang
mampu mengubah perilaku, kebiasaan, sikap dan menambah pengetahuan serta
mengembangkan ketrampilan. Perubahan itu diperoleh dengan melalui usaha,
menetap dan dalam waktu yang lama dan merupakan hasil dari pengalaman. Berhasil
atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri dan ada yang
pula dari luar dirinya.
13Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke-4, h. 212 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61 15 Dalyono, op. cit, h. 211 16 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 80-81 17 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5
15
Selanjutnya belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada
perkembangan manusia seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Berdasarkan pendapat tentang belajar, silunep mengambil kesimpulan
bahwa belajar merupakan suatu usaha peserta didik dalam membangun pemahaman
yang melibatkan proses kognitif sehingga terjadi perubahan dalam berfikir, berbuat
dan mampu berinteraksi dengan lancar sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Belajar menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti
pengetahuan, sikap, keterampilan, informasi dan nilai. Hasil belajar merupakan
realisasi dan kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang,18
artinya hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam
mengikuti program belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ada.
Hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar.19 Sementara Agus Suprijojo mengemukakan bahwa
yang dimaksud hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan-ketrampilan.20Jadi berdasarkan
beberapa pengertian di atas hasil belajar adalah perilaku berupa pengetahuan, sikap,
ketrampilan,informasi baru yang diperoleh siswa setelah siswa berinteraksi dengan
lingkungan dalam kondisi pembelajran.
Hasil belajar lebih dikenal dengan taksonomi bloom dengan cara
mengklasifikasikan hal-hal yang kompleks, maksudnya mengklasifikasikan secara
18Muhibbin Syah, op cit., h. 103 19 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-13, h. 22 20 Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h.5
16
sederhana ke tingkat yang kompleks. Dalam hal ini tujuan belajar dibagi menjadi
beberapa tiga ranah:21
1) Cognitive domain (ranah kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menemukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), evalution (menilai).
2) Affective domain (ranah afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
receiving (sikap menerima), responding (sikap menerima), valuing (menilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi).
3) Pshicomotor domain (ranah psikomotorik), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek ketrampilan motorik.
Menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijoyo ada lima
macam hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu
lagi bersifat psikomotorik. Hasil belajar tersebut adalah:22
1) Informasi Verbal
Kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan
maupun tulisan kemampuan merespon secara spesifik terhadap ragsangan spesifik.
2) Keterampilan Intelektual
Kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual
terdiri dari kemampuan mengatagorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep
ataupun prinsip-prinsip keilmuan.
21 Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h.6-7 22Ibid., h. 5-6
17
3) Strategi Kognitif
Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri.
Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dana kaidah dalam memecahkan
masalah.
4) Ketrampilan Motorik
Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme garak jasmani.
5) Sikap
Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap
objek tersebut. Sikap berupa kemampuan mengenternalisasi dan eksternalisasi nilai-
nilai. Sikap merupakan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitf
pada taksonomi bloom yang sudah direvisi, yaitu:23
1) Mengingat (Remember)
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan
factual, konseptual, procedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa
pengetahuan.Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang
bermakna guna menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam
tugas-tugas yang lebih kompleks.
2) Memahami (Understending)
Siswa dikatakan memahami jika mereka dapat mengkontruksikan makna dari
pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Siswa memahami ketika
mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan mereka. Lebih tepatnya
23 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran
Pengajaran dan Asesmen, Agung Prihantoro (Terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.
99-133
18
pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-
kerangka kognitif yang telah ada.
3) Mengapliksikan (Apply)
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan proses-proses tertentu
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan
berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan terdiri dari
dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan.
4) Menganalisis (Analize)
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian
dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses
kognitif membedakan, mengorganisasikan, dan menstribusikan. Walaupun belajar
menganalisis di anggap sebagai tujuan itu sendiri, sangat beralasan untuk secara
edukatif memandang analisi sebagai perliasan dari memahami atau sebagai pembuka
untuk mengevaluasi dan mencipta.
5) Mengevaluasi (Evaluate)
Mengaevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan criteria
dan standar.Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektifitas,
efesiensi dan konsentrasi. Ketegori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif
memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan
mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasar kan criteria eksternal).
6) Mencipta(Create)
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan
dalam mencipta, meminta siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi
sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada
sebelumnya. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu merumuskan,
merencanakan dan memproduksi.
19
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal
cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:24
1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsic pada diri siswa.
2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya.
3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.
4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif).
5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai, mengendalikan dirinya
terutama dalam menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:25
1) Kematangan/pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika tahap pertumbuhan pribadi telah
memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.
2) Kecerdasan/Intelegensi
Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan
berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
3) Latihan dan ulangan
Seringkali mengulang sesuatu, maka cakapan dan pengetahuan yang
dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.Karena latihan,
karena seringkali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada
sesuatu.
4) Motivasi
Motif merupakan pendorong bagi sesuatu organisme untuk melakukan
sesuatu.Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnyaseseorang itu
24 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2009),h. 56-57 25 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 101-105
20
menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang
mau berusaha mempelajari sesuatu, jika tidak mengetahui betapa pentingnya hasil
yang akan dicapai.
5) Sifat-sifat Probadi Seseorang
Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-
tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara
seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit
banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya yang dapat
dicapai.
6) Keadaan Keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau turut
menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-
anak.Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-
fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang turut memegang peranan
penting pula.
7) Guru dan Cara Mengajar
Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang pentig pula.
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki
guru, dan bagaimana caraguru itu mengajar turut menentukan hasil belajar yang dapat
dicapai anak.
8) Alat-alat Pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan
untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya,
kecakapan guru dalam menggunakan alat itu, akan mempermudah dan mempercepat
belajar anak-anak.
9) Motivasi Sosial
Motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dan orang-orang yang
disekitarnya, seperti tetangga, anak saudara, teman-teman sepermainan, dan sekolah.
21
10) Lingkungan dan kesempatan
Banyak anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil yang baik dan tidak
dapat mempertinggi balajarnya akibat kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya
pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk serta faktor lain diluar
kemampuannya.
4. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan agama Islam
Pendidikan secara umum dapat diartikan dari dua segi yaitu segi bahasa dan
istilah. Dalam bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini
mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, artinya memelihara dan memberi latihan.
Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.26
Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.27
Sedangkan dalam bahasa Arab, pengertian kata pendidikan sering digunakan
pada beberapa istilah, antara lain: ta’lim, tarbiyah dan ta’dib. Namun demikian,
ketiga istilah tersebut memiliki makna tersendiri dalam menunjuk pada pengertian
pendidikan.
Kata ta’lim merupakan masdar dari kata ‘allama yang berarti pengajaran yang
bersifat pemberian atau penyampaian, pengertian dan keterampilan. Penunjukkan
kata ta’lim pada pengertian pendidikan sesuai dengan firman Allah SWT:
وعلم ءادم األسمآء كلها ثم عرضهم على المالئكة فقال أنبئوني بأسمآء
هؤآلء إن كنتم صادقين
26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 10 27Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), Cet. 3, h. 204
22
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu
orang yang benar” (QS. Al-Baqarah: 31)28
Kata tarbiyah merupakan masdar dari kata rabba yang berarti mengasuh,
mendidik dan memelihara.29 Seperti terdapat dalam al-Qur’an:
ارحمهما كما ربياني صغيرا ب حمة وقل ر واخفض لهما جناح الذل من الرArtinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al-Isra’:
24)30
Sedangkan kata ta’dib, merupakan masdar dari kata addaba, yang dapat
diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan
penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik.31
Menurut Naquib al-Attas dalam bukunya, istilah ta’dib adalah istilah yang
paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan, sementara
istilah tarbiyyah terlalu luas karena pendidikan dalam istilah ini mencakupi juga
pendidikan untuk hewan. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa istilah ta’dib merupakan
masdar kata kerja addaba yang berarti pendidikan. Dari kata addaba ini diturunkan
juga kata adabun. Menurut al-Attas, adabun berarti pengenalan dan pengakuan
tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai
dengan berbagai tingkat dan derajat tingkatan mereka dan tentang tempat seseorang
yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan potensi
jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang. Berdasarkan pengertian adab
seperti itu, Al-Attas mendefinisikan pendidikan (menurut Islam) sebagai pengenalan
dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia, tentang
tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehingga hal ini
28 Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: al-Hikmah), h. 6 29 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), h. 87 30Departeman Agama RI, Al-Qur’an…, h. 284 31Samsul Nizar, Op.cit., h. 90
23
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam
tatanan wujud tersebut.32
Mengenai pengertian pendidikan menurut istilah disampaikan oleh beberapa
tokoh antara lain:
Anton Moeliono sebagaimana dikutip oleh Samsul Nizar mendefinisikan
pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,
proses, perbuatan dan cara-cara mendidik. Ali Ashraf, melihat pendidikan merupakan
sebuah aktivitas sistematis yang memiliki maksud tertentu. Di arahkan untuk
mengembangkan daya kreativitas individu (anak didik) secara menyeluruh.33
Dari beberapa pengertian di atas, walaupun terdapat perbedaan dalam redaksi
namun dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu aktifitas yang teratur,
sistematis yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kemampuan dan kepribadian anak dengan jalan pembinaan
potensi-potensi pribadi yang dimilikinya baik jasmani maupun rohani.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana yang dilakuan oleh pendidik kepada perserta didik
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara dengan cara pemebelajaran,
bimbingan, pelatihan dan semua itu berlangsung seumur hidup.
Dari pengertian di atas, jelas sekali bahwa pendidikan tidak hanya bertitik berat
pada kecerdasan intelektual saja melainkan juga pembentukan karakter anak.
Pendidikan tidak hanya sekedar proses belajar guna mengejar kecerdasan tetapi juga
32 Syed Muhammad al- Naquib Al-Attas ,Aims and Objectives of Islamic Education, hal. 157. 33 Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), h. 92
24
harus mengembangkan potensi lain yang dimiliki peserta didik dan mendapat
perhatian dari pendidik agar dapat berkembang secara optimal.
Setelah menguraikan pengertian pendidikan secara umum, penulis selanjutnya
membahas tentang pengertian pendidikan agama Islam.
Ahmad D. Marimba sebagaimana yang dikutip oleh Armei Arief memberikan
pengertian pendidikan Islam sebagai program bimbingan subyek pendidikan (guru,
pendidik) kepada objek pendidikan (murid) dengan bahan materi tertentu, dalam
jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang
ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. Menurut
Yusuf Qardhawi sebagaimana yang dikutip oleh Haidar Putra Daulay, pendidikan
Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.34
Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran yang wajib
diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan (pendidikan pencasila,
pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan), yang terdapat dalam UU
Nomor 2 Tahun 1989, pasal 39 ayat 2. Dalam pasal penjelasan diterangkan pula
bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik
yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain
dalam hubungan kerukunan antar umat agama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat
pendidikan agama, sesuai pasal 12 bab V UU No. 20 Tahun 2003. “setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai
dengan agama yang dianutnya dan diajarkan sesuai oleh pendidik yang beragama”.35
Tayar Yusuf sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid mengartikan
pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan
pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar
34Armai Arief, Reformulasi pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), h. 20 35 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 37
25
kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.36 Sedangkan menurut Ahmad
Tafsir sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid, pendidikan agama Islam adalah
bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.37
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik
dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan
yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama islam untuk sekolah/ madrasah berfungsi sebagai
berikut:38
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
kepada Allah SWT. yang telah menanamkan dalam lingkungan keluarga.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan agama islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman, pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menagkal hal-hal negative dari lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
36 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 130 37Ibid., h. 130 38 Abdul Majid, Pendidikan Agama Berbasis kompetensi (Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.I, h.134-135
26
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum dalam nyata
dan non-nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus
dibidang Agama Islam.
Adapun fungsi dari pendidikan Nasional tertuang dalam Undang-Undang RI
No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yan bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.39
Dari beberapa fungsi pendidikan Agama Islam yang mendapatkan pengaruh
terhadap prestasi belajar PAI adalah pada poin (b) yaitu penanaman nilai sebagai
pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dan pada
(g) yaitu Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus dibidang Agama Islam.
Adapun pada “poin b” tentang Penanaman Nilai menjadi pengaruh PAI
terhadap prestasi belajar anak karena dalam ajaran islam akhlak merupakan ukuran
atau barometer untuk menilai pribadi seseorang dan menjadi pelajaran yang
diutamakan untuk mendidik anak di sekolah maupun dilingkungan keluarga. Dan hal
ini seorang guru dapat menilai dan menentukan anak sebagai peserta didik yang
teladan dan menjadi kebanggaan bagi orang tuanya.
Adapun pada poin “g” tentang Penyaluran seorang peserta didik dapat
mengaplikasikan diri di masyarakat dari pelajaran agama yang telah diberikan oleh
guru di sekolah. Sehingga guru agama mendapatkan calon-calon mubalig dan
mubalighoh, atau seorang Qori atau Qoriah atau yang lainnya, hal ini menjadi poin
plus bagi peserta didik yang mempunyai bakat khusus dibidang Agama Islam.
39 Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, h.7
27
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu
kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir bila tujuannya sudah tercapai.
Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai untuk
mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir.40
Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan umum, tujuan
sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang
akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan
cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan
akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia-manusia
sempurna (insan kamil) setelah ia menghabisi sisa umurnya. Sementara tujuan
operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan
pendidikan tertentu.41
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian muslim,
yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang
berkepribadian muslim dalam al-Qur’an disebut “mustaqim”. Karena itu pendidikan
Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertakwa. Ini sesuai dengan
pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional yang
akan membentuk manusia pancasilais yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.42
Di setiap lembaga pendidikan (umum dan keagamaan), pendidikan agama
merupakan bagian dari bidang studi yang disajikan kepada peserta didik. Di dalam
pendidikan agama sendiri diajarkan berbagai macam materi yang kesemuanya
dilandaskan kepada ajaran agama.
40Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 72 41Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), h. 15-19 42 Zakiah Daradjat, Op.cit, h. 72
28
Khusus di lembaga pendidikan umum, pendidikan agama disajikan pada
dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia. Namun, ketika
ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan aqidah (keyakinan),
maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal tersebut secara terpisah sesuai
dengan kondisi peserta didik dilihat dari keyakinannya masing-masing.
Hal terpenting yang perlu diingat adalah pendidikan agama yang dilaksanakan
di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta
didik sesuai dengan konsep kebaikan agama masing-masing. Lebih jauh lagi
diharapkan dengan mengikuti program pendidikan agama di sekolah, peserta didik
mampu menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sehari-hari.43
Nilai-nilai Islam yang ingin ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya
dibatasi kepada nilai ibadah dan moral saja. namun perlu diingat bahwa Islam
memiliki ajaran terpenting walaupun keberadaannya harus diimbangi dengan dua hal
diatas.
Ajaran yang dimaksudkan adalah “tradisi intelektual” dengan landasan
semangat pembuktian akan kebenaran Allah, hal ini terbukti dengan pernyataan Allah
yang begitu memberikan penghargaan terhadap mereka yang berilmu pengetahuan
(al-Qur’an 58: 11). Bahkan Allah secara tegas menyatakan bahwa hanya orang-orang
yang berilmu sajalah yang memiliki tingkat pengabdian kepada-Nya yang paling
tinggi (al-Qur’an 35:28).44
Pendidikan Agama Islam di sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan
untuk:
1) Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannnya kepada Allah
SWT.
43 Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 80-81 44Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 82-83
29
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia,
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur,
adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.45
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah terbagi menjadi beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut seperti aspek fiqih, aspek sejarah kebudayaan Islam,
aspek Aqidah dan akhlak serta aspek qur’an hadist.
Untuk mencapai tujuan pendidikan agama, maka ruang lingkup materi
pendidikan agama Islam (kurikulum 1994), pada dasarnya mencakup tujuh unsur
pokok, yaitu al-Qur’an hadist, syari’ sejarah Islam yang menekankan pada
perkembangan politik. Pada kurikulum 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok,
yaitu al-Qur’an hadist, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah serta tarikh
sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan
dan kebudayaan.46
Dari penjelasan di atas maka ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah
umum dan di sekolah madrasah dibedakan.Misal, pada sekolah umum, pelajaran
agama Islam dijadikan dalam bidang study yang mencakup Qur’an hadist, aqidah,
fiqih, sejarah kebudayaan Islam.Sedangkan kalau disekolah madrasah terbagi dalam
beberapa mata pelajaran yang terpisah.
B. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan metode resitasi
terhadapa hasil belajar PAI pada siswa adalah:
45 Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah
Pertama (SMP) 46Muhaimin, et. al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 79
30
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata
Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus”47menyatakan
bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar Akutansi
siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilqai rata-rata N-Gain
dari siklus I adalah 0,35 meningkat pada siklus II menjadi 0,67.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuliah Khaerani tentang “Penggunaan
Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI
IPA 5 di SMAN 5 Bekasi”48 menyatakan bahwa dengan menggunakan metode
resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran biologi.
Dimana hasil penelitiannya menunjukkan pada siklus 2 terjadi peningkatan
hasil belajar yaitu dapat dilihat pada rerata pretest 50,81 dan posttest 83,56
serta N-Gain 0,67 (sedang).
C. Kerangka Konseptual
Belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku individu yang belajar, dan
perubahan aspek ini menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku. Proses
belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi minat, bakat dan motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi
kualitas guru, lingkungan keluarga dan masyarakat. Hasil belajar siswa akan tercapai
bila kedua faktor tersebut dapat mendukung dalam proses belajar mengajar.
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil
belajar siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.Salah
satunya adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang merangsang siswa
47Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi
pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. 48Zuliah Khaerani tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Siswa di Kelas XI IPA 5 di SMAN 5 Bekasi, Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011.
31
untuk aktif belajar.Dalam pembelajaran PAI siswa dituntut untuk aktif dalam
memahami semua materi belajar, karena hampir semua materi yang ada dalam PAI
adalah bacaan dan hafalan kemudian baru dipahami dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan materi yang seperti ini, proses pembelajaran yang
seharusnya diberikan kepada siswa yaitu proses pembelajaran yang tidak hanya
mendidik dari segi kognitif saja tetapi juga harus memperhatikan kondisi siswa
lainnya, seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh materi.
Materi yang sifatnya bacaan dan hafalan jika diberikan hanya dengan metode
ceramah seperti yang terjadi difenomena pendidikan sekarang, maka siswa
akankurang aktif dan malas dengan materi yang disampaikan.Disisi lain, guru juga
masih memberikan tugas dengan cara lama, seperti halnya memberikan tugas-tugas
tetapi siswa ditinggal di kelas tanpa ada kontrol dari guru. Pada akhirnya berpengaruh
pada hasil belajar siswa.
Dari semua permasalahan di atas bahwa siswa belum mampu mencapai tujuan
pembelajaran, diketahui salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan
membuat siswa malas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.Menyampaikan materi
dengan memperhatikan proses keterlibatan dan keaktifan siswa dapat dilakukan salah
satunya melalui penggunaan metode resitasi (penugasan), metode ini sering kali
digunakan oleh para pendidik untuk menambah pemahamanmateri yang telah
diberikan sehingga ada timbal balik yang diterima oleh siswa.
Metode resitasi (penugasan) adalah suatu metode yang dapat dilakukan untuk
memperolah dan meningkatkan pengetahuan siswa. Metode resitasi (penugasan)
merupakan metode pembelajaran dengan carapemberian tugas. Pemberian tugas bisa
dilakukan secara individu atau kelompok.Resitasisangat mudah untuk diterapkan
pada materi yang bersifat bacaan dan hafalan.Siswa dapat memecahkan masalah
melalui belajar dan mencari inforamasi dari berbagai media.Dengan demikian siswa
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mudah memahami materi yang
disampaikan.Semakin aktif siswa dalam belajar beararti semakin melekatnya hasil
32
belajar dalam ingatan. Dengan begitu penggunaan metode resitasi (penugasan)
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Darussalam Ciputat pada kelas VIII. Waktu
penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada
tanggal 4 Maret 2014 sampai 4 April 2014
B. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment (eksperimen semu). Quasi Eksperimen adalah jenis penelitian yang
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1
Penelitian eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan
pemikiran yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pretest-
Postest Desaign. Desain penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas Kontrol. Kelas Eksperimen Adalah kelas yang akan
menggunakan metode resitasi dan demonstrasi dalam kegiatan pembelajarannya.
Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan
metode konvensional.
Pada tahap awal, pretest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kemudian Kelas eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda dengan kelas kontrol.
Kelas eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan metode resitasi dan
demonstrasi sedangkan kelas Kontrol tidak. Setelah perlakuan pada kelompok
1 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D , (Bandung: Alfabeta, 2012),
cet ke-16, h. 77
34
eksperimen selesai, kedua kelompok kemudian diberikan postest untuk mengetahui
sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang bersangkutan. Desain penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Pretest Treatment Postest
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 Y T2
T1 : Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas control
X : Pembelajaran dengan metode resitasi dan demonstrasi
Y : pembelajaran secara konvensional
T2 : Tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas control
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa SMP Darussalam Ciputat
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.3 Sampel dalam kelas ini adalah kelas VIII. Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara Purposive Sampeling. PurposiveSampeling yaitu
teknik pengumpulan data dengan memilih sampel dengan pertimbangan
tertentu. 4 Kelas yang dijadikan sampel yaitu kelas VIII.5 sebagai kelas
eksperimen yang melakukan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode
2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet ke-1, h. 53 3 Sugiiuono, op. cit, h. 81 4 Sukardi, op. cit, h. 64
35
resitasi dan kelas VIII 01. sebagai kelas kontrol.yang melakukan pembelajaran
secara konvensional.
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel yang mempengaruhi
yang disebut variabel bebas dab variabel akibat yang disebut variabel terikat. 5
Variabel bebas dan variabel terikat tersebut itu adalah sebagai berikut:
Variabel bebas (X) : Penggunaan metode resitsi
Variabel terikat (Y) : Hasil belajar PAI siswa pada bab Adab Makan dan Minum
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
tes. Tes tersebut berupa pretest dan postest. Pretest adalah tes awal yang diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui seberapa besar
pengetahuan siswa sebelum penerapan pembelajaran konvensional dan menggunakan
metode resitasi. Sedangkan postest adalah tes hasil belajar setelah penerapan
pembelajaran konvensional dan pembelajaran menggunakan metode resitasi.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen menurut Arikunto adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti
dalam dalam kegiatannya mengumulkan data.6 Dalam penelitian ini instrument yang
digunakan adalah instrument tes berbentuk tes objektif berupa 30 soal pilihan ganda
dengan empat pilihan jawaban (a, b, c dan d).
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka CIpta, 2010), cet ke-14, h.
162 6 Ibid, h. 192
36
1. Pengujian Validitas
Validitas tes merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.7Validitas tes yang
digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk
tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi poin
biserial γpbi sebagai berikut:8
q
p
S
MM
t
tp
pbi
γpbi : Koefisien korelasi biserial
Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt : Rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar
q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p)
Untuk menginterpretasikan nilai korelasi yang diperoleh adalah dengan
melihat tabel nilai r product moment. Jika harga rhitung> rtabel maka butir soal tersebut
dinyatakan valid.
7 Suharsimi, op.cit. h. 211 8Ibid, h.326
37
Dengan kategori validitas sebagai berikut :9
Tabel 3.2Interpretasi Validitas
Koefisien korelasi Kriteria Validitas
0,80 < r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r xy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r xy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < r xy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r xy ≤ 0,20 Sangat rendah (Tidak Valid)
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 50
Jumlah Siswa 35
Nomor Soal Valid
1, 2, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 22,
23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 37, 38, 41, 45,
48, 50
Jumlah Soal Valid 30
9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi
Aksara, 199),h. 75
38
Adapun kisi-kisi instrument tes dapat dilihat pada table 3.5 berikut ini:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes
Kompetensi
Dasar
Uraian
Materi Indikator
Aspek Kognitif ∑
Soal
C1 C2 C3 C4
Menjelaskan
jenis-jenis
binatang yang
halal dimakan
Binatang
halal dan
haram
Menentukan jenis-
jenis binatang yang
halal dimakan 1*, 3,
13*, 36
16*, 17,
18*, 21,
31*
25,
33*,
34
- 12
Menentukan jenis-
jenis binatang yang
haram dimakan 28*
10*,
11*,
14*, 20,
22*,
23*,
32*, 50*
12,
26*,
30*
15*,
19*,
24,
38*
16
Menunjukkan dalil
tentang binatang
halal dan haram 5*, 6, 8
4*, 7*,
9*, 27*,
29*, 40,
41*, 42
39,
48* - 13
Menghindari
makanan yang
bersumber
dari binatang
yang
diharamkan
Manfaat
binatang
yang halal
dimakan
Bahaya
binatang
yang
haram
dimakan
Menjelaskan
manfaat
mengkonsumsi
binatang yang halal
dimakan
- - - 46 1
Menjelaskan
mudharat
mengkonsumsi
bitang yang haram
dimakan
- - - 37*,
49, 47 3
Menghindari
mengkonsumsi
makanan dari
binatang yang
haram dimakan
- 2*, 35,
43, 44 - 45* 5
16% 50% 16% 18% 100%
Ket : * : Instrumen yang valid
39
2. Pengujian Reabilitas
Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur
yang digunakan. Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan
menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Spearman-
Brown dengan metode belah dua (split-halfmethod) sebagai berikut:
𝑟11 =2𝑟𝑥𝑦
(1 + 𝑟𝑥𝑦)
Keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas
rxy : Korelasi antara skor tiap soal yang dibelah dua, dihitung
menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :
2222
)(
YYNXXN
YXXYNrXY
Keterangan:
XYr : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : Skor per item yang diuji
Y : Jumlah nilai setiap siswa
YX : Jumlah hasil kali X dengan Y
2X : Kuadrat dari X
2Y : Kuadrat dari Y
N : Banyaknya subjek skor X dan skor Y
40
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh adalah
dengan melihat tabel 3.6 berikut ini :
Tabel 3.5Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 r 1,00 Sangat Tinggi
0,61 r 0,80 Tinggi
0,41 r 0,60 Cukup
0,21 r 0,40 Rendah
0,00 r 0,20 Sangat Rendah
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji reliabilitas
instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
r11 0,76
Kesimpulan Tinggi
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak digunakan
dalam penelitian.
41
3. Daya Pembeda
Daya pembeda suatu butir soal adalah bagaimana kemampuan butir soal
tersebut untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok atas (upper group)
dengan siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group).10
Untuk menentukan daya pembeda, seluruh siswa diranking dari nilai tertinggi
hingga terendah. Kemudian, diambil 50% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan
50% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB). Daya pembeda butir soal dihitung
dengan menggunakan rumus:
B
B
A
A
J
B
J
BD
Keterangan:
D : Daya Pembeda
BA : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Jika diperoleh indeks diskriminasi bernilai negatif, maka sebaiknya
dibuang, Karena tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal
“terbalik” menunjukkan kualitas peserta didik. Yaitu, peserta didik yang menguasai
materi disebut kurang pandai, sedangkan peserta didik yang belum menguasai materi
disebut pandai. Daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.8 di bawah ini.
10Ibid., h. 211
42
Tabel 3.7Interpretasi Daya Pembeda
Daya pembeda Klasifikasi
0,70 D < 1,00 Baik sekali (excellent)
0,41 D < 0,70 Baik (good)
0,20 D < 0,40 Cukup (satisfactory)
0,00 D < 0,20 Buruk (poor)
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.8Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria No.Soal Jumlah
Sangat Buruk 24, 40 2
Buruk 2, 3, 7, 8, 13, 17, 18, 20, 21, 25, 36,
39, 42, 46, 47, 49
16
Cukup 5, 6, 12, 15, 19, 22, 26, 31, 32, 35, 37,
38, 41, 43, 48, 50
16
Baik 1, 9, 4, 14, 16, 23, 27, 29, 30, 35, 37,
33, 34,
13
Sangat Baik 10, 11, 28 3
Total 50
43
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 soal yang memiliki
kategori daya pembeda sangat buruk, 16 soal kategori buruk, 16 soal kategori cukup,
13 soal kategori baik, dan 3 soal dalam kategori baik sekali.
4. Taraf Kesukaran
Analisis taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut
tergolong mudah atau sukar. Taraf kesukaran adalah proporsi dari keseluruhan siswa
yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Taraf kesukaran dihitung dengan
menggunakan persamaan: 11
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut: 12
11Ibid., h. 208 12Ibid, h. 207
44
Tabel 3.9Interpretasi Tingkat Kesukaran
Nilai P Interpretasi Tingkat Kesukaran
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,70 < P < 1,00 Mudah
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.10Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria No.Soal Jumlah
Mudah 2, 3, 7, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26,
30, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 46, 48 25
Sedang 1, 4, 6, 10, 11, 14, 23, 27, 28, 29, 33, 40, 43, 44,
45, 47, 49, 50 19
Sukar 35, 8, 9, 17, 20, 31 6
Jumlah 50
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 5 soal mudah, 15 soal
sedang, dan 15 soal sukar.
H. Teknik Analisis Data
Untuk analisis data terlebih dahulu menggunakan uji prasyarat analisis yang
terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat dilakukan untuk
memenuhi syarat uji hipotesis.
45
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data yang diperoleh
dari hasil penelitian. Uji normalitas ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel telah dapat mewakili populasi atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-kuadrat. Adapun langkah-
langkah uji normalitas chi-kuadratadalah sebagai berikut:13
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai rentangan (R)
R = skorterbesar – skor terkecil
3) Mencari banyaknya kelas (i)
BK = 1 + 3,3 log N (Rumus sturgess)
4) Mencari nilai panjang kelas (i)
ί =𝑅
𝐵𝐾
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No Kelas
Interval
Ƒ Nilai Tengah
(𝑥𝑖)
𝑥𝑖2 ƒ∙ 𝑥𝑖 ƒ∙ 𝑥𝑖
2
Jumlah ∑ ƒ = - - ∑ ƒ∙ 𝑥𝑖 = ∑ ƒ∙
𝑥𝑖2 =
6) Mencari rata-rata (mean)
𝜒 = ∑ ƒ∙𝓍₁
𝑛
7) Mencari simpangan baku (Standar deviasi)
13 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 121-124.
46
S = √𝑛.Σƒ∙𝑥𝑖
2−∑ ƒ∙𝑥𝑖2
𝑛(𝑛−1)
8) Membuat daftar frekuensi yang duharapkan dengan cara:
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5
b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
c) Mencari luas O-Z dari table kurva normal O-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka
O-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya.
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumalah responden.
9) Mencari chi-kuadrat hitung ( hitung2 )
f
ff
h
hohitung
2
2
Keterangan:
hitung2 : Harga chi kuadrat yang diperoleh dari hasil perhitungan
fo
: Frekuensi observasi atau hasil pengamatan
fh
: Frekuensi harap (ekspektasi)
47
10) Setelah itu dibandingkan antara harga hitung2 dengan tabel
2 dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Jika harga 2hitung≤
2 tabel, maka data berdistribusi normal.
Jika harga 2hitung ≥ 2
tabel, maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji homogenitas
Untuk sampel yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Uji Homogenitas menggunakan uji Fisher dengan taraf signifikan α =
0,05 untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki varian yang sama atau
tidak.
Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:14
1) Hipotesis
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya
4) Tentukan Fhitung dengan rumus:
ks
bsFhitung 2
2
Keterangan:
hitungF : Nilai homogenitas yang dicari
bs 2 : Variansi yang lebih besar
ks 2 : Variansi yang lebih kecil
5) Tentukan kriteria pengujian:
14Ibid.,h. 120
48
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka varian data berdistribusi homogen.
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka varian data berdistribusi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Metode statistikauntuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan
kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians
dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan adalah data
berdistribusi normal dan homogen. Data berdistribusi normal dan homogeny, untuk
menguji hipotesis digunakan statistik parametik yaitu uji-t sesuai persamaan
berikut:15
t0= 𝑀1−𝑀2
𝑆𝐸𝑀1− 𝑆𝐸𝑀2
Langkah-langkah perhitungan uji-t adalah sebagai berikut:
a. Mencari mean yaitu M = ∑ƒx
∑ƒ
b. Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √𝑛.Σƒ∙𝑥𝑖
2−∑ ƒ∙𝑥𝑖2
𝑛(𝑛−1)
c. Mencari Standar Eror mean (SEM), yaitu SEm = 𝑆𝐷
√𝑁−1
d. Mencari Standar Eror dari perbedaan mean (SEM1 – SEM2) antara variabel:
SEM1-M2 =√(𝑆𝐸𝑀1)2 − (𝑆𝐸𝑀2)2
e. Mencari “t” atau “t0”, yaitu t0 = 𝑀1−𝑀2
𝑆𝐸𝑀1− 𝑆𝐸𝑀2
15Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. Ke-10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), h. 314-316
49
Langkah selanjutnya adalah:
a. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus:
Dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)
b. Menentukan nilai t-tabel
c. Menguji hipotesis
Jika : - thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
- thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima.
I. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H0 : 21
Ha : 21
Keterangan :
H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan metode resitasiterhadap
hasil belajar siswa
Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan netode resitasi terhadap
hasil belajar siswa
µ1 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan
metode resitasi
µ2 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran konvensional
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest
Berdasarkan nilai pretest pada kelas eksperimen (Kelas VIII.5) dan kelas
kontrol (Kelas VIII.10) SMP Darussalam Ciputat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Interval Nilai Frekuensi Pretest
Kontrol Eksperimen
33 - 37 4 5
38 - 42 2 2
43 - 47 7 7
48 - 52 7 6
53 - 57 6 6
58 - 62 3 4
63 - 67 1 0
Jumlah 30 30
Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa frekuensi nilai pretest antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen secara umum tidak terlalu jauh perbedaannya. Pada kelas
kontrol, diketahui bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada interval 33-
37 sebanyak 4 siswa, interval 38 - 42 sebanyak 2 siswa, interval 43 - 47 sebanyak
7 siswa, interval 48 - 52 sebanyak 7 siswa, interval 53 - 57 sebanyak 6 siswa,
interval 58 – 62 sebanyak 3 siswa dan interval 63 -67 sebanyak 1 siswa.
Sedangkan pada kelas eksperimen, diketahui bahwa siswa yang perolehan
nilainya berada pada interval 33 - 37 sebanyak 5 siswa, interval 38 - 42 sebanyak
2 siswa, interval 43 - 47 sebanyak 7 siswa, interval 48 - 52 sebanyak 6 siswa,
interval 53 - 57 sebanyak 6 siswa, interval 58 – 62 sebanyak 4 siswa dan tidak
terdapat siswa yang memperoleh nilai pada interval 63 – 67.
Ukuran pemusatan dan penyebaran data pretest pada kelas kontrol dan
eksperimen tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
51
Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol Eksperimen
Skor Terendah 33 33
Skor Tertinggi 63 60
Mean 48,66 48
Median 48,92 48,33
Modus 47,5 46,6
Standar Deviasi 7,9 8,02
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa skor minimum yang diperoleh
kelas kontrol dan kelas eksperimen sama. Skor maksimum yang diperoleh kelas
kontrol adalah 63, sedangkan kelas eksperimen 60. Skor rata-rata (mean) pada
kelas kontrol dan eksperimen sama yaitu 48,66 dan 38. Nilai tengah (median)
yang diperoleh kelas kontrol adalah 48,92, sedangkan pada kelas eksperimen
perolehan sebesar 48,33. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas
kontrol adalah 47,5, sedangkan kelas eksperimen adalah 46,6. Untuk standar
deviasi yang diperoleh kelas kontrol adalah 7,9, sedangkan kelas eksperimen
adalah 8,02.
2. Hasil Postest
Berdasarkan nilai pretest pada kelas eksperimen (Kelas VIII 5. ) dan kelas
kontrol (Kelas 01.IVVV ) tat pMC aaMaMs raD SMS diperoleh data sebagai berikut :
52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Interval Nilai Frekuensi Posttest
Eksperimen Kontrol
53 – 57 0 5
58 – 62 0 4
63 – 68 3 4
68 – 72 4 3
73 – 77 5 8
78 – 82 6 3
83 – 87 9 3
88 – 92 2 0
93 – 97 1 0
Jumlah 30 30
Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa perolehan nilai posttest untuk nilai
dibawah 68 lebih banyak diperoleh pada kelas kontrol yaitu sebanyak 13 siswa,
sedangkan kelas eksperimen hanya 3 siswa. Perolehan nilai diatas 70 lebih banyak
diperoleh pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen, siswa yang memperoleh
nilai pada interval 73 – 77 ada 5 siswa, sedangkan pada kelas kontrol yang
memperoleh nilai pada rentang tersebut ada 8 siswa, dan pada kelas eksperimen
siswa yang memperoleh nilai pada interval 78 – 82 ada 6 siswa sedangkan pada
kelas control ada 3 siswa. Selisih 6 siswa pada kelas kontrol dan eksperimen yang
berada di rentang nilai 83 – 87. Pada kelas eksperimen terdapat 9 siswa,
sedangkan kelas kontrol hanya 3 siswa. Perbedaan yang terlihat jelas ditunjukan
pada interval 88 – 92, dimana pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh
nilai pada rentang tersebut sebanyak 2 siswa, sedangkan pada kelas kontrol tidak
ada, dan terlihat juga pada interval 93 – 97, dimana pada kelas eksperimen siswa
yang memperoleh nilai pada rentang tersebut sebanyak 1 siswa, sedangkan pada
kelas kontrol tidak ada.
Ukuran pemusatan dan penyebaran data posttest pada kelas eksperimen
dan kontrol tersebut ditunjukkan pada tabel berikut.
53
Tabel 4.4 Pemusatan dan penyebaran data posttest kelompok eksperimen dan
kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Eksperimen Kontrol
Skor Terendah 63 53
Skor Tertinggi 93 83
Mean 79 69,33
Median 80 70,83
Modus 84 75
Standar Deviasi 7,79 9,64
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa skor minimum posttest yang
diperoleh kelas kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen yaitu masing-
masing 53 dan 63. Skor maksimum yang diperoleh kelas eksperimen adalah 93,
sedangkan kelas kontrol 83. Jika dilihat dari tabel, nilai rata-rata (mean) untuk
kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai rata-
rata pada kelas eksperimen adalah 79, sedangkan kelas kontrol adalah 69,33. Nilai
tengah (median) yang diperoleh kelas eksperimen adalah 80, sedangkan pada
kelas kontrol sebesar 70,83. Nilai yang paling sering muncul (modus) pada kelas
eksperimen adalah 84, sedangkan kelas kontrol adalah 75. Standar deviasi yang
diperoleh kelas ekperimen adalah 7,79, sedangkan kelas kontrol adalah 9,64.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang terdiri dari 30 siswa, diperoleh rekapitulasi data
sebagai berikut :
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest KelasEksperimen dan
Kelas Kontrol
Distribusi
Frekuensi
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Skor Terendah 33 33 63 53
Skor Tertinggi 60 63 93 83
Mean 48 48,66 79 69,33
Median 48,33 48,92 80 70,83
Modus 46,66 47,5 84 75
Standar Deviasi 8,02 7,9 7,79 9,64
54
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Dari hasil pretest diketahui rata-rata nilai kelompok eksperimen 48 dan rata-rata
nilai kelompok kontrol 48,66. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut
mempunyai kemampuan awal yang hampir sama sebelum diberikan perlakukan.
Setelah mengetahui kemampuan awal siswa, selanjutnya adalah
memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan pembelajaran
menggunakan metode resitasi, dan kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional. Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi perubahan setelah
diberikan perlakuan. Perubahan terbesar terjadi pada kelas eksperimen yaitu
terjadinya kenaikan nilai rata-rata dari 48 menjadi 79 yaitu sebesar 31. Demikian
pula pada kelas kontrol yang mengalami kenaikan nilai rata-rata dari 48,66
menjadi 69,33 yaitu sebesar 20,68. Artinya kenaikan nilai rata-rata sebelum dan
setelah perlakuan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Analisis data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut :
Gambar 4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Gambar 4.1 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas kontorl persentase kemampuan
kognitif pada tingkat C1 adalah sebesar 55,00%, C2 sebesar 46,47%, C3 sebesar
55
46.4753.33
46.67
53.3347.45
50
43.33
0
10
20
30
40
50
60
C1 C2 C3 C4
per
sen
tase
(%
)
jenjang kognitif
Data Pretest
% kontrol
% eksperimen
55
53,33% dan C4 sebesar 46,67%. Pada kelas eksperimen, persentase kemampuan
kognitif pada tingakt C1 adalah sebesar 53,33%, C2 sebesar 47,45%, C3 sebesar
50,00%, dan C4 sebesar 43,33%. Perbandingan kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak berbeda jauh.
Analisis data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan
jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut :
Gambar 4.2 Diagram Persentase Data Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Gambar 4.2 menunjukkan persentase posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas kontrol persentase kemampuan
kognitif pada tingkat C1 adalah sebesar 70,54%, C2 sebesar 68,82%, C3 sebesar
75,67% dan C4 sebesar 70,00%. Pada kelas eksperimen, persentase kemampuan
kognitif pada tingakt C1 adalah sebesar 80%, C2 sebesar 75%, C3 sebesar
80,83%, dan C4 sebesar 72%. Jika dibandingkan pada masing-masing
kemampuan kognitif, diagram di atas menunjukan bahwa persentase setiap
jenjang kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan aspek kognitif mana saja yang
mengalami kenaikan secara nyata dapat dilihat pada gambar N-gain persentase
aspek kognitif dibawah ini:
70.5468.82
75.67
70
80
75
80.83
72
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
C1 C2 C3 C4
per
sen
tase
(%
)
Jenjang Kognitif
Data Posttest
% kontrol
% eksperimen
56
Gambar 4.3 Diagram Persentase Pretest dan Postest Berdasarkan Aspek Kognitif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada Diagram 4.3 di atas diketahui bahwa hasil posttest kedua kelompok
mengalami peningkatan. Terlihat bahwa terdapat selisih antara kemampuan siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil pretest dan posttest-nya. Setelah
diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
ternyata hasil belajar siswa kelompok kelas eksperimen tertinggi pada jenjang
kognitif C3 dan kemampuan kognitif terendah pada jenjang C1 Sedangkan pada
kelas kontrol, peningkatan kemampuan kognitif tertinggi yaitu pada jenjang C4
dan kemampuan kognitif terendah pada jenjang C1.
4. Hasil Analisis
a. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan
uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut adalah hasil
uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini:
1) Uji Normalitas
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data
pretest dan posttest kelompok eksperimen dan data pretest dan posttest kelompok
kontrol. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji
Chi-Kuadrat pada taraf signifikan α = 0,05. Uji normalitas digunakan untuk
15.54
22.35 22.34 23.33
26.67 27.55
30.8328.67
0
5
10
15
20
25
30
35
C1 C2 C3 C4
Per
sen
tase
(%
)
Jenjang Kognitif
Rekapitulasi jenjang kognitif pretest-posttets
% kontrol
57
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data
berdistribusi normal bila memenuhi kriteria𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≤ 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, namun jika
𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≥ 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, maka dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.6Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 30 30 30 30
�� 48 48,66 79 69,33
s 8,02 7,9 7,79 9,64
𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 5,359 6,5635 5,9293 8,3334
𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 9,49 9,49 9,49 9,4
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttes kedua
kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≤ 𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍.
2) Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua kelas memiliki varian yang homogen atau tidak. Dalam
penelitian ini, uji homogenitas terhadap kedua data dilakukan dengan
menggunakan Uji Fisher atau disebut juga Uji F. Kedua kelompok dinyatakan
homogen apabila Fhitung< Ftabel.
Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat
dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil pengujian homogenitas
pada kelas eksperimen dan kontrol.
58
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Dan Posttest Kelas
Ekperimen Dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
S2 64,32 62,41 60,68 92,92
Fhitung 1,03 1,53
Ftabel 1,88 1,88
Kesimpulan Homogen Homogen
Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa data pretest dan posttest untuk kelas
eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen pada taraf signifikansi
5%, db1 = 29 dan db2 = 29. Nilai Fhitung yang didapat adalah 1,03 dan 1,53
sedangkan Ftabel = 1,88.
b. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data pretest
dan posttest berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian
hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan criteria pengujian,
yaitu jika thitung < ttabel maka H0 diterima, dan Ha ditolak. Jika thitung > ttabelmaka H0
ditolak, dan Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan, diperoleh bahwa nilai thitungpretes adalah 0,22
dan thitung posttest adalah 4,20. Nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan df = 68,
diperolah ttabel = 2,00. Nilai thitung yang diperoleh dari pretest dan posttest kedua
sampel disajikan dalam table berikut:
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 30 30 30 30
�� 48 48,66 79 69,33
s 8,02 7,9 7,79 9,64
𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 0,22 4,20
𝝌𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 2,00 2,04
Kesimpulan Tidak Terdapat
Perbedaan Terdapat Perbedaan
59
Dari Tabel 4.8 hasil perhitungan uji hipotesis di atas, terlihat bahwa nilai
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikan 5%, memenuhi
kriteria thitung<ttabel yaitu 0,22< 2,00. Maka dalam hal ini hipotesis nol (H0)
diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
demikian, kedua kelas tersebut layak dijadikan sampel penelitian.
Berbeda dengan hasil uji hipotesis pretest, pada uji posttest tampak bahwa
nilai kedua kelompok setelah diberi perlakuan yang berbeda menghasilkan thitung>
ttabel yaitu pada taraf signifikan 5% diperoleh 4,20 > 2,00, sehingga hipotesis nol
(H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha pada
pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat
menguji kebenaran hipotesis yaitu terdapat pengaruh metode resitasi terhadap
hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukan dari rata-rata hasil belajar siswa
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelompok
kontrol.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
pada penggunaan metode resitasi terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari
nilai rata-rata pretest siswa kelas eksperimen naik secara signifikan dibandingkan
nilai rata-rata posttest-nya, terdapat selisih sebesar 9,67. Keadaan ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode resitasi berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada.Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan Yuli
Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode
Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak
Bulus”1menyatakan bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan hasil
belajar Akutansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-
rata N-Gain dari siklus I adalah 0,35 meningkat pada siklus II menjadi 0,67.
1Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode
Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
60
Pada awal pembelajaran, berdasarkan hasil pretest diketahui bahwa tidak
terdapat perbedaan kemampuan awal pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebelum diberikan perlakuan, kedua
kelompok memiliki kemampuan yang sama berdasarkan uji statistik. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil rata-rata nilai pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 48
yang tidak jauh berbeda dengan nilai kelas kontrol yaitu sebesar 48,66. Namun
setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional pada kelas kontrol
dan pembelajaran menggunakan metode resitasi pada kelas eksperimen, hasil
posttest kedua kelas ini mengalami peningkatan. Hasil posttest yang didapat oleh
kelas eksperimen adalah 79 dan yang didapat oleh kelas kontrol adalah 69,33. Hal
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
Perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, metode resitasi merupakan
suatu jenis metode pembelajaran yang memiliki prinsip belajar yang kuat yaitu
pengulangan. Pada pembelajaran menggunakan metode resitasi (penugasan),
siswa dapat melakukan kegiatan belajar melalui berbagai macam media (buku,
internet dan lingkungan) dan bisa belajar dimanapun. Dengan tugas, siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara mandiri.
Kedua,metode resitasi memudahkan siswa dalam hal mengingat dan
memahami materi pelajaran dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Hal itu karena metode resitasi yang dimanfaatkan siswa dalam penelitian ini tidak
hanya menyajikan materi, tetapi juga pemberian tugas yang bisa dijadikan sebagai
sumber belajar. Dalam hal ini, penugasan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan praktik dan latihan secara mandiri dengan bantuan berbagai
media. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih konkrit melalui
penyelesaian masalah melalui tugas yang diberikan. Selain itu,metode ini
merupakan aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktifitas dalam mengajar
yaitu guru harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktifitas sehubungan
dengan apa yang dipelajari sehingga siswa dapat memupuk rasa percaya diri
61
sendiri, membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah informasi, membina
tanggungjawab siswa, serta mengembangkan kreativitas siswa.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan metode resitasi pada mata pelajran PAI terhadap
hasil belajr siswa di SMP Darussalam Ciputat. Pengaruh tersebut terlihat dari nilai
rata-rata posttest siswa dengan metode resitasi lebih tinggi dibandingkan siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan selisih nilai sebesar 9,67.
Selain itu, persentase semua jenjang kognitif memperoleh kenaikan rata-rata
sebesar 14,39.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan
beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru dapat memberikan tanggapan
atau respon terhadap siswa yang melakukan kesalahan atau kekeliruan pada
saat mengerjakan soal atau hasil tugasnya
2. Tanggapan dan stimulus yang dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa dapat dilakukan dengan menggunakan metode resitasi secara
kontinu, variatif dan inovatif pada siswa misalnya latihan soal, diskusi
kelompok, proyek, kuis, lembar kerja siswa (LKS) dan pekerjaan rumah (PR).
3. Penerapan metode resitasi pada materi pendidikan agama islam (PAI)
hendaknya harus dilakukan bimbingan secara terus menerus oleh guru aaaa
setiap tugas yang diberikan, walaupun membutuhkan ketelitian dan kesabaran
saat membimbing karena membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama.
Tetapi hasilnya dapat memuaskan baik dari pihak siswa maupun guru yang
bersangkutan.
4. Penerapan metode resitasi dalam belajar pendidikan agama islam (PAI)
hendaknya dikombinasikan dengan tutor sebaya (aalak taas namat ) agar
63
proses belajar dapat lebih kondusif dan tidak ada siswa yang tertinggal dalam
mempelajari materi.
5. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya aaksmet melihat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pemberian tugas yakni hendaknya tugas yang
diberikan harus jelas, memperhitungkan waktu, adanya kontrol yang sitematis
dan sebaiknya tugas bersifat menarik untuk perhatian siswa.
64
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Prasetya, Joko Tri. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Pustaka Setia. Cet.II, 2005.
Al-Attas, Syed Muhammad al- Naquib .Aims and Objectives of Islamic Education.
Anderson, Lorin W. dan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Agung Prihantoro
(Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Press, 2002.
......., Reformulasi pendidikan Islam. Jakarta: CRSD Press, 2005.
Arifin, M.. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara, 1999.
……., Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka CIpta. Cet.XIV, 2010.
Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet.IV, 2007.
Daradjat, Zakiah. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Depag R.I., UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2012,
(http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/perundangan/2006/09/04/20-
ttg-sisdiknas.pdf)
Departeman Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: al-Hikmah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.Cet.III, 1990.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006.
http://lenterakecil.com/metode-penugasan/ diakses tanggal 25 April 2014.
http://www.estiprastikaningsih.wordpress.com/2013/01/018 diakses tanggal 25
April 2014
Ibrahim, R. dan Syaodih, Nana. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
65
Majid, Abdul. Pendidikan Agama Berbasis kompetensi (Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet.I, 2004.
Muhaimin, et. Al. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004.
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Cet. I,
1997.
Nizar,Samsul.Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan. Jakarta : Gaya
Media Pratama, 2001.
Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya, 1985.
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam
MuliaCet.III,2001.
Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2009.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar. Bandung; PT Remaja
Rosdakarya. Cet.XIII, 2009.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Cet.X, 2000.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D .Bandung:
Alfabeta.Cet.XVI, 2012.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet.I, 2003.
Suprijojo, Agus. Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.
......., Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Cet.III, 1997.
......., Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.Cet.XV, 2010.
66
Usman, Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Hidayah, Yuli Nahdiyatul tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di
SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2013.
Khaerani, Zuliah tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA 5 di SMAN 5 Bekasi,
Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Darussalam Ciputat
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/ II
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahamihukum Islam tentang bhewan sebagai sumber
bahan makanan
Kompetensi Dasar : Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
A. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang
haram
2. Menentukan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
3. Menentukan jenis-jenis binatang yang haram dimakan
4. Menunjukkan dalil naqli tentang binatang halal dan haram
B. Tujuan Pembelajaran :
1. siswa dapat menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang haram
2. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
3. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang haram dimakan
4. siswa dapat Menunjukkan dalil naqli tentang binatang halal dan haram
C. Karakter siswa yang diharapkan :
Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya
diri, kerja keras dan peduli.
68
D. Materi Pembelajaran : Binatang halal dan haram
E. Metode Pembelajaran : 1. Pembelajaran dengan metode Rasitasi
2. Tutor Sebaya
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok dan Media Library
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
A. Kegiatan Awal (10 Menit)
1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pre test) kepada siswa
5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran Resitasi
B. Kegiatan Inti (55 Menit)
1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-
masing 6 orang
3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok
dalam diskusi
4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk
didiskusikan dalam diskusi
5. Siswa berdiskusi berdasarkan materi yang disampaikan
6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
dan ditanggapi oleh siswa dan guru.
69
C. Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan atau dikoreksi oleh guru
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik
3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya?
G. Sumber dan Media Pembelajaran :
Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga, LKS MGMP PAI SMP,
Mushaf Al-Quran
Spidol, Whiteboard
H. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
a. Tes untuk kerja
2. Bentuk instrument:
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal/instrument: terlampir
Pamulang, 4 Maret 2014
Peneliti
(Yeni Atikah Sari)
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Darussalam Ciputat
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/ II
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahamihukum Islam tentang bhewan sebagai sumber
bahan makanan
Kompetensi Dasar : Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
A. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang
haram
2. Menentukan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
3. Menentukan jenis-jenis binatang yang haram dimakan
4. Menunjukkan dalil naqli tentang binatang halal dan haram
B. Tujuan Pembelajaran :
1. siswa dapat menjelaskan pengertian binatang yang halal dan yang haram
2. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang halal dimakan
3. siswa dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang haram dimakan
4. siswa dapat Menunjukkandalil naqlitentangbinatang halal dan haram
C. Karakter siswa yang diharapkan :
Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya
diri, kerja keras dan peduli.
D. Materi Pembelajaran :Binatang halal dan haram
71
E. Metode Pembelajaran : 1. Pembelajaran dengan metode Rasitasi
2. Tutor Sebaya
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok dan Media Library
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
A. Kegiatan Awal (10 Menit)
1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya memakan makanan halal
5. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group).
B. Kegiatan Inti (55 Menit)
1. Guru menjelaskan pengertian, jenis-jenis, binatang halal
2. Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang binatang halal dengan metode
tutor sebaya
3.Guru menanyakan kembali tentang materi yang telah disampaikan untuk
menyamakan presepsi tentang materi dimaksud
C. Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan atau dikoreksi oleh guru
2. Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD ini. Bermanfaat atau tidak ? Menyenangkan atau tidak ?
72
G. Sumber dan Media Pembelajaran :
Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga, LKS MGMP PAI SMP,
Mushaf Al-Quran
Spidol, Whiteboard
H. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
a. Tes untuk kerja
2. Bentuk instrument:
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal/instrument: terlampir
Pamulang, 4 Maret 2014
Peneliti
(Yeni Atikah Sari)
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Darussalam Ciputat
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VIII/ II
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber
bahan makanan
Kompetensi Dasar : Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang
diharamkan
A. Indikator : 1. Menjelaskan manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan
2. Menjelaskan mudharat mengkonsumsi binatang yang haram
3. Menghindari mengkonsumsi makanan dari binatang yang haram
B. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat menjelaskan manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan,
mudharat mengkonsumsi binatang yang haram dan menghindari mengkonsumsi
makanan dari binatang yang haram
C. Karakter siswa yang diharapkan :
Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya
diri, kerja keras dan peduli.
D. Materi Pembelajaran : 1. Manfaat mengkonsumsi binatang yang halal dimakan
2. Mudharat mengkonsumsi binatang yang haram
E. Metode Pembelajaran : 1. Pembelajaran Metode Resitasi
2. Ceramah
74
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok dan Penugasan
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
A. Kegiatan Awal (10 Menit)
1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dangan doa
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode pembelajaran Resitasi
B. Kegiatan Inti (55 Menit)
1. Siswa berdiskusi tentang manfaat mengkonsumsi binatang yang halal
dimakan, mudharat mengkonsumsi binatang yang haram.
2. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatansimulasi yang harus
dilakukan siswa
3. Siswa berdiskusi tentang manfaat mengkonsumsi binatang yang halal
dimakan, mudharat mengkonsumsi binatang yang haram
4. Siswa mensimulsaikan cara menolak ketika ditawari makanan dari
binatang yang haram
5. Masing-masing siswa mempertanggungjawabkan tugas kepada guru.
C. Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan atau dikoreksi oleh guru
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik
3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya
75
G. Sumber dan Media Pembelajaran :
Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru PenerbitErlangga, LKS MGMP PAI SMP
Spidol, Whiteboard
H. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
a. Tes untuk kerja
2. Bentuk instrument:
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal/instrument: terlampir
Pamulang, 10 April 2014
Peneliti
(Yeni Atikah Sari)
76
Berilah tandasilang (X) padahuruf a, b, c, atau d padajawaban yang
paling tepat!
1. Secara garis besar, binatang yang boleh (halal) dimakan dagingnya ada….
a. 2 macam
b. 3 macam
c. 4 macam
d. 5 macam
2. Untuk mendapatkan daging yang halal dimakan, maka binatang disembelih
dengan cara….
a. Baik
b. Membaca basmalah
c. Menyebut tuhan
d. Membaca Qur’an
3. Di bawah ini adalah hewan yang halal dimakan, kecuali….
a. الميتة
b. البقرة
c. الغنم
d. الخيل
4. Bangkai Diharamkan berdasarkan….
a. Ushul Fiqih
b. Jumhur Ulama
c. Hadis
d. Al-Qur’an
5. Berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw. binatang yang dihalalkan ketika
masih hidup ataupun sudah menjadi bangkai adalah….
a. Binatang melata
77
b. Serangga
c. Ikan dan belalang
d. Burung atau unggas
وطعامها .6 لك م....البحر حل
Kelanjutan hadis di atas yang tepat adalah….
a. صيد
b. خمر
c. ختم
d. حللا
7. Binatang darat yang dapat hidup di air dan di darat maka hukumnya….
a. Halal di makan
b. Haram di makan
c. Makruh di makan
d. Boleh di makan
8. Di bawah ini adalah ketentuan umum binatang haram dimakan, kecuali….
a. Binatang yang hidup di darat dan di laut
b. Binatang buas yang bertaring
c. Binatang yang disuruh membunuhnya
d. Binatang yang hidup di laut
9. Kita sangat dianjurkan untuk makan dan minuman yang halal. Berikut ini
adalah makanan-makanan halal, kecuali….
a. Hati
b. Belalang
c. Darah
d. Telor
78
10. Katak adalah salah satu binatang yang….dimakan dagingnya.
a. Halal
b. Haram
c. Makruh
d. Subhat
11. Hariamau termasuk binatang yang haram dimakan karena….
a. Disuruh membunuhnya
b. menjijikan
c. Dilarang membunuh
d. Berkuku dan bertaringtajam
12. Semua jenis unggas halal dimakan, kecuali….
a. Burung elang
b. Burung dara
c. Burung pipit
d. Burung gereja
13. Binatang yang hukumnya disamakan dengan ayam adalah….
a. Burung merpati
b. Burung rajawali
c. Burung gagak
d. Burung hantu
14. Memakan daging tikus haram hukumnya, karena tikus termasuk binatang
yang….
a. Menjijikan
b. Menakutkan
c. Dilarang membunuhnya
d. Disuruh membunuhnya
15. Berilkut ini adalah binatang yang halal dimakan dagingnya asalkan
disembelih menurut syari’at islam, kecuali….
a. Kerbau
79
b. Sapi
c. Kuda
d. Kucing
16. Hewan yang haram dimakan disebabkan karena jijik dan kotor adalah….
a. Ulat
b. Tawon
c. Semut
d. Ular
17. Akbar menyembelih ayam, ketika menyembelih dia tidak membaca basmalah,
maka daging ayam tersebut adalah…
a. Haram
b. Subhat
c. Makruh
d. Halal
18. Berikut ini adalah termasuk binatang yang haram karena diperintah Rasulullah
untuk membunuhnya, kecuali….
a. Ular, gagak, burung elang
b. Lebah, anjing gila,burung elang
c. Semut, tikus, burung hud-hud
d. Semut, lebah, burung hud-hud
19. Hukum memakan binatang yang mati dalam kandungan induknya adalah….
a. Mubah
b. Subhat
c. Halal
d. Haram
20. Berikut ini binatang yang dilarang untuk dibunuh menurut Rasulullah
adalah…
a. Ular, harimau, badak
b. Kucing, semut, lebah
80
c. Burung elang, burung rajawali, khimar
d. Semut, burung hud-hud, lebah
21. Didaerahmu diadakan upacara bersih desa dengan menyembelih seekor
kerbau yang diperuntukan untuk makhluk ghoib desa tersebut, kepala dan
kakiknya ditanam dan dagingnya dimasak untuk pesta warga desa tersebut,
ketika kamu diberi daging tersebut sikap kamu adalah….
a. Menerima dan memakannya
b. Menerima dan diberikan kepada orang lain
c. Menolaknya dengancara yang halus
d. Menerima dan membuangnya
22. Hukum memakan daging babi karena tidak mengetahui adalah….
a. Mubah
b. Makruh
c. Halal
d. Haram
23. Hukum memakan daging hewan yang diterkam binatang buas adalah….
a. Haram
b. Halal
c. Subhat
d. Mubah
24. Ketika ada seseorang yang berada ditengah hutan dan kehabisan bekal,
sementara tidak ditemukan makanan kecuali seekor ular, ketika eia bunuh ular
tersebut dan dimakannya untuk sekedar bertahan hidup, maka hokum
memakan ular tersebut adalah….
a. Halal
b. Mubah
c. Makruh
d. Haram
81
25. Bahaya memakan binatang yang haram adalah….
a. Mendorong seseorang menjadi bersih
b. Terhindar dari penyakit
c. Membuat pikiran menjadi gila
d. Mendorong perbuatan yang negatif
26. Semut merupakan binatang yang haram dimakan karena….
a. Nash
b. Menjijikan
c. Dilarang dibunuh
d. Disuruh dibunuh
27. Dalam surat Al-Maidah ayat 3, lafal yang berbunyi“Al Maitatu”artinya
adalah….
a. Bangkai
b. Darah
c. Daging babi
d. Hewan mati tercekik
28. Berikut ini adalah termasuk rukun penyembelihan adalah….
a. Binatang yang disembelih adalah binatang yang dihalalkan menurut islam
b. Alat penyembelihan harus berbentuk pisau atau golok
c. Orang yang menyembelih harus laki-laki yang sudah dewasa
d. Mengguanakan tempat yang luas supaya binatang yang disembelih mudah
untuk melepaskan nyawanya.
29. Eka mempunyai ayam jago yang besar, karena umurnyas udah tua tiba-tiba
mati di kandang, sebaiknya yang dilakukan eka adalah…
a. Disembelih kemudian dimakan
b. Langsung dimasak dan dimakan
c. Disembelih kemudian diberikan orang lain
d. Dikubur karena sudah menjadi bangkai
82
30. Dua macam darah yang halal dimakan adalah…
a. Darah ayam dan hati
b. Darah kambing dan darah sapi
c. Darah ayam dan limfa
d. Hati dan limfa
83
A. HASIL PRETEST KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN
1. Data Hasil Pretest Kelas Kontrol
Data Skor Pretes Kelas Kontrol (VIII.10)
Skor terbesar = 63
Skor Terkecil = 33
Rentang (R) = Skor terbesar – skor terkecil
= 63 – 33
= 30
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,875
= 5,875 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 𝑅
𝐵𝐾
=30
6= 5
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Frekuensi
(𝒇𝒊)
Frek.
Kum.
(𝒇𝒌)
Batas
Kelas
Bawah
Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒇𝒊. 𝒙𝒊 (𝒙𝒊)𝟐 𝒇𝒊. 𝒙𝒊
𝟐
33 – 37 4 4 32.5 35 140 1225 4900
38 – 42 2 6 37.5 40 80 1600 3200
43 – 47 7 13 42.5 45 315 2025 14175
48 – 52 7 20 47.5 50 350 2500 17500
53 – 57 6 26 52.5 55 330 3025 18150
58 – 62 3 29 57.5 60 180 3600 10800
63 – 67 1 30 62.5 65 65 4225 4225
Jumlah 30 - - - 1460 18200 72950
No Nilai
No Nilai
No Nilai
1 33
11 43
21 53
2 33
12 43
22 53
3 36
13 46
23 53
4 36
14 50
24 53
5 40
15 50
25 56
6 40
16 50
26 56
7 43
17 50
27 60
8 43
18 50
28 60
9 43
19 50
29 60
10 43
20 50
30 63
84
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (��) , median (Me), modus
(Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut:
a. Rata-rata (��)
(��) =∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑛=
1460
30= 48,66
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (
12
𝑛 − 𝐹
𝑓)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 47,5
P = panjang kelas = 5
n = banyaknya kelas = 6
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 13
f = nilai frekuensi kelas median = 7
𝑀𝑒 = 47,5 + 5 (
12
30 − 13
7)
= 47,5 + (5 × 0,2857)
= 47,5 + 1,4285
= 48,9285
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini :
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (𝑏1
𝑏1 + 𝑏2)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 47.5
P = panjang kelas = 5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 0
𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya = 1
𝑀𝑜 = 47,5 + 5 (0
0 + 1)
= 47,5 + (5 𝑥 0)
= 47,5 + 0
= 47,5
d. Standar Deviasi (S)
𝑆 = √∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖2
𝑁− (
∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑁)
2
= √72950
30− (
1460
30)
2
= √63,22 = 7,9
85
2. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Data Skor Pretes Kelas Eksperimen (VIII.5)
Skor terbesar = 60
Skor Terkecil = 33
Rentang (R) = Skor terbesar – skor terkecil
= 60 - 33
= 27
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,875
= 5,875 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 𝑅
𝐵𝐾
=27
6= 4,5 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Frekuensi
(𝒇𝒊)
Frek.
Kum.
(𝒇𝒌)
Batas
Kelas
Bawah
Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒇𝒊. 𝒙𝒊 (𝒙𝒊)𝟐 𝒇𝒊. 𝒙𝒊
𝟐
33 – 37 5 4 32.5 35 175 1225 6125
38 – 42 2 7 37.5 40 80 1600 3200
43 – 47 7 14 42.5 45 315 2025 14175
48 – 52 6 20 47.5 50 300 2500 15000
53 – 57 6s 26 52.5 55 330 3025 18150
58 – 62 4 29 57.5 60 240 3600 14400
Jumlah 30 - - - 1440
71050
No Nilai
No Nilai
No Nilai
1 33
11 43
21 53
2 33
12 46
22 53
3 33
13 46
23 53
4 36
14 46
24 53
5 36
15 50
25 56
6 40
16 50
26 56
7 40
17 50
27 60
8 43
18 50
28 60
9 43
19 50
29 60
10 43
20 50
30 60
86
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (��) , median (Me), modus
(Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut:
a. Rata-rata (��)
(��) =∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑛=
1440
30= 48
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (1
2𝑛−𝐹
𝑓)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 47,5
P = panjang kelas = 5
n = banyaknya kelas = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 14
f = nilai frekuensi kelas median = 6
𝑀𝑒 = 47,5 + 5 (1
230−14
6)
= 47,5 + 0,83
= 48,33
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (𝑏1
𝑏1+𝑏2)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 42,5
P = panjang kelas = 5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 5
𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya = 1
𝑀𝑜 = 42,5 + 5 (5
5+1)
= 42,5 + (5𝑥 0,83)
= 42,5 + 4,16
= 46,66
d. Standar Deviasi (S)
𝑆 = √∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
2
𝑁− (
∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑁)
2
= √71050
30− (
1440
30)
2
= √64,33 = 8,02
87
B. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
𝑋2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
dimana: 𝑂𝑖= frekuensi observasi
𝐸𝑖 = frekuensi ekspetasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didsarkan pada ketentuan berikut ini:
a. Jika X2hitung ≤ X2
tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal)
b. Jika X2hitung ≥ X2
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal)
1. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
Kelas
interval Oi
Batas
Kelas
Z Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Luas Z
tabel 𝑬𝒊
𝑿𝟐
Hitung
32,5 -2,05 0,4798
33 – 37 4 0,0591 1,7730 2, 7973
37,5 -1,41 0,4207
38 – 42 2 0,1384 4,1520 1,1154
42,5 -0,78 0,2823
43 – 47 7 0,2227 6,6810 0,0152
47,5 -0,15 0,0596
48 – 52 7 0,1283 3,8490 2,5796
52,5 0,49 0,1879
53 – 57 6 0,1867 5,6010 0,0284
57,5 1,12 0,3686
58 – 62 3 0,0913 2,7390 0,0249
62,5 1,75 0,4599
63 – 67 1 0,0314 0,9420 0,0035
67,5 2,38 0,4913
Jumlah 30 X2hitung 25,737 6,5635
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
b. Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus:
𝑍 =𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − ��
𝑆
Dimana: �� = nilai rata-rata
S = nilai standar deviasi
c. Menentukan luas Z tabel
Luas Z tabel masing-masing :
a) Kelas 18 - 24
Z =
88
b) Kelas 25 - 31
Z =
c) Kelas 32 - 38
Z =
d) Kelas 39 - 45
Z =
e) Kelas 46 - 52
Z =
f) Kelas 53 - 59
Z =
d. Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
𝑋2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
f. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data
dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel, didapat bahwa 6,5635 < 9,49 atau X2hitung < X2
tabel. Sehinggga Ha
diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
89
2. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
Kelas
interval Oi
Batas
Kelas
Z Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Luas Z
tabel 𝑬𝒊
𝑿𝟐
Hitung
32,5 -1,93 0,4732
33 – 37 5 0,0683 2,049 4,2500
37,5 -1,31 0,4049
38 – 42 2 0,1532 4,596 0,0357
42,5 0,68 0,2517
43 – 47 7 0,2278 6,834 0,0040
47,5 0.06 0,0239
48 – 52 6 0,1884 5,652 0,0214
52,5 0,56 0,2123
53 – 57 6 0,1687 5,061 0,1742
57,5 1,18 0,3810
58 – 62 4 0,0839 2,517 0,8737
62,5 1,81 0,4649
Jumlah 30 X2hitung 26709 5,359
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
b. Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus:
𝑍 =𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − ��
𝑆
Dimana: �� = nilai rata-rata
S = nilai standar deviasi
c. Menentukan luas Z tabel
Luas Z tabel masing-masing :
a) Kelas 33 - 37
Z = 0,0683
b) Kelas 38 – 42
Z = 0,1532
c) Kelas 43 – 47
Z = 0,2278
d) Kelas 48 – 52
Z = 0,1884
e) Kelas 53 – 57
Z = 0,1687
f) Kelas 58 – 62
Z = 0,0839
90
d. Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
𝑋2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
f. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data
dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel, didapat bahwa 5,359 < 9,49 atau X2hitung < X2
tabel. Sehinggga Ha
diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
91
C. Uji Homogenitas Data Hasil Pretest
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah homogenitas dua varians atau uji Fisher. Pengujian
homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians-varians dua distribusi. Rmus homogenitas
yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan rumus:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑆1
2
𝑆22 =
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟2
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2
dimana:
𝑆2 =∑ 𝑓. 𝑋𝑖
2 − (∑ 𝑓. 𝑋𝑖)2
𝑛 − 1
Tabel Uji Homogenitas Data Hasil Pretes
Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
S 7,9 8,02
S2 62,41 64,32
F hitung 1,03
F tabel
Kesimpulan Ho diterima, Ha ditolak (varians Homogen)
Untuk menguji homogenitas populasi, maka pnulis menepuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan homogenitas
Ho = data memiliki varians yang homogen
Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen
2. Kriteria Pengujian
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
3. Jumlah Sampel N1 = 30
Jumlah sampel N2 = 30
4. Derajat kebebasan
Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 30-1 =29
Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 30-1 =29
5. Menentukan nilai Ftabel
Untuk Ftabel dengan dk1 = 29 dan dk2 = 29 pada taraf signifikansi 5% adalah 1,88
6. Menentukan nilai Fhitung
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑆1
2
𝑆22 =
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟2
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2 =
8,022
7,92 = 1,03
Karena Fhitung > Ftabel (1,03 < 1,88) maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki
varians yang homogen.
92
D. Uji Hipotesis Data Hasil Pretest
Hipotesis statistik :
H0 : 21
Ha : 21
Keterangan :
H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap
pemahaman konsep fisika
Ha :Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap
pemahaman konsep fisika
µ1 : Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran virtual laboratorium
µ2 : Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran konvensional
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest siswa dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, diketahui bahwa data homogen dan
berdistribusi normal. Untuk itu, perhitungan Hipotesis dilakukan uji statistik yaitu Uji-t, dengan taraf signifikansi
5%.
Rumus Uji-t yang digunakan adalah :
𝑡0 =𝑀1 − 𝑀2
𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut :
1. Mencari mean yaitu : 𝑀 =∑ 𝑓𝑥1
∑ 𝑓
2. Mencari Standar Deviasi, yaitu : SD = √n ∑ fxi
2−(∑ fxi)2
n(n−1)
3. Mencari Standar Error Mean, 𝑆𝐸𝑀 =𝑆𝐷
√𝑁−1
4. Mencari Standar Error dari perbedaan mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1antara variabel, yaitu :
𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1)2 + (𝑆𝐸𝑀2
)2
5. Mencari “t” atau ” 𝑡0”, yaitu :
𝑡0 =𝑀1 − 𝑀2
𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
93
1. Uji-t Pretest Kelompok Kontrol
Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Kontrol
No. Xi F 𝑿𝒊𝟐 f. Xi f. 𝑿𝒊𝟐
1 33 2 1089 66 2178
2 36 2 1296 72 2592
3 40 2 1600 80 3200
4 43 6 1849 258 11094
5 46 1 2116 46 2116
6 50 7 2500 350 17500
7 53 4 2809 212 11236
8 56 2 3136 112 6272
9 60 3 3600 180 10800
10 63 1 3969 63 3969
Jumlah 30 23964 1439 70684
Langkah-langkah :
a. Mencari Mean =∑ 𝑓𝑥1
∑ 𝑓=
1439
30= 47,96
b. Mencari Standar Deviasi
SD = √n ∑ fxi2 − (∑ fxi)
2
n(n − 1)
= √30 × 70684 − 14392
30(30 − 1)
= √49799
870
= √57,24
= 7,56
c. Mencari Standar Error Mean
𝑆𝐸𝑀 =𝑆𝐷
√𝑁 − 1
=7,56
√30 − 1
= 1,40
94
2. Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen
Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Kontrol
No. Xi f 𝑿𝒊𝟐 f.Xi f. 𝑿𝒊𝟐
1 33 3 1089 99 3267
2 36 2 1296 72 2592
3 40 2 1600 80 3200
4 43 4 1849 172 7396
5 46 3 2116 138 6348
6 50 6 2500 300 15000
7 53 4 2809 212 11236
8 56 2 3136 112 6272
9 60 4 3600 240 14400
Jumlah 30 19995 1425 69711
Langkah-langkah :
a. Mencari Mean =∑ 𝑓𝑥1
∑ 𝑓=
1425
30= 47,5
b. Mencari Standar Deviasi
SD = √n ∑ fxi2 − (∑ fxi)
2
n(n − 1)
= √30 × 69711 − 14252
30(30 − 1)
= √60705
870
= √69,77
= 8,35
c. Mencari Standar Error Mean
𝑆𝐸𝑀 =𝑆𝐷
√𝑁 − 1
=8,35
√30 − 1
= 1,55
95
Mencari Standar Error dari perbedaan Mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1antar variabel, yaitu :
𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1)2 + (𝑆𝐸𝑀2
)2
= √(1,40)2
+ (1,55)2
= √4,3625
= 2,08
Mencari “t” atau ” 𝑡0”, yaitu :
𝑡0 =𝑀1 − 𝑀2
𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
𝑡0 =47,96 − 47,5
2,08
𝑡0 =0,46
2,08
𝑡0 = 0,22
df = (N1 + N2) – 2 = (30 + 30) – 2 = 58 , dengan α = 0,05, ttabel = 2,00
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa 𝑡0 lebih kecil dari ttabel yaitu 0,22 < 2,00, maka H0 diterima dan Ha
ditolak, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
96
A. HASIL POSTTES KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN
1. Data Hasil Posttes Kelas Kontrol
Data Skor Posttes Kelas Kontrol (VIII.10)
Skor terbesar = 83
Skor Terkecil = 53
Rentang (R) = Skor terbesar – skor terkecil
= 83 – 53
= 30
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,875
= 5,875 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 𝑅
𝐵𝐾
=30
6= 5
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Frekuensi
(𝒇𝒊)
Frek.
Kum.
(𝒇𝒌)
Batas
Kelas
Bawah
Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒇𝒊. 𝒙𝒊 (𝒙𝒊)𝟐 𝒇𝒊. 𝒙𝒊
𝟐
53 – 57 5 5 52.5 55 275 3025 15125
58 – 62 4 9 57.5 60 240 3600 14400
63 – 67 4 13 62.5 65 260 4225 16900
68 – 72 3 16 67.5 70 210 4900 14700
73 – 77 8 24 72.5 75 600 5625 45000
78 – 82 3 27 77.5 80 240 6400 19200
83 – 87 3 30 82.5 85 255 7225 21675
Jumlah 30
- 2080
147000
No Nilai
No Nilai
No Nilai
1 53
11 63
21 73
2 53
12 66
22 76
3 53
13 66
23 76
4 56
14 70
24 76
5 56
15 70
25 80
6 60
16 70
26 80
7 60
17 73
27 80
8 60
18 73
28 83
9 60
19 73
29 83
10 63
20 73
30 83
97
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (��) , median (Me), modus
(Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut:
a. Rata-rata (��)
(��) =∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑛=
2080
30= 69,33
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini :
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (
12 𝑛 − 𝐹
𝑓)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 67,5
P = panjang kelas = 5
n = banyaknya kelas = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 13
f = nilai frekuensi kelas median = 3
𝑀𝑒 = 67,5 + 5 (
12 30 − 13
3)
= 67,5 + (5 × 0,6666)
= 67,5 + 3,33
= 70,83
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini :
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (𝑏1
𝑏1 + 𝑏2)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 72.5
P = panjang kelas = 5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 5
𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya = 5
𝑀𝑜 = 47,5 + 5 (5
5 + 5)
= 47,5 + (5 𝑥 0,5 )
= 72,5 + 2,5
= 75
d. Standar Deviasi (S)
𝑆 = √∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖2
𝑁− (
∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑁)
2
= √147000
30− (
2080
30)
2
= √92,89 = 9,64
98
2. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Data Skor Pretes Kelas Eksperimen (VIII.5)
Skor terbesar = 93
Skor Terkecil = 63
Rentang (R) = Skor terbesar – skor terkecil
= 93 - 63
= 30
Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,875
= 5,875 ≈ 6
Panjang Kelas (i) = 𝑅
𝐵𝐾
=30
6= 5
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Frekuensi
(𝒇𝒊)
Frek.
Kum.
(𝒇𝒌)
Batas
Kelas
Bawah
Nilai
Tengah
(𝒙𝒊)
𝒇𝒊. 𝒙𝒊 (𝒙𝒊)𝟐 𝒇𝒊. 𝒙𝒊
𝟐
63 – 67 3 3 62,5 65 195 4225 12675
68 – 72 4 7 67,5 70 280 4900 19600
73 – 77 5 12 72,5 75 375 5625 28125
78 – 82 6 18 77,5 80 480 6400 38400
83 – 87 9 27 82,5 85 765 7225 65025
88 – 92 2 29 87,5 90 180 8100 16200
93 – 97 1 30 92,5 95 95 9025 9025
Jumlah 30
- 2370
189050
No Nilai
No Nilai
No Nilai
1 63
11 76
21 83
2 66
12 76
22 83
3 66
13 80
23 83
4 66
14 80
24 86
5 70
15 80
25 86
6 70
16 80
26 86
7 70
17 80
27 86
8 73
18 80
28 90
9 73
19 83
29 90
10 76
20 83
30 93
99
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata (��) , median (Me), modus
(Mo), dan standar deviasi (S) nilai pretes ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut:
a. Rata-rata (��)
(��) =∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑛=
2370
30= 79
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑃 (1
2𝑛−𝐹
𝑓)
dimana:
b = batas bawah kelas median = 77,5
P = panjang kelas = 5
n = banyaknya kelas = 30
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 12
f = nilai frekuensi kelas median = 6
𝑀𝑒 = 77,5 + 5 (1
230−12
6)
= 77,5 + 2,5
= 80
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑃 (𝑏1
𝑏1+𝑏2)
dimana:
b = batas bawah kelas modus = 82,5
P = panjang kelas = 5
𝑏1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 3
𝑏2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya = 7
𝑀𝑜 = 82,5 + 5 (3
3+7)
= 82,5 + (5𝑥0,3)
= 82,5 + 1,5
=84
d. Standar Deviasi (S)
𝑆 = √∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
2
𝑁− (
∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑁)
2
= √189050
30− (
2370
30)
2
= √60,66 = 7,79
100
B. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
𝑋2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
dimana: 𝑂𝑖= frekuensi observasi
𝐸𝑖 = frekuensi ekspetasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didsarkan pada ketentuan berikut ini:
a. Jika X2hitung ≤ X2
tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal)
b. Jika X2hitung ≥ X2
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal)
1. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
Kelas
interval Oi
Batas
Kelas
Z Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Luas Z
tabel 𝑬𝒊
𝑿𝟐
Hitung
52,5 -1,74 0,4591
53 – 57 5 0,0684 2,052 3,2352
57,5 -1,23 0,3907
58 – 62 4 0,1327 3,981 0,00009
62,5 -0,70 0,2580
63 – 67 4 0,1866 5,598 0,4561
67,5 -0,18 0,0714
68 – 72 3 0,0579 1,737 0,9183
72,5 0,33 0,1293
73 – 77 8 0,1730 5,190 1,5214
77,5 0,85 0,3023
78 – 82 3 0,1108 3,324 0,0315
82,5 1,36 0,4131
83 – 87 3 0,2368 7,104 2,3708
1,88 0,6499
Jumlah 30 X2hitung 28,986 8,3334
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
b. Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus:
𝑍 =𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − ��
𝑆
Dimana: �� = nilai rata-rata
S = nilai standar deviasi
c. Menentukan luas Z tabel
Luas Z tabel masing-masing :
a) Kelas 53 - 57
101
Z = 0,0684
b) Kelas 58 - 62
Z = 0,1327
c) Kelas 63 - 67
Z = 0,1866
d) Kelas 68 - 72
Z = 0,0579
e) Kelas 73 - 77
Z = 0,1730
f) Kelas 78 - 82
Z = 0,1108
g) Kelas 83 – 87
Z = 0,2368
d. Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
𝑋2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
f. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data
dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel, didapat bahwa 8,5334 < 9,49 atau X2hitung < X2
tabel. Sehinggga Ha
diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
102
2. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
Kelas
interval Oi
Batas
Kelas
Z Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Luas Z
tabel 𝑬𝒊
𝑿𝟐
Hitung
62,5 -2,12 0,4830
63 – 67 3 0,0538 1,61 1,2001
67,5 -1,47 0,4292
68 – 72 4 0,1325 3,97 0.0002
72,5 -0,83 0,2967
73 – 77 5 0,2394 7,18 0,6619
77,5 -0,19 0,0573
78 – 82 6 0,1163 3,49 1,8051
82,5 0,45 0,1736
83 – 87 9 0,1885 5,65 1,9862
87,5 1,09 0,3621
88 – 92 2 0,0962 2,88 0,2689
92,5 1,73 0,4583
93 – 96 1
0,0307 0,92 0.0069
96,5 2,24 0,4890
Jumlah 30 X2hitung
5,9293
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
b. Menentukan Z Batas Kelas dengan rumus:
𝑍 =𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 − ��
𝑆
Dimana: �� = nilai rata-rata
S = nilai standar deviasi
c. Menentukan luas Z tabel
Luas Z tabel masing-masing :
a) Kelas 63 - 67
Z = 0,0538
b) Kelas 68 – 72
Z = 0,1325
c) Kelas 73 – 77
Z = 0,2394
d) Kelas 78 – 82
Z = 0,1163
e) Kelas 83 – 87
Z = 0,1885
f) Kelas 88 – 92
103
Z = 0,0962
g) Kelas 93 – 97
Z = 0,0307
d. Menghitung nilai Ei (Frekuensi Ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
𝐸𝑖 = ∑ 𝑓𝑖 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
e. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
𝑋2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
f. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas
g. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5-1 = 4 adalah 9,49. Untuk menguji normalitas data
dibandingkan X2hitung dengan X2
tabel, didapat bahwa 5,9293 < 9,49 atau X2hitung < X2
tabel. Sehinggga Ha
diterima dan Ho ditolak artinya Data Berdistribusi Normal.
104
C. Uji Homogenitas Data Hasil Posttest
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah homogenitas dua varians atau uji Fisher. Pengujian
homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians-varians dua distribusi. Rmus homogenitas
yang dilakukan adalah uji Fisher, dengan rumus:
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑆1
2
𝑆22 =
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟2
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2
dimana:
𝑆2 =∑ 𝑓. 𝑋𝑖
2 − (∑ 𝑓. 𝑋𝑖)2
𝑛 − 1
Tabel Uji Homogenitas Data Hasil Posttes
Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
S 9,64 7,79
S2 92,92 60,68
F hitung 1,53
F tabel 1,88
Kesimpulan Ho diterima, Ha ditolak (varians Homogen)
Untuk menguji homogenitas populasi, maka pnulis menepuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan homogenitas
Ho = data memiliki varians yang homogen
Ha = Data tidak memiliki varians yang homogen
2. Kriteria Pengujian
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen
3. Jumlah Sampel N1 = 30
Jumlah sampel N2 = 30
4. Derajat kebebasan
Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1 = 30-1 =29
Pembilang (varians terbesar) : dk1 = N-1 = 30-1 =29
5. Menentukan nilai Ftabel
Untuk Ftabel dengan dk1 = 29 dan dk2 = 29 pada taraf signifikansi 5% adalah 1,88
6. Menentukan nilai Fhitung
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑆1
2
𝑆22 =
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟2
𝑆𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙2 =
9,642
7,792= 1,03
Karena Fhitung > Ftabel (1,53 < 1,88) maka Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki
varians yang homogen.
105
D. Uji Hipotesis Data Hasil Pretest
Hipotesis statistik :
H0 : 21
Ha : 21
Keterangan :
H0 : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap
pemahaman konsep fisika
Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran virtual laboratorium terhadap
pemahaman konsep fisika
µ1 : Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran virtual laboratorium
µ2 : Nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa setelah diberikan pembelajaran konvensional
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest siswa dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, diketahui bahwa data homogen dan
berdistribusi normal. Untuk itu, perhitungan Hipotesis dilakukan uji statistik yaitu Uji-t, dengan taraf signifikansi
5%.
Rumus Uji-t yang digunakan adalah :
𝑡0 =𝑀1 − 𝑀2
𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
Langkah-langkah perhitungan Uji-t sebagai berikut :
1. Mencari mean yaitu : 𝑀 =∑ 𝑓𝑥1
∑ 𝑓
2. Mencari Standar Deviasi, yaitu : SD = √n ∑ fxi
2−(∑ fxi)2
n(n−1)
3. Mencari Standar Error Mean, 𝑆𝐸𝑀 =𝑆𝐷
√𝑁−1
4. Mencari Standar Error dari perbedaan mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1antara variabel, yaitu :
𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1)2 + (𝑆𝐸𝑀2)2
5. Mencari “t” atau ” 𝑡0”, yaitu :
𝑡0 =𝑀1 − 𝑀2
𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
106
1. Uji-t Posttest Kelompok Kontrol
Tabel Perhitungan Uji-t Posttest Kelompok Kontrol
No. Xi f 𝑿𝒊𝟐 f. Xi f. 𝑿𝒊𝟐
1 53 3 2809 159 8427
2 56 2 3136 112 6272
3 60 4 3600 240 14400
4 63 2 3969 126 7938
5 66 2 4356 132 8712
6 70 3 4900 210 14700
7 73 5 5329 365 26645
8 76 3 5776 228 17328
9 80 3 6400 240 19200
10 83 3 6889 249 20667
Jumlah 30 47164 2061 144289
Langkah-langkah :
a. Mencari Mean =∑ 𝑓𝑥1
∑ 𝑓=
2061
30= 68,7
b. Mencari Standar Deviasi
SD = √n ∑ fxi2 − (∑ fxi)
2
n(n − 1)
= √30 × 144289 − 20612
30(30 − 1)
= √80949
870
= √93,04
= 9,64
c. Mencari Standar Error Mean
𝑆𝐸𝑀 =𝑆𝐷
√𝑁 − 1
=9,64
√30 − 1
=1,80
107
2. Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen
Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Kontrol
No. Xi F 𝑿𝒊𝟐 f.Xi f. 𝑿𝒊𝟐
1 63 1 3969 63 3969
2 66 3 4356 198 13068
3 70 3 4900 210 14700
4 73 2 5329 146 10658
5 76 3 5776 228 17328
6 80 6 6400 480 38400
7 83 5 6889 415 34445
8 86 4 7369 344 29584
9 90 2 8100 180 16200
10 93 1 8649 93 8649
Jumlah 30
2357 187001
Langkah-langkah :
a. Mencari Mean =∑ 𝑓𝑥1
∑ 𝑓=
2357
30= 78,5
b. Mencari Standar Deviasi
SD = √n ∑ fxi2 − (∑ fxi)
2
n(n − 1)
= √30 × 187001 − 23572
30(30 − 1)
= √54581
870
= √62,74
= 7,92
c. Mencari Standar Error Mean
𝑆𝐸𝑀 =𝑆𝐷
√𝑁 − 1
=7,92
√30 − 1
= 1,47
108
Mencari Standar Error dari perbedaan Mean 𝑆𝐸𝑀2−𝑚1antar variabel, yaitu :
𝑆𝐸𝑀2−𝑚1 = √(𝑆𝐸𝑀1)2 + (𝑆𝐸𝑀2)2
= √(1,80)2 + (1,48)2
= √3,24 + 2,19
= √5,43
= 2,33
Mencari “t” atau ” 𝑡0”, yaitu :
𝑡0 =𝑀1 − 𝑀2
𝑆𝐸𝑀1 − 𝑆𝐸𝑀2
𝑡0 =78,5 − 68,7
2,33
𝑡0 =9,8
2,33
𝑡0 = 4,20
df = (N1 + N2) – 2 = (30 + 30) – 2 = 58 , dengan α = 0,05, ttabel = 2,00
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa 𝑡0 lebih besar dari ttabel yaitu 4,20 < 2,00, maka H0 ditolak dan Ha
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen dan kelas control setelah diberikan perlakuan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 10
2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 10
3 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 11
4 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 11
5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 12
6 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 12
7 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 13
8 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 13
9 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 13
10 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
11 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 13
12 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 13
13 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 14
14 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 15
15 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 15
16 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 15
17 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 15
18 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 15
19 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 15
20 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 15
21 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 16
22 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 16
23 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16
24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 16
25 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 17
26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 17
27 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 18
28 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 18
29 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 18
30 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 19
17 17 16 16 12 13 12 13 12 13 14 14 16 14 17 13 15 15 15 14 15 18 15 18 13 11 13 16 15 12
%
Nilai Pretest Kelas Kontrol (VIII.10)
Total66
55.00
No.C1 c3 c4
jumlah
237 64 67
46.47 53.33
C2
44.66666667
109
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 10
2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 10
3 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10
4 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 11
5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 11
6 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 12
7 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 12
8 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 13
9 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 13
10 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 13
11 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 13
12 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 14
13 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 14
14 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 14
15 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 15
16 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 15
17 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 15
18 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 15
19 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 15
20 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16
21 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 16
22 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 16
23 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16
24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 16
25 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 17
26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 17
27 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 18
28 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 18
29 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 18
30 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 18
16 17 15 16 12 14 13 14 13 15 14 13 16 14 16 13 14 16 14 16 15 15 15 16 14 13 12 14 14 12
%
No. jumlah C1 C2 c3 c4
Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VIII.5)
Total64 242 60 65
53.33 47.45 50.00 43.33333333
110
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 16
2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 16
3 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 16
4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 17
5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 17
6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 18
7 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 18
8 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 18
9 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18
10 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 19
11 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 19
12 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 20
13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 20
14 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 21
15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 21
16 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
17 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 22
18 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 22
19 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
20 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22
21 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 23
23 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23
24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 23
25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24
26 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 24
27 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 25
29 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 25
30 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 26
21 21 20 20 19 21 18 18 21 19 22 24 21 17 21 20 20 23 23 23 21 21 21 21 20 21 20 24 19 21
%
Nilai Posttest kelas Kontrol (VIII.10)
Total82 351 83 105
68.33 68.82 69.17 70
No. jumlah C1 C2 c3 c4
111
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 19
2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 20
3 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20
4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 20
5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 21
6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 21
7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 21
8 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 22
9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 22
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 23
11 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 23
12 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 23
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24
14 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 24
15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 24
16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 24
17 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 24
18 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 25
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 25
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 25
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 25
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 26
27 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26
28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 27
30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28
24 25 24 24 24 26 22 22 24 23 22 26 25 20 25 25 25 25 25 24 24 25 24 23 25 24 19 22 23 20
%
Total97 407 97 108
80.83 79.80 80.83 72
Nilai Posttest kelas Eksperimen (VIII.5)
No. jumlah C1 C2 c3 c4
112
Recommended