View
275
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TREMBESI (Samanea saman)
DENGAN LEVEL BERBEDA PADA WAFER PAKAN KOMPLIT
TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA DAN LIGNIN
SKRIPSI
OLEH :
DARWIS
I111 11 338
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN TREMBESI (Samanea saman)
DENGAN LEVEL BERBEDA PADA WAFER PAKAN KOMPLIT
TERHADAP KANDUNGAN SELULOSA DAN LIGNIN
SKRIPSI
Oleh:
DARWIS
I111 11 338
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Darwis
NIM : I111 11338
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama Bab
Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia
dibatalkan atau dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Makassar, Juli 2017
Darwis
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT atas segala limpahan
karuniahNya berupa kesempatan, kemudahan dan kesehatan sehingga penulis
mampu merampungkan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan
Daun Trambesi ( Samanea Saman ) Dengan Level Berbeda Pada Wafer
Pakan Komplit Terhadap Kandungan Selulosa Dan Lignin“ Sebagai salah
satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Petenakan
Universitas Hasanuddin. Makassar
Berjuta kenangan dan beribu warna mengisi hari – hari dalam menuntut
ilmu dan mencari kearifan sains di Universitas tercinta ini, begitu banyak
keikhlasan pengorbanan dan do’a yang takkan pernah terbatas hingga zaman
berlalu. Untuk kaengku tercinta DORA serta mamaku yang terkasih SANARIA
dengan segala kasih sayang dan kesabarannya yang selalu mengiringi perjalanan
dalam menghadapi realita kehidupan serta memberikan dukungan baik moral,
materil maupun do’a restunya kepada penulis. Untuk adik tersayangku Kartini
yang selalu memberikan semangat tiada henti maupun do’a kepada kakaknya dari
awal menapaki dunia hingga akhir masa hayatnya. Taklupa pula terima kasih buat
kakak sepupuku Nuraeni memberikan motivasi maupun do’a kepada penulis
dalam menyelesaikan masa studi di peternakan.
Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis
juga menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
v
1. Dr. Ir Rohmiyatul Islamiyati, MP sebagai pembimbing utama dan Ir. Muhammad
Zain Mide, MS selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat serta
motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan Skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin.
3. Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Wakil Dekan I, Ibu Ir.
Hastang, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A Syamsu, M.Si
selaku Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
4. Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja, MSc. Selaku penasehat akademik yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan.
5. Bapak Ir. Muhammad Zain Mide, MS Bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo. MP.,
Ibu Marhamah Nadir, S.P, M.Si., Ph.D, dan Ibu Dr. Andi Mujnisa, S. Pt, MP
selaku dosen pembahas yang telah banyak memberikan saran-saran dan masukan
untuk perbaikan skripsi ini
6. Ibu Dr. Ir Rohmiyatul Islamiyati, MP. Terima kasih atas bimbingannya dari
seminar jurusan hingga melakukan penelitian. Serta nasehat yang tak ternilai
harganya.
7. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama kuliah
di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
8. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah memberikan
sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama penulis berada di
bangku kuliah.
vi
9. Kepada lembaga tercintaku, MATERPALA FAPET UNHAS yang tak bisa saya
lupakan bahwa saya pernah bernaung dibawahnya. Dan orang-orang yang ada
didalamnya, saya tak akan melupakan bahwa kita pernah berproses sama-sama
dalam lembaga ini.
10. Kepada Ayahanda di desa Tri Rukun Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dan
Ibu Putu Santi selaku Ibu posko KKN Tematik angkatan 92 yang membantu dan
memberikan motivasi selama proses KKN berjalan.
11. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil di
Kampus Universitas Hasanuddin, telah menemani penulis di saat suka maupun
duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.
12. Kepada teman-teman seperjuangan KKN Tematik angkatan 92, saudara Rahim,
Dody, Dedi, Dayat, Fuad, zuhal, Asraf, serta saudari Awalia, Musyarafah Sofyan,
Mba Sulis, Tri Nurhidayah, Putri serta Teman dari Universitas Gorontalo saudara
Suroto dan Adrian yang selalu bekerja sama dalam menyelesaikan kegiatan
selama 2 bulan, yang selalu memberikan yang terbaik selama kita bersama.
13. Kepada Kakanda SemaS,Pt yang telah membantu dan memberikan motivasi
selama mengerjakan Seminar Jurusan sampai Skripsi.
14. Kepada teman PKL Nurhaidir S.Pt, Yusmar S.Pt, Kasman S.Pt, Raka S.Pt Adi
Suryadi Sakri, Yunus, Ahmad yang telah banyak membantu selama berada di
lapangan.
15. Kepada Bapak Andi Baso Lompengan dan kakak Ina yang yang selalu membantu
dan mengarahkan kami selama dilapangan sampai selesainya laporan PKL kami.
vii
16. Kepada teman penelitian Muh Fajrul, Herdy Wibowo, Fian Selayar yang telah
banyak membantu selama berada dilapangan sampai selesainya penulisan skripsi.
17. Kepada teman-teman dikandang Andi Zuaib( Ketua angkatan ), Muhammad
Faisal Sade S.Pt. Muh.Yusuf S,Pt, Jihadul Fajri S,Pt, Muh. Adnan Hasyim, Muh
Chaidir S.Pt, Muhammad Sukri S.Pt, Arditia S,Pt, Ibnu Thalib S,Pt Amir Hamsah,
MuhNurhaliq, Nurhidayat, Alif Surya Firman, Ahmad, Akbar muvets, Wawan,
Rahmat Ramadhan, Baharuddin ,Gunawan Busman, Arif Rahman Syukur, Abd
Azis Malik, ,serta teman-teman yang tidak sempat saya tulis namanya saya
mengucapkan banyak terima kasih yang mendukung dan memberikan do’a saran
dan dorongan kepada penulis.
18. Kepada kakanda yang ada di materpala saya ucapkan banyak terima kasih, serta
adinda-adindaku yang selalu memberikan bantuan untuk memperlancar
penyusunan skripsisaya, serta suatu kebanggaan bagiku untuk bergabung dalam
lembaga Materpala Fapet Unhas dan Senat.
19. Kepada saudaraku Muh. Adnam Hasyim, Adi Suryadi Sakri, yang selalu
memberikan dukungan dan bantuaan di saat-saat saya membutuhkan sesuatu yang
tidak bisa saya kerjakan sendiri.
20. Kepada teman-teman kelas D 2011, Nurhidayat, Ian, Muhammad Sukri,
MuhNrhaliq, Amir Hamsah, NanangSyamjaya, Alif Surya Firman, Ruslan,
Ahmad, Muh Akbar, Arif Rahman Syukur, Abd Asis Malik, Rahmat Ramadhan,
Baharuddin, Adi Suryadi Sakri, Andi Fuad, Abi Rangga, Anas Odding, Yunus,
Syamsul Mardi, Annisa Usman, Iskayani, Sitti Sarah, Kartina, Riska Eldiana, Lala
Manganjo, Sitti Magfirah, Resky Ramadhani ayu soraya, handayani, serta anak-
viii
anak lain yang tidak sempat saya tulis namanya terima kasih atas segala cinta,
pengorbanan, bantuan, pengertian, canda tawa, serta kebersamaannya selama ini.
21. Kepada kakanda-kakanda angkatan 2006, 2007,2008, 2009, 2010, yang masih
membimbing saya selama masih kuliah baik dilaboratorium maupun dilembaga
saya mengucapkan banyak terima kasih, serta adinda-adinda 2012, 2013, 2014,
2015, 2016 yang memberikan bantuan dalam pengerjaan skripsi ini.
22. Kepada teman2 yang ada dilaboratorium, terima kasih atas bantuannya selama
berlangsungnya penelitian ini.
23. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu
memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini.
Kepada mereka semua, penulis ucapkan, “jazakumullah khairan
kasiran”.Semoga amal baiknya di terima dan dilipat gandakan oleh Allah
SWT.Jauh dari pada itu Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan.Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Amin….
Penulis
Darwis
I111 11 338
ix
ABSTRAK
Darwis I11111338. Pengaruh Penambahan Daun Trembesi (Samanea saman)
Dengan Level Berbeda Pada Wafer Pakan Komplit Terhadap Kandungan
Selulosa Dan Lignin. Dibawah bimbingan Rohmiyatul Islamiyati sebagai
Pembimbing Utama dan Muhammad Zain Mide sebagai Pembimbing Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan selulosa dan lignin wafer
pakan komplit d e n g a n penambahan daun trembesi (Samanea saman) dengan
level berbeda. Penelitian ini dirancang berdasarkan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan 4 kali ulangan. Perlakuan P1= Kontrol (0% daun
trembesi), P2= wafer pakan komplit dengan daun trembesi 10%, P3= wafer pakan
komplit dengan daun trembesi 20%, P4= wafer pakan komplit dengan daun
trembesi 30%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh
nyata(P<0,05) terhadap kandungan selulosa dan lignin. Disimpulkan bahwa nilai
terbaik terdapat pada P2 dengan level 10% daun trembesi dimana kandungan
lignin adalah (5.14%) dan selulosa adalah (13.81%).
Kata kunci: Daun trembesi, wafer pakan, selulosa dan lignin
xi
ABSTRACT
Darwis I11111338. Effect of addition of trembesi leaves (Samanea saman) with
levels in complete feed wafers to cellulose and lignin ontent. Under the guidance
of Rohmiyatul Islamiyati as principal adviser and Muhammad Zain Mide as
member adviser.
This study aimed to determine the content of cellulose and lignin complete wafer
feed with the addition of trembesi leaves (Samanea saman) with different levels.
This research was designed based on Completely Randomized Design (CRD)
with 4 treatments 4 replications. Treatment P1 = Control (0% trembesi leaf), P2
= complete feed wafer with 10% trembesi leaves, P3 = complete feed wafer with
20% trembesi leaves, P4 = complete feed wafer with 30% trembesi leaves. The
result of variance showed that the treatment had significant effect (P <0,05) on
cellulose and lignin content. It was concluded that the best value was found in P2
with the level of 10% of the leaves of trembesi where the lignin content was
(5.14%) and the cellulose was (13.81%).
Key Words: Trembesi leaves, feed wafer, cellulose and lignin
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Rumusan Masalah ................................................................................... 2
Tujuan dan Kegunaan ............................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
Tumbuhan Trembesi (Samanea saman).................................................. 4
Bahan Pakan Sumber Serat .................................................................... 6
Bahan Pakan Sumber Energi ................................................................... 8
Bahan Pakan sumber Protein .................................................................. 9
Bahan Pakan Pelengkap .......................................................................... 10
Wafer ........ .............................................................................................. 11
Kandungan Selulosa dan Lignin ............................................................. 13
Hipotesis ... .............................................................................................. 15
METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 16
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 16
Materi Penelitian ..................................................................................... 16
Metode Penelitian ................................................................................... 16
Prosedur pembuatan wafer ...................................................................... 18
xiii
Parameter yang di ukur ........................................................................... 19
Analisis Data ........................................................................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Lignin Pakan Komplit Daun Trembesi ................................ 22
Kandungan Selulosa Pakan Komplit Daun Trembesi ............................. 23
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 25
Saran ......... .............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 26
xiv
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung
2013 -2015 Di Provinsi Sulawesi Selatan. ....................................... 7
2. Kandungan Nutrisi Tongkol Jagung. ............................................... 7
3. Komposisi Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan ........................... 17
4. Komposisi (%) dan Kandungan Nutrisi Pakan ................................ 17
5. Kandungan Nutrisi Tiap - Tiap Perlakuan ....................................... 18
6. Rerata hasil analisis selulosa dan lignin pakan lengkap dengan
level berbeda pada wafer pakan komplit terhadap kandungan
lignin dan selulosa. .......................................................................... 22
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Pohon Trembesi (Samanea saman) ...................................................... 5
2. Skema Pemisahan Bagian-Bagian Hijauan Segar
Pemotongan (Forage)dengan Menggunakan Detergen ........................ 15
3. Prosedur Pembuatan Wafer .................................................................. 19
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Hasil Perhitungan ................................................................................. 31
2. Dokumentasi Penelitian ......................................................................... 33
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan ternak menjadi pertimbangan utama pada usaha peternakan.
Ketersediaan pakan sepanjang tahun merupakan persyaratan mutlak bagi
kelangsungan usaha peternakan. Biaya untuk menyediakan pakan ini menempati
porsi terbesar dalam biaya produksi mencapai 60-80%. Besarnya biaya tersebut
ditentukan oleh jenis dan bangsa ternak yang dikembangkan. Ternak ruminansia
seperti sapi, kerbau, domba dan kambing merupakan ternak herbivora yang
memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak nonruminansia (unggas
dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan
berserat tinggi. Oleh karena itu, ternak ruminansia dapat mengkonsumsi pakan
hijauan dalam jumlah yang banyak, seperti vegetasi alami, hijauan introduksi dan
produk samping pertanian. Pakan mengandung berbagai macam nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak, dengan kandungan nutrisi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang baik. Kecukupan atau
kesesuaian pakan untuk kebutuhan ternak tersebut selain ditinjau dari segi
kuantitas, juga harus dari segi kualitasnya.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi atau
mengurangi keterbatasan dalam memperoleh pakan yang memiliki kualitas yang
baik dengan kuantitas yang mencukupi, salah satu cara yang dapat digunakan
adalah dengan memanfaatkan beberapa bahan pakan yang dapat dijadikan sebagai
pakan komplit. Pakan komplit merupakan suatu teknik pembuatan pakan dengan
melalui proses perlakuan fisik dan suplementasi dari limbah pertanian, limbah
2
agroindustri dan tanaman atau hijauan. Proses pengolahannya meliputi
pemotongan untuk merubah ukuran partikel bahan, pengeringan, penggilingan,
dan pencampuran antara bahan yang berupa padatan maupun cairan, yang terdiri
dari bahan pakan sumber protein, sumber energi, dan sumber serat. Pakan komplit
memiliki bentuk pakan yang beragam, namun umumnya dikenal dua bentuk yaitu
wafer dan pelet. (Nugroho dan Bunafit, 2013).
Wafer merupakan suatu teknik pembuatan pakan dengan melalui proses
perlakuan fisik dan suplementasi dari limbah pertanian, limbah agroindustri dan
tanaman atau hijauan. Proses pengolahannya meliputi pemotongan untuk merubah
ukuran partikel bahan, pengeringan, penggilingan, dan pencampuran bahan yang
terdiri dari bahan pakan sumber protein, sumber energi, dan sumber serat.Retrani
dkk (2009) menyatakan bahwa wafer adalah pakan yang telah di susun komposisi
nutrientnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan ternak. Proses pembuatannya
mengalami pemadatan dengan tekanan dan pemanasan, sehingga mempunyai
bentuk, ukuran panjang dan lebar yang sama.
Pengolahan bahan baku dengan pengawetan berupa pembuatan pakan
dalam bentuk wafer pakan komplit mengandung daun trembesi dengan level yang
berbeda, belum diketahui berapa persentase yang paling baik yang dapat dijadikan
wafer dalam mempengaruhi nilai selulosa dan lignin suatu pakan. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.
Rumusan masalah
Pemanfaatan daun trembesi yang dijadikan wafer sebagai pakan komplit
masih jarang dilakukan karena membutuhkan pengolahan tambahan. Pemberian
3
daun trembesi untuk dijadikan pakan perlu dibatasi dikarenakan palatabilitas yang
daun trembesi yang masih rendah sehingga dapat menurunkan kualitas pakan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut
yaitu dengan mengetahui level pemberian daun trembesi yang dapat
mempengaruhi kualitas pakan seperti kandunganselulosa dan lignin.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini yaitumengetahui wafer pakan komplit dengan
panambahan daun trembesi dengan level berbeda terhadap kandungan selulosa
dan lignin. Kegunaan penelitian ini yaitu sebagai sumber informasi kepada
masyarakat khususnya peternak dalam menggunakan daun trembesi sebagai wafer
pakan komplit.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan Trembesi (Samanea saman)
Trembesi (Samaneasaman) merupakan tanaman yang berasal dari
Amerika Tengah dan Amerika Selatan, yang dapat tumbuh di daerah tropis dan
pada tanah dengan drainase yang baik dengan ketinggian mencapai 20 - 25 meter.
Di negara sub tropis tanaman trembesi dikenal dengan nama Bhagaya Mara
(Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia), Regenbaum (Jerman),
Chorona (Portugis), sedangkan di beberapa Negara Asia pohon ini disebut
PukulLima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam), Vilaiti Siris
(India). Bentuk batangnya tidak beraturan, dengan daun majemuk yang
panjangnya sekitar 7-15 cm, sedangkan pada pohon trembesi yang sudah tua
berwarna kecoklatan, permukaan kulit kasar, dan terkelupas. Bunga tanaman ini
berwarna putih dengan bercak merah muda pada bagian bulu atasnya, panjang
bunga mencapai 10 cm dari pangkal bunga hingga ujung bulu bunga. Bunga
trembesi menghasilkan nektar untuk menarik serangga guna berlangsungnya
proses penyerbukan. Buah trembesi berwarna coklat kehitaman ketika buah
sudah masak, dengan biji tertanam dalam daging buah (Dahlan, 2010).
Sariri (2011) salah satu hal yang dapat dimanfaatkan dari pohon trembesi
adalah daunnya yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, dimana daun
trembesi mempunyai kandungan protein kasar sebesar 20 - 23 %. Misbarullah
(1993) melaporkan bahwa pemberian tepung daun trembesi dapat diberikan
hingga pada level 5 % dalam ransum broiler. Prasad et al. (2008) melaporkan
bahwa ekstrak daun trembesi dapat menghambat pertumbuhan bakteri
5
(Escherichia coli, Staphylococcus aureus, danCandida albicans) berdasarkan
skrining fitokimia yang dilakuannya menunjukkan adanya senyawa metabolit
sekunder yaitu tanin, selain tanin daun trembesi juga mengandung flavonoid,
saponin, steroid, terpenoid, dan glikosida kardiak dalam ekstrak daun trembesi.
Kandungan nutrisi daun trembesi adalah bahan kering 88,9%, protein
kasar23,26%, serat kasar 20,25%, Lemak kasar 5,41%, NDF52,2%,
ADF34,1%, ADL 15,1% dan abu 4,6% (Marhaeniyanto dan Susanti, 2014).
Daunnya majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 cm. Memiliki
daunnya majemuk dan menyirip ganda. Warna daun hijau dengan pada
permukaan daun bagian bawah memiliki beludru, kalau di pegang terasa lembut.
Memiliki tulang daun menyirip.
Dalam taksonomi tumbuhan, Staples dan Elevitch(2006)
mengklasifikasikan trembesi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Samanea
Spesies : Samanea saman (Jacq.)Merr.
Gambar 1. Pohon Trembesi (Samaena saman (jacq.) (Dahlan, 2010)
6
Bahan Pakan Sumber Serat
Tongkol jagung
Tongkol jagung (Janggel jagung) adalah hasil ikutan dari tanaman
jagung yang telah diambil bijinya dan merupakan limbah padat. Tongkol
jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternative karena mudah didapat,
kandungan nutrisinya memadai dan ketersediaannya cukup. Sehingga berpotensi
untuk dijadikan sebagai pakan ternak (Hidayat, 2012). Tongkol jagung atau
janggel, merupakan bagian dari buah jagung setelah biji dipipil. Kandungan
nutrisi tongkol jagung berdasarkan analisis di Laboratorium Ilmu Makanan
Ternak meliputi kadar air, bahan kering, protein kasar dan serat kasar berturut-
turut sebagai berikut 29,54%; 70,45%; 2,67% dan 46,52% dalam 100% bahan
kering (BK). Palatabilitas tongkol jagung yang rendah masih dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ruminansia dengan pengolahan terlebih dahulu (Wardhani dan
Musofie, 1991).
Tongkol jagung mengandung lignoselulosa yang terdiri dari lignin,
selulosa, dan hemiselulosa (Aylianawaty dan Susiani, 1985). Janggel atau tongkol
kosong berbentuk batang berukuran cukup besar, sehingga tidak dapat dikonsumsi
ternak jika diberikan langsung, oleh karena itu, untuk memberikannya perlu
penggilingan terlebih dahulu (Suhartanto dkk, 2003).
Adapun yang termasuk jenis hasil limbah tanaman jagung misalnya
batang, daun jagung (kelobot) dan janggel jagung. Potensi tongkol jagung
untuk pakan di Sulawesi Selatan cukup besar disajikan pada Tabel 1.
7
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung 2013 -
2015 Di Provinsi Sulawesi Selatan.
No. Tahun Luas Panen (Hektar) Produksi (Ton)
1. 2013 274.046 1.250.203
2. 2014 289.736 1.490.990
3. 2015 295.115 1.528.414
Sumber : BPS Sulawesi Selatan, 2015.
Limbah tanaman jagung terutama berupa batang, daun, kulit, tongkol atau
janggel mencapai 1,5 kali bobot biji artinya bahwa jika dihasilkan 8 ton biji per ha
maka sekaligus diperoleh 12 ton limbah yang dapat dijadikan pakan sapi,
baik secara langsung maupun melalui pengolahan lebih dahulu (Faesal dan
Akil, 2006). Selain itu, limbah jagung potensial ini dapat dijadikan bahan
baku untuk pembuatan pakan komplit sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi kekurangan hijauan pakan. Limbah tanaman jagung biasanya
melimpah pada saat panen, sehingga tidak setiap saat tersedia karena itu
diperlukan teknologi pengolahan limbah saat melimpah dan disimpan untuk
persediaan pakan sapi atau ternak ruminansia lainnya pada saat musim
kemarau (Maryono dan Romjali 2007). Adapun kandungan zat makanan tongkol
jagung berdasarkan persentase bahan kering dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Tongkol Jagung.
Komponen Zat Presentase %
Bahan Kering 90,0
Lemak 0,7
Serat Kasar 32,7
Protein Kasar 2,8
BETN 33,36
Abu 1,5
Lignin 6,0
ADF 32
Sumber : (Murni, dkk. 2008).
8
Limbah tanaman jagung mempunyai nilai tambah sebagai pakan ternak
baik dalam kondisi segar maupun sudah difermentasi. Perlakuan fermentasi pada
limbah jagung dapat memberikan nilai tambah pada kandungan nutrisi dan daya
penyimpananya, serta nilai ekonomi (Yulistiani, 2010). Nutrisi tanaman jagung
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bagian tanaman yang dipanen,
cara penyimpanan meliputi kelembapan dan prosesing (Lardy, 2013).
Bahan Pakan Sumber Energi
Dedak Padi
Dedak padi (ricebran) merupakan sisa dari penggilingan padi, yang
dimanfaatkan sebagai sumber energi pada pakan ternak dengan kandungan serat6-
27% (Hartadi, dkk. 1997).Kemudian ditambahkan oleh Grist (1972) bahwa proses
pengolahan gabahmenjadi beras akan menghasilkan dedak padi sekitar 10%,
menir sebanyak 17%, tepung beras 3%, sekam 20% dan berasnya sendiri 50%.
Persentase tersebut sangat bervariasi tergantung pada varietas dan umur padi,
derajat penggilingan serta penyosohannya.
Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan
kualitasnya bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah
hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak
padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses
pemutihan beras. Dedak padi digunakan sebagai pakan ternak, karena mempunyai
kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan
penggunaannya tidak bersaing dengan manusia. Menurut (Schalbroeck, 2001),
produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi per tahun dapat mencapai 4 juta ton
9
dan setiap kuwintal padi dapat menghasilkan 18-20 gram dedak, sedangkan
menurut Hidayat (2012) proses penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling
sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam
23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%. Protein dedak berkisar antara 12-14%,
lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu sekitar 9-12%
(Murni ,2008).
Bahan Pakan Sumber Protein
Tepung Rese / Limbah Udang
Tepung limbah udang merupakan limbah industri pengolahan udang yang
terdiri dari kepala dan kulitudang. Hasil analisis berdasarkan bahan kering bahwa
tepung limbah udang mengandung 45,29% protein kasar, 17,59% serat kasar,
6,62% lemak, 18,65% abu, 13,16 BETN. Tepung limbah udang yang digunakan
dalam ransum pakan buatan hanya sebesar 10% dan bila dipakai sebagai
pengganti tepung ikan, maka tepung limbah udang mempunyai kelemahan, yaitu
serat kasar tinggi dan mempunyai khitin (Anonim, 2007).
Kandungan protein kasar yang tinggi dalam kulit udang tersebut tidak
dapat dimanfaatkan secara maksimal karena adanya faktor pembatas dalam kulit
udang, yaitu kandungan khitin yang tinggi. Kandungan khitin pada kulit udang
yaitu 30% dari bahan keringnya.Protein yang terkandung dalam kulit udang
berikatan erat dengan khitin dan kalsium karbonat (dalam ikatan protein-khitin-
kalsium karbonat) sehingga dalam penggunaanya pada ternak akan menurun,
terutama dalam pencernaan (Purwaningsih, 2000).
10
Kebutuhan ternak akan protein menjadi salah satu hal yang krusial bagi
peternak dewasa ini. Penggunaan sumber protein yang mahal menjadi salah satu
kendala yang berdampak pada tingginya biaya produksi.Limbah udang
mengandung protein kasar sekitar 25-40 persen, kalsium karbonat 45-50 persen
dan kitin 15-20 persen.Selain sebagai sumber yang telah disebutkan, limbah
udang sendiri mengandung karotinoid berupa astaxantin yang merupakan pro
vitamin A untuk pembentukan warna kulit. Gambaran kandungan protein dan
mineral yang cukup tinggi dari limbah udang, dapat dijadikan sebagai pakan
alternatif untuk ternak (Muzzarelli dan Joles, 2000).
Murdinah (1989), tepung kepala udang dibuat dari limbah udang yang
masih mempunyai kandungan protein yang tinggi. Tepung kepala udang
mempunyai kandungan protein 15 sampai 20%. Daging udang mengandung asam
amino essensial seperti lisin, histidin, arginin, tirosin, triptofan, dan sistin.
Bahan Pakan Pelengkap
Mineral
Merupakan zat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan
hewan. Jika kekurangan zat mineral ini maka pertumbuhan dan kesehatan hewan
terganggu. Beberapa zat mineral mempunyai fungsi untuk proses pertumbuhan,
reproduksi dan untuk memelihara kesehatan. Jumlah zat mineral yang diperlukan
oleh tubuh untuk pertahanan dan pemeliharaan tubuh, tidak selamanya harus
proporsional dengan jumlah mineral tersebut dalam tubuh. Agar pertumbuhan dan
perkembangbiakan yang optimal, mikroba rumen membutuhkan 15 jenis mineral
esensial yaitu 7 jenis mineral esensial makro yaitu Ca, K, P, Mg, Na, Cl dan S.
11
Mineral mikro ada 4 yaitu Cu, Fe, Mn, dan Zn dan 4 jenis mineral esensial langka
yaitu I, Mo, Co dan Se (Siregar, 2008).
Molases
Molases merupakan hasil sampingan dari pengolahan gula tebu, molases
sering disebut sebagai tetes atau pith.Molases memiliki bentuk yang cair dan
berwarna coklat. Molases mengandung 50,232% bahan kering , 8,500% protein
kasar dan 63% TDN (Wahyono dan Hardiyanto, 2004).
Molases atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadi
gula. Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan
karbohidrat, protein dan mineralnya cukup tinggi sehingga bisa juga dijadikan
pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai pakan pendukung. Disamping
harganya murah, kelebihan lain tetes tebu terletak pada aroma dan rasanya (Murni
dkk 2008 )
Molases dapat digunakan sebagai pakan ternak. Keuntungan penggunaan
molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi (46 - 60% sebagai
gula), kadar mineral cukup disukai ternak. Molases atau tetes tebu juga
mengandung vitamin B kompleks dan unsur-unsur mikro yang penting bagi ternak
seperti kobalt, boron, yodium, tembaga, mangan dan seng. Sedangkan
kelemahannya adalah kadar kaliumnya yang tinggi dapat menyebabkan diare bila
dikonsumsi terlalu banyak (Rangkuti,2009).
Wafer
Wafer adalah pakan sumber serat alami yang dalam proses pembuatannya
mengalami pemadatan dengan tekanan dan pemanasan sehingga mempunyai
12
bentuk ukuran panjang dan lebar yang sama (Retrani dkk, 2009). Wafer dibuat
dengan menggunakan mesin pengepres dengan bantuan panas dan tekanan.
Komposisi zat makanan dibuat menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga
diharapkan dapat disukai ternak (palatabel) dan dapat diberikan dengan maksimal
serta dapat mengatasi kelangkaan hijauan pada musim kemarau.
Keuntungan pengolahan bahan pakan dalam bentuk wafer (Coleman and
Lawrence, 2000), yaitu:
1. Meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan,
2. Mengurangi tempat penyimpanan,
3. Menekan biaya transportasi,
4. Memudahkan penanganan dan penyajian pakan,
5. Densitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi
pakan yang tercecer,
6. Mencegah “de-mixing” yaitu penguraian kembali komponen penyusun pakan
sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan standar,
7. Memudahkan untuk mengontrol, memonitor, dan mengatur “feed intake”
ternak,
8. Kandungan nutrient yang konsisten dan terjamin,
9. Mengurangi debu dan masalah pernafasan pada ternak.
Pengolahan bahan pakan ternak dalam bentuk wafer memiliki keuntungan
yang baik, akan tetapi pemberian wafer pada ternak harus disesuaikan dengan
kebutuhan, hal ini dilakukan agar ternak tidak mengalami kelebihan berat badan
maupun gangguan pencernaan (Coleman and Lawrence, 2000).
13
Kandungan Selulosa dan Lignin.
Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari rantai lurus unit glukosa
yang mempunyai berat molekul tinggi. Selulosa lebih tahan terhadap reaksi kimia
dibandingkan dengan glukan – glukan lainnya (Tillman dkk., 1998). Menurut
Harris (1970), bahwa selulosa sukar dihancurkan dalam sistem pencernaan tetapi
karena adanya mikroorganisme yang terdapat pada rumen ternak ruminansia
sehingga selulosa mampu dicerna dan dimanfaatkan dengan baik. Hasil akhir dari
pencernaan selulosa dalam rumen adalah asam lemak terbang (VFA) yang
merupakan sumber energi utama bagi ternak ruminansia (Tillman dkk., 1998).
Richana dkk (2004) bahwa selulosa terdiri dari dua bentuk yaituamorf dan
kristal. Bagian amorf jika dihindrolisis akan larut sedangkan bagian Kristal tetap
utuh dan sebagian lagi larut dalam larutan asam encer. Keadaan inilah yang
menyebabkan enzim – enzim ternak monogastrik tidak mampu mencernanya
kecuali enzim selulosa yang dihasilkan oleh mikroorganisme di dalam rumen
ternak ruminansia.
Lignin
Lignin bukanlah golongan karbohidrat, tetapi sering berkaitan dengan
selulosa dan hemiselulosa serta erat hubungannya dengan serat kasar dalam
analisa proksimat, maka dimasukkan kedalam karbohidrat (Tillman dkk,1998).
Lignin adalah suatu polimer senyawa aromatik yang sebagian besar tidak larut
dalam kebanyakan pelarut organik. Lignin tidak dapat diuraikan menjadi satuan
monomer, karena bila dihidrolisis, monomer sangat cepat teroksidasi dan segera
14
terjadi reaksi kondensasi. Lignin adalah senyawa tiga dimensi yang disusun dari
monomermetoksifenil propana. Pada kayu, lignin umumnya terdapat di daerah
lamela tengah dan berfungsi pengikat antar sel serta menguatkan dinding sel kayu
(Richana, 2004). Lignin merupakan bagian dari tanaman yang tidak dapat dicerna
dan berikatan kuat dengan selulosa dan hemiselulosa (Tillman dkk1998).
Menurut Van Soest, (1982) bahwa lignin merupakan bagian dari dinding
sel tanaman yang tidak dapat dicerna, bahkan mengurangi kecernaan fraksi
tanaman lainnya. Lebih lanjut Sutardi. (1980) menyatakan lignin berperan untuk
memperkuat struktur dinding sel tanaman dengan mengikat selulosa dan
hemiselulosa sehingga sulit dicerna oleh mikroorganisme. Sesuai dengan pendapat
Van Soet (1976), bahwa lignin menghambat kecernaan hemiselulosa dan selulosa.
Kadar lignin dalam tanaman bertambah dengan bertambahnya umur tanaman
(Tillman dkk. 1998).
Anggorodi (1984), menyatakan bahwa selulosa tidak dapat dicerna dan
digunakan sebagai makanan kecuali pada hewan ruminansia yang mempunyai
mikroorganisme selulolitik dalam rumen. Tingginya kadar lignin menyebabkan
mikroba tidak mampu menguasai hemiselulosa dan selulosa secara sempurna
(Crampton dan Haris, 1969).
Analisis Van Soest merupakan sistem analisa bahan pakan yang relevan
bagi ternak ruminansia, khususnya system evaluasi nilai gizi hijauan berdasarkan
kelarutan dalam detergent (Sutardi, 1980).
Van Soest (1982) melaporkan pembagian hijauan dengan sistem analisa
detergent seperti tercantum padaGambar 2.
15
Bahan Makanan
Neutral Detergent Solution
Isi Sel NDF (Komponen Dinding Sel)
ADS ADF
(Acid Detergent Solution) (Acid Detergent Insoluble Fiber)
(Hemiselulosa, dinding sel (Lignoselulosa)
yang mengandung N)
Dicuci dengan H2SO4
Soluble (Selulosa) Acid Insoluble (Lignin)
Lignin hilang dengan
Pembakaran sampai menjadi
Acid Insoluble (ASH) abu
tak larut dalam asam.
Gambar2.Skema pemisahan bagian-bagian hijauan segar pemotongan (forage) dengan menggunakan detergent.
Hipotesis
Penambahan daun trembesi dengan level berbeda pada wafer pakan
komplit diduga dapat mempengaruhi kandunganselulosa dan lignin
16
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017. Di Laboratorium
Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dan di Laboratorium
Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tepung daun
trembesi, tongkol jagung, dedak padi, tepung rese, molases, mineral, larutan ADS,
larutan NDS, larutan decalin, hexan, aceton, air panas, Na2SO4, dan H2SO4 72%.
Alat yang digunakan antara lain: baskom, gunting, pisau, tempat
penggilingan bahan, pencetak wafer, dandang, kompor gas, oven, talang,
penggaris, dan timbangan pakan,cawan filtrasi (crusible), tanur,
Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
Adapun perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah :
P1 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 % (Kontrol)
P2 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10%
P3 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 %
P4 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
17
Komposisi nutrisi bahan pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan (%)
Bahan Pakan Kandungan Gizi %
BK PK SK LK TDN Ca P
Tongkol Jagunga
90 3.5 25.38 0.5 48 0.12 0.04
Daun Trembesib
88.87 23.26 20.25 5.41 0 0 0
Dedak Padic
91.26 9.96 8.54 9.11 56.72 0 0
Mineral
0 0 0 0 0 16.5 5.2
Molasesd
82.52 3.06 0 0 86.63 0 0
Tepung Resed
91.4 45 17.59 6.62 6.3 7.76 1.31
Sumber : aPreston (2006),
bMarhaeniyanto dan Susanti (2014),
cWahyono dan Hardianto (2004),
dHartadi, dkk (1997).
Komposisi pakan pada setiap perlakuan, dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi (%) dan kandungan nutrisi pakan pada setiap perlakuan.
Bahan (%)
Perlakuan
P1 P2 P3 P4
Tongkol Jagung 45 45 45 45
Tepung Daun Trembesi 0 10 20 30
Dedak Padi 34 29 24 19
Molases 5 5 5 5
Mineral 1 1 1 1
Tepung Rese 15 10 5 0
Total 100 100 100 100
Keterangan : P1 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 %
P2 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10 %
P3 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 %
P4 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
18
Tabel 6. Kandungan nutrisi tiap-tiap perlakuan
Kandungan Perlakauan
P1 P2 P3 P4
Protein Kasar 11.18 11.25 11.23 11.15
Serat Kasar 16.63 16.68 16.64 16.61
Lemak Kasar 3.33 3.41 3.49 3.57
Bahan Kering 88.95 88.84 88.73 88.62
Ca 2.67 1.85 1.03 0.21
P 0.49 0.35 0.21 0.07
TDN 41.27 40.01 40.85 40.15
Prosedur Pembuatan Wafer
Daun Trembesi dikeringkan melalui pengovenan (± 24 jam) kemudian
digiling kasar. Semua bahan pakan ditimbang sesuai dengan kebutuhan, kemudian
bahan dicampur dan diaduk sampai homogen. Kemudian bahan dipanaskan atau
dikukus, setelah itu selanjutnya dilakukan pencetakan dengan menggunakan
cetakan wafer. Semua bahan dicetak dengan menggunakan tekanan yang sama
(200 – 300 Kg/cm2) agar seragam. Setelah di cetak dilakukan pengeringan atau
pengovenan dengan suhu 65oCselama 24 jam dengan maksud agar semua wafer
berada dalam kondisi dan berat yang konstan. Selanjutnya wafer yang telah
melalui proses pengeringan, kemudian dilakukan pengamatan dan analisis.
19
Prosedur pembuatan wafer pakan komplit dapat dilihat pada Gambar 2.
Parameter yang Diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kandungan selulosa
danlignin. Analisa selulosa dan lignin dilakukan dengan analisis Van Soest yang
dianalisis menggunakan prosedur sebagai berikut (Van Soest, 1965) :
Wafer Pakan Komplit
Daun Trembesi Penggilingan Bahan Pakan Yang
Masih Kasar
Formulasi
Penimbangan
Pengeringan/Pengovenan
(65oC – (+24 jam))
Pencetakan
Pencampuran Bahan
Pengukusan Bahan
20
a. Kadar Neutral Detergent Fiber (NDF)
1. Timbang contoh sebanyak 0,5 – 1 gram
2. Masukkan ke dalam Filter Crusible 30 ml, Por. 2
3. Tambah 100 ml larutan NDS, kemudian tutup rapat tabung tersebut
4. panaskan selama 1 jam (sekali-kali dikocok) dengan menggunakan api
kecil.
5. saring dengan vacum pada fiber tech
6. Cuci dengan air panas berkali – kali, lalu bilas dengan 15 ml Aceton
7. Ovenkan pada suhu 1050C selama 8 jam atau semalaman
8. Dinginkan dalam desikator selama 1 jam kemudian timbang.
b. Kadar Acid Detergent Fiber (ADF)
1. Timbang sampel lebih kurang 0,5 - 1 gram kemudian masukkan kedalam
Filter Crusible dan letakkan pada Fiber Tech
2. Tambah 100 ml larutan ADS kemudian tutup rapat tabung tersebut
3. Panaskan selama 1 jam dengan menggunakan api kecil
4. Saring dengan vacum Fiber Tech
5. Cuci dengan air panas secukupnyalalu bilas dengan15 ml Aceton
6. Ovenkan pada suhu 1050C selama 8 jam atau semalaman
7. Dinginkan dalam deksikator lebih kurang 1 jam sampai konstan
kemudian timbang.
21
Perhitungan :
% Neutral Detergent Fiber (NDF) =c - b x 100%
a
% Acid Detergent Fiber (ADF) = c - b x 100%
a Keterangan : a = Berat sampel
b = Berat Sintered glass kosong
c = Berat sintered glass + residu penyaring setelah diovenkan
Perhitungan :
d - e
Kadar Lignin = x 100%
Berat sampel (a)
Keterangan :
d : Berat sebelum tanur
e : Berat sesudah tanur
a : Berat sampel
% Selulosa = % ADF - % Abu yang tak larut - % Lignin
Analisis Data
Data yang diperoleh dengan menggunakan sidik ragam sesuai dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Model
matematikanya sebagai berikut (Gasperz, 1994) :
Yij = µ + T i + ɛ ij
Keterangan :Yij = nilai pengamatan dari perlakuan pada penggunaan sumber
protein ke- i dengan ulangan ke- j ( j = 1,2,3,4 )
µ = nilai rata-rata umum
T i = pengaruh perlakuan ke- i ( i = 1,2,3,4 )
ɛ ij = galat percobaan dari perlakuan ke- i dengan ulangan ke- j
22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rerata hasil analisis selulosa dan lignin pakan lengkap dengan level
berbeda pada wafer pakan komplit terhadap kandungan selulosa dan lignin pada
Table 6 :
Tabel 6. Rerata Hasil Analisis Selulosa dan Lignin Pakan Lengkap dengan Level
Berbeda Pada Wafer Pakan Komplit Terhadap Kandungan Lignin dan
Selulosa.
Parameter
Perlakuan
P1 P2 P3 P4
Selulosa (%) 12.05±0.98a
13.81±0.49b
16.15±0.70c
17.07±1.07c
Lignin (%) 4.01±1.16a 5.14±0.17
a 7.64±0.93
b 10.64±1.22
c
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05).
P1 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 0 % (Kontrol)
P2 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 10%
P3 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 20 %
P4 = Wafer Pakan Komplit Daun Trembesi 30 %
Kandungan Selulosa Pakan Komplit Daun Trembesi
Berdasarkan sidik ragam wafer pakan komplit dengan penambahan daun
trembesi menunjukkan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan
selulosa. Berdasarkan Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa perlakuan P4
menghasilkan kandungan selulosa yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya
yaitu 17.07%, kemudian disusul P3 (16.15%), P2 (13.81%), dan P1 (12.05%). P2
dengan 13.81% kandungan selulosa merupakan kadar terbaik jika dilihat dari
kandungan lignin pada daun trembesi sehingga penggunaan selulosa dalam pakan
sebaiknya mempertimbangkan kadar lignin. Hal ini sesuai dengan pendapat Murni
dkk., (2008) yang menyatakan Selulosa dan hemiselulosa pada lignoselulosa tidak
23
dapat dihidrolisis oleh enzim selulase dan hemiselulase kecuali lignin yang ada
pada substrat dilarutkan, dihilangkan atau dikembangkan terlebih dahulu
Level pemberian yang rendah tidak memberikan peningkatan terhadap
selulosa disebabkan karena kandungan selulosa merupakan komponen yang dapat
dicerna oleh mikroba. Hal ini sesuai dengan pendapat Crampton dan Haris (1969),
yang menyatakan bahwa hemiselulosa dan selulosa merupakan komponen dinding
sel yang dapat dicerna oleh mikroba. Ditambahkan oleh Hakim (2005) bahwa
komponen penyusun isi sel merupakan komponen yang mudah dicerna dan mudah
larut seperti pati, protein, lemak, dan mineral mudah larut. Selulosa merupakan
serat kasar yang terdapat pada hijauan. Selulosa merupakan sumber polisakarida
atau bahan pakan sumber energi untuk menghasilkan VFA (Volatile Fatty Acid).
Kandungan Lignin Pakan Komplit Daun Trembesi
Berdasarkan sidik ragam wafer pakan komplit dengan penambahan daun
trembesi menunjukkan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan
lignin. Kandungan lignin pakan komplit daun trembesi pakan dapat dilihat pada
Tabel 6. Kandungan lignin antar perlakuan berbeda nyata (P<0.05) berkisar antara
4.01% - 10.64%. Perlakuan P4 menghasilkan kandungan lignin yang tinggi
dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 10.64%, kemudian disusul P3 (7.64%), P2
(5.14%), dan P1 (4.01%). Peningkatan kandungan lignin pada perlakuan P2, P3,
dan P4, disebabkan karena adanya penambahan biomassa daun trembesi pada
level yang berbeda yang akan mempengaruhi kadar lignin. Penambahan level
daun trembesi akan semakin meningkatkan kandungan lignin, dikarenakan daun
trembesi memiliki kandungan lignin yang cukup tinggi pada pakan. Lignin sering
24
di golongkan sebagai karbohidrat dikarenakan hubungannya dengan selulosa dan
hemiselulosa dalam menyusun dinding sel, namun lignin bukan karbohidrat. Hal
ini ditunjukkan oleh proporsi karbon yang lebih tinggi pada lignin, (Tillman
dkk,1998)
Salah satu yang mempengaruhi peningkatan lignin pada penelitian ini
adalah adanya penambahan level daun trambesi pada tiap perlakuan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hutagaol (2012) bahwa, penebalan lignin terletak pada
dinding sel primer dan sekunder sehingga dinding menjadi sangat tebal pada
jaringan sklerenkim yang mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya
menjadi kuat dan keras.
Perlakuan P2 mengandung kadar lignin 5.14% merupakan kadar maksimal
lignin dalam pakan ruminansia yang lazim digunakan seperti jerami padi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Irawan (1997) yang menyatakan kandungan lignin pada
jerami padi berkisar 6%. Kadar lignin pada perlakuan P2 (5.14%) dan kadar
selulosa pada perlakuan P2 (13.81) dengan kadar selulosa sehingga terjadi
kesinambungan kadar nutrisi pada daun trambesi sebelum diberikan kepada ternak
ruminansia. Hal ini sesuai dengan pendapat Crampton, dkk (1969) yang
menyatakan bahwa tingginya kadar lignin menyebabkan mikroba tidak mampu
menguasai hemiselulosa dan selulosa secara sempurna. Ditambahkan oleh Van
Soest, (1982) bahwa lignin merupakan bagian dari dinding sel tanaman yang tidak
dapat dicerna, bahkan mengurangi kecernaan fraksi tanaman lainnya.
25
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwawafer pakan komplit dengan penambahan daun trembesi (Samanea saman),
nilai terbaik terdapat pada P2 dengan level 10% daun trembesi dimanakandungan
lignin adalah (5.14%) dan selulosaadalah (13.81%).
Saran
Pemanfaatan wafer pakan komplit dengan penambahan daun trembesi
(Samanea saman) untuk pengaplikasian ke ternak sebaiknya diberikan hingga
pada level 10%.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Limbah udang pengganti tepung
ikan.http://www.poutryindonesia.com/ 10/ 11/2016: 1.
Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit PT GramediaPustaka
Utama. Jakarta.
Arief, R. 2001. pengaruh penggunaan jerami padi amoniasi terhadap daya cerna
NDF, ADF dan ADS dalam ransum domba lokal. Jurnal Agroland. 8 (2) :
208-215.
Aylianawaty dan E. Susiani. 1985. Pengaruhberbagai pre-treatment pada limbah
tongkol jagung terhadap aktivitas enzim selulase hasil fermentasi substrat
padat dengan bantuan Aspergillus niger. Available at
http://www.lppm.wima.ac.id/ailin.pdf. Accession date: 15 April 2016.
Bakrie, B., E. Manshur dan I. M Sukadana.2011 Pemberian berbagai level tepung
cangkang udang ke dalam ransum anak puyuh dalam masa pertumbuhan
(umur 1–6 minggu). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Fakultas
Pertanian, Universitas Respati Indonesia, Jakarta.12 (1) : 58-68
Chumpawadee, S. and O. Pimpa, 2009. Effect of burma padauk
(plerocarpusindicus), rain tree (Samanea saman ) and siamese rough bush
(streblusasper) leaves as fiber sources in total mixed rationon in vitro
fermentation. Asian Journal of Animal and Veterinary Advances,
Mahasarakham University. Thailand. 4(2) : 1-8.
Coleman, R.J. dan L.M. Lawrence. 2000. Alfalfa Cubes for Horses. Department
of Animal Sciences; Jimmy C. Henning, Department of Agronomy.
University of Kentucky Cooperative Extension Service. Kentucky.
Crampton, E. W. dan L. E. Haris. 1969. Applied Animal Nutrition Ed. 1st The
Engsminger Publishing Company. California. U.S.A.
Dahlan, E.N. 2010. Trembesi Dahulunya Asing Sekarang Tidak Lagi. Bogor : IPB
Press. Bogor
Damayanthi, E dan E. D. Mudjajanto. 1995. Ilmu Gizi Ruminansia (edisi III).
Penerbit PTGramedia. Jakarta
Faesal dan M. Akil. 2006. Potensi Pengembangan biomas jagung untuk pakan
ternak. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Sulawesi
Tenggara. Kendari, 18-19 Juli 2005.
27
Gasperz, V. 1994. Metode Rancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian,
Teknik dan Biologi. Edisi IV. Penerbit cv. Armico. Jakarta.
Hall, D. W. 1970. Handling and Strorage of food Grain in Tropical
andSubtropical Areas. Fundamental of Ed Nutrition.2. Publish FAO. Rome.
Haris, L. E. 1970. Nutrition Research Technique for Domestic and Wild Animal.
Animal Science Department Utah State University, USA.
Hartadi, H. ,A.D. Tillman, S. Reksohadiprodjo., S. Lebdosukojo. , L.C. Kearl. ,
dan L.E.Harris. 1997. Tabel-tabel dari komposisi bahan makanan ternak
untuk Indonesia. Data Ilmu Makanan Untuk Indonesia.International.
Hidayat, E, 2012. kualitas fisik dan kualitas nutrisi jenggel jagung hasil perlakuan
dengan inokulan yang berbeda
http://tehes89.blogspot.com/2012/12/kualitas-fisik-dan-kualitasnutrisi.html.
Diakses pada tanggal 14 Juli 2014, Makassar.
Irawan Sutikno. A. 1997. Pod Coklat Untuk Pakan Ternak Ruminansia. Balai
Penelitian Ternak. Bogor.
Ishak, E. dan S. Amrullah. 1985. Ilmu dan Teknologi Pangan. Penerbit PT
Gramedia Pustaka. Ujung Pandang.
Kamal, M. 2004. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Laboratorium. Makanan Ternak.
Jurusan Nustrisi dan Makanan Teranak. Fakultas Peternakan UGM.
Yokyakarta.
Lardy, G. 2013. Fedding Corn to Beef Cattle. Department Head Animal Sciences.
North Dakota State University. Fargo. North Dakota.
Marhaeniyanto, E. dan S. Susanti (2014). Kadar saponin daun tanaman yang
berpotensi menekan gas metana secara invitro.Universitas Tribhuwana
Tunggadewi. Buana Sains. Malang. 14 (1) : 29-38.
Maryono dan E. Romjali. 2007. Petunjuk teknis teknologi inovasi pakan murah
untuk usaha pembibitan sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. IPB. Bogor.
Misbarullah, A. (1993) Pengaruh penggunaan tepung eceng gondok (Eichhornia
crassipes) dan trembesi (Samanea saman Jacq.) dalam ransum terhadap
konversi ransum dan nilai ekonomis pada broiler. (skripsi). Fakultas
peternakan. Universitas hasanuddin. Makassar. 10-11.
28
Murdinah (1989) Studi stabiliats dalam air dan daya pikat pakan udang bentuk
pellet (Tesis) Bogor. Fakultas pascasarjana institute pertanian bogor.
Bogor. Hal. 22-25.
Murni, R., Suparjo, Akmal, dan B. L. Ginting. 2008. Buku ajar teknologi
pemanfaatan limbah untuk pakan. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas
Peternakan. Universitas Jambi, Jambi.
Muzzarelli, R.A.A and P.P. Joles. 2000. Chitin and Chitinases; Biochemistry of
Chitinase. Switzerland, Bikhauser Verlag. Swiss.
Nugroho, dan Bunafit. 2013. Dasar Pemograman Web PHP – MySQL dengan
Dreamweaver. Yogyakarta : Gava Media.
Nuroniah, H. S dan A.S. Kosasih. 2010. Mengenal Jenis Trembesi (Samanea
saman) (Jacquin). Merr.) sebagai Pohon Peneduh. Jurnal Mitra Hutan
Tanaman. Bandung. (1): 1-5
Purwaningsih, S., 2000. Teknologi Pembekuan Udang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prasad, R.N., Viswanathan, S., Devi, J.R., Nayak Swetha, V.V.C., Archana, B.R
Parathasarathy, N., and J. Rajkumar. 2008. Short communication,
preliminar phyto chemical screening and antimicrobia activity of Samanea
saman, Journal o Medicinal Plants Research. 2 (10) : 268-270.
Preston, R.L. 2006. Feed composition tables. http://beefmag.com/mag/beef_
feed_composition. (20November 2016).
Rangkuti, J. H. 2009. Produksi dan kualitas susu kambing peranakan etawah (Pe)
pada kondisi tatalaksana yang berbeda. Departemen ilmu produksi dan
teknologi peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.Hal 145 – 150.
Raghavendra, R., P. Ranganathan., V. Talwar., Z. Wang., dan Zhu, X. 2008.
Chemical and potential aspects of anthocyanins-a water-soluble vacuolar
flavonoid pigments: a review. IJPSRR, 6, pp.28–33.
Retrani, Y., Widiarti, W., Amiroh, I. Herawati, L., K.B. Satoto, . 2009. Daya
simpan dan palatabilitas wafer ransum komplit pucuk dan ampas tebu untuk
sapi pedet. Prosiding Media Peternakan. Bogor. 130-136.
Richana, N., P. Lestina dan T.T. Irawadi. 2004. Karakterisasi lignoselulosa: xi lan
dari limbah tanaman pangan dan pemanfaatannya untuk pertumbuhan
bakteri RXA III-5 penghasil xilanase. J. Penelitian Pertanian 23(3): 171-
176.
29
Sanchez, C. 2009. Lignocellulosic residues : biodegradation and bioconversion by
fungi. Biotechnology Advances. 27:99-114.
Sariri, A. 2011.Kandungan tumbuhan kihujan.http://sariri.kandungan tumbuhan
kihujan/trambesi.html. (Diakses 20 Oktober 2016).
Siregar, GS. 2008. Analisis Respon Penawaran Komoditas Jagung dalam Rangka
Mencapai Swasembada Jagung di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Manajemen IPB. Bogor.
Shcalbroeck. 2001. Toxicologikal evalution of red mold rice. DFG- Senate
Comision on Food Savety. Ternak monogastrik. Karya Ilmiah. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. 16-17.
Soesarsono. 1988. Teknologi Penyimpanan Komoditas Pertanian. Penerbit: Sinar
Tani, Bogor.
Staples, G.W. and C.R. Elevitch. 2006.Trembesi (Samanea saman) . ver. 2.1. In:
Species Profiles For PacifIsland Agroforestry. Permanent Agriculture
Resources (PAR).
Suhartanto, B., B.P. Widyobroto, dan R. Utomo.2003. Produksi ransum lengkap
(completefeed) dan suplementasi undegraded proteinuntuk meningkatkan
produksi dan kualitasdaging sapi potong. Laporan Penelitian
IlmuPengetahuan Terapan (Hibah Bersaing X/3).Lembaga Penelitian
Universitas GadjahMada.Yogyakarta. Penerbit Wartazoa. 14 (3) :116-.124.
Suparjo, K. G. Wiryawan, E. B. Laconi, dan D. Mangunwidjaja.2009. Perubahan
komposisi kimia kulit buah kakao akibatpenambahan mangan dan kalsium
dalam biokonversidengan kapang Phanerochaete chrysosporium. Med.
Pet.32:204-211.
Sutardi. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
Sutardi,T.1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tillman, A. D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Penerbit Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Van Soest P. J. 1976. New Chemical Methods for Analysis of Forages for The
Purpose of Predicting Nutritive Value.Pref IX International Grassland
Cong.
30
Van Soest, P. J. 1982. Symposium on factors influencing voluntary intake of
herbage by ruminant: volunter intake in relation to chemical composition
and digestibility. Journal of Animal science. 24 : 834-843.
Wahyono. D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan sumber daya pakan lokal
untuk pengembangan usaha sapi potong. Jurnal Lokakarya Sapi
Potong.Grati. Pasuruan. : 66-76.
Wardhani, N. K. dan A. Musofie. 1991. Jerami jagung segar, kering dan
teramoniasi sebagai pengganti hijauan pada sapi potong. Jurnal Ilmiah
Penelitian Ternak Grati. 2. (1):1-5.
Widayati, E. dan Y. Widalestari. 1996. Limbah Untuk Pakan Ternak. Trubus
Agrisana. Surabaya.
Yulistiani. 2010. Teknologi perbaikan nutrient tongkol jagung sebagai pakan
ternak untuk meningkatkan produktivitas ruminansia. Buletin Peternakan.
Bogor. 35(3):173-185.
31
Lampiran I
Kandungan Selulosa
Descriptive Statistics
VAR00001 Mean Std. Deviation N
p1 12.0575 .98922 4
p2 13.8125 .48911 4
p3 16.1550 .70505 4
p4 17.0700 1.07744 4
Total 14.7738 2.16884 16
ANNOVA
Source Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 61.931a 3 20.644 28.714 .000
Intercept 3492.219 1 3492.219 4857.472 .000
VAR00001 61.931 3 20.644 28.714 .000
Error 8.627 12 .719
Total 3562.777 16
Corrected Total 70.558 15
Homogeneous Subsets
Duncan
VAR00001 N
Subset
1 2 3
Duncana p1 4 12.0575
p2 4 13.8125
p3 4 16.1550
p4 4 17.0700
Sig. 1.000 1.000 .153
32
Kandungan Lignin
Descriptive Statistics
VAR00001 Mean Std. Deviation N
p1 4.0100 1.16610 4
p2 5.1425 .79261 4
p3 7.6475 .93010 4
p4 10.6400 1.22352 4
Total 6.8600 2.79254 16
ANNOVA
Source Type III Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 103.923a 3 34.641 31.853 .000
Intercept 752.954 1 752.954 692.353 .000
VAR00001 103.923 3 34.641 31.853 .000
Error 13.050 12 1.088
Total 869.927 16
Corrected Total 116.974 15
Homogeneous Subsets
Duncan
VAR00001 N
Subset
1 2 3
Duncana
p1 4 4.0100
p2 4 5.1425
p3 4 7.6475
p4 4 10.6400
Sig. .151 1.000 1.000
33
Lampiran II
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Pengambilan dan Penjemuran Daun Trembesi
Gambar 2. Penggilingan Daun Trembesi
34
Gambar 3. Pencampuan dan Pencetakan Wafer
Gambar 5. Pencetakan wafer pakan komplit.
35
Gambar 6. Wafer pakan komplit dan analisis Lignin dan Selulosa
Gambar 7. Analisis Lignin, Selulosa dan penimbangan gelas ukur.
36
Gambar 9. Analisis Lignin dan Selulosa
Gambar 10. hasi data
Recommended