View
292
Download
10
Category
Preview:
Citation preview
Pengembangan Penilaian SMA
2015, Direktorat Pembinaan SMA i
Pengembangan Penilaian SMA
2015, Direktorat Pembinaan SMA ii
KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA. Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,
Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001
Pengembangan Penilaian SMA
2015, Direktorat Pembinaan SMA iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1 B. Tujuan ...................................................................................................................... 2 C. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 2 D. Landasan Hukum .................................................................................................... 2
BAB II KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN ...................................................... 4 A. Pengertian ............................................................................................................... 4 B. Fungsi ....................................................................................................................... 6 C. Tujuan Penilaian .................................................................................................... 6 D. Konsep Penilaian Autentik .................................................................................... 6 E. Acuan Penilaian ...................................................................................................... 7 F. Prinsip-prinsip Penilaian ....................................................................................... 8 G. Ruang Lingkup Penilaian ....................................................................................... 9 H. Tingkat Kompetensi ............................................................................................... 9 I. Ketuntasan Belajar .............................................................................................. 10 J. Mekanisme dan Prosedur Penilaian ................................................................. 11 K. Pelaksanaan Penilaian ......................................................................................... 12 L. Teknik dan Instrumen Penilaian ........................................................................ 14 M. Prosedur dan Pelaporan Penilaian .................................................................... 25
BAB III INSTRUMEN PENILAIAN, PENGOLAHAN NILAI, DAN ANALISIS BUTIR SOAL .... 29 A. Instrumen Penilaian ............................................................................................. 29 B. Pengolahan Nilai .................................................................................................. 46 C. Analisis Butir Soal ................................................................................................ 52 D. Rapor ...................................................................................................................... 66
BAB IV PENUTUP ................................................................................. 68 Lampiran 1: Form Kisi-kisi ............................................................................................ 69 Lampiran 2: Form Laporan Hasil Pembelajaran (Rapor) ......................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 74
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 19 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses Pembelajaran, pelaksanaan proses Pembelajaran,
penilaian hasil Pembelajaran, dan pengawasan proses Pembelajaran untuk
terlaksananya proses Pembelajaran yang efektif dan efisien. Selanjutnya Pasal 64
ayat (1) mengatakan Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan, kemudian ayat (2) bahwa Penilaian digunakan untuk: a).
menilai pencapaian kompetensi peserta didik; b). bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar; dan c). memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini diperjelas
pada Pemendikbud nomor 104 Tahun 2014 pasal 3 ayat (1) yang mengatakan bahwa
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar,
memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
Mulai tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
Kurikulum 2013 yang sudah diimplementasikan secara bertahap di 1.270 SMA yang
tersebar di 33 provinsi dan 295 kabupaten/kota.
Seperti diketahui Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran saintifik dan penilaian
autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Berdasarkan pengamatan dalam pelaksanaan keterlaksanaan Kurikulum 2013 di
beberapa sekolah sasaran diatas, bahwa salah satu permasalahn yang sulit dipahami
dan diimplementasikan pendidik adalah masalah Penilaian. Hal tersebut
dikarenakan antara lain; 1) pendidik belum terbiasa melakukan penilaian yang
mengintegrasikan antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
suatu kegiatan penilaian seperti proyek; 2) belum bisa beradaptasi dalam
menggunakan penilaian skala 1,00 – 4,00 untuk semua aspek kompetensi, 3) belum
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 2
terbiasa melakukan penilaian sikap dalam bentuk penilaian diri, penilaian antar
teman dan permasalahan penilaian lainnya.
Memperhatikan kenyataan di sekolah seperti yang disampaikan di atas dan sebagai
salah satu upaya untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan SMA perlu
menyusun model Pengembangan Penilaian SMA. Diharapkan model ini dapat
memfasilitasi pendidik dan satuan pendidikan untuk memenuhi standar penilaian
serta mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditetapkan,
meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai tuntutan
Kurikulum 2013.
B. Tujuan
Model Pengembangan Penilaian SMA ini disusun untuk membantu pendidik dalam:
1. meningkatkan pemahaman mengenai penilaian autentik dan prinsip-prinsip
penilaian;
2. merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik yang
berkualitas sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
3. mengolah hasil penilaian dan tindak lanjut;
4. menyusun laporan hasil belajar peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup model Pengembangan Penilaian SMA ini meliputi penilaian autentik,
prinsip-prinsip penilaian, mekanisme penilaian, prosedur penilaian, teknik dan
instrumen penilaian, pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjutnya, serta
pelaporan capaian kompetensi peserta didik.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 3
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2014 tentang Kepramukaan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2014 tentang Muatan Lokal;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104
Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 4
BAB II
KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN
A. Pengertian
Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 mempersyaratkan pendidik menggunakan
penilaian autentik (authentic assessment). Secara paradigmatik penilaian autentik
dapat dilakukan jika ada pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar
autentik (authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu
memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.
Mengingat ruang lingkup penilaian sangat luas, maka pada naskah ini difokuskan
pada penilaian hasil belajar oleh pendidik.
Sebelum membahas lebih dalam lagi tentang penilaian autentik, berikut akan
dijelaskan pemahaman dan pengertian yang berkaitan dengan penilaian.
1. Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis,
selama dan setelah proses pembelajaran;
3. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang
sesungguhnya;
4. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakanuntuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didiktermasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalamdan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
5. Pendekatan penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam
melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.
6. Bentuk penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian
pembelajaran peserta didik, misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian
proyek, dan penilaian tertulis.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 5
7. Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian
pembelajaran peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap
8. Ketuntasan belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
9. Penilaian diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif.
10. Penilaian antar peserta didik adalah teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
11. Penilaian tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang
dilakukan secara mandiri dan/atau kelompok.
12. Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai
pelaporan.
13. Penilaian berdasarkan pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan
peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.
14. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
15. Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu
muatan pembelajaran.
16. Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua
muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester.
17. Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan
pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester.
18. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap.
19. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah
pengetahuan.
20. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah
keterampilan.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 6
B. Fungsi
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan.
C. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah untuk:
1. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta
didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program
pengayaan.
2. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
3. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik
yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4. memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
D. Konsep Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses
dan capaian pembelajaran peserta didik dalam penerapan sikap spiritual dan sikap
sosial, penguasaan pengetahuan, dan penguasaan keterampilan yang diperolehnya
dalam bentuk pelaksanaan tugas perilaku nyata atau perilaku dengan tingkat
kemiripan dengan dunia nyata, atau kemandirian belajar. Penilaian autentik menilai
kesiapan (input) peserta didik, serta proses dan hasil belajar (otput) secara utuh.
Keterpaduan penilaian komponen input, proses,dan output akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effects) dan dampak pengiring (nurturant
effects) dari pembelajaran.
Wiggins (dalam Materi Pelatihan Pendidik Implementasi Kurikulum 2013, 2013)
mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta
didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-
aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 7
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama
melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,
baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun
jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukkan kompetensi mereka yang
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kehidupan nyata (real life).
Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang
memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas membaca
dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, proyek, makalah, membuat
multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik,
tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu dengan orientasi
utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Penilaian autentik dilakukan
pendidik secara terus menerus (berkelanjutan) selama pelaksanaan pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
E. Acuan Penilaian
Kurikulum 2013 dalam penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan
penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi
yang ditetapkan. Skor yang diperoleh peserta didik dari hasil suatu penilaian baik
yang formatif maupun sumatif tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya
namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 8
F. Prinsip-prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum penilaian sebagai
berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang
jelas) dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
3. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
4. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
5. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh semua pihak.
6. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
7. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
8. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
9. Edukatif, berarti penilaian bersifat mendidik dan memotivasi peserta didik
dan pendidik.
Prinsip khusus berisi prinsip penilaian autentik, yaitu:
1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 9
9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
13. Terkait dengan dunia kerja.
14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
G. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
1. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi sikap
spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima,
menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan
nilai sosial.
2. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir
meliputi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta.
3. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan
meliputi: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
4. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan abstrak
mencakup: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan.
5. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan konkret
mencakup: persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerakan, mahir,
menjadi gerakan alami, menjadi tindakan orisinil.
H. Tingkat Kompetensi
Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan dalam
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 10
deskripsi kualitas tertentu, pencapaian kompetensi pengetahuan dinyatakan dalam
skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan dimensi pengetahuannya, dan untuk
kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran dan/atau skor
tertentu. Pencapaian tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi
kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu.
I. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
1. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik
untuk setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.
2. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan
belajar dalam setiap semester dan setiap tahun pelajaran. Ketuntasan belajar
dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi dari setiap muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu
semester. Sedangkan ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaran
merupakan keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari setiap
muatan pembelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun
pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan skala penilaian. Skala penilaian
untuk kompetensi sikap menggunakan rentang predikat: Sangat Baik (SB), Baik (B),
Cukup (C), dan Kurang (K).
Sedangkan nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan
dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan
huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
3,85 – 4,00 A
3,51 – 3,84 A-
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 11
Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
3,18 – 3,50 B+
2,85 – 3,17 B
2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+
1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+
1,00 – 1,17 D
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan terhadap penguasaan tingkat
kompetensi sebagai capaian pembelajaran yang merupakan batas minimal
pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan.
Kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi kualitas berdasarkan modus.
Kompetensi pengetahuan untuk kemampuan berpikir pada berbagai tingkat
pengetahuan dinyatakan dalam predikat berdasarkan skor rerata.
Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan rerata
dari capaian optimum.
Penguasaan tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan
dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu.
Modus untuk kompetensi sikap minimal Baik. Skor rerata untuk kompetensi
pengetahuan ditetapkan paling kecil 2,67. Capaian optimum untuk kompetensi
keterampilan ditetapkan paling kecil 2,67.
J. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Secara umum prosedur penilaian digambarkan pada alur sebagai berikut.
Persiapan Pelaksanaan Pengolahan dan
Tindak lanjut
Pelaporan
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 12
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan
oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan
setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil). Penilaian hasil belajar
dilakukan dalam bentuk penilaian autentik, penilaian diri, penilaian proyek,
ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), ujian
sekolah (US), dan ujian nasional (UN).
Berikut prosedur beberapa penilaian:
Penilaian autentik dilakukan oleh pendidik secara berkelanjutan.
Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik
di bawah koordinasi satuan pendidikan.
Ujian Sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
K. Pelaksanaan Penilaian
1. Penilaian oleh pendidik
Penilaian oleh pendidik merupakan bagian yang tidak terpisahkan/tidak terlepas
dari pembelajaran. Pembelajaran di SMA menggunakan pendekatan ilmiah
(scientific approach) yang melibatkan kegiatan mengamati – menanya – mencoba
– mengasosiasi dan mengomunikasikan. Langkah-langkah pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian dilakukan
oleh pendidik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai
kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada
ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 13
Penilaian oleh pendidik dapat berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui
ulangan dan penugasan. Perencanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik
dicantumkan dalam silabus dan dijabarkan di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir
semester. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai kriteria
ketuntasan mengikuti pembelajaran remedial.
Penugasan dapat diberikan oleh pendidik sebagai tugas secara mandiri
(individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan rumah, proyek, dan
portofolio.
Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
Portofolio adalah kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
2. Penilaian oleh satuan pendidikan
Satuan pendidikan mengoordinasikan penilaian yang berupa ulangan tengah
semester dan ulangan akhir semester, serta melaksanakan ujian sekolah.
Kegiatan penilaian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menyusun kisi-kisi.
b. Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen.
c. Melaksanakan ulangan/ujian.
d. Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik.
e. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk
nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
3. Penilaian oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri
Penilaian oleh pemerintah berupa ujian nasional (UN). Ujian nasional
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan langkah-langkah
yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 14
L. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan memiliki karakteristik yang berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan
substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan
kompetensi yang dinilai; persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah
penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
1. Penilaian kompetensi sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan
konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif
adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Komponen
konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-
cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Sikap dalam mata pelajaran berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan materi pembelajaran. Secara umum, objek sikap yang
perlu dinilai dalam mata pelajaran adalah sikap terhadap: materi pelajaran,
pendidik/pengajar, dan proses pembelajaran.
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian
diri (self assessment), penilaian teman sejawat/antarpeserta didik (peer
assessment), dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian
diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa
daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau
konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang
paling sempurna sampai yang paling rendah. Kriteria rubrik sebagai berikut:
• Sederhana/mencakup aspek paling esensial untuk dinilai
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 15
• Praktis/mudah digunakan
• Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur
• Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari
• Peserta didik dapat mempelajari rubrik & mengecek hasil penilaiannya
Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria yang
menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan
capaian kompetensi peserta didik.
a. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata
pelajaran dilakukan oleh pendidik selama proses pembelajaran
berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu,
kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama
peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama
perilakunya dapat diamati pendidik.
Kriteria instrumen observasi:
Mengukur aspek sikap yang dituntut pada Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur
Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi
Mudah atau feasible untuk digunakan
Dapat merekam sikap peserta didik
b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi.
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement)
terhadap kemajuan proses belajar peserta didik.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 16
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan
teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri
dalam penilaian di kelas sebagai berikut:
dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka
diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena
ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi
terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif
dalam melakukan penilaian.
Instrumen penilaian diri perlu dirumuskan secara sederhana, namun jelas
dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas dan dapat dipahami
peserta didik, menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta
didik, menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang
nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta didik untuk
memahami kemampuannya (kekuatan atau kelemahannya). Hal ini untuk
menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif.
Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
2) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
4) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar cek, atau skala
penilaian.
c. Penilaian antarpeserta didik/teman sebaya
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik.
Kriteria instrumen penilaian antarpeserta didik:
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 17
sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur
indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik
kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan
tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik
menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik
indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata
atau sebenarnya dan dapat diukur
d. Penilaian Jurnal
Jurnal merupakan kumpulan rekaman atau catatan pendidik terhadap
sikap peserta didik di dalam dan di luar kelas, yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian
terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara kronologis.
Kriteria jurnal:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukan pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap
tampilan sikap peserta didik.
Menuntun pendidik untuk mengidentifikasi kelemahan dan
kekuatan peserta didik.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan dapat dilakukan melalui tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan.
a. Tes tertulis
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 18
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk
tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi
tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respon
dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari
kemampuan yang dimilikinya.
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang
menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-
soal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan
atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang sering digunakan di SMA
adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan ganda terdiri atas
pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA
biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban
tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau
paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).
Sebelum mengembangkan butir soal perlu dibuat kisi-kisi yang antara lain
memuat indikator soal yang mengacu pada ketercapaian kompetensi
dasar. Indikator merupakan karakteristik, ciri-ciri/tanda-tanda,
perbuatan, atau respons, yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah memiliki
kompetensi yang diharapkan.
Dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah penulisan
butir soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.Kaidah
penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.
Substansi/Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
2. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi,
Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).
3. Pilihan jawaban homogen dan logis.
4. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 19
Konstruksi
1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
4. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
5. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi.
6. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
7. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua
jawaban benar” atau “semua jawaban salah”.
8. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun
berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.
9. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif.
3. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang
sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/ tabu.
a. Tes tulis bentuk uraian
Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk
mengorganisasikan dan menuliskan jawabannya dengan kalimatnya
sendiri. Jawaban tersebut melibatkan kemampuan mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tulis
berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilanpeserta
didik.
Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.
Substansi/Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 20
3. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah,
dan tingkat kelas
Konstruksi
1. Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
2. Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau
perintah yang menuntut jawaban terurai
3. Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi
4. Ada pedoman penskoran
Bahasa
1. Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
3. Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian
4. Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
5. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh
pendidik berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung
dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik.
Kriteria instrumen tes lisan:
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didikdalam
mengonstruksi jawabannya sendiri.
Disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
c. Penugasan
Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 21
Kriteria instrumen penugasan
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas
diberikan secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota
kelompok.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara
jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
d. Observasi
Observasi bukan hanya instrumen untuk menilai sikap namun penilaian
terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan juga melalui
observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini
adalah cerminan dari penilaian autentik.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan konkret.
Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
a. Penilaian tes Praktik
adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 22
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menilai tes praktik
1. Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
4. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat
diamati.
5. Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati.
Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan
pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam
kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan
demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh
untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium dilakukan
pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Untuk
menilai praktik olahraga, seni dan budaya dilakukan pengamatan gerak
dan penggunaan alat olahraga, seni dan budaya.
Kriteria tugas untuk tes praktik
1) Tugasmengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil
belajar.
2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3) Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
4) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5) Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum.
Kriteria rubrik untuk tes praktik
1) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
2) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Indikator pada rubrikmenunjukkan kemampuan yang dapat diamati
(diobservasi) dan dapat diukur.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 23
4) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
5) Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan
menginformasikan suatu hal secara jelas.
Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
peserta didik menginformasikan matapelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar yang
memecahkan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, dan keaslian.
Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik,
mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan.
Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan dalam pembelajaran.
Keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi pendidikberupa
bimbingan dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
c. Penilaian Produk
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 24
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe,
kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh:
sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi
(contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung,
lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik,
plastik, atau logam.
Penilaian pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk
2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik.
3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya
berdasarkan, tampilan, fungsi dan estetika.
d. Penilaian portofolio
Porto folio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat
berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik
secara individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran. Pada akhir
suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik
bersama peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut,
pendidik dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan
peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar
peserta didik melalui karyanya.
Portofolio peserta didik disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal
pembuatan sehingga dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu
ke waktu.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 25
Kriteria tugas pada penilaian portofolio
• Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan
diukur.
• Tugas portofolio memuat aspek: judul, tujuan pembelajaran, ruang
lingkup belajar, uraian tugas, dan kriteria penilaian.
• Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik
mengembangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan).
• Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya
portofolio yang beragam isinya.
• Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang
komunikatif dan mudah dilaksanakan.
• Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio
tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.
Kriteria rubrik untuk portofolio
• memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai
pencapaiannya dengan portofolio.
• memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi
tugas portofolio.
• memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas.
• mudah untuk digunakan oleh pendidik dan peserta didik.
• menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.
M. Prosedur dan Pelaporan Penilaian
1. Prosedur penilaian oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
a. Tahap persiapan dilakukan melalui langkah-langkah berikut.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 26
Mengkaji kompetensi dan silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan
dan kriteria penilaian;
Membuat rancangan dan kriteria penilaian;
Mengembangkan indikator;
Memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator;
Mengembangkan instrumen dan pedoman penskoran.
b. Tahap pelaksanaan.
Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya
untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan
tingkat kemampuan peserta didik. Dapat juga dilaksanakan penilaian diri
oleh peserta didik.
Melaksanakan tes dan/atau nontes.
c. Tahap analisis/pengolahan dan tindak lanjut
Memberi skor sesuai dengan pedoman penskoran yang telah
dikembangkan.
Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar.
Hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan
(feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan).
Hasil analisis ditindaklanjuti dengan layanan remedial dan pengayaan,
serta memanfaatkannya untuk perbaikan pembelajaran.
Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial antarmata pelajaran
dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi
dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi sikap oleh wali kelas.
d. Tahap pelaporan
Hasil penilaian dilaporkan kepada pihak terkait.
Laporan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan oleh
pendidik berbentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi.
Laporan hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam bentuk
deskripsi sikap.
Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah
dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, pendidik Bimbingan dan
Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 27
2. Prosedur penilaian oleh satuan pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
1) Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan
mengacu pada indikator Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran.
2) Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ujian sekolah.
3) Menentukan kriteria kenaikan kelas.
4) Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah.
5) Menentukan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
b. Tahap pelaksanaan
1) Menyelenggarakan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
2) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk kelas XII.
c. Tahap analisis/pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjut
1) Melakukan penskoran hasil ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester.
2) Menentukan kenaikan kelas peserta didik sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
3) Melakukan penskoran hasil ujian sekolah kelas XII.
4) Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai kriteria yang
telah ditetapkan.
5) Mengadakan rapat dewan pendidik untuk menentukan kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
6) Menerbitkan keterangan hasil Ujian Nasional setiap peserta didik bagi
satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional.
7) Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
d. Tahap pelaporan
1) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk rapor (laporan
capaian kompetensi).
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 28
2) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait.
3. Prosedur penilaian oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional (UN)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 29
BAB III
INSTRUMEN PENILAIAN,
PENGOLAHAN NILAI, DAN ANALISIS BUTIR SOAL
A. Instrumen Penilaian
Instrumen yang baik antara lain adalah: 1) sahih (valid), artinya instrumen tersebut
tepat untuk mengukur ketercapaian kompetensi, 2) konsisten (reliable), artinya alat
ukur tersebut dapat dipercaya untuk mengungkap informasi dengan tepat terkait
dengan kompetensi yang diukur. Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka
dalam mengembangkan instrumen penilaian, pendidik harus memperhatikan
persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
Sebelum menyusun instrumen penilaian, pendidik terlebih dahulu menentukan aspek
penilaian dan teknik yang sesuai. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan
instrumen dari teknik yang sudah dipilih. Berkaitan dengan instrumen penilaian,
berikut diberikan beberapa contoh instrumen sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
1. Instrumen Penilaian Sikap
Penilaian sikap yang dimaksud disini terkait dengan sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran pada proses pembelajaran. Pendidik mengembangkan instrumen
penilaian sikap dalam bentuk format yang dilengkapi dengan aspek sikap yang
akan dinilai sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar.
Berikut adalah contoh teknik penilaian sikap beserta instrumennya.
a. Instrumen Observasi
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Waktu Pengamatan : .................................
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar:
(lihat Lampiran Permendikbud Nomor 59 tahun 2014)
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-1
1. Menghayati dan mengamal-kan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 30
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
belajar.
KI-2 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur,disiplin,
tanggungjawab, peduli
(gotongroyong,
kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif
dan proaktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi
atas berbagai
permasalahan.
2.1 Menunjukkan perilaku santun dan
peduli dalam melaksanakan
komunikasi interpersonal dengan
pendidik dan teman.
Sikap spiritual dan sosial yang dikembangkan di atas adalah semangat
belajar sebagai perwujudan rasa syukur, serta berperilaku santun dan
peduli dalam berkomunikasi. Penilaian sikap dinyatakan secara kualitatif
dengan kriteria Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).
Dari contoh KD pada KI-1 dan KI-2 di atas dapat dibuat rubrik penilaian
semangat belajar (sikap spiritual) dan santun (sikap sosial) sebagai
berikut:
Sikap spiritual: semangat belajar sebagai perwujudan rasa syukur
Kriteria Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan semangat belajar – sudah
konsisten
Baik (B) Sering menunjukkan semangat belajar – mulai
konsisten
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan semangat belajar –
belum konsisten
Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan semangat belajar –
tidak konsisten
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 31
Sikap sosial: berperilaku santun
Kriteria Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata
dengan pendidik dan teman – sudah konsisten
Baik (B) Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata
dengan pendidik dan teman – mulai konsisten
Cukup (C) Kadang-kadang santun dalam bersikap dan
bertutur kata dengan pendidik dan teman –
belum konsisten
Kurang (K) Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur
kata dengan pendidik dan teman – tidak
konsisten
Indikator perilaku peduli dapat dikembangkan sebagaimana
mengembangkan indikator santun.
Pengamatan sikap spiritual dan sikap sosial untuk setiap mata
pelajaran dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan secara terus
menerus, dan setelah satu semester dibuat profil sikap secara umum
untuk dilaporkan dalam Pelaporan Pencapaian Hasil Belajar Peserta
Didik atau rapor. Sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial antarmata
pelajaran diisi oleh wali kelas berdasarkan hasil penilaian sikap dari
semua pendidik mata pelajaran yang menunjukkan profil sikap secara
umum untuk setiap peserta didik.
Contoh format hasil penilaian sikap peserta didik melalui observasi
pendidik bahasa Inggris.
Aspek sikap Profil sikap secara
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 32
No Nama
Sem
angat
bela
jar
Santu
n
Peduli
umum
1 Adi B B C B
2 ....
b. Instrumen Penilaian Diri
Instrumen penilaian diri dapat dilakukan dalam bentuk format dengan
check (v) atau skala
Contoh 1:
Format Penilaian Diri pada kegitan diskusi kelompok.
Nama : ----------------------------
Nama-nama anggota kelompok : ----------------------------
Kegiatan kelompok : ----------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d.5, isilah dengan
angka 4 – 1 didepan tiap pernyataan:
4 : selalu 2 : kadang-kadang
3 : sering 1 : tidak pernah
1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk
didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan
sesuatu
3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. Selama kerja kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 33
Contoh 2:
Daftar Cek (check list) Penilaian Diri mengenai sikap terhadap mata
pelajaran bahasa Inggris.
Petunjuk penilaian diri:
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom
yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya!
No Pernyataan Ya Tdk
1 Pembelajaran bahasa Inggris
menyenangkan bagi saya
2 Saya tidak pernah menyontek pada waktu
ulangan dan ujian
3 Saya tidak berminat bekerja sebagai
penerjemah
4 ....
Keterangan
Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1
dan 2) dan ada yang bersifat negatif (No. 3). Pada dasarnya teknik
penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat
digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan
pengetahuan.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 34
c. Penilaian antar Peserta Didik
Contoh 1, instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarpeserta didik
(peer assessment) pada waktu berdiskusi.
Petunjuk:
a. Amatilah perilaku temanmu dengan cemat selama mengikuti diskusi!
b. Berilah tanda pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) secara jujur
berdasarkan hasil pengamatanmu!
c. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik!
Nama peserta didik yang diamati :......................
Kelas :......................
Waktu pengamatan :......................
No Perilaku / sikap
Muncul/ dilakukan
Ya Tdk
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4 Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku, dan agama
5 ….
Keterangan
Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (No.1, 3, dan 4)
dan ada yang negatif (No 2).
Contoh 2, model format penilaian antar peserta didik dengan skala
penilaian (rating scale) berikut.
No Pernyataan/perilaku/sikap Skor *)
4 3 2 1
1 Teman saya berkata benar, apa
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 35
No Pernyataan/perilaku/sikap Skor *)
4 3 2 1
adanya kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan sendiri
tugas-tugas sekolah
3 Teman saya mentaati peraturan (tata-
tertib) yang diterapkan
4 Teman saya memperhatikan
kebersihan diri sendiri
5 Teman saya mengembalikan alat
kebersihan, pertukangan, olah raga,
laboratorium yang sudah selesai
dipakai ke tempat penyimpanan
semula
6 Teman saya terbiasa menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan petunjuk
guru
7 Teman saya menyelesaikan tugas
tepat waktu apabila diberikan tugas
oleh guru
8 Teman saya berusaha bertutur kata
yang sopan kepada orang lain
9 Teman saya berusaha bersikap ramah
terhadap orang lain
*) Skor:
4: selalu;
3 : sering;
2 : kadang-kadang;
1 : tidak pernah
d. Penilaian Jurnal
Contoh format jurnal.
Nama siswa : Adi
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 36
Kelas/Semester : X/1
No Hari,
tanggal Kejadian / Perilaku Pos Neg
1 ....
2 ....
3 Dst
Rekapitulasi jurnal semester 1
Kolom pada kejadian diisi dalam bentuk deskripsi sehingga Jurnal tidak
perlu menggunakan skor.
Informasi hasil penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal dapat
dipakai sebagai bahan pembinaan peserta didik.
2. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan bisa dilakukan dalam bentuk tulisan, lisan dan penugasan.
Untuk melakukan penilaian pengetahuan pendidik harus membuat instrumen
penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan di ukur. Berikut ini
disajikan contoh-contoh instrumen penilaian pengetahuan.
a. Bentuk Pilhan Ganda
Contoh soal pilihan ganda.
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / 2
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasaran rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakatdan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar: 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 37
Indikator: Disajikan tabel hasil percobaan uji larutan, peserta didik dapat
menentukan senyawa yang merupakan larutan elektrolit dan non elektrolit
dengan tepat.
Rumusan butir soal:
Perhatikan data percobaan uji larutan berikut!
Larutan
No
Pengamatan pada
Elektroda Lampu
(1) tidak ada gelembung padam
(2) sedikit gelembung padam
(3) sedikit gelembung redup
(4) banyak gelembung redup
(5) banyak gelembung menyala
Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non
elektrolit berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor ….
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (5)
E. (5) dan (1)
Kunci: E
Penilaian untuk tes bentuk pilihan ganda, setiap butir soal yang dijawab
benar mendapat skor 1, dan yang dijawab salah/tidak dijawab/lebih
dari satu jawaban yang dipilih tidak mendapat skor.
Nilai siswa adalah (jumlah jawaban benar : jumlah butir soal) x 4.
Contoh:
Jumlah soal 40 butir
Adi menjawab benar 32
Nilai Adi = (32/40) x 4 = 3,20
b. Tes tulis bentuk uraian
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 38
Contoh soal bentuk uraian
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X /1
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Kompetensi Inti: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang
ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam
kehidupan sehari-hari
Indikator: Disajikan data percobaan hukum Hooke, pesertadidik dapat
menyimpulkan hasil percobaan dan memprediksi sesuai kesimpulan.
Rumusan butir soal
Berikut ini data hasil percobaan hukum Hooke dengan menggunakan
pegas yang digantung.
Percobaan ke
Massa
(gram)
Panjang Pegas
(cm)
1 50 22,0
2 150 24,5
3 250 27,0
4 X 28,5
a. Berapa besar konstanta pegas?
b. Berapa massa benda (X) pada percobaan ke 4?
Pedoman penskoran
No Jawaban Skor
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 39
No Jawaban Skor
A Menentukan konstanta pegas
mendata L = L – Lo = 24,5 – 22,0 = 2,5 cm,
atau 27,0 -24,5 = 2,5 cm
mendata gaya yang menyebabkan pertambahan panjang F = m.g
menentukan masa yang relevan, m = 150 – 50 = 50 gram atau m = 250 – 150 = 100 gram
menghitung konstanta pegas dengan rumus
k = 1 N/0,025 m = 40 N/m
5
1
1
1
1
1
B Menentukan nilai x
menghitung =40.0,015 = 0,6 N
menghitung massa benda
= 0,06 kg = 60
gram
menentukan nilai x = 250 + 60 = 210 gram
3
1
1
1
SKOR MAKSIMAL 8
Nilai siswa = (skor perolehan : skor maksimal) x 4.
Contoh:
Skor perolehan Adi = 6.
Nilai Adi = (6/8) x 4 = 3,0
c. Observasi
Contoh format Observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan
Nama
Pernyataan
Gagasan Kebenaran
konsep
Ketepatan
istilah dll
Y T Y T Y T Y T
Amir
Amin
Badu
...
Keterangan:
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 40
Diisi dengan cek (v)
3. Instrumen Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dalam bentuk praktik, proyek,
produk, dan portofolio. Berikut disajikan contoh-contoh instrumen penilaian
keterampilan.
a. Praktik
Contoh rubrik praktik/keterampilan berbicara dalam Bahasa Inggris.
KRITERIA SKOR INDIKATOR
Kelancaran
(fluency)
4 Sangat lancar
3 Lancar
2 Kurang lancar
1 Tidak lancar
Pengucapan
(pronunciation)
4 Sangat baik
3 Baik
2 Kurang baik
1 Tidak baik
Intonasi
(Intonation)
4 Sangat sesuai
3 Sesuai
2 Kurang sesuai
1 Tidak sesuai
Pilihan kata
(Diction)
4 Sangat tepat
3 Tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak tepat
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 41
Contoh pengisian format nilai keterampilan berbicara
No Nama Skor untuk Juml
skor Nilai
kelancaran ucapan intonasi pil.kata
1 Adi 3 2 2 3 10 3,33
2 …
3 dst
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah kriteria x skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas skor maksimal= 4 x 3 = 12.
Nilai keterampilan= (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 4.
Pada contoh di atas nilai keterampilan = (10 : 12)x 4 = 3,33
b. Penilaian Proyek
Contoh penilaian proyek
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X / 1
Indikator: Peserta didik dapat melakukan penelitian mengenai
permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Rumusan tugas:
Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada
masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu, misalnya pengaruh
keberadaan mal bagi masyarakat sekitarnya. Tugas dikumpulkan sebulan
setelah hari ini. Tuliskan rencana penelitianmu, lakukan, dan buatlah
laporannya. Dalam membuat laporan perhatikan latar belakang, perumusan
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 42
masalah, kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika
laporan, penggunaan bahasa, dan tampilan laporan!
Pedoman penskoran:
No Aspek yang dinilai Skor maks
1 Perencanaan
Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak
tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2,
tidak tepat = 1)
6
2 Pelaksanaan
a.Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang
akurat = 2; tidak akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap =
2; tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang
sesuai = 2; tidak sesuai = 1)
d.Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak
tepat = 1)
12
3 Pelaporan hasil
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2; tidak sesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1)
12
Skor maksimal 30
Nilai proyek = (skor perolehan : skor maksimal) x 4.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 43
Dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya
perencanaan 25%, Pelaksanaan 40%, dan pelaporan 35%.
c. Produk
Contoh format penilain Produk.
Mata Pelajaran : Kimia
Nama Proyek : Membuat Sabun
No Aspek*
Skor
1 2 3 4
1 Perencanaan Bahan
2
Proses Pembuatan Persiapan alat dan bahan Teknik pengolahan K3
3
Hail produk Bentuk pisik Bahan Warna Pewangi ..
Total Skor
Keterangan:
*: disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
d. Portofolio
Contoh Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X / 1
Ruang lingkup:
1. Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil laporan
praktikum biologi kelas X semester 1.
2. Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-lambatnya
satu minggu setelah peserta didik melaksanakan praktikum.
3. Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu minggu
sebelum Ulangan Akhir Semester 1.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 44
Uraian tugas portofolio
1. Buatlah laporan praktikum Biologi untuk seluruh kegiatan praktikum
selama semester 1.
2. Penilaian laporan praktikum meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan
hasil praktik.
3. Pilihlah (peserta didik bersama pendidik)tiga karya portofolio
terbaik untuk dinilai.
Rubrik penilaian portofolio laporan praktikum biologi
Kriteria Skor Indikator
Persiapan
(Skor maks = 3)
3 Pemilihan alat dan bahan tepat
2 Pemilihan alat atau bahan tepat
1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
Pelaksanaan
(Skor maks = 9)
3 Rangkaian alat tepat dan rapi
2 Rangkaian alat tepat atau rapi
1 Rangkaian alat tidak tepat dan tidak rapi
3 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat
2 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan
tepat
1 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak
tepat
3 Memperhatikan keselamatan kerja dan
kebersihan
2 Memperhatikan keselamatan kerja atau
kebersihan
1 Tidak memperhatikan keselamatan kerja
dan kebersihan
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 45
Kriteria Skor Indikator
Hasil
(Skor maks = 6)
3 Pengolahan data tepat
2 Pengolahan data kurang tepat
1 Pengolahan data tidak tepat
3 Simpulan tepat
2 Simpulan kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat
Laporan
(Skor maks = 3)
3 Tampilan menarik dan bahasa sesuai kaidah
2 Tampilan menarik atau bahasa sesuai kaidah
1 Tampilan tidak menarik dan bahasa tidak
sesuai kaidah
Contoh pengisian format penilaian portofolio.
No Nama Skor untuk Juml
skor
Nilai
Persiapan Pelaksanaan Hasil Laporan
1 Adi 3 5 4 2 14 2,67
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 9 + 6 + 3= 21.
Nilai portofolio = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 4.
Pada contoh di atas nilai portofolio = (14 : 21) x 4 = 2,67.
e. Penilaian tes Tertulis
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 46
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan
untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis surat.
B. Pengolahan Nilai
Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester perlu diolah untuk dimasukkan ke
dalam laporan hasil pencapaian kompetensi (Rapor). Rapor merupakan gambaran
pencapaian kompetensi peserta didik dalam setiap semester.
1. Capaian Kompetensi Pengetahuan
a. Penilaian pengetahuan dilakukan oleh pendidik mata pelajaran berdasarkan
kompetensi dasar (KD pada KI-3). Penilaian tersebut dapat dilakukan melalui
penilaian proses (ulangan harian), ulangan tengah semester, dan ulangan
akhir semester.
b. Capaian kompetensi pengetahuan merupakan rerata dari seluruh nilai
kompetensi dasar yang dicapai pada satu semester.
Penulisan capaian kompetensi pengetahuan pada format rapor menggunakan
angka pada skala 1,00 – 4,00 dan dilengkapi predikat dengan huruf D - A.
Contoh pengolahan capaian kompetensi pengetahuan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1
Selanjutnya data nilai pada tabel diatas, direkap berdasarkan kelompok KD
yang sesuai untuk dihitung reratanya. Kemudian merata-ratakan hasil rerata
setiap KD. Hasil rerata dari setiap KD dikonfirmasi pada tabel ketuntasan
belajar untuk mendapatkan nilai predikat seperti pada tabel berikut.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 47
Selain capaian kompetensi, dalam rapor dituliskan deskripsi kompetensi, baik
untuk kompetensi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam setiap
mata pelajaran, sehingga laporan capaian kompetensi peserta didik menjadi
lebih informatif. Penulisan deskripsi didasarkan pada kompetensi yang
menonjol dan yang masih perlu diperbaiki.
Pada contoh di atas, meskipun rapor Ani dan Budi sama-sama berpredikat B,
namun deskripsi kompetensinya berbeda. Penulisan deskripsi kompetensi
pengetahuan untuk mata pelajaran Matematika pada rapor Ani (berdasarkan
tabel di atas) sebagai berikut:
“Sudah baik dalam mendeskripsikan dan menganalisis konsep nilai
mutlak dalam persamaan dan pertidaksamaan serta menerapkannya
dalam pemecahan masalah nyata, namun kemampuan memilih dan
menerapkan aturan eksponen dan logaritma serta menganalisis
konsep nilai mutlak dalam penerapan pertidaksamaan dalam dunia
nyata perlu ditingkatkan.”
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 48
Sedangkan deskripsi kompetensi untuk mata pelajaran Matematika pada rapor
Budi sebagai berikut:
2. Pencapaian kompetensi keterampilan
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh pendidik mata pelajaran berdasarkan
KD pada KI-4. Penilaian keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian
praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
b. Nilai praktik dilakukan melalui tes kinerja dan/atau penugasan setiap
kompetensi dasar (KD pada KI-4) sesuai dengan karakteristik KD tersebut.
c. Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan
rerata dari capaian optimum.
d. Nilai kompetensi menjadi nilai tengah (median) untuk interval capaian
kompetensi seperti pada perhitungan penilaian kompetensi pengetahuan.
Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian
kompetensi keterampilan pada format rapor menggunakan angka pada skal
1,00 - 4,00 kemudian dilengkapi dengan predikat D - A.
Perhitungan kompetensi keterampilan sebagai berikut.
Selanjutnya data nilai pada tabel diatas, direkap berdasarkan kelompok KD
yang sesuai untuk dihitung nilai optimumnya. Kemudian merata-ratakan dari
hasil optimum setiap KD. Hasil rerata dari setiap KD dikonfirmasi pada tabel
ketuntasan belajar untuk mendapatkan nilai predikat seperti pada tabel
berikut.
“Sudah baik dalam mendeskripsikan dan menganalisis konsep nilai
mutlak dalam persamaan dan pertidaksamaan serta menerapkannya
dalam pemecahan masalah nyata, namun kemampuan memilih dan
menerapkan aturan eksponen dan logaritma perlu ditingkatkan.”
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 49
Contoh pengisian format pengolahan capaian kompetensi keterampilan
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X/1
No
Nama
Menangkap makna Nilai opti-mum
Menyusun teks Nilai opti-mum
KD 4.7 KD 4.9
1 2 3 1 2 3
1 Yenny 3.11 3.00 3.66 3.66 2.90 3.00 3.33 3.33
2 dst
No Nama
Menyunting Nilai
optimum
Rerata nilai
optimum
Rapor KD 4.8
1 2 3
1 Yenny 3.00 3.35 3.66 3.66 3.55 A-
2 dst
Contoh penulisan deskripsi kompetensi keterampilan untuk mata pelajaran
Bahasa Inggris pada rapor (berdasarkan tabel di atas):
sebagai berikut:
Sangat terampil dalam kemahiran menangkap makna dan
menyunting, terutama menangkap makna teks deskriptif dan
menyunting teks deskriptif tulis tentang bangunan bersejarah
terkenal. Perlu meningkatkan diri berkaitan dengan kemahiran
dalam menyusun teks lisan dan tulis untuk memaparkan, menanya-
kan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
teks lisan dan tulis untuk memaparkan, menanyakan,
dan merespon pemaparan jati diri, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 50
3. Capaian Kompetensi Sikap
a. Penilaian sikap dalam mata pelajaran diperhitungkan berdasarkan hasil
observasi pendidik. Sikap (spiritual dan sosial) dalam rapor terdiri atas
sikap dalam mata pelajaran dan sikap antarmata pelajaran.
b. Capaian kompetensi sikap dalam mata pelajaran diisi oleh setiap pendidik
mata pelajaran, yang merupakan profil secara umum berdasarkan
rangkuman hasil pengamatan pendidik selama satu semester, diisi secara
kualitatif dengan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), atau
Kurang (K).
c. Nilai akhir sikap dalam mata pelajaran diperoleh berdasarkan mode atau
modus, yaitu data atau nilai sikap yang sering muncul.
d. Hasil penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal digunakan
dalam pembinaan sikap pesera didik.
Contoh Pengolahan Capaian Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap
Sosial (KI-2) dalam mata pelajaran.
Mata pelajaran: Bahasa Inggris
Nama Semangat belajar Semangat
belajar
Santun Santun
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Adi v v v v v v B v v v C
Budi v v v v v B v v v v v B
Citra v v v C v v v v v B
Nama Jujur Jujur Disiplin Disiplin
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Adi v v v V v B v v v v v v v SB
Budi v v v v v B v v v v v B
Citra v v v v V v B v v v v v B
Nama Percaya diri Percaya
diri Tanggungjawab Tanggung
jawab 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Adi v v v v v B v v v v v v v SB
Budi v v v v v B v v v C
Citra v v v C v v v v v B
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 51
Nama Peduli Peduli Kerja sama Kerja
sama
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Adi v v v v v B v v v v v v B
Budi v v v v v B v v v v v v v SB
Citra v v v v v B v v v v v B
Nama
Cinta damai Cinta damai
1 2 3 4 5 6 7
Adi v v v v v B
Budi v v v v v B
Citra v v v v v B
No
Nama
Hasil penilaian sikap
Profil sikap
secara umum
Rapor sikap dalam mapel
Sem
angat
bela
jar
Santu
n
Juju
r
Dis
iplin
Perc
aya d
iri
Tanggung
jaw
ab
Peduli
Kerj
asa
ma
Cin
ta d
am
ai
1 Adi B C B SB B SB B B B B B
2 Budi B B B B B C B SB B B B
3 Citra C B B B C B B B B B B
Meskipun rapor sikap Ani, Budi, dan Citra dalam mata pelaajran Bahasa
Inggris sama (B), namun deskripsi sikap ketiga peserta didik tersebut tidak
sama.
No Nama Deskripsi sikap
1 Adi Sikapnya secara umum baik, terutama disiplin dalam kehadiran dan tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas. Sikap santun dalam berkomunikasi interpersonal perlu ditingkatkan
2 Budi Sikapnya secara umum baik, terutama kerjasama dalam melaksanakan komunikasi fungsional. Tanggungjawabnya dalam mengerjakan tugas-tugas perlu ditingkatkan
3 Citra Sikapnya secara umum baik, perlu ditingkatkan semangat belajar dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi transaksional
Contoh Pengolahan Capaian Kompetensi Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap
Sosial (KI-2) antarmata pelajaran.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 52
Kelas/Semester: X/1
No
Nama
Sikap (KI-1 dan KI-2) dalam
mata pelajaran
Sikap spiritual (KI-1)
dan sikap sosial (KI-2)
antarmapel 1 2 3 4 .. .. .. 15
1
Adi
B
B
SB
C
B
B
SB
C
Peserta didik sudah
menunjuk-kan sikap
mengamalkan ajaran
agamanya, mulai
konsisten
menerapkan sikap
santun, jujur dan
kerjasama, perlu
ditingkatkan lagi sikap
percaya diri dan
kepedulian terhadap
lingkungan.
2 ….
C. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal (item) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
perhitungan dan pengukuran respons subjek terhadap suatu item (Crocker &
Algina,1986). Secara umum, analisis butir soal bertujuan untuk menentukan apakah
suatu butir soal merupakan butir soal yang baik atau kurang baik sebagai suatu alat
ukur, sehingga memungkinkan kita memperbaiki/merevisi untuk meningkatkan
validitas dan reliabilitasnya. Analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif
maupun kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan analisis mengenai isi (content
validity soal) dan bentuk (apakah butir soal ditulis dalam bentuk tertentu yang
efektif untuk mencapai sasaran), yaitu dengan menghadirkan expert judgement
sedangkan secara kuantitatif dilakukan analisis menggunakan berbagai teknik
statistik.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif merupakan analisis atau penelaahan butir soal (tes tertulis,
perbuatan, sikap) sebelum soal tersebut digunakan atau diujikan. Hal ini
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 53
dimaksudkan untuk memperbaiki soal jika dalam proses pembuatannya masih
ditemukan kekurangan atau kesalahan. Komponen analisis butir soal kualitatif
mencakup tiga hal , yaitu materi/substansi, konstruksi, dan bahasa. Sebaiknya
pihak yang melakukan analisis butir soal kualitatif adalah guru serumpun atau
yang mata pelajarannya sama tetapi bukan pihak yang menyusun atau merakit
soal, hal ini akan lebih objektif.
Berikut ini contoh format analisis kualitatif butir soal.
Aspek Yang Ditelaah No Soal
1 2 3 4 5 dst
A. Materi:
1. Soal sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari
segi materi.
3. Setiap soal hanya mempunyai satu jawaban yang
benar.
B.Konstruksi:
4. Pokok soal dirumuskan secara jelas, dan tegas.
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
6. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah
jawaban yang benar.
7. Pokok soal tidak mengandung pernyataan
yang bersifat negatif ganda.
8. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
9. Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan,
"semua pilihan jawaban di atas salah", atau
"semua pilihan jawaban di atas benar“.
10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka.
11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
yang terdapat pada soal jelas dan berfungsi.
12. Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
B. Bahasa :
13. Butir soal menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
14. Tidak menggunaan bahasa yang berlaku
setempat.
15. Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau
frase yang bukan merupakan satu kesatuan
pengertian
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 54
Hasil dari analisis butir soal secara kualitatif selanjutnya dilakukan perbaikan
pada bagian soal yang belum sesuai dengan kaidah. Hasil analisis butir soal
kualitatif ada 3 (tiga) kemungkinan:
1. soal diterima;
2. soal direvisi oleh penulis, apabila ketidaksesuaian pada aspek konstruksi
dan/atau bahasa;
3. soal dikembalikan ke penulis soal, apabila ketidaksesuaian pada aspek
materi.
Berikut ini diberikan contoh pengisian format kartu telaah butir soal untuk mata
pelajaran Biologi.
Contoh Analisis Kualitatif
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 55
Hasil Analisis Kualitatif
Kesimpulan:
Soal diterima dengan revisi, karena perbaikan ada pada aspek konstruksi saja
2. Analisi Kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui kualitas soal
berdasarkan data empirik yang diperoleh melalui uji coba soal. Mengkaji dan
menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu dilihat dari tingkat
kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh, validitas dan reliabilitas.
Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam soal sehingga soal bisa direvisi
atau membuang soal karena secara empiris tidak berfungsi sama sekali. Analisis
kuantitatif dapat dilakukan dengan:
1. Manual
2. Menggunakan Software Komputer, diantaranya:
a. Iteman
b. Bigstep
c. SPSS
d. Dll
Komponen analisis kuantitatif terdiri atas :
1. Tingkat kesukaran
2. Daya pembeda
3. Keefektifan kunci jawaban
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 56
4. Keefektifan pengecoh (distractor)
5. Validitas, dan
6. Reliabilitas
Berikut ini diuraikan masing masing komponen sebagai berikut:
1. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran (Difficulty level analysis) artinya mengkaji
soal dari segi kesulitannya sehingga diperoleh soal-soal, mana yang
termasuk mudah, sedang atau sukar
Tabel Kategori Tingkat Kesukaran
Sumber: Puspendik, 2013
2. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta
tes yang sudah mencapai kompetensi dengan peserta tes yang belum
mencapai kompetensi.
Daya Pembeda =
BA = jumlah kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes yang diolah
Tabel Kategori Daya Pembeda
Daya Pembeda Kategori
Tingkat Kesukaran Kategori
0,70 < TK ≤1 Mudah
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang
0 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar
Tingkat kesukaran = 𝐵
𝑁
∑B = Jumlah peserta tes yang menjawab benar
N = Jumlah siswa peserta tes
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 57
0,25 < DP ≤ 1 Diterima
0,00 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0 Dikembalikan
3. Efektivitas Pengecoh
Analisis butir juga dilakukan dengan memerhatikan pengecoh. Pengecoh
(distractor) yang juga dikenal dengan istilah penyesat atau penggoda
adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh
bukan sekedar pelengkap pilihan. Pengecoh dibuat untuk
mengecoh/menyesatkan peserta tes agar idak mememilih kunci jawaban ,
pengecoh menggoda siswa yang kurang memahami materi pelajaran untuk
memilihnya.Agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka
pengecoh harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban.
Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila ada peserta tes yang
terkecoh memilihnya. Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih
tidak dapat melakukan fungsinya sebagai pengecoh karena terlalu
mencolok dan dimengerti oleh semua peserta tes bahwa pengecoh
tersebut salah. Pengecoh yang berdasarkan hasil uji coba tidak efektif
direkomendasikan untuk diganti dengan pengecoh yang lebih menarik.
Jika jawaban pengecoh dipilih oleh minimal 2,5% peserta tes, maka
pengecoh dapat berfungsi secara efektif, seperti yang tertera dalam tabel
dibawah ini.
Tabel Efektivitas Pengecoh
Pengecoh Kategori
Dipilih oleh minimal 2,5% peserta tes
Efektif
Dipilih oleh kurang dari 2,5% peserta tes
Tidak Efektif
4. Langkah-Langkah Analisis Kuantitatif (Manual)
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 58
1) Urutkan lembar jawaban peserta tes yang sudah diberi skor dari
tertinggi ke terendah.
2) Jika akan diolah 100%, skor peserta tes dibagi 2. Contoh: peserta 100
orang, maka 1–50 adalah kelompok atas, 51-100 adalah kelompok
bawah.
3) Jika dikelompokkan menjadi 3 bagian, maka diambil 27% untuk
kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah. Contoh: peserta 100
orang, maka nomor urut 1-27 adalah kelompok atas, 74-100 adalah
kelompok bawah. Kelompok tengah tidak diolah.
4) Tentukan peserta yang menjawab benar (kelompok atas maupun
kelompok bawah) masukkan ke dalam rumus.
Contoh Analisis Kuantitatif (Manual)
Data Awal
Nama
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C D B A C B C C D A
Langkah 1 : Menetukan Skor Total
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR
Hasnah B B B C D C D C D A 4
Maula C D B A B B D C D A 8
Fikri C D B B A A D C D B 5
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 59
Syifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
Rayhan C D B A C B C C D A 8
Kunci Jawaban
C D A A C B D C D A
Langkah 2 : Mengurutkan Data Berdasarkan Skor
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR
Maula C D B A B B D C D A 8
Rayhan C D B A C B C C D A 8
Fikri C D B B A A D C D B 5
Hasnah B B B C D C D C D A 4
Syifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
KUNCI C D A A C B D C D A
Langkah 3 : Membagi data menjadi 2 bagian sama banyak
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SKOR
Kelompok Atas
Maula C D B A B B D C D A 8
Rayhan C D B A C B C C D A 8
Fikri C D B B A A D C D B 5
Bagian Bawah
Hasnah B B B C D C D C D A 4
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 60
Syifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
Kunci Jawaban
C D A A C B D C D A
Langkah 4 : Mengelompokkan Penyebaran Jawaban
No Kelompok A B C D 0
1 KA 0 0 3* 0 0
KB 1 1 0* 1 0
2 KA 0 0 0 3* 0
KB 1 1 0 1* 0
3 KA 0 * 3 0 0 0
KB 1* 2 0 0 0
4 KA 2* 1 0 0 0
KB 1* 0 1 1 0
5 KA 1 1 1* 0 0
KB 0 0 1* 2 0
6 KA 1 2* 0 0 0
KB 0 0* 2 1 0
7 KA 0 0 1 2* 0
KB 0 0 1 2* 0
8 KA 0 0 3* 0 0
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 61
No Kelompok A B C D 0
KB 0 0 1* 2 0
9 KA 0 0 0 3* 0
KB 0 0 2 1* 0
10 KA 2* 1 0 0 0
KB 1* 0 2 0 0
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 62
Langkah 5 : Menghitung Daya Pembeda Dan Tingkat Kesukaran Soal
No KEL A B C D 0
1 KA 0 0 3* 0 0
KB 1 1 0* 1 0
2 KA 0 0 1 2* 0
KB 1 1 0 1* 0
3 KA 0* 3 0 0 0
KB 1* 2 0 0 0
4 KA 2* 1 0 0 0
KB 1* 0 1 1 0
5 KA 1 1 1* 0 0
KB 0 0 1* 2 0
Daya pembeda soal nomor 1
BA = 3; BB = 0; N = 6
DP =
=
= 1
Kesimpulan:
DP>0,25 berarti soal diterima
TK=0,5 berarti sedang
Analisis Kuantitatif (Iteman)
Iteman merupakan program komputer yang digunakan untuk menganalisis butir
soal secara klasik, untuk menjalankan langkah langkahnya sebagai berikut :
1. Menyiapkan Data
5,06
3
TK
N
BTK
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 63
2. Ketik lengkap nama file yang berisi data (contoh : MAT8.TXT) kemudian
tekan enter.
3. Ketik lengkap nama file untuk menampung hasil analisis (MAT8.HSL)
kemudian tekan enter.
4. Tekan Y bila ingin mengeluarkan skor, tekan N bila tidak ingin mengeluarkan
skor.
5. Bila kita mengisi Y, kita harus mengisikan nama file untuk menampung hasil
skor (MAT8.SKR).
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 64
6. Selanjutnya di folder akan muncul 2 file baru yaitu:MAT8.HSL dan MAT8.SKR
Selanjutnya buka file tersebut dengan program Notepad.
Keterangan :
1. Seq. No. : Nomor urut soal pada file data 2. Scale Item : Nomor urut soal dalam skala/subtes 3. Prop. Correct : Tingkat kesukaran soal 4. Biser : Daya pembeda soal dengan menggunakan
koefisien korelasi biserial 5. Point Biser : Daya pembeda soal dengan menggunakan
koefisien point Biserial 6. Alt. : Pilihan Jawaban (option) 7. Prop. Endorsing : Penyebaran Jawaban
ITEM & TEST ANALYSIS PROGRAM >>> ************************************************************** <<< Item analysis for data from file MAT8.TXT Page 1 Item Statistics Alternative Statistics ----------------------- --------------------------------- Seq. Scale Prop. Point Prop. Point
No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key ---- ----- ------- ------ ------ ----- --------- ------ -------- 1 1-1 0.813 0.218 0.151 A 0.022 -0.218 -0.078
B 0.022 -0.026 -0.009 C 0.813 0.218 0.151 * D 0.111 -0.121 -0.073 E 0.029 -0.264 -0.104
Other 0.004 -0.528 -0.095
Item Statistics Alternative Statistics ----------------------- ----------------------------------- Seq. Scale Prop. Point Prop. Point No. -Item Correct Biser. Biser. Alt. Endorsing Biser. Biser. Key
------ --------- ----------- -------- -------- ----- -------------- -------- ---------------- 4 0-4 0.282 0.108 0.081 A 0.154 - 0.036 - 0.024 B 0.256 0.308 0.227 ? CHECK THE KEY C 0.282 - 0.273 - 0.205 D was specified, B works better D 0.282 0.108 0.081 *
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 65
Keterangan :
No. Komponen Keterangan
1. N of Items Jumlah Soal yang dianalisis
2. N of Examinees Jumlah peserta tes yang dianalisis
3. Mean Skor rata-rata peserta tes
4. Variance Varians dari distribusi skor peserta tes
5. Std. Dev. Simpangan baku dari distribusi skor peserta tes
6. Skew Kemiringan dari distribusi skor peserta tes.
Skew (kemiringan) negatif menunjukkan
sebagian besar skor berada pada bagian atas
Skew positif menunjukkan sebaagian besar
skor berada pada bagian bawah (skor rendah)
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 66
7. Kurtosis Puncak (keruncingan atau kelandaian) dari distribusi skor peserta tes. Nilai positif distribusi skor lebih lancip dan nilai negatif distribusi skor lebih landai.
8. Minimum Skor terendah peserta tes
9. Maximum Skor tertinggi peserta tes
10. Median Skor tengah
11. Alpha Koefisien reliabilitas tes (tingkat kecermatan dan keajegan)
12. SEM (Standard Error of Measurement)
Kesalahan pengukuran
13. Mean P Rata-rata tingkat kesukaran soal
14. Mean Item-Tot Rata-rata daya pembeda (point biserial)
15. Mean Biserial Rata-rata daya pembeda biserial
D. Rapor
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mengamanatkan bahwa hasil
penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk angka dan
deskripsi.
Angka yang dimaksud adalah angka pada skal 1,00 – 4,00 dan deskripsi yang
dimaksud adalah informasi penjelasan progres ketercapaian kompetensi peserta
didik.
Rapor peserta didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah dengan orang
tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk
mengetahui capaian kompetensi peserta didik secara berkala. Oleh karena itu, rapor
peserta didik harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh)
sehingga dapat memberikan gambaran mengenai capaian kompetensi peserta didik
dengan jelas dan mudah dimengerti.
Format rapor SMA terlampir.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 67
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 68
BAB IV
PENUTUP
Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Pembelajaran di
SMA menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) untuk mengarahkan peserta
didik mencapai kompetensi yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Untuk mengukur ketercapaian ketiga ranah tersebut dilakukan penilaian autentik
(authentic assessment) yang dilakukan mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran
(output) pembelajaran.
Penilaian dilakukan dengan tes dan non-tes melalui observasi/pengamatan, penilaian
diri (self assessment), penilaian antarpeserta didik (peer assessment), ulangan,
penugasan, dan ujian. Instrumen penilaian dapat berupa perangkat tes yang berisi butir-
butir soal, daftar cek (check list) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
dan jurnal. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi,
konstruksi, dan bahasa.
Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, serta pemerintah dan/atau
lembaga mandiri, menggunakan acuan kriteria, yang didasarkan pada prinsip-prinsip:
sahih, objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, menyeluruh dan
berkesinambungan, sistematis, dan edukatif.
Penilaian oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan untuk pemetaan dan menilai pencapaian
kompetensi peserta didik di tingkat satuan pendidikan. Penilaian oleh pemerintah
dan/atau lembaga mandiri dilakukan untuk pemetaan dan menilai kompetensi peserta
didik secara nasional.
Hasil penilaian dilaporkan secara berkala, objektif, akuntabel, dan informatif dalam
bentuk predikat dan deskripsi pada format rapor kepada peserta didik, orangtua/wali
peserta didik, dan dinas pendidikan.
Pengisian rapor menggunakan aplikasi yang terintegrasi/sinkron dengan Data Pokok
Pendidikan (Dapodik).
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 69
Lampiran 1: Form Kisi-kisi
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Nama Sekolah : ....................
Satuan Pendidikan : .................... Alokasi Waktu : ....................... Mata Pelajaran : .................... Jumlah Soal : ........................ Kelas/Semester : .................... Penulis : ........................ Kurikulum acuan : ....................
No. Urut
Kompetensi Inti *)
Kompetensi Dasar
Materi Indikator Soal Bentuk Soal
No. Soal
Keterangan:
*) Penulisan bisa pada kolom atau dibawah identitas
Mengetahui, ........................................
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 70
............................. .........................................
Lampiran 2: Form Laporan Hasil Pembelajaran (Rapor)
No Mata Pelajaran
Pengetahuan Keterampilan Sikap
Nilai Huruf Nilai Huruf Dalam MP Antar MP
Kelompok A (Umum)
1 Pendidikan Agama
(Nama pendidik)
Diisi
angka
4,00 -
1,00*)
Diisi
denga
n nilai
A - D
Diisi
angka
4,00 -
1,00*)
Diisi
dengan
nilai A
- D
SB, B, C, K
(diisi
Pendidik
MP)
Disimpulkan
secara utuh
dari sikap
peserta didik
dalam Mapel
(Deskripsi
Koherensi diisi
oleh Wali Kelas
berdasarkan
hasil diskusi
dengan semua
pendidik kelas
terkait)
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(Nama pendidik)
3 Bahasa Indonesia
(Nama pendidik)
4 Matematika
(Nama pendidik)
5 Sejarah Indonesia
(Nama pendidik)
6 Bahasa Inggris
(Nama pendidik)
Kelompok B ( Umum)
1 Seni Budaya
(Nama pendidik)
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Nama pendidik)
3 Prakarya dan Kewirausahaan
(Nama pendidik)
Kelompok C (Peminatan)
I. Peminatan....
1 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
2 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 71
No Mata Pelajaran
Pengetahuan Keterampilan Sikap
Nilai Huruf Nilai Huruf Dalam MP Antar MP
3 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
4 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
II. Lintas Minat....
1 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
2 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
Catatan:
SB: Sangat Baik; B: Baik; C: Cukup; K: Kurang.
* : Angka real yang diperoleh siswa
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 72
Deskripsi
No Mata Pelajaran Kompetensi
1 Pendidikan Agama
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
3 Bahasa Indonesia
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
4 Matematika
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
5 Sejarah Indonesia
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
6 Bahasa Inggris
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
7 Seni Budaya
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
9 Prakarya dan Kewirausahaan
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
10 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
11 Mata Pelajaran Sikap sosial dan
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 73
No Mata Pelajaran Kompetensi
(Nama pendidik) Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
12 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
13 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
14 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
15 Mata Pelajaran
(Nama pendidik)
Sikap sosial dan Spiritual
Pengetahuan
Keterampilan
Catatan:
1. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedi sebelum memasuki semester berikutnya.
2. Dinyatakan tidak naik kelas bila terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap belum tuntas/belum baik.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 74
DAFTAR PUSTAKA
Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Bahan Paparan: Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran, Direktorat Pembinaan SMA, Kemdikbud,22 Agustus, 2013
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK (2013).Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pedoman Pengembangan Portofolio untuk Penilaian (2004). Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar (2013). Hand out 2.3.1 Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 75
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentangEkstrakurikuler.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Petunjuk Teknis Pengembangan Perangkat Penilaian (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.
Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.
Surapranata, S dan Hatta, M (2006). Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media.
Pengembangan Penilaian SMA
@2015, Dit. Pembinaan SMA 76
Recommended