View
241
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGEMBANGAN SPEKTROFOTOMETER SINAR
TAMPAK (KUANTIVIS) BERBASIS KOMPONEN
ELEKTRONIK UMUM DAN UJI KINERJANYA
WULAN SUCI PAMUNGKAS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan
Spektrofotometer Sinar Tampak (KuantiVis) Berbasis Komponen Elektronik
Umum dan Uji Kinerjanya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Wulan Suci Pamungkas
NIM G44100066
ABSTRAK
WULAN SUCI PAMUNGKAS. Pengembangan Spektrofotometer Sinar Tampak
(KuantiVis) Berbasis Komponen Elektronik Umum dan Uji Kinerjanya.
Dibimbing oleh RUDI HERYANTO dan ETI ROHAETI.
Spektrofotometer dapat dikembangkan dengan mengganti komponen utama
dengan komponen elektronik yang mudah diperoleh. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis) menggunakan lampu
light emitting diode sebagai sumber sinar, lapisan optik digital versatile disks
sebagai kisi, dan web camera sensor charge-couple device sebagai detektor.
Kinerja KuantiVis diujikan dengan parameter linearitas, batas deteksi, batas
kuantitasi, dan akurasi menggunakan standar kromium. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa KuantiVis yang optimum dibuat dengan dimensi sebesar 33
× 16 × 5 cm serta jarak web camera ke sumber sinar 25 cm. Uji kinerja KuantiVis
menghasilkan data linearitas dengan R2 sebesar 0.9973, batas deteksi 0.1231 ppm,
batas kuantitasi 0.4102 ppm, dan perolehan kembali 103.19%. Kinerja tersebut
tidak berbeda jauh dengan kinerja yang dihasilkan pada Spectronic 20D+ dan
spektrofotometer Genesys. KuantiVis diaplikasikan untuk menentukan kadar
boraks dalam sampel mi basah dan menghasilkan kadar boraks sebesar 28.60
μg/gram sampel. Berdasarkan uji F dan t, hasil pengukuran tersebut tidak berbeda
nyata dengan hasil pengukuran Spectronic 20D+ dan spektrofotometer Genesys.
Kata kunci: boraks, charge-couple device, digital versatile disks, light emitting
diode, spektrofotometer sinar tampak
ABSTRACT
WULAN SUCI PAMUNGKAS. Development of Visible Spectrophotometer
(KuantiVis) using Based on Common Electronic Components and Its
Performance. Supervised by RUDI HERYANTO and ETI ROHAETI.
Spectrophotometer can be developed by replacing the main components
with electronic components that are easy to find. This study aims to develop
visible spectrophotometer (KuantiVis) device using light emitting diode lamp as
light source, optical layer of digital versatile disks as grating, and web camera
with charge-couple device sensor as detector. KuantiVis was tested for its
performance based on linearity, limit of detection, limit of quantitation, and
accuracy parameters using a standard of chromium. The optimum result showed
that KuantiVis was made with dimensions of 33 × 16 × 5 cm and distance
between web camera and source of light was 25 cm. The result showed that
linearity of data based on R2 value was 0.9973, limit of detection was 0.1231 ppm,
limit of quantitation was 0.4102 ppm, and recovery was 103.19%. The
performance was not much different from the performance of Spectronic 20D+
and Genesys spectrophotometer. The KuantiVis was applied for determining
borax concentration in wet noodles sample. Concentration of borax in sample was
28.60 μg/gram samples. The result of F test and t test showed that the data was
not significantly different with that of Spectronic 20D+ and Genesys
spectrophotometer.
Key word: borax, charge-couple device, digital versatile disks, light emitting
diode, visible spectrophotometer
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Kimia
PENGEMBANGAN SPEKTROFOTOMETER SINAR
TAMPAK (KUANTIVIS) BERBASIS KOMPONEN
ELEKTRONIK UMUM DAN UJI KINERJANYA
WULAN SUCI PAMUNGKAS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Pengembangan Spektrofotometer Sinar Tampak (KuantiVis)
Berbasis Komponen Elektronik Umum dan Uji Kinerjanya
Nama : Wulan Suci Pamungkas
NIM : G44100066
Disetujui oleh
Rudi Heryanto, SSi, MSi
Pembimbing I
Dr Eti Rohaeti, MS
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil
penelitian yang berjudul Pengembangan Spektrofotometer Sinar Tampak
(KuantiVis) Berbasis Komponen Elektronik Umum dan Uji Kinerjanya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rudi Heryanto, SSi, MSi
dan Ibu Dr Eti Rohaeti, MS selaku pembimbing. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Pak Eman, Pak Caca, Pak Dede, dan Bu Nunung selaku
laboran di laboratorium kimia IPB atas bantuannya dalam teknis pelaksanaan
penelitian. Terima kasih juga kepada kedua orang tua, Mulyati, Warren, Ihsan,
Mega, Evi, Ami, Ati, Imam, Muhana, Yusuf, Lita, dan Adani atas doa, dukungan,
dan bantuannya baik teknis maupun akademis selama penelitian berlangsung.
Semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat.
Bogor, September 2014
Wulan Suci Pamungkas
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
METODE 2
Bahan dan Alat 2
Metode Penelitian 2
Pembuatan KuantiVis 2
Kalibrasi Spektrofotometer 3
Cara Pengukuran dan Penentuan Absorbans 3
Uji Kinerja KuantiVis 3
Penentuan Kadar Boraks 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Pembuatan KuantiVis 5
Kalibrasi KuantiVis 6
Uji Kinerja KuantiVis 7
Penentuan Kadar Boraks 8
SIMPULAN DAN SARAN 9
Simpulan 9
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP 22
DAFTAR TABEL
1 Data hasil uji kinerja 8 2 Kadar boraks dalam sampel 9 3 Uji F dan t pada SK 95% 9
DAFTAR GAMBAR
1 Skema pembuatan spektrofotometer 2 2 Spektrum hasil kalibrasi 7
DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram alir penelitian 12 2 Kalibrasi KuantiVis 13 3 Diagram KuantiVis 14 4 Spektrum lampu LED 15 5 Spektrum hasil pengaturan jarak lampu ke web camera 15 6 Data dan hasil linearitas pada panjang gelombang 543 nm 16 7 Data dan hasil batas deteksi dan batas kuantitasi 17 8 Data perolehan kembali dari larutan kromium 1 ppm 18 9 Data dan hasil penentuan kadar boraks pada makanan 19
1
PENDAHULUAN
Spektrofotometer merupakan instrumen yang umum digunakan untuk
menganalisis bahan kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Spektrofotometer, khususnya spektrofotometer sinar tampak memiliki 4
komponen utama, yaitu sumber sinar, sel absorpsi, monokromator, dan detektor
(Day dan Underwood 2002). Berbagai spektrofotometer komersial telah tersedia
secara luas, tetapi dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak peneliti telah
mencoba mengembangkan spektrofotometer dengan komponen umum. Albert et
al. (2012) mengembangkan spektrofotometer dengan menggunakan lampu light
emitting diode (LED) sebagai sumber sinar. Lampu LED merupakan salah satu
jenis lampu yang umum digunakan dalam penerangan dan mudah diperoleh.
Kelebihan lampu LED ialah ukurannya kecil sehingga dapat diaplikasikan dengan
praktis, tidak memproduksi sinar ultraviolet (UV) dan inframerah (IR), serta daya
tahan lampu lebih lama.
Wakabayashi dan Hamada (2006) juga mengembangkan spektrofotometer
menggunakan digital versatile disks (DVD) sebagai monokromator dengan
resolusi yang tinggi, karena memiliki kisi pada lapisan optiknya. Detektor yang
umum digunakan dalam spektrofotometer komersial ialah tabung fotopengganda
(PMT). Banyak peneliti telah mengembangkan spektrofotometer dengan komponen
alternatif berupa sensor charge-couple device (CCD). Sensor CCD ini banyak
diaplikasikan pada kamera sehingga peneliti memanfaatkan kamera sebagai detektor,
baik kamera web camera (Yulianto 2011), digital single lens reflex (DSLR)
(Vanderveen et al. 2013), maupun kamera digital (Quagliano dan Marks 2013).
Kelebihan web camera dibandingkan dengan kamera digital maupun DSLR
adalah alatnya lebih sederhana, tidak membutuhkan tempat penyimpanan data,
serta data hasil perekaman dapat langsung dipindahkan ke komputer. Selain CCD,
kamera memiliki sensor lain seperti complementary metal oxide semiconductor
(CMOS), tetapi sensor CCD memiliki resolusi yang tinggi dan dapat mengatasi
ketersediaan cahaya yang lemah dibandingkan dengan CMOS (Usman 2004). Hal
ini membuat sensor CCD baik digunakan sebagai detektor, seperti pada alat
spektrofotometer emisi atom-plasma gandeng induktif, spektrofotometer serapan
atom, maupun spektrofotometer sinar tampak (Seney et al. 2005; Yulianto 2011).
Penelitian ini bertujuan membangun perangkat alternatif spektrofotometer
sinar tampak (KuantiVis) menggunakan lampu LED sebagai sumber sinar, lapisan
optik DVD sebagai kisi, dan web camera sensor CCD sebagai detektor. Proses
perancangannya mengacu pada Public Laboratory (2011) yang menyediakan
sistem akuisisi data dalam bentuk web-base software, yaitu Spectral Workbench.
Untuk menunjukkan kebaikan dari KuantiVis yang telah dibuat, dilakukan uji
kinerja seperti linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, dan akurasi menggunakan
larutan standar logam kromium. Sebagai aplikasi, KuantiVis digunakan untuk
menentukan kadar boraks pada mi basah sebagai pengawet makanan yang
berbahaya.
2
METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah K2Cr2O7, larutan1,5-difenilkarbazida (DPC)
0.25% b/v, asam fosfat, asam sulfat, boraks, kurkumin 0.125% b/v, etanol, NaOH
10% b/v, dan asam asetat. Alat-alat yang digunakan meliputi kotak bahan akrilik,
web camera sensor CCD, lampu LED, piranti lunak Spectral Workbench,
kepingan DVD, lampu compact fluorescent light (CFL), sentrifuga, Spectronic
20D+, spektrofotometer Genesys, dan seperangkat alat kaca.
Metode Penelitian
Penelitian ini diawali dengan membuat spektrofotometer sinar tampak
(KuantiVis), lalu menguji kinerjanya, mengaplikasikannya dalam penentuan kadar
boraks pada mi basah, serta membandingkan hasilnya dengan Spectronic 20D+
dan spektrofotometer Genesys (Lampiran 1). Pembuatan KuantiVis mengacu pada
Public Laboratory (2011). KuantiVis diujikan dengan menentukan konsentrasi
larutan standar kromium hingga diperoleh nilai linearitas, batas deteksi, batas
kuantitasi, dan persentase perolehan kembali. Hasil Pengukuran menggunakan
KuantiVis selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan
Spectronic 20D+ dan spektrofotometer Genesys.
Pembuatan KuantiVis (Public Laboratory 2011)
Lampu LED dihubungkan dengan sumber tenaga baterai. Lapisan optik
DVD dipotong 2 × 2 cm dan ditempelkan di depan lensa web camera. Web
camera dimasukkan ke dalam kotak hitam yang diberi lubang pada bagian lensa.
Komponen spektrofotometer seperti lampu LED, DVD, dan web camera HD
disusun di dalam kotak hitam (Gambar 1). Lampu LED putih digunakan sebagai
sumber sinar, lapisan optik DVD sebagai kisi difraksi, web camera sensor CCD
sebagai detektor dan menghubungkan kabel USB yang berfungsi sebagai interface
dari web camera ke PC. Jarak sumber sinar ke web camera ditentukan dengan
variasi jarak 15, 20, 25, dan 30 cm.
Gambar 1 Skema pembuatan spektrofotometer
e c d
a
b
Keterangan:
a: web camera
b: lapisan optik DVD
c: kuvet
d: celah
e: lampu LED
3
Kalibrasi Spektrofotometer (Public Laboratory 2011)
KuantiVis yang telah dirangkai selanjutnya dikalibrasi panjang
gelombangnya dengan cara mengganti lampu LED dengan lampu CFL. Tanpa
menggunakan sampel, spektrum cahaya yang terbentuk kemudian diubah dalam
bentuk spektrum garis dengan cara memilih capture spectra pada Spectral
Workbench. Kemudian spektrum disimpan dan diproses dengan memilih menu
calibrate flourecent atau CFL, lalu dipilih spektrum yang memiliki intensitas
tertinggi pada warna indigo dan hijau (Lampiran 2).
Cara Pengukuran dan Penentuan Absorbans (Public Laboratory 2011)
KuantiVis dihubungkan dengan piranti lunak Spectral Workbench. Larutan
dimasukkan ke dalam kuvet, selanjutnya diletakkan di dalam KuantiVis. Larutan
diukur hingga diperoleh spektrum warna dan garis. Spektrum tersebut dikalibrasi
dengan spektrum CFL hingga diperoleh spektrum garis yang memiliki nilai
intensitas pada panjang gelombang tertentu. Data intensitas dan panjang
gelombang pada spektrum garis dapat diubah dalam format xls. Selanjutnya,
intensitas yang diperoleh diubah menjadi data absorbans menggunakan persamaan
sebagai berikut:
log
t
Keterangan:
A = absorbans
I0 = intensitas blangko
It = intensitas larutan yang diuji
Uji Kinerja KuantiVis (ASTM 1996 dan Harmita 2004)
Linearitas
Linearitas diuji dengan membuat kurva kalibrasi menggunakan larutan
standar K2Cr2O7 dengan 5 konsentrasi berbeda yaitu, 0.7, 0.9, 1.1, 1.3, dan 1.5
ppm. Larutan masing-masing sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, kemudian berturut-turut ditambahkan 0.4 mL DPC 0.25%, dikocok,
ditambahkan 1 mL asam fosfat-air (1:1), dikocok kembali dan didiamkan selama
15 menit. Serapan diukur menggunakan KuantiVis. Data diolah dalam Spectral
Workbench sebagai web-based software menghasilkan spektrum-spektrum dalam
bentuk kurva hubungan intensitas dengan panjang gelombang. Spektrum yang
diperoleh dibatasi pada panjang gelombang sinar tampak, yaitu sekitar 400-700
nm. Selanjutnya dipilih panjang gelombang yang berhubungan linear dengan
intensitas untuk setiap larutan standar. Intensitas yang diperoleh dari setiap
panjang gelombang selanjutnya diubah menjadi absorbans. Kurva kalibrasi dibuat
dengan menghubungkan data konsentrasi (sumbu x) dan absorbans (sumbu y).
Pengukuran dilakukan sebanyak 6 kali. Linearitas juga diukur menggunakan
spektrofotometer Genesys dan Spectronic 20D+.
4
Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
LOD dan LOQ instrumen ditentukan dengan mengukur serapan blangko
sebanyak 10 kali dan dihitung persamaan garis regresi linear dari kurva kalibrasi.
Nilai LOD dan LOQ dapat diperoleh melalui persamaan dengan SB sebagai
simpangan baku dari data blangko dan Sl sebagai rerata kemiringan (nilai b) dari
persamaan regresi linear y = a ± bx.
B
l
Keterangan:
Q = LOD atau LOQ
k = 3 untuk LOD dan 10 untuk LOQ
SB = simpangan baku blangko
Sl = rerata kemiringan kurva standar
Akurasi (%Perolehan Kembali)
Akurasi dinyatakan dalam persentase perolehan kembali dengan cara
membuat 10 larutan kromium 1 ppm. Analisis dilakukan hingga diperoleh nilai
absorbansnya. Konsentrasi larutan diperoleh dari persamaan regresi linear. Nilai
perolehan kembali diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:
erolehan em ali nilai ang diperoleh
nilai ang se enarn a 100
Penentuan Kadar Boraks (Azas 2013)
Pembuatan Deret Standar
Larutan induk boraks 200 ppm diencerkan menjadi 70 ppm dalam labu ukur
50 mL. Sebanyak 0.5 mL larutan boraks dimasukkan ke dalam gelas piala,
ditambahkan 0.5 mL larutan NaOH 10% b/v kemudian dipanaskan di atas
penangas air hingga larutan kering. Pemanasan dilanjutkan dengan oven pada
suhu 100 ± 5 °C selama 5 menit, didinginkan. Kemudian ditambahkan 1.5 mL
larutan kurkumin 0.125% b/v dipanaskan sambil diaduk selama 5 menit, lalu
didinginkan. Kemudian ditambahkan 1.5 mL larutan asam sulfat-asetat (1:1)
sambil diaduk hingga tidak ada warna kuning, didiamkan selama 15 menit.
Ditambahkan sedikit etanol kemudian disaring dengan kertas saring lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL, diencerkan dengan etanol sampai tanda
batas. Konsentrasi standar yang diperoleh diencerkan hingga menjadi 0.04, 0.08,
0.12, 0.16, dan 0.20 ppm.
Penetapan Kadar Boraks pada Mi Basah
Sebanyak 5 gram sampel mi basah ditambahkan dengan 20 mL akuades,
dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi. Alat dihidupkan selama
2 menit dengan kecepatan 300 rpm. Supernatannya diambil kemudian disaring.
Supernatan dipipet sebanyak 0.5 mL kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala
dan ditambahkan 0.5 mL larutan NaOH 10% b/v. Larutan dipanaskan di atas
penangas air sampai kering, kemudian pemanasan dilanjutkan dengan oven pada
suhu 100 ± 5 °C selama 5 menit, didinginkan. Kemudian ditambahkan 1.5 mL
larutan kurkumin 0.125% b/v dipanaskan sambil diaduk selama 5 menit, lalu
5
didinginkan kembali. Kemudian ditambahkan 1.5 mL larutan asam sulfat-asetat
(1:1) sambil diaduk sampai tidak ada warna kuning, didiamkan selama 15 menit.
Ditambahkan sedikit etanol kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 25 mL, diencerkan dengan etanol sampai tanda batas. Hasil saringan
dikumpulkan untuk diamati serapannya pada panjang gelombang maksimum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan KuantiVis
KuantiVis dirangkai dengan komponen lampu LED sebagai sumber sinar
dan sumber tenaganya dalam bentuk baterai, lapisan optik DVD sebagai kisi, dan
web camera sensor CCD sebagai detektor (Lampiran 3). LED cocok digunakan
dalam pembuatan KuantiVis karena tidak memancarkan sinar UV dan IR.
Menurut Albert et al. (2012), LED memancarkan cahaya pada panjang gelombang
420660 nm sehingga absorbans dapat terukur pada kisaran panjang gelombang
tersebut. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan menggunakan piranti lunak
Ocean Optic Spectrasuite, LED menghasilkan intensitas yang tinggi pada kisaran
400700 nm (Lampiran 4).
Sumber daya yang digunakan berupa baterai karena baterai mudah diperoleh
dan ukurannya kecil sehingga mudah diletakkan di dalam spektrofotometer.
Kualitas baterai mempengaruhi nilai intensitas yang diperoleh. Baterai yang
dipilih sebaiknya memiliki daya yang stabil dan tahan lama. Baterai dapat
dikatakan stabil apabila spektrum yang dihasilkan tidak mudah berubah secara
signifikan. Kelemahan dalam penggunaan baterai yaitu baterai harus diganti
secara berkala. Baterai diganti apabila intensitas yang dihasilkan sangat rendah
dan tidak stabil. Hal ini dapat terlihat dengan intensitas spektrum kurang dari 50%
saat kompartemen kosong dan terus menurun dalam waktu singkat.
DVD berpotensi digunakan sebagai monokromator dengan resolusi yang
tinggi. DVD memiliki jarak tiap track record pada lingkaran sebesar 0.74 μm dan
kisi sebesar 1350 garis/mm. Jarak ini lebih kecil dibandingkan dengan compact
disk (CD) yang memiliki jarak 1.6 μm dengan kisi hanya 625 garis/mm
(Wakabayashi & Hamada 2006). Semakin kecil jarak tiap track record dan
semakin banyak jumlah garisnya maka spektrum warna yang dihasilkan akan
lebih rapat dan kontinu. DVD yang digunakan merupakan kepingan yang
transparan (lensa optik) sehingga penggunaannya dapat langsung ditempelkan di
depan lensa web camera. Sistem yang ingin dibuat yaitu sinar yang datang dapat
langsung ditransmisikan dan ditangkap oleh sensor CCD.
Lapisan optik DVD dipotong dengan ukuran 2 × 2 cm menyesuaikan luas
lensa kamera, selanjutnya diletakkan di depan lensa web camera. Lapisan optik
DVD ini memiliki kisi yang dapat menampilkan warna jika dikenai cahaya yang
datang pada sudut 45° terhadap lensa optik DVD. Oleh karena itu, web camera
diposisikan pada sudut 45° agar web camera dapat menangkap warna yang
dihasilkan. Web camera dimasukkan ke dalam kotak terlebih dahulu untuk
mempermudah pengaturan sudut difraksi, hal ini dikarenakan bentuk web camera
lonjong sehingga sulit mengatur sudutnya. DVD yang tidak transparan dapat
6
digunakan namun perlu diatur kembali sudutnya agar cahaya yg mengenai DVD
dapat ditangkap oleh web camera.
Alat pendeteksi yang digunakan pada KuantiVis adalah web camera karena
memiliki sensor penangkap cahaya. Sensor yang digunakan dalam pengembangan
alat ini ialah CCD. CCD terdiri atas jutaan fotodioda (piksel) yang sensitif
terhadap cahaya. Piksel akan menghasilkan muatan yang jumlahnya sebanding
dengan intensitas cahaya yang diterima piksel (Magnan 2003). Ketika melewati
amplifier, muatan tersebut akan diproses hingga diperoleh spektrum warna dalam
bentuk sinyal Red-Green-Blue (RGB) sehingga warna yang dihasilkan akan
bergantung pada komposisi 3 warna, yaitu merah, hijau, dan biru. Web camera
yang digunakan memiliki resolusi 1280 × 720 piksel. Semakin banyak piksel
maka semakin besar resolusi dan semakin halus gambarnya.
Jarak web camera dengan sumber sinar diatur sedemikian rupa sehingga
menghasilkan spektrum garis dengan intensitas yang baik. Intensitas baik apabila
spektrum yang diperoleh berada pada intensitas 75100% saat kompartemen
kosong. Apabila intensitas cahaya yang diperoleh melebihi 100%, maka intensitas
tidak terbaca sehingga perubahan intensitas tidak dapat diamati jika terjadi sedikit
penurunan intensitas. Apabila intensitas cahaya yang diperoleh kurang dari 75%
dikhawatirkan ketika alat mengamati sampel yang pekat maka intensitas yang
diperoleh akan sangat kecil bahkan tidak teramati. Berdasarkan hasil penelitian,
jarak 25 cm merupakan jarak yang menghasilkan intensitas optimum (Lampiran
5).
Komponen KuantiVis dirangkai dalam sebuah wadah berbentuk persegi
panjang dengan ukuran 33 × 16 × 5 cm. Wadah yang digunakan berbahan dasar
akrilik. Bahan akrilik dipilih karena tidak mudah pecah, ukuran dapat disesuaikan,
dan air tidak mudah masuk ke dalam kotak sehingga komponen di dalamnya tidak
basah dan rusak. Wadah yang dibuat harus berwarna gelap, hal ini dilakukan agar
tidak ada radiasi selain sumber sinar yang dapat mengganggu hasil pengukuran.
Setelah semua komponen terpasang, KuantiVis dihubungkan dengan web-base
software pada Public Laboratory yaitu Spectral Workbench. Web-base software
tersebut menghasilkan data berupa warna serta nilai intensitas pada panjang
gelombang tertentu. Nilai intensitas ini diperoleh dari rerata nilai RGB yang
selanjutnya dapat diubah menjadi data absorbans. Web-base software ini dapat
diakses secara online, gratis, serta dapat menjadi alternatif dari penggunaan piranti
lunak yang memiliki hak cipta.
Kelebihan KuantiVis ialah komponen yang digunakan mudah diperoleh,
harga yang terjangkau, mudah dipindahkan, sistem akuisisi data dapat diakses
secara gratis, serta sumber sinar dan sumber tenaganya sudah terpasang di dalam
alat. Kekurangan KuantiVis ialah sumber tenaga lampu kurang stabil sehingga
mengganggu hasil penelitian.
Kalibrasi KuantiVis
Kalibrasi alat dilakukan dengan cara mengganti lampu LED yang digunakan
pada KuantiVis dengan lampu CFL. Lampu CFL mengandung gas inert dan uap
merkuri yang memiliki spektrum khas pada panjang gelombang 436 dan 546 nm.
Web-base software memiliki fasilitas kalibrasi dengan cara memilih intensitas
7
tertinggi pada warna indigo dan hijau. Berdasarkan hasil penelitian, panjang
gelombang pada warna indigo dan hijau ialah 436 dan 546 nm. Hal ini
menandakan bahwa alat telah terkalibrasi. Semua analisis akan dikalibrasi dengan
menggunakan spektrum yang tertera pada Gambar 1.
Gambar 2 Spektrum hasil kalibrasi
Uji Kinerja KuantiVis
Uji kinerja dilakukan dengan parameter linearitas, batas deteksi, batas
kuantitasi, dan persentase perolehan kembali menggunakan larutan K2Cr2O7.
Kromium heksavalen pada K2Cr2O7 akan membentuk kompleks berwarna violet
setelah penambahan DPC dalam suasana asam. Intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan banyaknya kromium heksavalen yang dianalisis. Linearitas
dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan linear antara konsentrasi analit
dengan respons analit dalam sampel yang dinyatakan sebagai koefisien
determinasi (R2). Respons yang linear ini sangat diperlukan dalam sistem
spektrofotometer sinar tampak. Linearitas dilakukan dengan membuat suatu deret
standar yang dilakukan sebanyak 6 kali. Masing-masing ulangan dibuat kurva
kalibrasi sehingga diperoleh 6 persamaan regresi linear (Lampiran 6). Regresi
linear berupa y = a ± bx dengan nilai a dinyatakan sebagai pengaruh matriks
sedangkan nilai b sebagai kemiringan atau sensitivitas suatu metode. Semakin
besar nilai a maka semakin besar pengaruh matriks terhadap pengukuran, dan
semakin besar nilai b maka semakin besar pula sensitivitas metode tersebut (Chan
et al. 2004). Berdasarkan hasil penelitian, KuantiVis menghasilkan rerata R2
sebesar 0.9973. Linearitas ini dapat dikatakan baik karena nilai R2 ≥ 0.9970 (Chan
2004).
Batas deteksi dan kuantitasi KuantiVis diperoleh dari persamaan regresi
linear dan pengukuran blangko sebanyak 10 kali. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh batas deteksi sebesar 0.1231 ppm dan batas kuantitasi sebesar 0.4102
ppm pada pengukuran larutan kromium. Hal tersebut menyatakan bahwa
konsentrasi kromium terkecil yang dapat dideteksi memberikan respon yang
signifikan pada 0.1231 ppm dan kuantitas terkecil sebesar 0.4102 ppm. Jika
dibandingkan dengan Spectronic 20D+ dan Genesys, batas deteksi dan kuantitasi
yang diperoleh dari alat spektrofotometer sinar tampak memiliki nilai yang lebih
besar (Lampiran 7). Hal ini dapat disebabkan oleh derau yang dihasilkan
KuantiVis.
436 nm 546 nm
8
Uji akurasi dinyatakan dalam persentase perolehan kembali. Parameter ini
dilakukan dengan cara membuat 10 larutan kromium 1 ppm. Hal ini dilakukan
untuk melihat kedekatan hasil yang diperoleh dengan kadar analit yang
sebenarnya. Rentang kesalahan yang diijinkan pada konsentrasi analit 1 ppm yaitu
80110% (AOAC 2012). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata persentase
perolehan kembali sebesar 103.19% (Lampiran 8), nilai ini sesuai dengan rentang
yang diperbolehkan. Data hasil uji kinerja dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data hasil uji kinerja
Parameter uji
kinerja KuantiVis
Spectronic
20D+
Spektrofotometer
Genesys
Nilai
keberterimaan
R2
0.9973 0.9978 0.9993 ≥ 0.9970
LOD (ppm) 0.1231 0.0024 0.0044 -
LOQ (ppm) 0.4102 0.0080 0.0147 -
% perolehan
kembali 103.19 102.14 100.91 80-110%
Penentuan Kadar Boraks
Penentuan kadar boraks dilakukan untuk mengetahui bahwa alat
spektrofotometer yang telah dibuat dapat diaplikasikan khususnya dalam
penentuan kadar boraks pada sampel mi basah. Penentuan kadar boraks dilakukan
dengan menentukan panjang gelombang maksimum dari larutan yang sudah
dipreparasi. Preparasi dilakukan dengan menambahkan pereaksi kurkumin dalam
asam kuat. Larutan boraks tidak berwarna dan tidak memiliki gugus kromofor,
penambahan asam kuat diharapkan dapat membuat boraks terurai menjadi asam
borat yang selanjutnya akan bereaksi dengan kurkumin membentuk kompleks
warna rosa. Kompleks warna yang terbentuk ini selanjutnya dianalisis
menggunakan KuantiVis pada panjang gelombang 546 nm sesuai dengan panjang
gelombang yang diperoleh dari hasil pemayaran.
Penambahan NaOH dilakukan sebagai pengikat unsur boron. Pemanasan
dilakukan untuk menghilangkan air, hal ini dilakukan karena kompleks yang
terbentuk mudah terhidrolisis. Konsentrasi kurkumin yang digunakan ialah
0.125% b/v. Konsentrasi ini dipilih karena kurkumin dapat larut sempurna dalam
asam asetat tanpa proses penyaringan pada kisaran 0.10-0.15% (Sa’adah 2006).
Kestabilan kompleks warna hanya dapat dipertahankan dalam waktu 2 jam,
sehingga pengukuran tidak boleh lebih dari 2 jam setelah kompleks terbentuk.
Pengukuran dilakukan menggunakan KuantiVis, Spectronic 20D+, dan
spektrofotometer Genesys. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang
maksimum 546 nm (Lampiran 9). Konsentrasi sampel diperoleh dari kurva
kalibrasi. Kurva kalibrasi dibuat dari larutan standar boraks dengan 5 macam
konsentrasi yaitu 0.04, 0.08, 0.12, 0.16, dan 0.20 ppm dan diperoleh nilai R2
sebesar 0.9636 bila serapan diukur menggunakan KuantiVis. Berdasarkan hasil
pengukuran tersebut, kadar boraks dalam sampel yang diperoleh disajikan pada
Tabel 2.
9
Tabel 2 Kadar boraks dalam sampel
Ulangan
Kadar boraks (μg/mg)
KuantiVis Spectronic
20D+
Spektrofotometer
Genesys
1 23.93 29.51 29.18
2 32.17 29.65 29.77
3 32.77 29.51 29.67
4 27.60 29.65 29.09
5 26.52 29.51 29.77
Rerata 28.60 29.57 29.50
Kadar boraks yang telah diidentifikasi menggunakan KuantiVis dan
spektrofotometer komersial selanjutnya akan dibandingkan dengan melakukan uji
F dan uji t. Uji F dilakukan untuk membandingkan keragaman dari hasil yang
diperoleh dari dua alat yang berbeda sedangkan uji t dilakukan untuk
membandingkan efektivitas dan efisiensi dari hasil yang diperoleh. Uji F maupun
uji t menghasilkan nilai Fhitung < Ftabel dan thitung < ttabel, hal ini menunjukkan
bahwa hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata (Tabel 3)
Tabel 3 Uji F dan t pada SK 95%
F hitung F tabel t hitung t tabel
KuantiVis-Spectronic 20D+ 0.000001 5.05 0.58 2.31
KuantiVis-spektrofotometer Genesys 0.0004 5.05 0.61 2.31
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengembangan spektrofotometer sinar tampak (KuantiVis) dapat dibuat
dengan menggunakan komponen umum yang sederhana. Komponen umum yang
digunakan, yaitu lampu LED sebagai sumber sinar, lensa optik pada DVD sebagai
kisi, dan web camera sensor CCD sebagai detektor. KuantiVis yang optimum
dibuat dengan dimensi sebesar 33 × 16 × 5 cm serta jarak web camera ke sumber
sinar 25 cm. Uji kinerja dilakukan menggunakan standar kromium menghasilkan
data linearitas dengan R2
0.9973, batas deteksi 0.1231 ppm, batas kuantitasi
0.4102 ppm, dan perolehan kembali 103.19%. Data tersebut menunjukkan hasil
yang cukup baik karena memenuhi standar. Aplikasikan dalam penentuan kadar
boraks pada sampel mi basah menghasilkan kadar boraks sebesar 28.60 μg/gram
sampel. Uji F dan t pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hasil yang
diperoleh tidak berbeda nyata dengan hasil yang diperoleh pada Spectronic 20D+
dan spekrofotometer Genesys.
10
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan alat
spektrofotometer serta mencari sumber tenaga lampu yang lebih stabil dan tahan
lama. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut dalam pengukuran uji kinerja agar
diperoleh hasil yang lebih baik seperti meminimalisir derau yang ada. Perlu
dilakukan aplikasi lain untuk menguji alat yang telah dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Albert DR, Todt MA, Davis HF. 2012. A low-cost quantitative absorption
spectrophotometer. J. Chem. Educ. 89: 1432–1435.
[AOAC]. 2012. Official Methods of Analysis. Washington (US): AOAC
International.
[ASTM]. 1996. Standard Test Methods for Chromium in Water. Washington
(US): ASTM.
Azas QS. 2013. Analisis kadar boraks pada kurma yang beredar di pasar Tanah
Abang dengan menggunakan spektrofotometer uv-vis [skripsi]. Jakarta (ID):
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Chan CC, Lam H, Lee YC, Zhang X. 2004. Analytical Method Validation and
Instrument Performance Verification. New Jersey (US): J Wiley.
Day RA, Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Ke-4. Iis Sopyan
Penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Quantitative Analysis
4th
Ed.
Harmita. 2004. Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan cara perhitungannya.
Majalah Ilmu Kefarmasian.1(3): 117-135.
Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Saptorahardjo, penerjemah.
Jakarta (ID): UI Press. Terjemahan dari: Basic Concept of Analytical
Chemistry.
Magnan P. 2003. Detection of visible photons in CCD and CMOS: a comparative
view. Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A. 504: 199–
212.
[Public Laboratory]. 2011. Video spectrometer. [internet]. (diperbaharui 2012 Okt
16 [diunduh 2011 Okt 28]). Tersedia pada:
http://publiclaboratory.org/wiki/video-spectrometer.
Quagliano JM dan Marks CA. 2013. Demystifying spectroscopy with secondary
students: designing and using a custom-built spectrometer. J Chem Educ.
90(10):1409–1410.
a’adah L. 2006. Identifikasi oraks dan asam orat pada e erapa jenis mie ang
diperoleh dari pasar Depok [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri
Jakarta.
Seney CS et al. 2005. Development of a multiple-elemen flame emission
spectrometer using ccd detection. J Chem Educ.82(12):1826–1829.
Valcarcel M. 2000. Principle of Analitycal Chemistry. Heidelberg (DE): Springer.
11
Vanderveen JR, Martin B, Ooms KJ. 2013. Developing tools for undergraduate
spectroscopy: an inexpensive visible light spectrometer. J Chem Educ.
90(7):894–899.
Wakabayashi F, Hamada K. 2006. A dvd spectroscope: a simple, high-resolution
classroom spectroscope J Chem Educ. 83(1):56–58.
Yulianto A. 2011. Rancang bangun spektrometer menggunakan prisma dan
webcam [skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
12
Lampiran 1 Diagram alir penelitian
Tahap 1 Pembuatan KuantiVis
Tahap 2 Penentuan Kadar Boraks
Data kadar boraks
penentuan
kadar boraks uji kinerja
komponen
spektrofotometer disusun
Data linearitas, LOD,
LOQ, dan
%perolehan kembali
Wadah
Spektrofotometer sinar
tampak (KuantiVis) Spectronic 20D+ dan
spektrofotometer Genesys
endapan
ditambahkan 20 mL air
dihaluskan
disentrifugasi t = 2 menit, v = 300 rpm
diambil 0.5 mL
ditambahkan 0.5 mL NaOH 10% b/v
dipanaskan dengan penangas air
dipanaskan dengan oven T = 100 ± 5 °C, t = 5 menit
ditambah 1.5 mL kurkumin 0.125% b/v
dipanaskan lalu didinginkan
ditambah 1.5 mL asam asetat-asam sultfat (1:1)
diamkan lalu ditambah etanol hingga 25 mL
dianalisis dengan KuantiVis, Spectronic 20D+,
dan spektrofotometer Genesys
Mi basah
Sampel halus
Supernatan
Supernatan kering
Larutan berwarna
Kadar boraks
13
Lampiran 2 Kalibrasi KuantiVis
14
Lampiran 3 Diagram KuantiVis
Power
LED
Web Camera
Kuvet
Celah
Baterai
DVD
Lensa kamera
Penutup
kompartemen
15
Lampiran 4 Spektrum lampu LED
Lampiran 5 Spektrum hasil pengaturan jarak lampu ke web camera
-10000
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
200 300 400 500 600 700 800 900
Inte
nsi
tas
Panjang Gelombang
15 cm 20 cm
30 cm 25 cm
16
Lampiran 6 Data dan hasil linearitas pada panjang gelombang 543 nm
KuantiVis
Ulangan [Cr] (ppm) Intersep
(a)
Slope
(b) R
2
0.7 0.9 1.1 1.3 1.5
1 0.1869 0.2579 0.3257 0.4060 0.4879 -0.0797 0.3751 0.9983
2 0.1855 0.2632 0.3528 0.4330 0.4865 -0.0803 0.3859 0.9936
3 0.2120 0.2765 0.3680 0.4440 0.5206 -0.0674 0.3923 0.9980
4 0.2004 0.2692 0.3617 0.4453 0.5245 -0.0932 0.4121 0.9984
5 0.1996 0.2617 0.3443 0.4399 0.5153 -0.0932 0.4048 0.9956
6 0.1980 0.2847 0.3704 0.4631 0.5549 -0.1165 0.4461 0.9997
Rerata -0.0884 0.4027 0.9973
Spectronic 20D+
Ulangan [Cr] (ppm) Intersep
(a)
Slope
(b) R
2
0.7 0.9 1.1 1.3 1.5
1 0.5376 0.6819 0.8239 0.9431 1.0757 0.0769 0.6687 0.9988
2 0.5317 0.6737 0.8182 0.9508 1.0655 0.0683 0.6724 0.9980
3 0.5317 0.6778 0.8297 0.9666 1.0757 0.0590 0.6885 0.9964
4 0.5287 0.6819 0.8297 0.9586 1.0757 0.0611 0.6853 0.9968
5 0.5346 0.6819 0.8125 0.9508 1.0757 0.0680 0.6755 0.9993
6 0.5346 0.6696 0.8125 0.9586 1.0655 0.0652 0.6754 0.9976
Rerata 0.0664 0.6776 0.9978
Ulangan 1 Ulangan 2
Ulangan 6 Ulangan 5
Ulangan 3 Ulangan 4
17
Spektrofotometer Genesys
Ulangan [Cr] (ppm) Intersep
(a)
Slope
(b) R
2
0.7 0.9 1.1 1.3 1.5
1 0.4920 0.6280 0.7700 0.8930 1.0320 0.0232 0.6725 0.9996
2 0.4970 0.6360 0.7820 0.9050 1.0340 0.0321 0.6715 0.9990
3 0.4940 0.6310 0.7720 0.9140 1.0370 0.0166 0.6845 0.9994
4 0.4930 0.6310 0.7600 0.9090 1.0340 0.0174 0.6800 0.9995
5 0.4900 0.6160 0.7570 0.9030 1.0180 0.0181 0.6715 0.9987
6 0.4920 0.6250 0.7600 0.9060 1.0320 0.0145 0.6805 0.9996
Rerata 0.0203 0.6768 0.9993
Lampiran 7 Data dan hasil batas deteksi dan batas kuantitasi
Ulangan
KuantiVis Spectronic 20D+ Spektrofotometer
Genesys
Rerata
RGB %I A %T A A
1 187 72.76 0.1381 130.60 -0.1159 0.063
2 176 68.48 0.1644 130.40 -0.1153 0.062
3 168 65.37 0.1846 130.40 -0.1153 0.062
4 172 66.93 0.1744 130.60 -0.1159 0.062
5 171 66.54 0.1769 130.40 -0.1153 0.065
6 176 68.48 0.1644 130.20 -0.1146 0.063
7 177 68.87 0.1620 130.20 -0.1146 0.064
8 174 67.70 0.1694 130.40 -0.1153 0.063
9 167 64.98 0.1872 130.60 -0.1159 0.064
10 163 63.42 0.1977 130.20 -0.1146 0.063
SB 0.0165 0.0005 0.0010
Rerata
slope (Sl) 0.4027 0.6776 0.6768
LOD 0.1231 0.0024 0.0044
LOQ 0.4102 0.0080 0.0147
Contoh perhitungan:
I erata B
257 100
187
257 100 72.76
log I
100 log
72.76
100 0.1381
L 3 B
l
3 0.0165
0.4027 0.1231
L 10 B
l
0.0165
0.4027 0.4102
18
Lampiran 8 Data perolehan kembali dari larutan kromium 1 ppm
KuantiVis
Rerata
RGB It (%)
a Absorban
Konsentrasi yang diperoleh
dari regresi linear (ppm)
%perolehan
kembali
95 36.97 0.3507 0.9763 97.63
91 35.41 0.3693 1.0317 103.17
92 35.80 0.3646 1.0176 101.76
92 35.80 0.3646 1.0176 101.76
91 35.41 0.3693 1.0317 103.17
90 35.02 0.3741 1.0459 104.59
89 34.63 0.3790 1.0603 106.03
89 34.63 0.3790 1.0603 106.03
91 35.41 0.3693 1.0317 103.17
90 35.02 0.3741 1.0459 104.59
Rerata 103.19 aIntensitas blangko (I0) = 82.88%
Spectronic 20D+
%T A Konsentrasi yang diperoleh
dari regresi linear (ppm)
%perolehan
kembali
0.180 0.7447 1.0214 102.14
0.182 0.7399 1.0142 101.42
0.178 0.7496 1.0288 102.88
0.180 0.7447 1.0214 102.14
0.180 0.7447 1.0214 102.14
0.182 0.7399 1.0142 101.42
0.178 0.7496 1.0288 102.88
0.180 0.7447 1.0214 102.14
0.180 0.7447 1.0214 102.14
0.180 0.7447 1.0214 102.14
Rerata 102.14
19
Spektrofotometer Genesys
A Konsentrasi yang diperoleh
dari regresi linear (ppm)
%perolehan
kembali
0.694 1.0069 100.69
0.692 1.0039 100.39
0.698 1.0129 101.29
0.692 1.0039 100.39
0.695 1.0084 100.84
0.694 1.0069 100.69
0.698 1.0129 101.29
0.696 1.0099 100.99
0.698 1.0129 101.29
0.698 1.0129 101.29
Rerata 100.91
Contoh perhitungan:
log
t log
82.88
36.97 0.3507
erolehan em ali nilai ang diperoleh
nilai ang se enarn a 100
erolehan em ali 0.9763 ppm
1.0000 ppm 100 97.63
Lampiran 9 Data dan hasil penentuan kadar boraks pada makanan
Blangko dan standard
Ulangan 2 Ulangan 3
Ulangan 4
Ulangan 1
Ulangan 5
20
Panjang gelombang maksimum larutan boraks
KuantiVis
Konsentrasi
(ppm)
Rerata
RGB %I Absorban
Konsentrasi
sampel
(ppm)
Kadar boraks
μg/gram
Blangko 142 55.25 0.0000
0.04 135 52.53 0.0220
0.08 103 40.08 0.1395
0.12 100 38.91 0.1523
0.16 80 31.13 0.2492
0.20 66 25.68 0.3327
Sampel Ulangan 1 94 36.58 0.1792 0.1200 23.93
Sampel Ulangan 2 79 30.74 0.2547 0.1613 32.17
Sampel Ulangan 3 78 30.35 0.2602 0.1644 32.77
Sampel Ulangan 4 87 33.85 0.2128 0.1384 27.60
Sampel Ulangan 5 89 34.63 0.2029 0.1330 26.52
Rerata 0.1434 28.60
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
500 520 540 560 580 600
Abso
rban
Panjang Gelombang (nm)
λ maks 546 nm
21
Spectronic 20D+
Konsentrasi (ppm) %T A Konsentrasi
sampel (ppm)
Kadar boraks
μg/gram
0.04 66.8 0.1752
0.08 44.0 0.3565
0.12 29.6 0.5287
0.16 20.2 0.6946
0.20 13.6 0.8665
Sampel Ulangan 1 29.4 0.5317 0.1480 29.51
Sampel Ulangan 2 29.2 0.5346 0.1487 29.65
Sampel Ulangan 3 29.4 0.5317 0.1480 29.51
Sampel Ulangan 4 29.2 0.5346 0.1487 29.65
Sampel Ulangan 5 29.4 0.5317 0.1480 29.51
Rerata 0.1483 29.57
Spektrofotometer Genesys
Konsentrasi (ppm) A Konsentrasi
sampel (ppm)
Kadar boraks
μg/gram
0.04 0.165
0.08 0.332
0.12 0.494
0.16 0.654
0.20 0.830
Sampel Ulangan 1 0.4840 0.1464 29.18
Sampel Ulangan 2 0.4960 0.1493 29.77
Sampel Ulangan 3 0.4940 0.1488 29.67
Sampel Ulangan 4 0.4820 0.1459 29.09
Sampel Ulangan 5 0.4960 0.1493 29.77
Rerata 0.1479 29.50
Contoh perhitungan:
KuantiVis
Persamaan garis 1.8283 - 0.0403
0.1792 1.8283 0.0403
0.1200 ppm
adar sampel konsentrasi sampel ppm
o ot sampel
adar sampel 0.1200 ppm 20 mL 50
5.0154 gram 23.93 μg/gram
22
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tangerang pada tanggal 13 Maret 1993. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan Kasman dan Suyati. Penulis lulus dari
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tigaraksa pada tahun 2010 dan pada tahun yang
sama penulis lulus seleksi Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.
Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif di organisasi Ikatan
Mahasiswa Kimia (IMASIKA) periode tahun 2011/2012 dan mengikuti
kepanitiaan di IMASIKA maupun Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA. Pada
bulan Juli-Agustus 2013 penulis mengikuti kegiatan Praktik Lapangan di Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM), Jakarta Timur dengan judul
Verifikasi Metode Analisis Kadar Linkomisin HCl Kapsul Menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Selama menjadi mahasiswa penulis juga
pernah menjadi asisten praktikum Asas-Asas Kimia Analitik dan praktikum
Analisis Instrumental untuk mahasiswa kimia.
Recommended