View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIKLUS AIR
MELALUI METODE REWARD AND PUNISHMENT
DENGAN ALAT PERMAINAN RODA BERPUTAR
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DUKUH KOTA SALATIGA
TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nur Khasanah
NIM. 23040150155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIKLUS AIR
MELALUI METODE REWARD AND PUNISHMENT
DENGAN ALAT PERMAINAN RODA BERPUTAR
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DUKUH KOTA SALATIGA
TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nur Khasanah
NIM. 23040150155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Peni Susapti, M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Nur Khasanah
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Nur Khasanah
NIM : 23040150155
Program Studi : PGMI
Judul Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Air Melalui
Metode Reward and Punishment dengan Alat Permainan Roda
Berputar Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2018/2019
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
v
vi
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Khasanah
NIM : 23040-15-0155
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan
IAIN Salatiga.
MOTTO
“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut
oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri”
(Kartini)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapakku dan ibuku tersayang Syaifudin dan Naimaturrokah, yang telah
membesarkanku dengan penuh kesabaran serta segala dukungan dan
iringan doa restu yang telah engkau berikan kepadaku sehingga aku bisa
seperti sekarang. Semoga Bapak beserta Ibu diberikan nikmat umur panjang,
kesehatan dan rezeki yang berkah;
2. Untuk adikku tersayang Ira Kurniawati, tiada waktu yang paling berharga
dalam hidup selain menghabiskan waktu denganmu. Walaupun saat dekat kita
sering bertengkar, tapi saat jauh kita saling merindukan. Terima kasih untuk
semangat yang kau berikan. Mudah-mudahan apa yang kau impikan menjadi
kenyataan;
3. Untuk Almarhumah Mbah putri tercinta terima kasih atas limpahan kasih
sayang semasa hidupnya dan memberikan rasa rindu yang berarti. Semoga
Allah SWT. menempatkan disisi terbaikNya;
4. Sahabat-sahabatku (Rahmatika, Silmi, Septi, Irul, Puput, Luluk, dan Chika)
beserta teman-teman PGMI angkatan 2015 yang senantiasa menginspirasi.
Semoga cita-cita yang kalian harapkan dapat terwujud.
viii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Air Melalui Metode Reward and
Punishment dengan Alat Permainan Roda Berputar pada Siswa Kelas V MI
Ma’arif Dukuh Kota Salatiga Tahun Ajaran 2018/2019 dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi besar
Muhammad SAW. yang telah membawa kita semua ke jalan yang terang
benderang ini. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN Salatiga
sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan
saran, motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan banyak bimbingan kepada penulis;
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
ix
6. Bapak M. Muzaqi, S.Pd.I. selaku kepala MI Ma’arif Dukuh Salatiga yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
7. Ibu Durrotun Nashihah, S.Pd.I. selaku guru kelas V MI Ma’arif Dukuh
Salatiga yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis; dan
8. Seluruh siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga yang telah
mendukung dan membantu peneliti dalam penelitian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumya dan pada penulis khususnya.
Salatiga, 4 Juli 2019
Penulis,
x
ABSTRAK
Khasanah, Nur. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Air Melalui
Metode Reward and Punishment dengan Alat Permainan Roda
Berputar pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2018/2019. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Peni Susapti,
M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA; Metode Reward and Punishment dan Alat
Permainan Roda Berputar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
materi siklus air melalui metode reward and punishment dengan alat permainan
roda berputar pada siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga tahun ajaran
2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-
masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan/observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, observasi, dan
wawancara. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota
Salatiga yang berjumlah 18 siswa meliputi 11 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi, soal tes, RPP, silabus
dan materi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai
setiap siklus dengan KBM yang telah ditetapkan yaitu 70, sekaligus ditandai
dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu ≥85% dari jumlah
siswa yang yang mencapai nilai di atas KBM.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui metode
reward and punishmet dengan alat permainan roda berputar dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi siklus air pada siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh
Kota Salatiga tahun ajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra
siklus sebelum menerapkan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar hanya 7 siswa (39%) yang memenuhi KBM dengan nilai
rata-rata 62,5. Selanjutnya pada siklus I ada 10 siswa (56%) memenuhi KBM
dengan nilai rata-rata 68,33. Kemudian, pada siklus II ada 16 siswa (89%)
memenuhi KBM dengan rata-rata 83,61. Oleh karena itu, hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dan siklus dapat dihentikan.
xi
DAFTAR ISI
Sampul .................................................................................................................. i
Lembar Berlogo .................................................................................................... ii
Halaman Judul ....................................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing ....................................................................................... iv
Pengesahan Kelulusan ........................................................................................... v
Deklarasi ............................................................................................................... vi
Motto dan Persembahan ........................................................................................ vii
Kata Pengantar ...................................................................................................... viii
Abstrak .................................................................................................................. x
Daftar Isi................................................................................................................ xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ....................................................................................................... xv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..................................... 7
xii
F. Definisi Operasional ............................................................................... 8
G. Metode Penelitian ................................................................................. 12
1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 12
2. Lokasi, Subyek dan Waktu Penelitian .............................................. 13
3. Siklus Penelitian ............................................................................... 14
4. Teknik Mengumpulan Data .............................................................. 16
5. Instrumen Penelitian ......................................................................... 17
6. Analisis Data .................................................................................... 18
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 20
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 22
A. Kajian Teori .......................................................................................... 22
1. Hasil Belajar IPA .............................................................................. 22
2. Metode Reward and Punishment ...................................................... 38
3. Alat Permainan Roda Berputar ......................................................... 52
B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 59
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 62
A. Gambaran Umum Madrasah ................................................................. 62
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 66
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................... 66
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ....................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 77
A. Deskripsi Hasil Penelitian Setiap Siklus .............................................. 77
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ...................................... 77
xiii
2. Deskripsi Hasil Siklus I .................................................................... 79
3. Deskripsi Hasil Siklus II ................................................................... 87
B. Pembahasan .......................................................................................... 95
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 100
A. Kesimpulan ......................................................................................... 100
B. Saran ................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................104
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Dukuh ............................................ 64
Tabel 3.2 Daftar Guru MI Ma’arif Dukuh .......................................................... 64
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh ........................................... 65
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.................................. 66
Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Pra Siklus ................................................................ 78
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I ....................................................... 80
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ......................................................... 82
Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ....................................................... 84
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II ...................................................... 88
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ....................................................... 89
Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ..................................................... 92
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Persiklus ............................................ 95
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ................................................................... 14
Gambar 4.1 Nilai Pra Siklus ............................................................................... 96
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siswa Siklus I .......................................................... 97
Gambar 4.3 Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ......................................................... 98
Gambar 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar ............................................... 99
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Siklus I ................................................................................ 104
Lampiran 2. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ..................................... 119
Lampiran 3. Nilai Siklus I ............................................................................... 124
Lampiran 4. RPP Siklus II .............................................................................. 128
Lampiran 5. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II .................................... 143
Lampiran 6. Nilai Siklus II ............................................................................. 148
Lampiran 7. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ......................................... 152
Lampiran 8. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi....................................... 154
Lampiran 9. Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. 155
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 156
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Skripsi ....................................................... 157
Lampiran 12. Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK) ........................................ 158
Lampiran 13. Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 162
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar di sekolah erat kaitannya dengan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis yang terdiri atas
banyak komponen. Masing-masing komponen pembelajaran tidak bersifat
parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi berjalan secara teratur,
saling bergantung, komplomenter dan berkesinambungan (Kompri, 2015: 49).
Salah satu komponen yang penting dalam proses pembelajaran adalah siswa.
Peran siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai subjek sekaligus objek
belajar. Aktivitas belajar siswa tidak hanya sekedar mendengarkan dan
mencatat materi pembelajaran yang diberikan. Siswa harus dapat melakukan
proses belajar dengan aktif dan dapat bersentuhan langsung dengan sumber
belajar. Suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, dimana tercipta
interaksi yang baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa akan
membantu dan mendukung siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar.
Siswa akan lebih mudah menguasai materi yang dipelajari dan pembelajaran
akan lebih bermakna. Pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara maksimal
juga akan memudahkan guru dalam melakukan transfer pengetahuan kepada
siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang
2
sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan studi mengenai alam
sekitar. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
tetapi juga mempelajari dan memahami alam sekitar. IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar siswa mampu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
MI Ma’arif Dukuh merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
sangat menjunjung keberhasilan pendidikan yang diselenggarakannya.
Tercermin melalui visinya “Terwujudnya peserta didik yang handal, cerdas
dan berakhlakul karimah, bertaqwa, aktif dan berteknologi”. Namun
berdasarkan data yang diperoleh saat observasi di kelas V pada mata pelajaran
IPA menunjukkan bahwa 7 dari 18 siswa (39%) tuntas belajar dengan
memperoleh nilai tepat atau lebih dari Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
yang ditetapkan sekolah yaitu 70, dengan nilai rata-rata secara keseluruhan
62,50. Artinya pembelajaran tersebut secara klasikal belum mencapai 85% dan
memerlukan perbaikan.
Kondisi kenyataan di atas tentu akan berpengaruh pada penurunan
hasil belajar siswa di kelas, dan sangat mungkin kualitas sekolah ikut
menurun. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar yang kurang
memuaskan antara lain adalah faktor dari guru dan siswa. Faktor dari guru
merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri guru itu sendiri, misalnya
tentang bagaimana guru menyampaikan materi kepada siswanya, tentang
ketepatan guru dalam memilih model, strategi, metode, dan juga tentang
3
bagaimana cara guru berinteraksi dalam menghadapi berbagai macam karakter
siswanya. Namun demikian, faktor dari diri siswa juga berpengaruh dalam
keberhasilan suatu pembelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar
diri siswa atau faktor lingkungan. Salah satu faktor yang datang dari luar
adalah metode mengajar guru di dalam kelas atau sekolah (Kompri, 2015:
227). Pembelajaran dengan metode yang tidak sesuai dengan materi
pembelajaran sering menimbulkan berbgai masalah dalam proses
pembelajaran, diantaranya siswa mengalihkan perhatiannya dengan berbicara,
sibuk bermain sendiri, mengantuk sehingga menyebabkan siswa kurang
memahami materi dan tidak bisa menjawab soal evaluasi yang diberikan guru,
dimana soal tersebut merupakan soal yang berisi ranah pengetahuan yang
diarahkan untuk membuat siswa mengingat kembali pengetahuan yang pernah
diperolehnya.
Berdasarkan uraian penyebab-penyebab masalah tersebut diperlukan
sebuah usaha perbaikan atau tindakan untuk mengatasi permasalahan yang
ada. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
adalah dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran
dan alat pembelajaran yang mendukung. Metode yang dimaksud yaitu metode
reward and punishment. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi
dan perhatian siswa yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa di
kelas. Sedangkan alat yang dimaksud adalah alat permainan roda berputar.
4
Pemberian reward (hadiah) maupun pemberian punishment (hukuman)
digunakan guru sebagai penguatan, stimulus dalam mendidik siswa. Kompri
(2015: 290) menyatakan bahwa reward adalah alat untuk mendidik anak-anak
supaya anak senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat
penghargaan. Namun demikian apabila terlalu sering memberikan hadiah tidak
dibenarkan. Hal ini dikhawatirkan siswa giat belajar apabila hasil kerjanya
mendapat imbalan dari guru.
Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang sesuai secara umum.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa hukuman dilakukan
untuk memperbaiki tingkah laku siswa yang kurang baik ke arah yang lebih
baik dan dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa (Kompri 2015: 291).
Sama halnya saat pemberian hadiah, pemberian hukuman kepada siswa
janganlah terlalu berlebihan, karena hukuman yang berlebihan akan
menimbulkan dendam pada diri siswa kepada guru serta dapat merusak citra
figur seorang guru sebagai pendidik
Media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan (Bahri
dan Zain, 2015:120). Sehingga media memiliki arti penting dalam membantu
proses interaksi antara pendidik dan siswa dalam pembelajaran. Jika guru
tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan materi dengan baik, tidak ada
salahnya menghadirkan media sebagai alat bantu pengajaran guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan harapan kegiatan belajar siswa dengan
5
bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik
daripada tanpa bantuan media.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik meneliti dengan
judul: “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Air Melalui Metode
Reward and Punishment dengan Alat Permainan Roda Berputar Pada
Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga Tahun Ajaran
2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Apakah melalui metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi siklus
air pada siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga Tahun Ajaran
2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
metode reward and punishment dengan alat permainan roda berputar dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi siklius air pada siswa kelas V MI
Ma’arif Dukuh Kota Salatiga tahun ajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi bahwa hasil belajar IPA materi siklus air atau
dapat juga digunakan pada mata pelajaran atau materi lain dapat
6
ditingkatkan melalui metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siwa
1) Meningkatkan penguasaan materi mata pelajaran IPA materi siklus
air;
2) Meningkatkan minat atau motivasi siswa pada pembelajaran IPA
materi siklus air; dan
3) Siswa dapat memperoleh pengalaman yang menarik pada
pembelajaran IPA materi siklus air.
b. Manfaat Bagi Guru
1) Memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran yang inovatif,
kreatif dan menyenangkan;
2) Meningkatkkan kinerja guru melalui perbaikan kualitas
pembelajaran dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran
dan komponen-komponen lain yang mendukung pembelajaran; dan
3) Memberikan gambaran bagi guru tentang pentingnya metode
reward and punishment dengan alat permainan roda berputar
dalam meningkatkan hasil belajar.
c. Manfaat Bagi Sekolah
1) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan
metode pembelajaran yang tepat serta meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap materi yang diajarkan;
7
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran
IPA; dan
3) Membantu sekolah berkembang karena adanya guru yang kreatif
serta mempunyai kompetensi yang memadai.
d. Manfaat Bagi Pendidikan
1) Memajukan dunia pendidikan karena memunculkan sosok guru
yang kreatif; dan
2) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam
pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut
dan akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah melalui
metode reward and punishment dengan alat permainan roda berputar dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi siklus air pada siswa kelas V MI
Ma’arif Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Melalui metode reward and punishment dengan alat permainan
roda berputar dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan
bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
8
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai tepat atau melebihi Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) yang telah ditetapkan oleh madrasah yaitu ≥70 pada
mata pelajaran IPA materi siklus air.
b. Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai tepat atau melebihi Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) yaitu mendapat nilai ≥70 pada mata pelajaran IPA
materi siklus air dengan persentase ≥85% dari jumlah total siswa
dalam satu kelas (Trianto, 2009: 241).
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha memperoleh sesuatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru
biasanya menetapkan tujuan belajar, dimana anak akan dikatakan berhasil
dalam belajar apabila telah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil yang diperoleh setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran
yang dilihat dari perubahan perilaku siswa.
9
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Garnida (2002:2), Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu
yang mempelajari tentang pencarian jawaban dari teka -teki yang
terdapat dalam alam ini yang kompleks dan luas untuk menyusun suatu
teori. Susanto (2013:167) berpendapat bahwa IPA adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut penulis dapat
menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang
mempelajari tentang segala sesuatu yang berada di alam dan merupakan
hasil dari penelitian yang sistematis sehingga dapat diperoleh kesimpulan.
3. Materi Siklus Air
Siklus air adalah suatu rangkaian proses yang terjadi dengan air
yang terdiri dari penguapan, presipitasi, infiltrasi dan pengaliran keluar
(out flow). Penguapan terdiri dari evaporasi dan transpirasi. Uap yang
dihasilkan mengalami kondensasi dan dipadatkan membentuk awan yang
nantinya kembali menjadi air dan turun sebagai hujan. Air yang sampai ke
permukaan tanah akan mengisi cekungan-cekungan di permukaan tanah
kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah, masuk ke sungai-sungai
dan akhirnya ke laut. Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan bumi
akan meresap ke dalam tanah. Sebagian dari air tanah dapat muncul lagi ke
permukaan tanah dan dapat terkumpul lagi dalam alur sungai atau
10
langsung menuju ke laut, seperti pada firman Allah SWT. dalam Al
Qur’an Surat Ar-Rum ayat 48:
Artinya: Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan
awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-
Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar
dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-
hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira
(QS. Ar-Rum: 48).
Ayat tersebut mengandung arti bahwa Allah SWT. menjelaskan
bagaimana Dia menciptakan awan yang menurunkan air hujan, dan
membuat gembira makhluk-Nya. Siklus air dengan ditandainya hujan
menyebabkan jumlah air di bumi cenderung tetap hanya saja tempatnya
yang bebeda-beda. Air menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup di
bumi.
4. Reward and Punishment
Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan.
Reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan
suatu yang baik, atau telah berhasil mencapai sebuah tahap perkembangan
tertentu, atau tercapainya sebuah target. Dalam konsep pendidikan, reward
merupakan salah satu alat untuk meningkatan motivasi peserta didik.
Metode ini bisa mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan seseorang
11
dengan perasaan bahagia, senang, dan baisanya akan membuat mereka
melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain
motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya
untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dicapainya
(Kompri 2015: 289-290). Pujian atau reward terkadang diperlukan dan
cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. Berkat dorongan
orang lain misalnya untuk memperoleh angka yang tinggi peserta didik
akan berusaha lebih giat karena minatnya akan menjadi lebih besar. Dapat
disimpulkan bahwa reward adalah hadiah atau ganjaran yang diberikan
kepada peserta didik sehingga menimbulkan motivasi dalam diri mereka
yang mendorong timbulnya prestasi.
Hukuman atau punishment menurut Kompri (2015: 291) adalah
sebuah cara untuk mengrahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan
tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman
diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan
oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak
memberikan respons atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang
diharapkan. Baharuddin dan Wahyuni (2007: 80), berpendapat bahwa
punishment jika diberikan secara tepat dalam menghadirkan sebuah
stimulus yang memunculkan perilaku inapropiriate (tidak sesuai), dapat
menyebabkan subjek melakukan sesuatu yang berbeda. Dari kedua
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa punishment atau hukuman
diberikan kepada orang atau peserta didik yang berperilaku menyimpang
12
atau tidak sesuai dengan harapan, dengan tujuan agar orang yang
bersangkutan kembali pada perilaku yang diharapkan.
5. Alat Permainan Roda Berputar
Permainan adalah situasi atau kondisi tertentu saat seseorang
mencari kesenangan atau kepuasan melalui suatu aktivitas atau kegiatan
bermain. Permainan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan
memperoleh ketrampilan tertentu dengan cara menggembirakan seseorang.
Kegiatan bermain berhubungan dengan kegiatan interaksi seseorang
dengan orang lainnya, barang (mainan), atau hewan yang dapat terjadi
dalam konteks tertentu, baik pembelajaran (learning) maupun rekreatif
yang bersifat menyenangkan.
Roda berputar merupakan sebuah alat permainan yang peneliti
rancang sendiri dalam mendukung metode reward and punishment. Alat
ini berbentuk lingkaran yang di dalamnya terdapat berbagai macam hadiah
dan hukuman. Alat ini digunakan dengan cara memutarnya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara tertentu untuk memperoleh data yang
penting bagi peneliti;
13
b. Tindakan, menunjuk pada rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan tertentu; dan
c. Kelas, dalam hal ini tidak diartikan sebagai ruang kelas, melainkan
kegiatan pembelajaran antara guru dan peserta didik yang dilakukan
pada tempat dan waktu yang sama.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto dkk, 2006: 3).
2. Lokasi, Subyek dan Waktu Peneleitian
a. Lokasi
Lokasi yang penulis pilih untuk melaksanakan penelitian ini
adalah di MI Ma’arif Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.
b. Subjek
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 18 yang terdiri dari 11
siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, serta Ibu Durrotun Nashihah,
S. Pd. I., selaku wali kelas sekaligus kolaborator peneliti. Penelitian ini
dikhususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi
siklus air melalui metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar.
14
3. Siklus Penelitian
Banyak ahli yang menggambarkan model penelitian dengan bagan
yang berbeda-beda. Menurut Arikunto dkk (2006: 6), secara garis besar
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan
untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK
Sumber: Arikunto, dkk (2006: 6)
a. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari:
1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar;
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Siklus II
Perencanaan
Pengamatan
?
?
Pelaksanaa
n
Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
15
2) Peneliti menyiapkan bahan materi ajar mengenai siklus air;
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa roda berputar,
sebagai sarana pendukung pembelajaran;
4) Peneliti menyiapkan lembar observasi; dan
5) Peneliti menyiapkan lembar evaluasi sebagai sarana untuk
mengukur kemampuan siswa.
b. Pelaksanaan
Pada proses pelaksanaan ini dilakukan sesuai dengan rancangan
yang telah dipersiapkan peneliti.
c. Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan secara langsung pada waktu tindakan
sedang dilakukan, sehingga keduanya dilakukan dalam waktu yang
bersamaan. Dalam proses ini peneliti mencatat semua peristiwa atau
hal yang terjadi di kelas penelitian, seperti tingkah laku siswa dalam
pembelajaran, keaktifan siswa, mengukur sejauh mana siswa mampu
menyerap pembelajaran dan lain sebagainya. Selain siswa, proses ini
juga mengamati aktivitas guru seperti cara guru menyampaikan materi,
cara guru berinteraksi dengan siswa, cara guru mengkondisikan kelas
dan lain sebagainya.
d. Refleksi
Proses ini dilakukan dengan mengumpulkan data hasil
observasi kemudian dilakukan analisis data dengan tujuan memberikan
gambaran mengenai rencana tindakan selanjutnya. Apabila indikator
16
keberhasilan belum terpenuhi, maka PTK akan dilanjutkan siklus
berikutnya.
4. Teknik Mengumpulkan Data
Teknik data yang peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas
adalah observasi, tes dan wawancara.
a. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data
dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian (Uno dkk, 2011: 90). Observasi ini dilakukan terhadap
kinerja guru dan sikap siswa selama pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui sejauh mana metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar memberikan dampak yang baik bagi hasil
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) materi siklus air.
b. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan yang dierikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang
dijadikan penetapan skor angka (Uno dkk, 2011: 104). Tes
dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas V MI Ma’arif Dukuh pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) materi siklus air melalui metode reward and punishment
dengan alat permainan roda berputar.
17
c. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang
mewawancarai dengan yang diwawancarai (Djamarah, 2000: 220).
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang materi pokok
khususnya pada mata pelajaran IPA yang kurang memenuhi KBM dan
untuk mendapatkan informasi mengenai metode yang sering
digunakan guru dalam pembelajaran sebelum menerapkan metode
reward and punishment dengan alat permainan roda berputar.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan guru atau
pengamat untuk menentukan keberhasilan dari rencana yang telah
dilakukan. Instrumen dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu lembar
observasi soal tes, RPP, silabus dan materi.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi indikator yang dirancang berdasarkan
fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan
siswa dalam menerapkan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar. Lembar observasi yang digunakan adalah
lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
b. Soal Tes
Soal tes disusun berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
yang ditentukan oleh sekolah. Tes digunakan untuk memperoleh
nilai dari siswa sebagai hasil belajar IPA materi siklus air. Bentuk
18
tes yang digunakan oleh peneliti adalah pilihan ganda dan uraian
singkat.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk
mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa, 2011:212).
d. Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu
kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2011:183).
e. Materi
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan (Narwanti, 2012:65).
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses yang menghubung-hubungkan,
memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat
ditarik kesimpulan yang benar. Dalam penelitian ini analisis data
dilakukan dengan membandingkan skor nilai setiap siklus dengan KBM
yang telah ditentukan sekolah yaitu sebesar 70. Oleh karena itu, siswa
19
dikatakan tuntas belajarnya apabila nilai yang diperoleh siswa ≥ 70 dan
dikatakan belum tuntas jika nilai yang diperoleh <70.
Trianto (2009: 241) menyatakan bahwa suatu kelas dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat
≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Untuk menentukan ketuntasan
belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
𝑀 = ∑𝑋
𝑁
Keterangan:
M = Mean
∑x = Jumlah nilai semua siswa
N = Jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)
KB = 𝑇
𝑇𝑡 × 100%
Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = Jumlah skor total
c. Menghitung ketuntasan belajar secara klasikal
P = F
N x 100%
20
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KBM
N = Jumlah keseluruhan
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika
yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi : Hasil belajar IPA meliputi pengertian belajar,
pengertian hasil belajar dan pengertian Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Metode reward and punishment meliputi
pengertian reward and punishment, prinsip-prinsip
pemberian reward and punishment, bentuk-bentuk reward
and punishment, contoh konkret implementasi reward and
punishment, langkah-langkah penerapan metode reward
and punishment, keunggulan dan kelemahan metode
reward and punishment. Alat permainan roda berputar
21
meliputi pengertian permainan, pengertian roda berputar.
Kajian pustaka dari penelitian terdahulu.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi : gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi
pelaksanaan persiklus.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi : deskripsi persiklus dan pembahasan penelitian
BAB V PENUTUP
Berisi : kesimpulan hasil penelitian dan saran.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar IPA
a. Belajar
1) Definisi Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan seseorang yang bisa
dilakukan secara sengaja atau secara acak. Belajar bisa melibatkan
pemerolehan informasi atau keterampilan, sikap baru, pengertian,
atau nilai. Belajar biasanya disertai perubahan tingkah laku dan
berlangsung sepanjang hayat (Basleman dan Mappa, 2011: 15).
Dalyono (2007: 51) berpendapat bahwa belajar adalah
kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama
hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam
berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Dengan kata
lain, melalui belajar dapat memperbaiki nasib, mencapai cita-cita
yang didambakan.
Berdasarkan pendapat kedua tokoh di atas, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah kegiatan yang
dilakukan seseorang selama hidup dengan sengaja yang melibatkan
ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh dari
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sehingga
23
memungkinkan adanya proses perubahan tingkah laku guna untuk
memperbaiki nasib, mencapai cita-cita yang didambakan.
2) Ciri-ciri Belajar
Adapun ciri-ciri belajar menurut Baharuddin dan Wahyuni
(2008: 15-16) adalah sebagai berikut:
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
(change of behaviour). Ini berarti bahwa hasil dari belajar
hanya dapat diamati dari tingkah laku yaitu adanya
perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak terampil menjadi terampil, dan lain sebagianya. Tanpa
pengamatan dari tingkah laku hasil belajar orang tidak
dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
b) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk
waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-berubah, akan
tetapi dilain pihak tingkah laku tersebut tidak akan terpancang
seumur hidup;
c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada
saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial; dan
d) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi
24
penguatan. Sesuatu yang memperkuat memberikan semangat
atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh
siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja,
tetapi juga penguasaan kebiasaan, presepsi, kesenangan, minat-
bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita,
keinginan dan harapan (Rusman, 2016: 67).
Menurut Susanto (2013:5) hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar tersebut dipertegas lagi
oleh Rusmono (2012: 10) yang menyatakan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh
setelah siswa meyelesaikan program pembelajarannya melalui
interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Suprijono (2011: 5)
hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan-
keterampilan.
25
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar
adalah anak yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksioal (Susanto, 2013: 5).
Penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh setelah
melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka,
simbol, huruf ataupun kalimat.
2) Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:6-11) macam-macam hasil belajar
adalah sebagai berikut:
a) Pemahaman Konsep
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman ini berarti seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami
26
serta mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan
berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang
dilakukan (Susanto, 2013: 6). Sedangkan konsep menurut
Susanto (2013: 8) adalah sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian.
Jadi konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat
dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran,
gagasan, atau suatu pengertian. Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut, untuk mengukur hasil belajar siswa yang
berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi
produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan
instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi
produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes
baik secara lisan maupun secara tertulis.
b) Keterampilan Proses
Susanto (2013:9) merumuskan bahwa keterampilan
proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori
untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya,
atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan
(falsifikasi). Dengan kata lain keterampilan ini digunakan
27
sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep,
prinsip, dan teori.
c) Sikap
Susanto (2013:11) menyatakan bahwa sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
disekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-
objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang. Dalam hubungan dengan hasil belajar
siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman
konsep. Karena pemahaman konsep, maka dominan yang
sangat berperan adalah domain kognitif.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 19) berpendapat tentang
faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
28
(1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan jasmani.
Keadaan ini pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kedua, keadaan fungsi jasmani. Selama
proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada
tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama
pancaindra (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 20).
(2) Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis merupakan keadaan
psikologis seseorang yang dapat memperngaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap dan bakat (Baharuddin dan Wahyuni,
2008: 20).
b) Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor internal di atas, proses belajar juga
dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu:
(1) Lingkungan Sosial
(a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses
belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara
29
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk
belajar lebih baik di sekolah;
(b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran, dan anak terlantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa;
(c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, letak rumah, pengelolaan keluarga,
semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang
tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan
baik
(2) Lingkungan Non Sosial
(a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu
silau atau kuat, atau tidak terlalu lemah atau gelap,
suasana yang sejuk dan tenang.
(b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
30
lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software,
seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
buku panduan, dan silabi.
(c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor
ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
c. Ilmu Pengetahuan Alam
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari tiga kata yaitu “ilmu”,
“pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui manusia. Banyak sekali pengetahuan yang dimiliki
dalam kehidupan manusia. Pengetahuan tentang agama,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar
adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan
alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya. Ilmu
adalah pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh
secara ilmiah artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat
utama ilmu adalah rasional dan objektif. Rasional artinya masuk
akal, logis, atau dapat diterima akal sehat. Sedangkan objektif
artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau
sesuai dengan kenyataan (Wisudawati dan Sulistyowati, 2017: 23).
31
Menurut Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang
tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan
dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Menurut Garnida dan Budiman (2002: 253) IPA
merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh
dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang
berada di alam yang diperoleh melalui metode ilmiah sehingga
dapat diperoleh suatu kesimpulan.
2) Cara Berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Wisudawati dan Sulistyowati (2017: 24-25) menyebutkan
cara berpikir IPA meliputi:
a) Percaya (Believe)
Kecenderungan para ilmuan melakukan penelitian terhadap
masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahwa
hukum alam dapat dikonstruksi dari observasi dan diterangkan
dengan pemikiran dan penalaran;
32
b) Rasa ingin tahu (Curiosity)
Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti dan didorong oleh
rasa ingin tahu untuk menemukannya;
c) Imajinasi (Imagination)
Para ilmuan sangat mengandalkan pada kemampuan
imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam;
d) Penalaran (Reasoning)
Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuan juga
mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalah gejala
alam; dan
e) Koreksi diri (Self examination)
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada
sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran
ilmiah juga merupakan sarana untuk memahami dirinya, untuk
melihat seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan
tentang alam.
3) Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi
aspekaspek berikut:
a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya;
b) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah,
dan batuan;
33
c) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat
sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda
langit lainnya;
d) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya; dan
e) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya
(Garnida dan Budiman, 2002: 254).
4) Fungsi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Fungsi mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:
a) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya
dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari;
b) Mengembangkan keterampilan proses;
c) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna
bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari;
d) Mengembangkan kesadaran adanya hubungan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi
kehidupan sehari-hari; dan
e) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari maupaun untuk
melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih
tinggi (Garnida dan Budiman, 2002: 253-254).
34
d. Materi Siklus Air
1) Pengertian Siklus Air
Air banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari,
baik untuk mandi, mencuci, memasak dan sebagainya. Air selalu
ada di bumi karena air mengalami siklus (daur). Siklus air adalah
perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola
tertentu.
Proses siklus air terjadi sebagai berikut: air yang terdapat di
permukaan bumi mengalami penguapan (evaporasi) karena terkena
panas matahari. Air yang mengalami penguapan berubah menjadi
uap air. Kemudian uap air akan naik ke tempat tinggi dan dingin.
Akibatnya air mengalami pengembunan (kondensasi) hingga
membentuk butiran air. Butiran-butiran air yang jumlahnya banyak
ini kemudian membentuk awan. Di tempat yang tinggi dan dingin,
butiran air dapat membeku. Jika butiran air atau es di awan cukup
besar, butiran dapat jatuh ke tanah. Peristiwa jatuhnya butiran
butiran air ini disebut presipitasi, yang dapat berupa hujan, es, dan
salju.
Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian meresap ke dalam
tanah dan akan keluar sebagai mata air, dan sebagian lagi akan
mengalir di permukaan tanah. Air dipermukaan tanah akan
mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah, misalnya sungai dan
terus mengalir sampai ke laut. Air di sungai dan laut kembali
35
mendapat panas dari matahari dan mengalami penguapan. Proses
ini terus berlanjut sampai terjadinya hujan kembali.
2) Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Siklus Air
a) Penebangan Hutan
Penebangan hutan yang berlebihan menyebabkan hutan gundul.
Hutan yang gundul tidak dapat menyerap air. Ketika turun
hujan, air akan langsung mengalir ke sungai dan akhirnya ke
laut. Karena tidak ada penahannya, aliran itu deras sehingga
dapat mengikis tanah lapisan atas dan humus. Akibatnya tanah
menjadi tandus. Selain itu, hutan gundul menyebabkan banjir.
b) Pencemaran
Pencemaran yang sangat mempengaruhi daur air adalah
pencemaran yang terjadi di laut, karena laut adalah bagian
terbesar dari bumi. Misalnya pencemaran minyak di laut
menyebabkan laut tertutup oleh minyak. Minyak akan
menghambat proses penguapan, akibatnya jumlah uap air yang
membentuk awan akan semakin berkurang sehingga hujan
turun akan sedikit.
c) Pembuangan Gas-gas Beracun
Gas-gas beracun dapat berasal dari gas buangan bahan bakar
kendaraan bermotor dan mesin pabrik. Gas-gas tersebut akan
bercampur dengan uap air di atmosfer menghasilkan air hujan
36
yang bersifat asam. Hujan asam dapat merusak bangunan,
tumbuhan, dan melukai hewan serta manusia.
d) Pembangunan Daerah Perkotaan
Daerah perkotaan menjadi semakin sempit karena banyak
dibangun rumah, gedung, dan jalan beraspal. Akibatnya
semakin sempit pula lahan hijau yang berfungsi untuk
menyerap air hujan, sehingga dapat mengganggu siklus air.
3) Cara Menghemat Air
Air sangat berguna bagi kehidupan. Oleh karena itu, kita
harus menghemat air. Upaya-upaya penghematan air, antara lain
sebagai berikut.
a) Menggunakan air secara hemat dan bijaksana.
b) Melakukan penghijauan, karena keberadaan tumbuhan dapat
membantu menahan air sehingga dapat meresap ke dalam
tanah.
c) Membuat sumur resapan untuk menampung air hujan.
d) Tidak membuang limbah-limbah yang dapat mencemari air.
e) Dalam pembangunan perlu memikirkan adanya lahan terbuka
bagi air.
Upaya penghematan air ditempuh agar kelestarian dan
ketersediaan air selalu terjaga.
37
4) Manfaat Air dan Persyaratan Air Bersih
Bagaimana rasa air laut? Ya, air laut terasa asin. Jika kamu
berenang di pantai dan terpercik air laut, kamu akan mengetahui
bahwa air laut terasa asin. Sebagian besar (97%) air yang menutupi
planet bumi ini berupa air laut. Air laut tidak bagus untuk
diminum. Air laut juga tidak dapat digunakan dalam kebanyakan
industri dan keperluan rumah tangga. Untunglah 3% air di dunia
berupa air segar, yaitu air yang tidak asin dan dapat digunakan
untuk minum, memasak, dan mencuci.
Persyaratan air bersih meliputi tiga komponen, yaitu
persyaratan secara fisik, secara kimia, dan kandungan mikroba
yang terdapat di dalamnya.
a) Persyaratan Secara Fisik
Tidak keruh, tidak berwarna apa pun, tidak berasa apa pun,
tidak berbau apa pun, suhu antara 10o-25oC (sejuk), dan tidak
meninggalkan endapan.
b) Syarat kimiawi
Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun,
tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup
yodium, pH (derajat keasaman) air antara 6,5 – 9,2.
c) Syarat Mikrobiologi
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri,
tipus, dan kolera.
38
Masyarakat memerlukan air dalam jumlah yang sangat
besar. Air yang akan digunakan diambil dari sungai-sungai terdekat
atau sumber-sumber air lain seperti sumur. Air dari sungai dan
sumber-sumber air dialirkan dan disimpan dalam tangki
penampung yang sangat besar. Tangki penampungan berisi air
ditambahkan sejumlah kecil gas chlorine untuk membunuh kuman
berbahaya. Selanjutnya, air dipompa melalui pipa bawah tanah
menuju ke rumah-rumah penduduk. Lubang penggalian ini
dinamakan sumur. Masyarakat membuat sumur sebagai sumber air
untuk keperluan sehari-hari. Dahulu, orang menggunakan timba
untuk mengambil air dari sumur. Namun, sekarang kita dapat
menggunakan pompa air bertenaga listrik. Dengan pompa itu air
dialirkan ke atas melalui pipa menuju ke bak penampung air,
kamar mandi, dapur, dan tempat-tempat lain di rumah.digunakan
untuk keperluan sehari-hari masyarakat.
2. Metode Reward and Punishment
a. Metode
1) Pengertian Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
39
tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang
dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan
(Djamarah, 2000: 72).
Kompri (2015: 56) berpendapat bahwa metode merupakan
bentuk sebentuk cara yang digunakan seseorang untuk
mengungkapkan sesuatu kepada orang lain dengan teknik dan pola
tertentu. Guru sebagai pengajar juga memanfaatkan metode untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang
digunakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan guru,
penggunaan metode dapat dilakukan secara bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi akan memberikan suasana belajar
yang menarik, dan tidak membosankan bagi peseta didik.
2) Faktor yang Mempengaruhi Pengguanan Metode
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku
dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya
menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran
tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik.
Penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan
kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan
40
sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi
psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru
diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat (Djamarah dan
Zain, 2015:46). Berikut beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memeilih metode:
a) Tujuan; tujuan pengajaran ditetapkan lebih terinci dan spesifik
sehingga dapat dipilih metode mengajar yang cocok dengan
pembahasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan;
b) Karakteristik siswa; adanya perbedaan karakteristik siswa
menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode apa yang
terbaik digunakan dalam mengkomunikasikan pesan
pengajaran kepada anak;
c) Situasi dan kondisi (setting); di samping adanya perbedaan
karakteristik siswa, tujuan yang ingin dicapai, juga tingkat
sekolah, geografis, menjadi bahan pertimbangan dalam
memilih metode yang digunakan sesuai dengan setting yang
berlangsung;
d) Perbedaan pribadi dan kemampuan guru; dan
e) Sarana dan prasarana; karena persediaan sarana dan prasarana
berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, maka
perlu menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode
mengajarnya.
41
b. Reward and Punishment
1) Pengertian Reward and Punishment
Metode Reward and Punishment adalah metode
pembelajaran interaktif antara guru dan siswa yang menerapkan
sistem pemberian hadiah bagi siswa yang aktif dan benar dalam
menjawab soal latihan dan sebaliknya memberikan hukuman bagi
siswa yang tidak aktif atau tidak benar dalam menjawab soal
latihan (Muliawan, 2016:242).
Pendapat yang sama dikemukakan Shoimin (2014: 157),
reward merupakan hal penting di dalam pendidikan. Reward
artinya ganjaran, hadiah, penghargaan, atau imbalan. Reward
sebagai alat pendidikan diberikan ketika seseorang anak melakukan
sesuatu yang baik, telah berhasil mencapai sebuah tahap
perkembangan tertentu, atau tercapainya suatu target.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat penulis
simpulkan bahwa reward adalah imbalan, hadiah, ganjaran yang
diberikan kepada seseorang ketika seseorang tersebut sudah
melakukan sesuatu yang baik, positif, atau memenuhi tujuan atau
target yang telah ditetapkan, sehingga timbul perasaan bangga dan
senang yang membuat mereka melakukannya berulang-ulang untuk
memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang dicapainya.
Sementara punishment diartikan sebagai hukuman atau
sanksi. Punishment biasanya dilakukan ketika apa yang menjadi
42
target tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak tidak sesuai
dengan norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. Tujuan
dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada
seseorang supaya mereka jangan membuat sesuatu yang jahat. Jadi,
hukuman yang dilakukan mesti bersifat pedagogis, yaitu untuk
memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik (Shoimin,
2013: 157).
Kompri (2015: 291) berpendapat bahwa hukuman
(punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara
umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah
laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang
bersangkutan tidak memberikan respons atau tidak menampilkan
sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa punihment (hukuman) adalah salah satu
bentuk alat motivasi yang digunakan pendidik untuk memperbaiki
tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang diyakini
yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian
punishment (hukuman) secara tepat dan bijaksana.
2) Prinsip-Prinsip Pemberian Reward and Punishment
a) Prinsip-prinsip pemberian reward (penghargaan) menurut
Kompri (2015: 300 ) adalah sebagai berikut:
43
(1) Penilaian didasarkan pada ‘perilaku’ bukan ‘pelaku’;
(2) Pemberian penghargaan atau hadiah harus ada batasnya;
(3) Penghargaan berupa perhatian, baik verbal maupun fisik.
Perhatian verbal bisa berupa komentar-komentar pujian
seperti, ‘Subhanallah’, Alhamdulillah, indah sekali
gambarmu’. Sementara hadiah perhatian fisik bisa berupa
pelukan atau acungan jempol;
(4) Dimusyawarahkan kesepakatannya, untuk mendialogkan
dan memberi pengertian secara detail sesuai tahapan
kemampuan berpikir anak, bahwa tidak semua keinginan
kita dapat penuhi; dan
(5) Distandarkan pada proses, bukan hasil.
b) Prinsip-prinsip pemberian punishment (hukuman) menurut
Kompri (2015: 301) adalah berikut ini:
(1) Kepercayaan terlebih dahulu kemudian hukuman. Metode
terbaik yang harus tetap diprioritaskan adalah memberikan
kepercayaan kepada anak;
(2) Hukuman distandarkan pada perilaku. Sebagaimana halnya
pemberian hadiah yang harus distandarkan pada perilaku,
maka demikan halnya hukuman, bahwa hukuman harus
berawal dari penilaian terhadap perilaku anak, bukan
‘pelaku’ nya;
44
(3) Menghukum tanpa emosi. Dalam kondisi ini, tujuan
sebenarnya dari pemberian hukuman yang menginginkan
adanya penyadaran agar anak tak lagi melakukan
kesalahan, menjadi tak efektif;
(4) Hukuman sudah disepakati. Sama seperti metode
pemberian hadiah yang harus dimusyawarahkan dan
dialogkan terlebih dahulu.; dan
(5) Tahapan pemberian hukuman. Dalam memberikan
hukuman tentu harus melalui beberapa tahapan, mulai dari
yang teringan hingga akhirnya jadi yang terberat.
3) Bentuk-Bentuk Reward and Punishment
a) Bentuk-Bentuk Reward
Kompri (2015: 102-103) menjelaskan bahwa ganjaran
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
(1) Pujian. Pujian adalah bentuk ganjaran yang paling mudah
dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik,
bagus sekali, dan sebagainya. Di samping berupa kata-kata,
pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-
pertanda. Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol),
dengan menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan dan
sebagainya;
(2) Penghormatan. Ganjaran berupa penghormatan dapat
berbentuk dua macam, yaitu: pertama, berbentuk semacam
45
penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan
diumumkan dan ditampilkan di hadapan teman-temannya;
Kedua, penghormatan berbentuk pemberian kekuasaan
untuk melakukan sesuatu, misalnya kepada anak yang
berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh
mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-
temannya;
(3) Hadiah, yang dimaksud hadiah di sini adalah ganjaran yang
berbentuk pemberian berupa barang. Ganjaran berbentuk
ini disebut juga ganjaran materil. Ganjaran berupa
pemberian barang ini sering mendatangkan pengaruh yang
negatif pada belajar murid, yakni bahwa hadiah ini lalu
menjadi tujuan dari belajar anak. Oleh karena itu,
pemberian hadiah berupa barang ini lebih baik jangan
sering dilakukan; dan
(4) Tanda penghargaan. Ganjaran berupa tanda penghargaan
disebut juga ganjaran simbolis. Ganjaran simbolis dapat
berupa surat-surat tanda penghargaan, surat tanda jasa,
serifikat, piala dan sebagainya. Tanda penghargaan yang
diperoleh anak merupakan sumber pendorong bagi
perkembangan anak selanjutnya.
46
b) Bentuk-Bentuk Punishment
Kompri (2015: 309) berpendapat bahwa bentuk-bentuk
punishment kurang lebih dikelompokkan menjadi empat
kelompok, yaitu:
(1) Hukuman fisik, misalnya dengan mencubit, menampar,
memukul dan lain sebagainya;
(2) Hukuman dengan kata-kata atau kalimat yang tidak
menyenangkan, seperti omelan, ancaman, kritikan, sindiran,
cemoohan dan lain sebagainya;
(3) Hukuman dengan stimulus fisik yang tidak menyenagkan,
misalnya menuding, memelototi, mencemberuti dan lain
sebagainya; dan
(4) Hukuman dalam bentuk kegiatan yang tidak menyenagkan,
misalnya disuruh berdiri di depan kelas, dikeluarkan dari
dalam kelas, didudukkan di samping guru, disuruh menulis
suatu kalimat sebanyak puluhan atau ratusan kali dan lain
sebagainya.
4) Contoh Konkret Implementasi Reward and Punishment
a) Contoh Konkret Implementasi Reward
Shohimin (2014:158) memberikan contoh implementasi
reward sebagai berikut:
47
(1) Pujian yang mendidik. Seorang guru yang sukses
hendaknya memberi pujian kepada siswanya ketika ia
melihat tanda yang baik pada perilaku siswanya;
(2) Memberi hadiah. Seorang guru hendaknya merespons apa
yang disukai seorang anak. Ia harus bisa memberikan
hadiah-hadiah tersebut pada kesempatan yang tepat.
Misalnya, kepada siswa yang rajin, berakhlak mulia, dan
lain sebagainya;
(3) Mendoakan. Seorang guru hendaknya memberi motivasi
dengan mendoakan siswanya agar rajin, sopan, dan rajin
mengerjakan shalat. Sang guru bisa saja mendoakan dengan
mengatakan, “Saya harap masa depanmu cemerlang”;
(4) Papan prestasi yang ditempatkan di lokasi strategis pada
lingkungan sekolah merupakan sarana yang sangat
bermanfaat. Pada papan nama, dicatat nama-nama siswa
berprestasi, berperilaku baik, rajin, dan menjaga
kebersihan; dan
(5) Menepuk pundak. Pada saat salah seorang siswa maju ke
depan kelas untuk menjelaskan pelajaran atau
menyampaikan hafalannya, dan lain-lain. Maka seorang
guru sudah sepantasnya bila menepuk pundak siswa
tersebut ketika ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Ini
dilakukan untuk memberi motivasi padanya.
48
b) Contoh Konkret Implementasi Punishment
Tidak hanya reward, Shohimin (2014: 158) juga
memberikan contoh implementasi Punishment sebagai berikut:
(1) Menasihati dan memberi arahan. Keduanya merupakan
metode dasar dalam pendidikan dan pengajaran yang sangat
diperlukan;
(2) Bermuka masam. Seorang guru dapat saja kadang-kadang
memasang muka masam dihadapan murid-muridnya jika ia
melihat kegaduhan. Ini dilakukan untuk dapat menjaga
ketenangan dan ketentraman proses belajar mengajar;
(3) Membentak. Sering kali seorang guru terpaksa membentak
salah seorang siswa yang banyak mengajukan pertanyaan
yang mengganggu proses belajar mengajar. Atau siswa
yang berani melecahkan guru dan melakaukan kesalahan-
kesalahan lain;
(4) Melarang melakukan sesuatu. Pada saat guru melihat
sebagian muridnya ribut berbicara pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar, bisa saja ia
melarang muridnya itu berbicara dengan suara keras dan
berpaling; dan
(5) Teguran. Seorang pendidik harus menegur siswa atau
anaknya pada saat ia melakukan dosa besar dan tidak
mempan lagi dengan nasihat dan arahan.
49
5) Langkah-langkah Penerapan Metode Reward and Punishment
Muliawan (2016: 244) berpendapat bahwa langkah-langkah
dalam menerapkan metode reward and punishment sebagai
berikut:
a) Guru menyiapkan materi pelajaran yang akan diberikan pada
siswa;
b) Guru memberikan penjelasan materi pelajaran tersebut kepada
siswa;
c) Di tengah-tengah penjelasan materi, guru menyelipkan
pertanyaan-pertanyaan latihan soal sesuai dengan materi
pelajaran yang sedang diberikan;
d) Bagi siswa yang aktif menjawab dengan benar mendapat
hadiah tertentu seperti alat tulis sekolah dan kebutuhan belajar
lainnya;
e) Bagi siswa yang membuat keributan di kelas atau malas belajar
diberikan kesempatan menjawab soal. Jika ia bisa menjawab
dengan benar, ia mendapat hadiah. Sebaliknya, jika ia salah
dalam menjawab soal dan sebelumnya terbukti membuat
keributan di kelas, ia akan mendapat hukuman sesuai tingkat
kesalahannya;
f) Semakin banyak materi soal diberikan, hadiah yang harus
diberikan pun semakin banyak. Demikian pula sebaliknya,
50
semakin banyak siswa yang membuat keributan atau malas
belajar, hukuman yang diberikan juga semakin banyak.
6) Keunggulan dan Kelemahan Metode Reward and Punishment
Muliawan (2016: 244-246) berpendapat bahwa keunggulan
dan kelemahan dalam menerapkan metode reward and punishment
sebagai berikut:
a) Keunggulan
(1) Memacu siswa untuk berkompetisi;
(2) Motivasi belajar siswa dapat tumbuh dan berkembang
secara maksimal;
(3) Kemampuan belajar siswa dapat bersifat menyebar dan
merata ke seluruh peserta didik. Hal ini mungkin terjadi
disebabkan adanya unsur psikologis dalam berkompetisi
ditambah adanya unsur kesepahaman pengetahuan pada
diri peserta didik. Komunikasi yang dibangun oleh teman
sebaya biasanya lebih dapat mudah diserap oleh teman
sebaya lainnya dalam satu kelas;
(4) Ikatan emosional antara peserta didik dengan guru dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan kata lain,
kesenjangan pengetahuan yang dimiliki guru dan siswa
dapat diperkecil karena adanya interaksi komunikasi aktif;
(5) Bersifat mudah dan menyenangkan, baik bagi guru maupun
siswa, antara siswa dengan guru;
51
(6) Bagi siswa yang malas belajar menjadi terpacu untuk ikut
berkompetisi. Setidaknya, motivasi belajar siswa pemalas
dapat dikurangi karena adanya unsur ancaman mendapat
hukuman jika tidak mau belajar.
b) Kelemahan
(1) Membutuhkan biaya tambahan untuk menyiapkan hadiah
bagi siswa yang aktif dan rajin belajar;
(2) Terkadang dapat menjadi beban psikologis tersendiri bagi
siswa pemalas dan memiliki mental lemah. Lebih khusus
lagi, bagi siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri cukup
untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki. Untuk
mengatasi kondisi semacam ini, guru harus lebih jeli dan
bijaksana memilih hadiah atau hukuman yang tepat.
Contohnya, sindiran atau cemooh. Terkadang hukuman
sindiran atau cemooh bagi siswa yang memiliki tipe sensitif
(kepekaan emosional tinggi) dapat berakibat lebih buruk
dibandingkan hukuman langsung seperti menyapu lantai
atau membersihkan jendela. Oleh karena itu, kemampuan
memilih hukuman atau hadiah yang tepat untuk siswa yang
memiliki sifat sensitif menjadi kunci utama keberhasilan
proses belajar mengajar di kelas jika ingin menerapkan
Metode Reward and Punishment;
52
(3) Pada umumnya bersifat terfokus pada siswa yang aktif,
cerdas, dan komunikatif dibandingkan siswa-siswa biasa.
Bahkan, kadangkala siswa yang rajin belajar tetapi kurang
komunikatif sering kali juga terabaikan. Dengan demikian,
konsep pembelajaraan pemerataan pengetahuan yang ideal
tidak tercapai.
3. Alat Permainan Roda Berputar
a. Permainan
1) Hakikat Permainan
Permainan merupakan kebutuhan yang muncul secara alami
dalam diri setiap individu. Setiap manusia memiliki naluri untuk
memperoleh kesenangan, kenikmatan, kesukaan, dan kebahagiaan
hidup. Hal ini dikarenakan sifat bawaan sejak lahir bahwa manusia
akan menghibur dirinya sampai ia mati.
Bagi anak, permainan merupakan wahana belajar yang
sangat penting sebagai proses pendewasaan diri, membantu
menjaga stabilitas emosi, mendorong perilaku prososial, sekaligus
memperkenalkannya terhadap dunia yang lebih luas (Rahmawati
dan Mujib, 2012:26).
Istilah permainan, menurut pengertiannya adalah situasi
atau kondisi tertentu saat seseorang mencari kesenangan atau
kepuasan melalui suatu aktivitas atau kegiatan bermain. Permainan
merupakan suatu aktivitas yang bertujuan memperoleh ketrampilan
53
tertentu dengan cara menggembirakan seseorang. Kegiatan
bermain berhubungan dengan kegiatan interaksi seseorang dengan
orang lainnya, barang (mainan), atau hewan yang dapat terjadi
dalam konteks tertentu baik pembelajaran (learning) maupun
rekreatif yang bersifat menyenangkan.
2) Permainan Edukatif
Permainan edukatif adalah permainan yang memiliki unsur
mendidik yang didapatkan dari sesuatu yang ada dan melekat serta
menjadi bagian dari permainan itu sendiri. Selain itu permainan ini
juga memberi rangsangan ataupun respons positif terhadap indra
pemainnya. Kunci utama suatu permainan dapat dikatakan dukatif
adalah apabila permainan itu memiliki nilai guna, efektivitas, dan
efisiensi yang mengarahkan proses mendidik secara positif. Hal ini
dapat terjadi jika suatu permainan dapat dikontrol dan digunakan
dengan tepat. Sebab, permainan akan berdampak negatif apabila
tidak ada latar belakang mendidik atau mengajak dan mengarahkan
siswa menuju kehidupannya yang lebih baik. Disinilah konteks dan
inti permainan yang sesungguhnya, yakni sebagai media atau objek
yang memberikan efek kesenangan dan mendukung terwujudnya
motivasi positif pada siswa. Dengan kata lain, permainan sebagai
upaya mempengaruhi kebutuhan psikologis siswa (Rahmawati dan
Mujib, 2012:31).
54
3) Manfaat Permainan
Pembelajaran memang tidak selalu membutuhkan
permainan, dan permainan sendiri tidak selalu dalam rangka
mempercepat proses pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang
dimanfaatkan denagn bijaksana dapat menambah variasi,
semangat, dan minat pada sebagian program belajar. Permainan
bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan sarana untuk mencapai
tujuan, yaitu meningkatkan pembelajaran.
Sering kali, guru mengeluh karena banyak siswa motivasi
belajarnya mudah, walaupun guru itu sudah berupaya
menggunakan berbagai metode. Penerapan permainan merupakan
salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Banyak orang yang beranggapan bahwa bermain dan belajar
merupakan dua sisi yang bertolak belakang. Terkadang bermain
disamakan dengan main-main, yang lebih bernada sepele, tidak
serius, dan dianggap sebagai tindakan yang hanya dilakukan oleh
anak kecil. Padahal banyak aspek yang terkandung dalam bermain,
terlebih permainan yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Rahmawati dan Mujib (2012:36), permainan yang
benar dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan
menarik, menguatkan pembelajaran, bahkan bisa dijadikan sebagai
ujian. Di tengah permainan, kita menjadi sangat dekat dengan
kekuatan penuh dari kita. Permainan dalam belajar yang mampu
55
menciptakan atmosfer menggembirakan dan membebaskan
kecerdasan penuh serta tidak terhalang dapat memberi banyak
sumbangan. Permainan dalam belajar, jika dimanfaatkan secara
bijaksana, menghasilkan beberapa hal berikut:
a) Menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat proses belajar;
b) Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar;
c) Mengajak orang terlibat secara penuh;
d) Meningkatkan proses belajar;
e) Membangun kreativitas diri;
f) Mencapai tujuan dengan ketidaksadaran;
g) Meraih makna belajar melalui pengalaman; dan
h) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar.
b. Roda Berputar
1) Pengertian Roda Berputar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, roda adalah barang
bundar (berlingkar dan biasanya berjeruji). Jadi, roda adalah obyek
berbentuk bundar atau lingkaran. Putar mempunyai definisi:
gerakan berpusing atau berputar; berkitar; berganti arah; berbelok;
berkeliling. Jadi, putar adalah gerakan berkeliling atau berganti
arah (Jaelani, 2012: 11). Sehingga dapat disimpulkan bahwa roda
berputar adalah obyek berbentuk bundar atau lingkaran yang dapat
diputar.
56
Roda berputar merupakan sebuah permainan yang peneliti
rancang sendiri dalam mendukung metode reward and punishment.
Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan permainan roda
berputar yang merupakan pengembangan dari roda keberuntungan
yang sama-sama menggunakan roda. Aulia (2016: 12) menyatakan
bahwa media roda keberuntungan adalah media pembelajaran yang
menggunakan sebuah lingkaran yang terbagi menjadi berbagai
beberapa sektor. Pada sektor tersebut terdapat pertanyaan-
pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa yang dicantumkan dalam
bentuk nomer tertentu pada sektor dalam lingkaran tersebut.
2) Langkah-langkah Penggunaan Roda Berputar
Permainan roda berputar merupakan pengembangan dari
roda keberuntungan, sehingga terdapat kesamaan dalam langkah-
langkah penggunaannya. Ginnis (2008: 190) menyebutkan
langkah-langkah penggunaan media roda keberuntungan sebagai
berikut:
a) Buat satu set kartu dengan sebuah pertanyaan di sisi depan dan
angka di sisi belakang. Kartu dibuat sebanyak jumlah siswa di
dalam kelas;
b) Buat media roda keberuntungan dari karton, dan bagi roda
tersebut menjadi sektor-sektor atau bagian-bagian sesuai
dengan jumlah kartu yang telah dibuat, kemudian beri angka
57
pada sektor-sektor tersebut. Selanjutnya, buat anak panah dari
karton dan paku pines yang berfungsi sebagai pemutar media;
c) Siswa duduk membentuk lingkaran besar. Kartu disebar dengan
sisi angka berada di atas;
d) Salah satu perwakilan dari siswa maju ke depan kelas untuk
memutar roda tersebut. Setelah anak panah menunjuk pada
sebuah angka, siswa tersebut mengambil kartu sesuai dengan
angka yang didapat dari roda tersebut. Kemudian siswa
menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu tersebut;
e) Guru berdiskusi dengan seluruh siswa di kelas. Jika siswa
menjawab pertanyaan dengan benar, maka kartu tersebut
dianggap hangus. Jika sebaliknya, maka kartu tersebut
dikembalikan lagi agar siswa lain dapat mencoba untuk
menjawab pertanyaan pada kartu tersebut;
f) Siswa memutar roda secara bergantian. Siswa yang sudah
memutar dan menjawab pertanyaan menunjuk siswa lain untuk
memutarnya. Jika siswa selanjutnya mendapat angka yang
hangus, maka siswa tersebut harus memutarnya kembali hingga
mendapatkan angka yang belum hangus; dan
g) Setelah semua kartu terbuka dan hangus, guru membahas
semua pertanyaan dengan jelas.
Roda putar yang peneliti buat sedikit berbeda dengan roda
keberuntungan yaitu pada bagian sektor-sektor pada roda tidak hanya
58
berisi angka melainkan terdapat hadiah dan hukuman. Jika siswa
memutar roda dan anak panah menunjuk pada sebuah angka, siswa
tersebut mengambil kartu sesuai dengan angka yang didapat dari roda
tersebut. Kemudian siswa menjawab pertanyaan pada kartu tersebut.
Jika siswa menjawab dengan benar maka siswa berhak mendapatkan
hadiah yang terdapat pada sektor yang tertunjuk anak panah.
Sedangkan siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, siswa
mendapat hukuman yang terdapat pada sektor yang tertunjuk anak
panah.
3) Keunggulan dan Kelemahan Roda Berputar
Ginnis (2008: 191), menyatakan keunggulan yang
diperoleh roda keberuntungan sebagai berikut:
a) Roda keberuntungan ini dapat mendorong siswa untuk
berpartisipasi;
b) Roda keberuntungan merupakan permainan yang menantang
dan sangat familiar serta dapat membangkitkan semangat
siswa;
c) Roda keberuntungan sangat bagus digunakan dalam persiapan
ujian;
d) Melatih ingatan dan kecepatan berpikir siswa;
e) Melatih pemahaman dalam menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapi siswa, sehingga hasil belajar akan meningkat.
59
Adapun kekurangan dari roda keberuntungan menurut
Ginnis (2008: 191) antara lain:
a) Membutuhkan waktu yang banyak saat memainkannya;
b) Guru memerlukan lebih banyak tenaga, ruang, dan waktu;
c) Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang
memadai agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar.
B. Kajian Pustaka
Berkaitan dengan penulisan ini, peneliti berusaha untuk melakukan
kajian terhadap hasil penelitian yang telah ada. Peneliti melakukan upaya ini
untuk menghindari pengulangan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Peneliti
telah melakukan upaya kajian dan ditemukan hasil-hasil penelitian yang
relevan antara lain:
1. Dewi Yana, dengan penelitian yang berjudul “Pemberian Reward dan
Punishment sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas V di SDN
15 Lhoksumawe” Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah. Berdasarkan hasil
penelitian dan hasil pengolahan data dengan pengujian hipotesis
menggunakan uji- t pada taraf signifikan = 0,05 dapat diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
melalui Pemberian Reward dan Punishment dalam pembelajaran pada
tema 9 “Lingkungan Sahabat Kita” dapat meningkatkan prestasi pada
siswa kelas VB di SDN 15 Lhokseumawe.
60
2. Eri Rachmawati, dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Reward and
Punishment terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes
Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015” Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan
ada pengaruh Reward and Punishment terhadap hasil belajar siswa SD
Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun ajaran 2014/2015. Hal ini
dibuktikan dari hasil t hitung > t tabel yaitu (3.845>2,000), selain itu
pengaruh Reward and Punishment terhadap hasil belajar siswa SD
Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun ajaran 2014/2015 cukup
berpengaruh,hal ini ditunjukkan dari hasil determinasi sebesar 17,2% dan
sisanya 72,8% dipengaruhi oleh variable lain, dari hasil yang sudah
dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
3. Feri Nasrudin, dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian
Reward and Punishment Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD
Negeri di Sekolah Binaan 02 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes”
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan Universitas
Negeri Semarang. Hasil penelitian menunjukkan pemberian reward dan
punishment memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
motivasi belajar siswa. Besarnya pengaruh tersebut yaitu sebesar 40%
yang diperoleh melalui analisis koefisiensi determinasi Sedangkan,
60% yang mempengaruhi motivasi belajar siswa berasal dari faktor-
faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
61
Relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan adalah memiliki
persamaan yaitu menerapkan metode Reward and Punishment, tetapi terdapat
beberapa perbedaan yaitu penulis fokus terhadap hasil belajar siswa, penulis
tidak hanya menggunakan metode reward and punishment saja melainkan
dengan alat permainan roda berputar, selain itu terdapat perbedaan pada mata
pelajaran, materi dan subjek penelitian sehingga dari hal-hal tersebut tentu saja
akan memberikan hasil penelitian yang berbeda.
62
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah
1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dukuh dirikan pada tahun 1969 oleh
Yayasan Ma’arif bersama masyarakat. Adapun lokasi Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Dukuh berada di jalan Wisnu RT 04 RW I Dukuh Kec. Sidomukti
Kota Salatiga, yang mendorong berdirinya MI Ma’arif Dukuh adalah
keinginan masyarakat Dukuh dan sekitarnya adalanya lembaga pendidikan
yang berlandaskan agama Islam. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dukuh
mendapat pengesahan dari Perwakilan Departemen Agama Jawa Tengah
pada tanggal 1 Januari 1975 dengan nomor Induk 2036 mendapat piagam
terdaftar no LK/3.c/96/pgm/MI/1978 dan berstatus diakui dengan nomor
Mk.02/5/PP.03.2/888/1998 yang ditetapkan pada tanggal 20 Juli 1998. MI
Ma’arif Dukuh memiliki status akreditasi B tahun 2012.
Adapun nomor statistik dan Nomor Induk MI Ma’arif Dukuh adalah :
a. Nomor Statistik Madrasah : 111233730009
b. Nomor Induk Madrasah : 110020
c. Nomor Pokok Sekolah Nasional : 20328494
Menempati areal lahan tanah waqaf:
a. HM : No.1880
b. Luas : + 677 m2
63
2. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi Madrasah
“ HEBBAT “ Terwujudnya peserta didik yang handal, cerdas dan
berakhlakul karimah, bertaqwa, aktif dan bertehnologi.
b. Misi Madrasah
”Belajar Enjoy Sepanjang Hayat” dengan rincian sebagai berikut”
1) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat
2) Mengembangkan model pembelajaran yang ENJOY (Efektif,
Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islamy)
3) Membentuk pribadi yang handal dalam segala hal
4) Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama, bangsa dan
tanah air
5) Membentuk pribadi berahlak mulia dan berprestasi tinggi dan
bertaqwa
6) Membentuk pribadi yang selalu aktif dalam segala hal
7) Membekali sains - tehnologi tepat guna
3. Keadaan Siswa
MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga pada tahun 2018-2019
mempunyai 167 siswa dengan rincian pada Tabel 3.1 berikut:
64
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Dukuh
No Kelas Jenis Kelamin Siswa Jumlah
Siswa Laki-laki Perempuan
1 1 A 10 7 17
2 1 B 9 8 17
3 2 A 13 7 20
4 2 B 8 10 18
5 3 A 12 6 18
6 3 B 12 6 18
7 4 16 9 25
8 5 11 7 18
9 6 9 7 16
Jumlah 100 67 167
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
4. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga dapat dilihat pada
Tabel 3.2
Tabel 3.2 Daftar Guru MI Ma’arif Dukuh Salatiga
Guru Ijasah
Jumlah PNS Non PNS SMA D II S I
L P L P
1 2 3 6 - - 12 12
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
5. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V yang
berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan. Rincian data siswa kelas V dapat dilihat pada Tabel 3.3:
65
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. REP Laki-laki
2. MYO Laki-laki
3. SRP Perempuan
4. TALW Perempuan
5. PAS Perempuan
6. ARLF Laki-laki
7. ZMLF Laki-laki
8. AE Laki-laki
9. AZS Perempuan
10. AAA Laki-laki
11. MNR Laki-laki
12. SIP Perempuan
13. WCP Perempuan
14. MHR Laki-laki
15. AMA Laki-laki
16. NIR Perempuan
17. AM Laki-laki
18. MWH Laki-laki
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan
peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan
RPP dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru
dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan
menggunakan metode reward and punishment dengan alat permainan roda
berputar.
7. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di MI
Ma’arif Dukuh. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel
3.4:
66
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I 11 April 2019
2. Siklus II 16 April 2019
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus penelitian.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Uraian dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu sebagai berikut :
1) Menyusun skenario pembelajaran atau RPP materi siklus air
dengan menggunakan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar;
2) Mempersiapkan fasilitas, sarana yang diperlukan saat proses
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode reward and
punishment dengan alat permainan roda berputar yang
mengharuskan adanya meja di depan dan berada di tengah kelas
untuk meletakkan media tersebut;
3) Mempersiapkan materi pembelajaran yaitu materi siklus air;
67
4) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengamati
selama proses pembelajaran berlangsung;
5) Menyiapkan lembar observasi siswa; dan
6) Peneliti berkoordinasi langsung dengan guru kelas selaku
pelaksana PTK untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan ini, hal-hal yang dilakukan guru
saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode reward and
punishment dengan alat permainan roda berputar adalah sebagai
berikut:
1) Kegiatan awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
b) Guru memeriksa kehadiran siswa;
c) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan;
d) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai; dan
e) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi
siklus air.
68
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Siswa membaca teks “Siklus Air” dengan cermat. Teknik
membaca dapat menggunakan teknik membaca senyap atau
membaca keras bergantian (mengamati);
b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai isi bacaan
(menanya);
c) Siswa mengamati gambar siklus air, lalu menuliskan proses-
proses yang terlihat pada gambar tersebut dan membuat bagan
sederhana (mengeksplor);
d) Siswa dengan bimbingan guru mengkaitkan proses siklus air
dengan lingkungan sekitar (mengasosiasi); dan
e) Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk permainan roda
berputar, dengan cara memutarnya. Jika siswa memutar roda
dan anak panah menunjuk pada sebuah angka, siswa tersebut
mengambil kartu sesuai dengan angka yang didapat dari roda
tersebut. Kemudian siswa menjawab pertanyaan pada kartu
tersebut. Jika siswa menjawab dengan benar maka siswa berhak
mendapatkan hadiah yang terdapat pada sektor yang tertunjuk
anak panah. Sedangkan siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, siswa mendapat hukuman yang terdapat pada
sektor yang tertunjuk anak panah. (mengkomunikasikan).
69
3) Kegiatan Akhir (10) menit
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
yaitu tentang materi siklus air;
b) Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran;
c) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
yang akan datang; dan
d) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
c. Observasi/ Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah
disusun. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan
metode reward and punishment dengan alat permainan roda berputar
dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini hasil yang didapatkan dalam tahap pengamatan
dikumpulkan serta dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan pada siklus I serta mengadakan perbaikan dan
mempersiapkan perencanaan pada siklus II. Refleksi ini dilakukan
oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu hasil pengamatan
situasi pembelajaran dan hasil tes. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses pembelajaran pada siklus I ini peneliti menemukan
beberapa keberhasilan diantaranya adalah sebagai berikut:
70
1) Siswa
a) Siswa sudah kompak pada saat berdoa;
b) Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran;
c) Ada beberapa siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru
dengan benar;
d) Ada 1 siswa yang menunjukkan ketertarikan terhadap materi
yang disampaikan dengan cara bertanya secara berulang kali;
dan
e) Ada 10 siswa yang sudah tuntas mencapai KBM.
2) Guru
a) Penguasaan materi pada saat proses pembelajaran sudah baik;
b) Guru menjelaskan dengan runtut dan dengan suara yang jelas;
dan
c) Pada saat kegiatan penutup guru melakukan pengulangan
materi secara singkat untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi.
Selain itu, peneliti juga menemukan kelemahan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Siswa
a) Masih ada siswa yang kurang fokus pada saat pembelajaran;
b) Suasana kelas kurang kondusif, karena ada siswa yang bermain
sendiri dan berbicara dengan teman;
c) Masih ada siswa yang malu untuk bertanya dengan guru;
71
d) Masih ada siswa yang tidak patuh dengan perintah guru; dan
e) Masih ada 8 siswa yang belum tuntas KBM.
2) Guru
a) Guru kurang mengkondisikan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung;
b) Pembelajaran belum dapat menggunakan alokasi waktu secara
tepat; dan
c) Penggunaan media pembelajaran belum optimal.
Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada siklus I
tersebut, peneliti ingin melakukan perbaikan supaya siswa yang
mencapai KBM lebih banyak. Adapun rencana perbaikan tersebut
adalah masih tetap menggunakan metode reward and punishment
dengan alat permainan roda berputar, hanya saja pada siklus II guru
harus lebih menguasai kelas, lebih menindak tegas siswa yang
membuat kelas tidak kondusif, mengoptimalkan pemakaian media
pembelajaran dan memberikan motivasi dalam membangun semangat
siswa dalam belajar.
Pada siklus I ini menunjukkan hasil belajar yang belum
memuaskan, maka peneliti berharap dengan adanya perbaikan di siklus
II dapat menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang lebih
memuaskan.
72
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu sebagai berikut :
1) Menyusun skenario pembelajaran atau RPP materi manfaat dan
syarat air bersih dengan menggunakan metode reward and
punishment dengan alat permainan roda berputar;
2) Mempersiapkan fasilitas, sarana yang diperlukan saat proses
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode reward and
punishment dengan alat permainan roda berputar yang
mengharuskan adanya meja di depan dan berada di tengah kelas
untuk meletakkan media tersebut;
3) Mempersiapkan materi pembelajaran yaitu manfaat dan syarat
air bersih;
4) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengamati
selama proses pembelajaran berlangsung;
5) Menyiapkan lembar observasi siswa; dan
6) Peneliti berkoordinasi langsung dengan guru kelas selaku
pelaksana PTK untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar.
73
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan ini, hal-hal yang dilakukan guru
saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode reward and
punishment dengan alat permainan roda berputar adalah sebagai
berikut :
1) Kegiatan awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
b) Guru memeriksa kehadiran siswa;
c) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan;
d) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai; dan
e) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi
manfaat dan syarat air bersih.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Siswa membaca teks “Air untuk Kebutuhan Sehari-hari”
dengan cermat. Teknik membaca dapat menggunakan teknik
membaca senyap atau membaca keras bergantian
(mengamati);
b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai isi bacaan
(menanya);
c) Siswa menuliskan fungsi air dalam kehidupan (selain yang ada
di buku bacaan) dan membuatnya menjadi peta pikiran
(mengeksplor);
74
d) Siswa dengan bimbingan guru mengkaitkan persyaratan air
bersih dengan lingkungan sekitar (mengasosiasi); dan
e) Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk permainan roda
berputar, dengan cara memutarnya. Jika siswa memutar roda
dan anak panah menunjuk pada sebuah angka, siswa tersebut
mengambil kartu sesuai dengan angka yang didapat dari roda
tersebut. Kemudian siswa menjawab pertanyaan pada kartu
tersebut. Jika siswa menjawab dengan benar maka siswa berhak
mendapatkan hadiah yang terdapat pada sektor yang tertunjuk
anak panah. Sedangkan siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, siswa mendapat hukuman yang terdapat pada
sektor yang tertunjuk anak panah. (mengkomunikasikan).
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas
yaitu tentang materi manfaat dan syarat air bersih;
b) Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran;
c) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
yang akan datang;
d) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
c. Observasi/ Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah
disusun. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui
75
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan
metode reward and punishment dengan alat permainan roda berputar
dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapatkan
bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah jauh lebih baik dari
siklus I, karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran secara aktif dengan metode reward and punishment
dengan alat permainan roda berputar. Hasil pengamatan pada siklus II
telah terbukti banyak perubahan dan peningkatan dalam proses
pembelajaran yaitu:
1) Siswa
a) Siswa sangat antusias pada saat mengikuti pembelajaran;
b) Siswa sangat aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan;
c) Suasana pembelajaran sangat menyenangkan;
d) Suasana pembelajaran sangat kondusif; dan
e) Hasil evaluasi siswa meningkat, hanya dua siswa yang tidak
tuntas KBM
2) Guru
a) Guru menguasai materi pembelajaran dengan baik;
b) Guru memanfaatkan media pembelajaran dengan baik;
c) Guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik; dan
76
d) Guru dapat mengalokasikan waktu dengan baik.
Pada siklus ini menunjukkan hasil perubahan yang sangat
signifikan dan dapat dikatakan pembelajaran pada siklus II ini sudah
mencapai apa yang diharapkan, dan peneliti merasa bahwa
penelitian ini sudah cukup. Maka peneliti tidak perlu melanjutkan ke
siklus berikutnya.
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Setiap Siklus
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Tahap pra siklus dapat memberikan acuan peneliti dalam
pelaksanaan penelitian. Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, peneliti
melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada hari Senin, 1
April 2019 pada materi kalor. Dalam hasil pengamatan tersebut peneliti
menemukan kondisi awal siswa di MI Ma’arif Dukuh Salatiga yang dapat
dilihat dari kebiasaan siswa saat mengikuti pembelajaran di sekolah dan
nilai ulangan harian siswa yang menunjukkan bahwa kemampuan
hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya
ketertarikan siswa pada saat mengikuti pembelajaran.
Proses pembelajaran IPA di kelas V masih bersifat informatif yang
menyebabkan kebosanan bagi siswa, sehingga menyebabkan minat belajar
siswa berkurang. Penyampaian materi secara terus menerus pada saat
pembelajaran mengakibatkan kejenuhan pada diri siswa, sehingga siswa
melampiaskan kebosanannya dengan mengalihkan perhatian pada
temannya, bermain sendiri, ijin keluar kelas, mengantuk, tidak
memperhatikan guru dan lain sebagainya. Sehingga menyebabkan siswa
kurang memahami materi dan tidak bisa menjawab soal evaluasi yang
diberikan guru, dimana soal tersebut merupakan soal yang berisi ranah
78
pengetahuan yang diarahkan untuk membuat siswa mengingat kembali
pengetahuan yang pernah diperolehnya.
Dari hasil pra siklus diperoleh nilai murni siswa pada mata
pelajaran IPA sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah
diterapkannya metode reward and punishment dengan alat permainan roda
berputar. Adapun nilai patokan yang digunakan adalah menggunakan nilai
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) kelas V MI Ma’arif Dukuh Salatiga
pada mata pelajaran IPA yaitu 70.
Tabel 4.1 Data Nilai Siswa Pra Siklus
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. REP 70 70 Tuntas
2. MYO 70 60 Belum Tuntas
3. SRP 70 90 Tuntas
4. TALW 70 60 Belum Tuntas
5. PAS 70 80 Tuntas
6. ARLF 70 60 Belum Tuntas
7. ZMLF 70 45 Belum Tuntas
8. AE 70 60 Belum Tuntas
9. AZS 70 50 Belum Tuntas
10. AAA 70 75 Tuntas
11. MNR 70 40 Belum Tuntas
12. SIP 70 55 Belum Tuntas
13. WCP 70 80 Tuntas
14. MHR 70 40 Belum Tuntas
15. AMA 70 65 Belum Tuntas
16. NIR 70 70 Tuntas
17. AM 70 45 Belum Tuntas
18. MWH 70 80 Tuntas
Jumlah 1.125
Rata-rata 62, 50
Ketuntasan Klasikal 39 %
(Sumber: Data Primer)
79
Keterangan
Tuntas : 7 siswa
Belum Tuntas : 11 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100%
= 7
18× 100%
= 38, 89%
= 39% (Pembulatan)
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar
mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Salatiga tahun
pelajaran 2018/2019 terdapat 7 (39%) siswa yang mencapai nilai KBM,
sedangkan 11 (61%) siswa memperoleh nilai di bawah KBM. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA tersebut memerlukan
adanya perbaikan terbukti dengan adanya nilai yang didapat siswa belum
mencapai nilai klasikal yaitu 85%.
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan
tes tertulis diakhir pelajaran dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut
diperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
80
a. Deskripsi Hasil Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini adalah
pembelajaran IPA materi siklus air dengan menggunakan metode
reward and punishment dengan alat permainan roda berputar. Lembar
observasi siswa yang digunakan berjumlah 10 butir aktivitas yang
harus diamati oleh peneliti, dengan memberikan skor nilai 1 sampai 4.
Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPA materi siklus air dengan menggunakan
metode reward and punishment dengan alat permainan roda berputar.
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aktivitas Siswa yang Diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2. Aktif dan semangat selama
proses pembelajaran
√
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan guru
√
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
7. Keterlibatan siswa ketika
pembelajaran
√
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat permainan
√
9. Menghargai teman yang berbicara di
depan kelas
√
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
Jumlah Skor 0 6 16 0
Total 22
Nilai (%) 55
Kategori Baik
(Sumber: Data Primer)
81
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
Keterangan Skor Keterangan Kategori Nilai (%)
A = 4 (sangat baik) Nilai 76-100 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) Nilai 51-75 (Baik)
C = 2 (Cukup) Nilai 26-50 (Cukup)
D = 1 (Kurang) Nilai 0-25 (Kurang)
Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus I memperoleh skor 22 dari skor maksimal 40 dan
memperoleh nilai 55% Berdasarkan hasil tersebut, maka aktivitas
siswa pada siklus I tergolong predikat baik.
b. Deskripsi Hasil Observasi Guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui
kesesuaian guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam
pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA materi siklus air
dengan menggunakan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar. Lembar observasi guru yang digunakan
berjumlah 25 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti,
dengan memberikan rentang skor 1 sampai 4 sehingga skor maksimum
yang diperoleh adalah 100 dan skor minimumnya adalah 25. Data
ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam
pembelajaran IPA materi siklus air dengan menggunakan metode
reward and punishment dengan alat permainan roda berputar.
82
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang diamati
Nilai
A B C D
Kemampuan Membuka Pembelajaran
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam √
2. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
3. Guru memerikasa kehadiran siswa dengan
melakukan absensi
√
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan materi yang akan dipelajari pada hari
ini
√
5. Guru melakukan apersepsi
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
√
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
√
8. Kerapian dalam penampilan √
9. Posisi mengajar
√
Penguasaan Bahan Ajar (Materi Ajar)
10. Bahan ajar yang disampaikan sesuai
dengan langkah-langkah yang dibuat
dalam RPP
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar
√
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
83
Lanjutan Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
(Sumber: Data Primer)
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
14.
Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
Pemanfaatan Alat Permainan
16. Menggunakan alat permainan secara
efektif dan efesien.
√
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat permainan.
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
19. Penilian sesuai RPP
√
Kemampuan menutup kegiataan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan
√
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya hal-hal yang belum dipahami
√
22. Menyampaikan kesimpulan
pembelajaran yang telah dilakukan
√
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi pelajaran
yang akan dipelajari selanjutnya
√
25. Memberikan motivasi kepada siswa √
Jumlah 8 42 18 0
Total Skor 68
Nilai (%) 68
Kategori Baik
84
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
Keterangan Skor Keterangan Kategori Nilai (%)
A = 4 (sangat baik) Nilai 76-100 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) Nilai 51-75 (Baik)
C = 2 (Cukup) Nilai 26-50 (Cukup)
D = 1 (Kurang) Nilai 0-25 (Kurang)
Hasil observasi guru siklus I menunjukkan jumlah skor
aktivitas guru yang diperoleh adalah 68 yaitu masuk dalam kategori
baik. Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada 2 butir, yang memperoleh
skor 3 ada 14 butir, dan yang memperoleh skor 2 ada 9 butir.
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan
pada akhir pembelajaran siklus I menggunakan metode reward and
punishment berbantu media roda berputar pada mata pelajaran IPA
materi siklus air diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa KBM Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. REP 70 55 √
2. MYO 70 70 √
3. SRP 70 100 √
4. TALW 70 55 √
5. PAS 70 65 √
85
Lanjutan Tabel 4. 4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa KBM Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
6. ARLF 70 75 √
7. ZMLF 70 55 √
8. AE 70 70 √
9. AZS 70 65 √
10. AAA 70 70 √
11. MNR 70 70 √
12. SIP 70 65 √
13. WCP 70 75 √
14. MHR 70 60 √
15. AMA 70 75 √
16. NIR 70 70 √
17. AM 70 55 √
18. MWH 70 70 √
Jumlah 1.230 10 8
Rata-rata 68, 33
Ketuntasan Klasikal 56 % 44 %
(Sumber: Data Primer)
Keterangan
Tuntas : 10 siswa
Belum Tuntas : 8 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100%
= 10
18 × 100%
= 55, 56%
= 56% (Pembulatan)
86
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 18 siswa
terdapat 10 (56%) siswa memperoleh nilai di atas 70 atau telah
mencapai KBM, sementara 8 (44%) siswa yang memperoleh nilai di
bawah 70 atau belum mencapai KBM. Dan ketuntasan klasikal
yang dicapai dalam siklus I ini hanya seberar (56%), artinya belum
mencapai Ketuntasan Klasikal sebersar 85% dan rata-rata nilai siswa
sebesar 68,33 artinya masih di bawah 70, sehingga memerlukan
adanya perbaikan untuk mencapai KBM.
d. Refleksi Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan siswa dalam pembelajaran ini dalam kategori baik
yaitu dengan skor 22 dari skor total berjumlah 40. Berdasarkan
refleksi pada siklus I terlihat adanya beberapa hambatan dari siswa
diantaranya siswa belum cukup merespon apersepsi yang diberikan
guru selama pembelajaran, banyak siswa belum berani bertanya jawab
dengan guru, beberapa siswa belum berani mengungkakpkan
pendapatnya di hadapan guru dan teman-temannya, kurangnya
perhatian siswa pada pembelajaran, keterlibatan dan keaktifan siswa
dalam pembelajaran masih cukup dan ada beberapa siswa yang kurang
menghargai teman yang berbicara di depan kelas. Selain itu guru
dalam melakukan apresepsi belum maksimal, dalam mengajar
terkadang guru sering membelakangi siswanya, tidak sesuainya
langkah-langkah pembelajaran dengan RPP, pengelolaan waktu dan
media pembelajaran yang kurang maksimal dan kurangnya pemberian
87
motivasi yang diberikan guru. Berdasarkan hambatan-hambatan yang
ditemukan pada siklus I tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran belum maksimal begitu juga dengan hasil yang diperoleh
siswa juga belum maksimal. Terbukti masih ada 8 (44%) siswa yang
belum mencapai KBM, maka perlu adanya perbaikan tindakan yang
dilanjutkan pada penelitian siklus II.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Deskripsi Hasil Observasi Siswa
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini adalah
pembelajaran IPA materi siklus air dengan menggunakan metode
reward and punishment dengan alat permainan roda berputar. Lembar
observasi siswa yang digunakan berjumlah 10 butir aktivitas yang
harus diamati oleh peneliti, dengan memberikan skor nilai 1 sampai 4.
Data ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPA materi siklus air dengan menggunakan
metode reward and punishment dengan alat permainan roda berputar.
88
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aktivitas Siswa yang Diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2. Aktif dan semangat selama
proses pembelajaran
√
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5. Bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan guru
√
6. Perhatian siswa saat pembelajaran √
7. Keterlibatan siswa ketika
pembelajaran
√
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat permainan
√
9. Menghargai teman yang berbicara di
depan kelas
√
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
Jumlah Skor 0 24 4 0
Total 28
Nilai (%) 70
Kategori Baik
(Sumber: Data Primer)
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
Keterangan Skor Keterangan Kategori Nilai (%)
A = 4 (sangat baik) Nilai 76-100 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) Nilai 51-75 (Baik)
C = 2 (Cukup) Nilai 26-50 (Cukup)
D = 1 (Kurang) Nilai 0-25 (Kurang)
Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
pada siklus II memperoleh skor 28 dari skor maksimal 40 dan
89
mencapai nilai 70%. Berdasarkan hasil tersebut, maka aktivitas siswa
pada siklus II tergolong predikat baik.
b. Deskripsi Hasil Observasi Guru
Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui
kesesuaian guru dengan langkah-langkah yang disusun dalam
pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran IPA materi siklus air
dengan menggunakan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar. Lembar observasi guru yang digunakan
berjumlah 25 butir aktivitas yang harus diamati oleh peneliti,
dengan memberikan rentang skor 1 sampai 4 sehingga skor maksimum
yang diperoleh adalah 100 dan skor minimumnya adalah 25. Data
ini diambil untuk mengetahui seberapa besar aktivitas guru dalam
pembelajaran IPA materi siklus air dengan menggunakan metode
reward and punishment dengan alat permainan roda berputar.
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
Kemampuan Membuka Pembelajaran
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam √
2. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
3. Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5. Guru melakukan apersepsi
√
90
Lanjutan Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
6. Kejelasan artikulasi suara
√
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa √
8. Kerapian dalam penampilan
√
9. Posisi mengajar
√
Penguasaan Bahan Ajar (Materi Ajar)
10. Bahan ajar yang disampaikan sesuai
dengan langkah-langkah yang dibuat
dalam RPP
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar
√
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan
√
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
Pemanfaatan Media Pembelajaran
16. Menggunakan alat permainan secara
efektif dan efesien.
√
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan alat
permainan
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
91
Lanjutan Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
Kemampuan menutup kegiataan pembelajaran
19. Penilaian sesuai RPP
√
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami
22. Menyampaikan kesimpulan
pembelajaran yang telah dilakukan
√
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa
√
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya
√
25. Memberikan motivasi kepada siswa
√
Jumlah 12 60 4 0
Total Skor 76
Nilai (%) 76
Kategori Sangat Baik
(Sumber: Data Primer)
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
92
Keterangan Skor Keterangan Kategori Nilai (%)
A = 4 (sangat baik) Nilai 76-100 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) Nilai 51-75 (Baik)
C = 2 (Cukup) Nilai 26-50 (Cukup)
D = 1 (Kurang) Nilai 0-25 (Kurang)
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II menunjukkan
Jumlah skor aktivitas guru yang diperoleh adalah 76 yaitu masuk
dalam kategori sangat baik. Aktivitas yang memperoleh skor 4 ada
3 butir, yang memperoleh skor 3 ada 20 butir, dan yang memperoleh
skor 2 ada 2 butir.
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil evaluasi berupa tes tertulis yang dilakukan
pada akhir pembelajaran siklus II menggunakan metode reward and
punishment dengan alat permainan roda berputar pada mata pelajaran
IPA materi siklus air diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama
Siswa KBM Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1. REP 70 75 √
2. MYO 70 95 √
3. SRP 70 100 √
4. TALW 70 65 √
5. PAS 70 85 √
6. ARLF 70 100 √
7. ZMLF 70 70 √
8. AE 70 100 √
93
Lanjutan Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama
Siswa KBM Nilai
Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
9. AZS 70 70 √
10. AAA 70 100 √
11. MNR 70 95 √
12. SIP 70 70 √
13. WCP 70 100 √
14. MHR 70 90 √
15. AMA 70 70 √
16. NIR 70 80 √
17. AM 70 60 √
18. MWH 70 80 √
Jumlah 1.505 16 2
Rata-rata 83, 61
Ketuntasan Klasikal 89 % 11%
(Sumber: Data Primer)
Keterangan
Tuntas : 16 siswa
Belum Tuntas : 2 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100%
= 16
18 × 100%
= 88, 89%
= 89% (Pembulatan)
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 18 siswa
terdapat 16 (89%) siswa yang memperoleh nilai diatas 70 atau telah
94
mencapai KBM, hanya 2 (11%) siswa yang memperoleh nilai di
bawah 70 atau belum mencapai KBM. Dan ketuntasan klasikal
yang dicapai dalam siklus II sebesar 89%.
d. Refleksi Pelaksanaan Siklus II
Kegiatan siswa dalam pembelajaran ini dalam kategori baik
yaitu dengan skor 28 dari skor total berjumlah 40. Berdasarkan
refleksi pada siklus II, pelaksanaan siklus II mampu memperbaiki
siklus I. Hal ini ditunjukkan siswa dalam memperoleh hasil belajar
meningkat. Hanya 2 siswa yang belum mencapai KBM. Tercapainya
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu telah diperbaikinya proses belajar mengajar yang
dilaksanakan berdasarkan refleksi terhadap hasil pada siklus I dan
penyempurnaan dalam perencanaan dan proses pembelajaran.
Perbaikan dan penyempurnaan pada proses belajar mengajar pada
siklus II membantu siswa untuk lebih aktif dan siswa lebih mudah
dalam mengerjakan tes. Cara guru dalam memberikan motivasi
kepada siswa juga dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar
siswa. Usaha guru dalam mengkondisikan siswa agar tidak berbicara
diluar materi yang diajarkan berhasil dapat meningkatkan hasil belajar
IPA.
Dari hasil pada siklus II secara keseluruhan, maka dapat
dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas telah berhasil mencapai
95
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan demikian siklus
selanjutnya dapat dihentikan atau tidak perlu dilaksanakan.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan yang dilaksanakan 2 siklus diperoleh data yang
menunjukkan adanya peningkatan nilai yang didapatkan siswa sangat baik.
Sehingga dengan diterapkannya metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar dalam pembelajaran IPA materi siklus air dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga
Tahun 2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan
diakhir pembelajaran IPA dengan metode reward and punishment dengan alat
permainan roda berputar dalam pembelajaran IPA materi siklus air.
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Persiklus
No Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Nilai Terendah 40 55 60
2. Nilai Tertinggi 90 100 100
3. Nilai Rata-rata Kelas 62, 50 68, 33 83, 61
4. Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
70 70 70
5. Jumlah Siswa yang
Mencapai Nilai KKM
7 10 16
6. Jumlah Siswa yang Belum
Mencapai Kkm
11 8 2
7. Persentase Siswa yang
Mencapai KKM
39% 56% 89%
8. Persentase Siswa yang
Belum Mencapai KKM
61% 44% 11%
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan tabel rekapulasi hasil belajar di atas dapat diketahui
ketuntasan klasikal dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan dari
39% menjadi 56%. Begitu juga dengan siklus II yang mengalami peningkatan
96
dari ketuntasan klasikal 56% menjadi 89%. Dari kedua data tersebut maka
dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan menggunakan metode
reward and punishment dengan alat permainan roda beputar berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun penjabaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada
siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Data awal sebelum diterapkannya metode reward and punishment
dengan alat permainan roda berputar pada mata pelajaran IPA di kelas V
MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga, hasil belajar siswa masih kurang yaitu
hanya 39% (7 siswa) yang mencapai nilai tuntas dari Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) dan 61% (11 siswa) masih dibawah Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM). Hasil rata-rata nilai pra siklus yaitu hanya 62,5.
Perolehan nilai hasil pra siklus ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Nilai Pra Siklus
(Sumber: Data Primer)
39%
61%
Nilai Pra Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
97
Maka dari itu, peneliti berupaya untuk menerapkan metode
pembelajaran baru agar dapat meningkatkan minat, pemahaman, dan
hasil belajar siswa dengan cara menerapkan metode reward and
punishment dengan alat permainan roda berputar.
2. Siklus I
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I
menggunakan metode reward and punishment dengan alat permainan roda
berputar. Materi yang diajarkan yaitu materi siklus air. Adapun dalam
penelitian ini mencakup 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Perolehan nilai hasil
tes evaluasi pada siklus I dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Pada tahap ini diperoleh data hasil tes tertulis mata pelajaran IPA
pada siswa kelas V tahun 2018/2019 adalah 56% (10 siswa) yang tuntas
belajar dan yang belum tuntas belajar adalah 44% (8 orang). Nilai rata-rata
56%
44%
Nilai Evaluasi Siswa Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
98
pada siklus I adalah 68, 33 sehingga masih diperlukan adanya perbaikan
karena ketuntasan klasikal masih di bawah 85%.
3. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti
mempertimbangkan beberapa kendala yang muncul selama proses
pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan masih
sama dengan siklus I yaitu menggunakan metode reward and punishment
dengan alat permainan roda berputar. Hanya saja materi yang dibahas
berbeda dari siklus I yaitu materi manfaat air dan syarat air bersih dan
penggunaan metode dan alat permainan lebih dioptimalkan. Perolehan
nilai tes evaluasi siklus II ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.3 Nilai Evaluasi Siswa Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Pada pembelajaran siklus II diperoleh data nilai evaluasi siswa
yaitu 16 (89%) siswa mendapatkan nilai di atas KBM, sementara 2 (11%)
siswa belum mencapai KBM. Ketuntasan klasikal yang dicapai dalam
89%
11%
Nilai Evaluasi Siswa Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
99
siklus II ini sebesar (89%) dengan rata-rata 83, 61 sehingga siklus II dapat
dikatakan berhasil dan penelitian dihentikan.
Apabila digambarkan menggunakan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar
(Sumber: Data Primer)
Gambar tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas V MI
Ma’arif Dukuh Kota Salatiga Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 mengalami
peningkatan melalui metode reward and punishment dengan alat permainan
roda berputar.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat
penulis simpulkan bahwa penerapan metode reward and punishment dengan
alat permainan roda berputar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
siklus air pada siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kota Salatiga Tahun Ajaran
2018/2019. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pra siklus sebelum menerapkan
metode reward and punishment dengan alat permainan roda berputar hanya
39% (7 siswa) yang tuntas, sedangkan masih ada 61% (11 siswa) yang belum
tuntas KBM. Selanjutnya pada siklus I 56% (10 siswa) tuntas belajarnya dan
ada 44% (8 siswa) belum tuntas belajar dari KBM. Kemudian, pada siklus II
ada 89% (16 siswa) tuntas belajarnya dan ada 11% (2 siswa) yang belum tuntas
dari KBM. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan
berhasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan yang
diambil dari penelitian, maka penulis akan mengemukakan beberapa saran.
Adapun saran-saran ini penulis tujukan kepada:
1. Siswa
a. Sebaiknya siswa dapat lebih memperhatikan guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung agar memperoleh hasil yang maksimal;
101
b. Ketika teman lainnya berbicara, sebaiknya mendengarkan dan saling
menghargai; dan
c. Siswa diharapkan berperan aktif untuk mengikuti pelajaran yang
sedang berlangsung dan siswa juga perlu mencari tahu sendiri hal-hal
tentang pembelajaran di lingkungan sekitar agar ilmu yang diperoleh
tidak bergantung dari guru saja.
2. Guru
a. Pada saat mengajar seorang guru harus memilih metode yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang diajarkan dan kemampuan siswa
sehingga siswa bisa memahami materi yang disampaikan oleh guru;
dan
b. Hendaknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas
pembelajaran agar siswa tertarik untuk belajar.
3. Madrasah
Pihak madrasah hendaknya selalu memberi motivasi kepada guru
agar selalu berupaya meningkatkan hasil belajar dengan menciptakan
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
102
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bahruddin dan Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Eri Rachmawati. 2015. Pengaruh Reward and Punishment terhadap Prestasi
Belajar Siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Garnida, Dadang dan Rudi Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata
Pelajaran Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Dirjen
Lembaga Departemen Agama.
Ginnis, Paul. 2008. Trik dan Taktik Mengajar (Strategi Meningkatkan
Pencapaian Pengajaran di Kelas). Jakarta: Indeks.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Prespektif Guru dan Siswa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Kosim, Muhammad. 2008. Antara Reward dan Punishment. Rubrik Artikel.
Padang Ekspres Hal. 1.(khairima.blogspot.com, diakses 19 April 2019).
Muliawan, Jasa Ungguh. 2016. 45 Model Pembelajaran Spektakuler.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mujib, Fathul dan Rahmawati, Nailur. 2012. Metode Permainan-Permainan
Edukatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Narwanti, Sri & Somadi. 2012. Panduan Menyusun Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Familia.
Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Rajawali Pers.
103
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sadiman, S. Arief, dkk. 2014. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Shohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Ar-ruzzmedia.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogjakarta: PT Insan
Madani.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Pernada Media Group.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Pernada Media Group.
Uno, Hamzah, dkk. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Wisudawati, Asih Widi & Eka Sulistyowati. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.
104
Lampiran 1. RPP Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Dukuh Salatiga
Kelas / Semester : 5 /2
Tema : Lingkungan Sahabat Kita (Tema 8)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 1)
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkkan perilaku jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan proaktif,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
105
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Kompetensi Indikator
3.8
Menganalisis siklus air dan
dampaknya pada peristiwa di bumi
serta kelangsungan makhluk hidup
Mengamati gambar bagan siklus
air lalu menjelaskan proses yang
terjadi
Mengamati bacaan, lalu
menjelaskan terjadinya siklus air
4.8
Membuat karya tentang skema siklus
air berdasarkan informasi dari
berbagai sumber
Menggali informasi dari sumber
bacaan, lalu membuat bagan
sederhana untuk menjelaskan siklus
air
C. TUJUAN
1. Melalui kegiatan pengamatan, siswa mampu menjelaskan terjadinya siklus
air dengan baik.
2. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat
membuat bagan sederhana untuk menjelaskan siklus air.
D. MATERI
Siklus Air
Manusia selalu membutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari.
Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri,
dan untuk pembangkit listrik. Begitu besarnya kebutuhan manusia akan air.
Kita bersyukur, air senantiasa tersedia di bumi. Oleh karena itu, manusia
seharusnya senantiasa bersyukur kepada Tuhan pencipta alam.
106
Mengapa air selalu tersedia di bumi? Air selalu tersedia di bumi karena
air mengalami siklus. Siklus air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara
terusmenerus dari bumi ke atmosfer, lalu kembali ke bumi. Siklus air ini
terjadi melalui proses penguapan, pengendapan, dan pengembunan. Perhatikan
skema proses siklus air berikut ini!
Skema Siklus Air
Air di laut, sungai, dan danau menguap akibat panas dari sinar
matahari. Proses penguapan ini disebut evaporasi. Tumbuhan juga
mengeluarkan uap air ke udara. Uap air dari permukaan bumi naik dan
berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap
air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi(pengendapan). Ketika suhu udara
turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk
awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan).
Titik-titik air di awan selanjutnya akan turun menjadi hujan. Air hujan
akan turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau
perairan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah.
Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur.
Air tanah juga akan merembes ke danau atau sungai. Air hujan yang
jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau, akan menambah jumlah air di
tempat tersebut. Selanjutnya air sungai akan mengalir ke laut. Namun,
sebagian air di sungai dapat menguap kembali. Air sungai yang menguap
membentuk awan bersama dengan uap dari air laut dan tumbuhan. Proses
siklus air pun terulang lagi. Dari proses siklus air itu dapat disimpulkan bahwa
107
sebenarnya jumlah air di bumi secara keseluruhan cenderung tetap. Hanya
wujud dan tempatnya yang berubah.
E. PENDEKATAN DAN METODE
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Reward and Punishment
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembukaan
Guru:
Orientasi (Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai
proses pembelajaran, menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianut (karakter) serta membiasakan membaca
dan memaknai (literasi)).
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
Guru melakukan apresepsi dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa mengenai pelajaran yang akan
dilakukan.
10 menit
108
Inti
Siswa membaca teks “Siklus Air” dengan cermat. Teknik
membaca dapat menggunakan teknik membaca senyap
atau membaca keras bergantian (mengamati)
Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai isi
bacaan (menanya)
Siswa mengamati gambar siklus air, lalu menuliskan
proses-proses yang terlihat pada gambar tersebut dan
membuat bagan sederhana (mengeksplor)
Siswa dengan bimbingan guru mengkaitkan proses siklus
air dengan lingkungan sekitar (mengasosiasi)
Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk permainan
roda berputar, dengan cara memutarnya. Jika siswa
memutar roda dan anak panah menunjuk pada sebuah
angka, siswa tersebut mengambil kartu sesuai dengan
angka yang didapat dari roda tersebut. Kemudian siswa
menjawab pertanyaan pada kartu tersebut. Jika siswa
menjawab dengan benar maka siswa berhak mendapatkan
hadiah yang terdapat pada sektor yang tertunjuk anak
panah. Sedangkan siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, siswa mendapat hukuman yang terdapat pada
sektor yang tertunjuk anak panah (mengkomunikasikan)
Guru memberikan soal evaluasi untuk menguji seberapa
jauh siswa memahami materi.
50 menit
Penutup
Guru bersama peserta didik membuat rangkuman atau
kesimpulan tentang poin-poin penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
tugas kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).
Guru memberia motivasi kepada peserta didik untuk
tetap belajar dan menyampaikan rencana pembelajaran
10 menit
109
pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan bacaaan hamdalah dan
berdoa bersama-sama.
G. SUMBER DAN MEDIA
1. Lingkungan sekitar siswa
2. Buku LKS Permata Tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita”, Buku Pedoman
Guru Tema 8 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 8 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
Media Pembelajaran: Roda Putar, papan tulis
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut:
1. Penilaian Sikap (melalui observasi selama kegiatan berlangsung)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Bentuk penilaian: tes
b. Jenis penilaian: tes tertulis
c. Instrumen penilaian: soal pilihan ganda dan soal isian
Penilaian Ketrampilan (Ketrampilan Membuat Bagan Siklus Air)
110
Refleksi Guru
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….
Kamis, 11 April 2019
111
Lampiran RPP
Penilaian Sikap
No Nama
Kriteria Nilai
Akhir Predikat
Santun Disiplin Tanggung
Jawab
Kepercayaan
diri
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 REP √ √ √ √ 10 Cukup
2 MYO √ √ √ √ 12 Baik
3 SRP √ √ √ √ 13 Baik
4 TALW √ √ √ √ 11 Baik
5 PAS √ √ √ √ 11 Baik
6 ARLF √ √ √ √ 11 Baik
7 ZMLF √ √ √ √ 11 Baik
8 AE √ √ √ √ 10 Cukup
9 AZS √ √ √ √ 13 Baik
10 AAA √ √ √ √ 11 Baik
11 MNR √ √ √ √ 12 Baik
12 SIP √ √ √ √ 13 Baik
13 WCP √ √ √ √ 12 Baik
14 MHR √ √ √ √ 11 Baik
15 AMA √ √ √ √ 12 Baik
16 NIR √ √ √ √ 13 Baik
17 AM √ √ √ √ 12 Baik
18 MWH √ √ √ √ 12 Baik
112
Kriteria Penilaian
4 : Sangat santun, memiliki sikap disiplin yang sangat tinggi, sangat
bertanggung jawab, memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi
3 : Santun, memiliki sikap disiplin yang baik, bertanggung jawab, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
2 : Kurang santun, memiliki sikap disiplin yang kurang baik, kurang
bertanggung jawab, kurang memiliki kepercayaan diri
1 : Tidak santun, tidak memiliki sikap disiplin, tidak memiliki rasa tanggung
jawab, tidak memiliki kepercayaan diri
Rentang skor
Skor maksimal – Skor minimal = 16 – 4 = 3
4 4
Nilai Akhir
14 – 16 = sangat baik
11 – 13 = baik
7 – 10 = cukup baik
7< = kurang
113
Penilaian Pengetahuan
A. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!
1. Air di bumi tidak pernah habis walaupun terus menerus digunakan. Hal ini
disebabkan air mengalami . . . .
a. Penambahan
b. Perputaran
c. Pencampuran
d. Pengurangan
2. Daur adalah . . . .
a. Perubahan-perubahan tertentu yang berulang dalam suatu pola
b. Perubahan yang menghasilkan jenis zat baru
c. Perubahan-perubahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
struktur
d. Perubahan yang menghasilkan struktur baru
3. Peristiwa penguapan dalam daur air terjadi akibat . . . .
a. Gaya tarik bumi
b. Gravitasi bulan
c. Jumlah air sangat banyak
d. Sinar matahari
4. Air hujan dapat menjadi air tanah karena proses . . . .
a. Penguapan
b. Pengembunan
c. Pengendapan
d. Peresapan
5. Uap air naik ke udara membentuk . . . .
a. Awan
b. Pelangi
c. Air
d. Es
6. Uap air yang suhunya turun akan berubah menjadi air. Air ini akan
berkumpul di angkasa kemudian turun menjadi . . . .
114
a. Hujan
b. Kabut
c. Angin
d. Pelangi
7. Kegiatan manusia berikut yang berdampak positif terhadap daur air di
bumi yaitu . . . .
a. Terasering
b. Reboisasi
c. Penggundulan hutan
d. Pembuatan bendungan
8. Betonisasi jalan-jalan dapat mengganggu daur air karena . . . .
a. Mengurangi resapan air
b. Membuat jalan terasa panas
c. Dapat mencegah banjir
d. Air dapat merembes dengan cepat
9. Jika uap air bercampur dengan gas-gas buangan yang berbahaya, akan
terjadi . . . .
a. Pencemaran udara
b. Hujan asam
c. Penyakit saluran pernapasan
d. Hujan
10. Gas beracun penyebab hujan asam antara lain berasal dari . . . .
a. Limbah rumah tangga
b. Limbah pengolahan makanan
c. Gas buangan kendaraan bermotor
d. Gas alam
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Berkurangnya pepohonan mengakibatkan air . . . menjadi semakin sedikit
2. Adanya daur air mengakibatkan jumlah air . . . .
3. Evaporasi adalah peristiwa . . . air
4. Peristiwa kondensasi mengubah . . . menjadi titik-titik air
115
5. Penguapan yang tinggi disertai curah hujan yang rendah akan
mengakibatkan . . . .
Kunci Jawaban
A.
1. b 6. a
2. a 7. b
3. d 8. a
4. d 9. b
5. a 10. c
B.
1. Tanah
2. Selalu tetap
3. Penguapan
4. Uap air
5. Kekeringan
Penilaian
A = Jumlah jawaban benar x 1
= 10 x 1
= 10
B = Jumlah jawaban benar x 2
= 5 x 2
= 10
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor total
= 20
20 × 100
= 100
116
Daftar Penilaian Pengetahuan
No Nama Nilai Akhir
1 REP 55
2 MYO 70
3 SRP 100
4 TALW 55
5 PAS 65
6 ARLF 75
7 ZMLF 55
8 AE 70
9 AZS 65
10 AAA 70
11 MNR 70
12 SIP 65
13 WCP 75
14 MHR 60
15 AMA 75
16 NIR 70
17 AM 55
18 MWH 70
117
Penilaian Ketrampilan
Penilaian ini untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuannya melalui penyelesaian tugas dalam waktu tertentu.
Ketrampilan Membuat Bagan Siklus Air
Kriteria Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Perlu
Pendampingan
1
Kelengkapan
informasi
Siswa
menyajikan
informasi
dengan sangat
lengkap
tentang siklus
air tanpa
bantuan guru
Siswa
menyajikan
informasi
dengan
lengkap
tentang siklus
air dengan
sedikit
bantuan guru
Siswa
menyajikan
informasi
dengan cukup
lengkap
tentang siklus
air dengan
bantuan guru
Informasi yang
disajikan tidak
lengkap
Keterbacaan
diagram
Siswa
menyajikan
informasi
secara
lengkap, jelas,
dan
menggunakan
kata kunci
yang tepat
Siswa
menyajikan
informasi
dengan
lengkap dan
menggunakan
kata kunci
yang tepat
dengan
bantuan guru
Siswa
menyajikan
informasi
dengan cukup
lengkap tanpa
menggunakan
kata kunci
Siswa
menyajikan
informasi
kurang lengkap
Rentang skor
Skor maksimal – Skor minimal = 8 – 2 = 3
2 2
Nilai Akhir
6 – 8 = sangat baik
3– 5 = baik
3< = kurang
118
Daftar Nilai
KRITERIA
Total Akhir Kelengkapan
informasi
Keterbacaan
diagram
4 3 2 1 4 3 2 1
1 REP √ √ 6 SB
2 MYO √ √ 6 SB
3 SRP √ √ 8 SB
4 TALW √ √ 8 SB
5 PAS √ √ 8 SB
6 ARLF √ √ 7 SB
7 ZMLF √ √ 6 SB
8 AE √ √ 6 SB
9 AZS √ √ 7 SB
10 AAA √ √ 6 SB
11 MNR √ √ 6 SB
12 SIP √ √ 7 SB
13 WCP √ √ 8 SB
14 MHR √ √ 7 SB
15 AMA √ √ 6 SB
16 NIR √ √ 8 SB
17 AM √ √ 6 SB
18 MWH √ √ 7 SB
119
Lampiran 2. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I
Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I
Nama Sekolah : MI Ma’arif Dukuh
Kelas/ Semester : V/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Siklus Air
Nama Guru : Durrotun Nasikhah, S.Pd.I.
Nama Pengamat : Nur Khasanah
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom nilai yang sesuai menurut
penilaian pengamat, dengan keterangan sebagai berikut:
Nilai 1 = Kurang (D)
Nilai 2 = Cukup (C)
Niali 3 = Baik (B)
Nilai 4 = Sangat Baik (A)
A. Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati Nilai
A B C D
Kemampuan Membuka Pembelajaran
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam √
2. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
3. Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5. Guru melakukan apersepsi √
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
√
120
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
√
8. Kerapian dalam penampilan √
9. Posisi mengajar √
Penguasaan Bahan Ajar (Materi Ajar)
10. Bahan ajar yang disampaikan sesuai
dengan langkah-langkah yang dibuat
dalam RPP
√
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan
ajar
√
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan
√
14.
Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa
√
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
Pemanfaatan Alat Permainan
16. Menggunakan alat permainan secara
efektif dan efesien.
√
17. Melibatkan siswa dalam penggunaan
alat permainan
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
19. Penilian sesuai RPP
√
Kemampuan menutup kegiataan pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami
√
22. Menyampaikan kesimpulan
pembelajaran yang telah dilakukan
√
121
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi pelajaran
yang akan dipelajari selanjutnya
√
25. Memberikan motivasi kepada siswa √
Jumlah 8 42 18 0
Total Skor 68
Nilai (%) 68
Kategori Baik
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
Keterangan Kategori Nilai (%)
Nilai 76-100 (Sangat Baik)
Nilai 51-75 (Baik)
Nilai 26-50 (Cukup)
Nilai 0-25 (Kurang)
122
B. Lembar Observasi Siswa
No Aktivitas Siswa yang Diamati Skor
A B C D
1.
Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2.
Aktif dan semangat selama
proses pembelajaran
√
3.
Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4.
Berani mengungkapkan pendapat
√
5.
Bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan guru
√
6.
Perhatian siswa saat pembelajaran
√
7.
Keterlibatan siswa ketika
pembelajaran
√
8.
Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat permainan
√
9.
Menghargai teman yang berbicara di
depan kelas
√
10.
Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
Jumlah Skor 0 6 16 0
Total Skor 22
Nilai (%) 55
Kategori Baik
123
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
Keterangan Skor Keterangan Kategori Nilai (%)
A = 4 (sangat baik) Nilai 76-100 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) Nilai 51-75 (Baik)
C = 2 (Cukup) Nilai 26-50 (Cukup)
D = 1 (Kurang) Nilai 0-25 (Kurang)
Salatiga, 11 April 2019
Pengamat,
Dyah Pitaloka
124
Lampiran 3. Nilai Siklus I
A. Nilai Tertinggi
125
126
B. Nilai Terendah
127
128
Lampiran 4. RPP Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Dukuh Salatiga
Kelas / Semester : 5 /2
Tema : Lingkungan Sahabat Kita (Tema 8)
Sub Tema : Usaha Pelestarian Lingkungan (Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkkan perilaku jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan proaktif,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
129
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Kompetensi Indikator
3.8
Menganalisis siklus air dan
dampaknya pada peristiwa di bumi
serta kelangsungan makhluk hidup
Dapat menyebutkan faktor-faktor
yang memengaruhi kualitas air
4.8
Membuat karya tentang skema siklus
air berdasarkan informasi dari
berbagai sumber
Menggali informasi dari sumber
bacaan, lalu membuat peta pikiran
mengenai fungsi air dalam
kehidupan
C. TUJUAN
1. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat
menyebutkan dan mempresentasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas air dengan benar.
2. Melalui kegiatan menggali informasi dari sumber bacaan, siswa dapat
membuat peta pikiran mengenai fungsi air dalam kehidupan.
D. MATERI
Air untuk Kebutuhan Sehari-hari
Bagaimana rasa air laut? Ya, air laut terasa asin. Jika kamu berenang di
pantai dan terpercik air laut, kamu akan mengetahui bahwa air laut terasa asin.
Sebagian besar (97%) air yang menutupi planet bumi ini berupa air laut. Air
laut tidak bagus untuk diminum. Air laut juga tidak dapat digunakan dalam
130
kebanyakan industri dan keperluan rumah tangga. Untunglah 3% air di dunia
berupa air segar, yaitu air yang tidak asin dan dapat digunakan untuk minum,
memasak, dan mencuci. Persyaratan air bersih meliputi tiga komponen, yaitu
persyaratan secara fisik, secara kimia, dan kandungan mikroba yang terdapat
di dalamnya.
1. Persyaratan secara fisik
a. Tidak keruh
b. Tidak berwarna apa pun
c. Tidak berasa apa pun
d. Tidak berbau apa pun
e. Suhu antara 10o-25oC (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH (derajat keasaman) air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat mikrobiologi
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, dan
kolera.
Masyarakat memerlukan air dalam jumlah yang sangat besar. Air yang
akan digunakan diambil dari sungai-sungai terdekat atau sumber-sumber air
lain seperti sumur. Air dari sungai dan sumber-sumber air dialirkan dan
disimpan dalam tangki penampung yang sangat besar. Tangki penampungan
berisi air ditambahkan sejumlah kecil gas chlorine untuk membunuh kuman
berbahaya. Selanjutnya, air dipompa melalui pipa bawah tanah menuju ke
rumah-rumah penduduk. Air inilah yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari masyarakat.
Sumber air lainnya didapat dari penggalian tanah. Lubang penggalian
ini dinamakan sumur. Masyarakat membuat sumur sebagai sumber air untuk
keperluan sehari-hari. Dahulu, orang menggunakan timba untuk mengambil
131
air dari sumur. Namun, sekarang kita dapat menggunakan pompa air bertenaga
listrik. Dengan pompa itu air dialirkan ke atas melalui pipa menuju ke bak
penampung air, kamar mandi, dapur, dan tempat-tempat lain di rumah.
E. PENDEKATAN DAN METODE
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Reward and Punishment
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembukaan Guru:
Orientasi (Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai
proses pembelajaran, menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianut (karakter) serta membiasakan membaca
dan memaknai (literasi)).
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran.
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin.
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
Guru melakukan apresepsi dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa mengenai pelajaran yang akan
dilakukan.
10 menit
132
Inti
Siswa membaca teks “Air untuk Kebutuhan Sehari-hari”
dengan cermat. Teknik membaca dapat menggunakan
teknik membaca senyap atau membaca keras bergantian
(mengamati)
Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai isi
bacaan (menanya)
Siswa menuliskan fungsi air dalam kehidupan (selain
yang ada di buku bacaan) dan membuatnya menjadi peta
pikiran (mengeksplor)
Siswa dengan bimbingan guru mengkaitkan persyaratan
air bersih dengan lingkungan sekitar (mengasosiasi)
Guru memberikan pertanyaan dalam bentuk permainan
roda berputar, dengan cara memutarnya. Jika siswa
memutar roda dan anak panah menunjuk pada sebuah
angka, siswa tersebut mengambil kartu sesuai dengan
angka yang didapat dari roda tersebut. Kemudian siswa
menjawab pertanyaan pada kartu tersebut. Jika siswa
menjawab dengan benar maka siswa berhak mendapatkan
hadiah yang terdapat pada sektor yang tertunjuk anak
panah. Sedangkan siswa yang tidak bisa menjawab
pertanyaan, siswa mendapat hukuman yang terdapat pada
sektor yang tertunjuk anak panah (mengkomunikasikan)
Guru memberikan soal evaluasi untuk menguji
kemampuan siswa dalam memahami materi.
50 menit
Penutup Guru bersama peserta didik membuat rangkuman atau
kesimpulan tentang poin-poin penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
tugas kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).
Guru memberia motivasi kepada peserta didik untuk
10 menit
133
tetap belajar dan menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan bacaaan hamdalah dan
berdoa bersama-sama.
G. SUMBER DAN MEDIA
1. Lingkungan sekitar siswa
2. Buku LKS Permata Tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita”, Buku Pedoman
Guru Tema 8 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 8 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
3. Media Pembelajaran: Roda Putar, papan tulis
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut:
1. Penilaian Sikap
2. Penilaian Pengetahuan
a. Bentuk penilaian: tes
b. Jenis penilaian: tes tertulis
c. Instrumen penilaian: soal pilihan ganda dan soal isian
3. Penilaian Ketrampilan
Ketrampilan Membuat Peta Pikiran mengenai Fungsi Air dalam
Kehidupan
134
Refleksi Guru
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….
Selasa, 16 April 2019
135
Lampiran RPP
Penilaian Sikap
No Nama
Kriteria
Nilai
Akhir
Predikat Santun Disiplin
Tanggung
Jawab
Kepercayaan
diri
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 REP √ √ √ √ 12 Baik
2 MYO √ √ √ √ 13 Baik
3 SRP
√ √ √ √ 15
Sangat
Baik
4 TALW √ √ √ √ 13 Baik
5 PAS
√ √ √ √ 14
Sangat
Baik
6 ARLF √ √ √ √ 12 Baik
7 ZMLF √ √ √ √ 12 Baik
8 AE √ √ √ √ 13 Baik
9 AZS √ √ √ √ 13 Baik
10 AAA √ √ √ √ 12 Baik
11 MNR √ √ √ √ 13 Baik
12 SIP
√ √ √ √ 14
Sangat
Baik
13 WCP √ √ √ √ 13 Baik
14 MHR √ √ √ √ 12 Baik
15 AMA √ √ √ √ 12 Baik
16 NIR
√ √ √ √ 14
Sangat
Baik
17 AM √ √ √ √ 13 Baik
18 MWH √ √ √ √ 12 Baik
136
Kriteria Penilaian
4 : Sangat santun, memiliki sikap disiplin yang sangat tinggi, sangat
bertanggung jawab, memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi
3 : Santun, memiliki sikap disiplin yang baik, bertanggung jawab, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
2 : Kurang santun, memiliki sikap disiplin yang kurang baik, kurang
bertanggung jawab, kurang memiliki kepercayaan diri
1 : Tidak santun, tidak memiliki sikap disiplin, tidak memiliki rasa tanggung
jawab, tidak memiliki kepercayaan diri
Rentang skor
Skor maksimal – Skor minimal = 16 – 4 = 3
4 4
Nilai Akhir
14 – 16 = sangat baik
11 – 13 = baik
7 – 10 = cukup baik
7< = kurang
137
Penilaian Pengetahuan
A. Berilah tanda silang (x) huruf a,b,c, atau d di depan jawaban yang paling
tepat!
1. Dibawah ini yang tidak termasuk cara untuk menjaga kelestarian air
adalah . . . .
a. Menggunakan air secara hemat dan bijaksana
b. Tidak membuang limbah-limbah yang dapat mencemari air
c. Membersihkan saluran pembuangan air
d. Menebang hutan secara liar
2. Berikut ini akibat penggunaan bahan kimia oleh para nelayan dalam
menangkap ikan, kecuali . . . .
a. Populasi ikan rusak
b. Air laut tercemar
c. Membahayakan pengonsumsi ikan
d. Mendapatkan banyak ikan
3. Berikut ini ciri-ciri air yang bersih, kecuali . . . .
a. Jernih
b. Berwarna
c. Tidak berbau
d. Tidak berasa
4. Berikut ini hal-hal yang dapat mencemari air, kecuali . . . .
a. Limbah rumah tangga
b. Asap kendaraan
c. Sampah
d. Limbah pabrik
5. Ciri-ciri air yang bersih dan sehat adalah . . . .
a. Berbau harum
b. Terasa manis
c. Berwarna putih
d. Tidak berwarna
6. Pembuangan sampah di sungai berakibat . . . .
138
a. Abrasi
b. Erosi
c. Evaporasi
d. Polusi air
7. Berikut ini yang bukan manfaat air bagi manusia adalah . . . .
a. Untuk mandi
b. Untuk mencuci
c. Untuk memasak
d. Untuk fotosintesis
8. Berikut ini sumber mata air yang layak untuk dikonsumsi adalah . . . .
a. Air sumur dan air pegunungan
b. Air hujan dan air got
c. Air sumur dan air limbah
d. Air limbah industri dan air got
9. Penyebab munculnya penyakit kolera pada penduduk adalah . . . .
a. Terbatasnya udara bersih
b. Terbatasnya air bersih
c. Terbatasnya persediaan makanan
d. Terbatasnya tempat tinggal
10. Berikut ini kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air adalah . .
. .
a. Membuang sampah di sungai
b. Membakar sampah yang sudah menumpuk
c. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil
d. Melakukan reboisasi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Kotoran dari pabrik yang berupa zat cair disebut . . . .
2. Limbah pabrik tidak boleh dibuang di sungai sebab . . . .
3. Tumbuhan membutuhkan air untuk . . . .
4. Sumur pompa dan air PAM adalah sumber air . . . .
5. Air cucian baju termasuk dalam limbah . . . .
139
Kunci Jawaban
A.
1. d 6. d
2. d 7. d
3. b 8. a
4. b 9. b
5. d 10. a
B.
1. Limbah
2. Mencemari air sungai
3. Fotosintesis
4. Bersih
5. Rumah tangga
Penilaian
A = Jumlah jawaban benar x 1
= 10 x 1
= 10
B = Jumlah jawaban benar x 2
= 5 x 2
= 10
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor total
= 20
20 × 100
= 100
140
Daftar Penilaian Pengetahuan
No Nama Nilai Akhir
1 REP 75
2 MYO 95
3 SRP 100
4 TALW 65
5 PAS 85
6 ARLF 100
7 ZMLF 70
8 AE 100
9 AZS 70
10 AAA 100
11 MNR 95
12 SIP 70
13 WCP 100
14 MHR 90
15 AMA 70
16 NIR 80
17 AM 60
18 MWH 80
141
Penilaian Ketrampilan
Penilaian ini untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuannya melalui penyelesaian tugas dalam waktu tertentu.
Ketrampilan Membuat Peta Pikiran mengenai Fungsi Air dalam Kehidupan
Kriteria Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Perlu
Pendampingan
1
Kelengkapan
informasi
Siswa
menyajikan
informasi
dengan sangat
lengkap
tentang fungsi
air dalam
kehidupan
tanpa bantuan
guru
Siswa
menyajikan
informasi
dengan
lengkap
tentang fungsi
air dalam
kehidupan
dengan sedikit
bantuan guru
Siswa
menyajikan
informasi
dengan cukup
lengkap
tentang fungsi
air dalam
kehidupan
dengan
bantuan guru
Informasi yang
disajikan tidak
lengkap
Keterbacaan
peta pikiran
Siswa
menyajikan
informasi
secara
lengkap, jelas,
dan
menggunakan
kata kunci
yang tepat
Siswa
menyajikan
informasi
dengan
lengkap dan
menggunakan
kata kunci
yang tepat
dengan
bantuan guru
Siswa
menyajikan
informasi
dengan cukup
lengkap tanpa
menggunakan
kata kunci
Siswa
menyajikan
informasi
kurang lengkap
Rentang skor
Skor maksimal – Skor minimal = 8 – 2 = 3
2 2
Nilai Akhir
6 – 8 = sangat baik
3– 5 = baik
3< = kurang
142
Daftar Nilai
KRITERIA
Total Akhir Kelengkapan
informasi
Keterbacaan
Peta Pikiran
4 3 2 1 4 3 2 1
1 REP √ √ 7 SB
2 MYO √ √ 7 SB
3 SRP √ √ 8 SB
4 TALW √ √ 8 SB
5 PAS √ √ 8 SB
6 ARLF √ √ 7 SB
7 ZMLF √ √ 8 SB
8 AE √ √ 7 SB
9 AZS √ √ 7 SB
10 AAA √ √ 7 SB
11 MNR √ √ 7 SB
12 SIP √ √ 8 SB
13 WCP √ √ 8 SB
14 MHR √ √ 7 SB
15 AMA √ √ 7 SB
16 NIR √ √ 8 SB
17 AM √ √ 7 SB
18 MWH √ √ 7 SB
143
Lampiran 5. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II
Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II
Nama Sekolah : MI Ma’arif Dukuh
Kelas/ Semester : V/2
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Siklus Air
Nama Guru : Durrotun Nasikhah, S.Pd.I.
Nama Pengamat : Nur Khasanah
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom nilai yang sesuai menurut
penilaian pengamat, dengan keterangan sebagai berikut:
Nilai 1 = Kurang (D)
Nilai 2 = Cukup (C)
Niali 3 = Baik (B)
Nilai 4 = Sangat Baik (A)
A. Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati
Nilai
A B C D
Kemampuan Membuka Pembelajaran
1 Guru membuka pelajaran dengan
mengucap salam √
2 Guru mengajak siswa berdoa
bersama √
3 Guru memerikasa kehadiran siswa
dengan melakukan absensi
√
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari pada hari ini
√
5 Guru melakukan apersepsi
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara
√
144
7 Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
√
8 Kerapian dalam penampilan √
9 Posisi mengajar
√
Penguasaan Bahan Ajar (Materi Ajar)
10 Bahan ajar yang disampaikan sesuai
dengan langkah-langkah yang
dibuat dalam RPP
√
11 Kejelasan saat menyampaikan
bahan ajar
√
12 Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
13 Penyajian bahan ajar sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan
√
14
Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa
√
15 Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu
√
Pemanfaatan Alat Permainan
16 Menggunakan alat permainan
secara efektif dan efesien.
√
17 Melibatkan siswa dalam
penggunaan alat permainan
√
Evaluasi pembelajaran
18 Penilaian sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
19 Penilian sesuai RPP
√
Kemampuan menutup kegiataan pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan
√
21 Memberikan kesempatan untuk
bertanya hal-hal yang belum
√
145
dipahami
22 Menyampaikan kesimpulan
pembelajaran yang telah dilakukan
√
Tindak lanjut/Follow up
23 Memberikan tugas pada siswa √
24 Menginformasikan materi pelajaran
yang akan dipelajari selanjutnya
√
25 Memberikan motivasi kepada siswa √
Jumlah 12 60 4 0
Total Skor 76
Nilai (%) 76
Kategori Sangat Baik
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
Keterangan Kategori Nilai (%)
Nilai 76-100 (Sangat Baik)
Nilai 51-75 (Baik)
Nilai 26-50 (Cukup)
Nilai 0-25 (Kurang)
146
C. Lembar Observasi Siswa
No Aktivitas Siswa yang Diamati Skor
A B C D
1.
Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
√
2.
Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
√
3.
Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
4. Berani mengungkapkan pendapat √
5.
Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru
√
6. Perhatian siswa saat pembelajaran
√
7.
Keterlibatan siswa ketika
pembelajaran
√
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat permainan
√
9.
Menghargai teman yang berbicara di
depan kelas
√
10. Menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari bersama
√
Jumlah Skor 0 24 4 0
Total Skor 28
Nilai (%) 70
Kategori Baik
Nilai (%) =jumlah skor
skor maksimal 𝑥 100
147
Keterangan Skor Keterangan Kategori Nilai (%)
A = 4 (sangat baik) Nilai 76-100 (Sangat Baik)
B = 3 (Baik) Nilai 51-75 (Baik)
C = 2 (Cukup) Nilai 26-50 (Cukup)
D = 1 (Kurang) Nilai 0-25 (Kurang)
Salatiga, 16 April 2019
Pengamat,
Dyah Pitaloka
148
Lampiran 6. Nilai Siklus II
A. Nilai Tertinggi
149
150
B. Nilai Terendah
151
152
Lampiran 7. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Siswa Membaca Materi Pembelajaran Siklus I
Gambar 2. Alat Permainan Roda Berputar
Gambar 3. Siswa Mendapatkan Soal Pada Siklus I
153
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I
Gambar 5. Guru Menerangkan Materi Pembelajaran Siklus II
Gambar 6. Guru Mempersilakan Siswa Bertanya Pada Siklus I
154
Lampiran 8. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
155
Lampiran 9. Surat Permohonan Izin Penelitian
156
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian
157
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Skripsi
158
Lampiran 12. Nilai Satuan Kredit Kegiatan (SKK)
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Nur Khasanah Jurusan : PGMI
NIM : 23040-15-0155 Dosen P. A : Drs. Abdul Syukur, M.Si.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1.
Sertifikat Seminar
Nasional KSEI “Peran
Sistem Ekonomi islam
dalam Meningkatkan
Stabilitas Ejonomi Global
dengan Mensinergikan
sektor Riil dan Sektor
Keuangan”
13 Oktober
2015
Peserta 8
2.
Sertifikat Seminar
Nasional HMJ PGMI
“Pendidikan Berkarakter
Untuk Melahirakan
pemimpin Masa Depan”
17 November
2015
Peserta 8
3.
Sertifikat Seminar
Nasional Problematika
Hakim dan Peradilan
“Rekontruksi Ideal Sistem
Peradilan di Indonesia”
22 September
2016
Peserta 8
4.
Sertifikat Seminar
Nasional Edupreneurship
“Strategi Marketing Kunci
13 November
2016
Peserta 8
159
Sukses 8Wirausaha”
5.
Sertifikat Seminar
Nasional
“Kontekstualisasi Peran
HMI: Peneguh Kembali
Ikhtiar Perjuangan HMI
dalam Rangka Mengawal
Kemaslahatan Umat dan
Bangsa”
29 Agustus
2017
Peserta 8
6. Seminar Nasional “Nilai-
nilai Kebudayaan dalam
Pendidikan Islam
Indonesia”
5 Mei 2018 Peserta 8
7. Sertifikat Seminar
Nasional “Wonderful
Ramadhan” Dan
Launching Komunitas
Muslim Cendikia
(KOMIKA)
16 Mei 2018 Peserta 8
8. Seminar Nasional “Digital
Online Marketing”
25 Oktober
2018
Peserta 8
9. Seminar Nasional
“Tantangan Literasi
Media Di Era Digital
(Santri Melawan Hoax
dan Tolak Politisasi
SARA Demi Tegaknya
Pancasila dan NKRI)”
29 November
2019
Peserta 8
10. Sertifukat UPTPB
“Certificate of
22 Februari –
10 Juni 2016
Peserta 6
160
Completion” Intensive
language Program
11. Sertifikat UPTPB
Pembelajaran Bahasa
Arab 1 dan 2
22 Februarii-10
Juni 2016
Peserta 6
12. Sertifikat Pendidikan dan
Latihan Calon Pramuka
Pandega (PLCPP) XXVI
30 Sepetember –
2 Oktober 2016
Peserta 4
13. Sertifikat OPAK IAIN
Salatiga 2015
14 Agustus
2015
Peserta 3
14. Sertifikat OPAK Fakultas
Tarbiyah IAIN Salatiga
2015
13 Agustus
2015
Peserta 3
15. Sertifikat Praktikum Mata
Kuliah Kewirausahaan
“Mahasiswa Jurusan PAI,
PGMI, dan PGRA)
“Keren Itu Mahasiswa
Kreatif, Inovatif, Mandiri,
dan Berani Berwirausaha
14 Desember
2016
Peserta 2
16. Sertifikat Mata Kuliah
Media Pembelajaran
“Cipta Karya Media
Pembelajaran Educatif”
27 November
2016
Peserta 2
17. (library User Education)
Pendidikan Pemustaka
21 Agustus
2015
Peserta 2
18. Pengakraban mahasiswa
baru PGMI IAIN Salatiga
5 September
2015
Peserta 2
19. Sertifikat Kegiatan Jalan
Sehat festifal hari Jadi
15 November
2017
Peserta 2
161
PGMI ke 10 “Bersama
Kita Bisa”
20. Sertifikat Kegiatan Malam
Keakraban PGMI
“Wahana Raketing
Memitra”
16-17
September 2017
Peserta 2
Jumlah Point 106
162
Lampiran 13. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Khasanah
NIM : 23040-15-0155
TTL : Salatiga, 16 Desember 1995
Jenis Kelamin : Dusun Kradenan RT O1 RW 06, Kelurahan Tingkir Lor,
Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
No. HP : 0895383070146
Riwayat Pendidikan : TK Tarbiatul Banin 22 lulus tahun 2003
SD Negeri Tingkir Lor 02 lulus tahun 2009
SMP Negeri 03 Salatiga lulus tahun 2012
SMA Negeri 02 Salatiga lulus tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 4 Juli 2019
Penulis,
Nur Khasanah
NIM. 23040150155
Recommended