View
51
Download
20
Category
Preview:
DESCRIPTION
penganggaran sektor publik
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disahkan dalam Peraturan
Daerah tentang APBD. Namun sebelum Perda tersebut disahkan, penyusunan dan
penetapan APBD dilakukan melalui serangkaian proses yang harus dijalankan serta
melibatkan beberapa pihak institusi pemerintah. Hal ini dilakukan untuk menjamin
penyusunan dan penetapan APBD yang andal, akurat, transparan dan akuntabel.
Pembahasan makalah kali ini dititikberatkan pada penjelasan mengenai tahap
penyusunan rancangan Perda APBD hingga evaluasi APBD. Selain itu, dalam makalah ini
kami akan menampilkan bagaimana skedul/ jadual yang menunjukkan bagaimana
penyusunan APBD dilaksanakan secara berurutan.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah proses penyusunan rancangan Perda APBD?
2. Bagaimanakah proses pembahasan rancangan Perda APBD?
3. Bagaimanakah proses penyusunan Raperda APBD?
4. Bagaimanakah proses evaluasi APBD?
5. Bagaimanakah alur penyusunan APBD dilakukan?
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Memahami proses penyusunan Raperda APBD.
2. Memahami proses pembahasan Raperda APBD.
3. Memahami proses penyusunan Raperda APBD.
4. Memahami proses evaluasi APBD.
5. Memahami alur penyusunan APBD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RANCANGAN PERATURAN ANGGARAN
Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Hal tersebut sejalan dengan ketentuan yang
diamanatkan dalam pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 yang
menegaskan bahwa PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD berikut
dokumen pendukungnya berdasarkan RKA-SKPD yang telah ditelaah (diversifikasi) oleh
tim anggaran pemerintah daerah. Dokumen pendukung dimaksud mencakup nota
keuangan dan lampiran-lampiran APBD.
Pembentukan rancangan peraturan daerah (Raperda) APBD pada dasarnya
merupakan salah satu program legalisasi daerah (Prolegda) yang disusun secara terencana,
terpadu dan sistematis yang dimulai dari proses persiapan, perumusan, pembahasan,
pengesahan/penetapan, pengundangan dan penyebarluasan (sosialisasi). Teknis
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD ini bertujuan memberikan
tuntunan tentang tata cara pengerjaan dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampiran-lampirannya
dengan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.
Penyusunan materi rancangan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan pasal 185
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah,harus memenuhi tiga
kriteria sebagai berikut.
a. Tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
b. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
c. Tidak bertentangan dengan peraturan daerah lainnya
Penyusunan RAPBD dimulai dari penyiapan/ penyusunan dokumen RKA-SKPD.
Selanjutnya dokumen RKA-SKPD tersebut disampaikan kepada PPKD untuk digunakan
sebagai dasar penyusunan Raperda APBD. Kemudian dilakukan penyusunan lampiran-
lampiran dan batang tubuh Raperda tentang APBD. Tahap terakhir adalah penetapan
Raperda tentang APBD yang kemudian akan disampaikan kepada DPRD.
Bagan Teknis Penyusunan RAPBD
Tahap I : Menyiapkan dan menyusun Dokumen RKA-SKPD
Dokumen RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk
masing-masing program dan kegiatan untuk tahun yang direncanakan, serta rencana
pembiayaan yang dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja dan
pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya, terdiri dari:
a. RKA SKPD berisi tentang ringkasan anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan SKPD
b. RKA SKPD 1 berisi tentang rincian anggaran pendapatan SKPD
c. RKA SKPD 2.1 berisi tentang rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD
Penyiapan/Penyusunan
dokumen RKA SKPD
Penyampaian seluruh dokumen RKA-SKPD kepada PPKD Penyusunan
Raperda tentang APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran APBD
Penyusunan lampiran-lampiran Raperda
tentang APBD (13 Lampiran)
Penyusunan batang tubuh Raperda
tentang APBD
Penetapan Raperda tentang
APBD
d. RKA SKPD 2.2 tentang rekapitulasi rincian anggaran belanja langsung
menurut program dan kegiatan SKPD
e. RKA SKPD 2.2.1 tentang rincian anggaran belanja langsung menurut program
dan per kegiatan SKPD
f. RKA SKPD 3.1 tentang rincian penerimaan pembiayaan daerah
g. RKA SKPD 3.2 tentang rincian pengeluaran pembiayaan daerah
Dokumen RKA SKPD ini disusun oleh masing-masing SKPD dengan berpedoman
pada surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA SKPD. Dokumen
RKA-SKPD yang disusun sesuai dengan urutan pengerjaannya.
Tahap II: Penyampaian Seluruh Dokumen RKA SKPD kepada PPKD
Langkah-langkah yang perlu diperlakukan pada tahap ini meliputi:
1. Form RKA SKPD yang telah disusun oleh masing-masing SKPD
ditandatangani oleh kepla SKPD dan selanjutnya disampaikan kepada PPKD.
2. Dokumen RKA SKPD yang telah diterima oleh PPKD disampaikan kepada
TAPD untuk dibahas lebih lanjut.
3. Pembahasan seluruh dokumen RKA SKPD. Pembahasan yang dilakukan oleh
TAPD untuk menelaah kesesuaian antara RKA SKPD dengan KUA, PPAS,
prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan dokumen
perencanaan lainnya serta capaian kinerja, indikator kinerja, standard analisis
belanja, standard satuan harga, dan standard pelayanan minimal.
4. Penyempurnaan RKA SKPD. Dalam hal hasil pembahasan RKA SKPD yang
telah dilakukan oleh TAPD terdapat ketidaksesuaian, maka RKA SKPD
dikembalikan kepada Kepala SKPD yang bersangkutan untuk penyempurnaan
5. Kepala SKPD setelah melakukan penyempurnaan RKA SKPD menyampaikan
kepada TAPD.
6. TAPD menyerahkan seluruh dokumen RKA SKPD dan RKA SKPD hasil
penyempurnaan kepada PPKD tersebut sudah ditandatangani oleh kepala
SKPD dan mendapatkan paraf/pengesahan dari TAPD dalam form RKA SKPD
yang tersedia
Tahap III: Penyusunan Lampiran- terkait:lampiran
Lampiran I Ringkasan APBD
Lampiran II Ringkasan APBD menurut urusan pemerintah dan organisasi
Lampiran III Ringkasan APBD menurut urusan pemerintah organisasi, pendapatan,
belanja,dan pembiayaan
Lampiran IV Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintah daerah,organisasi,
program dan kegiatan
Lampiran V
Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan
pemerintah daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan
negara
Lampiran VI Daftar Jumlah Pegawai per golongan dan per jabatan
Lampiran VII Daftar Piutang daerah
Lampiran VIII Daftar Investasi daerah
Lampiran IX Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan Asett tetap daerah
Lampiran X Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan Asett lainnya
Lampiran XI Daftar kegiatan kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum
diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini
Lampiran XII Daftar dana cadangan daerah
Lampiran XIII Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah
Tahap IV: Penyusunan batang tubuh Raperda tentang APBD
Substansi Raperda APBD memuat:
1. Judul. Judul diisi dengan rancangan peraturan daerah, nomor,tahun, pengundangan
atau penetapan dan menuliskan tentang nama peraturan daerah (dalam hal ini
APBD Provinsi/Kabupaten/Kota) yang ditulis dengan huruf kapital.
2. Mencantumkan frase dengan rahmat Tuhan YME yang ditulis dengan huruf kapital
3. Mencantumkan jabatan pembentuk peraturan daerah
4. Konsideran, Konsideran diawali kata menimbang
5. Dasar Hukum diawali kata mengingat, yaitu dengan mencantumkan dasar hukum
yang melandasi pembentukan peraturan daerah
6. Memutuskan dicantumkan kata frase dengan persetujuan bersama antara DPRD
dengan kepala daerah diikuti dengan nama daerah
7. Menetapkan, yaitu dengan menetapkan peraturan daerah tentang APBD diikuti
dengan nama daerah
Batang tubuh peraturan daerah dirumuskan dalam pasal dan ayat yang menetapkan
tentang hal-hal yang diatur dalam rancangan perda antara lain:
1. Penetapan jumlah anggaran pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
daerah.
2. Uraian lebih lanjut atas anggaran pendapatan yang dirinci sampai dengan jenis
pendapatan.
3. Uraian lebih lanjut atas anggaran belanja daerah yang dirinci sampai dengan jenis
belanja daerah.
4. Uraian lebih lanjut atas anggaran pembiayaan daerah yang dirinci sampai dengan
jenis pembiayaan daerah.
5. Pencantuman daftar lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
peraturan daerah.
6. Menegaskan bahwa peraturan daerah tentang APBD perlu dijabarkan lebih lanjut
dengan penjabaran APBD sebagai landasan operasional pelaksanaan APBD dengan
peraturan kepala daerah.
7. Masa pemberlakuan peraturan daerah tentang APBD
Tahap 5: Penetapan Raperda tentang APBD
Penetapan peraturan daerah dilakukan dengan membubuhkan tandatangan kepala
daerah/pejabat yang berwenang, kemudian diundangkan dalam lembaran daerah dengan
mengisi tanggal, bulan, tahun pengundangan dan memmbutuhkan tanda tangan sekretaris
daerah. Penempatan dalam lembaran daerah dengan mengisi nomer dan tahun dalam
lembaran daerah.
B. PEMBAHASAN DAN PERSETUJUAN BERSAMA RAPERDA APBD
1. Penyampaian Raperda APBD
Setelah rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya disusun
oleh pejabat pengelolala keuangan daerah disampaikan kepada kepala daerah. Rancangan
peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya disampaikan Kepala Daerah kepada
DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan oktober tahun anggaran sebelumnya dari
tahun yang direncankan.
Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinan DPRD berhalangan tetap, naka
pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat
pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku penjabat/pelaksana tugas kepala daerah/
selaku pimpinan sementara DPRD yang menandatangani persetujuan bersama.
2. Sosialisasi Raperda APBD
Rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut sebelum disampaikan atau
diajukan kepada DPRD terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat. Hal tersebut
dilakukan dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dalam penganggaran. Sosialisasi
mengenai rancangan peraturan daerah tersebut sifatnya adalah untuk menyebarluaskan dan
memberikan informasi mengenai Hak dan Kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat
dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran yang direencanakan. Teknis pelaksanaan
sosialisasi tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi daerah dan waktu yang tersedia.
Media yang dapat digunakan untuk sosialisasi mengenai rancangan peraturan
daerah tentang APBD tersebut antara lain media massa, siaran radio lokal, televisi dan
media komunikasi lainnya. Sosialisasi dilaksanakan oleh sekretaris daerah selaku
koordinator pengelolaan keuangan daerah.
3. Pembahasan Raperda APBD
Rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya yang disampaikan
oleh kepala daerah kepala DPRD dibahas untuk memperoleh persetujuan bersama. Tata
cara dan proses pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut
disesuaikan dengan peraturan tata tertib DPRD.
Proses pembahasan rancangan tersebut menitikberatkan pada kesesuian antara
Kebijakan Umum APBD (KUA) serta prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS)
dengan program/kegiatan yang disepkati bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD
dalam Nota Kesepakatan Bersama.
Dalam pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut, jika
DPRD memerlukan tambahan penjelasan atau informasi terkait dengan program dan
kegiatan tertentu dapat meminta RKA-SKPD berkenaan kepada Kepala Daerah.
4. Pengambilan Keputusan Bersama DPRD dan Kepala Daerah
Persetujuan bersama atau pengambil keputusan bersama DPRD dan Kepala daerah
terhadap rancangan perda tentang APBD dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan (awal bulan Desember).
Hasil Persetujuan atau pengambil keputusan tersebut dituangkan dalam Surat/
Berita Negara Persetujuan Bersama yang ditandatangani oleh Kepla Daerah dan Pimpinan
DPRD. Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinanan DPRD berhalangan tetap, maka
yang menandatangani persetujuan bersama adalah pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku
pimpinan DPRD sementara.
C. PENYUSUNAN RAPERDA KEPALA DAERAH TENTANG PENJABARAN APBD
Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
dilakukan setelah diperoleh kesepakatan atau persetujuan bersama terhadap peraturan
daerah tentang APBD yang dituangkan dalam surat/berita acara. Penjabaran ini disusun
dalam lampiran-lampiran.
Penyusunan lampiran-lampiran rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD
meliputi:
a. Penyusunan Lampiran I (ringkasan penjabaran perubahan anggaran pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah)
Teknis pengkompilasian dokumen ringkasan dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
1) Ringkasan pendapatan daerah
Ringkasan pendapatan daerah, diperoleh dengan merekapitulasi seluruh
pendapatan dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok pendapatan dan jenis
pendapatan yang ada di anggaran SKPD terkait.
2) Ringkasan belanja daerah
Ringkasan belanja daerah diperoleh dengan merekapitulasi seluruh
belanja daerah dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok belanja dan jenis
belanja yang ada di anggaran SKPD terkait.
3) Surplus/defisit
Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih
besar dari jumlah anggaran belanja. Defisit diisi apabila jumlah anggaran
pendapatan diperkirakan lebih kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis
dalam tanda kurung.
4) Ringkasan pembiayaan
Ringkasan pembiayaan, diperoleh dengan merekapitulasi pembiayaan
dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok pembiayaan dan jenis pembiayaan
yang ada di anggaran SKPD.
5) Pembiayaan netto
Pembiayaan netto diisi dari selisih antara jumlah penerimaan
pembiyaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan.
6) SILPA tahun berkenaan
SILPA tahun berkenaan diisi dari selisih antara jumlah pembiayaan
netto dengan jumlah surplus/defisit.
b. Penyusunan Lampiran II
Penyusunan lampiran ini berisi penjabaran perubahan APBD menurut
organisasi, program, kegiatan kelompok, jenis, rincian obyek pendapatan, belanja
dan pembiyaan. Penyusunan lampiran ini dikompilasi dari:
1) Seluruh RKA-SKPD 1 (Rincian anggaran pendapatan SKPD)
2) Seluruh RKA-SKPD 2.1 (Rincian anggaran belanja tidak lagsung SKPD)
3) Seluruh RKA-SKPD 2.2 (Rincian anggaran belanla langsung SKPD menurut
program/kegiatan)
4) RKA-SKPD 3.1 (Penerimaan pembiayaan)
5) RKA-SKPD 3.2 (Pengeluaran pembiayaan)
D. EVALUASI APBD
Evaluasi APBD bertujuan untuk tercapainya keserasian antara kebijakan daerah
dan kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan publik dan kepentingan apparatur
serta untuk meneliti sejauh mana APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum,
peraturan yang lebih tinggi, dan peraturan daerah lainnya yang berlaku di daerah
bersangkutan.
Evaluasi APBD Provinsi
Mekanisme evaluasi APBD provinsi diawali dengan penyampaian rancangan
peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD
dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD disampaikan terlebih dahulu
kepada gubernur untuk dievaluasi, palinglambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal
penetapan persetujuan bersama.
Rancangan APBD provinsi disampaikan kepada gubernur melalui surat
bupati/walikota yang dilampiri dengan:
a. Persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan
peraturan daerah tentang APBD.
b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD.
c. Risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang
APBD.
d. Nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota
keuangan pada sidang DPRD.
Evaluasi Mendagri terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD Provinsi
dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD provinsi dilakukan
sebagai berikut.
a. Menelaah APBD, apakah sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan evaluasi, Mendagri dapat mengundang
pejabat pemerintah daerah provinsi yang terkait. Tujuan mengundang pejabat
pemerintah provinsi lebih dititikberatkan dalam rangka membahas dan
mengklarifikasi beberapa hal yang terkait dengan hasil telaahan sementara.
c. Penetapan keputusan menteri dalam negeri tentang hasil evaluasi dengan tepat
waktu (paling lama 15 hari).
d. Penyampaian keputusan menteri dalam negeri kepada kepala daerah mengenai
hasil evaluasi.
Apabila hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan
peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dinyatakan bertentangan dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka gubernur
bersama DPRD melakukan penyempurnaan. Penyempurnaan APBD tersebut memberikan
batasan waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur
tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur,
mendagri membatalkan peraturan daerh dan peraturan gubernur dimaksud sekaligus
menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya. Pembatalan peraturan daerah dan
peraturan gubernur serta pernyataan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya ditetapkan
dengan peraturan Mendagri.
Evaluasi APBD Kabupaten/Kota
Evaluasi APBD Kabupaten/Kota dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut.
a. Persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan
peraturan daerah tentang APBD.
b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD.
c. Risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang
APBD.
d. Nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota
keuangan pada sidang DPRD.
Evaluasi gubernur terhadap APBD kabupaten/kota dan rancangan peraturan
bupati/walikota tentang penjabaran APBD kabupaten/kota dilakukan sebagai berikut.
a. Menelaah apakah APBD sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
b. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan evaluasi, gubernur dapat mengundang
pejabat pemerintah daerah kabupaten/kota terkait. Tujuan mengundang pejabat
pemerintah provinsi lebih dititikberatkan dalam rangka membahas dan
mengklarifikasi beberapa hal yang terkait dengan hasil telaahan sementara.
c. Penetapan keputusan gubernur tentang hasil evaluasi dengan tepat waktu (paling
lama 15 hari).
d. Penyampaian keputusan gubernur kepada bupati/walikota mengenai hasil evaluasi.
Apabila hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan
peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD dinyatakan bertentangan dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka
bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan. Penyempurnaan APBD
tersebut diberikan batasan waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya hasil evaluasi.
Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan
Bupati/Walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan
rancangan peraturan bupati/walikota tentang hal tersebut ditetapkan menjadi Perda dan
peraturan bupti/walikota, gubernur membatalkan peraturan daerah dan peraturan
bupati/walikota dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun
sebelumnya. Pembatalan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota serta pernyataan
berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya ditetapkan dengan peraturan gubernur.
Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah Tentang
Panjabaran APBD
APBD merupakan sarana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
untuk tercapainya tuuan pelaksanaan otonomi daerah. Terlambatnya penetapan APBD
akan dapat menghambat pemberian pelayanan kepada masyarakat, penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah yang pada akhirnya dapat menyengsarakan
kehidupan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, pengambilan keputusan
oleh DPRD mengenai rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.
Untuk tersedianya waktu yang cukup dalam membahas APBD dan mempercepat
persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD, kepala daerah agar menyampaikan
rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD disertai penjelasan dan dokumen
pendukungnya paling lambat minggu pertama bulan Oktober. Dokumen pendukung
rancangan peraturan daerah tentang APBD yakni terdiri atas nota keuangan dan rancangan
APBD.
Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang
APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD setelah terlebih dahulu
dievaluasi oleh menteri dalam negeri bagi provinsi dan oleh gubernur bagi kabupaten/kota.
Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi
peraturan daerah tentang APBD.
Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran
sebelumnya.
Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, maka pejabat yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat pelaksana tugas kepala daerah
yang menetapkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran APBD.
Pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD agar dititikberatkan pada
kesesuaian antara arah kebijakan umum/kebijakan umum APBD dalam upaya penajaman
pencapaian prioritas sasaran dari program yang telah disepakati dan ditandatangani
bersama antara kepala daerah dengan DPRD sebagaimana dituangkan dalam nota
kesepakatan arah kebijakan umum/kebijakan umum APBD.
Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang
APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD setelah terlebih dahulu
dievaluasi oleh Mendagri bagi provinsi dan oleh gubernur bagi kabupaten/kota.
Dalam hal DPRD sampai batas wajtu yang ditetapkan tidak mengambil keputusan,
kepala daerah melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun
sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan yang disusun dalam rancangan
peraturan kepala daerah tentang APBD.
Pengeluaran setinggi-tingginya untuj keperluan setiap bulan tersebut diprioritaskan
untuk:
a. Belanja yang bersifat mengikat.
b. Belanja yang bersifat wajib.
Rancangan peraturan kepala daerah ditetapkan setelah memperoleh pengesahan
dari mendagri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. Jangka waktu pengesahan
ditetapkan paling lama 15 hari terhitung sejak tanggal disampaikannya kepada mendagri
bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. Jika sampai dengan batas waktu tersebut
belum disahkan oleh pejabat yang berwenang, maka telah dianggap disahkan dan kepala
daerah menetapkan rancangan peraturan kepala daerah tersebut menjadi peraturan kepala
daerah.
E. SKEDUL PENYUSUNAN ANGGARAN
Penyusunan dan Penetapan APBD
Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.
No Uraian Waktu Keterangan
1 Penyusunan RKPD Akhir Bulan Mei
2 Penyampaian Rancangan KUA
kepada Kepala Daerah Awal Bulan Juni 1 Bulan
3 Penyampaian Rancangan KUA dari
Kepala Daerah kepada DPRD Pertengahan Bulan Juni 3 Minggu
4 KUA disepakati antara Kepala
Daerah dengan DPRD
Minggu pertama Bulan
Juli
5 Penyusunan Rancangan PPAS 1 Minggu
6 Penyampaian Rancangan PPAS ke
DPRD Minggu kedua Bulan Juli 3 Minggu
7 WAS disepakati antara Kepala
Daerah dengan DPRD Akhir Bulan Juli
8 Penetapan Pedoman Penyusunan
RKA-SKPD oleh Kepala Daerah Awal Bulan Agustus 1 Minggu
9 Penyampaian Raperda APBD kepada
DPRD
Minggu pertama Bulan
Oktober 2 Bulan
10
Pengambilan keputusan bersama
DPRD dan Kepala Daerah terhadap
RAPBD
Paling lama satu bulan
sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan (awal
Bulan Desember)
11 Penetapan hasil evaluasi 15 hari kerja (pertengahan
Bulan Desember)
12
Penetapan Perda APBD dan Raper
KDH tentang penjabaran APBD bila
sesuai hasil evaluasi
Akhir Desember (31
Desember)
13 Penyempurnaan sesuai hasil evaluasi 7 hari kerja Akhir Bulan
Desember
14 Pembatalan berdasarkan hasil
evaluasi
7 hari kerja
setelah hasil
evaluasi dari
Mendagri/
Gubernur
15 Penghentian dan pencabutan 7 hari kerja Awal Bulan
pelaksanaan Perda APBD bersama
DPRD
Januari
16
Penetapan Keputusan Pimpinan
DPRD tentang penyempurnaan
Perda APBD dan penyampaian hasil
penyempurnaan berdasarkan hasil
evaluasi
3 hari kerja setelah
keputusan ditetapkan
17
Penetapan Perda APBD dan
Peraturan Kepala Daerah tentang
penjabaran APBD
31 Desember
18
Penyampaian Perda APBD dan
Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD kepada Mendagri/
Gubernur
7 hari kerja
Dalam hal DPRD Tidak Mengambil Keputusan Bersama terhadap Raperda APBD
Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.
No Uraian Waktu Keterangan
1
Penyampaian rancangan Peraturan
Kepala Daerah kepada Mendagri/
Gubernur dalam hal DPRD tidak
mengambil keputusan bersama
terhadap Raperda APBD sampai
dengan batas waktu yang ditetapkan
Undang-undang
Paling lama 15 hari kerja
setelah Raperda tidak
disetujui DPRD
(pertengahan Bulan
Desember)
2
Pengesahan Mendagri/ Gubernur
terhadap Rancangan Peraturan
Kepala Daerah
Paling lama 30 hari kerja
(pertengahan Bulan
Januari)
APBD bagi Daerah yang Belum Memiliki DPRD
Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.
No Uraian Waktu Keterangan
1
Penyampaian rancangan KUA dan
PPAS kepada Mendagri/ Gubernur
bagi daerah yang belum memiliki
DPRD
Pertengahan Bulan Juni
2 Persetujuan Mendagri/ Gubernur Minggu pertama bulan Juli 15 hari
3 Penyampaian rancangan peraturan
Kepala Daerah tentang APBD
30 hari kerja sejak KUA
dan PPAS disahkan
Mendagri/ Gubernur
Minggu
pertama bulan
Agustus
Bagan penyusunan dan penetapan APBD
Recommended