View
226
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH TERHADAP
SIKAP NASIONALISME SISWA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat j
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Paulinus Yanto
NIM : 121314013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH TERHADAP
SIKAP NASIONALISME SISWA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Paulinus Yanto
NIM : 121314013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan puji syukur kepada Yuhan Yang Maha Esa, Kupersembahkan penelitian
ini kepada :
1. Bapak saya, Paulus Rongkak, yang selalu memperhatikan dan memotivasi
saya untuk selalu berusaha menyelesaikan tugas akhir ini, serta ibu tercinta
yang selalu memberikan doa dan dukungan.
2. Adik saya, Veronika Yulli yang selalu memberikan doa, dukungan dan
semangat.
3. Bapak Ibu dosen Prodi Pendidikan Sejarah khususnya Ibu Dra. Th. Sumini,
M.Pd yang selalu mengajar dan mengarahkan saya selama menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma.
4. Sahabat dan semua orang yang selalu memberikan dukungan kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan
kepadaku.
(Filipi 4:13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH TERHADAP
SIKAP NASIONALISME SISWA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Paulinus Yanto
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan sikap
nasionalisme antara siswa yang memiliki minat belajar sejarah tinggi dan rendah.
(2) Perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki prestasi belajar
sejarah tinggi dan rendah. (3) Interaksi antara minat dan prestasi belajar sejarah
terhadap sikap nasionalisme siswa.
Metode penelitian ini adalah ex post facto. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 104 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 80 orang. Pengambilan
sampel menggunakan Random Sampling. Data tentang minat belajar sejarah dan
sikap nasionalisme dikumpulkan melalui kuesioner, sedangkan data prestasi
belajar sejarah diperoleh melalui dokumentasi yaitu nilai ulangan akhir semester
ganjil. Teknik analisis data menggunakan analisis varians dua jalan sama sel
(Anava 2x2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan sikap
nasionalisme antara siswa yang memiliki minat belajar sejarah tinggi dan rendah
dengan Fhitung > Ftabel (6.124, 18 > 3,97. (2) Ada perbedaan sikap nasionalisme
antara siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah tinggi dan rendah dengan
Fhitung > Ftabel (6.123,332 > 3,97). (3) Ada interaksi antara minat belajar sejarah dan
prestasi belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa dengan Fhitung > Ftabel
(18.448,26 > 3,97).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INTEREST AND ACHIEVEMENT IN STUDYING
HISTORY TOWARDS OF THE NATIONALISM ATTITUDE OF
STUDENTS IN BOPKRI 2 SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA
2015/2016 ACADEMIC YEAR
Paulinus Yanto
Sanata Dharma University
2016
This research aims to recognize: (1) The difference of nationalism attitude
between students who have higher and lower interests in studying history. (2) The
difference of nationalism attitude between students who have higher and lower
achievements in studying history. (3) The interaction between interest and
achievement in studying history towards students’ nationalism attitude.
This research applied ex-post facto method. The population were 80
students from BOPKRI 2 Senior High School grade eleventh. In gaining the data,
the researcher used random sampling. In order to obtain the data of interest in
learning history and nationalism attitude, the researcher used questioner. The
researcher examined the history learning achievement data from the
documentation of students’ final exam. The research analyzed the data by using
two way variant analysis with same sells (Anava 2x2)
Based on the research findings, the researcher discovered: (1) There
were difference in nationalism attitude between students who have higher and
lower interest in studying history with Fanalyzed > Ftable (6.124, 18 > 3,97. (2) There
were difference of attitude nationalism between students who have higher and
lower achievement in studying history with Fanalyzed > Ftable (6.123,332 > 3,97). (3)
There were interactions between interest and achievement in studying history
against students’ nationalism attitude with Fanalyzed > Ftable (18.448,26 > 3,97).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “PENGARUH MINAT DAN PRESTASI BELAJAR
SEJARAH TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahun Sosial.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma, yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
4. Ibu Dra. Th. Sumini, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar
membimbing, membantu, mengarahkan serta memberikan dorongan dan
semangat sampai selesai.
5. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang dengan
sabar membimbing dan memberikan dorongan kepada penulis.
6. Ibu Sri Sulastri, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaiakan studi
di Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak Paulus Rongkak dan Ibu Maria Sikasum yang selama ini memberikan
dukungan dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Teman-teman Prodi Pendidikan Sejarah khususnya angkatan 2012.
10. Siswa-siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi
skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 18 Juli 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Batasan Masalah............................................................................................ 7
C. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Kajian Teori .................................................................................................. 10
1. Minat Belajar Sejarah .............................................................................. 10
2. Prestasi Belajar Sejarah ........................................................................... 15
3. Sikap Nasionalisme ................................................................................. 31
B. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 37
C. Hipotesis ........................................................................................................ 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 44
B. Populasi Penelitian ........................................................................................ 44
C. Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 46
E. Desain Penelitian ........................................................................................... 50
F. Analisis Data ................................................................................................. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 58
A. Deskripsi Data ............................................................................................... 58
1. Data Sikap Nasionalisme Siswa dengan Minat Tinggi dan Prestasi Tinggi
................................................................................................................. 58
2. Data Sikap Nasionalisme Siswa dengan Minat Tinggi dan Prestasi Rendah
................................................................................................................. 59
3. Data Sikap Nasionalisme Siswa dengan Minat Rendah dan Prestasi Tinggi
................................................................................................................. 60
4. Data Sikap Nasionalisme Siswa dengan Minat Rendah dan Prestasi
Rendah .................................................................................................... 61
B. Uji Persyaratan Analisis ................................................................................ 62
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 62
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 64
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 65
4. Uji Joli ..................................................................................................... 67
C. Pembahasan ................................................................................................... 68
1. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Sikap Nasionalisme ......................... 68
2. Pengaruh Prestasi Belajar Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme .......... 70
3. Interaksi Antara Minat dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Sikap
nasionalisme siswa .................................................................................. 72
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 74
A. Kesimpulan ................................................................................................... 74
B. Implikasi ........................................................................................................ 75
C. Saran .............................................................................................................. 77
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Butir Kuesioner Minat Belajar yang Valid ...................................... 49
2. Tabel 2 Butir Kuesioner Sikap Nasionalisme yang Vaid.............................. 50
3. Tabel 3 Anava 2X2 ....................................................................................... 52
4. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas dari Variabel Minat Belajar Sejarah Tinggi
dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi .............................................................. 62
5. Tabel 5 Hasil Uji Normalitas dari Variabel Minat Belajar Sejarah Tinggi
dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah ............................................................. 63
6. Tabel 6 Uji Normalitas dari Variabel Minat Belajar Sejarah Rendah dan
Prestasi Belajar Sejarah Tinggi ..................................................................... 63
7. Tabel 7 Uji Normalitas dari Variabel Minat Belajar Sejarah Rendah dan
Prestasi Belajar Sejarah Rendah.................................................................... 63
8. Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Varian ......................................................... 65
9. Tabel 9 Rangkuman Analisis Varian Data Pengaruh Minat Belajar dan
Prestasi Belajar Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa .................................. 65
10. Tabel 10 Uji Joli Antar Sel Minat Belajar Tinggi dan Prestasi Belajar
Tinggi dengan Minat Belajar Rendah dan Prestasi Belajar Tinggi ............... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
I. Gambar Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 43
II. Histogram Sikap Nasionalisme Berdasarkan Minat Tinggi dan Prestasi
Belajar Tinggi............................................................................................. 58
III. Histogram Sikap Nasionalisme Berdasarkan Minat Tinggi dan Prestasi
Belajar Rendah ........................................................................................... 59
IV. Histogram Sikap Nasionalisme Berdasarkan Minat Rendah dan Prestasi
Belajar Tinggi............................................................................................. 60
V. Histogram Sikap Nasionalisme Berdasarkan Minat Rendah dan Prestasi
Belajar Rendah ........................................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 82
2. Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar dan Sikap Nasionalisme ......................... 83
3. Kuesioner Minat Belajar ............................................................................... 86
4. Kuesioner Sikap Nasionalisme ..................................................................... 89
5. Data Mentah .................................................................................................. 93
6. Validitas Variabel Minat ............................................................................... 96
7. Tabel Signifikansi Minat Belajar .................................................................. 97
8. Tabel Reliabilitas Minat Belajar ................................................................... 99
9. Rumus Reliabilitas Minat Belajar ................................................................. 101
10. Validitas Sikap Nasionalisme ....................................................................... 102
11. Tabel Signifikansi Sikap Nasionalisme ........................................................ 103
12. Tabel Reliabilitas Sikap Nasionalisme.......................................................... 105
13. Rumus Reliabilitas Sikap Nasionalisme ....................................................... 107
14. Klasifikasi Tinggi Rendah............................................................................. 108
15. Mencari Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi ................................... 109
16. Uji Normalitas ............................................................................................... 110
17. Uji Homogenitas ........................................................................................... 116
18. Analisis Data ................................................................................................. 120
19. Uji Joli ........................................................................................................... 125
20. Perhitaungan Sampel ..................................................................................... 126
21. Surat Izin Penelitian Pemerintah Kota Yogyakarta ...................................... 127
22. Surat Izin Penelitian ...................................................................................... 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2013 Bab I Pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilih kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Berdasarkan pengertian di atas, maka fungsi penting pendidikan ialah
pembelajaran tentang kehidupan manusia dalam beragam fungsi dan
kebutuhan. Pendidikan juga bertujuan untuk membentuk kepribadian dan
kemampuan. Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan dapat melalui
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pengajaran sejarah di sekolah mempunyai fungsi khusus sebagai
berikut ; 1) membantu mengembangkan pada siswa cinta terhadap tanah air
dan pengertian tentang adat istiadat serta cara-cara hidupnya.1 2) Mempunyai
fungsi intrinsik dan ekstrinsik. Fungsi intrinsik pembelajaran meliputi sejarah
sebagai ilmu, sejarah sebagai mengetahui masa lampau, sejarah sebagai
pernyataan pendapat dan sejarah sebagai profesi sedangkan fungsi ekstrinsik
yaitu sejarah dapat digunakan sebagai liberal education (pendidikan budaya).
1 C.P Hill, Saran-saran tentang Mengajarkan Sejarah (terjemahan Hasan Wirasustina), Jakarta:
Perpustakaan KEM. P.P. dan K, 1965, hal 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Selain itu secara umum sejarah mempunyai tujuan pendidikan yaitu 1)
sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa
depan, keindahan dan ilmu bantu.2 2) untuk menanamkan pemahaman tentang
adanya perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini,
menumbuhkan rasa cinta bangsa dan tanah air.
Berdasarkan tujuan pelajaran sejarah tersebut, sebagai seorang guru
dituntut untuk menumbuhkan minat belajar siswa agar siswa dapat tertarik
dengan pelajaran sejarah. Guru dalam usahanya menumbuhkan minat belajar
siswa selain menjalin kerja sama perlu membuat pembuat pembelajaran
sejarah di kelas lebih menarik perhatian siswa agar tidak berkesan
membosankan agar tujuan pendidikan sejarah bisa mencapai keberhasilan.
Keterpaduan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat
menentukan keberhasilan dalam dunia pendidikan. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal yang sangat penting untuk membina generasi
muda. Hal ini terbukti dari tujuan sekolah yaitu bahwa pendidikan sekolah
bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik,
keterampilan, dan kreativitas tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam bidang-bidang lain sesuai dengan fungsi dan tujuan
lembaga pendidikan tersebut
Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan, guru
memerlukan penilaian. Penilaian ini merupakan rangkaian dalam proses
belajar mengajar di sekolah yang terwujud dalam prestasi belajarnya. Prestasi
2 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang, 1995, hal 19-35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
belajar itu disusun dalam suatu laporan yang berisi kecakapan dan
kemampuan siswa dalam berbagai bidang studi yang diwujudkan dalam
bentuk nilai atau angka.
Keberhasilan anak didik dalam menempuh pendidikan dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah minat. Minat yang tinggi
akan membantu anak didik untuk mendapatkan proses belajar yang baik.
Minat merupakan pendorongnya munculnya motivasi seseorang untuk
melakukan sesuatu tanpa adanya pengaruh dari pihak lain. Minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan memerlukan proses belajar untuk menumbuhkan
minat.3 Karena minat mempunyai arti penting dalam keberhasilan belajar. Arti
penting minat dalam belajar sebagai berikut:
1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta.
2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi.
3. Minat mencegah perhatian dari luar.
4. Minat memperkuat melekatkan bahan pelajaran dalam ingatan.
5. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.4
Sekolah merupakan pendidikan formal yang memiliki peran penting
untuk membina generasi muda. Hal ini dapat dilihat dari tujuan pendidikan
sekolah yaitu bahwa pendidikan sekolah tidak hanya bertujuan meningkatkan
kecerdasan, keterampilan dan kreativitas, tetapi juga bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang-bidang lainnya.
Tujuan pendidikan sekolah di Indonesia dapat dilihat dari tujuan
Pendidikan Nasional Indonesia menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
3 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Bina Karya, 1988, hal 180 4 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Jilid 1, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna,
Yogyakarta, 2002, hal 28-29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Dengan demikian apabila pendidikan dianggap sebagai sarana untuk
mewujudkan cita-cita nasional, maka sejarah berperan penting untuk
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Pendidikan sejarah
menjadi penting karena di dalamnya termuat proses pewarisan nilai yaitu,
nilai-nilai yang berkembang pada generasi sebelumnya kepada generasi
berikutnya. Melalui pendidikan manusia mendapatkan unsur-unsur peradaban
masa lampau dan memungkinkannya untuk mengambil peranan dalam
peradaban masa kini maupun untuk membentuk peradaban di masa yang akan
datang.5 Untuk itu perlu adanya kesadaran sejarah pada generasi muda yang
ditanamkan melalui pembelajaran sejarah sebagai pewarisan nilai-nilai masa
lampau.
Untuk mewariskan nilai-nilai masa lampau kepada generasi muda
perlu ditanamkan kesadaran sejarah pada diri siswa. Untuk menanamkan
kesadaran sejarah peran guru sejarah sangat dibutuhkan, terutama pada saat
proses pelajaran sejarah. Pembelajaran yang menarik akan menimbulkan
minat belajar yang tinggi pada diri siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
mempelajari sejarah. Melalui kesadaran sejarah sikap nasionalisme dapat
ditanamkan pada diri siswa. Kesadaran sejarah mencangkup pengalaman di
masa lampau rasa senasib dalam penjajahan. Perasaan senasib menjadi dasar
5 I Gede Widja, Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, hal 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
untuk membangun persatuan menumbuhkan rasa citai tanah air. Tanpa adanya
kesadaran sejarah tidak akan ada rasa kebersamaan dan kesadaran untuk
menciptakan persatuan untuk membangkitkan semangat nasionalisme.
Pengajaran sejarah di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan sikap
nasionalisme kepada siswa. Pengajaran sejarah merupakan dasar bagi
pendidikan dalam rangka membangun bangsa, terutama untuk membangkitkan
kesadaran, bahwa siswa adalah bagian dari bangsa.6 Pengajaran sejarah juga
melatih para siswa untuk lebih kritis memahami permasalahan dalam
membedakan antara kebenaran dan propaganda.
Dahulu makna nasionalisme adalah perjuangan melawan penjajah
untuk mendapatkan kemerdekaan sedangkan hakikat nasionalisme saat ini
ialah mengisi pembangunan dengan perbuatan positif. Namun nasionalisme
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era globalisasi ini memiliki daya
tarik karena sekarang kobaran semangat nasionalisme generasi muda mulai
luntur. Misalnya kurang menghargai keberagaman, berkurangnya rasa
kesetiakawanan, tidak menaati peraturan, tidak mencintai produk dalam
negeri, mengabaikan kepentingan umum, ketertiban dan keamanan, serta tidak
menjunjung tinggi bendera merah putih. Lunturnya nasionalisme bangsa dapat
menjadi ancaman terhadap terkikisnya nilai-nilai patriontisme yang menjadi
landasan kecintaan terhadap tanah air.
Pada saat ini bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah yang
berkaitan dengan nasionalisme seperti; 1) ancaman globalisasi, 2) transformasi
6 Marwati Djoened Poesponegara, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia (1), Jakarta:
Balai Pustaka, 1984, hal xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bangsa Indonesia, 3) ancaman identitas bangsa termasuk gerakan disintegrasi,
4) mental-mental tamak, feodal, tahayul, korup, tidak disiplin, tidak percaya
diri, lari dari tanggung jawab, dan 5) terus melemahnya kesadaran sejarah.
Tantangan bagi nasionalisme lahir seiring dengan semakin modernnya
kehidupan manusia. Persebaran globalisasi yang pesat merupakan penyebab
utama kemerosotan rasa nasionalisme. Sikap nasionalisme di kalangan siswa
SMA saat ini menimbulkan berbagai masalah di kalangan siswa yaitu tidak
mengikuti upacara, tidak hafal lagu Indonesia raya, tidak hafal Pancasila, tidak
mengibarkan bendera merah putih dan tidak saling menghormati perbedaan
antar sesama.
Selain itu, ada anggapan di kalangan masyarakat yang mengatakan
semangat kebangsaan atau nasionalisme siswa di sekolah telah menurun atau
pudar. Siswa sering melanggar peraturan dan tata tertib sekolah, siswa tidak
menghayati ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, siswa tidak serius
ketika memberi hormat pada bendera merah putih, datang ke sekolah tidak
tepat waktu, kurang peduli dengan lingkungan sekolah, tidak serius dalam
berdoa ketika upacara bendera, dan siswa kurang mengenang jasa para
pahlawan seperti tidak menghadiri upacara peringatan hari pahlawan, tidak
serius menyanyikan lagu Gugur Bunga untuk mengenang jasa pahlawan dan
lainnya.
Namun demikian perlu disadari bahwa bentuk nasionalisme saat ini
berbeda dengan yang nasionalisme masa lalu. Nasionalisme pada masa lalu
merupakan perjuangan melawan penjajah untuk mendapatkan kemerdekaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sedangkan nasionalisme pada saat ini mengisi pembangunan dengan cara
belajar sungguh-sungguh agar berprestasi di sekolah. Maka upaya yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme generasi muda salah
satunya melalui pendidikan.
Melalui pendidikan khususnya pelajaran sejarah mendorong
munculnya kesadaran sejarah yang diharapkan siswa mampu mendapatkan
prestasi yang baik dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik dan
memotivasi generasi muda memiliki sikap nasionalisme. Guru sejarah dalam
pendidikan dan pembelajaran sebaiknya mampu menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam peristiwa sejarah. Nilai-nilai sejarah yang kiranya dapat
diambil dan ditanamkan pada generasi muda mampu menjadikan generasi
muda yang mempunyai rasa tanggung jawab, patriotisme, berkarakter dan rasa
nasionalisme tinggi terhadap bangsa Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas ditemukan banyak masalah yang berkaitan
dengan sikap nasionalisme. Maka penulis tertarik untuk melihat sejauh mana
pengaruh minat dan prestasi belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme.
Adapun judul dalam penelitian ini ialsah “Pengaruh Minat dan Prestasi Belajar
Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
ditemukan banyak masalah yang berkaitan dengan sikap nasionalisme siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Dilihat dari beberapa aspek banyak faktor yang berhubungan dengan sikap
nasionalisme siswa seperti; ancaman globalisasi, transformasi bangsa
Indonesia, ancaman identitas bangsa termasuk gerakan disintegrasi, mental-
mental tamak, feodal, tahayul, korup, tidak disiplin, tidak percaya diri, lari
dari tanggung jawab, melemahnya kesadaran sejarah, prestasi, kemampuan,
bakat, kondisi fisik, minat, intelegensi, daya krestifitas, keceptan belajar, cara
belajar dan lain-lain.
Dalam penelitian ini masalah yang dibahas dibatasi pada pengaruh
minat dan prestasi belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki
minat belajar sejarah tinggi dan siswa yang memiliki minat belajar sejarah
rendah ?
2. Apakah ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki
prestasi belajar sejarah tinggi dan siswa yang memiliki prestasi belajar
sejarah rendah ?
3. Apakah ada interaksi antara minat dan prestasi belajar sejarah terhadap
sikap nasionalisme siswa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah untuk
menguji:
1. Ada atau tidak adanya perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang
memiliki minat belajar sejarah yang tinggi dan siswa yang memiliki minat
belajar sejarah yang rendah.
2. Ada atau tidak adanya perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang
prestasi belajar sejarah yang tinggi dengan siswa yang memiliki prestasi
belajar sejarah yang rendah.
3. Ada atau tidak adanya interaksi antara minat dan prestasi belajar sejarah
dalam mempengaruhi sikap nasionalisme siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Dapat memberi suatu gambaran mengenai pengaruh minat dan prestasi
belajar sejarah siswa terhadap sikap nasionalisme.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma khususnya Program Pendidikan Sejarah.
Penelitian ini dapat menambah bahan bacaan dan referensi pustaka yang
bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya tentang pengaruh minat dan
prestasi belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini berguna untuk memberi gambaran kepada guru untuk
menumbuhkan minat belajar sejarah siswa dan meningkatkan prestasi
belajar sejarah siswa agar sikap nasionalisme siswa semakin tinggi.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan informasi baru mengenai pengaruh minat
dan prestasi belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme dan dapat menjadi
bekal peneliti nantinya untuk menumbuhkan minat belajar sejarah siswa
dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu dapat menjadikan
pedoman bagi peneliti untuk melakukan penulisan karya ilmiah
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Setiap mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum memiliki sasaran
dan tujuan masing-masing. Sasaran dan tujuan berguna untuk mengetahui apa
yang harus diketahui, dilakukan oleh siswa. Sasaran dan tujuan pengajaran
sejarah harus mengacu pada tujuan pendidikan yang lebih luas.7 Guru harus
memiliki sasaran dan tujuan yang jelas ketika mengajar karena setiap jenajng
pendidikan mempunyai sasaran pembelajaran sejarah yang berbeda. Secara
umum sasaran pembelajaran sejarah untuk mengembangkan pemahaman
tentang diri sendiri, memberikan gambaran yang tepat tentang konsep ruang,
waktu dan masyarakat, mengajarkan tolerasi, menanamkan sikap intelektual,
mengajarkan prinsip-prinsip moral, menanamkan orientasi ke masa depan,
memberikan pelatihan mental, mengembakan keterampilan-keterampilan
berguna dan memperkokoh rasa nasionalisme.
Sejarah merupakan salah satu ilmu-ilmu sosial. Tujuan utama
pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah meperkenalkan kepada anak-anak masa
lampau dan masa sekarang mereka, serta lingkungan geografisnya dan
lingkungan sosial mereka.8 Pembelajran sejarah untuk mengembangkan
kemampuan anak-anak agar dapat menghargai warisan budaya masa lampau.
Selain itu diharapkan siswa mampu mendapatkan pengetahun mengenai fakta,
7 S. K. Kochhar, Pembelajaran Sejarah Teaching of History, Jakarta: Grasindo, 2008, hal 27 8 Ibid hal 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
memahami fakta dan peristiwa penting, mempunyai pemikiran yang kritis,
mempunyai keterampilan praktis, dan menjadikan siswa berperilaku sosial
yang sehat seperti memiliki rasa patriotism, menghargai keberagaman, dan
mampu bekerja sama dengan sesama.
Sejarah perlu diajarkan untuk menanakan nilai-nilai masa lampau
kepada generasi muda. Sejarah sangat bernilai sebagai suatu pelajaran dengan
banyak cara. Ada banyak hasil penting yang menjadi tanggung jawab setiap
kegiatan pembelajarna sejarah. Nilai-nilai pembelajaran sejarah dapat
dikelompokkan menjadi nilai keilmuan, nilai informasi, nilai etnis, nilai
budaya, nilai politik, nilai nasionalisme, nilai internasional dan nilai kerja.9
1. Minat Belajar Sejarah
Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat
ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan sendiri.
Oleh karena itu, sesuatu yang dilihat seseorang sudah tentu akan
membangkitkan minat sejauh sesuatu yang dilihat itu mempunyai hubungan
dengan kepentingan sendiri. Minat timbul tidak secara tiba-tiba melainkan
timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau
bekerja.10 Menurut Syaiful Bahri Djamarah minat merupakan kecenderungan
yang menetap untuk memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa
senang.11 Slameto juga mengatakan bahwa minat merupakan suatu rasa lebih
9 S. K. Kochhar, Op. Cit, Hal 63 10 A.M Sardiman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali, 1989, hal 75-76 11 S.B Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, hal 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.12
Ketika seseorang memiliki minat belajar, pada saat itulah perhatiannya
tidak lagi dipaksakan dan akan beralih secara spontan. Semakin besar minat
seseorang akan semakin besar spontanitas perhatiannya. Belajar dalam jangka
panjang tidak mungkin berlangsung tanpa adanya perhatian spontan, padahal
belajar tekun cukup lama menjadi prasyarat untuk menguasai pelajaran dan
memperdalam pemahaman.13
Minat juga diartikan sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif
terhadap suatu aktivitas orang, pengalaman, atau benda. Secara umum minat
diartikan sebagai suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah
kepada situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan
kepada seseorang. Dengan demikian minat dapat menimbulkan sikap yang
merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulus khusus sesuai dengan
keadaan tersebut.14
Minat belajar sejarah adalah rasa senang dan tertaik untuk mempelajari
sejarah serta memiliki perhatian yang tinggi terhadap pelajaran sejarah yang
dapat membantu seseorang mudah untuk memahami pelajaran sejarah. Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anak didik yang berminat
terhadap pelajaran sejarah akan mengikuti pembelajaran sejarah secara
konsisten dengan rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri
12 Slameto, Belajar dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010,
hal 180 13 The Liang Gie, Cara Belajar yang efisien, Jilid 1, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna,
2002, hal 29 14 Desa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Bina Aksara, 1988, hal 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
anak didik itu sendiri yang didasarkan rasa suka dan tidak adanya paksaan dari
pihak luar. Anak didik yang berminat akan mempelajari dengan sungguh-
sungguh, karena ada daya tarik baginya. Dengan kata lain minat belajar
sejarah adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada pembelajaran
sejarah tanpa ada yang memaksa.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan didapat melalui proses
pengalaman belajar.15 Dengan demikian perlu adanya usaha untuk
menumbuhkan dan meningkatkan minat. Misalkan dalam pelajaran sejarah,
perlu menggunakan media-media pembelajaran yang menarik seperi film, foto
dan gambar maka anak didik akan tertarik untuk mengikut proses
pembelajaran. Minat belajar memiliki dua aspek yaitu:16
1. Aspek Kognitif
Berdasarkan konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang
berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif minat
didasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah,
sekolah, masyarakat dan media massa.
2. Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek afektif minat dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Aspek afektif juga
dikembangkan dari pengalaman pribadi, dari sikap orang lain yang penting
seperti orang tua, guru, teman-teman sebaya terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan minat.
15 Slameto, op. cit, hal. 180 16 Elizabeth Hurllock, Perkembangan Anak Jilid II, Jakarta: Erlangga, 1998, hal. 116-118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap mata pelajaran Sejarah
yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejarah lahir, tetapi dipelajari melalui
penilaian kognitif dan afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan
kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat
adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat
menumbulkan minat. Minat juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya
yakni:
1. Faktor Internal Individu
Faktor yang mempengaruhi minat yang muncul dari dalam diri individu
sendiri antara lain.
1) Cita-cita
Setiap orang memiliki cita-cita dalam hidupnya, termasuk anak
didik. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar anak didik. Cita-cita
sering senantiasa diperjuangkan, bahkan tidak jarang seseorang
mendapatkan rintangan, namun tetap berusaha untuk mencapainya.
2) Hobi
Hobi merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan, dengan
demikian kesenangan tersebut menyebabkan timbulnya minat. Sebagai
contoh seseorang memiliki hobi mempelajari sejarah maka secara spontan
timbul minat untuk menekuni ilmu sejarah. Dengan demikian hobi tidak
bisa dipisahkan dari faktor minat.
3) Prestasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Keberhasilan seseorang dalam belajar memiliki pengaruh yang
kuat terhadap minat. Sebab dengan prestasi yang tinggi akan
menumbuhkan minat yang semakin kuat untuk terus menekuni bidang
yang dipelajari. Begitu juga sebaliknya, prestasi yang rendah dapat
membuat rasa kecewa sehingga akan mengurangi minat seseorang untuk
menekuni bidangnya.
4) Konsep Diri
Kepercayaan diri memberikan pengaruh yang kuat terhadap minat.
Seseorang yang yakin bahwa dapat mendapatkan prestasi yang tinggi akan
menimbulkan minat yang tinggi pula untuk belajar, sebab seseorang
tersebut sudah meletakkan keyakinan bisa mendapatkan prestasi yang
tinggi.
2. Faktor Eksternal Individu
Faktor yang mempengaruhi minat yang muncuk dari luar diri individu, antara
lain:
1) Pengaruh Orang tua
Orang tua mempengaruhi sikap dan minat anak. Motivasi dari
orang tua memberikan pengaruh besar dalam menumbuhkan minat anak
baik terhadap bidang akademik maupun non akademik.
2) Teman Sebaya
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya
oleh teman sebayanya. Pengaruh teman sebaya ini sangat besar karena
dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
aktifitas. Minat yang sama dengan teman sebaya akan membantu semua
anak dalam penerimaan sosial.
3) Guru
Hubungan yang baik antara anak didik dan guru akan menumbuhkan
minat yang baik dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan perasaan senang.
Perasaan senang akan menimbulkan minat, dengan demikian untuk
meningkatkan minat belajar siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara :
1. Membina hubungan akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah seperti anak
remaja.
2. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun tidak terlalu
mudah.
3. Menggunakan alat-alat pelajaran yang menunjang proses belajar.
4. Bervariasi dalam cara mengajarnya, namun tidak berganti-ganti metode
sehingga siswa menjadi bingung.17
5. Bankitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk
mendapat pengahargaan, dan sebagainya).
6. Hubungkan dengan pengalaman lampau.
7. Beri kesempatan untuk mendapat hasil baik. Untuk itu bahan pelajaran
disesuaikan dengan kesanggupan individu.18
8. Menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, sehingga anak didik
terpacu rasa ingin tahunya.
9. Menggunakan alat peraga dengan tujuan anak didik mempunyai modal
pengetahuan yang lebih terbayang.
10. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bercerita serta belajar
mengungkapkan pendapat secara lebih terstruktur.19
17 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983, hal. 31 18 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1982, hal. 85 19 I.J. Ekomadyo, Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2009, hal. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Prestasi Belajar Sejarah
2.1. Belajar
Manusia sebagai makhluk individu selalu berada dalam situasi
perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia dipengaruhi oleh
beberapa faktor kematangan yaitu, latihan dan beajar.20 Pekembangan yang
terjadi disebabkan karena kematangan. Sedangkan latihan dan belajar
menyebabkan perkembangan individu yang bersangkutan melakukan suatu
latihan atau belajar untuk memperoleh perubahan. Perkembangan yang
disebabkan karena kematangna biasanya menunjuk pada perkembangan yang
bersifat fisik, sedangkan perubahan yang disebabkan karena latihan dan
belajar jauh lebih dalam menyangkut fungsi kejiwaan, keseluruha pribadi.
Proses belajar adalah usaha untuk mengubah tingkah laku pada diri
individu yang sedang belajar.21 Berdasarkan perubahan hasil belajar, proses
belajar dapat dibedakan dalam dua arti yaitu proses belajar dalam arti sempit
dan proses belajar dalam arti luas. Proses belajar dalam arti sempit menunjuk
pada bentuk belajar tertentu, seperti informasi verbal, belajar kemahiran
intelektual, belajar pengaturan kegiatan kognitif, belajar keterampilan motorik
dan belajar sikap. Proses belajar dalam arti luas mengarah pada proses belajar
yang melibatkan aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Perubahan dalam belajar ini
20 Rochman Natawidjaja, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1985, hal 80 21 AM.Sardiman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali, 1989, hal 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mencangkup perubahan pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku.
Perubahan-perubahan yang terjadi ini bersifat relatif konstan/tetap.22
Ditinjau dari segi psikologi, Slameto mengatakan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.23
Sedangkan menurut Sardiman belajar adalah usaha mengubah tingkah laku
pada diri siswa. Jadi kegiatan belajar akan membawa suatu perubahan pada
diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan dan sikap.
Dalam kegiatan belajar, siswa dituntut untuk mengerahkan segala
aspek yang ada pada dirinya, baik fisik maupun psikis. Belajar akan berhasil
dengan baik apabila pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.24
Menurut Winkel, belajar adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak mampu untuk dilakukan atau diartikan sebagai proses
perubahan dari yang belum mampu menjadi mampu, kemampuan ini bersifat
konstan/tetap. Adanya perubahan dari seseorang inilah yang menandakan
seseorang telah belajar.25
Selain pengertian belajar yang telah diuraikan di atas, Sumadi
Suyabrata merinci pengertian belajar sebagai berikut :
22 W.S, Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 1987, hal 200-201 23 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bima Aksara, 1988, hal 59 24 AM, Sadirman op. Cit. Hal 39 25 W.S Winkel op. Cit. Hal 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1. Belajar merupakan suatu aktivitas yang membawa perubahan.
2. Perubahan sebagai hasil dari kegiatan belajar adalah didapatkannya
kecakapan batu dalam waktu yang relatif lama.
3. Perubahan yang dialami karena usaha yang sengaja.26
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa belajar merupakan
kegiatan itensional yang bertujuan untuk memperoleh perubahan tingkah laku
dan kecakapan yang relatif menetap, lebih maju dan efesien. Kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang disadari atau disengaja untuk mencapai tujuan
tertentu. Suatu kegiatan belajar akan berhasil dengan baik jika individu yang
belajar tahu apa yang dipelajarinya.
Perkembangan dunia pendidikan saat ini seharusnya membuat guru
mampu mengusahakan siswanya untuk giat dalam belajar. Dengan giat
belajar maka hasil belajar akan diperoleh siswa menunjukkan peningkatan.
Oleh sebab itu Sumadi Suryabrata menyarankan agar guru sebagai pendidik
dapat mengembangkan kebiasaan siswa dalam belajar. Cara-cara tersebut
dapat ditempuh melalui, 1) penyusunan rencana studi, 2) penyusunan jadwal
belajar, 3) penggunakan waktu belajar, 4) teknik belajar yang baik. Keempat
hal itu diperlukan siswa dalam melakukan kegiatan belajar, karena dalam
usaha untuk kegiatan belajar sangat memerlukan perencanaan dan
pelaksanaan waktu yang tepat agar dapat berhasil dalam pendidikannya.27
Tujuan belajar akan tercapai dengan baik apabila didukung oleh
terciptanya lingkungan belajar yang menguntungkan bagi terjadinya proses
26 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali, 1984, hal 253 27 Ibid hal 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
belajar. Hal ini berkaitan pula dengan proses mengajar yang dilakukan oleh
guru.
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dalam lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Belajar juga
merupakan kegaitan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di
sekolah atau keluarga dan leingkungannya dan tergantung pula bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Pada dasarnya belajar meliputi tiga alur yaitu 1) belajar bukalah
kegiatan yang hanya berlangsung di dalam kelas saja, tetapi berlangsung
dalam kehidupan sehari-hari, 2) belajar tidak hanya melibatkan yang benar
saja, akan tetapi juga merlibatkan sesuatu yang salah pula, 3) berlajar tidaklah
harus bersifat disengaja atau secara sadar tetapi sebaliknya. Dari kegiatan
tersebut maka pada dasarnya belajar merupakan suatu perubahan dalam diri
seseorang yang terjadi karena pengalaman.28
Salah satu wujud seseorang telah belajar adalah ditandai dengan
adanya perubahan dalam sikap, tingkah laku dan kemauan. Seseorang akan
cenderung berperilaku tertentu guna memperoleh apa yang diingikan. Dengan
kata lain, seseorang akan mengulangi tindakan tertentu bila tindakan itu
berakibat positif bagi perkembangan dirinya. oleh karena itu, pemahaman
28 Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Terapan, Yogyakarta; BPFE, 1990,
hal 1210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang benar menganai arti dan segala aspek, bentuk dan minefestasinya snagat
diperlukan oleh pendidik khususnya guru.
Proses belajar di sekolah dapat digambarkan sebagai rangkaian fase-
fase yang harus dilalui siswa. Fase-fase tersebut meliputi fase motivasi,
konsentrasi, mengelola, menyimpan, menggali prestasi dan umpan balik.29
Kaitannya dengan pendidikan sejarah, pendidikan di sekolah dipandang
sebagai unsur integrasi dari kebudayaa suatu negara, dengan fungsi
meneruskan lambang-lambang bersama serta memberi bimbingan ke arah
kehidupan dalam sistem sosialnya. Apabila dalam masa kolonial sistem
pendidikan bersifat elitis, dalam negara merdeka fungsi pendidikan adalah
untuk melatih anak-anak konformitas dalam kehidupan kenegaraan, memberi
pengetahuan, keterampilan nilai-nilai sikap yang telah distandarisasi menurut
ukuran-ukuran tertentu, sehingga mendorong perkembangan individu sebagai
warga masyarakat yang baik.30
2.2. Sejarah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sejarah dapat diartikan
sebagai:
1. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
2. Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa atau kejadian-
kejadian.
29 W.S Winkel op. Cit. 208-211 30 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: Gramedia,
1992, hal 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Kesusasteraan lama yang bersifat asal usul.31
Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa arab syajarotun
yang berarti pohon. Kata ini kemudian berkembang artinya menjadi akar,
keturunan, silsilah, keturunan, asal-asul, yang kemudian diambil alih oleh
bahasa Melayu menjadi Syajarah dan kemudian menjadi bahasa Indonesia
sejarah.32 Sedangkan dalam bahasa Inggris, sejarah sama dengan kata History
berasal dari kata istoria dari bahasa Yunani yang berarti ilmu.33
Menurut Kuntowijoyo, sejarah adalam rekonstruksi masa lalu dan
yang dimaksud rekonstruksi adalah apa saja yang sudah dipikirkan,
dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh seseorang.34
Sedangkan pengertian sejarah sebagai ilmu adalah suatu suatu studi
keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh manusia di waktu
yang lampau dan yang telah meninggalkan jejaknya di waktu sekarang,
dimana tekanan perhatian diletakkan pada aspek peristiwanya itu sendiri,
dalam hal ini urutan perkembangannya yang kemudian disusun dalam suatu
cerita sejarah.35
Menurut Sartono Kartodirdjo, pengertian sejarah dibagi menjadi dua
hal yaitu, sejarah secara subjektif dan sejarah secara objektif. Pengertian
sejarah secara subjektif yaitu sejarah sebagai cerita, gambaran sejarah, karena
31 Anton Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan-PN. Balai Pustaka, 1990, hal 794 32 I.G Widja, pengantar Ilmu Sejarah, dalam Perspektif Pendidikan, Semarang: Satya Wacana,
1988, hal 6 33 Louis Gottschlak, Mengerti Sejarah, (terj. Nugroho Notosusanto), Jakarta: Yayasan Penertbit
Universitas Indonesia, 1975 hal 27 34 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Banteng Budaya, 1995, hal 17 35 I.G. Widja, op.cit. hal 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dalam pengertian demikian sejarah merupakan hasil suatu konstruksi sejarah
yang disusun oleh penulis sebagai suatu urutan cerita yang terdapat unsur
pribadi dari penulis dalam tulisannya. Sedangkan pengertian sejarah secara
objektif adalah menunjuk pada peristiwa atau kejadian itu sendiri yaitu proses
dan aktulisasinya, sehingga tidak akan dapat dipengaruhi oleh siapapun.36
Pendidikan sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang
menjunjung tinggi budaya dan semangat nasionalisme maka sejarah memiliki
peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut, belajar sejarah adalah proses usaha
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk memperoleh
perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, belajar sejarah
memberikan kecakapan untuk anak didik dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara. Untuk menjadi masyarakat dan warga negara yang baik, maka
anak didik harus mampu memahami masa lampau masyarakat dan negara
dimana ia hidup agar anak didik bisa memahami kultur dalam masyarakat.
Maka sejarah berperan besar untuk usaha memenuhinya. Hal ini sesuai
dengan tujuan sejarah yaitu dengan pengetahuan sejarah, masyarakat dapat
menempatkan diri diri dalam waktu dan memahami diri sendiri untuk dapat
berkembang secara optimal.
Belajar sejarah, selain dapat mengambil nilai-nilai dari masa lampau
juga dapat memberikan inspirasi dan semangat untuk mewujudkan identitas
sebagai suatu bangsa. Kegunaan ini sejalan dengan semangat nasionalisme.
36 Sartono Kartodirdjo, op. Cit hal 14-15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Sejarah dapat digunakan sebagai inspirasi bagi perjuangan bangsa Indonesia
untuk membentuk negara Indonesia yang merdeka. Selain itu sejarah juga
sebagai guru yang baik, dengan melihat pengalaman masa lalu maka dapat
merencanakan sesuatu dengan lebih baik demi masa depan yang lebih baik.
Sejarah sangat berkaitan erat dengan pendidikan untuk menumbuhkan
semangat patriotisme di kalangan warga negara. Louis Gattschalk menuliskan
bahwa pengajaran sejarah dapat dipergunakan untuk melatih warga negara
yang setia, jika memang kisah tanah airnya dapat menumbuhkan rasa bangga
pada diri kaum patriot atau kisah itu dapat diubah dan disesuaikan sehingga
akan kelihatan lebih mulia.37
Cara mempelajari sejarah tidak dapat hanya menghafal peristiwa
sejarah, tetapi juga berusaha untuk memahami dan mengambil nilai-nilai
positif dari setiap peristiwa sejarah. Belajar sejarah harus dipahami dalam
segala aspek, arti, nilai-nilai, dan tujuan dari peristiwa. Agar belajar sejarah
tidak membosankan maka, dalam belajar sejarah perlu adanya pemikiran/
kemampuan yang analisis.38
Tujuan pengajaran sejarah dapat dibedakan menjadi beberapa aspek
yaitu:
1. Aspek Pengetahuan
Menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia di waktu
yang lampau baik dalam aspek ekstenal maupun internal.
Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus dari peristiwa
masa lampau sesuai dengan waktu, tempat dan kondisi pada waktu
terjadinya peristiwa tersebut.
37 Louis Gattschalk, op. Cit. hal 1 38 I.G, Widja, Dasar-dasar pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, hal 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menumbuhkan pengertian tentang hubungan antara fakta yang satu
dengan fakta lainnya yang berkaitan secara intrinsik.
Menumbuhkan pengertian tentang arti dan hubungan peristiwa masa
lampau bagi situasi masa kini dalam perspektifnya dengan situasi
yang akan datang.
2. Aspek Pengembangan Sikap
Penumbuhan kesadaran sejarah pada siswa terutama dalam artian agar
mereka mampu berpikir dan bertindak.
Menumbuhkan sikap menghargai kepentingan/kegunaan pengalaman
masa lampau bagi kehidupan masa kini suatu bangsa.
Menumbuhkan sikap menghargai berbagai aspek kehidupan masa kini
dari masyarakat dimana mereka hidup dan penumbuhan kesadaran
akan perubahan-perubahan yang telah dan sedang berlangsung disuatu
bangsa yang diharapkan menuju pada kehidupan yang lebih baik
diwaktu yang akan datang.
3. Aspek Keterampilan
Pelajaran sejarah di sekolah diharapkan dapat menekankan
pengembangan kemampuan dasar dikalangan murid berupa
kemampuan penyusunan sejarah, yang meliputi ketarampilan
mencari/mengumpulkan jejak-jejak sejarah, melaksanakan analisis
kritis terhadap bukti-bukti sejarah, keterampilan menginterpretasikan
serta merangkaikan fakta-fakta.
Keterampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan
masalah-masalah kesejarahan dan keterampilan menelaah buku-buku
sejarah terutama menyangkut sejarah bangsanya.39
Sedangkan fungsi khusus dari pengajaran sejarah di sekolah adalah
membantu mengembangkan cinta tanah air pada anak didik, memberikan
pengertian tentang adat istiadat dan tata cara hidupnya, bagaimana sistem
pemerintahannya terbentuk, dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kehidupan sosial ekonominya.40 Dengan demikian pengajaran sejarah dapat
membantu anak didik memahami identitas dan jati diri bangsanya. Anak
39 I Gde Widja, Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, hal27-29 40 C.P Hill, Saran-saran Tentang Pengajaran Sejarah, (terj. Hasan Wirasutisna), Jakarta:
Perpustakaan KEM. P.P dan K, 1956 hal 10-11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
didik mampu memahami kisah masa lampau bangsanya serta perubahan-
perubahan yang terjadi pada bangsa dan negaranya. Pemahaman yang
demikian akan membantu siswa terbebas dari sikap-sikap anti patriotisme.
Esensi pengajaran sejarah adalah untuk menumbuhkan kesadaran sejarah itu
sendiri. Dengan pengetahuan sejarah manusia dapat merencanakan masa
depan yang lebih baik bahkan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang.
Pelajaran sejarah juga mempunyai fungsi sosio-kultural dan
membangkitkan kesadaran sejarah. Berdasarkan kesadaran sejarah yang
dibentuk suatu kesadaran nasional. Hal ini membangkitkan inspirasi pada
generasi muda untuk mengabdi pada negara dengan penuh dedikasi dan
kesediaan berkorban.41 Individu yang tidak akan menanyakan kepada negara
apa yang telah negara berikan kepada dirinya, tetapi akan menanyakan
kepada dirinya, apa yang telah ia berikan kepada negara ini.
Selain memberikan kesadaran sejarah, pengajaran sejarah berperan
penting dalam menanamkan sikap cinta tanah air kepada anak didik.
Kesadaran sejarah dapat membimbing manusia untuk semakin mamahami
bahwa setiap individu merupakan bagian dari masyarakat atau bangsa dan
negara. Selain mengetahui masa lampau bangsa dan negaranya, kesadaran
sejarah memberikan motivasi, inspirasi dan kecintaan tersendiri terhadap
bangsa dan negara. Dapat dikatakan, nasionalisme tidak akan pernah muncul
tanpa adanya kesadaran sejarah.
41 Sartono Kartodirdjo, Pembangunan Bangsa , Yogyakarta: Aditya Media, 1994, hal 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.3. Prestasi Belajar Sejarah
Prestasi belajar sejarah juga dipengaruhi oleh keadaan awal siswa itu
sendiri. Setiap siswa mempunyai kemampuan sendiri-sendiri untuk menerima
dan memahami materi pelajaran sejarah. Keadaan awal siswa merupakan
keseluruhan kenyataan kepribadian siswa, institusional yang semuanya itu
erat kaitannya dengan tujuan intruksional. Keadaan awal inilah yang dapat
mempengaruhi kelangsungan proses pembelajaran di kelas.42
Prestasi belajar digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa yang diperoleh selama proses belajar. Prestasi belajar merupakan hasil
perubahan kemampuan siswa, yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.43 Selain itu prestasi belajar diartikan sebagai suatu proses
transformasi terhadap masukan atau input yang berupa materi pelajaran.44
Prestasi belajar selalu berhubungan erat dengan evaluasi atau
penilaian. Penilaian proses belajar adalah usaha guru untuk memberikan
penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam
lembaga pendidikan. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk simbol untuk menyatakan
nilai. Nilai tersebut dalam bentuk angka maupun huruf, tergantung guru yang
bersangkutan. Kaitannya dengan tujuan pelajaran sejarah dalam Kurikulum
2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
42 Winkel, op. Cit, hal 82. 43 Sunaryo, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta: Depdikbud, 1983, hal 10-13 44 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Karya, 1987, hal 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan
efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradapan dunia.45
Dalam penilaian terdapat aturan-aturan tertentu sebagai pedoman.
Menurut Suharsimi dalam penilaian hendaknya unsur pertimbangan atau
kebijaksanaan gutu tentang usaha dan tingkah laku anak didik tidak ikut
berbicara pada nilai.46 Nana Sudjana mengatakan penilaian merupakan suatu
tindakan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan intruksional telah dicapai
atau dikuasai siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkan
setelah mereka menempuh pengalaman belajar.47 Jadi, nilai merupakan
gambaran tentang prestasi secara kognitif tanpa dipengaruhi oleh aspek
afektif dan psikomorik.
Penilaian terhadap siswa dilakukan secara terbuka dan objektif.
Terbuka dalam arti bahwa sebelum pelaksanaan penilaian, guru terlebih
dahulu memberi penjelasan kepada siswa tentang aspek yang akan dinilai dan
dapat menerima koreksi nilai dari siswa. Disamping itu guru harus memberi
penjelasan kepada siswa tentang sistem penilaian yang digunakan. Sistem
penilaian dibedakan menjadi dua yaitu, penilaian acuan normatif (PAN) dan
peniaian acuran patokan (PAP).48 Penilaian acuan norma yaitu penilaian yang
dilakukan dengan mengacu pada rata-rata kelompok. Sedangkan penilaian
45 Hasan, S.H, Informasi Kurikulum 2013, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, hal
16 46 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1986, hal 269 47 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990,
hal 13 48 Nana Sudjana, op. Cit. hal 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
acuan patokan yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan intruksional yang
harus dikuasai. Penilaian bersifat objektif maksudnya bahwa memberikan
nilai berdasarkan pada kemampuan siswa.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya.
Evaluasi adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang
ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan dan lain-lain.49
Sedangkan menurut Winkel, evaluasi adalah penentuan sampai berapa jauh
sesuatu berharga, bermutu atau bernilai.50 Jadi evaluasi merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang didapat ditinjau
dari tujuan gagasan dan proses/cara kerja.
Evaluasi terkait erat dengan kegiatan pembelajaran. Tanpa usaha
evaluasi, keberhasilan suatu proses pembelajaran sulit untuk diketahui
hasilnya. Kaitan evaluasi dengan proses pembelajaran berguna untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah
diajarkan dan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional suatu
mata pelajaran. Adapun bentuk evaluasi yang sering digunakan adalah bentuk
test. Test adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapat
jawaban-jawaban seperti yang diharapkan baik secara tertulis, lisan atau
perbuatan.51
Menurut Muhibbidin tujuan evaluasi yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
suatu kurun waktu proses belajar tertentu, dengan evaluasi ini guru dapat
49 Ibid, hal 28 50 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1987, hal 313 51 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989,
hal 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengetahui kemampuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil
proses pembelajaran.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya.
3. Untuk mengetahui tingkat usaha siswa yang dilakukan siswa dalam
belajar.
4. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan
kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk
keperluan belajar.
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar.52
Keberhasilan siswa dalam belajar dalam diketahui dari hasil prestasi
belajarnya. Prestasi merupakan tolak ukur belajar problematika yang
tergantung dari apa yang telah dipelajari oleh setiap siswa.53 Prestasi belajar
sejarah dimaksudkan adalah tolak ukur penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran sejarah yang disampaikan guru disekolah.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran sejarah diperlukan test atau evaluasi untuk
mendapatkan hasil belajar sejauh mana siswa mampu menguasai materi yang
telah dipelajari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara materi
pelajaran, test hasil belajar, dan prestasi belajar mempunyai keterkaitan
dengan fungsinya.
Prestasi belajar sejarah adalah suatu hasil yang diperoleh siswa akibat
adanya belajar sejarah. Prestasi belajar sejarah yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh kondisi dan kemampuan belajar siswa. Siswa yang rajin,
tekun dan disiplin dalam belajar akan mendapatkan hasil belajar sejarah yang
tinggi. Sedangkan siswa yang malas akan mendapatkan hasil belajar sejarah
52 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995, hal 23 53 Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta: Air Langga, 1988, hal 182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang rendah. Walaupun demikian, sebagai seorang guru harus benar-benar
memahami kemampuan setiap siswa, karena setiap siswa itu mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda. Terkait dengan tujuan pencapaian pelajaran
sejarah bahwa siswa dengan prestasi belajar sejarah yang tinggi mempunyai
kemampuan memahami pelajaran sejarah baik dan mampu menumbuhkan
rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan berusaha mengembangkan serta
memperluas wawasan agar bangga sebagai warga negara Indonesia.
Agar prestasi belajar sejarah siswa mencapai hasil yang baik, maka
perlu ditanamkan kepada siswa bahwa pelajaran sejarah adalah pelajaran
yang menarik. Apabila siswa mulai tertarik dengan pelajaran sejarah maka
siswa tersebut cenderung berhasil meraih prestasi yang tinggi. Untuk
menarik perhatian siswa terhadap mata pelajaran sejarah maka guru harus
memiliki metode dan strategi yang baik dalam mengajarkan mata pelajaran
sejarah.
Selama ini sebagian besar siswa mempunyai anggapan bahwa belajar
sejarah itu membosankan. Siswa menganggap bahwa pelajaran sejarah
hanyalah mempelajari masa lampau saja, padahal perkembangan masa kini
berorientasi pada masa lalu. Sebagian besar siswa tidak melihat bahwa
perkembangan sekarang ini adalah hasil dari belajar masa lampau.
Pengembangan diri seseorang merupakan salah satu cara membuat diri kita
bangga sebagai warga negara Indonesia. Paradigma yang dibangun bahwa
belajar sejarah membosankan sangat merugikan pencapaian prestasi belajar
sejarah siswa dan juga kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
merupakan mata pelajaran yang sangat bermanfaat bagi siswa. Salah satu
manfaat dari pelajaran sejarah adalah memperbaiki kesalahan-kesalahan pada
masa lampau agar dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang kesalahan
serta kekurangan di masa lampau tidak terulang lagi bahkan menjadi lebih
sempurna. Melalui sejarah kita dapat memetik nilai-nilai masa lalu dan
mempergunakannya dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.
Oleh karena itu tanpa sejarah orang tidak akan mampu membangun ide-ide
tentang konsekuensi-konsekuensi dari yang dilakukannya.54
Prestasi belajar sejarah merupakan indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang dikuasi oleh anak didik. Hasil evaluasi dapat dipakai untuk
meninjau kembali hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan intruksional yang
telah ditentukan. Apabila hasil yang diperoleh belum memuaskan maka tidak
sesuai dengan tujuan intruksional yang telah ditentukan.
Dalam proses pembelajaran sejarah menghasilkan perubahan pada
siswa yang berupa kemampuan-kemampuan yang diperoleh siswa, sesuai
dengan tujuan pengajaran. Kemampuan yang diperoleh siswa tersebut, karena
adanya hasil usaha belajar, tetapi masih dalam bentuk kemampuan internal.
Dalam kemampuan internal ini dinyatakan dalam bentuk prestasi. Prestasi
yang dicapai siswa akan dapat memberikan petunjuk hasil usaha belajar
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dimana prestasi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa melalui test
bidang studi sejarah semester I yang dinyatakan dalam bentuk angka/nilai.
54 I.G. Widja, op. Cit. hal 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Sikap Nasionalisme
3.1. Sikap
Menurut Rokeach sikap merupakan predisposing untuk merespon,
untuk berperilaku.55 Ini berarti sikap berkaitan erat dengan perilaku atau
tindakan. SMenurut Anton Mulyono sikap adalah perbuatan yang berdasar
pada pendirian atau pendapat/keyakinan senagai kecenderungan untuk
bertindak.56 Sikap adalah gejala internal yang berdemensi afektif yang berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap orang atau barang baik secara positif maupun negatif.57 Sikap
merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan,
lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang
memiliki sikap jelas mampu untuk memilih secara tegas diantara beberapa
kemungkinan.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, sikap adalah suatu cara
bereaksi terhadap suatu perangsang atau suatu kecenderungan untuk bereaksi
dengan cara tertentu terhadap situasi yang dihadapi.58
Dalam sikap mengandung komponen-komponen atau aspek-aspek
yang saling menunjang yaitu aspek kognitif, afektif dan konatif. Komponen
kognitif berupa apa yang dipercayai atau kepercayaan seseorang mengenai
objek sikap, komponen afektif merupakan komponen perasaan yang
menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap sesuatu objek
55 Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Yogyakarta: ANDI, 2003, hal 110 56 Anton Mulyono, op. cit, hal 838 57 Muhibbin Syah, op. cit, hal 135 58 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung:Rosdakarya, 1990, hal 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sikap dan komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan
dengan objek sikap yang dihadapinya.59
Dari bermacam-macam pendapat tersebut dapat ditarik suatu pendapat
bahwa sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relatinf ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu,
dan memberikan dasar kepada seseorang untuk membuat respon atau
berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.60
3.2. Nasionalisme
Nasioanlisme merupakan suatu paham, yang berpendapat bahwa
kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan.61
Perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah
darahnya selalu ada disepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda.
Menurut L. Stoddard nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu
kepercayaan, dianut oleh sejumlah besar manusia perseorangan sehingga
mereka membentuk suatu kebangsaan. Nasionalisme adalah rasa
kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa.62
Nasionalisme adalah suatu rasa kebersamaan yang menuju ke arah
ikatan persatuan dan kesatuan bangsa dan tanah air.63 Menurut Sartono,
nasionalisme sebagai suatu ideologi perlu menjiwai setiap warga negara yang
59 Saiffudin Aswar, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Liberty, 1988, hal 7-
21 60 Bimo Walgito, op. cit, hal 111 61 Hans Kohn, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Jakarta: Erlangga, 1984, hal 11 62 Badri Yatim, Soekarno, Islam dan Nasionalisme, Jakarta: Inti Sarana Aksara, 1985, hal 63 63 Roeslam Abdulghani, Indonesia Menatap Masa Depan, Jakarta: Pustaka Merdeka, 1987, hal
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
wajib secara moral dengan loyalitas penuh mengabdikan diri kepada
kepentingan negara/bangsa.64 Sedangkan menurut Slamet Mulyono,
nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat
bernegara.65
Nasionalisme juga diartikan sebagai suatu gagasa-gagasan, pikiran-
pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita
kehidupan dan tujuan nasional, berdasarkan rasa kebersamaan dan timbul
semangat kebangsaan yaitu rela berkorban untuk kepentingan tanah air dan
semangat patriotisme.66
Timbulnya konsepsi wawasan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
suatu bangsa yang menegara. Oleh karena itu wawasan dari suatu bangsa
yang menegara adalah wawasan nasional. Pengertian nasional mengacu
kepada nation yang mengandung arti sebagai bangsa. Nation adalah suatu
kesatuan solidaritas yang terdiri dari orang-orang yang saling merasa setia
kawan satu dengan yang lain.67 Nation merupakan kesatuan solidaritas yang
besar, tercipta oleh perasaan senasib sepenanggungan yang terjadi pada masa
lampau. Nation tidak bergantung pada kesamaan asal, ras, suku bangsa,
agama, bahasa, budaya dan geografis. Jadi, Nation adalah suatu kesatuan
solidaritas yang didasarkan oleh perasaan kebersamaan, rasa solidaritas
64 Sartono Kartodirdjo, Pembangunan bangsa, Yogyakarta: Aditya Media, 1994, hal 43 65 Slamet Mulyono, Nasionalisme Sebagai Modal Perjuangan bangsa Indonesia, P.N. Balai
Pustaka, Jakarta:1978 hal 7 66 Siswo Yudohusodo, dkk, Nasionalisme Indonesia dalam Era Globalisasi, Yogyakarta: Widya
Patria, 1994, hal 5 67 S.A Kodhi dan R. Soejadi, Filsafat, Ideologi, dan Wawasan Bangsa Indonesia, Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1998, hal 86-87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kebangsaan dan kehendak untuk hidup bersama di suatu wilayah atau tanah
air sebagai satu bangsa.
Nasionalisme bangsa Indonesia dipertegas oleh pembukaan UUD
1945 sebagai nasionalisme pancasila, yaitu religius, monoteistis, humanistis,
berkerakyatan, dan berkeadilan sosial. Nasionalisme dan patriotisme saling
kait mengkait dan merupakan dwi tunggal. Keduanya disumberi oleh rasa
cinta, hanya arahnya berbeda. Apabila cinta nasionalisme lebih terarah
kepada sesama bangsa maka patriotisme lebih terarah kepada cinta tanah air
dan keduanya berisikan solidaritas atau rasa setia kawan.68 Setia kawan
terhadap nasib tanah air dan bangsa. Keduanya merasa senasib
sepenanggungan terhadap kelangsungan hidup tanah air dan bangsa.
Nasionalisme Indonesia dipertegas secara khusus sebagai
nasionalisme pancasila yaitu nasionalisme yang 1) ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa, 2) ber-Perikemanusiaan yang berorientasi internasionalisme, 3)
ber-Persatuan Indonesia yang patriotik, 4) ber-Kerakyatan atau demokratis
dan 5) ber-Keadilan sosial untuk seluruh rakyat.69
Nasioalisme berisikan solidaritas atau rasa setia kawan. Solidaritas
berintikan dua hal pokok yaitu hak dan kewajiban mengelola seluruh tanah air
bangsa Indonesia dengan segala kekayaan alamnya menurut nilai-nilai dan
ukuran-ukuran tertentu dengan mempertahankan segala kepandaian dan
keterampilan seluruh jiwa raganya demi kemakmuran rakyat bersama, hak
dan kewajiban membela bangsa dan negara dengan kesediaan mengorbankan
68 Roeslan Abbdulghani, Op. Cit, hal 200 69 Siswono Yudohusodo, dkk, Nasionalisme Indonesia dalam Era Globalisasi, Yogyakarta:
Wiidya Patria, 1994, hal 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
jiwa raga, demi keselamatan bangsa, tanah air dan negara. Dengan demikian
esensi nasionalisme sebagai suatu tekat besama yang tumbuh dari bawah
untuk bersedia hidup sebagai suatu bangsa dalam negara merdeka.
Dalam semangat nasionalisme terkandung aspek integral, yaitu
dengan jiwa nasionalisme yang selalu terjaga, jika dapat membangun etos-
etos kebangsaan secara berkelanjutan dalam satu kebangsaan, agar
nasionalisme itu selalu hidup dalam jiwa kita masing-masing. Dengan jiwa
nasionalisme yang kuat, akan dapat memperstukan berbagai perbedaan, tetapi
dengan tetap berada dalam struktur suatu negara atau bangsa yang bersatu dan
berdaulat.70
Prisnsip-prinsip nasionalisme sebagai asas tujuan pendidikan nasional
adalah:
1. Unity (kesatuan-kesatuan) lewat proses integrasi dalam sejarah
berdasarkan solidaritas nasional yang melampaui solidaritas lokal, etnis
dan tradisional.
2. Liberty (kebebasan) setiap individu dilindungi hak-hak asasinya,
kebebasan berpendapat, berkelompok dan kebebasan dihayati dengan
penuh tanggung jawab sosial.
3. Equality (persamaan) hak dan kewajiban, serta persamaan kesempatan.
4. Personalism (kepribadian) pribadi perorangan dilindungi haknya yaitu
hak milik, kontrak dan pembebasan dari ikatan kolektif.
70 Agus Riyanto, Nasionalisme, Kerukunan dan Persatuan Bangsa, Harian Radar Solo, 22 Mei
2000, hal 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5. Performance (hasil kerja) baik secara individu maupun kolektif.71
Nasionalisme tidak muncul begitu saja, melainkan memiliki faktor-
faktor yang menumbuhkan nasionalisme. Faktor-faktor munculnya
nasionalisme bisa dari dalam maupun pengaruh dari luar. Faktor dari dalam
yang menumbuhkan nasionalisme misalnya penderitaan akibat penjajahan,
pembangunan sarana komunikasi yang meudahkan pertemuan rakyat di
berbagai pulau, adanua Undang-Undang desentralisasi memungkinkan rakyat
megenal cara demoktasi modern, adanya reaksi pergerakan kedaerahan yang
tidak menguntungkan, serta inspirasi dari kejayaan zaman Sriwijaya dan
Majapahit. Sedangkan faktor-fakor dari luar misalnya masuknya ide-ide barat
lewat pendidikan modern, kemenangan Jepang atas Rusia, dan munculnya
gerakan kebangsaan di wilayah lain kemudian menjadi inspirasi bangsa
Indonesia untuk mengalang persatuan dan kesatuan yang disebut
nasionalisme.
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Minat Belajar Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa
Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan secara
menetap pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar
sejarah dapat ditumbuhkan melalui beberapa faktor yaitu faktor dari dalam,
berupa cita-cita, hobi, prestasi diri, dan konsep diri serta faktor dari luar
berupa pengaruh orang tua, teman sebaya serta guru. Seorang siswa yang
71 Sartono Kartodirdjo, op, cit, hal 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memiliki ketertarikan pada pelajaran sejarah, akan cenderung melakukan hal-
hal yang disenanginya, misalnya membaca buku sejarah, membuat catatan
tentang sejarah, menonton film bertemakan sejarah, membuat video
dokumenter, membuat artikel. Dengan demikian dapat mendukung siswa
untuk senang belajar sejarah. Minat memiliki pengaruh besar besar terhadap
belajar sejarah. Apabila materi yang disampaikan oleh guru kurang menarik,
siswa akan kesulitan untuk belajar, karena tidak ada daya barik baginya untuk
belajar. Pelajaran sejarah yang menarik bagi siswa akan mudah diterima dan
dipahami oleh siswa.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap
nasionalisme siswa. Minat belajar sejarah siswa yang tinggi cenderung
menghasilkan sikap nasionalisme yang tinggi, sebaliknya minat belajar sejarah
siswa yang rendah menghasilkan sikap nasionalisme yang rendah. Karena
siswa yang berminat tinggi memiliki perhatian yang intensif terhadap materi
pelajaran sejarah. Maka dengan perhatian yang lebih intensif terhadap materi
yang diberikan, memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat, sehingga siswa
mampu menemukan nilai-nilai dari materi pelajaran untuk dijadikan teladan
yang dapat menumbuhkan sikap nasionalisme dalam diri siswa. Semakin
tinggi minat belajar sejarah siswa, semakin tinggi sikap nasionalismenya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Pengaruh Prestasi Belajar Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme
Siswa
Pengaruh lain yang mempengaruhi sikap nasionalisme siswa adalah
prestasi belajar sejarah. Prestasi adalah hasil perubahan kemampuan siswa,
yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi belajar
dipengaruhi oleh keadaan siswa itu sendiri. Setiap siswa mempunyai
kemampuan sendiri-sendiri untuk menerima dan memahami materi materi
pelajaran sejarah. Keadaan awal siswa merupakan merupakan keseluruhan
kenyataan kepribadian siswa, instutisional yang berkaitan erat dengan tujuan
intruksional. Keadaan awal inilah yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran di kelas.
Pelajaran sejarah mempunyai peran penting bagi tercapainya tujuan
pendidikan, sebab salah satu fungsi pembelajaran sejarah adalah mengkaji
pengalaman-pengalaman masyarakat masa lampau yang dijadikan bahan
pertimbangan dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan
demikian apabila pendidikan dianggap sebagai sarana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yang
mempunyai budi pekerti luhur. Pengajaran sejarah dapat digunakan untuk
menumbuhkan kesadaran nasional para siswa dengan mengenali identitas
bangsanya.
Pelajaran sejarah dapat menumbuhkan rasa kebangsaan, cinta tanah
air, mengembangkan dan memperluas wawasan serta membantu memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
perkembangan bangsanya. Dengan demikian siswa yang memiliki prestasi
belajar sejarah tinggi akan memiliki sikap nasionalisme yang tinggi pula.
3. Interaksi Antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar Sejarah
Terhadap Sikap Nasionalisme
Minat belajar dan prestasi belajar sejarah memiliki interaksi terhadap
sikap nasionalisme. Minat belajar sejarah tinggi yang dimiliki siswa dapat
menghasilkan prestasi belajar sejarah yang tinggi sehingga berpengaruh pada
sikap nasionalisme siswa. Siswa yang berminat terhadap pelajaran sejarah
cenderung terus aktif saat pelajaran maupun di luar pelajaran seperti membuat
catatan sejarah, membaca buku sejarah, serta mengunjungi tempat wisata
sejarah.
Siswa yang memiliki minat belajar sejarah tinggi akan mengikuti
pembelajaran sejarah secara konsisten dengan rasa senang, karena hal tersebut
muncul dari dalam diri sendiri yang didasarkan rasa suka dan tidak ada
pengaruh dari pihak luar. Semakin besar minat seseorang terhadap pelajaran
sejarah, semakin besar pula perhatiannya mengikuti pembelajaran sehingga
memudahkan seseorang untuk memahami materi pelajaran sejarah.
Adanya interaksi antara minat belajar dan prestasi belajar sejarah,
dapat berpengaruh pada sikap nasionalisme siswa. Siswa yang memiliki minat
belajar sejarah tinggi dapat menghasilkan prestasi belajar sejarah tinggi,
sehingga menghasilkan sikap nasionalisme yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PRESTASI
TINGGI (B1) RENDAH (B2)
MINAT TINGGI (A1) A1 B1 A1 B2
RENDAH (A2) A2 B1 A2 B2
Gambar I: Skema Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan di atas maka, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki minat
belajar sejarah tinggi dan siswa yang memiliki minat belajar sejarah
rendah.
2. Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki prestasi
belajar sejarah tinggi dan siswa yang memiliki prestasi belajar seajrah
rendah.
3. Ada interaksi antara minat dan prestasi belajar sejarah terhadap sikap
nasionalisme siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA BOPKRI 2 Jalan Jenderal Sudirman
No.87 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016.
B. Populasi Penelitian dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.72 Populasi penelitian
yang dimaksud adalah populasi yang berkaitan dengan data. Dalam penelitian
ini populasi yang digunakan adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 104 siswa. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berjumlah
80 siswa. Alasan mengambil sampel kelas XI disebabkan karena kelas XII
dalam persiapan ujian nasional, sehingga semangat belajarnya tinggi. Siswa
kelas X juga tidak dijadikan sampel karena baru dalam taraf penyesuaian
belajar dari SMP masuk ke SMA, sehingga untuk mendapatkan data yang
ideal peneliti memilih kelas XI karena telah melewati masa penyesuaian.
Disamping itu siswa kelas XI belum terbebani dengan ujian akhir yang akan
72 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Bina Aksara: Jakarta,
1989, hal 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mempengaruhi motivasi belajarnya, untuk itu penelitian dilakukan pada siswa
kelas XI. Teknik pengambilan sampel menggunakan Random Sampling.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Minat Belajar Sejarah
Minat belajar adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan aktivitas belajar secara konsisten dengan rasa senang.
Siswa yang berminat dalam belajar, akan cenderung untuk menekuni
bidang yang diminatinya tanpa ada paksaan dari pihak lain. Sedangkan
minat belajar sejarah adalah perasaan lebih suka dan rasa ketertarikan
untuk memperhatikan pelajaran sejarah secara terus menerus yang ditandai
dengan rasa suka mempelajari apa saja yang berhubungan dengan sejarah
seperti mengunjungi tempat bersejarah, mendengarkan cerita sejarah,
membuat dokumentasi/laporan tentang sejarah, mencatat/menulis,
mengikuti seminar yang berhubungan dengan sejarah, serta menonton film
atau acara-acara yang berkaitan dengan sejarah.
2. Prestasi belajar sejarah
Prestasi adalah hasil perubahan kemampuan siswa, yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu prestasi belajar
diartikan sebagai suatu proses transpormasi terhadap masuknya atau input
yang berupa materi pelajaran. Prestasi belajar sejarah adalah suatu hasil
yang diperoleh siswa akibat adanya belajar sejarah. Prestasi belajar sejarah
yang dicapai siswa dipengaruhi oleh kondisi dan kemampuan belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Prestasi belajar sejarah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai
ulangan sejarah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran
2015/2016 semester I, yang dibedakan dengan prestasi belajar sejarah
tinggi, dan prestasi belajar sejarah rendah berupa angka.
3. Sikap Nasionalisme
Sikap adalah perbuatan yang berdasar pada pendirian atau
pendapat/keyakinan sebagai kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan
nasionalisme adalah gagasan-gagasan, pikiran-pikiran yang bersifat
nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan
nasional berdasarkan rasa kebersamaan dan timbul semangat kebangsaan
yaitu rela berkorban untuk kepentingan tanah air dan bangsa.
Sikap nasionalisme seseorang ditandai dengan menempatkan
persatuan dan kesatuan bangsa diatas kepentingan pribadi atau golongan,
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, cinta tanah air dan
bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia,
memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika, hormat pada bendera merah putih dan
mengembangkan sikap tenggang rasa atau solidaritas menjunjung tinggi
keberagaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Dokumen
Dokumen digunakan untuk mengetahui data tentang prestasi
belajar sejarah digunakan arsip atau dokumen prestasi belajar sejarah nilai
ulangan umum sejarah kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta semester I
tahun ajaran 2015/2016.
b. Kuesioner/angket
Kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis
pula oleh responden. Untuk menetapkan data tentang sikap nasionalisme
berupa kuesioner, yang berisi pernyataan yang disertai dengan sejumlah
jawaban yang disediakan dalam bentuk skala Likert.
Skala Likert merupakan sejumlah pernyataan positif dan negatif
mengenai suatu objek sikap. Skala Likert yang digunakan sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS), yang masing-masing jawaban diberi skor 5,4,3,2,1 bagi
pernyataan positif sedangkan 1,2,3,4,5 bagi pernyataan negatif. Responden
dalam menjawab terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang
disediakan.73 Untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan maka alat ukur penelitian harus valid dan reliabel,
untuk itu dilakukan uji coba alat ukur penelitian. Kuesioner ini digunakan
73 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1991, hal 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
untuk mengukur variabel sikap nasionalisme pada siswa SMA BOPKRI 2
Yogyakarta.
2. Uji Coba Instrumen
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi
produk moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Person.
Untuk mempersingkat waktu penghitungan kemudian menggunakan
bantuan SPSS versi 23.
a. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang
tinggi atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mengukur
apa yang ingin diukur.74
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara melakukan
analisis setiap butir soal dengan menggunakan rumus Product-
Moment.75 Adapun rumus Product-Moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =NΣXY − (∑X)(∑Y)
√{N∑X2 − (∑X)2 }{N∑Y2 − (∑Y)2}
Dimana:
X = skor dari tes pertama (instrument A)
Y = skor dari tes kedua (istrumen B)
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan x = X – X dan y = Y – Y).
∑xy = jumlah perkalian x dengan y
x2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y
XY = hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden
74 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hal 219 75 Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hal 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Sedangkan untuk mengetahui taraf signifikan tiap butir soal menggunakan
rumus:
t =𝑟 . √𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
Dimana:
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dengan skor total
n = jumlah butir item
b. Hasil Uji Validitas Instrumen
Hasil uji validitas pada siswa kelas XI SMA BOPKRI 2
Yogyakarta dihitung menggunakan rumus t untuk mengetahui
besarnya taraf signifikansi butir item. Dari 50 butir kuesioner minat
belajar sejarah, ada 38 butir pernyataan yang valid dengan taraf
signifikan 0,90.76
Tabel 1
Butir Kuesioner Minat Belajar Sejarah yang Valid
No Urut No butir kuesioner minat belajar sejarah yang valid
1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,17
2 18,19,21,24,25,27,30,31,32,33,37
3 38,39,40,41,42,43,44,45,47,48,49,50
Butir kuesioner minat belajar sejarah yang dinyatakan gugur ada 12 yaitu
12,16,20,22,23,26,28,29,34,35,36,45. Item tersebut dinyatakan gugur
karena tidak mencapai taraf signifikan 75%.
76 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Sama halnya dengan kuesioner sikap nasionalisme siswa. Hasil uji
validitas dari 50 item kuesioner ada 38 butir item yang dinyatakan valid
dengan taraf signifikan 0,975.77
Tabel 2
Butir Kuesioner Sikap Nasionalisme yang Valid
No Urut No butir kuesioner minat belajar sejarah yang valid
1 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,17,19
2 20,21,22,23,25,28,29,30,32,35,36
3 37,38,39,40,41,42,43,44,46,48,49,50
Butir kuesioner sikap nasionalisme yang dinyatakan gugur ada 12
yaitu item 4,15,16,18,24,26,27,31,33,34,45,47. Item tersebut
dinyatakan gugur karena tidak mencapai taraf signifikan 75%.
c. Reliabilitas
Suatu tes dipandang reliabel jika tersebut mengukur secara
akurat dan konsisten reliabilitas skor-skor dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan belahan bagian soal. Untuk menguji reliabilitas digunakan
teknik belah dua yaitu dari waktu ke waktu walaupun diulang skor
tetap sama.78 Pengujian reliabilitas skor-skor dikelompokkan menjadi
dua berdasarkan belahan bagian soal. Untuk uji reliabilitas di gunakan
teknik belah dua yaitu ganjil dan genap. Adapun rumus Spearman-
Brown sebagai berikut:
𝑟11 =
2𝑟12
12
(1 + 𝑟12
1 2
)
77 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 94 78 Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, hal 228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dimana:
r½ ½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan
Hasil uji reliabilitas minat belajar sejarah adalah r11 = 0,96. Hasil
tersebut menunjukkan instrumen minat belajar sejarah memiliki reliabilitas
yang tinggi.
Sama halnya dengan kuesioner sikap nasionalisme siswa,
berdasarkan uji reliabilitas r11 = 0,979. Hasil tersebut menunjukkan
instrumen sikap nasionalisme siswa memiliki reliabilitas yang tinggi.
Instrumen tersebut valid dan reliabel. Dengan hasil uji validitas dan
reliabilitas tersebut, instrumen layak digunakan.
E. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan desain faktorial yaitu
menggunakan data tentang gejala yang sudah ada dalam diri responden yang
dijadikan sampel, tanpa memberikan perlakuan atau manipulasi veriabel yang
diteliti.79 Adapun variabel penelitiannya sebagai berikut:
1. Variabel bebas penelitian ini ada 2 yaitu minat belajar sejarah siswa yang
meliputi minat belajar sejarah siswa yang tinggi dan rendah. Variabel bebas
yang kedua adalah prestasi belajar sejarah yang meliputi prestasi belajar
sejarah tinggi, dan rendah.
79 Donal Ary, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, hal 408
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Variabel terikat penelitian ini adalah sikap nasionalisme.
Penelitian ini mengkaji pengaruh minat dan prestasi belajar sejarah
terhadap sikap nasionalisme siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Rancangan
yang digunakan adalah rancangan faktorial dengan tehnik analisis varian dua
jalan (ANAVA 2X2).
Dalam hal ini sampel terbagi dalam 4 sel, jumlah keseluruhan 80 yang
dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu kelompok nasionalisme siswa yang
minat belajar sejarah dan prestasi belajar sejarah tinggi, nasionalisme siswa
yang minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah rendah,
nasionalisme siswa yang minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar
sejarah tinggi, serta nasionalisme yang minat belajar sejarah rendah dan
prestasi belajar sejarah rendah, yang mana masing-masing sel isinya sama
yakni 20. Untuk lebih jelas dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3
Anava 2X2
B
A
PRESTASI BELAJAR SEAJRAH
TINGGI (B1) RENDAH (B1)
MINAT TINGGI
(A1)
RENDAH
(A2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Keterangan:
Variabel bebas:
A : Minat belajar sejarah
A1 : minat belajar tinggi
A2 : minat belajar rendah
B : Prestasi belajar sejarah
B1 : prestasi belajar tinggi
B2 : Prestasi belajar rendah
Variabel terikat: sikap nasionalisme siswa
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
varian 2 jalan (anava 2 jalan). Penggunakan rumus ini dimaksudkan untuk
mengungkapkan 2 faktor atau lebih secara bersama-sama. Dengan anava 2
jalan dapat ditunjukkan tingkat pengaruh minat dan prestasi belajar sejarah
terhadap sikap nasionalisme siswa. Sebelum melakukan analisis data terlebih
dahulu harus dilakukan uji prasyaratnya yaitu dengan melakukan uji
normalitas dan uji homogenitas sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah sampel yang diambil dari
populasi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas Lilliefors, statistik uji sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lo = Max / F (Zi), jika Lo < Lt, maka sampel yang digunakan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Dimana:
Lo : hasil statistik uji lilliefors
Lt : hasil penguji uji lilliefors
F (Zi) : frekuensi kumulatif teoritik
S (Zi) : frekuensi kumulatif empirik
Zi : (Xi-X) / S
S : Standar deviasi8
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartllet,
prosedurnya sebagai berikut:
a. Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang homogen
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang tidak homogen
b. Menyusun tabel kerja uji homogenitas dengan uji Bartllet
Sampel Df 1/df Si2 Log Si2 Df. Log Si2
∑
c. Menghitung S2, B, dan χ2
S2 = ∑(n−1)𝑆𝑖2
ni−1
B= ( Log S2 ).∑ (ni-1)
χ2= 2,3026 {B - ∑ (ni-1) log S2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Keterangan:
S2 = varians gabungan
Si2 = varians tiap variabel
B = harga satuan
ni = jumlah sampel ke i
d. Hipotesis
H0 diterima χ2 hitung < χ2
tabel. Atau H0 ditolak jika χ2hitung
> χ2 tabel
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan anava dua jalan, dengan prosedur
sebagai berikut:
a. Rumus
Xijk= µ + αi + βj + αβij + ijk
Di mana :
Xijk = nasionalisme siswa pada subyek ke-k dibawah faktor
A (minat belajar)
Faktor A = minat belajar terdiri dari dua kategori yaitu A1 (tinggi)
dan A2 (rendah)
Faktor B = prestasi belajar sejarah terdiri dua kategori yaitu B1
(tinggi) dan B2 (rendah)
µ = rerata besar
α j = efek (pengaruh) perlakuan ke-j terhadap Xij
∑ij = galat (error) pada ∑ij
∑ ij = berdistribusi N (0, σ2)
i = 1,2 ; I = 1 : tinggi; I = 2 : rendah
j = 1,2 ; J = 1 : tinggi ; J = 2 : rendah
k = 1,2,3,4,5,.............nij
βj = efek (pengaruh) faktor B kategori j terhadap Xijk
αβij = kombinasi efek faktor A kategori I dan faktor B kategori J
terhadap Xijk
ijk = galat yang berdistribusi normal N
b. Perumusan hipotesis statistik yang diuji adalah
1. H01 : αi = 0 untuk semua harga i
Ha1 : αi ≠ 0 untuk paling sedikitnya satu harga i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. H02 : βj = 0 untuk semua harga j
Hb2 : βj ≠ 0 untuk paling sedikitnya satu harga j
3. H03 : αβij = 0 untuk semua (gabungan) harga (i,j)
H03 : αβij ≠ 0 untuk paling sedikitnya satu harga (i,j)
Dimana:
H01 = Tidak ada perbedaan sikap nasionalisme siswa antara siswa yang
mempunyai minat belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai
minat belajar rendah.
Ha1 = Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang mempunyai
minat belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai minat belajar
rendah.
H02 = Tidak ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang
memiliki prestasi belajar sejarah tinggi dengan siswa yang
mempunyai prestasi belajar sejarah rendah.
Hb2 = Ada perbedaan sikap nasionalisme siswa yang mempunyai
prestasi belajar sejarah tinggi dengan siswa yang mempunyai
prestasi belajar sejarah rendah
H03 = Tidak ada interaksi antara siswa yang mempunyai minat belajar
dan prestasi belajar sejarah tinggi dengan siswa yang mempunyai
minat belajar dan prestasi belajar sejarah rendah.
Hab3 = Ada interaksi minat belajar dan prestasi belajar dalam
mempengaruhi sikap nasionalisme siswa.
c. Uji Statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Fa = RKa / RKerr
Dimana Fa berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq
2. Fb = RKb / RKerr
Dimana Fb berdistribusi dengan derajat kebebasan q-1 dan N-pq
3. Fab = RKab / RKerr
Dimana Fab berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-q) (q-1)
dan (N-pq)
Keputusan ujinya adalah:
1. Fa > Fα ; p-1, N-pq
2. Fb > Fα ; q-1, N-pq
3. Fab > Fα (p-1) (q-1) ; N-pq
4. Uji Antar Rerata
Setelah dilakukan uji hepotesis, apabila terdapat interaksi diantara
variabel bebas dengan variabel terikat, maka langkah selanjutnya adalah
dilakukan pengujian rerata dengan menggunakan rumus80
χĀ1 – χĀ2 to =
Mkd (1
𝑛𝐴1 +1
𝑛𝐴2 )
Keterangan:
to = signifikan rerata
χ = rata-rata sel
Mkd = Mean kuadrat dalam (jumlah kuadrat total)
n1 = Jumlah anggota sel
80 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta, Depdikbud, 1989, hal. 525
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Jumlah sampel siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80
Siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Adapun data lengkapnya dapat
1. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar
Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi
Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan minat tinggi dan
prestasi belajar sejarah tinggi diperoleh rentang skor antara 47 – 96
sebanyak 20 siswa, dengan rata-rata (χ) 83,2; Median (Me) 83,5; Modus
(Mo) 84,11; dan Standar Deviasi (Sd) 9,37. Untuk lebih jelasnya data
dapat dilihat pada histogram berikut:
Gambar II: Histogram Sikap Nasionalisme Berdasarkan Minat
Belajar Tinggi dan Prestasi Belajar Tinggi
Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar sejarah
tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi, menghasilkan sikap nasionalisme
1 0 3
15
10
2
4
6
8
10
12
14
16
47 – 57 58 – 68 69 – 79 80 – 90 91 – 101
F
X
Me
Mo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tinggi. Adapun jumlah siswa yang memiliki sikap nasionalisme tinggi
sebanyak 15 orang atau 75% dan siswa yang memiliki sikap nasionalisme
sangat tinggi 1 orang, jika dipersentasikan sebesar 80%.81
2. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar
Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah
Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan minat belajar sejarah
tinggi dan prestasi belajar sejarah rendah diperoleh rentang skor antara 54
– 94; sebanyak 20 siswa dengan rata-rata (χ) 79,63; Median (Me) 81,64;
Modus (Mo) 82,5 dan standar deviasi (Sd) 10,7. Untuk lebih jelasnya,
data dapat dilihat dari histogram berikut :
Gambar III: Histogram Nasionalisme Berdasarkan Minat Belajar Tinggi
dan Prestasi Belajar Rendah
Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar dan
sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah rendah, mempengaruhi sikap
nasionalisme siswa. Sikap nasionalisme siswa dengan minat belajar tinggi
dan prestasi belajar rendah lebih rendah dibandingkan siswa yang
81 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 101-102
2
1
6
7
4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
54 – 62 63 – 71 72 – 80 81 – 89 90 – 98
F
χ
Me
Mo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
memiliki minat belajar tinggi dan prestasi belajar tinggi. Adapun jumlah
siswa yang memiliki sikap nasionalisme tinggi sebanyak 11 orang atau
55%.82
3. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar
Sejarah Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi
Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan interaksi minat belajar
sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi diperoleh rentang skor
antara 61 – 87 sebanyak 20 siswa dengan rata-rata (χ) 78,75 Media (Me)
78,21 Modus (Mo) 76,78 dan standar deviasi (Sd) 6,11. Untuk lebih
jelasnya, datanya dapat dilihat dari histogram berikut :
Gambar IV: Histogram Nasionalime Berdasarkan Minat Belajar Rendah
dan Prestasi Belajar Tinggi
Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar sejarah
rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi, mempengaruhi sikap
nasionalisme siswa. Sikap nasionalisme siswa dengan minat belajar rendah
dan prestasi belajar tinggi lebih rendah dibandingkan siswa yang memiliki
82 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 102-103
1 1
7
6
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
61 – 66 67 – 72 73 – 78 79 – 84 85 – 90
F
χ
Me
Mo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
minat belajar tinggi dan prestasi belajar tinggi. Adapun jumlah siswa yang
memiliki sikap nasionalisme tinggi sebanyak 11 orang atau 55%.83
4. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar
Sejarah Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah
Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan interaksi minat belajar
sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah rendah diperoleh rentang skor
antara 50 – 90 sebanyak 20 siswa dengan rata-rata (χ) 79,35 Media (Me)
74,5 Modus (Mo) 80,19 dan standar deviasi (Sd) 7,92. Untuk lebih
jelasnya, datanya dapat dilihat dari histogram berikut:
Gambar V: Histogram Nasionalisme Berdasarkan Minat Belajar Rendah
dan Prestasi Belajar Rendah
Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar sejarah
rendah dan prestasi belajar sejarah rendah, mempengaruhi sikap
nasionalisme siswa. Jika dilihat dari rentang nilai sikap nasionalisme siswa
dengan minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah rendah
lebih rendah dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan
83 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 104-105
10
3
15
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
50 – 58 59 – 67 68 – 76 77 – 85 86 – 94
F
X
Me
Mo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
prestasi belajar tinggi. Adapun siswa yang memiliki sikap nasionalisme
tinggi 9 orang atau 45%.84
B. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan analisis varian dua jalan sama sel perlu adanya uji
persyaratan yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam
melakukan uji ini peneliti menggunakan uji Liliefors untuk uji normalitas dan
uji Barlett untuk uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan taraf signifikan α
0,05. Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil seperti yang
tempak dalam tabel berikut :
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah
Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi
Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan
(A1 dan B1) 0,18 0,190 0,05 Normal
Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah tinggi dan
prestasi belajar sejarah tinggi bahwa Lhitung 0,18 dan Ltabel 0,190 sehingga
keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel, maka sampel
84 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 105-106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji normalitas
dari data minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi
terbukti.85
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah
Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah
Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan
(A1 dan B2) 0,0169 0,190 0,05 Normal
Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah tinggi dan
prestasi belajar sejarah rendah, nampak bahwa Lhitung 0,0169 dan Ltabel
0,190 sehingga keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel,
maka sampel dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji
normalitas dari data minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar
sejarah rendah terbukti.86
Tabel 6
Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah
Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi
Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan
(A2 dan B1) 0,0706 0,190 0,05 Normal
Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah rendah dan
prestasi belajar sejarah tinggi, nampak bahwa Lhitung 0,0706 dan Ltabel 0,190
sehingga keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel, maka
85 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 107 86 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi, sehingga uji normalitas
dari data minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi
terbukti.87
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah
Rendah dan Presatasi Belajar Sejarah Rendah
Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan
(A2 dan B2) 0,184 0,190 0,05 Normal
Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah rendah dan
prestasi belajar sejarah tinggi, nampak bahwa Lhitung 0,184 dan Ltabel 0,190
sehingga keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel, maka
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi, sehingga uji normalitas
dari data minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi
terbukti.88
2. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas sampel digunakan metode uji Barlett.
Dalam menguji homogenitas, apabila varians yang dimiliki oleh sampel
tidak berbeda jauh maka sampel tersebut dinilai sebagai sampel yang
cukup homogen. Uraian hasil uji homogenitas sampel dengan metode
Barlett dapat dilihat pada tabel berikut :
87 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 109 88 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas Varians
Sampel χ 2 hitung
χ 2 tabel
Dk P Kesimpulan
4 1,57 7,815 1 0,05 Homogen
Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas ternyata χ2hitung
lebih kecil
dibandingkan dengan tabel yaitu χ2 hitung
1,57 < χ2 tabel 7,815 Data tersebut
dikatakan homogen jika Ho diterima (χ2 hitung
< χ2 tabe
l). Hal ini berarti
bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi
yang homogen.89
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji persyaratan kemudian dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan analisis varians dua jalan sama sel (2X2). Adapun
rangkuman hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
Rangkuman Hasil Uji Anava Dua Jalan90
Sumber
Varian
Jk Dk Rk Fhit Ftab P Ho
Baris A 513.166 1 513.237 6.124 3,97 0,05 Ditolak
Kolom B 513.166 1 513.166 6.123 3,97 0,05 Ditolak
Interaksi
(AB)
1.546.057 1 1.546.057 18.448 3,97 0,05 Ditolak
Error 6.369 76 84
Total 2.578.829 79
89 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 111 90 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan dari rangkuman tabel analisis varians data pengaruh
minat belajar sejarah dan prestasi belajar sejarah terhadap sikap
nasionalisme siswa SMA BOPKRI 2 dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pengaruh Minat Belajar Sejarah Terhadap Sikap Sikap
Nasionalisme Siswa
Pada tebal ringkasan anava dua jalan dua sel di atas dapat
dilihat bahwa untuk baris (A) yaitu minat belajar terhadap sikap
nasionalisme diperoleh hasil Fhitung sebesar 6.124 sedangkan Ftabel pada
taraf signifikansi 0,05 yaitu 3,97. Jadi Fhitung > Ftabel. dengan demikian
hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh minat belajar
terhadap sikap nasionalisme ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan
sikap nasionalisme pada siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan
siswa yang memiliki minat belajar rendah di kelas XI SMA BOPKRI 2
Yogyakarta.
b. Pengaruh Prestasi Belajar Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme
Siswa
Pada tebal ringkasan anava dua jalan dua sel di atas dapat
dilihat bahwa untuk baris (B) yaitu prestasi belajar terhadap sikap
nasionalisme diperoleh hasil Fhitung sebesar 6.123 sedangkan Ftabel pada
taraf signifikansi 0,05 yaitu 3,97 Jadi Fhitung > Ftabel. Dengan demikian
hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh prestasi belajar
terhadap sikap nasionalisme ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan
sikap nasionalisme pada siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dan siswa yang memiliki prestasi belajar rendah di kelas XI SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta.
c. Interaksi Antara Minat Belajar Sejarah dan Prestasi Belajar
Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa
Dari analisis anava dua jalan sama sel di atas, interaksi antara minat
belajar dan prestasi belajar terhadap sikap nasionalisme siswa
diperoleh hasil Fhitung sebesar 18.448 dan Ftabel pada taraf signifikan
0,05 adalah 3,97 atau Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis nol
(Ho) yang menyatakan tidak ada interaksi antara minat belajar dan
prestasi belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa ditolak. Hal
ini berarti bahwa ada keterkaitan secara langsung antara minat belajar
dan prestasi belajar siswa dalam mempengaruhi sikap nasionalisme
siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
4. Uji Joli
Dari hasil uji hipotesis terdapat interakasi antara minat belajar
sejarah dengan prestasi belajar sejarah yang mempengaruhi sikap
nasionalisme siswa. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan itu,
dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan Uji Joli terlihat dalam tebel
berikut :
Tabel 10
Uji Joli Antar Sel Minat Belajar Tinggi dan Prestasi Belajar Tinggi
Dengan Minat Belajar Rendah dan Prestasi Belajar Tinggi
Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan
(A1/B1 dan A2/B1) 0,78 3,97 0,05 Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan Uji Joli diketahui bahwa Lhitung < Ltabel, berarti tidak terdapat
perbedaan yang signifikan untuk sikap nasionalisme siswa antara siswa
yang mempunyai minat belajar tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi
dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah dan siswa yang
memiliki prestasi belajar sejarah tinggi.91
C. Pembahasan
1. Pengaruh Minat Belajar Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa
Berdasarkan analisis data diketahui ada perbedaan sikap
nasionalisme siswa antara siswa yang memiliki minat belajar sejarah
tinggi dan siswa yang memiliki minat belajar sejarah rendah. Dari data
yang diperoleh, dapat diketahui bahwa minat belajar yang tinggi akan
menghasilkan sikap nasionalisme yang tinggi, sedangkan minat belajar
yang rendah akan menghasilkan sikap nasionalisme yang rendah.
Dari hasil uji hipotesis, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah
siswa berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa. Siswa yang
memiliki minat tinggi akan menunjukkan sikap nasionalisme yang tinggi
dan siswa yang memiliki minat rendah akan menunjukkan sikap
nasionalisme yang rendah pula, yang dapat dilihat dari hasil perhitungan
bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 6.124 > 3,97.
Siswa yang memiliki minat belajar sejarah yang tinggi berbeda
dengan siswa yang memiliki minat belajar sejarah yang rendah. Siswa
91 Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
yang berminat tinggi memiliki aktivitas yang tinggi dalam proses
pembelajaran sejarah baik dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan
minat belajar tinggi siswa juga memiliki kesadaran sejarah yang tinggi.
Siswa yang memiliki minat dan kesadaran sejarah sejarah dapat dilihat
pada aktivitas siswa seperti rajin mencatat, membaca buku sejarah,
membuat laporan bertemakan sejarah, menonton film/video dokumenter
sejarah, serta senang mengunjungi tempat-tempat bersejarah.
Siswa yang berminat tinggi akan cenderung bersemangat untuk
belajar sehingga akan memiliki kesadaran sejarah tinggi yang dapat
menumbuhkan semangat nasionalisme. Hal ini sesuai dengan konsep
minat menurut Slameto bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan
rasa lebih ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Oleh sebab itu, peran guru dalam hal ini sangat dibutuhkan
untuk menumbuhkan serta meningkatkan minat dalam diri masing-masing
siswa.
Guru dapat menyajikan pembelajaran sejarah yang yang lebih
menarik perhatian siswa sehingga siswa berminat untuk lebih dalam
pempelajari sejarah. Dengan adanya minat belajar yang tinggi, siswa akan
memiliki semangat terus menerus untuk mempelajari sejarah. Tetapi siswa
yang tidak memiliki minat belajar sejarah maka siswa tidak mau berusaha
untuk mempelajarinya, bahkan siswa merasa bosan untuk mempelajari
sejarah. Semakin tinggi minat yang dimiliki oleh siswa, semakin tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pula sikap nasionalisme siswa. Semakin rendah minat belajar sejarah yang
dimiliki siswa, maka semakin rendah pula sikap nasionalismenya.
2. Pengaruh Prestasi Belajar Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme
Siswa
Berdasarkan analisis data, dapat diketahui ada perbedaan sikap
nasionalisme antara siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah tinggi
dan siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah rendah. Dari data yang
diperoleh dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi,
menghasilkan sikap nasionalisme yang tinggi. Sedangkan siswa yang
memiliki prestasi belajar rendah, menghasilkan sikap nasionalisme yang
rendah pula.
Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa prestasi belajar sejarah
siswa berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa. Hasil ini sesuai
dengan hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan sikap
nasionalisme siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah tinggi dan siswa
yang memiliki prestasi belajar sejarah rendah, yang dapat dilihat dari hasil
perhitungan Fhitung > Ftabel yaitu 6.123 > 3,97.
Berdasarkan hasil di atas siswa yang memiliki prestasi belajar
sejarah tinggi akan memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Sedangkan
siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah rendah akan memiliki sikap
nasionalisme yang rendah.
Pelajaran sejarah sangat penting untuk siswa, karena pelajaran
sejarah dapat memberikan pengatahuan jati diri bangsanya. Anak didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mengetahui masa lalu bangsa dan negaranya sehingga dapat membantu
siswa menumbuhkan rasa cinta tanah air. Selain itu pelajaran sejarah
membantu siswa menumbuhkan kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah
tersebut dapat membentuk kesadaran nasional.
Prestasi belajar sejarah merupakan bukti penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran sejarah. Prestasi belajar sejarah siswa sangat
bergantung pada keadaan dam kemampuan siswa. Siswa yang tekun, rajin
dalam belajar akan sedikit menghadapi kesulitan belajar dari pada siswa
yang malas belajar. Agar siswa mendapatkan prestasi yang tinggi maka
guru perlu menumbuhkan semangat yang tinggi kepada siswa untuk
mempelajari sejarah dengan cara menyajikan pembelajaran sejarah secara
menarik dan berguna dalam kehidupan siswa sehari-hari, karena pelajaran
sejarah dapat membantu siswa untuk mengembangkan rasa cinta tanah
air.92
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh prestasi
belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa. Hal ini berarti
membuktikan bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah yang
tinggi akan memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Sedangkan siswa
yang memiliki prestasi belajar rendah akan memiliki sikap nasionalisme
yang rendah pula.
92 I Gde Widja, loc. Cit hal 27-29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3. Interaksi Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Terhadap Sikap
Nasionalisme Siswa
Penelitian ini ada interaksi antara minat belajar sejarah dan prestasi
belajar sejarah terhadap sikap nasionalisme siswa. Dari hasil perhitungan
terlihat bahwa minat belajar dan prestasi belajar berkaitan erat dalam
mempengaruhi sikap nasionalisme siswa. Hal ini berarti siswa yang
memiliki minat dan prestasi belajar sejarah tinggi akan berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa. Siswa yang memiliki minat belajar
tinggi akan menghasilkan prestasi belajar sejarah tinggi. Siswa yang
memiliki prestasi belajar tinggi memiliki kesadaran sejarah yang tinggi
pula yang dapat membantu siswa menumbuhkan cinta tanah air. Hal ini
berarti siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah tinggi akan memiliki
sikap nasionalisme yang tinggi pula, yang dapat dilihat dari perhitungan
bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 18.448 > 3,97.
Minat belajar siswa menjadikan siswa tertarik untuk mempelajari
sejarah secara terus menerus. Ketertarikan siswa mempelajari sejarah
dapat membantu siswa mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-
sungguh sehingga siswa mudah dalam memahami apa yang dipelajari.
Keinginan untuk belajar yang dimiliki siswa untuk mempelajari sejarah
dapat menjadi tolak ukur tinggi rendah minat yang dimiliki siswa.
Semakin besar minat seseorang semakin besar perhatiannya. Belajar dalam
jangka panjang tidak mungkin berlangsung tanpa adanya perhatian yang
besar, padahal belajar tekun menjadi prasyarat untuk menguasai pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dan memperdalam pemahaman.93 Prestasi belajar sejarah yang dimiliki
siswa merupakan hasil yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran
berupa nilai dalam bentuk angka. Siswa yang tekun, rajin dan disiplin akan
memiliki prestasi belajar tinggi, dan cenderung selalu berusaha untuk
mempertahankan prestasinya yang didukung minatnya untuk belajar
secara terus menerus.
Interaksi antara minat dan prestasi belajar dapat dilihat dari sikap
yang ditunjukkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki
minat tinggi akan cenderung lebih aktif mengikuti pembelajaran sejarah
baik di kelas maupun di luar kelas, seperti rajin mencatat, menulis,
menonton film sejarah, membuat laporan sejarah. Kreativitas yang dimiliki
siswa tersebut membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
pembelajaran sejarah. Belajar yang didasari minat tinggi akan lebih
menyenangkan sehingga mudah untuk memahami materi pembelajaran
dan siswa yang demikian akan memiliki prestasi belajar sejarah yang
tinggi. Semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin tinggi pula
prestasi yang dimiliki oleh siswa dan berpengaruh terhadap sikap
nasionalisme siswa.
93 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Jilid 1, Yogyakarta : Pusat Belajar Ilmu Berguna,
2002, hal 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki minat
belajar sejarah tinggi dan siswa yang memiliki minat belajar sejarah
rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa Fhitung sebesar
6.124,18 dan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 adalah 3,97, jadi Fhitung >
Ftabel. Hal ini berarti H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan sikap
nasionalisme antara siswa yang memiliki minat belajar sejarah tinggi dan
siswa yang memiliki minat belajar sejarah rendah ditolak. Dengan
demikian siswa yang memiliki minat belajar sejarah tinggi memiliki sikap
nasionalisme yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki minat
belajar sejarah rendah. Siswa yang memiliki minat belajar sejarah tinggi
cenderung memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.
2. Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki prestasi
belajar sejarah tinggi dan siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah
rendah. Hal ini dapat dilihat pada perhitungan bahwa Fhitung sebesar
6.123,332 dan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 adalah 3,97, jadi Fhitung >
Ftabel. Hal ini berarti H0 yang menyatakan tidak ada perbedaan sikap
nasionalisme antara siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah tinggi
dan siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah rendah ditolak. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
demikian siswa yang mempunyai prestasi belajar sejarah tinggi memiliki
sikap nasionalisme yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki
prestasi belajar sejarah rendah. Pelajaran sejarah dapat menumbuhkan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam diri siswa, hal ini berarti siswa yang
memiliki prestasi belajar sejarah tinggi cenderung memiliki sikap
nasionalisme yang tinggi.
3. Ada interaksi antara minat belajar sejarah dan prestasi belajar sejarah
dalam mempengaruhi sikap nasionalisme siswa. Hal ini dapat dilihat dari
hasil perhitungan bahwa Fhitung sebesar 18.448,26 dan Ftabel pada taraf
signifikansi 0,05 asalah 3,97 atau Fhitung > Ftabel. Hal ini berarti H0 yang
menyatakan tidak ada interaksi antara minat dan prestasi belajar sejarah
terhadap sikap nasionalisme siswa di tolak. Dengan demikian ada interaksi
antara minat belajar sejarah dan prestasi belajar sejarah terhadap sikap
nasionalisme siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Siswa yang
memiliki minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi
memiliki sikap nasionalisme yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang
memiliki minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah rendah.
Minat dan prestasi belajar sejarah yang dimiliki siswa berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme yang dimiliki siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tinggi rendahnya
minat belajar mepengaruhi tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
siswa. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan terlibat secara aktif
dalam pembelajaran sejarah. Keaktifan ini akan menumbuhkan pemahaman
dan kesadaran sejarah dalam diri siswa. Pemahaman yang dimilikii siswa
dapat membantu siswa menemukan nilai-nilai penting pada pembelajaran
sejarah. Kesadaran sejarah mendorong siswa menemukan identitas bangsa
yang dapat menumbuhkan semangat nasionalisme, patriotisme dan
sebagainya. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan cenderung
aktif seperti membuat laporan sejarah, membuat video dokumenter, atau
menulis karya ilmiah sejarah. Kesadaran yang timbulkan karena minat akan
berpengaruh pada sikap nasionalisme siswa, semakin tinggi minat belajar
sejarah semakin tinggi sikap nasionalisme yang dimiliki oleh siswa.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tinggi rendahnya prestasi
belajar sejarah berpengaruh pada sikap nasionalisme siswa. Siswa yang
memiliki prestasi belajar tinggi, berarti mampu mencapai tujuan pembelajaran
sejarah. Tercapainya tujuan pembelajaran oleh siswa berarti bahwa siswa
memiliki kesadaran sejarah. Tinggi rendahnya pestasi belajar sejarah
mempengaruhi tinggi rendahnya kesadaran sejarah yang dimiliki oleh siswa.
Siswa yang memiliki kesadaran sejarah yang tinggi semakin tinggi pula sikap
nasionalisme yang dimiliki siswa.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya interaksi antara minat
belajar dan prestasi belajar terhadap sikap nasionalisme siswa. Tinggi
rendahnya minat belajar belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar yang
diperoleh siswa. Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
prestasi belajar tinggi dibandingkan dengan siswa yang memilliki minat
belajar rendah yang menjadikan sikap nasionalisme siswa tinggi. Siswa yang
berminat akan cenderung aktif seperti menulis laporan sejarah, mempelajari
penulisan sejarah, menceritakan periswa sejarah. Dengan demikian siswa
memiliki pengetahun, pemahaman dan kesadaran sejarah yang menjadikan
siswa mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air dalam diri siswa.
C. Saran
1. Bagi Orang Tua
Pendidikan dari orang tua sangat penting dan dibutuhkan oleh
anaknya. Orang tua dapat menumbukan minat belajar anaknya karena
minat belajar tidak dibawa sejak lahir melainkan tumbuh selama proses
pendidikan. Orang tua harus menyadari bahwa anak membutuhkan
perhatian dan dukungan dalam belajar, sehingga orang tua bisa
memberikan arahan positif bagi kemajuan anak dalam belajar.
2. Bagi Guru Sejarah
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha
menumbuhkan minat belajar sejarah siswa. Untuk menumbuhkan dan
meningkatkan minat belajar sejarah siswa, guru dituntut untuk mampu
menyajikan pembelajaran sejarah lebih menarik, mengunjungi objek-objek
wisata sejarah sehingga disenangi oleh siswa. Pembelajaran yang menarik
perhatian siswa akan menumbuhkan minat belajar yang tinggi pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi memiliki prestasi belajar
yang tinggi dari pada siswa yang memiliki minat belajar yang rendah.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Untuk pengembangan lebih lanjut perlu diadakan penelitian
lanjutan yang lebih besar jumlah populasinya maupun ruang lingkupnya,
sehingga dari penelitian tersebut dapat diperoleh perbandingan hasil yang
lebih berarti.
4. Bagi Sekolah
Hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar untuk menumbuhkan minat belajar
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdulgani, R. 1987. Indonesia Menatap Masa Depan. Jakarta: Pustaka Merdeka.
Anton, M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ary, D. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya. Usaha
Nasional.
Badri Yatim. 1985. Soekarno Islam dan Nasionalisme. Jakarta: Inti Sarana
Aksara.
Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta. ANDI.
Ekomadyo, I.J. 2009. Prinsip Komunasi yang Efektif Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Anak. Bandung:Simbiosa Rekatama Media.
Gottschlak, L. 1975. Mengerti Sejarah (terjemahan Nugroho Notosusanto).
Jakarta: Universitas Indonesia
Hans Kohn. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga.
Hill, C.P. 1965. Saran-saran Tentang Pengajaran Sejarah (terjemahan Hasan
Wirasutina). Jakarta: Perpustakaan Perguruan Kementrian Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
I Gde Widja. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif Pendidikan.
Semarang. Satya Wacana.
_______ . 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran
Sejarah. Jakarta: Departemen P dan K.
Kodhi, S.A. dan R. Soejadi. 1988. Filsafat, Idioogi dan Wawancara. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya.
Koentjaningrat. 1991. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
_______ . 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rusdakarya.
Nana Sudjana. 1989. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
_______ . 1990. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
_______ . dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Nasution, S. 1982. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah
Nasional Indonesia (1). Jakarta. Balai Pustaka.
Purwanto, M.N. 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:
Rosdakarya.
Rochman, N. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen P dan K.
Sanapiah Faisal. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sardiman, A.M. 1989. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali.
Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekaran Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah.
Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
S. K. Kochhar. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta:
Grasindo.
Slamet Mulyana. 1968. Nasionalisme sebagai Modal Perjuangan Bangsa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
Aksara.
_______ . 1992. Pengantar Statistik Terapan. Surakarta: Universitas Negeri
Surakarta.
Suharsimi Arikunto. 1986. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
_______ . 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina
Aksara.
Sukardi, D.K. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara
Sumadi Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Suwarno. 2007. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: PT Renika Cipta.
The Liang Gie. 2002. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu
Berguna.
UU RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Sekretariat
BMPTSI, Himpunan Perundang-undangan tentang Pendidikan Tinggi di
Indonesia. Jakarta: BMTSI, 1992.
W.S. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia.
_______ . 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penyusunan Proposal √ √ √
2 Revisi Proposal √ √
3 Persiapan Penelitian √ √
4 Penyusunan Instrumen √ √ √ √
5 Penyebaran Kuesioner √ √
6 Analisis Data √ √ √
7 Pembuatan Laporan √ √ √ √
8 Penyelesaian Laporan Akhir
9 Penggandaan Laporan Akhir
10 Penyerahan Laporan Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
KISI-KISI KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Variabel X1 = Minat Belajar
Variabel X2 = Prestasi Belajar
Variabel Y = Sikap Nasionalisme
Variabel Definisi Operasional
Variabel
Indikator Sub Indikator Butir Kuesioner
Minat Belajar Minat belajar sejarah
adalah perasaan lebih
suka dan rasa
ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa
ada yang menyuruh,
seperti mengunjungi
tempat bersejarah,
mendengarkan cerita
sejarah, membuat
dokumentasi/laporan
tentang sejarah,
mencatat/menulis, serta
menonton film atau
Membaca
Menulis/mencatat
Membaca buku sejarah,
membaca koran yang
berisi tentang sejarah,
membaca komic
sejarah, membaca
artikel tentang sejarah di
internet
Mencatat penjelasan
guru, menulis karya
ilmiah tentang sejarah,
menyusun laporan
perjalan ditempat
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 47,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
acara-acara yang
berkaitan dengan
sejarah.
Menonton
Mendengarkan
Mengunjungi tempat
bersejarah
Kreatifitas
bersejarah
Menonton film
bertemakan sejarah,
menonton tayangan tv
tentang sejarah,
menonton video sejarah
di situ web (youtube)
menonton wayang
Mendengarkan
penjelasan guru,
mendengarkan cerita
sejarah
Mengunjungi obyek
bersejarah, seperti
candi, museum, keratin
dan pameran sejarah
Membuat mading
tentang sejarah,
membuat video
documenter tentang
sejarah, membuat
artikel, membuat puisi
tentang sejarah dan
19, 20, 21, 22, 23, 24,
36,
25, 26, 27, 28, 29, 30,
37, 38,
31, 32, 33, 34, 35, 39,
40,
41, 42, 43, 44, 45, 46,
48, 49, 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
cerpen tentang sejarah.
Sikap Nasionalisme Sikap nasionalisme
adalah menempatkan
persatuan dan kesatuan
bangsa diatas
kepentingan pribadi atau
golongan, rela
berkorban untuk
kepentingan bangsa dan
negara, cinta tanah air
dan bangsa, bangga
sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah
air Indonesia,
memajukan pergaulan
demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang
ber-Bhineka Tunggal
Ika, hormat pada
bendera merah putih
dan mengembangkan
sikap tenggang rasa atau
solidaritas menjunjung
tinggi keberagaman
Cinta tanah air dan
bangsa
Rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan
negara
Bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah
air Indonesia
Mengembangkan sikap
tenggang rasa dan
solidaritas
Hormat kepada bendera
merah putih,
menyanyikan lagu
Indonesia raya,
mengikuti upacara
bendera, menampilkan
budaya daerah,
Menjaga kebersihan,
ketertiban dan
keamanan.
Memakai produk dalam
negeri
Menghargai
keberagaman, tertib
berlalu lintas,
menolong, setiakawan,
perasaan senasib
1, 2, 12, 19, 20, 21, 30,
31, 33, 36, 48, 49,
5, 6, 8, 9, 14, 15, 16, 22,
39, 40, 41, 46, 50
3, 4, 7, 11, 24, 28, 29,
35, 37, 38, 42,
10, 13, 17, 18, 25, 26,
27, 32, 34, 43, 44, 45,
47,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
KUESIONER MINAT BELAJAR DAN SIKAP NASIONALISME SISWA
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pernyataan dalam kuesioner ini dengan teliti dan jawablah
setiap pernyataan tersebut.
2. Berilah tanda cek list (√ ) pada satu pilihan anda ke dalam kolom yang
tersedia
(SS) Sangat Setuju
(S) Setuju
(RR) Ragu-ragu
(TS) Tidak Setuju
(STS) Sangat Tidak Setuju
3. Isi dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan anda yang sebenarnya,
kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan tidak memperngaruhi nilai anda.
KUESIONER I
MINAT BELAJAR SEJARAH
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS S RR TS STS
1 Saya suka membaca buku-buku sejarah
2 Saya suka menggangu teman ketika pelajaran
sejarah
3 Membaca buku pelajaran sejarah mudah untuk
saya pahami
4 Ketika ulangan saya tidak pernah mendapat nilai
yang bagus
5 Saya suka membaca komik sejarah
6 Membaca buku pelajaran sejarah membuat saya
bosan
7 Saya suka membaca koran bertemakan sejarah
8 Saya lebih memilih membaca berita bola dari pada
artikel sejarah
9 Saya selalu mencatat penjelasan guru di kelas
10 Saya tidak pernah mencatat penjelasan guru di
kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
11 Saya suka meringkas buku sejarah
12 Saya tidak suka menulis hal penting mengenai
sejarah
13 Saya suka membuat catatan tentang peristiwa
penting dalam sejarah
14 Saya selalu kesulitan menyusun karya ilmiah
bertemakan sejarah
15 Saya pernah membuat risensi buku sejarah
16 Saya tidak suka meringkas buku sejarah
17 Saya suka membuat laporan perjalanan ke tempat
wisata sejarah
18 Saya mudah bosan membuat tulisan sejarah
19 Saya suka menonton film yang berjudul
“Soekarno”
20 Saya lebih suka menonton anime
21 Saya suka menonton film-film bertemakan sejarah
22 Saya lebih suka menonton sinetron dari pada film
sejarah
23 Bagi saya film sejarah dapat memberikan ispirasi
24 Bagi saya film sejarah membosankan
25 Saya suka mendengarkan penjelasan guru
26 Bagi saya penjelasan guru tentang sejarah
membosankan
27 Saya suka mendengarkan cerita-cerita sejarah
28 Saya suka mendengarkan cerita-cerita menghibur
29 Saya selalu mendengarkan teman berbicara di
depan kelas
30 Saya sering berbicara dengan teman ketika
pelajaran sejarah berlangsung
31 Saya pernah mengunjungi Candi Prambanan
32 Saya tidak banyak mengetahui tempat bersejarah
di Yogya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
33 Saya tertarik mengunjungi berbagai tempat
bersejarah di daerah saya
34 Saya tidak tertarik mengunjungi obyek wisata
sejarah
35 Saya suka mengunjungi pameran sejarah
36 Saya suka menonton ke bioskop dari pada
pameran sejarah
37 Saya suka mengikuti seminar tentang sejarah
38 Seminar sejarah tidak memiliki arti penting untuk
kehidupan
39 Saya suka mengunjungi museum sejarah
40 Pergi ke museum hanya membuang waktu
41 Saya pernah membuat mading tentang sejarah
42 Saya suka membuat mading olah raga khususnya
sepak bola
43 Saya pernah membuat video dokumenter sejarah
44 Video dokumenter sejarah tidak berguna untuk
permbelajaran
45 Saya pernah membuat kliping tentang sejarah
46 Saya suka membuat kliping tentang artis idola
47 Saya pernah menulis artikel tentang sejarah
48 Bagi saya menulis artikel sejarah sangat
menyulitkan
49 Saya pernah membuat puisi tentang sejarah
50 Bagi saya menulis puisi romantic lebih
menyenangkan dari pada puisi sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KUESIONER II
SIKAP NASIONALISME
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS S RR TS STS
1 Kekayaan alam Indonesia yang melimpah
perlu dijaga kelestariannya
2 Keletarian alam Indonesia merupakan
tanggung jawab pemerintah
3 Kebudayaan Indonesia harus diperkenalkan
kepada negara asing
4 Menurut saya budaya lokal sangat
membosankan bagi kehidupan sehari-hari
5 Kebersihan dan keindahan lingungan sekolah
bukan tanggung jawab saya sebagai siswa,
melainkan tanggung jawab penjaga sekolah
6 Rasa bersedia menolong orang lain tanpa
meminta imbalan
7 Saya bangga menggunakan hasil produksi
dalam negeri
8 Keutuhan bangsa Indonesia adalah tanggung
jawab kita bersama
9 Menurut saya teror yang terjadi di bangsa
Indonesia bukan tanggung jawab saya,
melainkan tanggung jawab pemerintah
10 Dalam bergaul saya tidak membedakan suku,
ras dan agama
11 Saya lebih sering mengikuti pola kehidupan
bangsa lain daripada pola kehidupan bangsa
Indonesia.
12 Jika disuruh memilih, saya lebih suka menjadi
warga negara Amerika Serikat karena
negaranya modern.
13 Dalam rangka memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa, rasa kesetiakawanan itu tidak
penting
14 Apabila Indonesia mengalami kekacauan, saya
akan berkorban untuk menjaga keutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
bangsa dan negara
15 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
merupakan tugas apparat keamanan
16 Saya rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara
17 Rasa kesetiakawanan sangat diperlukan untuk
menjaga keutuhan bangsa
18 Saya tidak akan menaati peraturan yang
berlaku, karena peraturan hanya mengganggu
saja
19 Upacara bendera tidak penting dilakukan
20 Setiap pagi saya selalu menyanyikan lagu
kebangsaan kita
21 Hafal lagu kebanggsaan kita tidak bermanfaat
22 Apabila salah satu pulau di negara ini dijajah,
saya tidak perlu membantu karena itu bukan
tanggung jawab saya
23 Hasil produksi luar negeri lebih bermutu dari
pada hasil produksi dalam negeri
24 Keanekaragaman budaya bangsa Indonesia
hanya menjadi sumber masalah
25 Saya bangga dengan keanekaragaman budaya
bangsa ini
26 Sebagai warga negara Indonesia, saya wajib
menaati dan melaksanakan peraturan yang
berlaku
27 SIM tidak penting untuk dimiliki pengendara
28 Saya malu mengaku sebagai warga negara
Indonesia
29 Saya memiliki impian mewakili Indonesia
dalam lomba tingkat internasional
30 Saya harus khidmad saat mengikuti upacara
bendera
31 Saya sering berpura-pura sakit ketika ada
upacara bendera
32 Dalam memilih teman, saya hanya berteman
dengan orang yang satu suku dengan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
33 Setiap tanggal 17 agustus, saya selalu
mengikuti upacara bendera
34 Saya wajib mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara untuk memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa
35 Saya bangga sebagai warga negara Indonesia
dan bertanah air Indonesia
36 Saya selalu mengganggu teman ketika upacara
bendera
37 Saya bangga memakai pakaian batik
38 Saya suka mengikuti gaya berpakaian negara
asing yang sedang tren
39 Pembangunan Indonesia sebaiknya dilakukan
oleh pemerintah saja
40 Bagi saya membuang sampah pada tempatnya
hanya mempersulit diri sendiri
41 Sikap nasionalisme hanya menjadi tanggung
jawab pihak sekolah
42 Barang-barang import lebih berkualitas
daripada barang produksi dalam negeri
43 Menciptakan kerukunan antar umat beragama
merupakan tanggung jawab masing-masing
pemuka agama
44 Menjelang peringatan HUT RI saya selalu
aktif ikut bergotong royong membersihkan
lingkungan
45 Bagi saya pemilihan umum itu tidak penting,
karena hanya akan menghabiskan uang negara
46 Kebersihan sekolah merupakan tanggung
jawab semua warga sekolah
47 Saya bisa memberikan kesempatan kepada
teman untuk beribadah
48 Bagi saya menontot pertunjukan tari
tradisional sungguh membosankan
49 Sumber daya alam Indonesia sebaiknya
diberikan kepada pihak asing untuk dikelola
karena Indonesia belum mampu untuk
mengelola sumber daya yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
50 Memerangi kemiskinan di Indonesia
merupakan tanggung jawab semua masyarakat
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DATA MENTAH
NO NIS Minat Prestasi Nasionalisme
1 14686 84 75 68,4
2 14800 82.4 70 76.8
3 14738 82.4 81 88
4 14798 81.6 78 82
5 14672 80.4 78 73.6
6 14793 80 85 87.2
7 14696 77.2 79 96.4
8 14690 76.8 82 89.2
9 14703 76.8 80 81
10 14730 75.2 77 89.2
11 14706 74.8 77 83.2
12 14724 74.4 79 82.4
13 14711 74.4 90 83.2
14 14684 74.4 79 78.8
15 14676 74 77 83.6
16 14756 73.6 75 85.6
17 14786 73.6 80 89.2
18 14788 72.4 80 86.4
19 14698 72.4 75 88
20 14980 72 79 85.2
21 14707 71.6 78 93.6
22 14695 71.6 80 87.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
23 14683 71.6 81 89.2
24 14766 71.2 77 88.8
25 14699 70.8 75 72.4
26 14727 70.8 77 75.6
27 14701 70.8 79 82.8
28 14668 70.4 79 87.4
29 14702 70 85 82.4
30 14739 69.6 77 78.4
31 14749 69.6 77 59.2
32 14705 69.6 78 92.4
33 14710 69.6 78 92.4
34 14752 69.2 79 46.8
35 14796 68.8 82 76.8
36 14731 68.8 76 92
37 14809 67.6 79 86.8
38 14777 67.2 75 54
39 14721 67.2 85 79.2
40 14748 67 82.4 75
41 14763 66.8 65 80
42 14791 66.8 80 79.2
43 14709 66.8 79 79.6
44 14978 66.8 75 79.2
45 14771 66.4 80 87.2
46 14981 66.4 77 79.6
47 14700 66.4 81 83.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
48 14722 66.4 80 81.6
49 14742 66 82 86.8
50 14670 66 78 84.4
51 14720 65.6 76 85.2
52 65.2 80 79.2
53 14803 64.8 75 82.4
54 14990 64.4 79 76
55 14687 64.4 78 84.4
56 14726 64.4 79 83.4
57 14693 64 78 84.8
58 14688 62.4 76 81.6
59 14760 62 80 74
60 14734 61.2 80 84
61 14677 61.2 84 75.2
62 14795 60.8 77 85.2
63 14680 60.8 72 74.8
64 14729 60.4 78 90.4
65 14697 59.6 77 75.4
66 14689 59.2 75 77.8
67 14674 58.8 79 76.2
68 14691 58.4 77 80.8
69 14732 58.4 79 86.4
70 14733 58 79 74.4
71 14681 58 78 78.4
72 14719 57.2 75 50.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
73 14682 56.8 81 76
74 14759 53.6 79 72.4
75 14678 53.2 79 80.8
76 14715 52.4 81 80.4
77 14675 52.4 79 85.2
78 14740 49.6 81 60.8
79 14750 48.8 79 77.2
80 14716 40.8 76 71.2
Rata-rata 66.84 79.49 80.53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
VALIDITAS VARIABEL MINAT BELAJAR SEJARAH (X1)
Dari kuesioner variabel minat belajar sejarah diperoleh hasil sebagai berikut
N0 Butir Pernyataan
Y Y² 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 201 40401
2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 5 2 3 4 1 2 3 4 5 2 3 4 3 4 4 2 3 1 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 4 143 20449
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 5 174 30276
4 4 5 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 167 27889
5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 3 2 4 4 5 5 3 5 5 5 2 1 2 3 4 5 4 4 4 4 1 4 3 1 4 3 5 174 30276
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1 4 3 2 4 5 2 2 3 4 1 4 4 5 5 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 3 4 4 4 2 3 1 1 3 122 14884
7 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2 1 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 4 2 4 173 29929
8 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 3 4 5 0 5 3 3 4 4 5 1 3 5 3 3 3 3 3 4 2 5 4 4 5 3 5 4 2 3 4 2 3 184 33856
9 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 3 134 17956
10 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 5 2 4 4 4 4 3 4 167 27889
11 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 5 3 4 3 4 3 3 4 5 5 4 4 3 4 5 2 3 3 4 3 3 2 3 2 5 5 5 4 3 3 3 5 5 4 4 4 3 178 31684
12 4 4 3 4 3 3 5 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 5 3 4 4 3 2 4 4 5 4 4 5 5 4 2 3 1 4 4 1 4 3 1 4 4 4 2 3 2 2 4 166 27556
13 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 3 2 4 4 5 5 3 5 5 5 2 1 2 3 4 5 4 3 2 2 1 4 3 1 4 3 5 168 28224
14 2 4 4 2 3 3 5 3 3 3 2 4 3 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 2 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 2 5 4 4 2 3 4 3 5 184 33856
15 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 1 5 4 3 2 5 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 5 1 3 5 2 3 4 4 2 3 4 5 2 4 3 3 3 5 3 3 3 2 5 181 32761
16 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 3 167 27889
17 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 3 2 3 3 3 4 3 2 5 5 5 4 4 3 4 5 2 3 4 4 5 5 3 4 4 5 5 5 3 5 3 4 5 5 4 3 5 200 40000
18 2 2 2 2 2 2 2 5 3 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 152 23104
19 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 172 29584
20 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 2 5 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 5 2 5 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 204 41616
21 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 2 5 5 4 5 3 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 5 206 42436
22 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 2 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 166 27556
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 210 44100
24 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 5 4 2 3 2 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 156 24336
25 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 3 2 3 3 3 4 5 5 5 2 5 4 5 5 3 3 4 3 3 5 5 1 3 4 3 1 2 3 3 5 1 3 3 3 4 148 21904
26 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 5 4 4 4 3 3 5 3 3 2 5 5 4 3 3 5 4 5 3 5 5 4 5 192 36864
27 4 3 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 5 5 4 3 3 4 2 4 2 1 5 1 2 2 2 1 1 3 5 4 4 2 3 3 4 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 146 21316
28 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 5 3 5 3 3 3 2 5 1 1 1 1 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 1 1 3 2 3 3 3 5 149 22201
29 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 5 4 3 3 4 5 5 4 2 3 4 2 4 2 1 5 5 4 1 5 4 5 5 2 5 1 4 5 4 5 2 1 2 5 5 5 5 5 5 5 181 32761
30 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 5 4 3 3 4 3 4 2 4 4 5 4 4 2 2 2 4 3 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 4 177 31329
Jmlh 107 111 96 102 94 95 98 95 95 91 92 110 94 96 92 119 118 117 100 105 101 103 119 104 84 119 104 128 96 94 108 100 101 98 87 94 83 116 118 113 100 89 107 94 118 104 102 109 97 125 5142 894882
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Mencari t dan signifikansi minat belajar siswa
t =𝑟 . √𝑛−2
√1−𝑟2
Tabel data yang dimasukan dalam rumus
X r r2 √𝑛 − 2
r
√𝑛 − 2 1–r2 √1 − 𝑟2
𝑟 . √𝑛 − 2
√1 − 𝑟2 sig Keterangan
1 0,441 0.194 5,291 2,333 0.805 0.897 2,601 0,99 Valid
2 0,47 0.220 5,291 2,486 0.779 0.882 2,819 0,995 Valid
3 0,41 0.168 5,291 2,169 0.831 0.912 2,379 0,975 Valid
4 0,386 0.149 5,291 2,042 0.851 0.922 2,215 0,975 Valid
5 0,648 0.419 5,291 3,428 0.580 0.761 4,505 0,995 Valid
6 0,649 0.421 5,291 3,433 0.578 0.760 4,518 0,995 Valid
7 0,574 0.329 5,291 3,037 0.670 0.818 3,713 0,975 Valid
8 0,552 0.304 5,291 2920 0.695 0.833 3,506 0,95 Valid
9 0,665 0.442 5,291 3,518 0.557 0.746 4,717 0,995 Valid
10 0,509 0.259 5,291 2,693 0.740 0.860 3,132 0,991 Valid
11 0,41 0.168 5,291 2,169 0.831 0.912 2,379 0,925 Valid
12 0,103 0.010 5,291 5,44 0.989 0.994 0,548 0,50 Gugur
13 0,65 0.422 5,291 3,439 0.577 0.759 4,531 0,999 Valid
14 0,44 0.193 5,291 2,328 0.806 0.897 2,595 0,995 Valid
15 0,417 0.173 5,291 2,206 0.826 0.908 2,430 0,975 Valid
16 0,283 0.080 5,291 1,497 0.919 0.959 0,561 0,50 Gugur
17 0,408 0.166 5,291 2,158 0.833 0.912 2,367 0,975 Valid
18 0,449 0.201 5,291 2,375 0.798 0.893 2,660 0,99 Valid
19 0,423 0.178 5,291 2,238 0.821 0.906 2,470 0,99 Valid
20 0,129 0.016 5,291 6,82 0.983 0.991 0,589 0,50 Gugur
21 0,48 0.230 5,291 2,539 0.769 0.877 2,896 0,995 Valid
22 0,312 0.097 5,291 1,650 0.902 0.950 0,538 0,50 Gugur
23 0,335 0.112 5,291 1,772 0.887 0.942 0,582 0,50 Gugur
24 0,38 0.144 5,291 2,010 0.855 0.924 2,176 0,975 Valid
25 0,55 0.302 5,291 2,910 0.697 0.835 3,485 0,991 Valid
26 0,221 0.048 5,291 1,169 0.951 0.975 0,199 0,50 Gugur
27 0,41 0.168 5,291 2,169 0.831 0.912 2,379 0,975 Valid
28 0,090 0.008 5,291 4,76 0.991 0.995 0,479 0,50 Gugur
29 0,170 0.028 5,291 8,99 0.971 0.985 0,613 0,50 Gugur
30 0,65 0.422 5,291 3,439 0.577 0.759 4,531 0,999 Valid
31 0,49 0.240 5,291 2,592 0.759 0.871 2,977 0,995 Valid
32 0,46 0.211 5,291 2,433 0.788 0.887 2,744 0,99 Valid
33 0,56 0.313 5,291 2,962 0.686 0.828 3,578 0,999 Valid
34 0,212 0.044 5,291 1,121 0.955 0.977 0,148 0,50 Gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
35 0,254 0.064 5,291 1,343 0.935 0.967 0,389 0,50 Gugur
36 0,246 0.060 5,291 1,301 0.939 0.969 0,343 0,50 Gugur
37 0,62 0.384 5,291 3,280 0.615 0.784 4,184 0,999 Valid
38 0,54 0.291 5,291 2,857 0.708 0.841 3,397 0,995 Valid
39 0,66 0.435 5,291 3,492 0.564 0.751 4,650 0,999 Valid
40 0,55 0.302 5,291 2,910 0.697 0.835 3,485 0,999 Valid
41 0,5 0.25 5,291 2,645 0.75 0.866 3,055 0,995 Valid
42 0,37 0.136 5,291 1,957 0.863 0.929 2,107 0,975 Valid
43 0,303 0.091 5,291 1,603 0.908 0.952 1,684 0,90 Valid
44 0,46 0.211 5,291 2,433 0.788 0.887 2,744 0,99 Valid
45 0,311 0.096 5,291 1,645 0.903 0.950 0,632 0,50 Gugur
46 0,310 0.096 5,291 1,640 0.903 0.950 1,727 0,95 Valid
47 0,5 0.25 5,291 2,645 0.75 0.866 3,055 0,995 Valid
48 0,67 0.448 5,291 3,544 0.551 0.742 4,778 0,999
5 Valid
49 0,51 0.260 5,291 2,698 0.739 0.860 3,138 0,995 Valid
50 0,55 0.302 5,291 2,910 0.697 0.835 3,485 0,999 Valid
Kesimpulan:
Dari 50 kuesioner yang gugur 12 item yaitu item
12,16,20,22,23,26,28,29,34,35,36,45
Item tersebut dinyatakan gugur karena tidak mencapai 75%
Dengan demikian item yang valid ada 38 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
VALIDITAS VARIABEL MINAT BELAJAR SEJARAH (X1)
Dari kuesioner variabel minat belajar sejarah diperoleh hasil sebagai berikut
N0 Butir Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 4
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5
4 4 5 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 1 3 1 4 3 5
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 4 2 4 1 4 1 1 2 1 1 2 1 3 2 3 4 4 2 3 1 1 3
7 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 4
8 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 3 5 3 3 4 3 5 3 3 4 2 5 4 4 5 3 5 2 3 4 2 3
9 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3
10 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 5 2 4 4 4 3 4
11 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 5 5 5 4 3 3 3 5 4 4 4 3
12 4 4 3 4 3 3 5 3 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 4 5 5 4 4 4 1 4 3 1 4 4 2 3 2 2 4
13 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 5 5 5 3 4 5 4 3 2 2 1 3 1 4 3 5
14 2 4 4 2 3 3 5 3 3 3 2 3 4 3 5 4 3 4 4 2 5 2 5 4 3 4 4 4 4 5 2 5 4 2 3 4 3 5
15 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 2 4 4 3 3 4 5 4 3 5 2 3 3 4 5 2 4 3 3 3 3 3 3 2 5
16 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 3
17 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 3 5 3 2 3 3 4 2 5 4 3 2 3 4 4 4 4 5 5 5 3 5 3 5 5 4 3 5
18 2 2 2 2 2 2 2 5 3 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4
19 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4
20 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5
21 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5
22 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
24 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 2 3 3 4 5 2 4 3 3 4 3 1 3 4 3 1 2 3 3 1 3 3 3 4
26 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 5 5 4 3 3 5 4 3 5 5 4 5
27 4 3 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4 5 4 3 4 2 1 1 2 1 1 3 2 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3 3
28 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 5 3 3 1 1 1 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 1 1 2 3 3 3 5
29 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 5 4 2 4 2 1 5 5 4 5 5 4 5 4 5 2 1 2 5 5 5 5 5 5
30 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 5 4 3 4 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 4
Jmlh 107 111 96 102 94 95 98 95 95 91 92 94 96 92 118 117 100 101 104 84 104 94 108 100 101 83 116 118 113 100 89 107 94 104 102 109 97 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Y Y² Ganjil Genap Awal Akhir X²
(Ganjil)
Y²
(Genap) XY
X²
(Awal)
Y²
(Akhir) XY
X Y X Y
152 23104 76 76 76 76 5776 5776 5776 5776 5776 5776
103 10609 53 50 47 56 2809 2500 2650 2209 3136 2632
134 17956 65 69 66 68 4225 4761 4485 4356 4624 4488
129 16641 64 65 57 72 4096 4225 4160 3249 5184 4104
133 17689 65 68 64 69 4225 4624 4420 4096 4761 4416
81 6561 46 35 41 40 2116 1225 1610 1681 1600 1640
137 18769 65 72 73 64 4225 5184 4680 5329 4096 4672
144 20736 74 70 77 67 5476 4900 5180 5929 4489 5159
97 9409 49 48 48 49 2401 2304 2352 2304 2401 2352
125 15625 60 65 57 68 3600 4225 3900 3249 4624 3876
134 17956 66 68 63 71 4356 4624 4488 3969 5041 4473
125 15625 66 59 63 62 4356 3481 3894 3969 3844 3906
127 16129 63 64 63 64 3969 4096 4032 3969 4096 4032
134 17956 68 66 64 70 4624 4356 4488 4096 4900 4480
134 17956 66 68 69 65 4356 4624 4488 4761 4225 4485
128 16384 63 65 62 66 3969 4225 4095 3844 4356 4092
150 22500 73 77 74 76 5329 5929 5621 5476 5776 5624
110 12100 56 54 50 60 3136 2916 3024 2500 3600 3000
127 16129 62 65 63 64 3844 4225 4030 3969 4096 4032
157 24649 81 76 78 79 6561 5776 6156 6084 6241 6162
160 25600 82 78 80 80 6724 6084 6396 6400 6400 6400
126 15876 61 65 65 61 3721 4225 3965 4225 3721 3965
162 26244 81 81 77 85 6561 6561 6561 5929 7225 6545
110 12100 55 55 59 51 3025 3025 3025 3481 2601 3009
94 8836 50 44 41 53 2500 1936 2200 1681 2809 2173
146 21316 73 73 74 72 5329 5329 5329 5476 5184 5328
105 11025 53 52 56 49 2809 2704 2756 3136 2401 2744
112 12544 53 59 57 55 2809 3481 3127 3249 3025 3135
140 19600 71 69 62 78 5041 4761 4899 3844 6084 4836
130 16900 64 66 72 58 4096 4356 4224 5184 3364 4176
3846 504524 1924 1922 1898 1948 126064 126438 126011 123420 129680 125712
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
RELIABILITAS MINAT BELAJAR
Untuk mencari reliabilitas dari variabel minat belajar menggunakan rumusa belah
dua:
Rumus:
Rxy = NΣXY−(∑X)(∑Y)
√{N∑X2 −(∑X)2 }{N∑Y2−(∑Y)2}
R11 =
2𝑟 121
2⁄⁄
(1+𝑟 1
212⁄⁄ )
a. Ganjil genap
∑X = 1924
∑Y = 1922
∑X2 = 126064 ∑Y2 = 126438
∑XY = 126011
Rxy = 30 126011−(1924)(1922)
√{30 . 126064 − (1924)2 }{30 . 126438−(1922)2}
= 3.780.330−3.697.928
√{3.781.920 − 3701776}{3793140−3694084}
= 82402
√{80144}{99056} =
82402
√7.938.744.064
= 82402
89.099,62 = 0,924
R11 =
2𝑟 121
2⁄⁄
(1+𝑟 1
212⁄⁄ )
= 2 . 0,924
1+0,924
= 1,848
1,924 = 0,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
VALIDITAS VARIABEL SIKAP NASIONALISME (Y) Dari kuesioner variabel sikap nasionalisme diperoleh hasil sebagai berikut
No Butir Pernyataan
Y Y² 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 4 1 3 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 184 33856
2 2 4 1 5 1 5 1 1 1 1 1 1 4 1 4 5 2 5 2 1 3 2 1 5 1 2 5 2 5 2 5 2 3 4 1 4 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 5 2 1 2 126 15876
3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 3 2 5 4 3 4 5 3 4 5 5 3 5 3 5 3 5 3 3 3 4 4 5 4 5 3 5 5 2 196 38416
4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 1 5 4 5 5 1 5 4 5 5 5 5 4 5 4 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 206 42436
5 4 2 2 5 5 4 4 2 2 2 2 2 5 2 4 5 3 5 3 1 1 1 4 5 2 3 5 2 2 1 4 4 5 5 3 2 1 2 3 1 2 1 1 3 4 5 5 2 4 1 148 21904
6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 3 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 3 5 5 3 5 5 5 3 4 1 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 220 48400
7 1 1 1 5 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5 1 1 1 117 13689
8 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 2 5 3 5 3 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 3 3 1 3 3 5 214 45796
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 181 32761
10 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 5 2 4 4 3 4 5 3 4 5 4 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 3 5 4 2 1 5 200 40000
11 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 2 2 5 1 2 5 4 1 5 4 3 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 3 1 4 4 3 5 5 5 5 5 2 5 4 3 4 5 202 40804
12 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 5 1 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 2 2 5 1 5 1 5 5 2 5 218 47524
13 2 2 2 5 5 4 2 4 2 2 2 2 1 2 4 1 3 5 3 1 1 1 2 5 2 3 5 2 3 1 4 4 5 5 3 4 1 2 3 1 2 1 1 3 4 1 5 2 4 1 135 18225
14 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 2 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 223 49729
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 1 4 4 1 4 5 5 5 4 1 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 5 5 5 4 5 5 3 4 5 216 46656
16 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 198 39204
17 3 3 1 5 5 5 1 1 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 218 47524
18 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 213 45369
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 3 2 2 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 192 36864
20 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 2 5 2 1 4 5 3 4 2 2 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 205 42025
21 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 192 36864
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 3 5 5 4 3 4 3 3 4 5 199 39601
23 1 1 1 5 1 5 1 1 1 4 5 1 1 1 5 1 1 5 1 1 5 5 1 5 2 1 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 171 29241
24 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 3 3 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 2 3 3 204 41616
25 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 3 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 3 226 51076
26 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 223 49729
27 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 2 5 2 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 4 224 50176
28 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 4 3 4 4 3 4 1 4 1 5 5 3 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 208 43264
29 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 1 2 5 2 1 4 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 220 48400
30 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 5 3 4 3 3 181 32761
jlh 116 116 117 136 124 139 120 116 122 117 120 106 101 97 114 93 95 131 103 100 119 108 84 144 105 100 136 118 138 118 132 133 130 138 120 135 115 109 101 128 110 122 123 125 110 125 121 104 112 114 5860 1169786
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Mencari t dan signifikansi sikap nasionalisme siswa
t =𝑟 . √𝑛−2
√1−𝑟2
Tabel data yang dimasukan dalam rumus
X R r2 √𝑛 − 2 r√𝑛 − 2 1–r2 √1 − 𝑟2
𝑟 . √𝑛 − 2
√1 − 𝑟2 sig Keterangan
1 0,56 0.3136 5,291 2.96296 0.6864 0.82849 3.576 0,999 Valid
2 0,54 0.2916 5,291 2.85714 0.7084 0.84167 3.394 0,995 Valid
3 0,61 0.3721 5,291 3.22751 0.6279 0.7924 4.073 0,9995 Valid
4 0,148 0.021904 5,291 0.783068 0.978096 0.98899 0.591 0,50 Gugur
5 0,57 0.3249 5,291 3.01587 0.6751 0.82164 3.670 0,999 Valid
6 0,39 0.1521 5,291 2.06349 0.8479 0.92081 2.240 0,975 Valid
7 0,37 0.1369 5,291 1.95767 0.8631 0.92903 2.107 0,975 Valid
8 0,49 0.2401 5,291 2.59259 0.7599 0.87172 2.974 0,995 Valid
9 0,8 0.64 5,291 4.2328 0.36 0.6 7.054 0,9995 Valid
10 0,63 0.3969 5,291 3.33333 0.6031 0.7766 4.292 0,9995 Valid
11 0,7 0.49 5,291 3.7037 0.51 0.71414 5.186 0,9995 Valid
12 0,57 0.3249 5,291 3.01587 0.6751 0.82164 3.670 0,999 Valid
13 0,37 0.1369 5,291 1.95767 0.8631 0.92903 2.107 0,975 Valid
14 0,4 0.16 5,291 2.1164 0.84 0.91652 2.309 0,975 Valid
15 0,15 0.0225 5,291 0.79365 0.9775 0.98869 0.602 0,50 Gugur
16 0,25 0.0625 5,291 1.32275 0.9375 0.96825 0.366 0,50 Gugur
17 0,52 0.2704 5,291 2.75132 0.7296 0.85417 3.221 0,995 Valid
18 0,103 0.010609 5,291 0.544973 0.989391 0.99468 0.547 0,50 Gugur
19 0,47 0.2209 5,291 2.48677 0.7791 0.88267 2.817 0,995 Valid
20 0,71 0.5041 5,291 3.75661 0.4959 0.7042 5.334 0,9995 Valid
21 0,73 0.5329 5,291 3.86243 0.4671 0.68345 5.651 0,9995 Valid
22 0,77 0.5929 5,291 4.07407 0.4071 0.63804 6.385 0,9995 Valid
23 0,47 0.2209 5,291 2.48677 0.7791 0.88267 2.817 0,995 Valid
24 0,205 0.042025 5,291 1.084655 0.957975 0.97876 0.108 0,50 Gugur
25 0,79 0.6241 5,291 4.17989 0.3759 0.61311 6.817 0,9995 Valid
26 0,124 0.015376 5,291 0.656084 0.984624 0.99228 0.661 0,50 Gugur
27 0,089 0.007921 5,291 0.470899 0.992079 0.99603 0.472 0,50 Gugur
28 0,69 0.4761 5,291 3.65079 0.5239 0.72381 5.043 0,9995 Valid
29 0,56 0.3136 5,291 2.96296 0.6864 0.82849 3.576 0,999 Valid
30 0,72 0.5184 5,291 3.80952 0.4816 0.69397 5.489 0,9995 Valid
31 0,011 0.000121 5,291 0.058201 0.999879 0.99994 0.058 0,50 Gugur
32 0,52 0.2704 5,291 2.75132 0.7296 0.85417 3.221 0,995 Valid
33 0,146 0.021316 5,291 0.772486 0.978684 0.98928 0.580 0,50 Gugur
34 0,221 0.048841 5,291 1.169311 0.951159 0.97527 0.198 0,50 Gugur
35 0,47 0.2209 5,291 2.48677 0.7791 0.88267 2.817 0,995 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
36 0,42 0.1764 5,291 2.22222 0.8236 0.90752 2.448 0,975 Valid
37 0,704 0.495616 5,291 3.724864 0.504384 0.7102 5.244 0,9995 Valid
38 0,503 0.253009 5,291 2.661373 0.746991 0.86429 3.079 0,995 Valid
39 0,49 0.2401 5,291 2.59259 0.7599 0.87172 2.974 0,995 Valid
40 0,84 0.7056 5,291 4.44444 0.2944 0.54259 8.191 0,9995 Valid
41 0,62 0.3844 5,291 3.28042 0.6156 0.7846 4.180 0,9995 Valid
42 0,79 0.6241 5,291 4.17989 0.3759 0.61311 6.817 0,9995 Valid
43 0,89 0.7921 5,291 4.70899 0.2079 0.45596 10.32 0,9995 Valid
44 0,59 0.3481 5,291 3.12169 0.6519 0.8074 3.866 0,9995 Valid
45 0,092 0.008464 5,291 0.486772 0.991536 0.99576 0.488 0,50 Gugur
46 0,54 0.2916 5,291 2.85714 0.7084 0.84167 3.394 0,995 Valid
47 0,270 0.0729 5,291 1.42857 0.9271 0.96286 0.483 0,50 Gugur
48 0,57 0.3249 5,291 3.01587 0.6751 0.82164 3.670 0,999 Valid
49 0,45 0.2025 5,291 2.38095 0.7975 0.89303 2.666 0,99 Valid
50 0,71 0.5041 5,291 3.75661 0.4959 0.7042 5.334 0,9995 Valid
Kesimpulan:
Dari 50 kuesioner yang gugur 12 item yaitu item 4,15,16,18,
24,26,27,31,33,34,45,47
Item tersebut dinyatakan gugur karena tidak mencapai 75%
Dengan demikian item yang valid ada 38 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
VALIDITAS VARIABEL SIKAP NASIONALISME (Y)
Dari kuesioner variabel sikap nasionalisme diperoleh hasil sebagai berikut
No Butir Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 5 4 5 4 5 4 4 3 3 5 3 4 4 5 4 4 4 5
2 2 4 1 1 5 1 1 1 1 1 1 4 1 2 2 1 3 2 1 1 2 5 2 2 1 4 3 2 1 2 3 2 1 2 2 2 1 2
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 2 4 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 3 4 4 5 5 5 5 2
4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 4 1 4 1 1 4 1 5 4 5 4 5 4 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 2 2 5 4 4 2 2 2 2 2 5 2 3 3 1 1 1 4 2 2 2 1 4 3 2 1 2 3 1 2 1 1 3 5 2 4 1
6 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 1 1 1 1 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 3 5 3 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 3 3 3 5
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4
10 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 4 5 3 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 2 1 5
11 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 2 2 2 4 1 5 4 3 4 5 5 5 5 3 1 4 4 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5
12 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 2 2 5 1 1 5 2 5
13 2 2 2 5 4 2 4 2 2 2 2 1 2 3 3 1 1 1 2 2 2 3 1 4 3 4 1 2 3 1 2 1 1 3 1 2 4 1
14 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 1 1 5 5 5 4 1 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 3 4 5
16 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4
17 3 3 1 5 5 1 1 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 2 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 1
20 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 4 2 1 5 3 4 2 2 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 3 5 5 4 4 3 4 5
23 1 1 1 1 5 1 1 1 4 5 1 1 1 1 1 1 5 5 1 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5
24 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2 3 3
25 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 5 4 5 5 5 5 3 5 3
26 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 3 5 5
27 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
28 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 4 3 4 1 4 1 5 5 4 5 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3
29 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 1 2 1 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 5 4 3 3
jlh 116 116 117 124 139 120 116 122 117 120 106 101 97 95 103 100 119 108 84 105 118 138 118 133 120 135 115 109 101 128 110 122 123 125 125 104 112 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Y Y² Ganjil Genap Awal Akhir X²
(Ganjil)
Y²
(Genap) XY
X²
(Awal)
Y²
(Akhir) XY
X Y X Y 142 20164 72 70 66 76 5184 4900 5040 4356 5776 5016 75 5625 34 41 35 40 1156 1681 1394 1225 1600 1400
149 22201 73 76 73 76 5329 5776 5548 5329 5776 5548 153 23409 74 79 74 79 5476 6241 5846 5476 6241 5846 93 8649 48 45 51 42 2304 2025 2160 2601 1764 2142
174 30276 85 89 89 85 7225 7921 7565 7921 7225 7565 61 3721 27 34 26 35 729 1156 918 676 1225 910
169 28561 80 89 88 81 6400 7921 7120 7744 6561 7128 139 19321 70 69 70 69 4900 4761 4830 4900 4761 4830 151 22801 73 78 73 78 5329 6084 5694 5329 6084 5694 156 24336 82 74 75 81 6724 5476 6068 5625 6561 6075 160 25600 78 82 87 73 6084 6724 6396 7569 5329 6351 84 7056 42 42 43 41 1764 1764 1764 1849 1681 1763
172 29584 84 88 86 86 7056 7744 7392 7396 7396 7396 162 26244 79 83 78 84 6241 6889 6557 6084 7056 6552 152 23104 76 76 74 78 5776 5776 5776 5476 6084 5772 164 26896 78 86 73 91 6084 7396 6708 5329 8281 6643 161 25921 80 81 83 78 6400 6561 6480 6889 6084 6474 147 21609 75 72 75 72 5625 5184 5400 5625 5184 5400 156 24336 78 78 73 83 6084 6084 6084 5329 6889 6059 146 21316 69 77 68 78 4761 5929 5313 4624 6084 5304 155 24025 76 79 75 80 5776 6241 6004 5625 6400 6000 121 14641 62 59 38 83 3844 3481 3658 1444 6889 3154 154 23716 78 76 73 81 6084 5776 5928 5329 6561 5913 175 30625 87 88 91 84 7569 7744 7656 8281 7056 7644 172 29584 85 87 87 85 7225 7569 7395 7569 7225 7395 172 29584 83 89 79 93 6889 7921 7387 6241 8649 7347 159 25281 77 82 75 84 5929 6724 6314 5625 7056 6300 164 26896 83 81 72 92 6889 6561 6723 5184 8464 6624 137 18769 68 69 70 67 4624 4761 4692 4900 4489 4690 4375 663851 2156 2219 2120 2255 161460 170771 165810 157550 176431 164935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
RELIABILITAS SIKAP NASIONALISME SISWA
Untuk mencari reliabilitas dari variabel minat belajar menggunakan rumusa belah
dua:
Rumus:
Rxy = NΣXY−(∑X)(∑Y)
√{N∑X2 −(∑X)2 }{N∑Y2−(∑Y)2}
R11 =
2𝑟 121
2⁄⁄
(1+𝑟 1
212⁄⁄ )
a. Ganjil Genap
∑X = 2156
∑Y = 2219
∑X2 = 161.460
∑Y2 = 170.771
∑XY = 165.810
Rxy = 30 . 165.810−(2156)(2219)
√{30 . 161.460 − (2156)2 }{30 . 170.771 − (2219)2}
= 4.974.300 − 4.784.164
√{4.843.800 − 4.648336}{5.123.130 − 4.923.961}
= 190.136
√{195.464}{199.169} =
190.136
√38.930.369.416
= 190.136
197.307,8 = 0,96
R11 =
2𝑟 121
2⁄⁄
(1+𝑟 1
212⁄⁄ )
= 2 . 0,96
1+0,96
= 1,92
1,96 = 0,979
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
KLASIFIKASI TINGGI RENDAH SIKAP NASIONALISME
BERDASARKAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
SEJARAH SISWA
No
Y = minat tinggi,
prestasi tinggi
Y = Minat tinggi
prestasi rendah
Y = Minat rendah
Prestasi tinggi
Y = minat rendah
prestasi rendah
Sel 1.1 Sel 1.2 Sel 2.1 Sel 2.2
1 47 54 61 50
2 77 59 72 71
3 79 68 74 75
4 79 72 74 75
5 81 72 75 78
6 82 74 76 78
7 82 76 76 79
8 83 77 76 80
9 83 78 77 80
10 85 81 79 80
11 86 82 79 81
12 87 83 80 82
13 87 84 81 82
14 87 86 82 83
15 88 88 83 84
16 88 89 85 84
17 89 92 85 85
18 89 92 86 85
19 89 92 87 85
20 96 94 87 90
∑X 1664 1593 1575 1587
X 83,2 79,65 78,75 79,35
STDEV 9,37 10,7 6,11 7,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
TABEL ANAVA
Minat tinggi dan prestasi belajar tinggi
N = 20
∑X = 1664
∑X2 = 140202
Minat belajar tinggi dan prestasi belajar rendah
N = 20
∑X = 1593
∑X2 = 129173
Minat belajar rendah dan prestasi belajar tinggi
N = 20
∑X = 1574
∑X2 = 124610
Minat belajar rendah dan prestasi belajar rendah
N = 2
∑X = 1587
∑X2 = 127185
B
A
PRESTASI BELAJAR SEJARAH
TINGGI (B1) RENDAH (B2)
MINAT TINGGI
(A1)
47, 89, 87, 87, 77, 89, 82,
79, 82, 88, 83, 86, 83, 88,
87, 85, 96, 89, 79, 81
74, 78, 59, 86, 89, 54, 82,
77, 68, 88, 72, 92, 94, 92,
76, 83, 92, 84, 72, 89,
RENDAH
(A2)
72, 87, 79, 86, 84, 87, 76,
79, 83, 80, 82, 74, 61, 74,
77, 85, 75, 81, 76, 76,
50, 82, 80, 85, 80 82, 90,
83, 80, 71, 84, 85, 85, 79,
84, 75, 78, 81, 78, 75,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
MENCARI MEAN, MODUS, MEDIAN DAN STANDAR DEVIASI
1. Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar Sejarah
Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi
n : 20
Skor tertinggi : 96 ∑X = 1664
Skor terendah : 47 ∑X2 = 140202
Jumlah kelas interval = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 20
= 1 + (3,3) . 1,301
= 1 + 4,293
= 5,293 = 5
Lebar Kelas = skor tinggi – skor rendah
Kelas interval
= 96 – 47
5
= 9,8 =10
Tabel Frekuensi
No Kelas Interval F
1 47 – 57 1
2 58 – 68 0
3 69 – 79 3
4 80 – 90 15
5 91 – 101 1
Mean = χ-= ∑X = 1664 = 83.2
n 20
Modus = b + p 𝑏1
(𝑏1+ 𝑏2 )
= 79,5 + 10 12
(12+14)
= 79,5 + 4,61 = 84,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Median = b + p (1/2 n – F)
f
= 79,5 + 10 (1/2 20 – 4)
15
= 79,5 + 10 ( 6 )
15
= 79,5 + 4
= 83,5
SD = √∑ 𝑋2−
(∑ 𝑋)2
𝑛
𝑛
= √140.202−
(1664)2
20
20 = √
140.202−138.444,8
20
= √1.757,2
20 = √87,86 = 9,37
2. Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar Sejarah
Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah
n = 20 ∑X = 1593
Skor tertinggi = 94 ∑X2 = 129173
Skor terendah = 54
Jumlah kelas interval = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 20
= 1 + (3,3) . 1,301
= 1 + 4,293
= 5,293 = 5
Lebar kelas = skor tertinggi – kor terendah
Kelas interval
= 94 – 54 = 40 = 8
5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel Frekuensi
No Kelas Interval F
1 54 – 62 2
2 63 – 71 1
3 72 – 80 6
4 81 – 89 7
5 90 – 98 4
Mean = χ-= ∑X = 1.593 = 79,65
n 20
Modus = b + p 𝑏1
(𝑏1+ 𝑏2 )
= 80,5 + 8 1
(1+3)
= 80,5+ 2
= 82,5
Median = b + p (1/2 n – F)
f
= 80,5 + 8 (1/2 20 – 9)
7
= 80,5 + 8 ( 1 )
7
= 80,5 + 1,14
= 81,64
SD = √∑ 𝑋2−
(∑ 𝑋)2
𝑛
𝑛
= √129.173 −
(1593)2
20
20 = √
129.173−126.882,45
20
= √2.290,55
20 = √144,5257 = 10,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3. Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar Sejarah
Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi
n = 20 ∑X = 1575
Nilai tertinggi = 87 ∑X2 = 124779
Nilai terendah = 61
Jumlah kelas interval = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 20
= 1 + (3,3) . 1,301
= 1 + 4,293
= 5,293 = 5
Lebar kelas = skor tertinggi – kor terendah
Kelas interval
= 87 – 61 = 26 = 5,2 = 5
5 5
Tabel Frekuensi
No Kelas Interval F
1 61 – 66 1
2 67 – 72 1
3 73 – 78 7
4 79 – 84 6
5 85 – 90 5
Mean = χ-= ∑X = 1.575 = 78,75
n 20
Modus = b + p 𝑏1
(𝑏1+ 𝑏2 )
= 72,5 + 5 6
(6+1)
= 72,5 + 4,28
= 76,78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Median = b + p (1/2 n – F)
f
= 72,5 + 5 (1/2 20 – 2)
7
= 72,5 + 5 ( 8 )
7
= 72,5 + 5,71
= 78,21
SD = √∑ 𝑋2−
(∑ 𝑋)2
𝑛
𝑛
= √124.779 −
(1575)2
20
20 = √
124.779 − 124.031,25
20
= √16.170,75
20 = √37,3875 = 6,11
4. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar Sejarah
Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah
n = 20 ∑X = 1587
Nilai tertinggi = 90 ∑X2 = 127185
Nilai terendah = 50
Jumlah kelas interval = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 20
= 1 + (3,3) . 1,301
= 1 + 4,293
= 5,293 = 5
Lebar kelas = skor tertinggi – kor terendah
Kelas interval
= 90 – 50 = 40 = 8
5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel Frekuensi
No Kelas Interval F
1 50 – 58 1
2 59 – 67 0
3 68 – 76 3
4 77 – 85 15
5 86 – 94 1
Mean = χ-= ∑X = 1587 = 79,35
n 20
Modus = b + p 𝑏1
(𝑏1+ 𝑏2 )
= 76,5 + 8 12
(12+14)
= 76,5 + 3,69
= 80,19
Median = b + p (1/2 n – F)
f
= 72,5 + 5 (1/2 20 – 4)
15
= 72,5 + 5 ( 6 )
15
= 72,5 + 2
= 74,5
SD = √∑ 𝑋2−
(∑ 𝑋)2
𝑛
𝑛
= √127.185 −
(1587)2
20
20 = √
127.185 −125.928,45
20
= √1.256,55
20 = √62,8275 = 7,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
UJI NORMALITAS
1. Uji normalitas untuk Minat Belajar Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar
Sejarah Tinggi
No. Responden Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
1 47 -3,83 0,0001 0,05 -0,0499
2 77 -0,66 0,2546 0,1 0,1546
3 79 -0,44 0,33 0,15 0,18
4 79 0,2 0,13
5 81 -0,23 0,409 0,25 0,159
6 82 -0,12 0,4522 0,3 0,1522
7 82 0,35 0,1022
8 83 -0,02 0,492 0,4 0,092
9 83 0,45 0,042
10 85 0,19 0,4247 0,5 -0,0753
11 86 0,29 0,3859 0,55 -0,1641
12 87 0,40 0,3446 0,6 -0,2554
13 87 0,65 -0,3054
14 87 0,7 -0,3554
15 88 0,51 0,305 0,75 -0,445
16 88 0,8 -0,498
17 89 0,61 0,2709 0,85 -0,5791
18 89 0,9 -0,6291
19 89 0,95 -0,6791
20 96 1,36 0,0869 1 -0,9131
∑ 1.664
X 83,2
SD 9,37
N = 20
X = ∑X = 1.664 = 83,2
N 20
LHit : 0,18
LTab : 0,190
Kesimpulan :
Hasil Uji Normalitas dengan liliefors adalah 0,18 sedangkan LTabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190) berarti LHit < LTab yaitu 0,18 < 1,90 jadi data tersebut
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2. Uji normalitas untuk Minat Belajar Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar
Sejarah Rendah
No.
Responden Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
1 54 -2,39 0,0084 0,05 -0,0416
2 59 -1,92 0,0274 0,1 -0,0726
3 68 -1,08 0,1401 0,15 -0,0099
4 72 -0,71 0,0436 0,2 -0,1564
5 72 0,25 -0,2064
6 74 -0,52 0,3035 0,3 0,0035
7 76 -0,34 0,3669 0,35 0,0169
8 77 0,24 0,4052 0,4 0,0052
9 78 -0,15 0,4404 0,45 -0,0096
10 81 0,12 0,4522 0,5 -0,0478
11 82 0,21 0,4168 0,55 -0,1332
12 83 0,31 0,3783 0,6 -0,2217
13 84 0,40 0,3446 0,65 -0,3054
14 86 0,59 0,2776 0,7 -0,4224
15 88 0,78 0,2177 0,75 -0,5323
16 89 0,87 0,1922 0,8 -0,6078
17 92 1,15 0,1251 0,85 -0,7249
18 92 0,9 -0,7749
19 92 0,95 -8249
20 94 1,34 0,0901 1 -0,9099
∑ 1.593
X 79,65
SD 10,7
N = 20
X = ∑X = 1.593 = 79,65
N 20
LHit : 0,0169
LTab : 0,190
Kesimpulan :
Hasil Uji Normalitas dengan liliefors adalah 0,0169 sedangkan LTabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190) berarti LHit < LTab yaitu 0,0169 < 1,90 jadi data tersebut
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. Uji Normalitas Untuk Minat Belajar Sejarah Rendah dan Prestasi
Belajar Sejarah Tinggi
No.
Responden Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(ZI)
1 61 -2,90 0,0019 0,05 -0,0481
2 72 -1,10 0,1357 0,1 0,0357
3 74 -0,77 0,2206 0,15 0,0706
4 74 0,2 0,0206
5 75 -0,61 0,2709 0,25 0,0209
6 76 -0,45 0,3264 0,3 0,0264
7 76 0,35 -0,0236
8 76 0,4 -0,0736
9 77 -0,28 0,3897 0,45 -0,0603
10 79 0,04 0,484 0,5 -0,016
11 79 0,55 -0,066
12 80 0,20 0,4207 0,6 -0,1793
13 81 0,36 0,3594 0,65 -0,2906
14 82 0,53 0,2981 0,7 -0,4019
15 83 0,69 0,2451 0,75 -0,5049
16 85 1,02 0,1539 0,8 -0,6461
17 85 0,85 -0,6961
18 86 1,18 0,119 0,9 -0,781
19 87 1,35 0,0885 0,95 -0,8615
20 87 1 -0,9115
∑ 1.575
X 78,78
SD 6,11
N = 20
X = ∑X = 1.575 = 78,75
N 20
LHit : 0,0706
LTab : 0,190
Kesimpulan :
Hasil Uji Normalitas dengan liliefors adalah 0,0706 sedangkan LTabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190) berarti LHit < LTab yaitu 0,0706 < 1,90 jadi data tersebut
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4. Uji Normalitas Untuk Minat Belajar Sejarah Rendah dan Prestasi
Belajar Sejarah Rendah
No.
Responden Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(ZI)
1 50 -3,70 0,0001 0,05 -0,0499
2 71 -1,05 0,1469 0,1 0,0469
3 75 -0,54 0,2946 0,15 0,1446
4 75 0,2 0,0946
5 78 -0,17 0,4325 0,25 0,1825
6 78 0,3 0,1325
7 79 -0,04 0,484 0,35 0,184
8 80 0,08 0,4681 0,4 0,0681
9 80 0,45 0,0181
10 80 0,5 0,0319
11 81 0,20 0,4207 0,55 -0,1293
12 82 0,33 0,3707 0,6 -0,2293
13 82 0,65 -,2793
14 83 0,46 0,3228 0,7 -0,3772
15 84 0,58 0,281 0,75 -0,469
16 84 0,8 -0,519
17 85 0,71 0,2388 0,85 -0,6112
18 85 0,9 -0,6612
19 85 0,95 -0,7112
20 90 1,34 0,0901 1 -0,9099
∑ 1.587
X 79,35
SD 7,92
N = 20
X = ∑X = 1.587 = 79,35
N 20
LHit : 0,184
LTab : 0,190
Kesimpulan :
Hasil Uji Normalitas dengan liliefors adalah 0,184 sedangkan LTabel dengan
signifikansi 0,05 (0,190) berarti LHit < LTab yaitu 0,184 < 1,90 jadi data tersebut
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
UJI HOMOGENITAS DENGAN UJI BARLET
No Sampel dk (n-1) 1/dk S2i Log S2i (dk) Log
S2i
Sel 1 20 19 0,052 9,37 0,971 18,449
Sel 2 20 19 0,052 10,7 1.029 19,551
Sel 3 20 19 0,052 6,11 0,786 14,934
Sel 4 20 19 0,052 7,92 0,898 17,062
∑ 76 69,996
Menghitung S2, B dan X2
S2 = ∑ (n-1) x S2i
∑ (n-1)
= (19) (9,37) + (19) (10,7) + (19) (6,11) + (19) (7,92)
76
= 178,03 + 203,3 + 116.09 + 150,48
76
= 647.9 = 8,525
76
Log S2 = Log 8,525 = 0,930
B = (log S2) . ∑(ni-1)
= (log 8,525) . 76
= 0,930 . 76
= 70,68
χ2hitung
= 2,3026 x {B - ∑ (ni-1) log S2i}
= 2,3026 x {70,68 – 69,996}
= 2,3026 x 0,684
= 1,57
Kemudian dibandingkan dengan χ2hitung dengan χ2
tabel, untuk α = 0,05 derajat
kebebasan (db) = k – 1 = 4 – 3 = 3, maka χ2 = 7,815
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel uji dengan uji Barlert adalah χ2 hitung = 1,57 dan χ2
tabel = 7,815
maka χ2hitung < χ2
tabel yaitu 1,57 < 7,815 jadi data tersebut homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
TABEL PERSIAPAN PERHITUNGAN ANALISIS VARIANS
PRESTASI BELAJAR
SEJARAH (B)
Jumlah
TINGGI (B1) RENDAH
(B2)
MINAT
BELAJAR
SEJARAH
(A)
TINGGI
(A1)
n = 20
∑X = 1664
∑X2 = 140202
χ- = 83,2
n = 20
∑X = 1593
∑X2 = 129173
χ- = 79,65
n = 40
∑X = 3257
∑X2 = 269375
∑χ- = 162,85
RENDAH
(A2)
n = 20
∑X = 1575
∑X2 = 124779
χ- = 78,75
n = 20
∑X = 1585
∑X2 = 127185
χ- = 79,25
n = 40
∑X = 3160
∑X2 = 251964
∑χ- = 158
Jumlah n = 40
∑X = 3239
∑X2 = 264981
χ- = 161,95
n = 40
∑X = 3178
∑X2 = 256358
χ- = 158,9
n = 80
∑X = 6417
∑X2 = 521339
∑χ- = 320,85
Rumus :
χ- = 𝛴x
n
C = (𝛴x)2
N
SS = 𝛴x2 – C
Nh = p x q
i
nij
1. Sel 1.1 : Minat Belajar tinggi dan prestasi belejar tinggi
X = 1664 = 83,2
20
C = (1664)2 = 2768896 = 138444,8
20 20
SS = 140202 – 138444,8 = 1757,2
nh = 2 𝑥 2
1
20+
1
20+
1
20+
1
20
= 4
0,2
= 20
2. Sel 1.2 : Minat Belajar tinggi dan prestasi belajar rendah
X = 1593 = 79,65 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
C = (1593)2 = 126882,45
20
SS = 129173 - 126882,45 = 2290,55
3. Sel 2.1 : Minat belajar rendah dan prestasi belajar tinggi
X = 1575 = 78,75
20
C = (1575)2 = 124031,25
20
SS =124779 – 124031,25 = 747,75
4. Sel 2.2 : Minat belajar rendah dan prestasi belajar rendah
X = 1585 = 79,25
20
C = (1585)2 = 125611,25
20
SS = 127185 – 125611,25 = 1573,75
Berdasarkan tabel di atas maka dapat di hitung :
1. Komputasi
a. Komputasi jumlah kuadrat
1) 𝐺
𝑝 . 𝑞=
320,85
2 .2 = 80,2125
2) ∑𝑋2 i,j,k = 140202 + 129173 + 124779 + 127185 = 521339
i,j,k
3) ∑ Ai2 = (162,85)2 + (158)2
q 2
= 26520,1225 + 24964 = 51484,1225 = 25742
2 2
4) ∑ Ai2 = (161,95)2 + (158,9)2
p 2
= 26227,8025 + 25249,21 = 51477,0125 = 25738
2 2
5) ∑AB2ij = (A1)
2 + (A2)2 + (B1)
2 + (B2)2
= (162,85)2 + (158)2 + (161,95)2 + (158,9)2
= 102.961
b. Menghitung jumlah kuadrat variabel A (JKa), Variabel B (JKb),
interaksi antara variabel B (JKab) dan jumlah kuadrat dalam.
Jka = nh (3) – (1) = 20 . {25.742,0612 – 80,2125}
= 20 . 25.661,8487 = 513.237
Jkb = nh (4) – (1) = 20 . {25.738,5062 – 80,2125}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
= 20 . 25.658,2937 = 513.166
Jkab = nh (5) – (4) + (1)
= 20 . {102.961,135 – 25.738,5062 + 80,2125}
= 20 . 77.302,8413 = 1.546.057
Jkerror = SS1 + SS2 + SS3 + SS4
= 1.757,2 + 2.290,55 +747,75 + 1.573,75
= 6.369
Jkt = Jka + Jkb +Jkab + Jkerror
= 513.236,974 + 513.165,874 + 1.546.056,83 + 6.369,25
= 2.578.829
c. Derajat Kebebasan
Dba = p – 1 = 2 – 1 = 1
Dbb = q – 1 = 2 – 1 = 1
Dbab = (p – 1) (q – 1) = 1 x 1 = 1
Dberroe = N – pq = 80 – (2 x 2) = 76
Dbr = N – 1 = 79
d. Mean/rerata kuadrat
Menghitung mean kuadrat variabel (Rka)
Rka = Jka = 513.236,974 = 513.237
Dba 1
Menghitung mean kuadrat variabel (Rkb)
Rkb = Jkb = 513.165,874 = 513.166
Dbb 1
Menghitung mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan Variabel B
(Rkab)
Rkab = Jkab = 1.546.056,83 = 1.546.057
Dbab 1
Menghitung mean kuadrat dalam error (Rkerror)
Rkerror = Jkerror = 6.369,25 = 84
Dberror 76
e. Statistik Uji (FO)
Menghitung harga Fo untuk variabel A (Fa)
Fa = Rka = 513.236,974 = 6.124
Rkerr 83,805
Menghitung harga Fo untuk variabel B (Fb)
Fb = Rkb = 513.165,874 = 6.123
Rkerr 83,805
Menghitung harga Fo untuk interaksi antara variabel A dengan variabel B
(Fab)
Fab = Rkab = 1.546.056,83 = 18.448
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Rkerr 83,805
f. Daerah Kritik (Daerah Penolakan Ho)
Fa > Fα ; p – 1, N – pq
F 0,05 ; 2-1, 80 – 4
F 0,05 ; 1, 76 = 3,97
Fb > Fα ; p – 1, N – pq
F 0,05 ; 2 – 1, 80 – 4
F 0,05 ; 1, 76 = 3,97
Fab > Fα ; (p – 1) (q – 1), N – pq
F 0,05 ; (2 – 1) (2 – 1), 80 – 4
F 0,05 ; 1, 76 = 3,97
g. Keputusan Uji
a. Karena Fa = 6.124, 18 > F. 0,05 ; 1, 76 = 3,97 maka Hoa
ditolak
b. Karena Fb = 6.123,332 > F. 0,05 ; 1, 76 = 3,97 maka Hob
ditolak
c. Karena Fab = 18.448,26 > F. 0,05 ; 1, 76 = 3,97 maka Hoab ditolak
h. Kesimpulan
1. Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang mempunyai minat
belajar tinggi dan rendah yang ditunjukkan dengan P 0,05.
2. Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki prestasi
belajar yang tinggi dan rendah yang ditunjukkan dengan P 0,05.
3. Ada interaksi antara minat belajar dan prestasi belajar yang tinggi dan
rendah yang ditunjukkan dengan P 0,05.
i. Rangkuman Analisis Varians Data Nasionalisme Siswa
Sumber
Varian
Jk Dk Rk Fhit Ftab P Ho
Baris A 513.237 1 513.237 6.124
3,97 0,05 Ditolak
Kolom B 513.166 1 513.166 6.123 3,97 0,05 Ditolak
Interaksi
(AB)
1.546.057 1 1.546.057 18.448 3,97 0,05 Ditolak
Error 6.369 76 84
Total 2.578.829 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Uji Joli
Setelah melakukan pengujian hipotesis kemudia dilakukan uji joli atau uji rerata
1. Uji Joli antar sel interaksi minat belajar tinggi dan prestasi belajar tingggi
dengan minat belajar rendah dan prestasi belajar tinggi
to = χA1 – χA2
√𝑀𝑘𝑑 (1
𝑛𝐴1+
1
𝑛𝐴2)
= 83,2−78,75
√320,84 𝑥 (1
20+
1
20)
= 4,45
√320,85 𝑥 (0,05+0,05)
= 4,45
√320,85 𝑥 0,1
= 4,45
√32,085 =
4,45
5,66 = 0,78
Dari perhitungan di atas diketahui harga to = 0,78 lebih kecil dari t
tabel yakni 3,97. Kesimpulannya tidak terdapat perbedaan yang signifikan
untuk sikap nasionalisme siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan
prestasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki minat belajar rendah
dan prestasi belajar tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
SAMPEL
Dalam menentukan jumlah sampel digunakan rumus pengambilan sampel yang
dikemukakan oleh W.G Cochran, sebagai berikut:
N =
𝑡2𝑝𝑞
𝑑2
1+ 1
𝑁 𝑡2𝑝𝑞
𝑑2 −1
Keterangan:
t = nilai t dalam kurva normal (1,96)
d = standar error (0,05)
n = besarnya sampel
p = proporsi siswa (0,5)
q = proporsi siswa (0,5)
N = besarnya populasi (231)
Untuk mendapatkan jumlah sampel dari populasi 104, yaitu:
= 𝑡2𝑝𝑞
𝑑2=
1,962 0,5 (0,5)
(0,05)2= 384,16
n = 384,16
1+ 1
104 384,16
n = 384,16
1+(0,0096 . 383,16)=
384,16
4,678= 82,12 = 80
Jadi jumlah sampel dari populasi 104 adalah 80 sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended