Ppt Cr CA Testis

Preview:

DESCRIPTION

case report

Citation preview

CA TESTIS

DISUSUN OLEH : KHANSA HAURA

PEMBIMBING : DR. HENRY, Sp.B

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. GJenis Kelamin : Laki-laki Umur : 31 tahun Pekerjaan : SatpamStatus : Belum MenikahAlamat : CikundulAgama : IslamMRS : 4 Mei 2014No. CM : 471284ANAMNESAAutoanamnesa pada tanggal 8 Mei 2014, post operasi hari ke - 3.Keluhan Utama : Bengkak dan nyeri di bagian buah zakar sebelah kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan ke poliklinik bedah pada tanggal 28 April 2014 dengan keluhan pembesaran dan nyeri di bagian buah zakar sebelah kanan. Nyeri dirasakan sekitar 6 bulan yang lalu. Sekitar 6 bulan yang lalu pasien pernah terkena tendangan bola di daerah buah zakar saat bermain futsal. Sekitar seminggu setelah kejadian tersebut pasien merasakan ada pembesaran di daerah buah zakar sebesar telur ayam, dan sampai dengan pasien datang ke poliklinik bedah pasien merasa buah zakar masih tetap sebesar telur ayam. Pasien mengatakan warna kantung skrotum tetap sama seperti warna kulit, tidak terasa nyeri saat dipegang, berjalan ataupun duduk, tetapi sangat terasa nyeri apabila pasien tidur dalam posisi telungkup. Pasien mengatakan ketika benjolan di pegang tidak terasa begitu nyeri, konsistensinya tidak begitu keras dan tidak begitu lunak, hanya seperti daging biasa. Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri di tempat lain selain di daerah buah zakar. Selain itu, nyeri yang dirasakan pasien tidak pernah sampai mengganggu aktivitas. Buang air kecil dan buang air besar pasien dalam batas normal. Pasien tidak merasakan adanya penurunan berat badan ataupun nafsu makan.

Riwayat Penyakit Dahulu : Ketika pasien berusia 5 tahun, pasien pernah menjalani operasi pada testis sebelah kanan karena testis terlambat turun. Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien tidak mengetahuinya Riwayat sosial ekonomi : Pasien bekerja sebagai satpam, belum menikah dan pasien terkadang merokok.

C. PEMERIKSAAN FISIK

I. Status Generalis : dalam batas normal

II. Status Lokalis : Susp. Ca testis a/r Scrotalis dextra

D. DIAGNOSIS BANDINGHidrokel, varikokel

E. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Ultrasonografi TestisSkrotum kanan tampak membesar, scanning dengan USG tampak testis kanan ukuran sangat membesar. Parenkim inhomogen, tampak nodul-nodul hipoekoik di dalamnya. Testis kiri : besar dan bentuk normal, parenkim inhomogen, tidak tampak massa. Tidak tampak koleksi cairan bebas di sekitarnyaKesan : suspek masa testis kanan. USG testis kiri saat ini tidak tampak kelainan.

2. Pemeriksaan Laboratorium- alfa feto protein- beta HCG

F. DIAGNOSIS KERJA Ca testis

G. PENATALAKSANAAN Operatif : Orkidektomi

H. PROGNOSIS Qua ad vitam : ad bonam Qua ad functionam : ad malam

1.1 Anatomi Testis

2. Karsinoma Testis

2.1. Definisi karsinoma testisKarsinoma Testis berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis. Lebih dari 90 % berasal dari sel germinal. Tumor ini mempunyai derajat keganasan tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberi penanganan adekuat. Tumor testis sel germinal merupakan tumor yang agak jarang ditemukan dan meliputi kurang lebih 1 % dari keganasan laki-laki. Kebanyakan ditemukan usia antara 20 dan 36 tahun.

2.2. Etiologi dan faktor resiko karsinoma testis

Etiologi pasti dari karsinoma testis tidak diketahui dengan jelas. Tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya tumor testis yaitu :

Faktor Resiko :

1. Kriptorkismus

2. Tumor Testis Kontralateral

3. Faktor genetic

4. Riwayat keluarga

5. Faktor kesuburan

6. Faktor Lainnya• Penggunaan dietilstilbestrol pada wanita hamil meningkatkan resiko terjadinya kriptokismus pada anak, sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker testis. • Riwayat trauma, tidak diketahui sebab pasti mengapa trauma pada testis dapat menyebabkan timbulnya kanker pada testis, tapi trauma pada testis akan menyebabkan pembengkakan

2.3. Klasifikasi

2.4. Grading dan metastasis karsinoma testisTNM  TTis

T1

T2

T3

T4

Terbatas batas testisIntratubulerTestis dan rete testisMenembus tunika albuginea / epididimisFunikulus spermatikusSkrotum

NNoN1

N2

N3

Penyebaran ke kelenjar limfe regional (retroperitoneal)Tidak ditemukan keganasanTunggal ≤ 2 cmTunggal ≥ 2 cm, multipel ≤ 5 cmTunggal atau multiple > 5 cm 

M M0 M1

Penyebaran di atas kelenjar retroperitoneal / metastasis hematogenTidak ditemukanTerdapat metastasis jauh

2.5. Manifestasi Klinis karsinoma testisSimtomatologi dari tumor primer :• Permulaan akut ( gambaran seperti orkitis, epididimitis, torsio testis ).• Permulaan yang diskret seperti pembengkakan tanpa nyeri testikal atau pengerasan lokal atau deformasi testikel.• Hidrokel simtomatik ( sesudah pungsi palpasi testis ).• Nyeri lokal, sering menyebar di sisi yang sama ke krista iliaka.• Kadang-kadang sama sekali tanpa keluhan atau kelainan ; metastasis merupakan manifestasi pertama penyakitnya.

Simtomatologi mengenai metastasis :• Nyeri punggung yang samar akibat metastasis kelenjar retroperitoneal.• Kolik ginjal sebagai akibat bendungan atau penutupan ureter oleh metastasis kelenjar retroperitoneal.• Nyeri yang menyebar ke tungkai.• Tumor yang palpabel di perut sebagai akibat metastasis kelenjar limfe.• Pembengkakan subklavikular, terutama kiri.• Dispnoe, hemoptoe, iritasi pleura oleh metastasis paru.• Malaise umum dengan anemia dan laju enap darah yang tinggi.

2.6. Diagnosis, diagnosis banding dan pemeriksaan penunjang

Transiluminasi, ultrasonografi dan pemeriksaan endapan kemih sangat berguna untuk membedakan tumor dari kelainan lain. kadang tumor testis disertai hidrokel, karena itu ultrasonografi sangat berguna.

Penanda tumor pada karsinoma testis germinal bermanfaat untuk membantu diagnosis, penentuan stadium tumor, monitoring respons pengobatan dan sebagai indikator prognosis tumor testis. Penanda tumor yang paling sering diperiksa pada tumor testis adalah :

o αFP (Alfa Feto Protein) adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh karsinoma embrional, teratokarsinoma atau tumor yolk sac, tetapi tidak diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni.

o HCG (Human Chorionic Gonadotropin) adalah suatu glikoprotein yang pada keadaan normal diproduksi oleh jaringan trofoblas. Penanda tumor ini meningkat pada semua pasien koriokarsioma, pada 40%-60% pasien karsinoma embrional, dan 5%-10% pasien seminoma murni. Pemeriksa ultrasonografi yang berpengalaman dapat membedakan dengan jelas lesi intra atau ekstratestikuler dan masa padat atau kistik, namun ultrasonografi tidak dapat memperlihatkan tunika albuginea, sehingga tidak dapat dipakai untuk menentukan penderajatan tumor testis.

Orchiektomi radikalIndikasi dilakukannya orchiektomi radikal adalah pasien dengan kecurigaan adanya tumor testis. Kecurigaan tumor testis apabila pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya massa yang irreguler yang berasal dari testis, tidak terdapat keluhan nyeri. Kecurigaan ini harus dipastikan melalui pemeriksaan Doppler ultrasonografi pada skrotum. Adanya tumor testis diperlihatkan oleh gambaran hipoekoik yang hipervaskuler pada lesi intratestikuler. Tindakan ini dilakukan untuk menentukan diagnosis histopatologi dan staging T.

Tindakan ini pada sebagian besar kasus memiliki morbiditas dan mortalitas yang rendah serta mampu mengontrol perkembangan tumor lokal. Tindakan orchiectomy dilakukan dengan anestesi umum ataupun anestesi lokal dan dapat dilakukan pada pasien-pasien rawat jalan.

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien yang telah menjalani orchiektomi radikal adalah : Pendarahan, yang terlihat dengan adanya hematoma di skrotum atau reroperitoneal; Infeksi luka operasi; Trauma pada nervus ilioinguinal yang mengakibatkan terjadinya hipostesia pada tungkai ipsilateral dan permukaan lateral skrotum.

2.7. TatalaksanaPrinsip penanganan pasien dengan tumor sel germinal adalah merujuk pada riwayat alamiah dari tumor, staging klinis dan efektifitas pengobatan. Tindakan orchiectomi radikal adalah tindakan bedah yang harus dilakukan. Apabila dari serangkaian pemeriksaan adanya kanker testis tidak dapat di singkirkan maka tindakan ini dapat dikerjakan.

A. Penatalaksanaan tumor dengan staging I (T1-T3, N0, M0,S0)SeminomaDengan melakukan orchiektomi radikal dan radioterapi pada daerah retroperitoneal, paraaorta dan pelvis ipsilateral maka 95% seminoma stage I dapat sembuh

NonseminomaTindakan orchiektomi inguinal saja mampu menyembuhkan 60-80% pasien nonseminoma. Tindakan retroperitoneal lymph node dissection (RPLND) perlu dilakukan dengan tujuan terapi dan diagnostik.B. Penatalaksanaan tumor dengan staging II ( N1-N3 )SeminomaSeminoma staging II ( stage IIA dan IIB ) memiliki angka kesembuhan (cure rate) 85 – 95 %. Termasuk dalam staging ini adalah pasien dengan tumor yang telah bermetastase ke daerah retroperitoneal yang berukuran tranversal kurang dari 5 cm dengan staging N1-N3. Sebagai terapi pilihan tumor pada staging II adalah radioterapi.

NonseminomaRetroperitoneal lymph node dissection (RPNLD) merupakan tindakan operasi yang standar dilakukan pada pasien dengan tumor nonseminoma stage IIA dan IIB yang pada hasil pemeriksaan tumor marker (AFP) normal, jika terdapat peningkatan kadarnya dalam darah dan timbul gejala dan tanda adanya kelaianan sistemik akibat metastase tumor maka terapi yang harus dilakukan adalah pemberian kemoterapi primer yang terdiri dari bleomycin, etoposide dan cisplatin (BEP), vinblastin, cyclophosphamide, dactinomicyn, bleomycin, dan cisplatin ( VAB-6 ) dan cisplatin-etoptoside.Cisplatin diberikan sebanyak dua siklus jika ditemukan :• Lebih dari 6 kelenjar getah bening terkena.• Terdapat massa tumor yang berukuran lebih dari 2 cm.• Adanaya tumor di luar kelenjar getah bening.

C. Penatalaksanaan tumor dengan staging III ( T1-T4, N0-N3, M1-M2, S0-S3 )SeminomaPenatalaksanaan seminoama staging tinggi (high tumor burden) yang meliputi pasien dengan tumor yang telah mengalami penyebaran yang luas, ukuran tumor yang besar, terdapat metastase ke viseral dan kelenjar supradiafragma termasuk juga pasien yang masuk dalam staging IIC ( T1-T4, N0-N3, M1-M2, S0-S3 ) pemberian cisplatin dapat mengobati 60-70% pasien.NonseminomaPasien dengan massa tumor yang besar di daerah retroperitoneal (lebih dari 3 cm atau terdapat pada 3 slice CT-scan) atau terdapat metastase maka terapi dengan kemoterapi primer merupakan keharusan setelah dilakukan orchiektomi.

2.9. PrognosisPrognosis tumor testis bukan hanya bergantung kepada sifat histologiknya, melainkan terutama pada stadium tumor. Ketahanan hidup 5 tahun adalah sebagai berikut 4,7 :o Seminoma, stadium I dan II : 95%o Seminoma, stadium III-IV : 70-90%o Non-seminoma, stadium I : 99%o Non-seminoma, tumor sedikit : 70-90%o Non-seminoma, tumor banyak : 40-70%Pada tumor testis follow up harus dijalankan sebagai berikut : tahun ke-1 tiap 1 bulan ; tanuh ke-2 tiap 2 bulan ; tahun ke-3 tiap 3 bulan ; tahun ke-4 dan 5 tiap 6 bulan ; tahun ke-6 hingga 10 tiap tahun. Pada waktu kontrol harus diperhatikan khusus zat-zat penanda tumor, pemeriksaan abdomen (CT scan retroperitoneum), dan testis sisi lainnya, deteksi limfoma supraklavikuler, pemeriksaan paru (foto thorak dan CT) dan keadaan umum penderita.

TERIMAKASIH