Upload
noveliasitompul
View
17
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
CR ADVISEDLY
Citation preview
Slide 1
LAPORAN KASUS Tonsilitis kronis
Advisedly1018011003Ahmad Habibi Gafur1018011004Tia Norma Pratiwi1018011023Elvi Yana1018011057Feri Eka Supratanda1018011119
Pembimbingdr. Mukhlis Imanto, M.Kes., Sp. THT-KL
BAB I PENDAHULUANTonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada tenggorokan terutama pada usia muda. Penyakit ini terjadi disebabkan peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian antibiotik pada penderita tonsillitis akut (KurienM et Al, 2003).Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi (Indonesia) pada tahun 1994-1996, prevalensi Tonsilitis Kronis 4,6% tertinggi setelah Nasofaringitis Akut (3,8%). BAB II LAPORAN KASUSNama: An DJenisKelamin: PerempuanUmur: 11 tahunAlamat: Way halimAgama: IslamSuku: LampungPekerjaan: PelajarStatus : Belum menikahTanggalMasuk: 10 September 2015TanggalPemeriksaan: 10 September 2015
Status LokalisPemeriksaan telinga
No.Pemeriksaan TelingaTelinga kananTelinga kiri1.TragusNyeri tekan (-), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)2.Daun telingaBentuk dan ukuran dalam batas normal, hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-)Bentuk dan ukuran dalam batas normal, hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-)3.Liang telinga Serumen (+), hiperemis (-), furunkel (-), edema (-), otorhea (-)Serumen (+), hiperemis (-), furunkel (-), edema (-), otorhea (-)4.Membran timpaniIntak. Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-), edema (-), perforasi (-), cone of light (+)Intak. Retraksi (-), bulging (-), hiperemi (-), edema (-), perforasi (-), cone of light (+)Pemeriksaan hidung
PemeriksaanhidungDextraSinistraHidungBentuk normalBentuk normalSekretMukoserousMukoserousMukosakonka mediaHiperemis(-), hipertrofi (-)Hiperemis(-), hipertrofi(-)Mukosakonka inferiorHiperemis(-), hipertrofi (-)Hiperemis(-), hipertrofi(-)Meatus mediaHiperemis(-), hipertrofi (-)Hiperemis(-), hipertrofi(-)Meatus inferiorHiperemis(-), hipertrofi (-)Hiperemis(-), hipertrofi(-)SeptumDeviasi (-)Deviasi (-)Massa(-)(-)
Pemeriksaan Tenggorokan
BibirMukosa bibir basah, berwarna merah muda (N)MulutMukosa mulut basah berwarna merah mudaGeligiWarna kuning gading, caries (-),gangren(-)GinggivaWarna merah muda, sama dengan daerah sekitarLidahTidak ada ulkus, pseudomembrane (-), dalam batas normalUvulaBentuk normal, hiperemi (+), edema (-)Palatum moleUlkus (-), hiperemi (-)FaringMukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (-)Tonsila palatineKananKiriUkuranT3T3WarnaHiperemis(+)Hiperemis(+)PermukaanTidak rataTidak rataKripteMelebarMelebarDetritus(+)(+)Peri TonsilAbses (-)Abses (-)Fossa Tonsillaris dan Arkus Faringeushiperemi (+)hiperemi (+)BAB IIIPEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan sulit menelan yang sebelumnya diawali oleh demam, batuk, dan pilek. Ketika dimintai keterangan lebih lanjut, pasien mengaku sejak dulu sudah sering merasa sulit menelan. Saat dilakukan pemeriksaan pada daerah tenggorok, terlihat tonsil membesar T3 (dextra) dan T3 (sinistra) dengan tampilan hiperemis, bengkak, kripte melebar, dan terlihat detritus. Keterangan tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mendiagnosa pasien dengan tonsillitis kronis eksaserbasi akut. Hal ini diperkuat dengan riwayat infeksi yang sedang diderita pasien saat ini yaitu demam, batuk, dan pilek yang menandakan adanya eksaserbasi akut.
BAB IVTINJAUAN PUSTAKAEmbriologi dan Anatomi TonsilEmbriologiPada permulaan pertumbuhan tonsil, terjadi invaginasi kantong brakial ke II ke dinding faring akibat pertumbuhan faring ke lateral. Selanjutnya terbentuk fosa tonsil pada bagian dorsal kantong tersebut, yang kemudian ditutupi epitel. Bagian yang mengalami invaginasi akan membagi lagi dalam beberapa bagian, sehingga terjadi kripta. Kripta tumbuh pada bulan ke 3 hingga ke 6 kehidupan janin, berasal dari epitel permukaan. Pada bulan ke 3 tumbuh limfosit di dekat epitel tersebut dan terjadi nodul pada bulan ke 6, yang akhirnya terbentuk jaringan ikat limfoid. Kapsul dan jaringan ikat lain tumbuh pada bulan ke 5 dan berasal dari mesenkim, dengan demikian terbentuklah massa jaringan tonsil
AnatomiGambar2 : CincinWaldeyer
Adapun struktur yang terdapat disekitar tonsila palatina adalah: (Soepardiet al, 2007)Anterior : arcus palatoglossusPosterior : arcus palatopharyngeusSuperior : palatum moleInferior : 1/3 posterior lidahMedial : ruang orofaringLateral : kapsul dipisahkan oleh m. constrictor pharyngis superior oleh jaringan areolar longgar. A. carotis interna terletak 2,5 cm di belakang dan lateral tonsila.
TonsilitisDefinis Tonsilitis3
Besar TonsilT0 : tonsil telah diangkat T1 : tonsil di dalam fossa tonsilaris T2 : besar tonsil jarak arkus anterior dan uvulaT3 : besar tonsil jarak arkus anterior dan uvulaT4 : besar tonsil mencapai uvula atau lebihBrodsky grading scale Grade 0 : Tonsil dibelakang dinding laring anterior Grade 1 : Tonsil terlihat menutupi 25% luas orofaring Grade 2 : Tonsil terlihat menutupi 25-50% luas orofaring Grade 3 : Tonsil terlihat menutupi 51-75% luas orofaring Grade 4 : Tonsil terlihat menutupi >75% luas orofaring Modified 3 Grade scale Grade 1 : Tonsil mencapai 33% dari lebar orofaring Grade 2 :Tonsil mencapai 34-66% dari lebar orofaring Grade 3 : Tonsil mencapai >66% dari lebar orofaring Derajat 1 (N) : tonsil berada di belakang pilar tonsilar Derajat 2 : tonsil berada di antara pilar dan uvula Derajat 3 : tonsil mendekati uvula Derajat 4 : satu/kedua tonsil melebar hingga ke garis tengah orofaring hingga menyentuh uvula.
Patofisiologi Tonsilitis Akut
Patofisiologi Tonsilitis Kronik
Perbedaan Tonsilitis akut dan kronik
Tonsilitis Kronik
Indikasi Tonsilektomi
Indikasi AbsolutPembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi Indikasi RelatifTerjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik -laktamase resisten
Kontraindikasi Terdapat beberapa keadaan yang disebutkan sebagai kontraindikasi, namun bila sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap memperhitungkan imbang manfaat dan risiko. Keadaan tersebut adalah:8 1. Gangguan perdarahan 2. Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat 3. Anemia 4. Infeksi akut yang berat
DAFTAR PUSTAKA
Zuniar. Kumpulan karya ilmiah: Gambaran mikrobiologi pada tonsilitis kronis dari hasil usapan tenggorok dan bagian dalam tonsil. FKUI-PPDS bidang studi ilmu THT 2001. http://digilib.unimus.ac.idGeorge l, Adams. Lawrence R, Boies. Peter A, Higler. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi keenam. Jakarta: EGC; 1997: 264-269, 330-331, 337-340, 370-376. Soepardi, Efiaty A. Iskandar Nurbaiti. dkk. Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008: 221-225.Paradise JL, Bluestone CD, Colborn DK, Bernard BS, Rockette HE, Kurs-Lasky M. Tonsillectomy and adenoidectomy for recurrent throat infection in moderately affected children. Pediatrics 2002;110:7-15 Younis RT, Lazar RH. History and current practice of tonsillectomy. Laryngoscope 2002;112:3-5 Berkowitz RG, Zalzal GH. Tonsillectomy in children under 3 years of age. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 1990; 116:685-6.[Abstract] Bhattacharya N. When does an adult need tonsillectomy? Cleveland Clinic Journal of Medicine 2003:70;698-701Bck L. Paloheimo M, Ylikoski J. Traditional tonsillectomy compared with bipolar radiofrequency thermal ablation tonsillectomy in adults. Arch otolaryngol Head Neck Surg 2001;127:1106-12Webster AC, Morley-Forster PK, Dain S, Ganapathy S, Ruby R, Au A, Cook MJ. Anesthesia for adenotonsillectomy: a comparison between tracheal intubation and the armoured laryngeal mask airway. Can J Anaeth 1993;40:757-8 [Abstract]