View
290
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
obstetry and gynecology
Citation preview
PARTUS KASEPPEMBIMBING : DR. dr. Heriyadi Manan SpOG(K)
Kelompok :M Alvin Astian APervinder Singh
Dzikrina Miftahul HusnaYusep Herfriasnyah
Ramadita Utami FaleziaRani Fatmala
Ista Fatimah Kurnia R
BAB IPENDAHULUAN
BAB IISTATUS PASIEN
Identifikasi
Nama : Ny. TY
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Sepakat No.22 RT 27/RW08 Palembang
SukuBangsa : Indonesia
Pendidikan : Sarjana
Status Pernikahan: Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
MRS : 25 Juli 2015
Nama Suami : Tn. k
Umur : 38 tahun
Alamat : Jl. Sepakat No.22 RT 27/RW08 Palembang
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
AnamnesisKeluhan Utama
Mau melahirkan dengan anak tidak lahir- lahir
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 8 jam SMRS os mengeluh perut mulas yang menjalar ke pinggang yang semakin lama semakin sering dan kuat, keluar darah lendir (+), keluar air air (-).
Os pergi ke bidan dan dikatakan mau melahirkan namun anak tak lahir-lahir setelah dipimpin mengedan selama 2 jam. Lalu os di rujuk ke IGD RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan janin masih dirasakan.
Riwayat Perkawinan
Menikah 1x, lamanya 13 tahun.
Riwayat Reproduksi
Menarche : Usia 12 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 5 hari, haid teratur
Banyak haid : 2-3 kali ganti pembalut
HPHT : 20 Oktober 2014
Lama hamil : 40 minggu
Gerakan anak dirasakan:
Usia kehamilan 5 bulan
Periksa hamil :
3 kali di bidan saat usia kehamilan 3 bulan, 6 bulan, dan 7 bulan
TP : 27 Juli 2015
Riwayat Sosial Ekonomi
Suami penderita bekerja sebagai wiraswasta.
Kesan : menengah ke atas
Riwayat Gizi : sedang
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi : disangkal
Penyakit Jantung : disangkal
Penyakit Ginjal : disangkal
Penyakit Kelamin : disangkal
Diabetes Melitus : disangkal
Tuberkulosis : disangkal
Asma : disangkal
Alergi : disangkal
Riwayat Obstetri : G3P2A0
No Tempat bersalin
Tahun Hasil Kehamilan
Jenis Persalinan
Kelamin Berat Keadaan
1 Bidan 2003 Cukup Bulan
Spontan Laki-laki 3200 g Baik, Sehat
2 Bidan 2005 Cukup Bulan
Spontan Perempuan 3300 g Baik, Sehat
3 Saat ini
Pemeriksaan FisikStatus Presens (IGD 25-07-2015, pukul 04.50 WIB)
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Gizi : Cukup
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Frekuensi pernafasan: 22 x/menit
Suhu : 38,2 C
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 157 cm
Kepala : Konjungtiva anemis (-/-),sklera ikterik (-/-)
Jantung : BJ I-II (+) N, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler (+) N, wheezing (-), ronkhi (-)
Payudara : Hiperpigmentasi, Simetris kanan dan kiri, retraksi (-)
Abdomen : Cembung, scar livide (+), hati dan limfa sulit dinilai
Edema : -/-
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
BAK : tidak ada kelainan
BAB : tidak ada kelainan
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar: 25 Juli 2015 Pukul 04.50 WIB
Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah proccessus xiphoideus (33 cm)
Leopold II: : Letak janin memanjang, punggung kanan
Leopold III : terbawah kepala
Leopold IV : 3/5
His : 2x/10’/30”
DJJ : 158 kali/menit
Taksiran Berat Janin: 3100 gram
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) : 25 Juli 2015 Pukul 04.50 WIB
Portio
Konsistensi : lunak
Posisi : anterior
Pendataran : 100%
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : -
Terbawah : kepala
Penurunan : HIII
Penunjuk : UUK kanan lintang
Pemeriksaan Panggul
Pintu Atas Panggul
Promontorium: tidak teraba
KD : > 13 cm
KV : > 11,5 cm
Linea inominata : teraba 1/3 – 1/3
Pintu Tengah Panggul
Spina ischiadika : tidak menonjol
Dinding samping: lurus
Pintu Bawah Panggul
Arkus Pubis : > 90°
Kesan Panggul : Luas
Bentuk Panggul : Ginekoid
DKP : -
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Hematologi Hasil
Hemoglobin 10,8 g/dl
Eritrosit 3.780.000 /mm3
Leukosit 18.000/mm3
Hematokrit 32%
Trombosit 262.000/µL
Differential count 0/0/92/4/4
Pemeriksaan Urin Hasil
pH urine 6.2
Berat Jenis Urine 1025
Protein urine +
Glukosa urine -
Keton urine -
Darah urine -
Bilirubin urine -
Nitrite urine -
Epitel urine -
Diagnosis Kerja
G3P2A0 hamil 40 minggu inpartu kala II dengan partus kasep janin tunggal hidup dengan presentasi kepala.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Awal
Perbaikan keadaan umum (oksigen 5 L/menit, resusitasi intrauterin, lateroposisi)
Observasi his, denyut jantung janin, tanda vital ibu, tanda perdarahan
IVFD RL gtt XX/menit
Cek Lab (darah rutin dan urin rutin)
Pasang kateter
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g (IV)
Rencana terminasi perabdominal
Konseling Tubektomi
Penatalaksanaan Operatif
Persiapan Pre-operatif
Puasa
Pastikan intravenous line terpasangan dengan benar dan lancar
Persiapan drip oxytocyn (oxytocyn 20 IU dalam RL 500 cc)
Persiapan Packed Red Cell
Pengosongan kandung kemih dengan pemasangan kateter urin
Konsul anestesi: rencana penggunaan spinal anesthesia
Prognosis
Ibu : dubia
Janin : dubia
Laporan Operasi
Pukul 07.10 WIB Operasi dimulai
Penderita dalam posisi terlentang dalam keadaan anestesi spinal, dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril. Dilakukan insisi mediana 2 jari bawah pusat sampai 1 jari atas simpisis. Kemudian, insisi diperdalam secara tajam dan tumpul sampai menembus peritoneum. Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus sebesar kehamilan aterm. Diputuskan untuk melakukan SSTP dengan cara :
Membuka plika vesikourinaria
Insisi SBR linear ± 3 cm secara tajam kemudian ditembus secara tumpul sampai menembus cavum uteri dilakukan penembusan pada plasenta secara tumpul kemudian diperlebar ke lateral secara tumpul. Ketuban cukup, jernih, bau (-)
Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala
Pukul 07.15 WIB
Lahir neonatus hidup laki-laki dengan BB 3400 g, PB 49 cm, AS 8/9
Pukul 07.20 WIB
Plasenta lahir lengkap, BP 550 g, PTP 48 cm, ukuran Ø18x19 cm.
Dilakukan penjahitan SBR 1 lapis secara jelujur feston dengan PGA No. 1
Dilakukan retroperitonealisasi
Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya
Dilakukan pencucian kavum abdomen dengan NaCl 0.9%
Setelah kavum abdomen diyakini bersih dan tidak ada perdarahan, dilanjutkan penutupan dinding abdomen lapis demi lapis dengan cara sebagai berikut:
Peritonium dan otot dijahit secara jelujur dengan plain cat gut no. 2.0
Fascia dijahit secara jelujur dengan Vicryl no. 1 Sub kutis dijahit secara satu-satu dengan plain cat gut no. 2.0 Kutis dijahit secara jelujur subkutikuler dengan Vicryl no. 3.0 Luka operasi ditutup dengan sufratulle dan opsite
Pukul 08.10 WIB Operasi selesai
Diagnosis pra bedah :
G3P2A0 hamil 40 minggu inpartu kala II dengan partus kasep janin tunggal hidup presentasi kepala
Diagnosis pasca bedah : P3A0 Post SSTP ai. Partus kasep
Tindakan : Seksio sesaria transperitonialis profunda
Instruksi Pasca Bedah
IVFD RL + Oksitosin 20 IU gtt xx/menit s/d 24 jam Post Op
Observasi TVI (TD, N, RR, T, perdarahan)
Cek Hb bila Hb < 8 gr% transfusi PRC
Kateter menetap 24 jam post operasi catat I/O
Mobilisasi bertahap
Diet biasa
ASI on demand
Obat :
Ceftriaxone 2 x 1 gr (iv)
Asam Traneksamat 3 x 250 mg (iv)
Tramadol 3 x 1 amp (iv)
Diagnosis Pasca Bedah
P3A0 post SSTP a.i partus kasep
Follow Up ..Tanggal Catatan
26– 07- 201506.00 wib
S: Nyeri luka operasiO:St present KU : Sakit sedang Sens: CM TD: 110/70mmHg N: 80x/menit RR: 20x/menit T: 36,50C St ObstetriPL: Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), luka operasi tertutup, lokia (+) rubra merah terang, vulva tenang. A: P3A0 post SSTP a.i partus kasep P: Non Medikamentosa-Observasi keadaan umum, tanda vital dan tanda perdarahan.-Mobilisasi.-Kateter menetap 7 hari.-Diet TKTP Medikamentosa-IVFD RL XX/menit-Cefadroxil 2x500mg-Asam mefenamat 3x500mg
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epidemiologi
Berdasar hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2002-2003 dilaporkan :
Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab partus kasep multikompleks, berhubungan dengan pengawasan selama waktu hamil dan penatalaksanaan pertolongan persalinan.
1. Faktor kekuatan Ibu - Kelainan HIS : His yang tidak normal dalam kekuatan atau
sifatnya menyebabkan hambatan pada jalan lahir Jenis kelainan HIS : - Inersia Uteri - Kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi
- Kelainan Mengejan
Kelainan mengejan disebabkan oleh:
Otot dinding perut lemah
Distasis recti, abdomen pendulans dan jarak antara kedua m. recti lebar
Refleks mengejan hilang oleh karena pemberian narkose atau anestesi
Kelelahan (otot dinding perut menjadi lemah).1
a. Posisi oksiput posterior persisten
b. Persentasi puncak kepala
c. Persentasi muka
d. Persentasi dahi
f. Letak sungsang
g. Letak lintang
h. Persentasi ganda
i. Pertumbuhan janin yanng berlebihan
j. Hidrosefalus
k. Prolaps funikuli
2. Faktor Janin
3. Faktor jalan lahir
A. Distosia karena kelainan panggul.
B. distosia karena jalan lahir lunak
4. Faktor penolong
5. Faktor Psikologis
Gejala Klinis
1. Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat dan lemah, pernapasan cepat dan meteorismus
2. Tanda tanda dehidrasi.
3. Cincin retraksi patologis, edema vulva, edema serviks, his hilang atau lemah.
4. Cincin retraksi patologis Bandl.
5. Tanda-tanda ruptur uteri : perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian janin mudah teraba dari luar, dan pada pemeriksaan dalam didapatkan bagian terendah
6. Janin mudah didorong ke atas, robekan dapat meluas sampai serviks dan vagina (Pernoll, 2001)
Patofisiologi
Partus lama, apabila tidak diakhiri, akan berlanjut pada partus kasep dengan tanda-tanda :5
1. Kelelahan ibu
2. Karena mengejan terus, sedangkan asupan kalori biasanya kurang.
3. Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake cairan kurang.
4. Infeksi rahim; terjadi bila ketuban pecah lama, sehingga terjadi infeksi rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi penolong yang kurang steril.
5. Perlukaan jalan lahir; terjadi karena adanya disproporsi kepala panggul juga manipulasi dan dorongan dari penolong.
6. Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam rahim.
Diagnosis
Kelelahan
Vulva edema
Perut kembung
Demam
Gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit, asidosis
Infeksi intrauterin sampai sepsis
Dehidrasi sampai syok
Robekan jalan lahir sampai robekan rahim (ruptur uteri)
Diagnosis partus kasep ditegakkan berdasarkan adanya partus lama yang disertai tanda dan gejala klinis akibat partus lama.Gejala yang dirasakan ibu dapat berupa:
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk partus kasep bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum ibu
1. Koreksi cairan (rehidrasi)
2. Koreksi keseimbangan asam basa
3. Koreksi keseimbangan elektrolit
4. Pemberian kalori
5. Pemberantasan infeksi
6. Penurun panas
BAB IVANALISIS KASUS
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik ditegakkan diagnosis berupa G3P2A0 hamil 40 minggu inpartu kala II dengan partus kasep janin tunggal hidup presentasi kepala.
Kala II pada multigravida dikatakan memanjang atau lama apabila berlangsung lebih dari 1 jam.
Pada pasien ini kala II berlangsung + 2 jam. Selama kala II ini pasien sudah dilakukan pimpinan persalinan oleh bidan selama ± 2 jam, namun bayi tidak lahir-lahir.
Akibatnya muncul komplikasi pada ibu dan janin. Pada kasus ini didapatkan suhu badan ibu yang meningkat (38,2C) dan didapatkan denyut jantung janin reguler yaitu 158x/menit.
Dari anamnesis diketahui bahwa, pasien telah mengedan sejak 2 jam yang lalu tetapi anak tidak lahir-lahir. Pada multigravida pimpinan persalinan kala II tidak boleh lebih dari 1 jam.
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi dan infeksi, dan pada pemeriksaan luar didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah prosesus xiphoideus bokong teraba di fundus, bagian terbawah adalah kepala dan penurunan 3/5.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 10 cm dengan pendataran 100%, ketuban telah pecah dengan bagian terbawah kepala.
Berdasarkan hal tersebut, kasus di atas dapat didiagnosis sebagai partus kasep, karena didapatkan adanya persalinan yang berlangsung lama pada kala II serta ditemukannya komplikasi pada ibu dan janin akibat partus lama tersebut.
Faktor jalan lahir mungkin bukan penyebab partus kasep pada kasus ini karena dari pemeriksaan panggul didapatkan dalam batas normal, sehingga kemungkinan terjadinya Disproporsi Kepala Panggul (DKP) dapat disingkirkan.
Faktor yang paling memungkinkan untuk terjadinya partus kasep pada kasus ini adalah faktor kekuatan (his) karena kontraksi ibu saat mengedan hanya 2 kali dalam 10 menit selama 30 detik.
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah perbaikan keadaan umum (oksigen 5 L/menit, lateroposisi), resusitasi intra uterin, pemberian antibiotik dan rencana terminasi persalinan perabdominam.
Pemberian rehidrasi dengan IVFD RL XX/menit untuk mencegah pasien jatuh dalam keadaan dehidrasi.
Pemasangan kateter menetap dimaksudkan untuk mengetahui (kontrol) keseimbangan cairan dan kateter ini juga tetap dipasang sampai 14 hari post partum dengan tujuan mengistirahatkan vesika urinaria dan mencegah terbentuknya fistula vesikovagina.
Tujuan pemberian antibiotik pada kasus ini adalah untuk mencegah infeksi yang mungkin akan terjadi (profilaksis).
Antibiotik yang diberikan adalah ceftriaxon 2x1 g intravena.
Pada pasien ini juga dilakukan observasi his, denyut jantung janin, tanda vital ibu, dan tanda perdarahan.
Selanjutnya dilakukan persiapan operasi untuk terminasi perabdominal.
TERIMA KASIH
Recommended