View
223
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM :
EKSTRAKSI SAPONIN DARI DAUN BUNGA SEPATU (Hibiscus Rosa-
Sinensis L) SEBAGAI AGENSIA PEMBUSA DAN ZAT ANTIBAKTERI
ALAMI PADA DETERJEN DALAM RANGKA MENGURANGI
PENCEMARAN AIR
BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Winda Mega Widianingrum K3313076 / 2013 Pendidikan Kimia
Wahidah Estiningrum K3313072 / 2013 Pendidikan Kimia
Reti Prabaraita Nurisah K3314045 / 2014 Pendidikan Kimia
Dana Nuriyana K4313026 / 2013 Pendidikan Biologi
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
RINGKASAN .......................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.4. Luaran Yang Diharapkan .............................................................. 3
1.5. ManfaatPenelitian .......................................................................... 3
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3
2.1 Saponin ............................................................................................ 3
2.2 Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L) ................................. 4
2.3 Ekstraksi .......................................................................................... 4
2.4 Bakteri Staphylococcus aureus ....................................................... 4
2.5 Bakteri Eschericia Coli ................................................................... 5
2.6 Antibakteri....................................................................................... 5
2.7 Deterjen ........................................................................................... 5
BAB 3METODE PENELITIAN .............................................................. 5
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 5
3.2 Metode Penelitian........................................................................... 6
3.3 Sampel ............................................................................................ 6
3.4 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 6
3.5 Teknik Pengambilan Data .............................................................. 6
3.6 Cara Kerja Penelitian ..................................................................... 6
3.7 Skema Jalur Penelitian ................................................................... 7
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................... 8
4.1 Anggaran Biaya .............................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 8
BAB 5 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 9
LAMPIRAN
Lampiran 1.Biodata Ketua, AnggotadanDosenPendamping .................... 10
Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan .............................................. 16
Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan PembagianTugas ..... 22
Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana........................... 23
iv
RINGKASAN
Dewasa ini, banyak terjadi pencemaran air khususnya air sungai. Hal tersebut
salah satunya dikarenakan limbah rumah tangga seperti deterjen. Deterjen
mengandung bahan aditif seperti Alkyl Benzena Sulfonate (ABS) dan Linear Alkyl
Sulfonate (LAS) yaitu suatu agensia pembusa sintetis yang dapat mencemari air
serta mengganggu ekosistem di perairan karena sukar terurai oleh mikroorganisme
dalam air. Zat aditif sintetis lain yang terdapat pada deterjen yaitu triklosan, suatu zat
antibakteri. Namun penggunaan jangka panjang antibakteri ini menyebabkan bakteri
menjadi resisten. Padahal, berbagai macam penyakit timbul akibat adanya infeksi
bakteri terutama oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Eshericia coli yang dapat
menyebabkan infeksi ringan hingga akut. Hal tersebut dikarenakan masyarakat
kurang menjaga kebersihan. Salah satunya pakaian, karena bakteri tersebut bisa
menempel pada kain atau pakaian. Untuk itu, diperlukan bahan aditif pengganti yang
lebih aman dan tepat guna.
Bahan aditif untuk deterjen bisa diperoleh dari bahan alam misalnya senyawa
saponin. Senyawa saponin merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak
terdapat pada tumbuhan seperti daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L).
Senyawa tersebut memiliki kemampuan antibakteri, serta mampu membentuk busa
stabil bila dilarutkan dalam air. Berdasarkan hal tersebut, senyawa saponin dapat
menggantikan zat aditif sintetis pada deterjen sebagai agensia pembusa sekaligus zat
antibakteri.
Senyawa saponin diperoleh dengan cara mengumpulkan daun bunga sepatu
lalu diiris dan dikeringkan. Setelah itu dibuat simplisia (serbuk sampel) dari daun
bunga sepatu lalu melakukan uji pendahuluan pada serbuk sampel tersebut. Serbuk
diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Filtrat dari hasil
maserasi diuapkan menggunakan rotary evaporator agar menjadi ekstrak kental. Dari
ekstrak kental yang diperoleh, diekstraksi saponinnya menggunakan ekstraksi cair-
cair dan diuapkan kembali dengan rotary evaporator. Setelah itu mengidentifikasi
senyawa saponin menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dan spektrofotometri UV-
Vis. Lalu ekstrak saponin yang diperoleh diuji aktivitas antibakterinya sebelum
diaplikasikan pada deterjen. Langkah berikutnya adalah pembuatan deterjen dengan
berbagai macam variabel seperti perbedaan konsentrasi saponin untuk pembuatan
deterjen. Setelah itu dilakukan uji kestabilan busa dan penentuan konsentrasi
optimum saponin agar terbentuk busa yang stabil serta uji aktivitas antibakterinya
lagi. Pengujian antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan E.coli dilakukan dengan
metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).
Hasil penelitian diperoleh deterjen dengan standar sesuai pada umumnya serta
memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif seperti
S.aureus serta gram negatif seperti E.coli. Dengan digantikannya zat aditif sintesis
pada deterjen kita dapat mengurangi angka pencemaran air serta meminimalisasi
timbulnya penyakit akibat infeksi bakteri.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini pencemaran air pada sungai telah mengalami peningkatan,
salah satunya merupakan akibat dari limbah rumah tangga seperti limbah
deterjen. Pencemaran tersebut diakibatkan dalam deterjen mengandung bahan
aditif seperti Alkyl Benzena Sulfonate (ABS) dan Linear Alkyl Sulfonate
(LAS) yang merupakan zat surfaktan sebagai agensia pembusa namun sulit
diuraikan oleh mikroorganisme dalam air. Sehingga mengganggu kehidupan
organisme di dalam air serta menurunkan kualitas air (Garno, S.Y : 2011).
Oleh karena itu, agen pembusa ini dapat mengancam stabilitas lingkungan
hidup dalam perairan. Agensia pembusa sintetis ini apabila digunakan dalam
dosis yang tinggi dapat masuk ke jaringan kulit sehingga dapat menyebabkan
iritasi.
Zat aditif lain yang terdapat pada deterjen adalah triclosan, yang
digunakan sebagai agen antibakteri yang dapat mengganggu kerja endokrin
dan menyebabkan resistensi oleh bakteri untuk penggunaan jangka panjang.
Akibatnya bakteri yang menempel pada kain dimana bakteri tersebut, menjadi
kebal terhadap zat antibakteri. Reza (2013) menyebutkan, triclosan memiliki
sifat klorofenol. Hal ini membuat triclosan menjadi penyebab tumbuhnya
kanker di tubuh manusia bila digunakan jangka panjang.
Bakteri yang sering menginfeksi manusia adalah Staphylococcus
aureus. Bakteri ini bisa menyebabkan infeksi ringan hingga berat seperti
menginfeksi kulit, hingga saluran pernafasan yang menimbulkan penyakit
seperti jerawat, bisul dan pneumonia. Selain itu juga ada Eshericia coli yang
menyebabkan diare. Berdasarkan penelitian Departement Microbiology &
Immunologi Universitas New York, kedua bakteri tersebut dapat ditemukan di
dalam pakaian atau kain yang lembab. Jadi, bahan-bahan aditif sintetis pada
deterjen seperti ABS / LAS dan triclosan tersebut selain mencemari
lingkungan, juga menimbulkan penyakit bagi manusia.
Untuk itu, diperlukan suatu agensia pembusa yang lebih ramah
lingkungan dan agen antibakteri yang bekerja secara optimal agar hasil
pencucian bebas dari bakteri penyebab infeksi kulit. Contohnya adalah
senyawa saponin. Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan
steroid atau triterpena. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang
menimbulkan busa stabil bila dikocok dalam air. Selain itu saponin memiliki
fungsi farmakologi diantaranya sebagai antibakteri, antijamur,
immunomodulator dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut saponin dapat
menggantikan bahan aditif pada deterjen sebagai agensia pembusa alami
sekaligus zat antibakteri.
2
Menunurut Tukiran (2014), senyawa saponin dapat diekstrak dari
bahan alam seperti daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L).
menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak saponin yang
diperoleh ditambahkan untuk menggantikan agensia pembusa dan zat
antibakteri sintetis yang umumnya digunakan pada deterjen. Dari ekstrak
saponin yang didapat akan dilakukan uji stabilitas busa dan uji aktivitas
antibakteri sebelum dan setelah ekstrak saponin ditambahkan pada deterjen.
Dari uji tersebut diperoleh informasi bahwa ekstrak saponin dapat dijadikan
agensia pembusa alami dan zat antibakteri pada deterjen, sehingga
menghasilkan deterjen yang ramah lingkungan dan memiliki kemampuan
antibakteri.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka rumusan masalah yang
diperoleh sebagai berikut :
1. Apakah saponin dapat diekstrak dari daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-
Sinensis L) ?
2. Bagaimana cara mengekstrak saponin dari daun bunga sepatu (Hibiscus
Rosa-Sinensis L) ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa saponin yang diperoleh dari
daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L) ?
4. Bagaimana kemampuan aktivitas antibakteri ekstrak saponin pada bakteri
Staphylococcus aureus dan Eshericia coli sebelum diaplikasikan pada
deterjen ?
5. Berapa konsentrasi optimum saponin yang ditambahkan pada deterjen
untuk menghasilkan busa yang stabil ?
6. Bagaimana kemampuan antibakteri saponin setelah diaplikasikan dalam
detergen ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :
1. Mengetahui bahwa saponin dapat diekstrak dari daun bunga sepatu
(Hibiscus Rosa-Sinensis L).
2. Mengetahui cara mengekstrak saponin dari daun bunga sepatu (Hibiscus
Rosa-Sinensis L).
3. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa saponin yang diperoleh dari
daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L)
4. Mengetahui kemampuan aktivitas antibakteri ekstrak saponin pada bakteri
Staphylococcus aureus dan Eshericia coli sebelum diaplikasikan pada
deterjen.
5. Mengetahui konsentrasi optimum saponin yang ditambahkan pada deterjen
untuk menghasilkan busa yang stabil.
3
6. Mengetahui kemampuan antibakteri saponin setelah diaplikasikan dalam
detergen.
D. LUARAN YANG DIINGINKAN
Luaran yang ingin dicapai dalam penelitian kali ini :
1. Artikel dalam jurnal ilmiah, dan;
2. Menghasilkan saponin sebagai agensia pembusa alami dan zat antibakteri
pada deterjen yang ramah lingkungan.
E. MANFAAT PROGRAM
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai referensi untuk mengekstrak saponin dari daun bunga sepatu
(Hibiscus Rosa-Sinensis L).
b. Sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan tentang ekstraksi saponin dari
daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L).
b. Bagi masyarakat, sebagai pengetahuan bahwa ada bahan aditif untuk
membuat deterjen ramah lingkungan.
c. Bagi pemerintah, untuk menambah data dan strategi dalam rangka
mengurangi pencemaran air serta penyakit akibat infeksi bakteri di
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Saponin
Saponin merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun
glikosida steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat
seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya
membentuk busa dan menghemolisa sel darah merah (Harborne, 1996).
Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.
Saponin tersebar luas di tumbuhan. Keberadan saponin ditandai dengan
pembentukan larutan koloidal dengan air yang menimbulkan buih stabil.
Pembentukan busa yang stabil sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau
memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanaya saponin.
Senyawa saponin dapat diidentifikasi dari warna yang dihasilkannya
dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Warna biru-hijau menunjukkan
saponin steroida, dan warna merah, merah muda, atau ungu menunjukkan
saponin triterpenoida (Farnsworth, 1966).
4
B. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku
Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai
tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Pada umumnya tinggi
tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar
atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bunga
berbentuk trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm.
Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa-sinensis L., mengandung flavonoida.
Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga
mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin,
skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C (Muhammad Iqbal, dan
Endang Sulistyorini S.P). Ekstrak metanol tanaman bunga sepatu
mengandung steroid, alkaloid, fenolik, tannin dan saponin. (Tukiran, dkk,
2014)
C. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang
berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Salah satu metode
ekstraksi yang paling sederhana adalah maserasi. Maserasi adalah proses
pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada suhu ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan terus-
menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut
setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.
D. Bakteri Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, berbentuk bulat,
dan biasanya bergerombol seperti anggur dalam bentuk tidak teratur,
berpasangan maupun tunggal. Karekteristik penting dari Staphylococcus
aureus adalah pembentukan pigmen koloni yang umumnya berwarna
kuning keemasan.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen mayor pada
manusia. Setiap manusia memiliki potensi terinfeksi bakteri ini dengan
tingkat keganasan yang berbeda mulai dari infeksi kulit yang ringan
hingga infeksi yang berat. (Parhusip, dkk, 2009). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Microbiology & Immunology Universitas New York
menunjukkan bahwa bakteri Staphylococcus aureus yang bisa menempel
pada pakaian. Bakteri tersebut bisa bertahan hidup selama berminggu-
minggu sampai berbulan-bulan. Bakteri ini selain menginfeksi kulit, juga
dapat mencemari makanan.
5
E. Bakteri Eshericia coli
Eshericia coli merupakan bakteri gram negatifygdalam keadaan
normal dalam saluran pencernaan termasuk bakteri yang tidak patogen,
namun bersifat patogen apabila berada di luar saluran pencernaan. Koloni
Eschericia coli pada media Endo agar berbentuk bulat, berwarna merah
mudah hingga merah tua, dikelilingi batas terang disekitarnya. Bakteri ini
dapat menyebabkan penyakit diare.
F. Antibakteri
Bahan antimikroba merupakan salah satu penghambatan
mikroorganisme secara kimia yang mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme mikroba. Antibakteri termasuk ke dalam antimikroba yang
digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Bahan antimikroba
dapat diperoleh dari senyawa metabolit sekunder yang berada dalam
tumbuhan seperti flavonoid, saponin dan tanin. Saponin dapat menjadi
antibakteri karena zat aktif permukaannya mirip detergen, akibatnya
saponin akan menurunkan tegangan permukaan dinding sel bakteri dan
merusak permeabilitas membran. Rusaknya membran sel ini sangat
mengganggu kelangsungan hidup bakteri. (Harbone, 1998)
G. Deterjen
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk
membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak
bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara
lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air.
Pada umumnya deterjen mengandung bahan-bahan surfaktan,
builder, filler, aditif, enzim, dan atau antifoam. Formulasi deterjen
sangat tergantung pada maksud penggunaannya. Perbedaannya pada
jenis surfaktan dan zat tambahan yang dicampurkan.
Surfaktan (surface active agent) merupakan senyawa akif yang
mampu menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antarmuka suatu
cairan. Sifat surfaktan disebabkan karena struktur molekulnya memiliki
dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu hidrofobik dan hidrofilik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Pendidikan Kimia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS),
Laboratorium Pusat Sub Lab Kimia UNS, dan Laboratorium Pusat Sub Lab
Biologi UNS pada bulan Januari hingga Juni.
6
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian laboratorium.
C. SAMPEL
Sampel yang digunakan diperoleh dari Kabupaten Sukoharjo dan Kota
Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik
pengambilan sampel bertujuan (purpose sampling), dimana sampel dipilih
secara khusus sesuai dengan tujuan penelitian.
E. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Data yang diperoleh berasal dari:
1. Analisis kemurnian saponin yang dihasilkan dengan menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis.
2. Hasil analisis uji kestabilan busa deterjen dengan berbagai macam
konsentrasi saponin yang ditambahkan pada deterjen.
3. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) untuk bakteri Staphylococcus
aureus dan Eshericia coli sebelum dan setelah diaplikasiakan ke dalam
deterjen.
F. CARA KERJA PENELITIAN
Cara kerja penelitan yang dilakukan sebagai berikut.
1. Pembuatan serbuk simplisia (serbuk sampel) dari daun bunga sepatu,
dengan dikeringkan di bawah sinar matahari lalu dioven, kemudian
ditumbuk dengan halus.
2. Melakukan uji pendahuluan adanya saponin dengan uji busa dan uji
Liberman-Burchard.
3. Mengekstraksi sampel dengan metode maserasi menggunakan pelarut
metanol selama 2x24 jam kemudian menyaring hingga diperoleh filtrat.
4. Menguapkan filtrat menggunakan rotary evaporator beberapa kaliuntuk
mendapatkan ekstrak kental daun bunga sepatu selain itu juga digunakan
waterbath untuk penguapan.
5. Melakukan ekstraksi saponin dengan metode ekstraksi cair-cair dengan
corong pisah.
6. Memekatkan hasil ekstraksi dengan rotary evaporator.
7. Mengidentifikasi saponin yang diperoleh menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
8. Mengidentifikasi saponin yang diperoleh menggunakan spektrofotometri
UV-Vis.
9. Menguji aktivitas antibakteri dari saponin terhadap S. aureus dan E.coli
dengan metode difusi sumuran, sebelum ditambahkan pada deterjen.
10. Mencampurkan saponin untuk membuat deterjen dengan berbagai
konsentrasi.
7
11. Penentuan konsentrasi optimum saponin untuk pembuatan deterjen agar
didapatkan busa yang stabil.
12. Menguji kestabilan busa dari deterjen yang mengandung saponin.
13. Menguji aktivitas antibakteri dari deterjen yang mengandung saponin
dengan metode yang sama.
14. Menganalisis data yang diperoleh untuk menyusun laporan tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan.
15. Menyusun laporan penelitian sebagai pertanggungjawaban untuk
penelitian yang telah dilakukan.
G. SKEMA JALUR PENELITIAN
Menguji
kemampuan busa
dan aktivitas
antibakteri
saponin setelah
diaplikasikan
kedalam deterjen
Pengumpulan daun
bunga sepatu dan
pembuatan serbuk
Melakukan uji
pendahuluan
adanya saponin
Melakukan
ekstraksi daun
bunga sepatu
dengan metode
maserasi
Melakukan
penguapan hasil
maserasi
menggunakan
rotary evaporator
Ekstraksi
saponin dari
ekstrak kental
daun bunga
sepatu dengan
corong pisah
Mengidentifikasi
senyawa saponin
dengan KLT dan
spektrofotometri
UV-Vis
Membuat
deterjen
menggunakan
campuran
saponin dengan
berbagai
konsentrasi
Penentuan
konsentrasi
optimum saponin
untuk pembuatan
deterjen agar
didapatkan busa
yang stabil
Analisis Data
Hasil Penelitian
dan
menyimpulkan
hasilnya
Penyusunan
Naskah
Publikasi dan
Laporan
Kegiatan
Penelitian
Menguji
aktivitas
antibakteri
ekstrak saponin
sebelum
diaplikasikan
pada deterjen
8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. ANGGARAN BIAYA
Anggaran yang akan kami ajukan sebesar Rp. 12.396.000,- dengan perincian
sebagai berikut:
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang, Rp. 3.150.000
2. Bahan Habis Pakai, Rp. 4.310.000
3. Perjalanan, Rp. 3.100.000
4. Lain-lain Rp. 1.836.000
Jumlah Rp. 12.396.000
B. JADWAL KEGIATAN
No. Jenis Kegiatan BULAN
1 2 3 4 5
1. Pengumpulan daun bunga sepatu dan
pembuatan serbuk simplisia
2. uji pendahuluan dan estraksi daun bunga
sepatu menggunakan metode maserasi
3. Ekstraksi saponin dari ekstrak kental
daun bunga sepatu dengan corong pisah
4. Identifikasi senyawa saponin dengan
KLT dan spektrofotometri UV-Vis
5. Uji antibakteri dari saponin sebelum
diaplikasikan dalam deterjen
6. Membuat deterjen menggunakan
campuran saponin dengan berbagai
konsentrasi
7. Penentuan konsentrasi optimum saponin
untuk pembuatan deterjen dengan uji
kestabilan busa
8. Pengujian kemampuan antibakteri
deterjen dengan penambahan saponin
9. Analisis data dan penyusunan laporan
penelitian
9
DAFTAR PUSTAKA
Agus, 2004. Peranan Eshericia coli Pada Kesehatan.Universitas Padjajaran.
Ash, 2000. Efektifitas Daya Hambat Staphylococcus. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Dewi M S., Handayani N., Ngaisah S., dan Setyowati E.N. (2013). “Aktivitas
Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz &
Pav.)”. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia, 2(9), hal. 156-163.
Djunaidi M.C., Suzery M. (2004). “Isolasi Triterpenoid dari Bunga Artocarpus
communis”. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia, 1(3), hal. 15-19.
Eny, Anggra, 2011. Metode Ekstraksi. Universitas Indonesia.
Garno, Y.S. (2011). Daya Tahan Beberapa Organisme Air Pada Pencemar Limbah
Deterjen. Jurnal Teknologi Lingkungan 1(3), hal. 212-218.
Handayani N., Wartono M.W., dan Murti R.K. (2012). “Identifikasi dan Uji
Aktivitas Antibakteri Fraksi Teraktif Daun Mimba (Azadirachta Indica A.
Juss)”. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia, 2(9), hal. 57-69.
Hartini S., Soetjipto H., Pertiwi M. (2014). “Optimalisasi Konsentrasi Ekstrak
Saponin Daun Petai Cina (Leucaena leuchocephala De Wit.)”. Prosiding
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia. hal. 253-260.
Irianto, Koes, 2008. Mengenal Dunia Bakteri. Bandung : Pinggandani.
Jawetz, 1996 dalam Retno, 2009. Metode Ekstraksi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kristiyana, Reza. 2013. Optimasi Penambahan Ekstrak Etanol Daun Kemangi
sebagai Pengganti Triclosan dalam Menghambat Staphylococcus Aureus
dan Eschericia Colipada Produk Sabun Cuci Tangan Cair. Diperoleh pada
15 September 2015, dari http://perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id
/file/Skripsi%20-%20Reza%20-%20062109001.docx
Rosida, Jernih. (2002). “Uji Saponin dalam Lidah Buaya, Limbah Buah
Mengkudu dan Daun Mimba”. Balai Penelitian Ternak Ciawi. hal. 70-76.
Suharto M.A.P., Edy J.H., Dumanauw J.M. (2013). “Isolasi Identifikasi Senyawa
Saponin dari Ekstrak Metanol Batang Pisang Ambon (Musa paradiciata
var. sapientum L.)”. Jurnal Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. hal.
86-90.
Tukiran, Suyatno, Hidayati, N. (2014) “Skrining Fitokimia pada Beberapa Ekstrak
dari Tumbuhan Bugenvil (Bougainvillea glabra), Bunga Sepatu (Hibiscus
Rosa-Sinensis L.), dan Daun Ungu (Graptophylum pictum Griff.) “.
Prosiding Seminar Nasional Kimia Universitas Negeri Surabaya. Hal.
235-244.
10
11
12
13
14
Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Widiastuti Agustina Eko Setyowati, S.Si.,
M.Si.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan imia
4 NIDN 0001088208
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 1 Agustus 1982
6 Email widi_greco@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 081280660500
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas
Sebelas Maret
Surakarta
Institut Teknologi
Bandung
-
Jurusan Kimia Kimia -
Tahun Masuk-Lulus 2000-2005 2008-2010 -
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel
IImiah
Waktu dan
Tempat
1 Seminar Nasional Pendidikan
Sains
Pengaruh Metode
Ekstraksi terhadap
Aktivitas
Antioksidan Kulit
Buah Durian
(Durio zibethinus
Murr) Varietas
Petruk
2014, Pasca
Sarjana UNS
2 Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia (SNKPK) VI
Skrining
Fitokimia dan
Identifikasi
Komponen Utama
Ekstrak Metanol
Kulit Durian
(Durio zibethinus
Murr) Varietas
Petruk
2014, FKIP UNS
3 Seminar Nasional Kimia dan
Pendidikan Kimia (SNKPK) IV
Macalowiinin,
Senyawa Baru
dari Daun
Macaranga lowii
2012, FKIP UNS
15
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Sewa Peralatan Penunjang
Alat Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Oven
Membantu
pengeringan
daun
1 buah 200.000 200.000
Neraca analitik
Menimbang
zat-zat yang
diperlukan
1 buah 75.000 75.000
Blender
Membuat
sampel
menjadi
serbuk
1 buah 65.000 65.000
Gelas ukur
Untuk
mengukur
banyaknya
reagen yang
diperlukan
5 buah 30.000 150.000
Labu ukur
Tempat
membuat
larutan
saponin
berbagai
konsentrasi
4 buah 40.000 160.000
Gelas beker Mencampur
bahan 5 buah 30.000 150.000
Tabung reaksi Untuk
mereaksikan 10 buah 7.000 70.000
Rak tabung reaksi Tempat
tabung reaksi 2 buah 10.000 20.000
Pipet tetes Mengambil
larutan 10 buah 3000 30.000
Corong gelas
Membantu
proses
penuangan
larutan
3 buah 20.000 60.000
Rotary
evaporator
Untuk
menguapkan 1 set 450.000 450.000
17
hasil maserasi
Seperangkat
kromatografi
lapis tipis
Idenifikasi
saponin
dengan KLT
1 set 350.000 350.000
Lampu UV 254
dan 366nm
Mendeteksi
noda saponin
pada plat
silika gel
1 Buah 150.000 300.000
Pengaduk kaca
Membantu
proses
pengadukan
2 Buah 10.000 20.000
Spatula
Mengambil
bahan padat
dalam jumlah
kecil
1 Buah 10.000 10.000
Wadah plastik
polipropilen
Wadah
pembuatan
deterjen
3 Buah 15.000 45.000
Ayakan
Membantu
proses
pembuatan
deterjen
1 Buah 15.000 15.000
Waterbath
Untuk
menguapkan
ekstrak cair
1 set 175.000 175.000
Cawan porselen
Tempat
menguapkan
ekstrak
2 buah 20.000 40.000
Hair dryer
Memperjelas
warna noda
saponin pada
KLT
1 buah 50.000 50.000
Spektrofotometer
UV-Vis
Identifikasi
senyawa
saponin
1 set 375.000 375.000
Corong pisah
Memisahkan
saponin dari
zat lain
3 buah 25.000 75.000
Pervorator
Membuat
sumuran pada
uji aktivitas
1 Buah 85.000 85.000
18
antibakteri
Autoklaf
Mensterilkan
alat untuk uji
antibakteri
1 Buah 150.000 150.000
Jarum ose
Menggoreskan
isolat bakteri
pada medium
2 Buah 15.000 30.000
SUB TOTAL (Rp) 3.150.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Daun bunga
sepatu
Bahan dasar
ekstraksi
saponin
3 kg 20.000 60.000
Aquades
Untuk
pelarutan
dan
pengenceran,
eluen saat
KLT
30 liter 5.000 150.000
Metanol
Pelarut
saponin saat
maserasi,
eluen saat
KLT
2,5 liter 375.000 375.000
HCl merck
Uji
pendahuluan
adanya
saponin
1 liter 450.000 450.000
Kloroform Eluen saat
KLT 1 liter 400.000 400.000
H2SO4 Merck
Uji
pendahuluan
adanya
saponin
2,5 liter 300.000 300.000
Lempeng
aluminium
silika gel GF-
Sebagai
Stationary
phase pada
1 box 300.000 300.000
19
254 merck KLT
Alcohol 95 %
Identifikasi
saponin
dengan KLT
1 liter 50.000 50.000
n-butanol
Mengekstrak
saponin dari
hasil
maserasi
2,5 liter 400.000 400.000
Dietil eter
Mengekstrak
saponin dari
hasil
maserasi
2,5 liter 300.000 300.000
NaCl
Sebagai
bahan
pembuatan
deterjen
1 kg 10.000 10.000
Citrunzur
Sebagai
bahan
pembuatan
deterjen
1 kg 20.000 20.000
Na2SO4
Sebagai
bahan
pembuatan
deterjen
1 kg 20.000 20.000
Peserfatif
Sebagai
pengawet
deterjen
1 l 75.000 75.000
Sulfitin
Sebagai
bahan
pembuatan
deterjen
1 kg 50.000 50.000
Pewarna
deterjen
Untuk
memberi
warna pada
deterjen
250 ml 30.000 30.000
Pewangi
deterjen
Pengharum
deterjen 250 ml 150.000 150.000
Nutrien Agar
(NA)
Medium
pembiakan
bakteri
500 gram 600.000 600.000
Amoksisilin Sebagai 10 tablet 7.000 70.000
20
kontrol
positif uji
antibakteri
Kultur bakteri
Eschericia coli
Sebagai
bakteri uji 1 sachet 250.000 250.000
Kultur bakteri
Staphylococcus
aureus
Sebagai
bakteri uji 1 sachet 250.000 250.000
SUB TOTAL (Rp) 4.310.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Transportasi
untuk survei
bahan dan
membeli
bahan
Melakukan
survei
tempat
pembelian
bahan-
bahan yang
digunakan
untuk
penelitian
4 orang Rp.
500.000 2.000.000
Tansportasi
untuk
seminar
Transportasi
seminar 4 orang 275.000
Rp.
1.100.000
SUB TOTAL (Rp) 3.100.000
4. Lain-lain
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
Publikasi
jurnal ilmiah
Melakukan
seminar hasil 4 - 350.000 1.400.000
Pembuatan
dan
penggandaan
laporan
Penyusunan
laporan dan
penggandaan
untuk
keperluan
6 buah 50.000 300.000
21
seminar
Sewa
internet
untuk
pencarian
materi
Untuk
menambah
Wawasan
tentang
penelitian
maka
dilakukan
penulusuran
melalui
internet
8 - 7.000 56.000
Alat tulis
Untuk
mempermudah
proses
penyusunan
laporan
- - 80.000 80.000
SUB TOTAL (Rp) 1.836.000
Total ( Keseluruhan ) 12.396.000
22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama / NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1 Winda Mega
Widianingrum/
K3313076
Pendidikan
Kimia
IPA-
Kimia
20 Minggu Ketua :
a. Mengontrol Kinerja Tim
Peneliti.
b. Merancang kegiatan
penelitian.
c. Mengevaluasi Kinerja Tim
Peneliti.
d. Membimbing anggota
pelaksana.
e. Menyusun laporan hasil
penelitian dan naskah
publikasi.
2 Wahidah
Estiningrum/
K4313072
Pendidikan
Kimia
IPA-
Kimia
20 Minggu Anggota Pelaksana:
a. Melaksanakan tugas dari
Ketua Tim.
b. Mengevaluasi kinerja Ketua
Tim.
c. Membantu Ketua Tim
menyusun laporan hasil
penelitan dan naskah
publikasi
3 Reti Prabaraita
Nurisah/
K3314045
Pendidikan
Kimia
IPA-
Kimia
20 Minggu Anggota Pelaksana:
a. Melaksanakan tugas dari
Ketua Tim.
b. Mengevaluasi kinerja Ketua
Tim.
c. Membantu Ketua Tim
menyusun laporan hasil
penelitan dan naskah
publikasi
4 Dana
Nuriyana/
K4313026
Pendidikan
Biologi
IPA-
Biologi
20 Minggu Anggota Pelaksana:
a. Melaksanakan tugas dari
Ketua Tim.
b. Mengevaluasi kinerja Ketua
Tim.
c. Membantu Ketua Tim
menyusun laporan hasil
penelitan dan naskah
publikasi
23
Recommended