View
526
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 1/39
ii
UMY-INSIGHCORNER.BLOGSPOT.COM
BELAJAR BERMAKNA MELALUI PETA KONSEP SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKR DAN
PENGUASAAN KONSEP IPA PADA SISWA
SDN 001 SANGATA UTARA
UMINAH
117855402
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2012
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 2/39
iii
BELAJAR BERMAKNA MELALUI PETA KONSEP SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKR
DAN PENGUASAAN KONSEP IPA PADA SISWA
SDN 001 SANGATA UTARA
PROPOSAL INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
RESEARCH OF METHODOLOGY YANG DIBIMBING OLEH
Prof.Dr.MUSLIMIN IBRAHIM, M.Pd
UMINAH
117855402
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2012
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 3/39
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 4
E.
Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 4
F. Dedinisi Istilah .................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 6
A. Pembelajaran Bermakna .................................................................... 6
1. Pembelajaran Menurut David Ausubel ......................................... 6
2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Penerimaan Bermakna ......... 9
3. Penerapan Teori Ausubel Dalam Belajar...................................... 10
B. Peta Konsep ...................................................................................... 11
1. Pengertian Peta Konsep ............................................................... 11
2. Menyusun Peta Konsep ............................................................... 12
3. Ciri-ciri Peta Konsep ................................................................... 13
4. Kegunaan Peta Konsep ................................................................ 14
5. Macam-macam Peta Konsep ........................................................ 15
C. Kemampuan Berpikir ........................................................................ 16
1. Pengertian Kemampuan Berpikir ................................................. 16
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 4/39
v
2. Tingkatan Berpikir Menurut Benyamin Bloom ............................ 18
3. Mengajar Berpikir ....................................................................... 19
D. Penguasaan Konsep ........................................................................... 22
E. Kerangka Berpikir ............................................................................. 23
F. Hipotesis ........................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 26
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 26
C. Rancangan Penelitian ........................................................................ 26
D.
Variable Penelitian ............................................................................ 27
E. Definisi Operasional Variabel............................................................ 27
F. Instrument Penelitian ......................................................................... 27
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 29
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 33
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 5/39
vi
DAFTAR TABEL
1. Design kelas eksperimen dan kelas pembanding ..................................... 26
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 6/39
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Bentuk-Bentuk Belajar Menurut Ausubel .................................... 7
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 7/39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP
(Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4)
mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,
dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Ketidak tercapaian tujuan pembelajaran IPA khususnya dalam
kemampuan berpikir dan penguasaan konsep IPA ini bisa dilihat dari
rendahnya kemampuan siswa dalam dua hal tersebut. Rendahnya kemampuan
berpikir siswa akan berdampak pada penguasaan konsepnya. Jika kemampuan
berpikirnya rendah, maka penguasaan konsepnya juga rendah. Siswa yang
tidak memiliki kemampuan berpikir akan kesulitan dalam memahami dan
menganalisis persoalan yang dihadapi. Untuk itu diperlukan sebuah
pembelajaran bermakna yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir
dan meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Namun dalam prakteknya kondisi belajar seperti itu masih jarang
dilakukan. Ini didasarkan pada pengamatan bahwa selama ini proses
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 8/39
2
pembelajaran IPA di SD umumnya masih terbatas pada transfer informasi
yang dimiliki guru kepada peserta didk. Siswa tak ubahnya sebuah gelas yang
siap dituangi air. Sebuah pendekatan Teacher Centre dan Textbook Centre
juga masih menjadi favorit sebagian besar guru. Kelas banyak didominasi
oleh guru.sehingga kelas menjadi pasif. Guru menjadi satu-satunya sumber
informasi. Selain itu, dalam pembelajaran IPA metode yang digunakan guru
tidak bervariasi (monoton) dan guru kurang bahkan tidak menggunakan
media atau alat peraga yang menunjang, Dalam pembelajaran, guru juga
jarang mengaitkan pengalaman baru yang diajarkan dengan pengalaman awal
yang dimiliki siswa, sehingga pengalaman siswa tentang apa yang dipelajari
menjadi tidak komprehensif.
Pembelajaran semacam ini jelas akan sangat membosankan dan tidak
akan memberikan makna bagi siswa. Apa yang didapatkan siswa sebatas apa
yang diberikan guru kepadanya. itupun kalau terserap semua Pengetahuan
yang didapat siswapun akan bersifat abstrak, karena siswa tidak pernah
mengalami pengalaman belajarnya. Dalam kondisi seperti itu siswa tidak
memiliki kesempatan untuk mengeksplor potensi yang ada dalam dirinya.
padahal setiap siswa memiliki potensi itu, dan guru seharusnya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi itu. Ada
sebuah pepatah yang mengatakan I hear I forget, I see I remember, I do I
understand. Untuk mendapatkan pengalaman belajar seharusnya siswa
mengalami dan melakukan, bukan sekedar diberi informasi. Guru idealnya
selalu mengaitkan konsep ataupun informasi dengan kehidupan nyata siswa,
sehingga pembelajaran memberikan makna bagi kehidupan siswa dengan
harapan pengetahuan yang diperoleh siswa akan dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya bukan sekedar informasi yang kemudian akan dilupakan begitu
pelajaran selesai.
Terkait dengan kondisi pembelajaran IPA seperti paparan di atas maka
perlu diciptakan kondisi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk
aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, akan muncul motivasi dalam diri
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pemerolehan informasi Di sini peneliti
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 9/39
3
menawarkan sebuah pembelajaran melalui peta konsep sebagai salah satu
alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menantang untuk berpikir. Jika selama ini gurulah
yang menjadi subjek dan siswa menjadi objek maka dengan peta konsep ini
siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Selain dapat mengaktifkan siswa, peta konsep ini juga dapat
membantu guru untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para
siswanya sebelum pembelajaran dimulai sehingga siswa bisa mengaitkan
konsep yang ia miliki dengan informasi baru. Peta konsep juga dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep yang
dipelajari. Harapan akhirnya melalui peta konsep ini siswa akan termotivasi
dalam belajar, dan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya sehingga
penguasaan konsepnya menjadi lebih baik. Kemampuan berpikir dan
penguasaan konsep yang baik ini akan dapat diaplikasikannya dalam
berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng di atas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu
“apakah ada pengaruh belajar bermakna melalui peta konsep terhadap
kemampuan berpikir dan penguasaan konsep IPA pada siswa SDN 001
Sangata Utara?”
Atas rumusan masalah tersebut, maka dapat disusun pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1.
Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan peta konsep?
2. Bagaimana kemampuan berpikir dan penguasaan konsep siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan peta konsep?
3. Bagaimana perbedaan kemampuan berpikr dan penguasaan konsep siswa
pada mata pelajaran IPA yang menggunakan peta konsep dan yang tidak?
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 10/39
4
C. Tujuan
Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu:
1. Mendeskripsikan proses belajar menggunakan peta konsep berdasarkan
respon siswa
2. Mendeskripsikan kemampuan berpikir dan penguasaan konsep siswa
dalam belajar menggunakan peta konsep
3. Membandingkan kemampuan berpikir dan penguasaan konsep siswa pada
mata pelajaran IPA yang menggunakan peta konsep dan yang tidak.
D. Manfaat
Dengan berhasilnya penelitian ini maka akan disajikan sebuah perangkat
pembelajaran dengan menggunakan peta konsep yang diharapkan dapat
diterapkan guru sehingga pembelajaran khususnya IPA menjadi lebih
bermakna, kemampuan berpikir dan penguasaan konsep menjadi lebih baik.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada satu kelas yaitu kelas VI C SDN 001 Sangata
Utara. Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah pada Standar
Kompetensi 2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup, dengan
Kompetensi Dasar 2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
dan hewan. Penelitian ini dilakukan dalam 6 kali pertemuan pada semester I.
F. Definisi Istilah.
1.
Pembelajaran Bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasibaru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang
2. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna
antara konsep-konsep dalam bentuk-bentuk proposisi (Yamin, 2011)
3. Berpikir kritis (critical thinking) adalah kemampuan untuk membuat
keputusan rasional tentang apa yang dilakukan dan apa yang diyakini
(Mohamad Nur, 2008)
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 11/39
5
4. Penguasaan konsep IPA merupakan kemampuan siswa dalam memahami
konsep-konsep IPA setelah proses pembelajaran. Penguasaan konsep
dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna
secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari (Dahar,2006)
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 12/39
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Bermakna
1. Pembelajaran Menurut David Ausubel
Dalam rangkaian proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan
kegiatan paling pokok. Belajar akan menjadi sesuatu yang berarti apabilabelajar itu bermakna bagi siswa. Menurut Ausubel dalam (Slameto, 2010)
ada dua dimensi dalam tipe-tipe belajar yaitu:
a. Dimensi menerima (reception learning) dan menemukan (discovery
learning).
b. Dimensi menghafal (role learning) dan belajar bermakna (meaningful
learning)
Langkah pertama dalam belajar adalah menerima dan menemukan(reception and discovery). Dalam dimensi menerima semua bahan yang
akan dipelajari diberikan dalam bentuk jadi dan disajikan dalam materi
ceramah, sedangkan dalam belajar menemukan, ada beberapa informasi
yang harus dicari dan diidentifikasi oleh siswa, kemudian diintegrasikan
dalam struktur kognitif yang telah ada dalamdiri siswa, disusun kembali,
diubah, sehingga menghasilkan struktur kognitif yang baru. Langkah
kedua adalah upaya untuk mengingat atau menguasai apa yang dipelajari
agar dapat dipergunakan dengan cara menghubungkan apa yang dipelajari
dengan apa yang telah diketahui, di sini terjadilah belajar bermakna
(meaningful learning). Namun jika siswa hanya berupaya mengingat
informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan apa yang telah diketahui
(konsep, fakta, dan generalisasi) maka hanya terjadi belajar menghafal
(role learning).
Belajar penerimaan dapat dibuat bermakna, yaitu dengan cara menjelaskan
hubungan antara konsep-konsep, sementara itu belajar penemuanpun bisa
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 13/39
7
rendah kebermaknaannya dan merupakan belajar hafalan bila memecahkan
suatu masalah dilakukan hanya dengan coba-coba, seperti menebak suatu
teka-teki. Belajar penemuan hanya bermakna jika terjadi penelitian yang
bersifat ilmiah.
Gambar 1. Bentuk-bentuk belajar menurut Ausubel.
Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa ada empat tipe belajar yaitu:
a. Belajar penemuan bermakna, yaitu mengaitkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari
Belajar dapat
Secara
penerimaan
Hafalan
Materi disajikan
dalam bentuk final
Siswa menghafal
materi yang
disajikan
Materi ditemukan
oleh siswa
Siswa menemukan
materi
Siswa memasukkan
materi ke dalam
struktur kognitif
Penemuan
Secara
penemuan
Siswa dapatmengasimilasi
materi pelajaran
Siswa menghafalmateri
Siswa memasukkan
materi ke dalam
struktur kognitif
Materi disajikan
dalam bentuk final
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 14/39
8
kemudian menemukan pengetahuan baru, dan pengetahuan baru itu
dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah ada.
b. Belajar penemuan yang tidak bermakna, yaitu siswa belajar secara
mandiri dan tidak mengaitkan dengan pengetahuan dan
pengalamannya, dan pengetahuan barunya ia hafalkan.
c. Belajar ekspositori bermakna, yaitu pengetahuan dan pengalaman
yang disampaikan guru kepada siswa dalam bentuk ceramah yang
sistematis, logis, dan factual, pengetahuan dan pengalaman baru itu
dikaitkan dengan penetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
siswa.
d. Belajar ekspositori tidak bermakna, yaitu pengetahuan dan
pengalaman yang disampaikan guru dalam bentuk ceramah sistematis,
logis, dan factual, tapi pengetahuan baru tersebut hanya dihafalkan
dan tidak dikaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.
Sebagai pelopor aliran kognitif, David Ausable mengemukakan
teori belajar bermakna (meaningful learning). Menurut Ausubel dalam
(Dahar, 2006) Belajar bermakna adalah proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Belajar bermakna yang baru akan mengakibatkan
pertumbuhan dan modifikasi konsep-konsep yang telah ada itu. Dengan
belajar bermakna diharapkan akan menghasilkan pemahaman yang utuh
sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami dengan baik dan tidak
mudah dilupakan. Karena inti belajar bermakna di sini adalah dikaitkannya
informasi baru dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada, maka guru
harus selalu berusaha mengetahui dan mengenali konsep yang telah
dimiliki siswa dan membantu memadukannya dengan pengetahuan baru
yang akan diajarkan.
Peran guru dalam pembelajaran adalah memfasilitasi siswa agar
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan memberikan ruang bagi siswa
untuk mengekssplor potensi yang dimilikinya. Ausubel dalam
(Yamin, 2011) berpendapat bahwa guru harus mengembangkan potensi
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 15/39
9
kognitif peserta didk melalui proses pembelajaran bermakna. Pemahaman
dan penalaran siswa akan lebih berarti jika siswa diajak beraktifitas dan
dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
berpusat pada siswa (Student Centre). Pembelajaran seperti ini akan
menciptakan kebermaknaan bagi siswa.
Setiap strategi, model, ataupun metode pembelajaran pasti ada
kebaikan dan kelemahannya. Menurut Ausubel dan Novak dalam
(Dahar,2006), ada tiga kebaikan belajar bermakna, yaitu:
a. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
b. Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses
belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.
c. Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-
hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Penerimaan Bermakna
Terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi belajar
bermakna seperti yang dikemukakan oleh Ausubel dalam (Dahar, 2006)
yaitu struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan
bidang studi tertentu pada waktu tertentu. Jika struktur kognitif stabil,
jelas, dan diatur dengan baik, arti yang shahih dan jelas akan timbul dan
bertahan. Jika struktur kognitif tidak stabil, meragukan, dan tidak teratur,
struktur kognitif akan menghambat belajar. Sedangkan menurut (Slameto,
2010) ada tiga variable penting yang mempengaruhi belajar dan retensi
materi bermakna yaitu:
a. Adanya gagasan khsusus yang relevan dalam struktur kognitif
b. Tingkat perbedaan (jelas dan tidak jelas) antara materi belajar baru
dengan system gagasan yang sudah ada
c. Stabilitas dan kejelasan gagasan-gagasan yang berhubungan.
Selajnutnya Dahar mengatakan bahwa pembelajaran bisa bermakna
jika memenuhi prasyarat-prasyarat sebagai berikut:
a.
Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 16/39
10
Artinya materi memiliki kebermaknaa logis (materi nonarbitrer dan
substantive) dan dalam struktur kognitif siswa terdapat gagasan yang
releva.
b. Siswa harus bertujuan untuk melaksanakan belajar bermakna
(mempunyai kesiapan dan niat).
Agar terjadi belajar bermakna, materi pelajaran harus bermakna secara
logis, siswa harus bertujuan untuk memaukkan materi itu ke dalam
struktur kognitifnya, dan dalam struktur kognitif anak harus terdapat
unsur-unsur yang cocok untuk mengkaitkan atau menghubungkan materi
baru secara non-arbitrer dan substantif. Jika salah satu komponen ini tidak
ada, maka materi itu kalaupun, dipelajari, akan dipelajari secara hafalan
(Rosser dalam Dahar, 2006).
3. Penerapan Teori Ausubel Dalam Mengajar
Bedasarkan pandangannya tentang belajar bermakna tersebut, maka
David Ausable mengajukan empat prinsip pembelajaran , yaitu:
a.
Pengatur awal (advance organizer)
Pengatur awal mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari dan
membantu siswa mengingat kembali informasi yang berkaitan yang
dapat digunakan dalam menanamkan pengetahuan baru.
b. Diferensiasi progresif
Adalah proses penyusunan konsep dengan cara mengajarkan konsep
yang paling inklusif, ke konsep yang kurang inklusif, dan ke hal-hal
yang paling khusus.(seperti contoh-contoh untuk suatu konsep).
Artinya proses pembelajaran berlangsung dari umum ke khusus.
c. Belajar superordinat
Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang mengalami
petumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan
diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut. Belajar
superordinate terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 17/39
11
sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur suatu konsep yang lebih luas
dan lebih inklusif. Jadi konsep disusun secara hierarkhi.
d. Penyesuaian Integratif
Pada suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi kenyataan
bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan
konsep yang sama atau bila nama yang sama diterapkan pada lebih
satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan kognitif itu, Ausable
mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian integratif Caranya
materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat
menggunakan hiierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah
selama informasi disajikan.
e. Peta Konsep
1. Pengertian Peta Konsep
Faktor terpenting yang mempengaruhi pembelajaran bermakna
adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal) agar dapat
mengaitkan konsep baru dengan konsep yang telah ada. Menurut Novak
dalam (Dahar,2006) bahwa alat atau cara yang dapat digunakan guru
untuuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa yaitu dengan
menggunakan peta konsep atau pemetaan konsep. Peta konsep
dikembangkan untuk menggali ke dalam struktur kognitif siswa dan
untuk mengetahui baik bagi siswa maupun guru, melihat apa yang telah
diketahui siswa.
Sebelum jauh berbicara tentang peta konsep kita harus memahami
dulu apa yang di maksud dengan konsep. Konsep merupakan buah pikiran
seseorang yang diperoleh dari fakta, peristiwa, dan pengalaman, melalui
proses generalisasi dan berpikir abstrak. Menurut Rosser dalam
(Dahar,1988) bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu
kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-
hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Konsep merupakan
dasar-dasar untuk berpikir, belajar aturan, dan memecahkan masalah.
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 18/39
12
Konsep diperlukan untuk memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan pengetahuan, karena dengan menguasai konsep
kemungkinan memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas.
Banyak ahli yang mendefinisikan tentang peta konsep. Berikut ini
beberapa definisi peta konsep menurut para ahli:
a. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermaknaantara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi (Dahar,1988)
b. Martin dalam (Trianto, 2007) Peta Konsep adalah ilustrasi grafiskonkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal
dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.
c.
George Posner dan Alan Rudnitsky dalam (Nur, 2011) bahwa petakonsep mirip dengan peta jalan, namun peta konsep menaruh
perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat.
2. Menyusun Peta Konsep
Dalam belajar bermakna peta konsep ini memegang peranan yang
sangat penting, sehingga setiap siswa hendaknya mampu membuat peta
konsep. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang
peta konsep itu fokus pada hubungan sebab akibat Untuk mengajarkan
bagaimana cara menyusun peta konsep menurut (Dahar,2006) langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Pilih suatu bacaan
b. Tentukanlah konsep-konsep yang relevan
c. Urutkan konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak
inklusif atau contoh-contoh
d. Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dari konsep yang
paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif
e. Hubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung
Sedangkan menurut (Nur,2011) langkah-langkah dalam menyusun suatu
peta konsep adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah
konsep
b. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekondair yang
menunjang ide utama
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 19/39
13
c. Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta
d. Mengelompokkan ide-ide seconder di sekeliling ide utama yang
secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide
utama
Jika seorang guru menyajikan satu konsep kemudian meminta siswa
menyusunnya menjadi sebuah peta konsep, maka peta konsep yang
dihasilkan siswa satu dengan yang lainnya belum tentu sama, karena
struktur kognitif yang ada pada masing-masing siswa juga tidak sama. Ini
menunjukkan adanya perbedaan individual pada diri siswa, yang artinya
bahwa kebermaknaan konsep-konsep itu khas bagi setiap individu.
3. Ciri-ciri Peta Konsep
Setiap sesuatu mempunyai karakteristik atau ciri-ciri. Begitu juga
dengan peta konsep. Adapun ciri-ciri peta konsep adalah sebagai berikiut:
a. Peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep
dan proposisi-proposisi suatu bidang studi. Mempelajari suatu bidang
studi akan lebih jelas dan berakna dengan membuat peta konsep
sendiri.
b. Peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi,
atau bagian dari bidang studi. Peta konsep dapat menggambarkan
konsep-konsep yang penting serta hubungan antar konsep-konsep
tersebut.
c. Tidak semua konsep mempunyai hubungan yang sama..artinya dalam
peta konsep ada konsep yang lebih inklusif dan ada yang kurang
insklusif. Contohnya konsep tata surya lebih inklusif dibandingkan
dengan bumi.
d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang
lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut.
Dengan melihat ciri-ciri di atas sangatlah tepat jika dikatakan
bahwa peta konsep akan membuat suatu bidang studi akan lebih jelas dan
bermakna, karena peta konsep menggambarkan konsep-konsep penting
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 20/39
14
serta hubungannya, dari yang paling inklusif ke yang kurang inklusif
hingga ke contoh-contoh konsep sehingga tersusun secara hierarkhi yang
logis.
4. Kegunaan Peta Konsep
Kegunaan peta konsep dalam pembelajaran antara lain sebagai
berikut:
a. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa
Dengan menggunakan peta konsep guru dapat mengetahui konsep apa
yang telah dimiliki siswa waktu pelajaran akan dimulai. Pendekatan
yang dapat dilakukan guru adalah :
1) Guru memilih satu konsep utama (key concept ) topik yang akan
dibahas, dan siswa diminta menyusun peta konsep yang
memperlihatkan semua konsep yang dapat dikaitkan dengan
konsep utama, serta hubungan antar konsep.
2) Meminta siswa membuat peta konsep berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki siswa sesuai topik yang akan dibahas. Kemudian
guru menelaah beberapa peta konsep yang dibuat siswa sebelum
pelajaran dimulai untuk memperkirakan konsep-konsep yang
banyak diketahui siswa.
b. Mempelajari cara belajar
Untuk membuat peta konsep, guru berarti meminta siswa untuk
membaca dengan seksama dan berpikir, karena untuk dapat
mengeluarkan konsep-konsep, kemudian menghubungkan konsep-
konsep tersebut menjadi proposisi yang bermakna tidak bisa
dilakukan sambil lalu. Siswa harus benar-benar belajar dan melatih
diri untuk menghasilkan peta konsep yang bermakna baginya, yang
menolong dirinya belajar bagaimana belajar
c. Mengungkapkan Miskonsepsi
Dalam pendidikan Sains miskonsepsi ditemukan sebagai penghambat
sehingga perlu ditiadakan melalui perubahan konseptual. Peta konsep
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 21/39
15
dapat digunakan untuk mengungkap miskonsepsi. Dengan adanya
peta konsep yang dibuat siswa konsep salah biasanya terlihat karena
terdapat kaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya yeng
memunculkan proposisi salah.
d. Alat evaluasi
Peta konsep dapat dipakai sebagai alat evaluasi yaitu dengan cara
meminta siswa membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan
antara konsep satu dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep.
Sedangkan untuk menilai peta konsep yang dibuat siswa ada empat
kriteria yang bisa digunakan yaitu:
1) Kesahihan proposisi
2) Adanya hierarkhi
3) Adanya ikatan silang
4) Adanya contoh-contoh
Di samping kegunaan di atas, menurut (Yamin,2011) bahwa peta konsep
dapat digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Membantu guru untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
tentang topik sebelum pembelajaran dimulai. Guru dapat memberi
kata kunci atau gagasan terkait dengan topic yang akan dipelajari.
b. Menyediakan suatu titik tolak untuk diskusi siswa guna memperjelas
pengertian siswa.
c. Memberi umpan balik tentang sejauh mana siswa telah memahami
topik yang dipelajari.
d.
Mengaitkan gagasan-gagasan dan pengertian yang dikembangkan
dalam suatu kegiatan yang dipelajari siswa dengan kegiatan lain.
5. Macam-macam Peta Konsep
Ada empat macam peta konsep menurut (Nur, 2011), yaitu:
a. Pohon Jaringan (network tree)
Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal
berikut:
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 22/39
16
1) Menunjukkan sebab akibat
2) Suaatu hierarkhi
3) Prosedur yang bercabang
4) Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan
b. Rantai kejadian (events chain)
Peta konsep ini dapat digunakan untuk memerikan suatu urutan
kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap
dalam suatu proses.
c. Peta konsep siklus (cycle concept map)
Peta konsep siklus ini cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan
bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan
suatu kelompok hasil yang berulang-ulang
d. Peta konsep laba-laba (spider concept map)
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Peta
konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal
berikut:
1) Tidak menurut hierarkhi
2) Kategori yang tidak parallel
3) Hasil curah pendapat
f. Kemampuan Berpikir
1. Pengertian Kemampuan Berpikir
Berpikir merupakan aktivitas yang dilakukan oleh otak dan
dikontrol oleh akal pada manusia umumnya. Setiap manusia melakukan
aktivitas berpikir dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapinya.
Berpikir seperti dikemukakan (Sagala,2011) merupakan proses dinamis
yang terdiri atas tiga langkah yaitu pembentukan pengertian,
pembentukan pendapat, dan pembentukan keputusan.
Berpikir memliki keterkaitan yang erat dengan istilah mengingat
dan memahami. Kemampuan mengingat dan memahami ini merupakan
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 23/39
17
bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Seperti
dikemukakan oleh Peter Reason dalam (Sanjaya, 2011) bahwa berpikir
(thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar
mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Hal ini
berarti bahwa harapan dari proses pembelajaran siswa bukan sekadar
mampu mengingat dan memahami fakta, konsep, atau apapun yang
dipelajari tetapi lebih jauh lagi bahwa apapun yang dipelajari diharapkan
dapat menjadi alat untuk melatih kemampuan siswa berpikir kritis dalam
menghadapi segala macam persoalan hidup sekarang dan masa yang akan
datang.
Untuk dapat memecahkan berbagai masalah diperlukan
kemampuan berpikir yang baik. Demikian juga dalam dunia pendidikan
hendaknya mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir
kritis dalam upaya memecahkan masalah, baik masalah pembelajaran
maupun masalah yang terkait dengan kehidupanya sehari-hari.
Berpikir kritis (critical thinking) adalah kemampuan untuk
membuat keputusan rasional tentang apa yang dilakukan dan apa yang
diyakini (Mohamad Nur, 2008). Sedangkan menurut (Yamin, 2011)
berpikir kritis (critical thinking) adalah keterampilan yang dimiliki
individu dalam proses berpikirnya untuk menganalisa argument dan
memberikan penafsiran berdasarkan persepsi yang benar dan rasional,
analisis asumsi dan bias dari argument, dan interpretasi logis. Pendapat
lain tentang berpikir kritis dikemukakan oleh (Eric Jensen, 2011) bahwa
berpikir kritis merupakan sebuah proses mental yang efektif dan handal
yang akan dimanfaatkan dalam mengejar pengetahuan yang relevan dan
benar tentang dunia.
Dari apa yang telah disampaikan oleh Eric Jensen di atas dapat kita
lihat adanya ciri-ciri dari seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis,
antara lain dapat mengajukan pertanyaan yang memadai, mengumpulkan
informasi yang relevan, memilah-milah informasi secara efisien dan
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 24/39
18
kreatif, melakukan penalaran informasi secara logis, dan membuat
konklusi yang handal dan dapat dipercaya tentang dunia.
2. Tingkatan Berpikir Menurut Bloom (Taksonomi Bloom)
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan adanya tingkatan dalam
berpikir, satu di antaranya adalah Benyamin Bloom. Bloom membagi
tingkatan berpikir menjadi enam tingkatan yang tersusun secara hierarkis
yang dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom. Anderson dan Krathwol
dalam (Muslimin Ibrahim, 2010) mengadakan revisi terhadap Taksonomi
Bloom dengan merubah istilah dari kata benda ke dalam kata kerja.
Berikut adalah penjelasan tentang Taksonomi Bloom dan hasil revisi
a. Pengetahuan (Knowledge) Mengingat (Remembering)
Berupa kemampuan memanggil kembali pengetahuan yang relevan
yang tersimpan dalam memori jangka panjang
Terdiri atas dua kemampuan yaitu mengingat (Recalling) dan
mengenali (recognizing)
b.
Pemahaman (Comprehention) Memahami (Understanding)
Adalah kemampuan membangun pengertian dari pesan pembelajaran
dalam bentuk komunikasi lisan, tertulis, maupun gambar. Terdiri atas
tujuh tingkatan kemampuan memahami yaitu menafsirkan
(interpreting), memberi contoh (exampliying), mengklasifikasikan
(Classifiying), membuat rangkuman (Summarizing), membuat
inferensi ( Inverring), membandingkan (Comparizing), dan
menjelaskan (Explaining)
c. Penerapan ( Aplication) Menerapkan ( Applying)
Adalah kemampuan untuk melakukan atau menggunakan suatu
prosedur pada situasi baru yang disediakan. Terdiri atas dua
kemampuan yaitu menjalankan (Executing) dan menggunakan
( Implementing)
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 25/39
19
d. Analisa (Analysis) Menganalisa ( Analizing)
Merupakan kemampuan untuk mengurai suatu material menjadi
bagian-bagian penyusunnya dan dapat hubungan antar bagian untuk
membangun suatu struktur atau mencapai suatu tujuan. Terdiri atas
tiga kemampuan yaitu kemampuan membedakan ( Differentiating),
mengorganisasikan (Organizing), mencirikan ( Attributing)
e. Sintesis (Synthesis) Mengevaluasi ( Evaluating)
Adalah kemampua untuk membuat keputusan berdasarkan kriteria
atau standar. Dalam mengevaluasi ini terdapat dua kemampuan yaitu
mengecek (Checking) dan mengkritisi (Qritiquing)
f. Evaluasi ( Evaluation) Menciptakan (Creating)
Merupakan kemampuan untuk menggabungkan unsur-unsur secara
bersama-sama sehingga koheren atau dapat berfungsi. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah kemampuan berhipotesis (Generating),
membuat rencana (Planning), dan menghasilkan (Producing)
Jika kita simak, Taksonomi Bloom ini dapat dijadikan acuan bagi
para guru dalam menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Selain itu Taksonomi Bloom ini akan sangat memudahkan guru dalam
membuat evaluasi pada aspek kognitif untuk mengintegrasikan
pengembangan kemampuan berpikir kritis dan penguasaan ilmu
pengetahuan
3. Mengajar Berpikir
Untuk mengajarkan ketrampilan berpikir kritis dapat dilakukan
dengan berbagai model dan metode, terutama metode yang sifatnya
memberi keleluasaan siswa untuk mengeksplorasi diri. Apapun metode
dan model yang digunakan pengajaran ketrampilan berfikir kritis ini harus
sampai pada tahap siswa dapat mengerti dan belajar menggunakannya,
jika tidak maka tidak akan banyak manfaatnya bagi diri siswa.
Apapun keterampilan berpikir yang kita inginkan dimilki siswa,
dan apapun strategi yang kita gunakan, pelajaran berpikir ditandai oleh
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 26/39
20
enam prinsip seperti yang dikemukakan oleh (Anne de A'Echevarria,
2011) yaitu:
a. Aktif
Beri kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi ide-ide.
b. Berarti
Buat hubungan yang jelas antara fokus keterampilan pelajaran dengan
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran yang berarti akan
menuntut keterlibatan dan dikenang.
c. Menantang
Berikan kepada siswa tantangan kognitif yang tidak terlalu hebat yang
menyebabkan kewalahan, tetapi juga tidak terlalu mudah sehingga
siswa bosan. Pelajaran yang menantang akan merubah pikiran
d. Kolaboratif
Dukung siswa ketika siswa mengeksplorasi perbedaan-perbedaan
dalam pendapat dan interpretasi.
e. Termediasi
Tantang siswa untuk berpikir sebanyak mungkin secara mandiri
f. Reflektif
Ajukan pertanyaan pada siswa untuk membantu siswa mencari tahu
apa yang telah dipelajari, bagaimana mempelajari, dan kapan hal itu
berguna bagi dirinya.
Ada beberapa cara untuk mengajar berpikir kritis. Berikut ini
adalah cara mengajar berpikir kritis menurut (Eric Jensen, 2011) yaitu:
a.
Rangkuman dan term papers
Menulis akan mendorong siswa mengorganisasi pikiran, merenungkan
topik, mengevaluasi data, dan menyampaikan konklusi secara
persuasive.
b. Instruksi langsung
Yaitu dengan cara memberi pertanyaan pada siswa yang menuntut
siswa tidak hanya memahami materi, tetapi dapat menganalisanya dan
mengaplikasikannya pada situasi baru
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 27/39
21
c. Latihan kuantitatif
Latihan ini dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
d. Menyampaikan pemelajaran
Selama beraktivitas di laboratorium dalam pelajaran ilmiah, setiap
siswa mempraktikkan berpikir kritis.
e. Pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah banyak menyajikan peluang untuk mendorong
kemampuan berpikir kritis
f. Kuis dan tes
Pertanyaan dalam ujian dapat direncanakan untuk mempromosi
berpikir kritis bukan untuk memorisasi hafalan.
Dalam penerapannya berpikir kritis memerlukan latihan, dengan
memberikan sesuatu yang bertentangan misalnya memberikan sejumlah
dilema, argument yang logis dan tidak logis, iklan yang valid dan
menyesatkan. Selanjutnya menurut (Mohamad Nur, 2008) bahwa
keefektifan pengajaran berpikir kritis bergantung pada penataan suasana
kelas yang mendorong penerimaan adanya pandangan perbedaan dan
diskusi bebas, dan lebih menekankan pada pemberian alasan daripada
jawaban yang benar. Keterampilan ini akan tercapai dengan baik jika
topik sudah dikenl oleh siswa.
Apapun yang dilakukan guru dalam pengajaran hendaknya
mempunyai tujuan yang jelas. Begitu juga dalam mengajarkan berpikir
kritis ini. Norris dalam (Mohamad Nur,2008) mengemukakan bahwa
tujuan pengajaran berpikir kritis adalah
menciptakan suatu semangat berpikir kritis yang mendorong
siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji
pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika
yang tidak konsisten atau keliru.
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 28/39
22
g. Penguasaan Konsep IPA
Penguasaan konsep berasal dari dua kata yaitu penguasaan dan
konsep. Mengenai definisi konsep sudah dijelaskan sebelumnya. Definisi
penguasaan menurut (Silaban Y. I., 2006) adalah pemahaman untuk
menggunakan kepandaian atau pengetahuan. Atas dasar pengertian di atas
dapatlah dinyatakan bahwa penguasaan adalah pemahaman bukan hanya
dalam arti mengetahui yang sifatnya mengingat saja sebagai hafalan,
tetapi lebih dari itu yaitu mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
kepandaiannya itu.
Penguasaan konsep IPA merupakan kemampuan siswa dalam
memahami konsep-konsep IPA setelah proses pembelajaran. Penguasaan
konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami
makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari (Dahar,2006)
Penguasaan konsep merupakan bagian dari hasil dalam komponen
pembelajaran. Konsep, prinsip, struktur pengetahuan, dan pemecahan
masalah merupakan hasil belajar dalam ranah kognitif. Struktur kognitif
siswa ini sangat berperan dalam belajar bermakna karena dengan adanya
struktur kognitif inilah siswa dapat mengaitkan konsep yang telah
dimilikinya dengan informasi baru yang dipelajarinya. Belajar kognitif
bertujuan mengubah pemahaman siswa tentang konsep yang dipelajari
Sebagai hasil belajar, tingkat pencapaian konsep terbagi atas
beberapa tingkatan. Klaumeiner dalam (Dahar,2006) menyatakan bahwa
tingkat pencapaian konsep meliputi empat tingkatan yaitu:
a. Tingkat konkret
Seseorang dikatakan telah mencapai konsep tingkat konkret bila telah
mengenal suatu benda yang telah dihadapinya.
b. Tingkat identitas
Pada tingkat ini seseorang akan mengenal objek sesudah berselang
suatu waktu, mempunyai orientasi ruang yang berbeda terhadap objek
itu, dan bila bisa menentukan suatu objek melalui cara indra yang
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 29/39
23
berbeda, misalnya mengenali telur dengan cara meraba bukan
melihatnya.
c. Tingkat klasifikasi
Siswa mulai mengenal persamaan dari dua contoh berbeda dari kelas
yang sama.
d. Tingkat formal
Pada tingkat ini siswa harus dapat menentukan atribut-atribut yang
membatasi konsep itu. Siswa dikatakan telah mencapai tingkat ini jika
siswa dapat memberi nama konsep, mendefinisikan konsep itu dalam
atribut-atribut kriterianya, mendeskriminasi, dan memberi nama
atribut-atribut yang membatasi, kemudian mengevaluasi atau
memberikan secara verbal contoh dan noncontoh konsep.
h. Kerangka Berpikir
Rendahnya kemampuan berpikir dan penguasaan konsep IPA pada
siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor ini datangnya bisa dari guru,
siswa, lingkungan, sumber belajar, alat penunjang, strategi dan metode yang
digunakan, dan sebagainya. Bisa saja gurunya pandai, tapi cara
penyampaiannya yang kurang tepat, pemilihan strategi, metode, dan media
yang kurang baik, atau lingkungan belajar yang yang tidak kondusif.
Selama ini, pembelajaran yang dilaksanakan kebanyakan pendidik
masih bersifat transfer ilmu. Kondisi ini jelas tidak akan memberikan makna
bagi para siswa, karena apa yang didapatkan siswa sebatas apa yang
disampaikan gurunya. Dalam kondisi ini siswa tidak akan pernah memiliki
kesempatan mengeksplor segala potensi yang mereka miliki. Siswa terbiasa
diberi, bukan mencari dan menemukan pengalaman belajarnya. Siswa
menjadi pasif, karena siswa sebatas objek dalam pembelajaran.
Kebermaknaan dalam belajar akan diperoleh siswa jika siswa
mengalami sendiri pengalaman belajar itu. Persentase kebermaknaan belajar
akan diperoleh sebesar 10% dari yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30%
dari yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan dengar, 70% dari yang dikatakan,
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 30/39
24
dan 90% dari yang dilakukan dan katakana. Jadi kebermaknaan belajar akan
diperoleh paling besar melalui mengatakan dan melakukan.
Pembelajaran yang dibangun guru seharusnya dapat mengembangkan
kreatifitas berpikir dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan
yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran hendaknya menantang
siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang bagi siswa untuk dapat
mengembangkan potensinya.
Sebelum mengawali pembelajaran, agar belajar menjadi bermakna
guru hendaknya selalu mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan
pengetahuan awal atau struktur kognitif yang telah ada pada diri siswa. Topic
yang disajikan juga akan lebih baik jika berhubungan dengan topic yang telah
dikenal siswa.
Faktor terpenting yang mempengaruhi pembelajaran bermakna adalah
apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal), agar dapat mengaitkan
konsep baru dengan konsep yang telah ada dalam diri siswa. Hal ini bisa
diketahui dengan menggunakan alat atau cara yang disebut peta konsep. Peta
konsep dikembangkan untuk menggali ke dalam struktur kognitif siswa dan
untuk mengetahui baik bagi siswa maupun guru, melihat apa yang telah
diketahui siswa.
Sebuah peta konsep akan membantu mendorong pemahaman istilah
penting, menganalisis dan memperoleh pengertian mendalam tentang struktur
keseluruhan topic. Melalui kegiatan membuat peta konsep guru bisa
menyimpulkan bahwa bukan hanya produk yang dihasilkan, melainkan proses
untuk menghasilkan produk, yaitu bagaimana menghubung-hubungkan
konsep dan sebab terjadinya hubungan antar konsep sehingga terwujud
sebuah peta konsep. Ini merupakan suatu proses berpikir. Dengan peta konsep
siswa akan tertantang untuk berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis ini
akan bermanfaat dalam memecahkan masalah pembelajaran maupun masalah
dalam kehidupan.
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 31/39
25
Dari setiap kegiatan pembuatan peta konsep, akan membuat semua
siswa terlibat aktif dalam belajar sehingga setiap siswa mengalami sendiri
pengalaman belajarnya. Siswa akan merasa bahwa seolah-olah belajar adalah
“miliknya.” Dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam setiap
pembelajaran, maka pengalaman belajar yang didapatkan siswa benar-benar
nyata baginya.. Pengalaman nyata serta didukung dengan kemampuan
berpikir kritis yang dimiliki siswa ini akan memberikan kontribusi terhadap
tingkat penguasaan konsep siswa dan akhirnya akan membuat pembelajaran
bermakna bagi siswa dibandingkan dengan pengetahuan yang hanya
dicurahkan gurunya tanpa proses penemuan.. Kebermaknaan inilah yang
nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupannya..
i. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini dapat dirumuskan : “ terdapat pengaruh belajar bermakna
melalui peta konsep terhadap kemampuan berpikir dan penguasaan konsep
IPA pada siswa SDN 001 Sangata Utara”
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 32/39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan menerapkan
peta konsep dalam satu kelompok dan satu kelompok yang lainnya tidak
menggunakan peta konsep, kemudian membandingkan kemampuan
keterampilan dan penguasaan konsep dari kelas yang menggunakan peta
konsep dan yang tidak.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama satu semester (semester I) yaitu
pada bulan Juli – Januari 2012, bertempat di SDN 001 Sangata Utara, jalan
K.H Agus Salim , RT 01, No.01, Sangata, Kutai Timur
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimen
dengan pre-test – post-test control group design dengan design sebagai
berikut:
Table 1 Design kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-tes
Eksperimen Y1 X Y3
Kontrol Y2 - Y4
Keterangan:
Y1 : Tes awal ( pre-test ) untuk kelompok eksperimen
Y2 : Tes awal (Pre-Test ) untuk kelompok pembanding
X : perlakuan (pembelajaran menggunakan peta konsep)
Y3 : tes akhir (Post-Test) untuk kelompok eksperimen
Y4 : Tes akhir (Post-Test) untuk kelas pembanding
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 33/39
27
D. Variable Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu:
1. Variable bebas yaitu peta konsep
2. Variable terikat:
a. kemampuan berpikir
b. penguasaan konsep
E. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak menimbulkan kesalahan dalam penafsiran, maka perlu
didefinisikan beberapa istilah yaitu:
1. Peta konsep adalah suatu cara memperlihatkan konsep-konsep dan
menghubungkan antar konsep tersebut dengan menggunakan kata
penghubung yang tepat sehingga terbentuk jalinan konsep yang bermakna.
2. Kemampuan berpikir adalah kemampuan yang dimilki siswa dalam
menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah berupa soal esay.
3. Penguasaan konsep kemampuan siswa berupa nilai yang dinyatakan
dalam bentuk skor atau angka yang dicapai siswa setelah diberikan tes
pada konsep tertentu, yang disusun untuk penelitian ini.
F. Instrument Penelitian
Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan alat berupa:
1. Lembar tes tertulis
Lembar tes tertulis ini berisi sepuluh soal berbentuk uraian yang
disusun oleh peneliti untuk mengukur kemampuan berpikir dan
penguasaan konsep Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan, baik
sebelum pembelajaran (Pre-Test ) maupun setelah pembelajaran
(Post-Test)
Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe uraian,
dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut:
a. Tipe tes uraian memungkinkan peneliti untuk melihat proses berfikir
dan sejauh mana penguasaan konsep IPA siswa
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 34/39
28
b. Peneliti dapat mengetahui letak kesalahan dan kesulitan siswa
c. Terjadinya bias hasil tes dapat dihindari, karena tidak ada sistem
tebak-tebakan atau untung-untungan yang sering terjadi pada soal
tipe pilihan ganda
Instrumen tes akan diuji cobakan dan dianalisis setiap butir soalnya untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas.
a. Validitas
Instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010:348).
Adapun validitas dari setiap butir soal yang akan digunakan dalam
penelitian akan diuji dengan rumus Pearson Product Moment sebagai
berikut:
N(∑ XY) – (∑ X) . (∑ Y)
r hitung =
√ ∑ ∑ ∑ ∑ (Riduwan,2010: 99)
Keterangan:
r hitung : Koefisien Korelasi
∑Xi : Jumlah skor item
∑Yi : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
a. Reliabilitas tes
Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkandata yang sama (Sugiyono, 2010:348). Untuk mengetahui reliabilitas
soal akan digunakan uji , Alpha dengan rumus sebagai berikut:
k ∑S1
r 11 = . 1 –
k – 1 St
(Riduwan,2010:98)
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 35/39
29
Keterangan:
r11
: Nilai Reliabilitas
∑ S1 : Jumlah varians skor tiap-tiap item
St : Varians total
k : Jumlah item
2. Lembar Tugas
Lembar Tugas ini berisi kegiatan untuk membuat peta konsep. Peneliti
membuat Lembar tugas dengan cara menyajikan konsep-konsep dan
siswa ditugasi untuk menyusunnya menjadi sebuah peta konsep.
Instrumen ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir dan
penguasaan konsep siswa. Kriteria penilaian meliputi empat aspek yaitu
kesahihan proposisi, adanya hierarki, adanya ikatan silaang, dan adanya
contoh-contoh konsep Novak dalam (Dahar,2006)
3. Angket
Angket hanya diberikan pada kelompok eksperimen. Angket ini
digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran yang
menggunakan peta konsep.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik tes
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan
berpikir dan penguasaan konsep siswa dari materi yang telah diajarkan.
Instrumen yang digunakan berupa butir soal uraian. Pemberian tes
dilaksanakan kepada siswa dengan pengaturan tempat duduk yang tidak memungkinkan siswa untuk saling kerjasama. Teknik ini meliputi
Pre-Test dan Post-Test.
2. Teknik penugasan
Teknik ini dilakukan dengan memberikan tugas untuk membuat peta
konsep pada kelas eksperimen setelah pembelajaran selesai. Pengambilan
data tentang ketepatan dan kualitas peta konsep dilakukan dengan
memberikan skor berdasarkan kriteria yang telah disusun.
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 36/39
30
3. Angket siswa
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang respon siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan peta konsep. Pengambilan
data tentang kualitas peta konsep dilakukan dengan memberikan skor
berdasarkan kriteria yang telah disusun.
H. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif. Data-data yang diperoleh dari lapangan kemudian akan
ditabulasi dan dipresentasikan, lalu kemudian dilakukan pengujian. Data yang
diperoleh berupa data hasil pretest dan posttest kemampuan berpikir dan
penguasaan konsep, hasil penugasan membuat peta konsep, serta hasil angket
1. Analisis Kemampuan Berpikir dan Penguasaan Konsep
Data tentang kemampuan berpikir dan penguasaan konsep
diperoleh dari hasil Pre-Test, Post-Test , dan penugasan membuat peta
konsep. Data hasil Pre-Test digunakan untuk mengetahui kemampuan
berpikir dan penguasaan konsep awal siswa sebelum pembelajaran. Data
hasil Post-Test digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir dan
penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran serta mengetahui
perbedaan kemampuan berpikir dan penguasaan konsep antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Terhadap data ini akan dianalisis secara
kuantitatif untuk melihat normalitas, homogenitas varians, peningkatan
kemampuan berpikir dan penguasaan konsep.
a.
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapatberdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk
menentukan pengujian dua rata-rata yang akan diselidiki
b. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah
homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan cara
membandingkan varian terbesar dan varian terkecil
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 37/39
31
c. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Untuk menguji hipotesis penelitian, apakah ada perbedaan
kemampuan berpikir dan penguasaan konsep setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan peta konsep (kelompok eksperimen)
maupun pembelajaran konvensional (kelompok kontrol), maka akan
digunakan teknik analisis data Uji – t dua sampel bebas denga rumus:
X 1 -- X 2
t hitung =
( ) ( )
(Riduwan,2010: 165)
Keterangan
r : Nilai korelasi X 1 dan X 2
n : Jumlah sampel
X 1 : Rata-rata sampel ke – 1
X 2 : Rata-rata sampel ke – 2
s1 : Standar Deviasi sampel ke -- 1
s2 : Standar Deviasi sampel ke – 2
S1 : Varians sampel ke – 1
S2 : Varians sampel ke – 2
2. Analisis Data Angket Respon Siswa
Hasil angket dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan peta konsep. Data yang diperoleh
dari angket dihitung persentasenya menggunakan rumus:
Keterangan
T : persentase sikap terhadap setiap pernyataan
J : jumlah jawaban setiap kelompok sikap.
N : jumlah siswa
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 38/39
32
Skala yang digunakan adalah skala Likert, setiap jawaban diberi nilai
kuantitatif 4, 3, 2, 1 untuk pernyataan sikap positif dan 1, 2, 3, 4 untuk
pernyataan bersifat negatif. Kemudian untuk menentukan skor rata-rata
jawaban siswa untuk setiap pernyataan digunakan rumus sebagai berikut:
N
S x J R
R : skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan
S : skor setiap kelompok
N : jumlah siswa.
5/12/2018 Proposal Tugas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tugas 39/39
DAFTAR PUSTAKA
Anne de A'Echevarria, t. P. 2008. Strategi Pengajaran Berpikir. Terjemahan
Lestari. 2011.Jakarta: Erlangga.
Dahar, R. W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (P2LPTK).
Dahar, R. W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Eric Jensen, T. B. 2008. Pemelajaran Berbasis-Otak. Terjemahan Benyamin
Molan. 2011.Jakarta: PT Indeks.
Mohamad Nur, dkk. 2008. Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan
Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS Unesa.
Muslimin Ibrahim, dkk.2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya:
Unesa University Press.
Nur, M. 2011. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Pusat Sains dan MatematikaSekolah Unesa.
Sagala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silaban, Y. I. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Batam: Kharisma
Publishing Group.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: RinekaCipta.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Yamin, M. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Recommended