View
92
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
MODEL BELAJAR TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMPERBAIKI KOPLING DAN
KOMPONEN – KOMPONENNYA PADA SISWA KELAS XI TKR 1 SMK
NEGERI 2 TEBING TINGGI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
0LEH
DRS.EDWARD HUTAPEA.
NIP.1986 0101 200604 1 008
SMK NEGRI 2 TEBING TINGGI
Jl GUNUNG LAUSER
Kecamatan Rambutan
Kota Tebingtinggi
Provinsi Sumatera Utara
2011
I
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL
MODEL BELAJAR TGT(TEM GAMES TOURNAMENT) UNTUK
MENIGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMPERBAIKI KOPLING DAN
KOMPONEN-KOMPONENNYA PADA SISWA KELAS XI TKR 1 SMK NEGERI
2 TEBING TINGGI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
BIDANG KAJIAN
Bidang kajian penelitian ini adalah “ Strategi dan metode
pengajaran dalam Pembelajaran di kelas “yaitu pengajaran yang efektif
untuk mengajarkan materi memeperbaiki koplihg dan komponennya
dalam kelas program TKR.
Penelitian
a.Penelitian : Drs. Edward Hutapea
b.Jenis Kelamin : Laki-laki
c.Pankat / Gol / NIP : Penata muda /III a /19680101 200604 1 008
d.Mata Pelajaran : Memperbaiki kopling dan Komponennya
e.Asal Sekolah : SMK Negri 2 Tebing Tinggi
LAMA PENELITIAN
Penelitian ini diperkirakan memerlukan waktu 3 bulan diawali
bulan januari tahun 2011 sampai dengan Maret 2011.
II
Kepala Sekolah Peneliti
SMK Negri 2 Tebing Tinggi
Drs.HARSONO Drs.EDWARD HUTAPEA
NIP.196603111994021001 NIP.196801012006041008
III
ABSTRAK
Edward hutapea.Model belajar TGT (Team Games
Tournament ) untuk meningkatkan perstasi belajar
mememperbaiki kopling dan komponen-komponennya
pada siswa kelas XI TKR 1 SMK NEGRI 2 TEBING TINGGI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Suatu ciri khas dlam pendidikan “modern” saat ini, hendaknya siswa
dapat berpartisipasi aktif sedemikian hingga melibatkan intelektual dan
emosianal siswa di dalam proses belajarnya. Dengan demikian dapat
diterjemahkan bahwa dalam setiap pembelajaran dasar kompetensi
kejuruan merakit komputer harus diarahkan untuk pengembangan daya
aktivitas siswa baik mental maupun fisik.
Sehubung dengan hal tersebut maka solusi yang merupakan upaya
meningkatkan motivasi dan keaktifitasan siswa adalah dengan memberikan
pengalaman langsung kepada siswa terhadap materi dasr kompetensi
memperbaiki kopling dan komponennya malalui praktikum.
Masalah yang timbul adalah tidak semua sekolah mempunyai gedung
laboratorium dengan peralatan praktek dasar kompotensi memprbaiki
kopling dan komponennya.Kondis ini terutama dialamai oleh Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).Hal ini tentu tidak mendukung upaya
pembelajaran dasar kompotensi kejuruan memperbaiki kopling melalu
pengalaman langsung oleh siswa terhadap konsep dan fakta dasar
kompotensi kejuruan memperbaiki kopling.
Sehubung dengan itu ,kami mencoba memberikan satu trobosan
pembelajaran dasar kompotensi kejuruan memperbaiki kopling dengan
melaksanakan praktikum tanpa gedung laboratorium dan peralatan dasar
kompotensi kejuruan memperbaiki kopling yang mahal.
IV
Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah
pembelajaran dasar kompotensi kejuruan memperbaiki kopling dan
komponen-komponeannya dengan penggunaan media intraktif dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran produktif siswa SNK Negeri 2 Tebing
Tinggi ? tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kulitas proses dan
hasil belajar dasar kompotensi kejuruan memperbaiki kopling siswa SMK
Negeri 2 Tebing Tinggi melalui penggunaan media interaktif.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi, dan refleksi.Pelaksanaa tindakan
menggunakan media interaktif berbantuan kopling dengan metode pembelajaran
tamya jawab diskusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir siklus kedua rata-rata hasil
belajar 7,73,ketuntasan hasil belajar 83,87%, dan presentase aktivitas siswa dalam
prpses pembelajaran 85%.Hasil ini menunjukkan bahwa ketuntasn hasil belajar >80%
dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran >70%, yang berarti sudah ada
peningkatan kualitas pembelajaran dasar kompotensi kejuruan meamperbaiki
kopling siswa SMK Negeri 2 Tebing Tinggi melalui penggunaan media interaktif.
Kata Kunci : kualitas pembelajaran, media ineraktif, hasil belajar.
V
KATA PENGANTAR
Puji syukur penelii panjatkan kehadirat Allah atas kelimpahan
rahmat,sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian hingga menyelesaikan
laporan ini
Pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar berkat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh seba itu, pada kesmpatan ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Kepala SMK Negeri 2 Tebing Tinggi yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk mengadakan penelitian ini.
2. Pada guru Produktif SMK Negeri 2 Tebing Tinggi yang telah berpartisipasi dalam
pelaksanaan tindakan penelitian ini.
3. Para siwa kelas XI program TKR SMK Negeri 2 Tebing Tinggi yang menjadi subjek
penelitian ini dan berpartisipasi aktif selama pelaksanaan tindakan.
4. Semua pihak yang telah membantu pelancaran pelaksanaan penelitian Ini
semoga amal baik seamua pihak daiatas mendapat balasan berlipat ganda dari
Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Pada lapran panelitian ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahahan kerana terbatasnya kemampuan peneliti, oleh karena itu kritik dan
saran dari berbagai pihak ini sangat peneliti hrapkan, guna perbaikan kemudian
Tebing Tinggi, Maret 2011
VI
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………………………....I
Halaman pengesahan ………………….……………………………………………………….II
Abstraksi ………………………………………………..…………………………………………….III
Kata pengantar .……………………………………………………………………………………IV
Dafar isi …………………………….…………………………………………………………………..V
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………………….VI
Daftar Gambar ………………………………………………………………………………………VII
Daftar Lampiran …………………………………………………………………………………....VIII
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang …………………………….…………….…………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………….………………..…………………………….…….2
C. Tujuan penelitian …………………….…………………………….………………..……..3
D. Manfaat penalitian……………………….…………………………….…………..……….4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori………….…………………………………………………………….....….…....5
1. Strategi Belajar dan Mengajar.…………………….….……………...…….…..5
2. Strategi Pembelajaran Aktif…………………………………………..…….…..…6
3. Pembelajaran Efektif………………………………………………………….…….…7
4. Hasil Belajar Kopling………………….………………………………….….……...…8
B. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………………………….…..9
C. Kerangka Penelitian Pemikiran …..……………………………….………………….11
D. Hipotesis Tindakan ………………..….…..……………………………….……………….12
VII
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting Penelitian…………………………….………………………………….8
B. Subjek Penelitian………………….……..………………………………….…..8
C. Tehknik Dan Alat Pengumpulan Data……………….………………..…8
D. Validasi Data……………………………………….………….……………….…...8
E. Indikator Keberhasilan…………………………….……..………….….……..8
F. Prosedur Penelitian Tiap Siklus…………………….……………………….9
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Awal………………………………………………………………………10
B. Diskripsi Siklus I………………….……………………………………………..….11
C. Diskripsi Siklus II……………….……………………………..…………..……....12
D. Diskripsi Antar Siklus………..…………………………………………………..13
E. Pembahasan Dan Kesimpulan…….…………………………………..….…22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………26
B. Saran……………………………..……………………………………………….……..26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….…………………....30
VIII
Daftar tabel
Tabel Halaman
Tabel deskripsi pengukuran variabel siklus I……………………………….….17
Tabel kopling slip ………………………………….……………………………………......23
Tabel kopling sulit bebas II siklus …….…………….………………………….……..24
Tabel deskripsi pengukuran variabel ………………………….…………….……..30
IX
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus materi Kopling dan komponen-komponennya…………………….162. Rencanaan pelaksanaan pembelajaran 1…………………………………………193. Lembar kerja siswa 1………………………………………………………………………..204. Soal Post Test ke I…………………………………………………………………………..…215. Rencanaan pelaksanaan pembelajaran 2……………………………………..…..226. Lembar kerja siswa 2…………………………………………………………………………277. Soal Post Test ke 2…………………………………………………………………………....28
X
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Sistem kopling……………………………………………………………………………………………...18
Tutup kopling………………………………………………………………………………………………..19
XII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran tidak lagi mengutamakan pada penyerapan dan
pemahaman melalui transfer informasi,tetapi lebih mengutamakan pada
pengembangan kemampuan dan pemrosesan infomasi. Untuk itu aktifitas
peserta didik perlu ditingkatkan melalaui peran aktif dan latihan–latihan atau
tugas belajar dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada
orang lain.
Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa.
Untuk itu perlu ada model belajar yang melibatkan siswa secara langsung
dalam pembelajarn. Adapun model yang dimaksud adalah model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah sutu pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk
menetapkan tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari
siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesame temannya. Dengan
komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran
dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari
kawannya disbanding penjelasan guru karena taraf pengetahuan serta
pemikiran mereka lebih sejalan dan sepandan penelitian juga menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap
siswa yang rendah hasil belajarnya.
Kembali pada masalah pembelajaran Memperbaiki kopling dan
komponen-komponennya di SMK Negeri 2 Tebing Tinggi khususnya pada XI
TKR 1 masih banyak terdapat siswa yang hasil belajarnya rendah dan tidak
mengalami ketuntasan dalam belajar. Kondisi seperti tersebut tentunya
1
bukan semta-mata karena daya serap siswa yang rendah , tetapi banyak
faktor yang mempengaruhinya. Bisa jadi karena metode pembelajaran yang
kurang relevan , model pembelajara kurang menarik , media pembelajaran
kurang mendukung , atau mungkin kerena faktor kesiapan siswa dalam
menerima materi pelajaran yang kurang , dan sebagainya. Namun dari
beberapa faktor tersebut berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti
lakukan terdapat kecenderungan yang mengarah pada faktor model
pembelajaran yang harus diperbaiki.
Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba
melakukan penelitian dengan judul “ Model belajar TGT ( Team Games
Tournament) untuk Menigkatkan Prestasi Belajar Memeprbaiki kopling dan
komponen-komponennya pad Siswa Kelas XI TKR 1 SMK Negeri 2 Tebing
Tinggi Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka dirumuskan masalah :
1. Apakah pembelajaran Memperbaiki kopling dan komponen-
komponennya dengan penggunaan Model Belajar TGT (Team Games
Tournament) dapat meningkatkan keaktifan proses pembelajaran ?
2. Apakah pembelajaran Memperbaiki kopling dan komponen-
komponennya dengan penggunaan Model Belajar TGT (Team Games
Tournament) dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dalam
pembelajaran ?
3. Apakah pembelajaran Memperbaiki kopling dan komponen-
komponennya dengan penggunaan Model Belajar TGT (Team Games
Tournament) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
keaktifan , keterampilan proses dan hasil belajar siswa SMK Negeri 2 Tebing
2
Tinggi melalui pembelajarn Menperbaiki kopling dan komponen-
komponennya dengan mengunakan Model Belajar TGT (Team Games
Tournament ).
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Memperbaiki kopling
dan komponen-komponennya melalui penggunaan Model belajar TGT
(Team Games Tournament ).
2. Guru , sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
3. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap social
untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai
tujuan belajar.
E. Batasan Masalah
Karena keterbatsan waktu , maka diperlukan pembatasan masalah yang
meliputi :
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas XI TKR 1 Semester
Genap tahun pelajaran 2010/2011.
2. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada bulan Januari 2011
sampai dengan Maret 2011.
3. Materi yamg disampaikan adalah Memperbaiki kopling dan komponen-
komponennya.
3
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoritis
1. Kajian Penelitian Pendukung
Penelitian yang dilakukan Wardono , 2005 tentang penerapan
pembelajaran kooperatif dengan teams gammes Tournament (TGT)
memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Ardan Sirodjuddin , 2007 tentang
pembelajaran kimia dengan pengunaan media interaktif memberikan
kesimpulan bahwa penggunaan media interaktif dapat menigkatkan kulitas
pembelajaran produktif siswa SMK Negeri 2 Tebing Tinggi.
2. Kajian Teori
2.1. Model pembelajaran kooperatif TGT(Teams Games
Tournamet)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah suatu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan , melibatkan seluruh siswa
tanpa ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya, mengandung unsusr permainan yang bisa menggairahkan semangat
belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab , kejujuran , kerja sama ,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
2.2. Keaktifan dalam Pembelajaran Memperbaiki kopling dan
komponen-komponennya
Menurut Sunaryo dalam Sukestiyano (2000), untuk mencapai aktifitas
4
maksimal belajar siswa , dalam pembelajaran harus ada komunikasi yang
jelas antar guru dengan siswa , sehingga kegiatan belajar oleh siswa dapat
berdaya guna mencapai tujuan pembelajaran. Aktifitas siswa dalam
pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktifitas siswa yang positif
misalnya;
mengajukan pendapat atau gagasan , mengerjakan tugas atau soal ,
komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi
dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang
sedang dihadapi , sedangkan aktifitas yang negative , mislanya mengganggu
sesama siswa pada saat proses belajar mengajar dikelas , melakukan kegiatan
lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.
Aktifitas belajar memperbaiki kopling dan koponen-komponennya
adalah proses komunikasi antar siswa dan guru dalam lingkungan kelas baik
proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru , siswa dengan siswa
sehingga menghasilkan perubahan akademik , sikap , tingkahlaku dan
keterampilan yang dapat diamati melalui prehatian siswa , kesungguhan
siswa , kedisiplinan siswa , keterampilan bertanya/jawab siswa.
2.3. Keterampilan Proses Pembelajaran Memprbaiki kopling dan
komponen-kopmonennya
Dari pengertian belajar oleh Peaget dalam Sukestiyarno (2000) , yaitu
belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih
umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Dengan
demikian pross belajar merupakan proses seseorang menemukan struktur
pemikiran yang lebih umum. Melihat Bruner dalam buku Direktoriat
Pendidikan Lanjutan Pertama (2004) , belajar adalah merupakan suatu preses
aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar
informasi yang diberikan kepada dirinya. Jadi proses belajar merupakan
proses aktif seseorang untuk menemukan suatu informsi.
Menurut Syah dalam Sukestiyarno (2000) , dijelaskan keterampilan
berproses disini dimaksudkan kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku
5
proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi dengan mulus dan sesuai
dengan keadaan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil
tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa keterampilan bukan hanya meliputi
gerakan motorik saja melainkan juga pangejawantahan fungsi mental yang
bersifat kiognitif.
Dalam penelitian ini yang dimaksud keterampilan berproses adalah
suatu tuntutan proses aktif siswa dalam melakukan suatu kegiatan secara
motorik yang merupakan pangejawantahan fungsi mental yang dilakukan
oleh siswa dan dirancang secara sistematis strategi pembelajarannya oleh
pengajar untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu secara optimal.
2.4. Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1991:42) , hasil belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat
menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini hasil belajar meliputi
keaktifan , keterampilan proses , motivasi juga prestasi belajar.
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan
secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan siswa
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil
belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya,
apakah pendekatan dan media yang digunkan mampu membantu siswa
mecapai tujuan belajar yang ditetapkan. Tes hasil belajar yang dilakukan oleh
setiap guru dapat memberikan informasi sampai dimana penguasaan dan
kemampuan yang telah dicapai siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
tersebut.
2.5. Dasar Kompotensi Kejuruan Memprbaiki Kopling
dan komponen-komponennya
6
Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasoinal No. 20 Tahun
2003 Bab IX Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 35 ayat 1 dan 2
bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
a. Standar isi
b. Standar proses
c. Standar Kompotensi Lulusan
d. Tenaga Kependidikan
e. Sarana dan Prasarana
f. Pengolahan
g. Pembiayaan, dan
h. Penilain Pendidikan
Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Yang termsuk dalam Standar Isi adalah:
a. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum,
b. Standar Kompetensi (SK)
c. Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester
dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Dasar kompetensi kejuruan merupakan kelompok mata pelajaran
yang terdiri dari beberapa mata pelajaran tang mengandung sejumlah
kompetensi yang menjadi dasar untuk kelompok mata pelajaran kompetensi
kejuruan.
Pada program keahlian teknik Kendaraan Ringan , dasar kompetensi
kejuruan yang diberikan pada siswa adalah mempperbaiki kopling yang
terdiri dari :
a. Merencanakan kebutuhan dan spesifikasi
b. Memperbaiki kopling dan komponen-komponennya
7
c. Melakukan keselamatan kerja dalam memperbaiki kopling
d. Mengatur komponen kopling menggunakan alat sesuai stndar
operasional prosedur
e. Menyambung komponen-komponen kopling
f. Memeriksa hasil perbikan kopling
B. Kerangka berpikr
Pembelajaran materi memperbaiki kopling dan komponen-
komponennya adalah diajarkan kelas XI di semester Genap dengan alokasi
waktu 32 x 45. Pembelajaran dengan model TGT (Team Games Tournament)
dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam
kelompok maupun dalam kelas harus berkerja sama dalam kompetensi untuk
mau mengembangkan potensi menambah keterampilan , melihat kelemahan,
mengambil nilai manfaat , dan kesadaran menentukan untuk meyemangati
diri sendiri dan teman.
Kegiatan dimulai dengan diberikannya tugas dalam bentuk tugas
tersturktur untuk mempelajari materi yang belum diajarkan dikemas dalam
CD interaktif. Untuk mangaktifkan siswa diberi tugas membuat rangkuman ,
membuat pertanyaan dari bahan yang dirasa tidak tahu , mengerjakan soal.
Semua bahan ada dalam CD. Untuk mengubah keterampilan siswa dilakukan
review tentang semua tugas siswa yang kerjakan diluar kelas. Untuk lebih
menumbuhkan keaktifan dan keterampilan siswa dilakukan pembelajaran
kooperatif dengan tournament. Apabila keaktifan dan keterampilan siswa
sudah terbentuk dan dapat ditingkatkan akibatnya prestasai
pembelajarannya pun meningkat pula.
C. Hipotentis
Berdasar uraian diatas dengan skenario seprti tersebut diatas
dapatlah dimunculkan hipotentis tindakan : pembelajaran dengan model TGT
(Teams Games Tournament) pada pembelejaran dasar kompetensi kejuruan
8
otomotif dapat meningkatkan keaktifan , keterampilan proses , dan prestasi
belajar siswa.
9
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan SMK Negeri 2 Tebing Tinggi tanggal 21
Januari sampai dengan 22Maret 2011.
B. Subyek Penelitian dan Sumber Data
Subyek penelitian adalah siswa kelas XII teknik kendaraan ringan
1 SMK Negeri 2 Tebing Tinggi pada semester genap tahun pelajaran
2010/2011 yan berjumlah 29 orang. Sumber data dalam penelitian ini adalah
kelas XI TKR1 SMK Negeri 2 tebing tinggi pada semester genap tahun
pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 28 orang sebagai subjek penelitian.
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tes, observasi, dan
angket. Sedangkan alat pengumpulan data berupa butir soal tes , lembar
observasi dan lembar angket.
D. Analisis Data
Data merupakan eksoresi atau hasil pengamatan/penghitungan/
pengukuran dari suatu variable. Data dari variable keaktifan dan variable
keterampilan proses diambil dengan tes. Data yang diperoleh diolah dengan
analisis deskritif.
E. Indikataor Kinerja
10
Indikator keberhasilan pada penalitian ini adalah :
1. Keaktifan siswa adalah ≥75%
2. Keterampilan proses sisw adalah ≥70%
3. Prestasi belajar siswa adalah ≥75%
F. Prosedur Penelitian
1. Prosedur yang Digunakan
Berdasarkan diskusi dilaboratif antara peneliti dan guru rekan sejawat
mata pelajaran Melakukan model belajar yang digunakan adalah model TGT
(Team Games Tournament). Prosedur tindakan pembelajaran yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Penaliti dan guru rekan sejawat mata pelajaran Melakukan Instalisasi
Komponen berkolaborasi untuk menyiapkan pokok bahasan yang harus
diteliti dan harus dipelajari siswa.
b. Secara kolaborasi peneliti dan guru rekan sejawat mata pelajaran
Melakukan perbaikan kopling dan Komponen membuat rancangan
pembelajaran , media pembelajaran , instrumen evaluasi , dan skoring
evaluasi.
c. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model TGT (Team Gemes
Tournament) , siswa diberi pembelajaran yang bentuknya rangsangan
untuk berinisiatif diwujudkan dalam bentuk soal. Soal dikompetisikan
pada siswa dalam kelompok maupun antar tim. Siswa dibiarkan
mengkoordinir kompetisi dengan turnament antar tim.
d. Pada pembelajaran berakhir guru selalu memberi masalah pada siswa
berupa soal-soal untuk kompetisikan antar kelompok mereka sendiri.
Seterusnya untuk dibahas pada saat tatap muka berikutnya.
2. Siklus Kegiatan
11
Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas 2 siklus. Kegiatan
diterapkan dalam upaya menumbuhkan semangat berkompetisi dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapi maupun yang diberikan kepadanya.
Tahapan langkah disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas
perencanaan , pelaksanaan , pengamatan , dan refleksi.
Siklus 1
Perencanaan
a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan siklus 1.
Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan siswa benar-benar
berada pada suasana untuk saling berkompetisi. Persiapan ini akan
ditemukan terlebih dahulu antara peneliti , guru rekan sejawat dan siswa
diluar jam pelajaran untuk ditanamkan sifat bekerja sama dalam tim dan
saling berkompetisi.
b. Menyiapkan modul CD interaktif pembelajaran berupa tugas rumah
maupun soal tournament : Isi program ini berupa ringkasan materi dan
soal-soal yang dicalonkan dalam turnament. Soal-soal dikerjakan
sebaiknya dalam kelompok. Bahan ini diberikan pada saat tatap muka
pada poin di atas.
Pelaksanaan
a. Peneliti guru dan rekan sejawat menampung semua permasalahan
yang muncul setelah siswa mempelajari modul CD intaraktif yang
diberikan sebelumnya.
b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil
menjelaskan materi. Apabila permasalahan muncul dari siswa pada
suatu kelompok , maka pemecahannya dilakukan dengan model
kompetisi untuk tim lain. Bagi mereka yang dapat menyelesaikan
masalah dapat poin bintang atas nama kelompok dan atas nama
pribadi.
c. Untuk memperjelas atau mempertegas materi siswa diberi soal
12
turnament baru yang tidak jauh tingkat kesulitannya dengan soal
sebelumnya.
d. Guru memberikan soal turnament untuk tahap pertama yakni
turnament dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan
dan bimbingan peneliti dan guru rekan sejawat.
e. Siswa diberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Soal
dibuat hampir mirip dari soal turnament tahap pertama.
f. Pada suatu penyelesaian suatu masalah soal siswa atau kelompok
lain.
g. Siswa diberi tes akhir siklus.
Pengamatan
a. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati apakah jiwa kompetitif
sudah dapat dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran siklus 1.
b. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati pada setiap kegiatan yang
dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal
pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-
masing siswa tentang indicator.
c. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnament tahap
pertama. Adakah permsalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-
bagain mana mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
d. Peneliti dan guru rekan sejawat mengamati jalannya turnament tahap
kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan
tidak mampau manyelasaikan masalahnya.
e. Menilai hasil evaluasi siklus 1.
Refleksi
a. Secara kolaboratif peneliti dan guru rekan sejawat menganalisis hasil
pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi , membuat
simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indicator pengamatan , dan
13
indikator evaluasi. Membuat suatu perbaikan tindakan atau
rancangan revisi berdasar hasil analisis pencapaian indikator-indikator
tersebut.
Siklus 2
Perencanaan
a. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus 2 dengan melakukan revesi sesuai hasil refleksi siklus 1.
Penekanan perencanaan disini adalah menekankan semangat dalam
menyelesaikan masalah sesuai dengan jiwa kompotitif siswa.
Dimungkinkan pada siklus 1 siswa masih banyak yang bingung , maka
siklus 2 ini lebih intensif dalam control tugas maupun permainan
turnament.
b. Menyiapkan modal berupa tugas rumah maupun soal turnament
untuk dilaksanakan pada siklus 2.
Pelaksanaan
a. Peneliti guru dan rekan sejawat kembali menampung semua
permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul CD
interaktif yang diberikan sebelumnya.
b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil
menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Kembali masalah yang
muncul berupa soal dikompetisikan pada kelompok lain untuk
turnament tahapan 1 dan 2.
c. Bersama siswa merangkum materi konsep siklus 2.
d. Siswa diberi soal turnament untuk tahap pertama yakni turnament
dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan
bimbingan peneliti dan guru rekan sejawat. Disini kesempatan
menjawab soal lebih ditekankan pada tim yang belum aktif.
14
e. Siswa diberi soal turnament antar kelompok untuk tahap kedua.
Teknik yang dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus
memperhatikan keaktifan dan ketrampilan prosesnya. Diharapkan
pada turnamen ini lebih baik dan lebih aktif dari pada turnamen siklus
1.
f. Diakhiri dengan tes akhir siklus 2.
Pengamatan
a. Peneliti guru dan rekan sejawat mengamati pada setiap kegiatan
yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada
awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian lagi untuk
masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan keterampilan
proses.
b. Peneliti guru dan rekan sejawat mengamati jalannya turnament
tahap pertama dan kedua. Peneliti guru dan rekan sejawat
membandingkan dengan pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2.
c. Peneliti guru dan rekan sejawat mengamati jalannya turnament
tahap kedua. Dialkukan evaluasi pada individu-individu yang mampu
dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
Refleksi
a. Secara kaloboratif peneliti guru dan rekan sejawat menganalisis hasil
pengamatan. Selanjutnya memebuat suatu refleksi , memebuat
simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 2.
b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pangamatan , dan
indicator soal turnament. Kali ini ditekankan pada refleksi kegiatan
dan ketrampilan untuk tiap individu. Apakah tiap individu sudah
mulai terbiasa dengan turnament , dan sudah mulai terlatih
memecahkan masalah.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
Kegiatan dimulai dengan perencanaan dari membuat rencana
pembelajaran untuk dirancang 12 jam pelajaran. Menyusun rancangan
pembagian kelompok dan pembuka Modul CD interaktif
Pada pelaksanaan , diawali dengan pemberian tugas rumah untuk
kelompok diambil dari CD interaktif. Tugasnya merangkum kembali materi ,
membuat pertanyaan , dan menyelesaikan soal latihan (semua hal di atas
untuk materi baru yang belum diajarkan). Tugas direview pada tahap muka di
kelas dengan menyerahkan ke 3 tugas di atas. Guru menampung semua
permasalahan yang ada. Selanjutnya di beri soal latihan untuk
diturnamentkan.
KONTRUKSI
16
Kopling terdiri dari:
1. Clutch disc (plat kopling)2. Pressure plate3. Diapragm spring4. Release bearing5. Clutch cover6. Release fork7. Release cylinder
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mulanya siswa merasa protes
dengan tugas yang diberikan, mereka merasa kesulitan mempelajari karena
materinya belum pernah diajarkan. Akan tetapi memang hal itu yang
diinginkan dalam penelitian ini. Siswa di tuntut aktif mandiri sebelumnya,
mereka bisa bertanya pada siapa saja sebelum bertanya pada guru pada saat
tatap muka. Setelah dilakukan review materi mereka lega untuk membahas
bersama tahap soal yang diberikan. Dilanjutkan dengan kompetisi
mengerjakan soal. Hasil pengamatan untuk ke tiga variabel lihat tabel 1
Tabel 4. 1. Diskripsi pengukuran variabel siklus I
No Variabel Jumlah Prosentase
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
1 Keaktifan
siswa
10 22 31,35 68,25
2 Ketrampilan
Proses
6 26 18,75 81,25
3 Prestasi
Belajar
8 24 25,0 75,0
Dilakukan refleksi, ternyata pada siklus 1 ini masih banyak siswa
belum tuntas dan mengalami masalah. Pada variable keaktifan ternyata
masih cukup besar yang belum mengalami ketuntasan 68,75%. Merupakan
bilangan yang cukup tinggi untuk varibel keaktifan. Permasalahan teletak
17
pada partisipasi mengawali pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.
Untuk menaikan keaktifan ini akan dilakukan penyembuhan yang lebih
mendekatkan tugas pada anak dengan cara wawancara secara informal. Pada
variabel ketrampilan proses juga masih banyak yang belum tuntas. Angka
18,75% merupakan angka yang cukup memprihatinkan. Dalam hal ini siswa
pada siklus 1 ini masih saling belum percaya diri dan masih bingung mengikuti
strategi yang dilaksanakan. Pada variabel hasil belajar rendah , hal ini sebagai
dampak kurangnya keaktifan siswa dalam. Siswa masih banyak yang belum
mengetahui system pembelajaran yang disosialkan. Ada 25,78% saja yang
mendapatkan skor tuntas. Merupakan tugas cukup serius untuk
mekaksanakan peningkatan skor variabel di siklus berikutnya. Dilihat dari
skor rata-rata untuk ketiga variabel tersebut masih di bawah 70%. Jadi pada
siklus berikutnya diupayakan diperbaiki cara belajar siswa.
Dilakukan refleksi , siswa lebih dari perhatian. Pada tugas, siswa
diminta tetap mengerjakan walaupun masih banyak kesalahan , siswa dapat
menulis pertanyaan sebanyak-banyaknya untuk dibahas dalam review tatap
muka. Pada permainan turnament siswa juga diberi kesempatan berani
mengemukakan pendapat walau masih banyak kesalahan, yang penting siswa
mau berpartisipasi.
B. Siklus II
Pada tahap perancanan telah dilakukan perbaikan rencana
pembelajaran berdasar hasil refleksi. Materi yang diberikan dirancang untuk
20 jam pelajaran. Pada tahap ini untuk pelaksanaanya lebih memperhatikan
penyelesaian tugas struktur dengan memberikan kesempatan pada siswa
untuk latihan praktek memperbaiki kopling dan komponen-komponennya
dalam kelompoknya. Guru menampung semua permasalahan yang muncul
terbaru. Selanjutnya dilaksanakan tournament.
18
1. Periksa freeplay pedal kopling Stel
2. Periksa permukaan kopling Ganti
1. Clutch disc2. Pressure plate3. Release fork4. Release baering5. Release 6. Pressure spring7. Clutchcover
TUTUP KOPLING (CLUTCH COVER)
1. Tabel Kopling Slip
Tidak ada
Aus, berminyak
Aus
Aus
23
3
1
4
5
2
Periksa seal transmisi / Ganti
3. Periksa pegas diapragma / Ganti
2
6
71
5
2. Periksa freeplay pedal kopling Stel
1. Periksa tinggi pedal kopling Stel
3. Periksa udara dalam sistem kopling
4. Periksa pipa kopling Ganti
5. Periksa master cylinder Ganti
6. Periksa release cylinder Ganti
2. Tabel Kopling Sulit Bebas (Susah pindah gigi)
Kurang tinggi
Terlalu besar
OK
Bocor
OK Bocor
Bocor
OK Aus, rusak
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada diri siswa nampak
adanya perbaikan untuk ketiga variabel di atas. Meraka sudah bisa
menangkap tugas yang dikerjakan , melakukan permainan turnament. Disini
siswa tetap dituntut aktif , bisa bekerja sama dengan baik. Pada kegiatan
turnament siswa nampak terkoordinasi lebih baik dari sebulumnya. Hasil
pengamatan ke tiga variabel seperti table 2.
24
7. Periksa plat kopling Ganti
Table 4.2. Diskripsi pengukuran variabel siklus 2.
No Variabel Jumlah Prosentase
Tuntas Tidak
Tuntas
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Keaktian
siswa
28 4 87,50 12,50
2 Ketrampilan
Proses
29 3 90,62 9,38
3 Prestasi
Belajar
27 5 84,37 15,63
Hasil tersebut menunjukan penigkatan yang cukup signifikan. Ke tiga
variabel mencerminkan sesudah melebihi skor tuntas. Dengan adanya
perhatian lebih khusus terhadap tugas yaitu melalui intensifikasi dengan
diskusi pada kelempok masing-masing di luar kelas memberi efektifitas baik
dari segi waktu maupun dari segi peningkatan skor variabel.
No Varabel Presentase
Silkus I Siklus II
1 Keaktifan siswa 31,25 87,50
2 Ketrampilan Proses 18,25 90,62
3 Prestasi siswa 25,00 84,37
25
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Mata pelajaran Memperbiki kopling dan komponen-komponennya
diberikan untuk membekali siswa dalam menghadapi tuntutan dunia. Agar
siswa menguasai konsep yang ada maka perlu adanya usaha bagaimana
membelajarkan materi tersebut menjadi menyenangkan dan mudah untuk
diajarkan. Melalui penelitian , kemudahan tersebut akan mampu diupayakan.
Dengan menggunakn model TGT (Team Games Tournament)
diharapkan antar siswa dapat melakukan sosialisasi saling membantu. Siwa
dibagi dalam kelompok beranggotakan 6 orang. Dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang mengandalkan pemberian tugas terstruktur untuk materi
yang belum diajarkan dapat menggugah siswa aktif mandiri. Kegiatan
selanjutnya adalah pada tatap muka di kelas diawali dengan review materi.
Untuk menguatkan penangkapan konsep dilakukan permainan turnament.
Hasil yang diperoleh pada siklus 1 hingga siklus 2 untuk masing-
masing variabel menunjukkan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang
mencapai skor tuntas 75% untuk variabel keaktifan siswa dalam
pembelajaran mengalami peningkatan berturut-turut 31,25%, dan 87,50%;
Jumlah siswa yang mencapai skor tuntas 70% untuk variabel pada variabel
ketrampilan proses mengalami kenaikan masing-masing 18,75% dan 90% juga
mengalami peningkatan masing-masing berturutan dari 25,00% dan 84,57%.
Hal ini menandakan bahwa penelitian ini berhasil sesuai dengan tujuan yang
dicapai.
B. Saran
Guru dalam mengajarkan mata pelajaran Memperbaiki kopling dan
komponen-komponennya selalu berusaha mencari variasi model belajar yang
memberi keaktifan siswa , dan ketrampilan proses siswa. Dengan variasi
model belajar niscaya hasil belajar siswa pun juga akan mencapai ketuntasan.
26
Siswa hendaknya harus aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktif
mandiri akan diperoleh konsep yang benar-benar mendalam.
Bagi penentu kebijakan hendaknya bersifat responaif , member
fasilitas sarana dan prasarana yang cukup untuk membantu guru kreatif
melakukan pembelajaran.
31
Daftar Pustaka
1. Ardan sirodjuddin 2007 pembelajaran dengan penggunaan media interaktif Bandung
Tarsito
2. Sunaryo dan Peaget dalam Sukistyarno 2000 Belajar untuk mencapai hasil belajar
maximal sekali jaga Yogyakarta
3. Russeffendi 1988. Pengantar kepada membantu guru mengembangkan
kompetensinya dalam pengajaran untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.
4. Nana Sudjana 1995. Penilain hasil belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
32
Recommended