View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 iii
KATA PENGANTAR
usat Penelitian Sumber Daya Regional-Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI) merupakan salah
satu lembaga penelitian yang menjadi bagian dari
struktur keorganisasian di LIPI. P2SDR-LIPI terbentuk
pada tanggal 5 Juni 2001 melalui Surat Keputusan Kepala LIPI
No.1151/M/2001 pasal 274. Sebagai salah satu bagian dari
struktur keorganisasian di LIPI, P2SDR memiliki tugas dan
fungsi yang sesuai dengan fungsi dan tugas pokok LIPI dimana
salah satunya menyusun Laporan Kinerja). Selain itu P2SDR
berusaha mengikuti acuan-acuan yang ditetapkan oleh Lembaga
Administrasi Negara RI serta pengarahan-pengarahan yang
diberikan oleh Inspektorat LIPI dalam menuangkan laporan
pertanggungjawabannya pada Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja P2SDR tahun 2016 ini disusun sebagai
pertanggungjawaban instansi pemerintah untuk memenuhi
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Republik Indonesia No. 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Landasan dasar hukum lainnya adalah
Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabiltas Kinerja Instansi
Pemerintah yang direvisi dengan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia No. 239/IX/6/8/2003
P
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 iv
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja merupakan laporan akuntabilitas
kinerja P2SDR untuk kegiatan yang dilakukan selama tahun
2016. Berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan merupakan
bagian dari pelaksanaan Rencana Strategis Implementatif 2015
– 2019 P2SDR-LIPI yang didasarkan pada kegiatan prioritas
yang dicanangkan pemerintah. Sebagaimana ditetapkan pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019, salah satu target capaian kinerja instansi pemerintah
adalah untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh
dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA) yang
tersedia, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, serta
kemampuan Iptek. Maka dalam upaya pencapaian target
RPJMN tersebut kegiatan penelitian P2SDR mengacu pada arah
dan strategi LIPI sebagai instansi pemerintah.
P2SDR merupakan bagian dari Kedeputian Ilmu
Pengetahuan dan Sosial Kemanusiaan (IPSK) LIPI. Arah
kebijakan dan strategi Kedeputian IPSK-LIPI menjadi pedoman
dalam menyusun rencana strategi implementatif tahun 2015-
2019 di P2SDR. Basic kegiatan berdasarkan pada capacity
building dalam program penelitian dan non-penelitian
didasarkan pada rancangan RPJMN dengan fokus pada 8
payung. Dari 8 payung yang ditetapkan oleh kedeputian IPSK-
LIPI, kegiatan penelitian P2SDR sebagian besar berada pada
payung, pertama; Globalisme, regionalisme dan isu-isu, kedua;
pengelolaan kewarganegaraan, identitas dan penguatan civil
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 v
society yang berbasis pluralisme dan demokrasi; dan ketiga,
penguatan hak ekonomi, sosial, dan budaya komunitas. Hal ini
selanjutnya terealisasi dalam 9 (sembilan) kegiatan Tolok Ukur
Penelitian di tahun 2016. Kegiatan penelitian tersebut dilakukan
oleh tiga (3) kelompok studi kewilayahan yang terdapat di
P2SDR yaitu; 1). Studi kewilayahan Asia Tenggara; 2). Studi
Kewilayahan Asia Pasifik dan 3). Studi Kewilayahan Eropa dan
Afrika.
Di samping itu, P2SDR juga melakukan kegiatan
penguatan kelembagaan. Kegiatan ini terdiri dari a).
Pengembangan SDM P2SDR : Upaya Peningkatan Kompetensi
Pegawai P2SDR LIPI b). In House Training Kajian Wilayah
dan Kursus-kursus Bahasa: Upaya Peningkatan Kualitas Peneliti
P2SDR LIPI, c). Pemeliharaan dan Pengembangan Website
P2SDR LIPI, d). Pemeliharaan dan Pengembangan Pangkalan
Data Perpustakaan P2SDR, serta e.) Penerbitan Jurnal Kajian
Wilayah (JKW). Untuk output kegiatan Tata Kelola Pendukung
Penelitian Sumber Daya Regional, P2SDR memiliki dua
kegiatan, yaitu a) Pembayaran Gaji dan Tunjangan dan b)
Penyelenggaraan Operasional Perkantoran.
Pelaporan kinerja yang disusun oleh P2SDR ini
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan
kinerja di masa mendatang, terutama bagi satuan kerja sendiri
dan LIPI, maupun pemerintah. Di samping itu, pelaporan
kinerja ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
anggaran, SDM, dan sumber daya lainnya. Sehingga pada
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 vi
akhirnya, kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kaidah tata
kelola pemerintahan yang baik dan menjadikan P2SDR dalam
Kategori Wilayah Tertib Administrasi (WTA) serta
memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Kritik
terhadap Laporan Kinerja ini senantiasa menjadi masukan yang
berharga bagi perbaikan penyusunan laporan di tahun-tahun
berikutnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh
Tim PME, Pejabat Struktural (Kepala Bagian Tata Usaha dan
Kepala Bidang Diseminasi dan Pengelolaan Hasil Penelitian),
dan Tim Keuangan P2SDR yang telah berkoordinasi dengan
sangat baik hingga Laporan Kinerja ini tersusun. Terima kasih
juga saya ucapkan kepada para peneliti dan seluruh staf P2SDR
yang telah membantu memberikan bahan dan masukan dalam
penyusunan Laporan Kinerja ini.
Jakarta, 19 Januari 2017
Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Regional-LIPI
Dr. Ganewati Wuryandari, MA
NIP. 196411301989032002
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 vii
RINGKASAN
EKSEKUTIF
usat Penelitian Sumber Daya Regional merupkan
sebuah lembaga penelitian yang menjadi bagian dari
struktur keorganisasian di LIPI yang terbentuk pada
tanggal 5 Juni 2001 melalui Surat Keputusan Kepala
LIPI No.1151/M/2001 pasal 274. Sebagai salah satu bagian dari
struktur keorganisasian di LIPI, P2SDR memiliki tugas dan
fungsi yang sesuai dengan fungsi dan tugas pokok LIPI serta
bertanggungjawab untuk memberikan laporan kinerjanya secara
periodik, dan salah satunya adalah menyusun Laporan Kinerja
tahun 2016.
Laporan Kinerja tahun 2016 yang disusun berdasarkan
format Laporan Kinerja LIPI menuangkan informasi tentang
perjanjian kinerja yang telah ditetapkan serta seperti capaian yang
telah diperoleh. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
P2SDR pada dasarnya disesuaikan dengan visi dan misi lembaga
serta diarahkan selaras dengan program-program yang telah
dicanangkan dalam kurun waktu lima tahun. Program-program
kerja tersebut dituangkan dalam tujuan dan sasaran Rencana
Strategis (Renstra) Implementatif P2SDR tahun 2015–2019,
yang dalam perencanaannya memberikan ruang fleksibilitas.
Fleksibilitas ini dimaksudkan untuk merespon perkembangan
yang muncul dan memerlukan pendekatan jangka panjang;
berorientasi ke depan; mengedepankan pada pelayanan prima;
bermanfaat untuk merencanakan perubahan di lingkungan yang
P
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 viii
makin kompleks; dan mampu untuk selalu beradaptasi. Dengan
adanya cakupan pada Renstra tersebut, diharapkan P2SDR LIPI
mampu menjadi lembaga yang strategis dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu menjawab
kepentingan pengguna/stakeholders.
Tahun 2016 merupakan tahun kedua Renstra P2SDR
periode 2015-2019, sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun
ini masih belum optimal dalam memberikan kontribusi untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Terutama yang berkaitan
dengan pembangunan konsep ataupun analisis mendalam atas
sebuah teori ataupun kajian ilmu sosial. Sebagai lembaga
penelitian di bawah Lembaga Pemerintah Non Kementrian,
Pusat Penelitian Sumberdaya Regional – Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia dituntut untuk dapat memahami
permasalahan sosial ekonomi dan budaya yang muncul dan
berkembang pada empat kawasan yang menjadi lokasi penelitian
serta melakukan analisa atas permasalahan tersebut sebagai
kontribusi untuk masyarakat ilmiah dan juga bahan masukan
dalam penyusunan kebijaksanaan pemerintah.
Secara umum, capaian P2SDR pada tahun 2016 sudah
sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016 dan
Penetapan Kinerja (PK) 2016. RKT dan PK P2SDR tahun
2016 menjalankan 6 Sasaran Strategis dari 9 Sasaran Strategis
yang ditetapkan oleh Kedeputian Bidang IPSK. Terdapat 3
Sasaran Strategis yang tidak ditetapkan targetnya oleh P2SDR
karena tidak sesuai dengan core competens dari satuan kerja.
Dari 6 Sasaran Strategi tersebut terdapat 13 indikator yang akan
menjadi strategi pencapaian, yakni:
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 ix
1) Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah nasional dan
internasional.
2) Meningkatnya sitasi /kutipan.
3) Meningkatnya aktivitas ilmiah pada tingkat nasional dan
internasional.
4) Meningkatnya permintaan jasa kepakaran.
5) Meningkatnya jumlah naskah kebijakan.
6) Meningkatnya rumusan dan model hasil penelitian yang
diimplementasikan oleh pemangku kepentingan.
7) Meningkatnya jumlah kerja sama penelitian.
8) Meningkatnya jumlah publikasi bersama.
9) Menjadi tuan rumah seminar internasional.
10) Meningkatnya pertukaran peneliti.
11) Menguatnya peran menjadi focal point.
12) Meningkatnya partisipasi dalam pertemuan ilmiah nasional
dan internasional.
13) Meningkatnya keanggotaan dalam organisasi ilmiah nasional
dan internasional.
Merujuk pada pengukuran sasaran kinerja tersebut, dari
hasil analisis dan evaluasi kinerja P2SDR, secara garis besar
menunjukkan kinerja sebagai berikut:
1. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh P2SDR tahun
2016 sebanyak 9 (sembilan) Tolok Ukur (TU) dilakukan di
beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik,
serta Eropa dan Afrika dapat dijalankan dengan baik
meskipun dihadapkan pada persoalan terbatasnya anggaran
penelitian. Penghematan anggaran yang dilakukan oleh
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 x
pemerintah di awal triwulan kedua pelaksanaan anggaran
penelitian menyebabkan terjadinya perubahan jadwal
perjalanan, lamanya hari di lapangan dan perubahan pada
jumlah personil peneliti yang akan melakukan penelitian
lapangan. Hal ini menyebabkan pengumpulan data lapangan
tidak sesuai dengan yang diharapkan karena ruang gerak
yang sangat terbatas.
2. Sebagai lembaga penelitian, P2SDR telah menyelenggarakan
riset keilmuan yang bersifat mendasar maupun terapan.
Meskipun hasil penelitian P2SDR belum berhasil
menghasilkan publikasi dalam bentuk buku ber-ISBN dan
belum terealisasikannya 2 naskah rekomendasi kebijakan
pada tahun 2016 ini, namun capaian untuk indikator-
indikator lainnya jauh melampaui target. Pada tahun ini pula
diterbitkan beberapa artikel dalam jurnal internasional dan
jurnal nasional yang terakreditasi. Ada pula makalah dan
artikel yang dipublikasikan dalam bentuk prosiding sebagai
hasil keikutsertaan beberapa peneliti P2SDR di konferensi
atau seminar internasional maupun nasional. Kepakaran
para peneliti P2SDR juga diakui oleh banyak institusi, baik
universitas, media, maupun institusi pemerintahan sebagai
narasumber dalam kegiatan diskusi atau wawancara.
Keterlibatan beberapa peneliti senior dalam organisasi
internasional maupun nasional juga menjadi capaian yang
sangat baik ditahun ini.
3. P2SDR terus berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas
informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) melalui
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xi
berbagai kegiatan seperti mengikuti pertemuan yang
diselenggarakan instansi di luar LIPI baik nasional maupun
internasional. Selain itu, P2SDR juga mengikuti pelaksanaan
pertemuan ilmiah nasional dan internasional, yang berupa
lokakarya, seminar, konferensi, dll. Terdapat beberapa nama
yang ikut berperan sebagai anggota organisasi dan focal point
bidang pengetahuan pada berbagai organisasi di luar maupun
di dalam negeri. Para peneliti cukup aktif berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan pertemuan ilmiah, terlihat dari
capaian keikutsertaan pada pertemuan ilmuah yang
melampaui target.
4. Pada tahun 2016, P2SDR sangat aktif dalam melakukan
kegiatan pemasyarakatan Iptek dalam upaya mendorong
perilaku sadar Iptek. Hal ini terlihat dari semua kegiatan
pemasyarakatan Iptek mampu melebihi target yang
ditentukan dengan capaian lebih dari 100 persen.
Tantangan utama bagi P2SDR-LIPI adalah selalu
berpikir positif dalam mencari solusi perbaikan-perbaikan ke
arah yang lebih baik. Meskipun P2SDR adalah satuan kerja yang
hampir lima belas tahun berdiri, namun dilihat dari sumber
daya manusianya yang sudah memiliki kompetensi dan jumlah
personal yang juga sudah mempunyai jabatan fungsional, satuan
kerja ini sudah siap menjadi sebuah pusat penelitian yang
memiliki karakteristik tersendiri, yaitu berfokus pada penelitian
multidisiplin area studies yang disesuaikan dengan topik-topik
yang sedang mengemuka saat ini. Dengan anggaran yang relatif
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xii
sangat terbatas, P2SDR LIPI berusaha melakukan fungsi
penelitian sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan yang
sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat secara
umum. P2SDR LIPI juga berusaha untuk menghasilkan output
maupun outcome yang memiliki daya manfaat sebagai studi
komparatif dan pembelajaran dalam penyelesaian suatu masalah
untuk perbaikan bangsa. Sasaran-sasaran tersebut di masa
mendatang dengan terus melakukan peningkatan personal
capacity building serta promosi dan sosialiasi hasil-hasil kajian
penelitian.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xiii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum Organisasi
1.1.1 Sejarah P2SDR
1.1.2 Struktur Organisasi dan Sumber Daya
1.2 Permasalahan Utama
1.2.1 Sumber Daya Manusia dan
Permasalahannya
1.2.2 Pengelolaan Keuangan dan Persoalannya
1.2.2.1 Anggaran DIPA
1.3 Sarana dan Prasarana
1.4 Sistematika dan Ruang Lingkup Laporan
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1 Kondisi Umum
2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019
2.2.1 Visi dan Misi Kedeputian IPSK-LIPI
2.2.2 Visi, Misi serta Tugas dan Fungsi P2SDR-LIPI
2.2.3 Tujuan dan Sasaran
2.2.3.1. Tujuan
2.2.3.2. Sasaran
2.3 Arah Kebijakan P2SDR-LIPI
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xiv
2.3.1 Kebijakan Bidang Penelitian
2.3.2 Kebijakan Kegiatan Pengembangan
Kelembagaan
2.4. Strategi
2.4.1. Strategi Pengelolaan Lembaga
2.4.2 Strategi Peningkatan Kinerja
2.4.3. Strategi Kegiatan Penelitian
2.5. Program dan Kegiatan
2.5.1 Program Penelitian dan Pengembangan Iptek
2.6. Penetapan Kinerja Tahun 2016
2.6.1. Rencana Kerja dan Target Capaian Tahun 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1 Akuntabilitas Kinerja
3.1.2 Analisis dan Evaluasi Kinerja Tahun 2016
3.1.3. Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019
1.1.4 Analisis Penunjang Keberhasilan Program
3.2 Realisasi Anggaran
3.2.1 Anggaran DIPA
3.2.2 Realisasi Anggaran Hasil Penelitian Bidang
Sumber Daya Regional
3.2.3 Realisasi Anggaran Layanan Perkantoran
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Matriks Rencana Strategis (RS) P2SDR Tahun 2015-2019
2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) P2SDR Tahun 2015-2019
3. Evaluasi Capaian Kinerja P2SDR
4. Formulir Penetapan Kinerja (RKT P2SDR) Tahun 2016
5. Struktur Organisasi P2SDR-LIPI
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 1
LAPORAN KINERJA
Pusat Penelitian Sumber Daya Regional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2016
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 2
BAB I
PENDAHULUAN
ada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi
Pusat Penelitian Sumber Daya Regional – Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2SDR-LIPI) meliputi
hal yang terkait dengan struktur, kedudukan, tugas,
dan fungsi serta kiprah P2SDR pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembangunan bangsa dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan
kegiatan berdasarkan aspek strategis satuan kerja serta
permasalahan utama (strategic issued) yang dihadapi di tahun
2016.
1.1 Kondisi Umum Organisasi
P2SDR merupakan salah satu lembaga penelitian yang
menjadi bagian dari struktur keorganisasian di LIPI yang
terbentuk pada tanggal 5 Juni 2001 melalui Surat Keputusan
Kepala LIPI No.1151/M/2001 pasal 274. P2SDR didirikan
dengan maksud untuk melaksanakan dan memberi perhatian
terhadap kajian bangsa-bangsa lain yang bersifat
interdisipliner, terpadu, dan komprehensif atas kajian-kajian
yang bersifat kewilayahan atau area studies. Sebagai salah
satu bagian dari struktur keorganisasian di LIPI, P2SDR
memiliki tugas dan fungsi yang sesuai dengan fungsi dan tugas
P
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 3
pokok LIPI. Sebagai lembaga penelitian, terdapat dua jenis
kegiatan yang dilakukan oleh P2SDR, yaitu kegiatan penelitian
dan kegiatan non penelitian yang bertujuan untuk
memperkuat riset yang dilakukan, yaitu berupa sarana,
prasarana, dan sumber daya manusia sebagai pendukung
utama bagi tercapai dan terselenggaranya tujuan organisasi.
Segala bentuk kegiatan yang telah dilakukan oleh
P2SDR secara periodik wajib untuk dilaporkan kepada
pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
(stakeholders) karena pembiayaannya bersumber dari dana
pemerintah melalui program DIPA. Pelaporan tersebut
dilakukan dalam bentuk Laporan Kinerja (LK). Dengan
demikian, LK merupakan media akuntabilitas dan media
formal yang dipakai oleh satuan kerja instansi pemerintah
untuk memberikan informasi kepada pihak stakeholders yang
berhak untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan oleh P2SDR setiap tahunnya.
Target dan capaian yang diraih individu dan kelompok
penelitian merupakan dua hal penting yang disampaikan di
dalam Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban
P2SDR sebagai instansi pemerintah yang memiliki komitmen
membangun good governance yang berhasil guna, bersih, dan
bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. Selain itu, LK juga merupakan cara P2SDR
menyatakan komitmennya untuk terus ikut memberikan
konstribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di masyarakat secara nasional maupun global.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 4
1.1.1. Sejarah P2SDR
Latar belakang berdirinya P2SDR didasarkan atas
pertimbangan pentingnya memberi perhatian terhadap kajian
bangsa-bangsa lain yang bersifat interdisipliner, terpadu, dan
komprehensif. Pertimbangan ini bermula dari rasa
keprihatinan bahwa masih kurangnya perhatian terhadap
kajian-kajian yang bersifat kewilayahan atau area studies
dengan lokus penelitian di negara lain. Oleh karena itu, LIPI
sebagai lembaga penelitian terbesar di Indonesia merasa perlu
untuk memberikan pengetahuan dan informasi ilmiah kepada
masyarakat luas tentang persoalan sosial, ekonomi, dan
budaya di berbagai negara pada berbagai kawasan seperti
Asia Tenggara, Asia Pasifik, dan Eropa.
Sebelum terbentuknya P2SDR, LIPI telah memiliki satu
program kajian wilayah, yaitu Program Studi Asia Tenggara
yang didirikan oleh Prof. Dr. Taufik Abdullah, APU pada 1993.
Program studi tersebut berada di bawah Pusat Penelitian
Masyarakat dan Budaya (PMB)-LIPI. Pembentukkan P2SDR
berdasarkan pada SK Presiden RI No. 1 Tahun 1986 yang
kemudian ditindaklanjuti dengan dengan Keppres RI No. 166
Tahun 2000, Keppres RI No. 178 Tahun 2000, Keppres RI No.
42 Tahun 2001, Keppres RI No. 43 Tahun 2001 dan Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah NonDepartemen (LPND) yang
menetapkan keberadaan LIPI sebagai LPND di bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berada di bawah dan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 5
bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tersebut kemudian
ditindaklanjuti dengan Reorganisasi kedua LIPI dengan
ditetapkannya Keputusan Kepala LIPI No. 1151/M/2001
tanggal 5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI atas
persetujuan Menpan RI yang tertuang dalam surat nomor
138/M.PAN/5/2001 tertanggal 31 Mei 2001. Keputusan
Kepala LIPI No.1151/M/2001 yang dituangkan dalam pasal 274
pada Bagian Ketujuh ini kemudian menjadi landasan hukum
terbentuknya P2SDR.
Dalam perkembangannya, selama 15 tahun menjadi
bagian dari satuan kerja dalam tata organisasi LIPI, P2SDR
secara terus-menerus memberikan kontribusi atas
perkembangan kegiatan penelitian dan dunia ilmu
pengetahuan. Pada tahun 2013, seiring dengan berjalannya
program reformasi birokrasi dalam tata pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, keluar peraturan baru
yaitu Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
NonKementerian (LPNK). Keputusan presiden tersebut
ditindaklanjuti dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor B/752/M.PANRB/2/2014 tanggal 5 Februari 2014. Dari
Surat Persetujuan tersebut maka LIPI melakukan
restrukturisasi pada jabatan struktural di lingkungan kerjanya.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 6
Melalui Peraturan Kepala LIPI No.1 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, dilakukan perubahan pada struktur organisasi di
lingkungan kerja LIPI. Dalam perubahan struktur organisasi
tersebut, pada pasal 275 disebutkan bahwa dalam struktur
organisasi Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Kemanusian (IPSK)-LIPI terdapat 5 Pusat Penelitian (Puslit) di
dalamnya, dan salah satunya adalah P2SDR.
Berbeda dengan pusat penelitian lainnya yang berada
di bawah Kedeputian IPSK-LIPI, fokus kajian di P2SDR adalah
tentang dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang
komprehensif dan komparatif, yang dilakukan melalui
pendekatan lintas disiplin keilmuan tentang kawasan Asia
Tenggara, Asia pasifik, dan Eropa. Yang menjadi tugas dan
fungsi dari P2SDR secara formal mengacu pada ketentuan
Pasal 321 dari Perka No. 1 tahun 2014, yakni:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
penelitian di bidang sumber daya regional.
2. Penelitian di bidang sumber daya regional.
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
penelitian di bidang sumber daya regional.
4. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Oleh karena itu, sesuai dengan fokus kajian
penelitiannya di bidang sumber daya regional maka P2SDR
mencanangkan visinya sebagai pusat penelitian yang menjadi
rujukan utama dalam studi kewilayahan pada tingkat nasional
dan internasional. Dengan memperhatikan visi-misi LIPI dan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 7
Kedeputian IPSK, P2SDR mengeluarkan beberapa strategi
untuk mencapai visinya tersebut:
a. Menghasilkan penelitian tentang kawasan Asia Tenggara,
Asia Pasifik, dan Eropa yang kreatif, terdepan dan
berkualitas tinggi.
b. Menjadi leading institute dalam pengembangan dan kerja
sama kajian kewilayahan.
c. Memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan
masalah-masalah sosial dan kemanusian
1.1.2 Struktur Organisasi dan Sumber Daya
Terkait dengan struktur organisasi kelembagaan,
berdasarkan peraturan kepala LIPI No.1 Tahun 2014, terjadi
perubahan atas struktur organisasi di lingkungan kerja LIPI.
Berdasarkan kebijakan itu maka dilakukan penyesuaian pada
struktur organisasi dalam lingkungan kerja P2SDR. Struktur
organisasi di P2SDR-LIPI yang baru dapat dilihat pada Lampiran
6.
Dalam kegiatan penelitian, sebelum terjadinya
restrukturisasi organisasi di lingkungan kerja LIPI, seorang
Kepala Pusat Penelitian dibantu oleh tiga orang Kepala Bidang
yang setingkat dengan eselon 3 yang masing-masing
membawahi fungsional peneliti di bidang Asia Tenggara, Asia
Pasifik dan Eropa. Dengan adanya restrukturisasi organisasi
maka pada pertengahan tahun 2014 jabatan Kepala Bidang
ditiadakan. Sebagai gantinya, dimunculkan beberapa
Kelompok Peneliti (kelti), dimana satu kelti dipimpin oleh
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 8
seorang Koordinator Peneliti yang dipegang oleh seorang
Profesor Riset atau setingkat Peneliti Utama. Koordinator
kelompok peneliti bertugas untuk membantu mengkoordinasi
kegiatan penelitian sesuai dengan bidang penelitiannya.
Namun, hingga tahun 2016, kelompok peneliti yang
seharusnya sudah ada ternyata masih belum dapat
direalisasikan di P2SDR karena terkendala oleh ketersediaan
sumber daya manusia (SDM) yang belum memenuhi
ketentuan terbentuknya sebuah kelompok peneliti. Meskipun
restrukturisasi organisasi menghilangkan jabatan-jabatan
Kepala Bidang, akan tetapi terjadi pula penambahan posisi
jabatan pada bagian-bagian lain. Posisi-posisi jabatan dalam
struktur organisasi P2SDR diuraikan di bawah ini.
1. Kepala Pusat Penelitian
Kepala Pusat Penelitian (Kapuslit) bertindak sebagai
pimpinan yang merumuskan, melaksanakan kebijakan,
mengendalikan pelaksanaan kebijakan, serta memberikan
bimbingan dan pembinaan terkait dengan bidang
penelitian sumber daya regional. Dalam melaksanakan
tugasnya, Kapuslit dibantu oleh Kepala Bidang Pengelolaan
dan Diseminasi Hasil Penelitian dan Bagian Tata Usaha.
2. Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian
Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
dokumentasi, data dan hasil-hasil penelitian, hak kekayaan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 9
intelektual, serta sistem informasi penelitian. Tugas lainnya
adalah menyiapkan penyusunan rencana strategis
diseminasi, pelayanan jasa, implementasi, komersialisasi,
dan promosi hasil penelitian di bidang sumber daya
regional. Beberapa subbidang yang berada di bawah
Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian adalah:
a. Subbidang Pengelolaan Hasil Penelitian
Subbidang Pengelolaan Hasil Penelitian mempunyai
tugas untuk melakukan pengelolaan dokumentasi, data
dan hasil-hasil penelitian, hak kekayaan intelektual,
serta sistem informasi penelitian di bidang sumber
daya regional.
b. Subbidang Diseminasi dan Kerja Sama.
Subbidang Diseminasi dan Kerja Sama mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana strategis diseminasi, pelayanan jasa,
implementasi, komersialisasi, dan promosi hasil
penelitian di bidang sumber daya regional.
3. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha memiliki tugas untuk melaksanakan
urusan tata usaha satuan kerja, yaitu urusan keuangan,
urusan kepegawaian, persuratan, kearsipan, perlengkapan,
rumah tangga, dan inventarisasi barang milik negara.
Bagian Tata Usaha terdiri atas:
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 10
a. Subbagian Keuangan yang mempunyai tugas
melakukan urusan keuangan.
b. Subbagian Kepegawaian dan Umum yang mempunyai
tugas melakukan urusan kepegawaian, persuratan,
kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, dan
inventarisasi barang milik negara.
Dengan Tugas dan Fungsi dari masing-masing posisi di
atas, P2SDR berkomitmen untuk mengoptimalkan seluruh
potensi organisasi melalui dukungan SDM, dana, sarana, dan
prasarana yang ada, serta terus menerus melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi seluruh kegiatan untuk
meningkatkan koordinasi dan sinergi baik secara internal
maupun kerja sama institusional dengan pihak lain.
I.2 Permasalahan Utama (Strategic Issues)
I.2.1 Sumber Daya Manusia dan Permasalahannya
Sejak berdiri 15 tahun yang silam, telah terjadi
penambahan jumlah pegawai, baik peneliti maupun staf
administrasi di P2SDR. Pada awal pembentukannya, jumlah
pegawai hanya sekitar 15 orang. Dalam waktu 15 tahun,
terjadi penambahan pegawai sebanyak 28 orang. Jumlah
pegawai pada tahun 2016 adalah sebanyak 42 orang, dengan
36 orang peneliti dan 8 orang staf administrasi. Komposisi
pegawai wanita dan laki-laki hampir sama jumlahnya (lihat
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 11
Diagram 1.1). Sebagian besar peneliti dan staf P2SDR berumur
sekitar 30-44 tahun karena P2SDR tergolong sebagai puslit
yang masih baru yang penelitinya didominasi oleh peneliti
berusia muda.
Pengajuan untuk formasi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) tenaga nonpeneliti (staf administrasi) telah diajukan
sejak tahun 2014. Namun, tidak dapat dipenuhi oleh LIPI
Pusat. Kebutuhan yang mendesak akan tenaga administrasi
membuat P2SDR mengajukan kembali formasi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) tenaga administrasi di tahun 2015. Namun,
dengan adanya kebijakan moratorium dari pemerintah (tidak
mendapatkan penambahan pegawai) yang diberlakukan pada
tahun 2015 membuat P2SDR kembali tidak bisa menerima
CPNS. Pemberlakuan moratorium berlanjut di tahun 2016,
yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kembali formasi CPNS
tenaga administrasi yang diajukan (1 orang sekretaris, 1 orang
akuntansi, dan 1 orang administrasi negara).
Pemberlakuan moratorium selama dua tahun berturut-
turut menyebabkan kekosongan tenaga sekretaris yang
sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2011. Sebagai solusinya
adalah menempatkan salah satu pegawai di bagian
kepegawaian sebagai sekretaris pada tahun 2011 s.d. 2014.
Pada tahun 2015 pegawai tersebut dipindahkan ke bagian
keuangan untuk mengelola anggaran rutin, dan di tahun 2016
pegawai tersebut diperbantukan sementara untuk menjadi
bendahara pengeluaran karena staf yang duduk di subbagian
keuangan sedang menyelesaikan studi S2-nya dari Universitas
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 12
Indonesia. Kebijakan moratorium dari pemerintahan di tahun
2016 menjadi kendala utama dalam masalah tenaga
administrasi di P2SDR. Hal ini diperparah dengan adanya dua
orang tenaga administrasi yang akan memasuki masa pensiun
di tahun 2018 dan 2019. Dengan demikian, hanya akan ada
enam orang tenaga administrasi yang tersisa di dua tahun
kedepan.
Komposisi atau jumlah pegawai P2SDR dari berbagai
hal seperti berdasarkan jenjang pendidikan, berdasarkan
klasifikasi tugas dan sebagainya dapat dilihat secara lebih rinci
pada beberapa tabel dan diagram yang disajikan. Secara
umum, beberapa tabel dan diagram memperlihatkan bahwa
dari sisi sumber daya manusia, P2SDR sebagai sebuah lembaga
penelitian sudah memiliki SDM yang berkualitas, potensial,
dan masih banyak yang berusia muda. Hanya permasalahan
yang patut untuk diperhatikan oleh LIPI sebagai induk dari
organisasi adalah bagaimana membantu memberikan
komposisi yang ideal antara jumlah peneliti dan nonpeneliti
yang masih sangat jauh dari ideal.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 13
Tabel 1.1 Nama-nama Pegawai Berdasarkan Pendidikan,
Jenis Kelamin, Jabatan Fungsional dan Golongan
NAMA PEN DIDIKAN
JENIS KELAMIN
JABATAN FUNGSIONAL
GOL
Kajian Wuilayah Asia Tenggara 1. Yekti Maunati 2. Ganewati Wuryandari* 3. Rucianawati 4. Mayasuri P. 5. Suribidari 6. Lamijo 7. Betti Rosita Sari 8. Amorisa Wiratri 9. Anang Hidayat
10. Dina Srirahayu 11. Angga Bagus Bismoko
S3 S3 S2 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S1
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Prof Riset Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Kand. Peneliti Kand. Peneliti
Gol. IV/e Gol. IV/d Gol. IV/a Gol. III/d Gol. III/c Gol. III/d Gol. IV/a Gol. III/c Gol. III/c Gol. III/a Gol. III/a
Kajian Wilayah Asia Pasifik 1. Erni Budiwanti 2. Fadjar Ibnu Thufail 3. Erlita Tantri 4. Paulus Rudolf Y. 5. Cahyo Pamungkas 6. Rita Pawestri 7. Saiful Hakam 8. Devi Riskianingrum 9. Upik Sarjiati
10. Ulil Amri *** 11. Wabilia Husnah 12. Firman Budianto
S3 S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2 S1 S2 S1 S1
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Kand. Peneliti Kand. Peneliti
Gol. IV/d Gol. IV/a Gol. III/d Gol. IV/a Gol. III/d Gol. III/d Gol. III/c Gol. IV/a Gol. III/c Gol. III/c Gol. III/a Gol. III/a
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 14
Sumber: Data kepegawaian P2SDR-LIPI yang diolah
* Pegawai tersebut diperbantukan dari P2P dan P2KK-LIPI ** Pegawai tersebut sedang ikut program S2 *** Pegawai tersebut sedang ikut program S3
Kajian Wilayah Eropa dan Afrika 1. Erwiza 2. Gusnelly 3. Ahmad Helmy Fuady 4. Amin Mudzakkir*** 5. Kurnia Novianti 6. Bondan W.*** 7. Prima Nurahmi 8. Ayu N. Lissandhi** 9. Muzzar Kresna
10. Choerunisa Noor. S 11. Abdul Fikri Angga R.
S3 S2 S3 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S2 S1
Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Muda Peneliti Muda Kand. Peneliti Kand. Peneliti Kand. Peneliti
Gol. IV/e Gol. IV/b Gol. IV/a Gol. III/d Gol. III/d Gol. III/d Gol. III/c Gol. III/c Gol. III/a Gol. III/a Gol. III/a
Staf Administrasi 1. S. Made Subaliati 2. Dini Saptari 3. Christina Effendy G. 4. Yudho Utomo 5. Teguh Pribadiputra 6. Arvi Herdianto F. 7. Ambari Zabar*/** 8. Dedi Kurniawan
S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
P. Humas Muda P. Humas Madya
PU. Pengm. Peg Programmer Bendahara Pust. Pertama PU Pengm Peg PU. Kepeg.
Gol. IV/a Gol. IV/b Gol. III/b Gol. III/c Gol. III/b Gol. III/b Gol. III/c Gol. II/d
Total = 42 Orang
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 15
Diagram 1.1 Persentase Jumlah Pegawai Laki-laki dan Perempuan
Sumber: Data Kepegawaian P2SDR-LIPI
Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa jumlah pegawai P2SDR
seluruhnya adalah 42 orang dengan perincian terdapat jumlah
fungsional peneliti sebanyak 34 orang sementara jumlah
pegawai nonpeneliti sebanyak 8 orang. Komposisi antara
jumlah jabatan fungsional peneliti dan nonpeneliti
(administrasi) masih belum ideal. Dengan demikian, untuk
menjawab tantangan di masa mendatang, penambahan
tenaga administrasi khususnya dari jurusan sekretaris,
akuntansi, administrasi, IT, serta perpustakaan sangat
diperlukan untuk membawa P2SDR menjadi lembaga yang
semakin lebih baik dalam hal pemberkasan dan
pendokumentasian kinerjanya. Dari diagram 1.1 terlihat
bahwa jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin secara
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 16
27 OrgPeneliti
(69%)
8 Org Administras
i (21%)
7 OrgPengolahdata IPSK
(10%)
keseluruhan tidak terlalu jauh perbedaannya, malah
mendekati komposisi yang hampir sama.
Diagram 1.2 Persentase Jumlah Pegawai P2SDR Berdasarkan
Klasifikasi Tugas Tahun 2016
Sumber: Data Kepegawaian P2SDR
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 17
Diagram 1.3. Pegawai P2SDR Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
S-1 S-2 S-3
Sumber: Data Kepegawaian P2SDR
Diagram 1.3 memperlihatkan bahwa SDM P2SDR berdasarkan
tingkat pendidikannya. Dari diagram tersebut terlihat bahwa
pegawai dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 17 orang,
berpendidikan S2 berjumlah 18 orang, sedangkan
berpendidikan S3 sebanyak 7 orang. Sebenarnya, pada tahun
2016 terdapat 3 orang peneliti yang sudah menyelesaikan
pendidikan S2 dan 1 orang yang sudah menyelesaikan S3 dari
luar negeri, tetapi belum dapat dicantumkan gelarnya karena
masih menunggu proses administrasi. Pada tahun ini juga
terdapat 1 orang yang masih meneruskan S3 di luar negeri, 1
orang yang baru mendapat beasiswa S3 di luar negeri, serta
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 18
terdapat masing-masing 1 orang peneliti yang sedang
mengambil ijin belajar program S3 dan S2 di dalam negeri.
Adapun peneliti yang sedang mengikuti tugas belajar dan ijin
belajar di dalam maupun di luar negeri dapat dilihat pada
Tabel 1.4. Sementara itu, pada tahun ini juga terdapat satu
orang staf administrasi yang telah menyelesaikan beasiswa S2
di dalam negeri. Diharapkan pada tahun-tahun yang akan
datang, jumlah pegawai/peneliti yang melaksanakan tugas
belajar akan lebih banyak lagi.
Ada kecenderungan akan terjadinya proses pergeseran
adaptasi pendidikan yang cepat dari S1 ke S2 dan S3 karena
para pegawai S1 terpacu untuk segera melanjutkan studi ke
jenjang S2, begitu juga pegawai yang berpendidikan S2 terpacu
untuk melanjutkan S3. Kendala utama yang dihadapi untuk
menempuh pendidikan lanjutan tersebut adalah mahalnya
biaya kuliah jika harus ditanggung sendiri oleh pegawai
(peneliti dan nonpeneliti). Sementara itu, peluang untuk
mendapatkan beasiswa dari LIPI atau Ristek juga semakin sulit
karena persaingan yang semakin ketat. Jika ada kemampuan
untuk membiayai pendidikan sendiri, itu hanya dilakukan oleh
pegawai yang mengandalkan bantuan modal dari orang tua
mereka atau meminjam uang dari bank. Beasiswa dari LIPI
sendiri belum pernah diterima oleh para pegawai P2SDR
karena kesulitan untuk mendapatkan akses informasi tentang
beasiswa dan mekanisme pemberiannya. Diharapkan di tahun-
tahun yang akan datang terbuka peluang beasiswa yang lebih
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 19
0123456789
10111213
PenelitiUtama (15 %)
PenelitiMadya (44 %)
Peneliti Muda(41 %)
PenelitiPertama (0 %)
besar bagi para pegawai P2SDR untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Diagram 1.4 Data Peneliti Berdasarkan Jabatan Fungsional
Peneliti Tahun 2016
Sumber: Data Kepegawaian P2SDR
Selain pendidikan dan beasiswa, masalah lain yang
dihadapi oleh pegawai P2SDR adalah kenaikan jenjang jabatan
peneliti yang berpengaruh terhadap komposisi peneliti. Saat
ini terdapat 7 orang peneliti yang masih berstatus kandidat
peneliti (pengolah data penelitian Bidang IPSK) karena mereka
baru bergabung sebagai peneliti di P2SDR pada tahun 2014
dan 2015 (Tabel 1.5). Sementara itu, jumlah peneliti muda
dan peneliti madya hampir seimbang. Hal yang perlu
mendapatkan perhatian serius adalah kurangnya jumlah
peneliti utama karena adanya perlambatan dalam kenaikan
jenjang peneliti madya ke peneliti utama akibat dari tuntutan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 20
kualitas peneliti yang semakin tinggi (lihat Diagram 1.3, Tabel
1.2, dan Diagram 1.4). Dalam lima tahun ke depan jumlah
fungsional peneliti muda ke madya dan dari peneliti madya ke
peneliti utama diharapkan akan semakin bertambah.
Tabel 1.2 Jumlah Peneliti Berdasarkan Jenjang Jabatan
Fungsional Peneliti dan Jenis Kelamin Tahun 2016
*) Satu orang peneliti P2SDR dengan jenjang jabatan fungsional Peneliti
Utama adalah peneliti dari P2P-LIPI yang diperbantukan di P2SDR-LIPI
No. Jenjang Jabatan Fungsional
Peneliti
Jenis Kelamin
Jumlah
Pria Wanita
1. Profesor Riset 0 1 1
2. Peneliti Utama 0 3 3
3. Peneliti Madya 5 7 12
4. Peneliti Muda 5 6 11
5. Peneliti Pertama - - -
6. Pengolah Data Penelitian
Bidang IPSK
4 3 7
Jumlah 14 20 34
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 21
Diagram 1.5 Persentase Jumlah Peneliti Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional Tahun 2016
3%
9%
35%32%
0%21%
Prof. Riset
Pen. Utama
Pen. Madya
Pen. Muda
Pen. Pertama
Kandidat Pen
*) Catatan : 1 (satu) orang peneliti P2SDR Jabatan Peneliti Utama adalah peneliti dari P2P - LIPI yang diperbantukan di P2SDR
Dari Tabel 1.2 dan Diagram 1.4 di atas terlihat bahwa
P2SDR baru memiliki satu profesor riset sampai dengan saat
ini, dan diharapkan pada tahun 2017 akan muncul satu orang
profesor riset lagi karena saat ini yang bersangkutan sedang
dalam proses penilaian orasi. Dari data pada tabel 1.2, diagram
1.4 dan diagram 1.5 dapat dilihat juga bahwa akselerasi
kenaikan jenjang fungsional dari peneliti muda ke peneliti
madya terlihat sangat tajam. Hal ini disebabkan karena
tuntutan kualitas peneliti yang lebih tinggi.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 22
Tabel 1.3 Peneliti P2SDR Berdasarkan Kelompok Umur dan Golongan Tahun 2016
No Kelompok Umur Golongan Jumlah
III IV
1. < 29 Tahun 6 6
2. Usia 30 – 34 Tahun 6 - 6
3. Usia 35 – 39 Tahun 5 3 8
5. Usia 40 – 44 Tahun 5 2 7
6. Usia 45 – 49 Tahun 1 2 3
7. Usia 50 – 54 Tahun - 1 1
8. Usia 55 – 60 Tahun - 3 3
JUMLAH 23 11 34
Sumber: Data kepegawaian P2SDR yang diolah
*) Catatan: 1 (satu) orang peneliti P2SDR kelompok umur 50-54 adalah peneliti dari P2P - LIPI yang diperbantukan di P2SDR
Tabel 1.3 di atas memperlihatkan sebanyak 21 orang
peneliti berada pada kelompok usia 30–44 tahun. Jumlah pada
kelompok usia ini merupakan jumlah yang terbanyak dan
masih jauh dari masa usia pensiun. Namun demikian,
penerimaan CPNS terutama tenaga nonpeneliti (administrasi)
masih sangat diperlukan untuk operasionalisasi organisasi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 23
satker, apalagi dalam dua tahun kedepan P2SDR akan
kehilangan dua orang tenaga administrasi.
Tabel 1.4 Jumlah Pegawai yang Sedang Tugas Belajar/Kuliah, Seminar di Dalam dan di Luar Negeri
NO
NAMA
UNIVERSITAS PROGRAM
1. Amin Mudzakkir, SS., M.Hum.
STIF Driyarkara, atas biaya sendiri
S3 bidang Filsafat mulai tahun 2016
2. Ayu Nova Lissandhi, S.Sos.
Universitas Indonesia atas biaya sendiri
S2 bidang Anthropologi mulai September 2013
3. Ulil Amri, M.App.Anth.
Washington University, Amerika Serikat, beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementrian Keuangan RI
S3 bidang Sociocultural Anthropology mulai 9 November 2013 s.d 8 Desember 2016 diperpanjang sampai Agustus 2018
4. Bondan Widyatmoko, SE, MA
Kyoto, Jepang Bea siswa dari
S3 Bidang Asian and African
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 24
Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP), Kementrian Keuangan
Area Studies, mulai April 2016 s.d. Maret 2019
5. Saiful Hakam, SS., MA
Chinese Language and Culture College Huaqiao University
Sebagai penerima beasiswa untuk belajar Bahasa Mandarin (Chinese Language) mulai awal September 2015 s.d akhir bulan Juli 2016
6. Dr. Cahyo Pamungkas, SE., M.Si.
Beijing, Republik Rakyat Tiongkok
International Seminar on Economic Development for Young Scholars, tanggal 20 Agustus s.d. 18 September 2016
Sumber: Data Kepegawaian P2SDR
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 25
Tabel 1.5 Nama Peneliti P2SDR yang Berstatus Kandidat Peneliti (Pengolah Data Penelitian Bidang IPSK)
Nama Peneliti CPNS/TMT PNS/TMT
Choerunisa Noor Syahid,
M.Sc 1 Januari 2014 1 Februari 2015
Wabilia Husnah, S.Hum 1 Januari 2014 1 Februari 2015
Muzzar Kresna, SE 1 Januari 2014 1 Februari 2015
Dina Srirahayu, S.Sos. 1 Januari 2014 1 Februari 2015
Abdul Fikri Angga Reksa,
S.Sos 1 Februari 2015 1 Februari 2016
Angga Bagus Bismoko, SE 1 Februari 2015 1 Februari 2016
Firman Budianto, S.Hum 1 Februari 2015 1 Februari 2016
Sumber: Data kepegawaian P2SDR
Untuk memaksimalkan jalannya organisasi sebagai
pusat penelitian maka semangat Reformasi Birokrasi mulai
diimplementasikan. Reformasi Birokrasi merupakan upaya
untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar
terhadap sistem penyelenggaraan kelembagaan menyangkut
aspek-aspek organisasi, ketatalaksanaan, dan sumber daya
manusia. Implementasi Reformasi Birokrasi di LIPI
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja individu dan
kelompok sesuai dengan tuntutan keadaan, membangun
kompetensi dan sinergi antarkegiatan penelitian dan
pelayanan internal dan eksternal.
Terkait dengan kinerja kepegawaian dan disiplin kerja,
P2SDR menerapkan peraturan sesuai dengan ketentuan PP No.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 26
53 Tahun 2010. Meskipun pada awal pelaksanaannya terjadi
banyak persoalan dan kendala, akan tetapi dapat diatasi
secara bersama-sama oleh para pegawai dan staff P2SDR. Jam
kerja yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu jam 07.30
s.d 16.00 WIB untuk Senin-Kamis dan 07.30 s.d. 16.30 WIB
untuk hari Jumat berusaha untuk dijalani oleh semua pegawai.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penerapan
sanksi yang merugikan pegawai. Pendipsilinan pegawai ini juga
memiliki keterkaitan dengan terjadinya reformasi birokrasi di
lingkungan kerja pemerintahan dengan memberikan insentif
tambahan kepada pegawai berupa Tunjangan Kinerja (tukin).
Besarnya pemberian Tukin ditentukan oleh grade masing-
masing pegawai sebagaimana telah ditetapkan oleh
pemerintah. Tunjangan kinerja sekaligus juga menjadi ukuran
kinerja pegawai dengan perhitungan 60% dari kinerja dan 40%
dari perilaku khususnya unsur kehadiran. Sampai saat ini, yang
sudah terimplementasikan secara penuh adalah unsur
kehadiran dengan finger print sedangkan sisi kinerja masih
bersifat SKP manual. SKP elektronik direncanakan akan mulai
dilakukan pada tahun 2017.
1.2.2 Pengelolaan Keuangan dan Persoalannya
Pada tahun 2016 anggaran Satuan Kerja P2SDR hanya
berasal dari dana DIPA pemerintah. Anggaran semula Satker
P2SDR adalah sebesar Rp.7.820.146.000, yang terdiri dari
anggaran Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber Daya
Regional sebesar Rp.4.586.446.000, Layanan perkantoran
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 27
sebesar Rp.3.164.700.000, serta Belanja Peralatan dan Fasilitas
Kantor sebesar Rp 69.000.000. Setelah mengalami dua kali
revisi, anggaran P2SDR-LIPI berubah menjadi Rp.6.996.874.000
yang terdiri dari anggaran Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang
Sumber Daya Regional sebesar Rp.3.186.446.000 dan
anggaran Layanan Perkantoran sebesar Rp.3.741.428.000
serta Belanja Peralatan dan Fasilitas Kantor sebesar Rp
69.000.000.
Perubahan anggaran terjadi karena beberapa hal.
Pertama ialah adanya pemotongan anggaran perjalanan dinas
operasional perkantoran pada anggaran Layanan Perkantoran.
Pemotongan anggaran perjalanan dinas dilakukan berdasarkan
kebijakan pemerintah tentang pembatasan anggaran
perjalanan dinas. Pemotongan anggaran diambil dari
perjalanan dinas operasional sebesar Rp 15.000.000 sehingga
anggaran penyelenggaraan operasioanl perkantoran
berkurang dari RP.458.500.000 menjadi Rp.443.500.000.
Kedua ialah pemotongan anggaran Hasil Penelitian
Ilmu Sosial Bidang Sumber Daya Regional dari semula sebesar
Rp.4.586.446.000 kemudian yang dipotong sebanyak
Rp.1.400.000.000 sehingga jumlahnya berubah menjadi
Rp.3.186.446.000. Pemotongan ini dibebankan semuanya
pada anggaran Laboraturium Sosial, yang merupakan kegiatan
unggulan IPSK, yang mulai tahun 2016 dititipkan
pengelolaannya di P2SDR.
Ketiga ialah penambahan Pembayaran gaji dan
Tunjangan pegawai pada anggaran layanan perkantoran.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 28
Setelah revisi I pada anggaran perjalanan dinas operasional
perkantoran, anggaran semester II layanan perkantoran P2SDR
pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp.3.149.700.000 yang
terdiri dari anggaran pembayaran gaji dan tunjangan sebesar
Rp.2.706.200.000 dan anggaran penyelenggaraan operasional
perkantoran sebesar Rp.443.500.000. Pada akhir tahun
terdapat kekurangan anggaran pembayaran gaji dan tunjangan
pegawai sehingga anggaran tersebut mendapat tambahan
sebesar Rp.591.728.000. Dengan demikian jumlah total
anggaran layanan perkantoran adalah Rp 3.741.428.000.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 29
Tabel 1.6. Struktur Anggaran DIPA P2SDR Tahun 2016
Kode Jenis Kegiatan Anggaran
Semula Anggaran Revisi 1
Anggaran Revisi 2
Pemotongan/ Penambahan
Anggaran
Persen-tase (%)
3421.001 Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber daya Regional
4.596.446.000 3.196.446.000 3.196.446.000 (1.400.000.000) 45,68%
3421.001. 001
Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar
1.442.876.000 1.442.876.000 1.442.876.000 20,62%
3421.001.002 Laboraturium Sosial
2.782.943.000 1.382.943.000 1.382.943.000 (1.400.000.000) 19,76%
Penguatan Kelembagaan P2SDR-LIPI
370.627.000 370.627.000 370.627.000 5,29%
3421.994 Layanan Perkantoran
3.164.700.000
3.149.700.000 3.741.428.000 576.728.000 53,47%
3421.994. 001
Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai
2.706.200.000 2.706.200.000 3.297.200.000 591.728.000 47,12%
3421.994 .002
Penyelenggaraan Operasional Perkantoran
458.500.000 443.500.000 443.500.000 (15.000.000) 6,33%
3421.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
69.000.000 69.000.000 69.000.000 0,98%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
69.000.000 69.000.000 69.000.000 0,98%
Total Anggaran P2SDR
7.820.146.000 6.405.146.000 6.996.874.000
Sumber: Diolah dari RKAKL P2SDR 2016
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 30
1.2.2.1 Anggaran DIPA
Anggaran kegiatan hasil penelitian P2SDR digunakan untuk
membiayai kegiatan penelitian ilmu pengetahuan dasar dan
penguatan kelembagaan yang mendukung kegiatan penelitian.
Rincian anggaran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Anggaran Kegiatan Penelitian Dasar
Pada tahun 2016 kegiatan penelitian dasar terdiri dari
sembilan kegiatan penelitian tematik, seminar riset disain
serta Laboraturium Sosial yang terdiri dari satu tim
manajemen dan empat tim pelaksana kegiatan. Sembilan
kegiatan penelitian dasar yang dilakukan oleh P2SDR adalah
Migrasi Transnasional dan Diaspora di Kota-Kota Perbatasan;
Etos Kerja, Modal Sosial dan Kewirausahaan di Asia Tenggara;
Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Daya Saing Sektor Pertanian
di Thailand; Sustainable Cities di Eropa Barat; Modernitas dan
Perubahan Sosial di Cina; Industrialisasi, Modernitas dan
Resiko Di Jepang; Menuju Masyarakat Sekuler di Eropa; Krisis
dan Perubahan Sistem Jaminan Sosial di Afrika; serta
Masyarakat Urban dan Dinamika Spritualitas di Korea Selatan.
Jumlah semua anggaran untuk kegiatan penelitian
dasar sebesar Rp.1.442.876.000 yang disusun berdasarkan
Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK), yakni sistem
penganggaran berbasis hasil secara penuh sebagaimana
diamanatkan oleh UU Nomor 17 tahun 2003. ADIK baru
diterapkan pertama kali pada tahun 2016 ini. Dalam sistem ini
penganggaran kegiatan penelitian P2SDR disusun tidak lagi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 31
berdasarkan kegiatan, namun 9 kegiatan penelitian dan
seminar riset desain dianggarkan bersama-sama dalam satu
kesatuan kegiatan penelitian sumber daya regional dan dibagi
dalam tiap tahapan penelitian hingga menghasilkan output
yang ingin dicapai. Rincian anggaran penelitian dasar dapat
dilihat pada tabel 1.7.
Tabel 1.7 Anggaran Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar
P2SDR Tahun 2016
No
Kegiatan
Anggaran Awal (Rp)
Anggaran setelah direvisi
(Rp)
Pemotonga
n Angga
ran (Rp)
Persen-tase
1 Studi Kepustakaan 57.060.000 57.060.000 - 3,95%
2 Penyusunan Riset Desain 13.680.000 13.680.000 - 0,94%
3 Seminar Riset Desain 34.550.00 34.550.000 - 2,39%
4 Penyusunan Instrumen Penelitian 20.160.000 20.160.000 - 1,39%
5 Pengumpulan Data 1.042.196.000 1.042.196.000 - 72,23%
6 Pengolahan Data 25.740.000 25.740.000 - 1,78%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 32
Sumber: Diolah dari RKAKL 2016
Selain penelitian ilmu pengetahuan dasar sebagaimana
dijabarkan diatas, pada tahun 2016 P2SDR juga mengelola
anggaran Laboraturium Sosial (Labsos) yang merupakan
Kegiatan Unggulan Kedeputian IPSK-LIPI. Anggaran Labsos
yang semula berjumlah Rp.2.782.943.000 mengalami
pemotongan sebanyak Rp.1.400.000.000 sehingga jumlah
anggarannya menjadi Rp. 1.382.943.000. Pemotongan ini
terjadi sebelum kegiatan Labsos mulai berjalan penuh, karena
harus melalui tahapan panjang review dari berbagai pihak,
sehingga dapat diantisipasi sebelumnya. Rincian anggaran
Laboraturium Sosial setelah pemotongan dapat dilihat pada
tabel 1.8
7
Analisis Data dan Penyusunan Laporan 18.360.000 18.360.000 - 1,27%
8 Editing dan Pencetakan Laporan 221.130.000 221.130.000 - 15,32%
TOTAL ANGGARAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DASAR 1.442.876.000 1.442.876.000 - 100%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 33
Tabel 1.8 Anggaran Laboraturium Sosial Tahun 2016
No
Kegiatan
Angga
ran Awal (Rp)
Anggaran setelah
direvisi (Rp)
Pemotongan
Anggaran (Rp)
Persen-tase
1
Pengujian Model Pariwisata Berbasis Komunitas 186.205.000 13,46%
2
Pengujian Model Revitalisasi Bahasa dan Tradisi Lisan yang Terancam Punah 173.090.000 12,51%
3
Pengujian Model Adaptasi dan Resistensi Masyarakat Adat 214.650.000 15,52%
4 Pengujian Model Pengelolaan Air Bersih 197.208.000 14,26%
5
Manajemen Kegiatan Laboraturium Sosial 611.790.000 44,23%
TOTAL ANGGARAN Laboraturium Sosial 1.382.943.000 100%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 34
b. Anggaran Kegiatan Penguatan Kelembagaan P2SDR
Kegiatan penguatan kelembagaan di P2SDR terdiri dari
sembilan kegiatan yakni Pengembangan SDM; In House
Training Studi Kawasan; Pemeliharaan dan Peremajaan
Website; Pengembangan Perpustakaan P2SDR; Penerbitan
Jurnal Kajian Wilayah; Seminar Akhir Penelitian; Pembuatan
Video Profil P2SDR; Kerja sama dan Diseminasi Hasil
Penelitian; serta Monitoring dan Evaluasi. Rincian anggaran
kegiatan penguatan kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 1.9
Tabel 1.9 Anggaran Kegiatan Penguatan
No Jenis Kegiatan Anggaran Semula
(Rp)
Anggaran Revisi (Rp)
Pemotongan Anggaran
(Rp)
Persen (%)
1 Pengembangan Sumber daya Manusia (SDM) P2SDR
112.447.000 112.447.000 - 30,33%
2 In House Training Studi Kawasan
14.890.000 14.890.000 - 4,01%
3 Pemeliharaan dan Peremajaan Website
15.665.000 15.665.000 - 4,22%
4 Pengembangan Perpustakaan P2SDR LIPI
36.542.000 36.542.000 - 9,85%
5 Penerbitan Jurnal Kajian
74.900.000 74.900.000 - 20,20%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 35
Wilayah
6 Seminar Akhir Penelitian
34.653.000 34.653.000 - 9,34%
7 Pembuatan Video Profil PSDR
25.080.000 25.080.000 - 6,76%
8 Kerja sama dan Diseminasi Hasil Penelitian
12.470.000
12.470.000 - 3,3%
9 Monitoring dan Evaluasi
36.540.000 36.540.000 - 9,85%
Penguatan Kelembagaan P2SDR LIPI
370.627.000 370.627.000 100%
Sumber: Diolah dari RKAKL 2016 P2SDR
c. Anggaran Layanan Perkantoran
Anggaran semula layanan perkantoran pada tahun
2016 P2SDR adalah sebesar Rp.3.164.700.000. Setelah revisi I
pada anggaran perjalanan dinas operasional perkantoran,
anggaran semester II layanan perkantoran pada tahun 2016
menjadi sebesar Rp.3.149.700.000 yang terdiri dari anggaran
pembayaran gaji dan tunjangan sebesar Rp.2.706.200.000 dan
anggaran penyelenggaraan operasional perkantoran sebesar
Rp.443.500.000. Pada akhir tahun terdapat kekurangan
anggaran pembayaran gaji dan tunjangan pegawai sehingga
anggaran tersebut mendapat tambahan sebesar
Rp.591.728.000. Dengan demikian jumlah total anggaran
layanan perkantoran adalah Rp.3.741.428.000. Rincian
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 36
anggaran layanan perkantoran dapat dilihat pada tabel 1.6
diatas.
d. Belanja Modal
Pada tahun 2016, P2SDR mengalokasikan anggaran
belanja modal sebesar Rp.69.000.000 yang digunakan untuk
pembelian peralatan kantor sebesar Rp.59.000.000 dan
Rp.10.000.000 untuk pembelian buku bagi masing-masing
tolok ukur tim penelitian.
1.3 Sarana dan Prasarana
Pada tahun 2016 P2SDR, melaksanakan kegiatan
pengadaan barang dan jasa sebesar Rp.58.300.000 dari dana
DIPA Tahun Anggaran 2016. Kegiatan pengadaan itu telah
dibelikan berupa alat pengolah data, yang terdiri dari, 6 buah
PC computer, 2 buah printer, dan 1 buah scanner. Selain itu,
P2SDR pada triwulan keempat mendapatkan transfer masuk
BMN dari P2E (dana Global Village), berupa 1 buah PC
computer, 1 buah scanner, 1 buah tripode, 1 buah laptop, dan
1 buah hardisk eksternal. Barang-barang tersebut akan
digunakan pada Subbidang Pengolah Data Hasil Penelitian.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 37
Gambar 1.1 Gambar Gedung Widya Graha IPSK-LIPI
1.4 Sistematika dan Ruang Lingkup Laporan
Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LK) P2SDR tahun 2016 disajikan dengan susunan
sebagai berikut:
KATA PENGANTAR : Bagian ini memuat dasar hukum
kewajiban pembuatan Laporan
Kinerja, menguraikan tentang apa
yang sedang dikerjakan oleh
Organisasi (Eselon II) LIPI dan
pengantar terhadap keseluruhan isi
laporan.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 38
RINGKASAN EKSEKUTIF : Pada bagian ini disajikan mengenai
tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja, serta sejauh mana
usaha-usaha yang telah dilakukan
oleh Organisasi dalam mencapai
tujuan dan sasaran kinerja.
Terdapat juga penjelasan tentang
beberapa capaian kinerja penting
dari indikator kinerja utama yang
dapat menggambarkan kinerja
organisasi yang diuraikan secara
ringkas. Terdapat beberapa
persoalan yang menjadi kendala
dalam pencapaian target kinerja
dan langkah-langkah yang telah
dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dan diharapkan akan
membantu mengantisipasi
persoalan yang sama yang mungkin
terjadi di tahun yang akan datang.
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan secara umum tentang
organisasi, dimulai dari sejarah
singkat terbentuknya, kedudukan,
tugas dan fungsi, serta, aspek
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 39
strategis organisasi termasuk di
dalamnya tentang ketersediaan
sumber daya yang dimiliki dan
berbagai kegiatan yang dijalankan
serta beberapa persoalan mendasar
yang dihadapi oleh P2SDR di tahun
2016.
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
Bagian II ini menjelaskan tentang
Kegiatan serta Rencana Kinerja
dan Penetapan Kinerja Tahun 2016.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
Menjelaskan analisis pencapaian
kinerja P2SDR dikaitkan dengan
pertanggungjawaban publik
terhadap pencapaian sasaran
strategis untuk tahun 2016. Oleh
karena bagian ini terkait dengan
persoalan akuntabilitas kinerja
maka analisisnya didasarkan pada
target dan capaian kinerja pada
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
bertujuan agar publik mengetahui
perbandingan capaian target dan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 40
kinerja organisasi pada tahun 2016
dengan tahun sebelumnya.
BAB IV : PENUTUP
Menyimpulkan isi Laporan
Akuntabilitas Kinerja P2SDR Tahun
2016 serta rekomendasi dan
perbaikan kinerja di masa datang.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 41
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
agian ini menjelaskan arah masa depan yang hendak
dituju (visi, misi, tujuan dan sasaran) seperti termuat
dalam Rencana Strategis / Rencana
Koordinatif/Rencana Implementatif 2015-2019 yang
selaras dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah
ditetapkan oleh LIPI. Oleh karena itu dalam bab ini terdapat
penjabaran mengenai penetapan kinerja P2SDR-LIPI tahun
2016 dan rencana strategis tahun 2015-2019. Guna
melengkapi bagian ini akan ditambahkan juga uraian tentang
visi, misi, kebijakan, tujuan dan sasaran, strategis, program
dan kegiatan.
2.1 Kondisi Umum
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dibentuk
berdasarkan Keppres No. 103 Tahun 2001, dengan tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian ilmu
pengetahuan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (Sisnas P3Iptek) merupakan landasan hukum
bagi pengaturan pola hubungan yang saling memperkuat antar
unsur penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan iptek dalam
B
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 42
satu keseluruhan yang utuh untuk mencapai tujuan. Ketiga
tiga unsur tersebut adalah: (1) kelembagaan; (2) sumber daya;
dan (3) jaringan iptek.
Terkait dengan itu, maka pengembangan Ilmu
Pengetahuan (iptek) menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari tugas dan peran serta LIPI dalam pembangunan nasional.
Oleh karena itu, tugas untuk melakukan pengkajian dan
penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian ilmu
pengetahuan, melakukan riset keilmuan yang bersifat dasar,
melakukan kegiatan fasilitasi dan pembinaan terhadap
kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian ilmu
pengetahuan, serta pemantauan, evaluasi kemajuan, dan
penelaahan kecenderungan iptek menjadi tugas yang tidak
dapat dipisahkan dari keberadaan LIPI sebagai lembaga riset
negara.
LIPI juga bertugas melakukan pengembangan iptek
yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan kemanfaatan
iptek dalam rangka mendukung daya saing nasional secara
global. Pembangunan iptek diarahkan untuk menciptakan dan
menguasai ilmu pengetahuan untuk menghasilkan teknologi
dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan,
dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat,
kemandirian, dan daya saing bangsa melalui peningkatan
kemampuan dan kapasitas iptek yang senantiasa berpedoman
pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifan lokal, serta
memperhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup. Lebih lanjut, penelitian LIPI juga
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 43
memberikan perhatian yang cukup besar di bidang sosial, yaitu
persoalan-persoalan yang disebabkan oleh arus globalisasi.
Globalisasi telah menyatukan berbagai kawasan di dunia
menjadi satu komunitas seperti munculnya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai memasuki era kawasan Asia
Tenggara khususnya Indonesia di akhir tahun 2015. Peran
ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan menjadi sangat penting,
terutama untuk mencarikan pemecahan atas berbagai isu
sosial yang timbul akibat hilangnya batas-batas negara dan
masyarakat. Oleh karena itu, P2SDR memiliki peluang besar
untuk berperan dalam menghadapi isu-isu global kawasan
tersebut, tidak hanya di Asia Tenggara akan tetapi juga
Kawasan Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika.
Dalam mewujudkan tujuan yang disebutkan di atas,
dan mengacu pada sasaran program prioritas nasional, LIPI
menetapkan VISI LIPI Tahun 2015-2019 yaitu “Menjadi
lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan daya saing bangsa”. Terwujudnya LIPI sebagai
institusi penelitian berkelas dunia yang mampu meningkatkan
daya saing sebagai bentuk nyata pencapaian visi LIPI, dapat
diukur dari peringkat LIPI di antara lembaga riset dunia. Untuk
mewujudkan visi tersebut maka dibuatlah beberapa sasaran
strategis antara lain adalah peningkatan temuan, terobosan,
dan pembaharuan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya
dalam mewujudkan daya saing bangsa dan peningkatan
budaya ilmiah masyarakat Indonesia. Sasaran strategis
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 44
tersebut sekaligus menjadi acuan bagi semua Kedeputian yang
berada dibawah lingkungan kerja LIPI, termasuk Kedeputian
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK-LIPI).
Kedeputian IPSK-LIPI hadir sebagai bagian dari
lembaga penelitian nasional terbesar untuk melakukan
kegiatan penelitian tidak hanya pada pengembangan ilmu-ilmu
dasar akan tetapi juga berperan dalam mengatasi persoalan
dari dinamika sosial yang ada. Oleh karena itu, kedeputian
IPSK-LIPI meyusun rencana kerja selaras dengan tujuan dan
tugas LIPI yang selanjutnya akan menjadi panduan bagi
beberapa satuan kerja yang berada dibawahnya. Rencana
Strategis (Renstra) IPSK juga digunakan untuk mengarahkan
pengembangan ilmu pengetahuan sosial yang memiliki
kontribusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat.
2.2 Rencana Strategis Tahun 2015-2019
2.2.1 Visi dan Misi Kedeputian IPSK-LIPI
Dalam mendukung tugas dan fungsi LIPI untuk
membangun iptek yang meghasilkan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat untuk pembangunan nasional maka LIPI
menetapkan arah kegiatan lembaga harus berpedoman pada
Arah Pembangunan Iptek Jangka Panjang sampai tahun 2025.
Sasaran pembangunan iptek adalah meningkatnya kapasitas
iptek sebagai berikut.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 45
1) Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian,
pengembangan dan penerapan iptek yang mendukung:
(1) Daya saing sektor produksi barang dan jasa; (2)
Keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya hayati
dan nir-hayati; serta (3) Penyiapan masyarakat
Indonesia menyongsong kehidupan global.
2) Meningkatnya dukungan bagi kegiatan iptek, termasuk
penyediaan SDM, sarana prasarana, kelembagaan, dan
jaringan.
3) Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota
serta Science Park di setiap provinsi.
Arah kebijakan dan strategi penyusunan Renstra 2015-
2019 dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek:
1. Mengacu pada arah kebijakan nasional tentang
pembangunan yang berkelanjutan yang tertuang
dalam RPJPN 2005-2025.
2. Menekankan pentingnya pembangunan berbasis
keunggulan kompetitif perekonomian dengan
ketersediaan SDA, SDM yang berkualitas serta
kemampuan iptek.
3. Menjaga kesinambungan dengan capaian-capaian
kegiatan yang telah dilakukan pada Renstra
terdahulu tahun 2009-2014 .
Berangkat dari ketiga aspek di atas, maka Renstra
Kedeputian IPSK-LIPI 2015-2019 disusun sebagai dokumen
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 46
yang memiliki kesinambungan dengan Renstra 2010-2014 yang
lalu. Menjadikan LIPI sebagai lembaga riset terdepan di lingkup
nasional dengan cita-cita berkelas dunia adalah sebuah
tantangan yang perlu didukung oleh IPSK-LIPI yang mengusung
visi “menjadi lembaga penelitian berkelas dunia dalam bidang
ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan untuk
meningkatkan kualitas hidup bangsa dan masyarakat global”.
Oleh karena itu, kedeputian IPSK-LIPI meyusun rencana kerja
selaras dengan tujuan dan tugas LIPI yang selanjutnya akan
menjadi panduan bagi beberapa satuan kerja yang berada
dibawahnya. Rencana Strategis (Renstra) IPSK-LIPI juga
digunakan untuk mengarahkan pengembangan ilmu
pengetahuan sosial yang memiliki kontribusi untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Rencana Strategis kegiatan bermanfaat sebagai strategi
dari suatu organisasi untuk membentuk suatu perencanaan
yang komprehensif, yang menyatakan bagaimana organisasi
akan mencapai misi dan tujuannya. Rencana Kegiatan dan
implementasinya yang efektif adalah penting untuk
kelangsungan hidup suatu organisasi. Rencana Kegiatan ini
diharapkan dapat memenuhi tujuan, yaitu (1) untuk
memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan P2SDR di
masa mendatang; (2) Implementasi Rencana Kegiatan akan
dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi,
mengakomodasi perbedaan kepentingan dan nilai, dan
mendorong proses pengambilan keputusan yang teratur serta
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 47
Dalam upaya mencapai visi jangka panjang tersebut,
LIPI menetapkan visi (target capaian) tahun 2016 yang
diperkuat dengan misi IPSK-LIPI yakni:
1. Menghasilkan temuan-temuan penelitian yang menjadi
rujukan pengembangan ilmu pengetahuan sosial
kemanusian;
2. Menghasilkan pemikiran dalam bidang sosial dan
kemanusian yang berkontribusi dalam proses perumusan
kebijakan dan pemberdayaan masyarakat;
3. Memperkuat peran IPSK-LIPI sebagai rujukan dan
jembatan aktivitas ilmiah dalam bidang sosial dan
kemanusiaan pada level nasional dan internasional.
Adapun yang menjadi tujuan kedeputian IPSK-LIPI adalah:
1. Menghasilkan penelitian yang berkualitas dan terdepan
dalam bidang ilmu pengetahuan sosial kemanusiaan.
2. Berkontribusi terhadap pemecahan persoalan dalam
lingkup nasional, regional dan global.
3. Membangun kapasitas untuk menjadi lembaga yang
memiliki otoritas keilmuwan dalam bidang ilmu
pengetahuan sosial dan kemanusiaan serta
membangun komunitas ilmiah pada tingkat nasional,
regional, dan global dalam bidang ilmu pengetahuan
sosial dan kemanusian.
Berdasarkan perencanaan strategis dan visi yang dibuat
oleh Kedeputian IPSK-LIPI, P2SDR berusaha untuk
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 48
menyesuaikan visi dan misi serta rencana kegiatan strategis 5
tahun (Renstra tahun 2015–2019) dengan visi dan misi
Kedeputian Bidang IPSK-LIPI dengan merujuk ke jenjang lebih
atas yaitu visi dan misi LIPI. Penyusunan Renstra Kegiatan
2015-2019 P2SDR-LIPI bertujuan untuk mampu menjadi
lembaga rujukan nasional dan internasional dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam kajian
wilayah (Asia Tenggara, Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika), serta
mampu menjawab kepentingan pengguna/stake holders.
2.2.2 Visi, Misi serta Tugas dan Fungsi P2SDR-LIPI
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, P2SDR-LIPI
mencanangkan visi organisasi sebagai berikut: “Menjadi pusat
penelitian yang menjadi rujukan utama dalam studi
kewilayahan pada tingkat nasional dan internasional”. Untuk
mencapai visi tersebut dan dengan memperhatikan visi-misi
LIPI dan Kedeputian IPSK, P2SDR memiliki misi:
a. Menghasilkan penelitian tentang kawasan Asia Tenggara,
Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika yang kreatif, terdepan dan
berkualitas tinggi.
b. Menjadi leading institute dalam pengembangan dan kerja
sama kajian kewilayahan.
c. Memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan
masalah-masalah sosial dan kemanusian.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 49
A. Tugas dan Fungsi
Mengacu pada SK Kepala LIPI No.1151/M/2001,
tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI pasal 274, Pusat
Penelitian Sumber daya Regional mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan, perumusan kebijakan,
penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis,
penyusunan rancangan program, pelaksanaan penelitian
bidang sumber daya regional, evaluasi dan penyusunan
laporan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, sesuai pasal
275, P2SDR mempunyai fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian
bidang sumber daya regional.
2. Penyusunan pedoman pembinaan dan pemberian
bimbingan teknis penelitian bidang sumber daya
regional.
3. Penyusunan rencana program dan pelaksanaan
penelitian bidang sumber daya regional.
4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang
sumber daya regional.
5. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang
sumber daya regional.
6. Pelaksanaan kegiatan tata usaha
Berdasarkan visi dan misi, serta tugas dan fungsi yang
telah ditetapkan, P2SDR-LIPI senantiasa berupaya untuk
memperkuat kompetensi inti, mengarahkan, dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan penelitiannya hingga bisa
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 50
dipergunakan sebagai acuan perumusan kebijakan pemerintah
serta bisa dimanfaatkan oleh stakeholders. Untuk mencapai
visi tersebut, perlu adanya satu kesamaan sikap antara peneliti
dan tenaga penunjang dalam melaksanakan tugasnya.
Kesamaan sikap yang harus disepakati oleh seluruh pegawai
P2SDR dalam berinteraksi di lingkungan mereka sendiri
maupun dengan masyarakat luas tersebut diwujudkan dalam
nilai-nilai yang tersirat dalam Visi dan Misi P2SDR yakni: 1.
Integritas; 2. Kerja sama; 3. Tanggungjawab.
2.2.3 Tujuan dan Sasaran
2.2.3.1 Tujuan
Sebagai penjabaran dari misi yang telah disusun,
dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang
ada serta memperhatikan pemahaman secara komprehensif
permasalahan sosial, ekonomi, politik, hukum, dan budaya
masyarakat di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik, serta Eropa
dan Afrika maka P2SDR-LIPI mempunyai tujuan yang telah
dirumuskan sesuai dengan penetapan dalam Rencana Kegiatan
2015–2019 adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan dan melaksanakan kajian penelitian
kewilayahan yang bersifat multidisiplin di kawasan Asia
Tenggara, Asia Pasifik, serta Eropa dan Afrika;
2. Membangun dan mengembangkan kerja sama penelitian
dengan lembaga/instansi dalam dan luar negeri;
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 51
3. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi penelitian
area studies di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik, serta
Eropa dan Afrika;
4. Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencari
persamaan dan perbedaan tentang berbagai permasalahan
kehidupan berbagai bangsa serta mencari solusi
pemecahan masalah bangsa Indonesia;
5. Memberikan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan
kebijakan.
2.2.3.2 Sasaran
Sasaran organisasi merupakan penggambaran hal-hal
yang ingin diwujudkan melalui indikator-indikator sasaran
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan. Sasaran ini
menyatakan alokasi sumber-sumber daya yang akan
mendukung pelaksanaan kegiatan dalam jangka pendek untuk
mendukung suatu tujuan. Sasaran yang ingin dicapai P2SDR-
LIPI sesuai dengan tujuan yang tertuang dalam Rencana
Kegiatan 2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya kegiatan penelitian kewilayahan (area
studies) yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi
untuk pengembangan ilmu-ilmu sosial ekonomi dan
budaya yang handal di kawasan Asia Tenggara, Asia
Pasifik, serta Eropa dan Afrika;
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 52
2. Terwujudnya pemetaan dan analisis mendalam tentang
kajian kewilayahan yang bersifat multidisiplin dalam
konteks lokal dan global.
3. Terlaksananya kerja sama penelitian dengan berbagai
lembaga/institusi dan kelompok penelitian di kawasan
Asia Tenggara, Asia Pasifik , serta Eropa dan Afrika maupun
dengan lembaga penelitian di dalam negeri;
4. Tercapainya peningkatan kemampuan dan kualitas SDM
peneliti dan non-peneliti yang handal dalam menjalankan
kegiatan penelitian dan meningkatkan kinerja lembaga.
5. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung kegiatan
penelitian di bidang perkembangan Asia Tenggara, Asia
Pasifik, serta Eropa dan Afrika.
6. Terwujudnya kemampuan masyarakat dalam
memanfaatkan ilmu-ilmu sosial untuk mencari solusi
pemacahan masalah bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan yang tertuang
dalam Rencana Strategis P2SDR Tahun 2015-2019 maka
program dan kegiatan yang akan dijalankan harus sesuai
dengan visi, misi, tujuan serta sasaran lembaga. Jenis program
yang dilaksanakan P2SDR sesuai Penetapan Kinerja LIPI adalah:
“Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK”
dengan dua output kegiatan yaitu:
1. Hasil Penelitian Sumber Daya Regional, yaitu melalui
penyelenggaraan kegiatan penelitian serta kegiatan
peningkatan kualitas kelembagaan.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 53
2. Tata Kelola Pendukung Penelitian Sumber Daya Regional,
yaitu melalui penyelenggaraan kegiatan rutin/keuangan
rutin, pengembangan sumber daya manusia/kepegawaian,
inventarisasi, pemeliharaan dan pelayanan, serta sistem
manajemen.
Hasil kegiatan P2SDR di atas, baik berupa
pengembangan teori, konsep ataupun paradigma, diharapkan
bisa bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang sumberdaya regional bagi akademisi, seperti
perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan organisasi profesi.
Untuk dapat memberikan output yang maksimal, P2SDR
menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk melakukan
beberapa kegiatan bersama, seperti penelitian,
seminar/workshop, dan pelatihan. Selain itu, pelaksanaan
kerjasama dan seminar diharapkan juga untuk meningkat
kualitas sumberdaya manusia, baik di lingkungan P2SDR
maupun masyarakat secara umum.
2.3 Arah Kebijakan P2SDR-LIPI
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan maka dirumuskan lima kebijakan P2SDR sebagai
berikut:
1. Merencanakan dan menetapkan prioritas penelitian sesuai
dengan kompetensi yang bersifat multidisiplin dan tematik
untuk kajian yang bersifat area studies.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 54
2. Melaksanakan program pelatihan bahasa asing untuk
mendukung keberhasilan kegiatan penelitian kewilayahan.
3. Melaksanakan fungsi-fungsi kegiatan kelembagaan yang
ada di P2SDR, yaitu penerbitan jurnal, pembuatan dan
pemeliharaan pangkalan data dan website, In House
Training, dan pendidikan serta pelatihan teknis pengolahan
dan dokumentasi data.
4. Menyelenggarakan kerjasama penelitian dan seminar
nasional dan internasional.
5. Menyediakan informasi yang didasarkan atas kompetensi
kepakaran.
2.3.1 Kebijakan Bidang Penelitian
Kebijakan kegiatan penelitian berdasarkan SK Kepala
LIPI No.1151/M/2001 tanggal 5 Juni 2001 menekankan fokus
penelitian pada kajian kewilayahan atau area studies dengan
memilih lokasi penelitian pada 3 kawasan yaitu Asia Tenggara,
Asia Pasifik, dan Eropa. Namuan, pada tahun 2016 terjadi
penambahan area kawasan penelitian, yaitu kawasan Afrika.
Pelaksanaan fokus kajian multidisiplin P2SDR berpedoman
pada Payung Dinamika Sosial yang ditujukan untuk
membantu memberikan solusi dan sumbangan pemikiran bagi
implementasi kebijakan nasional.
Tema penelitian untuk lima tahun ke depan (2015–
2019) mengacu pada delapan prioritas tematik penelitian IPSK
2015-2019, yang telah ditetapkan sebagai panduan bagi
satuan kerja di IPSK, yaitu:
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 55
1. Pengelolaan kewarganegaraan, identitas dan
penguatan civil society yang berbasis pluralisme
dan demokrasi.
2. Penguatan hak ekonomi, sosial, dan budaya
komunitas.
3. Penguatan daya saing ekonomi, pemerataan
pembangunan, dan pengurangan kemiskinan.
4. Pengelolaan SDA, lingkungan, dan energi
terbarukan.
5. Dinamika penduduk, kesempatan kerja, dan
katahanan masyarakat dalam konteks perubahan
lingkungan dan globalisasi.
6. Penataan sistem politik, pemerintahan, serta
pertahanan dan keamanan dalam rangka
konsolidasi demokrasi.
7. Globalisme, regionalism, dan isu-isu strategis
kawasan.
8. Isu-isu Baru dan Strategis (Emerging and Strategic
Issues).
Berdasarkan tema-tema yang telah ditetapkan oleh
IPSK tersebut maka Renstra P2SDR pada tahun 2015-2019
mengangkat tema-tema penelitian sebagai berikut:
1. Daya Saing Sektor Pertanian di Asia Tenggara.
2. Migrasi Transnasional dan Persoalan Indentitas di Kota-
Kota Perbatasan di Asia Tenggara.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 56
3. Etos Kerja, Modal Sosial, dan Kebijakan Kewirausahaan
di Asia Tenggara.
4. Budaya Visual di Jepang
5. Dinamika Masyarakat Menua (ageing society) di
Tiongkok.
6. Gerakan Agama Dunia, Modernitas, dan Agama Lokal di
Korea Selatan.
7. Krisis dan Perubahan Sosial di Sub-Sahara Afrika.
8. Menuju Masyarakat Pascasekuler: Agama dan
Kewarganegaraan di Eropa.
9. Menuju Kota Berkelanjutan di Eropa: Persepsi dan
Implementasi Pembangunan Kota Berkelanjutan di
Rotterdam.
2.3.2 Kebijakan Kegiatan Pengembangan Kelembagaan
Kebijakan penguatan kelembagaan untuk kegiatan non-
penelitian berada di bawah dua bidang pengelolaan yaitu,
pertama pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
kegiatan pengembangan dan peningkatan kemampuan SDM
dan kegiatan In House Training. Kedua, pegelolaan Bidang
Diseminasi dan Pengelolaan Hasil Penelitian melalui
pemeliharaan pangkalan data perpustakaan, pengembangan
website, serta penerbitan jurnal kajian wilayah.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 57
1. Pengembangan SDM P2SDR: Upaya Peningkatan
Kompetensi Pegawai P2SDR LIPI
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan
dan meningkatkan keahlian, pengetahuan, wawasan,
dan kompetensi SDM P2SDR-LIPI. Dengan sasaran
untuk meningkatkan kualitas pegawai di lingkungan
P2SDR-LIPI, kegiatan yang dilakukan adalah
mengikutsertakan pegawai P2SDR dalam pelatihan
bahasa Inggris, seperti TOEFL/EILTS dan Academic
Writing; mengikutsertakan pegawai P2SDR dalam
diklat teknis, seperti pengelolaan keuangan,
perpustakaan, atau diklat website; dan
mengikutsertakan peneliti atau non-peneliti dalam
diklat atau pelatihan yang diselenggarakan oleh LIPI
guna menunjang kompetensi pegawai. Untuk diklat
yang terakhir ini, diberlakukan kepada seluruh pegawai
P2SDR dengan mekanisme bergiliran sesuai dengan
prioritas yang ada.
2. In House Training (IHT) Kajian Wilayah dan Kursus-
kursus Bahasa: Upaya Peningkatan Kualitas Peneliti
P2SDR LIPI
Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2SDR)
mempunyai fokus penelitian dan pendekatan area
studies dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosial.
Perspektif area studies ini berbeda dengan model
penelitian di pusat penelitian sosial yang lain karena
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 58
tidak hanya melibatkan pandangan satu disiplin ilmu
saja dalam melihat sebuah permasalahan sosial akan
tetapi juga mengonsentrasikan studinya secara spesifik
untuk kawasan Asia Tenggara, Asia pasifik, dan Eropa-
Afrika. Pendekatan interdisiplin ini terkait dengan
realitas permasalahan sosial kontemporer yang
mempunyai konektivitas jaringan fisik dan metafisik
yang luas dan agak sulit untuk dilihat dalam satu lensa
ilmu pengetahuan saja. Bentuk-bentuk pemahaman
akan ide, gagasan, sumber daya serta pengetahuan
dilihat sebagai sebuah hubungan systemic yang
digunakan sebagai metode untuk menjelaskan proses
sosial dalam kajian area studies ini.
3. Penerbitan Jurnal Kajian Wilayah P2SDR
Jurnal Kajian Wilayah (JKW) yang diterbitkan
oleh P2SDR-LIPI telah memasuki tahun ke-lima. Sejauh
ini respon terhadap JKW sangat besar karena JKW
adalah satu-satunya jurnal akademis dengan fokus
kajian wilayah yang masih eksis di Indonesia saat ini.
Untuk itu, pada tahun 2016 JKW berusaha
meningkatkan kualitasnya dengan cara memperbaiki
status akreditasi. Selain itu, mengingat perkembangan
teknologi informasi yang semakin cepat, JKW juga
mendigitalisasi naskah-naskah yang dimiliki agar bisa
diakses lebih cepat oleh publik. Dengan demikian,
tujuan JKW untuk menyebarluaskan gagasan tentang
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 59
pentingnya kajian wilayah sebagai bagian inheren
dalam studi ilmu-ilmu sosial dan kemanusian di
Indonesia bisa tercapai.
4. Pengembangan Pangkalan data perpustakaan P2SDR
LIPI
Perpustakaan P2SDR melakukan
pengembangan pangkalan data perpustakaan yang
bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan
informasi bagi pengguna perpustakaan. Untuk itu,
P2SDR berusaha membangun sebuah perpustakaan
yang memiliki kemampuan akses yang tinggi melalui
penerapan teknologi yang efisien, akurat, dan cepat
sehingga pemakai atau pengguna pangkalan data
perpustakaan akan merasa nyaman dan puas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi yang cepat mendorong P2SDR untuk terus
melakukan pengembangan perpustakaan dengan cara
mendokumentasikan hasil penelitian berupa
foto/video, membuat file PDF hasil penelitian, meng-
update data perpustakaan, melakukan studi banding ke
perpustakaan yang lebih maju, dan ikut serta dalam
berbagai diklat dan pelatihan perpustakaan. Selain itu,
dengan merujuk pada Renstra Kedeputian IPSK-LIPI
pada tahun 2015, P2SDR juga akan menyisipkan
database kepegawaian ke dalam pangkalan data
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 60
5. Pemeliharaan dan Pengembangan Website P2SDR
Pusat Penelitian Sumber daya Regional (P2SDR),
sesuai dengan visi dan misinya untuk menjadi salah
satu pusat kajian wilayah yang dapat menjadi rujukan
bagi lembaga penelitian skala nasional dan
internasional, menyadari bahwa penyampaian
informasi dalam bentuk website sangat penting karena
website merupakan jendela dunia yang dapat
menyampaikan informasi dengan cepat dan mudah.
Oleh karena itu, P2SDR berupaya untuk memperbaiki
sistem infomasi dan teknologi website secara bertahap
dengan menggunakan tahap-tahap dalam konsep MSI
yang membuat informasi berjalan cepat dan akurat.
Hal ini juga sebagai bukti bahwa Teknologi dan
Informasi merupakan wadah informasi yang paling
mudah dan cepat dalam membantu mengakses
informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Selain dapat membantu penyebaran informasi secara
luas dan transparan, website juga tersaji dalam
tampilan yang menarik serta informasinya dapat
diperbaharui setiap saat. Pada tahun 2016, website
P2SDR berhasil diluncurkan dengan tetap melakukan
pengembangan yang menjadi tanggung jawab tim
website P2SDR.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 61
2.4. Strategi
Diperlukan strategi tertentu untuk mewujudkan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi yang diambil oleh
P2SDR meliputi penentuan jenis kebijakan, program, dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Terdapat empat strategi
yang ditetapkan oleh P2SDR:
1. Mempersiapkan dan melaksanakan kajian penelitian
multidisiplin yang bersifat area studies dalam perspektif
lokal dan global di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik dan
Eropa-Afrika.
2. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan
ketatalaksanaan.
3. Menyusun rencana membangun jaringan kerjasama
nasional dan internasional di bidang penelitian, seminar,
pertukaran peneliti, dan penerbitan.
4. Mengembangkan sistem pelayanan publik kepada
masyarakat dalam pemanfaatan kepakaran yang dimiliki
oleh P2SDR, baik pada level nasional maupun
internasional.
Guna mencapai tujuan dari strategi kinerja ini maka
dibuat langkah-langkah strategis dengan merumuskan
program dan kegiatan yang akan dilakukan. Langkah-langkah
strategis tersebut adalah:
1. Peningkatan efektifitas penelitian sesuai dengan
kompetensi yang bersifat interdisipliner, tematik, dan
berbasiskan penguasaan bahasa asing.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 62
2. Pengembangan kapasitas kelembagaan dan
ketatalaksanaan.
3. Peningkatan jaringan kerjasama nasional dan
internasional di bidang penelitian, seminar, pertukaran
peneliti, penerbitan bersama.
4. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam
pemanfaatan kepakaran yang dimiliki oleh P2SDR, baik
pada level nasional maupun internasional.
Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
a. Memperkuat bidang kajian sesuai core competency yang
ada di P2SDR, yaitu Kajian Asia Tenggara, Asia Pasifik dan
Eropa-Afrika yang diharapkan mampu menjawab
tantangan yang kompleks dan berubah sangat cepat.
b. Mengaktualisasikan Rencana Kegiatan 2015-2019 P2SDR
yang sudah disusun kembali melalui penyusunan program
penelitian yang mengedepankan pendekatan interdisplin
dan multidisiplin dengan memusatkan perhatian pada isu-
isu sentral, baik yang berskala nasional maupun
internasional.
c. Meningkatkan kualitas peneliti dan staf adminsitrasi
melalui pendidikan formal, kursus, atau diklat melalui
pemanfaatan berbagai sumber daya dari dalam dan luar
negeri untuk mencari terobosan dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas SDM P2SDR.
d. Memanfaatkan seoptimal mungkin sumberdaya yang ada
melalui pelaksanaan aktivitas secara multidisipliner dengan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 63
pendekatan lintas unit serta pengarahan dan koordinasi
yang kuat.
e. Mengembangkan jaringan cerdas dengan berbagai pihak di
dalam dan di luar negeri.
f. Memanfaatkan berbagai sumber daya keuangan yang
mungkin diperoleh dalam rangka meningkatkan anggaran
penelitian dan pengembangan.
g. Menyempurnakan mekanisme dan sistem yang ada untuk
memperkuat sistem administrasi.
2.4.1 Strategi Pengelolaan Lembaga
Strategi pengelolaan kelembagaan dilakukan melalui
beberapa kegiatan yang bersifat penguatan kelembagaan
dengan tujuan untuk mendukung terlaksananya kegiatan
penelitian dan meningkatkan kinerja satuan kerja. Beberapa
strategi pengelolaan lembaga yang ditetapkan oleh P2SDR di
tahun 2016, yaitu:
a. Memetakan permasalahan yang menjadi kendala
dalam pencapaian kinerja lembaga dengan
memanfatkan kegiatan yang bersifat kelembagaan.
b. Melakukan kegiatan pembinaan sumberdaya peneliti
dan non-peneliti dalam upaya meningkatkan
kompetensi inti pegawai.
c. Mengadopsi dan menerapkan sistem manajemen
kendali mutu yang berbasiskan transparansi dalam
rangka mewujudkan mewujudkan good governance.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 64
d. Mengelola manajemen lembaga secara akuntabel,
efektif dan efisien.
Saat ini kegiatan yang bersifat kelembagaan pengawasannya
dilakukan secara langsung oleh Kepala Bidang Pengelolaan dan
Diseminasi Hasil Penelitian. Mekanismenya adalah setiap
koodinator kegiatan memberikan pertanggungjawaban
langsung kepada kepala bidang ini.
Dalam menjalankan beberapa kegiatan Diseminasi di
P2SDR maka strategi yang dibangun di tahun 2016 adalah
melakukan penguatan bidang Pengelolaan dan Diseminasi
Hasil Penelitian (PDHP) dengan membenahi sistem kerja di
dalam satker dan di luar satker. Sistem yang dibenahi sejak
tahun 2016 adalah 1). Memperbaiki pangkalan data satker
yang masih belum terintegrasi melalui pengkayaan ide-ide
diseminasi dan kerja sama; 2) Mengembangkan sistem
berdasarkan modal budaya dan modal sosial yang dimiliki oleh
satuan kerja dan seluruh pegawai, misalnya membangun
secara bersama jejaring dalam bentuk kegiatan non-penelitian
maupun penelitian. Pembenahan sistem kerja secara eksternal
dilakukan dengan menyediakan bahan, mengembangkan
bahan untuk memperkenalkan lembaga guna menjaring
stakeholder untuk bekerja sama, mendapatkan data dan
informasi yang dibutuhkan oleh satker, dan menjadikan
kegiatan diseminasi sebagai garda terdepan penyampai
informasi serta diseminasi dari produk yang dihasilkan oleh
satker.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 65
Bidang kerja sama dengan intensif selalu berupaya
untuk menambah informasi tentang penguatan jejaring
kegiatan dan diseminasi alih ilmu pengetahuan dan teknologi
LIPI. Beberapa kegiatan kerja sama yang sudah dilakukan oleh
tim kerja sama P2SDR selama tahun 2016 dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu 1) kegiatan yang berdasarkan
Memorandum of understanding (MoU), dan 2) kegiatan yang
tidak berdasarkan MoU. Adapun kegiatan yang berdasarkan
MoU terdiri dari kegiatan keikutsertaan seminar internasional
di ISEAS-BUFS yang diikuti oleh dua orang peneliti senior
P2SDR, keikutsertaan penulisan artikel dalam jurnal
Suvannabhumi yang diterbitkan oleh ISEAS-BUFS, dan kegiatan
penelitian dan penulisan artikel bersama yang dilakukan oleh
dua peneliti P2SDR dengan mahasiswa PhD dari Cologne
University, Jerman.
Sementara itu agenda kegiatan yang tidak berdasarkan
MoU berupa dua kegiatan peluncuran buku. Pertama,
“Peluncuran Buku 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-
Tiongkok” dilakukan melalui kerja sama dengan KBRI di Beijing.
Kedua, peluncuran buku “Menghijaukan Sektor Sawit Melalui
Petani”, kerjasama dengan Yayasan Inspirasi Indonesia (YII)
dan HiVOS-Bogor. Meskipun tidak berdasarkan MoU, kegiatan
peluncuran buku ini sangat penting dilakukan. Selain
memberikan pencerahan mengenai isu-isu yang sedang
diangkat, juga diharapkan dapat menjalin hubungan relasi
yang bersifat jangka panjang di kemudian hari.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 66
Sub-bidang Kerja sama dan diseminasi juga melakukan
kegiatan yang sifatnya memberikan fasilitas kepada peneliti,
baik peneliti P2SDR maupun peneliti asing. Selama tahun 2016
terdapat setidaknya empat Tolok Ukur penelitian P2SDR yang
difasilitasi dalam hal penyediaan surat counterpart di luar
negeri, yaitu penelitian dengan negara tujuan Hong Kong,
Malaysia, Thailand, dan Jerman. Selain itu, P2SDR juga
bertindak sebagai tuan rumah bagi 10 (sepuluh) peneliti asing
yang hendak berkunjung ke Indonesia, khususnya LIPI. Dari
sepuluh tamu asing yang difasilitasi tersebut, separuhnya
berasal dari beberapa institusi di Jepang yang sedang
melakukan penelitian di Indonesia. Terdapat juga dua orang
dari Jerman yang merupakan kandidat PhD dan Kadidat
Sarjana yang sedang melakukan penelitian di Indonesia.
Kerjasama dengan Jerman ini merupakan implementasi dari
kerjasama berdasarkan MoU, yaitu dengan Cologne University
yang dibuat sejak 2015. Sementara sisanya hanya kunjungan
singkat ke Indonesia.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh Sub-bidang Kerja
sama dan Diseminasi adalah menerima mahasiswa magang.
Pada tahun 2016 terdapat satu orang mahasiswa S1 dari
Universitas Airlangga yang magang di P2SDR. Program ini
selain dapat memberikan transfer pengetahuan dari peneliti
LIPI kepada kalangan akademisi di luar LIPI, juga sebagai
bentuk dari pelayanan jasa P2SDR kepada masyarakat.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 67
2.4.2 Strategi Peningkatan Kinerja
Guna mencapai tujuan dari peningkatan kinerja
lembaga, P2SDR juga membuat strategi peningkatan kinerja,
yaitu:
1) Meningkatkan kualitas substansi topik penelitian
melalui proses seleksi sesuai dengan skala prioritas.
2) Melakukan evaluasi, monitoring, dan seleksi
substansial secara berkala atas hasil kegiatan dalam
rangka meningkatkan kualitas capaian yang
dihasilkan.
3) Menyusun dan melaksanakan pembinaan pegawai,
baik peneliti maupun non-peneliti dalam rangka
meningkatkan kompetensi inti pegawai untuk
menghasilkan kualitas dan kinerja yang baik dari
satuan kerja.
4) Menjalin hubungan kerja sama penelitian dan non-
penelitian dalam skala nasional maupun
internasional.
5) Mendorong peneliti untuk aktif dalam kegiatan
ilmiah, pertemuan ilmiah, dan menjadi anggota
dalam organisasi keilmuan di skala nasional dan
internasional.
6) Meningkatkan kegiatan promosi dan diseminasi
hasil-hasil penelitian. Kegiatan ini ditujukan untuk
memberikan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat dalam pemanfaatan kepakaran yang
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 68
dimiliki oleh P2SDR LIPI, baik pada level nasional
maupun internasional
2.4.3 Strategi Kegiatan Penelitian
Penelitian Tematik (DIPA) yang dilakukan sivitas
peneliti di Pusat Penelitian Sumber daya Regional adalah
penelitian yang berfokus pada kajian multidisiplin yang bersifat
area studies. Topik-topik penelitian tematik ini merujuk pada
payung topik penelitian IPSK yang terkait dengan isu tentang
Transnasionalisme dan Globalisasi. Studi-studi yang dilakukan
di P2SDR merupakan studi yang saling bersinergi, tidak hanya
dalam hal membangun ide dan tema penelitian, tetapi juga
membangun sinergi dengan peneliti pada satuan kerja lain di
lingkungan kerja IPSK, terutama yang memiliki kompetensi
yang dibutuhkan oleh kelompok peneliti. Hal ini penting
dilakukan karena banyak keahlian dari para senior dari luar
satker P2SDR yang dapat membantu dalam peningkatan
kualitas hasil penelitian terutama dalam membangun konsep
dan teori ilmu sosial yang digunakan dalam penelitian.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa pada renstra ini,
kajian kewilayahan P2SDR memusatkan perhatiannya pada
topik-topik globalisme, regionalisme, dan isu-isu strategis di
Asia Pasifik, Asia Timur, dan Eropa-Afrika. Namun demikian,
dalam rangka merespon perubahan yang terjadi secara cepat
pada dunia global, perubahan fokus pada kajian wilayah, dan
untuk menjawab persoalan bangsa saat ini, maka dirasakan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 69
perlu untuk melakukan refokusing atas tema-tema penelitian
yang dilakukan oleh P2SDR.
Dalam perkembangannya, P2SDR melihat pentingnya
memberi arah baru untuk pengembangan area studies guna
memahami dinamika sosial dan kemanusiaan yang semakin
kompleks di era globalisasi. Sebagai jantung dari globalisasi,
area studies harus mampu memahami (super) kompleksitas
yang muncul dari proses tersebut. Merespon dinamika yang
ada, P2SDR mencoba mengembangkan area studies dengan
beberapa karakteristik sebagai berikut; (1) fokus pada
mobilitas atau pergerakan orang, barang, ide, modal dan
teknologi, (2) interaksi global-lokal, (3) multisitus, (4)
multidisiplin/interdisiplin, dan transdisiplin.
Mobilitas. Area studies yang dikembangkan oleh P2SDR
berusaha memahami pergerakan orang, barang, ide, modal
dan teknologi yang begitu cepat melewati batas-batas wilayah
yang ada. Pergerakan berbagai hal tersebut, menyebabkan
pentingnya pemahaman tentang konektivitas antar wilayah
maupun negara. Persoalan yang terjadi di suatu wilayah dapat
dengan mudah dan cepat mempengaruhi wilayah yang lain,
bahkan yang berjarak ribuan kilometer. Melihat mobilitas
bukan berarti hanya melihat pada proses pergerakan tersebut,
namun juga dapat melihat pada komoditas (orang, barang,
modal, ide, dan teknologi), konteks, struktur yang melingkupi,
agensi yang terlibat, serta sebab dan akibat yang
ditimbulkannya.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 70
Mengikuti pergerakan komoditas, misalnya, akan
membantu dalam memahami kompleksitas dan diversitas
masyarakat. Menurut Saptari (2016), diskusi tentang rantai
komoditas akan membantu pemahaman tentang sistem rantai
komoditas, networks dari komoditas, serta sirkulasi komoditas
yang kini berjalan tidak hanya satu arah. Pada lokasi yang
berbeda, komoditas dapat memiliki makna budaya yang
berbeda, sehingga menghasilkan identitas yang dapat
diasosiasikan dengan tempat atau ciri kelompok tertentu.
Dengan mengikuti pergerakan komoditas barang, dapat
dipahami lokasi-lokasi, titik-titik produksi, distribusi dan
konsumsi, serta bagaimana setiap lokasi menciptakan nilai
tambah, struktur dan aksi-rekasi yang unik tergantung konteks
dan momen sejarahnya. Dengan mengikuti pergerakan orang,
dapat dipahami tentang sense of belonging, governance
structure, agensi, labelling dan embeddednes atau posisi (aktif
dan pasif) suatu komunitas dalam suatu struktur sosial.
Dengan mengikuti komoditas modal akan dipahami bagaimana
proses dan akibat yang dihasilkan oleh krisis keuangan global,
serta bagaimana mengatasinya.
Interaksi global-lokal. Dalam memahami berbagai
berbagai pergerakan transnasional tersebut, diperlukan
pendekatan yang melihat interaksi global-lokal. Fokus
terhadap interaksi global-lokal ini penting untuk memahami
(1) bagaimana konektivitas/keterhubungan yang diakibatkan
oleh pergerakan transnasional, dan (2) partikularitas lokal yang
penting untuk menganalisis kedaulatan dan aspirasi politik,
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 71
etnis, budaya dan agama masyarakat di berbagai lokasi.
Pendekatan global-lokal untuk melihat pergerakan
transnasional komoditas tertentu bisa memusatkan perhatian
pada dua dimensi umum. Pertama, pengintegrasian pengaruh
global ke lokal, dengan memfokuskan analisis pada tempat
atau lokasi tertentu (place), sehingga bisa memperoleh
gambaran lebih jelas dari interaksi global-lokal tersebut.
Kedua, fokus pada mobilitas dan berbagai ruang yang dilewati,
serta perubahan nilai yang terjadi ketika suatu komoditas
bergerak dan menembus batas wilayah atau negara.
Multisitus. Pemahaman tentang pergerakan
transnational dan interaksi global-lokal memerlukan
pendekatan yang bersifat multisitus. Pendekatan multisitus
didesain untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang
fenomena yang ada di berbagai lokasi, untuk menghasilkan
pemahaman-pemahaman baru. Penelitian yang dilakukan di
beberapa lokasi ini bukan sekedar penelitian yang bersifat
perbandingan, namun juga keterhubungan fenomena yang
ada di lokasi-lokasi tersebut. Multisitus penting tidak hanya
untuk menunjukkan keunikan atau diversitas yang muncul dari
interaksi global-lokal dalam konteks lokasi dan waktu tertentu,
namun sekaligus menunjukkan bagaimana keunikan tersebut
saling terhubung dan mempengaruhi. Pendekatan yang
bersifat multisitus ini memungkinkan untuk melihat sebuah
fenomena yang selalu terhubung dengan fenomena yang lain,
dimaknai secara berbeda dalam ruang dan waktu yang
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 72
berbeda, dan menghasilkan pola-pola baru sebagai dasar atau
titik tolak eksplorasi frontier baru pengetahuan.
Dengan batas territorial yang semakin dipertanyakan,
pendekatan multisitus bukan berarti harus dilakukan di
beberapa negara yang berbeda, namun dapat dilakukan di
beberapa lokasi dalam sebuah negara yang sama. Hal yang
penting dalam penentuan lokasi dalam pendekatan multisitus
ini bagaimana lokasi-lokasi tersebut memiliki obyek atau
subyek penelitian saling terhubung, dan memiliki keunikan
dalam pemaknaan fenomena yang diteliti. Berbeda dengan
penelitian perbandingan yang mensyaratkan adanya struktur
atau faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, budaya yang mirip
sebagai variabel-variabel kontrol, dalam penelitian multisitus
keragaman dari berbagai hal tersebut justru menjadi ruang
eksplorasi untuk pencarian frontier baru pengetahuan.
Multidisiplin/Interdisiplin/Transdisiplin. Area studies
bukan merupakan sebuah disiplin ilmu tersendiri, namun lebih
merupakan ruang pertemuan antar berbagai disiplin ilmu
yang ada, baik ilmu sosial kemanusiaan seperti sejarah,
sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dan bahasa, maupun
dari disiplin ilmu teknik dan ilmu pengetahuan alam, seperti IT,
geologi, biologi dan sebagainya. Selama ini terdapat narasi-
narasi yang berbeda tentang perkembangan sosial, perubahan
lingkungan dan kemajuan teknologi yang dikembangkan oleh
masing-masing kelompok disiplin ilmu. Narasi tentang
perubahan bumi dan lingkungan seolah tidak berkaitan
dengan perkembangan sosial dan pilihan kebijakan atau
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 73
tindakan manusia, padahal mereka berada dalam ruang dan
waktu yang sama. Perkembangan teknologi, prioritas
anggaran, kesepakatan sosial, perubahan iklim dan
penanggulangan bencana merupakan hal yang sejatinya
berkaitan satu dengan yang lain. Karenanya, untuk
menghasilkan pemahaman yang komprehensif, diperlukan
pemahaman yang tidak hanya bersifat multidisiplin, juga
interdisiplin dan bahkan transdisiplin.
Keempat karakteristik penelitian area studies yang
diusung P2SDR dalam draft naskah refocusing inilah yang
menjadi pedoman bagi seluruh sivitas peneliti di lingkungan
P2SDR dalam melaksanakan penelitian mulai tahun 2016.
Dengan penajaman ini pula diharapkan hasil penelitian
tematik/DIPA P2SDR tidak hanya berkontribusi pada
perkembangan ilmu pengetahuan sosial (signifikansi
akademis/teoritis), tetapi juga mampu memberikan kontribusi
terhadap upaya penyelesaian permasalahan bangsa (signifikasi
praktis).
Selain itu, upaya lain yang masih terus dilakukan adalah
membangun jejaring (networking) dengan beberapa
instansi/lembaga di luar negeri dan bertindak sebagai
counterpart penelitian, seperti Leiden University dan the
Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS)
Rotterdam di Belanda, Cologne University di Jerman, Research
for Poverty Alleviation di Tanzania, Department of Southeast
Asian Studies, University of Social Sciences and Humaniora
(USSH) di Vietnam, Institute of Religion, Culture and Peace,
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 74
PAYAP University di Thailand, University Kebangsaan Malaysia,
Hankuk University of Foreign studies di Korea, Hong Kong
University of Science and Technology, dan University of Tokyo.
Sementara itu lembaga lain di dalam negeri yang diajak
berkoordinasi meliputi Kementerian Luar Negeri, Badan Arsip
Nasional, Universitas Indonesia, dan sebagainya.
2.5 Program dan Kegiatan
Seperti halnya pusat penelitian lain di lingkungan kerja
LIPI maka program–program utama yang dijalankan P2SDR
juga mengacu pada Program yang ditetapkan BAPPENAS, yang
meliputi :
1. Program Penerapan Kepemerintahan yang baik.
2. Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK.
3. Program Penguatan/Pengembangan Kelembagaan IPTEK.
4. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Negara.
Dalam pelaksanaannya, program-program tersebut
dapat diselaraskan dengan program lain yang ada dan
disesuaikan dengan kebutuhan yang ingin dicapai. Selain itu,
terdapat juga program yang bersifat teknis, yaitu Program
Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan Iptek. Program dan
kegiatan yang dijalankan harus sesuai dengan visi, misi, tujuan
serta sasaran lembaga. Program-program tersebut telah
dituangkan dalam bentuk rencana kegiatan yang tersusun
dalam Rencana Strategis P2SDR Tahun 2015-2019. Pada tahun
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 75
2016, P2SDR telah melaksanakan 3 (tiga) Program Utama
Bappenas yaitu: 1. Program Penelitian dan Pengembangan
Iptek; 2. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik; 3.
Program Penguatan/Pengembangan Kelembagaan IPTEK.
2.5.1 Program Penelitian dan Pengembangan Iptek
Program penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) merupakan kegiatan utama
dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang
pelaksanaannya diserahkan kepada berbagai satuan kerja yang
berada di lingkungan kerja LIPI. Sebagai bagian dari LIPI,
amanat untuk melakukan kegiatan penelitian juga diserahkan
pelaksanaannya kepada Pusat Penelitian Sumber daya
Regional (P2SDR) dengan kajian-kajian penelitian yang bersifat
area studies (lintas kawasan). Kajian area studies ini berfokus
pada tema-tema sosial kemanusiaan dalam bentuk kajian
multidisipliner (lintas disiplin keilmuan) dengan lokasi
penelitian di beberapa negara di dalam kawasan Asia
Tenggara, Asia Pasifik, serta Eropa dan Afrika. Pemilihan
tema-tema penelitian pada renstra lima tahun (2015–2019)
mengacu kepada prioritas tematik penelitian IPSK 2015-2019.
Pada tahun 2016 terdapat program dan kegiatan yang telah
dituangkan dalam bentuk rencana kegiatan yang tersusun
dalam 9 (sembilan) Tolok Ukur (TU) yaitu:
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 76
I. Kelompok Kajian Penelitian Kawasan Asia Tenggara
1. Daya Saing Sektor Pertanian di Thailand
Integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara sudah mulai
dilakukan di akhir tahun 2015. Secara teori, integrasi ini
ditujukan untuk menghimpun kekuatan bersama di antara
negara-negara ASEAN dalam mendorong ketahanan
pangan. Namun dalam realisasinya, perwujudan dari
intergrasi ekonomi ini adalah persaingan ketat di antara
negara-negara ASEAN dalam pasar bebas. Dalam pasar
bebas ini, kualitas akan menjadi penentu layak tidaknya
barang atau jasa untuk berkompetisi. Pada satu sisi,
integrasi ini akan menjadi peluang yang bagus untuk
meningkatkan pendapatan negara karena hambatan-
hambatan dalam perdagangan antar-negara akan dikurangi
atau bahkan ditiadakan. Di sisi lain, kompetisi dalam pasar
bebas menuntut peningkatan daya saing. Ini berlaku untuk
semua sektor, tidak terkecuali sektor pertanian. Untuk itu,
diperlukan tindakan-tindakan nyata yang cepat untuk
meningkatkan kualitas produk pertanian yang dihasilkan.
Dengan mengambil lokasi penelitian di Thailand, penelitian
dengan pendekatan kualitatif ini berusaha untuk melihat
kesiapan Thailand dalam meningkatkan daya saing,
khususnya untuk komoditas beras di era integrasi
ekonomi. Beberapa hal yang menjadi fokus perhatian
dalam penelitian ini adalah standarisasi kualitas produk,
pengembangan riset pertanian padi, dan saluran distribusi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 77
beras. Penggunaan perspektif sosial ekonomi dalam
penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran
yang komprehensif mengenai tema yang diangkat,
sehingga penelitian ini bisa dijadikan pembelajaran bagi
Indonesia untuk memajukan sektor pertanian.
Kata kunci: integrasi ekonomi, pasar bebas, sektor
pertanian,
2. Migrasi Transnasional dan Persoalan Identitas di Kota-
kota Perbatasan di Asia Tenggara: Studi Kasus
Masyarakat Perbatasan Thailand-Laos
Dalam era globalisasi saat ini kawasan perbatasan telah
menjadi pintu gerbang utama pergerakan manusia,
barang, modal, dan ide-ide atau gagasan secara
transnasional. Kota-kota di perbatasan menjadi semakin
ramai dan terus berkembang seiring dengan pesatnya
pergerakan manusia yang didukung dengan kemajuan
transportasi dan komunikasi. Pergolakan di berbagai
negara juga memberikan dampak pada migrasi
transnasional di Asia Tenggara. Selain itu, pergerakan
etnis-etnis minoritas yang menghuni wilayah perbatasan
masih terus berlangsung sampai dengan saat ini. Interaksi
antara masyarakat di perbatasan dengan para pendatang
dari negara lain mengakibatkan perubahan sosial budaya
yang pada akhirnya akan mempengaruhi identitas
masyarakat di perbatasan yang cenderung bernuansa
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 78
multikultural. Oleh karena itu, penelitian tentang kota-
kota perbatasan pada tahun kedua ini memfokuskan pada
dinamika pergerakan transnasional, kegiatan ekonomi di
wilayah perbatasan, dan isu-isu etnisitas, identitas
termasuk isu kewarganegaraan, agama, bahasa, serta
budaya dengan pendekatan interdisipliner, terutama
kombinasi dari pendekatan sejarah, ekonomi, dan
antropologi. Lokasi penelitian pada tahun ini akan
dilakukan di Chiang Khong, kota perbatasan antara
Thailand dengan Laos.
Kata Kunci: migrasi transnasional, kewarganegaraan,
identitas, kota perbatasan, border communities
3. Etos Kerja, Modal Sosial, dan Kebijakan Kewirausahaan
di Asia Tenggara: Studi Keunggulan Kompetitif UMKM
di Malaysia
UMKM merupakan ekonomi sektor riil yang mayoritas
bagi negara yang kurang berkembang maupun negara
sedang berkembang menjadi pilar utama dalam menjaga
kestabilan dan memajukan ekonomi negara mereka.
begitu juga dengan negara Malaysia, UMKM dikenal
dengan sebutan PKS (Pekerja Kecil Sederhana), telah
didaulat menjadi terobosan baru Malaysia untuk
mencapai kemapanan ekonomi pada tahun 2020.
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dimensi etos kerja dan faktor-faktor
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 79
yang mempengaruhi etos kerja pelaku UMKM Malaysia
serta modal sosial yang dapat membantu
mengembangkan usaha mereka khususnya melalui
keunggulan kompetitif UMKM. Penelitian ini dilakukan di
Semenanjung Malaysia, khususnya daerah Lembah Klang
dan Johor sebagai daerah pusat UMKM. Jenis penelitian
kualitatif diharapkan data dapat mengggali secara
mendalam dan tujuan penelitian ini dapat terealisasikan.
Sedangkan konsep etos kerja dan modal sosial dari para
ahli diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
kedua hal tersebut.
Kata Kunci: UMKM (PKS), dimensi etos kerja, pola modal
sosial, keunggulan kompetitif UMKM
II. Kelompok Kajian Penelitian Kawasan Asia Pasifik
1. Budaya Visual di Jepang: Industri Animasi dan Jaringan
Transnasional di Jepang
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri jaringan
pengetahuan sains, jaringan pemanfaatan teknologi, dan
jaringan produksi yang menjadi dasar perkembangan
industri kreatif di Jepang, khususnya industri yang
berkaitan dengan teknologi digital. Untuk tahun 2016 ini,
penelitian difokuskan pada industri kreatif sub-sektor
animasi dengan pertimbangan bahwa animasi
merupakan salah satu "brand" utama dalam industri
kreatif Jepang sejak awal 1920an sampai sekarang. Di
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 80
samping itu, jaringan teknologi animasi antara Jepang
dan negara lain (Amerika, Korea, Filipina, Indonesia)
merupakan ruang "brain circulation", yaitu ruang
persebaran dan negosiasi pengetahuan tentang teknologi
produksi, desain karakter, dan isi (content) tematik film
animasi. Proses produksi kolaboratif yang terjadi dalam
industri animasi, di sisi lain, memperlihatkan perlunya
memahami industri kreatif sebagai "rantai produksi"
(production chain) yang melibatkan studio animasi di
Jepang dan studio animasi di negara lain (termasuk
Indonesia) sebagai bagian dari rantai produksi tersebut.
Oleh karena itu, pemahaman tentang industri animasi
Jepang menjadi sangat penting dalam menyusun
masukan untuk perkembangan industri kreatif di
Indonesia.
Kata kunci: Animasi, Budaya Visual, Globalisasi, Industri
Kreatif, Jepang
2. Tantangan dan Peluang Masyarakat Menua (Aging
Society) di Tiongkok: Studi Kasus Kota Hongkong
Sebagai negara berkembang dengan populasi yang tinggi,
Tiongkok tidak luput dari isu-isu sosial, ekonomi maupun
lingkungan, yang salah satunya adalah adalah munculnya
masyarakat menua (ageing society). Saat ini, jumlah
penduduk lansia di Tiongkok meningkat dari 10,3%
menjadi 13,3% dari total penduduk China. Secara
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 81
ekonomi dan bisnis, peningkatan jumlah penduduk
berusia 60 tahun ke atas mengakibatkan berkurangnya
jumlah pekerja usia produktif. Dalam jangka pendek,
kekurangan tenaga kerja produktif berdampak pada
menurunnya daya saing Tiongkok. Hongkong merupakan
salah satu wilayah di Tiongkok dengan tingkat populasi
Lansia yang tinggi. Pada tahun 2011 Jumlah lansia di HK
mencapai 13,3% dari seluruh total penduduknya. Jika
pada tahun 2015, penelitian masyarakat Lansia di
Tiongkok fokus pada wilayah Beijing, maka pada tahun
2016 akan melihat bagaimana pemerintah Hongkong
Special Administrative Region (SAR) mengelola
masyarakat Lansia mereka dengan menganalisis skema
yang dibuat pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan para lansia, isu ketenagakerjaan sebagai
dampak atas menuanya masyarakat Hongkong serta
industri yang berkembang seiring dengan munculnya
ageing society.
Kata kunci: tantangan, peluang, ageing society,
ketenagakerjaan, Hongkong
3. Agama dan Modernitas: Pembangunan Ekonomi dan
Komodifikasi Agama di Korea Selatan
Korea Selatan menempuh jalan yang berbeda dari
masyarakat Barat dalam melakukan pembangunan karena
adanya realitas afinitas yang kokoh antara agama dan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 82
modernitas. Kenyataan ini jelas sangat berbeda dengan
asumsi teori-teori sekuler. Agama di Korea Selatan
berkorelasi dengan perkembangan ekonomi dan
memperkuat integrasi sosial dan identitas budaya. Agama
menjadi bagian penting dari modernitas dan kemajuan
ekonomi di Korea Selatan. Agama mengambil bentuk
baru dalam hal instusi, pengajaran doktrin, dan
pelaksanaan ritual melalui komodifikasi agama.
Komodifikasi agama mampu menopang eksistensi dan
peran sosial agama ruang-ruang publik dan kehidupan
rasional serta modern. Penelitian ini berusaha mendiskusi
rasionalisasi agama untuk mendeskripsikan korelasi,
afinitas, dan relasi yang kuat antara agama dan
modernitas terutama pembangunan ekonomi dan industri
di Korea Selatan. Secara teoritis penelitian ini
mendiskusikan kembali gagasan Max Weber tentang
peran spiritual agama dalam mendorong kemajuan dan
kemakmuran ekonomi dalam konteks masyarakat Asia
Timur Korea Selatan.
Kata Kunci: agama, modernitas, rasionalisasi, komodifikasi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 83
III. Kelompok Penelitian Kawasan Eropa dan Afrika
1. MENUJU KOTA BERKELANJUTAN DI EROPA: Kajian
tentang Dinamika Relasi Para Aktor dalam Pengelolaan
Air di Rotterdam, Belanda
Penelitian ini dilakukan untuk memahami model
pengelolaan air berbasis ‘water city’ dalam konteks kota
berkelanjutan di Rotterdam, Belanda. Sebagai salah satu
kota yang dekat dengan pelabuhuan, Rotterdam memiliki
kerentanan tersendiri terhadap perubahan iklim,
terutama banjir. Model pengelolaan air yang tepat
merupakan jawaban atas permasalahan tersebut. Di sisi
lain, kebutuhan sosial masyarakat di perkotaan juga harus
dipenuhi. Di sinilah para pemangku kepentingan ditantang
untuk merumuskan model pengelolaan air yang tidak
hanya penting untuk mencegah terjadinya banjir tetapi
juga penyediaan air bagi generasi mendatang. Prinsip
keberlanjutan menjadi salah satu kunci dalam
pembangunan perkotaan di kota-kota di Eropa, termasuk
Rotterdam. Oleh karena itu, dengan metode wawancara
semi-terstruktur, pengamatan terbatas, dan diskusi
dengan para pemangku kepentingan, penelitian ini juga
hendak menjawab pertanyaan tentang siapa saja aktor-
aktor yang berperan dalam model pengelolaan air yang
menjadi prioritas pembangunan kota berkelanjutan dan
memberikan rekomendasi pengetahuan mengenai relasi
ekologi dan perkotaan dalam sistem pengelolaan air.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 84
Dengan demikian, model yang bersifat integrated
sustainable urban water diharapkan dapat menjadi
alternatif bagi para pemangku kepentingan di Indonesia
dalam menjawab tantangan yang dihadapi oleh kota-kota
yang sedang membangun.
Kata kunci: Water management, kota berkelanjutan,
perubahan iklim, banjir, Rotterdam
2. Menuju Masyarakat Pascasekuler: Agama dan
Kewarganegaraan di Belanda
Studi ini merupakan rangkaian road map tim Migrasi PSDR
2015-2019 yang mengkaji perubahan-perubahan dalam
masyarakat Eropa Barat kontemporer terkait dengan isu
agama dan kewarganegaraan. Sentimen anti-imigrasi dan
anti-Islam di Jerman meningkat sangat dramatis pada
tahun 2014 yang puncaknya terjadi pertengahan
Desember 2014 sekitar dimana 15.000 orang di Dresden
menyatakan dirinya sebagai Patriotische Europäer gegen
eine Islamisierung des Abendlandes atau Pegida bergabung
dalam aksi damai menolak gerakan yang mereka anggap
sebagai Islamisasi di Barat. Perdebatan dalam penelitian ini
terletak pada peninjauan ulang atas konsepsi sekularisme
yang selama ini diberlakukan negara-negara Eropa Barat
dalam mengatur hubungan agama sebagai bagian dari
ruang privat dan kewarganegaraan sebagai bagian dari
ruang publik. Berangkat dari titik tersebut studi akan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 85
melihat usaha-usaha baru, baik yang dilakukan oleh
komunitas-komunitas agama dan otoritas politik negara,
untuk saling mendekat dan saling mengakomodasi. Secara
teoritis, studi ini bertolak dari argumen Jurgen Habermas
tentang “masyarakat pasca-sekuler”, yaitu “the continued
existence of religious communities in a continually
secularizing environment”. Pada tahun kedua (2016) dari
rangkaian lima tahun yang direncanakan ini, Jerman akan
dijadikan fokus studi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan prosedur-prosedur
pengumpulan data yaitu forum group discussion,
pengamatan, wawancara dengan subjek-subjek yang
relevan, dan studi literatur yang mendalam. Diharapkan
hasil penelitian yang bersifat komparatif ini bisa
membantu pemerintah Indonesia dalam melindungi dan
mengatasi konflik-konflik komunitas agama minoritas dan
kelompok aliran agama tertentu.
Kata kunci: Agama, kewarganegaraan, sekularisme, pasca-
sekularisme, Jerman
3. Krisis dan Perubahan Sosial di Sub-Sahara Afrika: Studi
Kasus Tanzania
Terjadinya krisis keuangan global tahun 2008-2009 yang
melanda Amerika Serikat dan Uni Eropa telah
berpengaruh terhadap berbagai kebijakan sosial dan
ekonomi di negara-negara kawasan timur Sub-Sahara
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 86
Afrika, terutama pada aspek penyelenggaraan sistem
jaminan sosial mereka. Namun terdapat variasi perubahan
kebijakan sistem jaminan sosial yang dilakukan tiap-tiap
negara tersebut. Menggunakan negara Tanzania sebagai
lokasi atau sampel penelitian, studi ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh dampak krisis keuangan global
terhadap kebijakan penyelenggaraan sistem jaminan sosial
di negara-negara kawasan timur Sub-Sahara Afrika. Selain
itu, penelitian ini juga akan melihat bagaimana respon
masyarakat terhadap perubahan kebijakan sosial tersebut.
Pemahaman tentang pengaruh krisis terhadap sistem
jaminan sosial ini penting sebagai pelajaran bagi Indonesia
yang baru pada tahun 2014 mulai menerapkan sistem
jaminan sosial nasional yang dikelola oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Kata Kunci: krisis, sistem jaminan sosial dan Tanzania
2.6. Penetapan Kinerja Tahun 2016
Penyusunan Rencana Strategis P2SDR periode 2015-
2019 dilakukan berdasarkan pada Rencana Strategis
Kedeputian Bidang IPSK LIPI dalam kurun waktu yang sama.
Sementara itu, penyusunan Rencana Strategis Kedeputian
Bidang IPSK LIPI juga berdasarkan pada Rencana Strategis LIPI
2015-2019 yang bersumber pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahap 3 yang
dikeluarkan oleh Bappenas pada tahun 2015. Uraian rencana
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 87
strategis implementatif P2SDR tahun 2015-2019 dapat dilihat
pada table 2.1 mengenai Matriks Rencana Strategis PSDR
2015-2019 (RS) yang menunjukkan keterkaitan antara visi,
misi, tujuan, sasaran, serta kebijakan dan program.
Tabel 2.1. Matriks Rencana Strategis P2SDR-LIPI 2015-2019
Tujuan
Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5
1. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.
Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional
Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal
Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang
Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang
1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan
2. Kebijakan SDM
3. Kebijakan Anggaran
4. Kebijakan Kerja sama
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program Penguatan Kelembagaan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara
Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik
Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 88
1. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan pengembangan hasil penelitian untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.
Tema penelitian 2015 -2019 1. Daya Saing
Sektor Pertanian di Asia Tenggara
2. Migrasi
Transnasiona
l dan
Persoalan
Indentitas di
Kota-Kota
Perbatasan
di Asia
Tenggara.
3. Etos Kerja,
Modal
Sosial, dan
Kebijakan
Kewirausaha
an di Asia
Tenggara.
4. Budaya
Visual di
Jepang
5. Dinamika
Masyarakat
Menua
(ageing
society) di
Tiongkok.
6. Gerakan
Agama
Dunia,
Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80
Jumlah makalah ilmiah internasional yang 10 artikel.
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku
Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah
Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku
Jumlah policy paper yang dihasilkan 40
Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50
1. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek
2. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek
3. Kebijakan kerja sama bidang penelitian
4. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program peningkatan kemampuan dalam memahami metodologi penelitian
Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 89
Modernitas,
dan Agama
Lokal di
Korea
Selatan.
7. Krisis dan
Perubahan
Sosial di Sub-
Sahara
Afrika.
8. Menuju
Masyarakat
Pascasekuler
: Agama dan
Kewarganeg
araan di
Eropa.
9. Menuju Kota
Berkelanjuta
n di Eropa:
Persepsi dan
Implementas
i
Pembanguna
n Kota
Berkelanjuta
n di
Rotterdam.
Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi
2. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance
1. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran
Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah
Jumlah hasil kajian kebijakan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 90
kebijakan dan timbangan ilmiah dari LIPI
2. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai
yang dipakai
3. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan
1. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international
2. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan
Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional
Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali
Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas
1. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.
2. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 91
4. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional
1. Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional
2. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional
Keikutsertaan dalam seminar nasional dan internasional 600
Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah
Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang
Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali
1. Kebijakan Kerja sama
2. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek
3. Kebijakan peningkatan jasa Iptek
5. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk
1. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel
Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanaka
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 92
memantapkan sistem manajemen kelembagaan
dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian
2. Tersedianya
sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan
n 5 dokumen
Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker
Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 93
Tujuan
Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5
2. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.
Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional
Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal
Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang
Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang
1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan
2. Kebijakan SDM
3. Kebijakan Anggaran
4. Kebijakan Kerja sama
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program Penguatan Kelembagaan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara
Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik
Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
6. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan pengembangan hasil penelitian
Tema penelitian 2015 -2019 10. Pem
bangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan:
Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80
Jumlah makalah
5. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program peningkatan kemampuan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 94
untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.
Kebijakan tata guna lahan pertanian di Vietnam
11. Migrasi Transnasional dan Diaspora di Kota-Kota Perbatasan di Asia Tenggara
12. Etos Kerja dan Kewirausahaan: Keunggulan Kompetitif UMKM di Asia Tenggara
13. Industrialisasi, Modernitas, dan Resiko di Jepang
14. Dinamika Perubahan Sosial dan Ageing society di China
15. Gerakan Agama Dunia, Modernitas, dan Agama Lokal di Korea
ilmiah internasional yang 10 artikel.
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku
Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah
Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku
Jumlah policy paper yang dihasilkan 40
Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50
Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi
kebijakan nasional di bidang Iptek
6. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek
7. Kebijakan kerja sama bidang penelitian
8. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.
dalam memahami metodologi penelitian
Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 95
Selatan 16. Krisis
dan Perubahan Kebijakan Sosial di Eropa dan Africa
17. Menuju masyarakat Pasca Sekuler Agama dan Kewarganegaraan di Belanda
18. Studi kebijakan lingkungan dalam upaya adaptasi perubahan iklim sebagai bagian dari pembangunan kota berkelanjutan di kota Belanda
7. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance
3. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran kebijakan
Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah
Jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 96
dan timbangan ilmiah dari LIPI
4. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai
8. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan
3. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international
4. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan
Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional
Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali
Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas
3. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.
4. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 97
9. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional
3. Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional
4. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional
Keikutsertaan dalam seminar nasional dan internasional 600
Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah
Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang
Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali
4. Kebijakan Kerja sama
5. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek
6. Kebijakan peningkatan jasa Iptek
10. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk memantapkan
3. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel
Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanakan 5
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 98
sistem manajemen kelembagaan
kegiatan yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian
4. Tersedianya
sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan
dokumen
Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker
Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 99
2.6.1. Rencana Kerja dan Target Capaian Tahun 2016
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) P2SDR pada
tahun 2016 berpedoman pada program dan kegiatan yang
sudah dirumuskan dalam dokumen Renstra tahun 2015-2019
yang difokuskan kepada target-target capaian substansi
kegiatan penelitian dalam rangka merealisasikan visi LIPI untuk
menjadi lembaga penelitian berkelas dunia.
Proses selanjutnya dari penyusunan RKT adalah
menetap RKT menjadi Penetapan Kinerja (PK). Dalam PK
P2SDR 2016 terdapat delapan sasaran strategis yang harus
dicapai. Kedelapan sasaran tersebut diarahkan untuk
mencapai misi LIPI, dan disesuaikan dengan tugas serta fungsi
LIPI dalam menangkap dinamika perubahan nasional dan
global yang dinamis. Tugas dan fungsi LIPI sebagai salah satu
lembaga ilmu pengetahuan yang telah dikenal secara baik
dalam aras nasional dan internasional juga menjadi pedoman
bagi semua satuan kerja dibawahnya dalam menyusun
rencana kerja dan target capaiannya. Dengan demikian,
sasaran-sasaran strategis LIPI untuk pengembangan iptek
diarahkan dalam satu koordinasi kerja yang bersifat top down.
Penetapan kinerja P2SDR 2016 dapat dilihat pada table 2.2.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 100
Tabel 2.2 Penetapan Kinerja (PK) P2SDR Tahun 2016
No Sasaran Strategis
Indikator kinerja Kegiatan (IKK)
Target Satuan
1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN
4 buku
Jumlah Sitasi atas publikasi
180 sitasi
Jumlah hasil penelitian dan HKI bidang sosial dan kemanusiaan yang dimanfaatkan
Jumlah pengguna jasa LIPI
7
Institusi
2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri
3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian
Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan
2 naskah
4 Meningkatnya peran LIPI dalam mendukung riset nasional
5 Meningkatnya hasil penelitian yang
Jumlah konsep/model yang bernilai tambah
1 Konsep
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 101
berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan
6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan
Jumlah perjanjian kesepakatan kerja sama (PKK)
2 Kerja sama
a. Jumlah penelitian yang memiliki PKK
1 Kegiatan
b. Jumlah workshop/seminar yang memiliki PKK
1 Kegiatan
Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional
3 Posisi
7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat
Jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK
50 Orang
Jumlah publikasi ilmiah
27 Buku dan Artikel
1. Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan
25 Artikel
a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan
5 Buku
b. Jumlah artikel di 7 Artikel
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 102
jurnal internasional terakreditas
c. Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding internasional yang diterbitkan
13 Artikel
2. Jumlah publikasi internasional yang dihasilkan
2 Buku dan Artikel
a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan
0 Buku
b. Jumlah artikel di jurnal internasional terakreditasi
1 Artikel
c.Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding internasional yang diterbitkan
1 Artikel
8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia
Jumlah Peneliti PSDR terindeks global
3 orang
Jumlah mahasiswa S2/S3 bimbingan/diuji
2 orang
Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal
1 orang
Sumber: PME P2SDR 2016
Dokumen akuntabilitas ini bersifat sebagai living
document yang harus selalu ditelaah, dievaluasi, dan diperbaiki
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 103
sesuai dengan tuntutan lingkungan strategis yang terus
berubah. Evaluasi dan penelaahan terhadap laporan kinerja ini
disesuaikan dengan tuntutan internal maupun eksternal
lembaga yang harus dilakukan sekali dalam setahun. Adapun
capaian target kinerja di tahun 2016 dapat dilihat pada Bab III
dari buku LKj ini.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 104
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
ab ini memberikan informasi mengenai akuntabilitas
kinerja lembaga yang meliputi capaian kinerja,
analisis capaian kinerja dan akuntabilitas keuangan
Pusat Penelitian Sumber daya Regional (P2SDR)
tahun anggaran 2016. Kinerja ini diukur dengan cara melihat
target yang telah ditetapkan dan capaian kinerja dalam
Penetapan Kinerja (PK) P2SDR pada tahun anggaran 2016.
Dalam analisisnya, capaian kegiatan di tahun 2015 sedikit
banyak akan dijadikan pembanding untuk kegiatan yang masih
memiliki keterkaitan dengan tahun 2016. Sementara itu,
akuntabilitas keuangan dilihat dari data keuangan yang
memuat seluruh anggaran yang diterima untuk mendukung
pencapaian kinerja Pusat Penelitian Sumber Daya Regional.
6.1 Capaian Kinerja Organisasi
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang
dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam
penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran dan evaluasi
serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis
B
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 105
terhadap pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan
kegiatan membandingkan antara target kinerja yang telah
ditetapkan dengan realisasinya. Melalui perbandingan
tersebut dapat diketahui celah kinerja, yang merupakan selisih
antara realisasi hasil program utama dengan targetnya
indikator yang diwakili oleh masing-masing sasaran di
dalamnya. Celah kinerja tersebut kemudian dianalisis untuk
dicari penyebab ketidakberhasilan yang dijadikan dasar
penetapan strategi peningkatan kinerja di masa datang.
Laporan kinerja P2SDR merupakan gambaran capaian
kinerja, kegiatan, dan sasaran strategis tahun 2016. Kinerja ini
berpedoman pada sasaran strategis LIPI yang tertuang dalam
Rencana Strategis tahun 2015-2019. Indikator Kinerja
merupakan tujuan dari sasaran yang hendak dicapai atau yang
mencerminkan benefit/impact. Sementara itu, sasaran
merupakan hasil dari output yang pada umumnya dikaitkan
dengan capaian kegiatan yang dianggap sebagai penggerak
kinerja terdekat atau mempunyai kontribusi terbesar untuk
pencapaian program.
Selama masa periode Rencana Strategis (Renstra) 2015
– 2019, capaian kinerja P2SDR secara keseluruhan selama
masa 5 tahun dikategorikan sangat baik karena hampir
sebagian besar target dapat dicapai. Penjelasan secara detail
mengenai capaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja P2SDR di
tahun 2016 disajikan pada bagian di bawah ini.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 106
3.1.1 Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/
program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan
perencanaan strategis suatu organisasi.
Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran
kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan
yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan.
Akuntabilitas Kinerja P2SDR merupakan tolok ukur
keberhasilannya dalam menjalankan tugas sebagaimana telah
dirumuskan dalam Renstra Implemetatif P2SDR Tahun 2015-
2019. Terdapat 9 Sasaran Strategis yang telah dirumuskan
dalam Renstra LIPI 2015-2019 dengan Indikator Kinerja Utama
(IKU) Rencana Kerja Tahunan di P2SDR. Adapun 13 Indikator
yang menjadi target pada tahun anggaran 2016 adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatnya jumlah publikasi ilmiah nasional dan
internasional
2) Meningkatnya sitasi /kutipan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 107
3) Meningkatnya aktivitas ilmiah pada tingkat nasional dan
internasional
4) Meningkatnya permintaan jasa kepakaran
5) Meningkatnya jumlah naskah kebijakan
6) Meningkatnya rumusan dan model hasil penelitian yang
diimplementasikan oleh pemangku kepentingan
7) Meningkatnya jumlah kerja sama penelitian
8) Meningkatnya jumlah publikasi bersama
9) Menjadi tuan rumah seminar internasional
10) Meningkatnya pertukaran peneliti
11) Menguatnya peran menjadi focal point
12) Meningkatnya partisipasi dalam pertemuan ilmiah nasional
dan internasional
13) Meningkatnya keanggotaan dalam organisasi ilmiah
nasional dan internasional.
Sasaran strategis tersebut diharapkan dapat
mendukung 6 (enam) tujuan LIPI yang juga menjadi tujuan
yang hendak dicapai oleh P2SDR, yakni:
1. Memperkuat kompetensi inti—yaitu kegiatan penelitian
dan pengembangan—dengan menciptakan dan
menemukan pengetahuan baru yang berdampak luas. Hal
ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas pengetahuan
peneliti melalui penelitian dan diseminasi hasil penelitian.
2. Meningkatkan kreativitas dalam menghasilkan penelitian
yang berdampak dan bermanfaat secara luas
3. Mendorong terciptanya kreativitas dalam meningkatkan
adopsi inovasi yang dilakukan dengan membangun
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 108
jaringan dengan berbagai lembaga penelitian dalam dan
luar negeri dan rekomendasi hasil penelitian (policy paper)
kepada pemerintah
4. Turut serta meningkatkan kesadaran dan kemampuan
masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan
humanis. Hal ini dicapai melalui kegiatan diseminasi hasil
penelitian dan akses kepada hasil penelitian melalui buku,
website, dan perpustakaan
5. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posisi
tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan
kontribusi dan keterlibatan ilmiah Indonesia pada aras
internasional. Hal ini dicapai melalui peran serta peneliti
dan lembaga dalam bentuk kerja sama penelitian dan
diseminasi hasil penelitian
6. Meningkatkan, memelihara, dan memanfaatkan
sarana/prasarana penelitian, infrastruktur dan standar
ilmiah, dokumentasi dan pemanfaatan informasi ilmiah
untuk memantapkan sistem manajemen kelembagaan. Hal
ini dicapai melalui tata kelola organisasi yang baik (good
corporate governance) dan pembinaan SDM/sumber daya
manusia yang kompeten.
Pengukuran tingkat capaian kinerja P2SDR tahun 2016
dilakukan dengan cara membandingkan antara target capaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya,
sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan
tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 109
keberhasilan capaian target kinerja meskipun masih ada
beberapa target yang belum tercapai ditahun 2016 ini.
3.1.2 Analisis dan Evaluasi Kinerja Tahun 2016
Pada bagian ini akan dipaparkan analisis dan evaluasi
hasil kinerja P2SDR tahun 2016 yang didasarkan pada sejumlah
Sasaran dan Indikator Kinerja yang telah disusun dalam
Penetapan Kinerja tahun 2016 beserta penjelasan realisasinya.
Tingkat capaian kinerja P2SDR-LIPI tahun 2016 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dan realisasi
masing-masing indikator kinerja. Rincian Tingkat Capaian
Kinerja P2SDR-LIPI Tahun 2016, dapat dilihat pada uraian dan
tabel-tabel di bawah ini.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 110
Tabel 3.1 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran Strategis 1
No RKT
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Satuan
Target 2016
Realisasi %
1.
Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN
4 0 0
Jumlah sitasi dari publikasi
180 sitasi
Sitasi direkap oleh PME IPSK
Jumlah institusi yang menggunakan jasa narasumber LIPI
7 institusi
30 institusi
428,57%
Sumber: PME P2SDR 2016
Tahun 2016 merupakan tahun kedua dari Renstra
2015-2019 yang telah disusun oleh P2SDR. Sebagai salah satu
bagian dari LIPI, maka P2SDR memiliki kewajiban untuk
mewujudkan visi LIPI untuk “menjadi lembaga ilmu
pengetahuan berkelas dunia dalam penelitian,
pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan daya saing bangsa”. Oleh karena itu, RKT telah
menetapkan salah satunya adalah ”meningkatnya kontribusi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 111
LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian”
yang merupakan Sasaran Strategis 1 (SS1) (lihat tabel 3.1
diatas).
Pada SS1 ditargetkan 4 (empat) buah buku (publikasi
ilmiah) ber-ISBN dihasilkan ditahun 2016. Namun ternyata
belum satupun buku yang berhasil diterbitkan pada tahun ini.
Tim PME P2SDR mengevaluasi bahwa belum berhasilnya
diterbitkan buku yang merupakan laporan hasil penelitian
tahun 2015 disebabkan kendala teknis, seperti belum
selesainya proses editing di penerbit dan lamanya proses revisi
dari penerbit ke tim penulis dikarenakan jadwal tim yang
padat. Dengan demikian, tim PME P2SDR sangat mendorong
para tim penulis untuk dapat mengatur waktunya agar proses
editing hingga penerbitan tidak lagi terkendala. Dengan
demikian, keempat buku yang dijanjikan untuk diterbitkan
pada tahun 2016 dapat terealisasi pada tahun 2017.
Dalam hal ini, P2SDR menyadari bahwa menerbitkan
buku ber-ISBN merupakan salah satu tanggungjawabnya
sebagai lembaga penelitian. Dengan begitu, diseminasi hasil-
hasil penelitian kepada masyarakat dapat dilakukan. Oleh
karena itu, kegiatan ini menjadi salah satu prioritas P2SDR.
P2SDR bersama LIPI juga menyadari bahwa ilmu
pengetahuan menjadi jembatan antara lembaga penelitian
dan para penerima manfaatnya (stakeholder). Oleh karena itu,
ketika peneliti tidak sanggup menghasilkan diseminasi
(terutama karya tulis dalam bentuk buku ber-ISBN), maka hal
tersebut menjadi masalah lembaga.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 112
Kendala kegagalan menerbitkan buku tidak hanya
terkait dengan masalah anggaran, tetapi juga dukungan
lembaga yang tidak optimal. Selain itu, secara substansi
pengumpulan data primer yang hanya 10 hari karena dana
yang terbatas, juga mempengaruhi kedalaman data yang
dibutuhkan.
Aksesibilitas terhadap jurnal ilmiah yang berkualitas
seperti JSTOR, Sage Publication, dan Pro-Quest juga
diharapkan dapat membantu peneliti untuk menghasilkan
karya tulis ilmiah yang berkualitas. Hal ini juga dapat
memperkuat kompetensi peneliti dalam memahami isu
globalisme, regionalisme, dan isu-isu strategis di kawasan Asia
Tenggara, Asia Pasifik, Eropa, dan Afrika.
Sementara itu, capaian data sitasi yang yang semula
direncanakan untuk dilaporkan dalam naskah ini diambil alih
oleh tim PME IPSK-LIPI sebagai bagian dari kebijakan dari PME
IPSK. Dalam hal ini, tim PME P2SDR tetap berkoordinasi
dengan tim PME IPSK sehingga informasi terbaru terkait sitasi
yang dapat diakses dari google scholar dapat terus diperbarui.
Hal ini juga menjadi bagian sangat penting bidang diseminasi
hasil penelitian IPSK dan P2SDR.
Selanjutnya, indikator ketiga dalam Sasaran Strategis
ini adalah jumlah institusi yang menggunakan jasa narasumber
LIPI, yang direncanakan sebanyak 7 institusi dan tercapai
sebanyak 30 institusi pada tahun 2016. Adapun rincian
beberapa institusi dan nama peneliti yang menjadi
narasumber dalam berbagai kegiatan ilmiah yang
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 113
diselenggarakan insitusi-institusi tersebut adalah sebagai
berikut:
A. Dr. Ganewati Wuryandari MA
1. Kementerian Luar Negeri
2. Universitas Tanjungpura
3. Sekretariat Jenderal DPR RI
4. Universitas Indonesia
5. Universitas Airlangga
6. Universitas Utara Malaysia
7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI
8. Dirjen Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan
9. Rajawali Televisi (RTV)
10. Kompas
11. The Jakarta Post
12. Koran Sindo
13. RRI
14. TP2I
B. Dr. Fadjar I Thufail
15. Japan Foundation
16. Universitas Al-Azhar
C. Dr. Erwiza Erman
17. Direktorat Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
18. Universitas Jambi
19. Universitas Andalas
20. Balitbang Riau
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 114
21. Balai Pelestarian Niali Budaya Banda Aceh
22. Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Propinsi
Jambi
D. Prof. Dr. Yekti Maunati
23. Kementerian Kesehatan RI
24. TP3
E. Amin Mudzakkir
25. Universitas Brawijaya
F. Dr. Cahyo Pamungkas
26. LBH Jakarta
27. ELSAM Jakarta
28. STIE NU Pasuruan
G. Dr. Helmy Fuady
29. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (B2P3KS)
30. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh tim PME P2SDR
tersebut, maka perlu diupayakan kesinambungan kerja sama
terkait pemanfaatan kepakaran para sivitas peneliti P2SDR. Hal
ini penting mengingat P2SDR adalah satuan kerja yang
sebagian besar penelitinya berusia muda sehingga peluang
untuk membangun jejaring/kerja sama sangat terbuka luas.
Dengan dimanfaatkannya jasa kepakaran sivitas peneliti
P2SDR, diharapkan diseminasi hasil penelitian menjadi
semakin luas sehingga kualitas kinerja sivitas peneliti
meningkat.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 115
Tabel 3.2 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran Strategis 3
No RKT
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2016
Realisasi %
2
Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian
Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dihasilkan
2 0 0
Sumber: PME P2SDR 2016
Dari table 3.2 dapat dilihat bahwa P2SDR-LIPI menetapkan
target sebanyak dua buah policy paper-rekomendasi
kebijakan. Dua rekomendasi kebijakan ini disepakati dilakukan
oleh dua tim penelitian, yaitu Tim Penelitian mengenai Etos
Kerja, Modal Sosial, dan Kewirausahaan di Asia Tenggara: Studi
Keunggulan Kompetitif UMKM di Malaysia dan Tim Penelitian
mengenai Agama dan Modernitas: Pembangunan Ekonomi
dan Komodifikasi Agama di Korea Selatan. Namun, karena
tahun 2016 masih merupakan tahun kedua dari Renstra 2015-
2019, maka kegiatan kedua tim penelitian tersebut belum
secara maksimal dilakukan. Data yang diperoleh pun belum
dapat dipergunakan untuk merumuskan atau menghasilkan
rekomendasi kebijakan. Dengan demikian, P2SDR-LIPI belum
dapat memenuhi targetnya untuk menghasilkan dua dokumen
pertimbangan kebijakan di tahun 2016.
Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada
nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 116
merupakan sasaran strategis P2SDR-LIPI yang ke-5. Indikator
kinerja kegiatan untuk sasaran strategis ini adalah jumlah
konsep/model yang bernilai tambah (lihat table 3.3).
Tabel 3.3 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran Strategis 5
No RKT
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2016
Realisasi %
5
Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan.
Jumlah konsep/model yang bernilai tambah
1 4 400
Sumber: PME P2SDR 2016
Target yang ditetapkan oleh P2SDR-LIPI untuk sasaran
strategis ini adalah terciptanya satu buah model. Satu buah
model ini didapatkan dari program Laboratorium Sosial
(Labsos-LIPI) yang anggarannya ditempatkan di P2SDR-LIPI.
Bila pada tahun-tahun sebelumnya program Labsos-LIPI hanya
mengeluarkan satu model maka realisasi program ini pada
tahun 2016 dapat menghasilkan empat buah model yang
dihasilkan dari empat kegiatan pengujian model pada program
Labsos. Dengan adanya empat capaian tersebut berarti
persentase capaian kinerja untuk sasaran strategis ini sudah
melampaui target, yaitu sebesar 400%.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 117
Program Labsos-LIPI pada tahun 2016 ini berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya karena telah mengalami
perubahan definisi dan pelaksanaannya. Redefinisi dari
Labsos-LIPI adalah sebuah program yang dirancang sebagai
saranan penelitian tingkat lanjut (advanced research) bagi
peneliti bidang ilmu sosial dan kemanusian untuk menguji
konsep/proposisi/model/teori berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil yang diharapkan dari
hasil pengujian ini adalah konsep/proposisi/model/teori yang
diakui di kalangan akademisi maupun para pemangku
kepentingan, yang kemudian dapat diadopsi atau
diimplementasikan di lokasi yang berbeda.
Adapun keempat judul kegiatan uji model tersebut
adalah:
1. Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Desa
Ligarmukti. Kegiatan ini dilakukan oleh tim peneliti dari
Pusat Penelitian Sumberdaya Regional (P2SDR)-LIPI di
Desa Ligarmukti, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Model
yang diujikan adalah model yang didapatkan dari hasil-
hasil penelitian tentang pariwisata di beberpa negara,
yaitu Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan
Singapura. Dari hasil pengujian, tercipta sebuah model
revisi yang lebih relevan untuk mengembangkan
pariwisata berbasis komunitas karena memasukkan
tiga unsur penting, yaitu struktur, actor, dan
karakteristik sosial budaya masyarakat.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 118
2. Pengelolaan Air Bersih Berbasis Masyarakat di Daerah
Karst. Kegiatan pengujian model ini merupakan
kegiatan kolaborasi antara tim peneliti dari Pusat
Penelitian Kependudukan (P2K)-LIPI dan Pusat
Penelitian Geoteknologi (Kedeputian Bidang
Kebumian)-LIPI. Kegiatan ini dilakukan di Desa
Ligarmukti, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil dari
kegiatan ini adalah sebuah model pengelolaan air
bersih berbasiskan masyarakat, yang memasukkan dua
aspek penting, yaitu aspek sosial (pandangan dan
perilaku masyarakat) dan aspek fisik (kuantitas dan
kualitas air).
3. Masyarakat Adat dalam Proses Transformasi Sosial
Budaya: Menguji Proposisi serta Konsep Adaptasi dan
Resistensi. Kegiatan ini dilakukan oleh tim peneliti dari
Pusat Penelitian Kemanusian dan Kebudayaan (P2KK)-
LIPI di Bonokeling, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kegiatan ini dilakukan untuk menguji konsep adaptasi
dan resistensi hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya di Komunitas Adat Baduy (Banten) dan
Komunitas Adat Samin (Jawa Tengah). Walaupun
sudah ada model yang diujikan, kegiatan ini belum final
karena dirancang untuk dilakukan selama dua tahun.
4. Tradisi Lisan Lego-lego Orang Kui di Alor-Nusa Tenggara
Timur dan Revitalisasinya dalam Ekologi Bahasa yang
Terancam Punah. Kegiatan pengujian revitalisasi tradisi
lisan ini berbeda dengan tiga kegiatan lainnya karena
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 119
kegiatan ini merupakan wadah bagi seorang kandidat
Doktor dari Pusat Penelitian Kemanusian dan
Kebudayaan (P2KK) untuk menyelesaikan disertasinya.
Dari hasil kegiatan ini menghasilkan model revitalisasi
tradisi lisan yang berbasis komunitas, dimana
komunitas memiliki peran penting dalam merevitalisasi
tradisi lisan yang ada di dalam komunitas.
Pada Renstra 2015-2019, LIPI memperhitungkan
pengaruh isu global dan nasional sebagai tantangan yang
dihadapi bangsa Indonesia dan menjadi fokus kajian dalam
hampir semua Kedeputian yang berada dibawahnya. Langkah
strategis ini didukung dengan focus pada peningkatan
pengembangan iptek yang diarahkan pada peningkatan
kualitas dan kemanfaatan iptek nasional dalam rangka
mendukung daya saing secara global. Hal itu dilakukan sebagai
upaya untuk mendapatkan pengakuan internasional dalam
bidang ilmu pengetahuan, serta mewujudkan kontribusi LIPI
dalam membangun wibawa politik luar negeri Indonesia dan
mereposisi peran Indonesia menjadi melalui peningkatan,
penguasaan, dan penerapan iptek secara luas.
Oleh karena itu untuk mewujudkan visi LIPI menjadi pemegang
otoritas keilmuan di dunia Internasional maka Sasaran
Strategis tersusun saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Pada Sasaran Strategis 6 (SS6) dan Sasaran Strategis 7 (SS7)
yang dalam Penetapan Kinerja (PK) P2SDR menunjukan
keterkaitan (Lihat table 3.11 dan Tabel 3.12) . Demikian pula
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 120
dengan Sasaran Strategis yang sebelumnya. Semua diarahkan
untuk mewujudkan tujuan “Peningkatan posisi dan citra
Indonesia di komunitas global dan meningkatkan pengakuan
internasional dalam bidang ilmu pengetahuan serta
berpartisipasi aktif dalam kerja sama penelitian internasional
untuk mengatasi masalah global”.
Tabel 3.4 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran
Strategis 6 (SS6)
Pada PK 2016, P2SDR menetapkan satu (1) kegiatan
kerja sama yang direncanakan dan berhasil dilaksanakan. Kerja
sama seminar internasional tersebut yaitu penelitian bersama
dan penulisan artikel bersama antara sivitas peneliti bernama
No RKT
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2016
Realisasi %
4
Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntung kan.
Jumlah perjanjian kesepakatan kerja sama (PKK)
2 3 150
a. Jumlah penelitian yang memiliki PKK
1 1 100
b. Jumlah workshop/seminar yang memiliki PKK
1 2 200
Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional
3 4 133
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 121
Kurnia Novianti, MSi. Dan Choerunisa Noor Syahid, MSc.
dengan mahasiswa kandidat PhD dari University of Cologne,
Jerman bernama Thomas Neise. Selain itu, kerja sama yang
dibuat diarahkan pada kegiatan saling bertukar informasi dan
membantu memfasilitasi peneliti dari masing-masing lembaga
ketika berada di negara yang menjadi lokasi penelitian. Kerja
sama ini merupakan implementasi dari MoU yang telah dibuat
antara P2SDR-LIPI dan University of Cologne sejak tahun 2015.
P2SDR juga telah melaksanakan kesepakatan tersebut
dengan memfasilitasi Thomas Neise dari Geography Institute
GSSC-University of Cologne yang melaksanakan penelitian di
Indonesia, khususnya di 2 kota yaitu Jakarta dan Semarang.
Tidak hanya memfasiltasi dalam kemudahan administrasi dan
tempat kerja, P2SDR juga memberikan bantuan tenaga
pendamping untuk menjadi asisten Thomas selama melakukan
penelitian di Indonesia. Hal ini dianggap sangat bermanfaat
untuk kedua belah pihak terutama dalam membuat karya tulis
bersama yang dihasilkan dari kesepakatan tersebut.
Bentuk kerja sama lainnya di tahun 2016 adalah
membuatkan surat undangan untuk peneliti asing yang berasal
dari Jepang, meliputi Metropolitan University, Keio University,
University of Tokyo, peneliti dari National Institute of
International Studies (NIIS), China Academy for Social Sciences
(CASS), University of Hawai’I, Amerika, dan Thamkang
University-Taiwan. Terkait dengan hal tersebut, sejak awal
berdirinya P2SDR membangun kerja sama untuk menjadi
counterpart dengan beberapa lembaga/institusi di luar negeri.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 122
P2SDR menyadari bahwa untuk memperkenalkan lembaga ke
kancah internasional maka membangun kerja sama dengan
lembaga lain dalam kegiatan penelitian dan non-penelitian
menjadi sangat penting.
Beberapa kerja sama yang sudah dibuat sejak tahun-
tahun sebelumnya yaitu dengan lembaga/institusi/organisasi
berikut:
International Federation of Social Science
Organizations (IFSSO).
Chinese Academy of Social Sciences (CASS), China.
Institute for Southeast Asian Studies (ISEAS), Busan
University of Foreign Studies, Korea.
Max Planck Institute for Social Anthropology, Germany.
Mission of the Republic of Korea to ASEAN, Jakarta.
Nippon Foundation, Japan.
Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and
Caribbean Studies /Koninklijk Instituut voor Taal, Land,
en Volkenkunde (KITLV), the Netherlands.
Sogang Unversity, South Korea.
Southeast Asian Studies Regional Exchange Program
(SEASREP).
Tokyo University of Foreign Studies (TUFS), Japan.
University of Cologne, Germany.
University of Göttingen, Germany.
University of Santo Tomas, the Philippines.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 123
Semua lembaga di atas membantu para peneliti P2SDR
dalam memberikan surat undangan penelitian (invitation
letter) yang menjadi salah satu syarat dalam mengurus visa
atau ijin penelitian. Selain berperan sebagai counterpart,
beberapa lembaga tersebut juga menjadi sponsor bagi
beberapa sivitas peneliti yang menjadi fellow di negara di
mana lembaga tersebut berada.
Terkait dengan posisi strategis di organisasi tingkat
nasional maupun internasional, terdapat dua sivitas peneliti
yang berpartisipasi di dalam empat organisasi, yaitu:
Prof. Dr. Yekti Maunati menjadi board member dari
International Federation of Social Sciences Organization
(IFSSO) untuk wilayah ASIA. Salah satu kegiatannya berupa
seminar internasional yang dilaksanakan di Bali.
Dr. Ganewati Wuryandari, MA menjadi focal point dari
International Federation of Social Sciences Organization
(IFSSO) untuk wilayah ASIA, mewakili kedeputian Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK)-LIPI.
Dr. Ganewati Wuryandari, MA menjadi wakil dari Asosiasi
Ilmu Politik Indonesia (AIPI).
Prof. Dr. Yekti Maunati menjadi editorial board member
dari Jurnal Suvannabhumi dari Institute of South East Asian
Studies-Busan University of Foreign Studies (ISEAS-BUFS) -
Korea.
Data di atas menunjukkan bahwa P2SDR menghasilkan
peningkatan dalam bidang kerjasama ditahun 2016. Kondisi
ini juga didukung oleh koordinasi terarah yang dibangun pada
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 124
sub bidang Kerjasama dan Diseminasi dalam mewujudkan visi
lembaga.
Pada tahun 2016 P2SDR juga telah memulai
mempersiapkan awal pembuatan video profil lembaga melalui
FGD dan tampilan di website. Apabila tidak ada kendala yang
berarti, diharapkan video profil tersebut terealisasi pada tahun
2017.
Keterlibatan sivitas peneliti P2SDR dalam jejaring dan
kerjasama penelitian maupun non-penelitian di tingkat
nasional maupun internasional pada tahun 2016 juga
dilakukan untuk memperoleh posisi strategis dalam organisasi
maupun pertemuan di tingkat nasional dan internasional.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 125
Tabel 3.5 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada Sasaran
Strategis 7 (SS7)
No RKT
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2016
Realisasi %
7
Meningkat nya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat
Jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK
50 Orang
300 Orang
600
Jumlah publikasi ilmiah
27 Buku
& Artikel
41 Buku & Artikel
1. Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan
25 Buku
& Artikel
41 Buku & Artikel
164
a. Jumlah buku nasional yang diterbitkan
5 Buku
8 Buku 160
b. Jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi
7 Artikel
9 Artikel 128,57
c. Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding nasional yang diterbitkan
13 Artikel
16 Artikel 123,08
2. Jumlah publikasi internasional yang dihasilkan
2 Buku
& Artikel
8 Buku & Artikel
400
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 126
a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan
0 0 0
Penetapan Kinerja lainnya yang juga menjadi bagian
dari pengembangan iptek terlihat dari Sasaran Strategis 7 (SS7)
pada tabel 3.5 yaitu pembangunan iptek yang diarahkan untuk
menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan sehingga
hasilnya dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat,
kemandirian, dan daya saing bangsa.
Pada SS7 ini jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK yang
ditargetkan hanya 50 orang, mencapai angka 300 orang yang
merupakan peserta dalam beberapa seminar yang
diselenggarakan oleh P2SDR dan pihak luar yang berkunjung
ke perpustakaan P2SDR di lantai 8 dan kegiatan expo yang juga
menjadi bagian dari diseminasi. Dengan demikian, capaian
pada Indikator Kinerja (IK) yang pertama ini adalah sebesar
600%.
Sementara itu, publikasi dalam bentuk artikel di jurnal
terakreditasi juga melebihi target. Dari 5 buku yang
ditargetkan pada tahun ini, 8 buku berhasil diterbitkan. Selain
itu, para peneliti juga aktif menulis artikel di jurnal nasional
terakreditasi maupun bagian dari buku/prosiding seminar
nasional yang diterbitkan. Dari 7 artikel yang ditargetkan,
tercatat 9 artikel berhasil diterbitkan dalam jurnal nasional
terakreditasi. Selain itu, dari 13 artikel bagian dari
buku/prosiding nasional yang ditargetkan, tercatat 16 artikel
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 127
berhasil diterbitkan. Untuk kedua jenis publikasi tersebut,
capaiannya di atas 123%.
Artikel yang dihasilkan dalam jurnal nasional
terakreditasi maupun prosiding nasional sebagian besar
merupakan hasil penelitian yang didanai oleh DIPA P2SDR
sehingga dapat dijadikan sebagai capaian lembaga. Dalam hal
ini PME P2SDR selalu mendorong para sivitas peneliti agar
terus mengembangkan pengetahuan dan melakukan
diseminasi hasil penelitiannya dalam bentuk apapun. Dengan
demikian, tidak hanya peneliti yang merasakan manfaat dari
penelitian yang dilakukan, tetapi juga masyarakat akademisi
maupun masyarakat luas.
Pada IK selanjutnya, sivitas peneliti P2SDR juga aktif
terlibat dalam kegiatan seminar internasional, baik yang
diselenggarakan di Indonesia maupun di luar negeri. Dari
target 1 artikel bagian dari buku/prosiding internasional yang
diterbitkan, peneliti menghasilkan 6 artikel prosiding seminar
internasional atau meningkat sebesar 600%.
Tingginya angka yang dicapai ini karena semakin
banyaknya kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
seminar internasional. Selain itu, ada bantuan dana dari
Kedeputian IPSK bagi peneliti muda untuk mengikuti seminar
internasional. Dalam hal ini, PME P2SDR merekomendasikan
kepada PME IPSK untuk mempertahankan bahkan menambah
alokasi anggaran bagi peneliti yang berpartisipasi dalam
seminar internasional sehingga terbuka peluang terutama bagi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 128
para peneliti muda untuk ikut serta dalam kegiatan bertaraf
internasional.
Tabel 3.6 Target dan Capaian Kinerja P2SDR pada
Sasaran Strategis 7
No RKT
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2016
Realisasi %
8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia.
Jumlah Peneliti PSDR terindeks global
3 orang
8 orang 266,67
Jumlah mahasiswa S2/S3 bimbingan/diuji
2 orang
4 orang 200
Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal
1 orang
11 orang 1.100
Sumber: PME P2SDR 2016
Sasaran Strategis berikutnya adalah meningkatnya
pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia. Hal
tersebut dapat dilihat dari 3 indikator kinerja kegiatan sebagai
berikut: (1) Jumlah peneliti P2SDR terindeks global, (2) jumlah
mahasiswa S2 dan S3 yang dibimbing atau diuji, serta jumlah
peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal (lihat tabel
3.6).
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 129
Secara keseluruhan, sasaran strategis yang dicapai
P2SDR melebihi target yang telah ditentukan diawal 2016
bahkan realisasi untuk jumlah peneliti yang menjadi editorial
board meningkat hingga 1.100 %. Hal tersebut tercapai karena
semakin banyaknya peneliti-peneliti muda yang turut terlibat
dalam redaksi jurnal imiah baik di dalam satuan kerja maupun
di luar satuan kerja atau bahkan di luar LIPI. Selain itu, adanya
konversi jurnal cetak menuju jurnal daring juga ikut andil
dalam dibutuhkannya tenaga peneliti muda yang dinilai lebih
memahami sistem online. Berikut nama-nama peneliti yang
menjadi editorial board dalam jurnal nasional maupun
internasional:
a. Prof. Dr. Yekti Maunati, MA (Jurnal Suvannabhumi dan
Jurnal Kajian Bali)
b. Dr. Ganewati Wuryandari, MA (Jurnal Global Strategis,
Jurnal Politica, Jurnal Penelitian Politik)
c. Dr. Cahyo Pamungkas (Masyarakat Indonesia, Jurnal
Kajian Wilayah).
d. Dr. Ahmad Helmy Fuady (Jurnal Kajian Wilayah)
e. Amin Mudzakkir, MA (Jurnal Kajian Wilayah)
f. Devi Riskianingrum, MA (JISSH)
g. Mayasuri Presila, MA (Jurnal Widya Litera)
h. Abdul Fikri Angga Reksa, S. Sos. (Masyarakat Indonesia)
i. Amorisa Wiratri, MA (Jurnal Kajian Wilayah)
j. Erlita Tantri, MA (Jurnal Kajian Wilayah)
k. Angga Bagus Bismoko, S.E. (Jurnal Kajian Wilayah)
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 130
Sementara itu, untuk peneliti yang terindeks global di
P2SDR berjumlah 8 orang. Peneliti tersebut memperoleh
predikat terindeks global dengan merujuk pada google scholar
dengan h-indeks minimal 3 atau melalui indeks scopus. Peneliti
yang terindeks global ini masih didominasi oleh peneliti-
peneliti senior. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan
pada tahun-tahun berikutnya peneliti-peneliti muda akan
menyusul jejak para seniornya. Hal itu ditandai dengan
banyaknya peneliti muda atau peneliti madya yang
mempublikasikan karyanya dalam bentuk jurnal nasional
maupun internasional. Berikut nama-nama peneliti dengan
kriteria terindeks global:
1. Dr. Erwiza Erman (h-indeks 7)
2. Prof. Dr. Yekti Maunati (h-indeks 5)
3. Dr. Erni Budiwanti (h-indeks 5)
4. Dr. Ganewati Wuryandari, MA (h-indeks 5)
5. Dr. Ahmad Helmy Fuady (h-indeks 4)
6. Dr. Cahyo Pamungkas (h-indeks 4)
7. Dr. Fadjar I Thufail (h-indeks 4)
8. Amin Mudzakkir, MA (h-indeks 3)
Selanjutnya, terdapat 4 mahasiswa S2 dan S3
bimbingan/diuji oleh peneliti-peneliti senior P2SDR. Salah satu
mahasiswa tersebut berasal dari Tokyo Metropolitan University
(Jepang) bernama Ryo Araki yang berada dalam supervisi Dr.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 131
Fadjar I. Thufail. Sementara itu, Prof. Dr. Yekti Maunati
membimbing satu mahasiswa dari Universitas Indonesia yakni
Hanro Yonathan Lekitoo. Sedangkan dua mahasiswa lainnya di
bawah bimbingan Dr. Erwiza Erman, bernama Kandar dari
Universitas Indonesia dan Samsul Bahri dari Universitas
Andalas Padang. Secara keseluruhan jumlah mahasiswa S2 dan
S3 yang diuji mengalami peningkatan sebesar 200% dari target
yang telah ditentukan.
Memperhatikan PK untuk SS8 diatas menunjukan
bahwa peneliti P2SDR memiliki kemampuan untuk menjadi
peneliti yang berkompetensi dalam menjalankan aktivitas
penelitiannya. Hanya saja untuk kegiatan personal peneliti
senior sebagai narasumber, pembicara pada seminar, dan staf
pengajar pada beberapa lembaga pendidikan baru dapat
dijalankan oleh jenjang peneliti muda atau setara S2/S3.
3.1.3. Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019
Secara keseluruhan perencanaan kegiatan lima tahun,
pada tahun kelima dari Renstra 2015 – 2019, target kinerja
sudah sangat baik meskipun masih banyak yang harus terus
diperbaiki dan ditingkatkan lagi. Evaluasi dan perbandingan
pencapaian Penetapan Kinerja P2SDR Tahun 2016 yang
dihubungkan dengan Sasaran pada Renstra P2SDR-LIPI Tahun
2015-2019 dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 132
3.1.3. Evaluasi Capaian Renstra 2015-2019
Secara keseluruhan perencanaan kegiatan lima tahun,
pada tahun kelima dari Renstra 2015 – 2019, target kinerja
sudah sangat baik meskipun masih banyak yang harus
diperbaiki dan ditingkatkan. Evaluasi dan perbandingan
pencapaian Penetapan Kinerja P2SDR Tahun 2016 yang
dihubungkan dengan Sasaran pada Renstra P2SDR-LIPI Tahun
2015-2019 dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel. 3.14 Evaluasi Capaian Kinerja P2SDR tahun 2015-2019 No Sasaran
Strategis Indikator kinerja
Kegiatan (IKK) Target 2015-2019
Capaian s/d
2016
%
1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN
20 3 15
Jumlah Sitasi atas publikasi
1010 (data sitasidirekap oleh PME IPSK LIPI)
-
2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri
- - -
3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan
Jumlah policy paper - rekomendasi
5 0 0
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 133
berbasis hasil penelitian.
kebijakan yang dihasilkan
Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan
5 0 0
4 Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional.
- - - -
5 Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan.
Jumlah peserta pemasyarakatan iptek
300 325 109
6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling
Jumlah workshop - seminar yang memiliki PKK
5 3 60
Jumlah penelitian yang memiliki PKK
3 1 33
Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemu
10 8 80
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 134
menguntungkan.
an nasional/internasional
7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat.
Jumlah diseminasi IPTEK
- - -
Jumlah buku nasional yang diterbitkan
25 13 52
Jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi
35 17 23
Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding nasional yang diterbitkan
52 20 38
Jumlah buku internasional yang diterbitkan
1 0 0
Jumlah artikel di jurnal internasional terakreditasi
6 4 67
Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding internasional yang diterbitkan
10 3 30
Jumlah publikasi yang dapat diakses secara online
125 41 32
8 Meningkatnya pengembangan kompetensi
Jumlah Peneliti PSDR terindeks global
15 15 100
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 135
SDM penelitian Indonesia.
Jumlah institusi yang menggunakan jasa nara sumber
50 68 136
Jumlah mahasiswa S2 - S3 bimbingan - diuji
25 12 32
Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal
7 16 229
9 Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik
- - -
Target untuk Renstra 2015-2019 ini dibuat dengan
berpedoman pada target yang sudah ditetapkan ditahun 2015
kemudian ditingkatkan jumlahnya dari tahun ke tahun dengan
mempertimbangkan capaian yang sudah ada ditahun yang
sama. Secara personal, para peneliti P2SDR menyadari peran
dan tanggung jawab atas kinerja lembaga berada pada
kegiatan dan aktivitas yang dilakukannya.
Oleh karena itu, dukungan dari lembaga untuk
meningkatkan motivasi dan melakukan pembinaan yang
intensif juga sangat penting bagi peningkatan kinerja peneliti
untuk mengukur kinerja lembaga.
Selama ini peneliti selalu didukung untuk melakukan
kegiatan kerjasama baik dalam bidang penelitian maupun non-
penelitian dengan membuat kebijakan yang dapat
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 136
mengakomodir kreatifitas dan inisiatif dari peneliti dalam
mengembangkan potensi keilmuan dan kerjasama.
Capaian yang sesuai atau melebihi target dapat
diperoleh melalui iklim kerja yang kondusif serta semakin
terbukanya informasi untuk peneliti dalam menjalankan
aktivitas penelitiannya dan pengembangan kemampuan
personal. Transparansi dan saling berkoordinasi menjadi pola
kerja yang selalu dibangun sehingga suasana kerja yang sehat
dan nyaman dapat terwujud. Dengan demikian kinerja
lembaga diharapkan selalu meningkat setiap tahunnya.
1.1.4 Analisis Penunjang Keberhasilan Program
Pencapaian target kinerja P2SDR yang memuaskan dari
tahun ke tahun tidak terlepas dari harapan seluruh staf
pegawai yang menyadari bahwa mereka memiliki tanggung
jawab untuk membangun dan menciptakan organisasi kerja
sebagai wadah aktualisasi dari kemampuan personal dan
kelompok. Hal ini didukung oleh kondisi sebagian besar
pegawai memiliki kompetensi dan terbiasa berkiprah dalam
berbagai kegiatan di tingkat nasional maupun internasional.
Selain itu, tingkat pendidikan mayoritas pegawai adalah S2.
Oleh karena itu, SDM P2SDR memiliki potensi besar untuk
mengembangkan lembaganya.
Sebagai lembaga penelitian yang memiliki tanggung
jawab memberikan informasi ilmiah secara nasional maupun
internasional, publikasi penelitian diterbitkan dalam 2 versi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 137
bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Oleh
karena itu, laporan hasil penelitian P2SDR dapat dibaca dalam
2 versi bahasa tersebut. Hal ini terus dipertahankan supaya
sivitas peneliti termotivasi untuk meningkatkan kemampuan
menulisnya, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa
Inggris.
Target publikasi ilmiah untuk setiap Tolok Ukur (TU)
kegiatan menjadi wajib sejak tahun 2002 hingga 2014 namun
karena terjadi pemotongan anggaran maka penerbitan buku
tahun 2014 tidak dapat direalisasikan. Sebagai penggantinya,
setiap tim peneliti berkewajiban mencetak monograf atau
laporan teknis hasil penelitian sebanyak 30 eksemplar.
Kebijakan P2SDR untuk menghasilkan monograf atau laporan
teknis hasil penelitian sambil menunggu proses penerbitan
buku ber-ISBN berlanjut pada tahun 2015. Ketika itu disepakati
bahwa setiap TU berkewajiban mencetak dummy (sebelum
menjadi monograf) hasil laporan penelitian sejumlah yang
disebutkan dalam rencana keuangan. Apabila monograf telah
siap untuk dicetak, maka dokumen tersebut menjadi bentuk
diseminasi hasil penelitian.
Kendati menghasilkan monograf, hasil penelitian juga
didorong untuk dipublikasikan dalam bentuk buku pada tahun
selanjutnya. Sayangnya penerbitan buku ber-ISBN yang
ditargetkan di dalam RKT 2016 tidak terealisasi. Kendati
penerbitan buku mengalami keterlambatan, namun tim PME
P2SDR selalu mendorong para peneliti untuk dapat
menghasilkan karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 138
artikel jurnal (baik nasional maupun internasional), artikel
sebagai bagian dari buku (baik nasional maupun internasional),
artikel prosiding (baik nasional maupun internasional), artikel
di media massa maupun online, dan bentuk diseminasi
lainnya.
Selain publikasi ilmiah dalam bentuk buku yang
diterbitkan oleh P2SDR, peneliti juga dapat memanfaatkan
peluang untuk mengajukan tulisan mereka ke Jurnal Kajian
Wilayah (JKW) yang dikelola oleh P2SDR. Jurnal ini terbit 2 kali
dalam 1 tahun dan saat ini masih berupaya untuk memperoleh
akreditasi. JKW mengusung tema area studies dan sangat
mendorong partisipasi peneliti P2SDR karena penelitiannya
adalah tentang masyarakat di kawasan Asia Tenggara, Asia
Pasifik, Eropa, dan Afrika.
Data yang diperoleh dari penelitian lapangan
diharapkan tidak hanya berguna untuk membuat laporan hasil
penelitian (bentuk buku), tetapi juga didorong untuk
dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah JKW. Guna
mempermudah proses peneliti dalam melakukan koreksi atas
tulisannya sebelum dimasukkan ke JKW, biasanya ada
permintaan dari tim In House Training (IHT) P2SDR kepada
peneliti yang bersangkutan untuk mempresentasikan artikel
atauy makalah yang diajukannya itu. Dengan demikian
diharapkan penulis memperoleh masukan dari hasil diskusi.
Strategi seperti ini sangat membantu para peneliti untuk
membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang baik.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 139
Program IHT sendiri adalah kegiatan penunjang
penelitian yang sudah dijalankan oleh P2SDR sejak tahun 2007.
Program ini merupakan sarana untuk membantu peneliti
dalam meningkatkan kompetensi ilmiahnya melalui diskusi-
diskusi. Kegiatan yang difasilitasi IHT antara lain yaitu seminar
atau diskusi internal tentang isu-isu yang terkait dengan tema
penelitian di P2SDR. Selain itu, IHT juga membuka peluang
kepada para peneliti untuk mengikuti kursus bahasa asing
sesuai dengan lokasi penelitian mereka. Upaya ini bertujuan
untuk memudahkan para peneliti dalam berkomunikasi
dengan bahasa ibu para informan yang ditemui.
Penunjang lain yang juga membantu P2SDR dalam
menjalankan fungsinya sebagai lembaga penelitian adalah
terjalinnya beberapa kerja sama dengan berbagai organisasi
nasional dan internasional. Setiap tahun dalam melakukan
kegiatan penelitian lapangan ke berbagai negara di Asia dan
Pasifik, Eropa dan Afrika, peneliti meminta kesediaan satu atau
lebih organisasi di negara tujuan untuk menjadi counterpart
penelitian. Sub bagian kerjasama dan diseminasi berfungsi
sebagai fasilitator yang memberikan surat pengantar dari
P2SDR kepada lembaga yang diminta menjadi counterpart.
Tim-tim peneliti yang sudah memperoleh counterpart juga
menginformasikan hal tersebut kepada Sub bagian kerjasama
sehingga datanya tersimpan dengan baik.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 140
3.2 Realisasi Anggaran
3.2.1 Anggaran DIPA
Seperti tahun-tahun sebelumnya, realisasi anggaran
DIPA P2SDR selalu mendekati 100%. Realisasi anggaran DIPA
P2SDR TA 2016 per 31 Desember mencapai 97,50 %. Realisasi
Anggaran kegiatan penelitian dan ilmu pengetahuan dasar
mencapai 96,20 % sedangkan realisasi anggaran untuk layanan
perkantoran mencapai 98,89 % dan realisasi belanja modal
ialah sebanyak 98,91 %. Jumlah sisa anggaran yang tidak
digunakan sebesar Rp. 175.266.226 yang sebagian besar dari
sisa anggaran belanja barang sebesar Rp. 137.801.955 Rincian
realisasi anggaran DIPA P2SDR TA 2016 dapat dilihat
Tabel 3.8. Realisasi Anggaran DIPA P2SDR TA 2016
Kode Jenis Kegiatan Anggaran
Semula Anggaran Revisi Realisasi
Anggaran % Realisasi Anggaan
3421.001 Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber daya Regional
4.586.446.000 3.186.446.000 3.142.898.875 98,31
Penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar
1.442.876.000 1.442 .876.000
1.425.431.500 98.79%
Penguatan Kelembagaan P2SDR-LIPI
370.627.000 370.627.000 344.599.500 92.97%
Laboraturium Sosial
2.782.943.000 1.382.943.000 1.372.867.875 99.27%
3421.994 Layanan Perkantoran
3.164.700.000 3.741.428.000 3.699.653.899 99,09 %
3421.994. 001
Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai
2.706.200.000 3.297.928.000 3.261.216.179 98,89%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 141
3421.994. 002
Penyelenggaraan Operasional Perkantoran
458.500.000 443.500.000 438.437.720 98,85%
3421.997 Peralatan dan Fasilitas Kantor
69.000.000 69.000.000 68.247.550 98.91%
Total Anggaran P2SDR
7.820.146.000 6.996.874.000 6.908.611.214 98,73%
Sumber: Diolah dari RKAKL P2SDR 2016, Laporan Realisasi Anggaran Aplikasi SAIBA 2016, Laporan Realisasi Desember aplikasi SAS
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 142
4.2.2 Realisasi Anggaran Hasil Penelitian Bidang Sumber
Daya Regional
Realiasai anggaran untuk kegiatan Hasil penelitian
bidang sumber daya regional mencapai Rp 3.142.898.875 atau
sebesar 98,31%. Sisa anggaran yang tidak digunakan sebesar
Rp 43.547.125 yang berasal dari sisa anggaran perjalanan
dinas luar negeri, anggaran non operasional, dan belanja
bahan.
a. Rincian Realisasi Anggaran Kegiataan Penelitian Dasar
Berdasarkan data dari laporan realisasi anggaran
belanja per 31 Desember 2016 realisasi anggaran untuk
kegiatan penelitian ilmu pengetahuan dasar mencapai Rp
1.425.431.500 atau mencapai 98,79%. Sisa anggaran yang
tidak digunakan hanya sebesar Rp 17.444.500 dengan jumlah
anggaran tidak terserap paling besar ialah Rp 10.000.000 yang
merupakan uang pencetakan tim Jepang. Selain daripada itu,
anggaran yang belum terserap berasal dari akun belanja
barang operasional lainnya serta belanja bahan.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 143
b. Rincian Realisasi Anggaran Kegiatan Penguatan
Kelembagaan P2SDR-LIPI
Realisasi anggaran kegiatan penguatan kelembagaan
mencapai Rp 344.599.500 atau sebesar 92,97%. Sisa anggaran
yang tidak digunakan sebesar Rp 26.027.500. Yang terbanyak
dari sisa anggaran belanja bahan sebanyak Rp 5.718.000
disusul beban jasa profesi Rp 3.760.000 dan Belanja Barang
Operasional lainnya Rp 3.200.000. Selain itu masih ada
komponen-komponen lain yang tidak terserap maksimal
seperti Belanja Perjalanan Biasa dan Belanja Honor Output
Kegiatan. Rincian realisasi anggaran dapat dilihat pada tabel
3.9.
Tabel 3.9 Rincian Realisasi Anggaran Kegiatan Penguatan
Kelembagaan P2SDR-LIPI
No Jenis Kegiatan Anggaran Semula Anggaran
Revisi Realisasi Anggaran
Persen (%)
1 Pengembangan Sumber daya Manusia (SDM) P2SDR
112.447.000 112.447.000 107.055.500 95,20%
2 In House Training Studi Kawasan
14.890.000 14.890.000 13.495.000 90,63%
3 Pemeliharaan dan Peremajaan Website
15.665.000 15.665.000 15.605.000 99,61%
4 Pengembangan Perpustakaan P2SDR LIPI
36.542.000 36.542.000 34.822.000 95,29%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 144
5 Penerbitan Jurnal Kajian Wilayah
74.900.000 74.900.000 68.900.000 91,98%
6 Seminar Akhir Penelitian
34.653.000 34.653.000 34.653.000 100%
7 Pembuatan Video Profil PSDR
25.080.000 25.080.000 25.080.000 100%
8 Kerja sama dan Diseminasi Hasil Penelitian
12.470.000 12.470.000 12.215.000 97,95%
9 Monitoring dan Evaluasi
36.540.000 36.540.000 32.774.000 89,69%
Sumber: Diolah dari RKAKL P2SDR 2016, Laporan Realisasi Anggaran Aplikasi SAIBA 2016, Laporan Realisasi Desember aplikasi SAS
4.2.3 Realisasi Anggaran Layanan Perkantoran
Realisasi anggaran kegiatan layanan perkantoran pada
tahun anggaran 2016 mencapai Rp 3.699.653 atau sebesar
99,09%. Sisa anggaran layanan perkantoran yang tidak
digunakan adalah sebesar Rp 41.774.101 yang terdiri dari sisa
anggaran Belanja Gaji Pokok PNS sebesar Rp 7.653.000 dan
Belanja Uang Makan PNS sebesar Rp 21.300.000 serta
Penyelenggaraan operasional perkantoran sebesar Rp
5.062.000.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 145
Tabel 3.10. Realisasi Anggaran Layanan Perkantoran
No Jenis Kegiatan Anggaran
Semula Anggaran Revisi Realisasi
Anggaran Persen
(%)
1 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Pegawai
2.706.200.000 3.297.928.000 3.261.216.179 98,89%
2 Penyelenggaraan Operasional Perkantoran
458.500.000 443.500.000 438.437.720 98,85%
Layanan Perkantoran
3.164.700.000 3.741.428.000 3.699.653.899 99,09 %
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 146
BAB IV
PENUTUP
encapaian good governance bagi terselenggaranya
manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien
adalah hal yang sangat diprioritaskan
perwujudannya oleh P2SDR-LIPI. Laporan
akuntabilitas kinerja P2SDR tahun 2016 merupakan bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan DIPA tahun 2016
yang disusun sebagai pertanggungjawaban instansi
pemerintah untuk memenuhi Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Kinerja P2SDR merupakan resultan dari tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan keseluruhan kegiatannya
dan menjadi tolok ukur untuk melihat seberapa jauh
kesesuaian antara visi dan misi yang dicanangkan oleh LIPI
dengan kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan
oleh P2SDR. Oleh karena itu, pemilihan ukuran keberhasilan
(indikator kinerja) yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
P2SDR digali dari perencanaan yang telah disiapkan untuk
periode 5 tahun.
Pelaksanaan kegiatan oleh sebuah pusat penelitian
bertitik tolak pada dua capaian atau output kegiatan yaitu,
P
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 147
Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Sumber Daya Regional yang
sesuai dengan core competency lembaga dan Tata Kelola
Pendukung Penelitian bidang Sumber Daya Regional yang
merupakan pelaksanaan kegiatan rutin, seperti gaji, honor,
tunjangan-tunjangan, operasional perkantoran dan pimpinan,
serta dokumentasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan
dan ekspektasi masyarakat pengguna.
Berdasarkan hasil capaian kinerja P2SDR tahun 2016,
secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan dan program
telah terlaksana dengan baik sesuai dengan renstra
implementatif yang mengacu pada visi dan misi yang telah
ditentukan. Penilaian akuntabilitas lembaga idealnya adalah
meningkat dari tahun ke tahun, yang menunjukkan perbaikan
prestasi. Kegiatan yang telah dilakukan pada berbagai program
telah memberikan output yang sesuai dengan visi dan misi
P2SDR. Pelaksanaan fokus kajian multidisiplin P2SDR
berpedoman pada Payung Dinamika Sosial yang ditujukan
untuk membantu memberikan solusi dan sumbangan
pemikiran bagi implementasi kebijakan nasional. Tema
penelitian untuk lima tahun ke depan mengacu kepada
delapan prioritas tematik penelitian IPSK 2015-2019.
Target capaian dalam Penetapan Kinerja (PK) yang
disusun berdasarkan Renstra 2015 – 2019 merupakan lanjutan
dari program kegiatan yang baru dimulai di tahun 2015.
Namun sebagai sebuah lembaga yang harus mendukung
terciptanya LIPI sebagai lembaga berkelas dunia, maka
kegiatan diseminasi melalui hasil publikasi penelitian menjadi
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 148
sangat penting. Dari 9 Sasaran Strategis yang telah ditetapkan
oleh Kedeputian IPSK di tahun 2015, hanya 6 Sasaran Strategis
yang ditetapkan sebagai Penetapan Kinerja P2SDR tahun 2016
karena terdapat 3 sasaran yang tidak sesuai dengan core
competence P2SDR.
Kinerja P2SDR pada tahun 2016 secara umum adalah
baik karena lebih banyak target yang tercapai dibandingkan
dengan yang tidak tercapai. Namun masih terdapat kelemahan
di tahun 2016 ini, yaitu belum diperolehnya hasil yang optimal
untuk publikasi buku dan naskah rekomendasi kebijakan. Oleh
karena itu, pencapaian target publikasi di tahun 2017 akan
diupayakan lebih optimal.
Kendala yang sangat menganggu dalam penerbitan
publikasi buku dengan ISBN adalah proses menghasilkan
sebuah publikasi yang memerlukan waktu yang sangat panjang
karena membutuhkan berkali-kali koreksi dari tim peneliti dan
juga tim reviewer satker. Tidak hanya itu, diperlukan juga
waktu yang cukup lama dengan adanya editor substansi dan
bahasa Inggris dalam setiap tebitan P2SDR. Setelah selesai
disunting dan dikoreksi, perlu waktu 5 bulan bahkan lebih
untuk mendapatkan ISBN dari LIPI Press sebagai penerbit yang
ditunjuk untuk buku yang dihasilkan dari kegiatan penelitian
LIPI.
Tantangan utama bagi P2SDR adalah selalu berpikir
positif dalam mencari solusi perbaikan-perbaikan ke arah yang
lebih baik. Meskipun P2SDR adalah satuan kerja yang baru
lima belas tahun berdiri, namun dilihat dari sumber daya
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 149
manusianya yang sudah memiliki kompetensi dan jumlah
personal yang juga sudah mempunyai jabatan fungsional,
satuan kerja ini sudah siap menjadi sebuah pusat penelitian
yang memiliki karakteristik tersendiri, yaitu berfokus pada
penelitian multidisiplin studi kewilayahan yang disesuaikan
dengan topik-topik yang sedang mengemuka saat ini.
Tema kajian yang sebagian besar berfokus pada studi
tentang Identitas, Migrasi Transnasional, dan Globalisasi
diharapkan dapat menghasilkan kajian atau konsep yang dapat
memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia dalam
mempersiapkan masyarakat global. Dengan anggaran yang
relatif terbatas, P2SDR berusaha melakukan fungsi penelitian
sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan yang sangat
dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat secara umum.
P2SDR juga berusaha untuk menghasilkan output maupun
outcome yang memiliki manfaat sebagai area studies dan
pembelajaran dalam penyelesaian masalah yang dihadapi
bangsa saat ini.
Sebagai bagian dari perbaikan kinerja di masa yang
akan datang, masih terdapat beberapa hal yang harus menjadi
perhatian. Hasil evaluasi kinerja ini belum sepenuhnya
menggambarkan pencapaian yang utuh, yang mencakup
penilaiaan indikator input, output, outcome, benefits dan
impact. Pengukuran kinerja baru didasarkan pada indikator
input dan output. Hal ini disebabkan kesulitan dalam melihat
outcome, benefit dan impact dari penelitian sosial yang hanya
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 150
satu tahun (bahkan kurang dari satu tahun sejak pelaksanaan
kegiatan penelitian) setelah selesainya penelitian.
Selanjutnya, untuk peningkatan kompetensi inti perlu
dilakukan personal capacity building, baik bagi peneliti
maupun pegawai administrasi P2SDR. Salah satu upaya dalam
menghadapi permasalahan tersebut adalah dengan
menjadikan personal capacity building sebagai bentuk
kegiatan tetap dan menjadi bagian tak terpisahkan dari DIPA
P2SDR. Dengan demikian, peningkatan kapasitas SDM melalui
penambahan anggaran kegiatan dan sarana prasarana dapat
menjadikan kajian-kajian dan penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh P2SDR dapat dimanfaatkan sebagai masukan
ilmiah dalam membuat kebijakan-kebijakan, memberi
landasan inovatif pada usaha peningkatan kesejahteraan
masyarakat, serta berperan dalam usaha menciptakan kondisi
yang baik bagi pengembangan daya saing bangsa di tingkat
internasional.
Demikian Laporan Kinerja ini dibuat sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya dan target yang direncanakan rata-
rata berhasil dicapai dengan harapan dapat memberi masukan
bagi lembaga dalam meningkatkan kinerjanya. Laporan ini juga
diharapkan menjadi bagian dari evaluasi ke dalam (internal
evaluation) dan menjadi titik tolak perbaikan kinerjanya
ditahun yang akan datang. Dengan demikian, perencanaan
kinerja tahun mendatang dapat dilakukan dengan lebih tepat
untuk mengakselerasikan peningkatan kinerja P2SDR.
Dokumen ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 151
memberikan sumbangan bagi LIPI untuk menentukan
kebijakannya di masa yang akan datang dengan
memperhatikan hal-hal yang menjadi kendala saat ini.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 152
LAMPIRAN 1
MATRIKS RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN SUMBER DAYA REGIOnal
TAHUN 2015 S.D 2019
Visi : Menjadi pusat penelitian yang menjadi rujukan utama dalam studi kewilayahan pada tingkat nasional dan internasional”
Misi : a. Menghasilkan penelitian tentang kawasan Asia
Tenggara, Asia Pasifik dan Eropa yang kreatif,
terdepan dan berkualitas tinggi.
b. Menjadi leading institute dalam pengembangan dan
kerja sama kajian kewilayahan.
c. Memberikan sumbangan pemikiran dalam
memecahkan masalah-masalah sosial dan
kemanusian.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 153
Matriks Rencana Strategis P2SDR-LIPI 2015-2019
Tujuan
Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5
3. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.
Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional
Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal
Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang
Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang
1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan
2. Kebijakan SDM
3. Kebijakan Anggaran
4. Kebijakan Kerja sama
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program Penguatan Kelembagaan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara
Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik
Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
11. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan
Tema penelitian 2015 -2019 19. Daya
Saing Sektor Pertanian di Asia
Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80
9. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 154
pengembangan hasil penelitian untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.
Tenggara 20. Migr
asi
Transnasiona
l dan
Persoalan
Indentitas di
Kota-Kota
Perbatasan
di Asia
Tenggara.
21. Etos
Kerja, Modal
Sosial, dan
Kebijakan
Kewirausaha
an di Asia
Tenggara.
22. Buda
ya Visual di
Jepang
23. Dina
mika
Masyarakat
Menua
(ageing
society) di
Tiongkok.
24. Gera
kan Agama
Dunia,
Modernitas,
dan Agama
Lokal di
Korea
Selatan.
Jumlah makalah ilmiah internasional yang 10 artikel.
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku
Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah
Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku
Jumlah policy paper yang dihasilkan 40
Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50
Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi
pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek
10. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek
11. Kebijakan kerja sama bidang penelitian
12. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.
peningkatan kemampuan dalam memahami metodologi penelitian
Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 155
25. Krisis
dan
Perubahan
Sosial di Sub-
Sahara
Afrika.
26. Men
uju
Masyarakat
Pascasekuler
: Agama dan
Kewarganeg
araan di
Eropa.
27. Men
uju Kota
Berkelanjuta
n di Eropa:
Persepsi dan
Implementas
i
Pembanguna
n Kota
Berkelanjuta
n di
Rotterdam.
12. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance
5. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran kebijakan dan
Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah
Jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 156
timbangan ilmiah dari LIPI
6. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai
13. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan
5. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international
6. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan
Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional
Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali
Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas
5. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.
6. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.
14. Turut 5. Jumlah posisi Keikutsertaa 7. Kebijakan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 157
memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional
strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional
6. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional
n dalam seminar nasional dan internasional 600
Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah
Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang
Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali
Kerja sama 8. Kebijakan
penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek
9. Kebijakan peningkatan jasa Iptek
15. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk memantapkan sistem
5. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel
Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanakan 5 dokumen
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 158
manajemen kelembagaan
yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian
6. Tersedianya
sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan
Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker
Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 159
Tujuan
Sasaran Strategis Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5
4. Memperkuat kompetensi dan kemampuan SDM untuk menunjang peningkatan kompetensi inti.
Meningkatnya kualitas pengetahuan para peneliti yang diukur dari pening katan pendidikan dan jenjang pada jabatan fungsional
Peta Pendidikan dan jenjang Fungsioonal
Jumlah peneliti yang meningkat pendidikan-nya 15 orang
Jumlah pegawai yang meningkat jabatan fungsionaln-ya 30 orang
1. Kebijakan pembinaan dan pengembang-an kelembagaan
2. Kebijakan SDM
3. Kebijakan Anggaran
4. Kebijakan Kerja sama
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program Penguatan Kelembagaan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apara tur Negara
Program Penerapan Kepe merintahan Yang Baik
Program Penyelenggaran Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan
16. Memperkuat kompetensi inti melalui penelitian kewilayahan dan pengembangan hasil
Tema penelitian 2015 -2019 28. Pem
bangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan:
Jumlah makalah Ilmiah Nasional yang dihasilkan 80
Jumlah makalah
13. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengemban
Program Penelitian, Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK
Program peningkatan kemampuan
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 160
penelitian untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru yang berdampak luas bagi perkembangan ilmu social.
Kebijakan tata guna lahan pertanian di Vietnam
29. Migrasi Transnasional dan Diaspora di Kota-Kota Perbatasan di Asia Tenggara
30. Etos Kerja dan Kewirausahaan: Keunggulan Kompetitif UMKM di Asia Tenggara
31. Industrialisasi, Modernitas, dan Resiko di Jepang
32. Dinamika Perubahan Sosial dan Ageing society di China
33. Gerakan Agama Dunia, Modernitas, dan Agama Lokal di Korea
ilmiah internasional yang 10 artikel.
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN 20 buku
Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan 25 buah
Jumlah publikasi Internasional yang dihasilkan 5 buku
Jumlah policy paper yang dihasilkan 40
Jumlah yang memanfaatkan jasa kepakaran 50
Jumlah sitasi atas publikasi 430 sitasi
gan kebijakan nasional di bidang Iptek
14. Kebijakan pelayanan public dalam rangka penyebaran informasi iptek
15. Kebijakan kerja sama bidang penelitian
16. Kebijakan pembinaan SDM penelitian dan non penelitian.
dalam memahami metodologi penelitian
Program peningkatan kemampuan bahasa local yang mendukung kegiatan penelitian
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 161
Selatan 34. Krisis
dan Perubahan Kebijakan Sosial di Eropa dan Africa
35. Menuju masyarakat Pasca Sekuler Agama dan Kewarganegaraan di Belanda
36. Studi kebijakan lingkungan dalam upaya adaptasi perubahan iklim sebagai bagian dari pembangunan kota berkelanjutan di kota Belanda
17. Mendorong terciptanya kebijakan strategis dalam upaya penegakan good governance
7. Tersedianya timbangan ilmiah dan rekomendasi untuk menjawab isu nasional yang diukur dari jumlah saran kebijakan
Jumlah saran kebijakan dan timbangan ilmiah
Jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 162
dan timbangan ilmiah dari LIPI
8. Mendorong agar hasil kajian kebijakan LIPI dipakai sebagai rujukan yang diukur dari jumlah hasil kajian kebijakan yang dipakai
18. Turut meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam berperilaku rasional (ilmiah) dan humanis melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pengetahuan
7. Meningkatnya akses terhadap pengetahuan yang diukur dari frekuensi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan international
8. Jumlah masyarakat yang menggunakan hasil penelitian sebagai rujukan
Frekuansi interaksi dan jumlah keikutsertaan dalam aktivitas ilmiah nasional, regional dan inter nasional
Frekuensi interaksi (seminar yang terselenggara) 33 kali
Jumlah keikutsertaan dalam aktivitas
7. Kebijakan peningkatan jasa Iptek.
8. Kebijakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kompetensi.
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 163
19. Turut memperjuangkan kepentingan nasional dan posiisi tawar Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan kontribusi dan keterlibatan Ilmiah Indonesia pada aras Internasional
7. Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/ internasional
8. Jumlah kerja sama yg memiliki MOU terlaksana dengan lembaga nasional dan internasional
Keikutsertaan dalam seminar nasional dan internasional 600
Meningkatnya jumlah focal ponit organisasi internasional 10 buah
Jumlah Peneliti P2SDR terindeks global 15 orang
Jumlah workshop/seminar kerja sama 6 kali
10. Kebijakan Kerja sama
11. Kebijakan penelitian dan pengembangan sebagai respon untuk pengembangan kebijakan nasional di bidang Iptek
12. Kebijakan peningkatan jasa Iptek
20. Meningkatkan, memelihara dan memanfaatkan sarana/ prasarana penelitian, infrastruktur dan standar ilmiah, dokumentasi dan peman faatan informasi ilmiah untuk memantapkan
7. Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik (Good Corporate Governance) yang dapat diukur dengan terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan yang berkualitas dan akuntabel
Jumlah dokumen perencanaan yang dilaksanakan 5
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 164
sistem manajemen kelembagaan
kegiatan yang berkualitas dan akuntabel serta peningkatan status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas sehingga tercapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian
8. Tersedianya
sarana dan prasarana penelitian yang memenuhi kebutuhan, yang diukur dar jumlah sarana dan prasarana penelitian yang baik yang dipakai untuk kegiatan
dokumen
Jumlah laporan kinerja yang berkualitas dan akuntabel 5 buah laporan tahunan satker
Status pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris LIPI yang tertib dan taat azas
Sumber: PME P2SDR 2016
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 165
LAMPIRAN 2
CAPAIAN KINERJA TAHUNAN P2SDR LIPI TAHUN 2016
No Sasaran Strategis
Indikator kinerja Kegiatan (IKK)
Target Capaian
Persentase (%)
1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN
4 buku 0 0
Jumlah Sitasi atas publikasi
180 sitasi Data sitasi direkap langsung oleh PME IPSK
-
Jumlah hasil penelitian dan HKI bidang sosial dan kemanusiaan yang dimanfaatkan
- - -
Jumlah pengguna jasa LIPI
7 Institusi
30 institusi 428,57%
2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri
- - - -
3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian
Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan
2 naskah 0 0
4 Meningkatnya peran LIPI dalam mendukung riset nasional
- - - -
5 Meningkatnya hasil penelitian
Jumlah konsep/model yang bernilai tambah
1 Konsep 4 Konsep 400%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 166
yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan
6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan
Jumlah perjanjian kesepakatan kerja sama (PKK)
2 Kerja sama
3 Kerja sama
150%
a. Jumlah penelitian yang memiliki PKK
1 Kerja sama
1 Kerja sama (Cologne University)
100%
b. Jumlah workshop/seminar yang memiliki PKK
1 Seminar 2 Seminar 200%
Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional
3 Posisi 4 Posisi (TKPIPA, IFFSO Focal Point & excecutive board member, AIPI)
133,33%
7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat
Jumlah peserta pemasyarakatan IPTEK
50 Orang 300 Orang 600%
Jumlah publikasi ilmiah
27 Buku & Artikel
41 Buku & Artikel
1. Jumlah publikasi nasional yang dihasilkan
25 Buku & Artikel
41 Buku & Artikel
164%
a. Jumlah buku
nasional yang diterbitkan
5 Buku 8 Buku 160%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 167
b. Jumlah artikel di
jurnal nasional terakreditas
7 Artikel 9 Artikel 128,57%
c. Jumlah artikel
sebagai bagian dari buku/proceeding nasional yang diterbitkan
13 Artikel 16 Artikel 123,08%
2. Jumlah publikasi internasional yang dihasilkan
2 Buku & Artikel
8 Buku & Artikel
400%
a. Jumlah buku internasional yang diterbitkan
0 0 0
b. Jumlah artikel di jurnal internasional terakreditasi
1 Artikel 3 Artikel 300%
c.Jumlah artikel sebagai bagian dari buku/proceeding internasional yang diterbitkan
1 Artikel 6 Artikel 600%
8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia
Jumlah Peneliti PSDR terindeks global
3 orang 8 orang 266,67%
Jumlah mahasiswa S2/S3 bimbingan/diuji
2 orang 4 orang 200%
Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal
1 orang 11 orang 1.100%
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 168
LAMPIRAN 3
Evaluasi Capaian Kinerja P2SDR tahun 2015-2019 No
Sasaran Strategis
Indikator kinerja Kegiatan (IKK)
Target 2015-2019
Capaian s/d
2016
%
1. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian
Jumlah buku yang diterbitkan dengan ISBN
20 3 15
Jumlah Sitasi atas publikasi
1010 (data sitasidirek
ap oleh PME IPSK LIPI)
-
2. Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri
- - -
3. Meningkatnya rekomendasi kebijakan berbasis hasil penelitian.
Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dihasilkan
5 0 0
Jumlah policy paper - rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan
5 0 0
4 Meningkatnya peranan LIPI sebagai penyedia infrastruktur riset nasional.
- - - -
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 169
5 Meningkatnya hasil penelitian yang berorientasi pada nilai tambah Sumber Daya dan perlindungan lingkungan.
Jumlah peserta pemasyarakatan iptek
300 325 109
6 Meningkatnya jejaring dan kerja sama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan.
Jumlah workshop - seminar yang memiliki PKK
5 3 60
Jumlah penelitian yang memiliki PKK
3 1 33
Jumlah posisi strategis yang dijabat dalam organisasi/pertemuan nasional/internasional
10 8 80
7 Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi iptek yang diakses masyarakat.
Jumlah diseminasi IPTEK
- - -
Jumlah buku nasional yang diterbitkan
25 13 52
Jumlah artikel di jurnal nasional terakreditasi
35 17 23
Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding nasional yang diterbitkan
52 20 38
Jumlah buku internasional yang diterbitkan
1 0 0
Jumlah artikel di jurnal internasional
6 4 67
Laporan Kinerja – P2SDR 2016 170
terakreditasi
Jumlah artikel sebagai bagian dari buku - proceeding internasional yang diterbitkan
10 3 30
Jumlah publikasi yang dapat diakses secara online
125 41 32
8 Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia.
Jumlah Peneliti PSDR terindeks global
15 15 100
Jumlah institusi yang menggunakan jasa nara sumber
50 68 136
Jumlah mahasiswa S2 - S3 bimbingan - diuji
25 12 32
Jumlah peneliti yang menjadi editorial board dalam jurnal
7 16 229
9 Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik
- - -
Recommended