69

Lkj KKP 2015

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lkj KKP 2015
Page 2: Lkj KKP 2015

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugerah sehingga dapat diselesaikannya buku Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015, yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Presiden dalam arahannya telah menyampaikan bahwa “Laut adalah Masa Depan Bangsa”. Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan telah menetapkan 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, yakni

Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity).

Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2015 merupakan penjabaran dari 3 misi tersebut, yang dalam sistem pengelolaan kinerjanya ditetapkan dalam 10 Sasaran Strategis dan 20 Indikator Kinerja Utama dengan pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard. Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 menggambarkan capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan di awal tahun, beserta analisisnya. Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target tahun 2015, akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun berikutnya.

Perbaikan budaya kerja dengan mengusung nilai-nilai integritas dan akuntabilitas di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjadi modal utama peningkatan kinerja. Disamping itu, kerja keras jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan serta dukungan lintas sektor, instansi terkait lainnya, seluruh pemangku kepentingan akan menjadikan sinergi pencapaian target pada tahun berikutnya.

Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk peningkatan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka mewujudkan Laut sebagai Masa Depan Bangsa.

Jakarta, Februari 2016 Menteri Kelautan dan Perikanan,

Susi Pudjiastuti

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja KKP 2015 [ i ]

Page 3: Lkj KKP 2015

LAPORAN KINERJA Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2015

Page 4: Lkj KKP 2015

Halaman

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi RINGKASAN EKSEKUTIF vii

I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Maksud dan Tujuan 2 1.3 Tugas dan Fungsi KKP 5 1.4 Keragaan SDM KKP 4 1.5 Potensi dan Permasalahan Pembangunan KP 7 1.6 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 9 II. PERENCANAAN KINERJA 11 2.1 Rencana Strategis KKP 2015-2019 11 2.2 Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015 14 III. AKUNTABILITAS KINERJA 19 3.1. Pengukuran Kinerja KKP Tahun 2015 19 3.2. Analisis dan Evaluasi Kinerja 23 3.2.1 Learning and Growth Perspective 23 A. Sasaran Strategis. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN)

KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian. 23

Indeks Kompetensi dan Integritas 23 B. Sasaran Strategis. Tersedianya Manajemen Pengetahuan

yang Handal dan Mudah Diakses. 24

Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar.

24

C. Sasaran Strategis: Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima

24

Nilai kinerja RB KKP diperoleh dari Indeks RB hasil penilaian Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

24

D. Sasaran Strategis: Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan Akuntabel.

26

1) Nilai Kinerja Anggaran KKP. 26 2) Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014. 26

D A F T A R I S I

Laporan Kinerja KKP 2015 [ iii ]

Page 5: Lkj KKP 2015

3.2.2 Internal Process Perspective 27 E. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan.

27

Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan.

27

F. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Partisipatif.

29

1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu

29

2) Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan. 29 3.2.3 Customer Perspective 30 G. Sasaran Strategis: Terwujudnya kedaulatan dalam

pengelolaan SDKP. 30

1) Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

30

2) Jumlah Pulau-pulau Kecil (PPK) yang Mandiri. 31 H. Sasaran Strategis: Terwujudnya pengelolaan SDKP yang

partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan. 31

1) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan

31

2) Nilai Peningkatan Ekonomi KP. 35 3) Produksi Perikanan (juta ton). 36 4) Produksi garam rakyat (juta ton). 37 5) Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar). 38 6) Konsumsi ikan (kg/kap/thn). 41 7) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP. 42 I. Sasaran Strategis: Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP

yang Efektif. 44

3.2.4 Stakeholder Perspective 44 J. Sasaran Strategis: Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat

KP. 44

1) Indeks Kesejahteraan Masyarakat (IKM) KP. 44 2) Pertumbuhan PDB Perikanan (%). 52 3.3. Kinerja Anggaran 54 IV. P E N U T U P 57

[ iv ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 6: Lkj KKP 2015

Halaman

1.1. Perbandingan Pegawai dan Pejabat Fungsional 6 2.2. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015 14 3.3. Capaian Sasaran Strategis KKP Tahun 2015 20 3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015 21 3.5. Indeks Kompetensi dan Integritas 23 3.6. Capaian Indikator Kinerja Unit Kerja Yang Menerapkan Sistem Manajemen

Pengetahuan Yang Terstandar 24

3.7. Nilai Kinerja RB KKP 24 3.8. Nilai Kinerja Anggaran KKP di tahun 2015 25 3.9. Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014 26 3.10. Kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP 27 3.11. Indikator pembentuk kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP 27 3.12. Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang disidik 29 3.13. Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan 29 3.14. Indikator pembentuk Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan

(%). 29

3.15. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)

30

3.16. Jumlah PPK yang Mandiri 31 3.17. Daftar PPK Yang Menjadi 31 3.18. Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan 31 3.19. Komponen pembentuk Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan 31 3.20. Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK yang Meningkat Efektivitas

Pengelolaannya 32

3.21. Luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK di Indonesia Tahun 2015 34 3.22. Nilai peningkatan KP 35 3.23. Indikator pembentuk Nilai ekonomi KP Tahun 2015 35 3.24. Produksi Perikanan Tahun 2015 36 3.25. Produksi Perikanan 2013-2015 36 3.26. Komposisi Produksi Perikanan Tangkap 2013-2015 36 3.27. Nilai Ekspor Produk Perikanan Tahun 2015 38 3.28. Volume dan Nilai Ekspor per Jenis Komoditas Tahun 2015 39 3.29. Pencapaian IKU Nilai Ekspor Tahun 2011-2015 40 3.30. Tingkat Konsumsi ikan/kapita/tahun 41 3.31. Realisasi PNBP dari non SDA 42 3.32. Peningkatan PNBP sektor KP 43 3.33. Indeks efektifitas kebijakan pemerintah 44 3.34. Realisasi IKMKP Tahun 2015 44 3.35. Capaian IKM KP ditandai dengan capaian out come kinerja 45 3.36. Target dan Realisasi IKU Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2015 53 3.37. Realisasi Anggaran KKP Tahun 2015 Sebelum Penundaan 54 3.38 Realisasi Anggaran KKP Tahun 2015 Pasca Penundaan 55

D A F T A R T A B E L

Laporan Kinerja KKP 2015 [ v ]

Page 7: Lkj KKP 2015

Halaman

1.1 Struktur Organisasi KKP 4 1.2 Keragaan SDM KKP Menurut Jenis Kelamin 5 1.3 Keragaan SDM KKP Tingkat Pendidikan 5 1.4 Keragaan pegawai Menurut Golongan dan Unit Kerja 6 2.5 Peta Strategi KKP 2015-2019 12 3.6. Capaian Peta Strategis KKP Tahun 2015 19 3.7. Dashboard capaian IKU pada sistem aplikasi pengelolaan kinerja

(SAPK) KKP 20

3.8. WPP 718 32 3.9. WPP 716 33 3.10. WPP 573 33 3.11. Pertumbuhan Impor TTC di USA (Januari-September 2014-2015) 38 3.12. Perkembangan Volume Ekspor Ikan Indonesia ke Thailand

Sebelum dan Pasca Moratorium 39

3.13. Neraca Perdagangan Produk Perikanan Tahun 2015 40 3.14. Tingkat Konsumsi Ikan/Kapita 41 3.15. Realisasi PNBP sektor KP tahun 2015 dalam grafik 43 3.16. Realisasi PNBP Tahun 2011-2015 43 3.17. NTN dan NTPi Tahun 2015 45 3.18. NTN selama Tahun 2015 46 3.19. NTN tahun 2014 dengan tahun 2015 46 3.20. NTN per Provinsi Tahun 2015 47 3.21. Nilai Tukar Nelayan Januari 2015 dan Januari 2016 47 3.22. NTPi per Provinsi Tahun 2015. 49 3.23. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun 2015 49 3.24. Perbandingan PDB Pertanian, Perikanan dan Nasional di TW IV

Tahun 2014 terhadap Tahun 2015 52

3.25. Pertumbuhan PDB Perikanan, Pertanian dan Nasional selama Periode 2011 – 2015

52

3.26. Pertumbuhan PDB Perikanan, Pertanian dan Nasional selama Periode 2014-2015

53

3.27. Laju Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2014-2015 53 3.28. Perbandingan Sumbangan PDB Perikanan Tahun 2015 53

v D A F T A R G A M B A R

[ vi ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 8: Lkj KKP 2015

Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2015 merupakan penjabaran dari 3 pilar misi pembangunan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019, yakni Kedaulatan (Sovereignty), Keberlanjutan (Sustainability), dan Kesejahteraan (Prosperity), yang dalam sistem pengelolaan kinerjanya ditetapkan dalam 10 Sasaran Strategis (SS) dan 20 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan pendekatan 4 perspektif dalam metode Balanced Scorecard, yakni: (1) stakeholders perspective; (2) customer perspective; (3) internal process perspective; (4) learning and growth perspective.

Pencapaian Sasaran Strategis (SS) dan target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah ditetapkan menunjukkan hasil sebagai berikut: 1. Dari 20 IKU yang targetnya telah ditetapkan pada awal tahun 2015, terdapat 12 IKU (60%) yang

pencapaiannya melebihi target, 4 IKU (20%) pencapaiannya sesuai dengan target, dan 4 IKU (20%) yang belum dapat mencapai target.

2. Uraian 12 IKU yang capaiannya di atas target yang telah ditetapkan, yakni : a. Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP, tercapai 124,70% b. Pertumbuhan PDB Perikanan (%), tercapai 119,57% c. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang

undangan yang berlaku (%), tercapai 118,44 d. Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan, tercapai 165% e. Nilai peningkatan ekonomi KP, tercapai 122,03% f. Konsumsi ikan (kg/kap/thn), tercapai 100,51% g. Indeks efektivitas kebijakan Pemerintah, tercapai 135% h. Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, tercapai

124,28% i. Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu, tercapai 164,82% j. Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan, tercapai 136,79% k. Indeks kompetensi dan integritas, tercapai 141,15% l. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

117,19% 3. Uraian 4 IKU yang capaiannya sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yakni:

a. Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri, tercapai 100% b. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP, tercapai 100% c. Nilai kinerja anggaran KKP, tercapai 100% d. Opini atas Laporan Keuangan KKP, tercapai 100%

4. Uraian 4 IKU yang capaiannya belum sesuai target yang telah ditetapkan, yakni : a. Produksi perikanan, tercapai 99,13% b. Produksi garam rakyat, tercapai 88,18% c. Nilai ekspor hasil perikanan, tercapai 67,41% d. Prosentasi peningkatan PNBP dari sektor kelautan dan perikanan, tercapai 46,51%.

Kinerja keuangan tahun 2015 dilaksanakan melalui 10 program dalam APBN KKP Tahun 2015, dengan pagu alokasi anggaran sebesar Rp. 10,665 triliun. Pada November 2015, KKP melakukan usulan penundaan anggaran sebesar Rp. 1,0816 triliun, sehingga pagu anggaran yang dikelola menjadi Rp. 9,579 triliun. Dari pagu setelah penundaan tersebut, sampai dengan Desember 2015 terealisasi sebesar 96,82%. Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target IKU KKP selanjutnya akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun berikutnya, yang disusun dalam rencana aksi perbaikan kinerja KKP

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja KKP 2015 [ vii ]

Page 9: Lkj KKP 2015
Page 10: Lkj KKP 2015

Tahun 2015 adalah tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Amanat RPJMN 2015-2019 di bidang Kelautan dan Perikanan melaksanakan 4 (empat) butir nawacita yakni nomor 1, 4, 6 dan 7 dan arahan Presiden untuk menjadikan laut adalah masa depan bangsa. Untuk itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai pengemban pembangunan di bidang kelautan dan perikanan menjabarkan 4 (empat) butir nawacita tersebut dalam Renstra KKP 2015-2019 menjadi tiga pilar atau misi pembangunan kelautan dan perikanan, yakni kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan.

Pilar kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang dilakukan melalui pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan.

Pilar keberlanjutan dimaksudkan untuk mengadopsi konsep blue economy dalam mengelola dan melindungi sumber daya kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab dengan prinsip ramah lingkungan sebagai upaya peningkatan produktivitas, yang dilakukan melalui pengelolaan ruang laut; pengelolaan keanekaragaman hayati laut; keberlanjutan sumber daya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya; dan daya saing produk hasil kelautan dan perikanan.

Pilar kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dan

perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui pengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat; dan inovasi iptek kelautan dan perikanan.

Ketiga pilar/misi tersebut dijabarkan dalam Renstra KKP melalui pendekatan balanced scorecard (BSC) yang terdiri dari 4 perspektif, yakni (1) stakeholders prespective menjabarkan misi kesejahteraan; (2) customer perspective menjabarkan misi keberlanjutan dan misi kesejahteraan; (3) internal process perspective menjabarkan misi kesejahteraan, keberlanjutan dan kedaulatan; dan (4) learning and growth perspective merupakan input yang dapat mendukung terlaksanakanya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP.

Setiap perspektif memiliki target dan indikator yang harus dicapai dan pada tahun 2015 terdapat 20 indikator yang merepresentasikan keberhasilan pencapaian dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Untuk mencapai indikator-indikator tersebut, KKP melaksanakan 10 (sepuluh) program pembangunan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh 10 Unit Eselon I di lingkup KKP. Agar keseluruhan program dan kegiatan pembangunan KP tersebut tercapai sesuai dengan rencana target waktu, kuantitas, kualitas dan tepat sasarannya, telah disepakati perjanjian yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri dengan Eselon I dan diturunkan secara berjenjang sampai tingkat individu pegawai, dan telah diinisiasi sampai tingkat daerah (provinsi).

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Permen PAN dan RB nomor 53 tahun

BAB I

P E N D A H U L U A N

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 1 ]

Page 11: Lkj KKP 2015

2014, setiap Kementerian/Lembaga (K/L) diwajibkan melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, dan menyampaikan Laporan Kinerja (LKj) pada setiap akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

1.1. Maksud dan Tujuan

Penyusunan LKj KKP tahun 2015 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Presiden atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan penyusunan LKj adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran KKP selama tahun 2015. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya.

1.2. Tugas dan Fungsi KKP

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 23/KEP.MEN/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP, tugas KKP adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP menyelenggarakan fungsinya: i) perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan; ii) pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; iii) pengelolaan barang

milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; iv) pengawasan atas pelaksanaan tugasnya serta; v) penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, terdapat 10 unit Eselon I sebagai berikut:

1) Sekretariat Jenderal (Setjen) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan bertugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan KKP. Susunan organisasi Setjen terdiri dari: Biro Perencanaan; Biro Kepegawaian; Biro Keuangan; Biro Hukum dan Organisasi; Biro Umum; Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat; Pusat Data, Statistik dan Informasi, serta Kelompok Jabatan Fungsional.

2) Inspektorat Jenderal (Itjen), yaitu unsur pengawasan fungsional di lingkungan kementerian. Itjen dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal. Susunan organisasi Itjen terdiri dari: Sekretariat Inspektorat Jenderal; Inspektorat I; Inspektorat II; Inspektorat III; Inspektorat IV; Inspektorat V; dan Kelompok Jabatan Fungsional.

3) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan tangkap. Ditjen PT dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PT terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan; Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan; Direktorat Pelabuhan Perikanan; Direktorat Pengendalian Penangkapan Ikan; Direktorat Kenelayanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta

Laporan Kinerja KKP 2015 [ v ]

[ 2 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 12: Lkj KKP 2015

didukung oleh 22 Unit Pelaksana Teknis (UPT).

4) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan budidaya. Ditjen PB dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PB terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Kawasan Budidaya; Direktorat Perbenihan; Direktorat Pakan; Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya; Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan; Kelompok Jabatan Fungsional, serta didukung oleh 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT).

5) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik produk kelautan dan perikanan serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan. Ditjen PDSPKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PDSPKP terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Akses Pasar dan Promosi; Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan; Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan; Direktorat Sistem Logistik; Direktorat Pengembangan Investasi; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 1 UPT.

6) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan ruang laut, pengelolaan konservasi dan keanekaragaman hayati laut, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Ditjen PRL dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PRL terdiri dari:

Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Perencanaan Ruang Laut; Direktorat Pendayagunaan Pesisir; Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil; Direktorat Jasa Kelautan; Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 8 UPT.

7) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Ditjen PSDKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Susunan organisasi Ditjen PSDKP terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pemantauan dan Peningkatan Infrastruktur; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan; Direktorat Pengoperasian Kapal Pengawas; Direktorat Penanganan Pelanggaran; Kelompok Jabatan Fungsional dan didukung oleh 5 UPT.

8) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Balitbang KP terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir; Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan; Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 14 UPT.

9) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMPKP),

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 3 ]

Page 13: Lkj KKP 2015

mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan. BPSDMPKP dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BPSDMPKP terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan; Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan; Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung oleh 19 UPT.

10) Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), yaitu unsur pelaksana dibidang menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan. BKIPM dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Susunan organisasi BKIPM terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Karantina

dan Keamanan Hayati Ikan; Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Pusat Standardisasi, Kepatuhan, dan Kerja Sama; dan Kelompok Jabatan Fungsional serta didukung dengan 47 UPT.

11) Staf Ahli Menteri adalah unsur pembantu dalam memberikan telaahan, pertimbangan, dan saran pemecahan masalah secara konseptual mengenai hal-hal tertentu menurut keahliannya yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan. Susunan organisasi Staf Ahli Menteri terdiri dari:

a) Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya;

b) Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik; c) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan

dan Hubungan Antar lembaga; d) Staf Ahli Bidang Ekologi dan

Sumber Daya Laut.

Struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti pada gambar berikut :

Gambar 1.1. Struktur Organisasi KKP

[ 4 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 14: Lkj KKP 2015

1.3. Keragaan SDM KKP

Jumlah pegawai di KKP (Pusat dan UPT) sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 mencapai 10.841 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 7.663 orang atau 70,69% dan perempuan sebanyak 3.178 orang atau 29,31%. Pegawai KKP tersebut tersebar pada 10 unit kerja Eselon I dengan komposisi pegawai sebagai berikut: Setjen 595 orang,

Itjen 210 orang, Ditjen PT 1.492 orang, Ditjen PB 1.524, Ditjen PRL 583 orang, Ditjen PDSPKP 416 orang, Ditjen PSDKP 1.085 orang, BPSDMPKP 1.824 orang, Balitbang KP 1.377 orang dan BKIPM 1.735 orang. Keragaan SDM KKP tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin dan unit kerja seperti pada tabel berikut:

Gambar 1.2. Keragaan SDM KKP

Disamping itu, komposisi jumlah pegawai KKP menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: S-3 sebanyak 175 orang atau 1,61%; S2 sebanyak 1.773 orang atau 16,35%; S1/D4

sebanyak 4.443 orang atau 40,98%; SLTA/D1/D2 sebanyak 2.833 orang atau 26,13% dan di bawah SLTA sebanyak 353 atau 3,26%.

Gambar 1.3. Keragaan SDM KKP

415 137

1,107 1,100

375 244

941

1,311

914 1,103 185

67

381 419

202 172

146

509

461

631

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

S E T J E N I T J E N D J P T D J P B D J P R L D J P D S D J P S D K P B P S D M P K P B A L I T B A N G K P

B K I P M

Perempuan

Laki-Laki

KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT JENIS KELAMIN DAN UNIT KERJA

KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

S32%

S217%

S132%

D48%

SM0%

D311%

D20%

D10%

SLTA26%

SLTP2%

SD2%

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 5 ]

Page 15: Lkj KKP 2015

[ 6 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Sedangkan keragaan Pegawai KKP tahun 2015 menurut golongan dan kepangkatan adalah sebagai berikut: Golongan IV sebanyak 1.210 orang; Golongan III sebanyak 6.600 orang;

Golongan II sebanyak 2.849 orang dan Golongan I sebanyak 180 orang. Keragaan SDM KPP menurut golongan kepangk atan dan unit kerja Eselon I seperti pada tabel berikut

Gambar 1.4. Keragaan Pegawai Menurut Golongan dan Unit Kerja

Pegawai KKP yang menduduki jabatan

fungsional sampai tahun 2015 berjumlah

3.893 orang atau sekitar 35,91% dari seluruh

pegawai KKP, dengan komposisi per unit

Eselon I sebagai berikut.

Tabel 1.1. Perbandingan Pegawai dan Pejabat Fungsional

Unit Kerja Eselon I Jum. Pegawai Jum. Jabfung % (Jabfung)

Setjen 595 38 6,39 Itjen 210 99 47,14 DJPT 1.492 184 12,33 DJPB 1.524 740 48,56 DJPRL 583 3 0,51 DJPSDKP 1.085 167 15,39 DJPDSPKP 416 88 21,15 Balitbang KP 1.377 719 52,21 BPSDMPKP 1.824 760 41,67 BKIPM 1.735 1.095 63,11 Total 10.841 3.893 35,91

71

339

179

11 39

149

15 1

136

941

383

28

186

911

380

42 58

442

76

1

81

268

63

4

66

683

337

1

261

1,012

491

56

211

830

308

26

106

1,030

588

10

IV III II I

Setjen Itjen DJPT DJPB DJPRL DJPDS DJPSDKP BPSDMPKP Balitbang KP BKIPM

KERAGAAN SDM KP TAHUN 2015 MENURUT GOLONGAN DAN UNIT KERJA

Page 16: Lkj KKP 2015

1.4. Potensi dan Permasalahan

Pembangunan KP

A. Potensi

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km2 (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta km2, luas perairan kepulauan 2,95 juta km2, dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km2). Secara geo-politik Indonesia memiliki peran yang sangat strategis karena berada diantara benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, menempatkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam konteks perdagangan global (the global supply chain system) yang menghubungkan kawasan Asia-Pasifik dengan Australia.

Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 7,3 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI) (Komnas Kajiskan, 2013). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,8 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 5,4 juta ton pada tahun 2013 atau baru 93% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 5,863 juta ton. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa depan.

Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia saat ini yang sudah terpetakan mencapai 25.000 km2 (BIG, 2013). Namun, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat baik hanya sekitar 5,30%, kondisi baik 27,18%, cukup baik 37,25%, dan kurang baik sebesar 30,45% (LIPI, 2012).

Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies

biota terumbu karang. Sumber daya ikan di laut meliputi 37% dari spesies ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut.

Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan dari laut, seperti air laut dalam (deep sea water) masih menjadi tantangan untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/atau pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam, merupakan subsektor kelautan yang belum tergarap secara optimal.

Sementara itu potensi luas areal budidaya air tawar saat ini tercatat 2.830.540 ha, termasuk potensi di perairan umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan 302.130 ha (10,7%). Potensi luas areal budidaya air payau 2.964.331 ha dengan tingkat pemanfaatan 650.509 ha (21,9%). Potensi luas areal budidaya laut saat ini tercatat 12.123.383 ha, dengan tingkat pemanfaatan 325.825 ha (2,7%). Potensi luas areal budidaya rumput laut saat ini tercatat 1,1 juta ha atau 9% dari seluruh luas kawasan potensial budidaya laut yang sebesar 12.123.383 ha. Adapun tingkat pemanfaatannya diperkirakan baru mencapai 25%. Adapun jenis rumput laut yang dimiliki Indonesia tercatat 555 jenis rumput laut.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung untuk pengembangan pakan ikan mandiri guna mengurangi ketergantungan akan pakan pabrikan yang sangat bergantung pada bahan baku impor,

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 7 ]

Page 17: Lkj KKP 2015

dalam hal ini tepung ikan. Data produksi pakan pelet mandiri saat ini tercatat 35.000 ton dari 1,3 juta ton (2,7%) keseluruhan pakan ikan yang digunakan untuk produksi 2,6 juta ton ikan air tawar. Diprediksi pada tahun 2019, dengan target produksi ikan air tawar 6,5 juta ton, dapat dihasilkan 592 ribu ton pakan pelet mandiri dari 5,92 juta ton (10%) dari keseluruhan kebutuhan pakan.

B. Permasalahan

Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan laut di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya perikanan.

Data BPS menunjukan terjadi penurunan rumah tangga perikanan dari 1,6 juta (Hasil Sensus Pertanian 2003) menjadi 800 ribu (Hasil Sensus Pertanian 2013) yang menunjukkan profesi nelayan kurang menarik dan kurang menguntungkan.

Terdapat 115 eksportir seafood yang collapse karena tidak ada bahan baku dan adanya miss-management yang nilainya mencapai USD4-5 miliar. Sementara itu ekspor hasil perikanan Indonesia tercatat nomor 3 di Asia Tenggara padahal Indonesia memiliki luas laut dan potensi sumber daya ikan yang jauh lebih tinggi dibanding negara lain.

Beberapa wilayah perairan laut Indonesia telah mengalami gejala overfishing. Selain itu, praktik-praktik Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing yang terjadi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI), baik oleh kapal perikanan Indonesia (KII) maupun oleh kapal

perikanan asing (KIA) menyebabkan kerugian baik dari aspek sosial, ekologi/lingkungan, maupun ekonomi.

Ancaman IUU Fishing dipicu kondisi sektor perikanan global, dimana beberapa negara mengalami penurunan stok ikan, pengurangan armada kapal penangkapan ikan akibat pembatasan pemberian izin penangkapan sedangkan permintaan produk perikanan makin meningkat. Di sisi lain, kemampuan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia belum memadai. IUU Fishing juga merupakan global crime, tidak saja tindak pidana perikanan tetapi menyangkut perbudakan, perdagangan manusia, penyelundupan hewan, narkoba dan lain-lain.

Masalah perbatasan laut merupakan salah satu kendala dalam pengawasan sumber daya perikanan dan kelautan di wilayah perairan Indonesia. Beberapa perbatasan wilayah dengan negara tetangga belum diselesaikan. Hal ini menjadikan kasus perikanan di wilayah perbatasan belum bisa tuntas, sehingga peran KKP untuk menangani permasalahan tersebut pun perlu ditingkatkan.

Dalam pengembangan perikanan budidaya, masih dihadapkan pada permasalahan implementasi kebijakan tata ruang dan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terbatasnya prasarana saluran irigasi, terbatasnya ketersediaan dan distribusi induk dan benih unggul, kesiapan dalam menanggulangi hama dan penyakit, penyediaan fasilitas kolam dan air yang baik serta permasalahan bahan baku pakan dan kestabilan harga, serta tingginya harga pakan. Rendahnya produktivitas perikanan budidaya juga disebabkan karena struktur pelaku usaha perikanan budidaya adalah skala kecil/tradisional (± 80%), dengan keterbatasan aspek permodalan, jaringan teknologi dan pasar. Disamping itu serangan hama dan penyakit ikan/udang, serta adanya pencemaran yang mempengaruhi kualitas lingkungan perikanan budidaya.

[ 8 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 18: Lkj KKP 2015

Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan mendorong peningkatan kegiatan perdagangan produk kelautan dan perikanan antarnegara maupun antararea di dalam wilayah NKRI. Semakin meningkatnya kegiatan lalu lintas hasil perikanan membawa konsekuensi meningkatnya risiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan berbahaya serta masuknya hasil perikanan yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu diiringi dengan peningkatan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang terpercaya dalam rangka mewujudkan kawasan perikanan budidaya yang bebas hama penyakit ikan berbahaya serta terjaminnya hasil perikanan yang aman untuk konsumsi manusia.

Terkait dengan permasalahan garam, selama ini kebutuhan nasional garam dalam negeri dipenuhi dari impor. Sebagai negara yang memiliki panjang pantai nomor dua di dunia, sudah seharusnya kebutuhan nasional garam dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Saat ini produksi garam nasional belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri baik secara kuantitas maupun kualitas. Importasi garam tidak terkendali mengakibatkan produksi garam rakyat tidak terserap, dan harga jual turun mencapai Rp275-300/kg. Selain itu dikarenakan usaha pengaraman masih tradisional, minimnya infrastruktur, dan tata niaga garam yang belum mendukung.

Permasalahan lain yang dihadapi terkait dengan masih rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan perikanan yang disebabkan antara lain oleh belum optimalnya integrasi sistem produksi di hulu dan hilir, serta masih terbatasnya penyediaan sarana dan prasarana.

1.5. Sistematika Penyajian Laporan

Kinerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LKj KKP Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1) Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.

2) Bab II Perencanaan Kinerja, pada bab ini dibagi per subbab yang berisi perencanaan strategis KKP 2015-2019 dan penetapan kinerja tahun 2015.

3) Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini

dibagi per subbab yang berisi hasil pengukuran kinerja, analisis dan evaluasi capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan KKP tahun 2015.

4) Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan

kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja KKP dan rekomendasi perbaikan kedepan untuk meningkatkan kinerja.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 9 ]

Page 19: Lkj KKP 2015

10

Page 20: Lkj KKP 2015

RPJMN 2015-2019 merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Presiden telah menyatakan bahwa laut adalah masa depan bangsa. Menterjemahkan arahan presiden tersebut, KKP telah menetapkan Renstra KKP tahun 2015-2019 melalui Permen KP nomor 45 tahun 2015 tentang Perubahan Permen KP nomor 25 tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP Tahun 2015-2019.

2.1. Rencana Strategis KKP

2015 -2019

A. VISI

Salah satu misi pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan adalah Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional. Untuk itu Visi KKP yaitu:

“Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional”

B. MISI

Terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP yakni:

Kedaulatan (Sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumber daya

kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.

Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan.

Ketiga hal di atas dilakukan secara bertanggung jawab berlandaskan gotong royong, sehingga saling memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi kepentingan bersama.

C. TUJUAN

Menjabarkan misi pembangunan kelautan dan perikanan, maka tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah:

Kedaulatan (Sovereignty), yakni :

1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

2. Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan.

Keberlanjutan (Sustainability), yakni :

3. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut.

4. Meningkatkan keberlanjutan sumberdaya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya.

5. Meningkatkan daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan perikanan.

Kesejahteraan (Prosperity), yakni :

6. Mengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat.

7. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan perikanan.

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 11 ]

Page 21: Lkj KKP 2015

D. SASARAN STRATEGIS

Dalam penyusunan sasaran strategis, KKP menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif, yakni

stakeholders prespective, customer perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective, sebagai berikut:

Gambar 2.5. Peta Strategi KKP 2015-2019

1. Stakeholders Prespective

Terdiri dari 1 (satu) Sasaran strategis (SS-1), yaitu terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP sebagai indikator kinerjanya:

a) Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan, dengan target 40,5 pada tahun 2015 menjadi 51 pada tahun 2019.

b) Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan, dengan target 7% pada tahun 2015 menjadi 12% pada tahun 2019.

2. Customer Perspective

Terdiri dari 2 (dua) Sasaran Strategis, yaitu Sasaran strategis kedua (SS-2) terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP, dengan indikator kinerja: a) Persentase Kepatuhan (Compliance)

Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku, dengan target 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun 2019.

b) Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri, dengan target 5 pulau pada tahun 2015 menjadi 31 pulau pada tahun 2019.

Sasaran strategis ketiga (SS-3) terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan Indikator Kinerja:

a) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan dengan target 0,20 pada tahun 2015 menjadi 0,65 pada tahun 2019.

b) Nilai Peningkatan Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan target 0,59 pada tahun 2015 menjadi 1,0 pada tahun 2019.

[ 12 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 22: Lkj KKP 2015

c) Produksi perikanan, dengan target 24,12 juta ton pada tahun 2015 menjadi 39,97 juta ton pada tahun 2019.

d) Produksi garam rakyat, dengan target 3,3 juta ton pada tahun 2015 menjadi 4,5 juta ton pada tahun 2019.

e) Nilai ekspor hasil perikanan, dengan target USD 5,86 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 9,54 miliar pada tahun 2019.

f) Konsumsi ikan, dengan target 40,9 kg/kapita/tahun pada tahun 2015 menjadi 54,49 kg/kapita/tahun pada tahun 2019.

g) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP dengan target 5% pada tahun 2015 menjadi 15% pada tahun 2019.

3. Internal Process Perspective

Sasaran strategis pada perspektif ini adalah merupakan proses yang harus dilakukan oleh KKP. Terdiri dari 3 (tiga) Sasaran Strategis, yakni:

a) Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif, dengan indikator kinerja Indeks efektivitas kebijakan pemerintah, dari 6 pada tahun 2015 menjadi 8 pada tahun 2019.

b) Sasaran strategis kelima (SS-5) terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dengan indikator kinerja efektivitas tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan, dari 70% pada tahun 2015 menjadi 95% pada tahun 2019.

c) Sasaran strategis keenam (SS-6) terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif, dengan indikator kinerja:

1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat

waktu dari 56,6% pada tahun 2015 menjadi 83,3% pada tahun 2019.

2) Tingkat Keberhasilan Pengawasan di Wilayah Perbatasan dari 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun 2019.

4. Learning and Growth Perspective

Sebagai input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP, terdapat 4 (empat) sasaran strategis yakni:

a) Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yakni terwujudnya aparatur sipil negara (ASN) KKP yang kompeten, profesional, dan berkepribadian, dengan indikator kinerja Indeks Kompetensi dan Integritas dari 65 pada tahun 2015 menjadi 85 pada tahun 2019.

b) Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yakni tersedianya manajemen pengetahuan yang handal, dan mudah diakses, dengan indikator kinerja persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, dari 40% pada tahun 2015 menjadi 100% pada tahun 2019.

c) Sasaran strategis kesembilan (SS-9) yakni terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima, dengan indikator kinerja nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP dari BB pada tahun 2015 menjadi AA pada tahun 2019.

d) Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yakni terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntable, dengan indikator kinerja:

1) Nilai Kinerja Anggaran KKP dengan target “Baik” pada tahun 2015 menjadi “Sangat Baik” pada tahun 2019;

2) Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan KKP, dengan target Wajar Tanpa Pengecualian

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 13 ]

Page 23: Lkj KKP 2015

2.2. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015

Penetapan Kinerja KKP tahun 2015, secara rinci sebagai berikut: Tabel 2.2. Penetapan Kinerja KKP Tahun 2015

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target

Stakeholder Perspective

1

Terwujudnya kesejahteraan

masyarakat KP

1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 40,50

2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00

Customer Perspective

2

Terwujudnya kedaulatan dalam

pengelolaan SDKP

3 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP

terhadap ketentuan peraturan perundang undangan

yang berlaku (%)

70,00

4 Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri 5,00

3 Terwujudnya pengelolaan SDKP

yang partisipatif, bertanggung

jawab dan berkelanjutan

5 Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan

yang Berkelanjutan (%) 20

6 Nilai peningkatan ekonomi KP (%) 59

7 Produksi perikanan (juta ton) 24,12

8 Produksi garam rakyat (juta ton) 3,30

9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) 5,86

10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 40,90

11 Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (%) 5,00

Internal Perspective

4 Tersedianya Kebijakan

Pembangunan KP yang Efektif

12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 6,00

5 Terselenggaranya Tata Kelola

Pemanfaatan Sumberdaya

Kelautan dan Perikanan yang

Adil, Berdaya Saing dan

Berkelanjutan

13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil,

berdaya saing dan berkelanjutan

70,00

6

Terselenggaranya Pengendalian

dan Pengawasan Sumberdaya

Kelautan dan Perikanan yang

partisipatif

14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara

akuntabel dan tepat waktu (%)/Persentase

penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan

yang disidik, dan dapat dipertanggungjawabkan

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

(%)

82,00

15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah

perbatasan (%)

70,00

Learning and Growth

7 Terwujudnya Aparatur Sipil

Negara (ASN) KKP yang

Kompeten, Profesional, dan

Berkepribadian

16 Indeks kompetensi dan integritas 65,00

8 Tersedianya Manajemen

Pengetahuan yang Handal, dan

Mudah Diakses

17 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem

manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

40,00

9 Terwujudnya Birokrasi KKP yang

Efektif, Efisien, dan Berorientasi

pada Layanan Prima

18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP BB

10

Terkelolanya Anggaran

Pembangunan secara Efisien dan

Akuntabel

19 Nilai kinerja anggaran KKP Baik

(80-90)

20 Opini atas Laporan Keuangan KKP WTP

[ 14 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 24: Lkj KKP 2015

Penetapan kinerja KKP tahun 2015 diimplementasikan melalui 10 program pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut:

1) Program Pengelolaan Perikanan Tangkap.

Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas perikanan tangkap dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pengelolaan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Sertifikasi Awak Kapal Perikanan;

b) Pengelolaan Pelabuhan Perikanan; c) Pengendalian Penangkapan Ikan; d) Pengelolaan Kenelayanan; e) Pengelolaan Sumber Daya Ikan; f) Peningkatan Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Tangkap.

2) Program Pengelolaan Sumber Daya

Perikanan Budidaya.

Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya, dengan sasaran program peningkatan produksi perikanan budidaya (volume dan nilai).

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan;

b) Pengelolaan Perbenihan Ikan c) Pengelolaan Kawasan Perikanan

Budidaya; d) Pengelolaan Pakan Ikan; e) Pengelolaan Produksi Produksi dan Usaha

Pembudidayaan Ikan; f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya.

3) Program Penguatan Daya Saing Produk Perikanan.

Tujuan program adalah meningkatnya produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah, nilai produk hasil perikanan nonkonsumsi, rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional, nilai ekspor hasil perikanan, dan nilai investasi bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dengan sasaran peningkatan produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Penguatan Logistik Hasil Kelautan b) Akses Pasar dan Promosi Hasil Kelautan

dan Perikanan; c) Bina Mutu dan Diversifikasi Produk

Perikanan; d) Bina Mutu dan Diversifikasi Produk

kelautan; e) Investasi dan Keberlanjutan Usaha Hasil

Kelautan dan Perikanan; f) Pengujian Penerapan Hasil Perikanan; g) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Ditjen PDSPKP.

4) Program Pengelolaan Ruang Laut.

Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari, dengan sasaran peningkatan persentase pendayagunaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Perlindungan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut;

b) Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan;

c) Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil; d) Pendayagunaan Pesisir; e) Perencanaan Ruang Laut; f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Ditjen PRL.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 15 ]

Page 25: Lkj KKP 2015

5) Program Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Tujuan program adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan sasaran perairan Indonesia bebas IUU Fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:

a) Pengoperasian Kapal Pengawas; b) Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan

dan Perikanan; c) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya

Kelautan; d) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya

Perikanan; e) Pemantauan Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan dan Peningkatan Insfrastruktur Pengawasan;

f) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen PSDKP.

6) Program Penelitian dan Pengembangan

IPTEK Kelautan dan Perikanan.

Tujuan program ini adalah menyiapkan ilmu, pengetahuan dan teknologi sebagai basis kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran termanfaatkannya Iptek hasil penelitian dan pengembangan oleh para pemangku kepentingan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan;

b) Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan;

c) Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan;

d) Penelitian dan Pengembangan Iptek Instrumentasi Kelautan dan Perikanan;

e) Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya laut dan Pesisir;

f) Pengelolaan Inovasi dan Alih Teknologi KP; g) Penelitian Kewilayahan dan Klimat

Kelautan dan Perikanan h) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

7) Program Pengembangan Sumber Daya

Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan.

Tujuan program adalah meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kompetensi SDM kelautan dan perikanan.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pelatihan Kelautan dan Perikanan; b) Pendidikan Kelautan dan Perikanan; c) Penyuluhan dan Pemberdayaan

Masyarakat Kelautan dan Perikanan; d) Peningkatan Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPSDMPKP.

8) Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

Tujuan program adalah lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan sasaran yaitu meningkatnya lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pembinaan dan Penerapan Sistem Perkarantinaan dan Keamanan Hayati Ikan;

b) Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;

c) Pengendalian Sistem Perkarantinaan Ikan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;

d) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKIPM.

[ 16 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 26: Lkj KKP 2015

9) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP.

Tujuan program adalah meningkatkan pengendalian akuntabiltas kinerja pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran program meningkatnya prosentase capaian kinerja pembangunan KP.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat I dan Pelaksana Pembangunan KP;

b) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat II dan Pelaksana Pembangunan KP;

c) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat III dan Pelaksana Pembangunan KP;

d) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat IV dan Pelaksana Pembangunan KP;

e) Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Mitra Inspektorat V dan Pelaksana Pembangunan KP;

f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen KKP.

10) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP.

Tujuan program adalah meningkatkan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kesesuaian pelaksanaan dukungan manajerial.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a) Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP;

b) Pengelolaan Kepegawaian KKP; c) Pengelolaan Keuangan KKP; d) Pengelolaan Perencanaan, Penganggaran,

Kinerja dan Pelaporan KKP; e) Pengelolaan Administrasi dan Pelayanan

Penunjang Pelaksanaan Tugas KKP; f) Perumusan Kebijakan Kelautan; g) Pengelolaan Kerja Sama KP dan Hubungan

Masyarakat; h) Pengelolaan Data Statistik dan Informasi

KP; i) Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan

Perikanan.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 17 ]

Page 27: Lkj KKP 2015

18

Page 28: Lkj KKP 2015

3.1 Pengukuran Kinerja KKP Tahun

2015

Capaian kinerja KKP tahun 2015 sudah baik, hal ini ditandai dengan capaian NPSS (Nilai Pencapaian Sasaran Strategis) dalam sistem BSC dengan nilai 110,84%. Selanjutnya KKP telah menjalankan Knowledge management

yang dapat meningkatkan efektifitas organisasi KKP, yakni antara lain sudah ada sistem yang berlanjut, timbulnya inovasi-inovasi baru, penggunaan teknologi informasi (IT) dengan tujuan penyebaran pengetahuan ke pegawai/staf unit organisasi. Dalam mengelola kinerjanya KKP telah menggunakan BSC sebagai tools dan didukung sistem pelaporan melalui www.kinerjaku.kkp.go.id.

Gambar 3.6. Capaian Peta Strategis KKP Tahun 2015

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 19 ]

Page 29: Lkj KKP 2015

Tabel 3.3. Capaian Sasaran Strategis KKP Tahun 2015

No Sasaran Strategis Capaian (%)

1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP 119,79

2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP 109,22

3. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan

86,76

4. Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif 120,00

5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan

120

6. Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang profesional dan partisipatif

120

7. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian

104,26

8. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntable 117,20

9. Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima 100,73

10. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel 100,19

Tidak tercapainya SS Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, disebabkan tidak tercapainya empat indikator

yakni: Produksi perikanan, Produksi garam rakyat, peningkatan Nilai Ekspor dan Peningkatan PNBP sektor KP.

Gambar 3.7. Dashboard capaian IKU pada sistem aplikasi pengelolaan kinerja (SAPK) KKP

[ 20 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 30: Lkj KKP 2015

Tabel 3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015

NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

Stakeholder Perspective 1

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP

1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP

40.50 49,88 124,70

2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%)

7.00 8,37 119,57

Customer Perspective 2

Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP

3 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%)

70.00 82,91 118,44

4 Jumlah pulau-pulau kecil yang Mandiri

5 5 100

3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan

5 Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan

20% 33% 165

6 Nilai peningkatan ekonomi KP

59% 72% 122,03

7 Produksi perikanan (juta ton)

24,20 23,99 99,13

Produksi Perikanan Tangkap 6,30 6,52 103,51 Produksi Perikanan

Budidaya 17,90 17,47 97,60

8 Produksi garam rakyat (juta ton)

3,30 2,91 88,18

9 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar)

5,86 3,95*) 67,41

10 Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 40.90 41,11*) 100,51 11 Persentase peningkatan

PNBP dari sektor KP (%) 105

(kenaikan 5%)

48,83 46,51

Internal Perspective 4 Tersedianya Kebijakan

Pembangunan KP yang Efektif

12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah

6.00 8,1 135,00

5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan

13 Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan

70,00 87,00 124,28

6

Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif

14 Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu (%)

56,6 93,29 164,82

15 Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%)

70 95,75 136,79

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 21 ]

Page 31: Lkj KKP 2015

Lanjutan Tabel 3.4. Capaian IKU KKP Tahun 2015

NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

Learn and Growth Perspective

7 Terwujudnya Aparatur

Sipil Negara (ASN) KKP

yang Kompeten,

Profesional, dan

Berkepribadian

16 Indeks kompetensi dan

integritas

65 91,75 141,15

8 Tersedianya

Manajemen

Pengetahuan yang

Handal, dan Mudah

Diakses

17 Persentase unit kerja

yang menerapkan

sistem manajemen

pengetahuan yang

terstandar (%) (KM)

(rata2 dari Eselon I)

40% 46,88% 117,19

9 Terwujudnya Birokrasi

KKP yang Efektif,

Efisien, dan

Berorientasi pada

Layanan Prima

18 Nilai Kinerja Reformasi

Birokrasi KKP

BB

(70-80)

BB (70,51) 100

10

Terkelolanya Anggaran

Pembangunan secara

Efisien dan Akuntable

19 Nilai kinerja anggaran

KKP

Baik

(80-90)

Baik

(80,30)

100

20 Opini atas Laporan

Keuangan KKP (Tahun

2014)

WTP WTP 100

*) Ket. Data sementara

[ 22 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 32: Lkj KKP 2015

3.2 Analisis dan Evaluasi Kinerja

Analisis dan evaluasi kinerja KKP dilakukan dengan mengukur kinerja mulai dari Learning and Growth Perspective sebagai input atau modal organisasi yang harus dimiliki KKP, hasil capaian Learning and Growth Perspective akan memberikan capaian pada Internal Proces Perspective yang merupakan bisnis proses di lingkup organisasi KKP. Selanjutnya akan memberikan hasil kinerja output yang ditunjukan dalan indikator kinerja di Costumer Perspective, yang pada akhirnya akan memberikan outcome atau dampak pada capaian kinerja di Stakeholder Perspective.

Pengukuran capaian kinerja KKP berurutan dimulai dari Learning and Growth Perspective, Internal Proces Perspective, Costumer Perspective, dan Stakeholder Perspective.

3.2.1 Learning and Growth Perspective

Perspektif ini merupakan input atau modal organisasi yang harus dimiliki KKP untuk dapat menghasilkan output pada capaian Internal Proces Perspective. Untuk mengukur tingkat keberhasilannya digunakan indikator Indeks Kompetensi dan Integritas.

A. Sasaran Strategis: Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian.

Indeks Kompetensi dan Integritas

Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan, sedangkan integritas adalah kecenderungan untuk sikap yang patuh pada aturan dan norma. Variabel yang digunakan untuk mengukur indeks kompetensi adalah hasil assesement sedangkan variable integritas pegawai di KKP yaitu nilai SKP, tingkat kehadiran dan kepatuhan penyampaian Laporan Hasil

Kekayaan Aparatur Sipil Negara/Pejabat Negara (LHKASN/LHKPN). Untuk lingkup KKP indeks kompetensi dan integritas pegawai di tahun 2015 capaiannya seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.5. Indeks kompetensi dan integritas

Nama IKU Target

(%)

Realisasi

(%) %

Indeks

Kompetensi dan

Integritas

65,00 91,75 141,15

Dari target 88%, dapat terealisasi 92,33, nilai tersebut diperoleh dari 392 pegawai yang diasesmen, dengan nilai variabel penilaian asesmen sebesar 94% yang mencerminkan tingkat kesenjangan pegawai yang diasesmen terhadap jabatan yang diduduki sangat rendah. Variabel capaian kinerja individu (SKP) sebesar 80,30% ini menggambarkan bahwa kinerja individu masih dalam kriteria baik. Variabel kehadiran pegawai sebesar 95% ini menggambarkan tingkat kehadiran pegawai sangat baik. Variabel LHKASN/LHKPN sebesar 100% ini terlihat dari jumlah 392 pegawai yang telah melaporkan harta kekayaannya dari total pegawai yang telah mengikuti asesmen. Penghitungan Indeks dapat dilihat pada lampiran 2.

Dibandingkan dengan tahun lalu yang diukur tingkat kesenjangan kompetensi pegawai saja dengan nilai kesenjangan sebesar 6,59%, tahun ini sudah mengagregasi dari 4 variabel seperti diatas, sehingga capaiannya tidak dapat dibandingkan.

Jika dibandingkan antara realisasi sebesar 92,33% dengan target jangka menengah sebesar 94%, hanya perlu sediit peningkatan untuk mencapai nilai tersebut seperti meningkatkan kompetensi pegawai dan capaian kinerja individu, kondisi ini artinya

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 23 ]

Page 33: Lkj KKP 2015

kompetensi dan integritas ASN lingkup KKP sudah berorientasi pada aturan yang mengikat.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP pada tahun 2015, yaitu:

a) Pelaksanaan assesment dan penilaian kompetensi untuk Jabatan Administrator setara Eselon III dan Jabatan Pengawas setara Eselon IV serta beberapa Jabatan fungsional tertentu/umum (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara).

b) Pengukuran kinerja individu pegawai secara berkala mulai dari tingkat Eselon I sampai tingkat staf/pelaksana dengan sistem aplikasi e-SKP.

c) Tingkat kehadiran sebagai salah satu komponen penghitungan tunjangan kinerja.

B. Sasaran Strategis: Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses.

Pada sasaran ini terdapat satu indikator sebagai ukuran keberhasilannya, yakni:

Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar.

Dalam mengukur indikator ini menggunakan aplikasi Manajemen Pengetahuan, dengan tujuan setiap user (pegawai) memiliki akses untuk mendistribusikan dan menerima informasi sehingga diharapkan setiap individu di lingkup KKP memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang dibagikan. Di tahun 2015 dari target 40% dapat terealisasi 40% sehingga capaian 100%, nilai tersebut diperoleh dari jumlah Unit Kerja lingkup KKP yang telah mengintegrasikan user manajemen pengetahuan dalam penggunaan aplikasi berbagi informasi dan data. Indikator Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar ini merupakan indikator baru.

Tabel 3.6. Capaian Indikator unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar

Nama IKU Target

(%) Realisasi

(%) %

Unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

40 40 100

Jika dibandingkan antara realisasi target akhir

RPJMN 2015-2019 sebesar 100% posisi saat ini

sudah mencapai 40%.

C. Sasaran Strategis: Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima.

Untuk mencapai sasaran ini dicapai melalui satu indikator yaitu Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP.

Nilai kinerja RB KKP diperoleh dari Indeks RB hasil penilaian Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

Di tahun 2015 dari target nilai BB (70-80) dapat terealisasi BB (70,51) atau capaiannya 100,73%, nilai tersebut diperoleh dari penilaian atas RB KKP oleh Kemen PAN-RB sesuai surat nomor B.3193.1/M.PANRB/09/2015, tanggal 30 September 2015, perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, nilai tersebut masuk dalam kategori BB atau kategori tercapai 100%.

Tabel 3.7. Nilai Kinerja RB KKP

Nama Indikator

2015

Target Realisasi Capaian

Nilai Kinerja RB KKP

BB (70-80) BB (70,51) 100,73%

[ 24 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 34: Lkj KKP 2015

KKP telah melakukan langkah-langkah dalam rangka meningkatkan nilai kinerja RB sebagai berikut:

a. Penataan Organisasi dan SDM Aparatur KKP: Telah ditetapkan Permen KP 23/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP Pelaksanaan pengisian JPT Madya dan

Pratama serta Administrator dan Pengawas dengan sistem seleksi tertulis, yang telah memperoleh surat penghargaan dari Kementerian PAN dan RB.

Pelaksanaan assesment dan penilaian kompetensi untuk Jabatan Administrator setara Eselon III dan Jabatan Pengawas setara Eselon IV serta beberapa Jabatan fungsional tertentu/umum (sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara).

KKP mendapatkan BKN Award tahun 2015 atas keaktifan, ketepatan, kecepatan input dan validasi data usulan kenaikan pangkat melalui aplikasi Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK).

b. Penataan Kinerja dan Keuangan: Telah diterbitkan Permen KP Nomor 45

Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri KP nomor 25 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP 2015 – 2019.

Nilai akuntabilitas kinerja KKP mendapat kategori A dengan nilai 80,76.

Opini BPK atas Laporan Keuangan (LK) KKP tahun 2014 dengan predikat WTP.

c. Penyelesaian Peraturan Perundangan telah menghasilkan sebanyak 3 Peraturan Pemerintah, 3 Peraturan Presiden, 43 Peraturan Menteri KP dan 127 Keputusan Menteri KP.

d. Pelayanan Publik telah dihasilkan: Penetapan Unit Kerja dengan predikat

WBK (Wilayah Bebas Korupsi) untuk PPN Pemangkat.

Percepatan pelayanan perizinan. Peringkat ke-1 K/L Hemat Energi dan Air Predikat Green Building Gedung Kantor

KKP GMB 4.

e. Pengelolaan Data Statistik dan Kehumasan telah menghasilkan: KKP termasuk dalam 10 Besar K/L

penerima penghargaan Keterbukaan Informasi Publik

KKP menerima BPS Award untuk pemanfaat data terbanyak.

f. Penanganan gugatan hukum telah menghasilkan: Yudicial Review sebanyak 3 gugatan (2

menang, 1 proses) Kasus Perdata sebanyak 2 gugatan (1

menang, 1 proses) Kasus Perkara Pengadilan Tata Usaha

Negara sebanyak 5 kasus (2 menang, 3 proses)

Pra Peradilan sebanyak 1 kasus menang.

Upaya untuk meningkatkan nilai kinerja RB KKP dapat dilakukan antara lain melalui: a. Keterlibatan seluruh pimpinan secara aktif

dan berkelanjutan dalam pelaksanaan RB b. Melakukan assesment dan pengembangan

kompetensi pegawai secara menyeluruh c. Menjadikan penilaian kinerja individu dan

capaian kinerja individu sebagai dasar pemberian tunjangan kinerja kepada seluruh pegawai;

d. KKP perlu lebih memperhatikan proses bisnis kegiatan utama agar dapat dipetakan seluruhnya sesuai dengan tugas dan fungsi, kemudian dijabarkan ke dalam SOP yang disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektifitas birokrasi.

e. Melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan whistle blowing

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 25 ]

Page 35: Lkj KKP 2015

system, penanganan benturan kepentingan secara berkala;

f. Menindaklanjuti hasil evaluasi penanganan benturan kepentingan secara optimal, sehingga penyalahgunaan wewenang, perangkapan jabatan, hubungan afiliasi, gratifikasi, ataupun kelemahan sistem organisasi dapat terpantau.

g. Menyajikan secara transparan tindak lanjut pengelolaan pengaduan pelayanan dari masyarakat, serta menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan secara menyeluruh.

D. Sasaran Strategis: Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan Akuntabel.

1) Nilai Kinerja Anggaran KKP.

Nilai Kinerja Anggaran diperoleh dari perhitungan aspek implementasi yang terdiri dari penyerapan anggaran, konsistensi, capaian keluaran dan tingkat efisiensi. Penilaian ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L.

Dari target 80% dapat terealisasi 81,40%, nilai tersebut diperoleh dari nilai aspek implementasi dan aspek manfaat. Aspek implementasi bobot 33,3% nilainya 83,05 diperoleh dari: Penyerapan Anggaran (WP) =8,44%; Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi(WK)=10,70%); Pencapaian Keluaran (WPK) =36,75% dan Efisiensi (WE) =27,60%.

Aspek manfaat bobotnya 66,70%, Pengukuran Capaian Hasil, dilakukan dengan membandingkan realisasi IKU dengan target IKU. Nilai kinerja aspek manfaat diperoleh dari hasil perkalian antara nilai hasil pengukuran Capaian Hasil dengan bobot kinerja aspek manfaat.

Tabel 3.8. Nilai Kinerja Anggaran KKP di tahun 2015

Indikator Target Realisasi %

Nilai kinerja

anggaran KKP 80-90% 81,40% 101,75%

Kedepan untuk peningkatan kinerja anggaran agar dilakukan:

Penyampaian capaian out put secara berkala (bulanan) oleh seluruh Satker pengelola APBN KKP di tahun berjalan.

Penyusunan target penyerapan anggaran dilakukan secara detail sehingga gap antara penyerapan dengan rencana penarikan semakin kecil.

2) Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014

Pada tahun 2015 KKP mendapat Opini WTP dengan paragraf penjelasan dari Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan TA.2014. belum tercapainya target LK KKP tahun 2015 mendapat opini WTP murni, dikarenakan:

Piutang bukan pajak senilai Rp.27.072.772.925,00 pada neraca KKP Per 31 Desember 2014 belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Aset Tak Berwujud (ATB) senilai Rp.52.047.993.596,00 pada neraca KKP per 31 Desember 2014 belum sepenuhnya memperhitungkan biaya atas ATB tersebut.

Tabel 3.9. Opini BPK atas LK KKP Tahun 2014

Indikator Target Realisasi %

Opini BPK

atas LK KKP WTP WTP DPP 90

[ 26 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 36: Lkj KKP 2015

3.2.2 Internal Process Perspective

Internal Process Perspective merupakan bisnis proses dilingkup Unit Kerja KKP untuk menghasilkan output guna mendukung capaian kinerja di level Customer Perspective.

E. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan.

Hanya terdapat satu indikator dalam sasaran ini yaitu:

Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan.

Nilai indikator tersebut merupakan indikator baru yang penilaiannya terdiri dari tiga aspek, yaitu: (i). Tata kelola, (ii). Biofisik dan (iii) Sosial Ekonomi.

Tabel 3.10. Kinerja Efektifitas Tatakelola SDKP

Nama IKU Target

(%)

Realisasi

(%) %

Efektivitas tata kelola pemanfaatan SDKP

70 82 117,14

Realisasi indikator pembentuk kinerja efektifitas tatakelola SDKP di tahun 2015 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.11. Indikator pembentuk kinerja

Efektifitas Tatakelola SDKP

No Indikator Pembentuk Realisasi

1. Jumlah hasil litbang KP yang

terekomendasi untuk masyarakat

dan/atau industri

12

2. Utilitas UPI 70

3. Jumlah rekomendasi dan inovasi

Litbang yang diusulkan untuk

menjadi bahan kebijakan

21

4. Sertifikat Pembudidaya CBIB, 10672

5. Sertifikat HACCP, 1451

6. Sertifikat SKP, 1084

7. Sertifikat CKIB 104

8. Sertifikat CPIB 625

9. Jumlah resolusi dan CMM RFMO

yang di implementasikan

3

10. Jumlah Lokasi kawasan laut,

wilayah pesisir yang memiliki

rencana zonasi dan/atau

masterplan, bussiness plan, yang

ditetapkan menjadi peraturan

perundangan

46

11. Jumlah Rancangan Standar

Nasional Indonesia (RSNI) dan

sertifikasi dari inovasi alat

penangkap standar dan sertifikasi

dari inovasi kapal perikanan, alat

penangkap ikan dan alat bantu

penangkap ikan yang dihasilkan.

23

Nilai indikator kinerja efektifitas tatakelola SDKP diperoleh dengan cara membandingkan realisasi komponen pembentuk dengan nilai rujukan sesuai dengan indikator.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 27 ]

Page 37: Lkj KKP 2015

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan KKP untuk mencapai kinerja tersebut antara lain:

a. Menjaga keberlanjutan sumber daya lobster, kepiting dan rajungan: Ditetapkannya Permen KP No. 1 Tahun

2015 yakni pembatasan penangkapan tiga spesies perikanan penting yakni Lobster Panulirus spp.), Kepiting (Scyla spp.), dan Rajungan (Portunus pelagicus spp.).

KKP telah melakukan pelepasliaran ke alam terhadap lobster, kepiting dan rajungan bertelur dan ukuran tertentu yang ditangkap oleh nelayan di beberapa lokasi (utamanya di Bali dan NTB).

b. Perlindungan terhadap penyu: KKP telah mengeluarkan Surat Edaran

Kepada Gubernur, Bupati/Walikota, Kepala Dinas KP Provinsi dan Kab/Kota, UPT lingkup KKP nomor 526/MEN-KP/VIII/2015 tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh, dan atau Produk Turunannya. 6 species yang dilindungi yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmocheyls imbricata), Penyu Tempayan (Caretta caretta), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Ridel/Abu-abu (Lepidochelys olivacea), Penyu Pipih (Natator depressa).

c. Menjaga ekosistem sumber daya ikan untuk penghidupan nelayan: Telah dikeluarkannya Permen KP

nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di WPP Negara Republik Indonesia.

Melakukan penindakan upaya markdown ukuran kapal melalui pengukuran ulang kapal dan KKP membuka gerai perizinan di 4 lokasi.

d. Menjaga keberlangsungan stok ikan tuna untuk nelayan Indonesia dan pasokan dunia: Menerbitkan Permen KP nomor 4

Tahun 2015 tentang Larangan Penangkapan Ikan di WPP-NRI 714 (Laut Banda) pada bulan Oktober s.d. Desember.

e. Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) untuk menjamin ketersediaan dan stabilitasi harga: Implementasi SLIN koridor Sulawesi-

Jawa untuk komoditas ikan pelagis kecil yang umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pindang dan konsumsi ikan masyarakat.

Pembangunan cold storage 300 ton di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, 400 ton di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Lamongan dan 1.500 ton di PPS Nizam Zachman Jakarta.

f. Konservasi spesies ikan hiu telah dikeluarkan Permen KP nomor 59/PERMEN-KP/2014 tentang Larangan Pengeluaran Ikan Hiu Koboi (Carcharhinus longimanus) dan Ikan Hiu Martil (Sphyrna spp.) dari Wilayah Negara Republik Indonesia ke luar Wilayah Negara Republik Indonesia.

g. Pengendalian daya dukung ekosistem terhadap usaha budidaya di perairan umum dengan diantaranya melakukan kajian jumlah budidaya keramba yang ideal agar tidak mencemari waduk.

h. Rehabilitasi ekosistem dan pengelolaan kawasan konservasi. Melakukan Rehabilitasi Kawasan Pesisir Pantura Jawa, pada tahun 2015 dibangun 2,64 km sabuk pantai, 14,16 km rekayasa hybrid dan penanaman 3,6 juta batang mangrove.

[ 28 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 38: Lkj KKP 2015

F. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif.

Pada sasaran ini untuk mengukur keberhasilan digunakan 2 (dua) indikator. 1) Persentase penyelesaian tindak pidana KP

secara akuntabel dan tepat waktu .

Pada Tahun 2015 terdapat 198 kasus tindak pidana kelautan dan perikanan. Dari kasus tersebut, sebanyak 9 kasus dalam tahap pemeriksaan pendahuluan, 39 kasus direkomendasikan untuk diberikan pembinaan/sanksi administrasi, 149 kasus ditindaklanjuti pemberkasan penyidikan dengan tahapan: 10 kasus masih dalam proses penyidikan P19, 2 kasus P21, 15 kasus masuk tahap II, 12 kasus masih dalam proses persidangan, 5 kasus banding, 9 kasus kasasi, dan 96 kasus sudah memiliki keputusan berkekuatan hukum tetap (inkrach).

Tabel 3.12. Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang disidik.

2) Tingkat keberhasilan pengawasan di

wilayah perbatasan (%).

Tabel 3.13. Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan.

Untuk mengukur indikator ini dilakukan

melalui jumlah rata-rata capaian dua indikator

pembentuk yaitu:

Tabel 3.14. Indikator pembentuk Tingkat

keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%).

Kegiatan KKP yang telah dilakukan untuk mendukung tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan, antara lain yaitu:

a. Dilakukan pelepasliaran ke alam sebanyak 73.845 ekor kepiting 418.049 ekor lobster, 6.510 ekor kura-kura moncong babi (masuk dalam CITES).

b. KKP telah melakukan penolakan-penolakan terhadap: Pengiriman komoditas lobster beku

sebanyak 763 kg; kepiting soka sebanyak 110.686 ekor dan rajungan beku sebanyak 2.970 ekor.

Ekspor sirip hiu koboi sebanyak 2.336 kg dan frozen shrimp, salted jellyfish, dll sebanyak 26 shipment/36 kontainer

Pemasukan teri dari Malaysia sebanyak 3.306 kg.

Ekspor ilegal mutiara sebanyak 114 kg.

Indikator Kinerja Utama

Target Realisasi %

Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang akuntabel dan tepat waktu

82 93,29 113

Indikator Kinerja Utama

Target Realisasi %

Tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%)

70 95,75 136,79

Indikator pembentuk Target Realisasi %

1. Persentase

penyakit ikan

eksotik yang

dicegah masuk ke

dalam wilayah RI

100 100 100

2. Tingkat

keberhasilan

pemberantasan

dan

penanggulangan

pelanggaran

karantina ikan

576 572 91,5

Rata-rata 95,75

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 29 ]

Page 39: Lkj KKP 2015

3.2.3 Customer Perspective

Pada level customer perspective ini memuat 4 (empat) sasaran KKP yang diurai menjadi 9 indikator.

G. Sasaran Strategis: Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP.

Terdapat 2 (dua) indikator sebagai ukuran keberhasilan dengan uraian prestasi kinerja sebagai berikut. 1) Persentase kepatuhan (compliance)

pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%).

Capaian IKU ini sebesar 82,35% dari target sebesar 70% (persentase capaian 117%). IKU tersebut merupakan indikator kinerja baru didalam Renstra KKP 2015-2019. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 87%, capaian tahun 2015 sebesar 82,35% menunjukkan bahwa target kepatuhan sampai dengan periode Renstra sangat dimungkinkan akan tercapai.

Tabel 3. 15. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku (%).

Nama IKU Target Realisasi % Capaian

Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP (%)

70 82,35 117%

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP untuk mendukung capaian IKU tersebut adalah: a. Pemantauan kapal perikanan melalui

Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP)/Vessel Monitoring System (VMS).

b. Operasi Kapal Pengawas di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI). Pada tahun 2015, operasi kapal pengawas dalam rangka Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) telah dilakukan di seluruh WPP-NRI dengan rata-rata hari operasi sebanyak 277 hari layar di wilayah barat dan 257 hari layar di wilayah timur.

c. Penindakan hukum yang telah dilakukan oleh KKP berupa: Penenggelaman kapal ilegal sebanyak

113 kapal. Pemeriksaan 23.041 kapal. Penyelesaian 198 kasus pelanggaran. Pemulangan sebanyak 1.020 ABK

Asing atas kasus perbudakan di Benjina ke negara asal.

Pemulangan sebanyak 64 nelayan RI karena melakukan pelanggaran di negara lain.

157 unit Kapal Ilegal telah ditangkap. d. Pembangunan sarana pengawasan berupa

4 unit Kapal pengawas 60 meter, 4 unit Kapal Pengawas 32 meter, 20 unit Speedboat, 20 unit Rubber Boat, 1 Pusat Pengendalian (Puskodal) pengawasan terintegrasi. Juga dilakukan pembinaan kepada 1.488 Pokmaswas dan diangkat sebanyak 60 PPNS Perikanan dan 100 Polsus PWP3K.

[ 30 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 40: Lkj KKP 2015

2) Jumlah Pulau-Pulau Kecil (PPK) yang Mandiri.

Pulau-pulau kecil yang mandiri adalah pulau-pulau kecil yang diupayakan untuk mampu memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan yang ada melalui pengembangan sentra kelautan dan perikanan terpadu berbasis pulau-pulau kecil sehingga diharapkan dapat menciptakan peluang investasi, meningkatkan produksi perikanan tangkap, meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya di pulau-pulau kecil, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau kecil. Target jumlah PPK yang mandiri di Tahun 2015 adalah sebanyak 5 pulau, dan telah terealisasi 5 pulau (100%).

Tabel 3.16. Jumlah PPK yang Mandiri

Nama IKU Target Realisasi %

Jumlah PPK yang Mandiri

5 5 100%

Tabel 3.17. Daftar PPK yang Mandiri

No. Nama Pulau

Kabupaten/Kota Provinsi

1 Simeulue Simeulue Aceh 2 Bunguran Natuna Kepulauan

Riau 3 Sangihe Kepulauan

Sangihe Sulawesi Utara

4 Yamdena Maluku Tenggara Barat

Maluku

5 Kolepon Merauke Papua

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP untuk pengembangan PPK yang mandiri yaitu Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di PPK dan/atau kawasan perbatasan yang melibatkan seluruh Eselon I KKP, K/L lain, Pemerintah Daerah, BUMN dan masyarakat.

H. Sasaran Strategis: Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan

Terdapat 7 (tujuh) indikator yang mendukungnya seperti diuraikan sebagai berikut.

1) Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan

Perikanan yang Berkelanjutan: Tabel 3.18. Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang

Berkelanjutan

Nama IKU Target Realisasi %

Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan

20% 33% 165

Tabel 3.19. Komponen pembentuk Nilai Pengelolaan Wilayah KP yang Berkelanjutan

No. Indikator Pembentuk

Target Realisasi %

1. Jumlah WPP yang dikelola sesuai RPP

2 2 100

2. Jumlah kawasan konservasi perairan, pesisir dan PPK yang meningkat efektifitas pengelolaannya

17 17 100

3. Jumlah kawasan pesisir rusak yang pulih kembali

50 50 100

4. Jumlah WPP yang terpetakan potensi SDKP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan

3 3 100

5. Luas kawasan konservasi (juta ha)

16,5 17,3 104,84

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 31 ]

Page 41: Lkj KKP 2015

Dengan kegiatan pendukung yang sudah

dilakukan oleh KKP yaitu:

a. Pemetaan potensi sumberdaya KP di 3

WPP untuk pengembangan ekonomi

kelautan yang berkelanjutan.

b. Peningkatan efektifitas pengelolaan 17

kawasan konservasi perairan pesisir, dan

pulau-pulau kecil di kawasan konservasi.

Tabel 3.20. Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK yang Meningkat Efektivitas Pengelolaannya

c. Pemulihan kembali kawasan pesisir rusak

melalui upaya rehabilitasi, peningkatan

ketangguhan, dan pengendalian

pencemaran.

d. Pengelolaan WPP sesuai Rencana Pengelolaan Perikanan sebanyak 3 (tiga), yakni:

WPP 718 mencakup wilayah Laut Aru, Laut Arafuru dan Laut Tomini bagian Timur yang telah pengelolaannya telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 54 Tahun 2014 tentang Rencana Pengelolaan WPPNRI 718

Gambar 3.8. WPP 718

No Level Status Lokasi Kawasan

1. Emas 1. TWP Kepulauan Anambas, Kepri 2. Perak 2. TWP Pulau Pieh, Sumbar

3. TWP Gili Matra (Meno, Aer, Trawangan), NTB, 4. TWP Kep Kapoposang, Sulawesi Selatan, 5. TWP Pulau Padaido, Papua, 6. TNP Laut Sawu, NTT, 7. TNP Laut Banda, Maluku, 8. SAP Kepulauan Aru Bagian Tenggara, Maluku, 9. SAP Raja Ampat, Papua Barat 10. SAP Waigeo Sebelah Barat, Papua 11. KKPD Sabang, NAD 12. KKPD Sukabumi, Jabar 13. zKKPD Batang, Jawa Tengah 14. KKPD Nusa Penida, Klungkung Bali 15. KKPD Alor, NTT 16. KKPD Raja Ampat, Papua Barat

3 Perunggu 17. KKPD Selayar, Sulawesi Selatan

[ 32 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 42: Lkj KKP 2015

WPP 716 mencakup wilayah Laut Sulawesi sebelah utara Pulau Halmahera yang persentase

implementasi rencana aksinya mencapai 80 persen

Gambar 3.9. WPP 716

WPP 573 mencakup perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa hingga sebelah selatan Nusa Tenggara, Laut

Sawu dan Laut Timor bagian barat yang persentase implementasi rencana aksinya mencapai 81,25 persen

Gambar 3.10. WPP 573

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 33 ]

Page 43: Lkj KKP 2015

Pengelolaan kawasan konservasi pada tahun 2015 seluas 17.3 juta ha atau 173.027 km2, dimana capaiannya melebihi target (108,44%) dari target seluas 16,5 juta Ha atau 165.000 km2. Kawasan konservasi ini merupakan luasan kumulatif dari tahun-tahun sebelumnya.

Pencapaian target ini dicapai oleh penambahan luas kawasan konservasi perairan sebesar 851.670 ha atau 8.516,7 km2. Rincian penambahan luas kawasan konservasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.21. Luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan PPK di Indonesia Tahun 2015

No Kawasan Konservasi Jumlah Kawasan Luas

(Ha)

1 Dikelola Kemenhut 32 4.694.947,55

Taman Nasional Laut 7 4.043.541,30

Taman Wisata Alam Laut 14 491.248,00

Suaka Margasatwa Laut 5 5.678,25

Cagar Alam Laut 6 154.480,00

2 Dikelola KKP dan Pemda 122 12.607.800,23

Taman Nasional Perairan 1 3.355.352,82

Suaka Alam Perairan 3 445.630,00

Taman Wisata Perairan 6 1.541.040,20

Kawasan Konservasi Perairan Daerah 112 7.265.777,21

Jumlah Total 154 17.302.747,78

[ 34 ] Laporan Kinerja KKP 2015

ZONA INTI

ZONA PERIKANAN BERKELANJUTAN

Page 44: Lkj KKP 2015

2) Nilai Peningkatan Ekonomi KP.

Sumberdaya KP sama dengan asset yang memiliki nilai ekonomi, karena akan menghasilkan arus barang dan jasa berbagai bentuk yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi baik subsisten maupun yang komersial. Nilai indikator Kinerja Peningkatan Ekonomi KP diperoleh dengan cara membandingkan realisasi komponen pembentuk (tabel 3.23) dengan nilai rujukan sesuai dengan indikator, yaitu nilai investasi, dan intervensi modal

(contohnya penyaluran kredit). Pada tahun 2015 capain kinerjanya sebagai berikut.

Tabel 3.22. Nilai peningkatan KP

Nama IKU Target Realisasi %

Peningkatan Nilai

Ekonomi KP 59% 72% 122,03

Peningkatan nilai ekonomi KP dari investasi

dan intervensi modal melalui penyaluran

kredit di tahun 2015 sebagai berikut

Tabel 3.23. Indikator pembentuk Nilai ekonomi KP Tahun 2015

No Indikator pembentuk Realisasi Nilai

(Rp. Triliun)

Capaian

(%)

1. Nilai investasi PDS 4,43 138.44

2. Nilai investasi PB (kumulatif) 23,5 100.01

3. Nilai investasi bidang PRL 0,53 27.00

4. Nilai investasi bidang PT 27,99 139.95

5. Jumlah penyaluran kredit bidang PT 1.28 151.00

6. Jumlah penyaluran kredit bidang PB 0,21 154.52

7. Jumlah penyaluran kredit bidang PDS 0,32 100.06

8. Nilai ekspor

(USD miliar) 3,95*) 67,41%

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam mendukung peningkatan nilai ekonomi KP adalah:

a. Investasi bidang perikanan antara lain adalah: (i) penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan sejumlah 8.020 bidang dan Sertifikat Hak Atas Tanah (Sehat) Nelayan sebanyak 11.697 bidang (ii) Temu Nasional yang bertujuan sebagai sarana untuk mempertemukan investor dengan stakeholder; dan (iii) penyediaan bahan informasi dan promosi dalam

rangka mendukung penyebarluasan informasi dan promosi usaha perikanan.

b. Penyaluran kredit yang disalurkan melalui lembaga keuangan dan sumber pembiayaan lainnya, seperti lembaga keuangan non bank, program CSR/PKBL dan koperasi, melalui kerja sama dengan OJK Program JARING).

c. Skema Kredit Program yang dapat

dimanfaatkan untuk perikanan adalah

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

(KKP–E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 35 ]

Page 45: Lkj KKP 2015

3) Produksi Perikanan (juta ton).

Produksi perikanan dihitung dari penjumlahan hasil produksi perikanan tangkap dan hasil produksi perikanan budidaya. Pada tahun 2015 tercapai produksi perikanan sebanyak 23,99 juta ton atau 99,23% dari target sebanyak 24,12 juta ton.

Tabel 3.24. Produksi Perikanan Tahun 2015

Nama IKU Target Realisasi %

Produksi Perikanan

(juta ton): 24,12 23,99 99,23

Produksi

Perikanan

Tangkap

6.30 6,52 103,51

Produksi

perikanan

budidaya

17,90 17.47 97,87

Produksi perikanan selama lima tahun terakhir secara tabulasi sebagai berikut. Tabel 3.25. Produksi Perikanan 2013-2015

Produksi Tahun

2013 2014 2015

Perikanan Tangkap 5,86 6,70 6,52

Perikanan Budidaya 13,70 14,52 17,47

Jumlah 19,56 21,22 23,99

Produksi perikanan di tahun 2015 jika dibandingkan dengan produksi perikanan tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 13%, apabila dibandingkan dengan target produksi sampai akhir RPJMN tahun 2019 sebesar 39,97 juta ton, capaian saat ini sudah mencapai 60,02%.

Produksi perikanan tahun 2015 sebesar 23,99 juta ton terdiri dari produksi perikanan budidaya sebesar 17,47 juta ton (72,82%), dan produksi perikanan tangkap sebesar 6,52 juta ton (27,18%).

Pengelolaan perikanan tangkap lebih ditekankan pada pengendalian dan keberlanjutan, sehingga peran perikanan budidaya dijadikan tumpuan dalam melipatgandakan produksi perikanan secara nasional.

a. Produksi Perikanan Tangkap

Realisasi produksi perikanan tangkap di tahun 2015 sebanyak 6,52 juta ton atau 103,51% dari target sebesar 6,30 juta ton. Dengan komposisi produksi dari perairan laut sebesar 6.07 juta ton atau 93,02% dan sebesar 0,46 juta ton atau 6,98% dari perairan umum. Jenis ikan hasil tangkapan di perairan laut sebagian besar adalah jenis ikan cakalang (skipjack tuna), layang (scad), kembung (short-bodied mackerel), madidihang (yellowfin tuna) dan tongkol krai (frigate tuna), sedangkan di perairan umum didominasi oleh ikan jenis gabus (snakehead murrel), baung (asian redtail catfish), nila (nile tilapia), lele (walking catfish) dan patin jambal (cat fishes).

Tabel 3.26. Komposisi Produksi Perikanan Tangkap 2013-2015

Nama IKU Realisasi Tahun

2013 2014** 2015***

Nilai Produksi

Perikanan Tangkap 85,12 108,53 116,315

Perairan Laut 77,35 99,90 106,914

Perairan Umum 7,77 8.63 9.401

* sesuai target pada Renstra DJPT, ** Angka sementara, *** Angka sangat

sementara

b. Produksi perikanan budidaya.

Produksi perikanan budidaya tahun 2015 mencapai 17, 47 juta ton (angka sementara) atau 97,58% dari target 17, 9 juta ton. Selama kurun waktu 2011-2015 produksi perikanan budidaya memperlihatkan tren yang positif dengan kenaikan rata-rata sebesar 22,17%. Sementara kenaikan produksi dari tahun 2014 ke 2015 sebesar 21,64% bila dibandingkan

[ 36 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 46: Lkj KKP 2015

dengan produksi tahun 2015 maka baru mencapai 55,77% dari target 2019.

Produksi sementara perikanan budidaya tahun 2015 masih didominasi oleh rumput laut sebesar 11,68 juta ton atau mencapai 66,87% dari total produksi perikanan budidaya, sedangkan ikan mencapai 28,95% dan udang sebesar 4,18% dari total produksi.

Tidak tercapainya target produksi budidaya antara lain karena:

1. Kondisi alam el nino kemarau panjang berpengaruh pada ketersediaan air, mengganggu pertumbuhan ikan dan produksi.

2. Penyakit white fisces pada udang menyebabkan terjadinya panen dini atau gagal panen.

3. Makin sedikitnya pakan alami

4) Produksi garam rakyat (juta ton)

Dari target produksi garam rakyat yang dihasilkan sebesar 3,3 juta ton, hingga akhir masa tanam 2015 mampu berproduksi sebesar 2.92 juta ton (tercapai 88,35% dari target). Meskipun produksi garam rakyat tahun ini tidak tercapai, jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 jumlahnya meningkat yaitu dari 2,5 juta ton di tahun 2014, pada tahun 2015 meningkat menjadi 2,9 juta ton atau naik 16%.

Kegiatan yang telah dilakukan oleh KKP untuk meningkatkan produksi garam rakyat yaitu: Memberikan bantuan geoisolator

sebanyak 8.56 juta m2 di 29 Kab/Kota Membangun prasarana berupa 100 unit

gudang/collecting point, jaringan irigasi sepanjang 5,3 km, jalan produksi 2,9 km.

Memberi bantuan kepada usaha garam rakyat sebanyak 44 paket di 44 Kab/Kota

Mengadakan sebanyak 104 unit kendaraan roda tiga pengangkut garam di 20 kab/kota untuk masyarakat.

Tidak tercapainya target produksi garam diantaranya karena:

Keterlambatan pencairan bantuan sarana

dan permodalan yang disebabkan karena keterlambatan penyediaan bantuan geoisolator sebagai alat peningkat mutu dan produksi garam.

Rencana korporatisasi garam yang menghendaki penyatuan hamparan produksi garam, hal ini menyebabkan lebih lamanya proses persiapan produksi garam.

Perkembangan harga garam yang salah satunya ditengarai karena rembesan garam impor, banyak petambak atau calon petambak garam yang tidak terlalu berani berspekulasi untuk menginvestasikan modalnya untuk produksi garam.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 37 ]

Page 47: Lkj KKP 2015

5) Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar)

Pada tahun 2015 nilai ekspor hasil perikanan ditargetkan sebesar USD 5,86 miliar. Secara kumulatif nilai ekspor hasil perikanan Indonesia periode Januari-Desember 2015 mencapai USD 3,95 Milyar (data sementara s/d Desember 2015), atau tercapai 67,41%. Komoditas utama ekspor hasil perikanan tahun 2015 adalah udang (41%), TTC (15%), kepiting/rajungan (8%), rumput laut (5%), dan cumi-cumi/gurita/sotong (5%). Tabel 3.27. Nilai Ekspor Produk Perikanan

Tahun 2015

Nama IKU Target Realisasi %

Nilai Ekspor Produk

Perikanan (USD miliar) 5,86 3,95 67,41

Pencapaian nilai ekspor hasil perikanan tahun 2015 menurun 14,87% apabila dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2014, yang mencapai USD 4,64 miliar. Namun demikian beberapa komoditas perikanan unggulan ke negara-negara tujuan utama, seperti komoditas Tuna, kinerja ekspornya menunjukan kinerja yang positif di negara tujuan Amerika Serikat. Membaiknya kinerja perdagangan komoditas tuna terlihat dari terus tumbuhnya kontribusi Indonesia dalam memasok kebutuhan komoditas Tuna USA. Pada periode Januari - September 2014-2015, pertumbuhan impor TTC di USA dari Indonesia mencapai 26,71% (dalam volume) dan 31,49% (dalam nilai). Dalam hal ini Thailand dan Filipina bahkan menunjukan pertumbuhan yang negatif (UN Comtrade 2015).

Gambar 3.11. Pertumbuhan Impor TTC di USA

Menurunnya kinerja ekspor komoditas tuna Thailand di pasar USA diduga kuat sebagai dampak dari menurunnya pasokan bahan baku komoditas tuna Thailand dari Indonesia. Pasca kebijakan Moratorium Izin Kapal Eks Asing, pasokan ikan Indonesia ke Thailand menurun tajam. Data UN-Comtrade (2015)

menunjukan bahwa impor ikan Thailand dari Indonesia Pasca Moratorium Kapal Eks Asing berada dibawah 10 ribu ton per bulan, sementara sebelum kebijakan tersebut impor ikan Thailand dari Indonesia rata-rata lebih dari 17 ribu ton.

26.71

-13.35

-21.21

11.89

31.49

-13.57

-21.72

15.99

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

Indonesia Thailand Philippina Vietnam

Pertumbuhan Impor TTC di USA (Jan-Sep 2014-2015)

Volume Nilai

[ 38 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 48: Lkj KKP 2015

Sumber BPS diolah Ditjen PDS, 2015

Gambar 3.12. Perkembangan Volume Ekspor Ikan Indonesia ke Thailand Sebelum dan Pasca Moratorium

Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target nilai ekspor produk perikanan tahun 2015 antara lain: a. Penurunan total nilai impor hasil perikanan

di beberapa negara tujuan utama. Berdasarkan data UN Comtrade 2015 periode Januari-Oktober 2015 terdapat penurunan impor perikanan di negara USA menurun 7,5% dibanding 2014 dari USD 18,3 miliar menjadi USD 16,9 miliar, Jepang menurun 10% dibanding 2014 dari USD 12,9 miliar menjadi USD 11,6 miliar, UE (28 Negara) menurun 13,4% dibanding 2014 dari USD 35,8 miliar menjadi USD 31,0 miliar.

b. Berdasarkan data BPS, beberapa komoditas ekspor mengalami penurunan harga, diantaranya adalah harga ekspor udang menurun 22% dibanding 2014 (walaupun volume naik 0,7% atau setara USD 436 Juta), harga ekspor rumput laut menurun 27% dibanding 2014 (walaupun volume naik 3% atau setara dengan USD 72 Juta) dan harga ekspor kepiting menurun

10% dibanding 2014 (setara dengan USD 33 Juta).

Secara rinci volume dan nilai ekpor per-komoditas utama sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3.28. Volume dan Nilai Ekspor per Jenis Komoditas Tahun 2015

N0 Komoditas Volume

(ton) Nilai

(USD 000)

1 Udang 193,133 1,627,052

2 Tuna-Tongkol-Cakalang

173,140 587,699

3 Kepiting-Rajungan 23,926 314,180

4 Rumput Laut 216,356 210,790

5 Cumi-cumi-sotong-gurita

98,993 212,649

6 Tilapia 14,735 89,817

7 Lobster 2,578 30,873

8 Kerapu 7,035 33,396

9 Ikan Hias 1,465 19,658

10 Mutiara 29 31,239

11 Kekerangan 7,812 20,759

12 Lainnya 345,557 778,280

Jumlah 1,084,757 3,956,392 Sumber: BPS diolah Ditjen PDSPKP

12,251 13,989

18,831

15,756

17,723 18,822

24,457

13,888

21,461

16,451 15,186

10,055 9,689

6,976 6,152

4,292 3,162

4,407 4,925 6,278

9,110

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000Ja

n-1

4

Feb

-14

Mar

-14

Ap

r-1

4

May

-14

Jun

-14

Jul-

14

Au

g-1

4

Sep

-14

Oct

-14

No

v-1

4

De

c-1

4

Jan

-15

Feb

-15

Mar

-15

Ap

r-1

5

May

-15

Jun

-15

Jul-

15

Au

g-1

5

Sep

-15

Pasca kebijakan Moratorium Izin Kapal Eks AsingSebelum kebijakan Moratorium Izin Kapal Eks Asing

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 39 ]

Page 49: Lkj KKP 2015

Apabila pencapaian nilai ekspor hasil perikanan tahun 2015 dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, posisi tahun 2015 telah mencapai 41,4%, dari target

tahun 2019 sebesar USD 9,54 miliar.Ekspor hasil perikanan dalam periode lima tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,52% per tahun.

Tabel 3.29. Pencapaian IKU Nilai Ekspor Tahun 2011-2015

Selanjutnya apabila dilihat dari neraca perdagangan ekspor impor hasil perikanan, selama tahun 2015 mengalami surplus

dengan prosentase nilai impor dibawah 12% dari total nilai ekspor, seperti grafik berikut.

Sumber: BPS diolah Ditjen PDSPKP

Gambar 3.13. Neraca Perdagangan Produk Perikanan Tahun 2015

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk perikanan, antara lain dilakukan melalui:

pembangunan sistem rantai dingin (11 unit ice flake machine, 44 unit cold storage), 23 Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan dan 15 Pusat Promosi dan Pemasaran Hasil Perikanan, 27 sentra pengolahan hasil perikanan dan 15 lokasi pengembangan produk non pangan di sentra perikanan terpadu, 22 unit mobil ATI (alih teknologi dan informasi) dan 113 unit sarana distribusi berupa 47 truk berpendingin dan 66 bak terbuka.

Beberapa tindak lanjut yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk perikanan, antara lain:

a. Memanfaatkan peluang di pasar tradisional (USA, Jepang, UE) sebagai

akibat beberapa negara kompetitor kekurangan bahan baku.

b. Memanfaatkan peluang di pasar di Timur Tengah, Afrika dan Rusia.

c. Memperbaiki distribusi pasokan bahan baku.

d. Membuka peluang investasi dibidang pengolahan dan cold storage.

e. Meningkatkan produksi komoditas dengan harga premium dan membuka gateway services dari lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan.

f. Melaksanakan Marine and Fisheries Business and Investment Forum dengan stakeholders dan negara sahabat.

343

654

1,006

1,361

1,688

2,022

2,279

2,600

2,920

3,277

3,618

3,956

3262

94 129 163 199 232 271 305 331 357 379

311592

913

1,232

1,525

1,8232,047

2,329

2,615

2,946

3,261

3,578

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC

Cu

mu

lati

ve V

alu

e (U

SD m

illio

n)

EXPORT IMPORT BALANCE

Indikator Kinerja Utama Tahun Pertumbuhan (%)

2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 2014-2015 Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar)

3,52 3,85 4,18 4,64 3,95 3,52 -14,87

[ 40 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 50: Lkj KKP 2015

6) Konsumsi ikan (kg/kap/thn)

Pada tahun 2015, target konsumsi ikan nasional ditetapkan sebesar 40,9 kg/kapita, capaian sementara angka konsumsi ikan nasional adalah sebesar 41,11 kg/kapita atau mencapai 100,51%. Pencapaian tahun 2015 ini meningkat sebesar 7,79% apabila dibandingkan dengan konsumsi ikan nasional pada tahun 2014, yakni sebesar 38,14 kg/kapita. Konsumsi ikan tahun 2015 ini mencapai 75,45% apabila dibandingkan dengan target RPJMN sebagaimana tercantum pada Renstra

2015-2019, yakni sebesar 54,49 kg/kapita pada tahun 2019. Pada tahun 2015 angka konsumsi ikan di seluruh provinsi di Indonesia telah mencapai di atas 20 kg/kapita. Peta tingkat konsumsi seperti pada tabel dan gambar berikut Tabel 3.30. Tingkat Konsumsi

ikan/kapita/tahun

Nama IKU Target Realisasi %

Konsumsi Ikan/Kapita/Thn (kg)

40,90 41,11 100,51

Gambar 3.14. Tingkat Konsumsi Ikan/Kapita

Kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan konsumsi ikan yang dilaksanakan oleh KKP antara lain:

a. Menggalakan Gemarikan yang didukung oleh Forum Peningkatan konsumsi ikan (FORIKAN)

b. Membangun Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yang diharapkan dapat menjamin ketersediaan ikan sepanjang tahun.

c. Terbitnya Perpres Nomor 71 tahun 2015 tentang Penentuan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, dimana ikan tuna, tongkol,

cakalang (TTC), kembung dan bandeng termasuk dalam barang kebutuhan pokok.

d. Membangun lima sentra kuliner dan penyelenggaraan bazar.

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian IKU peningkatan konsumsi ikan/kapita adalah:

a. Konsumsi ikan antar wilayah masih belum merata.

b. Pola konsumsi ikan masyarakat di Provinsi Bengkulu, DIY, Jawa Tengah, DKI Jakarta,

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 41 ]

Page 51: Lkj KKP 2015

Banten, dan Jawa Barat masih lebih rendah dibandingkan pangan asal ternak.

c. Ketersediaan produk masih terkendala dalam penyimpanan dan distribusi dari sentra produksi ke sentra konsumen.

Tindak lanjut dalam upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain:

a. Kampanye Gemarikan secara terus-menerus khususnya di wilayah yang masih memiliki konsumsi ikan yang rendah.

b. Pengembangan SLIN. c. Penyediaan sarana dan prasarana

penyimpanan dan distribusi d. Pemantauan ketersediaan/stok dan harga

sehingga diantisipasi kekurangan suplai dan gejolak harga.

7) Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (%)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada KKP bersumber dari penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) dan penerimaan Non Sumber Daya Alam (Non SDA). Penerimaan SDA diperoleh dari Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP), Pungutan Hasil Perikanan (PHP) dan Pungutan Perusahaan Perikanan Asing (PPA). Selanjutnya, penerimaan Non SDA diperoleh dari Jasa Pelabuhan Perikanan

dan Jasa Pengembangan Penangkapan Ikan, Jasa Pengembangan Budidaya Perikanan, Jasa Pengembangan & Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Jasa Riset Kelautan dan Perikanan, Jasa Penerimaan Pendidikan dan Pelatihan, Jasa/Sensor Karantina Ikan dan Jasa Penyewaan Fasilitas di lingkup KKP. Sejak tiga tahun terakhir yaitu 2013 s.d 2015 adanya peningkatan target SDA mempengaruhi realisasi target PNBP KKP dimana nilai SDA memiliki proporsi yang sangat besar dari total PNBP KKP secara keseluruhan. Pada tahun 2015, target SDA mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp 578.791.501.086 dari target SDA tahun 2014 sebesar Rp 250.000.001.226 atau meningkat sebesar 131,52%. Penerimaan SDA tahun 2015 dari target sebesar Rp. 578.791.501.086, realisasi sampai dengan akhir tahun hanya mencapai Rp. 77.476.601.001 atau sebesar 13,39%. Untuk penerimaan SDA tahun 2015 sebagaimana tahun-tahun sebelumnya selalu melebihi target atau sebesar Rp. 59.624.880.004 atau 135,34%. Realisasi PNBP untuk kelompok non SDA bersumber sebagai berikut.

Tabel 3.31. Realisasi PNBP dari non SDA dan SDA

No Unit Kerja TAHUN 2015

Target Realisasi % I SDA 578.791.501.086 77.476.601.001 13,39

Ditjen P.Tangkap Total SDA 578.791.501.086 77.476.601.001 13,39

II Non SDA 1 Ditjen P.Tangkap 13.884.519.547 16.344.461.621 117,72 2 Ditjen P.Budidaya 11.642.190.050 18.420.543.087 158,22 3 Ditjen P2HP 8.551.712 43.706.948 511,09 4 Balitbang KP 1.526.576.000 3.015.665.576 197,54 5 BPSDMKP 1.298.180.000 1.776.942.164 136,88 6 BKIPM 15.696.189.280 20.023.560.608 127,57

Total Non SDA 44.056.206.589 59.624.880.004 135,34 TOTAL 622.847.707.675 137.101.481.005 22,01

[ 42 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 52: Lkj KKP 2015

Jika dibandingkan antara realisasi PNBP tahun 2015 dengan realisasi PNBP tahun 2014 ditargekan kenaikan 5% yaitu: Untuk kelompok non SDA: realisasi tahun

2014 sebesar Rp 52.955.974.186 realisasi 2015 sebesar Rp 59.624.880.004.

Untuk kelompok non SDA: realisasi 2014 sebesar Rp 214.445.203.505 realisasi 2015 sebesar Rp 77.476.601.001.

Untuk SDA + non SDA: realisasi 2014 sebesa Rp 267.401.177.691 realisasi 2015 sebesar Rp 137.101.481.005.

Sehingga capaian kinerja kenaikan PNP sektor KP adalah seperti pada Tabel di bawah ini

Tabel 3.32. Peningkatan PNBP sektor KP

Nama IKU Target Realisasi %

Peningkatan PNBP sektor KP (SDA + non SDA)

Rp 280.771.236.576 Rp 137.101.481.005 46,51

Dalam Persen (%) 105 (kenaikan 5%) 48,83

Gambar 3.15. Realisasi PNBP sektor KP tahun 2015 dalam grafik. Realisasi PNBP per kelompok SDA dan non SDA selama lima tahun terakhir.

Gambar 3.16. Realisasi PNBP Tahun 2011-2015

Untuk menaikan penerimaan negara dari PNBP di sektor kelautan dan perikanan dan peningkatan pelayanan di tahun mendatang, akan dilakukan sebagai berikut:

1) Penyusunan kebijakan baru tentang usaha perikanan tangkap yang kondusif dengan merevisi peraturan yang sekarang berlaku. Sebagai contoh dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2015 tentang “Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan” pada 7 Oktober 2015. PP baru

ini menggantikan PP Nomor 58 tahun 2002 tentang PNBP di sektor jasa riset kelautan dan perikanan, serta PP Nomor 19 tahun 2006 tentang perubahan kedua PP Nomor 60 tahun 2002 tentang PNPB Sektor Kelautan dan Perikanan. Secara garis besar, tarif dan jenis PNBP baru dalam PP ini menyesuaikan nilai pungutan dengan perkembangan harga pada saat ini.

2) Membuka gerai perizinan di daerah untuk kapal – kapal mark down;

3) Akan melaksanakan percepatan

mekanisme Pelayanan Terpadu Satu

Pintu(PTSP).

16,344 18,421

44

3,016 1,777

20,024

20 2,520 5,020 7,520

10,020 12,520 15,020 17,520 20,020 22,520

1

Rea

lisas

i PN

BP

(R

p. J

uta

)

Perikanan Tangkap

Perikanan Budidaya

Pengolahan dan Pemasaran HP

Litbang KP

Pengembangan SDM

Karantina Ikan dan PengamananMutu

183,423 215,489 227,561 214,445

77,477 39,919

60,902 60,940 52,956 59,625

-

100,000

200,000

300,000

2011 2012 2013 2014 2015

PN

BP

(R

p.J

uta

)

SDA NON SDA

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 43 ]

Page 53: Lkj KKP 2015

I. Sasaran Strategis: Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif.

Dalam sasaran ini terdapat 1 (satu) indikator dengan prestasi masing-masingnya sebagai berikut. Indeks efektifitas kebijakan

pemerintah.

Untuk mengukur indikator ini dengan menggunakan salah satu variabel pembentuknya Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan publik KKP yang sudah menggunakan sistem elektronik pelayanan publik (ePP-KKP), yang diukur secara berkala triwulanan. Tabel 3.33. Indeks efektifitas kebijakan

pemerintah

Indikator Target Realisasi %

Indeks efektifitas kebijakan pemerintah

6 8,1 135

Pada penilaian ePP-KKP menggunakan skala 1-100 dengan nilai A-D, kemudian dikonversikan ke skala 1-10 dengan nilai yang sama. Indeks Kepuasan Konsumen KKP dengan indikator yang dinilai adalah: Prosedur Pelayanan, Persyaratan Pelayanan, Kejelasan Petugas Pelayanan, Kedisplinan Petugas Pelayanan, Integritas Pelayanan, Kemampuan Petugas, Kecepatan Pelayanan, Keadilan Mendapatkan Pelayanan, Kesopanan dan Keramahan Petugas, Kewajaran Biaya Pelayanan, Kepastian Biaya Pelayanan, Transparansi Pelayanan, Kenyamanan Lingkungan dan Pengelolaan Pengaduan Masyakarat.

Selama tahun 2015 prestasi yang sudah diraih oleh KKP yaitu: Indeks Integritas Pelayanan Publik KKP

nilai 2 dari target 2 tercapai 100%;

Jumlah unit kerja berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) sebanyak 3 unit dari target 4 unit (75%);

Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) 70,51 dari target 70 (100%), mencakup dua penilaian yaitu pengungkit dan hasil;

Kategori Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) 80,76 dari target 80 (100).

3.2.4 Stakeholder Perspective

J. Sasaran Strategis: Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP.

Terdapat 2 (dua) indikator dengan prestasi kinerjanya sebagaimana uraian berikut.

1) Indeks Kesejahteraan Masyarakat (IKM) KP.

Kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam kaitan ini, KKP senantiasa memberikan perhatian penuh terhadap seluruh stakeholders kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah/pemasar hasil perikanan, petambak garam, dan masyarakat kelautan dan perikanan lainnya. Untuk mengukur IKM KP melalui 2 (dua) dimensi, yakni dimensi sosial kelembagaan dan dimensi ekonomi.

Tabel 3.34. Realisasi IKMKP Tahun 2015

Indikator Target Realisasi %

IKMKP 40,45 49,88 135

[ 44 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 54: Lkj KKP 2015

Tabel 3.35. Capaian IKM KP ditandai dengan capaian out come kinerja dari:

Indikator Target realisasi %

1. Jumlah kelompok pelaku utama/usaha

yang meningkat kelasnya dari jumlah

kelompok pelaku utama yang disuluh

4500 4690 104,22

2. NTN 104,50 106,14 101,57%

3. NTPi 102 99,66 97,71

4. NTPHP 101 100 99,01

5. Nilai Tukar Petambak Garam 101 100 99

6. Pendapatan Petambak Garam (Rp) 3.152.000 3.309.490 104,99

Nilai NTN dan NTPi Pergerakan Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Pembudidaya Ikan sepanjang tahun 2013 sampai tahun 2015 memiliki

pertumbuhan rata-rata masing-masing sebesar 0,13 % dan -0,08 % per bulan

Gambar 3.17. NTN dan NTPi tahun 2015.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 45 ]

Page 55: Lkj KKP 2015

NTN

Nilai tukar nelayan merupakan salah satu indikator kesejahetraan nelayan di Indonesia. NTN tahun 2015 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 1,45% dari 104,63 menjadi 106,15. Indeks Harga DiTerima (IT) nelayan mengalami kenaikan sebesar

8,78%, lebih besar dari kenaikan IB yang mencapai 7,22% sehingga pertumbuhan NTN tetap positif.

Perkembangan NTN selama tahun 2015 seperti gambar berikut.

Gambar 3.18. NTN selama Tahun 2015

Perbandingan NTN tahun 2014 dengan NTN tahun 2015 seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.19. NTN tahun 2014 dengan tahun 2015

102.97

105.48

106.72

106.20

105.18 105.28

105.89

107.00106.89

106.60 106.56

106.12

105.80

102

103

104

105

106

107

108

Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15

104.63

116.90 117.06 116.92111.73 113.53

108.96106.15

127.17 126.20 127.17

119.80 121.60117.02

0

20

40

60

80

100

120

140

NTN IT P.Umum P.Laut IB KRT BPPBM

2014 2015

[ 46 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 56: Lkj KKP 2015

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2016) terlihat pada tahun 2015 tercatat ada 5 Provinsi yang memiliki Nilai Tukar Nelayan dibawah 100, yaitu Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu dan DKI Jakarta. Artinya nelayan di kelima wilayah tersebut mengalami defisit. Sementara itu jika dibandingkan dengan tahun 2014 terlihat ada pergeseran wilayah provinsi yang nilai NTN nya dibawah 100. Pada tahun 2014 Provinsi yang nilai

NTnya dibawah 100 adalah Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Barat dan Sumatera Selatan. Nilai NTN Provinsi Sulawesi Barat dan Maluku Utara meningkat tajam menjadi diatas 102. Artinya nelayan dikedua provinsi tersebut mengalami surplus. Kenaikan NTN di kedua provinsi tersebut seiring dengan berhentinya aktivitas kapal asing dan eks asing di wilayah perairan Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Timur. Sehingga produksi ikan nelayan nasional cenderung meningkat.

Gambar 3.20. NTN per Provinsi Tahun 2015 Bahkan memasuki Bulan Januari 2016, Nilai Tukar Nelayan (NTN) menurut provinsi terlihat mengalami peningkatan jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2015. Artinya bahwa kesejahteraan nelayan di tiap provinsi cenderung meningkat. Jumlah provinsi yang memiliki NTN dibawah 100

tahun 2016 hanya ada dua, yaitu Provinsi Aceh dan Sumatera Selatan. Sementara pada tahun 2015 Provinsi yang memiliki NTN dibawah 100 mencapai 6 Provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat.

Gambar 3.21. Nilai Tukar Nelayan Januari 2015 dan Januari 2016

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 47 ]

Page 57: Lkj KKP 2015

Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan nelayan, upaya yang telah dilakukan KKP antara lain: Memberikan bantuan kepada nelayan

berupa 155 unit kapal ikan, 11.697 bidang Sertifikat Hak atas Tanah Nelayan, 7.726 unit Sarpras Penangkapan (mesin tempel, long tail, lampu, bengkel kontainer stationary, GPS, fish finder, winch, lacuba (lampu celup bawah air), dan life jacket), 601 paket Bantuan PUMM Perikanan Tangkap.

Memberikan bantuan Sekaya Maritim 97 paket (30 Balai Sekaya Maritim, 31 mobil nelayan pintar, 100 bengkel bergerak, 51 jetty mini dan sarana tambat labuh di permukiman nelayan)

Membangun Sarpras di 43 Pelabuhan Perikanan dan Pemasangan Sistem Informasi Nelayan Pintar di 11 lokasi.

Mulai tahun 2015 KKP membebaskan pungutan hasil perikanan (PHP) bagi kapal perikanan yang berukuran 10 GT ke bawah sebagaimana tertuang Surat MKP ke para Gubernur, Bupati dan Walikota seluruh Indonesia Nomor B.622/MENKP/ XI/2014 tanggal 7 November 2014.

Memberikan perlindungan terhadap

nelayan, pembudidaya dan petambak garam. Pada tanggal 30 Juni 2015 Presiden Joko Widodo telah meresmikan beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dengan memberikan secara simbolis kartu BPJS yang diperuntukan bagi 5.000 nelayan di Cilacap Jawa Tengah.

[ 48 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 58: Lkj KKP 2015

NTPi

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya

keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsisten-nya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya.

Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-rata NTPi dari bulan Januari–Desember 2015 sebesar 99,66 atau telah tercapai 97,71% dari target tahunan, serta 96,76% dari target akhir RPJMN sebesar 103.

Gambar 3.22. NTPi per Provinsi Tahun 2015 Capaian rata-rata NTPi tahun 2015 ini menurun dibandingkan dengan capaian rata-rata NTPi tahun 2014 sebesar 101,61. NTPi 99,66 menunjukkan belum tercapainya kesejahteraan pembudidaya, dengan demikian diperlukan kerja keras dalam pembangunan perikanan budidaya untuk peningkatan NTPi pada tahun berikutnya. IKU ini tidak mencapai target karena, hampir di setiap bulan kenaikan lb lebih besar dibandingkan dengan lt. Kenaikan rata-rata pada bulan Januari-Desember 2015 untuk lt

sebesar 0,38 dan lb sebesar 0,34. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga sebagian jenis ikan, khususnya ikan nila, ikan mas, dan ikan gurame. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks kelompok Konsumsi Rumah Tangga (KRT) rata-rata naik sebesar 0,41% dan indeks kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,20%. Namun demikian, NTPi selama Januari–Desember 2015 fluktuatif sebagaimana pada gambar berikut

Gambar 3.23. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun 2015

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 49 ]

Page 59: Lkj KKP 2015

Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi sebagai akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sementara pakan merupakan komponen utama dalam biaya produksi (60-70%). Selain itu, naiknya harga kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi. Selain itu juga adanya kemarau panjang/el-nino yang menyebabkan pertumbuhan ikan terganggu sehingga pendapatan pembudidaya juga mengalami penurunan. Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah: (i) pengembangan pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji laboratorium, penyediaan mesin pellet, pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya; (ii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; dan (iii) pengembangan mariculture untuk peningkatan/ pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat KKP telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Pemberian bantuan kepada pembudidaya

ikan, antara lain berupa: 258 unit keramba jaring apung di 64

Kab/Kota, 22 provinsi dan 9 UPT DJPB, dengan luas lahan 22.140 m2

1.295 paket bantuan PUMM Perikanan Budidaya

34 unit Ekskavator di 19 kab/kota dan 9 UPT DJPB, dengan luas layanan 10.000 ha

220 km lari Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif sebanyak 146 paket di 59 Kab/Kota, 14 provinsi

30 unit mesin pelet 78 unit peralatan tepung ikan 3.750 ton Bahan Baku Pakan Mandiri

untuk 378 kelompok di 133 Kab/Kota, 19 Provinsi

378 unit Kendaraan Roda Tiga Pengangkut Bahan Baku dan Produksi Pakan di 134 Kab/Kota

440 unit Kebun Bibit Rumput Laut di 22 sentra dengan luas 55 ha

24 ha Percontohan Mina Padi di 14 Kab/Kota

3 Laboratorium Kultur Jaringan di BPBL Ambon, BPBL Lombok, BBPBL Lampung

58 Biofloc lele, nila, dan patin di 43 Kab/Kota, 22 Provinsi

Memberikan nilai tambah bagi pembudidaya rumput laut, dengan menyediakan 22 sentra kebun bibit rumput laut. Disamping itu, KKP berupaya mengurangi atau melarang ekspor komoditas rumput laut dalam bentuk raw material.

b. Bantuan kepada pengolah dan pemasar hasil perikanan, antara lain: Pengadaan 132 paket bantuan

peralatan pengolahan ikan dan Sistem Rantai Dingin

Bantuan 800 paket bantuan PUMM Poklahsar di 102 Kab/Kota di 20 Provinsi

Menyediakan bantuan 15 paket peralatan pengolahan rumput laut

Menyediakan bantuan berupa 78 paket peralatan tepung ikan di 38 Kab/Kota di 16 provinsi

Pembangunan 11 pabrik tepung ikan.

[ 50 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 60: Lkj KKP 2015

c. Bantuan kepada petambak garam, antara lain: Memberikan jaminan hasil bagi

petani garam, diantaranya menciptakan ketersediaan lahan garam sebanyak 30 ribu hektar, meningkatkan produksi garam nasional sebanyak 3,3 juta ton (meningkat dari tahun 2014 yang sebesar 2,5 juta ton), meningkatkan jumlah produksi garam sebanyak 60 persen, dan meningkatkan harga garam rakyat.

Penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan, serta pola usaha yang berbasis klaster

Sistem pembiayaan yang lebih baik (resi gudang).

d. Bantuan untuk masyarakat di Pulau-pulau Kecil, KKP telah melakukan pembangunan terintegrasi di Pulau-pulau Kecil dan terluar dirintis di lima pulau, yaitu Simeulue, Natuna, Sangihe, Merauke, dan Saumlaki. Pengembangan ekonomi masyarakat di Pulau Kecil dan terluar menjadi salah satu prioritas KKP.

e. Memberikan jaminan pembiayaan dan

keringanan PPh usaha kelautan dan perikanan, KKP telah melakukan sinergitas dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai salah satu lembaga independen dengan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan di kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiunan, lembaga pembiayaan dan jasa keuangan lainnya.

f. Untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan, antara lain: Membangun 3 politeknik (poltek)

kelautan dan perikanan yaitu di Karawang, Bone, Kupang.

Sebanyak 20 ribu orang telah dilatih di bidang penangkapan, budidaya, dan pengolahan ikan, serta garam dan konservasi/non konsumsi.

Dibentuk 417 Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dan telah melatih 23.000 masyarakat KP.

Terdapat total 13.207 penyuluh perikanan seIndonesia, yang terdiri dari 3.235 penyuluh PNS, 1.224 Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), 8.430 penyuluh swadaya, 201 PPTK daerah, 40 penyuluh swasta, dan 77 penyuluh honorer.

Membangun Techno Park Kelautan dan Perikanan (TPKP) bertempat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, Banyuwangi, Aertembaga, dan Ambon.

Menciptakan inovasi IPTEK untuk kepentingan masyarakat.

Menciptakan lapangan kerja riil di

sektor kelautan dan perikanan.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 51 ]

Page 61: Lkj KKP 2015

2) Pertumbuhan PDB Perikanan (%)

Pertumbuhan PDB perikanan dalam kurun waktu tahun 2015 menunjukan peningkatan diatas PDB nasional dan PDB pertanian.

Setiap triwulan, PDB perkanan tumbuh berturut-turut sebesar 8,45% di TW 1, sebesar 7,17% di TW 2, sebesar 8,37% di TW 3 dan 8,89% di TW IV, dengan demikan rata-rata pertumbuhan PDB perikanan tahun 2015 sebesar 8,37% (Sumber BPS, februari 2016).

Jika dibandingkan dengann target tahun 2015 sebesar 7%, maka pertumbuhan rata-rata PDB mencapai 8,37% atau mencapai 119,57%. Jika dibandingkan dengan target sampai akhir

RPJMN tahun 2019 sebesar 12% posisi saat ini sudah mencapai 69,75%.

Gambar 3.24. Perbandingan PDB Pertanian, Perikanan dan Nasional di TW IV tahun 2014 terhadap tahun 2015

Perbandingan pertumbuhan PDB perikanan, pertanian dan Nasional selama periode 2011-2015 seperti tabel berikut.

Gambar 3.25. Pertumbuhan PDB perikanan, pertanian dan Nasional selama periode 2011-2015

Laju pertumbuhan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDB nasional yang hanya mencapai 4,79 persen pada tahun 2015.

Gambar 3.26. Pertumbuhan PDB perikanan, pertanian dan Nasional selama periode 2014-2015

0

2

4

6

8

10

PDB PERTANIAN PDB PERIKANAN PDB NASIONAL

3.32

8.8

5.04

1.57

8.96

5.04

TW IV-2014 TW IV-2015

0

2

4

6

8

10

PDB Pertanian PDB Perikanan PDB Nasional

4.24

7.35

5.024.02

8.37

4.79

2014* 2015**

[ 52 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 62: Lkj KKP 2015

Perbandingan laju pertumbuhan PDB nasional, subsektor Perikanan seperti gambar berikut.

(Sumber : BPS Pebruari 2016)

Gambar 3.27. Laju Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2014-2015

Kontribusi PDB Perikanan terhadap perekonomian nasional sebesar 2,53%. Kegiatan sektor perikanan yang terintegrasi dari hulu ke hilir tidak saja akan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, namun juga akan mampu meningkatkan kontribusi sektor ini dalam perekonomian nasional.

Tabel 3.36. Target dan Realisasi IKU Pertumbuhan PDB Perikanan Tahun 2015

Nama IKU Target Realisasi %

Capaian

Pertumbuhan PDB

Perikanan 7,00 8,37 119,57

Gambar 3.28. Perbandingan Sumbangan PDB Perikanan Tahun 2015

Pertumbuhan PDB perikanan ini tidak terlepas dari terus membaiknya neraca perdagangan komoditas perikanan nasional, membaiknya kinerja industri perikanan nasional dan terus membaiknya investasi sektor perikanan. Baiknya kinerja ekonomi perikanan tahun 2015 ini tentunya menaruh harapan besar agar pada tahun 2016 ini akan jauh lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi 2015 ini pun dapat menunjukkan bahwa industri perikanan nasional mulai bangkit ditengah upaya pemerintah menertibkan kapal-kapal yang kerap melakukan IUU Fishing diwilayah perairan Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi perikanan 2015 tersebut sejalan dengan terus membaiknya tingkat kesejahteraan nelayan, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini menjadi basis kapal-kapal eks asing. Hal ini terlihat dari Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Indonesia. Nilai tukar nelayan Periode Januari-desember 2015 rata-rata mencapai 106,19. Pada tahun 2014 dalam periode yang sama NTN hanya mencapai 104,63.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Q1 (2014) Q2 (2014) Q3 (2014) Q1 (2015) Q2 (2015) Q3 (2015)

5.284.99

3.634.00

6.64

3.21

7.467.14

6.80

8.45

7.17

8.37

5.14 5.03 4.92 4.72 4.67 4.73

KELOMPOK PERTANIAN PERIKANAN NASIONAL

3.41

1.52

3.57

1.59

0.20

0.71

2.53

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

Tanaman Pangan

Tanaman Hortikultura

Tanaman Perkebunan

Peternakan

Jasa Pertanian dan Perburuan

Kehutanan dan PenebanganKayu

Perikanan

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 53 ]

Page 63: Lkj KKP 2015

3.3 KINERJA ANGGARAN

Alokasi anggaran KKP di tahun 2015 sebesar Rp 10.665.078.440.000 dengan target realisasi sebesar 95,77%. Pagu anggaran KKP ini dialokasikan untuk 10 (sepuluh) program kelautan dan perikanan. Berdasarkan jenis belanja, pagu anggaran dibagi menjadi belanja pegawai (51), belanja barang (52), belanja modal (53) dan belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat atau Bantuan Langsung Masyarakat/BLM (526) pada seluruh unit eselon I lingkup KKP kecuali Inspektorat Jenderal dan diimplementasikan dalam program antara lain: 1. Bantuan Nelayan berupa: kapal, alat

tangkap, sarpras penangkapan, bantuan Sekaya Maritim, dan bantuan PUMM (Pengembangan Usaha Mina Mandiri) Perikanan Tangkap;

2. Bantuan Pembudidaya Ikan berupa KJA, bantuan PUMM Perikanan Budidaya, pakan mandiri dan benih;

3. Bantuan Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan berupa bantuan peralatan

pengolahan ikan dan Sistem Rantai Dingin, bantuan PUMM Poklahsar, peralatan pengolahan rumput laut dan peralatan tepung ikan;

4. Bantuan Pengawasan SDKP berupa sarpras kepada Pokmaswas;

5. Bantuan Petambak Garam berupa pemberdayaan usaha garam rakyat;

6. Bantuan Iptek Kelautan dan Perikanan berupa teknologi adaptif untuk masyarakat;

7. Bantuan SDM Kelautan dan Perikanan berupa sertifikasi kompetensi, pelatihan, penyuluhan, dan kelompok Disuluh;

8. Bantuan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

Berdasarkan data realisasi anggaran OMSPAN Kementerian Keuangan, realisasi anggaran KKP sampai dengan akhir tahun 2015 mencapai nilai sebesar Rp.9.273.999.168.298 atau 86,96%. Realisasi anggaran KKP tahun 2015 lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2014 sebesar 95,13%.

Tabel 3.37. Realisasi KKP Tahun 2015 Sebelum Penundaan

No. Program Pagu Realisasi %

1. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

448.127.536.000 427.836.609.424 95,47

2. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP

75.156.000.000 74.441.815.626 99,05

3. Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap

2.674.538.689.000 2.248.490.886.013 84,07

4. Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya 1.361.503.449.000 1.265.516.357.480 92,95 5. Pengawasan Sumber Daya KP 1.529.542.518.000 1.221.638.826.975 79,87 6. Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 1.008.866.500.000 897.906.832.264 89,00 7. Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan

PPK 1.382.359.292.000 1.150.298.711.906 83,21

8. Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP 775.617.749.000 620.603.343.088 80,01 9. Pengembangan SDM KP 910.278.329.000 882.846.032.435 96,99 10. Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian

Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 499.088.378.000 484.419.504.087 97,06

Jumlah 10.665.078.440.000 9.273.998.919.298 86,96

[ 54 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 64: Lkj KKP 2015

Pada bulan November 2015, KKP mengajukan penundaan anggaran KKP sebesar Rp 1,08 triliun kepada Presiden RI, sehingga total anggaran menjadi sebesar Rp 9.579.000.179.000. apabila dibandingkan

dengan pagu anggaran setalah dilakukan penundaan, maka realisasi anggaran KKP adalah sebesar 96,82% atau meningkat 1,69% dibandingkan realisasi tahun 2014 yang besarnya 95,13.

Tabel. 3. 38. Realisasi KKP Tahun 2015 Pasca Penundaan

No Program Pagu

Anggaran Pagu Pasca Penundaan

Realisasi %

1. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

448,127,536,000 448,127,536,000 427,836,429,424 95.47

2. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP

75,156,000,000 75,156,000,000 74,441,815,626 99.05

3. Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap

2,674,538,689,000 2,270,380,432,000 2,248,490,886,013 99.04

4. Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

1,361,503,449,000 1,296,048,644,329 1,265,516,357,480 97.64

5. Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

1,529,542,518,000 1,257,620,114,977 1,221,638,826,975 97.14

6. Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan

1,008,866,500,000 937,294,524,179 897,907,012,264 95.80

7. Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan PPK

1,382,359,292,000 1,200,098,763,933 1,150,298,960,906 95.85

8. Litbang IPTEK KP 775,617,749,000 693,254,842,266 620,603,343,088 89.52 9. Pengembangan SDM KP 910,278,329,000 901,930,934,316 882,846,032,435 97.88

10. Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

499,088,378,000 499,088,378,000 484,419,504,087 97.06

Total 10,665,078,440,000 9,579,000,170,000 9,273,999,168,298 96.82

Upaya yang telah dilakukan KKP dalam pengelolaan APBN antara lain: 1. Menyiapkan perangkat peraturan

perundangan terkait dengan pejabat pengelola keuangan lebih awal.

2. Menerbitkan pedoman/petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan APBN KKP tahun 2015, terutama untk kegiatan prioritas dan kegiatan yang diperuntukan bagi kepentingan stakeholders.

3. Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa TA 2015 antara lain pembentukan ULP, monitoring LPSE, bimbingan teknis dll;

4. Pelaksanaan montoring dan evaluasi secara intensif secara berkala.

Permasalahan dalam pelaksanaan anggaran: 1. Terdapat sisa anggaran untuk hari layar

kapal pengawas perikanan karena tidak terealisasinya operasi pengawasan terpadu.

2. Kegiatan yang bersumber dari PNBP tidak dapat direalisasikan karena penerimaan PNBP tidak mencapai target.

3. Kegiatan yang bersumber dari PHLN.

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 55 ]

Page 65: Lkj KKP 2015

56

Page 66: Lkj KKP 2015

Berbagai kebijakan yang telah ditempuh dalam periode tahun 2015 serta program dan kegiatan yang telah dilaksanakan telah memberikan dampak yang signifikan bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi di sektor perikanan, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan mencapai 8,96% pada triwulan 4 tahun 2015.

Dari 20 Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang targetnya telah ditetapkan pada awal tahun 2015, terdapat 16 IKU yang pencapaiannya telah terpenuhi dan 4 IKU yang belum dapat mencapai target. Belum tercapainya target tersebut dikarenakan adanya kendala teknis dan pengaruh faktor alam yang terjadi sepanjang tahun 2015. Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target tersebut selanjutnya akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun berikutnya.

Dalam rangka peningkatan kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, informasi capaian dan permasalahan yang dituangkan dalam Laporan Kinerja akan menjadi bahan perbaikan di tahun berikutnya. Untuk itu, rencana aksi yang akan dilakukan antara lain adalah :

1. Pengelolaan kinerja:

a) Melakukan perubahan budaya kerja dengan logika dasar serta menerapkan

nilai-nilai integritas dan akuntablitas dalam setiap pelaksanaan kegiatan.

b) Penetapan Perjanjian Kinerja di lingkungan KKP, baik di pusat maupun dengan Pemerintah Daerah.

c) Pengukuran kinerja secara berkala dengan menggunakan sistem manajemen berbasis Informasi dan Teknologi yang dipantau oleh Tim Pengelolaan Kinerja KKP untuk dilaporkan dalam Rapat Pimpinan secara berkala.

d) Penyusunan Laporan Kinerja secara berkala (triwulanan) dalam bentuk Laporan Interim, yang melaporkan kinerja di pusat maupun di daerah pengelola anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

e) Mengintegrasikan sistem informasi, monitoring dan pelaporan di lingkungan KKP.

f) Mengintegrasikan sistem penilaian kinerja individu /pegawai dengan kinerja organisasi secara penuh.

g) Penerapan knowlegde management (KM) di lingkungan KKP.

h) Assesement SDM aparatur berbasis kompetensi dan pengisian jabatan fungsional.

i) Penetapkan dan melaksanakan road map Reformasi Birokrasi tahun 2015-2019 secara efektif.

j) Memperbaiki arsitektur data dan informasi kinerja, nomenklatur program/kegiatan, dan unit cost dalam penyusunan anggaran.

k) Penyiapan dan penyempurnaan SOP/handbook di setiap unit organisasi, utamanya untuk pelayanan publik.

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 57 ]

Page 67: Lkj KKP 2015

2. Program dan Kegiatan:

a) Menterjemahkan 3 misi pembangunan kelautan dan perikanan (kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan) ke dalam program dan kegiatan yang konkrit untuk stakeholders.

b) Melaksanakan program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian target IKU KKP, antara lain melalui: 1) Pemberantasan Illegal Unreported and

Unregulated Fishing (IUU-F) menjadi Legal, Reported, and Regulated Fishing (LRR-F) antara lain dengan penegakan hukum di laut, pengadaan sarana prasarana pengawasan, penanganan pelanggaran, dan sinergi dengan Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Ilegal yang dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2015.

2) Penyiapan kebijakan untuk pengelolaan sumber daya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan Perairan Umum Daratan (PUD).

3) Pelaksanaan kegiatan prioritas untuk stakeholders, seperti pengadaan kapal penangkap ikan dan alat tangkap, pemberian asuransi nelayan, budidaya KJA, budidaya dan kebun bibit rumput laut, biofloc, penebaran benih, pakan mandiri, pembangunan sistem rantai dingin, usaha garam rakyat, rehabilitasi wilayah pesisir dengan mangrove dan vegetasi pantai, pembangunan technopark, politeknik, pusat riset, penguatan kelembagaan kelompok, pelatihan masyarakat, dan lain lain.

4) Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan untuk meningkatkan ekonomi lokal, peningkatan produksi untuk ketahanan pangan, dan ekspor hasil perikanan.

5) Penguatan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menumbuhkan ekonomi perikanan, seperti kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), akses permodalan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta pelaksanaan Marine and Fisheries Business and Investement Forum dengan stakeholders dan negara sahabat.

[ 58 ] Laporan Kinerja KKP 2015

Page 68: Lkj KKP 2015

TIM PENYUSUN LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015

Pengarah : Susi Pujiastuti,

Menteri Kelautan dan Perikanan

Penanggung Jawab : Ir. R. Sjarief Widjadja, Ph.D, FRINA,

Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan

Pelaksana : Ketua : Ir. Ishartini,

Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Wakil Ketua : Isac Newton Tarigan, M.Si Sekretaris : Ir. Isqak Edi Pramono, M.Si

Anggota : 1. Ir. Y. Waluyo Susanto, M.Si

2. Siddiq Pratomo, MT 3. Irwan Fakhry, S.Pi

4. Muhammad Ramli, M.Si 5. Budi Ichsan Nasution, M.Si

6. Ika Yusnita, M.Si 7. Sunarto, SE, M.Si

8. Y. Tri Fariantono, SE 9. Aris Suyono, SE,M.AK

10. Rochman Nurhakim, M.Si 11. Asri Nurhayati, S.A.P 12. Dian Muhardini, M.A

13. Diana Rakhmawati, S.Pi, M.App.Sc 14. Ahmad Ridloudin, S.T 15. Happy Baswara, A.Md

16. M. Ikhsan, S.St.Pi 17. Drs. Sudirman, MM

18. Sukmarumaeti, S.Pi, MM 19. Paul David Hasudungan S, S.Si

20. Sri Harwindiarso Utomo, SE, MBA 21. Andi Astowo, A.Md

22. Salsabil Tamsil, S.St.Pi 23. Samsu Muarif, A.Md 24. Puji Fitri Handayani

25. Fionera Santuna Indah, SE 26. Andrianto Winarkusumo, S.Sos

27. Rido Walidaeni, S.Pi 28. Bambang Suprianto

29. Meirina Anggraeni, S.Pi 30. Ferry Fernedy, S.Pi

31. Burhan Kholis, A.Md 32. Fera Nur Idawati Sahara

33. Zaenal Abidin

Laporan Kinerja KKP 2015 [ 59 ]

Page 69: Lkj KKP 2015