View
288
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/25/2019 REFARAT TB.docx
1/23
BAB I
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jalan BTN Pallana ! Bl"k # $%
Aama : Islam
&uku : 'akassar
N". R' : $$(5)($6
Tanal 'asuk: !6 * % * !+$5
Pera,atan : Ra,at inap- pera,atan 5 Kelas III5+5
$
7/25/2019 REFARAT TB.docx
2/23
2. ANAMNESIS
1 Keluhan Utama: Batuk /er0ahak
2 Anamnesis Terimin:
1ialami sejak ! minu yan lalu se/elum masuk
rumah sakit- /atuk 0isertai len0ir ,arna putih- 0arah ti0ak a0a.
Pasien jua sesak na2as 0ialami sejak $ minu yan lalu- sesakti0ak 0ipenarhi "leh akti3itas maupun istirahat.
1emam ti0ak a0a. Tapi pasien pernah 0emam se/elumnya.
&akit kepala ti0ak a0a. Nyeri 0a0a ti0ak a0a. 'ual 0an muntah
ti0ak a0a. Nyeri ulu hati ti0ak a0a. Na2su makan menurun.
Kerinat malam a0a- penurunan /erat /a0an a0a- /uan air ke4il
BAK 0an /uan air /esar BAB lan4ar. Ri,ayat /er"/at TB 0i 0r.
Han0"k" &p.P sejak $ /ulan yan lalu.
Ri!a"at Pen"a#it Se$elumn"a:
$ Hipertensi a0a.
! 1ia/etes melitus ti0ak 0iketahui.
) Asma ti0ak a0a.
7 P"st "p tum"r mammae.
Ri!a"at Pen"a#it Keluar%a:
5 Ri,ayat penyakit yan sama 0alam keluara ti0ak a0a.
Ri!a"at Pen%&$atan Se$elumn"a:
6 Ri,ayat /er"/at 0enan 8/at Anti Tu/erkul"sis 8AT a0a.
7/25/2019 REFARAT TB.docx
3/23
Ri!a"at Ke$iasaan
% Ri,ayat mer"k"k ti0ak a0a.
Kea'aan Umum:&akit &e0an
Kesa'aran:#"mp"smentis
Tan'a (ital:
9 Tekanan 1arah T1 : $7++ mmH
Na0i N : %5 kalimenit- irama reular.
$+ Pernapasan P : )+ kalimenit.
$$ &uhu & : )6-5+#
). PEMERIKSAAN *ISIK
Keala: anemis ti0ak a0a- ikterus ti0ak a0a- sian"sis ti0ak
a0a- per0arahan ti0ak a0a- pupil /ulat is"k"r.
Leher:massa tum"r ti0ak a0a- nyeri tekan ti0ak a0a- 1;& R(!
4m H!8.
Th&ra#s:
$ Inse#si:simetris kiri kanan.
! Palasi:massa tum"r ti0ak a0a- nyeri tekan ti0ak a0a-
2"kal 2remitus kanan menurun.
) Per#usi:
$ &"n"r kiri- hipers"n"r kanan.
! Batas paru hepar inter4"stal ; kanan 0epan.
7/25/2019 REFARAT TB.docx
4/23
) Batas kanan paru /elakan 3erte/ra th"rakal hee?in >h: ( (
+antun%:
$ Inse#si:i4tus 4"r0is ti0ak tampak.
! Palasi:i4tus 4"r0is ti0ak tera/a.
) Per#usi: pekak- /atas jantun kiri pa0a linea
me0i"4la3i4ularis kiri- /atas jantun kanan pa0a lineaparasternalis kanan. Batas jantun kanan inter4"stal II-
/atas jantun /a,ah inter4"stal ;.
7 Aus#ultasi: Bunyi Jantun BJ III murni reular- Bisin
0an Bunyi Tam/ahan BT ti0ak a0a.
A$'&men:
$ Inse#si:0atar- ikut erak napas.
! Aus#ultasi:peristaltik a0a- kesan n"rmal.
) Palasi:hepar 0an lien ti0ak tera/a- massa tum"r ti0ak
a0a- eritema ti0ak a0a- nyeri tekan ti0ak a0a.
7 Per#usi:timpani.
E#stremitas:e0ema ti0ak a0a.
7/25/2019 REFARAT TB.docx
5/23
7. LABORATORIUM
1. Ra'i&l&%i
,am$ar 1: *&t& Th&ra#s P&sisi PA -2//201
*&t& Th&ra#s PA:
$. Ber4ak /era,an ke0ua paru- k"ns"li0asi h"m"en /asal paru
kanan yan menutupi sinus 0an 0ia2rama kanan.
!. #"r : 0alam /atas n"rmal.
). &inus 0an 0ia2rama kiri /aik.
7. Tulan(tulan intak
Kesan: / TB Paru A#ti3 Lesi Luas
/E3usi Pleura De4tra
2. Darah Rutin
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
>B# $!-+ @ $+)
Ul 7 ( $+ @ $+)
u
7/25/2019 REFARAT TB.docx
6/23
RB# 5-!+ @$+6
0l 7*6 @ $+6
0l
HB $7-%0l $7 ( $9 0l
PT$%)@ $+) mm)
$5+ * 7++ @
$+)mm)
Ureum $% m0l $+(5+ m0l
Kreatinin +-5 m0l +-5(+- m0l
luk"sa &e,aktu $+! m0l %+($$+ m0l
Al/umin )-! 0 )-9(5-$ 0
. DIA,NOSIS
Ber0asarkan anamnesis- pemeriksaan Csis 0an pemeriksaan
penunjan 0ian"sis kasus ini a0alah TB Akti2.
5. TERAPI
- I;D1 NA# +- E $7 tpm- +!)pm nasal kanul- #"m/i3ent ne/uliser9 jam- 8AT lanjut- Neur"0e@ $@$ ta/- Aml"0ipin 5 m!7 jam
. PLANNIN,
- &putum BTA )@- FK- Tes tu/er4ulin atau rapi0 tes
7/25/2019 REFARAT TB.docx
7/23
BAB II
TUBERKULOSIS PARU
2.1 Anatomi Paru-Paru dan Pleura
Paru merupakan salah satu pasangan organ respirasi, satu pada kanan dan
kiri, yang dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh jantung dan struktur
mediastinum. Paru kanan terdiri atas lobus superior, medius, dan inferior dan pada
paru kiri terdiri atas lobus superior dan inferior.(1)
Gambar 2.1 Sistem Respirasi2
7/25/2019 REFARAT TB.docx
8/23
Saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring, laring,
trakea, dan paru. aring membagi saluran pernafasan menjadi 2 bagian, yakni
saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan ba!ah. Pada pernafasan melalui
paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen di hirup melalui hidung dan mulut.
Pada !aktu bernafas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke al"eoli
dan dapat erat hubungan dengan darah didalam kapiler pulmonaris.(2)
#aring berfungsi sebagai saluran bersama bagi sistem pernafasan maupun
pen$ernaan. %erdapat dua saluran yang berjalan dari faring-trakea, tempat
le!atnya udara ke paru, dan esophagus saluran tempat le!atnya makanan ke
lambung. Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua $abang utama, bronkus kanan
dan kiri, yang masing-masing masuk ke paru kanan dan kiri. &i dalam setiap paru,
bronkus terus ber$abang-$abang menjadi saluran nafas yang semakin sempit,
pendek, dan banyak seperti per$abangan pohon.(2)
Gambar 2.2 Segmenta bro$hopulmonum(2)
'l"eolus merupakan kelompok-kelompok kantung yang mirip anggur,
berdinding tipis, dapat mengembang, dan berbentuk seperti anggur yang terdapat
diujung per$abangan saluran pernapasan. &inding al"eolus terdiri dari satu lapisan
sel al"eolus yang gepeng. aringan padat kapiler paru yang mengelilingi setiap
al"eolus juga hanya setebal satu lapisan sel. Ruang interstisium antara al"eolusdan jaringan kapiler di sekitarnya membentuk suatu sa!ar yang sangat tipis,
dengan ketebalan hanya ,2 *m yang memisahkan udara di dalam al"eolus dan
darah di dalam kapiler paru. ketipisan sa!ar tersebut mempermudah pertukaran
gas.(2)
Pleura merupakan membran serosa intratoraks yang membatasi rongga
pleura, se$ara embriogenik berasal dari jaringan selom intraembrionik yang terdiri
dari pleura "iseral dan pleura parietal. Pleura "iseral dan parietal merupakan
7/25/2019 REFARAT TB.docx
9/23
jaringan berbeda yang memiliki iner"asi dan "askularisasi berbeda pula. Pleura
se$ara mikroskopis tersusun atas selapis mesotel, lamina basalis, lapisan elastik
superfi sial, lapisan jaringan ikat longgar,dan lapisan jaringan fibroelastik dalam.
%ekanan pleura bersama tekanan jalan napas menimbulkan tekanan transpulmoner
yang memengaruhi pengembangan paru dalam proses respirasi. +airan pleura
dalam jumlah tertentu berfungsi untuk memungkinkan pergerakan kedua pleura
tanpa hambatan selama proses respirasi. Permukaan pleura mengeluarkan $airan
intrapleura en$er, yang membasahi permukaan pleura se!aktu kedua permukaan
saling bergeser satu sama lain saat gerakan bernapas. &inding yang satu dengan
dinding lainnya hanya dipisahkan oleh satu film $air yang memungkinkan mereka
menggelinding satu sama lain. Ruang yang terdapat di antara lapisan ini disebut
rongga pleura.(1,2)
Gambar 2.3 'natomi pleura
2.2 Fisiologi Paru-Paru
Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat golongan utama (1) "entilasi
paru-paru, yang berarti pemasukan dan pengeluaran udara di antara atmosfir dam
al"eolus paru, (2) difusi oksigen dan karbon dioksida di antara al"eolus dan darah,
() transport oksigen dan karbon dioksida di dalam darah dan $airan tubuh ke dan
dari sel, dan () pengaturan "entilasi dan segi-segi respirasi lainnya. ()
Paru-paru dapat dikembangkan dan dikempiskan dalam dua $ara (1) gerakan
turun dan naik difragma untuk memperbesar atau memperke$il rongga dada dan
7/25/2019 REFARAT TB.docx
10/23
(2) ele"asi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan dan menurunkan diameter
anteroposterior rongga dada. ()
Pada saat rongga toraks mengembang, paru juga dipaksa mengembang
untuk mengisi rongga toraks yang membesar. Se!aktu paru mengembang,
tekanan intraal"eolus menurun karena molekul dalam jumlah yang sama kini
menempati "olume paru yang lebih besar. Pada inspirasi biasa, tekanan intra-
al"eolus menurun 1mm/g menjadi 0 mm/g. arena tekanan intra-al"eolus
sekarang lebih rendah daripada tekanan atmosfer, udara mengalir masuk ke paru
mengikuti penurunan gradien tekanan dari tekanan tinggi ke rendah.(2,)
Paru-paru merupakan struktur elasti$ yang akan mengempis seperti balon
dan mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk
mempertahankan pengembangannya, tidak terdapat perlekatan antara paru-paru
dan dinding rangka dada ke$uali pada bagian paru yang tergantung pada hilumnya
dari mediastinum.()
Gambar 2.4 Proses Ventilasi Paru-paru
2.3 Defenisi Tuberculosis Paru
%uberkulosis (%3)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman %3 yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman %3
menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.()
2.4 pidemiologi
4/5 menyatakan bah!a 16 penduduk dunia telah terinfeksi kuman %3.
Saat ini di negara maju diperkirakan setiap tahun terdapat 1-2 kasus baru setiap
7/25/2019 REFARAT TB.docx
11/23
1. penduduk dengan kematian 1-7 per 1. penduduk sedang di negara
berkembang angkanya masih tinggi. 8ndonesia merupakan negara yang termasuk
sebagai 7 besar dari 22 negara di dunia dengan beban %3. onstribusi %3 di
8ndonesia sebesar 7,9:. Saat ini timbul kedaruratan baru dalam penanggulangan
%3, yaitu %3 Resisten 5bat (Multi Drug Resistance6 ;&R).(7)
Pada tahun 1
7/25/2019 REFARAT TB.docx
12/23
bulan kemudian. Sehingga kompleks primer akan mengalami salah satu hal
sebagai berikut
1. Penderita akan sembuh dengan tidak meninggalkan $a$at.
2. Sembuh dengan meninggalkan bekas.
. ;enyebar dengan $ara
a. Perkontinuitatum ke jaringan sekitarnya. Sebagai $ontoh adalah
pembesaran kelenjar limfe di hilus sehingga menyebabkan penekanan
bronkus lobus medius, berakibat atelektasis.
b. Penyebaran bronkogen ke paru bersangkutan atau paru sebelahnya, atau
tertelan dan terjadi penyebaran di usus.
$. Penyebaran se$ara hematogen dan limfogen ke organ lain seperti
tuber$ulosis milier, meningitis, ke tulang, ginjal, genetalia.
2.".2 Tuber#ulosis Post Primer$!%
%erjadi setelah periode laten ( beberapa bulan6tahun ) setelah infeksi
primer. &apat terjadi karena reakti"asi atau reinfeksi. Reakti"asi terjadi akibat
kuman dorman yang berada pada jaringan selama beberapa bulan6tahun setelah
infeksi primer, mengalami multipikasi. /al ini terjadi karena daya tahan tubuh
rendah. Reinfeksi diartikan adanya infeksi ulang pada seseorang yang sebelumnya
pernah mengalami infeksi primer. %3 post primer umumnya menyerang paru,
tetapi dapat pula di tempat lain di seluruh tubuh umunya pada usia de!asa.
arateristik %3 post primer adalah adanya kerusakan paru yang luas denga
ka"itas, hapusan dahak 3%' (>), pada lobus atas, umunya tidak terdapat
limfadenopati intratoraks.7
%uberkulosis post primer dimulai dari sarang dini yang umumnya pada
segmen api$al lobus superior atau lobus inferior. '!alnya berbentuk sarang
pneumonik ke$il. Sarang ini dapat mengalami salah satu keadaan sbb(7)
1. &iresorbsi dan sembuh dengan tidak meninggalkan $a$at
2. Sarang meluas, tetap segera mengalami penyembuhan berupa jaringan fibrosis
dan perkapuran. Sarang dapat aktif kembali membentuk jaringa keju dan bila
dibatukkan menimbulkan ka"iti.
7/25/2019 REFARAT TB.docx
13/23
. Sarang pneumonik meluas, membentuk jaringa keju, yang bila dibatukkan
akan menimbulkan ka"iti. a"iti a!alnya berdinding tipis kemudian menjadi
tebal (ka"iti sklerotik). a"iti akan mengalami
a. ;eluas dan menimbulkan sarang pneumonik baru.
b. ;emadat dan menbungkus diri disebut tuberkuloma. %uberkuloma dapat
mengapur dan sembuh, tapi dapat aktif kembali dan men$ari menimbulkan
ka"iti kembali.
$. ;enyembuh dan disebut open healed cavity, atau menyembuh dengan
membungkus diri, akhirnya menge$il. a"iti dapat men$iut dan tampak
sebagai bintang (stellate shape).
2.&.1 'lasifi#asi$"%
&ari system lama diketahui beberapa klasifikasi seperti
Pembagian se$ara patologis
- %uberkulosis primer
- %uberkulosis post-primer
Pembagian se$ara akti"itas radiologis %uberkulosis ( o$h Pulmonum )
aktif, non-aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh).
Pembagian se$ara radiologis (luas lesi)
- %uber$ulosis minimal. %erdapat sebagian ke$il infiltrate non-ka"itas
pada satu paru maupun kedua paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi
satu lobus paru.
- Moderately advanced tuberculosis. 'da ka"itas dengan diameter
yang tidak lebih dari $m. umlah infiltrat bayangan halus tidak
lebih dari satu bagian paru. 3ila bayangannya kasar tidak lebih dari
sepertiga bagian satu paru.
- Far advanced tuberculosis. %erdapat in"filtrat dan ka"itas yang
melebihi keadaan pada moderately advanced tuberculosis.
Pada tahun 1
7/25/2019 REFARAT TB.docx
14/23
ategori 88 terinfeksi tuber$ulosis tapi tidak sakit, tes tuber$ulin positif,
radiologis dan sputum negatif. ategori 888 terinfeksi dan tuberkulosis.
&i 8ndonesia klasifikasi berdasarkan kelainan klinis, radilogis, dan
mikrobiologis ()
%uberkulosis Paru
3ekas tuber$ulosis paru
%uber$ulosis paru tersangka, yang terbagi dalam
- %uberkulosis paru tersangka yang diobati. Sputum 3%' (-), tetapi tamda
tanda lain negatif.
- %uberkulosis paru tersangka yang tidak diobati. Sputum 3%' (-) dan
tanda-tanda lain juga meragukan.
&alam !aktu 2- bulan, %3 tersangka ini sudah harus dipastikan apakh
termasuk %3 paru (aktif) atau bekas %3 paru. &alam klasifikasi ini perlu
di$antumkan()
1. Status bakteriologi.
2. ;ikroskopis sputum 3%' (langsung).. 3iakan sputum 3%'.
. Status radilogi, kelainan rele"an untuk tuberkulosis paru.
7. Status kemoterapu, ri!ayat pengobatan denga obat anti-tuberkulosi.
4/5 1
7/25/2019 REFARAT TB.docx
15/23
ategori 8?, ditujukan terhadap %3 kronik.
2.( )anifestasi 'linis
Respiratorik batuk @ minggu, berdahak, batuk darah, nyeri dada, sesak
nafas. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbuk peradangan
menjadi produktif. ebanyakan batukdarah terjadi pada ka"itas, tetapi dapat juga
terjadi pada ulkus dinding bronkus. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit
yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
Ayeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura dan menimbulkan
pleuritis.(,7,)
Sistemik demam, keringat malam, malaise, nafsu makan menurun, berat
badan menurun. &emam sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan
berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.(,7,)
2.* Pemeri#saan Fisis
Pemeriksaan fisik tidak spesifik. 3ila kelainan paru minimal atau sedang,pemeriksaan fisis mungkin normal. 3ias dijumpai tanda-tanda konsolidasi, de"iasi
trakea6mediastium ke sisi paru dengan kerusakan terberat, efusi leura (redup,
suara napas menurun).(0)
%anda fisik tergantung pada lokasi kelainan serta luasnya kelainan struktur
paru. &apat ditemukan tanda-tanda antara lain penarikan struktur sekitar, suara
napas brokial, ronki basah. Pada efusi pleura didapatkan gerak nafas tertinggal,
keredupan dan suara napas menurun sampai tidak terdengar. 3ila terdapat
limfadenitis tuberkulosa didapatkan pembesaran kelenjar limfe, sering di daerah
leher, kadang disertai adanya skrofuloderma.(,7)
2.1+ Pemeri#saan ,adiologis
2.1+.1 Tuber#ulosis Primer$(%
%uberkulosis primer biasanya ditemukan pada anak-anak. elainan roentgen
akibat penyakit ini dapat berlokasi di mana saja dalam paru-paru, namun sarang
7/25/2019 REFARAT TB.docx
16/23
dalam parenkim paru-paru sering disertai dengan pembesaran kelenjar limfe
regional (kompleks primer).(9)
Salah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah pleuritis, karena
perluasan infiltrate primer ke pleura melalui penyebaran hematogen. omplikasi
lain adalah atelektasis.(9)
2.1+.2 Tuber#ulosis Post Primer atau Tuber#ulosis e#under(
%uber$ulosis yang berifat kronis ini terjadi pada orang de!asa. Saat ini
pendapat umum mengenai penyakit terdsebut adalah bah!a timbul reinfeksi pada
seseorang dimana pada masa ke$ilnya pernah menderita tuber$ulosis primer,
tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri.Sarang sarang yang terlihat pada foto roentgen biasanya berkedudukan di
lapangan paru atas dan segmen api$al lobi ba!ah, !alaupun kadang-kadang dapat
juga terjadi di lapangan ba!ah, yang biasanya disertai oleh pleuritis. Pembesaran
kelenjar-kelenjar limfe pada tuberkulosis sekunder jarang ditemukan.
lasifikasi %uberkulosis sekunder menurut American uberculosis
Association.(9)
1. %uber$ulosis minimal yaitu luas sarang sarang yang kelihatan tidak
melebihi daerah yang diabatasi oleh garis median, apkes, dan iga 2 depanB
sarang sarang soliter dapat berada di mana saja, tidak harus berada dalam
daerah tersebut di atas. %idak ditemukan adanya ka"itas.
2. %uberkulosis lanjut sedang yaitu luas sarang-sarang yang bersifat ber$ak-
ber$ak tidak melebihi luas satu paru, sedangkan bila ada ka"itas,
diameternya tidak melebihi $m. alau sifat bayangan sarang
sarangtersebut berupa a!an-a!an yang menjelma menjadi daerah
konsolidasi yang homogen, luasnya tidak boleh melebihi luas satu lobus.
. %uberkulosis sangat lanjut yaitu luas daerah yang dihinggapi oleh sarang-
sarang lebih daripada klasifikasi kedua di atas, bila ada ka"itas maka
diameter keseluruan semua lubang melebihi $m.
Pembagian yang digunakan di negara 8ndonesia begitu pula dipergunakan di
'merika Serikat, yaitu (9)
7/25/2019 REFARAT TB.docx
17/23
1. Sarang sarang berbentuk a!an atau ber$ak-ber$ak dengan densitas
rendahatau sedang dengan batas tidak tegas. Sarang sarang seperti ini
biasanya menunjukkanbah!a proses aktif.
2. a"itas ini selalu berarti proses aktif ke$uali bila lubang ka"itas sudah
sangat ke$il, yang dinamakn lubang sisa.
. Sarang seperti garis-garis atau bintik bintik kapur (kalsifikasi) yang biasanya
menunjukkan bah!a proses telah tenang.
%3 P'RC
2.11 Pemeri#saan aoratorium
2.11.1 Dara/$"0&%
Pada saat tuber$ulosis baru mulai aktif akan didapatkan jumlah leukosit
yang sedikit meninggi, laju endap darah mulai meningkat. /asil pemeriksaan
darah lain didapatkan juga anemia ringan dengan gambaran normokrom dan
normositer, globulin meningkat, dan kadar natrium menurun, tetapi tidak spesifik.
Pemeriksaan serologis dilakukan dengan metode Dlissa, ;y$odot, P'P
( peroksidase anti peroksidase ).
2.11.2 putum $!0"0&0*%
7/25/2019 REFARAT TB.docx
18/23
Pemeriksaan dahak untuk menemukan basil tahan asam merupakan
pemeriksaan yang harus dilakukan pada seseorang yang di$urigai tuberkulosis.
Pemeriksaan dilakukan kali (se!aktu6pagi6se!aktu), dengan pe!arnaan Eiehl-
Aielsen atau iyoun Fabbet. 8nterpretasi pemba$aan didasarkan skala 8C'%&
atau bronkhorst. /asil pemeriksaan dinyatakan positif bila sedikitnya 2 dari
spesimen dahan ditemukan 3%' (>).
3ila hanya satu spesimen positif, perlu pemeriksaan foto toraks atau SPS
ulang. 3ila foto toraks mendukung %3 maka diagnose sebagai %3 paru 3%' (>).
3ila foto toraks tidak mendukung %3 maka diperlukan pemeriksaan SPS ulang.
3ila SPS ulang hasilnya negatif berarti bukan penderita %3, bila SPS positif,
berarti penderita %3 3%' (>). 3ila foto toraks mendukung %3 tetapi pemeriksaan
SPS (-), maka diagnose adalah %3 paru 3%' (-) roentgen positif.
2.11.3 Tes tuber#ulin
%es tuberkulin hanya menyatakan apakah seseorang indi"idu sedang atau
pernah mengalami infeksi M.tuberculosa, M.bovis, "aksinasi 3+F danMycobacteria pathogen lainnya. &asar tes tuber$ulin ini adalah reaksi alergi tipe
lambat.(,
7/25/2019 REFARAT TB.docx
19/23
$. &osis 5'% yang digunakan harus sesuai dengan terapi rekomendasi
internasional, sangat dianjurkan untuk penggunaan ombinasi &osis
%etap (&%6fi"ed#dose combination$ FD%& yang terdiri dari 2 tablet (8A/
dan R8#), tablet (8A/, R8# dan PE') dan tablet (8A/, R8#, PE',
D;3).
Tabel 1. Dosis bat T. ,e#omendasi dosis dalam mg#g.$4%
5bat /arian G seminggu
8A/H 7(-) maG mg6hr 1(9-12) maG
7/25/2019 REFARAT TB.docx
20/23
b. Respon hasil mikrobiologi
$. ondisi fisik pasien
d. Dfek samping obat
. &i daerah pre"alensi infeksi /8? tinggi, infeksi %uberkulosis I /8? sering
bersamaan, konsultasi dan tes /8? diindikasikan sebagai bagian dari
tatalaksana rutin.
0. Semua pasien dengan infeksi %uberkulosis-/8? harus die"aluasi untuk
a. ;enentukan indikasi 'R? pada tuberkulosis.
b. 8nisasi terapi tuberkulosis tidak boleh ditunda.
$. Pasien infeksi tuberkulosis-/8? harus diterapi otrimoksa=ol apabila +&
J 2.
Selama terapi e"aluasi foto setelah pengobatan 2 bulan dan bulan.
Tabel 2. ,e#omendasi regimen terapi$&%
ategori
terapi %3
Penderita %3 'lternatif regimen terapi %3
#ase inisial #ase lanjutan8 asus baru I 3%' (>)
-asus baru I 3%' (-) dengan
lesi paru luas
-onkomintan /8? berat atau
%3 ekstrapulmoner berat
2 R/ED (R/ES) R/
/D
88 Sputum hapusan positif
ambuh
Fagal terapi
Putus berobat
2 R/EDS > 1 R/ED 7 R/D
888 -asus baru I 3%' (-) selain
kategosi 8
-%3 ekstrapulmoner tidak
berat
2 R/EDH R/
/D
8? asus kronis ;erujuk panduan 4/5 menggunakansecond
line drug
7/25/2019 REFARAT TB.docx
21/23
%etapi belakangan ini di beberapa negara banyak terdapat resistensi terhadap
lebih dari satu obat terutama 8A/ dan rifampisin. enis obat yang dipakai ()
- 5bat primer (obat antituberkulosa tingkat satu) isonia=id, rifampisin,
pira=inamid, sterptomisin, etambutol.
- 5batb sekunder (obat antituberkulosa tingkat dua) kinamisin, pas (para
amino salicylic acid), tiaseta=on, etionamid, protionamid, sikroslerin,
"iomisin, kapreomisin, amikasin, ofloksasin, siprofloksasin, norfloksasin,
le"loksasin, klofami=in.
&8#DRDA%8' &8'FA5S8S %3 P'RC
DAFTA, PTA'A
$. 1"rlan0. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: F#.
!+$$G Hal. $!5)- $!%.!. &her,""0- auralee. Fisiologi Manusia dari Sel Ke Sisitem
Edisi 6.Jakarta : F#. !+$$G Hal. 7(5+!.). uyt"n 0an Hall . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12.
Jakarta : F#.!+$)G Hal. 75(76.7. Pan0uan Praktik Klinis Bai 1"kter 0i Dasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer F0isi $. Jakarta: !+$)G Hal. !9()).
5. >i/is"n"- >inariani- Haria0i &. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Paru 21. &ura/aya: !+$+G Hal. ($%.6. &u0"y" A- 0kk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam !ilid III Edisi
". Jakarta : !++G Hal. !!))(!!)9.%. Pe0"man 1ian"sis Terapi BA&'D Ilmu PFnyakit Paru
F0isi III !+$5 DK UNAIR. &ura/aya: !++5G Hal. $+($7.9. Rasa0 &. #adiologi Diagnostik Edisi Kedua FK$I. Jakarta :
!++5G Hal. $)!($)5.
7/25/2019 REFARAT TB.docx
22/23
. Hayes P- 'a4kay T. Buku Saku Diagnosis dan %era&i. Jakarta
: F#. !+$$G Hal. ))$())!.$+. Patel-R pra0ip. e4ture n"tes Ra0i"l"i F0isi ke0ua.
Jakarta: Frlana.!++%: hal.)%$$. 1ahlan-ul. Ajar Ilmu Penyakit Dalam !ilid III Edisi
".Jakarta:!++GHal.!$6(!!+5.$!. >en?el p Ri4har0- '.1.- an0 Alpha A. D",ler III- '.1.
A4ute Br"n4hitis. FNAN1: !++6
7/25/2019 REFARAT TB.docx
23/23
Recommended