View
59
Download
8
Category
Preview:
Citation preview
UROLITHIASIS
A. Definisi
Urolitiasis adalah suatu kondisi dimana terdapat pembentukan batu pada sistem urinarius.
Ada beberapa istilah pada urolitiasis, yaitu nefrolitiasis (batu ginjal), ureterolitiasis (batu
ureter), sistolitiasis (batu buli). Batu traktus urinarius diklasifikasikan berdasarkan lokasi,
besarnya, karakteristik x-ray, etiologi atau komposisi kimia (kalsium, struvit, asam urat,
dll). Kalsium oksalat merupakan komponen terbanyak pada batu traktus urinarius. Sekitar
80% pasien adalah laki-laki dan biasanya terjadi pada usia antara 20-30 tahun.
B. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang
idiopatik.
Secara epidemiologis terdapat beberapa factor resiko yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain:
1. Kristaluria
2. Diet : Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu
saluran kemih.
3. Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktivitas atau sedentary life.
4. Iklim : pada iklim-iklim panas orang lebih cenderung mudah terjadi dehidrasi
sehingga merupakan factor resiko terjadinya batu
5. Keturunan
6. Penggunaan obat-obatan : penggunaan antihipertensi triamteren, antacid jangka
panjang,carbonic anhydrase inhibitor, protease inhibitor juga merupakan factor resiko
terjadinya batu.
C. Patogenese
Mineralisasi pada semua sistem biologis memiliki pola umum bahwa Kristal dan matriks
saling terkait. Begitu juga dengan batu saluran kencing, terdapat agregasi polikristal yang
terdiri dari berbagai jenis kristaloid dan matriks organic. Teori untuk menjelaskan
penyakit batu ini belum lengkap. Pembentukan batu membutuhkan kejenuhan urin yang
1
tergantung dari pH, kekuatan ionic, konsentrasi zat terlatut, dan kompleksasi. Komponen
urin mungkin berubah selama terjadi perbedaan status fisiolohis dari urin yang relative
asam pada miksi pertama di pagi hari sampai alkalis setelah makan. Kekuatan ionic
ditentukan terutama oleh konsentrasi related ion monovalen. Semakin kekuatan ionic
meningkat, koefisien aktivitas menurun, koefisien aktivitas mencerminkan ketersediaan
sebuah partikel ion.
Peran dari konsentrasi zat terlarut jelas. Semakin besar konsentrasi 2 ion, semakin besar
kemungkinan mereka mengendap. Konsentrasi ion yang rendah mengakibatkan saturasi
rendah dan meningkatkan kelarutan. Semakin konsentrasi ion meningkat, aktivitas produk
mencapai sebuah titik spesifik yang disebut produk kelarutan (KPK). Konsentrasi melebihi
titik ini memungkinkan untuk memulai pertumbuhna Kristal dan nukleasi heterogen.
Sebagaimana larutan menjadi lebih terkonsentrasi, aktifitas produk akhirnya mencapai
pembentukan produk (KPP). Tingkat kejenuhan pada titik ini tidak stabil dan akan muncul
nukleasi homogen secara spontan.
Memperbanyak konsentrasi 2 ion memperlihatkan konsentrasi produk. Konsentrasi
produk pada banyak ion lebih besar dari pembentukan kelarutan. Factor lain yang
berperan adalah kompleksasi yang mempengaruhi ketersediaan ion spesifik.
Pembentukan Kristal dimodifikasi oleh berbagai zat yang ditemukan pada saluran kemih
termasuk magnesium, sitrat, pirofosfat. Inhibitor ini bertindak pada lokasi pertumbuhan
aktif Kristal atau sebagai penghambat dalam larutan.
Teori Nukleasi mengesankan bajwa batu salauran kemih berasal dari Kristal atau benda
asing yang terbenam dalam kejenuhan urin. Tidak semua batu terjadi pada orang dengan
hipereksresi atau dehidrasi. Selain itu, banyak batu terbentuk 24 jam selama pengumpulan
urin merupakan normal sehubungan dengan konsentrasi ion pembentuk batu.
Teori inhibisi Kristal mengklaim bahwa pembentukan batu terjadi karena tidak adanya
atau konsentrasi rendah dari inhibitor alami batu termasuk magnesium, sitrat, pirofosfat.
Teori ini tidak memiliki validat pasti selama masih banyak orang kekurangan inhibitor
tidak pernah terbentuk batu dan sebagian dengan banyak inhibitor malah membentuk
batu.
D. Klasifikasi
Menurut European Association of urology batu saluran kemih dapat diklasifikasikan
berdasarkan ukuran, lokasi, karateristik x-ray, etiologi pembentukan, komposisi, dan
resiko rekuren.
2
1. Ukuran
Ukuran batu biasanya diberikan dalam satu atau dua dimensi dan dikelompokkan
berdasarkan besar diameter menjadi 5, 5-10, 10-20, > 20 mm.
2. Lokasi
Batu bisa diklasifikasikan berdasarkan posisi anatomis, yaitu kaliks atas, tengah,
bawah; pelvik renalis; ureter atas, tengah, distal; vesika urinaria.
3. Karakteristik x-ray
Batu dapat diklasifikasikan berdasarkan foto polos x-ray (BNO), dimana variasi
tergantung pada komposisi mineral. CT scan tanpa kontras dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan batu berdasarkan densitas, struktur dalam dan komposisi dimana
dapat mempengaruhi keputusan pengobatan.
4. Etiologi pembentukan
Penyebab batu dapat diklasifikasikan sebagai infeksi dan non infeksi; kelainan
genetic, atau karena obat.
5. Komposisi
Aspek metabolic sangat penting dalam pembentukan batu, dan eveluasi metabolic
diperlukan untuk mengesampingkan kelainan lain. Analisis dalam kaitannya dengan
3
gangguan metabolisme adalah dasar untuk diagnostik lebih lanjut dan
penatalaksanaan. Batu sering terbentuk dari campuran zat.
6. Resiko rekuren
Resiko pembentukan batu merupakan perhatian khusus karena ada kemungkinan
untuk kambuh atau tumbuh kembali, dan sanagat penting untuk terapi farmakologis.
Sekitar 50 % kekambuhan pembentukan batu hanya sekali seumur hidup.
Kekambuhan diamati terjadi pada lebih dari 10% pasien. Jenis batu dan beratnya
penyakit menentukan rendah atau tingginya resiko kekambuhan.
4
E. Jenis batu
1. Kalsium
Kalsifikasi dapat muncul dan berakumulasi pada sistem pengumpulan dan
menghasilkan batu. 80 – 85% batu saluran kemih mengandung kapur. Batu kalsium
paling sering disebabkan karena peningkatan kalsium urin, peningakatan asam urat
urin, peningkatan oksalat urin, atau menurunnya kadar sitrat urin. Hiperkalsiuria
ditemukan sebagai kelainan tersembunyi pada 12% pasien dan 18% kombinasi
dengan kelainan lain. Hiperurikosuria diartikan sebagai kelainan tersembunyi pada
8%. Peningkatan oksalat urin ditemukan pada 5 % pasien. Lalu, penurunan kadar
sitrat urin ditemukan pada 17% pasien.
Kira-kira sepertiga pasien yang menjalani tes metabolic tidak ditemukan kelainan
metabolic. Gejala sekunder dari obstruksi mengakibatkan nyeri, infeksi, mual dan
muntah, dan jarang berujung pada gagal ginjal. Hematuri asimptomatik atau infeksi
5
saluran kemih berulang yang tidak mempan terhadap antibiotik yang tepat seharusnya
dicurigai batu saluran kemih.
Pembentukan batu kalsium berhubungan oleh beberapa hal berikut :
Hiperkalsiuria
Kadar kalsium dalam urin > 250 – 300 mg/24 jam yang dapat terjadi pada
keadaan:
o Hiperkalsiuri absorbtif yang terjadi kareba peningkatan absorbs kalsium
melalui usus.
o Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan reabsorbsi
kalsium melalui tubulus ginjal.
o Hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium
tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada tumor
paratiroid.
Hiperoksaluria
Ekresi oksalat melebihi 45 gram per hari. Biasanya dijumpai pada pasien yang
mengalami gangguan usus setelah menjalani pembedahan usus dan pasien yang
banyak mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft
drink, cocoa, bayam.
Hiperurikosuria
Kadar asam urat urin melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat berlebih pada urin
bertidak sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat.
Hipositraturia
Dalam urin, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat, sehingga
menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Hal ini dikarenakan
kalsium sitrat lebih mudah larut daripada kalsium oksalat.
Hipomagnesuria
Magnesium juga sebagai penghambat timbulnya batu kalsium.
6
2. Batu struvit
Disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya disebabkan oleh ISK. Kuman
penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea (proteus spp, Klebsiella,
Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang menghasilkan urease dan
merubah urin menjadi berubah urin menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea
menjadi amoniak. Suasana basa memudahkan garam magnesium, aminium, fosfat
dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP).
3. Batu asam urat
Batu asam urat merupaka 5 – 10% daris eluruh batu saluran kemih. Diantara 75-80%
batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya campuran kalsium oksalat.
Banyak pada pasien penderita gout, mieloploroferatif, pasien dengan terapi anti
kanker, pengguna obat urikosurik, pada orang dengan obesitas, peminum alcohol, dan
diet tinggi protein.
Asam urat realtif tidak larut dalam urin sehingga mudah membentuk batu. Factor
penyebab terbentuknya batu asam urat adalah urin yang asam (pH <6), volume urin
yang sedikit (<2L/hari), dan hiperurikosuri.
Bentuk batu ini bulat dan halus sehingga bisa keluar secara spontan dan bersifat
radiolusen. Pada pemeriksaan IVU tampak sebagai bayangan filling defect sehingga
harus dibedakan dengan bekuan darah, papilla ginjal yang nekrosis, tumor, atau
bezoar jamur. Pada USG tampak bayangan akustik.
7
4. Batu jenis lain
Batu sistin, xanthin, triamteren, silikat sangat jarang dijumpai. Batu sistin terjadi
karena kelainan absorbs sistin di mukosa usus. Demikian dengan batu xanthin
terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi wnzim xanthin oksidase.
Penyebab batu silikat bisa karena pengonsumsian antasida berlebih dalam jangka
panjang.
F. Gejala klinis
1. Nefrolitiasis dan Ureterolitiasis
Nyeri
Kolik renal dan nyeri non kolik merupakan 2 jenis nyeri yang berasal dari ginjal,
kolik renal biasanya dikarenakan perengangan pada sistem pengumpulan atau
ureter, sedangkan nyeri non kolik disebabkan karena distensi dari kapsul ginjal.
Gejala ini mungkin akan saling tumpang tindih. Obstruksi saluran kemih
merupakan mekanisme utama yang bertanggung jawab pada kolik renal. Pasien
merasa nyeri saat melakukan uretropielogram retrograde dibawah pengaruh
anestesi local. Dengan tekanan yang berlebihan mengakibatkan distensi
berlebihan pada sistem pengumpulan. Nyeri ini dikarenakan peningkatan
langsung pada tekanan intraluminal, peregangan ujung saraf. Kolik renal tidak
selalu bertambah dan berkurang atau datang seperti kolik usus atau kolik empedu
tetapi relative konstan. Kolik ginjal menyiratkan berasal dari intraluminal.
Mekanisme local seperti peradangan, edema, hiperperistaltik dan iritasi mukosa
mungkin berperan pada presepsi nyeri.
8
Pada ureter, ada nyeri alih berdasarkan distribusi nervus ilioinguinal dan cabang
genital dari nervus genitofemoral, dimana nyeri dari obstruksi dialihkan ke area
yang sama seperti sistem pengumpul (panggul dan sudut kostovertebra).
Sebagian besar batu muncul dengan nyeri akut. Beratnya dan lokasi dari nyeri
tergantung dari ukuran batu, lokasi, derajat obstruksi, ketajaman obstruksi, dan
variasi anatomi. Pasien akan bergerak mencari posisi yang tidak biasa untuk
mengurangi nyerinya.
Gejala kolik ginjal akut tergantung dari lokasi batu, seperti kalik, pelvis renalis,
uretra proximal, medial, dan distal.
o Kaliks renalis
Secara umum, batu yang tidak mengobstruksi menyebabkan nyeri yang
hanya sementara karena obstruksi yang intemiten. Nyeri yang dirasakan
dalam dan tumpul pada panggul atau punggung dan bervariasi dalam
intensitasnya dari berat sampai ringan. Nyeri bisa eksarsebasi setelah minum
bayak air. Gambaran rdiologi mungkin tidak menunjukan adanya obstruksi
meskipun pasien mengeluh. Masih belum jelas seberapa banyak nyeri
berhubungan dengan iritasi mukosa local dengan aktivasi kemoreseptor.
Keberadaan infeksi atau inflamasi kaliks atau divertikulum sebagai
tambahan dari obstruksi menambah presepsi nyeri. Batu kapur kadang
menyebabkan perforasi spontan dengan urinoma, fistula, atau pembentukan
abses. Batu kapur biasanya kecil dan banyak dan dapat lewat spontan.
Retensi jangka panjang melawan aliran urin dan melawan gravitasi dan
peristaltic antegrade menyiratkan suatu elemen obstruksi yang penting.
o Pelvis renalis
Batu pada pelvis renalis dengan diameter > 1cm biasanya menyumbat
ureteropelvic junction, biasanya menyebabkan nyeri hebat pada sudut
costoverteberal, lateral dari otot sacrosponalis dan dibawah iga XII. Nyeri
ini dapat bervariasi mulai dari tumpul sampai luarbiasa tajam dan biasanya
konstan dan sulit dihindari. Nyeri sering menjalar ke panggul dan juga
bagian depan kuadran atas abdomen ipsilateral. Nyeri dapat dibingungkan
dengan kolik empedu atau kolesistitis jika berda pada sisi kanan dan
gastritis, pancreatitis akut, ulkus peptikus jika berada kiri, terutama jika
pasien mengalami anoreksia, mual muntah. Obstruksi ureteropelvic junction
9
uamh didapat atau congenital menyebabkan kumpulan gejala yang mirip.
Gejala biasanya muncul intermiten setelah banyak miinum air atau minuman
beralkohol. Batu staghorn parsial atau komplit yang adal pada pelvis renaliis
beleum tentu menyumbat. Pada keadaan tidak ada penyumbatan, pasien
sering heran dengan beberapa gejala seperti nyeri pada panggul atau
punggung. Infeksi saluran kemih berulang yang sering berujung pada
penemuan batu pada pemeriksaan radiologi. Jika tidak ditangani. Batu
staghorn yang tidak terdeteksi ini akan sering menyebabkan morbiditas yang
signifikan, termasuk kemerosotan fungsi ginjal, komplikasi infeksi, atau
keduanya.
o Ureter proximal dan medial
Batu pada ureter proximal dan medial sering menyebabkan nyeri panggul,
berat dan tajam pada sudut costovertebral. Nyerinya mungkin akan lebih
berat dan intermiten jika batu sedang berjalan turun melewati ureter dan
menyebabkan obstruksi intemiten. Batu yang tersangkut pada area tertentu
menyebabkan sedikit rasa nyeri, terutama jika hanya menyumbat sebagian.
Batu yang stabil/tidak bergerak menyebabkan obstruksi konstan yang
memungkinkan reflek autoregulasi dan aliran balik pielovenous dan
pielolimfatik medekompresi saluran bagian atas, dengan penurunan tekanan
intraluminal secara bertahap mengurangi rasa sakit. Nyeri yang
berhubungan dengan batu uretra sering memproyeksikan dermatom yang
sesuai dan inervasi radiks nervus spinalis.nyeri oada ureter atas menjalar ke
daerah lumbal dan panggul. Batu ureter medial menyebabkan nyeri yang
menjalar kaudal dan anterior menuju perut tengah dan bawah. Nyeri mirio
dengan appendicitis akut oada bagian kanan atau diverticulitis akut jika
mengenai bagian kiri, terutama jika muncul gejala gastrointestinal
berbarengan.
o Ureter distal
Batu pada ueter distal sering menyebablam nyeri yang menjalar ke genitalia
atau testis atau labia mayor. Nyeri alih ini sering dihasilkan dari ilioinguinal
atau cabang nervus genital genitofemoral. Diagnosis akan dibingungkan
dengan torsio testis atau epididimitis. Batu pada intralumen ureter mirip
seperti sistitits, uretritis, atau prostatitis dengan menyebabkan nyeri
10
suprapubik, sering berkemih, dan urgensi, disuri, stranguria atau gross
hematuri. Pada wanita akan susah dibedakan dengan nyeri menstruasi, PID,
dan rupture/kista ovarium terpuntir. Striktur ureter distal dari radiasi, luka
operasi, atau prosedur endoskopi terdahulu bisa juga menyebabkan gejala
yang sama.
Hamaturia
Pemeriksaan urinalisis lengkap membantu mengkonfirmasi diagnosis dari batu
saluran kemih dengan menilai dari hematuri dan kristaluria dan pH urin. Pasien
sering mengaju mengalami gross hematuri atau urin berwarna seperti teh.
Sebagian besar pasien akan mengalami paling tidak mikrohematuria.
Infeksi
Batu struvit berkaitan dengan infeksi Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,
Slaphulococcus. Jarang sekali E. coli. Batu kalsiunm fosfat adalah varietas kedua
yang berhubungan dengan infeksi. Batu kalsium fosfat dengan pH urin < 6,6
sering disebut baru brushite. Semua batu berkaitan dengan infeksi sekunder
karena obstruksi dan statis proksimal dari batu. Kultur dan uji antibioruk harus
dikerjakan sebelum interfensi elektif dikerjakan.
Infeksi mungkin menjadi factor yang berkontribusi terhadap nyeri. Bakteri dapat
mengubah peristaltic ureteral dengan memproduksi ekostoksin dan endotoksin.
Inflamasi local dari infeksi dapat menyebabkan altivasi kemoreseptor dan nyeri
local dengan nyeri alih.
Demam
Hubungan batu saluran kemih dengan demam adalah emergensi relative. Tanda
dari sepsis bervariasi termasuk demam, takikardi, hipotensi, vasodilatasi. Nyeri
sudut costovertebral mungkin menandakan obstruksi akut saluran atas, tetapi
tidak dapat dipakai untuk obstruksi jangka panjang. Sebagai contoh masa yang
teraba merupakan akibat dari hidronefrosis berat. Pada keadaan ini harus segera
didekompresi dengan kateter retrograde. Jika tidak berhasil dapat dilakukan
nefrostomi perkutaneus.
Mual muntah
11
Cairan intravena diperlukan untuk memperbaiki keadaan euvolemik. Cairan
intravena tidak boleh digunakan untuk dieresis yang dimaksudkan untuk
mendorong batu keluar dari ureter. Peristaltic ureter yang efektif membutuhkan
coaptation dinding uretra dan paling efektif pada keadaan euvolemik.
2. Vesikolotiasis
Batu buli niasanya terjadi akibat kondisi patologis seperti gangguan pengosogan urin
atau adanya benda asing. Gangguan pengosongan urin mungkin karena striktur uretra,
BPH, kontrakturn bladder neck, dan semua kondisi yang menyebabkan statis urin.
Benda asing seperti kateter Foley dan kateter ureter double-J yang tertinggal dapat
menjadi inti dari batu. Analisis batu sering memperlihatkan batu ammonium urat,
asam urat, dan kalsium oksalat. Pasien akan mengeluh gejala iritatif pengosongan
urin, pancaran urin yang terputus-putus, infeksi saluran kemih, hematuri, nyeri pelvis.
Pemeriksaan fisik tidak didapatkan. Sebagian besar radiolusen (asam urat). USG buli
mengenali batu dengan karakteristik bayangan. Batu bergerak sesuai denagan gerakan
badan. Batu dalam ureterokel tidak berpidah dengan posisi badan.
3. Uretrolitiasis
Batu uretra biasanya bersar dari buli dan jarang berasala dari saluran atas.
Kebnayakan batu buli yang lewat spontan ke buli dapat melewati uretra tanpa
halangan. Batu uretra berkembang dari stasis urin sekunder, striktur uretra,
divertikulum uretra, atau dari bekas lokasi operasi terdahulu. Kebanyakan batu uretra
pada pria berada pada bagian prostat atau bulbar dan tunggal. Gejalanya mirip seperti
batu buli, yaitu aliran urin yang tersendat, hematuria terminal, dan infeksi. Batu
mungkin hadir dengan dribbling atau selama retensi urin akut. Nyeri dapat berat dan
pada pria akan menjalar sampai ujung penis. Diagnosis dapat dikonfirmasi dnegan
palpai, visualisasi endoskopik, radiologi.
G. Diagnosis
1. Anamnesis
Pasien dengan batu saluran kemih memiliki keluhan yang bervariasi mulai dari tanpa
keluhan, sakit pinggang ringan sampai kolik, diuria, hematuria, retensio urin, anuria,
gross hematuria, mual muntah. Keluhani ini daoat disertai dengan penyulit berupa
demam, tanada-tanda gagal ginjal.
12
Selain itu dalam anamnesis harus dievaluasi onset, karakter, penjalaran, aktivitas yang
memperberat nyeri, riwayat dengan nyeri yang sama atau riwayat penyakit batu
sebelumnya. Factor resiko pada penyakit batu adalah seperti kristaluria, factor social
ekonomi (pada Negara industry, imigran), diet (tinggi lemak, tinggi protein, kurang
serat, intake garam, dan intake air yang kurang), pekerjaan (aktivitas fisik,
peningkatan suhu), iklim (iklim panas, paparan sinar matahari), riwayat keluarga
(genetic, kebiasaan), obat (antihipertensi, antacid, karbonik anhidrasi).
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik lengkap sangat penting untuk evaluasi pada pasien dengan batu
saluran kemih. Pasien akan memeperlihatkan gejala kolik ginjal aut yang khas seperti
nyeri hebat, sering berusaha untuk mencari posisi untuk meringankan nyeri.
Komponen sistemik dari kolik renal yang jelas dengan takikardi, berkeringat, mual
terus menerus. Nyeri pada sudut costovertebral dan akan teraba masa pada
hidronefrosis berat. Demam, hipotensi, dan vasodilatasi kulit mungkin tampak dengan
urosepsis. Ini menandakan kegawatdaruratan sehinga memerlukan dekompresi,
pemberian cairan intravena, dan antibiotik intravena. Kadang, perawatan intensif
dibutuhkan.
Walaupun pemeriksaan abdomen seharusnya menyingkirkan penyebab lain dari nyeri
abdomen, tetapi tumor abdomen, aneurisma aorta abdominal, kehamilan memiliki
cirri seperti kolik ginjal. Nyeri alih mungkin mirip dengan jalur saraf aferen. Perabaan
buli harus dikerjakan karena akan muncul retensi urin. Pemeriksaan rectal dapat
membantu menyingkirkan keadaan patologis lain.
3. Pemeriksaan penunjang
Radiologi
o CT scan
Merupakan pilihan modalitas pencitraan pada pasien dnegan kolik renal
akut. Pemeriksaan ini cepat dan tidak mahal dari pada IVP. Dengan ini dapat
menggambarkan struktur peritoneal dan retroperitoneal dan tidak perlu
menggunakan kontras. Batu ureter distal dapat dibingungkan dengan
plebolit. Pencitraan ini tidak memberikan gambaran anatomic seperti pada
IVP yang mungkin penting untuk rencana intervensi. Jika kontras dipakai,
13
film KUB dapat memberikan informasi yang membantu. Batu matriks
memiliki jumlah kalsium adekuat yang mudah dilihat dengan CT.
Dengan CT dapat mendeteksi batu asam urat dan xanthine yang radiolisen.
Batu asam urat yang terlihat tidak dapat dibedakan dari batu kalsium
oksalat.Dengan CT juga dapat menentukan densitas batu, struktur dalam
batu dan jarak antara kulit ke batu yang berguna pada hasil ESWL.
o IVP
Dengan IVP dapat mendokumentasikan secara simultan batu ginjal dan
anatomi saluran kemih atas. Kalsifikasi extraosseous pada radiografi
mungkin keliru dianggap batu saluran kemih. Pada posisi miring dapat
dibedakan batu empedu dari kanan batu ginjal.
o Tomografi
Tomografi ginjal berguna untuk mengenali batu pada ginjal ketika posisi
miring tidak membantu. Alat ini memperlihatkan ginjal pada bidang koronal
pada jarak tertentu dari atas meja x-ray. Studi ini dapat membantu
mengidentifikasi batu yang kurang opak, terutama yang terganggu dengan
gas abdomen atau obesitas.
o Film KUB dan USG
Merupakan pemeriksaan yang seefektif dengan IVP. Ureter distal mudah
divisualisasikan melalui jendela akustik dari kandung kemih penuh. Edema
dan batu kecil yang terlewat pada IVP dapat dilihat dengan studi tersebut.
o Pielografi retrograde
Pyelography Retrograde kadang-kadang diperlukan untuk menggambarkan
anatomi saluran kemih atasdan melokalisasi batu kecil atau radiolusen
o MRI
Merupakan modalitas yang buruk untuk melihat batu.
Metabolic
Setiap pasien emergensi dengan batu saluran kemih memerlukan pemeriksaan
urin (kultur, pH urin, eritrosituri, leukosituri, bakteriuri) dan darah (Hb, leukosit,
ureum, dan kreatinin) selain radiologi.
14
o Analisis laboratorium dasar dengan pasien non emergensi
Pemeriksaan biokimia mirip dengan semua pasien batu. Namun, bila tidak
ada rencana utnuk dikakukan intervensi, pemeriksaan Na, K, CRP, waktu
pembekuan bisa ditunda. Hanya pasien dengan resiko tinggi kambuh
diperluka pemeriksaan lebih spesifik. Cara termudah untuk mendapatkan
diagnosis yang ebar adalah dengan menganalisis batu yang keluar. Jika
komposisi batu dikenali maka kita bisa mengenali gangguan metaboliknya.
o Analisa komposisi batu
Harus dilakukan pada semua pembentuk batu pertama kali. Pemeriksaan
ulang secara klinis dapat dikerjakan pada kasus: rekuren dibawah prefensi
obat-obatan, kekambuhan awal setelah terapi intervensi dengan pembersihan
batu komplit, kekambuhan lanjut setelah periode bebas batu yang lama.
H. Penatalaksanaan
1. Kolik ginjal
Pereda nyeri adalah langkah terapi pertama pada pasien dengan episode akut. NSAID
efektid untuk kolik akut dan memiliki efisiensi lebih baik dari opioid. Pasien yang
menerima NSAID cenderung memerlukan analgesia lebih lanjut dalam jangka
pendek. Opioid khususnya pethidine berhubungan dengan tingkat kejadian muntah
yang tinggi dibanding NSAID dan membawa kemungkinan lebih besar analgesia
lebih lanjut yang diperlukan. Jika ingin menggunakan opioid jangan pethidine.
15
Untuk pasien dengan batu ureter yang diharapkan turun spontan, tablet atau
supositoria NSAID dapat mengurangi inflamasi dan resiko kembuhnya nyeri.
(diclofenac sodium, 100-150 mg/hari, 3-10 hari). Walaupun natrium diklofenak dapat
berefek pada fungsi ginjal pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal, tapi tidak ada
efek terhadap pasien dengan fungsi ginjal normal.
Jika dengan analgesic tidak dapat diatasi, drainase dengan sten atau nefrostomi
perkutan atau pengeluaran batu harus dikerjakan.
2. Managemen sepsis pada ginjal yang tersumbat
Ginjal yang tersumbat dengan tanda infeksi adalah emergensi urologi. Dekompresi
segera sering dibutuhkan untuk mencegah komplilasi hidronefrosis akibat batu,
obsturksi unilateral atau bilateral. Namun, diketahui bahwa pemberian antibiotik ke
ginjal berarti bahwa sistem pengumpulan harus dikuras untuk mendukung resolusi
infeksi.
Dekompresi
Sekarang, ada 2 pilihan untuk dekompresi darurat pada sistem pengumpul yang
tersumbat:
o Pemasangan caterer ureter indwelling
o Pemasangan kateter nefrostomi perkutan
Pengangkatan batu secara definitive sebaiknya ditunda sampain infeksi
dibersihkan dengan terapi antibiotik. Nefrotomi emergensi dapat bermanfaat
dalam kasus dengan komplikasi
.
Penilaian selanjutnya
Mengikuti dekompresi darurat, pengambilan contoh darah dan urin diperliukan
untuk dikultur dan dilakukan tes resistensi antibiotik, dan terapi antibiotik harus
dimulai segera.
3. Penganggkatan batu
Medikamentosa
16
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu
dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa
intervensi medis. Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet
makanan tertentu yang dapat merupakan bahan utama pembentuk batu
( misalnya kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauh
meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien BSK harus minum
paling sedikit 8 gelas air sehari.
ESWL
Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini
digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk
memecah batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama
kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu
ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah
dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL dapat mengurangi keharusan
melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat menurunkan lama rawat inap di
rumah sakit.
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan
BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih.
Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan). Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah :
o PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu
yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi
ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau
dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
o Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
o Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat
ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang
17
berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui
tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.
o Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya
melalui alat keranjang Dormia.
Operasi
Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu
secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu
tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis
tindakan pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari
lokasi dimana batu berada, yaitu :
o Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di dalam ginjal
o Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di ureter
o Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada
di vesica urinearia
o Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang
berada di uretra
4. Pencegahan
Pencegahan BSK terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan tingkat pertama,
pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan pencegahan tersier atau
pencegahan tingkat ketiga. Tindakan pencegahan tersebut antara lain :
Pencegahan Primer
Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya
penyakit BSK dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit BSK.
Sasarannya ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat, belum pernah
menderita penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan,
pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk
menghindari terjadinya penyakit BSK, dianjurkan untuk minum air putih
minimal 2 liter per hari. Konsumsi air putih dapat meningkatkan aliran kemih
dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih. Serta olahraga
18
yang cukup terutama bagi individu yang pekerjaannya lebih banyak duduk atau
statis.
Pencegahan Sekunder
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan
penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasarannya
ditujukan kepada orang yang telah menderita penyakit BSK. Kegiatan yang
dilakukan dengan diagnosis dan pengobatan sejak dini. Diagnosis Batu Saluran
Kemih dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, laboraturium, dan
radiologis.
Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah
organ yang bersangkutan :
o Keluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual, dan
demam (tidak selalu).
o Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah
pinggul (flank tenderness), hal ini disebabkan akibat obstruksi sementara
yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung kemih.
Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan
jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya
kandungan nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu
sistin dan asam dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu
fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih dari 7,2.
Diagnosis BSK dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis, yaitu
Sinar X abdomen, Intravenous Pyelogram (IVP), Ultrasonografi (USG),
Computed Tomographic (CT) scan .
Pencegahan Tersier
Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi
komplikasi sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan
perawatan intensif. Sasarannya ditujukan kepada orang yang sudah menderita
penyakit BSK agar penyakitnya tidak bertambah berat. Kegiatan yang dilakukan
meliputi kegiatan rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut
19
lebih memahami tentang cara menjaga fungsi saluran kemih terutama ginjal yang
telah rusak akibat dari BSK sehingga fungsi organ tersebut dapat maksimal
kembali dan tidak terjadi kekambuhan penyakit BSK , dan dapat memberikan
kualitas hidup sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.
20
Recommended