29
UROLITHIASIS A. Definisi Urolitiasis adalah suatu kondisi dimana terdapat pembentukan batu pada sistem urinarius. Ada beberapa istilah pada urolitiasis, yaitu nefrolitiasis (batu ginjal), ureterolitiasis (batu ureter), sistolitiasis (batu buli). Batu traktus urinarius diklasifikasikan berdasarkan lokasi, besarnya, karakteristik x-ray, etiologi atau komposisi kimia (kalsium, struvit, asam urat, dll). Kalsium oksalat merupakan komponen terbanyak pada batu traktus urinarius. Sekitar 80% pasien adalah laki-laki dan biasanya terjadi pada usia antara 20-30 tahun. B. Etiologi Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik. Secara epidemiologis terdapat beberapa factor resiko yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain: 1. Kristaluria 2. Diet : Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih. 3. Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life. 1

REFRAT UROLITIASIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REFRAT UROLITIASIS

UROLITHIASIS

A. Definisi

Urolitiasis adalah suatu kondisi dimana terdapat pembentukan batu pada sistem urinarius.

Ada beberapa istilah pada urolitiasis, yaitu nefrolitiasis (batu ginjal), ureterolitiasis (batu

ureter), sistolitiasis (batu buli). Batu traktus urinarius diklasifikasikan berdasarkan lokasi,

besarnya, karakteristik x-ray, etiologi atau komposisi kimia (kalsium, struvit, asam urat,

dll). Kalsium oksalat merupakan komponen terbanyak pada batu traktus urinarius. Sekitar

80% pasien adalah laki-laki dan biasanya terjadi pada usia antara 20-30 tahun.

B. Etiologi

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,

gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang

idiopatik.

Secara epidemiologis terdapat beberapa factor resiko yang mempermudah terjadinya batu

saluran kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain:

1. Kristaluria

2. Diet : Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu

saluran kemih.

3. Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk

atau kurang aktivitas atau sedentary life.

4. Iklim : pada iklim-iklim panas orang lebih cenderung mudah terjadi dehidrasi

sehingga merupakan factor resiko terjadinya batu

5. Keturunan

6. Penggunaan obat-obatan : penggunaan antihipertensi triamteren, antacid jangka

panjang,carbonic anhydrase inhibitor, protease inhibitor juga merupakan factor resiko

terjadinya batu.

C. Patogenese

Mineralisasi pada semua sistem biologis memiliki pola umum bahwa Kristal dan matriks

saling terkait. Begitu juga dengan batu saluran kencing, terdapat agregasi polikristal yang

terdiri dari berbagai jenis kristaloid dan matriks organic. Teori untuk menjelaskan

penyakit batu ini belum lengkap. Pembentukan batu membutuhkan kejenuhan urin yang

1

Page 2: REFRAT UROLITIASIS

tergantung dari pH, kekuatan ionic, konsentrasi zat terlatut, dan kompleksasi. Komponen

urin mungkin berubah selama terjadi perbedaan status fisiolohis dari urin yang relative

asam pada miksi pertama di pagi hari sampai alkalis setelah makan. Kekuatan ionic

ditentukan terutama oleh konsentrasi related ion monovalen. Semakin kekuatan ionic

meningkat, koefisien aktivitas menurun, koefisien aktivitas mencerminkan ketersediaan

sebuah partikel ion.

Peran dari konsentrasi zat terlarut jelas. Semakin besar konsentrasi 2 ion, semakin besar

kemungkinan mereka mengendap. Konsentrasi ion yang rendah mengakibatkan saturasi

rendah dan meningkatkan kelarutan. Semakin konsentrasi ion meningkat, aktivitas produk

mencapai sebuah titik spesifik yang disebut produk kelarutan (KPK). Konsentrasi melebihi

titik ini memungkinkan untuk memulai pertumbuhna Kristal dan nukleasi heterogen.

Sebagaimana larutan menjadi lebih terkonsentrasi, aktifitas produk akhirnya mencapai

pembentukan produk (KPP). Tingkat kejenuhan pada titik ini tidak stabil dan akan muncul

nukleasi homogen secara spontan.

Memperbanyak konsentrasi 2 ion memperlihatkan konsentrasi produk. Konsentrasi

produk pada banyak ion lebih besar dari pembentukan kelarutan. Factor lain yang

berperan adalah kompleksasi yang mempengaruhi ketersediaan ion spesifik.

Pembentukan Kristal dimodifikasi oleh berbagai zat yang ditemukan pada saluran kemih

termasuk magnesium, sitrat, pirofosfat. Inhibitor ini bertindak pada lokasi pertumbuhan

aktif Kristal atau sebagai penghambat dalam larutan.

Teori Nukleasi mengesankan bajwa batu salauran kemih berasal dari Kristal atau benda

asing yang terbenam dalam kejenuhan urin. Tidak semua batu terjadi pada orang dengan

hipereksresi atau dehidrasi. Selain itu, banyak batu terbentuk 24 jam selama pengumpulan

urin merupakan normal sehubungan dengan konsentrasi ion pembentuk batu.

Teori inhibisi Kristal mengklaim bahwa pembentukan batu terjadi karena tidak adanya

atau konsentrasi rendah dari inhibitor alami batu termasuk magnesium, sitrat, pirofosfat.

Teori ini tidak memiliki validat pasti selama masih banyak orang kekurangan inhibitor

tidak pernah terbentuk batu dan sebagian dengan banyak inhibitor malah membentuk

batu.

D. Klasifikasi

Menurut European Association of urology batu saluran kemih dapat diklasifikasikan

berdasarkan ukuran, lokasi, karateristik x-ray, etiologi pembentukan, komposisi, dan

resiko rekuren.

2

Page 3: REFRAT UROLITIASIS

1. Ukuran

Ukuran batu biasanya diberikan dalam satu atau dua dimensi dan dikelompokkan

berdasarkan besar diameter menjadi 5, 5-10, 10-20, > 20 mm.

2. Lokasi

Batu bisa diklasifikasikan berdasarkan posisi anatomis, yaitu kaliks atas, tengah,

bawah; pelvik renalis; ureter atas, tengah, distal; vesika urinaria.

3. Karakteristik x-ray

Batu dapat diklasifikasikan berdasarkan foto polos x-ray (BNO), dimana variasi

tergantung pada komposisi mineral. CT scan tanpa kontras dapat digunakan untuk

mengklasifikasikan batu berdasarkan densitas, struktur dalam dan komposisi dimana

dapat mempengaruhi keputusan pengobatan.

4. Etiologi pembentukan

Penyebab batu dapat diklasifikasikan sebagai infeksi dan non infeksi; kelainan

genetic, atau karena obat.

5. Komposisi

Aspek metabolic sangat penting dalam pembentukan batu, dan eveluasi metabolic

diperlukan untuk mengesampingkan kelainan lain. Analisis dalam kaitannya dengan

3

Page 4: REFRAT UROLITIASIS

gangguan metabolisme adalah dasar untuk diagnostik lebih lanjut dan

penatalaksanaan. Batu sering terbentuk dari campuran zat.

6. Resiko rekuren

Resiko pembentukan batu merupakan perhatian khusus karena ada kemungkinan

untuk kambuh atau tumbuh kembali, dan sanagat penting untuk terapi farmakologis.

Sekitar 50 % kekambuhan pembentukan batu hanya sekali seumur hidup.

Kekambuhan diamati terjadi pada lebih dari 10% pasien. Jenis batu dan beratnya

penyakit menentukan rendah atau tingginya resiko kekambuhan.

4

Page 5: REFRAT UROLITIASIS

E. Jenis batu

1. Kalsium

Kalsifikasi dapat muncul dan berakumulasi pada sistem pengumpulan dan

menghasilkan batu. 80 – 85% batu saluran kemih mengandung kapur. Batu kalsium

paling sering disebabkan karena peningkatan kalsium urin, peningakatan asam urat

urin, peningkatan oksalat urin, atau menurunnya kadar sitrat urin. Hiperkalsiuria

ditemukan sebagai kelainan tersembunyi pada 12% pasien dan 18% kombinasi

dengan kelainan lain. Hiperurikosuria diartikan sebagai kelainan tersembunyi pada

8%. Peningkatan oksalat urin ditemukan pada 5 % pasien. Lalu, penurunan kadar

sitrat urin ditemukan pada 17% pasien.

Kira-kira sepertiga pasien yang menjalani tes metabolic tidak ditemukan kelainan

metabolic. Gejala sekunder dari obstruksi mengakibatkan nyeri, infeksi, mual dan

muntah, dan jarang berujung pada gagal ginjal. Hematuri asimptomatik atau infeksi

5

Page 6: REFRAT UROLITIASIS

saluran kemih berulang yang tidak mempan terhadap antibiotik yang tepat seharusnya

dicurigai batu saluran kemih.

Pembentukan batu kalsium berhubungan oleh beberapa hal berikut :

Hiperkalsiuria

Kadar kalsium dalam urin > 250 – 300 mg/24 jam yang dapat terjadi pada

keadaan:

o Hiperkalsiuri absorbtif yang terjadi kareba peningkatan absorbs kalsium

melalui usus.

o Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan reabsorbsi

kalsium melalui tubulus ginjal.

o Hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium

tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada tumor

paratiroid.

Hiperoksaluria

Ekresi oksalat melebihi 45 gram per hari. Biasanya dijumpai pada pasien yang

mengalami gangguan usus setelah menjalani pembedahan usus dan pasien yang

banyak mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft

drink, cocoa, bayam.

Hiperurikosuria

Kadar asam urat urin melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat berlebih pada urin

bertidak sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat.

Hipositraturia

Dalam urin, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat, sehingga

menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Hal ini dikarenakan

kalsium sitrat lebih mudah larut daripada kalsium oksalat.

Hipomagnesuria

Magnesium juga sebagai penghambat timbulnya batu kalsium.

6

Page 7: REFRAT UROLITIASIS

2. Batu struvit

Disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya disebabkan oleh ISK. Kuman

penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea (proteus spp, Klebsiella,

Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang menghasilkan urease dan

merubah urin menjadi berubah urin menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea

menjadi amoniak. Suasana basa memudahkan garam magnesium, aminium, fosfat

dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP).

3. Batu asam urat

Batu asam urat merupaka 5 – 10% daris eluruh batu saluran kemih. Diantara 75-80%

batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya campuran kalsium oksalat.

Banyak pada pasien penderita gout, mieloploroferatif, pasien dengan terapi anti

kanker, pengguna obat urikosurik, pada orang dengan obesitas, peminum alcohol, dan

diet tinggi protein.

Asam urat realtif tidak larut dalam urin sehingga mudah membentuk batu. Factor

penyebab terbentuknya batu asam urat adalah urin yang asam (pH <6), volume urin

yang sedikit (<2L/hari), dan hiperurikosuri.

Bentuk batu ini bulat dan halus sehingga bisa keluar secara spontan dan bersifat

radiolusen. Pada pemeriksaan IVU tampak sebagai bayangan filling defect sehingga

harus dibedakan dengan bekuan darah, papilla ginjal yang nekrosis, tumor, atau

bezoar jamur. Pada USG tampak bayangan akustik.

7

Page 8: REFRAT UROLITIASIS

4. Batu jenis lain

Batu sistin, xanthin, triamteren, silikat sangat jarang dijumpai. Batu sistin terjadi

karena kelainan absorbs sistin di mukosa usus. Demikian dengan batu xanthin

terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi wnzim xanthin oksidase.

Penyebab batu silikat bisa karena pengonsumsian antasida berlebih dalam jangka

panjang.

F. Gejala klinis

1. Nefrolitiasis dan Ureterolitiasis

Nyeri

Kolik renal dan nyeri non kolik merupakan 2 jenis nyeri yang berasal dari ginjal,

kolik renal biasanya dikarenakan perengangan pada sistem pengumpulan atau

ureter, sedangkan nyeri non kolik disebabkan karena distensi dari kapsul ginjal.

Gejala ini mungkin akan saling tumpang tindih. Obstruksi saluran kemih

merupakan mekanisme utama yang bertanggung jawab pada kolik renal. Pasien

merasa nyeri saat melakukan uretropielogram retrograde dibawah pengaruh

anestesi local. Dengan tekanan yang berlebihan mengakibatkan distensi

berlebihan pada sistem pengumpulan. Nyeri ini dikarenakan peningkatan

langsung pada tekanan intraluminal, peregangan ujung saraf. Kolik renal tidak

selalu bertambah dan berkurang atau datang seperti kolik usus atau kolik empedu

tetapi relative konstan. Kolik ginjal menyiratkan berasal dari intraluminal.

Mekanisme local seperti peradangan, edema, hiperperistaltik dan iritasi mukosa

mungkin berperan pada presepsi nyeri.

8

Page 9: REFRAT UROLITIASIS

Pada ureter, ada nyeri alih berdasarkan distribusi nervus ilioinguinal dan cabang

genital dari nervus genitofemoral, dimana nyeri dari obstruksi dialihkan ke area

yang sama seperti sistem pengumpul (panggul dan sudut kostovertebra).

Sebagian besar batu muncul dengan nyeri akut. Beratnya dan lokasi dari nyeri

tergantung dari ukuran batu, lokasi, derajat obstruksi, ketajaman obstruksi, dan

variasi anatomi. Pasien akan bergerak mencari posisi yang tidak biasa untuk

mengurangi nyerinya.

Gejala kolik ginjal akut tergantung dari lokasi batu, seperti kalik, pelvis renalis,

uretra proximal, medial, dan distal.

o Kaliks renalis

Secara umum, batu yang tidak mengobstruksi menyebabkan nyeri yang

hanya sementara karena obstruksi yang intemiten. Nyeri yang dirasakan

dalam dan tumpul pada panggul atau punggung dan bervariasi dalam

intensitasnya dari berat sampai ringan. Nyeri bisa eksarsebasi setelah minum

bayak air. Gambaran rdiologi mungkin tidak menunjukan adanya obstruksi

meskipun pasien mengeluh. Masih belum jelas seberapa banyak nyeri

berhubungan dengan iritasi mukosa local dengan aktivasi kemoreseptor.

Keberadaan infeksi atau inflamasi kaliks atau divertikulum sebagai

tambahan dari obstruksi menambah presepsi nyeri. Batu kapur kadang

menyebabkan perforasi spontan dengan urinoma, fistula, atau pembentukan

abses. Batu kapur biasanya kecil dan banyak dan dapat lewat spontan.

Retensi jangka panjang melawan aliran urin dan melawan gravitasi dan

peristaltic antegrade menyiratkan suatu elemen obstruksi yang penting.

o Pelvis renalis

Batu pada pelvis renalis dengan diameter > 1cm biasanya menyumbat

ureteropelvic junction, biasanya menyebabkan nyeri hebat pada sudut

costoverteberal, lateral dari otot sacrosponalis dan dibawah iga XII. Nyeri

ini dapat bervariasi mulai dari tumpul sampai luarbiasa tajam dan biasanya

konstan dan sulit dihindari. Nyeri sering menjalar ke panggul dan juga

bagian depan kuadran atas abdomen ipsilateral. Nyeri dapat dibingungkan

dengan kolik empedu atau kolesistitis jika berda pada sisi kanan dan

gastritis, pancreatitis akut, ulkus peptikus jika berada kiri, terutama jika

pasien mengalami anoreksia, mual muntah. Obstruksi ureteropelvic junction

9

Page 10: REFRAT UROLITIASIS

uamh didapat atau congenital menyebabkan kumpulan gejala yang mirip.

Gejala biasanya muncul intermiten setelah banyak miinum air atau minuman

beralkohol. Batu staghorn parsial atau komplit yang adal pada pelvis renaliis

beleum tentu menyumbat. Pada keadaan tidak ada penyumbatan, pasien

sering heran dengan beberapa gejala seperti nyeri pada panggul atau

punggung. Infeksi saluran kemih berulang yang sering berujung pada

penemuan batu pada pemeriksaan radiologi. Jika tidak ditangani. Batu

staghorn yang tidak terdeteksi ini akan sering menyebabkan morbiditas yang

signifikan, termasuk kemerosotan fungsi ginjal, komplikasi infeksi, atau

keduanya.

o Ureter proximal dan medial

Batu pada ureter proximal dan medial sering menyebabkan nyeri panggul,

berat dan tajam pada sudut costovertebral. Nyerinya mungkin akan lebih

berat dan intermiten jika batu sedang berjalan turun melewati ureter dan

menyebabkan obstruksi intemiten. Batu yang tersangkut pada area tertentu

menyebabkan sedikit rasa nyeri, terutama jika hanya menyumbat sebagian.

Batu yang stabil/tidak bergerak menyebabkan obstruksi konstan yang

memungkinkan reflek autoregulasi dan aliran balik pielovenous dan

pielolimfatik medekompresi saluran bagian atas, dengan penurunan tekanan

intraluminal secara bertahap mengurangi rasa sakit. Nyeri yang

berhubungan dengan batu uretra sering memproyeksikan dermatom yang

sesuai dan inervasi radiks nervus spinalis.nyeri oada ureter atas menjalar ke

daerah lumbal dan panggul. Batu ureter medial menyebabkan nyeri yang

menjalar kaudal dan anterior menuju perut tengah dan bawah. Nyeri mirio

dengan appendicitis akut oada bagian kanan atau diverticulitis akut jika

mengenai bagian kiri, terutama jika muncul gejala gastrointestinal

berbarengan.

o Ureter distal

Batu pada ueter distal sering menyebablam nyeri yang menjalar ke genitalia

atau testis atau labia mayor. Nyeri alih ini sering dihasilkan dari ilioinguinal

atau cabang nervus genital genitofemoral. Diagnosis akan dibingungkan

dengan torsio testis atau epididimitis. Batu pada intralumen ureter mirip

seperti sistitits, uretritis, atau prostatitis dengan menyebabkan nyeri

10

Page 11: REFRAT UROLITIASIS

suprapubik, sering berkemih, dan urgensi, disuri, stranguria atau gross

hematuri. Pada wanita akan susah dibedakan dengan nyeri menstruasi, PID,

dan rupture/kista ovarium terpuntir. Striktur ureter distal dari radiasi, luka

operasi, atau prosedur endoskopi terdahulu bisa juga menyebabkan gejala

yang sama.

Hamaturia

Pemeriksaan urinalisis lengkap membantu mengkonfirmasi diagnosis dari batu

saluran kemih dengan menilai dari hematuri dan kristaluria dan pH urin. Pasien

sering mengaju mengalami gross hematuri atau urin berwarna seperti teh.

Sebagian besar pasien akan mengalami paling tidak mikrohematuria.

Infeksi

Batu struvit berkaitan dengan infeksi Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,

Slaphulococcus. Jarang sekali E. coli. Batu kalsiunm fosfat adalah varietas kedua

yang berhubungan dengan infeksi. Batu kalsium fosfat dengan pH urin < 6,6

sering disebut baru brushite. Semua batu berkaitan dengan infeksi sekunder

karena obstruksi dan statis proksimal dari batu. Kultur dan uji antibioruk harus

dikerjakan sebelum interfensi elektif dikerjakan.

Infeksi mungkin menjadi factor yang berkontribusi terhadap nyeri. Bakteri dapat

mengubah peristaltic ureteral dengan memproduksi ekostoksin dan endotoksin.

Inflamasi local dari infeksi dapat menyebabkan altivasi kemoreseptor dan nyeri

local dengan nyeri alih.

Demam

Hubungan batu saluran kemih dengan demam adalah emergensi relative. Tanda

dari sepsis bervariasi termasuk demam, takikardi, hipotensi, vasodilatasi. Nyeri

sudut costovertebral mungkin menandakan obstruksi akut saluran atas, tetapi

tidak dapat dipakai untuk obstruksi jangka panjang. Sebagai contoh masa yang

teraba merupakan akibat dari hidronefrosis berat. Pada keadaan ini harus segera

didekompresi dengan kateter retrograde. Jika tidak berhasil dapat dilakukan

nefrostomi perkutaneus.

Mual muntah

11

Page 12: REFRAT UROLITIASIS

Cairan intravena diperlukan untuk memperbaiki keadaan euvolemik. Cairan

intravena tidak boleh digunakan untuk dieresis yang dimaksudkan untuk

mendorong batu keluar dari ureter. Peristaltic ureter yang efektif membutuhkan

coaptation dinding uretra dan paling efektif pada keadaan euvolemik.

2. Vesikolotiasis

Batu buli niasanya terjadi akibat kondisi patologis seperti gangguan pengosogan urin

atau adanya benda asing. Gangguan pengosongan urin mungkin karena striktur uretra,

BPH, kontrakturn bladder neck, dan semua kondisi yang menyebabkan statis urin.

Benda asing seperti kateter Foley dan kateter ureter double-J yang tertinggal dapat

menjadi inti dari batu. Analisis batu sering memperlihatkan batu ammonium urat,

asam urat, dan kalsium oksalat. Pasien akan mengeluh gejala iritatif pengosongan

urin, pancaran urin yang terputus-putus, infeksi saluran kemih, hematuri, nyeri pelvis.

Pemeriksaan fisik tidak didapatkan. Sebagian besar radiolusen (asam urat). USG buli

mengenali batu dengan karakteristik bayangan. Batu bergerak sesuai denagan gerakan

badan. Batu dalam ureterokel tidak berpidah dengan posisi badan.

3. Uretrolitiasis

Batu uretra biasanya bersar dari buli dan jarang berasala dari saluran atas.

Kebnayakan batu buli yang lewat spontan ke buli dapat melewati uretra tanpa

halangan. Batu uretra berkembang dari stasis urin sekunder, striktur uretra,

divertikulum uretra, atau dari bekas lokasi operasi terdahulu. Kebanyakan batu uretra

pada pria berada pada bagian prostat atau bulbar dan tunggal. Gejalanya mirip seperti

batu buli, yaitu aliran urin yang tersendat, hematuria terminal, dan infeksi. Batu

mungkin hadir dengan dribbling atau selama retensi urin akut. Nyeri dapat berat dan

pada pria akan menjalar sampai ujung penis. Diagnosis dapat dikonfirmasi dnegan

palpai, visualisasi endoskopik, radiologi.

G. Diagnosis

1. Anamnesis

Pasien dengan batu saluran kemih memiliki keluhan yang bervariasi mulai dari tanpa

keluhan, sakit pinggang ringan sampai kolik, diuria, hematuria, retensio urin, anuria,

gross hematuria, mual muntah. Keluhani ini daoat disertai dengan penyulit berupa

demam, tanada-tanda gagal ginjal.

12

Page 13: REFRAT UROLITIASIS

Selain itu dalam anamnesis harus dievaluasi onset, karakter, penjalaran, aktivitas yang

memperberat nyeri, riwayat dengan nyeri yang sama atau riwayat penyakit batu

sebelumnya. Factor resiko pada penyakit batu adalah seperti kristaluria, factor social

ekonomi (pada Negara industry, imigran), diet (tinggi lemak, tinggi protein, kurang

serat, intake garam, dan intake air yang kurang), pekerjaan (aktivitas fisik,

peningkatan suhu), iklim (iklim panas, paparan sinar matahari), riwayat keluarga

(genetic, kebiasaan), obat (antihipertensi, antacid, karbonik anhidrasi).

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik lengkap sangat penting untuk evaluasi pada pasien dengan batu

saluran kemih. Pasien akan memeperlihatkan gejala kolik ginjal aut yang khas seperti

nyeri hebat, sering berusaha untuk mencari posisi untuk meringankan nyeri.

Komponen sistemik dari kolik renal yang jelas dengan takikardi, berkeringat, mual

terus menerus. Nyeri pada sudut costovertebral dan akan teraba masa pada

hidronefrosis berat. Demam, hipotensi, dan vasodilatasi kulit mungkin tampak dengan

urosepsis. Ini menandakan kegawatdaruratan sehinga memerlukan dekompresi,

pemberian cairan intravena, dan antibiotik intravena. Kadang, perawatan intensif

dibutuhkan.

Walaupun pemeriksaan abdomen seharusnya menyingkirkan penyebab lain dari nyeri

abdomen, tetapi tumor abdomen, aneurisma aorta abdominal, kehamilan memiliki

cirri seperti kolik ginjal. Nyeri alih mungkin mirip dengan jalur saraf aferen. Perabaan

buli harus dikerjakan karena akan muncul retensi urin. Pemeriksaan rectal dapat

membantu menyingkirkan keadaan patologis lain.

3. Pemeriksaan penunjang

Radiologi

o CT scan

Merupakan pilihan modalitas pencitraan pada pasien dnegan kolik renal

akut. Pemeriksaan ini cepat dan tidak mahal dari pada IVP. Dengan ini dapat

menggambarkan struktur peritoneal dan retroperitoneal dan tidak perlu

menggunakan kontras. Batu ureter distal dapat dibingungkan dengan

plebolit. Pencitraan ini tidak memberikan gambaran anatomic seperti pada

IVP yang mungkin penting untuk rencana intervensi. Jika kontras dipakai,

13

Page 14: REFRAT UROLITIASIS

film KUB dapat memberikan informasi yang membantu. Batu matriks

memiliki jumlah kalsium adekuat yang mudah dilihat dengan CT.

Dengan CT dapat mendeteksi batu asam urat dan xanthine yang radiolisen.

Batu asam urat yang terlihat tidak dapat dibedakan dari batu kalsium

oksalat.Dengan CT juga dapat menentukan densitas batu, struktur dalam

batu dan jarak antara kulit ke batu yang berguna pada hasil ESWL.

o IVP

Dengan IVP dapat mendokumentasikan secara simultan batu ginjal dan

anatomi saluran kemih atas. Kalsifikasi extraosseous pada radiografi

mungkin keliru dianggap batu saluran kemih. Pada posisi miring dapat

dibedakan batu empedu dari kanan batu ginjal.

o Tomografi

Tomografi ginjal berguna untuk mengenali batu pada ginjal ketika posisi

miring tidak membantu. Alat ini memperlihatkan ginjal pada bidang koronal

pada jarak tertentu dari atas meja x-ray. Studi ini dapat membantu

mengidentifikasi batu yang kurang opak, terutama yang terganggu dengan

gas abdomen atau obesitas.

o Film KUB dan USG

Merupakan pemeriksaan yang seefektif dengan IVP. Ureter distal mudah

divisualisasikan melalui jendela akustik dari kandung kemih penuh. Edema

dan batu kecil yang terlewat pada IVP dapat dilihat dengan studi tersebut.

o Pielografi retrograde

Pyelography Retrograde kadang-kadang diperlukan untuk menggambarkan

anatomi saluran kemih atasdan melokalisasi batu kecil atau radiolusen

o MRI

Merupakan modalitas yang buruk untuk melihat batu.

Metabolic

Setiap pasien emergensi dengan batu saluran kemih memerlukan pemeriksaan

urin (kultur, pH urin, eritrosituri, leukosituri, bakteriuri) dan darah (Hb, leukosit,

ureum, dan kreatinin) selain radiologi.

14

Page 15: REFRAT UROLITIASIS

o Analisis laboratorium dasar dengan pasien non emergensi

Pemeriksaan biokimia mirip dengan semua pasien batu. Namun, bila tidak

ada rencana utnuk dikakukan intervensi, pemeriksaan Na, K, CRP, waktu

pembekuan bisa ditunda. Hanya pasien dengan resiko tinggi kambuh

diperluka pemeriksaan lebih spesifik. Cara termudah untuk mendapatkan

diagnosis yang ebar adalah dengan menganalisis batu yang keluar. Jika

komposisi batu dikenali maka kita bisa mengenali gangguan metaboliknya.

o Analisa komposisi batu

Harus dilakukan pada semua pembentuk batu pertama kali. Pemeriksaan

ulang secara klinis dapat dikerjakan pada kasus: rekuren dibawah prefensi

obat-obatan, kekambuhan awal setelah terapi intervensi dengan pembersihan

batu komplit, kekambuhan lanjut setelah periode bebas batu yang lama.

H. Penatalaksanaan

1. Kolik ginjal

Pereda nyeri adalah langkah terapi pertama pada pasien dengan episode akut. NSAID

efektid untuk kolik akut dan memiliki efisiensi lebih baik dari opioid. Pasien yang

menerima NSAID cenderung memerlukan analgesia lebih lanjut dalam jangka

pendek. Opioid khususnya pethidine berhubungan dengan tingkat kejadian muntah

yang tinggi dibanding NSAID dan membawa kemungkinan lebih besar analgesia

lebih lanjut yang diperlukan. Jika ingin menggunakan opioid jangan pethidine.

15

Page 16: REFRAT UROLITIASIS

Untuk pasien dengan batu ureter yang diharapkan turun spontan, tablet atau

supositoria NSAID dapat mengurangi inflamasi dan resiko kembuhnya nyeri.

(diclofenac sodium, 100-150 mg/hari, 3-10 hari). Walaupun natrium diklofenak dapat

berefek pada fungsi ginjal pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal, tapi tidak ada

efek terhadap pasien dengan fungsi ginjal normal.

Jika dengan analgesic tidak dapat diatasi, drainase dengan sten atau nefrostomi

perkutan atau pengeluaran batu harus dikerjakan.

2. Managemen sepsis pada ginjal yang tersumbat

Ginjal yang tersumbat dengan tanda infeksi adalah emergensi urologi. Dekompresi

segera sering dibutuhkan untuk mencegah komplilasi hidronefrosis akibat batu,

obsturksi unilateral atau bilateral. Namun, diketahui bahwa pemberian antibiotik ke

ginjal berarti bahwa sistem pengumpulan harus dikuras untuk mendukung resolusi

infeksi.

Dekompresi

Sekarang, ada 2 pilihan untuk dekompresi darurat pada sistem pengumpul yang

tersumbat:

o Pemasangan caterer ureter indwelling

o Pemasangan kateter nefrostomi perkutan

Pengangkatan batu secara definitive sebaiknya ditunda sampain infeksi

dibersihkan dengan terapi antibiotik. Nefrotomi emergensi dapat bermanfaat

dalam kasus dengan komplikasi

.

Penilaian selanjutnya

Mengikuti dekompresi darurat, pengambilan contoh darah dan urin diperliukan

untuk dikultur dan dilakukan tes resistensi antibiotik, dan terapi antibiotik harus

dimulai segera.

3. Penganggkatan batu

Medikamentosa

16

Page 17: REFRAT UROLITIASIS

Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu

dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa

intervensi medis. Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet

makanan tertentu yang dapat merupakan bahan utama pembentuk batu

( misalnya kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauh

meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien BSK harus minum

paling sedikit 8 gelas air sehari.

ESWL

Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini

digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk

memecah batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama

kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu

ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah

dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL dapat mengurangi keharusan

melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat menurunkan lama rawat inap di

rumah sakit.

Endourologi

Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan

BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari

saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran kemih.

Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit

(perkutan). Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah :

o PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu

yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi

ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau

dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.

o Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan

memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.

o Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat

ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang

17

Page 18: REFRAT UROLITIASIS

berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui

tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.

o Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya

melalui alat keranjang Dormia.

Operasi

Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk mengeluarkan batu

secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika batu

tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis

tindakan pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari

lokasi dimana batu berada, yaitu :

o Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang

berada di dalam ginjal

o Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang

berada di ureter

o Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada

di vesica urinearia

o Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang

berada di uretra

4. Pencegahan

Pencegahan BSK terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan tingkat pertama,

pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan pencegahan tersier atau

pencegahan tingkat ketiga. Tindakan pencegahan tersebut antara lain :

Pencegahan Primer

Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak terjadinya

penyakit BSK dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari penyakit BSK.

Sasarannya ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat, belum pernah

menderita penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi kesehatan,

pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan. Contohnya adalah untuk

menghindari terjadinya penyakit BSK, dianjurkan untuk minum air putih

minimal 2 liter per hari. Konsumsi air putih dapat meningkatkan aliran kemih

dan menurunkan konsentrasi pembentuk batu dalam air kemih. Serta olahraga

18

Page 19: REFRAT UROLITIASIS

yang cukup terutama bagi individu yang pekerjaannya lebih banyak duduk atau

statis.

Pencegahan Sekunder

Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan perkembangan

penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya komplikasi. Sasarannya

ditujukan kepada orang yang telah menderita penyakit BSK. Kegiatan yang

dilakukan dengan diagnosis dan pengobatan sejak dini. Diagnosis Batu Saluran

Kemih dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, laboraturium, dan

radiologis.

Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada daerah

organ yang bersangkutan :

o Keluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual, dan

demam (tidak selalu).

o Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah

pinggul (flank tenderness), hal ini disebabkan akibat obstruksi sementara

yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung kemih.

Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu peningkatan

jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, dengan adanya

kandungan nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji karena batu

sistin dan asam dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0, sementara batu

fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih dari 7,2.

Diagnosis BSK dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis, yaitu

Sinar X abdomen, Intravenous Pyelogram (IVP), Ultrasonografi (USG),

Computed Tomographic (CT) scan .

Pencegahan Tersier

Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak terjadi

komplikasi sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan

perawatan intensif. Sasarannya ditujukan kepada orang yang sudah menderita

penyakit BSK agar penyakitnya tidak bertambah berat. Kegiatan yang dilakukan

meliputi kegiatan rehabilitasi seperti konseling kesehatan agar orang tersebut

19

Page 20: REFRAT UROLITIASIS

lebih memahami tentang cara menjaga fungsi saluran kemih terutama ginjal yang

telah rusak akibat dari BSK sehingga fungsi organ tersebut dapat maksimal

kembali dan tidak terjadi kekambuhan penyakit BSK , dan dapat memberikan

kualitas hidup sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.

20