View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015
PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN
Kementerian Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Jl. A. Yani. No. 70 Bogor
Bogor 16161
KATA PENGANTAR
Tugas utama Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) adalah untuk
melakukan analisis dan pengkajian berbagai permasalahan sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian, yang akan digunakan dalam merumuskan kebijakan khususnya bagi pimpinan
Kementerian Pertanian. Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu Rencana Kerja Tahunan
(RKT) yang akan dijadikan acuan dalam pencapaian target kinerja PSEKP. Penyusunan RKT
ini merupakan bagian dari upaya tersebut dan diarahkan sebagai acuan dalam mencapai
target kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2015.
Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target yang ditetapkan dalam RKT 2015
disusun berdasarkan perspektif pelaksanaan kegiatan analisis dan pengkajian secara
menyeluruh berkelanjutan dan progresif. Menyeluruh berarti meliputi kegiatan analisis
sosial ekonomi, kebijakan pertanian serta pelayanan dan pendayagunaan hasil analisis.
Berkelanjutan bermakna adanya kebutuhan penyediaan fasilitas dan penyediaan
sumberdaya manusia penunjang secara memadai. Progresif berarti peningkatan fasilitas
dan sumberdaya yang semakin bertambah kualitas maupun kuantitasnya.
Sebagai acuan pokok, dalam tataran operasional masih dimungkinkan untuk
dilakukan penyesuaian, terutama terkait dengan perkembangan isu serta kebutuhan
stakeholder. Semoga RKT PSEKP 2015 dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai acuan
dalam mencapai target kinerja PSEKP 2015.
Kepala Pusat,
Dr. Handewi P. Saliem NIP. 19570604 198103 2 001
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1
B. Tujuan ………………………………………………………………………………………. 2
BAB II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI …………………………………………………………. 3
BAB III. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI ……………… 4
A. Visi ……………………………………………………………………………………………. 4
B. Misi …………………………………………………………………………………………… 4
C. Tujuan ………………………………………………………………………………………. 4
D. Sasaran …………………………………………………………………………………….. 6
E. Kebijakan dan Strategi ……………………………………………………………….. 7
BAB IV. PROGRAM DAN KEGIATAN …………………………………………………………….. 14
BAB V. JUSTIFIKASI TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)………………. 19
BAB VI. MATRIKS RKT 2015 ………………………………………………………………………… 21
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat dua hal yang melatarbelakangi perlunya penyusunan rencana kerja
penelitian sosial ekonomi, yaitu pertama, kesadaran akan pentingnya suatu
perencanaan dalam kegiatan penelitian dalam rangka pembangunan pertanian.
Keberhasilan pembangunan pertanian merupakan resultante dari berbagai hal yang
terkait dengan perencanaan. Pembelajaran yang didapat selama ini bahwa upaya instan
dan tidak terencana dengan baik kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Kedua, penetapan target-target pembangunan hanya akan tercapai melalui
perencanaan kerja secara baik dan terstruktur
Beranjak dari kedua hal tersebut maka untuk dapat terlaksananya suatu
pembangunan pertanian yang baik, dimana petani dan pelaku agrobisnis sebagai
kelompok sasaran, dapat hidup layak sebagaimana kelompok masyarakat lainnya,maka
perlu adanya suatu sasaran yang jelas serta pentahapan dalam mencapai sasaran
tersebut. Pentahapan tersebut tentunya dengan memperhatikan berbagai tantangan
yang ada, terutama yang terkait dengan kondisi perubahan iklim saat ini, serta kondisi
ekonomi nasional, terutama perubahan harga, yang semakin sulit diprediksi perilakunya.
Dalam konteks demikian, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang
berdasarkan Peraturan Mentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, memiliki tugas
utama melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, dan
menghasilkan rekomendasi kebijakan dalam rangka pembangunan pertanian perlu
melakukan perencanaan kerja terkait dengan kegiatan penelitian secara terstruktur.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
adalah rencana kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan dengan indikator kinerja
beserta target-targetnya yang mengacu pada kebijakan, dan sasaran yang telah
2
ditetapkan dalam Rencana Strategis Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
2015-2019.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Kerja Tahunan adalah :
1. Menghasilkan perencanaan kerja secara tertulis sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan analisis dan pengkajian sosial ekonomi pada tahun yang sedang
berjalan.
2. Menjadi acuan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan analisis dan
pengkajian sosial ekonomi pertanian dalam rangka pencapaian target kinerja
3. Sebagai Indikator keberhasilan kegiatan analisis dan pengkajian sosial ekonomi
pertanian yang dilakukan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
3
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Mentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, tugas
utama PSEKP adalah melaksanakan analisis dan pengkajian social ekonomi dan
kebijakan pertanian. Tugas pokok dan fungsi PSEKP sebagai bagian dari institusi
Kementerian Pertanian ialah memberikan opsi, pertimbangan dan informasi bagi
pimpinan agar dapat membuat dan melaksanakan program fasilitasi, kebijakan dan
peraturan terbaik untuk sebesar-besarnya kesejahteraan petani. Secara terinci tugas
pokok dan fungsi PSEKP adalah: (a) perencanaan kegiatan analisis sosial ekonomi dan
kebijakan pertanian dalam rangka mendukung program Badan Litbang Pertanian; (b)
pelaksanaan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan di bidang pertanian;
(c) pelaksanaan telaah ulang program dan kebijakan di bidang pertanian; (d) pemberian
pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (e)
pelaksanaan kerjasam dan pendayagunaan hasil analisis dan pengkajian publik di bidang
social ekonomi dan kebijakan pertanian; (f) evaluasi dan pelaporan analisis dan
pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; dan (g) pengelolaan urusan tata
usaha dan kepegawaian rumah tangga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Dalam arti luas, analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian
yang mencakup penelitian kebijakan (policy research) dan analisis kebijakan (policy
analysis) pembangunan pertanian memiliki arti strategis, karena: (1) memberikan
landasan, arah dan prioritas penelitian bidang pertanian agar sejalan dengan kebijakan
pembangunan yang telah digariskan; (2) mengidentifikasi masalah dan unsur-unsur
sosial ekonomi yang mempengaruhi adopsi teknologi di tingkat petani; (3) mengevaluasi
kelembagaan yang efektif dalam mempromosikan pengembangan suatu teknologi atau
sistem usahatani; (4) merumuskan dan mengevaluasi serta menyempurnakan program
dan kebijakan yang diperlukan untuk mengembangkan agribisnis, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di atas, sesuai dengan Peraturan Mentan
No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, PSEKP dibina oleh Badan Litbang Pertanian. Tugas
4
dan fungsi PSEKP pertama-tama ialah melayani pimpinan Kementerian Pertanian
dengan memberikan opsi dan pertimbangan perihal perumusan, pelaksanaan dan
penegakan program fasilitasi, kebijakan dan peraturan pembangunan pertanian.
Pimpinan Kementerian Pertanian menjadi pemangku kepentingan terdekat yang harus
dilayani PSEKP. Untuk itu pimpinan PSEKP akan senantiasa berupaya membangun
komunikasi dengan pimpinan Kementerian Pertanian guna memahami preferensi terkait
karakteristik fasilitasi, kebijakan dan peraturan pendukung pembangunan pertanian.
PSEKP akan terus membangun jejaring kerjasama seluas-luasnya dengan lembaga-
lembaga terkait, baik dengan semua eselon I lingkup Kementerian Pertanian, dengan
sesama lembaga penelitian, dengan lembaga negara terkait maupun dengan organisasi
mayarakat, sepanjang dipandang bermanfaat dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi institusi.
Dalam pelaksanaanya, PSEKP senantiasa mendahulukan kepentingan terbesar
bagi petani, pelaku agribisnis dan rakyat Indonesia. Petani dan rakyat Indonesia menjadi
prioritas pemangku kepentingan yang mesti didahulukan oleh PSEKP. Untuk itu,
penyusunan opsi dan pertimbangan yang diberikan kepada pimpinan Kementerian
Pertanian akan senantiasa mengedepankan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan
petani dan masyarakat umum. PSEKP juga melakukan keberpihakan dan upaya aktif
dalam memperjuangkan penerapan dan penegakan kebijakan yang diyakini paling sesuai
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan petani dan masyarakat umum atau kepentingan
negara.
5
BAB III. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEGIATAN DAN STRATEGI
A. Visi
Visi PSEKP adalah “menjadi pusat pengkajian yang kritis dan terpercaya bertaraf
internasional dalam menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi
pertanian, serta proaktif dalam memberikan alternatif rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian”
Visi tersebut dirumuskan berdasarkan kesadaran bahwa PSEKP adalah lembaga
pemerintah, sehingga harus berorientasi pada pelayanan masyarakat melalui partisipasi
secara aktif dalam memberikan alternatif rekomendasi kebijakan pembangunan
pertanian.
B. Misi
Untuk mewujudkan visi di atas, misi yang akan dijadikan sebagai arahan kegiatan
PSEKP adalah:
1. Melakukan analisis dan pengkajian guna menghasilkan informasi dan ilmu
pengetahuan sosial ekonomi pertanian.
2. Melakukan analisis kebijakan dengan memanfaatkan informasi dan ilmu
pengetahuan hasil penelitian kebijakan menjadi rumusan alternatif kebijakan
pembangunan pertanian.
3. Melakukan advokasi pembangunan pertanian kepada instansi terkait dalam
mendukung kebijakan pembangunan pertanian.
4. Mengembangkan kemampuan institusi PSEKP sehingga mampu mewujudkan visi
dan misinya secara berkelanjutan.
C. Tujuan
Dengan visi dan misi yang diemban, tujuan utama kegiatan PSEKP adalah
menghasilkan rekomendasi kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam rangka
pembangunan pertanian. Lebih rinci kegiatan-kegiatan PSEKP ditujukan untuk:
6
1. Menghasilkan pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan
dengan: (a) kebijakan ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional, dan
bilateral; (b) pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian, ketahanan pangan,
dan pengentasan kemiskinan.
2. Merekayasa model kelembagaan penerapan teknologi dan agribisnis.
3. Menghasilkan proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian utama dan
indikator pembangunan pertanian dan pedesaan.
4. Menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dan program pembangunan
pertanian yang bersifat responsif dan antisipatif.
5. Mengembangkan jaringan kerjasama penelitian dengan lembaga penelitian (dalam
dan luar negeri) dan stakeholder dalam rangka pemantapan efektivitas dan
percepatan diseminasi hasil analisis.
6. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia, kualitas dan
ketersediaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan berorientasi bisnis.
7. Menyebarluaskan hasil-hasil analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian kepada
pengguna.
D. Sasaran
Sasaran utama yang ingin dicapai dari kegiatan PSEKP adalah tersedianya
rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan. Sasaran tersebut akan
dicapai melalui kegiatan (1) penelitian/pengkajian kebijakan sosial ekonomi dan
dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan, dan (2) analisis kebijakan responsif
dan antisipasif isu-isu aktual pembangunan pertanian. Dalam pelaksanaanya, sasaran
kegiatan PSEKP lebih rinci adalah:
1. Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan
dengan: (a) kebijakan ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional, dan
7
bilateral; (b) pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian, ketahanan pangan,
dan pengentasan kemiskinan.
2. Terciptanya beberapa model kelembagaan penerapan teknologi dan agrobisnis.
3. Terwujudnya proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian utama dan
indikator pembangunan pertanian dan pedesaan.
4. Terciptanya beberapa paket alternatif rekomendasi kebijakan dan program
pertanian dan pedesaan.
5. Terwujudnya jaringan kerjasama penelitian yang saling menguntungkan dan saling
menghormati.
6. Terwujudnya kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia, kualitas dan
ketersediaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan berorientasi bisnis.
7. Tersebarnya publikasi analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian kepada
pengguna.
E. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1. Kebijakan
Sebagai lembaga penelitian milik negara dan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya maka PSEKP akan senantiasa berusaha untuk berperan serta dalam
mewujudkan dan terlaksananya program fasilitasi, kebijakan dan peraturan
pemerintah yang berfungsi efektif sebagai elemen esensial untuk terciptanya
lingkungan pemberdayaan agribisnis. Peran tersebut dimaksudkan agar sektor
agribisnis dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat, merata, berkeadilan,
berdayasaing dan berkelanjutan guna mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial
bagi petani dan rakyat Indonesia. Penyediaan fasilitasi, kebijakan dan peraturan yang
memberdayakan para pelaku agribisnis adalah esensi dari fungsi dan tugas pokok
Kementerian Pertanian dalam pembangunan pertanian.
8
Mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian dan Badan Litbang Pertanian
serta visi, misi dan tupoksi PSEKP maka kebijakan dasar PSEKP adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kebijakan pembangunan pertanian dan perdesaan yang
mengarah pada ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing produk
pertanian, perluasan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota
2. Pengembangan kebijakan kelembagaan, perlindungan petani serta usaha
pertanian
3. Pengembangan kebijakan ekonomi makro dan perdagangan internasional yang
berpihak kepada petani
4. Peningkatan kapasitas institusi yang akuntabel dan good governance
Penegakan integritas ilmiah dalam menghasilkan rekomendasi dan advokasi
kebijakan pembangunan pertanian digunakan oleh pimpinan PSEKP sebagai acuan
yang pada hakekatnya merupakan etika ilmiah universal. Sebagai bagian dari upaya
advokasi perumusan, pelaksanaan dan penegakan kebijakan yang baik, PSEKP akan
senantiasa melakukan penyuluhan kebijakan, yakni upaya untuk memberikan
penerangan kepada masyarakat umum perihal suatu fasilitasi, kebijakan dan
peraturan pembangunan pertanian.
2. Strategi
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran analisis sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian disusun strategi yang mengacu pada faktor kekuatan dan kelemahan
internal serta faktor peluang dan ancaman eksternal. Berdasarkan hasil analisis
terhadap faktor internal, teridentifikasi beberapa kekuatan, antara lain: (a) organisasi
sudah mapan, SDM peneliti secara kuantitas memadai; (b) telah terbangunnya
jejaring kerja dengan lembaga penelitian dalam dan luar negeri; (c) lembaga sudah
dikenal secara nasional dan internasional; dan (d) akses terhadap policy maker dan
lembaga penelitian daerah cukup besar; (e) cakupan tupoksi yang luas lintas
9
masalah, dan cakupan wilayah dari pusat ke daerah bahkan bisa melakukan analisis
cakupan dunia; (f) fasilitas yang ada memungkinkan untuk melakukan kajian dan
analisis standar; dan (g) anggaran yang dikelola cukup memadai untuk menghasilkan
rekomendasi kebijakan yang akurat dan mutahir.
Namun demikian, masih dijumpai berbagai kelemahan internal seperti: (a) belum
melembaganya tradisi riset dengan standar negara maju; (b) brand image produk
penelitian PSEKP belum dikenal masyarakat secara luas, akibat rendahnya proses
diseminasi hasil-hasil penelitian; (c) perubahan nama lembaga PSEKP; (d)
ketidakseimbangan SDM peneliti dan penunjang/administratif; (e) tidak tersedianya
SDM peneliti dalam bidang kajian dan kualifikasi tertentu; (f) belum berkembangnya
budaya kerja keras, kritis, dan inovatif; (g) kelemahan dalam mengemas,
menyalurkan, dan memasarkan hasil-hasil penelitian; (h) penguasaan bahasa asing
peneliti masih rendah; (i) format kerjasama penelitian terutama kerjasama
internasional belum sepenuhnya sejalan dengan sistem penganggaran yang ada; (j)
sistem database penelitian sosial ekonomi pertanian belum terbangun secara baik,
mudah diakses dan mudah dimutahirkan.
Di sisi lain, hasil analisis terhadap faktor eksternal menemukan berbagai peluang
yang perlu dimanfaatkan dalam meningkatkan kinerja penelitian sosil ekonomi
pertanian antara lain adalah: (a) terbukanya peluang meningkatkan peran lebih besar
dari PSEKP untuk memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan pembangunan
pertanian nasional; (b) banyaknya permintaan rekayasa model kelembagaan usaha
pertanian skala kecil yang efisien; (c) kesadaran masyarakat yang makin tinggi
tentang masalah lingkungan mendorong kebutuhan tentang data dan informasi yang
terkait dengan masalah lingkungan dalam analisis pembangunan pertanian; (d)
berkembangnya teknologi IT yang memudahkan jejaring kerja dan komunikasi; (e)
terbukanya peluang kerjasama dengan mitra kerja dalam dan luar negeri; (f)
tersedianya sumber-sumber dana baik multilateral, regional, dan bilateral; (h) peran
staf PSEKP yang bekerja di luar PSEKP dapat meningkatkan jejaring kerja.
10
Selain peluang di atas, PSEKP juga menghadapi beberapa ancaman antara lain:
(a) sistem lingkungan kerja yang tidak kondusif bagi tumbuh berkembangnya
kapasitas individu dan lembaga; (b) menurunnya kemampuan negara dalam
pendanaan penelitian; (c) menurunnya kemampuan negara dalam pengembangan
SDM penelitian; (d) menurunnnya jumlah peneliti senior yang berkualitas karena
berbagai alasan; (e) meningkatnya persaingan dengan peneliti lain baik di dalam dan
diluar negeri; (f) meningkatnya persaingan dengan lembaga lain dalam menghasilkan
inovasi kebijakan pembangunan pertanian; (g) terbatasnya jumlah SDM peneliti pada
bidang perdagangan internasional, sosiologi dan ekonomi kelembagaan.
Faktor-faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan pendekatan SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, threats). Dari hasil analisis SWOT kemudian
disusun strategi analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dalam lima tahun ke
depan (2015-2019) sebagai berikut:
a. Meningkatkan Efektifitas, Efisiensi, dan Mutu (SO). Inovasi kebijakan yang
dihasilkan oleh PSEKP harus berkualitas, cepat dan akurat sehingga dapat
dijadikan acuan bagi perumusan kebijakan Kementerian Pertanian dan difokuskan
pada masalah-masalah aktual pembangunan sektor pertanian yang berkaitan: (i)
perdagangan multilateral, regional dan bilateral; (ii) informasi dan data yang
berkaitan dengan dinamika sosial ekonomi pedesaan secara berkala, (iii)
informasi dan data mengenai penyebab penurunan produktivitas produk
pertanian (supply constraint); (iv) peningkatan daya saing, nilai tambah, dan
pengembangan produk pertanian (Agroindustri), (v) ketahanan pangan dan
kemiskinan, serta aspek lainnya terkait dengan MDG; dan (vi) penurunan kualitas
infrastruktur dan sumberdaya pertanian.
Penjabaran strategi tersebut secara rinci adalah sebagai berikut: (1)
memanfaatkan sumberdaya PSEKP dan dukungan pemerintah secara optimal; (2)
membangun sistem data base sosial ekonomi pertanian yang mudah diakses,
efisien dan efektif dengan menggunakan teknologi informasi; (3) mengggali
sumber pendanaan dari non APBN; (4) meningkatkan penyebaran dan diskusi
11
dialektik dengan para pakar dan pengambil kebijakan mengenai inovasi kebijakan
yang telah dihasilkan PSEKP sehingga menjadi lebih baik dan akurat; dan (5)
meningkatkan jejaring kerja dengan stakeholder dan pelaku agribisnis dengan
sasaran akselerasi diseminasi dan pemanfaatan hasil analisis dan kajian.
b. Membaca Isyarat Jaman (ST). Setiap inovasi kebijakan yang dihasilkan PSEKP
harus bersifat antisipatif dan responsif. Strategi ini dapat diterapkan dengan
efektif bila PSEKP melakukan identifikasi dan karakterisasi pengguna hasil-hasil
analisis. Lebih lanjut strategi ini dijabarkan sebagai berikut: (1) menajamkan skala
prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan program analisis dengan
program Kementerian Pertanian; (2) meningkatkan penelitian kolaboratif dalam
rangka meningkatkan kapasitas PSEKP; (3) meningkatkan dan akselerasi
diseminasi hasil-hasil analisis PSEKP yang sesuai dengan kebutuhan pengguna;
dan (4) menjaga keberimbangan yang proporsional antara program dan kegiatan
analisis terbaik dengan permasalahan responsif dan antisipatif.
c. Memperkuat Pijakan (WO). PSEKP harus memiliki basis yang kuat baik di tingkat
nasional maupun internasional dan mampu menciptakan entry barrier dan
sebagai garda terdepan bagi inovasi kebijakan pembangunan pertanian. Strategi
ini dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut: (1) memperluas jejaring dan kerjasama
penelitian tingkat internasional dan nasional; (2) meningkatkan kualitas inovasi
kebijakan; (3) membangun sistem database yang mudah diakses dan efektif; dan
(4) membangun system insentif yang kondusif melalui pembenahan manajemen
institusi dan manajemen pelaksanaan analisis dan diseminasi hasil analisis.
d. Mengembangkan Budaya Hemat dan Cermat (WT). PSEKP perlu melakukan
investasi dan alokasi sumberdaya yang lebih besar untuk inovasi kebijakan yang
memiliki keunggulan tinggi secara nasional maupun internasional. Strategi ini
dapat dijabarkan menjadi: (1) irasionalisasi program analisis PSEKP; (2)
menfokuskan pengembangan sumberdaya peneliti pada bidang kajian
perdagangan internasional, sosiologi dan ekonomi kelembagaan; dan (3)
memfokuskan alokasi sumberdaya PSEKP hanya pada kegiatan unggulan.
12
Guna mengetahui prioritas strategi yang akan ditempuh dalam upaya mencapai
tujuan dan sasaran maka dilakukan tapisan atas dasar tiga indikator yaitu: (1) biaya
strategi yang akan ditempuh; (2) kontribusinya terhadap pencapaian sasaran dan
tujuan; dan (3) kelayakan finansial dan ekonomi. Hasil analisis tapisan menghasilkan
6 prioritas sebagai strategi utama PSEKP sebagai berikut:
1. Membangun sistem database sosial ekonomi pertanian yang cepat diakses,
efisien dan efektif dengan menggunakan teknologi informasi.
2. Memperluas jejaring dan kerjasama penelitian tingkat internasional dan
nasional.
3. Meningkatkan akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik inovasi
kebijakan dan hasil-hasil analisis lainnya serta melakukan kajian lapang (action
research) mengenai rekayasa model kelembagaan usaha pertanian.
4. Menajamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan
program analisis dengan program strategis Kementerian Pertanian.
5. Menfokuskan pengembangan sumberdaya peneliti pada bidang kajian
perdagangan internasional, sosiologi dan ekonomi kelembagaan.
6. Memfokuskan alokasi sumberdaya PSEKP kepada kegiatan unggulan berupa
pengembangan laboratorium kajian “kerjasama dan perdagangan internasional”
dan kajian “dinamika sosial ekonomi pedesaan”.
Sejalan dengan visi Badan Litbang Pertanian untuk menjadi Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan citra proaktif dan partisipatif, maka
dalam penyusunan program analisis PSEKP akan selalu mendasarkan pada berbagai
tahapan perencanaan yang dibuat Badan Litbang Pertanian (Rencana Strategis), serta
secara proaktif menginventarisir kebutuhan pengguna. Pada tingkat Badan Litbang
Pertanian, kegiatan penelitian sosial ekonomi dan kebijakan diharapkan dapat
memberikan landasan, arah dan prioritas penelitian yang mendukung pengembangan
agribisnis.
Berkaitan dengan sinkronisasi program analisis dengan Unit Kerja lingkup
Kementerian Pertanian dan lembaga terkait, maka secara berkala PSEKP melakukan
13
pertemuan umpan balik. Dalam pertemuan ini PSEKP memaparkan rencana kegiatan
analisis yang akan dilakukan, sementara itu Unit Kerja lingkup Kementerian Pertanian
dan lembaga terkait mengutarakan kebutuhannya tentang aspek-aspek yang perlu
dikaji. Dari pertemuan ini dicari titik temu yang memungkinkan PSEKP melakukan
analisis dan kajian sesuai kebutuhan pengguna.
Berdasarkan tahapan di atas, dirumuskan kegiatan analisis dan kajian yang
akan dibiayai dari berbagai sumber. Pengelompokan kegiatan analisis dan kajian,
dilakukan secara terencana dengan melihat kemampuan pendanaan yang ada dan
sumberdaya manusia.
14
IV. PROGRAM DAN KEGIATAN
Dalam upaya peningkatan kinerja, PSEKP telah membentuk Tim Teknis
Penelitian yang terdiri dari peneliti senior, akademisi dan unsur perencana.
Diharapkan melalui pembentukan Tim ini, perencanaan kegiatan analisis dan kajian
dapat lebih terarah, dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi PSEKP serta tuntutan
lingkungan strategis domestik dan internasional. Berdasarkan tugas dan fungsinya, jelas
kiranya bahwa cakupan bidang analisis dan kajian PSEKP sangat luas, meliputi aspek
sosial, kelembagaan dan ekonomi yang berdimensi nasional, lintas wilayah provinsi,
lintas sektoral dan lintas komoditas. Penelitian mikro tentang sosial-ekonomi teknologi
dan perusahaan agribisnis spesifik lokasi tidak termasuk dalam cakupan tugas PSEKP,
namun dilaksanakan oleh BPTP.
Dengan memperhatikan stakeholders dan cakupan bidang kajiannya, maka
analisis yang dilakukan PSEKP mencakup dua jenis:
1. Penelitian/analisis bidang masalah (subject-matter research).
Penelitian/analisis bidang masalah ialah penelitian tentang isu yang relevan bagi
sejumlah stakeholders dalam menghadapi sejumlah masalah praktis yang sama.
2. Penelitian/analisis pemecahan masalah spesifik (problem solving research).
Penelitian/analisis pemecahan masalah spesifik ialah penelitian/analisis yang
dirancang untuk mengatasi suatu masalah spesifik untuk stakeholders spesifik.
Dengan demikian, jenis penelitian/analisis disiplin ilmu (disciplinary research)
yang dirancang untuk mengembangkan dan memperbaiki teori ilmu-ilmu sosial ekonomi
pertanian tidak termasuk dalam cakupan penelitian PSEKP secara institusional. Jenis
penelitian/analisis ini tidak diprioritaskan untuk dimasukkan dalam program
penelitian/analisis PSEKP secara institusional.
Untuk melaksanakan misi, dengan mempertimbangkan lingkungan strategis dan
implikasinya terhadap tantangan pembangunan pertanian, kegiatan utama PSEKP
adalah sebagai berikut (Rincian target kegiatan TA 2015 tercantum pada bagian akhir
dokumen RKT ini) :
15
1. Kegiatan pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian.
2. Kegiatan pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi
pertanian.
3. Kegiatan pengkajian kebijakan kelembagaan dan regulasi pertanian.
4. Kegiatan pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan pangan, pengentasan
kemiskinan dan pembangunan pedesaan.
5. Kegiatan penelitian dinamika ekonomi pertanian dan pedesaan.
6. Kegiatan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual.
7. Kegiatan diseminasi hasil dan peningkatan kapasitas lembaga.
Gambaran umum masing-masing kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada
uraian-urain berikut ini.
1. Pengkajian Kebijakan Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian
Kegiatan ini mencakup kajian terhadap kebijakan dukungan atau subsidi
input-output pertanian dan modal usaha pertanian serta perdagangan domestik
dan internasional produk pertanian, baik yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia, pusat dan daerah, maupun yang dilakukan oleh pemerintah asing secara
unilateral. Dengan lebih konkret, kegiatan ini mencakup antara lain kajian terhadap
kebijakan subsidi pupuk, benih, dan pembiayaan usahatani, harga dasar hasil
pertanian (misalnya gabah), pajak atau retribusi atas prasarana dan layanan jasa
pemerintah, sarana usaha, produk dan usaha pertanian, tarif impor dan punguatan
ekspor. Kajian terhadap kesepakatan dan atau kerjasama perdagangan, investasi
dan pembangunan ekonomi bilateral (seperti Indonesia-Jepang, Indonesia-China),
regional (seperti ASEAN, APEC), dan multilateral (seperti WTO, G-33). Tujuan utama
kegiatan ini ialah memberikan opsi dan pertimbangan kepada pemerintah serta
bahan penyuluhan kepada masyarakat umum dan advokasi kebijakan penguatan
daya saing dan perlindungan usaha pertanian sehingga mampu bertahan dan
tumbuh berkembang secara berkelanjutan.
16
2. Pengkajian Kebijakan Sumberdaya Alam, Infratruktur dan Investasi Pertanian
Kegiatan ini mencakup kajian kebijakan pengelolaan dan eksploitasi
sumberdaya pertanian (genetik, lahan, air, agroklimat, jalan usahatani, kelistrikan,
tempat pemasaran) dan interaksinya dengan kualitas lingkungan. Penetapan
pembagian yurisdiksi kewenangan pemerintah pusat dan daerah baik secara
fungsional maupun spasial merupakan obyek kajian yang amat penting dari
kegiatan ini. Kebijakan pengaturan dan pemberian insentif partisipasi perusahaan
swasta dalam pembangunan infrastruktur maupun jasa pengelolaan sumberdaya
pertanian juga bagian dari kegiatan ini. Tujuan utama kegiatan ini ialah memberikan
opsi dan pertimbangan kepada pemerintah serta bahan penyuluhan kepada
masyarakat umum dan advokasi kebijakan pengelolaan sumberdaya pertanian dan
pembangunan infrastruktur guna memfasilitasi pertumbuh-kembangan usaha
pertanian yang berdaya saing, progresif, berkeadilan dan berkelanjutan.
3. Pengkajian Kebijakan Kelembagaan dan Regulasi Pertanian
Kegiatan ini mencakup kajian kebijakan penumbuhan, pemberdayaan dan
pengaturan pola-pola usaha kemitraan koordinasi horizontal (seperti kelompok
tani) atau vertikal (antara petani dengan pedagang, eksportir atau pengolah hasil
usahatani), organisasi para pengusaha pertanian (asosiasi petani komoditas sejenis,
seperti asosiasi petani tebu rakyat, asosiasi pedagang, asosiasi pengusaha industri
pertanian) atau masyarakat pemangku kepentingan (masyarakat agribisnis), nilai-
nilai kemasyarakatan, tata-kelola pemerintahan dalam pembangunan pertanian,
serta pembuatan undang-undang dan peraturan di bidang pertanian. Tujuan utama
kegiatan ini ialah memberikan opsi dan pertimbangan kepada pemerintah serta
bahan penyuluhan kepada masyarakat umum dan advokasi kebijakan
pembangunan kelembagaan dan peraturan guna menciptakan iklim usaha yang baik
bagi pertumbuh-kembangan agribisnis.
17
4. Pengkajian Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan
Kegiatan ini mencakup kajian kebijakan yang tidak langsung berkaitan
dengan sektor pertanian atau sesungguhnya di luar yurisdiksi Kementerian
Pertanian namun berpengaruh nyata terhadap kinerja sektor pertanian. Sebagai
contoh nyata antara lain kajian dampak kebijakan energi, kebijakan moneter dan
pengeluaran pemerintah, pemberian beras untuk keluarga miskin, pemberian
bantuan langsung tunai untuk keluarga miskin. Kajian dampak kebijakan dan kinerja
sektor pertanian terhadap indikator ekonomi makro juga termasuk dalam kegiatan
ini. Tujuan utama kegiatan ini ialah memberikan opsi dan pertimbangan kepada
pemerintah serta bahan penyuluhan kepada masyarakat umum dan advokasi
kebijakan ekonomi makro yang kondusif bagi pertumbuh-kembangan sektor
pertanian serta kebijakan pertanian yang efektif untuk pemantapan ketahanan
pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan desa.
5. Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan Pedesaan
Kegiatan ini mencakup penelitian untuk mendapatkan parameter dan
indikator yang diperlukan sebagai bahan dalam pengkajian kebijakan. Kegiatan ini
tidak terkait langsung dalam suatu kebijakan tertentu. Penelitian integrasi pasar,
nilai tukar petani, elastisitas dan proyeksi permintaan dan penawaran, evaluasi
dinamika perekonomian desa dan pertumbuhan sektor pertanian termasuk dalam
kegiatan ini.
6. Evaluasi dan Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual
Kegiatan ini mencakup pengkajian segera dan cepat atas isu kebijakan yang
muncul tanpa diantisipasi sebelumnya namun perlu segera ditanggapi oleh
pemerintah atau keberadaannya perlu dijelaskan kepada masyarakat. Kegiatan
spesifik dari kegiatan ini tidak diketahui pada awal perencanaan kegiatan tahunan,
18
namun tergantung pada perkembangan sepanjang kontinu waktu perencanaan.
Kajian dilaksanakan terutama dengan menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu.
7. Diseminasi Hasil dan Peningkatan Kapasitas Lembaga
Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan lembaga PSEKP
dalam melaksanakan tugasnya baik dalam melaksanakan penelitian dan pengkajian
kebijakan maupun dalam mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan kebijakan
tersebut. Kegiatan ini mencakup kegiatan untuk meningkatkan keterampilan
peneliti dan staf penunjang (sumberdaya manusia), prasarana dan sarana
penelitian, dan jejaring kerja antar lembaga. Kiranya dicatat bahwa kegiatan
diseminasi hasil berkaitan erat dan saling mempengaruhi dengan peningkatan
kapasitas lembaga. Pembangunan sarana publikasi pada hakekatnya merupakan
upaya peningkatan kapasitas diseminasi hasil. Sementara, keberhasilan dalam
melakukan diseminasi hasil bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas lembaga.
Bila kegiatan diseminasi hasil berhasil meningkatkan publikasi karya para peneliti
maka kemampuan dan reputasi peneliti akan meningkat dan kapasitas lembaga
akan meningkat pula.
19
V. JUSTIFIKASI TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
Sesuai tupoksi Peraturan Mentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, tugas
utama PSEKP adalah melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian. Tugas pokok dan fungsi PSEKP sebagai bagian dari institusi Kementerian
Pertanian ialah memberikan opsi, pertimbangan dan informasi bagi pimpinan agar dapat
membuat dan melaksanakan program fasilitasi, kebijakan dan peraturan terbaik untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan petani.
Mengacu dari tupoksi dan sasaran yang ingin dicapai maka target indikator
kinerja kegiatan utama PSEKP adalah jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan.
Pada tahun 2015, secara umum rekomendasi yang dihasilkan oleh PSEKP terbagi
menjadi dua bagian besar yaitu (1) rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan
dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan, dan (2) rekomendasi kebijakan
responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian. Rekomendasi kebijakan
responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian dilakukan secara
terpisah dengan penelitian reguler dalam rangka merespon isu-isu sosial ekonomi
pertanian aktual dan tugas-tugas lain dari kementerian yang membutuhkan
penanganan secara cepat.
Pada tahun 2015, PSEKP mentargetkan menghasilkan 22 rekomendasi kebijakan
yang terdiri dari 12 rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan
pertanian berkelanjutan dan 10 rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif, serta
tugas-tugas dari kementerian. Total jumlah rekomendasi yang ditargetkan pada tahun
2015 ini sama dengan jumlah rekomendasi yang dihasilkan pada TA 2014. Justifikasi
indikator kinerja kegiatan ini antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, jumlah
sumber daya manusia (SDM), terutama peneliti, yang dimiliki PSEKP. Berdasarkan
pengalaman di bidang penelitian sosial ekonomi pertanian yang terstruktur jumlah
anggota penelitian reguler yang ideal (dari sisi subtansi dan administrasi pelaksanaan
kegiatan) adalah 5-6 orang. Mengingat jumlah peneliti yang aktif di PSEKP sekitar 66
20
orang, maka target 12 judul kegiatan penelitian reguler merupakan target yang
rasional. Khusus untuk analisis kebijakan dalam rangka merespon isu-isu aktual
pembangunan pertanian, jumlah masing-masing anggota sangat bervariasi tergantung
kedalaman masalah dan waktu pelaksanaan kegiatan. Kedua, dari sisi besaran
anggaran, nilai anggaran untuk kegiatan penelitian TA 2015 hampir sama dengan
Tahun 2014, kenaikan hanya dikarenakan penyesuaian inflasi. Pada tahun 2015,
anggaran untuk dukungan kegiatan penelitaian/pengkajian sosial ekonomi pertanian di
PSEKP cukup besar karena adanya pembangunan gedung baru PSEKP sekitar Rp 21,81
milyar.
21
VI. MATRIKS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015 TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON II / UNIT KERJA MANDIRI K/L
Unit Eselon II : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun : 2015
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
1.
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan
a. Jumlah rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan
b. Jumlah rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatiff isu-isu aktual pembangunan pertanian
12 Rekomendasi Kebijakan
10 Rekomendasi
kebijakan
Jumlah anggaran Kegiatan penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian: Rp. 54 735 000 000
Bogor, Juni 2014 Kepala Badan Litbang Pertanian
Kepala Pusat
Dr. Haryono NIP. 19560516 198103 1 002
Dr. Handewi Purwati Saliem NIP. 19570604 198103 2 001
Recommended