61
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A. 2010 PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Lakin_PSEKP_2010.pdf · pertanggungjawaban penyelenggara pemerintahan negara, sebagaimana

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

T.A. 2010

PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN

KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2010

i

KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Tahun 2010 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara pemerintahan negara, sebagaimana yang telah diwajibkan melalui Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini dibuat dengan mengacu pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Format pelaporan LAKIP PSEKP Tahun 2010 ini mengikuti pedoman Modul Penyusunan LAKIP dan Teknik Evaluasi LAKIP oleh Kementerian PAN. Dalam laporan ini diuraikan akuntabilitas kinerja kegiatan utama penelitian yang dilakukan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian pada TA. 2010, termasuk aspek anggaran, uraian permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah inisiatif peluang perbaikan. Kegiatan penelitian yang dilaporkan mencakup kegiatan penelitian yang dibiayai oleh dana APBN dan penelitian kerjasama dengan pihak lain, baik dalam maupun luar negeri. Tingkat pencapaian kinerja hasil dari setiap kegiatan penelitian/pengkajian PSEKP Tahun 2010 diukur dari indikator masukan, keluaran dan hasil.

Penyusunan LAKIP ini dirasakan masih memerlukan perbaikan-perbaikan, untuk itu diharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan laporan ini di masa datang. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi penyelenggaraan kinerja instansi dalam mencapai tujuannya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2011

Kepala Pusat, ttd

Dr. Handewi P. Saliem NIP:19570604 198103 2 001

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………….......... I

DAFTAR ISI ……………………………………………………………........ ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………......... iii

DAFTAR GAMBAR .…………………………….…………………….......... iv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….…………........ v

IKHTISAR EKSEKUTIF ……………………………………………….......... vi

I. PENDAHULUAN …………………………………………………........... 1

II. RENCANA STRATEGIS ……………………………………................. 4

2.1. Visi dan Misi .......………………………………………........ 4

2.2. Tujuan dan Sasaran ………………………………….......... 4

2.3. Pencapaian, Tujuan dan Sasaran ………………………... 6

2.3.1. Kebijakan, Program dan Kegiatan Penelitian .......... 6

2.3.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja ............. 9

III. AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………………........... 10

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010 ......................... 10

3.2. Analisis Capaian Kinerja …………………………………… 12

3.3. Akuntabilitas Keuangan ..................................................... 25

IV. PENUTUP …………………………………………………………......... 32

LAMPIRAN ............................................................................................. 33

iii

DAFTAR TABEL

Tabel U r a i a n Halaman

1. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010

11

2. Target Dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 1

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Tahun 2010

13

3. Output dan Outcome Kegiatan yang Terkait dengan

Sasaran 1.1. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010

14

4. Output dan Outcome Kegiatan yang Terkait dengan

Sasaran 1.2. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010

14

5. Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja

Sasaran Ketiga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010

16

6. Output dan Outcome Kegiatan yang Terkait dengan

Sasaran 3.1. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010

17

7. Perkembangan Pelaksanaan DIPA, Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010

27

8. Realisasi Anggaran Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian, Per 31 Desember 2010

28

9. Target dan Realisasi Anggaran Menurut Sasaran

dan Program Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010

29

10. Target dan Realisasi Anggaran Program Utama

Badan Litbang Pertanian Dengan Aggaran Menurut

Sasaran Pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010

30

11. Capaian PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010, Bersumber dari Penerimaan

Umum.

31

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar U r a i a n Halaman

1. Struktur Organisasi Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ......................................................

2

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Stratejik Tahun 2010 s/d 2014 Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2010 Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Tahun 2010 Lampiran 4. Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Tahun 2010 Lampiran 5. Sarana dan Prasarana Tahun 2010

vi

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian disusun untuk menunjukkan kinerja PSEKP selama TA. 2010. Kinerja PSEKP tersebut ditentukan oleh seberapa jauh pencapaian dari tupoksinya. Kegiatan utama penelitian yang dilakukan PSEKP pada tahun 2010 sebanyak 11 judul. Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan penelitian yang dilakukan PSEKP adalah masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Masukan yang digunakan untuk semua kegiatan penelitian tersebut mencakup dana dan sumber daya manusia (SDM), khususnya peneliti. Hasil evaluasi pencapaian indikator masukan dana menunjukkan bahwa rata-rata kegiatan penelitian PSEKP memiliki nilai tingkat capaian antara 85,79 hingga 99,80 persen Realisasi penggunaan dana yang tertinggi tersebut adalah kegiatan Penelitian Kerjasama Dalam dan Luar Negeri: Peningkatan 20% Akses Petani Terhadap Berbagai Sumber Pembiayaan Pertanian.Hasil evaluasi masukan SDM menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatan penelitian memiliki pencapaian rencana tingkat capaian sebesar 100 persen. Dengan demikian peneliti telah melakukan fungsinya dalam melaksanakan penelitian dengan baik.

Evaluasi dari sisi keluaran menunjukkan bahwa setiap kegiatan penelitian telah menghasilkan data, informasi, model, maupun hasil analisis/review yang terkait dengan aspek sosial ekonomi pertanian sesuai dengan tujuan penelitian yang direncanakan, atau dengan kata lain pencapaian rencana tingkat capaian/targetnya rata-rata mencapai 100 persen. Evaluasi dari sisi hasil menunjukkan bahwa rekomendasi kebijakan yang merupakan perumusan dari keluaran kegiatan penelitian/pengkajian PSEKP telah dimanfaatkan oleh stakeholders/pemangku kepentingan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penelitian yang dilakukan PSEKP Tahun 2010 telah dilaksanakan dengan cukup baik. Pengukuran manfaat dan dampak kegiatan penelitian PSEKP sulit diukur dalam jangka pendek. Dampak kegiatan penelitian sosial ekonomi pertanian tersebut baru dapat dirasakan dalam jangka menengah/panjang dan dalam cakupan wilayah yang relatif luas (Jawa maupun Luar Jawa). Oleh karena itu, manfaat dan dampak hasil penelitian PSEKP TA.2010 tidak disebutkan secara eksplisit.

Pada Tahun 2010, anggaran yang dikelola berdasarkan anggaran yang berbasis kinerja. Anggaran PSEKP tahun 2010 disusun berdasarkan variabel jenis pengeluaran yang dibedakan atas: (a) Belanja pegawai; (b) Belanja barang; dan (c) Belanja modal. Total anggaran PSEKP Tahun 2010 terealisasi sebesar 92,17 persen atau sekitar Rp 19,97 milyar dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp 21,67 milyar.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian pada tahun 2010, pada dasarnya didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan penelitian, koordinasi yang baik antara pihak manajemen, tim peneliti, dan staf penunjang. Namun demikian, keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut tidak terlepas dari hambatan dan permasalahan, terutama terkait penumpukan proses entry dan pengolahan data di tengah dan akhir tahun karena proses entry dan pengolahan data tersebut dilakukan secara bersamaan oleh tim penelitian dalam kurun waktu yang sempit, sementara ketersediaan SDM relatif terbatas. Namun demikian permasalahan tersebut telah dapat diatasi dengan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan menambah jam kerja.

1

I. PENDAHULUAN

Aspek sosial ekonomi dan kebijakan pertanian merupakan salah satu aspek yang

penting dilakukan kajian atau penelitian, mengingat aspek tersebut memiliki posisi yang

strategis dalam sumbang saran terkait kebijakan di sektor pertanian. Penelitian tersebut

dapat memberikan landasan, arah dan prioritas penelitian yang dilaksanakan, agar sejalan

dengan kebijakan pembangunan yang telah digariskan. Selain itu dalam penelitian dapat

diidentifikasi masalah dan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi adopsi teknologi

di tingkat petani dan mengevaluasi kelembagaan yang efektif dalam mempromosikan

pengembangan suatu teknologi atau sistem usahatani. Melalui penelitian atau kajian aspek

sosial ekonomi, dapat dijadikan masukan dalam perumusan kebijakan untuk

mengembangkan sistem dan usaha agribisnis, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Agar hasil penelitian dapat terus berkelanjutan dengan kualitas yang semakin meningkat,

maka penelitian aspek sosial ekonomi perlu dilakukan terutama yang terkait dengan

analisis isu pembangunan pertanian dan parameter sosial ekonomi pertanian.

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian merupakan sebuah lembaga

penelitian/pengkajian eselon II di bawah Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dan

pembinaannya berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Berdirinya lembaga ini berawal dari adanya Proyek Survei Agro Ekonomi (SAE) yang

dibentuk pada tahun 1974. Seiring dengan dinamika permasalahan pembangunan

pertanian, beberapa kali lembaga ini mengalami perubahan nama. Pada tahun 1976,

SAE berubah menjadi Pusat Penelitian Agro Ekonomi (PAE), kemudian Pusat Penelitian

Sosial Ekonomi Pertanian (P/SE) pada tahun 1990,kemudian Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian (Puslitbangsosek Pertanian). Dan selanjutnya

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:299/Kpts/OT.140/7/2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, nama lembaga ini ditetapkan menjadi

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Status terakhir

(Oktober 2010), berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor:61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian ditetapkan menjadi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Berdasarkan Pasal 1374 Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2010 tersebut,

PSEKP mempunyai tugas melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan

kebijakan pertanian. Sementara Pasal 1375 mengatur fungsi PSEKP dalam hal: (1)

perumusan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (2) pelaksanaan

analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (3) pelaksanaan telaah

ulang program dan kebijakan pertanian; (4) pemberian pelayanan teknik di bidang

2

analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; (5) pelaksanaan kerjasama dan

pendayagunaan hasil analisis dan pengkajian serta konsultansi publik di bidang sosial

ekonomi dan kebijakan pertanian; (6) evaluasi dan pelaporan analisis dan pengkajian

sosial ekonomi serta kebijakan pertanian; dan (7) pengelolaan urusan tata usaha dan

rumah tangga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Dalam pelaksanaan

tugas-tugas khusus, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian diberi kewenangan

untuk menugaskan dan memanfaatkan tenaga PSEKP.

Dalam kurun waktu tiga dasawarsa (1974-2006), PSEKP telah dipimpin oleh tujuh

Kepala Pusat, yaitu Prof. Dr. Syarifudin Baharsyah (1976-1983), Dr. Faisal Kasryno

(1983-1989), Dr. Effendi Pasandaran (1989-1995), Dr. Achmad Suryana (1995-1998), Dr.

Tahlim Sudaryanto (1998-2002), Prof. Dr. Pantjar Simatupang (2002-2006), Prof. Dr.

Tahlim Sudaryanto (2006-2010) dan Dr. Handewi Purwati Saliem (2010 – sekarang).

Perubahan fungsi dan tugas PSEKP berimplikasi terhadap perubahan struktur

organisasinya. Struktur organisasi PSEKP dapat dilihat pada Gambar1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Kabid.Kerjasama dan

Pendayagunaan Hasil

Kabag. Umum

Kasubbid. Pendayagunaan

Hasil

Kasubbid. Kerjasama Penelitian

Kasubbid.

Program

Kasubbid. Evaluasi dan

Pelaporan

Kelompok Jabatan Fungsional

Kabid. Program dan

Evaluasi

Kasubbag.

Kepegawaian dan RT

Kasubbag. Keuangan dan Perlengkapan

3

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian ini disusun untuk menunjukkan kinerja PSEKP selama TA.

2010. Kinerja PSEKP ditentukan oleh pencapaian tugas pokok dan fungsinya. Laporan ini

mencakup kegiatan utama PSEKP yaitu kegiatan penelitian, baik kegiatan yang sumber

pembiayaannya dari APBN (DIPA) maupun kerjasama penelitian dengan

institusi/lembaga penelitian dari dalam negeri dan luar negeri yang dilakukan selama TA.

2010.

4

IIII.. RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS

22..11.. VViissii ddaann MMiissii

Visi PSEKP adalah menjadi pusat pengkajian yang kritis dan terpercaya bertaraf

internasional dalam menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi

pertanian, serta proaktif dalam memberikan alternatif rekomendasi kebijakan

pembangunan pertanian. Visi tersebut dirumuskan atas dasar PSEKP merupakan

lembaga pemerintah yang harus berorientasi pada pelayanan masyarakat melalui

partisipasi secara aktif dalam memberikan alternatif rekomendasi kebijakan

pembangunan pertanian.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dijadikan sebagai arahan

kegiatan PSEKP adalah:

1. Melakukan analisis dan pengkajian guna menghasilkan informasi dan ilmu

pengetahuan sosial ekonomi pertanian;

2. Melakukan analisis kebijakan, pengkajian untuk mengolah informasi dan ilmu

pengetahuan hasil analisis menjadi rumusan alternatif kebijakan pembangunan

pertanian;

3. Melakukan advokasi pembangunan pertanian, berupa kampanye publik untuk

memobilisir partisipasi lembaga terkait dan masyarakat luas dalam mendukung

pembangunan pertanian;

4. Mengembangkan kemampuan institusi PSEKP sehingga mampu mewujudkan visi

dan misinya secara berkelanjutan.

2.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pelaksanaan kegiatan di PSEKP adalah :

1. Menghasilkan pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan dengan:

(a) kebijakan ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional dan bilateral, (b)

pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian, ketahanan pangan dan

pengentasan kemiskinan;

2. Merekayasa model kelembagaan penerapan teknologi dan agribisnis;

3. Menghasilkan proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian utama dan

indikator pembangunan pertanian dan pedesaan;

4. Menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dan program pembangunan yang

bersifat responsif dan antisipatif;

5

5. Mengembangkan jaringan kerjasama penelitian dengan lembaga penelitian (dalam

dan luar negeri), serta stakeholder dalam rangka pemantapan efektivitas dan

percepatan diseminasi hasil analisis;

6. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia, kualitas dan

ketersediaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan berorientasi bisnis;

7. Menyebarluaskan hasil-hasil analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian kepada

pengguna.

Dari rumusan tujuan tersebut, diharapkan dapat tercapai sasaran, sebagai berikut :

1. Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan

dengan: (a) kebijakan ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional dan

bilateral, dan (b) pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian, ketahanan

pangan dan pengentasan kemiskinan;

2. Terciptanya beberapa model kelembagaan penerapan teknologi dan agribisnis;

3. Terwujudnya proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian utama dan

indikator pembangunan pertanian dan pedesaan periode 2010 – 2014;

4. Terciptanya beberapa paket alternatif rekomendasi kebijakan dan program pertanian

dan pedesaan;

5. Terwujudnya jaringan kerjasama penelitian yang saling menguntungkan dan saling

menghormati;

6. Terwujudnya kapasitas dan profesionalisme sumberdaya manusia, kualitas dan

ketersediaan sarana/prasarana serta budaya kerja inovatif dan berorientasi bisnis;

7. Termanfaatkannya hasil analisis dan kebijakan dalam mendukung program

pembangunan pertanian dan tersebarnya publikasi analisis sosial ekonomi dan

kebijakan pertanian kepada pengguna.

Dari tujuh sasaran di atas, selanjutnya dapat diuraikan indikator output sasaran

yang ingin dicapai, sebagai berikut :

1. Indikator sasaran 1:

1.1. Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan

perlindungan usaha pertanian

1.2. Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan pengelolaan sumberdaya

pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian

2. Indikator sasaran 2:

Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan pengembangan kelembagaan dan

peraturan mendorong iklim usaha yang kondusif

6

3. Indikator sasaran 3:

3.1. Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan makro ekonomi yang mendorong

pertumbuhan sektor pertanian

3.2. Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan dinamika ekonomi pertanian dan

perdesaan

4. Indikator sasaran 4:

Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan aktual

5. Indikator sasaran 5:

Jumlah jalinan kerjasama penelitian antar lembaga dan pengguna PSEKP tahun 2010

6. Indikator sasaran 6:

6.1. Pelatihan jangka pendek dan jangka panjang, serta scientific exchange

6.2. Ketersediaan sarana dan prasarana

7. Indikator sasaran 7:

7.1. Jumlah media publikasi cetakan dan database

7.2. Jumlah hasil penelitian dan informasi sosial ekonomi yang tersebar melalui

publikasi elektronik (website)

2.3. Pencapaian Tujuan dan Sasaran

2.3.1. Kebijakan, Program dan Kegiatan Penelitian

Dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, PSEKP secara garis

besar menetapkan 4 (empat) kebijakan, yakni:

1. Pengembangan kebijakan pembangunan pertanian dan perdesaan yang

mengarah pada ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing produk

pertanian, perluasan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota

2. Pengembangan kebijakan kelembagaan, perlindungan petani serta usaha

pertanian

3. Pengembangan kebijakan ekonomi makro dan perdagangan internasional yang

berpihak kepada petani

4. Peningkatan kapasitas institusi yang akuntabel dan good governance

Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, kapasitas kerja dan delineasi

cakupan penelitian/pengkajian institusional, maka untuk periode tahun 2010, kebijakan

PSEKP tersebut masing-masing dijabarkan dalam program sebagai berikut :

1. Kebijakan 1, 2 dan 3, dijabarkan dalam 6 program yakni:

1.1. Pengkajian Kebijakan Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian

7

1.2. Pengkajian Kebijakan Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan Investasi Pertanian

1.3. Pengkajian Kebijakan Kelembagaan dan Regulasi Pertanian

1.4. Pengkajian Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan

Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan,

1.5. Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan Perdesaan

1.6. Evaluasi dan Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual

2. Kebijakan 4, dijabarkan dalam 1 program, yakni Program Diseminasi Hasil dan

Peningkatan Kapasitas Lembaga

Berkaitan dengan sinkronisasi program penelitian dengan program Unit Kerja lain

lingkup Kementerian Pertanian dan lembaga terkait, PSEKP melakukan koordinasi dan

sinkronisasi untuk memperoleh umpan balik. Kegiatan sinkronisasi tersebut dilakukan

dengan pertimbangan bahwa PSEKP memiliki mandat yang berbeda dengan mandat

lembaga penelitian lain, seperti LIPI atau lembaga penelitian Perguruan Tinggi. Mandat

PSEKP dalam melaksanakan penelitian/pengkajian adalah lebih menekankan pada

problem solving research untuk menunjang kinerja Kementerian Pertanian, terutama

dalam perumusan kebijakan pembangunan pertanian. Oleh karena itu, dipandang perlu

untuk mengetahui program-program pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan

oleh Direktorat Jenderal lingkup Kementerian Pertanian, sehingga dapat dilakukan

sinkronisasi antara program Ditjen teknis sebagai stakeholders dengan rencana

penelitian/pengkajian PSEKP. Dalam pertemuan sinkronisasi tersebut, PSEKP

memaparkan rencana kegiatan penelitian/pengkajian yang akan dilakukan dan berbagai

aspek yang akan diteliti, sementara Unit Kerja lain lingkup Departemen Pertanian atau

stakeholder diminta memberikan masukan dikaitkan dengan kebutuhan stakeholders.

Dalam upaya mempertajam arah dan sasaran kegiatan penelitian, PSEKP

membentuk Tim Teknis penelitian yang terdiri dari peneliti senior PSEKP dan Staf

Pengajar senior dari Perguruan Tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan

Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung. Tugas pokok Tim Teknis adalah merancang

rencana penelitian/pengkajian yang akan dilakukan PSEKP sampai tersusunnya

Proposal Operasional Penelitian.

Pengelompokan kegiatan penelitian dilakukan secara terencana dengan

mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan sumberdaya manusia. Kegiatan utama

penelitian PSEKP pada tahun 2010 terdiri atas kegiatan yang sumber dananya berasal

dari APBN (DIPA) dan sinergi penelitian dengan Kementerian Riset dan Teknologi

(Ristek). Kegiatan utama yang bersumber dari APBN dan APBN-P (DIPA) terdiri atas 9

(sembilan) judul penelitian sebagai berikut:

8

1. Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan di Sektor Pertanian di

Tingkat Rumah Tangga dan Wilayah Perdesaan

2. Analisis Dampak Investasi Pertanian terhadap Kinerja Sektor Pertanian

3. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian pada Agroekosistem Lahan Kering

4. Akselerasi Sistem Inovasi Teknologi Pengolahan Hasil dan Alsintan Mendukung

Ketahanan Pangan

5. Kebijakan Pemda dalam Alokasi Anggaran dan Perda untuk Mengakselerasi

Pembangunan Pertanian

6. Indikator Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Karateristik Sosial Ekonomi Petani

dan Usahatani Padi

7. Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi PUAP 2010

8. Uji Coba Mekanisme Subsidi Pupuk

9. Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual.

Kegiatan utama penelitian yang bersumber dari sinergi/kerjasama penelitian yang

akan diuraikan lebih lanjut dalam laporan ini adalah kegiatan kerjasama penelitian (dalam

negeri) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) dan Badan Litbang Pertanian

tahun 2010 yang terdiri atas 4 (empat) judul penelitian,yakni;

1. Pengembangan Asuransi Usahatani Untuk Menanggulangi Resiko Kerugian 75%

Akibat Banjir, Kekeringan dan Hama penyakit

2. Kajian Keterkaitan Produksi, Perdagangan dan Konsumsi Ubi Jalar Untuk

Meningkatkan 30% Partisipasi Konsumsi Mendukung Program Keanekaragaman

Pangan dan Gizi

3. Kajian Sistem Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat Pedesaan Untuk

Mengurangi 25% Resiko Kerawanan Pangan

4. Peningkatan 20% Akses Petani Terhadap Berbagai Sumber Pembiayaan Pertanian

Sementara itu kegiatan kerjasama penelitian PSEKP yang dibiayai oleh sumber

dana dari instansi atau lembaga luar negeri dan akan diuraikan lebih lanjut dalam laporan

ini, antara lain :

1. Plausible Futures for Economic Development and Structural Adjustment in Indonesia

Impact and Policy Implications for the Asia – Pacific Regions (kegiatan kerjasama

penelitian dengan ACIAR dan IFPRI).

2. Market for High-Value Commodities in Indonesia: Promoting Competitiveness and

inclusiveness (kegiatan kerjasama penelitian dengan ACIAR dan IFPRI)

9

3. Indonesia Millenium Development Goal 2 (IMDG 2); Financial Crisis Monitoring

Round 4 (FCM 4), (kegiatan kerjasama penelitian dengan IFPRI)

2.3.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja

Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian kinerja

kegiatan penelitian yang dilakukan PSEKP adalah masukan, keluaran, hasil, manfaat,

dan dampak. Masukan merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output. Masukan

yang digunakan dalam kegiatan penelitian bidang sosial ekonomi pertanian ini adalah

dana dan sumber daya manusia (SDM) atau peneliti yang melaksanakan kegiatan

penelitian. Keluaran merupakan hasil langsung dari pelaksanaan kegiatan penelitian.

Keluaran tersebut umumnya berupa data, informasi, model, maupun rumusan hasil

penelitian sesuai dengan masing-masing tujuan kegiatan penelitiannya. Hasil merupakan

segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka

menengah. Hasil yang diharapkan secara umum adalah termanfaatkannya rumusan/

rekomendasi kebijakan berbagai keluaran penelitian/pengkajian PSEKP oleh pengambil

kebijakan. Manfaat merupakan kegunaan suatu keluaran yang dirasakan langsung oleh

masyarakat, sedangkan dampak merupakan ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi,

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai dari capaian kinerja setiap

indikator dalam suatu kegiatan. Berbeda dengan penelitian yang bersifat teknis, output

yang dihasilkan dari penelitian sosial ekonomi bukanlah teknologi yang bersifat tangible

(teknologi yang dapat dilihat secara fisik), melainkan berupa pengetahuan rumusan

kebijakan atau program dan rumusan rekayasa kelembagaan yang bersifat intagible.

Dengan demikian, manfaat maupun dampak atas hasil-hasil penelitian/pengkajian

PSEKP umumnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat dalam jangka pendek. Manfaat

dan dampak penelitian PSEKP baru terlihat setelah rumusan kebijakan dilaksanakan dan

melalui proses penyesuaian di masyarakat.

Setiap kegiatan penelitian diharapkan dapat menghasilkan suatu keluaran atau

hasil yang dapat dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna secara optimal.

Berdasarkan tugas dan fungsinya, maka pengguna utama hasil penelitian PSEKP adalah

(1) Pejabat pembuat dan pengelola kebijakan pembangunan pertanian lingkup Kementerian

Pertanian dan lembaga negara lainnya; (2) Praktisi agribisnis, petani dan pengusaha

agribisnis; dan (3) Masyarakat umum. Disamping untuk stakeholder utama, hasil-hasil

penelitian tersebut dapat pula dimanfaatkan oleh pengguna sekunder, seperti politisi,

ilmuwan, masyarakat peminat pembangunan pertanian, dan para peneliti PSEKP sendiri.

10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada tahun anggaran 2010, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

(PSEKP) telah menetapkan 4 (empat) sasaran yang akan dicapai dari program utama

yang berkaitan erat dengan tugas utama PSEKP, yakni melaksanakan analisis dan

kegiatan penelitian/pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. Sasaran tersebut

selanjutnya diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Realisasi yang dicapai sampai akhir

tahun 2010 menunjukkan bahwa secara umum keempat sasaran yang ditetapkan oleh

PSEKP tersebut telah dapat dicapai dengan baik. Keberhasilan pencapaian sasaran ini

disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan dilengkapi dengan materi penelitian, seperti

proposal operasional, juklak, outline penelitian, serta kuesioner untuk pengumpulan data

primer maupun daftar data sekunder yang dibutuhkan untuk menjawab tujuan penelitian.

Selain itu, keberhasilan pencapaian sasaran juga disebabkan oleh faktor pengawalan

kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari

tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga

didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan,

pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2010

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator

kinerja sasaran dengan realisasi, yakni hasil (outcome) kegiatan yang berkaitan dengan

masing-masing sasaran tersebut. Berdasarkan kinerja empat sasaran yang ditetapkan

oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010, capaian yang

dihasilkan adalah ”12 rekomendasi kebijakan pertanian untuk pembangunan pertanian”.

Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut diilustrasikan

dalam tabel 1. Secara lengkap, pencapaian sasaran program utama PSEKP juga dapat

dilihat pada formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran PSEKP Tahun 2010 dalam

lampiran 4. Kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian yang dijabarkan

dalam tabel 1 secara umum menunjukkan hasil pencapaian keberhasilan yang cukup

baik dan sesuai dengan target sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2010, yakni

keluaran (output) penelitian berupa jumlah rekomendasi kebijakan untuk pembangunan

pertanian, terutama menyangkut aspek sosial ekonomi dan kebijakan pertanian.

11

Tabel 1. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2010

No. Sasaran Indikator Kinerja

Uraian Target Capaian %

1. Terwujudnya sistem

pengetahuan, data dan

informasi serta analisis

yang berkaitan dengan:

(a) Kebijakan ekonomi

makro dan perdagangan

multilateral, regional dan

bilateral

1.1.Jumlah rekomendasi

kebijakan terkait dengan

penguatan daya saing

dan perlindungan usaha

pertanian

2 Rekomendasi

kebijakan

2 Rekomendasi

kebijakan

100,00

(b) Pengelolaan sosial

ekonomi sumberdaya

pertanian, ketahanan

pangan dan pengentasan

kemiskinan

1.2.Jumlah rekomendasi

kebijakan terkait

pengelolaan sumberdaya

pertanian dan

pembangunan

infrastruktur pertanian

2 Rekomendasi

kebijakan

2 Rekomendasi

kebijakan

100,00

2. Terciptanya beberapa

model kelembagaan

penerapan teknologi dan

agribisnis

2.1. Jumlah rekomendasi

kebijakan terkait

pengembangan

kelembagaan dan

peraturan mendorong

iklim usaha yang kondusif

1 Rekomendasi

kebijakan

1 Rekomendasi

kebijakan

100,00

3. Terwujudnya proyeksi

permintaan dan penawaran

komoditas pertanian utama

dan indikator

pembangunan pertanian

dan pedesaan,

2010-2014

3.1. Jumlah rekomendasi

kebijakan terkait makro

ekonomi yang mendorong

pertumbuhan sektor

pertanian

2 Rekomendasi

kebijakan

2 Rekomendasi

kebijakan

100,00

3.2. Jumlah rekomendasi

kebijakan terkait dinamika

ekonomi pertanian dan

perdesaan

1 Rekomendasi

kebijakan

1 Rekomendasi

kebijakan

100,00

12

No. Sasaran Indikator Kinerja

Uraian Target Capaian %

4. Terciptanya beberapa

paket alternatif

rekomendasi kebijakan

dan program pertanian dan

pedesaan

4.1.Jumlah rekomendasi

kebijakan terkait dengan

isu-isu kebijakan aktual

4 Rekomendasi

kebijakan

4 Rekomendasi

kebijakan

100,00

Uraian secara lebih lengkap tentang capaian kinerja masing-masing sasaran

tersebut selanjutnya diuraikan pada subbab 3.2 di bawah ini.

3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis dan evaluasi capaian kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian tahun 2010 menurut penetapan sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran 1 : Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi serta analisis

yang berkaitan dengan:

(a) Kebijakan ekonomi makro dan perdagangan multilateral,

regional dan bilateral;

(b) Pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian,

ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan

Untuk mencapai sasaran pertama tersebut, diukur dengan keluaran (output) dua

indikator kinerja, yakni: (1) Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan

daya saing dan perlindungan usaha pertanian, dan (2) Jumlah rekomendasi kebijakan

terkait pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian.

Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja tersebut digambarkan pada tabel

2. Sedangkan pencapaian indikator kinerja masing-masing kegiatan, mulai dari masukan

(input), keluaran (output) maupun hasil (outcome), dalam mencapai setiap sasaran dapat

dilihat secara lengkap pada Formulir PKK (lampiran 3).

Tabel 2 menunjukkan bahwa indikator kinerja sasaran pertama yang telah

ditargetkan dalam tahun 2010 dapat dicapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

capaian kinerja indikator kinerja sasaran 1 yang seluruhnya terealisir 100 persen dari

target yang ditetapkan. Sasaran pertama tersebut dicapai melalui dua program, yaitu: (1)

Program Pengkajian Kebijakan Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian, serta (2)

13

Program Pengkajian Kebijakan Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan Investasi Pertanian,

yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan.

Tabel 2. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran 1 Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian Tahun 2010

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1.1.Jumlah rekomendasi kebijakan

terkait dengan penguatan daya saing

dan perlindungan usaha pertanian

2 Rekomendasi

kebijakan

2 Rekomendasi

kebijakan

100,00

1.2. Jumlah rekomendasi kebijakan

terkait pengelolaan sumberdaya

pertanian dan pembangunan

infrastruktur pertanian

2 Rekomendasi

kebijakan

2 Rekomendasi

kebijakan

100,00

Rincian kegiatan untuk mencapai sasaran 1 tersebut diuraikan secara lebih

lengkap sebagai berikut :

Pertama, indikator kinerja sasaran “Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi

serta analisis yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi makro dan perdagangan

multilateral, regional dan bilateral”, dicapai melalui Program Pengkajian Kebijakan

Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian, yang diimplementasikan dalam dua

kegiatan, yakni: (a) Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan di Sektor

Pertanian dan Perdesaan tingkat Rumahtangga dan Desa, serta (b) Uji Coba Mekanisme

Subsidi Pupuk. Output dan outcome dua kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 3. Hal

yang menarik adalah pada kegiatan Uji Coba Mekanisme Subsidi Pupuk yang dibiayai

oleh APBN-P senilai Rp5,5 Milyar merupakan kegiatan yang melibatkan 19 orang staf

dari instansi terkait lingkup Kementerian Pertanian, seperti Ditjen. Tanaman Pangan,

Badan Litbang Pertanian dan peneliti serta staf PSEKP sendiri. Pada pelaksanaan uji

coba di lapang, tim penelitian tersebut juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah

Karawang dan pemangku kepentingan wilayah setempat yang menjadi lokasi penelitian

tersebut. Hasil kegiatan tersebut dimanfaatkan oleh stakeholder, terutama pimpinan

Kementerian Pertanian dalam memformulasi kebijakan yang terkait dengan mekanisme

subsidi pupuk langsung ke petani.

14

Tabel 3. Output dan Outcome Kegiatan yang Terkait dengan Sasaran 1.1. Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010

No. Kegiatan Output Outcome

1.1.1. Evaluasi Dampak Program

Penanggulangan

Kemiskinan di Sektor

Pertanian dan Perdesaan

tingkat Rumahtangga dan

Desa

1 Rekomendasi

Kebijakan yang terkait

dengan penanggulangan

kemiskinan di sektor

pertanian

Dimanfaatkannya

rekomendasi kebijakan

untuk penanggulangan

kemiskinan di sektor

pertanian oleh

stakeholder

1.1.2. Uji Coba Mekanisme

Subsidi Pupuk

1 Rekomendasi

Kebijakan yang terkait

dengan mekanisme

subsidi pupuk langsung

ke petani

Dimanfaatkannya

rekomendasi kebijakan

yang terkait dengan

mekanisme subsidi

pupuk langsung ke

petani oleh stakeholder

Kedua, indikator kinerja sasaran “Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi

serta analisis yang berkaitan dengan Pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian,

ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan”, dicapai melalui program Pengkajian

Kebijakan Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan Investasi Pertanian yang dilakukan

dengan 2 (dua) kegiatan, yakni: (a) Optimalisasi Sumberdaya Pertanian pada

Agroekosistem Lahan Kering, dan (b) Analisis Dampak Investasi Pertanian Terhadap

Kinerja Sektor Pertanian. Output dan outcome kedua kegiatan tersebut secara lengkap

dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Output dan Outcome Kegiatan yang Terkait dengan Sasaran 1.2. Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010

No. Kegiatan Output Outcome

1.2.1. Optimalisasi Sumberdaya

Pertanian pada

Agroekosistem Lahan Kering

1 Rekomendasi Kebijakan yang

terkait dengan peningkatan

optimalisasi sumberdaya

pertanian di lahan kering

Dimanfaatkannya rekomendasi

kebijakan peningkatan

optimalisasi sumberdaya

pertanian di lahan kering oleh

stakeholder

1.2.2. Analisis Dampak Investasi

Pertanian Terhadap Kinerja

Sektor Pertanian

1 Rekomendasi Kebijakan yang

terkait dengan kinerja investasi

pertanian

Dimanfaatkannya rekomendasi

kebijakan kinerja investasi

pertanian oleh stakeholder

15

Masukan (input) yang dipakai untuk mendukung keberhasilan pencapaian hasil

kegiatan yang terkait dengan sasaran 1.2 tersebut adalah sumberdaya manusia, yakni

peneliti, dan dukungan dana yang bersumber dari APBN. Jumlah peneliti masing-masing

kegiatan tersebut didukung oleh enam (6) orang peneliti, sedangkan dana kegiatan

terealisir cukup baik, yakni berkisar 81,33 – 93,32 persen. Hasil kegiatan yang terkait

dengan sasaran 1.2 tersebut selanjutnya disampaikan untuk kepentingan dan

dimanfaatkan oleh stakeholder, utamanya pimpinan Kementerian Pertanian.

Sasaran 2 : Terciptanya beberapa model kelembagaan penerapan teknologi

dan agribisnis

Indikator kinerja sasaran kedua, yakni “Terciptanya beberapa model

kelembagaan penerapan teknologi dan agribisnis”, yang dicapai melalui keluaran (output)

program Pengkajian Kebijakan Kelembagaan dan Regulasi Pertanian, dan

diimplementasikan melalui 1 (satu) kegiatan, yakni Kebijakan Pemda Dalam Alokasi

Anggaran dan Perda untuk Mengakselerasi Pembangunan Pertanian, yang outputnya

berupa 1 (satu) rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan Pemda untuk

mengakselerasi pembangunan pertanian. Dalam pencapaian sasaran kedua tersebut,

kegiatan ini didukung oleh delapan orang peneliti dengan realisasi serapan dana yang

bersumber dari APBN mencapai 91,37 persen.

Sasaran 3 : Terwujudnya proyeksi permintaan dan penawaran komoditas

pertanian utama dan indikator pembangunan pertanian dan

pedesaan, 2010 – 2014

Untuk mencapai sasaran ketiga tersebut diukur dengan dua indikator kinerja.

Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja tersebut dipaparkan pada tabel 5.

Indikator kinerja sasaran ketiga yang telah ditargetkan dalam tahun 2010 secara umum

telah tercapai dengan baik. Pencapaian indikator kinerja masing-masing kegiatan untuk

mencapai sasaran ketiga ini juga dapat dilihat secara detail pada Formulir Pengukuran

Kinerja Kegiatan/PKK (lampiran 3).

16

Tabel 5. Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran Ketiga Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010

Indikator Kinerja Target Realisasi %

3.1. Dimanfaatkannya rekomendasi

kebijakan terkait dengan makro

ekonomi yang mendorong

pertumbuhan sektor pertanian

2 Rekomendasi

kebijakan

2 Rekomendasi

kebijakan

100,00

3.2. Dimanfaatkannya rekomendasi

kebijakan terkait dengan dinamika

ekonomi pertanian dan perdesaan oleh

stakeholder

1 Rekomendasi

kebijakan

1 Rekomendasi

kebijakan

100,00

Sasaran ketiga ini dicapai melalui dua program, yaitu: (1) Program Pengkajian

Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan

Pembangunan Pedesaan, serta (2) Program Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan

Pedesaan, yang secara keseluruhan sasaran ketiga tersebut dilaksanakan melalui 3

(tiga) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:

Pertama, indikator kinerja sasaran ketiga, yakni “Terwujudnya proyeksi permintaan dan

penawaran komoditas pertanian utama dan indikator pembangunan pertanian dan

pedesaan, 2010 - 2014”, yang dicapai melalui keluaran (output) program Program

Pengkajian Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan

dan Pembangunan Pedesaan, dilakukan dengan dua kegiatan, yakni: (a) Akselerasi

Sistem Inovasi Teknologi Pengolahan Hasil dan Alsintan Dalam Rangka Mendukung

Ketahanan Pangan, serta (b) Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi PUAP 2010.

Output dan outcome dua kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Khusus untuk

capaian kinerja outcome kegiatan Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi PUAP

2010 yang merupakan salah satu indikator kinerja sasaran 3.1 tersebut adalah

dimanfaatkannya rekomendasi kinerja Program PUAP yang menjadi salah satu masukan

perbaikan dalam penyusunan Pedoman Umum PUAP tahun berikutnya serta list desa

penerima PUAP 2010 yang menjadi bahan dalam penyusunan Surat Keputusan (SK)

Menteri Pertanian tentang Desa Penerima PUAP tahun 2010. Dari 11 orang peneliti yang

terlibat dalam kegiatan Evaluasi dan Penyusunan Desa Calon Lokasi PUAP 2010, empat

orang diantaranya merupakan anggota Tim PUAP Pusat, yakni Pokja Identifikasi Desa

PUAP 2010. Selanjutnya, jika dilihat input dari sisi anggaran yang mendukung kedua

kegiatan yang terkait dengan sasaran 3.1 tersebut terealisir cukup tinggi, yakni antara

96,44 – 97,32 persen dari target.

17

Tabel 6. Output dan Outcome Kegiatan yang Terkait dengan Sasaran 3.1. Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010

No. Kegiatan Output Outcome

3.1.1. Akselerasi Sistem

Inovasi Teknologi

Pengolahan Hasil dan

Alsintan Dalam Rangka

Mendukung Ketahanan

Pangan

1 Rekomendasi

Kebijakan yang terkait

dengan peningkatan

inovasi

teknologi pengolahan

hasil dan alsintan

Dimanfaatkannya

rekomendasi kebijakan

tentang akselerasi inovasi

teknologi pengolahan

hasil dan alsintan oleh

stakeholder

3.1.2. Evaluasi dan

Penyusunan Desa Calon

Lokasi PUAP 2010

1 Rekomendasi

Penetapan Desa Lokasi

PUAP 2010 dan evaluasi

kinerja Program PUAP

Dimanfaatkannya

rekomendasi kinerja

Program PUAP dan list

Desa Penerima PUAP

2010 oleh stakeholder

Kedua, capaian indikator kinerja sasaran ketiga yang dicapai melalui program Program

Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan Pedesaan, dilakukan dengan 1 (satu)

kegiatan, yakni Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan: Karakteristik Sosial

Ekonomi Petani Padi (PATANAS). Output kegiatan yang merupakan indikator sasaran

kinerja 3.2 tersebut tersebut berupa 1 (satu) rekomendasi kebijakan yang terkait dengan

peningkatan pembangunan pertanian dan perdesaan. Sedangkan outcomenya adalah

”Dimanfaatkannya rekomendasi kebijakan peningkatan pembangunan pertanian dan

perdesaan oleh stakeholder”. Selain pimpinan Kementerian Pertanian, stakeholder

kegiatan ini juga Perguruan Tinggi, termasuk mahasiswa pascasarjana yang

memanfaatkan data PATANAS untuk tesis atau disertasi. Kegiatan PATANAS ini

merupakan kegiatan utama dan menjadi icon PSEKP. Jumlah peneliti yang terlibat dalam

kegiatan ini cukup banyak, yakni 17 orang karena data dan informasi yang digali untuk

menghasilkan rekomendasi kebijakan terkait peningkatan pembangunan pertanian dan

perdesaan mencakup aspek yang cukup luas, seperti aspek usahatani, penguasaan dan

pengusahaan lahan, konsumsi, kemiskinan, dan sebagainya. Realisasi dana yang

diserap untuk kegiatan tersebut juga cukup tinggi, yakni 94,19 persen.

Sasaran 4 Terciptanya beberapa paket alternatif rekomendasi kebijakan dan

program pertanian dan pedesaan

18

Indikator kinerja sasaran keempat, yakni “Jumlah rekomendasi kebijakan terkait

dengan isu-isu kebijakan aktual oleh stakeholder”, dicapai melalui program Evaluasi

Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual, dengan 1 (satu) kegiatan, yakni Evaluasi dan

Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual. Keluaran kegiatan tersebut berupa empat

belas (14) rekomendasi kebijakan yang terkait dengan tanggapan terhadap isu-isu aktual

pembangunan pertanian selama tahun 2010. Namun dari 14 keluaran tersebut, 4

keluaran diantaranya merupakan keluaran (output) utama bagi stakeholder/pemangku

kepentingan, khususnya pimpinan Kementerian Pertanian. Empat judul penelitian yang

menjadi keluaran utama dari kegiatan Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan

Aktual adalah: a) Konsepsi Subsidi Pupuk Langsung ke Petani, b) Kajian Kebijakan

Perberasan, c) Kajian Penurunan Kualitas Gabah-Beras di luar Kualitas: Jawa dan Luar

Jawa, dan d) Analisis Penawaran dan Permintaan Jagung Untuk Pakan di Indonesia. Tim

peneliti yang terlibat dalam kegiatan ini adalah 15 orang, yang penunjukannya umumnya

dilakukan secara ad-hoc sesuai dengan topik dan bidang keilmuan peneliti yang

bersangkutan. Realisasi dana yang terserap untuk kegiatan ini adalah 91,12 persen dari

target.

Selanjutnya diuraikan beberapa kegiatan kerjasama penelitian (dalam dan luar

negeri) yang dilakukan oleh PSEKP tahun 2010. Untuk kegiatan kerjasama penelitian

dalam negeri yang dilakukan dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) dan

Badan Litbang Pertanian disampaikan sebagai berikut :

1. Pengembangan Asuransi Usahatani Untuk Menanggulangi Resiko Kerugian 75%

Akibat Banjir, Kekeringan dan Hama penyakit

Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dana dengan pagu Rp 260 juta,

kemudian setelah dipotong pajak maka target dana yang digunakan adalah Rp.

231.364.500. Realisasi anggaran yang terserap untuk kegiatan ini adalah Rp.

225.977.820 atau 97,67 persen. Input lain yang digunakan adalah sumberdaya

manusia, yakni 7 orang peneliti. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan yang pada

tahun 2009 telah dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara (Kab. Simalungun) dan

Provinsi Bali (Kabupaten Tabanan). Untuk tahun 2010, lokasi kegiatan tetap

difokuskan pada kedua provinsi tersebut, namun pada kabupaten yang berbeda,

yakni Deli Serdang (Provinsi Sumut) dan Jembrana (Provinsi Bali). Output kegiatan ini

secara umum adalah “Rekomendasi kebijakan tentang pelaksanaan sistem asuransi

pertanian, khususnya usahatani padi, di Indonesia”. Sedangkan secara spesifik,

keluaran penelitian ini, yaitu: a) Terlaksananya advokasi dan sosialisasi hasil kajian

terdahulu tentang sistem asuransi pertanian kepada stakeholders, b) Pedoman

pelaksanaan sistem asuransi usahatani padi yang siap diterbitkan dan dokumen

19

operasional lainnya (legalitas, perjanjian), dan c) Data dan informasi penerapan skim

asuransi usahatani padi. Output spesifik lainnya yang diharapkan dihasilkan oleh

penelitian ini, yaitu “Terlaksananya pilot project sistem asuransi usahatani padi”

belum dapat dilakukan karena terkendala dengan belum adanya payung hukum bagi

kegiatan asuransi pertanian di Indonesia. Saat ini UU Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani yang dapat dijadikan payung hukum bagi pelaksanaan sistem

asuransi pertanian sedang dalam tahap pembahasan dengan pihak legislatif.

2. Kajian Keterkaitan Produksi, Perdagangan dan Konsumsi Ubi Jalar Untuk

Meningkatkan 30% Partisipasi Konsumsi Mendukung Program Keanekaragaman

Pangan dan Gizi

Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dana dengan pagu Rp 245 juta,

kemudian setelah dipotong pajak maka target dana yang digunakan adalah Rp.

218.829.500. Realisasi anggaran yang terserap untuk kegiatan ini adalah Rp.

217.896.564 atau 99,57 persen. Input lain yang digunakan adalah sumberdaya

manusia, yakni 8 orang peneliti. Secara umum, output yang dihasilkan dari penelitian

ini adalah “Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan partisipasi konsumsi ubi jalar

mendukung program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis

sumberdaya lokal”. Secara lebih rinci, output kegiatan ini, yaitu : a) Peta produksi ubi

jalar di kawasan sentra produksi, b) Data dan informasi keragaan pasca panen,

pengolahan dan peta perdagangan ubi jalar, c) Peta konsumsi komoditas ubi jalar

berdasarkan karakteristik rumahtangga, dan d) Data dan informasi faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi konsumsi ubi jalar. Penelitian ini merupakan salah satu

penelitian yang terbaik dari kegiatan kerjasama penelitian dengan Kementerian Riset

dan Teknologi (Ristek) di lingkup Badan Litbang Pertanian.

3. Kajian Sistem Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat Pedesaan Untuk

Mengurangi 25% Resiko Kerawanan Pangan

Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dana dengan pagu Rp 250 juta,

kemudian setelah dipotong pajak maka target dana yang digunakan adalah Rp.

224.513.273. Realisasi anggaran yang terserap untuk kegiatan ini adalah Rp.

223.655.290 atau 99,62 persen. Input lain yang digunakan adalah sumberdaya

manusia, yakni 7 orang peneliti. Secara umum, output penelitian ini adalah

“Rekomendasi kebijakan pengembangan kelembagaan cadangan pangan

masyarakat untuk mengurangi resiko rawan pangan”.

4. Peningkatan 20% Akses Petani Terhadap Berbagai Sumber Pembiayaan Pertanian

Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dana dengan pagu Rp 245 juta,

kemudian setelah dipotong pajak maka target dana yang digunakan adalah Rp.

20

216.153.500. Realisasi anggaran yang terserap untuk kegiatan ini adalah Rp.

215.726.160 atau 99,80 persen. Input lain yang digunakan adalah sumberdaya

manusia, yakni 7 orang peneliti. Output kegiatan ini secara umum adalah

“Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan penyerapan petani terhadap sumber

pembiayaan formal”.

Kegiatan kerjasama penelitian dengan sumber pembiayaan dari instansi atau

lembaga luar negeri yang akan diuraikan lebih lanjut dalam laporan ini adalah sebagai

berikut :

1. Plausible Futures for Economic Development and Structural Adjustment in Indonesia

Impact and Policy Implications for the Asia – Pacific Regions

Kegiatan ini merupakan penelitian kerja sama antara Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) dengan International Food Policy Research

Institute (IFPRI), Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR),

Agency for Trade and Industry Research and Development (TREDA), Kementerian

Perdagangan dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan dana sebesar AUD $78,830 atau

Rp. 583.342.100. Realisasi penyerapan anggaran tahun 2010 adalah Rp 46.063.900 atau

7,9 persen. Hal ini karena kegiatan ini bersifat multiyears yang berlangsung sejak Januari

2009 hingga Desember 2011 sehingga penyerapan anggaran sesuai dengan tahapan

kegiatan yang dilakukan.

Secara umum, penelitian ini ditujukan untuk mengulas seluruh kebijakan

pertanian yang pernah ada di Indonesia, untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan

untuk menganalisa kebijakan pertanian di masa mendatang dengan mengaitkan

didalamnya isu perdagangan internasional, krisis financial dan perubahan iklim dengan

membangun model ekonometrika. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : a) Me-

review kebijakan pertanian Indonesia dalam aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan

fisik secara luas, b) Mengidentifikasi kebijakan pertanian Indonesia yang membutuhkan

pengawalan dan penguatan lebih jauh, termasuk kelembagaan dan teknologi untuk

mengatasi kendala produktivitas pada pertumbuhan pertanian dan efek perubahan iklim

global, c) Membangun alat analisis kebijakan, seperti model terkait, untuk memperkuat

pengetahuan dan sistem pengambilan kebijakan di Indonesia dan wilayah Asia-Pasifik, d)

Melakukan analisis wilayah prioritas dan menyediakan opsi kebijakan melalui scenario

yang dibangun berdasarkan framework yang memberikan implikasi ekonomi yang lebih

luas pada jangka panjang dari berbagai opsi kebijakan kedua negara, melalui alternatif

yang masuk akal untuk masa depan, e) Melakukan diseminasi keluaran dan adopsi atas

rekomendasi hasil penelitian ini melalui publikasi dan presentasi kepada pengambil

21

kebijakan dan secara bersama-sama membangun steering group pengambil kebijakan

pada kedua negara, serta f) Memberikan training dalam aspek analisis kebijakan

pertanian. Keluaran yang diharapkan terutama adalah mengkombinasikan model

ekonometrika untuk menyusun kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia. Untuk itu

digunakan data-data sekunder yang dikumpulkan oleh unit kerja PSEKP, Badan Litbang

Perdagangan dan IPB.

2. Market for High-Value Commodities in Indonesia: Promoting Competitiveness and

inclusiveness (kegiatan kerjasama penelitian dengan ACIAR dan IFPRI)

Penelitian Market for High-value Commodities in Indonesia : Promoting

Competitiveness and Inclusiveness bersifat multiyears yang berlangsung mulai bulan

Juni 2008 hingga Desember 2011 dan merupakan kerjasama penelitian antara PSEKP

dengan ACIAR, IFPRI, University of Adelaide dan Universitas Padjajaran (UNPAD).

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah AUD $ 169,606 atau

Rp 1.339.887.400,-. Realisasi anggaran tahun 2010 adalah 482.789.665 atau 36,03

persen. Peneliti yang terlibat dalam kegiatan ini adalah 5 orang.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari transformasi pasar untuk komoditas

pertanian yang bernilai tinggi (high-value commodities) di Indonesia dan dampaknya

terhadap petani, pedagang dan industri pengolah. Secara khusus, penelitian ditujukan

untuk menjawab empat pertanyaan, yakni : 1) Bagaimana pendapatan dan urbanisasi

mempengaruhi preferensi konsumen untuk komoditas pertanian yang bernilai tinggi dan

pada berbagai jenis outlet yang berbeda?, 2) Apa pola struktur rantai suplai makanan,

terutama untuk komoditas pertanian yang bernilai tinggi?, 3) Apa pola, determinan dan

efek partisipasi petani pada rantai suplai pasar modern untuk komoditas pertanian yang

bernilai tinggi dibandingkan dengan pasar tradisional?, dan 4) Apa kebijakan, perubahan

kelembagaan dan program yang dapat memaksimalisasi transformasi rantai suplai

komoditas pertanian yang bernilai tinggi secara kompetitif dan inklusif? Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan capacity building institusi, terutama

dalam metoda rantai-nilai tambah (value-chain) dan desain survei dan analisis. Untuk itu

berbagai aspek yang terkait dengan rantai-nilai tambah (value-chain) dari tingkat produksi

(petani) hingga konsumen akhir menjadi perhatian penting yang dipelajari lebih lanjut.

Komoditas utama penelitian ini adalah cabai dan bawang merah yang pelaksanaan

pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan oleh PSEKP, sedangkan mangga,

manggis dan udang dilakukan oleh UNPAD.

Selama tahun 2009, telah dilakukan pra-survei untuk disain pengumpulan data

pada tingkat petani di tiga kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yakni Ciamis, Tasikmalaya

22

dan Garut serta Kabupaten Brebes dan Tegal di Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan

wawancara tahap kedua dengan produsen cabai, pedagang pengumpul dan wholesalers

di Bandung dan Bogor yang menghasilkan informasi seleksi sampel dan design sampling

untuk pengumpulan data di tingkat petani. Di sisi lain, dilakukan pula Focus Group

Disscussion (FGD) untuk mengeksplorasi pola belanja konsumen akhir di perkotaan yang

dilakukan pada tiga kota, yakni Bogor (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah) dan Surabaya

(Jawa Timur). Berdasarkan hasil FGD tersebut, disusun draft kuesioner dan desain

sampling untuk pengumpulan data tingkat konsumen.

Pada tahun 2010 telah dilaksanakan pengumpulan data/survei di tingkat petani

(cabai) di Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Ciamis, Garut dan Tasikmalaya) dan survei

konsumen di Bogor, Solo dan Surabaya. Direncanakan pada tahun 2011 dilaksanakan

survei di tingkat petani di Provinsi Jawa Tengah (Tegal dan Brebes).

3. Indonesia Millenium Development Goal 2 (IMDG 2); Financial Crisis Monitoring

Round 4 (FCM 4),

Kegiatan Pre-survey Financial Crisis Impact to Poverty dilakukan melalui Financial

Crisis Monitoring (FCM) merupakan kegiatan kerjasama penelitian dengan IFPRI.

Anggaran yang digunakan untuk kegiatan ini adalah US $ 403,466 atau Rp.

3.671.540.000,-. Realisasi anggaran pada tahun 2010 adalah Rp 1.895.118.375 atau

51,62 persen. Kegiatan ini ditujukan untuk memonitor dampak krisis finansial global

terhadap sosial ekonomi rumah tangga di perdesaan. Aspek yang dimonitor adalah

mobilitas tenaga kerja, alokasi waktu kerja per individu anggota rumah tangga,

pendapatan rumah tangga, dan konsumsi rumah tangga. Untuk itu, dilakukan monitoring

tiga bulanan dengan referensi waktu sebagai berikut:

FCM 1 (1 April 2009 – 30 Juni 2009)

FCM 2 (1 Juli 2009 – 30 September 2009)

FCM 3 (1 Oktober 2009 – 31 Desember 2009)

Jumlah rumah tangga sampel yang dimonitor adalah 300 rumah tangga yang

tersebar di 30 desa di 3 Propinsi (10 rumah tangga per desa, 10 desa per propinsi), yaitu

Lampung, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan secara

acak dari rumah tangga sampel penelitian Millenium Development Goals (MDGs) tahap I

yang merupakan kerjasama penelitian PSEKP - IFPRI – JICA. Lokasi pengambilan

sampel dilakukan pada lokasi sebagai berikut :

Propinsi Lampung (di sepuluh desa, per desa 10 rumah tangga)

Propinsi Jawa Tengah (di sepuluh desa, per desa 10 rumah tangga)

Propinsi Sulawesi Selatan (di sepuluh desa, per desa 10 rumah tangga)

23

Pengumpulan data dan pengolahan data untuk seluruh rangkaian kegiatan FCM

(FCM 1 – FCM 3) sudah diselesaikan, sedangkan penulisan laporan masih dalam tahap

penyelesaian draft I. Hasil sementara dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Dampak krisis finansial global terhadap rumah tangga perdesaan kurang

signifikan. Pada awal krisis (FCM 1 dan FCM 2) memang ada indikasi

menurunnya pendapatan masyarakat, terutama di perdesaan-perdesaan dimana

kontribusi pendapatan dari tenaga kerja migran ke kota cukup besar. Namun pada

FCM 3 dan FCM 4 terjadi perbaikan. Dalam konteks ini, berbagai program

bantuan dari pemerintah ke masyarakat cukup penting peranannya.

Selain program-program bantuan (Raskin, Jamkesmas, subsidi pupuk, HPP

gabah, kredit-kredit mikro di perdesaan), faktor yang berkontribusi sangat

signifikan terhadap minimalisasi dampak krisis adalah terpeliharanya harga

pangan yang relatif stabil sepanjang periode April 2009 – 31 Maret 2010 yang

lalu.

Pola arus pendapatan dan pengeluaran masyarakat di perdesaan yang aksesnya

terhadap perkotaan sangat baik (kategori (1)) adalah relatif lebih smooth daripada

perdesaan yang aksesnya kurang baik dan basis pendapatannya dari pertanian

(kategori (2)). Meskipun demikian, rata-rata tingkat kesejahteraan masyarakat

(diproksi dari pengeluaran rumah tangga) di perdesaan kategori (1) tidak berbeda

nyata dengan kategori (2).

Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, keberhasilan penelitian tidak terlepas dari

berbagai pengaruh faktor lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal.

Hambatan, kendala, dan beberapa permasalahan yang dihadapi pada saat dilakukannya

penelitian dapat mempengaruhi kinerja PSEKP tahun 2010.

Faktor Pendukung Keberhasilan

Beberapa faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian tersebut

adalah:

a) Adanya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang dilakukan sejak tahap

perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir, termasuk diseminasi hasil penelitian

sehingga ada kontrol terhadap setiap tahapan kegiatan penelitian. Dengan demikian bila

terjadi permasalahan-permasalahan, baik di lapang maupun dalam proses pengolahan

data, dapat segera dilakukan antisipasi penanggulangannya.

24

b) Sarana kegiatan penelitian yang telah tersedia dengan baik dalam mendukung kegiatan

penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, seperti fasilitas komputer, jaringan

internet, ruangan ber-AC, perpustakaan, sarana kendaraan, dan lain-lain.

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian antara

lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi antara PSEKP dengan instansi

terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian, seperti: Direktorat Jenderal, maupun instansi

di luar Kementerian Pertanian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian

Perdagangan, Asosiasi berbagai komoditas, Perguruan Tinggi, bahkan dengan instansi luar

negeri, seperti IFPRI, ACIAR, ADB, JICA dan FAO. Hal ini memudahkan dalam

pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Hambatan dan kendala

Beberapa hambatan dan kendala terkait pelaksanaan kegiatan penelitian tahun

2010, antara lain: (1) Penumpukan kegiatan pengolahan data penelitian pada waktu

bersamaan, baik penelitian yang sumber dananya dari DIPA, RISTEK dan penelitian

kerjasama lainnya, sementara SDM entri data dan pengolahan data relatif terbatas; (2)

Adanya keterlambatan dalam pencairan dana penelitian kerjasama RISTEK menyebabkan

kegiatan penelitian RISTEK menjadi terhambat, khususnya kegiatan survei lapang juga

mengalami kemunduran dari jadwal yang ditetapkan; dan (3) Adanya keterlambatan peneliti

dalam menyerahkan kuesioner serta tingkat validasi data kuesioner yang bervariasi, baik

disebabkan oleh anggota tim yang kurang akurat dalam pengisian kuesionernya atau

kesalahan entri data (human error), yang menjadi salah satu faktor penghambat penulisan

pelaporan tidak tepat waktu.

Permasalahan

Permasalahan yang sering ditemukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

penelitian PSEKP adalah validitas dan kelengkapan data serta informasi di daerah kurang

baik seiring dengan adanya era otonomi daerah dan pemekaran wilayah. Padahal penelitian

sosial ekonomi pertanian disamping menggunakan data primer juga mengandalkan data

sekunder. Beberapa informan di daerah menyatakan bahwa sejak adanya era otonomi

daerah, seluruh pendataan ada di tingkat kabupaten. Beberapa dinas di tingkat kabupaten

mengirimkan data-datanya ke dinas tingkat provinsi, namun karena tidak seluruh dinas

kabupaten mengirimkan data-datanya, maka dinas di provinsi kesulitan melakukan rekap

data untuk keseluruhan dinas kabupaten yang menjadi wilayahnya. Pada beberapa kasus,

kadang pengumpulan data di dinas tingkat kabupaten tidak dilakukan dengan baik,

tampaknya mereka kurang memahami pentingnya pengumpulan data dengan baik.

25

Seringkali peneliti merasakan kesulitan untuk memperoleh data sekunder tersebut, apalagi

data sekunder yang diharapkan merupakan data series beberapa tahun terakhir.

Langkah-langkah inisiatif yang diambil

Upaya untuk mengatasi kendala, hambatan, dan permasalahan dalam pelaksanaan

penelitian, sebagai berikut: (a) Terkait dengan penumpukan kegiatan pengolahan data pada

bulan-bulan tertentu, maka proses input data dan pengolahan data menggunakan sistem

FIFO (First In First Out) sehingga tercipta kelancaran dalam kegiatan pelayanan penelitian;

(b) Meningkatkan kualitas entri data yang lebih akurat, dan (c) Untuk mengatasi

permasalahan data dan informasi yang akurat di tingkat lapangan, tim peneliti umumnya

melakukan pencarian data-data dari sumber-sumber lain yang terkait.

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan

baik. Untuk membiayai operasional Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian pada

tahun 2010 mendapat anggaran sebesar Rp. 16.170.539.000 dan setelah mengalami

revisi-revisi termasuk mendapatkan tambahan melalui APBN Perubahan mengalami

kenaikan menjadi Rp. 21.670.539.000 atau mengalami kenaikan sebesar 34,01 persen.

Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 19.974.806.406 atau sebesar 92,16

persen.

Dari sisi sistem penganggaran berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,

anggaran yang dikelola setiap unit instansi pemerintah pada tahun 2010 tidak dibedakan

berdasarkan Anggaran Pembangunan dan Anggaran Rutin, namun dilakukan

berdasarkan “anggaran yang berbasis kinerja”. Anggaran PSEKP tahun 2010 disusun

berdasarkan variabel jenis pengeluaran dan variabel kegiatan. Variabel jenis pengeluaran

dibedakan menurut belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bantuan

sosial/BLM dan lainnya, sedangkan variabel kegiatan dibedakan menurut jenis kegiatan,

yakni: Kegiatan utama, mencakup Penelitian Sosial dan Kegiatan Penunjang yang

mencakup: (a) Pengelolaan gaji, honorarium, dan tunjangan; (b) Penyelenggaraan

operasional dan pemeliharaan perkantoran; (c) Pelayanan Publik atau birokrasi, dan (d)

Perawatan sarana.

Total Pagu anggaran PSEKP dalam DIPA TA. 2010 adalah Rp. 21,670,539.000

yang terdiri dari: (1) APBN Rp. 16,170,539,000, dan (2) APBNP Rp. 5,500,000,000 pada

24 Agustus 2010. Sementara total anggaran PSEKP Tahun 2010, baik menurut variabel

jenis pengeluaran maupun variabel kegiatan, target serapan keuangan 100 persen,

26

namun terealisasi sebesar 92,16 persen atau terealisir Rp. 19,972,194,373 dari anggaran

yang direncanakan, yakni Rp 21,670,539,000. Pada anggaran menurut variabel jenis

pengeluaran, dana yang terbesar terserap pada jenis pengeluaran belanja pegawai,

yakni Rp 8,670,131.870 (99,94%) dari Rp 8,675,769,000 anggaran yang direncanakan.

Sedangkan pada anggaran menurut variabel jenis kegiatan, sebagian besar merupakan

anggaran kegiatan penunjang terutama pada kegiatan Pengelolaan Gaji, yakni Rp

8,670,143,903 (99,94%) dari Rp 8,675,769,000 anggaran yang direncanakan.

Perkembangan Pelaksanaan Keuangan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian TA. 2010 per 31 Desember 2010 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.

Tampak bahwa capaian fisik sudah sesuai dengan target, yakni 100 persen, namun

capaian dalam serapan keuangan 92,16 persen. Hal ini telah terjadi efisiensi atau

penghematan dalam: (1) Belanja jasa listrik, telepon dan air; dan (2) Harga dalam

pengadaan barang. Sementara untuk kegiatan penelitian dan pengembangan bidang

sosial ekonomi, capaian kegiatannya baru terserap Rp. 9,372,180,346 (85,99%) dari Rp.

10,899,770,000 anggaran yang direncanakan. Capaian serapan tersebut karena

terkendala oleh keterbatasan waktu pelaksanaan.

27

Tabel 7. Perkembangan Pelaksanaan DIPA , Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun Anggaran 2010

Per 31 Desember 2010

Pagu K e u a n g a n F i s i k Sisa

No.

Jenis

Pengeluaran Dalam DIPA Target Realisasi Target Realisasi Anggaran

( Rp. ) ( Rp. ) ( % ) ( Rp. ) ( % )

Fisik

( % )

Fisik

( % ) ( Rp. ) ( % )

1 Belanja

Pegawai

8,675,769,000

8,675,769,000

100.00

8,670,131,870

99.94

100.00

99.94

5,637,130 0.06

2 Belanja

Barang

12,511,000,000

12,511,000,000

100.00

10,835,022,403

86.60

100.00

86.62

1,675,977,597 13.38

3 Belanja

Modal

483,770,000

483,770,000

100.00

467,040,100

96.54

100.00

96.54

16,729,900 3.46

TOTAL

21,670,539,000

21,670,539,000

100.00

19,972,194,373

92.16

100.00

92.16

1,698,344,627 7.84

28

Tabel 8. Realisasi Anggaran Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Per 31 Desember 2010

Kode Uraian Kegiatan Pagu Target Bulan ini Realisasi Realisasi Bulan ini Realisasi s/d Bulan ini Sisa Anggaran s/d Bulan ini

Rupiah % s/d Bln Lalu Rupiah % Rupiah % Rupiah %

018.09. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

412044 PUSAT SOSIAL EKONOMI & KEBIJAKAN PERTANIAN. 21,670,539,000 21,670,539,000 100.00 16,557,367,546 3,417,438,860 15.77 19,974,806,406 92.17 1,695,732,594 7.83

01.01.0

9 PROGRAM PENERAPAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK 10,770,769,000 10,770,769,000 100.00 9,354,732,735 1,247,893,235 11.59 10,602,625,970 98.44 168,143,030 1.56

0001

PENGELOLAAN GAJI, HONORARIRUM, DAN

TUNJANGAN 8,675,769,000 8,675,769,000 100.00 8,670,131,870 772,489,151 8.90 8,670,143,903 99.94 5,625,097 0.06

51 Belanja Pegawai 8,675,769,000 8,675,769,000 100.00 8,670,131,870 772,489,151 8.90 8,670,143,903 99.94 5,625,097 0.06

0002 PENYELENGGARAAN OPERASIONAL & PEMEL. PERKAN. 1,446,530,000 1,446,530,000 100.00 1,361,205,560 329,766,784 22.80 1,361,205,560 94.28 85,324,440 5.72

52 Belanja Barang 1,446,530,000 1,446,530,000 100.00 1,361,205,560 329,766,784 22.80 1,361,205,560 94.28 85,324,440 5.72

0003 PELAYANAN PUBLIK ATAU BIROKRASI 648,470,000 648,470,000 100.00 568,676,507 145,637,300 22.46 568,676,507 87.70 79,793,493 12.30

52 Belanja Barang 648,470,000 648,470,000 100.00 568,676,507 145,637,300 22.46 568,676,507 87.70 79,793,493 12.30

04.03.0

4 PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN 10,899,770,000 10,899,770,000 100.00 7,202,634,811 2,169,545,625 19.90 9,372,180,436 85.99 1,527,589,564 14.01

1571 PENELITIAN & DISEMINASI INOVASI PERTANIAN 10,899,770,000 10,899,770,000 100.00 7,202,634,811 2,169,545,625 19.90 9,372,180,436 85.99 1,527,589,564 14.01

52 Belanja Barang 10,416,000,000 10,416,000,000 100.00 6,764,744,711 2,140,395,625 20.55 8,905,140,336 85.49 1,510,859,664 14.51

53 Belanja Modal 483,770,000 483,770,000 100.00 437,890,100 29,150,000 6.03 467,040,100 96.54 16,729,900 3.46

T O T A L 21,670,539,000 21,670,539,000 100.00 16,557,367,546 3,417,438,860 15.77 19,972,194,373 92.16 1,698,332,594 7.84

29

Selanjutnya rincian keuangan dilihat menurut penetapan sasaran pada Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2010, maka rencana dan realisasi keuangan

menurut sasaran tersebut dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Target dan Realisasi Anggaran Menurut Sasaran dan Program Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010

No. Sasaran Program Pagu Anggaran

(Rp) Realisasi (Rp) %

1. Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan informasi serta analisis yang berkaitan dengan: (a) Kebijakan ekonomi

makro dan per-dagangan multi-lateral, regional dan bilateral;

(b) Pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya pertanian, ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan

1.1. Program Pengkajian Kebijakan Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian 1.2. Program Pengkajian Kebijakan Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan Investasi Pertanian

5.788.213.000

484.032.000

4.772.578.485

422.738.555

82,45

87,34

Jumlah Sasaran 1 6.272.245.000 5.195.317.040 82,83

2. Terciptanya beberapa model kelembagaan penerapan teknologi dan agribisnis

Pengkajian Kebijakan Kelembagaan dan Regulasi Pertanian

244.416.000 223.335.025 91,37

3. Terwujudnya proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian utama dan indikator pembangunan pertanian dan pedesaan, 2010 – 2014

3.1. Program Pengkajian Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan 3.2. Program Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan Pedesaan

534.889.000

785.851.000

518.406.100

740.215.875

96,92

94,19

Jumlah Sasaran 3 1.320.740.000 1.258.621.975 95,30

4. Terciptanya beberapa paket alternatif rekomendasi kebijakan dan program pertanian dan pedesaan

Evaluasi Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual

524.020.000 477.875.508 91,19

Jumlah 8.361.421.000 7.155.149.548 85,57

Anggaran keuangan pada tabel 9 tersebut merupakan anggaran yang digunakan

untuk kegiatan utama penelitian dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut,

30

namun anggaran tersebut belum mencakup anggaran yang terkait dengan kegiatan

manajemen/administrasi penyelenggaraan kegiatan penelitian. Dengan demikian total

anggaran untuk Program Peningkatan Ketahanan Pangan jauh lebih besar dari total

anggaran menurut sasaran yang terkait dengan kegiatan penelitian PSEKP tahun 2010

(Tabel 10). Total anggaran yang terkait dengan program utama Badan Litbang Pertanian

yang diselenggarakan di PSEKP, yakni Penerapan Kepemerintahan yang Baik dan Program

Peningkatan Ketahanan Pangan dibandingkan dengan anggaran yang terkait langsung

dengan kegiatan penelitian dapat dilihat secara lengkap pada tabel 10.

Tabel 10. Target dan Realisasi Anggaran Program Utama Badan Litbang Pertanian Dengan

Anggaran Menurut Sasaran pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Tahun 2010

Kode

Program

Program Utama Badan

Litbang Pertanian

Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

Persentase

(%)

09 Penerapan Kepemerintahan

yang Baik

10.770.769.000 10.600.013.93

7

98,41

04 Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

10.899.770.000 9.372.180.436 85,99

Total Anggaran Menurut Sasaran 8.361.421.000 7.155.149.548 85,57

Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian tahun 2010 hanya diperoleh dari penerimaan umum, yakni Rp

15.107.318, sedangkan PNBP dari penerimaan fungsional tidak ada (Tabel 11). Hal ini

disebabkan keluaran kegiatan penelitian PSEKP tidak bersifat teknis, namun berupa

rekomendasi kebijakan yang bersifat intangible dan ditujukan bagi stakeholder/pemangku

kepentingan utama, yakni pimpinan Kementerian Pertanian. Selain itu, asset PSEKP yang

dapat menjadi sumber penerimaan PNBP juga terbatas.

Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIP ini baru dapat menginformasikan realisasi

penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumber-

daya. Hal ini karena adanya kendala sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum

sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur efisiensi,

yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

31

Tabel 11. Capaian PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2010,

bersumber dari Penerimaan Umum

No. Kode MAK Uraian Penerimaan

(Rp)

Penyetoran (Rp)

Penerimaan Umum :

1. 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas 1,371,568 1,371,568

2. 423149 Pendapatan Sewa Benda-Benda

Tak Bergerak Lainnya

- -

3. 423221 Pendapatan Jasa Lembaga

Keuangan (Jasa Giro)

- -

4 423291 Penerimaan Jasa Lainnya - -

5 423914 Penerimaan Kembali Belanja

Lainnya Pinj.LN.TAYL

- -

6 423911 Penerimaan Kembali Belanja

Pegawai Pusat TAYL

300,000 300,000

7 423913 Penerimaan Kembali Belanja

Lainnya RM TAYL

12,625,000 12,625,000

8 423922 Pedapatan Pelunasan Ganti Rugi

atas Kerugian Negara

810,750 810,750

Jumlah Penerimaan Umum 15,107,318 15,107,318

32

IV. PENUTUP

Penelitian PSE-KP pada tahun 2010 mengacu pada Renstra PSEKP Tahun 2010 –

2014 yang sesuai dengan platform pembangunan pertanian. Berdasarkan hasil evaluasi

kinerja yang telah dilakukan, secara umum dapat disimpulkan bahwa kinerja PSEKP T.A.

2010 cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari pencapaian indikator kinerja kegiatan penelitian

PSEKP tahun 2010, terutama indikator masukan (input) dan keluaran/output, yang

umumnya berupa rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian dan telah terealisir sesuai

dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan yang direncanakan

telah dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan indikator outcome belum dapat diukur

karena hasil kegiatan PSEKP, yakni dimanfaatkannya rekomendasi kebijakan pembangunan

pertanian bagi stakeholder memerlukan kajian secara khusus untuk menelaah hal tersebut.

Manfaat dan dampak penelitian sosial ekonomi pertanian umumnya akan dapat dirasakan

dalam jangka panjang karena keluaran (output) penelitian sosial ekonomi pertanian tersebut

kebanyakan bersifat intangible (teknologi yang tidak dapat dilihat secara fisik).

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian pada tahun 2010, pada dasarnya

didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan penelitian, koordinasi yang

baik antara pihak manajemen, tim peneliti, dan staf penunjang. Namun demikian,

keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian tersebut tidak terlepas dari hambatan dan

permasalahan, terutama terkait penumpukan proses entry dan pengolahan data di tengah

dan akhir tahun karena proses entry dan pengolahan data tersebut dilakukan secara

bersamaan oleh tim penelitian dalam kurun waktu yang sempit, sementara ketersediaan

SDM relatif terbatas. Namun demikian permasalahan tersebut telah dapat di atasi dengan

menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan menambah jam kerja.

Agar penelitian PSEKP dapat dimanfaatkan oleh stakeholders, maka dalam proses

merancang penelitian selalu dilakukan koordinasi dengan dengan Ditjen Teknis Lingkup

Departemen Pertanian. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk sinkronisasi topik

penelitian/pengkajian, dengan demikian keluaran penelitian/ pengkajian PSEKP lebih sesuai

dengan kebutuhan penggunanya, terutama bagi pengambil kebijakan.

33

Lampiran 1.

RENCANA STRATEJIK

TAHUN 2010 - 2014

Instansi : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Visi :

Misi : 1) Melakukan analisis dan pengkajian guna menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi pertanian

2) Melakukan analisis kebijakan, pengkajian untuk mengolah informasi dan ilmu pengetahuan hasil analisis menjadi rumusan

alternatif kebijakan pembangunan pertanian

3) Melakukan advokasi pembangunan pertanian, berupa kampanye publik untuk memobilisir partisipasi lembaga terkait dan masyarakat luas

dalam mendukung pembangunan pertanian pertanian

4) Mengembangkan kemampuan institusi PSEKP sehingga mampu mewujudkan visi dan misinya secara berkelanjutan

RS

Uraian Indikator Kebijaksanaan Program Keterangan

1 2 3 4 5 6

1. Menghasilkan pengetahuan, 1. Terwujudnya sistem

data dan informasi serta pengetahuan, data dan

analisis yang berkaitan informasi serta analisis

dengan: (a) kebijakan yang berkaitan dengan:

ekonomi makro dan (a) Kebijakan ekonomi 1.1. Jumlah rekomendasi 1. Pengembangan kebijakan 1.1. Pengkajian Kebijakan

perdagangan multilateral, makro dan perdagangan kebijakan terkait dengan penguatan Penguatan dan Perlindungan

regional dan bilateral, multilateral, regional dan daya saing dan perlindungan usaha Usaha Pertanian

(b) pengelolaan sosial eko- bilateral pertanian

nomi sumberdaya pertanian, (b) Pengelolaan sosial 1.2. Jumlah rekomendasi 1.2. Pengkajian Kebijakan

ketahanan pangan dan ekonomi sumberdaya kebijakan terkait dengan pengelolaan Sumberdaya Alam,

pengentasan kemiskinan pertanian, ketahanan sumberdaya pertanian dan Infrastruktur dan Investasi

pangan dan pengentasan pembangunan infrastruktur Pertanian

kemiskinan pertanian

2. Merekayasa model 2. Terciptanya beberapa 2.1. Jumlah rekomendasi 1.3. Pengkajian Kebijakan

kelembagaan penerapan model kelembagaan kebijakan terkait dengan pengembang- Kelembagaan dan Regulasi

teknologi dan agribisnis penerapan teknologi an kelembagaan dan peraturan men- Pertanian

dan agribisnis dorong iklim usaha yag kondusif

pembangunan pertanian dan

perdesaan yang mengarah

pada ketahanan pangan,

peningkatan nilai tambah,

daya saing produk pertanian,

perluasan kesempatan kerja,

mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan keseimbangan

ekonomi desa-kota

Menjadi pusat pengkajian yang kritis dan terpercaya bertaraf internasional dalam menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan

sosial ekonomi pertanian, serta proaktif dalam memberikan alternatif rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.

SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan

Uraian Indikator Kebijaksanaan Program Keterangan

1 2 3 4 5 6

SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan

3. Menghasilkan proyeksi per- 3. Terwujudnya proyeksi 3.1. Jumlah rekomendasi 2. Pengembangan kebijakan 1.4. Pengkajian Kebijakan Ekonomi

mintaan dan penawaran ko- permintaan dan penawaran kebijakan terkait dengan makro Makro, Ketahanan Pangan,

moditas pertanian utama komoditas pertanian utama ekonomi yang mendorong Pengentasan Kemiskinan dan

dan indikator pembangunan dan indikator pembangunan pertumbuhan sektor pertanian Pembangunan Pedesaan

pertanian dan pedesaan pertanian dan pedesaan, 3.2. Jumlah rekomendasi 1.5. Penelitian Dinamika Ekonomi

2010 - 2014 kebijakan terkait dengan 3. Pengembangan kebijakan Pertanian dan Pedesaan

dinamika ekonomi pertanian ekonomi makro dan

dan perdesaan perdagangan internasional

yang berpihak kepada

4. Menghasilkan alternatif 4 Terciptanya beberapa paket 4.1. Jumlah rekomendasi petani 1.6. Evaluasi Tanggap Cepat Atas

rekomendasi kebijakan dan alternatif rekomendasi kebijakan terkait dengan Isu Kebijakan Aktual

program pembangunan kebijakan dan program isu-isu kebijakan aktual

pertanian yang bersifat pertanian dan pedesaan

responsif dan antisipatif

5. Mengembangkan jaringan 5. Terwujudnya jaringan 5.1. Jumlah jalinan kerjasama penelitian 4. Peningkatan Kapasitas 2.1. Diseminasi Hasil dan Peningkatan

kerjasama penelitian dengan kerjasama penelitian yang antar lembaga dan pengguna PSEKP Institusi yang akuntabel Kapasitas Lembaga

lembaga penelitian (dalam saling menguntungkan tahun 2010 dan good governance

dan luar negeri), dan dan saling menghormati

stakeholder dalam rangka

6. Meningkatkan kapasitas dan 6. Terwujudnya kapasitas dan 6.1. Pelatihan jangka pendek dan jangka

profesionalisme sumberdaya profesionalisme sumberdaya panjang, serta scientific exchange

manusia, kualitas dan ke- manusia, kualitas dan 6.2. Ketersediaan sarana dan prasarana

tersediaan sarana/prasarana ketersediaan sarana/prasarana analisis

serta budaya kerja inovatif serta budaya kerja inovatif

dan berorientasi bisnis dan berorientasi bisnis

7. Menyebarluaskan hasil-hasil 7. Terpublikasikannya hasil 7.1. Jumlah media publikasi cetakan dan

analisis sosial ekonomi dan analisis dan kebijakan dalam data base

kebijakan pertanian kepada mendukung program 7.2. Jumlah hasil penelitian dan informasi

pengguna pembangunan pertanian dan sosial ekonomi yang tersebar melalui

tersebarnya publikasi analisis publikasi elektronik (website)

sosial ekonomi dan kebijakan

pertanian kepada pengguna

kelembagaan, perlindungan

petani serta usaha pertanian

UNIT KERJA : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianRKT

Satuan

1 Terwujudnya sistem 1,1 Jumlah 2 rekomendasipengetahuan, data dan rekomendasi kebijakan kebijakan informasi serta analisis terkait dengan penguatan 1 Pengembangan 1.1.1. Evaluasi Dampak Program Masukan : yang berkaitan dengan: daya saing dan kebijakan pem- Penanggulangan SDM: orang 10(a) Kebijakan ekonomi perlindungan usaha bangunan per- Kemiskinan di Sektor makro dan pertanian tanian dan per- Pertanian di tingkat Dana: Rp 000 288.213,0 perdagangan multi- desaan yang Rumahtangga dan lateral, regional mengarah pada Wilayah Perdesaan Keluaran : dan bilateral; ketahanan Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1

pangan, pe- yang terkait dengan Kebijakanningkatan nilai penanggulangan ke-tambah, daya miskinan di sektorsaing produk pertanianpertanian,

perluasan ke- Hasil :sempatan kerja, Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

mengurangi rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

kemiskinan dan untuk penanggulangan kebijakan Kemtan;

meningkatkan kemiskinan pertanian BKP

keseimbangan oleh stakeholdersekonomi desa-kota

1.1.2. Uji Coba Mekanisme Masukan :2 Pengembangan Subsidi Pupuk SDM: orang 19 Kerjasama

kebijakan ke- dg instansi

lembagaan, terkait lingkup

perlindungan Dana: Rp 000 5.500.000,0 Kemtan

petani serta

usaha Keluaran :pertanian Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1

yang terkait dengan kebijakan3 Pengembangan mekanisme subsidi

kebijakan pupukekonomi makrodan perdagangan Hasil :internasional Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

yang berpihak rekomendasi kebijakan rekomendasi Kemtan,

kepada petani mekanisme subsidi kebijakan Kemkeu,

pupuk oleh stake- Kemperin,

holders Kemdag,

Kem. BUMN

TargetUraian Indikator Target

KeteranganProgram Uraian Indikator Kinerja

Lampiran 2.

RENCANA KINERJA TAHUNANTAHUN 2010

Sasaran Kegiatan

SatuanTarget

Uraian Indikator TargetKeterangan

Program Uraian Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan

2 (b) Pengelolaan sosial 1.2. Jumlah 2 rekomendasi 1.2.1. Optimalisasi Sumberdaya Masukan : ekonomi sumberdaya rekomendasi kebijakan kebijakan Pertanian pada SDM: orang 6 pertanian, ketahanan terkait dengan Agroekosistem Lahan pangan dan pengentasan pengelolaan sumberdaya Kering Dana: Rp 000 242.616,0 kemiskinan pertanian dan

pembangunan Keluaran :infrastruktur pertanian Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1

yang terkait dengan Kebijakanpeningkatan optimalisasisumberdaya pertaniandi lahan kering

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

optimalisasi sumber- kebijakan Kemtan;

daya pertanian di lahan Ditjentan

kering oleh stakeholders

1.2.2. Analisis Dampak Investasi Masukan :Pertanian Terhadap Kinerja SDM: orang 6Sektor Pertanian

Dana: Rp 000 241.416,0

Keluaran :Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1yang terkait dengan Kebijakankinerja investasi per-tanian

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

tentang investasi kebijakan Kemtan;

pertanian oleh stake- PPI; BKPM

holders

SatuanTarget

Uraian Indikator TargetKeterangan

Program Uraian Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan

3 Terciptanya beberapa 2.1. Jumlah 1 rekomendasi 2.1.1. Kebijakan Pemda Dalam Masukan :model kelembagaan rekomendasi kebijakan kebijakan Alokasi Anggaran dan SDM: orang 8penerapan teknologi terkait dengan Perda untukdan agribisnis pengembangan Mengakselerasi Dana: Rp 000 244.416,0

kelembagaan dan Pembangunan Pertanian

peraturan mendorong Keluaran :iklim usaha yang Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1kondusif yang terkait dengan Kebijakan

kebijakan Pemda untukMengakselerasi Pem-bangunan Pertanian

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

kebijakan Pemda untuk kebijakan Kemtan;

Mengakselerasi Pem- Kemdagri;

bangunan Pertanian Pemda

oleh stakeholders

SatuanTarget

Uraian Indikator TargetKeterangan

Program Uraian Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan

4 Terwujudnya proyeksi 3.1. Jumlah 2 rekomendasi 3.1.1. Akselerasi Sistem Inovasi Masukan :permintaan dan penawaran rekomendasi kebijakan kebijakan Teknologi Pengolahan Hasil SDM: orang 5komoditas pertanian utama terkait dengan makro dan Alsintan dan indikator pembangunan ekonomi yang men- Mendukung Ketahanan Dana: Rp 000 241.916,0 pertanian dan pedesaan, dorong pertumbuhan Pangan

2010 - 2014 sektor pertanian Keluaran :Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1yang terkait dengan Kebijakanpeningkatan inovasi

teknologi pengolahanhasil dan alsintan

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

tentang akselerasi kebijakan Kemtan;

inovasi teknologi Badan Litbang

pengolahan hasil dan Pertanian;

alsintan oleh stake- BP2HP

holders

3.1.2. Evaluasi dan Penyusunan Masukan :Desa Calon Lokasi PUAP Pelaksanaan Evaluasi orang 112010 Kinerja Program PUAP

dan Penyusunan Desa Rp 000 292.973,0 Lokasi PUAP 2010

Keluaran :Rekomendasi Penetapan Rekomendasi 1Desa Lokasi PUAP 2010 Kebijakandan evaluasi kinerjaProgram PUAP

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

kinerja program PUAP kebijakan Kemtan;

dan List Desa Penerima Pusbiaya;

PUAP 2010 oleh stake- Pemda Tk. I

holders & Tk. II

SatuanTarget

Uraian Indikator TargetKeterangan

Program Uraian Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan

5 Jumlah rekomendasi 3.2. Jumlah 1 rekomendasi 3.2.1. Indikator Pembangunan Masukan :kebijakan terkait dengan rekomendasi kebijakan kebijakan Pertanian dan Perdesaan: SDM: orang 17dinamika ekonomi pertanian terkait dengan Karakteristik Sosial Dana: Rp 000 785.851,0 dan perdesaan dinamika ekonomi Ekonomi Petani dan

pertanian dan perdesaan Usahatani Padi Keluaran :Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1yang terkait dengan Kebijakanpeningkatan pem-bangunan pertaniandan perdesaan

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

peningkatan pem- kebijakan Kemtan;

bangunan pertanian Badan Litbang

dan perdesaan oleh Pertanian;

stakeholders Universitas

6 Terciptanya beberapa paket 4.1. Jumlah 4 rekomendasi 4.1.1. Evaluasi dan Tanggap Masukan :alternatif rekomendasi rekomendasi kebijakan kebijakan Cepat atas Isu Kebijakan SDM: orang 15kebijakan dan program terkait dengan isu- Aktual Dana: Rp 000 524.020,0 pertanian dan pedesaan isu kebijakan aktual

petani padi Keluaran :Rekomendasi kebijakan Rekomendasi 4yang terkait dengan Kebijakantanggapan terhadapisu-isu aktual pem-bangunan pertanianselama tahun 2010

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 4 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

tanggapan terhadap kebijakan Kemtan;

isu-isu aktual pem- Badan Litbang

bangunan pertanian Pertanian;

selama tahun 2010oleh stakeholders

SatuanTarget

Uraian Indikator TargetKeterangan

Program Uraian Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan

7 Terwujudnya jaringan 5.1. Jumlah jalinan kerjasama 7 jalinan 4 Peningkatan 5.1.1. Pengembangan asuransi Masukan : Kerjasama

kerjasama penelitian penelitian antar lembaga kerjasama kapasitas SDM: orang 7 Dalam Negeri

yang saling menguntungkan dan pengguna PSEKP penelitian institusi yang Dana: Rp 000 231.364,5 (Ristek dg

dan saling menghormati tahun 2010 akuntabel dan Badan Litbang

good Keluaran : Pertanian)

governance Rekomendasi 1

Kebijakan

5.1.2. Kajian Keterkaitan Produksi Masukan : Kerjasama

SDM: orang 8 Dalam Negeri

Dana: Rp 000 218.829,5 (Ristek dg

Badan Litbang

Keluaran : Pertanian)Rekomendasi kebijakan

untuk meningkatkan

partisipasi konsumsi ubi

jalar mendukung

program percepatan

penganekaragaman

konsumsi pangan

berbasis sumberdaya

lokal

Rekomendasi

kebijakan

1

5.1.3. Kajian Sistem Kelembagaan Masukan : Kerjasama

SDM: orang 7 Dalam Negeri

Dana: Rp 000 224.513,3 (Ristek dg

Badan Litbang

Keluaran : Pertanian)Rekomendasi kebijakan

pengembangan

kelembagaan cadangan

pangan masyarakat

untuk mengurangi resiko

rawan pangan

Rekomendasi

kebijakan

1

Perdagangan dan Konsumsi

Ubi Jalar Untuk

Meningkatkan 30%

Partisipasi Konsumsi

Mendukung Program

Keanekaragaman Pangan

dan Gizi

Cadangan Pangan

Masyarakat Pedesaan Untuk

Mengurangi 25% Resiko

Kerawanan Pangan

Usahatani Padi Untuk

Menanggulangi Resiko

Kerugian 75% Akibat Banjir,

Kekeringan dan Hama

penyakit Rekomendasi kebijakan

tentang pelaksanaan

sistem asuransi

pertanian, khususnya

usahatani padi, di

Indonesia

SatuanTarget

Uraian Indikator TargetKeterangan

Program Uraian Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan

5.1.4. Peningkatan 20% Akses Masukan : Kerjasama

Petani Terhadap Berbagai SDM: orang 7 Dalam Negeri

Sumber Pembiayaan Dana: Rp 000 216.153,5 (Ristek dg

Pertanian Badan Litbang

Keluaran : Pertanian)

Rekomendasi kebijakan

untuk meningkatkan

penyerapan petani

terhadap sumber

pembiayaan formal

Rekomendasi

kebijakan

1

5.1.5 Masukan : Kerjasama

SDM: orang 3 Luar Negeri

Dana: Rp 000 583,342 dengan

ACIAR, IFPRI

Keluaran :

Model 1

5.1.6. Masukan : Kerjasama

SDM: orang 5 Luar Negeri

Dana: Rp 000 1.339.887,4 dengan

ACIAR, IFPRI

Keluaran :

Paket 1

5.1.7. Masukan : Kerjasama

SDM: orang 4 Luar Negeri

Dana: Rp 000 3.671.540 dengan

IFPRI

Keluaran :

Data dan informasi

transformasi pasar untuk

komoditas pertanian

yang bernilai tinggi (high-

value commodities) di

Indonesia dan

dampaknya terhadap

petani, pedagang dan

industri pengolah

Indonesia Millenium

Development Goal 2 (IMDG

2); Financial Crisis

Monitoring Round 4 (FCM 4)

Plausible Futures for

Economic Development and

Structural Adjustment in

Indonesia Impact and Policy

Implications for the Asia –

Pacific Regions Kombinasi model

ekonometrika untuk

menyusun kebijakan

pembangunan pertanian

di Indonesia

Market for High-Value

Commodities in Indonesia:

Promoting Competitiveness

and inclusiveness

Data dan informasi

monitoring dampak krisis

finansial global terhadap

sosial ekonomi rumah

tangga di perdesaan

SatuanTarget

Uraian Indikator TargetKeterangan

Program Uraian Indikator Kinerja

Sasaran Kegiatan

UNIT KERJA : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianPKK

Rencana Tingkat

Satuan Capaian (Target)

1 Pengembangan 1.1.1. Evaluasi Dampak Program Masukan :kebijakan pem- Penanggulangan SDM: orang 10 10 100,00bangunan per- Kemiskinan di Sektor

tanian dan per- Pertanian dan Perdesaan Dana: Rp 000 288.213,0 280.456,0 97,31desaan yang tingkat Rumahtangga dan

mengarah pada Desa Keluaran :ketahanan Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1 1 100,00 Stakeholder:

pangan, pe- yang terkait dengan Kebijakan Pimpinan

ningkatan nilai penanggulangan ke- Kemtan;

tambah, daya miskinan di sektor BKP

saing produk pertanian

pertanian,

perluasan ke- Hasil :sempatan kerja, Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00mengurangi rekomendasi kebijakan rekomendasi

kemiskinan dan untuk penanggulangan kebijakan

meningkatkan kemiskinan pertaniankeseimbangan oleh stakeholdersekonomi desa-

kota

1.1.2. Uji Coba Mekanisme Masukan :2 Pengembangan Subsidi Pupuk SDM: orang 19 19 100,00 Kerjasama

kebijakan ke- dg instansi

lembagaan, terkait lingkup

perlindungan Dana: Rp 000 5.500.000,0 4.492.121,8 81,67 Kemtan

petani serta

usaha Keluaran :pertanian Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1 1 100,00

yang terkait dengan kebijakan

3 Pengembangan mekanisme subsidi

kebijakan pupuk langsung ke

ekonomi makro petani

dan perdagangan Hasil :internasional Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00 Stakeholder:

yang berpihak rekomendasi kebijakan rekomendasi Kemtan,

kepada petani mekanisme subsidi kebijakan Kemkeu,

pupuk langsung ke Kemperin,

petani oleh stakeholder Kemdag,

Kem. BUMN

Lampiran 3.

Persentase RealisasiRealisasi

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN

TAHUN 2010

Uraian Indikator Kinerja

KegiatanProgram Keterangan

Rencana Tingkat

Satuan Capaian (Target)Persentase RealisasiRealisasi

Uraian Indikator Kinerja

KegiatanProgram Keterangan

1.2.1. Optimalisasi Sumberdaya Masukan :Pertanian pada SDM: orang 6 6 100,00Agroekosistem Lahan

Kering Dana: Rp 000 242.616,0 226.401,1 93,32

Keluaran :Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1 1 100,00yang terkait dengan Kebijakan

peningkatan optimalisasi

sumberdaya pertanian

di lahan kering

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

optimalisasi sumber- kebijakan Kemtan;

daya pertanian di lahan Ditjentan

kering oleh stakeholders

1.2.2. Analisis Dampak Investasi Masukan :Pertanian Terhadap Kinerja SDM: orang 6 6 100,00Sektor Pertanian

Dana: Rp 000 241.416,0 196.337,5 81,33

Keluaran :Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1 1 100,00yang terkait dengan Kebijakan

kinerja investasi per-

tanian

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

tentang investasi kebijakan Kemtan;

pertanian oleh stake- PPI; BKPM

holders

Rencana Tingkat

Satuan Capaian (Target)Persentase RealisasiRealisasi

Uraian Indikator Kinerja

KegiatanProgram Keterangan

2.1.1. Kebijakan Pemda Dalam Masukan :Alokasi Anggaran dan SDM: orang 8 8 100,00Perda untuk

Mengakselerasi Dana: Rp 000 244.416,0 223.335,0 91,37Pembangunan Pertanian

Keluaran :Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1 1 100,00yang terkait dengan Kebijakan

kebijakan Pemda untuk

Mengakselerasi Pem-

bangunan Pertanian

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

Untuk Mengakselerasi kebijakan Kemtan;

Pembangungan Kemdagri;

Pertanian di Daerah Pemda

oleh stakeholders

3.1.1. Akselerasi Sistem Inovasi Masukan :Teknologi Pengolahan Hasil SDM: orang 5 5 100,00dan Alsintan Dalam Rangka

Mendukung Ketahanan Dana: Rp 000 241.916,0 233.293,6 96,44Pangan

Keluaran :Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1 1 100,00yang terkait dengan Kebijakan

peningkatan inovasi

teknologi pengolahan

hasil dan alsintan

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

tentang akselerasi kebijakan Kemtan;

inovasi teknologi Badan Litbang

pengolahan hasil dan Pertanian;

alsintan oleh stake- BP2HP

holders

Rencana Tingkat

Satuan Capaian (Target)Persentase RealisasiRealisasi

Uraian Indikator Kinerja

KegiatanProgram Keterangan

3.1.2. Evaluasi dan Penyusunan Masukan :Desa Calon Lokasi PUAP Pelaksanaan Evaluasi orang 11 11 100,002010 Kinerja Program PUAP

dan Penyusunan Desa Rp 000 292.973,0 285.112,5 97,32Lokasi PUAP 2010

Keluaran :Rekomendasi Penetapan Rekomendasi 1 1 100,00Desa Lokasi PUAP 2010 Kebijakan

dan evaluasi kinerja

Program PUAP

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

kinerja program PUAP kebijakan Kemtan;

dan List Desa Penerima Pusbiaya;

PUAP 2010 oleh stake- Pemda Tk. I

holders & Tk. II

3.2.1. Indikator Pembangunan Masukan :Pertanian dan Perdesaan: SDM: orang 17 17 100,00Karakteristik Sosial

Ekonomi Petani Padi Dana: Rp 000 785.851,0 740.215,9 94,19Keluaran :

Rekomendasi Kebijakan Rekomendasi 1 1 100,00yang terkait dengan Kebijakan

peningkatan pem-

bangunan pertanian

dan perdesaan

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 1 1 100,00 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

peningkatan pem- kebijakan Kemtan;

bangunan pertanian Badan Litbang

dan perdesaan oleh Pertanian;

stakeholders Universitas

Rencana Tingkat

Satuan Capaian (Target)Persentase RealisasiRealisasi

Uraian Indikator Kinerja

KegiatanProgram Keterangan

4.1.1. Evaluasi dan Tanggap Masukan :Cepat atas Isu Kebijakan SDM: orang 15 15 100,00Aktual

Dana: Rp 000 524.020,0 477.875,5 91,19Keluaran :

Rekomendasi kebijakan Rekomendasi 4 14 100,00yang terkait dengan Kebijakan

tanggapan terhadap

isu-isu aktual pem-

bangunan pertanian

selama tahun 2010

Hasil :Dimanfaatkannya Penerapan 4 4 100,00 Stakeholder:

rekomendasi kebijakan rekomendasi Pimpinan

tanggapan terhadap kebijakan Kemtan;

isu-isu aktual pem- Badan Litbang

bangunan pertanian Pertanian;

selama tahun 2010 (4 kebijakan

oleh stakeholders utama: konsepsi

subsidi pupuk

langsung ke

petani, kebijakan

perberasan,

kajian penurunan

kualitas gabah-

beras di luar

kualitas, analisis

penawaran dan

permintaan

jagung

4 Peningkatan 5.1.1. Pengembangan asuransi Masukan : Kerjasama

kapasitas SDM: orang 7 7 100,00 Dalam Negeri

institusi yang Dana: Rp 000 231364,5 225977,8 97,67 (Ristek dg

akuntabel dan Badan Litbang

good Keluaran : Pertanian)

governance Rekomendasi 1 1 100,00Kebijakan

Usahatani Padi Untuk

Menanggulangi Resiko

Kerugian 75% Akibat Banjir,

Kekeringan dan Hama

penyakit Rekomendasi kebijakan

tentang pelaksanaan

sistem asuransi

pertanian, khususnya

usahatani padi, di

Indonesia

Rencana Tingkat

Satuan Capaian (Target)Persentase RealisasiRealisasi

Uraian Indikator Kinerja

KegiatanProgram Keterangan

5.1.2. Kajian Keterkaitan Produksi Masukan :SDM: orang 8 8 100,00 Kerjasama

Dana: Rp 000 218829,5 217896,6 99,57 Dalam Negeri

(Ristek dg

Keluaran : Badan LitbangRekomendasi kebijakan

untuk meningkatkan

partisipasi konsumsi ubi

jalar mendukung

program percepatan

penganekaragaman

konsumsi pangan

berbasis sumberdaya

lokal

Rekomendasi

kebijakan

1 1 100,00 Pertanian)

5.1.3. Kajian Sistem Kelembagaan Masukan :SDM: orang 7 7 100,00 Kerjasama

Dana: Rp 000 224513,3 223655,3 99,62 Dalam Negeri

(Ristek dg

Keluaran : Badan LitbangRekomendasi kebijakan

pengembangan

kelembagaan cadangan

pangan masyarakat

untuk mengurangi resiko

rawan pangan

Rekomendasi

kebijakan

1 1 100,00 Pertanian)

5.1.4. Peningkatan 20% Akses Masukan :Petani Terhadap Berbagai SDM: orang 7 7 100,00 Kerjasama

Sumber Pembiayaan Dana: Rp 000 216153,5 215726,1 99,80 Dalam Negeri

Pertanian (Ristek dg

Keluaran : Badan Litbang

Rekomendasi kebijakan

untuk meningkatkan

penyerapan petani

terhadap sumber

pembiayaan formal

Rekomendasi

kebijakan

1 1 100,00 Pertanian)

5.1.5 Masukan : Kerjasama

SDM: orang 3 3 100,00 Luar Negeri

Dana: Rp 000 583,342 46,063 7,90 dengan

ACIAR, IFPRI

Keluaran :

Model 1 1 100,00

Perdagangan dan Konsumsi

Ubi Jalar Untuk

Meningkatkan 30%

Partisipasi Konsumsi

Mendukung Program

Keanekaragaman Pangan

dan Gizi

Cadangan Pangan

Masyarakat Pedesaan Untuk

Mengurangi 25% Resiko

Kerawanan Pangan

Plausible Futures for

Economic Development and

Structural Adjustment in

Indonesia Impact and Policy

Implications for the Asia –

Pacific Regions Kombinasi model

ekonometrika untuk

menyusun kebijakan

pembangunan pertanian

di Indonesia

Rencana Tingkat

Satuan Capaian (Target)Persentase RealisasiRealisasi

Uraian Indikator Kinerja

KegiatanProgram Keterangan

5.1.6. Masukan : Kerjasama

SDM: orang 5 5 100,00 Luar Negeri

Dana: Rp 000 1339887,4 482789,7 36,03 dengan

ACIAR, IFPRI

Keluaran :

Paket 1 1 100,00

5.1.7. Masukan : Kerjasama

SDM: orang 4 4 100,00 Luar Negeri

Dana: Rp 000 3671540 1895118,4 51,62 dengan

IFPRI

Keluaran :

Paket 1 1 100,00

Data dan informasi

transformasi pasar untuk

komoditas pertanian yang

bernilai tinggi (high-value

commodities) di

Indonesia dan

dampaknya terhadap

petani, pedagang dan

industri pengolah

Market for High-Value

Commodities in Indonesia:

Promoting Competitiveness

and inclusiveness

Indonesia Millenium

Development Goal 2 (IMDG

2); Financial Crisis

Monitoring Round 4 (FCM 4)

Data dan informasi

monitoring dampak krisis

finansial global terhadap

sosial ekonomi rumah

tangga di perdesaan

Lampiran 4.

INSTANSI : PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

1 2 3 4 5 6 7

1 Terwujudnya sistem pengetahuan, data dan 1.1. Jumlah rekomendasi kebijakan 2 Rekomendasi kebijakan 2 Rekomendasi kebijakan 100,00%

informasi serta analisis yang berkaitan dengan: terkait dengan penguatan daya saing dan

(a) Kebijakan ekonomi makro dan perdagangan perlindungan usaha pertanian

multilateral, regional dan bilateral

(b) Pengelolaan sosial ekonomi sumberdaya 1.2. Jumlah rekomendasi kebijakan 2 Rekomendasi kebijakan 2 Rekomendasi kebijakan 100,00%

pertanian, ketahanan pangan dan terkait pengelolaan sumberdaya pertanian

pengentasan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur pertanian

2 Terciptanya beberapa model kelembagaan 2.1. Jumlah rekomendasi kebijakan 1 Rekomendasi kebijakan 1 Rekomendasi kebijakan 100,00%

penerapan teknologi dan agribisnis terkait pengembangan kelembagaan dan

peraturan mendorong iklim usaha yang

kondusif

3 Terwujudnya proyeksi permintaan & penawaran 3.1. Jumlah rekomendasi kebijakan 2 Rekomendasi kebijakan 2 Rekomendasi kebijakan 100,00%

komoditas pertanian utama dan indikator terkait makro ekonomi yang mendorong

pembangunan pertanian dan pedesaan, pertumbuhan sektor pertanian

2010-2014

3.2. Jumlah rekomendasi kebijakan 1 Rekomendasi kebijakan 1 Rekomendasi kebijakan 100,00%

terkait dinamika ekonomi pertanian dan

perdesaan

4 Terciptanya beberapa paket alternatif 4.1. Jumlah rekomendasi kebijakan 4 Rekomendasi kebijakan 4 Rekomendasi kebijakan 100,00%

rekomendasi kebijakan dan program pertanian terkait dengan isu-isu kebijakan aktual

dan pedesaan

5 Terwujudnya jaringan kerjasama penelitian Jumlah jalinan kerjasama penelitian 7 jalinan kerjasama 7 jalinan kerjasama 100,00% Pilot project asuransi usahatani padi

yang saling menguntungkan dan saling dalam dan luar negeri belum dapat terlaksana karena belum

menghormati ada payung hukum

Keterangan

PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARANTAHUN 2010

PPS

No. Sasaran Indikator SasaranRencana Tingkat Capaian

(Target)Realisasi

Persentase

Realisasi

Lampiran 5. SARANA DAN PRASARANA Pelaksanaan kegiatan penelitian PSE-KP didukung oleh sarana dan prasarana yang terdiri dari barang-barang tidak bergerak dan barang-barang bergerak. Barang-barang tidak bergerak terdiri dari: (1). Tanah bangunan negara Golongan II; (2). Tanah Bangunan Kantor Pemerintah; (3) Bangunan Gedung Kantor Permanen; dan (4) Rumah Negara Golongan II Type C/D Permanen; sementara barang-barang bergerak secara garis besar meliputi alat angkutan (kendaraan roda 4 dan roda 2), furniture, elektronik serta aset tetap lainnya. Pengadaan barang-barang inventaris tersebut berasal dari hibah, pembelian melalui anggaran rutin dan anggaran pembangunan Belanja Negara (APBN), dan anggaran kerjasama penelitian. Untuk dapat menyajikan data barang inventaris yang akurat, PSE-KP telah melaksanakan SIMAK-BMN pada tahun anggaran 2010. Pengelolaan inventaris kekayaan milik negara (IKMN) secara tersurat menjadi tanggung jawab bagian tata usaha, tetapi secara moral adalah tanggung jawab seluruh pegawai yang menggunakan barang inventaris tersebut. Pada kenyataannya, hal tersebut belum disadari oleh berbagai pihak, terbukti kepedulian terhadap rasa memiliki masih rendah. Hal ini merupakan salah satu kendala untuk dapat mengelola IKMN secara baik dan akurat. 5.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan)

Barang-barang tidak bergerak yang dimiliki oleh PSE-KP meliputi tanah dan bangunan. Keseluruhan tanah yang dimiliki oleh PSE-KP seluas 5.403 m2 yang terdiri dari tanah bangunan rumah negara golongan II seluas 1.558 m2 dan tanah bangunan kantor pemerintah seluas 3.845 m2. Sedangkan bangunan yang dimiliki oleh PSE-KP adalah kantor yang terdiri atas dua unit bangunan yang saling terhubung seluas 3.266 m2 dan empat buah rumah dinas seluas 240 m2 secara keseluruhan dalam kondisi baik. Rincian barang tidak bergerak disajikan pada Tabel Lampiran 5.1. Tabel 5.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan)

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

I. BARANG TIDAK BERGERAK

1 Tanah Bangunan Rumah Negara Gol.II 1 (1,558m2) 1 0 0

2 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 1 3,845 m2) 1 0 0

Jumlah 2 (5,403 m2) 2 0 0

3 Bangunan Gedung Kantor Permanen 2 (3,266 m2) 2 0 0

4 Rumah Negara Gol. II, Type C dan D 4 (240 m2) 4 0 0

Jumlah 6 (3,506 m2) 6 0 0

Total 8 (8,909 m2) 8 0 0 Keterangan: B = Baik R = Rusak RS = Rusak Sekali

5.2. Barang-Barang Bergerak

Pada periode 2010, jumlah barang-barang bergerak yang dimiliki oleh PSE-KP sebesar 1717 unit barang, dengan 1566 unit barang diantaranya dalam kondisi yang baik 37 unit barang lainnya dalam kondisi rusak dan 114 unit barang dalam kondisi rusak sekali. Barang-barang bergerak tersebut meliputi sarana transportasi atau kendaraan dinas, mesin dan peralatan kantor, sarana komunikasi, dan barang bergerak penunjang kegiatan kantor lainnya.

Pada Periode tahun berjalan 2010, PSEKP telah memproses barang-barang inventaris yang kondisinya rusak dan rusak sekali yang meliputi: (a) barang bergerak (kendaraan roda 4 sebanyak 2 unit terdiri dari Jeep dan Mini Bus); (b) sepeda motor 2 unit; dan (c) barang inventaris peralatan kantor lainnya sebanyak 128 buah diusulkan untuk dilakukanpenghapusan. Pelaksanaan penghapusannya selesai pada tahun 2011 dengan Keputusan Menteri Pertanian dengan perantara Kantor KPKNL Bogor. Rincian barang bergerak disajikan pada Tabel 5.2. Keadaan barang-barang bergerak inventaris, sebagai berikut: a. Barang Inventaris Alat Angkutan

Periode tahun 2010, kendaraan roda 4 terdiri atas satu (1) buah jeep, 12 minibus dengan kapasitas penumpang 14 orang ke bawah, dan 13 unit sepeda motor roda 2. b. Barang Inventaris Peralatan Kantor

Periode tahun anggaran 2010 keadaan barang inventaris peralatan kantor sebanyak 1373 unit yang terdiri dari 57 jenis barang. Sumber dana pengadaan barang inventaris berasal dari dua sumber, yaitu (a) Rutin merupakan akumulasi dari pengadaan tahun lalu dan (b) Pengadaan dari anggaran tahun 2010 sebanyak 195 unit untuk 33 jenis barang. Rincian barang bergerak disajikan pada Tabel Lampiran 5.2.

Tabel 5.2. Barang Bergerak

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

BARANG BERGERAK

1 Jeep 1 0 0 1

2 Mini Bus (penumpang 14 orang kebawah) 12 11 0 1

3 Sepeda Motor 13 11 0 2

4 Auto Lift 1 1 0 0

5 Tripood 1 1 0 0

6 Tes Generator 2 2 0 0

7 Mesin Ketik manual portable (11-13 inch) 19 13 0 6

8 Mesin ketik elektronik/selektrik 3 0 0 3

9 Mesin hitung elektronik/calculator 6 0 0 6

10 Lemari besi/metal 70 64 0 6

11 Lemari kayu 33 32 0 1

12 Rak besi/metal 10 10 0 0

13 Rak kayu 50 49 0 1

14 Filing kabinet besi 128 120 0 8

15 Brandkas 10 7 3 0

16 Overhead Projector (OHP) 4 0 1 3

17 Meja kerja kayu 220 200 20 0

18 Kursi besi/metal 627 604 0 23

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

B R RS

19 Sice/sofa 21 20 1 0

20 Meja rapat 47 45 2 0

21 Jam elektronik 7 7 0 0

22 A.C. split 75 60 0 15

23 Radio Cassette 1 0 0 1

28 Wireless transmision system 2 2 0 0

29 Router 1 1 0 0

30 Amplifier 2 2 0 0

31 Equalizer 1 1 0 0

32 Loudspeaker 10 10 0 0

33 Mic Conference system 32 23 0 9

34 UPS 2 1 1 0

35 Stabilizator 2 0 2 0

36 Tustel 3 2 1 0

37 Wireles speaker 5 4 1 0

38 Blitzer 3 1 2 0

39 Power Suplly 1 1 0 0

40 Slide Projector 1 0 0 1

41 Lensa kamera 4 3 1 0

42 Layar film OHP 4 4 0 0

43 Facsimile 4 3 0 1

44 P.C. Unit (komputer) 121 107 0 14

45 Note book 13 11 0 2

46 Printer 68 60 0 8

47 Scanner 3 3 0 0

48 Server 3 2 1 0

49 Mesin jilid 1 1 0 0

50 Mesin press 1 1 0 0

51 LCD (infocus) 3 3 0 0

52 PABX 3 1 0 2

53 Handy Talky (HT) 4 4 0 0

54 Pesawat telpon extension 40 40 0 0

55 External 8 8 0 0

56 Mesin potong rumput 1 1 0 0

57 Megaphone 1 1 0 0 Keterangan: B = Baik R = Rusak RS = Rusak Sekali