View
1.818
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
HUKUM KEKEKALAN MASSA
Disusun Oleh :
Nama : YULIANA DEWI KARINA
NIM : K3310086
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA N 1 KARANGANYAR
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Semester : 1
Pokok Materi : Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia
Sub Pokok Materi : Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan
Massa).
Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia
dan penerapannya dalam perhitungan
kimia (Stoikiometri).
Kompetensi Dasar : Membuktikan dan mengkomunikasikan
berlakunya hukum-hukum dasar kimia
melalui percobaan serta menerapkan
konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 15 menit
I. INDIKATOR
A. KOGNITIF
1. PRODUK
Menjelaskan hukum Lavoisier (hukum kekekalan massa).
2. PROSES
Menyebutkan isi hukum Lavoisier (hukum kekekalan
massa).
Menghitung massa zat sebelum dan sesudah bereaksi
berdasarkan hukum Lavoisier.
1
B. AFEKTIF
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi:
Jujur
Terbuka
Disiplin
Peduli
Tanggung jawab
Percaya diri
2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi:
Bertanya
Menyumbang ide atau berpendapat
Menjadi pendengar yang baik
Berkomunikasi
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. KOGNITIF
1. PRODUK
Siswa dapat menjelaskan hukum Lavoisier (hukum
kekekalan massa).
2. PROSES
Siswa dapat menyebutkan isi hukum Lavoisier (hukum
kekekalan massa) melalui model pembelajaran NHT
(Number Head Together).
Siswa dapat menghitung massa zat sebelum dan sesudah
bereaksi berdasarkan hukum Lavoisier melalui model
pembelajaran NHT (Number Head Together).
B. AFEKTIF
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi:
Jujur
Terbuka
Disiplin
2
Peduli
Tanggung jawab
Percaya diri
2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi:
Bertanya
Menyumbang ide atau berpendapat,
Menjadi pendengar yang baik,
Berkomunikasi
III.MATERI POKOK
1. Hukum Lavoisier (hukum kekekalan massa)
Seorang ilmuan Prancis bernama Lavoisier (1743-1793)
mempelajari pengaruh pemanasan beberapa logam di tempat terbuka. Dia
menimbang logam itu sebelum pembakaran dan sesudah pembakaran. Ia
mendapatkan bahwa logam yang telah dibakar ditempat terbuka, massanya
lebih besar dari pada massa logam sebelum dibakar. Jika logam hasil
pembakaran dipanaskan dengan batu bara, akan diperoleh massa logam
semula. Lavoisier berpendapat bahwa udara di tempat terbuka
mengandung gas yang dapat bereaksi dengan logam yang dipanaskan. Ia
menamakan gas tersebut oksigen. Dengan demikian, diperkirakan bahwa
bertambahnya massa logam setelah dibakar disebabkan oleh bereaksinya
oksigen dengan logam yang dibakar. Massa oksigen dan massa logam
yang bereaksi sama dengan massa logam yang terbentuk. Eksperimen
Lavoisier tersebut menghasilkan hukum Lavoisier yang terkenal dengan
hukum kekekalan massa yang berbunyai:
Massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa zat- zat hasil reaksi.
Sebagai gambaran dari hukum kekekalan massa dari Lavoisier itu,
dapat kita lihat pada contoh- contoh berikut ini:
1. Pembakaran bensin secara sempurna
3
Bensin + oksigen karbondioksida + uap air
Massa pereaksi = massa hasil reaksi
2. Gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen membentuk air
2H2(g) + O(g) 2H2O(l)
1 gram 8 gram 9 gram
2 gram 16 gram 18 gram
3 gram 24 gram 27 gram
Contoh soal:
1. Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium(Ca) dibakar dengan oksigen,
menghasilkan kalsium oksida (CaO). Jika massa kalsium oksida yang
dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan?
Diketahui : m Ca = 4 gram, m CaO= 5,6 gram
Ditanya : Massa gas oksigen yang dibutuhkan?
Jawab:
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
m Ca + m O 2 = m CaO
m O 2 = m CaO – m Ca
= (5,6 – 4,0) gram
= 1,6 gram
Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.
2. Tembaga(Cu) dapat bereaksi dengan belerang(S) membentuk tembaga
sulfida(CuS). Dalam suatu eksperimen, 16 g tembaga dicampur dengan 9 g
4
belerang. Setelah semua Cu habis bereaksi, ternyata masih didapatkan 1 g
S yang tidak bereaksi. Berapa persen massa komposisi tembaga sulfida?
Diketahui : m Cu= 16 gram, m S= 9 gram, Sisa massa S= 1 gram
Ditanya : persen massa komposisi tembaga sulfida?
Jawab:
Massa Cu yang bereaksi = 16 g
Massa S yang bereaksi = (9- 1)g = 8 g
Massa senyawa yang terbentuk = (16 + 8)g = 24 g
% Cu dalam tembaga sulfida = Massa Cu
Massa senyawa x 100%
= 16 g24 g
x 100%
= 66,67 %
% S dalam tembaga sulfida = Massa S
Massa senyawa x 100%
= 8 g
24 g x 100%
= 33,33 %
Jadi persen massa komposisi untuk Cu adalah 66,67% sedangkan S
adalah 33,33%.
3. Alumunium direaksikan dengan gas oksigen, diperoleh data- data sebagai
berikut:
2Al(s) +32
O2(g) Al2O3(s)
27 gram 16 gram 43 gram
54 gram 32 gram 86 gram
Jika 60 gram alumunium dan 32 gram oksigen direaksikan, maka hitunglah
massa alumunium dan oksigen yang bereaksi, massa Al2O3 yang terbentuk
dan massa zat yang tersisa!
5
Diketahui: Massa Al = 60 gram, massa O2 = 32 gram
Ditanya: massa Al dan O2 yang bereaksi, massa Al2O3 yang terbentuk dan massa
zat yang tersisa
Jawab:
Dari data reaksi diperoleh persamaan sebagai berikut:
Massa Al : O2 : Al2O3 = 27 : 16 :43
Jika 60 gram Al habis bereaksi, maka O2 yang dibutuhkan adalah: 1627
x 60 garam
= 35,56 gram (tidak mungkin karena O2 yang ada hanya 32 gram).
Berarti zat yang habis bereaksi adalah O2= 32 gram (massa O2 yang bereaksi)
Al yang dibutuhkan (bereaksi) adalah 2716
x 32 garam = 54 gram
Al yang sisa adalah (60 – 54)gram = 6 gram (massa zat yang tersisa)
Al2O3 yang terbentuk = 4316
x 32 garam = 86 gram
IV. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Konstruktivisme
Model Pembelajaran : Kooperatif
Metode Pembelajaran : Model kooperatif tipe NHT (Number Head
Together).
V. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO KEGIATANALOKASI
WAKTUKARAKTER
1. Kegiatan Awal
a) Apersepsi
Mengingatkan siswa pelajaran
sebelumnya. Perhatikan peristiwa
pembakaran kertas. Sepintas kita
1 menit Rasa ingin tahu
Disiplin
6
melihat bahwa massa hasil
pembakaran lebih kecil daripada
massa kertas yang dibakar. Apakah
pembakaran kertas diikuti
pengurangan massa?
b) Orientasi
Memberitahu tujuan pembelajaran
hari ini yaitu tentang hukum
Lavoisier (hukum kekekalan massa)
dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif NHT
(Number Head Together).
1 menit Berfikir kreatif
Kerja keras
c) Motivasi
Memotivasi siswa akan pentingnya
menguasai materi ini dengan baik,
untuk membantu siswa dalam
memahami hukum Lavoisier
(hukum kekekalan massa) dan
melakukan perhitungan kimia
(stoikiometri) pada materi pelajaran
selanjutnya.
1 menit Rasa ingin tahu
2. Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Guru menjelaskan secara garis
besar tentang hukum Lavoisier
(hukum kekekalan massa).
3 menit Disiplin,teliti
b) Elaborasi
1. Membagi siswa secara
heterogen dalam kelompok (3-
4 orang). Guru memberikan
nomor untuk tiap siswa dalam
3 menit Disiplin
Tanggung jawab
Peduli
Teliti
7
kelompok.
2. Siswa berdiskusi mengerjakan
soal diskusi mengenai hukum
Lavoisier.
c) Konfirmasi
Guru menyebutkan nomor siswa
untuk menjawab pertanyaan. Guru
bersama siswa membahas hasil
diskusi tentang hukum Lavoisier.
2 menit Teliti
Displin
Tanggung jawab
Percaya diri
3. Kegiatan Akhir
1. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
1 menit Kreatif
Tanggung jawab
Kerja keras
2. Meminta siswa untuk
mengerjakan soal post test
tentang hukum Lavoisier.
2 menit Kejujuran
Tanggung jawab
3. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok terbaik dalam
diskusi.
4. Guru memberikan pekerjaan
rumah dan memberitahukan
materi untuk pertemuan
berikutnya.
1 menit Tanggung jawab
Kerja keras
Rasa ingin tahu
VI. SUMBER BELAJAR, ALAT DAN BAHAN
a. Sumber Belajar
Parning, Holare dan Tiopan. 2006. Kimia SMA Kelas X Semester Satu.
Jakarta: Yudhistira
Budi, Sentot Rahardjo. 2008. Kima Berbasis Eksperimen 1. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
8
b. Alat dan Bahan
Board marker
Papan tulis
Lembar Kerja Siswa
LCD
VII. PENILAIAN
A. Penilaian Hasil Diskusi ( Lembar Penilaian 1 – LP 1)
B. Penilaian Kognitif ( Lembar Penilaian 2 – LP 2)
C. Penilaian Afektif ( Lembar Penilaian 3– LP 3)
Mengetahui, Surakarta, 9 April 2013
Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran
................................ YULIANA DEWI KARINA
NIP.......................... NIM. K3310086
9
Penilaian Hasil Diskusi ( Lembar Penilaian 1 – LP 1)
SOAL DISKUSI
1) Sebanyak 32 gram belerang tepat bereaksi dengan oksigen membentuk
senyawa sulfur dioksida sebanyak 64 gram. Untuk mereaksikan 15 gram
belerang, gas oksigen yang dibutuhkan adalah? (skor 6)
2) Magnesium dan bromin dapat bereaksi secara langsung membentuk
magnesium bromida. Dalam suatu eksperimen, 6 g Mg dicampur dengan 35 g
Br. Setelah semua Br habis bereaksi, ternyata masih didapatkan 0,7 g Mg yang
tidak bereaksi. Berapa persen massa komposisi magnesium bromida? (skor 11)
3) Besi direaksikan dengan belerang, diperoleh data- data sebagai berikut:
Fe(s) + S(s) FeS(s)
56 gram 32 gram 88 gram
28 gram 16 gram 44 gram
Jika besi dan belerang yang direaksikan masing- masing 64 gram, maka
hitunglah massa besi dan belerang yang bereaksi, massa FeS yang terbentuk
dan massa zat yang tersisa! (skor 6)
10
KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI
No Kunci Jawaban Skor
1 Diketahui : Massa S = 32 gram, m SO2= 64 gramDitanya : Massa gas oksigen yang dibutuhkan untuk mereaksikan 15 gram belerang?Jawab:
Massa O2 yang bereaksi = m SO2 – m S = (64-32) g = 32 g
Dari data reaksi diperoleh persamaan sebagai berikut:Massa S: O2 = 1 : 1
Jika direaksikan 15 g belerang maka massa gas oksigen adalah 15 gram
11
11
1
1
SKOR TOTAL 6
2 Diketahui : m Mg= 6 gram, m Br= 35 gram, Sisa massa Mg= 0,7 gramDitanya : persen massa komposisi magnesium bromidaJawab:
Massa Br yang bereaksi = 35 gMassa Mg yang bereaksi = (6- 0,7)g = 5,3 gMassa senyawa yang terbentuk = (35 + 5,3)g = 40,3 g
% Mg dalam magnesium bromida = Massa Mg
Massa senyawa x 100%
= 5,3 g
40,3 g x 100%
= 13,2 %
% Br dalam magnesium bromida = Massa Br
Massa senyawa x 100%
= 35 g
40,3 g x 100%
= 56,8 %
11
111
11
1
1
11
SKOR TOTAL 11
3 Diketahui: Massa S = 64 gram, massa Fe = 64gramDitanya: massa besi dan belerang yang bereaksi, massa FeS yang terbentuk dan massa zat yang tersisaJawab:
Dari data reaksi diperoleh persamaan sebagai berikut:Massa Fe : S : FeS = 56 : 32 : 88
Jika 64 gram S habis bereaksi, maka Fe yang dibutuhkan adalah:
11
1
11
5632
x 64 garam = 112 gram (tidak mungkin karena Fe yang ada hanya 64
gram).Berarti zat yang habis bereaksi adalah Fe =64 gram (massa Fe yang bereaksi)
S yang dibutuhkan(bereaksi) adalah 3256
x 64 garam = 36,6 gram
S sisa adalah (64 – 36,6)gram = 27,4 gram (massa zat yang tersisa)
FeS yang terbentuk = 8856
x 64 garam = 100,6 gram
1
1
1
1
SKOR TOTAL 6
PEDOMAN PENSKORAN SOAL DISKUSI
Nomor 1 skor total : 6
Nomor 2 skor total : 11
Nomor 2 skor total : 6
Skor keseluruhan : 23
Skor = Skor yang diperoleh
2,3 x 10
12
Rubrik : digunakan untuk menilai kegiatan diskusi
Nilai 4 : Bila siswa berperan aktif dalam diskusi baik bertanya maupun
menjawab dan mampu mengajukan pertanyaan.
Nilai 3 : Siswa aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab.
Nilai 2 : Siswa kurang aktif dalam diskusi hanya sesekali bertanya.
Nilai 1 : Siswa pasif dan tidak mengajukan pertanyaan maupun memberikan
jawaban.
Lembar Penilaian Diskusi dan Presentasi
No Nama SiswaDiskusi
1 2 3 4
1 Muhamad Rizal
2 Mukharomah
3 Nuryanto
4 Ratna N
5 Rina Dwi R
6 Riani
7 Sita Utari
8 Uswatun H
9 Yuliana D K
10 Yuniarti
11 Yulistiana P
12 Yussi P
13
Penilaian Kognitif (Lembar Penilaian 2 – LP 2)
KISI-KISI SOAL KOGNITIF
No
.Indikator Soal Jenjang Nomor Soal
1. Siswa dapat menyebutkan isi hukum Lavoisier
(hukum kekekalan massa).C1 1
2. Diberikan data perbandingan massa zat dan
massa masing-masing zat sebelum reaksi.
Siswa dapat menghitung massa yang bereaksi.
C2 2a
3. Diberikan data perbandingan massa zat dan
massa masing-masing zat sebelum reaksi.
Siswa dapat menghitung massa zat sesudah
bereaksi berdasarkan hukum Lavoisier.
C2 2b
4. Diberikan data perbandingan massa zat dan
massa masing-masing zat sebelum reaksi.
Siswa dapat menghitung massa zat yang tersisa
C2 2c
14
INSTRUMEN ASPEK KOGNITIF
Materi Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia
Sub Materi : Hukum Lavoisier
Waktu : 3 menit
Petunjuk mengerjakan soal:
1. Tulislah dengan lengkap Nama, No. Urut, dan Kelas anda pada lembar soal!
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda mengerjakan!
SOAL:
1. Jelaskan hasil eksperimen Lavoisier tentang hukum kekekalan massa !
(skor 1)
2. Gas hidrogen direaksikan dengan gas oksigen, diperoleh data sebagai
berikut: (skor 6)
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
2 gram 16 gram 18 gram
3 gram 24 gram 27 gram
Jika gas hidrogen dan gas oksigen yang direaksikan masing- masing 25
gram, maka
a. hitunglah massa gas hidrogen dan gas oksigen yang bereaksi
b. massa H2O yang terbentuk
c. dan massa zat yang tersisa
SELAMAT MENGERJAKAN !
15
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST
No Kunci Jawaban Skor
1 Massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa zat- zat hasil reaksi. 1
SKOR TOTAL 1
2 Diketahui: Massa H2 = 25 gram, massa O = 25 gramDitanya: massa air yang terbentukJawab:
a.Dari data reaksi diperoleh persamaan sebagai berikut:Massa H2 : O : FeS = 2 : 16 : 18Jika 25 gram H2 habis bereaksi, maka O yang dibutuhkan adalah: 162
x 25 garam = 200 gram (tidak mungkin karena H2 yang ada hanya 25
gram).Berarti zat yang habis bereaksi adalah O = 25 gram (massa O yang bereaksi).
H2 yang dibutuhkan(bereaksi) adalah 2
16x 25 garam = 3,125 gram
b.FeS yang terbentuk = 8856
x 64 garam = 100,6 gram
c.H2 sisa adalah (25 – 3,125)gram = 21,875 gram (massa zat yang tersisa)
1
1
1
1
11
SKOR TOTAL 6
PEDOMAN PENSKORAN ASPEK KOGNITIF
Nomor 1 skor total : 1
Nomor 2 skor total : 6
Skor keseluruhan : 7
16
Skor = Skor yang diperoleh
0.7 x 10
Penilaian Afektif ( Lembar Penilaian 3– LP 3)
KISI- KISI ANGKET PENGUKURAN ASPEK AFEKTIF
No Jenjang IndikatorNomor item
+ -
1 Receiving/
Penerimaan
Mempunyai kemauan
untuk berusaha
3 6
2 Responding/
Pemberian
respon
Perhatian terhadap
pelajaran
2 5
3 Valuing/
Penilaian
Menyukai sesuatu yang
bersifat positif.
1 4
17
INSTRUMEN ANGKET AFEKTIF
NAMA :…………………………………….
NO :……………………………………
KELAS :…………………………………….
Petunjuk
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan berikut
2. Jawablah penyataan berikut sesuai dengan keadaan pada diri anda yang
sebenarnya
3. Isilah kolom jawab dengan cara memberi tanda (V)
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Belajar mengenai hukum Lavoisier merupakan hal
yang sangat menyenangkan.
2 Saya selalu berkonsentrasi saat pelajaran kimia
berlangsung, khususnya pada bab hukum Lavoisier.
3 Saya merasa saya sangat perlu untuk memiliki buku
kimia yang lain agar dapat memperluas
pengetahuan saya tentang materi hukum Lavoisier.
4 Saya tidak suka dengan metode dan media yang
digunakan dalam pembelajaran hukum Lavoisier.
5 Saya selalu menanggapi pembicaraan teman saya
yang tidak berkaitan dengan pelajaran, pada waktu
18
kegiatan belajar mengajar kimia dikelas.
6 Apa yang disampaikan guru, saya rasa sudah cukup
dan tidak perlu ditambah dengan belajar dari
sumber lain.
PEDOMAN PENSKORAN ASPEK AFEKTIF
1. Sikap Positif
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
SS : Sangat Setuju 4
S : Setuju 3
TS : Tidak Setuju 2
STS : Sangat Tidak
Setuju
1
2. Sikap Negatif
Skor untuk aspek yang dinilai Nilai
SS : Sangat Setuju 1
S : Setuju 2
TS : Tidak Setuju 3
STS : Sangat Tidak
Setuju
4
3. Kriteria Aspek Afektif
No Skor Peserta Didik Kategori Sikap atau Minat
1 25-30 Sangat Baik/ sangat tinggi
2 20-24 Baik/ tinggi
3 15-19 Rendah / kurang
4 10-14 Sangat rendah / sangat kurang
19
20
Recommended