View
440
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah AtasMata Pelajaran : BiologiKelas/ Semester : X/Semester 1Materi Pokok : Ruang Lingkup Biologi, Kerja Ilmiah dan
Keselamatan Kerja, serta Karir Berbasis Biologi.
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (3 x TATAP MUKA)
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman
hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
Indikator:
1) Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa tentang berbagai
ilmu dalam Biologi.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses
Indikator:
1) Menunjukkan sikap keingintahuan ilmiah yang didukung oleh cara berpikir
ilmiah dilandasi iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya
Indikator:
1) Menunjukkan kepedulian dan kelestarian lingkungan sebagai bentuk
pengamalan ajaran agama
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
Indikator:
1) Menunjukkan sikap ilmiah dalam kerja ilmiah.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
Indikator:
1) Melakukan keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala
alam
3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek
biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan
kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator:
1) Menjelaskan definisi tingkat organisasi kehidupan.
2) Menjelaskan permasalahan Biologi pada berbagai tingkat organisasi
kehidupan.
3) Memberikan contoh permasalahan biologi pada tingkat molekul sampai
dengan biosfer.
4.1 Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan
organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek
keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
1) Memberikan contoh permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi
kehidupan yang ada di lingkungan sekitar dengan melakukan pengamatan
sederhana.
2) Menganalisis permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi
kehidupan berdasarkan data pengamatan yang diperoleh.
3) Mencari alternatif pemecahan masalah biologi yang ditemukan pada berbagai
tingkat organisasi kehidupan berdasarkan hasil analisis.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Dengan diberikan deskripsi fenomena, siswa dapat menganalisis minimal 7
tingkat organisasi kehidupan.
2) Dengan tanpa melihat buku, siswa dapat menjelaskan 3 cabang ilmu biologi serta
aplikasinya dalam kehidupan.
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Ruang Lingkup Biologi :
Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
Cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di
masa depan
Manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan
peradaban bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan Kerja
D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Kontruktivisme
Model : Siklus Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi
Metode : Ceramah, Tanya jawab dan diskusi
E. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
1) Papan tulis
2. Alat dan Bahan (untuk setiap kelompok)
3. Sumber Belajar
a) Buku siswa
b) LKS
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN I
a) Pendahuluan (25 menit)
1. Pembagian kelompok
2. Pemusatan perhatian dan pemotivasian : guru menggali pengetahuan awal
siswa terkait konsep tingkat organisasi kehidupan.
3. Apersepsi : Bertanya tentang deskripsi dari 10 tingkat organisasi
kehidupan.
4. Guru menyiapkan kelas dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
siswa dapat memahami ruang lingkup biologi meliputi permasalahan
biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan.
(Fase I DI)
b) Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru memberikan informasi terkait konsep ilmu Biologi dan objek yang
berkaitan dengan Biologi.
2. Guru memberikan informasi terkait konsep tingkat organisasi kehidupan
dan menyebutkan 10 tingkatan organisasi kehidupan mulai dari yang
terendah molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme,
populasi, komunitas, ekosistem, bioma.
3. Guru memandu siswa untuk mendeskripsikan masing – masing 10
tingkatan organisasi kehidupan. (Fase DI II)
4. Guru menjelaskan cabang ilmu Biologi.
5. Guru memberikan informasi manfaat ilmu biologi dalam kehidupan
manusia dan siswa diminta berpartisipasi menyebutkan manfaat lain
ilmu biologi.
6. Guru menanyakan apakah ada yang kurang dipahami dan jika ada
konsep yang salah harap untuk membenarkan. (Fase 3 DI)
c) Kegiatan Akhir (± 5 menit)
1. Guru membimbing siswa untuk meringkas poin-poin penting yang
berkaitan dengan konsep materi ruang lingkup biologi meliputi struktur
organisasi kehidupan, objek yang berkaitan dengan biologi, cabang-
cabang ilmu biologi, dan manfaat biologi. (Fase 5 DI)
2. Guru menugaskan siswa untuk mencari 3 cabang ilmu biologi dan
aplikasinya dalam kehidupan. (Fase 5 DI)
3. Guru meminta siswa untuk belajar pertemuan selanjutnya.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
meninggalkan kelas.
G. PENILAIAN
Kehadiran Keaktifan Keberanian bertanya dan menjawab Lembar Kerja Siswa Tugas pekerjaan rumah
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D.A, Maryati, Sri, Srikini, Suharno, S.Bambang. 2007. Biologi SMA jilid 1
untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga
H. Lampiran
RUANG LINGKUP BIOLOGI
1. Objek Biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bioyang berarti hidup dan
logosyang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian, biologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang hidup dan kehidupan. Objek dari biologi adalah semua
makhluk hidup, mulai dari tingkat atom, molekul, sel, jaringan, organ, individu,
populasi, ekosistem, sampai bioma.
Menurut Biological Science Curriculum Study (BSCS), biologi memiliki
objek berupa kingdom (kerajaan), yaitu Animalia (hewan), Plantae (tumbuhan), dan
Protista (makhluk hidup mirip hewan atau mirip tumbuhan). Seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, objek biologi yang semula hanya dibagi menjadi 3
kingdom berkembang menjadi 5 kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, Protista,
dan Monera.Bahkan saat ini, makhluk hidup dikelompokkan menjadi 6 kingdom,yaitu
Animalia, Plantae, Fungi, Protista, Archaebacteria, dan Eubacteria.
Perbedaan karakteristik berbagai kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi,
Protista, dan Monera dapat ditunjukkan di dalam tabel di bawah ini.
No. Kingdom Karakteristik Contoh Makhluk Hidup
1. Animalia Multiseluler, eukariotik,
bersifat heterotrof, dan
bergerak bebas.
Lebah, cacing, laba-laba,
burung, dan orang utan
2. Plantae Multiseluler, eukariotik,
bersifat autotrof, dan tidak
dapat bergerak bebas.
Bunga sepatu, melati, melinjo,
padi, pisang, dan mangga
3. Fungi Uniseluler atau
multiseluler, eukariotik,
mencari makan dengan
menyerap (absorpsi), dan
parasit atau saprofit
Jamur merang, jamur kuping,
jamur tempe, dan ragi tapai.
4. Protista Uniseluler, eukariotik, dan
bersifat autotrof atau
Amoeba, Paramecium, dan
Euglena.
heterotrof.
5. Monera Uniseluler, prokariotik,
dan bersifat autotrof atau
heterotrof
Bakteri dan ganggang biru.
Keterangan:
a. Uniseluler ialah makhluk hidup bersel satu dan tidak dapat dilihat secara langsung.
Kita dapat melihatnya dengan mikroskop. Fungsi kehidupan dilakukan oleh
bagian-bagian penyusun sel itu sendiri.
b. Multiseluler ialah makhluk hidup bersel banyak, dapat dilihat secara langsung
tanpa bantuan mikroskop, dan tubuhnya sudah mengalami pembagian tugas yang
baik.
c. Eukariotik ialah makhluk hidup yang memiliki membran inti sel sehingga inti sel
tidak bercampur dengan sitoplasma (cairan sel).
d. Prokariotik ialah makhluk hidup yang belum memiliki membran inti sel sehingga
bahan-bahan inti sel bercampur dengan sitoplasma.
e. Heterotrof ialah makhluk hidup yang mengambil bahan organik dari makhluk
hidup lain dan tidak dapat membentuk bahan organik sendiri.
f. Autotrof ialah makhluk hidup yang dapat menyediakan bahan organik sendiri
melalui proses fotosintesis. Makhluk hidup ini dicirikan dengan adanya klorofil
atau kemampuan menguraikan bahan-bahan kimia sebagai energi dalam
pembentukan bahan organik.
2. Permasalahan Biologi
a. Tingkat Molekul
Di tingkat molekul, dipelajari struktur subselular (organel). Molekul dapat
dibedakan menjadi makromolekul yang lebih sederhana hingga atom-atom
(proton, neutron, dan elektron) yang membangunnya. Dalam setiap tubuh
makhluk hidup, selalu mengandung atom karbon (C =carbon), hidrogen (H), dan
oksigen (O) dalam tubuhnya. Sekumpulan atom-atom akan membentuk molekul-
molekul yang disebut molekul organik. Ada empat golongan molekul organik,
yaitu molekul lipid,protein, karbohidrat, dan asam nukleat. Interaksi antarmolekul-
molekul tersebut akan membentuk organel yang memiliki fungsi tertentu.
Selanjutnya, interaksi tersebut membentuk organisasi tingkat sel. Contoh
permasalahan biologi yang dapat muncul di tingkat molekul adalah virus.
Meskipun virus hanya tersusun dari protein dan molekul asam nukleat, virus dapat
berkembang biak dan menyebabkan penyakit. Selanjutnya, virus dimasukkan
dalam kelompok tersendiri.
b. Tingkat Sel
Sel adalah tingkat organisasi di atas molekul. Semua makhluk hidup
tersusun oleh sel, ada yang bersel satu atau bersel banyak. Sel sebagai unit
fungsional dan struktural terkecil bagi makhluk hidup bersel banyak selalu
memperlihatkan ciri-ciri hidup, di antaranya, sebagai berikut:
Dapat berkembang biak atau menghasilkan keturunan
Dapat menghasilkan energi melalui serangkaian proses respirasi sel dalam
mitokondria
Memberikan respons atau tanggapan terhadap rangsang
Melakukan pencernaan intraseluler (digestive) dan pengeluaran (ekskresi)
Tumbuh dan berkembang. Sel-sel anak hasil pembelahan sel (mitosis)
akan tumbuh hingga mencapai ukuran tertentu, kemudian mulaI
berkembang dan berdiferensiasi atau berspesialisasi (berubah bentuk
menurut fungsi-fungsi tertentu).
Permasalahan biologi dapat muncul pada tingkat sel, antara lain, adanya
perbedaan struktur sel hewan dan struktur sel tumbuhan. Pada kenyataannnya,
terdapat perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
c. Tingkat Jaringan
Tingkat organisasi setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel
yang bentuknya sama untuk melaksanakan suatu fungsi tertentu. Beberapa
jaringan dasar penyusun tubuh hewan, antara lain, jaringan, seperti epitelium, otot,
ikat, tulang, dan saraf. Sementara itu, jaringan pada tumbuhan, antara lain,
epidermis, parenkima, kolenkima, sklerenkima, endodermis, xilem, dan floem.
Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel pipih dan susunannya rapat sehingga
jaringan epidermis memiliki fungsi sebagai pelindung. Contoh permasalahan
biologi yang muncul pada tingkat jaringan adalah cara jaringan otot dapat
berkontraksi sehingga menggerakkan tulang.
d. Tingkat Organ
Sekumpulan jaringan bekerja sama dalam membentuk organ. Organ terdiri
dari organ luar dan organ dalam. Contoh organ dalam yaitu usus halus. Usus halus
tersusun oleh beberapa macam jaringan yang masing-masing membentuk fungsi
tertentu, yaitu jaringan, seperti epitelium, ikat, otot polos, dan saraf. Struktur
kompleks usus halus ini mempunyai satu fungsi, yakni untuk mencerna dan
menyerap sari-sari makanan. Contoh permasalahan biologi di tingkat organ adalah
infeksi usus halus.
e. Tingkat Sistem Organ
Sekumpulan organ yang bekerja sama akan membentuk suatu sistem untuk
menjalankan fungsi tertentu yang disebut dengan sistem organ. Manusia dan
hewan memiliki berbagai sistem organ, tetapi tumbuhan tidak memiliki sistem
organ. Contoh sistem organ adalah sistem percernaan yang tersusun dari organ
mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, regtum, dan anus. Fungsi sistem
pencernaan adalah mencerna makanan secara mekanik dan secara kimiawi
sehingga bahan makanan yang kita makan menjadi sari-sari makanan, diserap
usus, dan diedarkan ke seluruh tubuh sebagai bahan pembentuk energi untuk
aktivitas. Contoh permasalahan biologi di tingkat sistem organ adalah kasus
pemisahan bayi kembar siam dengan pemisahan organ perut yang salah satu
bayinya tidak memiliki salah satu bagian dalam sistem pencernaan.
f. Tingkat Individu atau Makhluk Hidup
Satu-satuan makhluk hidup disebut individu. Individu adalah satuan makhluk
hidup tunggal. Setiap individu tidak dapat hidup sendiri. Mereka hidup bersama-
sama dengan individu lain yang sejenis atau tidak sejenis.
g. Tingkat Populasi
Populasi artinya kumpulan dari individu sejenis yang secara bersama menempati
suatu habitat. Untuk mengetahui bahwa individu-individu sejenis yaitu dengan
ditandai dengan adanya kemampuan untuk mengadakan perkawinan dan
menghasilkan keturunan yang fertil (subur). Contoh permasalahan biologi yang
dapat muncul di tingkat populasi adalah budi daya ikan mas. Untuk budi daya ikan
mas, kita memerlukan individu-individu sejenis yang memiliki sifat unggul
sehingga hasil perkawinan di antara ikan mas adalah keturunan yang fertil.
h. Tingkat Komunitas
Satu tingkat di atas populasi adalah komunitas. Komunitas adalah kumpulan
populasi yang berada pada waktu dan tempat yang sama. Misalnya, komunitas
padang rumput yang terdiri dari populasi rumput, populasi belalang, populasi
kupu-kupu, populasi cacing tanah, populasi alang-alang dan sebagainya.
i. Tingkat Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Kita mengenal beberapa macam ekosistem, misalnya, ekosistem
dataran rendah, ekosistem pegunungan, ekosistem perairan tawar, dan ekosistem
laut. Permasalah yang muncul di tingkat ekosistem, antara lain, tanah longsor,
tercemarnya air sungai, dan penebangan liar di hutan. Keadaan ini dapat
mengakibatkan matinya tumbuhan dan hewan-hewan yang hidup di dalamnya.
Selain itu, juga dapat merusak habitat dan struktur tanah serta perubahan suhu
yang disebabkan berkurangnya tumbuhan hijau.
j. Tingkat Bioma
Ekosistem-ekosistem tersebut akan membentuk bioma. Menurut garis lintang, kita
mengenal 6 macam bioma, mulai dari khatulistiwa sampai kutub, yaitu bioma
gurun, padang rumput, hutan gugur, hutan hujan tropis, taiga, dan bioma tundra.
Pemberian nama bioma didasarkan pada jenis tumbuhan yang dominan. Misalnya
bioma padang rumput didominasi oleh tumbuhan rumput dan hewan mamalia
besar, seperti herbivor dan karnivor.
3. Manfaat Biologi bagi Kehidupan Manusia
Sebagai manusia ciptaan Tuhan, kita harus menyadari bahwa kita harus
menggunakan ilmu secara benar untuk kebaikan semua makhluk yang ada dan untuk
kelestarian bumi. Demikian pula halnya dengan mempelajari biologi yang sangat
bermanfaat bagi hidup dan kehidupan. Hasil kemajuan dari bidang biologi sering
disebut dengan bioteknologi. Bioteknologi di bidang ilmu kedokteran, misalnya,
ditemukannya berbagai penyakit dan cara menyembuhkannya. Manfaat biologi di
bidang kesehatan, misalnya, untuk mengatasi permasalahan suami istri yang tidak
mendapatkan keturunan dikarenakan gangguan saat fertilisasi internal. Solusinya
adalah dengan bayi tabung. Bayi tabung merupakan hasil bioteknologi,yaitu
mempertemukan sperma dan ovum secara invitro(dalam tabung), kemudian ditanam
dalam rahim. Biologi selalu bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain untuk mengatasi
segala permasalahan manusia.
Dengan kemajuan bioteknologi di bidang pertanian, permasalahan yang sering
muncul seperti gagal panen, akan berkurang. Kegagalan panen sering kali disebabkan
oleh bibit yang tidak baik sehingga mudah diserang penyakit atau ketergantungan
terhadap air sangat tinggi. Dengan penerapan ilmu cabang biologi yang mempelajari
tentang pewarisan sifat (genetika), diupayakan dengan penyilangan (bastar),
diharapkan keturunan yang dihasilkan benar-benar unggul. Selain itu, dengan prinsip-
prinsip fisiologi tumbuhan, petani banyak mengetahui jenis pupuk yang baik pada
berbagai jenis tanaman. Saat ini budi daya tanaman dapat mengembangkan teknik
menyambung pada beberapa tanaman bunga untuk mendapatkan jenis baru.
Pengetahuan biologi menyadarkan kita tentang adanya berbagai makhluk ciptahan
Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai harganya. Hal ini dapat membuat kita sadar
akan kelestarian lingkungan dan diharapkan kita selalu dapat hidup berdampingan
secara damai dengan alam.
Namun, dengan pengetahuan biologi, sifat manusia yang serakah dapat
mengganggu kelestarian alam, misalnya, penebangan liar, penggunaan pestisida yang
berlebihan, dan penggunaan senjata biologi yang menyebabkan manusia terkena
penyakit yang mematikan. Semuanya itu termasuk bahaya mempelajari biologi. Oleh
karena itu, dalam mempelajari sesuatu, termasuk biologi, mesti selalu dilandasi
dengan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan ketika
melakukan kegiatan di sekolah, baik di kelas, laboratorium, maupun bengkel kerja.
Laboratorium merupakan suatu ruangan yang dirancang khusus sebagai tempat melakukan
aktivitas pengamatan maupun percobaan dengan aman. Keselamatan kerja dalam
laboratorium mencakup cara penyimpanan, pemakaian, dan perawatan alat atau bahan
laboratorium, serta langkah pertolongan/penanggulangan kecelakaan.
1. Alat dan bahan laboratorium
Di dalam laboratorium terdapat beberapa jenis alat dan bahan, serta perlengkapan
laboratorium lainnya. Pengadaan alat dan bahan harus diperlakukan sesuai dengan
kebutuhan. Kebutuhan alat dan bahan laboratorium didasarkan pada tujuan yang hendak
dicapai. Alat adalah suatu benda yang digunakan dalam melakukan kegiatan praktikum,
eksperimen dan penelitian. Bahan adalah suatu benda yang diteliti atau diuji dalam
praktikum dan eksperimen. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
bahaya dari alat dan bahan yang digunakan, yaitu
a. Biasakan membawa peralatan dari kaca dengan sikap vertikal dengan menggunakan
kedua tangan, dan jangan dijinjing.
b. Gunakan pipet isap atau tekan karet dengan pijitan.
c. Jangan menengok isi tabung reaksi dari arah lubang, terutama ketika atau selesai
dipanaskan.
d. Jangan menghadapkan mulut tabung reaksi yang sedang atau setelah dipanaskan ke
arah tubuh orang lain.
e. Perhatikan penggunaan alat yang terbuat dari kaca dalam kegiatan pemanasan. Kaca
yang tahan panas adalah pyrex.
f. Pahami secara betul dalam memperlakukan bahan-bahan terutama bahan kimia.
g. Jangan meletakkan botol yang berisi bahan kimia langsung terkena sinar matahari.
h. Alat yang berputar kuat letakkan pada tempat yang kokoh.
2. Bahan-bahan Kimia Yang Berbahaya
Terdapat bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia, antara lain :
a. Aluminium sulfat (AlSO4)
Berbentuk kristal berwarna putih, larut dalam air. Aluminium sulfat digunakan
sebagai pengganti tawas.
b. Amoniak pekat (NH4OH)
Larutan pekat gas amoniak dalam air, jika terkena kulit dan mata dapat menyebabkan
iritasi. Dalam wujud uap dapat mengganggu alat pernafasan. Amoniak pekat jika
tertelan sangat berbahaya. Amonia digunakan sebagai larutan basa.
c. Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat merupakan zat cair tak berwarna, beracun dan sangat korosif. Asam
sulfat dapat menimbulkan luka bakar pada kulit, mata,dan dapat merusak pakaian.
d. Asam klorida (HCl)
Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, korosif, dan dalam wujud uap dapat
merusak kulit, mata, dan alat pernafasan.
e. Etanol (C2H3OH)
Etanol sering disebut alkohol. Etanol berupa zat cair tidak berwarna, mudah menguap
dan terbakar serta jika diminum bersifat memabukkan. Etanol mempunyai sifat
mudah terbakar dan digunakan sebagai pelarut maupun desinfektan.
f. Formalin 40% (HCHO)
Formalin bersifat racun, baik berwujud cair maupun gas. Formalin di dalam air
bersifat tidak berwarna, mudah menguap dan beracun. Formalin digunakan untuk
membunuh hama atau bahan pengawet, misalnya untuk mengawetkan hewan-hewan
kecil dalam botol.
g. Klorofrom (CHCl3)
Kloroform merupakan zat cair tak berwarna dan bersifat beracun. Uap klorofrom
dapat mengganggu pernafasan. Kloroform digunakan sebagai obat bius dalam
laboratorium.
h. Metilen Biru
Metilen berwujud zat padat berwarna biru tua. Bahan kimia ini digunakan sebagai
pewarnaan inti sel.
i. Natrium hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap uap air,
udara, bersifat racun dan korosif. Natrium hidroksida termasuk bahan berbahaya yang
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
j. Kobalt klorida (CoCl6H2O)
Kobalt klorida merupakan zat padat, kristal berwarna merah, sangat mudah menyerap
air, dan dapat mengikat uap air. Kobalt klorida digunakan untuk menguji kelembaban
udara.
k. Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida merupakan zat padat berwarna putih, berbentuk kristal. Natrium
klorida disebut juga garam dapur.
3. Simbol-Simbol Keselamatan Kerja
Bahan-bahan yang terdapat di laboratorium, khususnya bahan kimia berbahaya,
biasanya pada botol bahan kimia tertempel label simbol-simbol bahaya. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui sifat-sifat bahan-bahan yang berbahaya demi keselamatan kerja. Suatu
bahan kimia dapat mempunyai lebih dari satu simbol. Simbol-simbol tersebut tercantum
pada tabel berikut.
Simbol Arti Contoh Keterangan
Mudah terbakar Minyak tanah,
alkohol, kerosin
Ekstrem mudah menyala,
artinya zat cair yang
mempunyai suhu kurang
dari 0°C dan titik didih
kurang atau sama dengan
35°C. Sangat mudah
menyala, artinya bahan yang
dapat terbakar pada
keadaan normal. Cairan
dengan suhu nyala di bawah
21°C termasuk dalam
golongan ini. Mudah
terbakar,artinya bahan padat
yang mudah terbakar pada
suhu kurang dari atau sama
dengan 350°C dan zat cair
dengan suhu nyala sama
atau lebih dari 21°C.
Korosif Asam dan Basa
Kuat
Korosif artinya bahan-bahan
yang dapat merusak
jaringan hidup jika
bersentuhan
Beracun/toksik Merkuri, sianida Beracun artinya suatu zat
yang dapat menimbulkan
kecelakaan, penderitaan,
ataupun kematian apabila
tertelan, terhirup, atau
terserap melalu kulit.
Iritasi/
berbahaya
Kloroform Iritasi artinya bahan-bahan
yang umumnya tidak
korosif tetapi dapat
mengakibatkan
ketidaknyamanan apabila
bersentuhan dengan kulit
atau bagian tubuh lainnya
sehingga dapat
menimbulkan hilangnya
pigmen atau
melepuh
Radioaktif Uranium,
plutonium
Bahan radioaktif artinya
bahan-bahan yang dapat
memancarkan sinar-sinar
radioaktif atau radiasi dapat
mengakibatkan efek racun
dalam waktu singkat atau
lama.
Mudah
meledak
Campuran
hidrogen
dan oksigen
Mudah meledak/eksplotif
artinya bahan-bahan yang
mudah meledak apabila
terkena gesekan, benturan,
panas, atau kontak dengan
api.
3. Tata Tertib Laboratorium
Ruang laboratorium yang ada di dalamnya terdapat beberapa alat dan bahan
berbahaya perlu dilengkapi dengan peraturan-peraturan untuk menjaga keselamatan
selama belajar atau bekerja di ruang laboratorium. Peraturan peraturan tersebut berupa tata
tertib yang harus ditaati. Berikut ini contoh tata tertib laboratorium IPA yang ada di
sekolah yaitu
a. Siswa tidak diperkenankan masuk ke dalam laboratorium tanpa seizin guru.
b. Alat serta bahan yang ada di laboratorium tidak diperkenankan untuk diambil keluar
tanpa seizin guru
c. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk prak-tikum yang diberikan.
d. Jika ada alat-alat yang rusak atau pecah hendaknya segera melapor pada guru.
e. Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu segeralah bertanya
pada guru.
f. Jika terjadi kecelakaan sekecil apapun segera laporkan pada guru.
g. Etiket bahan yang hilang atau rusak segera diberitahukan guru.
h. Botol besar yang berisi bahan kimia jangan diangkat pada lehernya, karena dengan
mengangkat demikian akan ada ke-mungkinan botol menjadi pecah.
i. Tutup botol hendaknya dibuka sesuai cara yang dianjurkan dan setelah selesai
menggunakan isinya hendaknya ditutup segera dan dikembalikan ke tempat semula.
j. Dalam melakukan percobaan hendaknya menggunakan bahan sesuai dengan petunjuk.
k. Jika ada bahan kimia yang masuk ke dalam mulut, hendaknya segera dikeluarkan,
kemudian berkumur dengan air sebanyak-banyaknya.
l. Jika tangan atau kulit atau baju terkena asam atau alkali supaya segera dibasuh/dicuci
dengan air sebanyak-banyaknya.
m. Setelah selesai percobaan, alat-alat harus dikembalikan ke tempat semula dalam
keadaan kering dan bersih.
n. Buanglah sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan, jangan pada bak cuci.
o. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih,
kran air dan gas ditutup, kontak listrik dicabut.
MIKROSKOP
Mikroskop yaitu alat yang digunakan untuk melihat benda-banda mikroskopik yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop yang pertama ditemukan manusia
disebut mikroskop sederhana yang hanya memiliki satu lensa. Mikroskop yang digunakan
sekarang tergolong mikroskop majemuk yang terdiri dari dua lensa.Kemampuan pembesaran
mikroskop majemuk lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop sederhana.
Berdasarkan kenampakan objek yang diamati, mikroskop dibagi dua jenis, yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron.
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
jenis ini memiliki tiga lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa
objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler
pada mikroskop ada yang berlensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Lensa
kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop lain. Dengan
pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang relatif besar dengan perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati
dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen pada mikroskop
stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Perbedaannya pada ruang ketajaman
lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya
sehingga kia dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati.
c. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali. Elektron digunakan
sebagai pengganti cahaya. Ada dua tipe pada mikroskop elektron, yaitu mikroskop
elektroscanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM).
Bagian-bagian mikroskop dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu bagian optik,
penerangan, dan mekanis.
a. Bagian Optik
Bagian ini berupa lensa-lensa yang mampu membuat bayangan benda menjadi lebih
besar. Ada dua macam lensa, lensa yang dekat dengan mata disebut lensa okuler atau
lubang pengintai. Kekuatan perbesaran biasanya tertulis pada permukaanya, misalnya
10×dan lain-lain. Lensa yang dekat dengan benda/objek pengamatan disebut lensa
objektif dan terpasang pada revolver. Kekuatan perbesaran berbeda-beda misalnya
10×, 20×, maupun 40×. Lensa objektif dapat diatur sesuai dengan pilihan yang kita
perlukan dengan cara memutar revolver (tem-pat lensa objektif). Masih ada satu lagi
lensa kondensor yang berfungsi mengumpulkan cahaya atau menerangi objek yang
diamati.Perbesaran yang tampak pada pengamatan merupakan hasil kali dari lensa
okuler dan lensa objektif yang digunakan. Contohnya, bila kamu menggunakan lensa
okuler 10× dan objektif 20× maka perbesarannya adalah 10 ×20 atau sama dengan
200×. Ini berarti benda yang diamati melalui mikroskop telah diperbesar 200×
b. Bagian Penerangan
Salah satu syarat sediaan (preparat) dapat diamati dengan jelas adalah pencahayaan
yang cukup. Untuk menangkap dan memantulkan cahaya yang masuk, mikroskop
dilengkapi dengan reflektor berupa cermin. Cermin tersebut memiliki 2 sisi, datar dan
cekung. Permukaan yang datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang,
sedangkan bagian yang cekung digunakan bila cahaya kurang terang. Di bawah meja
objek, dapat kita temukan bagian yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang
masuk. Bagian ini disebut di-afragma, di dalamnya terdapat lubang-lubang berupa
lingkaran yang dapat diputar, ada yang besar maupun kecil. Semakin kecil diafragma
yang digunakan semakin kecil pula cahaya yang masuk ke dalam mikroskop,
demikian juga sebaliknya.
c. Bagian Mekanis
Bagian mekanis berguna untuk menggerakkan dan memudahkan penggunaan
mikroskop. Bagian tersebut di antaranya landasan/dasar/kaki mikroskop dan
pegangan mikroskop. Selain itu, ada bagian yang berguna untuk pengatur fokus, yaitu
pemutar kasar (makrometer) dan pemutar halus (mikrometer)
Berikut ini adalah langkah-langkah menggunakan mikroskop :
a. Letakkan kaca benda (object glass) beserta objek yang akan diamati
(preparat/sediaan) pada meja objek. Aturlah posisi kaca benda sehingga objek yang
akan diamati berada pada lapangan pandang.
b. Jepitlah kaca benda dengan penjepit yang terletak di atas meja objek.
c. Sambil melihat dari samping, turunkan lensa objektif secara perlahan dengan
menggunakan pemutar kasar hingga jarak lensa objektif dan preparat yang diamati
kira-kira 5 mm. Pada beberapa mikroskop, yang naik turun bukan lensa objektifnya
tetapi meja objek (Hati-hati! Jangan sampai lensa objektif me-nyentuh/membentur
gelas benda. Hal ini dapat menyebabkan lensa objektif tergores).
d. Perhatikan bayangan melalui lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk menaikkan
atau menurunkan lensa objektif sampai preparat terlihat jelas. Apabila bayangan
belum terlihat, ulangi langkah (c).
e. Setelah preparat terlihat, dengan menggunakan pemutar halus, naik turunkan lensa
objektif agar tepat pada fokus lensa (preparat tampak lebih jelas).
f. Untuk memperoleh perbesaran kuat, kita dapat mengganti/mengubah lensa objektif
dengan cara memutar revolver. Usa-hakan agar posisi preparat tidak bergeser. Bila hal
ini terjadi maka kamu harus mengulangi dari awal.
Pengamatan menggunakan mikroskop memerlukan beberapa alat dan bahan
pendukung yang harus selalu dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah digunakan. Alat
dan bahan tersebut adalah
a. Wadah plastik, diperlukan untuk tempat air bersih yang akan dipergunakan untuk
medium preparat
b. Pipet tetes, pendek dan panjang diperlukan untuk mengambil air atau zat-zat kimia
yang diperlukan. Mohon diperhatikan penggunaan pipet tetes harus disediakan
sendiri-sendiri untuk setiap zat-zat kimia yang dipergunakan untuk membantu
pengamatan.
c. Jarum preparatuntuk mengambil preparat seperti serbuk sari, spora, dan sebagainya
d. Pinset, ada dua jenis pinset yaitu yang berujung tumpul dan runcing. Pinset dengan
ujung tumpul untuk memegang kaca benda pada waktu pemanasan, sedang yang
berujung runjing untuk mengambil sayatan yang akan dijadikan preparat.
e. Alat pemotong, ada dua macam yang dapat digunakan yaitu pisau cukur dan silet.
Keduanya dapat digunakan untuk mengiris preparat dengan ketebalan yang memadai
untuk pengamatan mikroskopik.
f. Lampu spiritus, untuk pemanasan bila diperlukan pemanasan
g. Gelas arloji, alat ini digunakan untuk menampung preparat yang akan dipilih sesuai
dengan ketebalannya.
h. Alat pembantuuntuk memegang bahan yang akan dibuat preparat yaitu empulur ketela
pohon yang telah dikeringkan, wortel, gabus, atau kentang.
i. Kaca benda danpenutup, keduanya selalu dipakai berpasangan, kaca benda lebih tebal
dan lebih besar mempunyai ukuran standar 25 x 75 mm (1 x 3 inchi); sedangkan gelas
penutup tipis lebih kecil, ukurannya bermacam-macam: 22 x 22 mm, 22 x 40 mm atau
berbentuk lingkaran dengan diameter 18 mm atau 22 mm.
j. Kertas penghisap, berupa potongan kertas saring atau kertas merang untuk menghisap
cairan dari kaca benda dan membersihkan sisa medium yang berada di luar kaca
penutup.
k. Lap flanel untuk membersihkan tubuh mikroskop.
l. Lap biasa untuk mengeringkan gelas benda dan penutup dapat juga dipergunakan
kertas tissue.
m. Kertas lensa untuk membersihkan lensa obyektif,okuler, dan cermin mikroskop.
Recommended