View
231
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
SKN 2
SKN-2SISTEM KESEHATAN NASIONALOleh: Elman Boy, dr, M.Kes
Mata Kuliah: Sistem Kesehatan Nasional-1Blok Manajemen Kesehatan, FK UMSU Medan 2013
Strategi Pembangunan Kesehatan di IndonesiaPembangunan nasional berwawasan kesehatanHak rakyat & InvestasiKegiatan : advokasi, sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan terukur kepada stakeholder & pengembangan hukumPemberdayaan masyarakat dan daerahto serve, to advocate and to watchPemberdayaan daerah dan penetapan wewenang pusat dan daerah
Strategi ......Pengembangan upaya & pembiayaan kesehatanPrinsip menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, merata, terjangkau, berjenjang, profesional, dan bermutuUtamakan : upaya pencegahan dan peningkatan kesehatanDiselenggarakan dengan kemitraan pemerintah, masyarakat dan swastaberorientasi terutama pada desentralisasi, globalisasi, perubahan epidemiologi, dan menghadapi keadaan bencanaPengembangan IT Kesehatan/kedokteranPengembangan fungsi sosial RS dalam sistem jaminan kesehatan sosial nasionalPuskesmas sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat, pusat penanggulangan masalah kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan primerPembiayaan diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas
Strategi ......Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Dayadistribusi tenaga kesehatan secara merata dan peningkatan karier dari tenaga kesehatanpeningkatan komitmen dan legislasi antara lain sertifikasi, uji kompetensi, registrasi, dan perijinan (licensing) tenaga kesehatan
Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatanterjadi karena bencana, baik bencana alam maupun bencana karena ulah manusia, termasuk konflik sosialpenanggulangan keadaan darurat kesehatan mencakup UKM dan UKP secara komprehensif, mitigasi serta didukung kerjasama lintas sektor dan peran aktif masyarakat
Kilas Balik Pembangunan Kesehatan di IndonesiaUntuk mencapai pembangunan kesehatan sampai tahun 2025 maka rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan (RPJP-K) dilaksanakan sesuai rencana pembangunan jangka menengah (RPJM-K) dalam 4 periode sesuai Undang-undang nomor 17 Tahun 2007RPJM ke1 (20052009) ditandai dgn peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan gender (IPG)
Kilas ........(1)RPJM ke2 (20102014), indikator pembangunan SDM seperti meningkatnya :derajat kesehatan dan status gizi masyarakatmeningkatnya kesetaraan gendermeningkatnya tumbuh kembang optimal kesejahteraan dan perlindungan anakTerkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat, dan antar daerah.
Kilas ........(2)RPJM ke3 (20152019), indikator : Kualitas sumber daya manusia (SDM) terus membaik terpenuhinya penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakatRPJM ke4 (20202024), indikator :kesejahteraan masyarakat terus meningkat ditunjukkan oleh mantapnya SDM berkualitas dan berdaya saingbertahannya kondisi dan penduduk tumbuh seimbang
Sasaran Jangka Panjang Pembangunan Kesehatan di IndonesiaMeningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025. Menurunnya Angka Kematian Ibu dari 262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 26% pada tahun 2005 menjadi 9,5% pada tahun 2025.
Rencana Strategi Kesehatan 2010-2015Upaya mencapai target MDGs di bidang kesehatan :pelayanan kesehatan ibu dan anakpelayanan kesehatan bagi masyarakat miskinpenanggulangan penyakit dan gizi burukpenanggulangan masalah kesehatan akibat bencanapelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah tertinggal, dan daerah perbatasan.Revitalisasi PuskesmasKualitas pelayanan di rumah sakit dan sistem rujukanPenanggulangan penyakit menular HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya
MDGs Goal atau Sasaran 4 : Mengurangi tingkat kematian anak Target 5. Mengurangi hingga 2/3-nya tingkat kematian anak Balita
Setiap tahun hampir 11 juta anak di negara berkembang meninggal sebelum berusia 5 tahun.
Sebagaian besar penyebab telah diantisipasi di negara kaya: infeksi saluran nafas akut, diare, campak, dan malaria.
Tanpa immunisasi dan pelayanan kesehatan yg memadai, akan masih banyak anak yang meninggal karena campak dan penyakit menular lainnya
Tingkat Kematian Anak di IndonesiaDi Indonesia saat ini terdapat 40 kematian diantara 1.000 anak yang akan mencapai usia 5 tahun, dikenal sebagai angka kematian anak balita (AKB) merupakan angka tertinggi diantara negara-negara ASEAN
Sepertiga kematian bayi di Indonesia terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran, dimana 80% diantaranya terjadi padaminggu pertama
Penyebab utama kematian adalah ISPA, komplikasi kelahiran dan diare. Selain itu juga karena penyakit infeksi seperti meningitis, typhus dan encephalitis yang cukup sering terjadi
MDGs Goal atau Sasaran 5 : Meningkatkan kesehatan ibu Target 6. Menurunkan 3/4 nya angka kematian ibu di Indonesia, dimana hampir sama dgn target sebelumnya, mengurangi 2/3 kematian dalam proses persalinan dari th 1990 ke 2015
Komplikasi kehamilan dan cacat diantara perempuan usia reproduksi di negara berkembang, dimana setiap tahun lebih 500.000 perempuan meninggal selama hamil dan melahirkan
Sedikitnya 10 juta perempuan mengalami luka, infeksi dan cacat yang dipengaruhi faktor kemiskinan, pengetahuan rendah, dan pelayanan kesehatan yg kurang memadai
Kondisi Angka Kematian Ibu di Indonesia Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 kematian diantara 65 persalinan, dimana setiap tahun terjadi 20.000 kematian ibu karena komplikasi kehamilan dan melahirkan
Angka kematian ibu dihitung berdasar jumlah kematian ibu per 100.000 persalinan
Penyebab utama adalah perdarahan, eklamsia, abortus, infeksi, dan komplikasi sewaktu melahirkan
Perhatian khusus harus diberikan pada daerah miskin di wilayah timur Indonesia yg memiliki infrastruktur terbatas
Goal atau Sasaran 6 : Memerangi HIV/AIDS dan Penyakit menular lainTarget 7.Menghentikan dan mulai menurunkan kecenderungan penyebaran penyakit HIV/AIDS di Indonesia Target 8.Menghentikan dan menurunkan kecenderungan penyebaran penyakit Malaria dan penyakit menular lainnya
Epidemi penyakit menular memakan banyak korban dan menghilangkan kesempatan untuk berkembang, diperberat dgn kemiskinan dan konflik bersenjata
HIV/AIDS, Tb, Malaria jadi pembunuh terbesar di dunia, shg penanggulangan akan menyelamatkan nyawa, mengurangi kemiskinan dan membantu pertumbuhan ekonomi
DESENTRALISASI KESEHATAN
Perkembangan Desentralisasi Mengayun jauh di tahun 199916
centralizationDe-centralization UU th 1999
UU pemerintahan th 1974Nasional
Propinsi/ Daerah Tingkat IKabupaten/Kota- Daerah Tingkat IIDepKes DepDagri17
UU no 22 th 199918
Dana desentralisasiTerjadi Restukturisasi Radikal di Propinsi dan Kab/KotaDinKes PropinsiDinKes Kab/KotaPemerintah PropinsiPemerintah Kab/KotaPemerintah PusatDepartemen Kesehatan
Tahun 2000: Terbit PP 25 yang membingungkan11 kewenangan pusat, 5 propinsi, dan selebihnya kabupaten/kotaMembingungkan dan tidak efektifTerjadi segmentasi antar level19
Pendulum:Mengayun kembali di tahun 200420
centralizationDe-centralization UU th 1999
UU th 2004
UU 32 2004:Secara hukum sektor kesehatan tetap terdesentralisasi
UU 32/2004: diikutiPP no 38/2007, pengganti PP 25/2000PP 41 2007, pengganti PP 08/2003
Apakah mungkin terjadi harmonisasi fungsi?Bagaimana hubungan Dinas Kesehatan dan RSD?21
Central GovernmentProvincial GovernmentDistrict and City GovernmentRegulatory functionService ProvisionFinancing function
22PP 38 dan Pendekatan Konkuren
Apa Dampak Desentralisasi untuk peningkatan status kesehatan?
23
Masalah Gizi
24
MoH ProjectionDecentralizationSource: Bappenas, 2008
24Gizi kurang pada BalitaUnder Five Malnutrition
Definisi:Persentase jumlah balita yang berstatus gizi kurang.
Trend:Gizi kurang cenderung menurun hingga tahun 2000, kemudian terjadi kenaikan lagi hingga tahun 2004. Melihat proyeksi ke depan, kemungkinan sasaran RPJM tidak akan tercapai, tetapi target MDG dan Sasaran RPJP dapat tercapai apabila tren yang diharapkan terjadi.
Untuk mencapai sasaran yang diharapkan, perlu upaya lintas sektor yang teintegrasi, karena kurang gizi sangat terkait erat dengan asupan gizi, serangan penyakit infeksi, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan ibu, pola asuh, dan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga.
SkenarioSkenario Pesimistik (Status Quo): - Menggunakan trend 1989-1998 sebagai dasar - penurunan 0,88% pertahun, - pada tahun 2025 menjadi 22,64%
Skenario Optimis (Status Quo): - Menggunakan tren 1998-2003- penurunan 0,4% per tahun, - pada tahun 2025 menjadi 25,18%
Skenario Spektakuler (Ideal): - Menggunakan trend untuk mencapai target MDG (19% pada tahun 2015)- penurunan 4,5% per tahun, pada tahun 2025 menjadi 9,9%
Skenario Realistik: ???
Kematian di bawah lima tahun
25DecentralizationSource: Bappenas, 2008
25
Kematian Bayi
26.DecentralizationSource: Bappenas, 2008
26Angka Kematian Bayi (AKI)Infant Mortality Rate
DEFINISI:Jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup
Trend:Angka Kematian Bayi menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Diperkirakan target RPJM akhir 2009 sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup) dan target MDG pada akhir 2015 (23 per 1.000 kelahiran hidup) dapat tercapai.
Tantangan ke depan adalah disparitas antar wilayah dan kelompok sosial ekonomi
Skenario Status Quo: (proyeksi LDUI)Mengikutui tren Sensus dan SupasPada tahun 2025 AKI: 34 per 1.000 kelahiran hidup
Skenario Ideal: (proyeksi BPS)Mengikutui tren Sensus dan SupasMempertimbangkan tujuan MDGPada tahun 2025 AKI: 15,5 per 1.000 kelahiran hidup
Skenario Relaistis: ????
Kematian Ibu
27DecentralizationSource: Bappenas, 2008
27Angka Kematian Ibu (AKI)Maternal Mortality Ratio (MMR)
DefinisiJumlah ibu hamil yang meinggal karena kehamilan, persalinan dan nifas per 100.000 kelahiran hidup
TrendMenurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI cenderung terus menurun, dengan rata-rata penurunan sebesar 3% per tahun. Dengan kecepatan penurunan seperti ini, target MDG tidak akan tercapai. Melihat proyeksi BPS, sasaran RPJM masih mungkin tercapai, namun target MDG baru akan tercapai pada tahun 2025.
Meskipun AKI menunjukkan kecenderungan menurun, AKI masih relatif tinggi terutama di bandingkan dengan negara-negara tetangga.
Skenario Status QuoMengikuti Trend SDKI 94-SDKI 2002-2003 Penurunan AKI sebesar 3% per tahunPada tahun 2015 AKI menjadi 195 per 100.00 kelahiran hidup, tahun 2025 menjadi 145 per 100.000 khTarget MDG tidak (102) tidak tercapai
Skenario Optimistik:Penurunan AKI 9,5% per tahunTujuan: mencapai MDG TargetTahun 2015: 102 per 100.000 kh, tahun 2025: 40 per 100.000 hidupSangat sulit tercapai dengan kondisi sumber daya yang ada
Skenario Realistik:Trend penurunan 4,7% per tahunPada tahun 2015: 163 per 100.000 kh, tahun 2025: 102 per 100.000 khTarget MDG baru akan tercapai tahun 2025Perlu upaya yang kuat untuk menurunkan Aki dari 3% per tahun menjadi 4,7% per tahun
28Kelahiran yang didampingi tenaga terlatih
Stagnant
Decentralization
28
ASAS DEKONSENTRASI DAN ASAS PERBANTUAN
30PRINSIP-PRINSIPPengaturan Wewenang dan Penugasan
WEWENANG PEMERINTAH PUSAT
Kewenangan Pusat DILAKSANAKAN INSTANSI PUSAT ATAU INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
Dekonsentrasi DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR SELAKU WAKIL PEMERINTAH PUSATDesentralisasi DISERAHKAN KEPADA DAERAH
Tugas Pembantuan DITUGASKAN KEPADA DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
31
POLITIK LUAR NEGPERTAHANANKEAMANANYUSTISIMONETER & FISKALAGAMA
URUSAN PEMERINTAH PUSATURUSAN PEMERINTAH DAERAH
URUSAN YANG MENJADI KEWENANGANNYA, KECUALI YANG TELAH DITETAPKAN SEBAGAI URUSAN PEMERINTAH PUSATPembagian URUSANPEMERINTAHAN
32Pelaksanaan Urusan Pemerintah Pusat (KESEHATAN) :MENYELENGGARAKAN SENDIRI SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (KESEHATAN)MELIMPAHKAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (KESEHATAN) KPD GUBERNUR SELAKU WAKIL PEMERINTAHMENUGASKAN SEBAGIAN URUSAN KEPADA PEM. DAERAH (KESEHATAN) DNG AZAS TUGAS PEMBANTUAN
33DANA DEKONSENTRASI (DEPKES) : Dana DEPKES yang bersumber dari APBN yang dilimpahkan dan dikelola Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat yang mencakup penerimaan yang harus disetor ke Kas Negara dan pengeluaran untuk mendanai kegiatan DEPKES di daerah dalam rangka pelaksanaan Azas Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal DEPKES di daerah
34PelimpahanPelimpahan dari MENKES kepada gubernur untuk melaksanakan sebagian kewenangan tertentu sesuai peraturan perundang-undangan. Gubernur dilarang melimpahkan kembali kegiatan yang dilimpahkan oleh MENKES kepada bupati/walikota
35PERUNTUKAN DANA DEKONSENTRASIUntuk kegiatan yang bersifat non-fisik antara lain koordinasi perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.Didalam kegiatan non-fisik tersebut termasuk juga kegiatam masukan (input) berupa pengadaan barang/jasa sebagai penunjang kegiatan non-fisik
36DANA TUGAS PEMBANTUAN (DEPKES) :Dana DEPKES yang bersumber dari APBN yang ditugaskan dan dikelola daerah yang mencakup penerimaan yang harus disetor ke Kas Negara dan pengeluaran untuk mendanai kegiatan DEPKES di daerah dalam rangka pelaksanaan Azas Tugas Pembantuan
37Penugasan (DEPKES) :Penugasan dari MENKES kepada gubernur/ bupati/walikota untuk melaksanakan sebagian penugasan tertentu sesuai peraturan perundang-undangan. Gubernur dilarang memberikan penugasan kembali kegiatan yang ditugaskan oleh MENKES kepada bupati/walikota
38PERUNTUKAN DANA TUGAS PEMBANTUANUntuk kegiatan yang bersifat fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran (output) berupa penambahan dan pemeliharaan aset pemerintah. Didalam kegiatan fisik tersebut termasuk pendanaan kegiatan non fisik yaitu belanja untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik tersebut, antara lain perencanaan dan pengawasan dalam rangka konstruksi dan pelatihan dalam rangka kegiatan fisik
39Cakupan PendanaanDana DekonsentrasiMeliputi urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah di luar 6 urusan pemerintahan yg telah ditetapkan dengan UUDana Tugas PembantuanMeliputi urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah pusat
40
Umum Meningkatkan pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan di daerah, serta menciptakan keselarasan dan sinergi secara nasional antara program/kegiatan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan yang didanai dari APBD.
Khusus Menjamin tersedianya sebagian anggaran kementerian negara/lembaga bagi pelaksanaan program/kegiatan Pemerintah Pusat di daerah, sesuai dengan masing-masing kriteria dan persyaratan yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
TUJUAN PENGALOKASIAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN
ASAS DEPARTEMENTALISASIDEPARTEMENTALISASI ADALAH PENYATUAN ATAU PENGELOMPOKAN TUGAS-TUGAS SEJENIS/BERTUJUAN SEARAH
BENTUK-BENTUK DEPARTEMENTALISASIBERDASARKAN FUNGSI-FUNGSI (FUNCTIONAL DEPARTEMENTALIZATION)BERDASARKAN PRODUK (PRODUCT DEPARTEMENTALIZATION)BERDASARKAN WILAYAH (GEOGRAPHICAL DEPARTEMENTALIZATION)BERDASARKAN PROSES (PROCESS DEPARTEMENTALIZATION)BERDASARKAN CUSTOMER (CUSTOMER DEPARTEMENTALIZATION)
Chart137.5325093250935.5336043360431.6347003470029.5357963579626.4361613616124.6365263652626.1368923689227.3372573725727.53762237622283835326401794017922.5420051919438314383113.545658456589.5
Target MDGMiddle term target : 20Longterm Target: 9.5TrendMDGProyeksi (Depkes)Percent
Sheet1UMR19891992199519982000200420072010201320152018202020232025AKB MDG68574635AKB Proyeksi40.833.929.425.722.520.718.31715.515.5MDG target6823
Sheet1
AKB MDGAKB ProyeksiMDG targetkematian bayi per 1.000 kel. hidup
Sheet21/1/19891/1/19921/1/19951/1/19981/1/19991/1/20001/1/20011/1/20021/1/20031/1/20051/1/20101/1/20151/1/20201/1/2025Trend37.535.531.629.526.424.626.127.327.528MDG19Proyeksi (Depkes)2622.51913.59.5Sulsel31.57
Sheet2
Target MDGTrendMDGProyeksi (Depkes)Persen
Sheet3
Chart121816210397815846
Under Five Mortality per 1000 birth
AKBA NasIndikatorAngka Kematian BalitaSumber PublikasiInskesra 1994Inskesra 1994Inskesra 1994SDKI 1991SDKI 1994SDKI 1997SDKI 2002-2003Sumber DataSensus Penduduk 1971Sensus Penduduk 1980Sensus Penduduk 1990SDKI 1991SDKI 1994SDKI 1997SDKI 2002-20031971198019901991199419972003Indonesia21816210397815846
AKBA Nas
TahunKematian Balita per 1000 kelahiran hidup
AKBA PropIndikatorAngka Kematian BalitaSumber PublikasiInskesra 1994Inskesra 1994Inskesra 1994SDKI 1991SDKI 1994SDKI 1997SDKI 2002-2003Sumber DataSensus Penduduk 1971Sensus Penduduk 1980Sensus Penduduk 1990SDKI 1991SDKI 1994SDKI 1997SDKI 2002-200311Nanggroe Aceh Darussalam2141388312Sumatera Utara181130875713Sumatera Barat2291811075914Riau220163946015Jambi2321791075116Sumatera Selatan2331501034917Bengkulu2501711006818Lampung2191471006419Bangka Belitung4721Kepulauan Riau31DKI Jakarta193119574132Jawa Barat2512001325033Jawa Tengah216141944434Daerah Istimewa Yogyakarta15189582335Jawa Timur180143915236Banten5651Bali195136731952Nusa Tenggara Barat32728221710353Nusa Tenggara Timur2311921127361Kalimantan Barat2171771186362Kalimantan Tengah194148824763Kalimantan Selatan2481841335764Kalimantan Timur154148835071Sulawesi Utara170137903372Sulawesi Tengah2251951357173Sulawesi Selatan2421651027274Sulawesi Tenggara2511731129275Gorontalo9776Sulawesi Barat81Maluku21618411182Maluku Utara94Papua12615511795Irian Jaya BaratIndonesia21816210397815846
Chart16832509325095733604336044634700347003579635796357963540.8365263798733.9379873908329.4390834017925.7401794127522.5412754200520.7234310118.3431014383117438314492715.5449274565815.545658
Target MDG: 23Midterm target: 26Longterm Target: 15,5BPS ProjectionTren AKBProyeksi AKB (BPS)MDG targetInfant death per 1.000 birth
Sheet1UMR19891992199519982000200420072010201320152018202020232025Tren AKB68574635Proyeksi AKB (BPS)40.833.929.425.722.520.718.31715.515.5MDG target23
Sheet1
Tren AKBProyeksi AKB (BPS)MDG targetkematian bayi per 1.000 kel. hidup
Sheet2
Sheet3
Chart13287432874328743287433239332393323933239336043903360433604339703397033970339703433534335343353433534700334347003470035065350653506535065354313543135431354313579635796357963579636161361613616136161365263073652636526368923689236892368923725737257372573725737622376223762237622379873798737987379872623835338353383533871838718387183871839083390833908339083394483944839448394483981439814398142262074017940179401794054440544405444054440909409094090940909412754127541275412754164041640416404164016342005102420054237042370423704237042736427364273642736431014310143101431014346643466434664346612943831438314383144197441974419744197445624456244562445624492744927449274492745292452924529245292102456584565845658
MDG TargetMiddle term targetLong-term targetMoH ProjectionProyeksi (Depkes)Tren AKI SDKIMDG targetTarget RPJMMaternal death per 1.000 delivery
Sheet1UMR19891992199519982000200420072010201320152018202020232025AKB MDG68574635AKB Proyeksi40.833.929.425.722.520.718.31715.515.5MDG target6823
Sheet1
AKB MDGAKB ProyeksiMDG targetkematian bayi per 1.000 kel. hidup
Sheet21/1/19891/1/19921/1/19951/1/19981/1/19991/1/20001/1/20011/1/20021/1/20031/1/20051/1/20101/1/20151/1/20201/1/2025Trend37.535.531.629.526.424.626.127.327.5MDG19Proyeksi2622.51913.59.5
Sheet2
Target MDGTrendMDGProyeksiPersen
Sheet4199019911992199319941995199619971998199920002001200220032004200520062007200820092010201120122013201420152016201720182019202020212022202320242025Tren AKI SDKI390334307Proyeksi (Depkes)262207163129102MDG target102Target RPJM226
Sheet4
MDG TargetProyeksi (Depkes)Tren AKI SDKIMDG targetTarget RPJMkematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
Sheet319891992199519981999200020012002200346.337.535.531.629.526.424.626.127.3
Sheet3
Chart140.740.7339703397047.23433549.73470049.23506556.335431563579663.13616166.93652666.63689268.43725767.913762271.523798770.463835372.41387184017990
Tagert in 2010Biirth attendanttargetSource, Social Economic Survey%National target 90% by 2010
Figure5.1Figure 5.1. MMR trend19901991199219931994199519961997199819992000200120022003200420052006200720082009201020112012201320142015HHSIDHS390334307target390124
Figure5.1
targetIDHSSources: IDHS 1994, IDHS 1997, IDHS 2002-3per 100,000 live birthsFigure 5.1. Maternal mortality ratio (MMR) trendMDG Target
Figure5.2Figure 5.2. CPR trend199219931994199519961997199819992000200120022003200420052006200720082009201020112012201320142015CPR50.554.255.254.255.355.455.354.452.554.2
Figure5.2
CPRSources: Susenas%Figure 5.2. Contraceptive prevalence among married women 15-49 years old
Figure5.3Figure 5.3. helath attendant1992199319941995199619971998199920002001200220032004200520062010Biirth attendant40.747.249.749.256.35663.166.966.668.467.9171.5270.4672.41target40.790
Figure5.3
Sasaran 2010Biirth attendanttargetSumber: Susenas%Gambar 5.2. Persentase kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatihNational target 90% by 2010
Recommended