Suara Serak

Preview:

DESCRIPTION

suara serak

Citation preview

Suara Serak

Alfian K.S

1. Anatomi, fisiologi and histology of the throat

• Laring terletak setinggi vertebra cervical 4-6. Pada wanita dan anak-anak lebih tinggi sedikit.

• Posisi laring dipengaruhi oleh gerakan kepala dan leher. Pada ekstensi kepala dan pada waktu menelan laring akan terangkat.

• Permukaan dalam laring diliputi membran mukosa yang ke arah atas melanjut sebagai mucosa faring dan kearah bwah melanjut sebagai mucosa trachea.

• Kerangka laring terdiri dari tulang hyoid (yang berbentuk seperti huruf U dan permukaan atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula, tengkorak oleh tendo dan otot) dan beberapa tulang rawan yaitu :3 tulang rawan tunggal:– Cartilago tyroid– Cartilago cricoid– Epiglotis

3 tulang rawan sepasang:– Cartilago arytenoid– Cartilago corniculata– Cartilago cuneiforme

Batas-batas rongga laring :• Batas atas : aditus laring• Batas bawah : batas kaudal kartilago krikoid• Batas depan : permukaan belakang epiglotis,

tuberkulum epiglotik, ligamentum tiroepiglotik, sudut antara kedua belah lamina kartilago tiroid dan arkus kartilago krikoid

• Batas lateral : membran kuadrangularis, kartilago aritenoid, konus elastikus, arkus kartilago krikoid

• Batas belakang : m. Aritenoid transversus, lamina kartilago krikoid

Otot-otot pada laring :• Otot-otot ekstrinsik (bekerja pada laring secara

keseluruhan) :– Suprahyoid (menarik laring kebawah) m. Digastrikus, m.

Geniohyoid, m. Stilohyoid, m. Milohyoid– Infrahyoid (menarik laring keatas) m. Sternohyoid, m.

Omohyoid, m. tirohyoid• Otot intrinsik (bekerja pada bagian bagian laring secara

sendiri-sendiri) :– Anterior (terletak di bagian lateral laring) M. Krikoaritenoid

lateral, m. Tiroepiglotika, m. Vokalis, m. Tiroaritenoid, m. Ariepiglotika, m. Krikotiroid

– Posterior m. Aritenoid transversum, m. Aritenoid oblik, m. Krikoaritenoid posterior

Organ-organ pada rongga laring :• Lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan

ligamentum ventrikulare membentuk plika vocalis dan plika ventrikularis

• Bidang antara plika vokalis kiri dan kanan disebut rima glotis, dan bidang antara plika ventrikularis kiri dan kanan disebut rima vestibuli.

• Plika vocalis dan plika ventrikularis membagi rongga laring menjadi 3 bagian, yaitu :– Vestibulum laring rongga laring yang terdapat diatas plika

ventrikularis (disebut supraglotik)– Glotik– Subglotik rongga laring yang terletak dibawah plika vocalis

Persarafan laring• Oleh cabang-cabang n. Vagus yaitu : n. Laringis

superior dan n. Laringis inferior (campuran motorik dan sensorik)

Perdarahan laring• Terdiri dari 2 cabang yaitu : a. Laringis superior

(cabang dari a. Tiroid superior) dan a. Laringis inferior (cabang dari a. Tiroid inferior)Soepardi EA, Iskandar N, Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, FKUI, Jakarta, 2001)

FisiologiProteksi• Untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke

dalam trakea dengan jalan menutup auditus laring dan rima glottis secara bersamaan.terjadinya penutupan auditus laring ialah karena pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring.dalam hal ini kartilago aritenoid bergerak ke depan akibat kontraksi m.tiro-aritenoid dan m.tiro-aritenoid.selanutnya m.ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter.

• Penutupan rima glottis terjadi karena aduksi plika vokalis.kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karma aduksi otot2 intrinsik.

Refleks batuk ( tusif dan ekspektoran )• Dengan refleks batuk ,benda asing yg telah masuk kedalam trakea dapat dibatukkan

keluar.demikian juga dengan bantuan batuk secret yg berasal dari paru dapat dikeluarkan.

Respirasi• Mengatur besar kecilnya rima glottis.bila m.krikoarotenoid posterior berkontraksi akan

menyebabkan procecus vokalis kartilago aritenid bergerak ke lateral sehingga rima glottis terbuka.

Sirkulasi• Dengan terjadinya perubhan tekanan udara didalam traktus trakeo-bronkial akan dapat

mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus,sehingga mempengaruhi sirkulasi darah tubuh.

Menelan• Dengan 3 mekanisme yaitu;• Gerakan laring bagian bawah keatas ,menutup auditus laringis dan mendorong bolus

makanan turun ke hipofaring dan tidak masuk kedalam laring

Emosi• Laring juga berfungsi untuk mengekspresikan

emosi seperti berteriak,mengeluh dan menangis.

Fonasi• Fiksasi, penutupan rima glotis menambah

kekuatan / tenaga • Membuat suara dan menentukan tinggi

rendahnya nada .

• Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis.bila plika vokalis dalam keadaan aduksi,maka m.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid kebawah dan kedepan menjuhi kartilago aritenoid.

• Pada saat yg bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik kartilago aritenoid kebelakang.plika vokalis kini dalam keadaan yg efektif untuk berkontraksi,sebaliknya kontrasksi m.krikoaritenoid akan menodrong kartilago aritenoid kedepan ,sehimgga plika vokalis akan mengendor.kontraksi serta mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi tendahnya nada.

(Soepardi EA, Iskandar N, Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, FKUI, Jakarta, 2001)

2. Mekanisme fonasi?

SISTEM YANG BERPERAN :Sistem pernafasan (khususnya laring)• Dibagi menjadi : vestibulum, ventrikel dan

infraglotis• Terdapat pita suara, otot otot laring (intrinsik

dan ekstrinsik)• Terdapat 2 pita (vocal vold dan vestibular

vold)• Pita suara berkontraksi (adduksi, abduksi dan

tension) oleh otot intrinsik laring

• Pita suara diregangkan diantara kartilago tiroid dan arytenoid

• M. krikoarytenoid posterior menarik kartilago arytenoid menjauhi kartilago tiroid (menegangkan pita suara)

• M arytenoid transversum mendekatkan kartilago arytenoid (mendekatkan pita suara)

• M. krikoatytenoid lateral menarik kartilago aritenoid ke lateral (membuka pita suara)

• Terdapat beberapa otot dekat pita suara yang mengatur bentuk pita suara (dapat berkontraksi secara bebas selama proses fonasi)

VARIASI POSISI GLOTIS DAPAT MENIMBULKAN PEMBENTUKAN BUNYI TAK BERSUARA DAN BUNYI SUARA

1. Terbuka lebar ; saat nafas biasa2. Terbuka sebagian : menghasilkan bunyi tak

bersuara3. Tertutup : menghasilkan bunyi bersuara4. Tertutup rapat : menghasilkan bunyi hamzah

Variasi bentuk plica vokalis

3. Mengapa didapat suara serak?

• Suara serak timbul akibat pola vibrasi yang reguler dari korda vokalis, sebagai akibat suatu keadaan atau penyakit, misalnya kelainan kongenital, anatomi laring yang tidak normal serta fisiologi laring yang tidak normal.

• Beberapa kondisi atau penyakit pada laring yang mengakibatkan perubahan bentuk anatomi dan fisiologi salah satu atau kedua korda vokalis, dapat menjadi penyebab timbulnya suara serak. Perubahan tersebut antara lain adalah adanya penebalan oedem atau tumor pada korda vokalis serta paralisa dari korda vokalis akibat kerusakan saraf yang memelihara korda vokalis.1-3

4. menyebabkan batuk tidak berdahak dan pilek ingus kental ?

5. Apa hubungan suara serak dengan sebelumnya batuk pilek dan minum obat yang beli di warung?Nodul pita suara dan polip pita suara• Kelainan ini biasanya disebabkan oleh penyalahgunaan

suara dalam waktu yang lama, seperti pada seorang guru, penyanyi dan sebagainya. Gejalanya terdapat suara parau yang kadang-kadang disertai batuk.• Pada mereka yang memang menggunakan suara secara

berlebihan, seperti, penyanyi profesional, guru, dosen, atau mereka yang sering berbicara dan menggunakan suara berlebihan dapat terjadi pembengkakan pita suara yang disebut sebagai nodul pita suara atau polip pita suara.

6. Apa hubungan keluhan dengan merokok sejak remaja

7. Apaa hubungan keluhan dengan riwayat ayahnya dahulu (kanker laring)?

8. Apa faktor resiko ca laring?

9. Dd

• Laringitis– Laringitis merupakan peradangan pada laring yang

dapat menyebabkan suara parau. Laringitis kronik adalah proses inflamasi pada mukosa pita suara dan laring yang terjadi dalam jangka waktu lebih dari 3 minggu. Laringitis kronik terjadi karena pemaparan oleh penyebab yang terus menerus. Laringitis kronik dapat dibedakan menjadi laryngitis kronik non spesifik dan laryngitis kronik spesifik ( laryngitis tuberkulosa dan laryngitis luetika).1,2

• Laringitis tuberkulosis hampir selalu merupakan komplikasi dari tuberkulosis paru. Sejak ditemukannya pengobatan untuk tuberkulosis, angka kejadian dari laringitis tuberkulosis menjadi jarang. Kebanyakan pada kasus laringitis tuberkulosis hanya terdapat beberapa gejala ringan dari tuberkulosis paru atau sama sekali tidak menunjukkan gejala tuberkulosis paru sebelumnya. Di awal abad 20, laringitis tuberkulosis merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada laring dan sangat infeksius. Gejala yang paling sering membuat pasien datang ke rumah sakit ialah sakit tenggorokan, disfagia dengan atau tanpa odinofagia.3

• Laringitis Tuberkulosis– Etiologi

• Infeksi dari kuman Mycobacterium tuberculosis.4

– Faktor resiko

• Perokok• Alkohol• Malnutrisi• Imunodefisiensi5,6

– Patogenesis

• Infeksi kuman ke laring dapat terjadi melalui udara pernapasan, sputum yang mengandung kuman, atau penyebaran melalui aliran darah atau limfa.2,5

– Proses inflamasi akan menyebabkan perubahan pada mukosa laring seperi hiperemia dan edem. Epitel bersilia pada laring rusak, terutama pada dinding posterior, yang menyebabkan gangguan dalam pengeluaran mukus sehingga timbul reaksi untuk batuk. Mukus pada pita suara dapat menyebabkan spasme laring.4

– Gambaran klinis Secara klinis laringitis tuberkulosis terdiri dari 4 stadium, yaitu :

1. Stadium infiltrasi– Yang pertama-tama mengalami pembengkakan dan hiperemis ialah

mukosa laring bagian posterior. Kadang-kadang pita suara terkena juga. Pada stadium ini mukosa laring bewarna pucat.

– Kemudian di daerah submukosa terbentuk tuberkel, sehingga mukosa tidak rata, tampak bintik-bintik yang berwarna kebiruan. Tuberkel itu makin membesar, serta beberapa tuberkel yang berdekatan bersatu sehingga mukosa di atasnya meregang. Pada suatu saat, karena sangat meregang maka akan pecah dan timbul ulkus.

2. Stadium ulserasi– Ulkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar. Ulkus ini

dangkal, dasarnya ditutupi oleh perkijuan, serta sangat dirasakan nyeri oleh pasien.

3. Stadium perikondritis– Ulkus makin dalam, sehingga mengenai kartilago laring,

dan paling sering terkena adalah kartilago aritenoid dan epiglotis. Dengan demikian terjadi kerusakan tulang rawan sehingga terbentuk nanah yang berbau. Proses ini akan berlanjut dan terbentuk sekuester. Pada keadaan ini keadaan umum pasien sangat buruk dan dapat meninggal dunia.

– Bila pasien dapat bertahan maka proses ini berlanjut dan masuk dalam stadium terakhir yaitu stadium fibrotuberkulosis.

4. Stadium fibrotuberkulosis– Pada stadium ini terbentuk fibrotuberkulosis pada

dinding posterior, pita suara dan subglotik.2

10.Pemeriksan penunjang?1. Laringoskopi fibreoptik.2. Stroboskopi (videolaryngostroboscopy)3. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran dari pergerakan laring4. Pemeriksaan untuk mengukur produksi suara seperti amplitudo, range, pitch dan

efisiensi aerodinamik5. Pemeriksaan darah

Meliputi hitung jenis dan LED, fungsi tiroid, nilai C1 esterase inhibitor untuk pembengkakan pita suara dan diduga angioedema, serta pemeriksaan reseptor asetilkolin untuk suara parau yang diduga disebabkan miastenia gravis.

6. Kultur hidung dan sputum7. Foto torak x ray jika ditemukan paralisis pita suara pada pemeriksaan laringoskopi8. CT scan dada

Ct scan dan MRI jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan neurologis9. USG tiroid untuk mendeteksi kanker tiroid yang menyebabkan paralisis pita suara

11.Penatalaksanan?

• Terapi pada laringitis akut berupa mengistirahatkan pita suara, antibiotik, mnambah kelembaban, dan menekan batuk. Obat-obatan dengan efek samping yang menyebabkan kekeringan harus dihindari. Penyayi dan para profesional yang mengandalkan suara perlu dinasehati agar membiarkan proses radang mereda sebelum melanjutkan karier mereka. Usaha bernyayi selama proses radang berlangsung dapat mengakibatkan perdarahan pada laring dan perkembangan nodul korda vokalis selanjutnya.6

• Terapi pada laringitis kronis terdiri dari menghilangkan penyebab, koreksi gangguan yang dapat diatasi, dan latihan kembali kebiasaan menggunakan vocal dengan terapi bicara. Antibiotik dan terapi singkat steroid dapat mengurangi proses radang untuk sementara waktu, namun tidak bermanfaat untuk rehabilitasi jangka panjang. Eliminasi obat-obat dengan efek samping juga dapat membantu.6

12.Komplikasi?

Recommended