View
46
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
pemboran
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap kick pasti didahului oleh tanda-tanda atau gejala-gejala di permukaan.
Maka pekerja bor sangat perlu untuk mengetahui tanda-tanda ini. Karena kunci utama
dari keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para pekerja bor bisa
mengetahui tanda-tanda kick secara dini.
Apabila dibiarkan atau terlambat mengetahuinya dapat menimbulkan blow out
atau susah dalam untuk mengatasinya. Apabila tanda-tanda kick ini bisa diketahui
secara dini maka para pekerja bor bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan
langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk mengatasinya..
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami
mengenai pengenalan dan apa-apa saja yang berhubungan dengan mekanika fluida.
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN: Berisi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, dan
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN: Sebab-sebab terjadi kick, Tanda-tanda terjadi kick,
Latihan pengendalian sumur
BAB III PENUTUP: Berisi Kesimpulan dan Saran
KELOMPOK IV Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sebab-sebab terjadinya kick
Kick atau tendangan bisa terjadi apabila tekanan formasi lebih besar dari
tekanan hidrostatis lumpur di dalam lubang bor.
Dengan adanya tekanan formasi yang lebih tekanan hidrostatis lumpur,
menyebabkan fluida formasi (minyak, gas atau air) mengalir masuk ke dalam lubang
bor dan akan mendorong lumpur keluar dari dalam lubang bor.
Tekanan hidrostatis lumpur sangat penting peranannya untuk mengimbangkan
tekanan formasi. Tekanan hidrostatis lumpur tergantung kepada :
1. Berat jenis lumpur
2. Tinggi kolom lumpur
Rumus dari tekanan hidrostatis lumpur adalah sebagai berikut :
Ph = 0,052 h ……………………………………………………….. (1)
Dimana :
Ph = tekanan hidrostatis lumpur, psi
Y = berat jenis lumpur ppg
H = ketinggian kolom lumpur, ft
0,052 = faktor konversi
KELOMPOK IV Page 2
Bentuk lain dari rumus di atas adalah :
Ph = h / 10……………………………………………….. (2)
Dimana :
Ph = tekanan hidrostatis lumpur, ksc
Y = berat jenis lumpur, Kg/ltr.
h = Ketinggian kolom lumpur, m.
Berat jenis Lumpur dibuat agar dapat memberikan takanan hidrostatis sedikit lebih
besar dari tekanan formasi, supaya tidak terjadi kick.
Tekanan hidrostatis lumpur ini dibuat lebih besar 2 % sampai 10 % dari tekanan
formasi.
Tinggi Kolom Lumpur Turun
Tinggi kolom Lumpur Turun bisa disebabkan oleh dua hal yaitu :
1. Formasi rekahan secara ilmiah, atau adanya goa-goa
2. Formasi rekah secara kesalahan kerja dalam operasi pengeboran, ataupun
karena sifat-sifat lumpur yang digunakan tidak sesuai
Oleh karena hal-hal di atas akan menyebabkan masuknya lumpur ke dalam formasi
dan menyebabkan tinggi kolom Lumpur turun.
KELOMPOK IV Page 3
Formasi rekahan karena kesalahan kerja waktu operasi pengeboran disebabkan
oleh :
Squeeze Effect
Diwaktu menurunkan rangkaian pengeboran terlalu cepat, dengan lumpur
yang kental dan clearance yang kecil, akan terjadi Squeeze Effect atau efek tekanan,
lumpur akan menekan ke formasi. Apabila formasi tidak kuat menahan tekanan
hidrostatis lumpur, sehingga formasi akan pecah dan lumpur akan masuk kedalam
formasi.
Pemompaan yang mengejut
Disaat melakukan pemompaan secara mengejutkan akan menimbulkan
tekanan yang tinggi dapat mengakibatkan formasi tidak kuat, sehingga formasi akan
pecah.
2.2 Sifat-sifat Lumpur yang Digunakan Tidak Sesuai :
Berat Jenis Lumpur yang Tinggi
Kesalahan perkiraan tekanan formasi, dibuat lumpur dengan berat jenis yang
tinggi. Hal ini akan menyebabkan tekanan hidrostatis lumpur yang tinggi serta
tekanan sirkulasi yang tinggi pula. Bila formasi tidak kuat menahannya, maka formasi
akan pecah.
Viscositas Lumpur yang tinggi
Viscositas lumpur yang tinggi dapat menyebabkan squeeze effect dan swabb
effect. Disamping itu dapat mengakibatkan gesekan aliran lumpur menjadi besar. Hal
KELOMPOK IV Page 4
ini menyebabkan pressure loss (kehilangan tekanan) menjadi besar pula. Sehingga
tekanan lumpur disaat sirkulasi menjadi besar dan bila formasi tidak kuat maka
formasi akan pecah.
Gelstrength yang tinggi
Apabila pengeboran berhenti yaitu misalnya pada waktu cabut masuk rakaian
pipa bor. Lumpur akan membuat Gelstrength tinggi akan menyebabkan tekanan awal
sirkulasi yang dibutuhkan tinggi pula untuk memecah gel tersebut. Sehingga bila
formasi tidak kuat menahan tersebut formasi akan pecah.
Lupa mengisi annulus
Pada waktu mencabut rakaian pipa, volume lumpur di dalam lubang bor akan
berkurang. Apabila lupa mengisi annulus, maka tinggi kolom lumpur di dalam lubang
akan turun, sehingga tekanan hirostatis Lumpur akan menurun akibatnya akan terjadi
kick.
2.3 Tekanan Formasi Abnormal
Formasi yang abnormal adalah bila gradient tekanan formasi lebih besar 0,465 psi/ft.
Dalam merencanakan lumpur dianggap tekanan yang akan ditembus adalah normal.
Apabila menembus formasi abnormal tekanan hidrostatis lumpur yang direncanakan
akan lebih kecil dari tekanan formasi, sehingga akan terjadi kick.
KELOMPOK IV Page 5
2.4 Penyebab Formasi Bertekanan Abnormal :
Patahan (faults)
Patahan akan mengangkat formasi ke atas. Pada gambar 1a, diperlihatkan
suatu formasi dengan kedalam D1 mempunyai tekanan normal P1. Akibat dari patahan
formasi tersebut terangkat sampai kedalam D2 (gambar 1 b)
Diwaktu membor untuk kedalam D2, yang ternyata tidak normal. Sebagai
contoh untuk kedalam 2000 feet, mempunyai tekanan formasi 930 psi. Formasi
tersebut mengalami patahan, dan terangkat sampai kedalam 1500 ft.
Diwaktu melakukan pengeboran, pada kedalaman 1500 ft tekanan formasi
diperkirakan hanya 1500 ft x 0,4665 psi/ft = 679,5 psi. maka terjadi kick pada
kedalam 1500 ft.
KELOMPOK IV Page 6
Struktur Reservoir yang Luas
Suatu reservoir yang luas dan terdapat gas cap (tudung gas) dipuncaknya,
akan menjadi tekanan yang abnormal diwaktu menembus formasi gas tersebut.
Gas cap ini mempunyai reservoir air yang berada di bawahnya. (Lihat gambar 2).
KELOMPOK IV Page 7
Suatu lapisan formasi yang mempunyai sumber air yang letaknya lebih tinggi,
dan air mendorong suatu reservoir minyak atau gas, akan menyebabkan reservoir
minyak dan gas mempunyai takanan yang abnormal (gambar 3)
KELOMPOK IV Page 8
Gambar 3. Gambaran suatu struktur antiklin reservoir minyak yang didesak oleh air
Reservoir minyak bila di bor akan mengalami tekanan abnormal dan terjadi
kick. Hal ini karena minyak didorong oleh air.
Massive Shale
Untuk formasi shale yang cukup tebal sering menahan pergerakan air yang
ada didalamnya. Air ini terjebak karena shale merupakan lapisan yang impermeable
atau tidak dapat mengalirkan fluida didalamnya. Sehingga air yang terjebak didalam
lapisan shale akan bertekanan yang tinggi.
KELOMPOK IV Page 9
Begitu juga dengan gas dan minyak yang terjebak didalam lapisan shale,
fluida ini tidak dapat lari kemana-mana. Karena tekanan over bourden yang besar, gas
dan minyak ini.
Berkembang mempunyai tekanan yang tinggi. Di waktu menembus puncak formasi
shale ini formasinya keras. Selanjutnya formasi shale berangsur-angsur menjadi lebih
lunak, diiringi oleh pertambahan penetration rate (laju pengeboran).
Lensa-lensa Pasir
Lensa-lensa pasir yang terdapat dalam lapisan shale yang tebal, umumnya
mempunyai tekanan yang tinggi. Diawal terbentuknya formasi shale, masih terdapat
fluida didalamnya. Dengan bertambahnya tekanan overbouden yang diderita oleh
formasi shale, maka permeabilitas serta porositasnya berkurang, dan akhirnya
menjadi nol. Fluida yang semula berada didalam shale lari masuk kedalam lensa-
lensa pasir. Sehingga lensa-lensa pasir.
Gambar. . .
KELOMPOK IV Page 10
2.5 Komunikasi Tekanan Antar Lapisan
Suatu sumur mempunyai atau menembus dua lapisan pasir atau lapisan yang porous
dan permeable.
Lapisan atas semula bertekanan normal dan lapisan di bawahnya bertekanan
abnormal. Karena adanya komunikasi tekanan antar dua lapisan maka lapisan di atas
menjadi berekanan abnormal. Pengeboran sumur baru dilakukan tidak jauh dari
sumur sebelumnya, sehingga pada waktu menembus formasi porous pertama, terjadi
kick karena lumpur yang dipersiapkan hanya untuk mengimbangi tekanan normal.
Setelah diselidiki kick terjadi dikarenakan tekanannya yang berasal dari formasi yang
abnormal. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5.
KELOMPOK IV Page 11
2.6 Tanda-Tanda kick:
Drilling Break
Drilling break adalah bertambahnya kecepatan laju pengeboran secara mendadak,
karena menembus lapisan yang porous dan permeable. Drilling break juga bisa pada
formasi yang bertekanan tinggi. Tekanan tinggi dari formasi ini akan menyebabkan
cutting (serpih bor) mudah terlepas dan terangkat ke atas. Hal ini juga akan
menyebabkan naiknya kecepatan laju pengeboran. Jadi drilling break merupakan
salah satu tanda bahwa bit sedang menembus formasi bertekanan abnormal atau
bertekanan tinggi yang dapat menimbulkan terjadinya kick. Perlu diketahui bahwa
terjadinya drilling break tidak selalu menandakan telah terjadinya kick dalam lubang
bor, walaupun begitu drilling break harus selalu di waspadai untuk mengetahui
KELOMPOK IV Page 12
terjadinya kick atau tidak. Drilling break dapat terjadi juga karena bit terperosok ke
dalam goa-goa ataupun menembus yang rekah-rekah.
Bertambahnya Kecepatan Aliran Lumpur
Bertambahnya kecepatan aliran dari dalam lubang bor disebabkan masuknya fluida
formasi ke dalam lubang bor, kecepatan lumpur ini bisa dilihat pada flow sensor yang
dipasang di flow line.
Volume Lumpur Di dalam Tangki Bertambah
Dengan bertambahnya volume lumpur di dalam tangki lumpur menunjukkan bahwa
fluida formasi sudah masuk kedalam bor. Hal ini bisa diketahui dengan mengamati
langsung ke tangki lumpur atau dari mud volume totalizer (PVT)
Berat Jenis Lumpur Turun
Turunnya berat jenis lumpur pengeboran disebabkan oleh fluida yang bercampur
dengan lumpur sehingga berat jenis lumpur yang keluar dari lubang akan lebih kecil
dari berat jenis lumpur yang masuk ke dalam lubang.
Stroke Pemompaan Lumpur Bertambah
Kalau fluida formasi masuk ke dalam lubang dan bercampur dengan lumpur di
annulus maka penahan dorongan pompa akan berkurang. Dengan demikian karena
yang didorong ringan maka stroke pemompaan bertambah.
Tekanan Sirkulasi Lumpur Turun
Bila terjadi kick, fluida formasi akan bercampur dengan lumpur di annulus. Maka
berat jenis lumpur akan turun, dengan turunya berat jenis lumpur ini, tekanan
hidrostatis akan turun pula. Maka tekanan sirkulasi akan turun juga karena tekanan
yang diperlukan untuk mendorong lumpur di annulus makin tinggi.
KELOMPOK IV Page 13
Temperature Lumpur
Temperature lumpur pada flowline dapat pula menunjukkan kemungkinan adanya
tekanan tinggi. Pada kondisi normal, kenaikkan temperature mengikuti pola yang
normal, ialah kenaikkan yang kontinyu sesuai dengan kedalaman. Bila kita
menjumpai kenaikkan temperature yang tidak mengikuti pola tersebut berarti
mungkin kita menjumpai formasi dengan tekanan tinggi.
Perubahan temperature ini adakalanya tampak jelas, adakalanya tidak. Pada
pengeboran di laut dalam perbedaan temperature ini dapat berkurang oleh pengaruh
pendingin lumpur oleh air laut selama melewati pipa riser.
Gas Cut Mud
Adanya gas di dalam lumpur atau sering di sebut sebagai “Gas Cut Mud” merupakan
suatu pertanda bahwa terjadi suatu yang tidak normal di dalam lubang bor.
Gas ini dapat mengurangi berat lumpur secara drastic. Memang, gas ini tidak selalu
berbahaya, tergantung asal gas tersebut.
Namun kita harus tahu adanya serta asal gas tersebut untuk penanganan secara benar.
2.7 Gas dalam Lumpur:
- Pengeboran menembus formasi yang mengandung gas (Back Ground Gas)
Disini gas berasal dari formasi yang ditembus. Gas tetap ada meskipun berat lumpur
cukup. Jumlah gasi ini tergantung dari ukuran lubang bor, kecepatan pengeboran,
porositas, saturasi gas, tekanan formasi dan tekanan hidrostatis lumpur.
Bila kita menembus formasi gas ini berbahaya bila kecepatan penetrasi terlalu tinggi.
Adakalanya gas berada dalam shale yang relative tidak permeable, dan sering
KELOMPOK IV Page 14
bertekanan tinggi. Gas dilepaskan dari serbuk bor. Dalam keadaan pompa berhenti
(observasi) bisa juga ada aliran. Tetapi biasanya diikuti dengan runtuhnya dinding
lubang bor.
Adakalanya pula dalam lubang shale ini dijumpai lensa yang mengandung gas, yang
biasanya mempunyai tekanan yang sangat tinggi dan dapat menyebabkan smburan
liar
- Connection Gas
Pada penyambungan pipa sering terdapat gas atau udara yang terjebak didalam sistim
sirkulasii. Dapat juga terjadi swab effect atau penyedotan pada waktu mengangkat
pahat. Mungkin gas ini jumlahnya sedikit, namun tetap harus diwaspadai.
Connection gas ini akan muncul dipermukaan pada akhir satu sirkulasi. Hal ini tidak
terlalu berpengaruh pada masalah overbalance, meskipun lumpu yang keluar menjadi
sangat ringan. Namun setelah lumpur keluar, jumlah gas harus selalu sama dengan
back ground gas. Bila ternyata konsentrasi tetap tinggi atau bahkan naik, ini berarti
telah terjadi kondisi underbalance.
Connection gas ini bisa dicegah bila overbalance cukup tinggi, atau mencabut pipa
tidak terlalu cepat.
Namun demikian adanya connection gas ini dapat dipakai sebagai indicator tekanan
formasi bila overbalance kecil.
- Gas dari formasi
Ini dapat terjadi bila kita menembus formasi yang mengandung gas, dan dalam
kondisi tekanan hidrostatis lumpur lebih kecil daripada tekanan formasi (PH<PF).
Dalam hal ini lumpur akan tetap mengalir dari lubang bor meskipun pompa sudah
mati.
KELOMPOK IV Page 15
Sloughing Shale
Adakalanya dijumpai serbuk bor yang ukurannya kasar, lebih besar dari biasanya. Hal
ini suatu pertanda bila perbedaan antara tekanan hidrostatis lumpur dan tekanan
formasi berkurang, atau berarti kenaikkan tekanan formasi. Hal ini dapat tampak pada
formasi shale.
Shale Density
Indikasi tekanan formasi dapat juga dilihat dari serbuk bor, khusunya shale. Dalam
hal ini yang dapat menjadi indikasi antara lain berat, bentuk dan ukuran serbuk bor.
Serbuk shale yang kasar, merupakan gejala adanya tekanan tinggi, seperti shale ini
juga mestinya makin dalam density juga makin besar. Tetapi bila selanjutnya tidak
semakin besar (terjadi penyimpangan), maka berarti masuk pada formasi dengan
tekanan tinggi.
Flow Properties
Adanya gas dalam lumpur tidak mengubah lumpur secara kimiawi, tetapi mengubah
viscosity dan density dipermuakaan.
Tetapi air formasi akan mengubah secara kimiawi, seperti salinity, mengurangi pH
yang selanjutnya menambah viscosity, fluida loss dan dapat mengurangi density.
Chloride Content
Kemungkinan pahat menembus formasi yang mengandung air dengan tekana tinggi.
Hal ini dapat diketahui dengan adanya ion Cl- di dalam lumpur.
Lumpur yang keluar dari lubang bor diperiksa dan dibandingkan dengan lumpur yang
masuk.
KELOMPOK IV Page 16
Bila formasi menembus formasi dengan tekanan tinggi, maka dapat terjadi
perubahan-perubahan pada lumpur, seperti density, resistivity, chloride ion content,
pH, dll.
Semua tanda-tanda yang telah diuraikan pada halaman-halaman sebelumnya adalah
tanda-tanda yang terjadi pada waktu sedang member.
Tanda-tanda kick pada waktu tripping atau sedang cabut /masuk adalah
sebagai berikut:
- Pada waktu mencabut rangkaian pipa, volume lumpur yang dimasukkan lebih
sedikit dari volume rangkaian pipa bor yang dikeluarkan.
- Terlihat adanya aliran dari dalam lubang.
- Waktu menurunkan rangkaian pipa bor, volume lumpur yang keluar lebih
banyak dari volume rangkaian pipa yang di masukkan.
2.8 Well Control Drill
Selama operasi-operasi yang relevan, latihan pengendalian sumur harus
dilaksanakan sekurang-kurangnya seminggu sekali, atau lebih sering jika Senior
Toolpusher menganggap perlu.
Latihan pengendalian sumur harus dilakukan di bawah pengawasan Senior
Toolpusher atau sesuai dengan disainnya, dan harus disusun untuk melibatkan seluruh
anggota crew dengan tugas masing-masing, sehingga dalam suatu insiden
pengendalian sumur mereka dapat melaksanakan dalam secara langsung dengan
efisien. Latihan pengendalian sumur harus dimulai pada waktu-waktu yang mendadak
(tidak terjadwal) jika kondisi lubang dan operasi memungkinkan.
Setiap anggota crew harus diberi rencana latihan pengendalian sumur yang dapat
diterapkan pada suatu lokasi pengeboran tertentu, yang mencantumkan tugas-tugas
KELOMPOK IV Page 17
yang harus dilakukan masing-masing selama latihan, dan pencapaian waktu yang
telah ditetapkan untuk setiap tahap latihan.
Jadwal latihan harus dipilih sedemikian rupa sehingga semua crew dapat
mempraktekkan latihan pada saat pahat di dasar sumur dan pada saat pekerjaan cabut
masuk pipa.
Yang harus di tulis dalam laporan IADC adalah:
- Jenis latihan
- Selang waktu reaksi dari saat kick disimulasikan sampai anggota crew yang di
tugasi siap untuk memulai prosedur menutup sumur.
- Total waktu yang digunakan untuk menyelasaikan latihan.
Latihan Diverter
Jika instruksi yang ditempel adalah untuk mengatasi kick dengan diverter, latihan ini
sangat penting karena hanya ada sedikit waktu untuk bereaksi. Tindakan-tindakan
yang diambil oleh Driller dan crew-nya harus direncanakan dan dipraktekan.
Latihan diverter harus dilakukan untuk memperpendek waktu reaksi crew dan untuk
membuktikan operasi dari seluruh peralatan system diverter. Latihan harus dilakukan
sebelum mengebor trayek surface casing.
Untuk setiap rig/sumur harus dipersiapkan latihan khusus diverter secara detail yang
harus meliputi:
- Simulasi mengalihkan aliran dari sumur sesuai dengan prosedur diverter
(termasuk menyiapkan isapan pompa-pompa ke tangki lumpur berat)
- Memerintahkan petugas-petugas yang diperlukan ke posisi yang telah
ditentukan.
KELOMPOK IV Page 18
- Memerintahkan pekerja-pekerja yang tidak diperlukan ke tempat berkumpul
(muster point) atau ke tempat yang di tentukan sesuai dengan Rencana
Menghadapi Keadaan Darurat (Emergency Response Plan)
- Simulasi “siap untuk lepas dan keluar dari lokasi” unutk floating rig.
Latihan ini harus dilakukan setiap crew pada awal setiap tour selama fase/tahap
sumur semacam ini untuk membiasakan seluruh pekerja dengan tindakan-tindakan
yang tepat dan seketika yang harus diambil.
Kick Saat Pekerjaan Tripping (Trip Drill)
Latihan ini hanya boleh dilakukan pada waktu BHA berada di dalam casing (tetapi
tidak didalam atau di atas BOP)
Driller dan crew harus melakukan seluruh langkah-langkah berikut untuk
mengamankan sumur:
Drille harus mengetahui indikasi kick dan memperingatkan crew-nya.
Turunkan rangkaian pipa bor dan dudukan di slip. Pasang safety valve dengan
posisi terbuka. Tutup safety valve.
Simulasikan penutupan sumur dengan Annular Preventer (untuk subsea BOP,
sebaiknya Annular Preventer sebelah atas).
Simulasikan pembukaan HCR/valve di choke line BOP.
Sambungkan kick assembly dari top drive/Kelly ke pipa bor dan buka safety
valve.
Angkat rangkaian pipa bor sampai posisi space-out dari Annular Preventer
yang telah ditentukan.
Buka dan atur compensator ke mid-stroke (pada flating rig)
Baca dan catat SIDPP dan SICP
Ukur penambahan volume (gain) di tangki lumpur aktif.
KELOMPOK IV Page 19
Persiapkan untuk pekerjaan stripping pipa, termasuk mengatur posisi
peralatan sesuai dengan kebutuhan, membertahu tanggungjawab masing-
masing pekerja dan mempersiapkan lembar-lembar kerja (worksheets) dan
instruksi-instruksi.
Kick Saat Mengebor
Latihan ini dapat dilakukan baik pada open hole atau pada cased hole. Jika latihan
dilakukan pada open hole, sumur tidak boleh ditutup.
Driller dan crew harus melaksanakan tugas-tugas ini dengan lengkap untuk
mengamankan sumur:
- Kenali/ketahui tanda-tanda kick dan peringatkan crew.
- Angkat pahat dari dasar sumur.
- Matikan pompa-pompa.
- Check aliran. Jika trip tank dapat diukur isinya dengan cepat (dari jarak jauh),
check aliran dari sumur di trip tank, dengan trip tank disirkulasi.
- Sirkulasikan penutupan sumur dengan Annular Preventer. Jangan menutup
sumur jika sumur open hole.
- Simulasikan pembukaan HCR/valve di choke line BOP stack.
- Simulasikan pengesetan DSC pada mid-stroke (floating rig)
- Baca dan catat SICP dan SIDPP
- Ukur penambahan volume (gain) di tanki lumpur aktif.
- Check ulang apakah space-out sudah benar, simulasikan penggantungan (hang
off) rangkaian pipa bor, kemudian tutup dan kunci ram penggantung (hang off
rams), (pada floating rig)
- Check semua valve di chocke manifold dan BOP stack, apakah posisinya
sudah benar.
- Simulasikan penghentian semua pekerjaan panas (hot work).
KELOMPOK IV Page 20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunci utama dari keberhasilan pencegahan semburan liar ini adalah apabila para
pekerja bor bisa mengetahui tanda-tanda kick secara dini.
Apabila dibiarkan atau terlambat mengetahuinya dapat menimbulkan blow out
atau susah dalam untuk mengatasinya. Apabila tanda-tanda kick ini bisa diketahui
secara dini maka para pekerja bor bisa mempunyai kesempatan untuk melakukan
langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk mengatasinya..
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kebaikan kita semua dan untuk penulis khususnya, sehingga
laporan ini dapat lebih sempurna dan juga Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca, Amin.
KELOMPOK IV Page 21
Recommended