View
299
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
1/32
1
MAKALAH
TENTAMINA
SUICIDE
Di Susun Oleh :
Putu irmayani
Ririn sulastri
Sri wahyuni
Tuhfah romdoni
Yana octavira firdaus
Yoni setioningsih
Yulia safwati
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2013
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
2/32
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
selaku penyusun akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah Komunitas dengan
judul Tentamina Suicide sebagai tugas kelompok dalam semester ini.
Tujuan dari penulisan makalah seminar ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa. Makalah ini disusun dari berbagai sumber reverensi
yang relevan, baik buku-buku diktat kedokteran, keperawatan, dari internet dan lain
sebagainya. Tidak lupa ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada semua pihak
yang membantu terselesaikannya makalah ini.
Tentu saja sebagai manusia, penyusun tidak dapat terlepas dari kesalahan.
Karena itu penyusun merasa perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa
kurang.
Kelompok mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi
perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat
diperbaiki di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik
bagi kelompok sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Mataram, desember 2013
Penyusun
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
3/32
3
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang ................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2C. Tujuan ........................................................................................... 2D. Manfaat .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Tentamen Suicide ............................................................ 3B. Etiologi .......................................................................................... 3C. Jenis-jenis tentamen Suicide ......................................................... 8D. Penilaian Bunuh Diri ..................................................................... 9E. Tanda dan Gejala........................................................................... 11F. Faktor Resiko ................................................................................ 11G. Patofisiologi .................................................................................. 12H. Komplikasi .................................................................................... 13I. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 13J. Asuhan Keperawatan Tentamen Suicide ...................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 26B. Saran .............................................................................................. 27
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
4/32
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSetiap kehidupan yang dialami manusia selalu mengalami fluktuasi
dalam berbagai hal. Berbagai stressor baik fisik, psikologis maupun social
mampu mempengaruhi bagaimana persepsi seorang individu dalam
menyikapi kehidupan. Hanya individu dengan pola koping yang baik yang
mampu mengendalikan stressor-stressor tersebut sehingga seorang individu
dapat terhindar dari merilaku maladaptive. Selain faktor pola koping, faktor
support system individu sangat memegang peranan vital dalam menghadapi
stressor tersebut.
Individu yang mengalami ketidakmampuan dalam menghadapi
stressor disebut individu yang berperilaku maladaptive, terdapat berbagai
macam jenis perilaku maladaptive yang mungkin dialami oleh individu, dari
yang tahap ringan hingga ke tahap yang paling berat yaitu Tentamen suicide
atau percobaan bunuh diri. Menurut ahli, Bunuh diri merupakan kematian
yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan &
Berjamin J. Sadock, 1998). Seorang individu yang mengalami tentamen
suicide biasanya mengalami beberapa tahap sebelum dia melakukan
percobaan bunuh diri secara nyata, Pertama kali biasanya klien memiliki
mindset untuk bunuh diri kemudian biasanya akan disampaikan kepada
orang-orang terdekat. Ancaman tersebut biasanya dianggap angin lalu, dan
ini adalah sebuah kesalahan besar. Selanjutnya klien akan mengalami
bargaining dengan pikiran dan logikanya, tahap akhir dari proses ini biasaya
klien menunjukan tindakan percobaan bunuh diri secara nyata.
Keperawatan kegawatdaruratan dalam kasus tentamen suicide
berfokus pada penanganan klien setelah terjadinya upaya nyata dari klien
yang melakukan percobaan bunuh diri sehingga tidak berfokus pada aspek
psikologi dan psikiatri dari klien dengan tentamen suicide.
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
5/32
5
B. Rumusan Masalah1. Pengertian tentamine suicide2. Rentang respon ?3. Etiologi tentamine suicide?4. Jenis-jenis tentamen suicide?5. Klasifikasi atau penilaian bunuh diri atau tentamen suicide?6. Tanda dan gejala?7. Factor-faktor yang mempengaruhi?8. Patofisiologi?9. Komplikasi?10.Pemeriksaan penunjang?11.Asuhan keperawatan tentamen suicide?
C. Tujuan1. Tujuan umum
Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk
mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan khususnya
pada mata kuliah keperawatan Neurobehavior II tentang asuhan
keperawatan klien dengan tentamin suicide.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa
mengetahui definisi alzheimer, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,
pemeriksaan diagnostik dari alzheimer, penatalaksanaan medis dan asuhan
keperawatan klien tentamin suicide.
D. Manfaat1. Bagi penulis yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan penampilan
penyusunan dan menerapkan askep terhadap pasien yang mengalami
tentamina suicide.
2. Sebagai bahan masukkan dan pengembangan pengetahuan bagi institusipendidikan
3. Sebagai penambah wawasan dan pedoman bagi tenaga kesehatan dalammemberikan asuhan pada pasien yang mengalami tentamin suicide.
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
6/32
6
BAB II
PEMBAHASAN
TENTAMEN SUICIDE
A. Definisi Tentamina SuicideBunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku
sendiri secara sengaja (Harold I, Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan (Budi Anna Kelihat, 1991)
Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktifitas yang jika tidak dicegah
dapat mengarah kepada kematian (Gail Wiscara Stuart, dan Sandra, J.
Sundeen, 1998).
Ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan
depresif sering terjadi pada remaja ( Harold Kaplan, Sinopsis Psikiatri,1997).
Bunuh diri adalah, perbuatan menghentikan hidup sendiri, yang
dilakukan oleh individu itu sendiri. Namun, bunuh diri ini dapat dilakukan
pula oleh tangan orang lain. Misal : bila si korban meminta seseorang untuk
membunuhnya, maka ini sama dengan ia telah menghabisi nyawanya sendiri.
Dimana, Menghilangkan nyawa, menghabisi hidup atau membuat diri
menjadi mati oleh sebab tangan kita atau tangan suruhan, adalah perbuatan-
perbuatan yang termasuk dengan bunuh diri. Singkat kata, Bunuh diri adalah
tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan menggunakan segala macam
cara.
B. Rentang respon
Adaptif maladaptive
Peningkatan pertumbuhan perilaku pencedraan bunuh
diri Peningkatan destruktif diri diri diri
Beresiko langsung
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
7/32
7
C. Etiologi1. Penyebab bunuh diri pada anak
a. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaanb. Situasi keluarga yang kacauc. Perasaan tidak disayang atau selalu dikritikd. Gagal sekolahe. Takut atau dihina di sekolahf. Kehilangan orang yang dicintaig. Dihukum orang lain
2. Penyebab bunuh diri pada remajaa. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
b. Sulit mempertahankan hubungan interpersonalc. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaand. Perasaan tidak dimengerti orang laine. Kehilangan orang yang dicintaif. Keadaan fisikg. Masalah orang tuah. Masalah seksuali. Depresi
3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswaa. Self ideal terlalu tinggi
b. Cemas akan tugas akademik yang banyakc. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih
sayang orang tua.
d. Kompetisis untuk sukses4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
a. Perubahan status dari mandiri ke tergantungb. Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsic. Perasaan tidak berarti di masyarakat.d. Kesepian dan isolasi sosiale. Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)f. Sumber hidup berkurang.
5. Pernyataan yang salah tentang bunuh diri (mitos)
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
8/32
8
Banyak pernyataan yang salah tentang bunuh diri yang harus
diketahui perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan tingkah laku bunuh diri.
1. Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk menarik perhatian
dan tidak perlu dianggap serius. Semua perilaku bunuh diri harus
dianggap serius.
2. Bunuh diri tidak memberi tanda, delapan dari 10 individu memberi
tanda secara verbal atau perilaku sebelum melakukan percobaan
bunuh diri.
3. Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien hal yang
paling penting dalam perencanaan keperawatan adalah pengkajian
yang akurat tentang rencana bunuh diri klien.
4. Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan tidak ada data dan hasil
riset yang membantu pendapat ini karena pola perilaku bunuh diri
bersifat individual.
SIRS (Suicidal Intention Rating Scale)
Skor 0 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang
Skor 1 : Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak
mengancam bunuh diri.
Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan
bunuh diri.
Skor 3 : Mengancam bunuh diri, misalnya Tinggalkan saya sendiri
atau saya bunuh diri.
Skor 4 : Aktif mencoba bunuh diri.
Adapun beberapa factor lain Penyebab perilaku bunuh diri
dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Factor genetic
Ada yang berpikir bahwa bawaan genetik seseorang dapat
menjadi faktor yang tersembunyi dalam banyak tindakan bunuh
diri. Memang gen memainkan peranan dalam menentukan
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
9/32
9
temperamen seseorang, dan penelitian menyingkapkan bahwa
dalam beberapa garis keluarga, terdapat lebih banyak insiden
bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga lainya
Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar.
Dalam otak. miliaran neuron berkomunikasi secara
elektrokimiawi. Di ujung-ujung cabang serat syaraf, ada celah
kecil yang disebut sinapsis yang diseberangi oleh neurotransmiter
yang membawa informasi secara kimiawi. Kadar sebuah
neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan
biologis seseorang terhadap bunuh diri. Buku Inside the Brain
menjelaskan, Kadar serotonin yang rendah dapat melenyapkan
kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang pada
keberadaanya serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh diri..
Akan tetapi, faktor genetik tidak bisa dijadikan alasan yang
mengharuskan seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri
b. Factor keperibadian
Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu
punya potensi untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor
kepribadian. Para ahli mengenai soal bunuh diri telah
menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai
orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus
meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang
mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang
memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya
menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang
berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain
membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman
Lum).
Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice
menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat
untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak
memberi rasa aman, lingkungan keluarganya menolak dan tidak
hangat, sehingga anak yang dibesarkan di dalamnya merasakan
kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
10/32
10
Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini
disebut faktor predisposesi (faktor bawaan). Dengan memahami
konteks yang demikian, dapatlah kita katakan bahwa akar masalah
dari perilaku bunuh diri sebenarnya bukanlah seperti masalah-
masalah yang telah disebutkan di atas (ekonomi, putus cinta,
penderitaan, dan sebagainya). Sebab masalah-masalah tersebut
hanyalah faktor pencetus/pemicu (faktor precipitasi). Menurut
Widyarto Adi Ps, seorang psikolog, seseorang akan jadi
melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, pemicu
(trigger)-nya, memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh
diri yang muncul tiba-tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama
sekali. Akumulasi persoalan fase sebelumnya akan terpicu oleh
suatu peristiwa tertentu.
c. Factor psikologis
Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah kurangnya
dukungan sosial dari masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan,
kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan
konflik berat yang memaksa masyarakat mengungsi. Psikologis
seseorang sangat menentukan dalam persepsi akan bunuh diri
sebagai jalan akhir/keluar. Dan psikologis seseorang tersebut juga
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor tertentu juga.
d. Factor ekonomi
Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang bisa menjadi
faktor seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Ekonomi sangat
berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang. Menurut
riset, sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/
bunuh diri adalah karena masalah keuangan/ekonomi. Mereka
berangggapan bahwa dengan mengakhiri hidup, mereka tidak
harus menghadapi kepahitan akan masalah ekonomi. Contohnya,
ada seorang ibu yang membakar dirinya beserta ananknya karena
tidak memiliki uang untuk makan. Berdasarkan contoh tersebut,
para pelaku ini biasanya lebih memikirkan menghindari
permasalahan duniawi dan mengakhir hidup.
e. Gangguan mental dan kecanduan
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
11/32
11
Gangguan mental merupakan penyakit jiwa yang bisa membuat
seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Mereka tidak
memikirkan akan apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri
hidup mereka, karena sistem mental sudah tidak bisa bekerja
dengan baik. Selain itu ada juga gangguan yang bersifat
mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar, scizoprenia dan
penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Penelitian di Eropa dan
Amerika Serikat memperlihatkan bahwa lebih dari 90 persen
bunuh diri yang dilakukan berkaitan dengan gangguan-gangguan
demikian. Bahkan, para peneliti asal Swedia mendapati bahwa di
antara pria-pria yang tidak didiagnosis menderita gangguan
apapun yang sejenis itu, angka bunuh diri mencapai 8,3 per
100.000 orang, tetapi di antara yang mengalami depresi, angkanya
melonjak menjadi 650 per 100.000 orang! Dan, para pakar
mengatakan bahwa faktor-faktor yang mengarah ke bunuh diri
ternyata serupa dengan yang di negeri-negeri timur. Namun,
sekalipun ada kombinasi antara depresi dan peristiwa -peristiwa
pemicu, itu bukan berarti bunuh diri tidak bisa dielakan.
D. Jenis-jenis tentamen Suicidea. Ancaman Bunuh Diri
Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin
menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita
lebih lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal
melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-
pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan
terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang
kematian. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan
untuk melakukan tindakan bunuh diri.
b. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu
yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah.
c. Bunuh diri
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
12/32
12
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak
benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak
diketahui tepat pada waktunya.
E. Penilaian Bunuh DiriVariabel Resiko Tinggi Resiko Rendah
Sifat Dermografik dan
social
Usia
Jenis kelamin
Status marital
Pekerjaan
Hubungan interpersonal
Latar belakang keluarga
Lebih dari 45
Laki-laki
Cerai atau janda
Pengangguran
Konflik
Kacau atau konflik
Di bawah 45
Wanita
Menikah
Bekerja
Stabil
Stabil
Kesehatan
Fisik, Mental Penyakit kronis
hipokondriak
Pemakaian obat yang
berlebihan
Depresi berat
Psikosis
Gangguan kepribadian
berat
Penyalahgunaan zat
Putus asa
Kesehatan baik merasa
sehat
Penggunaan zat rendah
Depresi ringan
Kepribadian ringan
Peminum sosial
Optimisme
Aktivitas bunuh diri
Ide bunuh diri
Sering, kuat,
berkepanjangan
Jarang, intensitas
rendah
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
13/32
13
Usaha bunuh diri Berulang kali
Direncanakan
Penyelamatan tidak
mungkin
Keinginan yang tidak ragu-
ragu untuk mati
Komunikasi
diinternalisasikan
(menyatakan diri sendiri)
Metode mematikan dan
tersedia
Pertama kali
Impulsi
Penyelamatan tak
terhindarkan
Keinginan utama untuk
berubah
Komunikasi
diinternaslisasikan
(kemarahan)
Metode dengan
letalitas rendah dantidak mudah didapat
Sarana
Pribadi
Pencapaian buruk
Tilikan buruk
Afek tidak ada atau
terkendali buruk
Pencapaian baik
Penuh tilikan
Afek tersedia dan
terkendali dengan
semestinya
F. Tanda dan GejalaTak langsung
a. Merokokb. Mengebutc. Berjudid. Tindakan kriminale. Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggif. Penyalahgunaan zatg. Perilaku yang menyimpang secara sosialh. Perilaku yang menimbulkan stressi. Gangguan makan
j. Ketidakpatuhan pada tindakan medikLangsung
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
14/32
14
a. Keputusasaanb. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berhargac. Alam perasaan depresid. Agitasi dan gelisahe. Insomnia yang menetapf. Penurunan berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari
lingkungan.
G. Faktor Resikoa. Psikososial dan klinik
- Keputusasaan
- Ras kulit putih
- Jenis kelamin laki-laki
- Usia lebih tua
- Hidup sendiri
- Pernah mencoba bunuh diri
- Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri
- Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat
b. Diagnostik
- Penyakit medik umum
- Psikosis
- Penyalahgunaan zat
H. PATOFISIOLOGIDalam kehidupan, individu selalu menghadapi masalah atau stressor,
respon individu terhadap stressor, tergantung pada kemampuan menghadapi
masalah serta tingkat stress yang dialami. Dalam menghadapi masalah
seseorang dapat menggunakan respon yang adaptif maupun respon yang
maladaptive, respon seseorang yang adaptif membuat seseorang mempunyai
harapan dalam menghadapi masalah, dimana harapan tersebut menimbulkan
rasa yakin, percaya, ketetapan hati dalam menghadapi masalah dan dapat
menimbulkan ispirasi. Respon maladaptive seseorang membuat seseorang
merasa putus harapan dalam menghadapi masalah, menimbulkan rasa tidak
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
15/32
15
percaya diri dalam menghadapi masalah menyebabkan seseorang merasa
rendah diri. Jika seseorang tidak mampu mengatasi masalah kemungkinan
besar seseorang akan menjadi depresi, mengalami perasaan gagal, putus asa,
dan merasa tidak mampu dalam mengatasi masalah yang menimbulkan
koping tidak efektif. Putus harapan juga mengakibatkan seseorang merasa
kehilangan, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, depresi. Rendah diri
dan depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya bunuh diri, salah satu
percobaan bunuh diri dilakukan dengan penyalahgunaan obat, dimana obat-
obatan yang dosisnya besar dapat bersifat toksin bagi tubuh terutama
lambung. Intoksikasi dapat memacu atau meningkatkan sekresi asam
lambung, dimana asam lambung ini mengiritasi/ membuat trauma jaringan
mukosa lambung, merusak mukosa lambung, merangsang saraf. Saraf pada
lambung membuka gate kontrol menuju rangsang saraf aferen ke cortex
cerebri yang meningkatkan sensitifitas saraf nyeri, kemudian kembali ke
saraf eferen dan menimbulkan rasa nyeri, rasa nyeri ini menstimulasi nervus
vagus dan meningkatkan respon mual dan gangguan rasa nyaman, gangguan
saluran makanan pada lambung, duodenum, usus halus, usus besar, hati,
empedu dan salurannya sering memberikan keluhan di perut atas atau di
daerah epigastrium yang sering disebut dengan istilah nyeri epigastrik.
I. KomplikasiKomplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen
suicide sangat tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk
bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien dengan tentamen suicide
adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta jika
gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan
tentamen suicide.
Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat
kimia atau intoksikasi zat komplikasi yang mungkin muncul adalah diare,
pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif , sesak nafas, sianosis, edema paru
.inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya
meninggal.
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
16/32
16
Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan
menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan
terutama jaringan otak. Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok
hipovolemik yang jika tidak dilakukan resusitasi cairan dan darah serta
koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan
terjadi kegagalan multiple organ.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANGKoreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan
terapi resisitasi dan terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan
tentamen suicide. Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan
menunjukan seberapa berat syok yang dialami klien, pemeriksaan EKG dan
CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya perubahan jantung dan
perdarahan cerebral.
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
17/32
17
ASUHAN KEPERAWATAN TENTAMEN SUICIDE
1. Pengkajian pasien destruktif diriPengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang
menghina/menyakitkan. Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan,
mengatur rencana, membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik
berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri.
Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan
pemahaman letalitas dari metode yang dipilih.
Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui
Petunjuk gejala
a. Keputusasaanb. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam
perasaan depresi.
Agitasi dan gelisah
a. Insomnia yang menetapb. Penurunan berat badanc. Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosialPenyakit psikratrik
a. Upaya bunuh diri sebelumnyab. Kelainan afektifc. Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obatd. Kelainan tindakan dan depresi pada remajae. Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansiaf.
Kombinasi dari kondisi diatas.
Riwayat Psikososial
a. Baru berpisah bercerai, atau kehilanganb. Hidup sendiric. Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami
stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang
berarti, masalah sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin).
d. Penyakit medik kronik
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
18/32
18
e. Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zatFaktor-faktor kepribadian
a. Impulsif, agresif, rasa bermusuhanb. Kekakuan kognitif dan negatifc. Keputusasaand. Harga diri rendahe. Batasan atau gangguan kepribadian antisocialRiwayat keluarga
a. Riwayat keluarga berperilaku bunuh dirib. Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya.
2. Diagnosa Keperawatan1. Resiko bunuh diri2. Harga diri rendah situasional
Pohon masalah
Resiko cidera dan kematian
halusinasi
Isolasi sosial (isos) DPD
Harga diri rendah (HDR)
Koping individu inefektif
Resiko bunuh diri (RBD)
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
19/32
19
3. PerencanaanA. Resiko bunuh diri
No Tujuan Criteria hasil Intervensi
1. TUM :
Klien tidak melakukan
percobaan bunuh diri.
TUK :
Klien dapat membina
hubungan
saling percaya.
Setelahx interaksi klien
menunjukkan tanda- tanda
percaya kep ad a per awat :
Ekspresi wajah bersahabat,
Menunjukan rasa senang,
Ada kontak mata, Mau berjabat
tangan, Maumenyebutkan
nama, Mau menjawab salam ,
Mau duduk berdampingan,
dengan perawat bersedia
mengungkapkan masalah yang
dihadapi.
B in a h u b u n g an
sa l in g p e rcay a
d en g an
men g g u n ak an
p r in s ip k om un i k as i
t e rap eu t ik :
- Sapa klien denganramah baik verbal
maupun non
verbal.
- Perkenalkan nama,nama panggilan
dan tujuan perawat
berkenalan.
- Tanyakan namalengkap dan
nama penggilan
yang disukai klien.
- Buat kontrak yangjelas.
- Tunjukan sikapjujur dan menepati
janji setiap kali
berinteraksi.
- Tunjukan sikapempati dan
menerima apa
adanya.
-
Beri perhatian
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
20/32
20
2.
3.
TUK:
Klien dapat mengenal
penyebab resiko
prilaku bunuh diri.
TUK :
Klien dapat
mengidentifikasi
tanda- tanda perilaku
bunuh diri.
Setelah .x interaksi klien
menceritakan penyebab
peri lak u bunuh di ri yang
dilakukannya:
Menceritakan penyebab
klien melakukan percobaan
bunuh diri.
Setelah .x interaksi klien
menceritakan tanda-tanda saat
klien berkeinginan untuk
bunuh diri:
Tanda social :
Klien mengancamkan
kepada klien dan
masalah yang
dihadapi klien.
- Dengarkan denganpenuh perhatian
ekspresi perasaan
klien
- Bantu klienmengungkapkan
peras aan yang
menyebabkan
klien mempunyai
ide serta
melakukan
perco baan
bunuhdiri :
- Motivasi klienuntuk menceritakan
penyebab klien
mempunyai ide
bunuh diri
- Dengarkan tanpamenyela atau
member penilaian
setiap ungkapan
perasaan klien
- Bantu klienmengungkapkan
tanda-tanda
perilaku bunuh diri
yang dialaminya:
- Motivasi klien
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
21/32
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
22/32
22
mengidentifikasi
akibat tindakan yang
sudah dilakukan untuk
bunuh diri.
tindakannya:
Diri sendiri
Orang lain
Lingkungan
tersebut masalah
yang dialami klien
teratasi
- Diskusikandengan klien
akibat
negati f cara yang
dilakukan pada:
- Diri sendiri, Oranglain, Lingkungan
Strategi pelaksanaan ti ndakan keperawatan
Pasien
SP I
1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3. Melakukan kontrak treatment
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP II p
1. Mengidentifikasi aspek positif pasien
2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
SP I II p
1. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2. Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3. Megidentifikasi pola koping yang konstruktif
4. Menganjurkan pasien memilih pola koping yang konstruktif
5. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif dalam
kegiatan harian
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
23/32
23
SP IV p
1. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2. Mengidentifiksai cara mencapai rencana masa deapan yang realistis
3. Member dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis perilaku
bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan resiko bunuh
diri
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko
bunuh diri
SP I II k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga
B. Harga diri rendahNo
Dx
Tujuan Criteria hasil Intervensi
2. TUM:
Klien memiliki
konsep diri yang
positif
TUK:
klien dapat
Setelah kali interaksi,
klien menunjukkan
ekspresi wajah
bersahabat,
menunjukkan rasa
senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan,
Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik:
- Sapa kliendengan ramah
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
24/32
24
membina
hubungan saling
percY dengan
perawat
Klien dapat
mengidentifikasi
aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki.
mau menyebutkan nama,
mau menjawab salam,
klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi.
Setelah kali
berinteraksi klien
menyebutkan:
Aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki klien
Aspek positif keluarga
Aspek positif lingkungan
klien.
baik verbal
maupun
nonverbal
- Perkenalkan diridengan sopan
- Tanyakan namalengkap dan
yang disukai
klien
- Jelaskan tujuanpertemuan
- Jujur danmenepati janji
- Beri perhatianpada klien.
-Diskusikan dengan
klien tentang :
- Aspek positifyang dimiliki
klien, keluarga
dan lingkungan.
- Kemampuanyang dimiliki
Bersama klien buatdaftar tentang:
- Aspek positifklien, keluarga,
dan lingkungan.
- Kemampuanyang dimiliki
- Berikan pujian
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
25/32
25
Klien dapat menilai
kemampuan yang
dimiliki untuk
dilaksanakan.
Klien dapat
merencanakan
kegiatan sesuai
dengan
kemampuan yang
dimiliki.
Setelah kali interaksi
klien menyebutkan
kemampuan yang dapat
dilaksanakan.
Setelah.. kali interaksi
klien membuat rencanakegiatan harian.
yang realistis,
hindarkan
memberikan
penilaian
negative.
- Diskusikandengan klien
kemampuan
yang dapat
dilaksanakan
- Diskusikankemampuan
yang dapat
dilanjutkan
pelaksanaannya.
Rencanakan bersama
klien aktivitas yang
dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan
klien:
- Kegiatanmandiri
- Kegiatandengan bantuan
- Tingkatkankegiatan sesuai
dengan kondisi
klien
- Beri contoh carapelaksanaan
kegiatan yang
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
26/32
26
Klien dapat
melakukan
kegiatan sesuai
rencana yang
dibuat.
Klien dapat
memanfaat kan
system pendukung
yang ada.
Setelah kali interaksi
klien melakukan
kegiatan sesuai jadwal
yang dibuat.
Setelah kali interaksi
klien memanfaatkan
system pendukung yang
ada di keluarga.
dapat klien
lakukan.
- Anjurkan klienuntuk
melaksanakan
kegiatan yang
telah
dilaksanakan
- Pantau kegiatanyang
dilaksanakan
klien.
- Beri pujian atasusaha yang
dilakukan klien.
- Diskusikankemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
- Berikanpendidikan
kesehatan pada
kelurga tentang
cara merawat
klien dengan
harga diri
rendah.
- Bantu keluargamemberikan
dukungan
selama klien
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
27/32
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
28/32
28
SP II I k
1. Membantu keluaraga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
29/32
29
3. EvaluasiNo Diagnosa Evaluasi
1 Resiko bunuh diri S :
Klien mengatakan dirinya tidakberguna lagi dan ingin mengakhiri
hidup
O :
Klien tampak histeris Klien tidak mau makan Klien selalu menyendiri
A :
Resiko bunuh diri masih kuatP :
Pertahankan SPI pasien no 12 Harga diri rendah S:
Klien mengatakan tidak bergunaO:
Klien tampak menyendiri Klien tidak mau berinteraksi dengan
orang lain
A:
Harga diri rendah masih kuatP:
Pertahankan SP1 pasien no 1
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
30/32
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tentamin suicide merupakan perilaku menciderai diri yg dapat menimbulkan
kematian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penyebab tentamin suicide ada 3 faktor :
1. Faktor genetic dan teori biologi
2. Teori sosiologi
3. Teori psikologi
Ada 3 (tiga) jenis tentamin suicide yang bisa diidentifikasi, yakni:
1. Tentamin suicide anomik2. Tentamin suicide altrustik3. Tentamin suicide egoistic
Tanda dan gejalah tentamin suicide di bagi enjadi 2 (dua), yaitu :
a. Tak langsung
Merokok
Mengebut
Berjudi
Perilaku yang menyimpang secara sosial
Perilaku yang menimbulkan stress
b. Langsung
Keputusasaan
Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga
Agitasi dan gelisah
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya semoga
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua
mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada umumnya. Saran kami, lebih
banyak membaca untuk meningkatkan pengetahuan.
Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan
yang menyebabkan kekurangsempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi
isi maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
31/32
31
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-
perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.
8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri
32/32
DAFTAR PUSTAKA
Jenny., dkk. (2010).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan Jiwa.Medan: USU Press.
Keliat, Budi Anna. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC:Jakarta
http://meidina.blog.com/2013/03/askep-jiwa-bunuh-diri dan html
Recommended