View
82
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
tinea
Citation preview
TINEA IMBRIKATA
I. PENDAHULUAN
Tinea imbrikata merupakan dermatofitosis kronik yang biasa menyerang kulit
glabrous. Tinea ini merupakan suatu bentuk dari tinea korporis yang terbatas secara
geografis yang disebabkan oleh Trichophyton concentricum. Pertama kali dilaporkan tahun
1789 oleh William Dampier di Pulau Mindanao Filipina. Imbricata diambil dari bahasa
latin imbrex yang artinya atap rumah yang berlapis, merupakan suatu deskripsi yang tepat
untuk menggambarkan lesinya. Lesi awal berbentuk anular dengan lingkaran sisik pada
tepinya. Kemudian lesi ini makin meluas dengan daerah kulit yang kelihatannya normal
diantara lingkaran tersebut dimana lesinya bersifat eritematous, bersisik, berkumpul, dan
plak yang overlapping yang dapat menutupi seluruh permukaan tubuh.(1-5)
Nama lain tinea imbrikata, Tokelau (Samoa, Fiji), tinea konsentrik, tinea indian atau
chinese, tinea scaly, tinea elegant, tinea circinate, tinea lace, dan chimbere. Gogo dan Grille
digunakan di Polinesia, Cacapash, Shishiyotl dan Rona dipakai di Mexico dan daerah
Amerika Tengah, chimbere, rooro (Brazil), jiote (Guatemala), dan masih banyak nama
lokal lainnya. (3,4)
II. ETIOLOGI
Tinea imbrikata disebabkan oleh Tricophyton concentricum (Blanchard, 1896),
suatu dermatofita antropofilik yang tumbuh lambat di media agar Sabouraud dextrose.
Spesies ini diklasifikasikan berdasarkan Badillet sebagai faviform atau megalosporik.
Dermatofita lain biasanya tumbuh kurang lebih 1 minggu, namun spesies ini baru tumbuh
4-6 minggu, bahkan kadang sampai 8 minggu.(1,2,3,6)
Sisik pada lesi, dengan KOH, memperlihatkan septat hifa dengan sitoplasma
bergranular. Kultur di dalam medium agar Sabouraud dextrose sangat mudah untuk
terkontaminasi. Pada awalnya, koloni-koloninya berwarna putih atau merah muda cerah,
kemudian berubah menjadi berwarna coklat atau abu-abu. Pada sisi lain kultur tersebut,
awalnya berwarna kuning kemudian menjadi coklat tua akhirnya. Terdapat lekukan-
lekukan kecil yang menyebar ke pinggir, yang akhirnya menghasilkan gambaran
serebriform. Pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan hifa dengan ujung
menggembung, klamidospora, struktur nodular dan spiral yang longgar.(5)
1
Panas tinggi dan kelembaban (rata-rata pada temperature >400 C) yang
menetap memicu perkembangan tinea imbrikata. Penyakit dapat endemik di masyarakat
meskipun lebih pada individu dengan infeksi paling penting faktor determinan. (2,4,7)
Bentuk dari Trycophyton concentricum*
III. EPIDEMIOLOGI
Tinea imbrikata kebanyakan ditemukan pada daerah rural. Daerah-daerah
terbanyak ditemukannya penyakit tinea ini adalah Asia Selatan (Cina dan India), Pulau-
pulau di Pasifik Selatan, dan Amerika Tengah dan Selatan.Pulau-pulau yang terdapat
pada Pasifik Selatan, Polinesia dan Melanesia, merupakan daerah endemik yang penting
yang ada di dunia, dengan 9-18% dari populasi tersebut terkena. Daerah yang terkena
termasuk pula Papua Nugini, Malaysia, Fiji, Samoa, New Zealand, and Tokelau. Pada
Amerika Tengah dan Selatan, dilaporkan terdapat di Brazil, Colombia, Panama, Mexico,
El Salvador, dan Guatemala.(3,4)
Melalui suatu penelitian, ditemukan bahwa dalam satu keluarga yang terdiri dari
beberapa anggota`keluarga, hanya anggota keluarga tertentu yang rentan terhadap infeksi
jamur ini, walaupn kondisi, cara hidup dan lingkungan sama. Hal ini menunjukkan bahwa
T. concentricum mempunyai daya tular rendah dan rupanya infeksi ini dipengaruhi oleh
faktor predileksi genetik maupun imunologis penderita.(5,6)
_______________________
* Dikutip dari kepustakaan 8
Di Indonesia penyakit ini tersebar endemis di Sulawesi, Papua Barat, Kalimantan,
Sumatera, dan Pulau-Pulau bagian tengah Indonesia Timur. Biasanya menyerang suku-
suku terasing. Di kota-kota besar kadang ditemukan satu dua kasus berasal dari daerah
endemis tersebut.(6)
2
Penyakit ini ditemukan pada laki-laki dan perempuan dengan perbandingan
1:1.kDitemukan pada semua umur, mulai dari bayi (umur 6 bulan) sampai pada orang tua,
dan lebih sering pada petani dan pekerja di ladang. Tinea imbrikata lebih sering
ditemukan pada daerah terisolasi dengan higiene jelek, dan banyak kasus ditemukan pada
individu pure race, walaupun faktor lain lebih menentukan perkembangan penyakit.(3)
Penurunan gen autosomal resesif kemungkinan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi penyebaran tinea imbrikata. Pasien dari penyakit ini biasanya memiliki
tipe hipersensitivitas negatif terhadap antigen sitoplasmik T. concentricum dan
hiporeaktivitas dari limfosit T.(1,9)
IV. PATOGENESIS
Penyakit ini berasal dari kontak tertutup dengan spora dari filamen, khususnya
antara ibu dan anaknya, kemudian kontak dengan agen infeksius tidak dapat
menyebabkan penyakit dan lebih ke faktor genetik, lingkungan, dan imunologi,
Kebanyakan lesi terletak di muka kemudian menyebar kebagian tubuh lainnya.(3)
Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa dan cabang-cabangnya di dalam jaringan
keratin yang mati. Hifa ini mengaktifkan enzim keratolitik yang berdifusi ke dalam
jaringan epidermis menimbulkan reaksi peradangan. Pertumbuhan jamur dengan pola
radial di dalam stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi sirsinar dengan batas yang
jelas dan meninggi.(10)
V. GAMBARAN KLINIS
Tinea imbrikata biasanya ditemukan pada semua bagian tubuh,tetapi terutama
pada daerah thoraks , tungkai dan lengan, termasuk telapak tangan dan telapak kaki,
dimana lesi menyerupai lesi hiperkeratotik dari tinea. Penyakit ini juga menyerang kulit
kepala, menghasilkan lesi seperti seboroid, tetapi daerah pilosebaseus tidak terkena.(3)
Tinea imbrikata bermula sebagai makula dan papul kecoklatan yang
membesar perlahan-lahan. Bercak makula yang kecil ini kemudian akan membelah di
tengah membentuk sisik-sisik yang berlapis-lapis dan besar di bagian perifer. Hal ini
terus-menerus berulang. Setelah berkembang sepenuhnya, erupsinya ditandai dengan
cincin-cincin yang tersusun konsentris atau oleh sisik-sisik yang meninggi secara paralel
dan saling tumpang tindih seperti genteng atap. Setiap lesi terdiri atas 2-10 lingkaran
3
dengan sisik di tepinya, dan tampak juga daerah infiltrat. Setiap lingkaran dapat diraba
dengan jari dan akan dirasakan lesi yang berbentuk radial.(5,12)
Pruritus merupakan gejala yang paling sering tetapi bisa saja tidak ada. Pasien
yang berasal dari iklim dingin menderita gatal yang ringan yang meningkat ketika cuaca
menjadi lembab dan panas, yang menyebabkan garukan makin bertambah. Kebiasaan ini
menyebabkan timbulnya banyak gambaran iktiosiform pada penyakit ini dimana sisik-
sisiknya menghilang akibat garukan, menampakkan daerah likenifikasi yang luas.(3)
Setelah 10 hari masa inkubasi, akan muncul vesiko-papul berwarna coklat dan
akan berbentuk lingkaran yang ditutupi sisik pada tepi sedangkan di daerah tengah tidak.
Manson memberi gambaran konsentris seperti batu yang dibuang ke dalam air (target like
lesion). Da Fonseca membagi tiga gambaran klinik dari tinea imbrikata (5)yaitu :
1. Tipe sirsinar dengan lingkaran konsentris dengan atau tanpa eritem dan
vesikel yang minimal
2. Tipe difus ditemukan tanpa pola konsentris
3. Tipe exfoliative dengan deskuamasi yang dalam
Gambaran tinea imbrikata pada daerah lengan*_________________________________________
*Dikutip dari kepustakaan no. 13
VII. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gambaran klinik yaitu bila
ditemukan lesi pada daerah yang tidak berambut membentuk lingkaran konsentris dan
4
juga adanya keluhan rasa gatal oleh pasien dan dapat dipastikan dengan melakukan
pemeriksaan mikologi dan kultur.(3,14)
Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sediaan dari tempat lesi kemudiaan
ditetesi dengan larutan KOH 10-20%. Dari pemeriksaan ini dapat ditemukan hifa yang
pendek-pendek, lurus atau bengkok dikelilingi butiran-butiran kecil bergerombol dan
spora. Pemeriksaan yang dapat dilakukan selain dengan menggunakan KOH, yaitu
dengan kultur menggunakan agar Sabouraud’s dan agar Mycosal akan terbentuk koloni
dalam waktu 3-4 minggu.(3,14,15)
Bentuk ‘balloon-shaped’ klamidokonidia pada T. Concentricum*
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Penyakit ini mempunyai bentuk klinis yang sangat khas sehingga pada
umumnya tidak diperlukan diagnosis banding. Kadang-kadang pada kasus kronis terdapat
lesi pada fossa cubiti atau leher sehingga mirip neurodermatitis. Kadang-kadang juga
terlihat mirip tinea korporis yang tampak dengan beberapa cincin konsentris dengan lesi
yang lebih infeksius dan vesikel yang disebabkan oleh T. rubrum yang kronis. Anamnesis
dan daerah asal penderita sangat membantu untuk menegakkan diagnosis ini. (5,15)
_________________________
* Dikutip dari kepustakaan 8
Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaan tubuh sehingga
menyerupai(16):
1. Eritroderma
Eritroderma merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan adanya
eritema pada hampir seluruh tubuh, biasanya disertai dengan skuama. Pada
5
penyakit ini yang mutlak harus ada ialah eritema, sedangkan skuama tidak
selalu terdapat. (20)
Gambaran eritroderma pada daerah selangkangan, paha atas, dan daerah dada*
2. Pemfigus Foliaseus
Penyakit ini mula-mula menyerang kepala yang berambut, muka, dan
dada bagian atas, kemudian menjalar simetriks dan mengenai seluruh tubuh
setelah beberapa bulan. Gambaran yang khas dari penyakit ini ialah
terdapatnya eritema yang menyeluruh disertai banyak skuama yang kasar
sedangkan bula yang berdinding kendor hanya sedikit, agak berbau.(20)
_____________________________________
*Dikutip dari kepustakaan 21
6
Gambaran pemfigus foliaseus pada daerah lengan atas*
IX. PENGOBATAN
1. Pengobatan Sistemik
Pada beberapa dekade griseofulvin telah dipakai untuk pengobatan utama
pada tinea imbrikata, meskipun terdapat beberapa laporan tentang keberhasilan anti
jamur baru dalam pengobatan pada beberapa kondisi. Banyak pasien dengan tinea
imbrikata memiliki beberapa rintangan untuk pengobatan karena lokasi terpencil dan
sifat primitif pada masyarakat mereka.(4)
Griseofulvin adalah sebuah antibiotik anti jamur turunan dari golongan
penisilin. Merupakan obat oral pilihan pertama untuk pengobatan dermatofitosis.
Griseofulvin merupakan obat fungistatik yang mengikat mikrotubular protein dan
menghambat mitosis sel jamur juga menghambat sintesis asam nukleat. Dosis
griseofulvin 500 mg sehari selama 4 minggu. Sakit kepala, mual, muntah dan nyeri
perut biasa dikeluhkan pasien. Reaksi urtikaria dan eritematous kadang-kadang terjadi
pada pasien.(1, 17)
Obat sistemik yang lain adalah preparat azol seperti ketokonazol 200 mg
sehari dan itrakonazol 100 mg sehari memperlihatkan efektivitas yang sedikit,
terutama bila dibandingkan dengan griseofulvin. Itrakonazol efektif tetapi untuk
banyak pasien berlangsung dalam waktu yang singkat, paling lama hanya dalam
waktu 2 minggu. Dalam sebuah penelitian ditunjukkan___________________________________________
*Dikutip dari kepustakaan 22
bahwa itrakonazol sangat efektif dan kita dapat berharap akan menghasilkan sesuatu
yang efektif. Mungkin dalam waktu beberapa bulan penggunaan itrakonazol akan
memberikan remisi dalam waktu lama.(3,4)
Terapi dengan griseofulvin dan terbinafine 250 mg sehari untuk 4 minggu
efektif dan masih dapat ditoleransi sampai kurang lebih 8 minggu masa pengobatan.
Terbinafin merupakan anti jamur yang mempunyai spektrum sempit, yaitu khusus
dermatofita. (3,4)
Penting diingat bahwa untuk mengeradikasi penyakit ini sangat tidak
mungkin karena tingkat rekurensi yang tinggi dan banyak kasus yang terjadi di daerah
pedalaman yang terisolasi sehingga sulit untuk dicapai; meskipun begitu, jumlah
7
kasus penyakit ini sekarang menurun, terutama akibat perubahan faktor predisposisi
seperti perubahan kondisi iklim, higiene dan perpindahan penduduk.(10)
2. Pengobatan Topikal
Pengobatan topikal tidak begitu efektif karena daerah yang terserang luas.
Bermacam-macam pengobatan topikal yang telah digunakan dan dianjurkan sebagai
adjuvant. Dapat diberikan preparat yang mengandung keratolitik kuat dan
antimikotik. Misalnya salep whitfield, castellani paint, atau campuran salisilat 5% dan
sulfur presipitatum 5% serta obat-obat antimikotik berspektrum luas. (3,18)
X. PROGNOSIS
Penyakit ini adalah penyakit kronik dan resisten terhadap pengobatan. Penyakit
ini berespon dengan mudah terhadap griseofulvin, tapi harus menjalani terapi yang lama,
dan biasanya akan relaps. Lesi yang baru multifokal dan meradang. Relaps mungkin
disertai oleh reaksi vaskuler yang agak hebat, dengan dasar yang eritematous. (16)
XI. KESIMPULAN
Tinea imbrikata merupakan dermatofitosis kronik yang disebabkan oleh
Trichophyton concentricum dan mempengaruhi glabrous kulit. Lokasi infeksi biasanya
ditemukan pada seluruh bagian tubuh tapi sebagian besar pada daerah dada, lengan, dan
tungkai. Lesi kulit eritematous, bersisik, konsentris sirkular (imbrikata ring), plak yang
saling tumpang tindih dapat menutupi semua tubuh.
Tinea imbrikata, merupakan penyakit infeksi kronik yang terdapat pada
daerah sekitar equator, panas tinggi dan kelembaban yang terus menerus memicu
perkembangan Tinea Imbrikata.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gambaran klinik dan dapat
dipastikan dengan melakukan KOH yang memperlihatkan hifa dan spora. Adapun
pengobatan tinea imbrikata yang terbaik adalah dengan kombinasi dari griseofulvin atau
terbinafine dengan preparat keratolitik.
8
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN....................................................................... 1
II. ETIOLOGI....................................................................... ........... 1
III. EPIDEMIOLOGI.........................................................................2
IV. PATOGENESIS.......................................................................... 3
V. GAMBARAN KLINIS................................................................ 3
9
VI. DIAGNOSIS................................................................................5
VII. DIAGNOSIS BANDING............................................................ 5
VIII. PENGOBATAN.......................................................................... 7
IX. PROGNOSIS............................................................................... 8
X. KESIMPULAN........................................................................... 8
Lampiran Referensi
10
Recommended