View
35
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
jurnal pediatri
Citation preview
Journal Reading
VAKSIN UNTUK PENCEGAHAN INFLUENZA RINGAN DAN SEDANG HINGGA
BERAT PADA ANAK
Oleh :
Nadhira PA G99122081/B-07-2014
Tri Adinda GM G99122108/B-10-2014
Pembimbing :
Prof. Dr. Harsono Salimo, dr. Sp. A (K)
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS
KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2014
Tingkat efikasi vaksin untuk influenza sedang sampai berat pada total kohort
vaksinasi adalah 74,2% (97,5% CI, 51,5-86,2), dengan tingkat serangan 0,62% (16 kasus)
pada kelompok QIV dan 2,36% (61 kasus) dalam kelompok kontrol (Tabel 1, dan Gambar.
S3B).Tingkat kemanjuran terkait dalam kohort per-protokol adalah 73,1% (97,5% CI, 47,1-
86,3), dengan tingkat serangan 0,59% (14 kasus) pada kelompok QIV dan 2,17% (52 kasus)
pada kelompok kontrol (Tabel 1, dan Gambar. S4B). Vaksin QIV juga efektif terhadap rt-
PCR-positive, penyakit yang disebabkan oleh strain musiman atau vaksin dengan strain lain
yang cocok (Tabel 1), dengan keberhasilan yang lebih tinggi terhadap penyakit sedang
sampai berat dibandingkan dengan derajat influenza lainnya. Namun, sebagian besar isolat
H3N2 tidak dapat dicocokan antigennya dengan QIV (Tabel S4).
Dalam analisis eksplorasi, peneliti menilai keberhasilan QIV sesuai dengan influenza
subtipe A dan influenza B. QIV paling efektif terhadap influenza A sedang hingga berat
(Tabel 1). Hanya dua kasus influenza B disebabkan oleh virus garis keturunan Yamagata
yang diobservasi, keduanya pada kelompok kontrol. Efikasi terhadap influenza derajat lainya
tampaknya lebih rendah pada anak-anak 3 sampai 4 tahun dibandingkan anak-anak 5 sampai
8 tahun pada kohort per-protocol (35,3% [95% CI, -1.3-58,6] vs 67,7% [95% CI, 49,7-79,2])
(Tabel 1). Namun, efikasi terhadap penyakit sedang hingga berat tampaknya serupa antara
anak-anak dalam dua kelompok umur (67,5% [95% CI, 18,0-87,1] dan 76,2% [95% CI, 48,5-
89,0]). Sebuah analisis disesuaikan per-protokol dan analisis dari total kohort yang
divaksinasi menunjukkan tingkat kemanjuran yang sama (Tabel S5 dan S6 dan Gambar. S5).
Suhu tubuh tinggi dan penyakit saluran pernapasan bawah adalah gejala yang paling
umum yang terkait dengan influenza sedang sampai berat; kedua gejala tersebut dilaporkan
pada sedikit anak pada kelompok QIV dibandingkan pada kelompok kontrol (Tabel 2, dan
Tabel S7). Beberapa anak-anak memiliki otitis media akut atau pneumonia (satu dan tiga
kasus, masing-masing, pada kelompok kontrol), dan tidak ada yang mengalami komplikasi
extrapulmonar dari influenza.
QIV mengurangi efek penyakit pada aktivitas sehari-hari, waktu orang tua dari
pekerjaan, dan pemanfaatan sumber daya kesehatan, terutama dalam kasus-kasus penyakit
sedang sampai berat. Dalam kohort per-protokol, dari 66 anak-anak dengan influenza sedang
sampai berat yang dikonfirmasi rt-PCR, 8 anak dalam kelompok QIV dan 35 pada kelompok
kontrol tidak masuk sekolah (risiko relatif dengan QIV, 0,23 [95% CI, 0,11-0,49]), dan 1
anak dalam kelompok QIV dan 4 pada kelompok kontrol dirawat di rumah sakit (risiko
relatif, 0,25 [95% CI, 0,03-2,25]) (Tabel 2, dan Tabel S8). Hasilnya sama dalam total
vaksinasi kohort (Tabel S7 dan S9).
Respon Imun
Dalam subkelompok imunogenisitas dari kohort perprotocol, titer rata-rata geometrik
setelah pemberian QIV adalah 10 sampai 20 kali titer prevaccinasi terhadap semua empat
strain vaksin (Gambar 2). Setelah vaksinasi, tingkat seroproteksi terhadap setiap strain lebih
dari 95% (Gambar S6). Imunogenisitas serupa pada kedua kelompok usia. Pada 6 bulan dan
lebih setelah vaksinasi, tingkat seroproteksi melawan strain A/H3N2 dan B/Yamagata lebih
dari 90%, dan tingkat seroproteksi melawan strain A/H1N1 dan B/Victoria lebih dari 80%
(Gambar S6). Didapatkan temuan yang serupa dalam imunogenisitas subkelompok dari total
kohort vaksinasi.
Keamanan
Tidak ada perbedaan yang mencolok antara kelompok QIV dan kelompok kontrol
sehubungan dengan point keamanan, kecuali rasa sakit di tempat suntikan dilaporkan lebih
sering pada kelompok QIV (Tabel 3, dan Tabel S10). Efek samping serius terjadi pada 36
anak dalam kelompok QIV (1,4%) dan 24 anak pada kelompok kontrol (0,9%) (Tabel 3, dan
Tabel S11).
DISKUSI
Ada bukti terbatas dari penelitian acak untuk mendukung pemberian vaksin influenza
pada anak sehat. Penelitian secara acak ini memberikan bukti tambahan kemanjuran QIV
terhadap influenza (seperti ditegaskan melalui rt-PCR). Penelitian ini dilakukan untuk
memberikan bukti langsung dari manfaat klinis vaksin, terutama dalam pencegahan influenza
sedang sampai berat, titik akhir yang menangkap outcome paling signifikan secara klinis
hasil yang mengarah ke konsultasi perawatan kesehatan atau rumah sakit. Nilai terbesar dari
vaksinasi adalah dalam pencegahan penyakit yang signifikan secara klinis daripada penyakit
saluran pernapasan atas ringan. Orang tua yang paling mungkin mencari bantuan medis untuk
anak-anak dengan infeksi saluran pernafasan yang memiliki gejala penyakit saluran
pernapasan bawah, suhu tinggi, atau nyeri telinga. Penelitian yang tidak membedakan
manifestasi dari influenza tidak dapat menilai efektivitas vaksin dalam pelemahan penyakit
dan karena itu mungkin meremehkan manfaatnya.
Tabel 2. Karakteristik Klinis Influenza Terkonfirmasi rt-PCR pada Aktivitas Sehari-hari
Penelitian ini menunjukkan efikasi QIV terhadap influenza derajat apapun sebesar
55%. Hal ini mirip dengan perkiraan kemanjuran TIV dalam penelitian acak lain: 43%
(antara anak-anak 6 bulan sampai 6 tahun), 51% (antara anak-anak 18 bulan sampai 6 tahun),
dan 56% (antara anak-anak 3 sampai 9 tahun, terhadap penyakit H1N1), serta perkiraan 48%
dari data meta-analisis untuk anak-anak dari semua usia. Dalam penelitian ini, efikasi QIV
lebih tinggi terhadap influenza sedang hingga berat (sekitar 70% secara keseluruhan dan di
masing-masing dua kelompok umur). Sebagian besar kasus dalam kelompok QIV adalah
influenza ringan. Dalam analisis post hoc, QIV dikaitkan dengan pengurangan 80% penyakit
saluran pernapasan bawah (komplikasi serius yang paling umum dari influenza) dan
pengurangan 70% tingkat suhu tubuh di atas 39 ° C, dibandingkan dengan vaksin kontrol.
Gambar 2. Imunogenisitas Menurut Strain
Titer antibodi Hemagglutination-inhibition terhadap influenza subtipe A dan B dalam kohort per-protokol
digambarkan untuk periode sebelum vaksinasi, 1 bulan setelah administrasi single dose vaksin pada anak yang pernah
terkena influenza sebelumnya atau 1 bulan setelah dosis kedua pada anak yang belum pernah terkena influenza, dan pada
akhir penelitian (6 sampai 8 bulan setelah dosis pertama). Data diekspresikan dalam rata-rata titer geometric. Data didapat
sebelum vaksinasi dan sebulan setelah vaksinasi pada 457 anak dalam kelompok QIV dan 122 anak pada kelompok
kontrol. dan juga pada akhir penelitian pada 444 anak dalam kelompok QIV dan 115 anak dalam kelompok kontrol. anak
dengan titer antibodi hemagglutination-inhibition kurang dari 1:10 diasumsikan sebagai seronegatif. I bars
mengindikasikan 95% confidence intervals.
Studi kami memberikan bukti bahwa QIV mencegah influenza terkait dengan strain
A/H1N1, A/H3N2, dan B Victoria. Hanya dua kasus yang dikonfirmasi rt-PCR terkait
dengan virus B Yamagata (keduanya pada kelompok kontrol), menghalangi perkiraan efikasi
signifikan vaksin terhadap strain tersebut. Namun, respon kekebalan terhadap B Yamagata
setinggi respon terhadap jenis lainnya, menunjukkan bahwa kemanjuran QIV terhadap B
Yamagata mungkin mirip dengan khasiat terhadap strain lainnya. Efikasi vaksin secara
substansial berkurang saat vaksin strain B dipasangkan dengan strain yang beredar. Hanya di
Filipina kedua lineage B terdeteksi, mencerminkan variabilitas geografis terhadap sirkulasi
virus influenza. Pengenalan QIV diharapkan dapat menghasilkan insidensi yang lebih rendah
dari komplikasi terkait influenza dibandingkan dengan TIV, dengan efek bersih bervariasi
dari satu musim ke musim lain. Nilai sebenarnya dari QIV akan terlihat dalam beberapa
tahun ketika kedua lineage B beredar atau jika ada pergeseran dari satu lineage ke yang lain
antara waktu vaksin ini dikembangkan dan awal musim influenza.
Influenza pada anak-anak menghasilkan peningkatan kunjungan rawat, rawat inap,
dan hari tidak masuk sekolah. Di antara anak-anak dengan influenza sedang sampai berat,
QIV dibandingkan dengan vaksin kontrol, dikaitkan dengan kunjungan medis 69 % lebih
sedikit, rawat inap 75 % lebih sedikit, absensi dari sekolah 77 % lebih sedikit, dan orang tua
absen dari pekerjaan 61 % lebih sedikit. Di semua negara yang dilakukan penelitian, tahun
ajaran meliputi sebagian besar puncak musim influenza. Usia di mana anak-anak mulai
sekolah bervariasi antara negara, berkisar antara 3 sampai 7 tahun. Proporsi orang tua bekerja
di luar rumah juga bervariasi. Karena itulah perkiraan pengaruh vaksinasi QIV dengan
absensi sekolah dan kerja sangatlah luas. Di negara-negara lain di luar penelitian, di mana
anak-anak mulai menghadiri sekolah pada usia lebih dini, proporsi yang lebih tinggi dari
orang tua yang bekerja di luar rumah, atau keduanya, pengaruh vaksinasi pada tingkat absensi
mungkin lebih besar dari yang ditunjukkan pada penelitian ini.
Profil keamanan dari QIV mirip dengan vaksin hepatitis A, yang digunakan sebagai
kontrol, kecuali bahwa rasa sakit di tempat suntikan dilaporkan lebih sering pada kelompok
QIV. Pengalaman nyeri di tempat injeksi pada QIV dibandingkan dengan TIV bervariasi,
dengan beberapa studi menunjukkan tingkat rasa sakit yang sama dan penelitian lain
menunjukkan tingkat rasa sakit yang sedikit lebih tinggi pada QIV. Angka kejadian demam
yang tinggi demam akibat masuknya strain keempat mngkhawatirkan secara teoritis karena
tingginya insiden demam yang diamati dengan TIV Fluvax (CSL) di Australia, diyakini
disebabkan oleh sejumlah besar komponen virus dalam vaksin itu daripada di TIVS lainnya.
Namun, dalam penelitian ini, angka kejadian demam sama pada QIV dan kelompok kontrol
dan dengan tingkat serupa seperti yang diamati dalam studi TIVS sebelumnya pada anak-
anak (di mana demam didefinisikan sebagai suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ° C). Dalam
penelitian terkini yang melibatkan anak-anak yang terutama berada di negara-negara tropis,
imunogenisitas dari QIV tinggi, mirip dengan penelitian vaksin yang sama pada anak-anak 3-
17 tahun yang berada di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat .
Tabel 3. Keamanan pada Total Kohort Vaksinasi
Sebuah batasan dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini dilakukan selama satu
musim dan hanya menyediakan sebuah gambaran dari situasi di musim itu. Sebagai contoh,
temuan dibatasi oleh sirkulasi rendah dari lineage B Yamagata, seperti yang telah disebutkan
di atas. Kelebihan utama penelitian ini adalah bahwa penelitian ini merupakan uji coba secara
acak dari vaksin influenza pada anak-anak 3 sampai 8 tahun. Penelitian dilakukan di tiga
wilayah global dan menggunakan surveilans aktif dan pasif untuk mengidentifikasi kasus
influenza, dengan analisis lebih dari 95 % dari sampel anak-anak dengan kasus yang
dicurigai. Kelebihan penting lainnya adalah sebagai titik akhir peneliti memilih penggunaan
rt-PCR untuk mengkonfirmasi keberadaan virus influenza. Pemilihan titik akhir yang tepat
merupakan tantangan utama untuk penelitian uji vaksin influenza. Peneliti memilih
konfirmasi influenza dengan rt-PCR sebagai titik akhir primer karena rt-PCR telah terbukti
memiliki tingkat deteksi yang lebih tinggi daripada metode konvensional seperti uji serologi
dan kultur sel.
Seperti disebutkan di atas, peneliti memasukan pencegahan influenza sedang sampai
berat sebagai titik akhir karena peneliti percaya bahwa efek yang paling penting dari
vaksinasi influenza terletak pada pencegahan penyakit sedang sampai berat. Idealnya, uji
coba efikasi vaksin akan menangkap secara terpisah kasus yang paling berat (penyakit
saluran pernapasan bawah berat dan komplikasi serius lain) dan kasus-kasus yang tidak
terlalu berat tapi tetap menjadi perhatian orang tua dan memiliki efek pada pemanfaatan
sumber daya pelayanan kesehatan. Sayangnya, uji coba tersebut akan memerlukan jumlah
peserta yang jauh lebih besar. Oleh karena itu peneliti memilih klasifikasi dikotomis
influenza: ringan dan tidak ringan (sedang sampai berat). Peneliti percaya bahwa ini adalah
klasifikasi yang valid karena membedakan antara influenza yang menyebabkan penyakit
saluran pernapasan bagian atas ringan dan demam ringan dari penyakit yang lebih parah yang
mungkin memiliki dampak klinis yang merugikan dan dapat meningkatkan pemanfaatan
sumber daya pelayanan kesehatan. Selain itu, hal tersebut merupakan klasifikasi praktis
sehubungan dengan ukuran sampel yang dibutuhkan untuk uji vaksin. Karena ukuran sampel
ini relatif lebih kecil, namun, jumlah anak dalam penelitian ini yang memiliki penyakit
saluran pernapasan bawah cukup sedikit (10 anak, semua dalam kelompok kontrol).
Sebagai kesimpulan, QIV terbukti manjur dalam mencegah influenza tipe A dan B
pada anak-anak 3 sampai 8 tahun. Mengingat masalah efikasi vaksin yang kurang terhadap
lineage B, QIV akan memiliki nilai terbaik selama musim di mana kedua lineage bersirkulasi
atau pada saat terjadi perubahan yang tak terduga dari satu lineage menjadi lineage yang lain.
Efikasi vaksin lebih tinggi terhadap penyakit sedang hingga berat, titik akhir yang berpotensi
penting terkait dengan beban klinis, sosial, dan ekonomi tertinggi – dibandingkan dengan
derajat keparahan lainnya. Hasil ini menyoroti potensi manfaat klinis pemberian vaksin
influenza tidak aktif pada anak-anak yang sehat.
Recommended