View
787
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
TUGAS MANAJEMEN RISIKO
ANALISIS BISNIS USAHA PERHOTELAN
(Study Kasus Hotel Aston Bogor)
Disusun oleh :
Maria (0941173404016)
S1-Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2012
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
hidayah-Nya sehingga tugas Manajemen Risiko ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan Analisis Resiko Bisnis Perhotelan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Risiko (Risk Management), dalam usaha membangun serta memberikan suatu
konsep Manajemen Risiko yang terarah, terukur, sistematis dan terkelola secara komprehensif,
dengan menempatkan analisa yang terjadi pada beberapa Hotel di Indonesia.
Dalam era globalisasi sekarang ini gejolak ekonomi memberi pengaruh langsung dan tak
langsung kepada bisnis perhotelan. Berdasarkan hal tersebut maka dalam makalah ini kami
mencoba untuk membahas beberapa resiko yang akan kami susun ditinjau dari berbagai aspek
yang mempengaruhi resiko perhotelan tersebut. Manajemen Risiko (risk mamangement)
menempati posisi khusus dalam mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen dan
komisaris perusahaan, dan tidak terkecuali para investor yang berminat dalam menanamkan
modalnya disuatu usaha perhotelan, menjadikan kajian serta analisa manajemen resiko sebagai
salah satu rekomendasi penting dalam pengambilan keputusannya.
Para pebisnis menjadikan resiko sebagai bagian utama yang harus dipelajari, karena
investor umumnya adalah mereka yang menjauh dari resiko, dan manajemen merupakan
pengelola resiko yang bertugas memperkecil sekecil mungkin resiko tersebut. Tak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terkait untuk membantu
terselesaikannya tugas ini dengan sebaik-baiknya. Penyusun menyadari bahwa makalah yang
kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami,mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya
Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
Page 2
DAFTAR ISI
Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Perumusan Masalah 6
1.3 Tujuan 6
1.4 Manfaat 6
BAB II Landasan Teori 7
2.1 Definisi dan Konsep Risiko dan Manajemen Risiko 5
2.2 Manfaat Manajemen Risiko 9
2.3 Tipe Risiko 9
2.4 Tahap-tahap dalam melaksanakan manajemen risiko 10
2.5 Mengelola risiko 12
2.6 Pengukuran risiko 13
2.1 Pengendalian Risiko 14
2.2 Pembelanjaan Risiko (Risk Financing) 15
2.3 Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi 16
2.4 Suatu pendekatan kualitatif dalam pemilihan metode penanganan risiko 18
2.5 Pendekatan kuantitatif dalam proses pemilihan metode penanganan risiko 19
Page 3
2.6 Risiko yang dihadapi oleh sektor bisnis textile 20
BAB III Pembahasan
2.1 Profil Usaha Aston Bogor Hotel dan Resort 23
2.2 Deskripsi Aston Bogor Hotel dan Resort 25
2.3 Informasi yang Bermanfaat di Aston Bogor Hotel dan Resort 25
2.4 Ringkasan Aston Bogor Hotel dan Resort 26
2.5 Fasilitas Aston Bogor Hotel dan Resort 26
2.6 Aston Bogor Hotel dan Resort Dilengkapi Dengan 27
2.7 Foto Kegiatan Operasional Hotel Aston Bogor 28
BAB IV Analisa Resiko Hotel 53
4.1 Penilaian Risiko Bisnis 29
4.2 Penilaian Risiko Keuangan 30
BAB V Pemecahan Masalah
5.1 Ruang Lingkup Persyaratan dan Penerapan Sistem Manajemen 32
5.1 Persyaratan Umum 32
BAB VI Penutup
6.1 Kesimpulan 53
6.2 Saran 53
Daftar Pustaka 55
Page 4
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Industri bisnis saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ditandai
oleh semakin banyaknya industri yang didirikan hampir diseluruh wilayah Indonesia. Majunya
perkembangan industri mendorong kemajuan kesejahteraan dan pemerataan pekerjaan serta
penghasilan shingga meningkatnya jumlah penerimaan negara.
Perkembangan berbagai industri besar juga merambah pada perkembangan industri kecil
dalam bidang pangan, sandang, perumahan maupun teknologi. Perkembangan tersebut terjadi
diimbangi dengan adanya permintaan dari konsumen yang semakin hari memiliki kebutuhan
yang kompleks untuk menunjang kehidupan baik individu maupun organisasi atau perusahaan.
Dengan adanya perkembangan dan peningkatan dunia industri maka semakin banyak pula
menimbulkan risiko dalam pelaksanaan operasional industri tersebut. Maka diperlukan juga
mengenai analisis penanganan risiko yang akan terjadi sehingga dapat meminimalisir kerugian
yang dapat terjadi.
Begitu pula dengan industri Hotel saat ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang
dapat mendukung atau menghambat laju perkembangan dan pertumbuhan tersebut. Sehingga
penulis tertarik mengaanalisis risiko yang terjadi pada industri Hotel khususnya Aston Bogor
Hotel & Resort Resmi untuk mengetahui risiko dan penanggulangannya.
1.2 Perumusan masalah
Perumusan masalah yang akan dianalisis adalah :
Page 5
a. Risiko apa yang dapat timbul dari proses bisnis operasional Aston Bogor Hotel & Resort
Resmi?
b. Bagaimana penanganan risiko yang timbul agar tidak menimbulkan kerugian?
1.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki tujuan yaitu :
a. Untuk mengetahui risiko yang timbul dari bisnis Hotel Aston Bogor Hotel & Resort
Resmi.
b. untuk mengetahui penganan risiko dari bisnis Hotel Aston Bogor Hotel & Resort Resmi.
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu :
a. Memberikan informasi mengenai risiko bisnis Hotel kepada para pembaca.
b. Memberikan pemahaman bagaimana menangani risiko bisnis suatu usaha.
Page 6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi dan Konsep Risiko dan Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang
konsep-konsep yang dapat memberikan makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami
proses manajemen risiko tersebut.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teoritisnya masih muda. Itulah
sebabnya kita menemukan banyak kontradiksi dalam pengertian tentang konsep risiko.
Memahami konsep manajemen risiko secara luas, akan merupakan dasar yang esensial untuk
memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Berikut adalah definisi konsep manajemen
risiko yang dipaparkan oleh para tokoh yaitu :
Drs. Hermawan Darmawi dalam Manjemen Risiko (2008: 18) mengemukakan definisi
manajemen risiko menurut Vaughan (1978) yaitu :
1. Risiko merupakan kans kerugian (Risk is the chance of loss)
Chance of loss biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana
terdapat suatu keterbukaan (expousure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan
kerugian. Sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dlam statistik
2. Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the possibility of loss)
Artinya bahwa probabilitas suatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Definisi ini
sangat mendekati dengan pengertian risiko yang dipakai sehari-hari. Akan tetapi
definisi ini tidak longgar, tidak cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
3. Risiko adalah ketidakpastian (risk is uncertainty)
Page 7
Tampaknya ada kesepakatan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian
(uncertainty) yaitu adanya risiko, karena adanya ketidakpastian yang bersifat
subjektif dan objektif tergantung penilaian individu terhadap risiko.
Irham Fahmi, SE., M.Si mengemukakan pemdapat para tokoh dalam Manjemen Risiko
Teori, Kasus, dan Solusi (2010: 2) mengenai risiko yaitu :
Menurut Ricky W. Grifin dan Ronald J. Ebert definisi risiko adalah uncertainty
about future event (suatu ketidakpastian terhadap suaru kejadian di masa yang akan
datang).
Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan risiko pada tiga hal yaitu :
a. Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus,
dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh
pengambil keputusan.
b. Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan atau variabel keuangan
lainnya.
c. Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi
kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi,
ketidakpastian politik, dan masalah industri.
Selain itu David K. Eiteman dkk. Mengatakan bahwa risiko dasar adalah
mismatching of interest rate based for associated assets and liabilities
(ketidaksesuaian dasar pengenaan bunga untuk seluruh harta dan kewajiban yang
dimiliki suatu perusahaan).
Irham Fahmi, SE., M.Si mengemukakan definisi manjemen risiko dalam Manjemen
Risiko Teori, Kasus, dan Solusi (2010: 2) yaitu suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan
sisrtematis.
Sehingga dapat disimpulakan bahwa risiko merupakan suatu peluang keterjadiannya
suatu keadaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga memerlukan
Page 8
penyelesaian atau penyesuaian bila terjadi ketidaksesuaian tersebut. Selain itu, manajemen
risiko merupakan suatu cabang ilmu yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk
mengukur dan menyelaikan permasalahhan yang terjadi secara berkesinambungan dan
sitematis.
Dalam manajemen risiko terdapat konsep-konsep lain yang berkaitan dengan manajemen
risiko yaitu Peril dan Hazard. Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan kemungkinan
dari pada risiko.
Peril (bencana atau musibah) dapat didefinisikan sebagai penyebab langsung kerugian.
Orang-orang dapat terkena kerugian atau kerusakan kerena berbagai peril atau bencana.
Bencana yang umum adalah kebakaran, topan, ledakan, tubrukan, mati muda, penyakit,
kecerobohan dan ketidakjujuran. Bencana-bencana yang dapat menimpa harta dan
penghasilan haruslah dipelajari oleh pengelola risiko sehingga perlindungan yang tepat dapat
diatur untuk mengendalikannya.
Hazard (bahaya) dapat didefinisikan sebagai keadaan yang menimbulkan atau
meningkatkan chance of loss dari suatu bencana tertentu. Jadi, hal-hal seperti kecerobohan
pemeliharaan rumah tangga yang buruk, jalan raya jelek, mesin yang tidak terpelihara, dan
pekerjaan yang berbahaya adalah hazard, karena itu karena ini adalah keadaa yang
meningkatkan kemungkinan kerugian (chance of loss). Hazard dapat diklasifikasikan dalam
empat bentuk yaitu :
a) Physical hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik
dari suatu objek yang dapat memperbesar kemungkinan suatu peril ataupun
memperbesar terjadinya suatu kerugian.
b) Moral hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang bersangkutan yang
berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril ataupun kerugian.
c) Morale hazard, meskipun pada dasarnya setiap orang tidak menginginkan terjadinya
suatu kerugianakan tetapi karena merasa bahwa ia telah memperoleh jaminan atas didi
ataupun harta miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-
hati. Keadaan yang demikian itu akan memperbesar terjadinya suatu kerugian.
Page 9
d) Legal hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-
undangan yang bertujuan untuk melindungi masyarkat justru diabaikan atau pun
kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar terjadinya suatu peril.
2.2 Manfaat Manajemen Risiko
Dalam penerapan manajemen risiko di suatu perusahaan atau organisasi, terdapat
beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu :
a) Perusahaan memiliki ukuran yang kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan sehingga para manager menjadi lebih berhati-hati dan selalu menempatkan
ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b) Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-perngaruh yang
mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c) Mendorong para manajer untuk mengambil keputusan untuk menghindari risiko dan
menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi finansial.
d) Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e) Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail maka artinya
perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan.
2.3 Tipe Risiko
Untuk menangani risiko yang terjadi kita harus memahami tipe atau jenis risiko yang
terjadi pada perusahaan. Dari sudut pandang akademisi ada banyak jenis risiko itu hanya
dikenal dalam dua tipe yaitu :
a. Risiko murni (Pure Risk) dapat dikelompokan pada tipe risiko yaitu :
- Risiko aset fisik merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset
fisik suatu perusahaan/ organisasi. Misalnya kebakaran, banjir, gempa, tsunami,
gunung meletus dan lain-lain.
- Risiko karyawan merupakan risiko karena apa yang dialami oleh karyawan yang
bekerja di perusahaan/ organisasi tersebut. Misalnya kecelakaan kerja sehingga
aktivitas perusahaan terganggu.
Page 10
- Risiko legal merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau
kantrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Misalnya perselisihan dengan
perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti ganti rugi.
b. Risiko spekulatif (Speculative Risk) dapat dikelompokkan pada risiko yaitu :
- Risiko pasar merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di pasar.
Contohnya harga saham mengenai penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
- Risiko kerdit merupakan risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi
kewajiban kepada perusahaan. Contohnya timbulnya kredit macet, presentase
piutang meningkat.
- Risiko likuiditas merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas.
Contohnya kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang
secara tepat menyebabkan perusahaan harus menjual aset.
- Risiko opersional merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional
yang tidak berjalan dengan lancar. Contohnya terjadi kerusakan pada komputer
karena berbagai hal termasuk terkena virus.
2.4 Tahap-tahap dalam melaksanakan manajemen risiko
a. Identifikasi risiko
Pada tahap ini tingkat manajemen perusahaan melakukan tindakan berupa
mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami perusahaan termasuk bentuk-bentuk
risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan. Identifikasi ini dilakukan dengan cara
melihat potensi-potensi risiko yang sudah terlihat dan yang akan terlihat.
b. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko
Pada tahap ini diharapkan pihak manajemen perusahaan telah mampu menemukan bentuk
dan format risiko yang dimaksud. Bentuk-bentuk risiko yang diidentifikasi di sini telah
mampu dijalaskan secara detail, seperti ciri-ciri risiko dan faktor-faktor timbulnya risiko
tersebut selain itu juga mengumpulkan dan menerima berbagai data baik kualitatif dan
kuantitatif.
c. Menentukan ukuran-ukuran risiko
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran atau skala yang
dipakai, termasuk rancangan model metodologi penelitian yang akan digunakan.
Page 11
d. Menempatkan alternatif-alternatif
Pada tahap0 ini manajemen perusahaan telah melakukan pengolahan data. Hasil
pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif beserta akibat-
akibat atau pengaruh yang ditimbul jika keputusan tersebut diambil. Berbagai bentuk
penjabaran yang dikemukakan dipilah dan ditempatkan sebagai alternatif.
e. Menganalisis setiap alternatif
Pada tahap ini dimana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan dikemukakan
berbagai sudut pandang serta efek-efek yang mungkin akan timbul baik jangka pendek
dan jangka panjang dengan tujuan memperoleh gambaran jelas dan tegas sehingga
membantu pengambilan keputusan secara tepat.
f. Memutuskan satu alternatif
Pada tahap ini manajemen perusahaan mentukan pemilhan alternatif dari berbagai
alternatif sebagai solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan diharapkan pihak
manjer perusahaan sudah memiliki fondasi dalam menugaskan pihak manjemen untuk
bekerja berdasarkan konsep dan koridor yang ada.
g. Melaksanakan alternatif yang dipilih
Pada tahap ini manajer perusahaan melaksanakan alternatif yang dipilih dengan sudah
mengeluarkan Surat Keputusan (SK).
h. Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut
Pada tahap ini alternatif yang telah dilaksanakan tip manajemen perusahaan melakukan
kontrol yang maksimal guna menghindari timbulnya berbagai risiko yang tidak
diinginkan.
i. Mengevalusai jalannya alternatif yang dipilih
Pada tahap ini setelah alternatif dilaksanakn dan dikontrol maka selanjutnya pihak tim
manajemen secara sistematis melaporkan kepada pihak manjemen perusahaan. Tujuan
melakukan evaluasi dari alternatif yang dipilih tersebut adalah bertujuan agar pekerjaan
tersebut dapat terus dilaksanakan sesuai dengan yang dierncanakan.
2.5 Mengelola risiko
Risiko tidak dapat dihindarkan namun dapat dikelola untuk meminimalisir dampak risiko
yang dialami. Risiko dapat dikelola dengan empat cara yaitu :
Page 12
Memperkecil risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak memperbesar setiap
keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisasinya agar risiko tersebut tidak bertamabah besar di luar dari kontrol
manajemen perusahaan. Karena mengambil keputusan di luar dari pemahaman
manajemen perusahaan maka itu sama artinya malkukan keputusan yang bersifat
spekulasi.
Mengalihkan risiko
Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko yang kita terima dialihkan ke
tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan mengasuransikan bisnis guna
menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak diketahui kapan waktunya.
Mengontrol risiko
Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan kebijakan antisipasi
terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi. Kebijakan seperti ini biasanya
dilakukan dengan memasang alat pengaman atau pihak penjaga keamanan pada tempat-
tempat yang dianggap vital.
Pendanaan risiko
Keputusan pendanaan risiko adalah menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai
cadangan (reverse) guna mengantisipasi timbulnya risiko dikemudian hari.
2.6 Pengukuran risiko
Dalam pengukuran risiko harus memperhatikan hal-hal yang dapat menentukan nilai
risiko yang terjadi yaitu :
a. Dimensi yang harus diukur
Merupakan informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu
diukur yaitu :
Frekuensi atau jumlahkerugian yang akan terjadi.
Keparahan dari kerugian itu.
Paling sedikit untuk masing-masing dimensi yang diketahui adalah rata-rata nilainya
dalam periode anggaran, variasi nilai dari satu periode anggaran ke periode anggaran
Page 13
sebelumnya atau berikutnya, dampak keseluruhan kerugian jika seandainya kerugian
tersebut ditanggung sendiri harus dimasukkan dalam analisis jaddi tidak hanya nilainya
dalam rupiah.
b. Menentukan keparahan
Dalam menentuakan keparahan kerugian, manajer harus berhati-hati memasukkan
semua kerugian yang mungkin terjadi sebagai akibat suatu peristiwa tertentu,
sebagaimana dampaknya yang terakhir terhadap keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Keparahan kerugian juga terhgantung pada jumlah unit yang terkena
kerugian.
2.7 Pengendalian Risiko
a. Menghindari risiko
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau
kegiatan dari exposure risiko dengan jalan :
- Menolak memiliki, meneriama atau melaksanakan kegiatan itu walaupun
hanya sementara.
- Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan
kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari
risiko berarti juga menghilangkan risiko itu.
b. Pengendalian kerugian (Loss Control)
Pengendalian kerugian juga dijalankan dengan merendahkan kans (chance) untuk
terjadinya kerugian dan mengurangi keparahan jika memang kerugian itu terjadi. Kedua
tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara yaitu :
- Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian.
- Menurut sebab yang akan terjadi dikontrol.
- Menurut lokasi dari pada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
- Menurut timingnya.
c. Analisis kerugian dan analisis hazard
Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untuk mengidentifikasi dan
menganalisis kerugian yang telah terjadi dan hazard yang menyebabkan kerugian itu
Page 14
atau yang menyebabkan kerugian dimasa yang akan datang. Langkah ini memerlukan
suatu sistem pelaporan yang komprehensif dan inspeksi secara berkala.
- Analisis kerugian
Untuk mendapatkan informasi kerugian maka pengendalian kerugian perlu
untuk membangun jaringan pemberi informasi dan formulir untuk melaporkan
kerugian.
- Analisis hazard
Alat-alat baru dalam menemukan hazard melalui inspeksi adalah checklist dan
fault tree analysis.
2.8 Pembelanjaan Risiko (Risk Financing)
Pembelanjaan atau pembiayaan yang berhubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk
memulihkan kerugian melalui dua cara yaitu memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk
financing transfer) dan risiko ditangani oleh perusahaan yang bersangkutan (risk retentetion)
berikut penjelasannya :
a. Risk financing transfer merupakan pemindahan risiko melalui cara pengendalian risiko
tidak memerlukan pengarahan dana karena dijalankan dengan memindahkan harta atau
kegiatan yang bersangkutan kepada pihak lain, memindahkan tanggung jawab kepada
transferfee dengan maksud menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab
transferor terhadap kerugian yang bersangkutan serta menganggap kerugian yang
bersangkutan dipikul pihak lain. Tetapi memindahkan risiko berarti transferor mencari
dana eksternal yang akan membayar kerugian yang bersangkutan, jika kerugian itu
nanti sungguh terjadi. Risk financing transfer dapat dilakukan dengan cara transfer
risiko kepada perusahaan asuransi dan transfer risiko kepada perusahaan lainyang
bukan perusahaan asuransi (noninsurance transfer).
b. Risk retention merupakan metode yang paling umum penanganan risiko ialah
penanggungan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Sumber dana diusahakan
oleh perusahaan yang bersangkutan. Penangungan sendiri bisa bersifat pasit (tidak
direncanakan) dan bisa bersifat aktif (direncanakan). Dikatakan pasif bila manajer
risiko tidak memperhatikan tentang adanya eksposure dan karena itu tidak melakukan
usaha apapun untuk menanganinya. Alasan perusahaan melakukan retentation dapat
Page 15
digolongkan kedalam ketagori keharusan karena tidak tersedia alternatif lain, biaya,
kerugian harapan, oppurtunity cost, kualitas pertangungan dan pajak.
2.9 Pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi
Manfaat asuransi sebenarnya adalah mengganti kerugian bagi mereka yang menderita
kerugian yang tidak diharapkan. Keuntungan pemulihan bagi individu dan masyarakat
yaitu dengan beroperasi kembali, pendapatan pajak ditingkatkan dan dana kesejahteraan
yang harus dibayar pemerintah berkurang. Mengurang ketidakpastian memiliki manfaat
lebih berarti tatapi kurang nyata dari asuransi yaitu
Menghilangkan risiko, ketidakpastian dan reaksi pribadi terhadap risiko bagi pihak
tertanggung individual.
Mengurangi total risiko, ketidakpastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko dalam
masyarakat.
Ada beberapa manfaat pengurangan risiko ini bagi tertanggung dan bagi masyarakat.
Pertama, melalui hapusnya ketidakpastian yang berhubungan dengan risiko yang
dipertanggungkan, asuransi melenyapkan ketegangan mantal dan fisik yang diakibatkan
oleh kecemasan dan ketakutan sehubungan dengan risiko itu. Kedua, karena asuransi
mengurangi risiko individu dan risiko sosial, juga mengurangi risiko dan ketidakpastian
dalam masyarakat, dan juga dalam industri. Akiibatnya akan mengurangi inefficiency
dalam pemanfaatan tenaga kerja dan kapital yang ada.
Perusahaan asuransi sebagai salah satu lembagaz keuangan bukan bank dapat
mengerahkan dana-dana yang tersedia untuk investasi pada bidang lain di luar asuransi
tidak hanya karena risiko yang kecil tetapi juga karena adanya suatu pemasukan konstan
sehingga jumlah uang yang tersedia selalu melebihi cadangan pembayaran klaim. Manfaat
yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi adalah :
Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian harapan.
Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa
takut dan kekhawatiran.
Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan struktur harga yang optimum.
Page 16
Menyediakan dana untuk investasi.
Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan perusahaan
asuransi dalam praktek berperan dalam aktivitas penting pengendalian kerugian.
2.10 Suatu pendekatan kualitatif dalam pemilihan metode penanganan risiko
a. Pendaftaran sementara
Dalam langkah pertama, manajer risiko harus menetapkan kombinasi penutupan
asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi
perusahaan yang bersangkutan. Tujuannya ialah untuk mengadakan perlindungan yang
paling lengkap dengan biaya yang paling murah.
b. Membuat daftar yang telah diperbaiki
Setelah daftar sementara itu lengkap, manager risiko harus meninjau kontrak-kontrak
dalam masing-masing golongan. Sebagai contoh kontrak-kontrak yang dikeluarkan dari
golongan yang esensial mungkin meliputi perlindungan terhadap :
- Kerugian yang bisa dipindahkan kepada pihak lain dengan biaya yang lebih murah
dari premi asuransi.
- Kerugian yang bisa dicegah atau dikurangi sedemikian rupa sehingga tidak lagi
merupakan kerugian yang parah.
- Kerugian yang terjadi sedemikian seringnya sehingga kerugian ini dapat
disesuaikan dengan seksama.
2.11 Pendekatan kuantitatif dalam proses pemilihan metode penanganan risiko
Penerapan pendekatan ini agak terbatas disebabkan oleh beberapa hambatan sebagai
berikut :
a. Data yang dikeluarkan tidak ada atau tidak mencukupi.
b. Kemungkinan kurangnya pengalaman penggunaan cara ini.
Walaupun adanya keterbatasan tersebut, pendekatan ini sangat bermanfaat dalam
menetapkan sesuatu keputusan manajemen yang penting.
- Matrik kerugian
Page 17
Untuk menggambarkan konsep matrik kerugian dianalogikan bahwa sebuah gedung
dimiliki oleh suatu perusahaan dihadapkan padda suatu kerugian karena kebakaran
dan yang akan terjadi adalah kerugian total atau sama sekali tidak ada kerugian. Tiga
tindakan yaitu untuk menggung risiko, untuk memnggung risiko serta menambah
beberapa usaha pengalaman sehingga mengurangi kans suatu kebakaran dan untuk
membeli perlindungan asuransi. Kerugian-kerugian yang dialami jatuh ke dalam dua
kategori yaitu kerugian secara kebetulan yang akan terjadi hanya jika ada sesuatu
kebakaran dan biaya yang akan timbul baik da kebakaran atau tiadak ada kebakaran.
- Pengeruh kecemasan dalam menetapkan keputusan
Kecemasan kemungkinan terjadinya kerugian belum diperhitungkan secara biaya.
Nilai kecemasan tentu saja itu merupakan hal yang subjektif. Tujuan manajemen
risiko akan mempngaruhi faktor kecemasan tersebut sebab tujuan manajemen risiko
menentukan seberapa besar pentingnya faktor kecemasan itu seharusnya ditempatkan
pada kerugian potensial, tujuan managemen risiko mencerminkan sikap perusahaan
yang bersangkutan terhaap risiko.
2.12 Risiko yang dihadapi oleh sektor bisnis textile
Adapun risiko yang akan timbul dan dialami oleh sektor bisnis tekstil adalah :
a. Bisnis ini sangat mengikuti trend dan mode yang berkembang di dunia fashion dan
masyarakat. Sehingga dibutuhkan tenaga ahli dalam bidang desain dan lainnya,
sedangkan biaya untuk membayar tenaga ahli desain dan tenaga ahli lainnya mahal
shingga perusahaan harus menganggarkan secara khusus.
b. Bisnis tekstil memiliki inovasi produk yang tinggi karena itu biaya inovasi harus
dislokasikan secara khusus.
c. Produk yang sudah ketinggalan jaman dianggap tidak memiliki nilai jual lagi atau
dianggap tidak menarik (kadaluarsa).
Solusi yang dapat diberikan adalah :
- Untuk mengatasi risiko yang timbul bagi pihak penjual tekstil membuat
perjanjian purna jual dengan pihak pabrik atau distributor.
Page 18
- Memperkirakan jumlah yang akan diproduksi dengan jumlah yang akan laku
terjual di pasar mana itu harus diperhitungkan secara teliti serta didukung oleh
riset pasar yang maksimal.
d. Persaingan dengan produk tekstil impor. Solusi yang bisa diberikan adalah :
- Industri tekstil dalam negeri memerlukan perlindungan atau proteksi dari plitik
dumping tekstil impor.
- Perlu membentuk forum yang membahas secara intensif dan mencari solusi
permasalahan agar pelaku bisnis dalam negeri tidak mengalami permasalahan.
- Pemerintah dan pihak trkait perlu mengadakan seminar, pelatihan dan
sejenisnya untuk para pelaku usaha tentang bagaimana memahami dan
menyikapi bentuk hubungan yang bersifat kemitraan.
e. Ekspor tekstil sangat dipengaruhi oleh permintaan tekstil di pasar internasional.
Solusinya :
- Perusahaan harus selalu memilik stok barnag produksi di gudang.
- Perusahaan harus selalu memiliki bahan baku dalam jumlah yang mencukupi.
- Perusahaan harus mengantisipasi permainan harga yang dilakukan oleh para
distributor di pasaran baik pada harga bahan baku atau harga penjualan
produksi.
f. Kualitas mesin tekstil harus berstandar internasional dan kebanyakan komponennya
harus diimpor sehingga dibeli dengan mata uang asing. Solusinya adalah :
- Perusahaan harus memiliki cadangan dalam bentuk maata uang asing dalam
safe deposit box di prebankan.
- Perusahaan harus memiliki komponen cadangan pengganti. Dengan catatan
bahwa komponen tersebut merupakan komponen yang harus diganti secara
rutin.
- Perusahaan harus melakukan kontrak dagang dengan perusahaan pemilik
pabrik mesin atau sperepart dengan tujuan mengantisipasi kerusakan mesin
dan garansi terhadap komponen dengan bentuk mitra bisnis.
g. Limbah buangan tekstil seperti hasil celupan pewarnaan pakaian yang bisa merusak
lingkungan ini akan menjadi biaya yang ditanggung terutama jika berdampak pada
pencemaran lingkungan atau menimbulkan polusi. Solusinya yaitu:
Page 19
- Perusahaan harus membuat tempat pengolahan limbah pabrik secara modern
sehingga limbah pabrik selalu memiliki tempat pembuangan.
- Perusahaan harus memiliki alokasi anggaran untuk biaya sosial dengan tujuan
mengantisipasi ada tuntutan dari masyarakat.
- Perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.
- Perusahaan sebaiknya mengikut serrtakan masyarakat dalam setiap kegiatan
perusahaan sehingga diharapkan tumbuhnya rasa memiliki perusahaan.
Page 20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Usaha Aston Bogor Hotel dan Resort
A. Aston Bogor Hotel & Resort Resmi Dibuka
Bogor, 11 Desember 2010 - Aston International mengumumkan pembukaan hotel
pertamanya di Bogor – Hotel bintang 4 Aston Bogor Hotel & Resort. Aston Bogor Hotel &
Resort dibangun untuk menjadi hotel dan resor bintang 4 Internasional terkemuka di Bogor yang
bertujuan menawarkan fasilitas yang lengkap untuk para pelancong dengan keperluan bisnis
maupun liburan, serta para penyelenggara professional kegiatan MICE. Hotel dan resor baru ini
merupakan bagian dari daerah komersial dan hiburan Nirwana Epicentrum serta memiliki 123
kamar dan kondominium dalam berbagai tipe, mulai dari satu hingga dua kamar tidur
kondominium serta beberapa kamar suite. Fasilitas lainnya meliputi lobby lounge, coffee shop,
terrace cafe, ballroom besar tanpa pilar, serta beberapa ruang pertemuan kontemporer. Selain itu,
terdapat juga beragam pilihan fasilitas rekreasi di dalam hotel seperti , pusat kebugaran, Spa, dan
Kolam renang dengan ukuran besar di luar ruang.
Para tamu hotel juga dapat menikmati fasilitas rekreasi lainnya yang berada di dekat Hotel
Aston baru ini, seperti Taman Air The Jungle, serta Orchard Walk yang menghadirkan berbagai
pilihan restoran dan Kafe. General Manager Aston Bogor Hotel & Resort, M. Darto mengatakan,
“Bogor merupakan salah satu daerah tujuan wisata dan kegiatan MICE terkemuka di Indonesia.
Oleh Karena itu, Aston Bogor Hotel & Resort yang baru ini dirancang untuk menjadi tempat
pilihan utama dan tepat bagi kegiatan-kegiatan komersial dan sosial di kota Bogor seperti
kegiatan bisnis, berlibur, pertemuan, maupun pameran.”
Aston memasuki pasar Indonesia pada akhir tahun 1990-an dan saat ini menjadi perusahaan
pengelola keramah-tamahan terdepan di Indonesia yang menawarkan jaringan Hotel, Kondotel,
Page 21
Resort, Serviced Apartments, dan Vila. Aston Hotels & Resorts mengelola hotel bintang 5 Grand
Aston, bintang 4 Aston dan bintang 3 Aston City Hotel dan Quest serta bintang 2 bran favehotel,
akan tetapi Aston International juga menawarkan resor vila mewah dengan bran Royal Kamuela
dan Kamuela serta beberapa pilihan properti eklektik yang memiliki standar berbeda dan unik.
Dengan rekam jejak yang terbukti, Aston mempunyai visi yang sangat jelas - untuk dikenal
secara universal sebagai perusahaan pengelola keramah-tamahan terpilih di Asia Pasifik.
Saat ini Visi dan Misi Aston Bogor Hotel dan Resort di bawah ini :
Visi :
"We are a hospitality management company managing hotels, resorts, apartments
and villas in Asia Pacific."
Misi :
"To be universally recognized as the preferred hospitality management company in
Asia Pacific."
Kami di Archipelago merencanakan memenuhi misi kami dan dapat mempertahankan visi
kami dalam waktu yang lama?
Terdapat banyak bagian kecil yang berkontribusi dalam keseluruhan dari kesuksesan organisasi
manajemen seperti kami dan dalam setiap individualnya dalam menjalankan properti. Banyak
dari keputusan kami berdasar pada kunci dari filosofi manajemen kami:
- Menyediakan marketing yang agresif dan kreatif
- Merancang properti yang inovatif
- Membangun pelayanan terorganisir, menarik staf terbaik dan cerdas untuk berkomitmen
dengan profesionalitas yang luar biasa.
- Melakukan re-investasi secara rutin dalam pembangunan staf, training dan teknologi.
- Mudah beradaptasi dan fleksibel kepada setiap pemilik dan pengembang properti.
- Penelitian pasar dan pengembangan merek
- Menghargai para pemilik dan keunikan proyek mereka adalah penting untuk perusahaan
kami.
- Terus-menerus berjuang untuk melebihi haraan setiap pemilik properti.
Page 22
- Menciptakan saat-saat menyenangkan dari pelayanan setulus hati dengan melakukan hal-
hal yang tak terduga maupun yang biasa dengan kerendahan hati kami.
- Selalu memiliki rasa urgensi saat bekerja dengan para tamu, pemilik dan mitra perjalanan
kami.
- Menjadi inovator dalam standar pelayanan, sementara tidak takut untuk mencoba dan tidak
takut dalam mengambil resiko dengan kebahagiaan para tamu dan pemilik menjadi yang
terdepan dalam tindakan kami.
3.2 Deskripsi Aston Bogor Hotel dan Resort
Bogor, Aston Bogor Hotel dan Resort adalah dasar dari untuk menjelajahi keindahan kota.
Dari sini, para tamu dapat menikmati akses mudah ke semua kota yang ramai ditawarkan. Juga
mudah dijangkau seperti Kimia Farma Rumah Sakit, Giant Botani Square, Istana Bogor.
Di Aston Bogor Hotel dan Resort, pelayanan yang sangat baik dan fasilitas tempat tinggal yang
tak terlupakan. Tamu hotel dapat menikmati tempat fitur seperti kotak penyimpanan aman,
concierge, coffee shop, smoking area, bar / pub.
Pengalaman fasilitas kamar berkualitas tinggi, termasuk akses internet - LAN (gratis), meja tulis,
jubah mandi, TV satelit, akses internet, untuk membantu Anda istirahat setelah seharian
beraktifitas yang panjang. Hotel ini menawarkan fasilitas rekreasi yang indah seperti pijat, pusat
kebugaran, taman, kolam renang luar ruangan, kolam (anak). Membuat pengalaman Anda tak
terlupakan. Temukan perpaduan menarik dari layanan profesional dan beragam fitur di Aston
Bogor Hotel and Resort.
3.3 Informasi yang Bermanfaat di Aston Bogor Hotel dan Resort
1. Sarapan Tambahan (Jika tidak termasuk dalam tarif kamar) = Rp. 60.000,-
2. Check-Out = 12.00
3. Jarak dari pusat kota = 2. Km
4. Jarak ke bandara = 65. Km
5. Awal Check In = 00.00 AM
6. Lift = ya
7. Area Bebas Rokok = ya
Page 23
8. Jumlah lantai = 8
9. Jumlah Restoran = 3
10. Jumlah Kamar = 223
11. Tersedia Parkir = ya
12. Layanan Kamar (Ya, Tidak, 24 Jam) = ya
13. Tahun Hotel Dibangun = 2010
3.4 Ringkasan Aston Bogor Hotel dan Resort
The Aston Bogor Hotel and Resort terletak di Bogor menjadikannya salah satu hotel terbaik
untuk tempat tinggal selama berada di kota. Semua fasilitas modern tersedia di semua 123 hotel
kamar. Setiap kamar tamu memiliki ruangan bebas rokok, penyejuk udara, jubah mandi, meja
tulis, pengering rambut, papan setrika. Akomodasi Bogor ini memiliki semua fasilitas dan
kemudahan yang akan Anda harapkan dari hotel sekelas ini. Sebagai tambahan, para tamu hotel
dapat menikmati fasilitas olahraga dan rekreasi yang disediakan di sini: pijat, gym, spa, kolam
renang luar ruangan. Hotel ini memberikan layanan yang hangat dan menyambut standar
internasional. Untuk melanjutkan dengan pesanan Anda di Aston Bogor Hotel and Resort
melalui formulir pesanan aman online kami, silahkan masukkan periode tinggal Anda.
3.5 Fasilitas Aston Bogor Hotel dan Resort
Kamar:
Balkon, Bath atau shower, jubah mandi, air botol gratis, pengering rambut, Papan Setrika, bar
mini, ruangan bebas rokok, Kulkas, Layanan Kamar, Layanan Kamar - 24 Jam, Brankas, shower,
Kamar merokok (On Request), Teh / kopi Fasilitas, TV, TV - Satelite / kabel, Wi Fi - Gratis,
Meja Kerja
Hotel:
Air Conditioned, Antar-Jemput Bandara Layanan, Bar, Coffee Shop / Cafe, concierge, Lift,
Taman, Layanan Binatu, Fasilitas Kamar rapat, restoran, Brankas, Toko
Internet & Bisnis:
Pusat Bisnis, Internet, Fasilitas Ruang Rapat, Wi Fi - gratis, Wi Fi di Wilayah Publik
Kenyamanan:
Page 24
Sepeda Hire, Pusat Kebugaran, Pijat, Spa / Pusat Kesehatan, Kolam Renang - Bar, Kolam
Renang - Anak, Kolam Renang - Luar Ruangan
keluarga:
Kamar Keluarga (On Request), Kolam Renang - Anak
Aston Bogor Hotel and Resort Peta
3.6 Aston Bogor Hotel dan Resort Dilengkapi Dengan
Fasilitas :
1. Layanan Kamar 24 Jam
2. Bar / Restoran
a. Spa
b. Fasilitas Orang Cacat
3. Ruang Keluarga
a. Klub Malam
4. Restoran
a. Salon
5. Smoking Area
6. Bandara
7. Penyewaan Spa
8. Coffee Shop
a. Menjaga Anak
b. Pusat Bisnis
9. Petugas
10. Lif
a. Lantai eksekutif
11. Layanan laundry / dry cleaning
12. Fasilitas rapat
13. Pusat bisnis
14. Layanan Kamar
15. Tempat parkir mobil
Page 25
16. Toko
a. Layanan antar jemput
b. Wisata
17. Wi-Fi di tempat umum
Olahraga dan Rekreasi :
1. Pusat Kebugaran
2. Ruang Bermain
3. Taman
4. Golf (Lokasi)
a. Golf (Dalam Jarak 3 km)
5. Spring Bath
6. Kolam Renang Di Dalam Ruangan
a. Sauna
b. Klub Anak
c. Pijat
d. Kolam Renang Di Luar Ruangan
e. Kolam Renang (Anak)
f. Pantai Pribadi
g. Sauna
h. Spa
7. Mandi Uap
8. Tenis
9. Olahraga Air (Bermotor)
10. Olahraga Air (Tak-Bermotor)
Internet Di Dalam Kamar :
Akses Gratis LAN dan WiFi
3.7 Foto Hotel Aston Bogor Hotel and Resort
Page 26
Hotel Exterior Suite Room Meeting Room
Suite Room Hotel Exterior Surroundings
Surroundings Restaurant Suite Room
Condotel 1 Bed Deluxe Room Deluxe Room
Condotel 2 Bed - Mountain View
Batutulis Buffet and Open Kitchen
Batutulis Coffee Shop
Page 27
BBQ Terrace Katulampa Lounge and Bar Meeting Room
Nirwana Ballroom Reception Swimming pool
Swimming pool Hotel Exterior
Page 28
BAB IV
ANALISIS RESIKO HOTEL
4.1 Penilaian Risiko Bisnis:
Posisi Pasar (Market Position). Analisis meliputi penilaian yang komprehensif tentang citra
merek Perusahaan dan reputasi di industri perhotelan, apakah itu barang mewah / pertengahan
harga / ekonomi hotel, pelanggan sasaran, lokasi hotel, dan jenis layanan yang ditawarkan untuk
pasar target tertentu. Sebagai industri yang cukup kompetitif, keunggulan kompetitif hotel atau
keunikan juga dianggap sebagai akan menjadi faktor kunci untuk menentukan fleksibilitas harga.
Selain itu, hambatan untuk masuk seperti regulasi, zonasi dan biaya konstruksi harus ditinjau
ulang untuk menentukan tingkat persaingan di masa depan dan posisi kompetitif Perusahaan.
Diversifikasi (Diversification). Penilaian ini meliputi profil campuran tipe tamu hotel 'dan
negara asal mereka, layanan yang ditawarkan di hotel, jumlah hotel yang dioperasikan dan lokasi
masing-masing. Diversifikasi tingkat tertentu penting dilakukan untuk menjaga stabilitas usaha
dan arus kas dalam melewati naik turunnya siklus bisnis yang dipengaruhi oleh musim liburan,
siklus ekonomi, atau kondisi kurang kondusifnya tingkat keamanan di suatu negara atau di area
hotel.
Kemampuan Pemasaran (Marketing Capability). Analisis meliputi efektivitas kegiatan
pemasaran hotel, termasuk iklan dan promosi kepada pelanggan langsung, kerjasama dengan
agen perjalanan, grosir atau bahkan bank untuk menjual kamar dan pelayanan hotel. Kami juga
akan melihat kerjasama dengan jaringan hotel internasional/waralaba, yang bisa menjadi faktor
positif karena dapat mengambil manfaat dari pemasaran global dan kegiatan promosi bersama
untuk mendapatkan pelanggan global dan mempersilakan mereka mengetahui standar kualitas
hotel dan kemudian melakukan pemesanan kamar. Program keanggotaan ini juga
diperhitungkan, karena dapat mendorong pelanggan untuk menginap di jaringan hotel karena
mendapatkan manfaat seperti promosi pemberian tarif kamar yang lebih rendah atau pemberian
hadiah poin.
Page 29
Manajemen Operasi (Operating Management). Analisis ini mencakup pemeriksaan atas
efisiensi biaya operasi hotel dan kualitas yang dirasakan secara keseluruhan pada hotel. Karena
bergerak dalam bisnis jasa, perusahaan harus mampu memenuhi harapan para tamu hotel atas
pelayanan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Penilaian juga akan difokuskan pada
kemampuan hotel dan komitmennya untuk secara teratur terus memperbaharui dan merenovasi
fasilitas-fasilitas dalam rangka untuk tetap kompetitif dan meningkatkan tingkat huniannya.
Mengingat bahwa bisnis hotel adalah usaha yang padat modal, realisasi tingkat hunian yang
ditargetkan penting untuk dievaluasi karena perlu bagi Perseroan untuk mencapai break even
point tepat waktu. Karyawan-karyawan hotel juga penting untuk diperhatikan, termasuk
pelatihan yang diberikan untuk dapat lebih baik melayani tamu. Selain itu, analisis manajemen
biaya, termasuk bagaimana hotel mengelola biaya energi, biaya tenaga kerja dan biaya operasi
lainnya, adalah penting khususnya selama periode musim dimana tingkat huniannya rendah.
Analisis marjin dilakukan dengan membandingkan angka-angka Perusahaan dengan angka
pemain-pemain lainnya.
4.2 Penilaian Risiko Keuangan
Kebijakan Keuangan (Financial Policy). Analisis yang mencakup tinjauan filosofi manajemen,
strategi dan kebijakan atas risiko keuangan (historis, sekarang dan proyeksi ke depan). Selain itu,
pemeriksaan atas target keuangan manajemen (pertumbuhan, leverage, struktur utang, kebijakan
dividen, dan sebagainya), kebijakan lindung nilai (hedging), dan kebijakan-kebijakan lain dalam
upaya mengurangi risiko keuangan perusahaan secara keseluruhan (sejarah masa lalu vs proyeksi
masa depan). Rekam Jejak Perusahaan pada pemenuhan kewajiban keuangan di masa lalu juga
dikaji untuk menentukan tingkat komitmen, kesungguhan dan konsistensinya untuk membayar
kewajiban-kewajiban secara tepat waktu.
Sruktur Permodalan (Capital Structure). Analisis mencakup pemeriksaan terhadap leverage
perusahaan di masa lalu, saat ini dan proyeksi kedepannya (total utang dan nilai bersih utang
dalam hubungannya dengan besar modal, total modal dan arus kas), struktur utang dan
komposisinya (Rupiah vs mata uang asing, utang jangka pendek vs utang jangka panjang,
dengan tingkat suku bunga tetap vs suku bunga mengambang, dan lain-lain). Cara pengelolaan
Page 30
kewajiban juga dikaji secara mendalam.
Perlindungan Arus Kas (Cash Flow Protection). Analisis meliputi kajian menyeluruh dari arus
kas perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan
jangka panjang. Tingkat kemampuan membayar hutang diukur oleh rasio pembayaran bunga dan
rasio pembayaran utang. Tingkat likuiditas perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek juga dikaji secara mendalam.
Fleksibilitas Keuangan (Financial Flexibility). Analisis meliputi evaluasi gabungan semua
ukuran finansial di atas untuk sampai pada pemahaman yang menyeluruh tentang kesehatan
keuangan perusahaan. Analisis tentang faktor-faktor lain yang terkait atau angka angka yang
tidak secara khusus ditelaah diatas, seperti klausul perlindungan asuransi, klausula-klausula yang
membatasi dalam perjanjian pinjaman/obligasi atau hubungan dengan induk perusahaan dan
bantuan-bantuan juga ditelaah. Penugasan analitis lain yang tercakup adalah evaluasi pilihan
yang bisa diambil oleh perusahaan dalam tekanan, termasuk rencana-rencana atas kejadian tidak
terduga (contingency plan) dan kemampuan serta fleksibilitas lainnya untuk mengatasi berbagai
skenario yang merugikan. Dukungan pemegang saham dan komitmennya juga sangat
dipertimbangkan.
Resiko yang dihadapi bisnis perhotelan:
Jasa Perhotelan
Yang harus mendapat perhatian:
a. Occupancy rate (berapa rata-rata kamar yang terpakai dibanding dengan kamar yang
tersedia).
b. Sales Coefficient (berapa rata-rata pendapatan di luar kamar dibanding dengan
pendapatan atas penjualan kamar).
c. Struktur pendapatan dan biaya yang wajar dari suatu hotel.
d. Rata-rata Gross Operating (GOP) yang wajar bervariasi, yang umum berkisar antara 30-
40% dari total pendapatan (paling besar biaya penyusutan).
e. Biaya pemasaran hotel, umumnya berkisar antara 3-5 % dari total pendapatan.
f. Hotel dibedakan antara hotel bisnis, resort, butik dan lain-lain.
Page 31
g. Ada/tidak dukungan dari Chain hotel.
h. Pengaruh travel agent.
i. Jenis wisatawan/tamu hotel yang menjadi target pasar.
Jenis wisatawan bisa dibedakan:
Free Individual Traveller (FIT): a) Bebas bepergian sendiri tanpa diatur travel.b) Bebas
memilih obyek wisata.c) Masa tinggal tidak terbatas.
Group Individual Traveller (GIT): a) Segala keperluan diatur travel.b) Masa tinggal dan
akomodasi tertentu.
Tour Series. Datang sesuai jadual/periode travel.
Convention. Termasuk meeting, training session, conference dll
Package .
a) Kelompok wisata.
b) Pada saat low session.
c) Murah
Page 32
BAB V
PEMECAHAN MASALAH
PERSYARATAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN HOTEL
5.1 Ruang Lingkup Persyaratan dan Penerapan Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel
Ruang lingkup persyaratan dan penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel meliputi
penjelasan 16 (enam belas) elemen, acuan/referensi (types of input), proses penerapan dan hasil
yang diharapkan (types of output), di setiap elemen Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
Hotel. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemahaman dan penerapannya.
5.2 Persyaratan Umum
Persyaratan umum Sistem Manajemen Pengamanan Hotel meliputi:
1. Standar manajemen pengamanan dimaksudkan untuk membantu usaha hotel dalam
mengelola secara efektif ke 16 (enambelas) elemen yang terkandung dalam Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel yang dapat disatukan dengan persyaratan standar
manajemen lainnya. Standar ini juga dapat membantu usaha hotel untuk mancapai
sasaran pengamanan dan kepentingan ekonomi.
2. Persyaratan dari standar memungkinkan suatu usaha hotel untuk mengembangkan dan
menerapkan suatu kebijakan pengamanan, sasaran pengamanan dan tanggung jawab
terhadap pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan dan risiko keamanan.
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dapat dilaksanakan pada semua hotel bintang dan non
bintang yang berorientasi komersial baik milik swasta maupun milik negara. Dasar dari
pendekatan standar Sistem Manajemen Pengamanan Hotel tercantum pada gambar di bawah
ini.
KETERANGAN :
Standar Sistem Manajemen Pengamanan Hotel didasarkan pada metodologi yang berlaku umum
Page 33
seperti Perencanaan-Penerapan-Pemeriksaan Perbaikan. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Kebijakan pengamanan: menetapkan suatu arahan kerangka kerja Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel dan komitmen dari seluruh tingkatan dan departemen atau bagian
yang ada di hotel untuk menerapkan sistem manajemen pengamanan;
b. Perencanaan : menetapkan suatu sasaran pengamanan dan proses yang dibutuhkan
untuk mencapai hasil sesuai dengan kebijakan pengamanan hotel;
c. Penerapan : proses menjabarkan dan melaksanakan kebijakan pengamanan dan sasaran
pengamanan hotel;
d. Pemeriksaan : pemantauan dan pengukuran proses pelaksanaan dari kebijakan
pengamanan, sasaran pengamanan, peraturan perundang-undangan dan persyaratan
teknis lainnya serta pelaporan dari hasil;
e. Evaluasi dan tinjauan manajemen : upaya untuk menilai efektifitas dari penerapan
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel; dan
f. Peningkatan : menetapkan tindakan untuk perbaikan berkelanjutan kinerja Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel. Kunci sukses sistem ini bergantung pada komitmen dari
setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang ada di usaha hotel, khususnya dari
manajemen puncak. Kebijakan Keamanan Perencanaan Penerapan Pengukuran &
Monitoring Perbaikan berkelanjutan Evaluasi & Tinjauan Manajemens standar Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel memungkinkan suatu usaha hotel untuk:
a. mengembangkan suatu kebijakan pengamanan;
b. menetapkan sasaran pengamanan hotel dan proses untuk mencapai komitmen-komitmen
dari kebijakan pengamanan tersebut;
c. melaksanakan kegiatan pengamanan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja; dan
d. menunjukan pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan dari standar Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel Hotel ini. Secara keseluruhan tujuan dari standar
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel adalah untuk meningkatkan pelaksanaan
pengamanan yang baik, dan seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi.
3. Sistem Manajemen Pengamanan Hotel berisi 16 (enam belas) elemen yang dapat diaudit
secara objektif untuk mencapai kinerja sesuai komitmen yang ada dalam kebijakan
pengamanan hotel dalam memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan
Page 34
persyaratan teknis lainnya yang ditetapkan usaha hotel guna mencegah kejadian
gangguan keamanan dan melakukan perbaikan berkelanjutan
4. Sistem Manajemen Pengamanan Hotel memberikan persyaratan-persyaratan untuk
penerapan sistem manajemen pengamanan, agar usaha hotel dapat mengendalikan
ancaman, gangguan dan dapat mengembangkan kinerja pengamanan usaha hotel.
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel tidak menetapkan elemen khusus untuk
kinerja pengamanan hotel dan tidak memberikan spesifikasi detail untuk pola
konfigurasi keamanan, tetapi pola konfigurasi keamanan dibuat oleh masing-masing
usaha hotel.
5. Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dapat diaplikasikan dalam usaha hotel untuk:
a. menetapkan sebuah sistem manajemen pengamanan guna memitigasi atau
menurunkan risiko terjadinya gangguan keamanan terhadap pekerja hotel, para
tamu dan pihak terkait lainnya, yang tercakup dalam profil gangguan keamanan
hotel;
b. menerapkan, memelihara dan melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan
terhadap Sistem Manajemen Pengamanan Hotel;
c. menjamin pelaksanaan kebijakan pengamanan hotel yang telah ditentukan oleh
usaha hotel; dan
d. menunjukkan kepatuhan terhadap ketentuan pengamanan dengan:
1) melaksanakan semua peraturan perundangan-undangan keamanan;
2) membuat prosedur keamanan internal usaha hotel;
3) memberikan konfirmasi tentang pencapaian Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel kepada pihak-pihak terkait dan yang telah
bekerjasama dengan usaha hotel, seperti : para pelanggan, komunitas,
kepolisian setempat; dan
4) memberikan konfirmasi bahwa usaha hotel telah melaksanakan Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel dan atau dapat disertifikasi oleh Badan
Sertifikasi independen yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) dan diregistrasi oleh pihak Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri).
5) Semua persyaratan dalam spesifikasi pengamanan merupakan bagian dari
Page 35
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel. Cakupan aplikasi tergantung pada
beberapa faktor sesuai dengan kebijakan pengamanan hotel, jenis hotel
dan kegiatan bisnisnya, risiko-risiko serta kompleksitas operasional hotel.
6 Spesifikasi Penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
Spesifikasi Penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel memiliki 16 (enam belas)
elemen yang meliputi:
1. Elemen Satu : Pemeliharaan dan Pembangunan Komitmen Pengamanan Hotel
a. Kebijakan Pengamanan Hotel Usaha hotel wajib memiliki kebijakan
pengamanan hotel yang menetapkan arahan dan kerangka prinsip-prinsip
kegiatan yang lengkap untuk suatu usaha hotel. Kebijakan pengamanan hotel
juga menjadi pedoman untuk menetapkan sasaran pengamanan hotel sebagai
wujud tanggung jawab dan kinerja yang wajib dicapai oleh usaha hotel.
Kebijakan pengamanan hotel menunjukkan komitmen yang formal dan
konsisten dengan proses bisnis usaha hotel dan sistem manajemen lainnya.
Dokumen kebijakan pengamanan hotel wajib dibuat bertanggal dan ditetapkan
oleh pimpinan puncak.
1) Acuan/referensi (types of input). Dalam menetapkan kebijakan pengamanan hotel,
usaha hotel wajib menggunakan acuan/referensi di bawah ini:
a) kebijakan pengamanan hotel dan sasarannya wajib sesuai dengan
pengelolaan usaha hotel secara menyeluruh;
b) ancaman keamanan yang sudah dan mungkin terjadi di hotel,
seperti kasus pencurian, kejahatan eksploitasi seksual anak,
penyalahgunaan narkoba, dan perdagangan orang di hotel;
c) persyaratan peraturan perundang-undangan pengamanan dan
persyaratan teknis lainnya;
d) sejarah dan kondisi terkini dari kinerja pengamanan hotel;
e) kebutuhan dari pihak-pihak terkait dan yang telah bekerjasama
dengan usaha hotel, seperti para pelanggan, komunitas, kepolisian
setempat;
f) kesempatan dan kebutuhan untuk peningkatan berkelanjutan
Page 36
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel; dan
g) kebutuhan sumber daya seperti manusia, dana, peralatan. Untuk
memperoleh suatu formulasi dan komunikasi yang efektif,
kebijakan pengamanan hotel wajib:
o ditetapkan sesuai dengan sifat dan skala risiko ancaman
yang ada di usaha hotel dengan melakukan : identifikasi
ancaman, penilaian risiko, dan pengendaliannya.
Kebijakan pengamanan hotel wajib konsisten dengan visi
ke depan dari usaha hotel dan realisitis serta tidak melebihi
dari risiko keamanan hotel yang sebenarnya;
o mencakup komitmen untuk peningkatan berkelanjutan
sehingga usaha hotel dapat mengurangi risiko keamanan di
hotel;
o mencakup komitmen untuk memenuhi peraturan
pengamanan dan persyaratan teknis lainnya yang wajib
dipenuhi oleh usaha hotel;
o menjadi suatu informasi bagi masyarakat;
o didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara;
o dikomunikasikan kepada seluruh pekerja hotel secara terus
menerus sehingga membuat pekerja hotel sadar akan
tanggung jawab individu dalam hal pengamanan hotel;
Pelibatan dan komitmen dari setiap pekerja hotel adalah
hal penting untuk suksesnya pengamanan. Para pekerja
hotel di setiap tingkatan dan departemen atau bagian
diberikan kesadaran akan keuntungan dari pelaksanaan
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel untuk lingkungan
kerjanya dan dapat diberdayakan untuk memberikan
kontribusi yang efektif dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel. Usaha hotel wajib
menyampaikan kebijakan pengamanan dan sasaran
pengamanan hotel kepada seluruh pekerja hotel secara
Page 37
jelas, memandu mereka untuk memiliki panduan kerja
yang dapat mengukur kinerja pengamanan mereka.
o disediakan untuk pihak-pihak terkait dan yang
telahbekerjasama dengan usaha hotel, seperti para
pelanggan, komunitas, kepolisian setempat;Setiap orang
atau kelompok baik di internal maupun eksternal hotel
masuk dalam ruang lingkup kebijakan pengamanan hotel.
Untuk itu suatu proses pelaksanaan kebijakan pengamanan
hotel wajib dikomunikasikan dan dipastikan bahwa pihak
terkait dapat menerima kebijakan pengamanan hotel; dan
o ditinjau ulang secara berkala untuk memastikan bahwa
kebijakan pengamanan hotel selalu relevan dan sesuai
dengan tujuan usaha hotel untuk memastikan kesesuaian
dan efektivitas bisnis hotel yang berkelanjutan (bussiness
continuity).
2) Hasil yang diharapkan (types of output). Hasil yang diharapkan adalah berupa
suatu pemahaman menyeluruh terhadap kebijakan pengamanan hotel yang telah
dikomunikasikan kepada seluruh pekerja hotel dan pihak-pihak terkait dan yang
telah bekerjasama dengan usaha hotel, seperti para pelanggan, komunitas,
kepolisian setempat.
b. Struktur dan Tanggung Jawab Dengan tersusunnya kebijakan pengamanan hotel
yang berisi tentang penetapan aturan, tanggung jawab dan kewenangan, maka
usaha hotel wajib:
1) menyediakan sumber daya yang cukup dan memadai untuk melaksanakan
tugas-tugas pengamanan di setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang
ada di hotel;
2) menetapkan pejabat penanggung jawab keamanan yang tidak boleh
dirangkap dengan jabatan lainnya; dan
3) pejabat yang ditunjuk berkewarganegaraan Indonesia dan jabatannya sesuai
dengan skala bisnis usaha hotel.
4) Acuan/referensi (types of input) yang digunakan dalam menyusun struktur
Page 38
dan tanggung jawab pengamanan hotel adalah:
struktur organisasi usaha hotel;
hasil dari identifikasi ancaman, penilaian risiko ancaman gangguan
keamanan dan pengendaliannya;
sasaran pengamanan hotel;
persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis
lainnya;
deskripsi tugas; dan
standar kualifikasi pekerja hotel.
a) Proses penyusunan kebijakan pengamanan hotel. Tanggung jawab dan wewenang
dari seluruh pekerja hotel yang melakukan tugas-tugas dari Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel wajib ditetapkan, termasuk definisi yang jelas sehingga tidak
tumpang tindih diantara tingkatan dan departemen atau bagian yang ada.
3) Jabatan yang dapat ditetapkan untuk tugas dan tanggung jawab pengamanan
adalah:
a) pimpinan puncak;
b) manajemen departemen atau bagian pada setiap tingkatan yang ada di
usaha hotel;
c) pelaksana;
d) penanggung jawab untuk pekerjaan kontraktor;
e) penanggung jawab pelatihan;
f) penanggung jawab peralatan (engineering) yang penting untuk
pengamanan;
g) pekerja hotel dengan kualifikasi pengamanan tertentu atau petugas
khusus pengamanan yang ada dalam usaha hotel; dan
h) pekerja hotel yang mewakili dalam rapat konsultasi pengamanan.
4) Tanggung jawab pimpinan puncak harus mencakup kewajiban untuk menetapkan
kebijakan pengamanan hotel dan memastikan Sistem Manajemen Pengamanan
Hotel telah diterapkan.
5) Pimpinan puncak menunjuk wakil manajemen (Management Representative/MR)
yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk menerapkan Sistem Manajemen
Page 39
Pengamanan Hotel. Wakil manajemen (MR) merupakan salah satu anggota
pimpinan puncak (Executive Committee) dan dapat dibantu oleh pekerja hotel
yang memiliki tanggung jawab untuk memantau seluruh operasi dari tingkatan
dan departemen atau bagian pengamanan di hotel.
6) Wakil manajemen secara teratur melaporkan kinerja dari Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel dan melaksanakan peninjauan secara berkala serta menyusun
sasaran pengamanan hotel.
7) Manajemen di tingkatan dan departemen atau bagian di luar bagian keamanan
(sekuriti) memastikan bahwa pengamanan telah dikelola dalam area hotel yang
menjadi tanggung jawab mereka.
8) Pendokumentasian dari aturan dan tanggung jawab. Dokumentasi tanggung jawab
dan wewenang dapat berupa:
a. pedoman manajemen sistem pengamanan;
b. prosedur kerja dan uraian tugas; dan
c. uraian pekerjaan.
9) Pengkomunikasian tugas dan tanggung jawab. Tanggung jawab dan kewenangan
pengamanan wajib dikomunikasikan secara efektif kepada pekerja hotel yang
memiliki keterkaitan di setiap tingkatan dan departemen atau bagian.
10) Sumber daya. Usaha hotel harus menyiapkan sumber daya dan sarana yang cukup
untuk melaksanakan pengamanan hotel.
2. Elemen Dua : Pemenuhan Persyaratan Peraturan Perundangundangan
a. Usaha hotel wajib memahami dan menerapkan peraturan perundang-undangan dan
persyaratan teknis lainnya yang terkait dengan pengamanan hotel.
b. Usaha hotel wajib mengomunikasikan peraturan perundangundangan dan persyaratan
teknis lainnya kepada pekerja hotel tetap dan tidak tetap serta pekerja subkontraktor.
c. Acuan/referensi (types of input) yang digunakan adalah:
1) gambaran yang jelas dari proses bisnis usaha hotel;
2) hasil dari identifikasi ancaman, penilaian risiko dan pengendaliannya;
3) standar praktis pengamanan (standar pengamanan pekerja hotel , informasi,
properti);
Page 40
4) peraturan perundang-undangan tentang pengamanan;
5) daftar informasi sumber daya;
6) standar pengamanan nasional, regional dan internasional;
7) persyaratan internal yang ada di usaha hotel; dan
8) persyaratan teknis dari pihak pihak-pihak terkait dan yang telah bekerjasama
dengan usaha hotel seperti para pelanggan, komunitas, kepolisian setempat.
d. Proses untuk memenuhi Elemen Dua. Peraturan perundang-undangan tentang
pengamanan dan persyaratan teknis lainnya yang terkait wajib diidentifikasi. Usaha
hotel wajib menetapkan metode yang tepat untuk mengakses informasi, termasuk
menggunakan media pendukung seperti buku, CD, disk, atau internet. Usaha hotel
wajib mengevaluasi peraturan perundangundangan tentang pengamanan dan
persyaratan teknis lainnya yang terkait dan wajib diterapkan, serta menentukan siapa
yang berkepentingan untuk menerima setiap informasi tentang persyaratan peraturan
perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya.
e. Hasil yang diharapkan (types of Output) adalah:
1) tersedianya prosedur panduan kerja untuk mengidentifikasi dan mengakses
informasi;
2) tersedianya identifikasi persyaratan yang wajib dipenuhi;
3) tersedianya persyaratan-persyaratan seperti buku peraturan perundang-
undangan, teks standar, ringkasan (summary) dan hasil-hasil analisa tersedia di
lokasi yang telah ditetapkan usaha hotel; dan
4) tersedianya prosedur panduan kerja untuk memantau penerapan yang merupakan
konsekuensi dari peraturan pengamanan.
3. Elemen Tiga : Manajemen Risiko Pengamanan
a. Petunjuk Pelaksanaan Pertama; Memahami Usaha Hotel dan Melakukan Identifikasi
Aset dari Risiko Ancaman dan Gangguan Keamanan.Langkah pertama adalah
pekerja hotel yang ditunjuk wajib memahami proses kegiatan (bussiness proces) di
setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang ada di dalam usaha hotel.
Pertimbangan untuk melaksanakan identifikasi wajib berdasarkan faktor-faktor
seperti jam kerja, profil pelanggan, sifat aktivitas usaha hotel, jenis layanan yang
disediakan atau jasa yang disediakan, pengolahan, penyimpanan, rantai pasokan, sifat
Page 41
persaingan dari usaha hotel, informasi yang sensitif, budaya usaha hotel, dan persepsi
toleransi risiko.
Jenis informasi kritis/sensitif yang harus dikumpulkan dan diolah adalah:
1) jam kerja dari setiap tingkatan dan departemen atau bagian;
2) tingkatan pekerja hotel setiap pergantian waktu (shift);
3) jenis pelayanan yang disediakan dan atau jasa yang disediakan, penyimpanan,
pengelolaan, rantai pasokan, dan lainnya;
4) sifat persaingan dari usaha hotel;
5) setiap permasalahan khusus yang dihasilkan dari proses pengelolaan seperti limbah
lingkungan, polusi suara, getaran, buangan limbah/bahan beracun dan berbahaya, serta
polusi udara;
6) jenis tenaga kerja seperti serikat pekerja, pekerja subkontrak (outsourcing), kontraktor,
tenaga tidak terlatih, serta jumlahnya;
7) hubungan antara pekerja dan manajemen usaha hotel; dan
8) indeks kriminal (crime indeks) berdasarkan informasi dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri). Langkah kedua dalam proses identifikasi adalah melakukan
identifikasi terhadap beberapa aset yang ada di setiap tingkatan dan departemen atau
bagian usaha hotel serta berisiko mendapat ancaman bahaya, yaitu :
1) Orang
Meliputi pekerja hotel, pelanggan, pengunjung, tamu, tenaga kerja kontrak dimana
secara hukum menjadi tanggung jawab hotel.
2) Properti
Terdapat 3 (tiga) jenis properti yang ada di hotel :
a) properti yang dapat dilihat dan dirasakan seperti tanah, gedung, perlengkapan
makanan dan minuman, perlengkapan kamar, perlengkapan dapur, uang, dan
semua barang yang mudah dicuri, dirusak, atau yang mempengaruhi risiko
pengamanan serta dapat digunakan untuk alat kejahatan di hotel;
b) properti juga termasuk “goodwill’ atau reputasi/citra hotel yang dapat merugikan
sebagai akibat dari suatu kejadian seperti kemampuan usaha hotel menarik
pelanggan dapat dipengaruhi oleh reputasi yang tidak baik atau kejadian
Page 42
kriminalitas di hotel, atau informasi tentang gangguan keamanan di lingkungan
hotel; dan
c) properti termasuk juga informasi, mencakup hak data, seperti kerahasiaan
penjualan jasa, perencanaan penjualan jasa, perencanaan ekspansi bisnis,
kerahasiaan informasi perorangan mengenai pekerja hotel, daftar pelanggan, dan
data lainnya. Apabila ketiga jenis properti tersebut di atas dicuri atau dihancurkan,
dapat membahayakan usaha hotel.
3) Informasi
Informasi yang berharga bagi hotel untuk dijaga yaitu:
a) masalah kerahasiaan tamu, kerahasiaan cetak biru (blue print) hotel;
b) keamanan transaksi penggunaan kartu kredit;
c) pengamanan hak kekayaan intelektual seperti disain ekslusif amenitis dan interior;
dan
d) pengamanan basis data (data base) transaksi dan komunikasi.
b. Petunjuk Pelaksanaan Kedua; Menentukan Resiko Kerugian dari Suatu
Kejadian/Kerawanan. Langkah kedua dalam metodologi penilaian risiko keamanan
adalah melakukan identifikasi jenis kejadian atau peristiwa yang akan terjadi
berdasarkan:
1) peristiwa/kejadian yang telah terjadi sebelumnya di setiap tingkatan dan
departemen atau bagian;
2) kejadian dengan situasi yang sama/berulang;
3) kejadian yang terjadi seperti kriminal yang mungkin akan terjadi di setiap
tingkatan dan departemen atau bagian; dan
4) bencana alam sesuai lokasi geografi. Risiko kerugian dari suatu kejadian dapat
dibedakan dalam tiga kategori:
1) Kejadian yang berhubungan dengan kejahatan /kriminal. Terdapat sejumlah
sumber untuk informasi/data tentang kejahatan yang berhubungan dengan
kejadian yang dapat berakibat pada usaha hotel. Usaha hotel dapat
mempertimbangkan beberapa sumber berikut sebagai upaya membantu
mengurangi risiko keamanan di hotel antara lain:
a) data statistik tentang kriminal dan panggilan layanan bantuan Polisi
Page 43
setempat selama 3 (tiga) sampai 5 (lima) tahun terakhir;
b) data kriminalitas yang dipublikasikan oleh Polisi setempat untuk diketahui
oleh khalayak ramai;
c) rekaman laporan kejadian gangguan di internal usaha hotel;
d) data kondisi demografi, sosial, kondisi ekonomi, tingkat populasi, transisi
populasi, tingkat pengangguran (Ipoleksosbud di sekitar hotel);
e) kriminalitas yang menonjol dan keluhan dari masyarakat sekitar terhadap
keberadaan hotel yang dapat mengganggu aktivitas usaha hotel;
f) informasi, isu tentang masalah kamtibmas dari kepolisian yang berkaitan
dengan ancaman atau kondisi yang berdampak pada kegiatan usaha hotel;
g) kelompok profesi dan asosiasi terkait yang dapat menyediakan data dan
informasi lain berkaitan dengan permasalahan yang spesifik di lingkungan
usaha hotel atau kecenderungan aktivitas kriminal di lingkungan usaha
hotel; dan
h) faktor-faktor lainnya seperti situasi dan kondisi lingkungan, akses ke lokasi
hotel, dan hal-hal yang dapat menimbulkan kriminal/kejahatan seperti
perampokan, penyanderaan, aksi teroris, pengeboman, kasus narkoba dan
eksploitasi seksual anak serta perdagangan orang.
2) Kejadian yang bukan kriminal.
Usaha hotel wajib mempertimbangkan 2 (dua) kategori yaitu kejadian yang
diakibatkan oleh manusia dan alam. Bencana yang diakibatkan oleh manusia
seperti huruhara, pemogokan, kegagalan sumber energi listrik, kecelakaan
kerja, dan kelangkaan sumber-sumber penting kehidupan. Bencana yang
diakibatkan oleh alam seperti badai, angin ribut, gempa bumi, dan tsunami.
Konsekuensi kejadian. Suatu konsekuensi kejadian adalah hasil yang
didapatkan dari suatu kejadian. Kejadian itu sebagai akibat dari hubungan
antara beberapa kejadian atau antara usaha hotel. Usaha hotel menerima
berbagai jenis kerugian dimaksud sebagai suatu konsekuensi dari kejadian
tersebut. Sebagai contoh jika suatu usaha hotel terkait dengan aktivitas ilegal
atau memproduksi suatu jasa layanan yang ilegal, dapat merusak reputasi
usaha hotel tersebut dan mitranya seperti penjual (vendor), pemasok
Page 44
(supplier), distributor, dan mitra kerja.
c. Petunjuk Pelaksanaan Ketiga; Menetapkan Tingkat Peluang dari Risiko Kerugian
dan Frekuensi Kejadian.
1) Peluang dari risiko kerugian.
Peluang kerugian tidak hanya didasarkan pada perhitungan matematis, tetapi
mempertimbangkan juga mengenai:
a) seringnya suatu kejadian kehilangan/kerugian yang akan terjadi di masa yang
akan datang;
b) data kejadian yang lalu di hotel;
c) data kejadian di suatu tingkatan dan departemen atau bagian yang sejenis;
d) kondisi lingkungan sekitar, kondisi lokasi geografi, kondisi sosial politik, dan
perubahan ekonomi; dan
e) faktor lainnya yang dapat mempengaruhi peluang kejadian. Sebagai contoh
lokasi hotel di daerah banjir atau area pinggir pantai yang memiliki peluang
yang lebih tinggi terjadinya banjir dan angin ribut dibandingkan usaha hotel
yang berlokasi di dataran tinggi dan jauh dari pantai. Walaupun banjir dan
angin ribut belum pernah terjadi di lokasi tersebut, tetapi tingkat risiko akan
tetap lebih tinggi karena lokasi tersebut memiliki potensi kejadian. Pada contoh
lainnya yaitu suatu usaha hotel yang memiliki sejarah kejadian kriminal baik
di dalam maupun di luar area lingkungan hotel, akan tetap memiliki peluang
tinggi untuk terjadinya kriminal di masa mendatang apabila tidak menetapkan
langkah-langkah untuk melakukan perbaikan terhadap aspek keamanan.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek keamanan seperti ekonomi, sosial,
dan isu politik. Tingkat peluang kejadian akan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan untuk menentukan solusi yang tepat guna
mengendalikan potensi kejadian.
2) Peluang Kejadian.
Dilihat dari perspektif kejadian, usaha hotel wajib menetapkan seberapa sering
potensi terjadinya kejadian seperti perampokan terhadap tamu terjadi di area
parkir, kehilangan barang di dalam hotel dan bencana alam.
a) Petunjuk Pelaksanaan Keempat; Menentukan Akibat dari Suatu Kejadian.
Page 45
Usaha hotel wajib mempertimbangkan seluruh potensi biaya baik langsung
maupun tidak langsung dan kejiwaan dalam suatu risiko kejadian yang
berdampak merugikan usaha hotel. Meskipun peluang kerugiannya kecil tetapi
berdampak pada biaya tinggi, sehingga solusi petugas keamanan masih
dibutuhkan untuk mengelola risiko keamanan.
3) Biaya langsung adalah:
a) kerugian keuangan yang diakibatkan dari suatu kejadian seperti kehilangan
nilai barang atau rusak;
b) peningkatan biaya premi asuransi setiap tahun setelah terjadinya kerugian
besar;
c) membayar biaya asuransi;
d) kehilangan usaha dari satu risiko kejadian;
e) biaya tenaga kerja yang ditimbulkan dari suatu kejadian;
f) pengelolaan waktu yang berkaitan dengan bencana atau kejadian seperti
penanganan media; dan
g) kerusakan karena penghukuman yang tidak dapat ditutup oleh asuransi biasa.
4) Biaya tak langsung adalah:
a) terpaan media yang negatif;
b) persepsi negatif dari pelanggan dalam kurun waktu yang lama, seperti lokasi
hotel yang tidak aman;
c) biaya untuk humas dalam menindaklanjuti permasalahan citra buruk usaha
hotel;
d) kekurangan cakupan asuransi untuk penanganan risiko yang tinggi;
e) kebutuhan upah yang cukup tinggi untuk menarik minat calon tenaga kerja
disebabkan persepsi negatif dari calon tenaga kerja terhadap usaha hotel;
f) gugatan-gugatan kepada pemegang saham disebabkan pengelolaan yang salah;
dan
g) moral rendah pekerja hotel yang mengarah pada pemberhentian dan tingginya
keluar masuk pekerja hotel.
h) Petunjuk Pelaksanaan Kelima; Mengembangkan Pilihan-pilihan Untuk
Mitigasi Risiko Kerugian. Usaha hotel memiliki beberapa pilihan minimal
Page 46
secara teoritik untuk menangani risiko kerugian yang dihadapi usaha hotel.
Secara teori usaha hotel akan menghadapi beberapa pilihan yang tidak sesuai
baik karena tidak layak atau karena secara keuangan akan menghabiskan
banyak biaya. Pilihan-pilihan tersebut meliputi tindakan-tindakan pengamanan
untuk mengurangi risiko kejadian.
i) Petunjuk Pelaksanaan Keenam; Studi Kelayakan terhadap Pilihan Strategi
Pengendalian Risiko yang Diterapkan. Aspek finansial sering menjadi faktor
pertimbangan untuk menentukan pilihan strategi pengendalian risiko yang
diterapkan. Konsekuensi pilihan strategi pengendalian risiko yang diterapkan
dapat menyebabkan berkurangnya jumlah tamu hotel, walaupun sebenarnya
mereka adalah pelanggan potensial. Bagi usaha hotel hal tersebut dapat
menyebabkan kerugian.Tantangan usaha hotel adalah harus menetapkan
keseimbangan antara strategi pengendalian risiko yang diterapkan dengan
kebutuhan usaha.
j) Petunjuk Pelaksanaan Ketujuh; Analisa Biaya dan Manfaat. Tahap akhir dari
analisa risiko keamanan adalah mempertimbangkan biaya dan manfaat yang
didapatkan dari strategi pengamanan.
4. Elemen Empat : Tujuan dan Sasaran
a. Usaha hotel wajib menetapkan tujuan dan sasaran pengamanan yang terukur dalam
rangka melaksanakan kebijakan pengamanan hotel. Acuan/referensi (types of input)
dalam menetapkan tujuan dan sasaran pengamanan adalah:
1) kebijakan pengamanan hotel yang relevan untuk keseluruhan usaha hotel;
2) hasil-hasil dari identifikasi ancaman, penilaian risiko dan pengendaliannya;
3) persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya;
4) pilihan teknologi;
5) batasan keuangan, operasi dan bisnis;
6) gambaran dari para pekerja hotel dan pihak terkait;
7) analisa kinerja sebelumnya untuk penetapan sasaran pengamanan;
8) rekaman ketidaksesuaian, insiden, gangguan yang telah terjadi; dan
9) hasil-hasil tinjauan manajemen usaha hotel.
b. Proses dalam menetapkan sasaran pengamanan, usaha hotel wajib melakukan hal-hal
Page 47
sebagai berikut:
1) mengidentifikasi dan memprioritaskan data masukan diatas;
2) mengadakan pertemuan berkala di setiap tingkatan dan departemen atau bagian
minimal satu bulan sekali;
3) mengimplementasikan sasaran pengamanan secara menyeluruh di setiap tingkatan
dan departemen atau bagian yang ada di usaha hotel;
4) memiliki indikator yang jelas, terkait dan dipantau;
5) memiliki dasar komitmen dan referensi yang akan dicapai, untuk itu usaha hotel
wajib memiliki kemampuan untuk mencapainya dan memantau progresnya.
Kerangka waktu yang logis dan dapat dicapai wajib ditetapkan untuk mencapai
setiap sasaran pengamanan;
6) dimungkinkan untuk diturunkan menjadi beberapa sasaran pengamanan dan
bergantung pada jenis usaha hotel, kompleksitas sasaran pengamanan serta
kerangka waktunya; dan
7) sasaran pengamanan yang telah ditetapkan untuk dikomunikasikan kepada pekerja
hotel terkait.
c. Hasil yang diharapkan (types of output) adalah sasaran pengamanan hotel yang
terukur dan terdokumentasi untuk setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang
ada di usaha hotel.
5. Elemen Lima : Program dan Rencana Pengamanan
a. Usaha hotel wajib menyusun program dan rencana pengamanan yang berisi
pengembangan pengamanan hotel dan strategi kegiatan yang akan dilaksanakan.
Program dan rencana pengamanan hotel wajib terdokumentasi dan dikomunikasikan
kepada para pekerja hotel serta dipantau, ditinjau ulang, dan dapat diperbaharui
apabila dibutuhkan.
b. Acuan/referensi (types of input) dalam pelaksanaan Elemen Lima yaitu :
1) kebijakan dan sasaran pengamanan hotel;
2) peninjauan dari persyaratan peraturan perundangundangan dan persyaratan teknis
lainnya;
3) hasil-hasil dari identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendaliannya;
4) realisasi dari proses jasa pelayanan yang diberikan; informasi dari hasil
Page 48
konsultasi antara pimpinan usaha hotel dengan pekerja hotel;
5) informasi hasil peninjauan dan perubahan kegiatan di hotel;
6) adanya kegiatan peningkatan berkelanjutan (continual improvement);
7) sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran pengamanan; dan
8) even/acara khusus yang dilaksanakan di hotel.
c. Proses
Program dan rencana pengamanan berisikan identifikasi:
1) pekerja hotel yang bertanggung jawab untuk mencapai sasaran pengamanan di
setiap tingkatan dan departemen atau bagian terkait;
2) tanggung jawab dan kewenangan yang cukup untuk setiap pekerja hotel; dan
3) tugas-tugas lainnya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran pengamanan.
d. Hasil yang diharapkan (types of output) adalah program tahunan, rencana
pengamanan (khusus dan umum), rencana kontingensi, dan rencana kegiatan
pengamanan hotel.
6. Elemen Enam : Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Pengamanan Usaha hotel
memastikan bahwa setiap petugas keamanan wajib memiliki kompetensi berdasarkan
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan mendokumentasikan bukti pelatihan. Usaha hotel wajib mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan yang sesuai dengan risiko pengamanan dan SMP Hotel. Pelatihan
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dan dilakukan evaluasi terhadap efektivitas
pelaksanaan pelatihan. Usaha hotel wajib menetapkan, menerapkan, dan memelihara
prosedur untuk membuat pekerja hotel peduli terhadap:
a. konsekuensi pengamanan yang potensial atau telah terjadi di dalam kegiatan operasi,
dan keuntungan dari peningkatan kinerja pekerja hotel;
b. kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan pengamanan hotel dan
prosedur-prosedur dalam rangka memenuhi persyaratan Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel Hotel, termasuk persyaratan teknis lainnya untuk kesiapan
menghadapi dan menangani keadaan darurat; dan
c. konsekuensi potensial yang muncul dari prosedur operasi tertentu. Prosedur pelatihan
pengamanan wajib ditetapkan di setiap tingkatan dan departemen atau bagian yang
Page 49
berbeda sesuai dengan:
tanggung jawab;
kemampuan dan keterampilan; dan
risiko keamanan.
Usaha hotel wajib menetapkan prosedur untuk menjamin kompetensi pekerja hotel dalam
melakukan fungsinya.Hal-hal yang wajib diperhatikan adalah :
a. definisi wewenang dan tanggung jawab akan tugas pengamanan;
b. uraian tugas termasuk pengendalian bahaya secara lebih detail dalam pelaksanaan tugas;
c. penilaian kinerja pekerja hotel;
d. identifikasi bahaya, penilaian risiko keamanan dan hasil-hasil pengendalian risiko;
e. prosedur dan petunjuk operasi;
f. kebijakan pengamanan dan sasaran pengamanan; dan
g. program pengamanan hotel. Beberapa hal yang wajib diperhatikan:
a. identifikasi secara sistemastis mengenai kesadaran pengamanan dan persyaratan
kompetensi di semua tingkatan dan departemen atau bagian di hotel;
b. pengaturan untuk identifikasi dan mengembangkan beberapa kekurangan kompetensi
antara individu pekerja hotel dengan persyaratan teknis, persyaratan kesadaran dan
kompetensi pengamanan;
c. mempertimbangkan semua pelatihan yang telah diidentifikasi sesuai dengan
kebutuhan secara berkala dan sistematis;
d. penilaian secara individu untuk menjamin bahwa pekerja hotel telah mendapatkan
dan memelihara ilmu dan kompetensi yang dipersyaratkan; dan
e. memelihara secara layak semua rekaman hasil dari pelatihan dan kompetensi pekerja
hotel.Program penyadaran dan pelatihan pengamanan hotel wajib diterapkan dan
dipelihara untuk menindaklanjuti beberapa hal sebagai berikut:
a. pemahaman mengenai pengaturan pengamanan dan tugas serta tanggung jawab
setiap individu dalam usaha hotel;
b. program pengenalan dan pelatihan yang sistematis untuk semua pekerja hotel
yang telah dimutasi antar tingkatan dan departemen atau bagian;
c. pelatihan pengamanan lokal dan risiko pengamanan untuk mengetahui langkah
Page 50
pencegahan dan prosedur yang wajib dilaksanakan. Pelatihan ini dilaksanakan
sebelum pekerjaan dilaksanakan;
d. pelatihan untuk pengendalian risiko keamanan dan pengendalian risikonya;
e. pelatihan inhouse dan eksternal yang spesifik dimana dapat ditetapkan sebagai
persyaratan teknis untuk tugas yang spesifik dalam aspek pengamanan, termasuk
perwakilan manajemen (management representative);
f. pelatihan untuk semua individu yang bertugas memimpin dan mengatur pekerja
hotel, kontraktor, dan pekerja sementara. Hal ini untuk menjamin bahwa semua
pekerja hotel yang tetap maupun tidak tetap di bawah kendali para pemimpinnya
dan dapat memahami risiko keamanan pada saat pelaksanaan tugas di hotel.
Selain itu juga untuk menjamin bahwa mereka telah kompeten dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur;
g. pimpinan puncak dan seluruh pekerja hotel bertugas dan bertanggung jawab
menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel dan mengendalikan
risiko keamanan untuk mencegah kerugian usaha hotel; dan
h. program pelatihan dan penyadaran untuk kontraktor, pekerja sementara dan
pengunjung berdasarkan tingkatan risikonya. Efektivitas dari pelatihan dan
tingkatan kompetensi pekerja hotel wajib dilakukan evaluasi. Mekanisme
penilaian dapat juga menjadi bagian dari pelatihan yang dilakukan dan
pemantauan di lapangan dilakukan dengan layak. Hasil yang diharapkan (types
of output) adalah:
persyaratan kompetensi pengamanan untuk setiap tugas pekerja hotel;
analisa kebutuhan pelatihan;
program pelatihan untuk setiap pekerja hotel;
materi pelatihan untuk digunakan di usaha hotel;
rekaman pelatihan dan evaluasi efektivitas pelatihan;-19-
persyaratan kompetensi fungsi kepolisian terbatas yaitu : garda
pratama, garda madya, garda utama; dan
persyaratan spesialisasi kompetensi pengamanan di hotel seperti P3K,
pemadam kebakaran, investigastor, auditor pengamanan internal hotel,
Page 51
intelijen, peralatan pengamanan.
7. Elemen Tujuh : Konsultasi, Komunikasi dan Partisipasi Usaha hotel wajib menetapkan,
menerapkan dan memelihara suatu prosedur untuk:
a. melaksanakan komunikasi internal kepada seluruh tingkatan dan departemen atau
bagian yang ada di hotel, pekerja hotel tetap dan tidak tetap, dan pekerja
subkontraktor;
b. menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi dari pihak luar yang
terkait; dan
c. adanya partisipasi dari pekerja hotel tetap dan tidak tetap, dan pekerja subkontraktor
dengan menyusun rencana untuk:
1) pelibatan dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan pengamanan hotel,
sasaran pengamanan dan prosedur untuk mengendalikan risiko keamanan; dan
2) konsultasi perubahan yang menimbulkan dampak terhadap risiko keamanan.
Pekerja hotel tetap dan tidak tetap, dan pekerja subkontraktor wajib
diinformasikan tentang partisipasi mereka dalam masalah-masalah pengamanan
hotel. Usaha hotel wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak luar yang terkait,
antara lain dengan Kepolisian setempat dan Dinas yang membidangi urusan
pariwisata serta Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) minimal 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan, dengan materi pembahasan tentang:
a. kecenderungan indeks kriminal (trend of crime index) yang sedang terjadi;
b. peringatan keamanan (security alert);
c. informasi intelijen terkini; dan
d. informasi gangguan kamtibmas yang terjadi.
8. Elemen Delapan : Pengendalian Dokumen dan Catatan
a. Semua dokumen dan data yang memuat informasi penting dari kinerja operasional
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel, wajib diidentifikasi dan dikendalikan.
b. Acuan/referensi (types of input) yang digunakan adalah:
1) rincian dokumentasi dan sistem data usaha hotel yang dikembangkan untuk
mendukung Sistem Manajemen Pengamanan Hotel Hotel;
2) kegiatan pengamanan untuk memenuhi persyaratan Sistem Manajemen
Page 52
Pengamanan Hotel Hotel; dan
3) rincian tugas dan tanggung jawab setiap tingkatan dan departemen atau bagian
yang ada di hotel.
c. Proses
Proses penyusunan pengendalian dokumen dan catatan adalah:
1) penulisan prosedur berisikan identifikasi, persetujuan, penerbitan dan pemusnahan
dokumentasi pengamanan; dan
2) dokumen dan data harus tersedia dan dapat diperoleh bila diperlukan baik untuk
kondisi rutin maupun dalam keadaan darurat.
d. Hasil yang diharapkan yaitu:
1) prosedur pengendalian dokumen, termasuk penunjukan tanggung jawab dan
wewenang;
2) pendaftaran dokumen, daftar induk dokumen atau indeks;
3) daftar pengendalian dokumen di setiap tingkatan dan departemen atau bagian; dan
4) arsip rekaman.
9. Elemen Sembilan : Penanganan Keadaan Darurat
a. Usaha hotel wajib memiliki prosedur penanganan keadaan darurat untuk menghadapi
keadaan darurat dan diuji secara berkala untuk dilakukan pada saat kejadian yang
sebenarnya. Pengujian prosedur penanganan keadaan darurat tersebut secara berkala
dilakukan oleh pekerja hotel yang memiliki kompetensi. Untuk kegiatan pengujian
prosedur penanganan keadaan darurat seperti pada instalasi atau peralatan yang
mempunyai potensi ancaman besar, contohnya uji coba memadamkan kebakaran dan
mengatasi ancaman bom di hotel dikoordinasikan dengan instansi terkait yang
berwenang.
b. Usaha hotel wajib menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu prosedur
penanganan keadaan darurat untuk:
1) mengidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat;
2) menangani situasi darurat; dan
3) petunjuk pelaksanaan untuk tim manajemen krisis (crisis management team).
c. Dalam perencanaan penanganan keadaan darurat, usaha hotel wajib memasukkan
Page 53
tanggung jawab kepada pihak-pihak terkait.
d. Usaha hotel wajib mengantisipasi situasi darurat, mencegah dan menurunkan
dampak terhadap status keamanan.
e. Usaha hotel wajib menguji secara berkala prosedur penanganan keadaan darurat agar
tetap terlatih dengan melibatkan pihak-pihak terkait.
f. Usaha hotel wajib meninjau ulang prosedur penanganan keadaan darurat secara
berkala dan sesuai kebutuhan. Revisi dari prosedur dan perencanaan penanganan
keadaan darurat dapat dilakukan setelah pengujian berkala dan setelah terjadinya
keadaan darurat. Catatan dokumen tentang keadaan darurat mencakup: Rencana
Pemulihan Keadaan Darurat (Disaster Recovery Plan), Rencana Keberlangsungan
Usaha (Business Continuity Plan), Rencana Manajemen Keadaan Darurat
(Emergency Management Plan), Rencana Manajemen Krisis (Crisis Management
Plan), dan prosedur lainnya yang berkaitan. Kegiatan yang dilakukan untuk
pengendalian keadaan darurat di hotel antara lain:
1) Ancaman bom (bomb threat):
a) pelatihan dasar penanganan bom (training– explosive basic training);
b) pemeriksaan (screening) tamu dan pekerja hotel;
c) pemeriksaan latar belakang (background check) oleh pihak usaha hotel
terhadap pekerja hotel tetap dan tidak tetap, outsourcing, pekerja
kontraktor, supplier atau rekanan hotel;
d) pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources
Development/HRD);
e) mempunyai peralatan penanganan bom;
f) melakukan patroli lingkungan;
g) hal-hal yang wajib dilakukan saat mendapat ancaman bom;
h) operator memancing pembicaraan/memperpanjang komunikasi dengan
pihak penelepon gelap;
i) operator menghubungi petugas keamanan (security)
j) petugas keamanan (security) menghubungi pihak polisi; dan
k) petugas keamanan (security) membuat laporan kejadian.
Page 54
2) Pembunuhan:
a) menyediakan alat perekam CCTV;
b) petugas keamanan (security) melakukan patroli;
c) petugas hotel (bell boy) mengenali tamu & kamar; dan
d) membuat kunci akses di setiap lift/kamar.
3) Perampokan:
a) pekerja hotel dilarang memberikan informasi tentang tamu kepada yang
tidak berkepentingan;
b) kamar wajib selalu tertutup, walaupun sedang dibersihkan; dan
c) barang-barang berharga milik tamu wajib selalu disimpan di kotak
pengaman (safety deposit box).
4) Keracunan Makanan (Food Poisoning):
a) sistem pertama masuk pertama keluar (First In First Out System/FIFO),
masa kadaluarsa (expire date);
b) bahan baku (raw product);
c) sistem penyimpanan (system storage);
d) penanganan persiapan; dan
e) penyajian dengan aman.
5) Kebakaran.
Tersedianya:
a) peralatan kebakaran;
b) melengkapi alat-alat proteksi kebakaran;
c) alat pemadam api ringan;
d) sistem pipa air (hydrant);
e) sistem alat penyiram (sprinkler);
f) deteksi asap (smoke detector);
g) deteksi panas (head detector);
h) alat untuk mengumumkan informasi ke publik (public announcement);
i) pintu keluar dalam keadaan darurat (emergency exit)
j) tempat berkumpul (assembly point);
Page 55
k) tanda jalur evakuasi (evacuation route sign);
l) pemeliharaan (maintenance) peralatan; dan m) merencanakan dan
melaksanakan evakuasi lokal.
m) Penanganan tamu penting (Very Important Person/VIP).
Usaha hotel wajib:
a) melakukan pemeriksaan kepada pegawai yang berkaitan;
b) melakukan pemeriksaaan lokasi;
c) membentuk dan menjaga zona/area terlarang untuk umum;
d) menyediakan seluruh informasi yang berkaitan dengan pegawai;
e) memasang dan menguji pengamanan dan perlengkapan komunikasi;
f) merancang posko pusat; dan
g) melakukan pemeriksaan akhir.
6) Pencurian/ Kehilangan.
Usaha hotel wajib:
a) mengikuti prosedur kehilangan dan penemuan barang;
b) melengkapi dokumentasi kehilangan dan pencurian; dan
c) mengikuti prosedur barang yang diklaim.
7) Unjuk Rasa.
Usaha hotel wajib:
a) menghubungi pihak kepolisian setempat;
b) Tim Petugas Keamanan (Security Team) melokalisir area unjuk rasa; dan
c) berkoordinasi dengan koordinator unjuk rasa.
8) Gempa Bumi (Earth Quake).
Usaha hotel wajib menetapkan aturan tentang:
(a) saat gempa:
(1) diam di ruangan;
(2) lindungi kepala;
(3) berlindung di bawah meja; dan
(4) jauhi dari kaca.
(b) setelah gempa:
Page 56
(1) evakuasi seluruh tamu dan karyawan;
(2) pemeriksaan keadaan gedung; dan
(3) mengijinkan tamu dan karyawan kembali masuk apabila dinyatakan
aman.
9) Banjir (Flooding).
Usaha hotel wajib :
a) menyediakan pompa penghisap;
b) membersihkan area banjir; dan
c) menyediakan pasir-pasir dalam karung.
10. Elemen Sepuluh : Pengendalian Proses dan Infrastruktur
a. Penjelasan.
Usaha hotel wajib menetapkan dan memelihara perencanaan pengamanan untuk
memastikan efektivitas penerapan dari tindakan pengendalian untuk mengendalikan
risiko keamanan, memenuhi kebijakan dan sasaran pengamanan hotel, serta
memenuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya.
b. Acuan/referensi yang digunakan adalah:
1) kebijakan pengamanan dan sasaran pengamanan hotel;
2) identifikasi ancaman, penilaian risiko dan hasil dari pengendaliannya; dan
3) identifikasi peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya.
c. Proses.
Usaha hotel wajib menetapkan prosedur pengendalian untuk mengendalikan setiap
risiko keamanan yang telah teridentifikasi termasuk yang dapat ditimbulkan oleh
pekerja hotel tetap dan tidak tetap, kontraktor dan pengunjung. Prosedur
pengendalian risiko keamanan tersebut wajib ditinjau secara periodik untuk menilai
kecukupan dan efektivitasnya, serta perubahan yang telah diidentifikasi. Di beberapa
area risiko keamanan yang spesifik dapat muncul dan upaya pengendaliannya adalah:
1) Pembelian dan pemindahan barang serta pembelian jasa dari pihak ketiga:
a. wajib ada persetujuan untuk pembelian atau pemindahan bahan-bahan atau
material berharga;
b. wajib ada ketersediaan dokumen untuk menangani secara aman barang-barang
Page 57
berharga seperti permesinan, bahan baku, atau lainnya pada waktu pembelian;
c. wajib melakukan evaluasi dan evaluasi ulang secara periodik dari kinerja
pengamanan; dan
d. wajib ada persetujuan dari desain pengamanan untuk perubahan susunan
(layout) tempat kerja atau perubahan peralatan.
2) Tugas yang berbahaya, pengendaliannya adalah:
a) identifikasi kegiatan yang berbahaya;
b) pra penentuan dan persetujuan metode/cara kerja;
c) pra kualifikasi pekerja hotel yang melaksanakan kegiatan berbahaya; dan
d) sistem izin kerja dan prosedur untuk mengendalikan masuk keluarnya pekerja
hotel ke area pekerjaan berbahaya.
3) Barang-barang berbahaya, pengendaliannya adalah:
a) identifikasi barang-barang yang disimpan dan tempat penyimpanannya;
b) penyimpanan yang aman dan pengendalian untuk memasuki tempat
penyimpanannya; dan
c) menyediakan lembar data keselamatan bahan dan informasi lainnya yang
relevan.
4) Pemeliharaan yang aman di tempat kerja dan peralatan, pengendaliannya adalah:
a) ketentuan, pengendalian dan pemeliharaan tempat kerja dan peralatan;
b) ketentuan, pengendalian dan pemeliharaan alat-alat pengamanan;
c) pemisahan dan pengendalian akses;
d) inspeksi dan pengujian peralatan pengamanan terkait dan sistem yang
terintegrasi seperti:
(1) mengoperasikan sistem proteksi;
(2) alat perlindungan fisik dan non fisik;
(3) sistem menutup (shut down); dan
(4) peralatan untuk mendeteksi kebakaran.
(5) Hasil yang diharapkan (types of output) adalah:
a) prosedur pengendalian;
b) instruksi kerja;
Page 58
c) sertifikasi; dan
d) teknik-teknik secara fisik dan non fisik untuk pengendalian pengamanan.
Beberapa identifikasi ancaman keamanan di area hotel antara lain:
(6) Pembelian/Penerimaan (Purchasing/Receiving)
a) pemalsuan barang;
b) monopoli pemasok (supplier);
c) persekongkolan;
d) kesalahan seleksi pemasok (supplier); dan
e) kesalahan dalam penerimaan barang.
5) Gudang Penyimpanan (Storage):
a) proses pengelolaan keluar masuk yang tidak sesuai prosedur;
b) waktu kadaluarsa (expired date); dan
c) tidak sesuainya data barang dalam catatan dengan persediaan di gudang
penyimpanan (stock system)
6) Dapur Makanan & Minuman (Food and Beverage/FB Kitchen):
a) kebakaran;
b) waktu kadaluarsa makanan (expired date goods);
c) terluka (luka pisau, luka bakar);
d) keracunan; dan
e) pencurian.
7) Tempat penitipan barang di Kantor Depan (Luggage seat – Front Office):
a) manipulasi data/uang pembayaran;
b) uang palsu; hi
c) pnotis;
d) perampokan/penodongan;
e) pemalsuan kartu kredit;
f) data palsu; dan
g) prosedur duplikasi (2nd key procedure).-26-
8) Akuntasi Accounting dan Back Office:
a) kasir umum:
Page 59
(1) manipulasi data; dan
(2) penggelapan uang.
b) akuntasi pembayaran (account payable)
(1) manipulasi data;
(2) penggelapan uang; dan
(3) persekongkolan kejahatan.
c) kasir:
(1) manipulasi data;
(2) penggelapan uang; dan
(3) persekongkolan kejahatan.
d) teknologi informasi:
(1) data korupsi (data fraud)
(2) kejahatan teknologi informasi (cyber crime)
9) Pelayanan makanan dan minuman (Food and Beverage/FB Service):
a) keracunan (food hygiene);
b) pekerja hotel yang sedang sakit(personal hygiene)
c) manipulasi tagihan; dan
d) kehilangan barang.
10) Penatalaksanaan barang dan tempat (housekeeping)
a) penumpukan sampah berakibat kebakaran;
b) kebersihan/lantai basah; dan
c) pencurian barang milik tamu (pelanggan), milik pekerja hotel di dalam kotak
penyimpanan (locker), dan barang milik hotel.
11) Rekayasa teknik dan pemeliharaan gedung (Engineering and maintenance):
a) kebakaran;
b) kecelakaan;
c) tidak tersedianya alat pelindung diri;
d) pencurian barang hotel; dan
e) kegagalan energi (power failure).
Beberapa upaya pengendalian di area hotel antara lain:
Page 60
1) Keamanan (Security):
a. meminta identitas tamu/perusahaan kontraktor;
b. pemeriksaan (screening) barang bawaan tamu/karyawan;
c. pemeriksaan latar belakang (background check) karyawan;
d. sistem pemeriksaan orang; dan
e. pengawalan uang perusahaan.
2) Sumber daya manusia (Sistem Manajemen Pengamanan Hotel) dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
a. fasilitas pekerja hotel;
b. kesejahteraan pekerja hotel;
c. kebijakan dan peraturan usaha hotel;
d. hubungan industrial terkait ketenagakerjaan (Industrial relation); dan
e. keselamatan dan kesehatan kerja.
11. Elemen Sebelas : Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Pengamanan.
A. Usaha hotel wajib mengidentifikasikan indikator kinerja pengamanan yang
menyeluruh untuk usaha hotel. Indikator kinerja pengamanan hotel adalah:
1) kebijakan pengamanan dan sasaran pengamanan;
2) manajemen risiko yang diimplementasikan dan berjalan efektif;
3) pengalaman dari kegagalan sistem manajemen pengamanan termasuk terjadinya
ancaman seperti pencurian, kehilangan dan lain-lain; dan
4) kesadaran, pelatihan, komunikasi dan program konsultasi untuk pekerja hotel dan
pihak terkait yang berjalan efektif.
B. Acuan/referensi (types of input)yang digunakan adalah:
1) identifikasi ancaman, manajemen risiko dan hasil pengendalian risiko;
2) persyaratan peraturan, standar dan petunjuk penerapan;
3) kebijakan pengamanan dan sasaran pengamanan hotel;
4) prosedur yang berkaitan dengan ketidaksesuaian;
5) peralatan pengukuran dan catatan-catatan kalibrasi;
6) catatan pelatihan; dan laporan kepada manajemen.
C. Proses.
Page 61
Proses pemantauan dan pengukuran kinerja pengamanan adalah sebagai berikut:
1) Pemantauan proaktif dan reaktif.
Pemantauan terhadap Sistem Manajemen Pengamanan Hotel wajib dilakukan
secara proaktif dan reaktif seperti:
a) melakukan pemantauan terhadap ketidaksesuaian aktivitas pengamanan hotel;
dan
b) reaktif terhadap pemantauan, penyelidikan, analisa dan catatan kegagalan
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel termasuk kehilangan atau kecurian.
2) Teknik pemantauan.
Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja pengamanan hotel yaitu:
a) hasil identifikasi ancaman dan pengendalian ancaman;
b) inspeksi tempat kerja dengan menggunakan daftar pengecekan;
c) tersedia dan efektifitas pemanfaatan pekerja hotel yang berpengalaman dan
memiliki kualifikasi formal;
d) analisa dokumen dan catatan hotel lain;
e) melakukan studi banding dengan usaha hotel yang telah menerapkan sistem
pengamanan yang baik; dan
f) survei terhadap perilaku pekerja hotel terkait dengan penerapan Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel Hotel. Usaha hotel wajib menetapkan jenis
pemantauan dan melaksanakan pemantauan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam setiap bulan di setiap tingkatan dan departemen atau bagian berdasarkan
level risiko. Jadwal pemantauan disusun berdasarkan hasil identifikasi
ancaman, manajemen risiko, dan peraturan perundangundangan serta
persyaratan teknis lainnya.
3) Inspeksi/pemeriksaan.
a) Peralatan.
Peralatan diperiksa sesuai dengan persyaratan teknis dan masuk dalam
program inspeksi yang hasilnya menggambarkan status dan teknis
pemeriksaan oleh pekerja hotel yang terkait.
b) kondisi tempat kerja.
Usaha hotel menetapkan kriteria khusus seperti di area kamar dengan
Page 62
menggunakan sistem penguncian kamar yang dipersyaratkan untuk setiap
tempat kerja dan terdokumentasi. Secara berkala, pimpinan puncak wajib
melaksanakan inspeksi berdasarkan kriteria khusus yang telah ditetapkan.
Daftar pengecekan (checklist) memberikan detail kriteria dan semua item
yang diinspeksi. Catatan inspeksi wajib disimpan.
4) Pengukuran peralatan.
Pengukuran peralatan yang digunakan untuk menilai kondisi keamanan wajib
terdaftar dan memiliki petunjuk penggunaan serta dikendalikan seperti detektor
logam. Keakuratan peralatan harus diketahui saat diperlukan dan tersedia prosedur
tertulis yang menjelaskan pelaksanaan pengukuran. Peralatan harus memberikan
kemampuan pengukuran sesuai persyaratan teknis. Jika dipersyaratkan, skema
kalibrasi wajib didokumentasikan untuk pengukuran peralatan. Skema ini wajib
melingkupi:
a. jadwal kalibrasi;
b. referensi metode uji coba saat digunakan;
c. identifikasi peralatan yang digunakan untuk kalibrasi; dan
d. tindak lanjut dilaksanakan jika kondisi tidak sesuai. Peralatan yang digunakan
untuk kalibrasi sesuai dengan standar nasional. Catatan untuk semua kalibrasi
dan hasilnya disimpan dan memberikan detail pengukuran sebelum dan
sesudah perubahan.
5) Peralatan milik subkontraktor (supplier/contractor equipment).
Pengukuran peralatan yang digunakan kontraktor wajib menjadi subjek pengendalian
yang sama seperti peralatan milik hotel. Kontraktor wajib memenuhi ketentuan
bahwa peralatan sesuai dengan persyaratan teknis. Sebelum pelaksanaan pekerjaan,
pemasok (supplier/contractor) wajib menyediakan salinan hasil tes peralatan
khususnya untuk peralatan yang penting. Jika terdapat pekerjaan yang
mempersyaratkan pelatihan (training) khusus, maka hasil catatan pelatihan (training)
wajib tersedia untuk dikaji ulang.
6) Statistik atau teori teknik analisa lainnya.
Statistik atau teori teknik analisa yang didasarkan pada prinsip keilmuan digunakan
Page 63
untuk:
a. menilai situasi keamanan;
b. investigasi kehilangan atau kegagalan menangani pengamanan; dan
c. membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengamanan.
7) Acuan/referensi yang digunakan adalah:
a. prosedur untuk pemantauan dan pengukuran;
b. jadwal inspeksi dan daftar pengecekan;
c. kondisi standar tempat kerja dan daftar pengecekan inspeksi;
d. skema kalibrasi dan catatan kalibrasi; dan
e. laporan ketidaksesuaian. Beberapa kegiatan inspeksi dan pemantauan terhadap
peralatan secara umum di hotel yaitu:
1) instalasi listrik;
2) generator;
3) lift tamu (lift passanger);
4) ketel (boiler);
5) mesin pendingin (chiller);
6) alat untuk mendeteksi (metal detector);
7) peralatan kebakaran:
(a) tanda bahaya (alarm);
(b) pipa air (hydrant);
(c) pengumunan (public announcement);
(d) alat pendeteksi asap (smoke detector); dan
(e) sistem alat penyiram (sprinkler system).
8) pemadam kebakaran (Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan/APAR/Fire
Extingusher);
9) laboratorium untuk mengetes air (water test laboratorium);
10) laboratorium untuk mengetes contoh makanan (food sample test
laboratorium);
11) tangki gas (LPG tank); penangkal petir; dan
12) pengukuran kualitas udara.
Page 64
11. Elemen Dua Belas : Pelaporan, Perbaikan dan Tindakan Pencegahan Ketidaksesuaian
a. Kegiatan pelaporan, perbaikan dan tindakan pencegahan ketidaksesuaian meliputi:
1) menetapkan proses untuk pemberitahuan; dan
2) menetapkan skala investigasi yang berhubungan dengan potensi atau gangguan
dan ancaman.
b. Rekaman.
Pengendalian terhadap rekaman pada elemen 12 (dua belas) wajib dicatat dan berisi
informasi tentang urutan dan hasil investigasi. Prosedur pengendalian rekaman
berisikan:
1) pencatatan rincian ketidaksesuaian, gangguan keamanan dan ancaman; dan
2) penetapan tempat dan penanggung jawab Penyimpanannya.
c. Penyelidikan.
Prosedur penyelidikan wajib menetapkan bagaimana proses investigasi dilakukan
dan prosedur penyelidikan berisi:
1) tipe dari jenis penyelidikan;
2) tujuan dari investigasi;
3) siapa yang melaksanakan penyelidikan, wewenang dari penyelidik, persyaratan
kualifikasi;
4) akar masalah ketidaksesuaian;
5) rencana wawancara saksi; dan
6) masalah teknis seperti adanya ketersediaan kamera dan tempat penyimpanan
barang bukti.
d. Tindakan perbaikan.
Tindakan perbaikan dilaksanakan untuk mengurangi akar masalah dari
ketidaksesuaian, gangguan dan ancaman, dengan tujuan untuk mencegah kejadian
yang berulang. Beberapa hal yang dipertimbangkan untuk menetapkan tindakan
perbaikan antara lain:
1. identifikasi dan penerapan tindakan perbaikan serta tindakan pencegahan untuk
jangka pendek maupun jangka panjang;
2. evaluasi dampak gangguan dan ancaman; dan
3. rekaman setiap perubahan persyaratan prosedur berdasarkan tindakan perbaikan
Page 65
atau gangguan dan ancaman.
e. Tujuan.
Usaha hotel wajib memiliki prosedur yang efektif untuk membuat pelaporan,
perbaikan dan tindakan pencegahan ketidaksesuaian. Tujuan dari prosedur pelaporan,
perbaikan dan tindakan pencegahan ketidaksesuaian adalah mencegah terjadinya
situasi yang berulang. Selanjutnya prosedur dapat mendeteksi, menganalisa dan
menghilangkan penyebab potensial dari ketidaksesuaian. Acuan/referensi (types of
input) yang digunakan adalah:
1. prosedur;
2. rencana keadaan darurat;
3. identifikasi risiko dan ancaman serta pengendalian risiko; dan
4. laporan gangguan dan ancaman.
f. Usaha hotel menetapkan prosedur yang terdokumentasi untuk memastikan bahwa
ketidaksesuaian yang telah diselidiki dan diperbaiki, serta dilakukan tindakan
pencegahan harus dipantau dan dikaji efektifitasnya.
g. Prosedur, Prosedur pada Elemen 12 (dua belas) harus mempertimbangkan:
1) tanggung jawab dan wewenang pekerja hotel yang terlibat dalam implementasi,
laporan, penyelidikan, tindak lanjut dan pemantauan;
2) pemenuhan terhadap semua ketidaksesuaian gangguan dan ancaman yang
dilaporkan; dan
3) diterapkan ke semua pekerja hotel di setiap tingkatan dan departemen atau bagian.
h. Analisa ancaman dan gangguan.
Identifikasi penyebab dari ketidaksesuaian diklasifikasi dan dianalisa. Frekuensi dan
peluang terjadinya ancaman diperhitungkan dengan metode yang telah ditetapkan.
12. Elemen Tiga Belas : Pengumpulan dan Analisa Data
a. Statistik atau teori teknik analisa yang didasarkan pada prinsip keilmuan digunakan
untuk:
1. menilai situasi keamanan;
2. investigasi kehilangan atau kegagalan menangani pengamanan; dan
3. membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengamanan.
Page 66
b. Acuan/referensi (types of input) yang digunakan adalah:
1. prosedur untuk pemantauan dan pengukuran;
2. jadwal inspeksi dan daftar periksa;
3. kondisi standar tempat kerja dan daftar pengecekan inspeksi;
4. skema kalibrasi dan catatan kalibrasi; dan
5. laporan ketidaksesuaian.
13. Elemen Empat Belas : Audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
1. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel adalah proses dimana usaha hotel
mengkaji dan mengevaluasi secara berkelanjutan dari efektifitas pelaksanaan Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel. Audit SMP Hotel perlu mempertimbangkan
kebijakan pengamanan hotel, prosedur, kondisi dan penerapannya di setiap tingkatan
dan departemen atau bagian.
2. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel wajib ditetapkan untuk meninjau
kembali ketidaksesuaian dari Sistem Manajemen Pengamanan Hotel yang telah
diterapkan. Perencanaan audit SMP Hotel dilaksanakan oleh pekerja hotel
3. dan/atau oleh petugas eksternal hotel yang diseleksi oleh usaha hotel, untuk
menentukan tingkat kesesuaian dari dokumen prosedur pengamanan dan menilai
apakah sistem efektif dengan sasaran pengamanan usaha hotel. Pekerja hotel yang
melaksanakan audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel harus berasal dari posisi
yang tidak berpihak dan harus objektif.
4. Acuan/referensi (types of input) yang digunakan adalah:
1) kebijakan pengamanan hotel;
2) sasaran pengamanan hotel;
3) prosedur pengamanan dan instruksi kerja;
4) identifikasi ancaman, manajemen risiko dan hasil pengendalian risiko;
5) peraturan dan petunjuk pelaksanaan;
6) laporan ketidaksesuaian;
7) prosedur Sistem Manajemen Pengamanan Hotel;
8) auditor internal/eksternal yang kompeten dan independen; dan
9) prosedur ketidaksesuaian.
5. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel dilaksanakan secara menyeluruh dan
Page 67
formal. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel wajib dilaksanakan berdasarkan
pengaturan perencanaan dan dilaksanakan oleh petugas yang kompeten dan
independen. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan audit hotel adalah:
1) Perencanaan.
Jadwal tahunan wajib disusun untuk pelaksanaan audit Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel dan menilai kesesuaian dari Sistem Manajemen Pengamanan
Hotel.Frekuensi dan cakupan audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel wajib
berkaitan dengan risiko kegagalan dari ke 16 (enam belas) elemen Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel, data kinerja Sistem Manajemen Pengamanan
Hotel, serta hasil dari kaji ulang yang dilakukan oleh manajemen usaha hotel.
2) Dukungan Pimpinan Puncak.
Pimpinan puncak wajib:
a) memberikan dukungan penuh terhadap program audit Sistem Manajemen
Pengamanan Hotel;
b) mempertimbangkan temuan dan rekomendasi audit; dan
c) melakukan perbaikan temuan audit.
3) Auditor.
Auditor Sistem Manajemen Pengamanan Hotel wajib:
a) mengerti tugas dan berkompeten untuk melaksanakan kegiatan audit Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel;
b) memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang standar dan sistem yang
relevan untuk mengevaluasi kinerja dan melakukan identifikasi terhadap
penyimpangan pengamanan hotel;
c) memahami peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya
yang relevan; dan
d) memahami standar dan petunjuk yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada
di hotel.
4) Pengumpulan data dan interprestasi.
Teknik dan bantuan dalam mengumpulkan informasi akan bergantung kepada
cara audit. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel harus mengaudit
kegiatan-kegiatan penting yang mewakili penerapan keseluruhan Sistem
Page 68
Manajemen Pengamanan Hotel.
5) Hasil Audit Pengamanan.
Laporan hasil audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel harus jelas, akurat,
lengkap, bertanggal dan ditandatangani oleh auditor pengamanan. Laporan hasil
audit mencakup:
a) tujuan dan sasaran audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel;
b) keterangan dari rencana audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel,
identifikasi dari anggota tim audit dan perwakilan auditor, tanggal audit dan
identifikasi area audit;
c) identifikasi dokumen referensi yang digunakan untuk pelaksanaan audit Sistem
Manajemen Pengamanan Hotel;
d) uraian ketidaksesuaian;
e) penilaian tingkat kesesuaian dari Sistem Manajemen Pengamanan Hotel; dan
f) kemampuan dari Sistem Manajemen Pengamanan Hotel untuk mencapai
pernyataan objektif Sistem Manajemen Pengamanan Hotel. Laporan hasil audit
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel disampaikan kepada pimpinan puncak.
6) Hasil audit Sistem Manajemen Pengamanan Hotel wajib memberikan umpan
balik untuk semua pihak yang terkait sesegera mungkin, dan melakukan tindakan
perbaikan. Rencana tindakan perbaikan berisi penetapan penanggung jawab,
tanggal penyelesaian perbaikan, dan hal-hal yang dipersyaratkan. Pelaksanaan
tindakan perbaikan harus dipantau untuk memastikan kesesuaian dengan
rekomendasi. Hasil audit pengamanan wajib dirahasiakan.
14. Elemen Lima Belas : Tinjauan Manajemen
a. Pimpinan puncak wajib mengkaji penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
untuk menilai penerapan dan pencapaian kebijakan pengamanan serta tujuan
pengamanan. Kajian manajemen harus menetapkan kembali atau memperbaharui
sasaran pengamanan hotel agar sesuai dengan kondisi di masa mendatang dengan
mempertimbangkan perubahan yang diperlukan dari ke 16 (enam belas) elemen
Sistem Manajemen Pengamanan Hotel.
b. Acuan/referensi yang digunakan adalah:
1) statistik kejadian, potensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata
Page 69
yang telah terjadi di hotel;
2) hasil internal dan eksternal audit pengamanan;
3) tindak lanjut dari tinjauan manajemen usaha hotel sebelumnya;
4) laporan kehilangan dan kerugian akibat gangguan nyata; dan
5) laporan identifikasi ancaman, identifikasi risiko dan pengendaliannya.
c. Tinjauan dilaksanakan oleh pimpinan puncak dalam periode waktu tertentu dan
membahas kinerja Sistem Manajemen Pengamanan Hotel.
d. Dalam tinjauan ulang terhadap perencanaan pengamanan hotel, pimpinan puncak
wajib mempertimbangkan:
1) agenda yang dibicarakan;
2) peserta yang hadir;
3) tanggung jawab dari partisipasi peserta; dan
4) informasi yang akan disampaikan.
e. Manajemen yang ditunjuk (Management Representative) wajib melaporkan
keseluruhan kinerja Sistem Manajemen Pengamanan Hotel pada pertemuan
tinjauan manajemen.
f. Hasil yang diharapkan adalah:
1) risalah rapat;
2) revisi dari tujuan, sasaran dan kebijakan pengamanan; dan
3) rincian rencana perbaikan dari pimpinan puncak dengan batas waktu
penyelesaian.
15. Elemen Enam Belas : Pengembangan Secara Berkelanjutan Usaha hotel wajib terus-
menerus memperbaiki keefektifan Sistem Manajemen Pengamanan Hotel melalui
penerapan kebijakan pengamanan hotel, tujuan pengamanan, hasil audit, analisis data.
Page 70
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam berbagai kegiatan bisnis selalu memiliki risiko yang tidak pernah bisa
terlewatkan, namun dapat diminimalisir terjadinya risiko. Begitu pula risiko yang dihadapi
oles sektor bisnis Hotel yang dijalankan oleh Aston Bogor Hotel Dan Resort ini
memili risiko yang sangat banyak mulai dari risiko murni maupun risiko spekulatif yang
datang. Apa lagi dengan bisnis tekstil yang dijalankan telah merambah permintaan pasar
intenasional, maka harus lebih jeli dalam menganalisis risiko yang dapat timbul. Sehingga
risiko tersebut tidak mengganggu kelangsungan hidup perusahaan.
4.2 Saran
Page 71
Saran dalam penanganan risiko bisnis PT Sritex adalah :
a. Menganalisis kembali penerapan K3 (Keselamatan, Kesehatan, Kerja).
b. Kebijakan pemberian upah diharapkan sesuai dengan ketetapan yang diatur oleh
pemerintah, sehingga tidak terjadi pemogokan kerja karyawan.
c. Kerjasama dengan perusahaan asuransi untuk memindahkan risiko perusahaan
merupakan langkah yang baik sebab mengurangi tanggungan risiko kerugian yang harus
ditanggung oleh perusahaan.
d. Serta harus memperhatikan risiko yang timbul di pasaran baik berupa perubahan trend
mode, penetapan harga bahan baku dan harga jual produk, dan perubahan kebijakan
pemerintah terhadap para pelaku usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Masyhud. 2006. Manajemen Risiko Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Mengahadapi
Persaingan Globalisasi Bisnis. PT RajaGarasindo Persada:Jakarta.
Darmawi, Hermawan. 2008. Manajemen Risiko. Bumi Aksara : Jakarta.
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Penerbit
ALFABETA: Bandung.
Suswardji, Edi. 2012. Manajemen Risiko (Hand Out). Karawang.
http://new.pefindo.com/scrm_korporasi_hotel
http://edratna.wordpress.com/2007/04/20/risiko-yang-dihadapi-berbagai-jenis-usaha/
Page 72
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/Lampiran%20Permenparekraf%20ttg%20Sistem%20Pengamanan%20Hotel
Page 73
Recommended