View
592
Download
62
Category
Preview:
DESCRIPTION
Kumis kucing
Citation preview
KUMIS KUCING
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basahyang tegak.
Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-
giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengahdan Jawa Timur) dan songot koneng
(Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke
wilayah Asia danAustralia.
Nama daerah: Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda),remujung (Jawa),
se-salaseyan, songkot koceng (Madura).
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
(BALITTRO,Sumberdana PKPP Ristek,2012. Kumis Kucing)
a) Manfaat Tanaman Kumis Kucing
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar
pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik.
Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya
penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman
ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis,
albuminuria, dan penyakit syphilis.
b) Metabolis Sekunder pada tanaman kumis kucing
Jika ditinjau dari segi pengetahuan kimia, tumbuhan herbal ini kaya akan
kandungan glikosida orthosiphonin, kandungan zat ini bermanfaat sebagai zat yang
dapat melarutkan fosfor serta asam urat yang ada dalam tubuh kita, terutama pada
bagian empedu serta kandung kemih.
Kumis kucing mengandung minyak atsiri 0,02-0,06% terdiri dari 60 macam
sesquiterpens dan senyawa fenolik. 0,2% flavonoid lipofil dengan kandungan utama
sinensetin, eupatorin, skutellarein, tetrametil eter, salvigenin, rhamnazin; glikosida
flavonol, turunan asam kafeat (terutama asam rosmarinat dan asam 2,3-dikaffeoil
tartarat), metilripariokromen A 6-(7,8-dimetoksi-2,2-dimetil [2H,1-benzopiran]-il),
saponin serta garam kalsium (3%) dan myoinositol.4,9,13). Hasil ekstraksi daun dan
bunga Orthosiphon aristatus ditemukan metilripariokromen A atau 6-(7,8-
dimetoksietanon).
Selain itu, juga ditemukan senyawa golongan flavonoid antara lain:
Sinensetin ( 5,6,7,3′,4′- pentametoksi flavon )
Tetrametilskutellarein (5,6,7,4′-tetra metoksi flavon)
5-hidroks i 6,7,3′,4′ tetrametoksi flavone.
Salvigenin (5-hidroksi-6,7,4′-trimetoksi flavon)
Kirsimaritin (5,6-dihidroksi-7,4′-dimetoksi flavon)
Pilloin (5,3’-dihidroksi-7,4’-dimetoksi flavon)
Rhamnazin (3,5,4′-trihidroksi-7,3′-dimetoksi flavon).
Di dalam kumis kucing ditemukan 9 macam golongan senyawa flavon dalam
bentuk aglikon, 2 macam glikosida flavonol, 1 macam senyawa kumarin, asam kafeat
dan 7 macam senyawa depsida turunan asam kafeat, skutellarein, 6-hidroksiluteolin,
sinensetin. (Anonim. 2013. Kumis Kucing dan Kandungan.)
c) Pembuatan Simplisia
Daun dapat dikeringkan dengan menjemurnya dipanas matahari dan ditutup
dengan kain hitam. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan dialas, atau
menggunakan para-para dan usahakan bahan tidak saling menumpuk terlalu tinggi
dan dibolak-balik setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata, kira-kira 1 kg daun
dihamparkan seluas 1 m². Untuk musim hujan pengeringan dapat dilakukan
menggunakan alat pengering. Daun ditaruh diatas rak-rak oven yang dialasi dengan
koran dan dipastikan daun tidak saling menumpuk. Lama pengeringan 2-3 hari
dengan suhu maksimal 50-60°C. Pengeringan dilakukan sampai kadar air simplisia
mencapai maksimum 5%.
Ciri-ciri simplisia daun kumis kucing yang berkualitas baik: a) Warna hijau muda
dan tidak bau apek, b) Aroma harum, tidak apek, c) Kadar air maksimum 5%, d)
Rasa agak pahit, e) Kadar abu 10%, dan f) Kotoran 2%, tidak mengandung serangga
dan cendawan. (BALITTRO,Sumberdana PKPP Ristek,2012. Kumis Kucing.)
d) Standar mutu kualitas simplisia
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung,
dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar mutu yaitu
sebagai berikut :
1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga
parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis
(identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta
aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi).
2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap
diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya,
yaituQuality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).
3. Bahan simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggungjawab
terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi
komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan (Anonim,2000).
Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka
dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif
terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian mikroskopik,
dan pengujian histokimia.
1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau dan
rasa simplisia yang diuji.
2. Uji Makroskopik
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa
menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya morfologi,
ukuran, dan warna simplisia yang diuji.
3. Uji mikroskopik
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa
sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa serbuk.
Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan yang khas. Dari
pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang
spesifik bagi masing – masing simplisia.
4. Uji Histokimia
Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang
terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat-zat kandungan
tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah di
deteksi (Anonim,1987)
e) Identifikasi Mikroskopis Tumbuhan Kumis Kucing
Serpihan daun dan tangkai baik bersama maupun terpisah, warna hijau
kecoklatan, tidak berbau, rasa agak pahit, rapuh, bentuk bundar telur, lonjong, belah
ketupat memanjng atau lidah tombak, ujung lancip atau tumpul, panjang 2-12 cm,
lebar 1-8 cm. Tangkai daun persegi, warna ungu, panjang kurang lebih 1 cm. Helai
daun dengan tepi bergerigi kasar tidak beraturan, kadang-kadang beringgit tajam dan
menggulung ke bawah, ujung daun dan pangkal daun meruncing. Tulang daun
menyirip halus dan bercanbang sedikit.
Simplisia daun kumis kucing (Orthoshipon staminues folium) terdapat berkas
pengangkut penebal spiral, epidermis atas dengan sisik kelenjar, epidermis bawah
dengan rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata dan rambut penutup.
Recommended