View
26
Download
8
Category
Preview:
DESCRIPTION
memahami dan mejelaskan tentang konsep sehat dan sakit menurut ilmu kedokteran komunitas
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat dan sakit adalah suatu kejadian yang merupakan serangkaian proses yang
berjalan terus menerus dan berada dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya suatu penyakit
akibat tidak seimbangnya antara kesehatan pejamu/manusia (host), agen (agent), dan
lingkungan (environtment). Ketiga hal tersebut membentuk suatu hubungan segitiga yang
saling berkaitan, disebut dengan triads epidemiology/triagle epidemiology.
Penyusunan program penelitian memerlukan pengetahuan mengenai dan distribusi
penyakit beserta determinannya atau faktor-faktor yang berhubungan atau mempengaruhi
distribusi itu. Ilmu yang mempelajari hal demikian disebut epidemiologi.
Sasaran penelitian di bidang epidemiologi adalah populasi manusia. Sebuah
populasi dapat dibatasi menurut wilayah geografis atau cara-cara lainnya; sebagai contoh,
sebuah kelompok khusus dari pasien-pasien rumah sakit atau pekerja-pekerja pabrik dapat
saja menjadi unit dari penelitian epidemiologi. Populasi yang biasa digunakan dalam
epidemiologi adalah populasi yang berada dalam wilayah atau desa yang tertentu serta
pada waktu yang tertentu pula. Hal ini merupakan dasar untuk mendefinisikan subgrup-
subgrup dalam kaitannya dengan jenis kelamin, kelompok umur, etnis, dan sebagainya.
Struktur dari populasi-populasi tersebut bervariasi di antara wilayah-wilayah geografik dan
periode-periode waktu. Analisis epidemiologi harus mempertimbangkan variasi-variasi
semacam itu sebagai sebuah bahan pertimbangan.
Di bidang kesehatan masyarakat yang lebih luas lagi, epidemiologi digunakan
untuk pelbagai keperluan. Penelitian-penelitian di bidang epidemiologi yang dilakukan
pada masa lampau banyak berkaitan dengan kausa-kausa (etiologi) penyakit-penyakit
menular, dan kegiatan tersebut masih tetap esensial, karena dapat mengarahkan kepada
1
identifikasi dari metode-metode pencegahan penyakit. Dalam hal ini, epidemiologi adalah
ilmu kedokteran dasar yang mempunyai tujuan meningkatkan kesehatan populasi
masyarakat.
Setelah mengetahui epidemiologi suatu masalah, maka program pendekatan dan
program penanggulangan direncanakan. Perencanaan program penanggulangan dan
pencegahan memiliki dua macam metode penyusunan, yakni metode analitik dan
deskriptif. Metode ini tidak terlepas dari variabel-variabel, yaitu variabel orang (person),
variabel waktu (time), dan variabel tempat (place). Jenis-jenis indeks pengukuran derajat
kesehatan dan cara pengukurannya diperlukan dalam menyusun program kesehatan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1. Latar Belakang............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................
1.3.Tujuan Penulisan..........................................................................................................
BAB II.PEMBAHHASAN.....................................................................................................
2.1.Pengertian Penyakit.....................................................................................................
2.1.1.Batasan dan konsep ekologis penyakit................................................................
2.2.Perkembangan Konsep Penyakit..................................................................................
2.3.Fase-fase riwayat alamiah penyakit.............................................................................
BAB III. PENUTUP...............................................................................................................
3.1.Kesimpulan..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….….....................................
3
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Epidemiologi
2.1.1 Definisi
Istilah epidemiologi berasal dari bahasa yunani, yaitu: ‘epi’ yang berarti atas,
‘demos’ yang berarti rakyat atau penduduk dan ‘logos’ yang berarti ilmu, sehingga
epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi atau
menimpa penduduk. Epidemiologi ini tidak terbatas hanya mempelajari tentang epidemi
(wabah) saja tetapi epidemiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya, mencakup
juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit
tersebut.1
Pengertian lainnya, epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk
menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk
tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut
untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangan. Epidemiologi merupakan filosofis
dasar disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses login untuk
menganalisis serta memahami hubungan interaksi antara proses fisik, biologis, dan
fenomena sosial yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit
maupun gangguan kesehatan lainnya.2
Selain itu, ada beberapa definisi lainnya menurut para ahli antara lain:
1. Hirsch (1883); epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-
jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan
mengkaitkan dengan kondisi eksternal.
2. Greenwood (1934); epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang penyakit
dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok (herd) penduduk.
4
3. Moris (1964); epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari
suatu penduduk.
4. Brian Mac Mahon (1970); epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab
frekuensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.
5. Wade Hampton Frost (1972); epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang
fenomena massal (Mass Phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah
(Natural History) penyakit menular.
6. Abdel R. Omran (1974); epidemiologi adalah suatu penyakit mengenai terjadinya suatu
penyakit dan distribusi keadaan kesehatan, panyakit dan perubahan pada penduduk,
begitu juga determinannya serta akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7. Lilienfeld (1977); epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang
berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat
kesehatan populasi.
8. Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989); epidemiologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai terjadinya penyakit pada manusia.
9. Robert H. Fletcher (1991); epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang
distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
10. Last (1988); epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan-dterminan
dari keadaan atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan di dalam populasi
tertentu, serta penerapannya untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan.3
Dari berbagai definisi atau pengertian yang telah dikemukakan para ahli
epidemiologi yang pada dasarnya memiliki persamaan pengertian yakni epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai
masalah kesehatan maupun masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan pada suatu
kelompok penduduk tertentu.
2.1.2 Tujuan
5
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor
penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka
epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperanan dalam terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan dalam masyarakat
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan
3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau
telah dilakukan
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit
dalam upaya untuk mengatasi atau mnanggulanginya
5. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang
perlu dipecahkan.4
2.1.3 Jenis-Jenis Pendekatan
Strategi epidemiologi adalah suatu pola pendekatan berupa suatu rangkaian
kegiatan tertentu yang akan diterapkan dalam mengkaji masalah-masalah kesehatan
sedemikian rupa sehingga diperoleh berbagai kejelasan tentang masalah kesehatan
tersebut. Kejelasan di sini banyak macamnya, antara lain: yang menyangkut faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan yang dimaksud, baik yang menyangkut frekuensi,
penyebaran dan ataupun penyebab timbulnya masalah kesehatan.1
Di sini ada 3 pendekatan yang digunakan dalam epidemiologi, antara lain:
1. Epidemiologi Deskriptif
Pendekatan ini dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah dalam
populasi tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi lainnya, atau
dengan populasi yang sama pada waktu yang berbeda. Pendekatan ini banyak digunakan
dalam mencari keterangan tentang keadaan derajat kesehatan maupun masalah kesehatan
dalam suatu populasi tertentu pada waktu dan tempat yang tertentu. Di samping itu
6
epidemiologi deskriptif dapat pula memberikan gambaran tentang faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan pada suatu populasi tertentu
dengan menggunakan analisis data epidemiologi serta data informasi lain yang bersumber
dari berbagai disiplin seperti data genetika, biokimia, lingkungan hidup, mikrobiologi,
sosial ekonomi, dan sumber keterangan lainnya.1
2. Epidemiologi Analitik
Pendekatan ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang
diperoleh.
Ada 2 studi tentang epidemiologi ini, antara lain:
a. Studi riwayat kasus (case history studies); dalam studi ini akan dibandingkan antara
dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan
kelompok orang yang tidak terkena penyakit.
b. Studi kohort (kohort studies); dalam studi ini sekolompok orang dipaparkan pada
suatu penyebab penyakit. Kemudian diambil sekelompok orang yang mempunyai
ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau tidak
dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol.
Kemudian dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.
3. Epidemiologi Eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok
subjek, kemidian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenakan
percobaan.1
2.1.4 Time, Place, Person
a. Waktu (time)
7
Banyak penyakit yang berpengaruh pada tempat tertentu. Misalnya penyakit
demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh
adanya “reservoir” infeksi (manusia atau kera), vektor (Aedes aegypty), penduduk
yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab
penyakit. Daerah di mana vektor dan persyaratan iklim ditemukan, tetapi tak ada
sumber infeksi, disebut “receptive area” untuk demam kuning.
Contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang
frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah di mana
terdapat vektor snail atau keong (Lembah Nil, Jepang); gondok endemik (endemic
goiter) di daerah yang kekurangan
b. Tempat (place)
Perubahan penyakit dalam masyarakat menurut waktu dapat dibedakan:
fluktuasi jangka pendek, di mana perubahan angka kesakitan berlangsung
beberapa jam, hari, minggu, dan bulan.
perubahan-perubahan secara siklus di mana perubahan–perubahan angka
kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari,
beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.
perubahan-perubahan angka kesakitan
c. Orang (person)
Di sini akan dijelaskan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan,
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
d. Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan-penyelidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian hampir semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya
dengan mudah dan melihat pola kesakitan menurut golongan umur.
8
e. Jenis Kelamin
Di luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan wanita
sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria.
Perbedaan angka kematian disebabkan oleh faktor-faktor intrinsik:
faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal
karena berperannya faktor-faktor lingkungan, mis: lebih banyak pria menghisap
rokok, minum-minuman keras, bekerja keras, berhadapan dengan pekerjaan-
pekerjaan berbahaya, lebih suka pada hal-hal yang menantang atau yang
beresiko tinggi, dst.
Perbedaan angka kesakitan yang lebih tinggi di kalangan wanita, di Amerika
Serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari
perawatan.
Kelas Sosial
Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.
Kelas sosial ini ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan, penghasilan, juga tempat
tinggal. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi bagaimana pemeliharaan kesehatan
seseorang.
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan,
yakni:
o Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan
kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, dsb.
o Situasi pekerjaan yang penuh dengan stess (yang telah dikenal sebagai
faktor yang berperan pada timbulnya hypertensi, ulcus lambung).
9
o Ada tidaknya “gerak badan” di dalam pekerjaan; di AS ditunjukkan
bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka
yang mempunyai pekerjaan di mana kurang adanya “gerak badan”.
o Karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit, maka dapat
terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.
o Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan
pekerjaan di tambang.
Penghasilan
Yang sering kita nilai adalah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai
cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dsb.1
Golongan Etnik
Golongan etnik meliputi kelompok homogen berdasarkan kebiasaan hidup maupun
homogenitas biologis/genetik.
Ras; ada penyakit yang tampak karena perbedaan ras tetapi lebih dipengaruhi
oleh lingkungan dan kebiasaan hidup, mis: perbedaan insidensi penyakit pada
ras Cina dengan Indonesia asli.
Agama; adanya perbedaan makanan yang terlarang (trichinosis)
Hubungan garis keturunan dan antarkeluarga; adanya penyakit dengan garis
keturunan yang jelas seperti gondok, diabetes, asma yang dipengaruhi gaya
hidup, genetik atau sosial. Adanya penyakit menular yang berpusat pada
rumah tangga seperti tuberkulosis, scabies, dll.
Status Perkawinan
Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin
dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang
tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak kawin lebih
sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya perbedaan-perbedaan dalam
10
gaya hidup yang berhubungan secara klausal dengan penyebab penyakit-penyakit
tertentu.
Besarnya Keluarga
Di dalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita oleh karena
penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti penyakit
menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga
yang besar karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga yang besar
maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bergizi.
Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si
ibu maupun si anak. Kecenderungan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit
tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik stenosis, dst.1
2.2 Survey
2.2.1 Macam-Macam Survey
a. Survei Deskritif
Survei deskritif dilakukan terhadap sekelumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang
terjadi di dalam populasi tertentu. Pada umumnya survei deskritif
digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaraa suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya
digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
b. Survei Analitik
11
Survei analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian
melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara
faktor resiko dengan faktor efek. Yang dimaksud faktor efek adalah
suatu akibat dari adanya faktor resiko, sedangkan faktor efek resiko
adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh).
2.2.2 Tahapan Survey
a. Tahapan survei deskritif
1. Memilih masalah yang akan diteliti
2. Merumuskan dan mengadakan pemberantasan masalah
3. Mengindebtifikasi variabel-variabel yang akan diamati atau
dikumpulkan
4. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data
5. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi
data
6. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang akan
diginakan
7. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data
8. Melakukan pengolahan dan analisis data
9. Menarik kesimpulan dan generalisasi
10. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian
b. Tahapan survei analitik
1. Mengindentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti
2. \menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampelnya
3. Melakukan pengumpulan data observasi atau pengukuran terhadap
variabel dependen, independen, dan variabel-variabel yang
dikendalikan secara bersamaan.
4. Mengolah dan menganalisis data.7
12
2.3 Etiologi
2.3.1 Host, Agent, Environment
Segitiga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam
menjelaskan konsep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah
terjadinya penyakit terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari keseimbangan dan
interaksi ketiganya.
Segitiga epidemiologi yang saling terkait satu sama lain:
1. Host (penjamu)
Keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor resiko untuk
terjadinya suatu penyakit. Faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya
suatu penyakit sebagai berikut:
Umur
Jenis kelamin
Ras, suku (etnik) ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang berbeda
kerentanan terhadap suatu penyakit.
Genetik
13
HOST
ENVIRONMENTAGENT
Status kesehatan umum termasuk status gizi.
Bentuk anatomis tubuh.
Fungsi fisiologis
Keadaan imunitas dan respon imun
Kemampuan interaksi antara host dan agent
Penyakit yang diderita sebelumnya.
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri.
Karakteristik host
Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit
yang bisa berupa:
Resistensi: kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
Terhadap suatu infeksi kuman terentu maka manusia mungkin mempunyai
mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon
imunologis dapat secara alamiah maupun diperoleh sehingga tubuh kebal
terhadap suatu penyakit tertentu.
Infektioness: potensi host yang terinfeksi untuk menularkan penyakit
kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada
dalam tubuh seseorang berpindah pada orang lain disekitarnya.
1. Agent
Disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang oleh mikroorganisme
(virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karna bahan makanan
yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karna
bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri(karbon monoksid, obat-obatan,
arsen, pestisida) unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll.
14
Karakteristik agent
Infektivitas: kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari host untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam
jaringan host.
Patogenesis: kesanggupan untuk organisme untuk menimbulkan suatu reaksi
klinis khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada host yang
diserang.
Virulensi: kesanggupan untuk organisme tertentu menghasilkan reaksi
patologis berat yang mungkin hingga menyebabkan kematian. Virulensi
kuman menunjukkan beratnya penyakit.
Tosisitas: kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang
toksin oleh substansi kimia yang dibuatnya.
Invasitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologi dalam
host.
Antigensitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi imunologi
dalam host. Beberapa organisme mempunyai antigenisitas lebih kuat
dibanding yang lain. Jika menyerang pada aliran darah akan lebih
merangsang imunorespone dari pada yang menyerang permukaan membran.
.
2. Environment( lingkungan)
Faktor lingkungan adalah faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, faktor
datangnya dari luar.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi:
Lingkungan biologis
15
Lingkungan fisik
Lingkungan sosial ekonomi.
Interaksi multifaktor
Segitiga epidemiologi disebut juga dengan ecological atau epidemiologi triads.
Menurut John Gordon, model ini menggambarkan interaksi tiga komponen penyebab
penyakit yaitu:
1. Manusia (host)
2. Penyebab (agent)
3. Lingkungan (environment)
Penyakit dapat terjadi karna adanya ketidakseimbangan antara ketiga komponen
tersebut. Model ini dikenal dengan model triangel epidemiologi atau trial epidemiologi dan
cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi. Sebab peran agent (yaitu mikroba)
mudah diisolasikan dengan jelas dari lingkungannya.2
Jika E netral kemudian virulen dari EA
sebagian dinetralkan oleh ketahan tubuh H
simbiosis (subclinical disease).
Jika resistensi H>E selalu menguntungkan H dan
kemudian H mengalahkan EA (etiological agent) dan
menang H good health.
16
Jika virulensia EA sangat tinggi, ketahanan H sangat
rendah dan E sangat menguntungkan EA
death of host.
Jika E hanya sedikit menguntungkan H dan EA
kurang
virulen serta ketahanan H sedang chronic disease.
Jika EA lebih virulen dan host lemah E
menguntungkan
EA maka EA mengatakan H acute disease.
BAB IIIKESIMPULAN
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari Pengetahuan Ilmu Kesehatan
Masyarakat. epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai metode pendekatan
17
yang banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah
kesehatan.
Epidemiologi tidak terlepas dari faktor-faktor Host-Agent-Environment yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya dan bila salah satu dari ketiganya ada yang tidak
seimbang, maka akan menyebabkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit.
Epidemiologi juga berperan sebagai suatu pendekatan untuk pemecahan suatu
permasalahan kesehatan gigi dan mulut di masyarakat.
Terdapat dua pendekatan epidemiologi yaitu epidemiologi deskriptif dan
epidemiologi analitik.
Epidemiologi deskriptif mempelajari frekuensi suatu penyakit yang berubah sesuai
dengan perubah variabel-variabel epidemiologi yaitu orang, tempat, dan waktu.
Epidemiologi analitik digunakan untuk menguji data-data yang telah diperoleh
epidemiologi deskriptif.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta
2. Noor, Nasri Noor. 1997. Dasar Epidemiologi. Ujung Pandang: PT. Rineka Cipta3. Beaglehole, R., dkk. 1997. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
4. Bustan.2006. Pengantar epidemiologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
5. Green JC,Vermilion JR.The Oral Hygiene Indeks,a method for classifying oral hygiene
indeks
6. Saidina Hamzah Daliemunthe Periodonsia. FKG USU, edisi revisi 2008
7. Budiharto, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC. 2008
19
Recommended