View
223
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KAJIAN SEMIOTIKA IDENTITAS MITOS SAKERA DI MADURA
SKRIPSI OLEH: ADE PUTRA LESTARI
1 0 1 1 9 9 6 0 2 4
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2016
i
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Tugas Akhir Skripsi Berjudul: KAJIAN SEMIOTIKA IDENTITAS MITOS SAKERA DI MADURA Diajukan oleh Ade Putra Lestari, NIM 1011996024, Program Studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah dipertanggungjawabkan di depan tim penguji Tugas Akhir pada tanggal 24 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Pembimbing I / Anggota
Drs. M. Umar Hadi, MS NIP 19580824 198503 1 001
Pembimbing II / Anggota
Dr. I.T. Sumbo Tinarbuko, M.Sn. NIP 19660404 199203 1 002
Cognate / Anggota
Dr. Prayanto WH., M.Sn. NIP 19630211 199903 1 001
Ketua Program Studi DKV / Anggota
Dr. Hartono Karnadi. M.Sn. NIP 19650209 199512 1 001
Ketua Jurusan Desain / Ketua
Drs. Baskoro Suryo Banindro, M.Sn. NIP 19650522 199203 1 003
Mengetahui, Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Dr. Suastiwi Triatmodjo, M. Des. NIP 1959082 198803 2 002
ii
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir dengan judul:
KAJIAN SEMIOTIKA IDENTITAS MITOS SAKERA DI MADURA
Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi
Sarjana Seni pada Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas
Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Sejauh yang saya ketahui
bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi atau tugas akhir yang
sudah dipublikasikan, kecuali pada bagian sumber informasi yang
dicantumkan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 24 Juni 2016.
Ade Putra Lestari NIM 1011996024
iii
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
“Untuk Tanah Kelahiran”
iv
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki kekayaan yang luhur
didalamnya. Bangsa yang tumbuh dari kekayaan alam dan berbagai kebudayaan
yang ada dari Sabang hingga Merauke. Merupakan kebanggan tersendiri dapat
tinggal dalam keanekaragaman suku, bangsa dan agama yang terdapat
didalamnya, sehingga dalam penelitian kali ini penulis mampu ikut serta dalam
membagikan keanekaragaman tersebut dalam sebuah penelitian yang khususnya
mengangkat tema kajian identitas mitos Sakera di Madura secara pendekatan
semiotika.
Penulis yang juga selaku peneliti yang berasal dari Jawa Timur tepatnya
pulau Madura ingin mengungkapkan makna yang terkandung dalam keberadaan
identitas mitos Sakera secara pendekatan desain komunikasi visual yang juga
dapat dihubungkan dalam realitas kehidupan masyarakat Madura tersendiri.
Masuknya ruang lingkup desain komunikasi visual dalam kehidupan masyarakat
Madura menjadikan keunikan tersendiri untuk di kaji, sehingga keberadaan ruang
lingkup tersebut tidak lepas dari keberadaan identitas mitos Sakera yang menjadi
objek untuk diaplikasikan ke dalam berbagai media desain.
Upaya dalam penelitian kali ini diupayakan untuk membagikan
pemahaman makna dan juga pentingnya keberadaan ruang lingkup desain dalam
kehidupan masyarakat, khususnya penelitian yang dilakukan terhadap ketokohan
Sakera di Madura. Maka diharapkan dengan adanya penelitian ini nantinya dapat
membuahkan hasil yang dapat memotivasi dan menjadikan pemahaman yang
lebih mendalam bagi masyarakat umum terhadap ketokohan Sakera dalam ruang
v
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
lingkup dunia desain, sehingga masyarakat juga mampu terinspirasi dalam
keberadaan tokoh Sakera tersebut dan juga mampu menggerakkan masyarakat
pada aktifitas yang mampu memunculkan nilai ekonomis dalam industri kreatif
untuk membangun Madura yang lebih maju lagi.
Yogyakarta, 24 Juni 2016.
Ade Putra Lestari.
vi
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam proses penelitian hingga terselesaikannya tugas akhir ini sangatlah
tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali
ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terimakasih yang tulus dan di junjung
tinggi kepada:
1. Allah SWT.
2. Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Bapak Prof. Dr. M. Agus
Burhan, M.Hum.
3. Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Ibu
Dr. Suwastiwi Triatmodjo, M.Des.
4. Ketua Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia
Yogyakarta, Bapak Drs. Baskoro Suryo Banindro, M.Sn.
5. Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia
Yogyakarta, Bapak Drs. Hartono Karnadi, M.Sn.
6. Bapak Drs. M. Umar Hadi, MS. selaku dosen Pembimbing I.
7. Bapak Dr. I.T. Sumbo Tinarbuko, M.Sn. selaku dosen Pembimbing II.
8. Bapak Dr. Prayanto WH., M.Sn. selaku penguji ahli.
9. Seluruh dosen di program studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
10. Ibunda yang selalu ada disisi keluarga.
11. Ayahanda di Surga.
12. Mas Anang yang selalu menjadi pribadi yang hebat.
13. Mas Edy dan mbak Ida yang selalu memberikan semangat, dukungan
dan doa hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
14. Mas Dodi yang mampu merelakan keberadaan hidup yang tidak sesuai
dan membantu terselesaikannya tugas akhir ini.
15. Labang Bhuta atas segala informasi dan pengetahuannya.
16. Boeng Sujud yang selalu memberikan motivasinya selama ini.
17. Segala sosok sahabat dan kekasih yang hadir dalam kehidupan.
vii
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ABSTRAK
Keberadaan sosok Sakera yang mulai kembali hadir dalam benak masyarakat Madura dalam pendekatan ruang lingkup desain menunjukkan bahwasanya kehadiran sosok tersebut juga memberikan penanda dalam kehidupan masyarakat saat ini. Bukan hanya sebagai mitos yang disuguhkan dalam bentuk yang lebih baru, melainkan sosok Sakera juga mampu menjadi inspirasi masyarakat dengan berbagai kemaknaan yang terdapat dalam ketokohan tersebut.
Tanda-tanda yang ada dalam keberadaan sosok Sakera dalam berbagai desain akan dibongkar kemaknaannya melalui pendekatan semiotika bertujuan agar memunculkan kemaknaan yang lebih mendalam serta mampu memberikan efektifitas tersendiri bagi masyarakat umum atas keberadaannya.
Pendekatan teori semiotika dari Charles Sanders Peirce tentang ikon, indeks dan simbol akan digunakan sebagai teori yang membantu untuk memunculkan tanda-tanda yang ada dalam sosok Sakera yang terdapat dalam desain. Kemudian pendekatan teori semiotika dari Roland Barthes yang membantu memunculkan makna yang lebih mendalam dengan memanfaatkan pengelompokan kode, meliputi kode narasi, simbolik, heurmeunetik, semantik dan kebudayaan terhadap keberadaan sosok Sakera dalam berbagai desain yang menjadi objek kajian kali ini. Kata Kunci : Semiotika, Sakera, Madura, Realitas, Tanda dan Makna.
viii
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ABSTRACT
The existence of the figure Sakera that begin to coming back again in the mind of the people of Madura in the aspect of design's environment shows that this figure also participating to marks this society's life recently. Not only as old myth with brand new format, but also it's capabilities to be the inspiration for the people with numerous philosophies of this figure that developed progressively.
The signs within the new existence of this figure that applicated in some design will be introduced semiotically in aim to represents the deeper meaning and also able to give its own particular effectivity to the general society for its existence.
Semiotic theories by Charles Sanders Peirce about icon, Index, and symbol will be used as supporting theories in efforts to show the signs in the Sakera figure that applicated in some design. Then also, semiotic theories by Roland Barthes will helps to show deeper meaning by code-categorizing the narrative, symbolic, hermeneutic, semantic, and cultural code in the figure of Sakera in some designs which is as the object of this this study. Keywords : Semiotics, Sakera, Realities, Madura, Signs and Meanings.
ix
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………..……i
Halaman Pengesahan………………………………….………………………..…ii
Pernyataan Keaslian………...…………………………………………..………...iii
Ucapan……………………………………………………………….…………...iv
Kata Pengantar…………………………………………………….……………...v
Ucapan Terima Kasih……………………………………………………………vii
Abstrak…………...……………………………………………………….......…viii
Abstract…………………………………………………………………………...ix
Daftar Isi…………………………………………………………………….....…x
Daftar Gambar……………………………………………………………......…xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…..…………………………………………………….…1
B. Rumusan Masalah…..……………………………………………………7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………...…7
D. Manfaat Penelitian…..…………...………………………………………8
E. Batasan Masalah…..…………………………………...………...………9
F. Landasan Teori…..……………………………………………………….9
G. Metode Penelitian..……………………………………………...……...10
H. Sistematika Isi…..………………………………………………...……11
x
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka…..…………………………………...…………………13
B. Tinjauan Sakera Sebagai Identitas Madura…………...………………..17
1. Sakera…………………………………………...…………………17
2. Sakera Sebagai Identitas………………………………………......19
C. Tinjauan Sakera Dalam Desain Komunikasi Visual………….……..…24
1. Definisi Desain Komunikasi Visual...……………...……………...24
2. Hubungan Sakera Dengan Desain Komunikasi Visual..……...…...25
3. Penerapan Sosok Sakera Pada Berbagai Media Penelitian.....…….30
D. Studi Analisis Semiotika……………………………………......…...…44
E. Hubungan Semiotika Dengan Beberapa Ilmu………………......…...…48
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian………………………………………………………54
1. Populasi Dan Sample………………………………………………55
2. Metode Pengumpulan Data……………………………….………..56
3. Metode Analisis………………………………………….………...58
BAB IV. ANALISIS DATA
A. Sosok Sakera Pada Kaos…………………………………….…………60
B. Sosok Sakera Pada Kaos…………………………………….…………71
C. Sculpture Gate Sosok Sakera….…………………………….…………80
D. Sosok Sakera Pada Iklan Layanan Masyarakat……….…….……...…87
xi
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
E. Sosok Sakera Pada Cover Buku…………………………….……....…93
BAB . PENUTUP
A. Kesimpulan……………………….……………………………..…..100
B. Saran….……………………………………………..………………102
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………103
xii
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. (Sample Sosok Sakera) ……………………………….………………3
Gambar 2. (Sample Sosok Sakera Pada Berbagai Media)…….…………...…….18
Gambar 3. (Sampel Stationary Kit)…......……………………………………..…26
Gambar 4. (Sampel Logo Berikut Aplikasi Penerapannya)...…….…………...…27
Gambar 5. (Sampel Cover Buku)..………………………………………….....…27
Gambar 6. (Sampel Desain Iklan)………………………………………..…..…..29
Gambar 7. (Sampel Objek Sakera)………………………………………..……..30
Gambar 8. (Klasifikasi Bentuk Logo)…………………………………...……….32
Gambar 9. (Penerapan Logo)………………….………………………..………..34
Gambar 10. (Anatomi Tipografi)…………………..…………………...………..37
Gambar 11. (Indeksikalitas Sosok Sakera Pada Sampul Buku)…...…...………..38
Gambar 12. (Sosok Sakera Pada Kaos)…...…...…………………………….…..39
Gambar 13. (Sampel Iklan Layanan Masyarakat)……………………...………..41
Gambar 14. (Sample Karikatur)……………..……………………….………….42
Gambar 15. (Sample Ambient Media)……………………………….….………44
Gambar 16. (Sample Objek Sosok Sakera Pada Kaos)………………….………60
Gambar 17. (Proses Semiotika Roland Barthes)……………………..….………63
Gambar 18. (Sample Objek Sosok Sakera Pada Kaos)………………....……….71
Gambar 19. (Proses Semiotika Roland Barthes)……………………..….………73
Gambar 20. (Sample Objek Sosok Sakera Sebagai Sculpture Gate)…….……...80
Gambar 21. (Sample ambient media Batman vs Superman)…………...…….….81
Gambar 22. (Proses Semiotika Roland Barthes)……………………..….………83
Gambar 23. (Sample Sosok Sakera Pada Iklan Layanan Masyarakat)…….……87
Gambar 24. (Proses Semiotika Roland Barthes)……………………..….……....90
Gambar 25. (Sample Sosok Sakera Pada Cover Buku) ……………...………….93
Gambar 26. (Proses Semiotika Roland Barthes)……………………..….………96
xiii
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang Madura tidaklah lepas dari nilai-nilai kebudayaan
yang terdapat didalamnya. Segala Keunikan yang dimiliki masyarakat Madura,
melahirkan sesuatu yang dikenal hingga seluruh Nusantara. Tidak hanya dari
segi kulinernya saja, melainkan sampai kultur yang mengidentifikasikan
tentang tipikal masyarakatnya sehingga mudah dikenali dan dipahami secara
topografinya. Semua ini tidaklah lepas dari suatu proses kebudayaan manusia,
dimana “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
manusia dengan belajar” (Koentjaraningrat, 1990: 180).
Masyarakat Madura dikenali sebagai golongan masyarakat yang Keras
dan lebih mengacu pada sisi yang negatif dalam stigma masyarakat luas.
Stereotip tersebut juga dikemukakan oleh Huub De Jonge yang pernah meneliti
tentang orang Madura dan kebudayaannya dalam karya tulisnya yang berjudul
garam, kekerasan dan aduan sapi. Salah satu realitas yang sering dijumpai
ketika melihat seseorang yang memakai kaos yang bermotif khas adat Madura,
bisa saja orang tersebut dianggap sebagai orang Madura dengan stereotip yang
ada, padahal belum tentu demikian benarnya. Anggapan tersebut juga menjurus
pada stigma kebanyakan masyarakat luas memandang tentang orang Madura
itu seperti apa. Anggapan tersebut juga muncul akibat suatu pola dari realitas
1
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
masyarakat Madura itu sendiri, dimana bisa diasumsikan sesuatu yang negatif
atau juga sebaliknya. Ini juga disebabkan atas pola ruang lingkup yang terdapat
di masyarakat Madura, determinisme lingkungan maupun konsep
lingkungannya menjadikan masyarakatnya bertipikal sedemikian rupa dalam
kehidupan, dimana “pandangan ini memperhatikan ciri-ciri habitat alami bukan
sebagai penyandang peran penentu melainkan peran pemberi kemungkinan
atau pemberi batas” (Kaplan & Manners, 2012: 105).
Pakaian adat yang telah disampaikan di atas, melekat pada sebuah
sosok mitos bernama Sakera yang dikenal oleh sebagian masyarakat Jawa
Timur, dimana pakaian tersebut adalah pakaian masyarakat Madura kaum pria
pada khususnya secara luas dalam keseharian di masa kolonial terdahulu. Dari
apa yang telah Sakera lakukan pada jaman penjajahan Belanda di Indonesia,
pakaian adat tersebut bergeser maknanya disebabkan oleh pemerintahan
Belanda pada saat itu berusaha memecah belah terhadap eratnya persatuan di
Nusantara sebagaimana dikenal sebagai devide et impera atau dapat disebut
dengan politik adu domba. Ketika ada masyarakat yang memakai kaos pesa’an
atau kaos loreng tersebut maka akan disebut sebagai sosok Sakera pada saat
itu, sehingga pemerintahan Belanda saat itu ingin mencitrakan Sakera sebagai
salah satu sosok pemberontak. Pada dasarnya politik maupun propaganda
seperti itu mengharapkan masyarakat luas akan timbul kebencian, ketakutan
terhadap persamaan diri terhadap sosok Sakera ketika menggunakan item yang
menyerupai kekhasan yang digunakannya.
2
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Seiring berjalannya waktu Sakera mulai tersisihkan dibenak pikiran
masyarakat luas tentang ketokohannya, yang ada hanyalah sebagai tokoh semu
tentang Sakera. Namun pada kenyataannya masyarakat telah lupa atau tidak
tahu tentang siapa itu Sakera sebenarnya. Masyarakat Madura sendiripun kini
banyak yang kurang memahami benar tentang Sakera itu sendiri dari segi
sejarahnya. Hingga makna kelokalan dirinya mulai bergeser dari waktu -
kewaktu. Sakera merupakan ikon penting bagi masyarakat Madura, karena
ketokohannya juga mewakili spesifikasi cukup besar terhadap masyarakat
Madura tersendiri. Tidak hanya sebagai ikon daerah yang biasa saja, karena
Sakera juga mengindentifikasi peranannya terhadap pentingnya tokoh di
masyarakat yang berani menempatkan dirinya pada kebenaran.
Gambar 1. (Sample Sosok Sakera) www.flickr.com/seddysuaedi
3
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Realita dalam perkembangannya Terkini, penulis melihat kehidupan
masyarakat Madura pada umumnya hanya sedikit yang mampu mengabdikan
ketokohannya sebagai peranan yang berbudi pekerti luhur. Sebagian item
hingga semboyan yang dimilikinya mulai tergeser kemaknaannya dikarenakan
digunakan pada posisi yang kurang layak dalam realita yang terdapat pada
masyarakat Madura itu tersendiri. Karena peranan yang membangun itulah
Sakera mampu disepakati keberadaannya di benak masyarakat luas. Kini tokoh
Sakera juga merupakan revleksi mitologi dalam perkembangannya, dimana
mitologi dapat dimengerti sebagai perkembangan versi terhadap karakter mitos
“mitologi berasal dari gabungan mythos (pemikiran mitos yang benar) dan
logos (pemikiran rasional-ilmiah)” (Danesi, 2011: 173).
Dengan merambahnya ruang lingkup media komunikasi visual di pulau
Madura, media-media tersebut pada dasarnya membuahkan hasil tersendiri
dalam perkembangannya. Hasilnya dapat secara signifikan membuahkan hasil
yang baik ataupun sebaliknya. Keberadaan media desain komunikasi visual
dalam kehidupan masyarakat Madura kini tidak hanya dapat di nikmati dari
segi visualnya saja sebagai unsur estetik, melainkan segala esensi yang ada
pada sebuah desain tersebut membuahkan suatu perubahan tersendiri dalam
perkembangan waktunya. Keberadaan ruang lingkup desain juga memunculkan
ide terciptanya wadah untuk menyampaikan suatu pesan budaya secara luas
tentang nilai - nilai bahasa verbal dan bahasa visual tentang suatu budaya itu
seperti apa. Sehingga masyarakat dapat ambil andil dalam kesempatan ini
untuk ikut serta menjaga dan melestarikan suatu kebudayaan, dimana
4
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
masyarakat juga bisa mengembangkan potensi finansial ekonomi secara
kreatif.
Sekitar tahun 2011 hingga 2016 sosok Sakera mulai sering
dimunculkan kembali di benak masyarakat Madura pada berbagai alternatif
media yang berbeda. Dari beberapa media yang ada tersebut, masyarakat serta
para praktisi desain mulai mengangkat dan menceritakan kembali ketokohan
Sakera dengan sudut pandang yang lebih beragam. Aspek yang diangkat tidak
hanya dari sudut pandang yang positif saja, akan tetapi dalam dua sudut
pandang yang berbeda menjadi bagian dalam pengangkatan kembali atas
ketokohan tersebut. Realitanya hingga kini masih ditemukan sebagian besar
masyarakat yang merasa bingung, bagaimana caranya untuk menunjukkan
kepercayaan diri dan memahami akan baiknya kebudayaan yang dimilikinya.
Ini merupakan realita sosial yang terjadi dan mereka pahami, segala yang ada
membatasi kepribadian masyarakat untuk berkembang dikarenakan masyarakat
Madura masih berfikir mereka adalah bagian dari masyarakat yang negatif.
Ada unsur ketersinambungan terhadap masyarakat dalam keberadaan media
tersebut, dari beberapa pesan dan makna yang terdapat didalamnya menjadikan
pemikiran tersendiri bagi masyarakat untuk berkembang serta memahami
pentingnya suatu tokoh dalam kehidupan yang bermasyarakat.
Dalam berbagai media yang ada, sosok Sakera saat ini lebih banyak
diaplikasikan pada media cetak atas keberadaannya yang terdapat di wilayah
Madura. Akan tetapi penulis disini tidak hanya meneliti Sakera dari satu tipe
media saja, melainkan dari beberapa media yang beragam. Nantinya penulis
5
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
akan meneliti dan menjelaskan beberapa media secara terperinci, dimana
media tersebut berupa media iklan luar ruang seperti rontage, desain grafis
pada kaos, ambient Media berupa sculpture sosok Sakera pada goa yang
terdapat di tempat pariwisata Madura, dan beberapa media lainnya. Penulis
akan mencoba meneliti bagaimana media tersebut dapat terhubung dengan
masyarakat serta dampak apa yang akan ditimbulkan oleh keberadaan media
tersebut bagi masyarakat Madura. Sehingga nantinya dalam penelitian ini akan
menghasilkan satu pemikiran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dari
beberapa media yang ada, sosok Sakera juga lebih sering dimunculkan dengan
budaya seni pop, Roland Barthes dalam Danesi (2011:251) “menyebut bentuk
objektifitas yang berlebihan ini sebagai neomania (Barthes, 1957). Untuk
mendorong orang agar mau memperoleh objek, unsur keusangan justru secara
berkala dimasukkan ke dalam strategi pemasran sebuah perusahaan, sehingga
produk yang sama dapat dijual lagi dan lagi dengan penyamaran yang baru”.
Terkait permasalahan tersebut menjadikan fenomena tersendiri bagi
penulis untuk mengadakan sebuah penelitian. Yaitu untuk memahami
bagaimana media tersebut berfungsi sebagai media komunikasi visual. Nilai -
nilai budaya apa yang dimiliki dan pesan apa yang disampaikan pada
masyarakat luas pada setiap desainnya, sehingga masyarakat akan memahami
pentingnya keberadaan sebuah tokoh yang kali ini diterapkan pada berbagai
media komunikasi visual.
Desain yang mengangkat tokoh Sakera nantinya akan diteliti secara
pendekatan semiotika, dimana teori triadik dari Charles Sanders Peirce akan
6
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
mengklasifikasikan tentang jenis tanda yang meliputi ikon, indeks dan simbol
untuk membentuk kerangka dasar dari sebuah tanda visual dan tanda verbal.
Untuk mengembangkan pemahaman tentang pesan dan makna yang terdapat
dari sebuah tanda, nantinya peneliti juga menggunakan pendekatan teori dari
Marcel Danesi untuk membantu pemunculan makna secara pendekatan
psikologi, mitologi, sastra, antropologi serta linguistik didalamnya. Kemudian
menggunakan teori dari Roland Barthes yang memanfaatkan pengelompokan
lima kode, meliputi kode narasi, simbolik, heurmeunetik, semantik dan
kebudayaan untuk membantu memunculkan makna konotasi. Demikian dari
latar belakang permasalahan yang akan penulis angkat sebagai bahan
penelitian. Berdasarkan sumber yang ada dalam sebuah penelitian, tidak
dipungkiri bahwa sosok Sakera mungkin telah banyak di teliti dalam berbagai
penelitian secara ilmiah, namun dalam penelitian kali ini sosok Sakera di teliti
dalam ranah desain komunikasi visual dan berdasarkan sumber yang ada,
penelitian ini belum pernah ada yang memilih sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana memahami pesan dan makna identitas mitos Sakera pada
media komunikasi visual yang terdapat di wilayah Madura melalui pendekatan
semiotika?
C. Tujuan Penelitian
Melalui beberapa point di atas, penelitian ini ditujukan untuk membuka
luas pemahaman mengenai tanda dan makna pada sosok Sakera yang di
7
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
aplikasikan kedalam berbagai macam media yang terdapat di Madura dengan
pendekatan semiotika. Diharapkan nantinya pada karya tulis ini akan dapat
membuahkan hasil yang dapat memotivasi dan menjadikan pemahaman yang
lebih mendalam bagi masyarakat umum terhadap ketokohan Sakera dalam
ruang lingkup dunia desain.
D. Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian ini diharapkan mendapatkan manfaat bagi
penulis maupun pembaca nantinya, sebagai pembelajaran dan kesadaran akan
pentingnya memahami makna melalui bahasa visual maupun bahasa verbal
khususnya pada sosok Sakera terhadap pengembangan nilai suatu budaya
melalui aspek desain komunikasi visual.
1. Manfaat Teoritis.
Diharapkan mampu memperkaya cakupan makna dalam
perkembangan ilmu semiotika melalui aspek desain komunikasi visual
yang dikaji sehingga memberikan pemikiran gambaran terhadap pembaca
tentang pluralitas makna.
2. Manfaat praktis.
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa akan memahami tentang cara penulisan
dan penelitian secara penggunaan teori didalamnya, sehingga
penelitian ini dapat menjadi salah satu dokumen yang dapat dijadikan
sebuah referensi sebagai tata cara bagaimana langkah untuk
8
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
melakukan sebuah penelitian, dimanana nantinya menghasilkan suatu
kajian yang baik.
2. Bagi Industri kreatif
Diharapkan dari kajian ini membukakan pemikiran baru dan
mampu menggerakkan masyarakat dalam industri kreatif terhadap
ketokohan Sakera, yang dimana nantinya akan memiliki kemaknaan
yang lebih mendalam kepada masyarakat, sehingga juga mampu
menciptakan nilai ekonomis dalam kehidupan masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Akan menjadikan penelitian ini sebagai suatu pemahaman bagi
masyarakat umum terhadap pentingnya sebuah peran desain
komunikasi visual dalam keikutsertaan untuk membangun identitas
suatu kebudayaan.
4. Bagi Civitas Akademika
Diharapkan dari penulisan ini memberikan suatu pemahaman
dimana suatu praktek penelitian yang disandingkan dengan suatu teori
akan menghasilkan suatu hal yang lebih baik dan bermanfaat dalam
ranah desain komunikasi visual.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan membatasi dan memilih sample
sosok Sakera pada beberapa media desain komunikasi visual yang terdapat di
wilayah Madura sekitar tahun 2012 hingga 2016 untuk dijadikan bahan kajian.
9
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
F. Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan oleh penulis adalah teori dari Charles
Sanders Peirce tentang ikon, indeks dan simbol. Serta menggunakan teori dari
Roland Barthes yang membantu memunculkan makna konotasi dengan
memanfaatkan pengelompokan kode, meliputi kode narasi, simbolik,
heurmeunetik, semantik dan kebudayaan.
G. Metode Penelitian
Penulisan yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan literatur
dengan metode kualitatif.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Wilayah Madura.
b. Sample
Sebagian desain yang menggunakan sosok Sakera yang beredar di
Madura.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Dilakukan pengamatan terhadap referensi pustaka yang ada untuk
menunjang penelitian secara pendekatan semiotika khususnya
terhadap ketokohan Sakera.
b. Dilakukan pengamatan secara langsung tentang peranan tokoh
Sakera dalam desain yang terdapat di Madura.
c. Metode Wawancara
10
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Dilakukan sesi wawancara kepada masyarakat akan keberadaan
peran media DKV tersebut.
3. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, objek sosok Sakera pada beberapa media
komunikasi visual akan dianalisa dan dijabarkan terhadap interpretasi yang
muncul di masyarakat secara pendekatan semiotika.
Penulis disini menggunakan teori semiotika sebagai metode
penelitian sebagai acuan untuk membongkar tanda-tanda yang terdapat
pada sebuah objek desain yang bertemakan Sakera menggunakan
pendekatan teori semiotika dari Charles Sander Peirce. Teori semiotika
dari Roland Barthes juga digunakan untuk memunculkan makna konotasi
yang terdapat pada sebuah desain.
H. Sistematika Isi
Berdasarkan pada kasus desain pada media komunikasi visual yang
bertemakan kebudayaan, permasalahan di dalamnya juga merupakan
penjabaran tentang suatu pesan dalam kearifan lokal dalam setiap desiannya.
Pada Bagian bab I, Permasalahan dapat diketahui dalam
pendahuluan yang dilanjutkan dengan penjabaran dari latar belakang masalah
yang menerangkan tentang rangkaian dan awal dari suatu penelitian ini.
Dimana hal ini akan dilanjutkan dalam rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan masalah penelitian, metode penelitian dan
sistematika isi.
11
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Dalam bab II, merupakan landasan teori dan kerangka pemikiran
yang dibagi dalam beberapa sub-bab, untuk mempertajam dan menjabarkan
permasalahan yang terdapat pada media komunikasi visual terhadap sosok
Sakera sebagai fokus objek dalam penelitian ini. Pada Bagian ini, akan
diterangkan latar belakang singkat tentang sosok Sakera sebagai tinjauan
identitas Madura serta latar belakang Sakera dalam media komunikasi visual.
Pengertian tentang kearifan lokal akan ditinjau dari beberapa teori yang
mendasarinya dan hal ini dari literatur ilmu semiotika.
Pada bab III, penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan
untuk mendapatkan sebuah hasil penelitian yang relevan dengan realita objek
sosok Sakera yang terdapat di Madura.
Pada bab IV, penjelasan akan proses penelitian dari beberapa
media komunikasi visual sosok Sakera yang dikaji secara sistematis dan
menggunakan teori-teori yang digunakan untuk menjawab dan menjabarkan
tentang bahan kajian yang dipilih.
Pada bab V, penjelasan tentang hasil dan kesimpulan atas
penelitian beberapa media komunikasi sosok Sakera yang menjadi bahan
kajian.
12
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Recommended