View
229
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
rlloa!calrto<tF-oC'
drG'(E
s-
ED
€E.:a .=(DE:E6E(l,6'5'E ra
E3dEd5LDDOC!'= (!d=
ET
SEat
roo
iJ 3{l
E=o(,E3==tE=lEE\EdEZ
(EU,
()
zFIotsooia
Utra
*Il-lgE$r
&rBU
N
0
@
E
XE
@
t-E\lrooca&orrl93!arrJoFz5EEooE
(JE<lrrttatrJar
z
o
6cc
=
fii,
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL SAINS
DAN TEKNOLOGI 2015
"Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologiuntuk Pembangunan Berkelanj utan"
Kuta,29 - 30 Oktober 2015
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADAMASYARAKATUNTVERSITAS UDAYANA
UDAYANA UMVERSITY PRESS
2015
PROSIDINGSEMINAR NASIONAL SAINS
DAN TEKNOLOGI 20 15
"Inovasi Humaniora, Sains dan Teknologi unlubP e m b d nguan Be r ke la njutan "
Kut4 29 - 30 Oldober 2015
EditorNi Mad€ Ary Esta Dewi wirastuti, S.T., MSc. PhD
Prof Dr. Drs. IB Putra Yadtrya, M.A.Prof Dr tr I Gede Mahardika M.s
Dr. Ni Ketut Supasti Dhantrawan, SH., MHum., LLM.Prof Dr. &i. I Nyomar Sua$an4 M.Si
Prof Dr. h I Gede Rai Maya Temaj4 M.PIr. Ida Alu Astarinj, M.So., Ph.D
Prof. Dr. lr. Nyoma$ Gde Antar4 M.EryDra. Ni Luh Watiniasih, MSo, Ph.D
Prof Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes.
Prof Dr. tr I Made Alit Karyawan Salain, DEA.
h I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D.
h lda Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D
&. Ni Nengah Dwi Fatmawsti, SpMK, Ph.D
Dr. Agoes Gmesha Rahyud4 S.E., M.T.
Putu Alit SutharEya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D.
I Putu Sudiafia. SP, M.Si., Ph.D.
Dr. h Yohanes Setiyo, M.PDr. P An&eas Noak, SH, M.Si
I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD.
Dr. Drh. I Nyoman Suat4 M.Si
DitcrbitLan Oleh:Udayera Uniwrsity hess.
Lembaga Penelitian dar PengaHia!
Kepada Masyarakat Universitls Udayana
2015, xli + 2l9l hal, 2l xD,'1 cn
l|ll]illullllll!illll|l lil
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KETUA LPPM UNIYERSITAS UDAYANA
HUMAI{IORA
NILAI LOKAL DALAM PENGELOLAAN SI,JMBER DAYA IKAN
DAN PENGEMBANGAN HUKUM
Fenty U. Puluhulawa. Nirwan Yunus
KEBIJAKAN LOKAL DAN ETNISITAS MENUru
INTEGRASI KELOMPOK ETNIS
DI KABUPATEN POHUWATO
Wantu Sasao
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI EKONOMI
HIJAU DALAM RESTORASI DAN KONSERVASI TERUMBU KARANC DI PEMUTERAN BALI
SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA
I Ketut Surya Diarta, I Gede Setiawan Adi Putra
KEMAMPUAN BAHASA BALI GENERASI MUDA BALI DI UBUD GIA}..IYAR BALI
Ni Luh Nyoman Seri Malini, Luh Putu Laksminy, I Ketut Ngurah Sulibra
INTENSITAS KAPruAL INDUSTRI DAN DINAMISME KEI,]NGGULAN
KOMPARAT'IF PRODUK EKSPOR INDONESIA
l3
2I
MODEL ESTIMASI KINERIA KEUANCAN BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR
INTERNAL UKM DI KABUPATEN BANDUNG
Rivan Sutrisno Mardha Tri Meilani ....38
KAMUS PRIMITryA SEMANTIK BALI.INDONESIA.INGGRIS BIDANG ADAT DAN AGAMA
Dr. I Made Netr8, S.S., M.Hum, Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt., Ph.D,
Dr. Drs. I wayan Suardian4 M.Hum, Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M.Hum.,
Dr. Drs. Frans I Made Brala, M.Hum ....,....................................46
MODEL KONFIGI,JRASI MAKNA TEKS CERITA RAKYAI TENTANG PRAKTIK-PRAKTIK
BUDAYA RANAH AGAMA DAN ADAT
UNTUK I\4EMPERKOKOH JATI DIRI MASYARAKAT BALI
Dr. DIa. Ni K€tut Ratna Erawati, M.Hum, Dr. I Made Netrq S.S., M.Hum,
Dr. Frans I Made Brata, M-Hum, Prof. Dr. I Made Suastika, S.U
Kuta, 29-30 Oktober 201 5 lxiii
54
DETEKSI LOGAM BERAI Pb DAN Cd DAN HUBT]NGANNYA DENGAN SGPT/SGOT DARAH
SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TPA STJWTING KOTA DENPASAR
I Ketut Berat4 Ni Nyoman Werdi Susari, I Made Kardena
SEM]NAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 20I5"Inovasi Huhaniora, gains dan Tetnologi untuk Pembantr;unan Berkelanjutan"
PENGARI.'H KONSENTRASI NAOH TERHADAP PEMBENTUKAN ALFA SELULOSA
PADA PEMBUATAN SELULOSA MIKROKRISTALDARI JERAMI PADI VARIETAS IR64
I G. N. Jemmy A. Prasetiat), I G. N. A. Dewantara Putra
IDENTIFIKASI MUTASI DAERAH PROMOTER I/YIII PADA ISOLAT DNA
METAGENOMIK DARI SPUTT]M PASIEN MDR-TB
Sagug Chandra Yow6ni"), I Nengah Mrajana
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI ANTOSIANIN EKSTRAK ETANOL 70%
DALAM SUASANA ASAM DARI UBI JALAR UNGU (lpom oea bataras L.) DENGAN KLT-
SPEKTRODENSITOMETRI
Ni Putu Linda Laksmianir), Ni Putu Eka Leliqial,Ni Nyoman Tria Wiriyantit),
Ida Ayu Putu Chandra Dewi, I Made Agus Gelgel Wirasuta
HUBUNCAN MASSA LEMAK TUBUH DENGAN RESISTENSI INSULIN
PADA POPULASI DENGAN FAKTOR RESIKO DIABETES
Made Ratna Saraswati, Ketut Suastika, AAG Budhiarta, I Made Pande Dwipayana
EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DARI BONGGOL TANAMAN PISANG
(Musa paradiasciaca L.) DAN GOLONGAN SENYAWANYA
A. Bawa Putra*, I W. G. Gunawan, dan N. W. Bogoriani .........
PENGGUNAAN DUA SUHU SENTRIFUGE YANG BERBEDADAN PHENOL RED
PADASAMPEL BUFFYCOATDALAM PERHITUNGAN JUMLAH CD3 . CPlRasmaya Nirurit), Inna Narayani'), Wayan T. Artama3),
Mantik Astawa a), Ahmad Hamim Sadewa
t2w
t2t4
t2t9
1233
1246
1226
t240
POTENSI DAUN ASHITABA (ANG ELICA
DARI RESPON KEKEBALAN SELULER
K'1SK'4 SEBAGAI OBAI ANTI VIRUS DILIHAT
PADA lvlENClT BALB/C
Sudira I Wayur'), Merdana I Made I ?{O
STATUS PRAESEN SAPI BALI BETINA SELAMA PERIODE KEBUNTINGAN
I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana'), I Nyoman Suartha ....... 1258
UJI POTENSI PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT 38 HASIL ISOLASI
DARI KOLON SAPI BALII Wayan Suardana') dan I Made Sukada 1264
EFEK EKSTRAK PALIASA PADA TINGKAT PERDARAHAN
PANKREAS TIKUS HIPERGLIKEMIK
Yulianar), Sianny Herawati t27l
STAruS KESEHATAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
Anak Agung Sagung Kendrutt' , Nyoman Sadra Dharmawan2,
Ida Bagus Komang fudanar, Luh Dewi Anggreni
xxviii | (ata 29-30 Oktober 2015
1274
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
1264 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
UJI POTENSI PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT 3B
HASIL ISOLASI DARI KOLON SAPI BALI
I Wayan Suardana*) dan I Made Sukada
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl.
PB.Sudirman Denpasar, Bali Tlp. (0361) 223791
*Correnponding autor: iwayansuardana22@yahoo.com
ABSTRAK
Secara umum komposisi dari ora normal bakteri asam laktat (BAL) didalam saluran cerna bersifat
spesi k pada tempatnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor sik (gerakan usus), faktor kimia (perubahan pH) dan
juga faktor makanan (diet) sebagai salah satu faktor yang dianggap memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap perubahan ora normal dari saluran cerna. Ditemukannya isolat BAL 3B asal kolon sapi Bali dengan
aktivitas anti bakteri patogen Staphylococus aureus ATCC 29213, menjadikan isolat BAL 3B berpotensi untuk
dikembangkan sebagai probiotik. Isolat BAL 3B sebelum digunakan sebagai sumber probiotik harus memenuhi
beberapa persyaratan baik dari sisi viabilitas ataupun dari asfek keamanannya. Didasarkan atas pertimbangan
tersebut maka kajian potensi isolat BAL 3B sebagai kandidat unggul probiotik menjadi perlu dilakukan. Kegiatan
penelitian diawali dengan tahapan kultivasi isolat dengan cara menumbuhkan isolat dalam suasana anaerob pada
media MRS broth , dilanjutkan dengan uji katalase dan pewarnaan Gram. Isolat BAL 3B yang sudah terkon rmasi
sebagai BAL murni selanjutnya diuji potensi probiotiknya berupa uji viabilitas dan uji keamanannya yang meiputi
uji pertumbuhan pada pH rendah, uji pertumbuhan pada asam empedu dan uji biotransformasi asam kolat menjadi
asam deoksikolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolate BAL 3B berpotensi untuk dikembangkan sebagai
kandidat probiotik didasarkan atas daya viabilitasnya yang mampu tumbuh pada pH rendah (pH 2, 3 dan 4) dan
konsentrasi natrium deoksikolat yang tinggi (NaDC 0,2 mM; NaDC 0,4 mM dan NaDC 0,6 mM). Isolat BAL 3B juga
bersifat aman karena tidak mentransformasi asam kolat (CA) menjadi asam deoksikolat (DCA).
Kata kunci : Bakteriosin, Bakteri asam laktat, isolat BAL 3B, probiotik, kolon sapi bali
1. PENDAHULUAN
Sapi bali merupakan sapi asli dan murni Indonesia yang dikembangkan dan dipergunakan sebagai
sumber protein hewani. Salah satu keunggulan sapi bali adalah kemampuan beradaptasinya yang sangat
tinggi terhadap lingkungan yang ekstrim atau kurang menguntungkan (Handiwirawan dan Subandriyo,
2004). Selain itu, sapi jenis ini dapat hidup dengan baik dengan cara memanfaatkan pakan berupa daun
bambu kering, pelepah kelapa, batang ketela pohon, atau hijauan yang kurang bergizi (Abidin, 2002).
Di dalam saluran pencernaan hewan ataupun manusia mengandung sejumlah besar mikroorganisme
(Salminem et al., 1998). Flora normal terdapat di sepanjang saluran pencernaan hewan mulai dari lambung
sampai kolon dan diperkirakan terdapat sebanyak 1012
bakteri per gram isi saluran pencernaan hewan
(Drasar dan Hill, 1974). Diperkirakan terdapat 500 species bakteri dan sebagian besar dari species-species
tersebut termasuk kelompok bakteri asam laktat atau BAL (Gorbach, 2001).
Bakteri asam laktat (BAL) termasuk salah satu kelompok mikroorganisme yang memiliki peranan
penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan pada hewan atau manusia (Maheswari, 2008). Secara
umum BAL merupakan kelompok bakteri Gram positif, tidak berspora, bentuk coccus (bulat) dan basil
(batang), memproduksi asam laktat sebagai produk akhir selama fermentasi karbohidrat, katalase negatif,
mikroaerotoleran dan asidotoleran (Axelsson, 1998). Beberapa genus BAL, seperti Bi dobacterium,
Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan Streptococcus telah dikembangkan menjadi probiotik,
karena perannya yang sangat penting dalam menjaga tingkat kesehatan saluran pencernaan hewan dan
manusia (Anastiawan, 2014; Prasthani et al., 2008).
Bakteri asam laktat (BAL) sebagai bakteri menguntungkan atau dikenal sebagai GRAS (Genarally
recognized as safe) merupakan sumber probiotik potensial. Probiotik sebagai kelompok mikroorganisme
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1265
hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah cukup dapat meningkatkan kualitas kesehatan saluran pencernaan
manusia atau hewan. BAL dalam peranannya sebagai probiotik melakukan aktivitasnya dengan cara
menyeimbangkan mikro ora saluran pencernaan (Kusumawati et al., 2003).
Bakteri asam laktat untuk dapat berperan sebagai probiotik, harus memenuhi beberapa persyaratan
diantaranya (1) mempunyai viabilitas yang tinggi sehingga tetap hidup, tumbuh dan aktif dalam sistem
pencernaan, (2) berasal dari genus bakteri yang aman dikonsumsi, (3) tahan terhadap asam, garam empedu
(bile salts) dan kondisi anaerob, (4) mampu tumbuh dengan cepat dan menempel (kolonisasi) pada dinding
saluran percernaan, (5) mampu menghambat atau membunuh bakteri patogen, (6) mampu mendegradasi
laktose dan menurunkan kadar serum kolesterol, (7) secara spesi k mampu memfermentasi prebiotik
seperti: galakto-oligosakarida, frukto-oligosakarida, dan resistant starch, (8) mempunyai karakter pemacu
kesehatan tubuh seperti menurunkan resiko kanker dan tumor, mencegah terjadinya diare dan memacu
sistem kekebalan tubuh, serta (9) secara genetik tetap stabil (Playne, 1999; Ouwehand et al., 1999).
Hasil penelitian Lindawati dan Suardana (2014) berhasil mengisolasi 18 isolat BAL asal kolon sapi
Bali yang diprediksi memiliki keunggulan yang spesi k. Salah satu diantaranya yaitu isolat BAL 3B yang
diketahui memiliki aktivitas antibakteri yang cukup tinggi terhadap bakteri patogen Staphylococus aureus
ATCC 29213. Hasil penelitian Lindawati dan Suardana tersebut mengisyaratkan isolat BAL 3B berpotensi
untuk dikembangkan sebagai probiotik unggul mengingat strain yang berbeda dari bakteri probiotik akan
memberikan efek yang berbeda berdasarkan kemampuan spesi k dan aktivitas enzimnya, bahkan perbedaan
aktivitas bisa terlihat pada bakteri dalam satu spesies dengan strain yang berbeda (Surono, 2004).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kajian potensi probiotik isolat 3B berupa uji viabilitas yang
meiputi uji pertumbuhan pada pH rendah, uji pertumbuhan pada asam empedu serta uji kemananan isolat
berupa uji biotransformasi asam kolat menjadi asam deoksikolat menjadi menarik untuk dilakukan.
2.BAHAN DAN METODE
2.1 Kultivasi isolate BAL 3B
Pertumbuhan isolat BAL 3B pada media MRS Broth
Isolat BAL 3B diambil dari stock culture pada suhu -20°C, kemudian ditumbuhkan pada media
MRS broth dan ditambahkan dua sachet (3600 ml H2
dan 700 ml CO2
) gas generating kit ke dalam anaerob
jar untuk selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam (Suardana et al., 2007).
Uji katalase
Isolat dari MRS broth diambil dengan mikropipet, kemudian diteteskan ke cawan petri lalu
ditambahkan H2O
2 10% kemudian diamati gelembung gas yang terbentuk pada preparat. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya gelembung gas oksigen yang dihasilkan dari degradasi H2O
2oleh enzim
katalase (Hadioetomo, 1990; Soemarno, 2000). Bakteri asam laktat memberikan hasil negatif terhadap uji
ini (Sujaya et al., 2008).
Uji pewarnaan Gram
Isolat dari MRS broth diambil dengan menggunakan ose lalu disebarkan setipis mungkin di atas kaca
objek. Preparat dikeringkan di atas api kemudian diwarnai dengan larutan kristal violet 2% selama satu
menit, dicuci dengan air mengalir dalam keadaan terbalik, dan dianginkan. Sediaan selanjutnya ditetesi
dengan larutan lugol (yodium Gram) dan dibiarkan kontak selama satu menit, dicuci dengan air mengalir,
ditetesi dengan alkohol 96% dan dibiarkan selama satu menit, dicuci kembali dengan air mengalir, dan
diwarnai dengan pewarna safranin selama lima detik. Sel bakteri yang telah terwarnai dicuci kembali
dengan air mengalir, dan terakhir diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali (Bibiana,
1994).
2.2 Uji viabilitas isolate BAL 3B
Uji ketahanan terhadap pH rendah
Isolat BAL 3B dari stock culture yang telah direfresh dan divortex diambil sebanyak 100 μL kultur
dipindahkan ke dalam tabung eppendorf yang masing-masing telah berisi 0,9 ml media MRS broth dengan
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
1266 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
pH 2, 3 dan 4, dan diinkubasi selama tiga jam dalam waterbath pada suhu 37°C. Selanjutnya dilakukan
pencucian sel sebanyak dua kali menggunakan saline steril dan suspensi disentrifugasi dengan kecepatan
3000 rpm selama lima menit lalu supernatannya dibuang. Kemudian diambil 50 μL dan diinokulasikan
ke dalam lima mL media MRS broth pH netral untuk selanjutnya diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu
37°C dalam suasana anaerob. Ketahanan BAL terhadap pH rendah ditunjukkan oleh pertumbuhan BAL
yang diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nM (OD 660 nM) (Hyronimus
et al., 2000).
Uji ketahanan terhadap NaDC
Isolat BAL 3B dari stock culture yang telah direfresh dan divortex diambil sebanyak 50 μL kultur
ditanam pada media MRS broth yang sudah diatur pH nya 7,2 dengan perlakukan tabung pertama sebagai
kontrol (media MRS broth tidak ditambahkan Natrium deoksikolat (NaDC), tabung kedua ditambahkan 10
μL NaDC 0,2 mM, tabung ketiga ditambahkan 20 μL NaDC 0,4 mM dan tabung keempat ditambahkan 30
μL NaDC 0,6 mM. Selanjutnya semua tabung diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam secara anaerob.
Ketahanan isolat BAL diukur berdasarkan tingkat kekeruhan menggunakan spektrofotometer (Sujaya et
al., 2008).
2.3 Uji keamanan isolat BAL 3B
Uji Konversi asam kolat menjadi asam deoksi kolat
Isolat BAL 3B sebanyak 5 µL disuspensikan ke dalam 5mL MRS broth pH 8,0 yang telah
ditambahkan 20µL asam kolat (cholic acid) lalu diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam di dalam
suasana anaerob (Kurdi et al., 2000; Yoshida, 2004).
Sebanyak 1 mL kultur dalam cholic acid dipipet ke dalam eppendorf untuk disentrifugasi selama 5
menit dengan kecepatan 5000 rpm. Selanjutnya, supernatan yang diperoleh ditampung dalam eppendorf
sebanyak 0,1 mL kemudian ditambahkan dengan 500 μL etil asetat dan 20 μL HCl, dan disentrifugasi selama
5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Supernatan yang diperoleh dipipet (supernatan pertama), sedangkan
peletnya ditambahkan dengan 500 μL etil asetat, disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 5000
rpm, supernatannya dipipet dan ditransfer kedalam eppendorf yang berisi supernatant pertama. Selanjutnya
campuran tersebut diuapkan selama 48 jam pada suhu kamar, dan ditambahkan dengan 15 μL methanol.
Sebelum dilakukan TLC pada alluminium silica gel, ditambahkan eluen sebanyak 10 mL
Cyclohexane, 15 mL etil asetat dan 4 mL asam asetat dicampur di dalam chamber, dan didiamkan selama
30 menit. Selanjutnya sebanyak 1 µL DCA (deoxy cholat acid), CA (cholic acid) dan ekstrak dari isolat
BAL 3B ditotolkan pada TLC (thin layer chromatography), dikeringkan dengan hairdrayer, dan diletakkan
pada chamber yang telah berisi larutan eluen. Silica didiamkan sampai semua larutan terserap, selanjutnya
dikeringkan dan disemprotkan dengan pewarna molibddophosporic acid dan dioven sampai spot dari
masing-masing isolat terlihat pada silica gel. Terbentuknya bercak yang mempunyai retention factor
(Rf) sama dengan standar DCA, mengindikasikan isolat tersebut melakukan transformasi CA menjadi
DCA, sebaliknya terbentuknya bercak yang mempunyai retention factor (Rf) sama dengan standar CA,
mengindikasikan isolat tersebut tidak melakukan transformasi CA menjadi DCA (Sujaya et al., 2008).
Nilai Rf dihitung dengan cara membagi jarak yang ditempuh substansi dengan jarak yang ditempuh pelarut
(Lipsy, 2010) dengan rumus.
Jarak yang ditempuh substansi
Rf =
Jarak yang ditempuh pelarut
2.4 Analisis Data
Analisis penelitian ini menggunakan data deskriptif. Data nilai uji ketahanan pH rendah dan NaDC
disajikan berupa nilai OD (optical density) dan hasil TLC (thin layer chromatography) disajikan dalam
bentuk gambar.
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1267
3. HASIL
3.1 Kultivasi Isolat BAL 3B
Hasil kultivasi isolat BAL 3B diawali dengan menumbuhkan isolat pada media MRS broth dalam
suasana anaerob, yang dilanjutkan dengan pewarnaan Gram dan uji katalase. Hasil uji menunjukkan
bahwa isolat 3B dapat tumbuh yang dicirikan dengan adanya kekeruhan serta hasil pewarnaan Gram
menunjukkan sifat Gram positif yaitu warna ungu dan berbentuk kokus (Gambar 1) dan pada uji katalase
bersifat negatif yang dicirikan dengan tidak adanya gelembung gas.
Gambar 1. Hasil pewarnaan Gram isolat BAL 3B
4.2 Hasil uji viabilitas isolat BAL 3B
Uji katahanan terhadap pH rendah
Sepanjang saluran pencernaan, ada beberapa kondisi ekstrim yang harus dilalui oleh BAL sehingga
dapat dikembangkan untuk menjadi probiotik. Kondisi ekstrim pertama yang harus dihadapi oleh BAL
adalah kondisi pH yang sangat rendah di dalam lambung yang dapat mencapai pH 2 (Khan dan Wiyana,
2011; Poedjiadi dan Supriyanthi, 2006). Didasarkan atas pertimbangan tersebut, maka BAL yang akan
digunakan sebagai kandidat probiotik harus menunjukkan sifat tahan terhadap pH rendah. Hasil pengujian
ketahanan isolat 3B terhadap pH rendah seperti tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Ketahanan isolate BAL 3B terhadap pH rendah
IsolatIndikator pertumbuhan BAL (Optical Density (OD) pada λ 660 nm
pH 2 pH 3 pH 4
3B
0,996 1,037 1,148
0,980 1,030 1,140
0,982 1,024 1,149
0,986 + 0,009 1,030 + 0,007 1,146 + 0,005
Kontrol 1,188
Uji katahanan terhadap Natrium Deoksikolat (NaDC)
Karakteristik lain terkait dengan viabilitas dari isolate BAL 3B adalah kemampuan isolate bertahan
pada lingkungan ysng mengandung garam empedu dengan konsentrasi tinggi. Garam empedu dilepas ke
usus halus oleh kantung empedu bila dalam makanan terkandung lemak. Menurut Russel (1992), ketahanan
terhadap derajat keasaman dan garam empedu merupakan cirri yang penting bagi bakteri asam laktat yang
akan dikembangkan sebagai probiotik supaya dapat hidup dan melakukan aktivitas fungsionalnya dalam
saluran pencernaan. Hasil uji ketahanan isolate BAL 3B terhadap Natrium Deoksikolat (NaDC) seperti
tersaji pada Tabel 2.
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
1268 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
Tabel 2. Ketahanan isolate BAL 3B terhadap Natrium Deoksikolat (NaDC)
IsolatIndikator pertumbuhan BAL (Optical Density (OD) pada λ 660 nm
NaDC 0,2 mM NaDC 0,4 mM NaDC 0,6 mM
3B
1,494 0,715 0,294
1,487 0,706 0,289
1,495 0,720 0,290
1,492 + 0,004 0,714 + 0,007 0,291 + 0,003
Kontrol 1,057
4.3 Hasil uji keamanan isolat BAL 3B
Uji konversi asam kolat menjadi asam deoksi kolat
Pembentukan asam deoksi kolat dari suatu strain mengindikasikan bahwa strain tersebut tidak
aman karena deoksikolat adalah promoter kanker saluran pencernaan. Hasil uji konversi asam kolat
menjadi asam deoksikolat dari isolate 3B seperti Gambar 2.
Gambar 2. Transformasi asam kolat (CA) oleh isolate 3B. 1: MRS broth, 2: MRS broth ditambahkan CA, 3: Asam deoksikolat
(DCA), 4: asam kolat, 5: isolate 3B.
4. PEMBAHASAN
Menurut Nuryady et al. (2013), bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari dua
lapisan yaitu peptidoglikan yang tebal dan membrane dalam. Lapisan peptidoglikan akan mempertahankan
zat warna Kristal violet sehingga akan tetap berwarna ungu pada pewarnaan Gram. Pada uji katalase,
isolat BAL 3B bersifat katalase negatif. Hal ini karena BAL tidak memproduksi enzim katalase sehingga
pembentukan gas (O2) tidak terjadi. Widodo (2003) menyebutkan bahwa semua BAL pada dasarnya
mempunyai kesamaan sifat yaitu disamping bersifat Gram positif, hampir semua strain tidak mampu
menghasilkan enzim katalase. Didasarkan atas hasil kultivasi tersebut, maka isolate 3B dapat diyakini
sebagai isolat BAL murni, sehingga dapat dikaji lebih lanjut.
Hsasil uji ketahanan isolate BAL 3B terhadap asam menunjukkan bahwa isolat BAL 3B tahan
terhadap pH rendah yang berkisar antara pH 2-4, walaupun terjadi penurunan laju pertumbuhan ketika
dipaparkan pada pH yang semakin rendah. Berdasarkan atas data Tabel 1 tersebut membuktikan bahwa
isolate BAL 3B dapat bertahan pada suasana lambung (Oozer et al., 2006). Hutkins dan Nannen (1993)
menyatakan bahwa ketahanan BAL pada lingkungan pH rendah dilakukan dengan cara mempertahankan
kondisi pH internalnya relative lebih tinggi daripada pH lingkungannya. Mekanisme ini dilakukan dengan
mengaktivasi enzim ATP-ase, sehingga dihasilkan energy yang dapat digunakan untuk mentranslokasi
proton dari dalam sel menuju ke luar sel sehingga terjadi peningkatan pH di dalam sitoplasma sel (Chou
and Weimer, 1999).
DCA
Rf. 0,68
Rf. 0,92
CA
1 2 3 4 5
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1269
Hasil uji ketahanan isolat BAL terhadap natrium deoksikolat (NaDC) pada data Tabel 2 menunjukkan
bahwa isolat BAL 3B dapat bertahan sampai pada konsentrasi NaDC 0,6 mM walaupun nilai OD yang
didapat semakin menurun sejalan dengan peningkatan konsentrasi NaDC. Hasil yang diperoleh sejalan
dengan hasil penelitian Farida (2006) yang menyatakan bahwa peningkatan kematian sel mikroba sejalan
dengan meningkatnya konsentrasi NaDC. Boever et al. (2000) menyatakan bahwa tingginya konsentrasi
garam empedu menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas enzim β-galaktosidase terhadap garam
empedu, sehingga sel bakteri tidak mampu lagi mempertahankan permeabilitas membran selnya. Murad et
al., (2011) menunjukkan bahwa enzim β-galaktosidase digunakan oleh BAL untuk menghasilkan asam laktat
dari laktosa. Peningkatan aktivitas enzim ini secara berlebih akan berpengaruh pada terjadinya peningkatan
kecepatan difusi molekul protein, disamping juga membatasi sel untuk mengontrol metabolismenya.
Fenomena ini mengakibatkan tertekstraksinya materi-materi intraseluler seperti sitoplasma dan ribosom
sehingga sel mengalami lisis dan akhirnya mati.
Hasil uji TLC gambar 3 terlihat bahwa isolat BAL 3B tidak mentransformasi asam kolat (CA)
menjadi asam deoksikolat (DCA). Hasil ini menunjukkan bahwa isolat BAL 3B tidak membawa gen 7α-
dehidroksilase yang diduga bekerja memutus ikatan hidroksi pada senyawa asam kolat (Wells et al., 2003),
dan pembentukan deoksikolat oleh strain probiotik tidak diharapkan (Kitahara et al., 2002). Berdasarkan
hal tersebut maka isolat BAL 3B bersifat aman untuk digunakan sebagai kandidat probiotik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa isolate BAL 3B berpotensi untuk
dikembangkan sebagai kandidat probiotik didasarkan atas daya viabilitasnya yang mampu tumbuh pada
pH rendah dan bertahan pada konsentrasi natrium deoksikolat yang tinggi. Isolat BAL 3B juga bersifat
aman karena tidak mentransformasi asam kolat (CA) menjadi asam deoksikolat (DCA).
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z. (2002). Penggemukan Sapi Potong. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Anastiawan. (2014). Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Probiotik yang Berasal dari Usus Itik Pedaging
(Anas domesticus). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Axelsson, L.T. (1998). Lactic Acid Bacteria Classification and Physicly. dalam: Lactic Acid Bacteria.
Seppo Salminen and Atte Vin Wright (Eds). Marcel Dekker Inc. New York.
Bibiana, W.L. (1994). Analisis Mikroba di Laboratoruim. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Chou, L.S., and Weimer, B. (1999). Isolation and Characterization of Acid and Bile Tolerant Isolates from
Strains of Lactobacillus acidophilus. J. Dairy Sci. 62: 1052-1063.
Drasar, B.S., and Hill, M.J. (1975). The Normal Colonic Bacterial Flora.
Farida, E. (2006). Seleksi Pengujian Bakteri Asam Laktat Kandidat Probiotik Hasil Isolat Lokal serta
Kemampuan dalam Menghambat Sekresi Interleukin-8 dari Alur Sel HCT 116. Tesis. Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor.
Gorbach, S.L. (2001). Microbiology of the Gastrointestinal Tract. http:// www.gsbs.utmb.edu/micro-
book/ch095.htm.
Hadioetomo, R.S. (1990). Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium.
PT Gramed, Jakarta.
Handiwirawan, E., dan Subandriyo. (2004). Potensi dan Keragaman Sumber Daya Genetik Sapi Bali.
Lokakarya Nasional Sapi Potong. 14 (3).
Hutkins, S.K., and Nannen, N.L. (1993). pH Homoestatis in Lactic Acid Bacteria. J. Dairy Sci. 76(8):
2354-2365.
Hyronimus B, Marrec, Sassi, C.L., Had,j A., and Deschamps, A. (2000). Short Communication Acid and
Bile Tolerance of Spore-Forming Lactic Acid Bacteria. Int. J. Food Microbiol. 61(200): 193-197.
Khan, M.S. dan Wiyana, A. (2011). Karakteristik Ketahanan Bakteri Asam Laktat Indigeneous Kefir
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
1270 | Kuta, 29-30 Oktober 2015
sebagai Kandidat Bakteri Probiotik pada Kondisi Saluran Pencernaan In Vitro. Institut Pertanian
Bogor.
Kitahara, M., Takamine, F., Imamura, T., and Benno, Y. (2002). Assigement of Eubacterium sp. VPI
12708 and related Strains with High Bile Acid 7α-hidroxylating Activity of Clostridium scindens
and Proposal of Clostridium hylemonae ap.nov., Isolated fro Human Feces. Int. J.Syst. Envol.
Microbiol. 50:971-978.
Kurdi, P., Veen, H.W., Mierau, I., Koning, W.N., Tannock, G.W., Tomita, F., and Yokotra, A. (2000).
Cholic Acid is Accumulated Spontaneusly, Driven by Membrane pH in Many Lactobacilli. J.
Bacteriol. 182: 6525-6528.
Kusumawati, N., Bettysri, Siswa, L.J., Dewanti, S.R., dan Hariadi. (2003). Seleksi Bakteri Asam Laktat
Indigenous sebagai Galur Probiotik dengan Kemampuan Menurunkan Kolesterol. J. Mikrobiologi
Ind. 8(2): 39-43.
Lindawati, S.A., dan Suardana, I.W. 2014. Isolasi dan Uji Potensi Bakteri Asam Laktat Hasil Isolasi dari
Kolon Sapi Bali sebagai Kandidat Unggul Biopreservatif. Laporan Hibah Bersaing tahun 2014.
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Lipsy, P. 2010. Thin Layer Chromatography Characterization of the Active Ingredients in Excedrin and
Anacin. USA. Department of Chemistry and Chemical Biology. Steven Institute of Technology.
Maheswari, R.R.A., 2008. Karakteristik Susu Sapi dan Susu Kambing yang Difermentasi dengan Kultur
Starter Indigenous dan Diperkaya dengan Probiotik dan Prebiotik (Sinbiotik) sebagai Pangan
Fungsional. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Hibah Kompetensi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Murad, H.A., Rafaea, R.I., and Aly, E.M. 2011. Utilization of UF Permeate for Production of β-galactosidase
by Lactic Acid Bacteria. J. Microbiol. 60(2): 139-144.
Nuryady, M.M., Istiqomah, T., Faizah, R., Ufaidillah, S., Mammudi, Z., dan Sutoyo. 2013. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Asam Laktat Asal Yoghurt. UNEJ Jurnal. 1(5): 1-11.
Oozer, R., Leplingard, A., Mater, D.D.G., Mogenet, A., Michelin, R., Seksek, I., Marteau, P., Dore, J.,
Bresson, J.L., and Corthier, G. 2006. Survival of Lactobacillus casei in Human Digestive Tract after
Consumption of Fermented Milk. Appl. Environ. Microbiol. 5615-5617.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Edisi Revisi. Jakarta. UI-Press. 234-244.
Prasthani, I.H.P., Masdiana, C., Padaga, Dyah, A., dan Oktavianie, 2008. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Asam Laktat Asal Feses Orangutan (Pongo Pygmaeus) Sebagai Kandidat Probiotik. Program Studi
Pendidikan Dokter Hewan Program Kedokteran Hewan. Universitas Brawijaya. Malang.
Russel, J.B.1992. Another Explanation for the Toxicity of Fermentation Acid at Law pH: Anion
Accumulation versus Uncoupling. J.Appl. Bacteriol. 73: 363-370.
Salminen, S., dan Wright, A.V., 1998. Lactic Acid Bacteria: Microbiology and Functional Aspects. 2ndEd.
Marcel Dekker, Inc. New York-Basel.
Suardana IW, Suarsana IN. Sujaya IN dan Wiryawan KG. 2007. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam
Laktat dari Cairan Rumen Sapi Bali sebagai Kandidat Biopreservatif. Jurnal Veteriner. 8 (4) : 155-
159.
Sujaya, I.N., Dwipayanti, N.M.U., Suariani, N.L.P., Widarini, N.P., Nocianitri, K.A., and Nursini, N.W.,
2008. Potensi Lactobacilus spp. Isolat Susu Kuda Sumbawa sebagai Probiotik. J. Vet. 9(1): 33-40.
Soemarno, 2000. Isolat dan Identifikasi Bakteri Klinik Yogyakarta: Akademi Analisa Kesehatan
Yogyakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Surono, I.S. 2004. Probiotik. Susu Fermentasi dan Kesehatan. YAPMMI
Wells, J.E., Williams, K.B., Whitehead, T.R., Hermanand, D.M., and Hylemon, P.B. 2003. Development
and Application of Polymerase Chain Reaction Assay for The Detection and Enumeration of Bile
Acid 7α-dehydroxilating Bacteria in Human Feces. J. Clin. Chim. Acta. 33: 127-134.
Widodo, 2003. Bioteknologi Industri Susu. Cetakan ke -1. Lacticia Press. Yogyakarta. Hal . 114.
Yoshida, D., 2004. Screening for Secondary Bile Acid Producing Bacteria Isolated from Human Feces.
Thesis. Japan. Hokkaido University.
No€)FI
(t \'o€t
H L:rdgrdr\t\oo\r-a
tr;t{z
F.;
Ed.EEl'g
frqt>\a,
.r{6,&
ril-{
liobjoF.tu
dfrrF{
trdAG!dd()M
obtrr!EdL{d!agdol-e€erh rd\J.,r ft
EREO\oq\>r F{Zr-
\\.{.
A
7,ba
GEoc5!Gaad4fx
=IITT
orlI
=E'IEO Ot i- =tr53Wilg iEEili J= G
F rr.r Ft'F E
ERE**tA
- O E G-
1=.EE!'sE-1 EE
HIEf,I'Z 'd * Eq sE3( o=Fri sa';rE.N
EtltJw
I+J(VI
=UJq
\
s\shrtr)
ratrr(/)
b,o-qcfn ., GlOntE
I"El-
eeH(.!- tr css 9iE s-*t€b- -h-cNLrE (-)trj
to
TTIIfrrFII{fiHa
r\OFl rn
14:Ss#i*n,r\ .)lrt cl
SEu1z:SE0trEOEZErrl IO.E
egn_ZEtr{F-{ '=iq
d(!
l-1(,QzHF.zMoczF1P{
7.
t-tH/h\J
Fi-zMrqF*
tsrr]{frt*
Z
cIr"tFit-rzHLF{ziTM
Recommended