View
224
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
SKRIPSI
EVAL U ASI K E PU ASAN P E N GG UN A SISTEM INFORMASI AKADEM I K
UIN S YA R IF H ID AYATULLAH JA K A R TA
MENGGUNAKAN METODE END - USER COMPUTING SATISFACTION
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas I slam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
WAHYU ALVIANI
1113093000 114
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
SKRIPSI
EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
WAHYU ALVIANI
1113093000114
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
ii
iii
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Maret 2018
WAHYU ALVIANI
1113093000114
v
ABSTRAK
Wahyu Alviani - 1113093000114, Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Informasi
Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menggunakan Metode End-User
Computing Satisfaction di bawah bimbingan A’ang Subiyakto dan Muhammad
Qomarul Huda.
Kepuasan pengguna merupakan salah satu indikator dari keberhasilan
pengembangan sistem informasi termasuk sistem informasi akademik pada
perguruan tinggi. Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian terhadap sistem
informasi akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta namun dengan pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian ini mencoba untuk melengkapi hasil penelitian
kuantitatif dengan pengujian secara kualitatif khususnya untuk menggali data-data
yang mungkin belum dipaparkan oleh penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif ini
dilakukan berdasarkan 11 tema penelitian dengan metode End-User Computing
Satisfaction (EUCS), untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pengguna dan memahami status kepuasan pengguna terhadap sistem
informasi akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode wawancara dan focus group discussion (FGD) terhadap
mahasiswa aktif, dosen dan staf PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Proses analisis data dan pengolahan data dilakukan menggunakan MS. Excel 2013.
Hasilnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna adalah content,
accuracy, format, ease of use, timeliness, dan security serta kepuasan pengguna
sistem saat ini berada pada status yang cukup puas. Hasil dari penelitian ini dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam rencanan pengembangan sistem informasi akademik mendatang
khususnya bagi pihak PUSTIPANDA dengan melihat faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kepuasan penguna sistem seperti yang telah disebutkan.
Kata Kunci : Sistem Informasi Akademik, Kepuasan Pengguna, End-User
Computing Satisfaction, MS. Excel.
Bab I-V + 165 Halaman + clxv Halaman + 32 Gambar + 9 Tabel + Daftar Pustaka
+ Lampiran
Pustaka Acuan (99, 1988-2017)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan
nikmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Menggunakan Metode End-User Computing
Satisfaction” dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Sistem Informasi dari Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur
Utami, MT selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi.
vii
3. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing I dan
Bapak Muhammad Qomarul Huda, Ph.D sebagai Dosen
Pembimbing II yang tidak pernah bosan dan lelah untuk
membimbing, memotivasi, dan mengingatkan peneliti untuk segera
menyelesaikan skripsi ini. Peneliti mengucapkan banyak terima
kasih kembali untuk waktu, tenaga, dukungan, arahan, saran, dan
kritikan yang membangun agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
4. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah
memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.
5. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak
membantu peneliti dalam perkuliahan, terutama dalam
menyelesaikan administrasi yang berkaitan dengan skripsi.
6. Bapak Nashrul Hakiem, Ph.D selaku Kepala Pustipanda UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menerima dan mengizinkan peneliti
untuk melakukan riset di instansi yang beliau pimpin, serta Bapak
Indra Munawar dan Bapak Reza Alamsyah, S.Kom selaku staf IT
Support Pustipanda serta Ibu Tri Kiswati Nur Hidayatullah selaku
staf Administrasi Pustipanda yang telah banyak membantu peneliti
dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Bapak Eko Saputro, S.Kom selaku Staf Admin Akademik Pusat, Ibu
Defi Oktafani selaku Staf Perbendaharaan Sub Bagian Keuangan
viii
Pusat, Bapak Eri Rustamaji, MBA selaku dosen Program Studi
Sistem Informasi dan Bapak Edo Abdullah Faqih selaku dosen
Program Studi Matematika sekaligus sebagai narasumber yang telah
banyak membantu peneliti dalam memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orang tua peneliti, Ibu dan Bapakku yang selalu berjuang
sekuat tenaga agar peneliti dapat menjadi orang yang sukses dan
berpendidikan tinggi. Terima kasih atas segala doa, motivasi, dan
kasih sayang yang tiada henti sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini.
9. Adikku yang juga telah memotivasiku walau tanpa kata, yang kini
sudah selangkah lebih hebat dariku untuk menjadi seseorang yang
sukses di masa depan dan dapat meningkatkan derajat keluarga.
10. Aditya Eko Putra adalah teman, sahabat, sekaligus keluarga bagi
peneliti. Terima kasih atas perhatian, semangat dan motivasi yang
sangat berarti bagi peneliti.
11. Teman-teman seperjuangan Sistem Informasi 2013 dan ISDM
Research Group. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.
Terima kasih telah membantu, menghibur, dan memberikan motivasi
peneliti untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
12. Seluruh mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, khususnya
angkatan 2011-2016 yang pernah berinteraksi dan bekerja sama
dengan peneliti dalam urusan perkuliahan.
ix
13. Teman-teman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga Allah membalas
perbuatan baik kalian. Aamiin.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi sedikitpun rasa terima kasih peneliti yang telah
membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Atas bantuan dari segala pihak, peneliti berterima kasih dan memohon
kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan dijadikan sebagai amal
kebajikan dan bermanfaat, serta dibalas pahala yang berlipat-lipat. Selain itu,
peneliti menyadari penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna sehingga saran dan kritik dapat disampaikan melalui
wahyu.alviani13@mhs.uinjkt.ac.id. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat dan sekaligus menambah ilmu bagi kita semua. Aamiin yaa
Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Maret 2018
Wahyu Alviani
1113093000114
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan ......................................................................................... 1
1.2 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.3 Perumusan Masalah ............................................................................ 7
1.4 Tujuan dan Sasaran ............................................................................ 8
1.4.1 Tujuan ..................................................................................... 8
1.4.2 Saran ......................................................................................... 9
xi
1.5 Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan ............................................................... 9
1.7 Metodologi Penelitian ......................................................................... 10
1.8 Manfaat Penelitian.............................................................................. 12
1.9 Sistematika Penulisan ......................................................................... 13
1.10 Ringkasan ........................................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan ........................................................................................ 16
2.2 Evaluasi Kepuasan Pengguna ............................................................ 16
2.2.1 Definisi Evaluasi .................................................................... 16
2.2.2 Definisi Kepuasan. ................................................................. 17
2.2.3 Definisi Kepuasan Pengguna. ............................................... 18
2.2.4 Definisi Evaluasi Kepuasan Pengguna. ............................... 19
2.3 Sistem Informasi Akademik ............................................................. 19
2.3.1 Definisi Sistem Informasi...................................................... 19
2.3.2 Definisi Sistem Informasi Akademik. .................................. 21
2.4 End-User Computing Satisfaction.................................................... 22
xii
2.4.1 Definisi End-User Computing Satisfaction. ........................ 22
2.4.2 Dimensi End-User Computing Satisfaction. ....................... 23
2.5 Faktor Keamanan dalam Sistem Informasi .................................... 25
2.5.1 Tujuan Keamanan dalam Sistem Informasi. ...................... 26
2.5.2 Komponen Keamanan dalam Sistem Informasi. ............... 27
2.6 Konsep Dasar Kualitatif.................................................................... 29
2.6.1 Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan .. 33
2.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif. ........... 37
2.7 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 39
2.7.1 Studi Literatur. ...................................................................... 39
2.7.2 Observasi. ............................................................................... 46
2.7.3 Wawacara...............................................................................47
2.7.4 Focus Group Discussion (FGD). ........................................... 48
2.7.5 Dokumentasi. ......................................................................... 50
2.8 Keabsahan Data ................................................................................. 50
2.9 Metode Analisis Data ......................................................................... 53
2.10 Pengembangan Model dan Tema Penelitian ................................... 58
2.10.1 Pengembangan Model Penelitian. ...................................... 58
xiii
2.10.2 Pengembangan Model Penelitian dan Tema Penelitian...62
2.11 Ringkasan ........................................................................................... 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan. ....................................................................................... 67
3.2 Pendekatan Penelitian. ....................................................................... 67
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian. .......................................................... 69
3.4 Prosedur Penelitian. ........................................................................... 69
3.5 Narasumber. ........................................................................................ 75
3.6 Metode Pengumpulan Data. .............................................................. 78
3.6.1 Studi Literatur. ..................................................................... 78
3.6.2 Observasi. ............................................................................... 79
3.6.3 Wawancara. ........................................................................... 80
3.6.4 Focus Group Discussion (FGD). ........................................... 81
3.6.5 Dokumentasi. ......................................................................... 82
3.7 Keabsaan Data. ................................................................................... 83
3.8 Teknik Analisis Data Penelitian. ....................................................... 84
3.9 Alat Analisis Data Penelitian. ............................................................ 89
xiv
3.10 Instrumen Penelitian .......................................................................... 96
3.11 Ringkasan ........................................................................................... 97
BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
4.1 Pendahuluan. ....................................................................................... 98
4.2 Gambaran Umum Sistem Informasi Akademik (AIS) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. ....................................................................... 98
4.3 Profil Narasumber. ........................................................................... 100
4.4 Hasil Analisis. .................................................................................... 112
4.5 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis. ......................................... 114
4.6 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. ..................................................................... 141
4.6.1 Peranan Sistem. ................................................................... 141
4.6.2 Status Kepuasan Pengguna Sistem. ................................... 143
4.6 Ringkasan. ......................................................................................... 146
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Pendahuluan. ..................................................................................... 147
5.2 Kesimpulan. ....................................................................................... 147
xv
5.3 Saran. ................................................................................................. 153
5.4 Ringkasan. ......................................................................................... 154
DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................ 155
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Definisi Sistem Informasi ............................................................... 20
Gambar 2.2 Model Evaluasi EUCS .................................................................... 23
Gambar 2.3 Model Penelitian Kualitatif............................................................. 32
Gambar 2.4 Tema EUCS yang dikembangkan ................................................... 62
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ......................................................................... 71
Gambar 3.2 Penggunaan AIS dalam Kegiatan Belajar Mengajar ...................... 73
Gambar 3.3 Focus Group Discussion (FGD) dengan Staf PUSTIPANDA.......73
Gambar 3.4 Tahapan Observasi.......................................................................... 80
Gambar 3.5 Tahapan Wawancara ....................................................................... 81
Gambar 3.6 Tahapan FGD..................................................................................82
Gambar 3.7 Tahapan Uji Keabsahan Data ......................................................... 83
Gambar 3.8 Tahapan Analisis Data .................................................................... 88
Gambar 3.9 Tabel Analisis Data Wawancara ..................................................... 92
Gambar 3.10 Tabel Analisis Data Focus Group Disscusion (FGD) .................... 93
Gambar 4.1 Tampilan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................. 99
Gambar 4.2 Nashrul Hakiem ............................................................................ 101
Gambar 4.3 Indra Munawar.............................................................................. 102
Gambar 4.4 Reza Alamsyah ............................................................................. 103
Gambar 4.5 Tri Kiswati Nur Hidayatullah ....................................................... 104
Gambar 4.6 Eri Rustamaji ................................................................................ 105
Gambar 4.7 Edo Abdullah Faqih ...................................................................... 106
xvii
Gambar 4.8 Isna Wirahmadayanti .................................................................... 107
Gambar 4.9 Nurul Intan As Ramadhan ............................................................ 108
Gambar 4.10 Dian Kurniawan ........................................................................... 109
Gambar 4.11 Raditya Pratama ........................................................................... 109
Gambar 4.12 Fahmi Syaputra ............................................................................ 110
Gambar 4.13 Defi Oktafani ............................................................................... 111
Gambar 4.14 Eko Saputro ................................................................................. 112
Gambar 4.15 Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Wawancara dan FGD.. 141
Gambar 4.16 Diagram Lingkaran Peranan Sistem ............................................ 143
Gambar 4.17 Diagram Lingkaran Status Kepuasan Pengguna.......................... 145
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif ......................... 33
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif ................ 34
Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses Penelitian .... 36
Tabel 2.4 Studi Literatur...................................................................................... 41
Tabel 2.5 Daftar Tema Penelitian ........................................................................ 67
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian............................................................. 70
Tabel 3.2 Daftar Narasumber Penelitian ............................................................. 78
Tabel 3.3 Analisis Peranan Sistem ...................................................................... 94
Tabel 3.4 Analisis Status Kepuasan Pengguna ................................................... 95
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ...................................................................... xx
Lampiran 2 Transkrip Wawancara dan Focus Group Discussion ............. xxiv
Lampiran 3 Tabel Analisis Data Wawancara dan FGD ............................. lxxiv
Lampiran 4 Stakeholder Sistem Informasi Akademik ............................... cxviii
Lampiran 5 Narasumber Penelitian ............................................................... cxxii
Lampiran 6 Dokumentasi ................................................................................... clv
Lampiran 7 Surat-surat Pendukung Penelitian ............................................ clxii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Bab ini memaparkan tentang gambaran umum pelaksanaan penelitian yang
meliputi: latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, pertanyaan
penelitian, ruang lingkup dan batasan, metodologi penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan laporan. Selanjutnya, sub-sub bab tersebut akan
dipaparkan secara berurutan dan diakhiri dengan ringkasan bab.
1.2 Latar Belakang
Sistem informasi yang dihasilkan dari teknologi informasi telah merambah dan
berkontribusi positif pada berbagai sektor, mulai dari sektor pemerintahan, sektor
industri, dan sektor pendidikan. Pemanfaatan dalam sistem informasi dan
teknologi informasi dalam menyajikan kebutuhan akan informasi yang cepat,
andal dan akurat sangat perlu dilakukan. Penerapan teknologi informasi yang
selaras dengan proses atau strategi bisnis suatu organisasi akan meningkatkan
kinerja organisasi tersebut dan memberikan nilai tambah keunggulan kompetisi
dalam persaingan bisnis (Adityawarman, 2012).
Namun, jika tidak dikelola dengan baik penggunaan teknologi dapat
menimbulkan risiko yang berdampak negatif pada tingkat organisasi (Huda et al.,
2016). Selaras dengan pendapat tersebut, menurut Subiyakto et al. (2017) saat ini
2
sistem informasi sepertinya sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai senjata dalam
persaingan bisnis bagi organisasi, tetapi lebih dari itu. Sistem informasi telah
diindikasikan menjadi salah satu syarat utama kehidupan sebuah organisasi.
Bahkan tanpa bersaing sekalipun, pemanfaatannya sudah menentukan siklus
hidup organisasi karena tuntutan era ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
sekarang.
Menurut Nyvang dalam Huda dan Hussin (2016) implementasi teknologi
informasi di perguruan tinggi bukanlah proses sepele. Namun demikian, sebuah
proses menuju sejumlah tantangan dan masalah. Maka dari itu dalam pemanfaatan
sistem informasi dan teknologi informasi tersebut membutuhkan investasi yang
tidak sedikit sehingga perlu harus dimanfaatkan secara optimal. Bukti empiris
menunjukkan bahwa investasi pada bidang teknologi informasi memberikan
kontribusi terhadap kinerja dan produktivitas suatu organisasi (Suzanto dan
Sidharta, 2015).
Kroenke dalam Kadir (2014), menyatakan bahwa sistem infomasi
memberikan nilai tambah terhadap produksi terhadap proses, produksi, kualitas,
manajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, serta keunggulan
kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Peningkatan
penggunaan sistem informasi juga tidak terlepas dari perhatian manajemen dalam
perusahaan terhadap betapa pentingnya manajemen informasi. Hal tersebut selaras
dengan pendapat Subiyakto et al. (2016) yang mengatakan, bahwa saat ini sistem
3
informasi telah menjadi peran penting dalam manajemen dan fungsi akademis
lembaga pendidikan tinggi di negara berkembang, seperti Indonesia.
Dalam perkembangannya saat ini banyak perguruan tinggi di Indonesia
memberikan pelayanan jasa terhadap mahasiswanya melalui peran sistem
informasi akademik. Sistem informasi akademik sangat penting dalam rangka
pemberian informasi akademik yang akurat dan jelas kepada mahasiswa. Dengan
demikian pihak perguruan tinggi perlu meningkatkan mutu akademik dan layanan
akademik sehubungan dengan kualitas layanan jasanya (Mulyawan dan Sidharta,
2014). Pemanfaatan sistem informasi akademik diperlukan sebagai sarana
penunjang kegiatan akademik seperti pengisian Kartu Rencana Studi (KRS),
jadwal perkuliahan, penginputan nilai dan berbagai hal yang berhubungan dengan
proses kelancaran pendidikan.
Sistem informasi akademik sangat bergantung dari komponen-komponen
dalam menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan
penggunanya. Kesenjangan yang terjadi dalam penggunaan sistem informasi
akademik terhadap perilaku pengguna sistem informasi tersebut akan
mengakibatkan tidak optimalnya penggunaan oleh pengguna (Suzanto dan
Sidharta, 2015). Oleh sebab itu penting untuk diketahui apakah sistem informasi
yang diterapkan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum, sehingga
akan terlihat keberhasilan penerapan suatu sistem informasi akademik pada
sebuah perguruan tinggi.
4
Menurut Guimaraes et al. (2003) keberhasilan sistem mempunyai tiga
komponen (tolak ukur), yaitu kualitas sistem, manfaat sistem, dan kepuasan
pengguna. Pendapat ini mengindikasikan bahwa, keberhasilan dalam
pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna ditentukan oleh sejauh
mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan kepuasan pengguna. Sehingga akan
diketahui jangka waktu penggunaan sistem informasi tersebut.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna perlu dilakukan penelitian
terhadap penerapan sistem informasi akademik, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem informasi
yang sudah digunakan. Dalam beberapa penelitian, sistem informasi dapat diteliti
dari sisi efektifitasnya. Namun dalam pelaksanaanya, efektivitas sistem informasi
sulit diukur secara langsung, hal tersebut menyebabkan banyak peneliti yang
beralih pada metode pengukuran tidak langsung, seperti metode kepuasan
pengguna (Itmamudin, 2016). Model pengukuran tidak langsung yang dapat
digunakan adalah pengukuran kepuasan sistem informasi pengguna akhir dengan
End-User Computing Satisfaction (EUCS) (Davis, 1989).
EUCS dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1988). EUCS digunakan
untuk mengukur kepuasan pengguna terhadap sistem informasi. Sistem informasi
suatu organisasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas yang baik dan mampu
memberikan kepuasan pada penggunanya. Dengan adanya kepuasan pengguna
tersebut maka akan timbul penerimaan (acceptance) pada sistem informasi yang
dipergunakan dalam organisasi tersebut. Kepuasan pengguna (user satisfaction)
5
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pengembangan sistem
informasi. Doll dan Torkzadeh mengembangkan instrumen EUCS yang meliputi
5 (lima) komponen yaitu terdiri dari isi (content), keakuratan (accuracy), bentuk
(format), kemudahan (ease of use) dan ketepatan waktu (timeliness).
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
salah satu perguruan tinggi negeri yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi
dengan menggunakan sistem informasi akademik yang berfungsi sebagai sarana
penyebaran informasi dan komunikasi serta menunjang kegiatan akademik
mahasiswa, dosen, staf, maupun pihak lain yang terlibat. Sistem informasi
akademik ini dikenal dengan Academic Information System (AIS). AIS adalah
sebuah sistem informasi berbasis web yang dibangun dengan tujuan untuk
pengorganisasian data akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara online.
Adapun pengorganisasian data yang dimaksud meliputi pengelolaan sistem
registrasi mahasiswa, sistem penjadwalan perkuliahan, pengelolaan Kartu
Rencana Studi (KRS) mahasiswa, validasi dosen Penasihat Akademik (PA),
pengorganisasian nilai mahasiswa, pendaftaran wisuda, serta informasi beasiswa
dan lainnya. Selain itu AIS juga memiliki sistem host-to-host, yakni layanan
secara real time antara bank dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jadi, pada
saat melakukan transaksi di bank selesai tidak perlu lagi validasi ke bagian
keuangan tapi bisa langsung mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) karena sudah
otomatis. AIS dapat diakses secara online melalui jaringan internet dengan
alamat: https://ais.uinjkt.ac.id.
6
Tahun 2006, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara efektif telah memiliki
dan mengaplikasikan teknologi tersebut melalui sebuah sistem jaringan yang
disebut Sistem Informasi Perguruan Tinggi (Simperti). Namun, dalam
perkembangannya, sistem itu belum berjalan optimal. Tahun 2009, Simperti
diubah menjadi Sistem Informasi Akademik (Academic Information System/AIS)
dan masih digunakan hingga saat ini. Sistem ini berada di bawah Unit Pelayanan
Terpadu (UPT) Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, sudah pernah
dilakukan evaluasi terkait dengan kepuasan pengguna AIS dengan
menggunakan metode EUCS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta namun dengan
pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini mencoba untuk melengkapi
hasil penelitian kuantitatif dengan pengujian secara kualitatif khususnya untuk
menggali data-data yang mungkin belum dipaparkan oleh penelitian kuantitatif.
Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa, dosen,
staf akademik pusat, staf keuangan pusat dan focus group discussion dengan
staf PUSTIPANDA, sistem ini sangat bermanfaat dan mendukung kegiatan
akademik mereka, tetapi terlepas dari itu masih terdapat beberapa
masalah/kendala yang sering terjadi pada AIS, seperti beberapa fungsi yang
belum berjalan maksimal/error, informasi yang ditampilkan kurang up to date,
server down yang mengakibatkan AIS tidak dapat diakses, dan lain- lain.
Beberapa hal tersebut cenderung membuat pengguna merasa kurang puas dalam
7
menggunakan sistem. Disisi lain, kepuasan pengguna (user satisfaction)
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pengembangan sistem informasi
(Sugianto dan Tojib, 2015).
Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terkait kepuasan pengguna terhadap sistem informasi
akademik UIN Syaif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Evaluasi Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menggunakan Metode End-User Computing Satisfaction”.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan sumber dari beberapa literatur dapat diidentifikasikan bahwa
pengguna merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan
penerapan suatu sistem atau teknologi. Kepuasan pengguna didefinisikan sebagai
seberapa jauh sistem memenuhi atau melampaui harapan pengguna (Jiménez-
Zarco et al., 2015). Dari uraian latar belakang diatas, dapat diketahui bahwa AIS
sangat bermanfaat dan mendukung kegiatan akademik, namun masih terdapat
beberapa masalah/kendala yang sering terjadi pada AIS. Untuk meningkatkan
mutu akademik dan layanan akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka
sistem informasi akademik yang telah berjalan akan terasa cukup membantu
apabila didasari dari kenyamanan pengguna dalam menggunakan sistem informasi
tersebut, maka kepuasan pengguna menjadi suatu hal yang penting untuk
dimengerti dan dievaluasi secara tepat. Salah satu caranya adalah melalui
8
pengukuran kepuasan pengguna, dengan cara memahami kepuasan pengguna AIS
dan mengeksplorasi faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, kebanyakan
evaluasi terkait dengan kepuasan pengguna dilakukan dengan pendekatan
penelitian kuantitatif, namun penelitian ini mencoba untuk melengkapi hasil
penelitian kuantitatif dengan pengujian secara kualitatif khususnya untuk
menggali data-data yang mungkin belum dipaparkan oleh penelitian kuantitatif.
Harapannya dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan masukan
kepada manajemen PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
perbaikan dan pengembangan sistem di masa depan.
1.4 Tujuan dan Sasaran
1.4.1 Tujuan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam sub bab latar belakang
sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1) Mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna terhadap AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2) Memahami status kepuasan pengguna AIS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta saat ini.
9
1.4.2 Sasaran
Merujuk pada tujuan penelitian diatas, sasaran pelaksanaan penelitian ini adalah:
1) Dipahaminya faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna
AIS berdasarkan hubungan model EUCS;
2) Dipahaminya status kepuasan pengguna AIS berdasarkan persepsi
mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, staf keuangan pusat dan staf
PUSTIPANDA di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.5 Pertanyaan Penelitian
Merujuk kepada tujuan dan sasaran penelitian, maka pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna AIS di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
2. Bagaimana memahami status kepuasan pengguna AIS berdasarkan
persepsi penggunanya?
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan
Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penelitian ini dilakukan terhadap Sistem Informasi Akademik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang dikelola oleh PUSTIPANDA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada April 2017 sampai November 2017.
10
2) Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengevaluasi
kepuasan pengguna sistem informasi akademik yang melibatkan
mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, staf keuangan pusat, dan staf
PUSTIPANDA di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dengan
metode End-User Computing Satisfaction (EUCS) yang diadopsi dan
dimodifikasi dari model yang dikembangkan oleh Doll dan
Torkzadeh (1988) dan dilengkapi dengan faktor security, mengingat
pentingnya faktor keamanan yang ditemukan dilapangan (Fitriyani et
al., 2016; Chin dan Vaezi, 2015; Montesdioca dan Macada, 2015;
Pavlou dan Chellappa, 2001) serta menggunakan MS Word 2013
dan MS. Excel 2013 sebagai media pengolah data (Lemmer et al.,
1999; Renner dan Taylor-Powell, 2003; Swallow et al., 2003; Hyde
dan Maier, 2006; Avery dan Meyer, 2007; Meyer dan Avery, 2009;
Smith dan Firth, 2011; Bree et al., 2014; DeFelice dan Janesick,
2015; Saldaña, 2015; Bree dan Gallagher, 2016; Ose, 2016).
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu data
yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal
dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, memo, dan dokumen
resmi lainnya (Moleong, 2013). Metode ini diterapkan untuk melihat dan
11
memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga berdasarkan
fakta yang tampil secara apa adanya (Flick, 2014). Untuk memahami apa yang di
teliti maka sebagai upaya untuk menjadikan penelitian tersebut baik, perlu adanya
materi-materi yang diperoleh dari pustaka-pustaka lainnya. Studi literatur
merupaka hal yang penting dalam penelitian kualitatif. Kegiatan ini berkaitan
dengan telaah atas teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena dan
telaah penelitian sebelumnya untuk menunjukkan keterkaitan yang sedang
dilakukan dengan yang telah dilakukan (Chariri, 2009).
Setelah melakukan studi literatur, pengumpulan data dilanjutkan dengan
observasi. Observasi kualitatif bebas meneliti konsep-konsep dan kategori pada
setiap peristiwa selanjutnya memberi makna pada subjek penelitian atau amatan
(Denzin dan Lincoln, 2009). Setelah melakukan observasi, selanjutnya peneliti
melakukan wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dari yang di wawancarai (interviewee)
yang memberikan atas itu (Moleong, 2013).
Kemudian pengumpulan data dilanjutkan dengan focus group discussion
(FGD). Menurut Kitzinger dan Barbour, Focus Group Discussion (FGD) adalah
melakukan eksplorasi suatu isu/fenomena khusus dari diskusi suatu kelompok
individu yang berfokus pada aktivitas bersama diantara para individu yang terlibat
didalamnya untuk menghasilkan suatu kesepakatan bersama (Kamberelis dan
Dimitriadis, 2013). Metode FGD memiliki karakteristik jumlah peserta yang
12
cukup bervariasi untuk satu kelompok diskusi. Satu kelompok diskusi dapat
terdiri dari 4 sampai 8 peserta (Bedford dan Burgess, 2001; Cronin, 2001 dalam
Doody, 2013) atau 6 sampai 10 peserta (Bloor et al., 2001; Cameron, 2005 dalam
Doody, 2013). Setelah mendapatkan informasi melalui observasi dan wawancara,
akan lebih dapat dipercaya bila didukung oleh autobiografi dari informan, atau
bisa juga dengan gambar, tulisan, atau juga karya-karya monumental lainnya
(Sugiyono, 2014).
1.8 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengeksplorasi tema
kepuasan pengguna sehingga menghasilkan data-data yang mungkin
belum dipaparkan pada penelitian sebelumnya sebagai alternatif bagi
peneliti selanjutnya atau pihak lain dalam memahami kepuasan
pengguna sistem.
2) Secara metodologi, penelitian ini diharapkan dapat mendorong
pemanfaatan metode kualitatif untuk penyusunan skripsi khususnya
di Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3) Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi para pengambil kebijakan terkait, khususnya
pihak PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
rencana pengembangan sistem informasi akademik mendatang.
13
1.9 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini terbagi dalam lima bab, meliputi pendahuluan,
kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil analisis dan interpretasi, dan penutup.
Berikut adalah penjelasan singkat lima bab tersebut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan sasaran, pertanyaan penelitian, ruang lingkup dan batasan,
metodologi penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori terkait landasan pelaksanaan penelitian,
meliputi teori kepuasan pengguna, teori sistem informasi akademik,
teori end-user computing satisfaction, teori keamanan sistem informasi,
teori konsep dasar kualitatif, metode pengumpulan data, metode analisis
data, pengembangan model dan tema penelitian yang digunakan untuk
mendukung teori-teori dalam penelitian ini.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan secara metodis proses penelitian, mencakup
penjelasan-penjelasan tentang pendekatan penelitian, prosedur
penelitian, keabsahan data, tempat dan waktu penelitian, narasumber,
teknik analisis data penelitian, alat analisis data penelitian serta
instrumen penelitian. Tujuannya secara tidak langsung memberikan
14
gambaran tentang ruang lingkup dan batasan penelitian kepada para
pembaca.
BAB 4 HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
Bab ini memaparkan profil narasumber, hasil analisis, interpretasi dan
diskusi hasil penelitian. Analisis data dilakukan terhadap data yang
berhasil dikumpulkan sebelumnya menggunakan perangkat lunak
kemudian diolah dengan menggunakan MS. Word 2013 dan MS. Excel
2013. Selanjutnya, interpretasi dan diskusi dilakukan dengan merujuk
kepada basis teori sebelumnya.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran atas hasil
pelaksanaan penelitian terutama terkait dengan aspek penggunaan dan
kelanjutan bagi kajian-kajian selanjutnya.
1.12 Ringkasan
Pentingnya peranan sistem informasi akademik di perguruan tinggi untuk
meningkatkan mutu akademik dan layanan akademik di lingkungan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, maka sistem informasi akademik yang telah berjalan akan
terasa cukup membantu apabila didasari dari kenyamanan pengguna dalam
menggunakan sistem informasi tersebut sehingga mencapai kepuasan pengguna
sistem. Ini menjadi fakta menarik dalam melakukan penelitian, untuk
mengeksplorasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna
15
akhir dan memahami status kepuasan pengguna sistem informasi akademik saat
ini. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan
data menggunakan studi literatur, observasi, wawancara, FGD, dan dokumen
dengan mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, staf keuangan pusat dan staf
PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai partisipan.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan pelaksanaan
penelitian seperti teori evaluasi kepuasan pengguna, teori sistem informasi
akademik, teori end-user computing satisfaction, faktor keamanan dalam sistem
informasi, konsep dasar kualitatif, metode pengumpulan data, teori keabsahan
data, metode analisis data, pengembangan model dan tema penelitian, dan teori-
teori lain yang terkait. Selanjutnya, teori-teori tersebut akan dijelaskan dalam bab
ini secara berurutan dan diakhiri dengan ringkasan.
2.2 Evaluasi Kepuasan Pengguna
2.2.1 Definisi Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa
Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah
value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai (Wulan
dan Rusdiana, 2015).
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown dalam Wulan dan Rusdiana (2015)
mengatakan bahwa, “evaluation refer to the act or process to determining the
value of something”. Menurut definisi ini, istilah evaluasi itu merupakan suatu
proses untuk menetukan nilai dari sesuatu. Selaras dengan pendapat tersebut,
17
menurut Newcomer et al. (2015) evaluasi merupakan penilaian sistematis
terhadap operasi dan/atau hasil dari sebuah program atau kebijakan, dibandingkan
dengan serangkaian standar eksplisit atau implisit, sebagai sarana untuk
berkontribusi terhadap peningkatan program atau kebijakan. Wysong dalam
Wulan dan Rusdiana (2015), mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk
menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan suatu keputusan. Tujuan diadakannya evaluasi terhadap
sistem informasi adalah dapat menentukan kemampuan sistem mencapai
tujuannya (Weber dalam Newcomer, 2015). Dengan adanya sistem informasi
yang efektif, diharapkan pengguna sistem informasi menjadi puas.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan evaluasi adalah
pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu melalui proses yang sistematis untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan suatu program.
2.2.2 Definisi Kepuasan
Menurut Irawan dalam Aini (2016) kepuasan atau satisfaction adalah kata dari
bahasa latin, yaitu statis yang berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to
do atau melakukan. Jadi, produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk
dan jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai
tingkat cukup. Sabran (2013) mengatakan bahwa kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja
(hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.
18
Dalam penelitiannya, Kotler mengatakan bahwa kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya
terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk dan harapannya. Kinerja adalah
tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu (dalam Aini, 2016). Hal
ini senada dengan yang diungkap Tjiptono dalam Kristiawan (2016) kepuasan
adalah tingkat perasaan seseorang dengan membandingkan kinerja atau hasil yang
dirasakan dengan yang diharapkannya.
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kepuasan
adalah suatu keadaan dalam diri seseorang maupun kelompok yang telah berhasil
mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkannya sesuai dengan usaha
yang dilakukan.
2.2.3 Definisi Kepuasan Pengguna
Menurut Doll dan Torkzadeh dalam Sugianto dan Tojib (2015) kepuasan
pengguna akhir adalah sikap afektif terhadap aplikasi komputer yang spesifik oleh
seseorang yang berinteraksi dengan aplikasi tersebut secara langsung. Kepuasan
pengguna didefinisikan sebagai seberapa jauh sistem memenuhi atau melampaui
harapan pengguna (Jiménez-Zarco et al., 2015). Menurut Chin dan Lee (2000),
kepuasan pengguna akhir sistem informasi adalah sebagai evaluasi afektif
keseluruhan pengguna akhir mengenai pengalamannya terkait dengan sistem
informasi. Sejalan dengan itu, penelitian Amoako dan Gyampah dalam Sebayang
dan Tarigan (2009) mengkategorikan kepuasan pengguna informasi tentang
ketersediaan informasi yakni integrasi data, akurasi data, waktu, kendala
19
informasi, dan perbaikan sistem informasi yang terus menerus. Kepuasan
pengguna juga didefinisikan sebagai penilaian yang sangat pribadi yang sangat
dipengaruhi oleh harapan individu (Arshad et al., 2015).
Dari beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kepuasan
pengguna adalah penilaian tentang seberapa jauh pengguna merasa puas dalam
menggunakan sistem informasi.
2.2.4 Definisi Evaluasi Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna mewakili pandangan interaksi pengguna dengan sistem.
Namun pada akhirnya pengguna yang memutuskan apakah akan menggunakan
sistem tersebut atau tidak, bahkan ketika sistem berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik (Ultes et al., 2017).
Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi
kepuasan pengguna merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan sistem informasi mempengaruhi tingkat kepuasan
pengguna saat menggunakan sistem tersebut dengan membandingkan antara
kesannya terhadap kinerja sistem dan harapan pengguna.
2.3 Sistem Informasi Akademik
2.3.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi
informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi
informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir,
20
2014). Selaras dengan pengertian tersebut, Laudon dalam Suzanto dan Sidharta
(2015) mengatakan bahwa sistem informasi adalah komponen-komponen yang
saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas di
dalam perusahaan. Menurut pandangan Alter dalam Buku Pengenalan Sistem
Informasi oleh Kadir (2014) menjelaskan definisi sistem informasi melalu
Gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1 Definisi Sistem Informasi
(Diadaptasi dari Alter, 1992 dalam Kadir, 2014)
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi
antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang
21
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Menurut Sutabri
(2015) sistem informasi adalah suatu sistem yang didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi yang
bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
menyediakan kepada pihak luar tentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Pendapat tersebut selaras dengan Subiyakto (2017) yang mengatakan bahwa
definisi sistem informasi ini bukan hanya tentang entitas teknologi, sistem
informasi juga tentang domain manajerial dan organisasi
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan kumpulan dari komponen (manusia, komputer, dan teknologi
informasi) yang saling berhubungan satu sama lain dan menghasilkan suatu
informasi kepada pengguna.
2.3.2 Definisi Sistem informasi Akademik
Akademik adalah program dalam sistem persekolahan yang hanya
mempersiapkan sejumlah mata pelajaran yang diperuntukkan bagi siswa yang
ingin melanjutkan studi. Akademik adalah lembaga pendidikan tinggi kurang
lebih tiga tahun lamanya yang mendidik tenaga profesi (KBBI, 2016).
Sistem informasi akademik merupakan sekumpulan elemen-elemen baik
fisik maupun non fisik dan prosedur yang saling berhubungan satu sama lain
menjadi satu kesatuan dan bekerja sama untuk mengolah data akademik di sebuah
lembaga pendidikan menjadi informasi yang berguna bagi pemakainya (Mutia,
2014). Selaras dengan itu, menurut Sutabri (2012) sistem informasi akademik
22
merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu sama lain
dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan yaitu mengolah data
menjadi informasi yang diperlukan oleh pengguna informasi sehubungan dengan
kegiatan akademik.
2.4 End-User Computing Satisfaction
2.4.1 Definisi End-User Computing Satisfaction
Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam
disiplin ilmu sistem informasi. Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi
telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi dimana pengguna akhir
telah menganggap penggunaan dari sistem informasi (misalnya kepuasan) dan
juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini (Pratama et al., 2012).
End-User Computing Satisfation (EUCS) ini dikembangkan oleh Doll dan
Torkzadeh yang menekankan kepuasan pengguna akhir terhadap aspek teknologi
berdasarkan isi, keakuratan, format, waktu, dan kemudahan pengguna. EUCS
adalah metode untuk mengukur tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem
aplikasi dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan dari sebuah sistem
informasi. Definisi EUCS dari sebuah sistem informasi adalah evaluasi secara
keseluruhan dari para pengguna sistem informasi yang berdasarkan pengalaman
mereka dalam menggunakan sistem tersebut (Doll dan Torkzadeh, 1991).
23
2.4.2 Dimensi End-User Computing Satisfaction
Dimensi dalam End-User Computing Satisfation (EUCS) menurut Doll dan
Torkzadeh ada lima yaitu isi (content), keakuratan (accuracy), format (format),
waktu (timeliness) serta kemudahan dalam menggunakan sistem (ease of use).
Gambar 2.2 Model Evaluasi EUCS (Sumber: Arthur et al., 2008)
Berikut ini penjelasan tiap dimensi yang diukur dengan metode EUCS
menurut Doll dan Torkzadeh (Arthur et al., 2008):
1) Content (Isi). Dimensi ini menjelaskan ukuran kepuasan pengguna
akhir dengan meilhat isi dari suatu sistem informasi, dimana isi
meliputi modul atau fungsi-fungsi tertentu yang memiliki tujuan
yang spesifik (Marakarkandy dan Yajnik, 2013). Isi dalam sebuah
sistem informasi haruslah sesuai dengan kebutuhan pengguna serta
24
memiliki informasi terbaru. Hal ini dikarenakan semakin lengkap
sebuah informasi maka dapat meningkatkan kepuasan pengguna
(Arthur et al., 2008).
2) Accuracy (Keakuratan). Keakuratan yang dimaksud di sini adalah
ketepatan sistem dalam mengolah input serta menghasilkan sebuah
informasi. Untuk mengecek apakah sebuah sistem memiliki tingkat
keakurasian yang baik, dapat dilihat dari jumlah error yang
dihasilkan ketika mengolah data (Arthur et al., 2008).
3) Format (Format). Dimensi ini mengukur kepuasan pengguna akhir
dalam menilai tampilan dan estetika dari antarmuka sistem.
Tampilan yang menarik serta kemudahan dalam memahami dan
menggunakan antar muka dapat meningkatkan kepuasan pengguna
akhir dan dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas pengguna
(Arthur et al., 2008).
4) Ease of Use (kemudahan dalam menggunakan sistem). Kemudahan
dalam menggunakan sistem merupakan hal yang penting
(Marakarkandy dan Yajnik, 2013). Hal ini dikarenakan kemudahan
dalam menggunakan sistem meliputi keseluruhan proses dari awal
sampai akhir yang terdiri dari proses memasukkan data, mengolah
dan mencari informasi serta menampilkan data akhir yang akan
digunakan oleh pengguna akhir (Arthur et al., 2008).
25
5) Timeliness (ketepatan waktu). Timeliness atau ketepatan waktu
dalam menyajikan atau menyediakan informasi menjadi salah satu
indikator kepuasan pengguna. Semakin cepat sebuah sistem
mengolah input dan menghasilkan output dapat dijadikan tolak ukur
penilaian apakah sistem tersebut tepat waktu atau real time (Arthur
et al., 2008).
2.5 Faktor Keamanan dalam Sistem Informasi
Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
pengoperasian sistem informasi sebagai bentuk pencegahan ancaman terhadap
sistem serta untuk mendeteksi dan memperbaiki akibat kerusakan sistem. Sejalan
dengan hal itu menurut Fitriyani et al. (2016), faktor keamanan dalam penggunaan
sistem adalah elemen penting yang harus dijaga dan ditingkatkan oleh suatu
perusahaan dalam rangka mempertahankan kontinuitas teknologi. Selaras dengan
pendapat diatas, Chin dan Vaezi (2015) mengemukakan pentingnya mengukur
kepuasan pengguna terhadap keamanan sistem informasi, karena keamanan sistem
informasi telah lama ditemukan untuk mempengaruhi kepuasan pengguna dengan
sistem informasi. Hasil survei nasional mengenai keamanan dan privasi
menunjukkan bahwa organisasi AS melaporkan 65% pengurangan kepuasan
pelanggan karena pelanggaran keamanan sistem informasi (Technologies dalam
Chin dan Vaezi, 2015).
Dalam penelitian Montesdioca dan Macada (2015) memperkenalkan
model kepuasan pengguna dengan sistem informasi praktik keamanan (kebijakan
26
keamanan dan pelatihan) yang diterapkan oleh organisasi Brasil. Model mereka
menyatakan bahwa persepsi pengguna terhadap kinerja sistem informasi dan rasio
effort-benefit mempengaruhi pengguna kepuasan dengan praktik keamanan sistem
informasi. Pavlou dan Chellappa (2001) juga mengatakan bahwa keamanan
merupakan faktor yang relevan dan perlu dipertimbangkan didalam pengukuran
kepuasan sistem informasi berbasis web, hal ini dikarenakan rentannya kejahatan
dalam dunia maya yang dikenal dengan istilah cyber crime. Keamanan sistem
informasi adalah segala bentuk mekanisme yang harus dijalankan dalam sebuah
sistem yang ditujukan agar sistem tersebut terhindar dari segala ancaman yang
membahayakan keamanan data informasi dan keamanan pelaku sistem (ISO,
2008).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keamanan sebuah sistem
informasi merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Masalah tersebut penting
karena jika sebuah informasi dapat diakses oleh orang yang tidak berhak, maka
keakuratan informasi tersebut akan diragukan dan akan menjadi sebuah informasi
yang menyesatkan, serta akan mengurangi kepuasan pengguna dalam
mengoperasikan suatu sistem.
2.5.1 Tujuan Keamanan dalam Sistem Informasi
Fitriyani et al. (2016) mengatakan bahwa faktor keamanan dalam penggunaan
sistem adalah elemen penting yang harus dijaga. Dalam Paryati (2008)
menyebutkan bahwa sistem keamanan informasi (information security) memiliki
empat tujuan yang sangat mendasar adalah:
27
1) Kerahasiaan (Confidentiality)
Informasi pada sistem komputer terjamin kerahasiaannya, hanya
dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi, keutuhan serta
konsistensi data pada sistem tersebut tetap terjaga. Sehingga upaya
orang-orang yang ingin mencuri informasi tersebut akan sia-sia.
2) Ketersediaan (Availability)
Menjamin pengguna yang sah untuk selalu dapat mengakses
informasi dan sumberdaya yang diotorisasi. Untuk memastikan
bahwa orang-orang yang memang berhak untuk mengakses
informasi yang menjadi haknya.
3) Integritas (Integrity)
Menjamin konsistensi dan menjamin data tersebut sesuai dengan
aslinya, sehingga upaya orang lain yang berusaha merubah data akan
segera dapat diketahui.
4) Penggunaan yang sah (Legitimate Use)
Menjamin kepastian bahwa sumberdaya tidak dapat digunakan oleh
orang yang tidak berhak.
2.5.2 Komponen Keamanan dalam Sistem Informasi
Ancaman terhadap sistem informasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu ancaman aktif
dan ancaman pasif (Paryati, 2008):
1) Ancaman Aktif
a. Pencurian data
28
Jika informasi penting yang terdapat dalam database dapat
diakses oleh orang yang tidak berwenang maka hasilnya dapat
kehilangan informasi atau uang.
b. Penggunaan sistem secara ilegal
Orang yang tidak berhak mengakses informasi pada suatu
sistem yang bukan menjadi hak-nya, dapat mengakses sistem
tersebut.
c. Penghancuran data secara ilegal
Orang yang dapat merusak atau menghancurkan data atau
informasi dan membuat berhentinya suatu sistem operasi
komputer.
d. Modifikasi secara ilegal
Perubahan-perubahan pada data ata informasi dan perangkat
lunak secara tidak disadari. Jenis modifiksi yang membuat
pemilik sistem menjadi bingung karena adanya perubahan
pada data dan perangkat lunak disebabkan oleh program
aplikasi yang merusak (malicious sofware).
2) Ancaman Pasif
a. Kegagalan sistem
Kegagalan sistem atau kegagalan software dan hardware dapat
menyebabkan data tidak konsisten, transaksi tidak berjalan
dengan lancar sehingga data menjadi rusak
29
b. Kesalahan manusia
Kesalahan pengoperasian sistem yang dilakukan oleh manusia
dapat mengancam integritas sistem dan data.
c. Bencana alam
Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, hujan
badai merupakan faktor yang tidak terduga yang dapat
mengancam sistem informasi sehingga mengakibatkan sumber
daya pendukung sistem informasi menjadi luluh lantah dalam
waktu yang singkat.
2.6 Konsep Dasar Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang
ada dalam kehidupan riil (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan
memahami fenomena apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya.
Jadi riset kualitatif adalah berbasis pada konsep “going exploring” yang
melibatkan in-depth and case-oriented study atas sejumlah kasus atau kasus
tunggal (Finlay dalam Chariri, 2009). Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong
(2013), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan,
manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasa dan peristilahannya. Selain itu menurut Bogdan dan Taylor
menegaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
30
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati (Salam dan Aripin, 2006).
Menurut pandangan Strauss dan Corbin dalam Rahmat (2009), yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan
empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, riwayat hidup,
wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual yang
menggambarkan momen rutin dan problematis, serta maknanya dalarn kehidupan
individual dan kolektif (Denzim dan Lincoln dalam Rahmat, 2009). Tujuan utama
penelitian kualitatif adalah membuat fakta mudah dipahami (understandable) dan
kalau memungkinkan (sesuai modelnya) dapat menghasilkan hipotesis baru
(Finlay dalam Chariri, 2009). Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan kepada
proses tidak semata-mata kepada hasil (Moleong, 2013). Penelitian kualitatif
memiliki berbagai model tidak hanya studi kasus. Pemilihan model penelitian
kualitatif tergantung pada sudut pandang yang digunakan peneliti dan tujuan
penelitian. Gambar 2.3 menunjukkan model penelitian kualitatif menurut
Searcy and Mentzer dalam Chariri (2009).
Tidak hanya itu, Creswell (2014) mendefinisikan metode penelitian
kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan
memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut peneliti
mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan
31
umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian
dikumpulkan. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis.
Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam
bentuk tema-tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk
menangkap arti yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat permenungan
pribadi (self-reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuan
lain yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan
dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tersebut agak fleksibel karena tidak ada
ketentuan bakutentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian kualitatif.
Tentu saja hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan,
pemikiran, dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, sebagian orang
menganggap penelitian kualitatif agak bias karena pengaruh dari peneliti sendiri
dalam analisis data (Semiawan, 2010).
Kata ‘partisipan’ dalam metode kualitatif juga bermakna dinamis. Hal itu
berarti bahwa informasi dari peserta penelitian dapat saja mengubah arah
penelitian. Ini terjadi misalnya karena praduga atau asumsi peneliti ternyata tidak
sesuai dengan apa yang disampaikan oleh partisipan, dan karena tujuan metode
kualitatif mencari makna pengalaman partisipan maka arah penelitian harus
disesuaikan dengan masukan dari narasumber (Semiawan, 2010). Metode
kualitatif memperlakukan partisipan benar-benar sebagai subjek dan bukan objek.
Di sinilah partisipan menemukan dirinya sebagai yang berharga karena
informasinya sangat bermanfaat.
32
Gambar 2.3 Model Penelitian Kualitatif
(Sumber: Searcy dan Mentzer dalam Chariri, 2009)
Setiap studi kualitatif adalah unik. Pendekatan analisisnya juga unik. Hal
ini sangat tergantung pada keahlian, insight, training, dan kemampuan peneliti.
Faktor kemampuan manusia dari peneliti sangat besar dan sekaligus juga
kelemahan yang besar. Hasil penelitiannya bisa jadi sangat baik karena
pengalaman dan pengetahuan luas yang dimiliki oleh peneliti. Tetapi juga
hasilnya bisa dangkal, karena pengetahuan dan pengalaman peneliti yang sangat
kurang dan dangkal. Analisis data penelitian kualitatif mengatur secara sistematis
bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkannya dan menghasilkan suatu
pemikiran, pendapat, teori atau gagasan yang baru. Inilah yang disebut hasil
temuan atau findings. Findings dalam analisis kualitatif berarti mencari dan
33
menemukan tema, pola, konsep, insights dan understanding (Semiawan, 2010).
Disebut pola atau tema karena dari sejumlah besar informasi partisipan, ada
ungkapan-ungkapan yang sama yang selalu muncul. Pola dan tema ini kemudian
dikonfrontasi dengan melihat penelitian-penelitian, atau pemikiran-pemikiran
sebelumnya, entah dalam jurnal atau buku-buku ilmiah lainnya (Raco, 2010).
2.6.1 Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan
Kebutuhan akan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode
ataupun teknik melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat
dicapai hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah
ditentukan sebelumnya. Dalam bab ini akan memberikan ulasan singkat mengenai
pengertian dasar dari kedua pendekatan tersebut.
1) Perbedaan aksioma antara kualitatif dan kuantitatif
Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif
(Sumber: Sugiyono, 2008)
Aksioma Dasar Kualitatif Kuantitatif
Sifat realitas Ganda, holistik, dinamis, hasil
konstruksi dan pemahaman.
Dapat diklasifikasi,
konkrit, teramati,
terukur.
Hubungan peneliti
dengan yang diteliti
Interaktif dengan sumber data
supata memperoleh makna.
Independen, supaya
terbangun obyektivitas.
Hubungan variabel Timbal balik/interaktif. Sebab-akibat (kausal).
Kemungkinan
generalisasi
Transferability (hanya mungkin
dalam ikatan konteks dan
waktu).
Cenderung membuat
generalisasi.
Peranan nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data. Cenderung bebas nilai.
34
2) Perbedaan karakteristik metode kualitatif dan kuantitatif
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif
(Sumber: Sugiyono, 2008)
No. Karakteristik Kualitatif Kuantiatif
1. Desain
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan
muncul dalam proses
penelitian.
a. Spesifik, jelas, rinci.
b. Ditentukan secara
mantap sejak awal.
c. Menjadi pegangan
langkah demi
langkah.
2. Tujuan
a. Menemukan pola
hubungan yang bersifat
interaktif.
b. Menemukan teori.
c. Menggambarkan
realitas yang kompleks.
d. Memperoleh
pemahaman makna.
a. Menunjukkan
hubungan antar
variabel.
b. Menguji teori.
c. Mencari generalisasi
yang mempunyai
nilai prediktif.
3.
Teknik
Pengumpulan
Data
a. Participant
observation.
b. In depth interview.
c. Dokumentasi.
d. Triangulasi.
a. Kuesioner.
b. Observasi dan
wawancara
terstruktur.
4. Instrumen
Penelitian
a. Peneliti sebagai
instrumen (human
instrument).
b. Buku catatan, tape
recorder, kamera,
handycam, dll
a. Test, angket,
wawancara
terstruktur.
b. Instrumen yang telah
terstandar.
5. Data
a. Deskriptif kualitatif.
b. Dokumen pribadi,
catatan lapangan,
ucapan dan tindakan
partisipan, dokumen,
dll.
a. Kuantitatif.
b. Hasil pengukuran
variabel yang
dioperasikan dengan
menggunakan
instrumen.
6. Sampel
a. Kecil.
b. Tidak representatif.
c. Purposive, snowball.
d. Berkembang selama
penelitian.
e. Besar.
f. Representatif.
g. Sedapat mungkin
random.
h. Ditentukan sejak
awal.
7. Analisis a. Terus-menerus sejak a. Setelah selesai
35
awal penelitian sampai
akhir penelitian.
b. Induktif.
c. Mencari pola, model,
tema, teori.
pengumpulan data.
b. Deduktif.
c. Menggunakan
statistik untuk
menguji hipotesis.
8.
Hubungan
dengan
Responden
a. Empati, akrab, supaya
memperoleh
pemahaman yang
mendalam.
b. Kedudukan sama
bahkan sebagai guru,
konsultan.
c. Jangka lama, sampai
datanya jenuh dan dapat
ditemukan hipotesis
atau teori.
a. Dibuat berjarak,
bahkan sering tanpa
kontak supaya
obyektif.
b. Kedudukan peneliti
lebih tinggi dari
responden.
c. Jangka pendek
sampai hipotesis
dapat dibuktikan.
9. Usulan Desain
a. Singkat, umum dan
bersifat sementara.
b. Literatur yang
digunakan bersifat
sementara, tidak
menjadi pegangan
utama.
c. Prosedur bersifat
umum.
d. Masalah bersifat
sementara dan akan
ditemukan setelah studi
pendahuluan.
e. Tidak dirumuskan
hipotesis karena justru
akan menemukan
hipotesis.
f. Fokus penelitian
ditetapkan setelah
diperoleh data awal dari
lapangan.
a. Luas dan rinci.
b. Literatur yang
berhubungan dengan
masalah, dan variabel
yang diteliti.
c. Prosedur yang
spesifik dan rinci
langkah-langkahnya.
d. Masalah dirumuskan
dengan spesifik dan
jelas.
e. Hipotesis dirumuskan
dengan jelas.
f. Ditulis secara rinci
dan jelas sebelum
terjun ke lapangan.
10.
Kapan
penelitian
dianggap
selesai?
Setelah tidak ada data yang
dianggap baru.
Setelah semua kegiatan
yang direncanakan dapat
diselesaikan.
11.
Kepercayaan
terhadap Hasil
Penelitian
Pengujian kredibilitas,
dependabilitas, proses dan
hasil penelitian
Pengujian validitas dan
reabilitas instrumen.
36
3) Perbedaan kualitatif dan kuantitatif dilihat dari proses penelitian
Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses
Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2008)
Kualitatif Kuantiatif
Sirkuler, prosesnya adalah:
a. Tahap orientasi/deskripsi (apa yang dilihat,
didengar, dirasakan, dan ditanyakan).
b. Tahap reduksi/fokus (mereduksi informasi
yang diperoleh pada tahap pertama).
c. Tahap seleksi (menguraikan fokus yang telah
ditetapkan menjadi lebih rinci).
Linear, langkah-langkahnya
jelas, yaitu:
a. Rumusan masalah.
b. Berteori.
c. Berhipotesis.
d. Mengumpukan data.
e. Analisis data.
f. Kesimpulan dan saran.
Menurut Raco (2010) memilih topik bagi metode kualitatif dianjurkan
bila: (1) masalah belum jelas; (2) untuk mengetahui lebih dalam dibalik angka-
angka yang disajikan; (3) untuk mengetahui interaksi sosial yang tidak dapat
diungkapkan dengan angka-angka; (4) untuk mengerti perasaan, pendapat orang
lain; (5) untuk mengembangkan suatu teori. Baik metode kuantitatif maupun
kualitatif harus memilih topik. Topik tersebut haruslah dipersempit.
Metode kualitatif beranggapan bahwa manusia selalu dalam proses
menjadi dan berkembang, dan hal ini berlaku juga bagi setiap ilmu kemanusiaan
yang selalu berada dalam proses berkembang. Itu berarti bahwa dapat terjadi teori
yang pernah ada diperjelas atau dibatalkan oleh teori baru. Teori dalam tradisi
kualitatif berarti mencari gagasan, ide atau pendapat yang ditulis oleh para ahli
yang ada dalam buku, jurnal dan lain-lain. Jadi teori dalam tradisi kualitatif
dipakai sebagai konfirmasi awal bahwa terdapat bukti tertulis ilmiah bahwa topik
ini pernah dipelajari dan diteliti, tetapi pada tempat dan waktu yang berbeda,
37
orang-orang yang berbeda, situasi yang berbeda, dan konteks yang berbeda
(Semiawan, 2010). Serupa dengan pendapat tersebut, Raco (2010) menyatakan
bahwa keterbatasan teori dalam metode kualitatif tidak menjadi kendala dalam
penentuan masalah penelitian, karena metode ini sangat mengandalkan masukkan,
informasi, dan cerita dari partisipan yang menjadi acuan analisis data.
Hal ini berbeda dalam tradisi kuantitatif yang menempatkan teori sebagai
unsur utama penelitian. Seorang peneliti kuantitatif harus sejak awal yakin bahwa
masalah penelitiannya ada teori pendukung. Tradisi kuantitatif adalah konfirmasi
atas suatu teori maksudnya bahwa harus ada kepastian adanya teori yang
mendasari penelitian tersebut. Tanpa adanya pendasaran teoritis akan sulit
membangun dan mengembangkan suatu penelitian kuantitatif. Permasalahannya
terkadang terjadi bahwa teori yang dipakai tidak sesuai dengan konteks, tempat,
waktu, dan subjek penelitian (Semiawan, 2010).
Tapi kesamaan antara tradisi kuantitatif dan kualitatif yaitu bahwa
keduanya membahas tinjauan pustaka diawal penelitian. Tujuan pembahasan teori
di awalnya adalah untuk memberikan peneguhan atas pentingnya rnasalah atau
topik penelitian tersebut dibahas. Atau dengan kata lain hendak memberikan
penegasan tentang pentingnya penelitian tersebut (Raco, 2010).
2.6.2 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif
Setiap penelitian memiliki keunggulan dan kelemahan. Penelitian kualitatif
banyak memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku,
desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala
38
besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan
subyektifitas peneliti. Yang menjadi keunggulan penelitian kualitatif yaitu,
peneliti hadir dan berada di tempat penelitian serta memahami konteks yang ada.
Data yang diperoleh dari tangan pertama dan berupa pengalaman langsung dari
partisipan, sehingga peneliti mampu mengungkapkan dengan lebih jelas
(Sarwono, 2011).
Metode ini benar-benar menempatkan manusia sebagaimana mestinya.
Manusia adalah makhluk yang luhur. Manusia tidak hanya berada tetapi mengerti
keberadaannya, dapat berbicara, berpikir dan dapat menentukan masa depannya.
Manusia adalah benar-benar diperlakukan sebagai subjek. Manusia tidak dapat
dijadikan objek dan dikerdilkan oleh angka-angka. Manusia benar-benar makhluk
yang kaya arti, kekayaan ini dapat diteliti dan dimengerti (Semiawan, 2010).
Kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa metode penelitian
kuantitatif lebih banyak digunakan dibanding metode penelitian kualitatif. Hal ini
terkait dengan beberapa anggapan yang sekaligus menjadi kelemahan penelitian
kualitatif. Pertama ada anggapan bahwa sesuatu yang ilmiah harus ditunjukkan
dengan angka. Angka mewakili ketepatan atau akurasi, jadi yang akurat dan tepat
selalu dalam bentuk angka. Kedua, waktu yang dibutuhkan penelitian kualitatif
relatif lebih lama dibanding kuantitatif. Ketiga, metode kualitatif dianggap kurang
ilmiah dan bias karena pengaruh besar peneliti dalam menginterpretasikan data
yang diperoleh. Oleh karena itu metode ini dianggap sangat subjektif dan hasilnya
dapat berbeda berdasarkan orang, tempat, waktu, dan keadaan (Raco, 2010).
39
Walaupun demikian diakui oleh banyak peneliti bahwa pemahaman dan
arti pengalaman manusia tidak dapat direduksi dalam angka.
Pengalaman tersebut dapat dipelajari secara ilmiah dan memiliki nilai ilmiahnya
juga (Raco, 2010). Pengalaman manusia yang diolah secara ilmiah dapat
memberikan sumbangan besar bagi orang lain, komunitas, dan masyarakat,
organisasi dan dunia bisnis. Ini merupakan tujuan utama dari setiap kegiatan
penelitian yaitu memberikan manfaat kepada orang lain, organisasi dan lembaga.
2.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik studi literatur,
observasi, wawancara, focus group discussion (FGD), dan dokumen.
2.7.1 Studi literatur
Studi literatur dilakukan sebelum melakukan penelitian sebagai referensi
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya guna mendapatkan landasan teori
mengenai masalah yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2014) studi literatur
adalah kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang
diteliti. Studi literatur merupaka hal yang penting dalam penelitian kualitatif.
Kegiatan ini berkaitan dengan telaah atas teori yang dapat digunakan untuk
menjelaskan fenomena dan telaah penelitian sebelumnya untuk menunjukkan
keterkaitan yang sedang dilakukan dengan yang telah dilakukan karena dalam
penelitian kualitatif, teori berfungsi sebagai “cermin” untuk memahami
40
fenomena. (Chariri, 2009). Studi literatur dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 2.4.
Dari tabel 2.4 di bawah, dapat dilihat dari sepuluh literatur yang peneliti
baca tersebut terlihat perbedaan dari sepuluh penelitian di atas dengan penelitian
ini adalah di objek, metode dan model yang di gunakan. Jika dari sepuluh
penelitian di bawah, empat menggunakan metode kulitatif sedangkan enam
diantaranya menggunakan metode kuantitatif. Dilihat dari model yang digunakan,
enam diantaranya menggunakan model EUCS, satu menggunakan penggabungan
dua model yaitu teori dua faktor dan model kepuasan Kano, satu model TAM, dan
dua model Delone & Mclean sedangkan penelitian ini menggunakan Tema EUCS
yang dikembangkan dan diadopsi dari Doll dan Torkzadeh (1988).
41
Tabel 2.4 Studi Literatur
No. Peneliti Tahun Judul Penelitian Tujuan Penelitian Model Penelitian Hasil Penelitian Jenis
Penelitian
1 Islam, A. N 2014
Sources of
satisfaction and
dissatisfaction
with a learning
management
system in post-
adoption stage: A
critical incident
technique
approach
Penelitian ini meneliti
faktor-faktor yang
menghasilkan kepuasan
pengguna dan faktor-faktor
yang membuat pengguna
merasa tidak puas
selama penggunaan
penggunaan sistem
informasi pasca adopsi
Teori dua faktor
(Motivator–
Hygiene theory) Kepuasan dihasilkan oleh faktor
lingkungan dan pekerjaan, sedangkan
ketidakpuasan hanya dihasilkan oleh
faktor lingkungan. Secara
keseluruhan, hasilnya menunjukkan
bahwa sumber kepuasan dan
ketidakpuasan sebagian besar
berbeda dalam konteks tertentu.
Kualitatif
1. Faktor
motivator
2. Faktor hygiene
Model Kepuasan
Kano
1. Faktor dasar
2. Faktor kinerja
3. Faktor
kegembiraan
2
Ferri, M.,
Zygun, D.
A., Harrison,
A., &
Stelfox, H.
T.
2015
Evidence-based
design in an
intensive care
unit:
End-user
perceptions
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk
mendeskripsikan kesan dan
pengalaman pengguna akhir
di unit perawatan intensif
baru yang dibangun dengan
menggunakan desain
berbasis bukti.
End user
satisfaction
Pengguna akhir mengidentifikasi
elemen desain untuk menciptakan
suasana yang menyenangkan,
memperhatikan pengorbanan ruang
dan ukuran, merancang area
dukungan keluarga untuk mendorong
partisipasi keluarga dalam perawatan,
dan memperbarui kebijakan
perawatan pasien dan staf untuk
mencerminkan ruang fisik baru
sebagai aspek penting. untuk
dipertimbangkan saat membangun
unit perawatan intensif. Desain
berbasis bukti dapat mengoptimalkan
struktur ICU untuk pasien, keluarga
pasien dan penyedia layanan.
Kualitatif
42
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)
3
Sugianto, L.,
& Tojib, D.
R.
2015
Modelling User
Satisfaction With
an Employee
Portal
Mengusulkan sebuah
model konseptual untuk
menentukan kepuasan
pengguna portal b2e, yang
telah diturunkan dari
tinjauan literatur yang
ekstensif terhadap skala
kepuasan pengguna dan
portal b2e.
EUCS
Menyajikan model konseptual yang
merumuskan sembilan dimensi yang
menentukan kepuasan pengguna
dengan portal b2e.
Kualitatif
1. Content
2. Ease of Use
3. Convenience of
Access
4. Timeliness
5. Efficiency
6. Security
7. Confidentiality
8. Communication
9. Layout
4 Itmamudin 2013
Analisis
Kepuasan
Pengguna OPAC
dan Dampaknya
Terhadap
Loyalitas di
Perpustakaan
STAIN Salatiga
Mengetahui dan
menganalisis kepuasan
pengguna OPAC ditinjau
dari
5 (lima) aspek content
(isi), accuracy
(keakuratan), ease
(kemudahan), format
(bentuk), timeliness
(ketepatan waktu) dan
pengaruhnya terhadap
loyalitas
pengguna.
EUCS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengguna OPAC pada sistem
informasi
perpustakaan SIPRUS belum puas
terhadap OPAC dari sisi content (isi),
accuracy (keakuratan), ease
(kemudahan), format (bentuk),
timeliness
(ketepatan waktu) dalam menyajikan
data kepada pengguna. Meskipun
pengguna tidak puas dengan OPAC,
namun tidak berdampak pada
loyalitas
mereka untuk tetap menggunakan
OPAC sebagai salah satu sarana yang
ada
di perpustakaan untuk melakukan
penelusuran.
Kualitatif
1. Content
2. Accuracy
3. Format
4. Ease of Use
5. Timeliness
43
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)
5
Marakarkan
dy, B., &
Yajnik, N.
2013
Re-Examining
and Empirically
Validating The
End User
Computing
Satisfaction
Models For
Satisfaction
Measurement In
The Internet
Banking Context
Memvalidasi End-User
Computing Satisfaction
(EUCS) model kedalam
konteks internet banking
dan untuk mengetahui
faktor utama yang
berkontribusi terhadap
level kepuasan pengguna
internet banking di India.
EUCS Studi saat ini mengkonfirmasikan
bukti yang ditemukan dalam literatur
yang ada. Dalam penelitian ini faktor
"Format" ditemukan memiliki
pemuatan tertinggi dan
faktor "Konten" memiliki pemuatan
faktor terendah di antara semua lima
variabel model EUCS. Faktor
"Akurasi" memiliki skor rata-rata
tertinggi dan faktornya
"Konten" memiliki skor rata-rata
terendah yang menunjukkan bahwa
nasabah bank merasa puas dengan
keakuratannya
dari informasi di situs web bank
namun tidak secukupnya terpenuhi
oleh informasinya
konten di situs web.
Kuantitatif
1. Content
2. Accuracy
3. Format
4. Ease of Use
5. Timeliness
6
Fitriani, A.,
Sfenrianto,
Wang, G., &
Susanto, A.
2016
Examining the
Security Issues of
Automated Teller
Machine Based
on Revised
Technical
Acceptance
Model
Mengetahui hubungan
antara perilaku dan
keamanan yang terkait
dengan
akses ATM Studi ini
mengambil Model
Penerimaan Teknologi
yang mapan (TAM)
dan menghubungkannya
dengan masalah keamanan
untuk menangkap persepsi
pelanggan yang
menggunakan ATM.
TAM
Studi ini menyimpulkan bahwa faktor
kepercayaan dan keamanan dalam
penggunaan ATM adalah penting
elemen yang harus dijaga dan
ditingkatkan oleh bank dalam rangka
mempertahankan kontinuitas
teknologi berbasis jasa keuangan.
Kuantitatif
1. Usefulness
2. Security
3. Ease of Use
4. Trust
5. Behavioral
Intention
6. Actual Use
44
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)
7
Dahliana, L.,
Zulhendra, &
Hadi, A.
2014
Kontribusi End-
User Computing
Satisfaction
Terhadap
Kepuasan
Pengguna
Website Portal
Akademik Pada
Sistem Smart
Campus
Universitas
Negeri Padang
Mengetahui kontribusi
end-user computing
satisfaction terhadap
kepuasan pengguna
website Portal Akademik
UNP.
EUCS Seluruh dimensi EUCS secara
bersama-sama memiliki kontribusi
terhadap kepuasan pengguna website
Portal Akademik UNP sebesar
92,70%.
Kuantitatif
1. Content
2. Accuracy
3. Format
4. Ease of Use
5. Timeliness
8 Suzanto, B.,
& Sidharta, I. 2015
Pengukuran End-
User Computing
Satisfaction Atas
Penggunaan
Sistem Informasi
Akademik. Jurnal
Ekonomi, Bisnis
&
Entrepreneurship
Mengetahui pengaruh
attitude yang meliputi:
content, accuracy, format,
easy of use, dan timeless
terhadap intention to use
mahasiswa atas
penggunaan sistem
informasi akademik di
STIE Pasundan Bandung.
EUCS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh sistem informasi akademik
terhadap sikap pengguna sebesar
0.57 atau 57% dan pengaruh sikap
pengguna sistem informasi akademik
terhadap perilaku atas penggunaan
ulang sistem informasi akademik
sebesar 0.50 atau 50%.
Kuantitatif
1. Content
2. Accuracy
3. Format
4. Ease of Use
5. Timeliness
45
Tabel 2.4 Studi Literatur (lanjutan)
9
Arshad, Y.,
Azrin, M., &
Afiqah, S.
N.
2015
The Influence of
Information
System Success
Factors Towards
User Satisfaction
in Universiti
Teknikal
Malaysia Melaka
Mengetahui pengaruh
faktor keberhasilan sistem
informasi terhadap
pengguna kepuasan dalam
Universiti Teknikal
Malaysia Melaka.
Delone & McLean Hasil penelitian menunjukkkan
adanya hubungan positif antara
keempat faktor kepuasan pengguna
yaitu, kualitas sistem, kualitas
informasi, kualitas layanan, dan
penggunaan sistem.
Kuantitatif
1. System Quality
2. Information
Quality
3. Service Quality
4. System Use
10 Kristiawan,
Dona 2016
Kepuasan
Pengguna Sistem
Informasi
Akademik
(SIAKAD Online)
di FKIP UNS dan
Pengaruhnya
Terhadap Manfaat
Peningkatan
Kualitas
Pembelajaran.
Mengetahui pengaruh
kualitas sistem, kualitas
informasi, kualitas
pelayanan terhadap
kepuasan mahasiswa serta
pengaruh kepuasan
pengguna terhadap
manfaat dalam
pembelajaran.
Delone dan McLean Penelitian ini menyimpulkan bahwa
kualitas sistem, kualitas informasi,
kualitas pelayanan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan mahasiswa dan kepuasan
juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap manfaat dalam
pembelajaran.
Kuantitatif
1. System Quality
2. Information
Quality
3. Service Quality
46
2.7.2 Observasi
Manusia memerlukan dasar pijakan kuat dalam melakukan pengkajian secara
sistematis, dalam menangkap gejala-gejala yang divisualisasikan realitas. Untuk
itu, maka observasi menjadi sebuah hal yang perlu dan menjadi keharusan bagi
berkembangnya ilmu pengetahuan (Denzin dan Lincoln, 2009). Observasi
kuantitatif berbeda dengan observasi kualitatif. Observasi kuantitatif dirancang
untuk menetapkan standardisasi dan kontrol, sedangkan observasi kualitatif
bersifat naturalistik. Observasi kualitatif diterapkan dalam konteks suatu kejadian
natural, mengikuti alur alami kehidupan amatan.
Denzin dan Lincoln (2009) mengutip pendapat Gardner (1988),
menyebutkan bahwa observasi kualitatif digunakan untuk memahami latar
belakang dengan fungsi yang berbeda antara yang obyektif, interpretatif interaktif,
dan interpretatif grounded. Observasi kualitatif bebas meneliti konsep-konsep dan
kategori pada setiap peristiwa selanjutnya memberi makna pada subjek penelitian
atau amatan. Observasi diklasifikasikan menjadi beberapa unsur, yaitu:
1) Observasi partisipan, dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-
hari orang yang diamati.
2) Observasi terang-terangan dan tersamar, dimana dalam hal ini
peneliti melakukan pengumpulan data secara terus terang kepada
sumber data, tetapi juga merahasiakan apa yang sebenarnya dicari
dalam penelitian.
47
3) Observasi tak terstruktur yaitu dilakukan dengan tidak terstruktur
atau observasi yang dilakukan tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono, 2014).
Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang hendak
diteliti. Setelah tempat penelitian diidentifikasi, dilanjutkan dengan membuat
pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran penelitian.
Kemudian peneliti mengidentifikasi siapa yang akan diobservasi, kapan, berapa
lama, dan bagaimana. Lantas peneliti menetapkan dan mendesain cara merekam
wawancara tersebut (Raco, 2010).
2.7.3 Wawancara
Penelitian ini juga menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data.
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2014) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari narasumber lebih mendalam.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dari yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan
atas itu. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menggunakan menilai keadaan
seseorang. Dalam wawancara tersebut bisa dilakukan secara individu maupun
dalam bentuk kelompok sehingga didapat data informatik yang orientik (Moleong,
2013).
48
Menurut Sugiyono (2013) wawancara dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1) Wawancara terstruktur, wawancara ini digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu, dalam
melakukan wawancara pengumpulan data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.
2) Wawancara semi terstruktur, wawancara ini adalah wawancara yang dalam
pelaksanaanya lebih bebas bila di bandingkan dengan wawancara
terstruktur.
3) Wawancara tidak terstruktur, wawancara ini adalah wawancara yang bebas
dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Dengan wawancara peneliti mengubah orang dari objek menjadi subjek.
Bila subjek dipandang sebagai objek, maka berlaku prinsip hierarkis yaitu peneliti
akan memposisikan dirinya sebagai orang yang lebih tahu. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif, partisipan dipandang sebagai subjek berarti bahwa baik
peneliti maupun yang diteliti kedudukannya sama (Raco, 2010). Selain itu,
Kajornboon (2005) mengatakan bahwa apabila narasumber tidak mudah ditemui
dan marah, maka wawancara dapat dibatalkan atau ditunda.
2.7.4 Focus Group Discussion (FGD)
Penggunaan aspek kualitatif telah menjadi perhatian khusus dalam studi IS dan
teknologi informasi (TI) selama bertahun-tahun, terutama untuk mengeksplorasi
49
manusia, proses, prosedur, dan hubungannya dengan teknologi dan sistem
(Subiyakto et al., 2015), namun presentasi metodologinya masih perlu diketahui
secara substansial untuk digunakan. Salah satu bentuk yang berkaitan dengan hal-
hal yang disebutkan di atas adalah Focus Group Discussion (FGD).
Menurut Kitzinger dan Barbour, FGD adalah melakukan eksplorasi suatu
isu/fenomena khusus dari diskusi suatu kelompok individu yang berfokus pada
aktivitas bersama diantara para individu yang terlibat didalamnya untuk
menghasilkan suatu kesepakatan bersama. Berbeda dengan metode pengumpul
data lainnya, metode FGD memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya,
merupakan metode pengumpul data untuk jenis penelitian kualitatif dan data yang
dihasilkan berasal dari eksplorasi interaksi sosial yang terjadi ketika proses diskusi
yang dilakukan para informan yang terlibat (Kamberelis dan Dimitriadis, 2013).
Pentingnya kelompok sebagai sarana untuk memperoleh informasi telah
ditekankan oleh G. H. Smith dalam definisi klasiknya tentang diskusi kelompok
yaitu, istilah diskusi kelompok akan terbatas pada situasi di mana kelompok
berkumpul cukup kecil untuk mengizinkan diskusi nyata di antara semua
anggotanya (Stewart, 2014). Keuntungan utama kelompok fokus adalah peserta
diberikan kebebasan berekspresi daripada teknik penelitian lain (Dransfield,
2004).
Metode FGD memiliki karakteristik jumlah peserta yang cukup bervariasi
untuk satu kelompok diskusi. Satu kelompok diskusi dapat terdiri dari 4 sampai 8
peserta (Bedford & Burgess, 2001; Cronin, 2001 dalam Doody, 2013) atau 6
sampai 10 peserta (Bloor et al., 2001; Cameron, 2005 dalam Doody, 2013).
50
2.7.5 Dokumentasi
Setelah mendapatkan informasi melalui observasi dan wawancara, akan lebih
dapat dipercaya bila didukung oleh autobiografi dari informan, atau bisa juga
dengan gambar, tulisan, atau juga karya-karya monumental lainnya (Sugiyono,
2014). Dokumen-dokumen dipilih oleh peneliti guna menyaring adanya kepalsuan
data yang ada atau dengan kata lain dokumen bisa saja palsu sehingga peneliti
harus lebih cermat dalam mengumpulkan dokumen tersebut.
2.8 Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian merupakan derajat ketepatan antar data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,
dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti
semula. Sifat laporannya juga selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti
memberi laporan menurut bahasa dan jalan pikiran masing-masing. Uji keabsahan
dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (keabsahan internal),
dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas) (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian ini, peneliti menguji keabsahan data dengan melakukan
tiga uji diatas, yaitu:
1) Uji credibility
Terdapat bermacam-macam cara untuk pengujian kredibilitas
data yang ada. Yang pertama adalah dengan perpanjang pengamatan,
dengan begitu peneliti akan kembali lagi kelapangan untuk
51
mengamati, mewawancarai, lagi sumber data yang ada maupun yang
baru. Sehingga menciptakan suasana yang akrab agar dapat saling
mempercayai satu sama lain sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi (Sugiyono, 2014).
Yang kedua adalah meningkatkan ketekunan, dengan
meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan (Sugiyono, 2014). Peneliti akan
mengamati secara cermat dan sungguh-sungguh hingga muncul
makna berbeda dari apa yang ingin diteliti.
Yang ketiga adalah triangulasi dalam pengujian kredibilitas
atau pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,
diantaranya (Sugiyono, 2014):
a. Triangulasi sumber
Dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber penelitian lalu dideskripsikan, dikategorisasikan,
hingga spesifik. Data yang telah dianalisis menghasilkan suatu
kesimpulan lalu disepakati oleh para narasumber.
b. Triangulasi metode
Dilakukan dengan cara mengecek data yang sama dengan
metode yang berbeda. Sehingga terlihat hasilnya jika berbeda-
beda maka akan didiskusikan kepada sumber yang terlibat
dalam penelitian sehingga diketahui mana yang benar, mana
52
yang tidak, atau semuanya benar. Triangulasi ini menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Yang keempat dengan menggunakan bahan referensi.
Maksudnya adalah bahan pendukung keabsahan data yang ada
(Sugiyono, 2014). Peneliti tidak hanya sekedar mewawancarai saja,
melainkan peneliti memiliki rekaman wawancara, foto-foto, dan
bukti lainnya untuk menambah tingkat kredibilitas penelitian.
Yang kelima mengadakan membercheck. Dengan pengecekan
data peneliti akan mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono,
2014). Disini penulis akan memberikan hasil data yang diperoleh
saat penelitian terhadap beberapa subjek yang dituju, lalu jika para
informan tersebut cocok dengan hasil data yang diperoleh oleh
peneliti maka penelitian akan valid adanya.
2) Uji dependability
Uji ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap seluruh
proses penelitian. Demi menghindari kesalahpahaman atas validitas
penelitian. Uji dependability ini membuktikan bahwa penelitian
benar-benar dilakukan, bukan hanya sekedar mencari data dokumen
saja. Dan juga penelitian ini diaudit oleh pembimbing penelitian.
Peneliti harus menunjukan bukti-bukti lapangan asli bahwa peneliti
memang sudah melakukan observasi atau pra-observasi langsung ke
53
lapangan. Sehingga dependabilitas dapat dinyatakan benar adanya
(Sugiyono, 2014).
3) Uji Confirmability
Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas mirip dengan
uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara
bersamaan. Pengujian konfirmabilitas berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,
maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas
(Sugiyono, 2014).
2.9 Metode Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014), analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan. Dikatakan juga bahwa analisa data sebelum memasuki lapangan
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian
ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian masuk dan
selama di lapangan.
Sedangkan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
54
Aktivitas dalam analisi data yaitu data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification.
Selaras dengan pernyataan tersebut Chariri (2009) mengatakan bahwa
untuk melakukan analisis, peneliti perlu menangkap, mencatat,
menginterpretasikan dan menyajikan informasi. Analisis data tidak dapat
dipisahkan dari data collection. Adapun langkah analisis dapat dilakukan sebagai
berikut:
1) Data Collections
Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk
narasi sehingga terbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai
dengan masalah penelitian.
2) Data Reduction
Data yang peneliti peroleh dilapangan jumlahnya sangat
banyak. Perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
(Sugiyono, 2014). Dengan reduksi akan mempermudah peneliti
untuk melihat gambaran lebih, dan melakukan pengumpulan data
selanjutnya. Dengan reduksi, maka peneliti mengambil data yang
pokok dan penting saja, membuat kategorisasinya, dan data-data
yang tidak penting tidak digunakan selama analisis. Dalam data
reduction mencakup hal-hal dibawah ini:
55
a. Organisasi Data
Digunakan untuk menentukan kategori, konsep, tema dan pola.
Dari data wawancara ditulis lengkap dan dikelompokkan
menurut format tertentu. Melalui cara ini peneliti dapat
mengidentifikasi informasi sesuai pemberi informasi dengan
misalnya jabatan partisipan. Transkrip hasil wawancara
kemudian dapat dianalisis dan key points dapat ditandai untuk
memudahkan coding dan pengklasifikasian. Narasi (deskripsi)
yang telah diorganisisr dapat dikelompokkan kedalam tema
tertentu, dengan menggunakan code. Pengelompokkan tema
tersebut harus koheren dengan tujuan penelitian dan keyakinan
yang dibuat peneliti sesuai dengan fenomena penelitian
(Chariri, 2009).
b. Coding Data
Setelah data diorganisasi, kemudian dikelompokkan ke dalam
tema tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola
temuan. Jadi, coding harus dilakukan sesuai dengan kerangka
teoritis yang dikembangkan sebelumnya. Dengan cara ini,
coding memungkinkan peneliti untuk mengaitkan data dengan
masalah penelitian (Chariri, 2009).
(i) Open Coding
- Merupakan langkah pertama pemberian kode.
56
- Peneliti menganalisis dan menentukan berbagai
kategori tema.
(ii) Axial Coding
- Peneliti menganalisis ketertkaitan satu tema dengan
tema yang lainnya: cause & consequence, condition &
interactions, strategy & process dan membuat
“cluster”.
(iii) Selective Coding
- Scanning data dan coding yang dilakukan sebelumnya
setelah semua data lengkap.
- Tema utama muncul dan memudahkan peneliti untuk
melakukan interpretasi dan analisis.
3) Data Display
Penyajian hasil penelitian di paparkan secara deskriptif
berdasarkan temuan di lapangan dengan bahasa dan pandangan
informan agar mudah dipahami oleh pembaca. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Dan yang paling sering digunakan oleh penelitian kualitatif adalah
berbentuk teks naratif. Melakukan interpretasi hasil yaitu
menginterpretasikan apa yang telah diintrepetasikan oleh informan
terhadap masalah yang diteliti (Sugiyono, 2014).
57
Menurut Chariri (2009) atas dasar coding, peneliti dapat
memulai memahami data secara rinci. Proses ini dapat berupa
“pemotongan” data hasil interview dan dimasukkan ke dalam folder
khusus sesuai dengan tema yang ada, kemudian data dicari
maknanya/diinterpretasi.
4) Data Conclusion Drawing/Verifying
Menarik kesimpulan dan verifikasi merupaka langkah terakhir
dalam teknik analisis data Miles and Huberman. Kesimpulan akan
menentukan kredibel atau tidaknya data yang diperoleh. Pada tahap
ini peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks
permasalahan dari tujuan peneliti. Dari interpretasi yang dilakukan
akan diperoleh kesimpulan dalam jawaban masalah penelitian. Hasil
interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori yang ada sehingga
interpretasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori
tersebut, karena penelitian kualitatif berpegang pada konsep
triangulation (Sugiyono, 2014).
Dalam penelitiannya sebelumnya Bree et al. (2014) merancang dan
menerapkan metode yang relatif mudah dan hemat biaya menganalisis transkrip /
kelompok data terarah. Hasil data dalam penelitian tersebut, sejumlah besar
berupa data mentah. Data dari focus group perlu dianalisis secara teoritis dan
triangulasi. Pendekatan yang digunakan untuk analisis itu bisa dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Office suite.
58
Kemudian dalam penelitian selamjutnya, Bree dan Gallagher (2016)
menjelaskan bahwa proses evaluasi memerlukan pengumpulan dan analisis data
yang valid dan andal prosedur yang harus ditetapkan. Dalam banyak kasus,
metode kualitatif seperti wawancara, kelompok fokus dan tanggapan teks bebas
digunakan untuk tujuan ini. Metode ini menghasilkan data dalam jumlah besar,
yang harus diberi kode dan dianalisis secara menyeluruh dan profesional.
Sedangkan software komersial paket dapat membantu dalam analisis ini, dalam
iklim ekonomi yang sulit, biaya lisensi di seluruh kampus untuk hal seperti itu
bisa sangat mahal. Excel dapat menangani sejumlah besar data, menyediakan
beberapa atribut, dan memungkinkan untuk berbagai teknik tampilan (Meyer dan
Avery, 2009). Hyde dan Maier (2006) mengatakan bahwa keuntungan
menggunakan Microsoft Excel sebagai lingkungan pengembangan adalah bahwa
ia menyediakan kemampuan yang memungkinkan untuk analisis dan manipulasi
data dan visualisasi hasilnya.
2.10 Pengembangan Model dan Tema Penelitian
2.10.1 Pengembangan Model Penelitian
Sebagian besar model penelitian dikembangkan menggunakan model dan teori
sebelumnya (Belout dan Gauvreau, 2004). Berdasarkan hal tersebut, peneliti
menggunakan asumsi tentang model logika pemrograman komputer (menurut
Davis, 1998 dan Kellogg, 2004) dan kerangka kerja pengklasifikasian proyek
menurut McLeod dan MacDonell (2011) dalam pengembangan model penelitian
ini, seperti yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Subiyakto dan Ahlan, 2014;
59
Subiyakto et al., 2015; Subiyakto et al., 2016;) saat melakukan pengembangan
model keberhasilan SI. Selain itu, peneliti juga mengadopsi dan menggunakan
teori model evaluasi sistem EUCS (Doll dan Torkzadeh, 1988) dan teori/konsep
security (Fitriyani et al., 2016; Chin dan Vaezi, 2015; Montesdioca dan Macada,
2015; dan Pavlou dan Chellappa, 2001).
Secara ringkas, peneliti menggunakan 7 faktor pada tema penelitian ini
yang meliputi Content (CN), Accuracy (AC), Format (FR), Ease of use (EU),
Timeliness (TL), Security (SC), dan End-user satisfaction (EUS) (Gambar 2.4).
Faktor CN berperan sebagai faktor pada dimensi input menurut model logika
Davis (1998) dan kerangka kerja McLeod dan MacDonell (2011). Sedangkan,
faktor AC, FR, EU, TL, SC berperan sebagai faktor pada dimensi proses dan
faktor EUS berperan sebagai faktor dimensi output menurut model logika Davis
(1998).
Berikut adalah penjelasan dari setiap faktor yang peneliti gunakan :
1) Content (CN)
Faktor content pada penelitian ini digunakan untuk mengukur
kepuasan pengguna ditinjau dari sisi isi/konten dari suatu sistem
(Marakarkandy dan Yajnik, 2013).
2) Accuracy (AC)
Faktor accuracy pada penelitian ini berfungsi untuk mengukur
kepuasan pengguna dari sisi ketepatan sistem dalam mengolah input
serta menghasilkan sebuah informasi. Untuk mengecek apakah
sebuah sistem memiliki tingkat keakurasian yang baik, dapat dilihat
60
dari jumlah error yang dihasilkan ketika mengolah data (Arthur et
al., 2008).
3) Format (FR).
Faktor format berfungsi untuk mengukur kepuasan pengguna akhir
dalam menilai tampilan dan estetika dari antarmuka sistem.
Tampilan yang menarik serta kemudahan dalam memahami dan
menggunakan antar muka dapat meningkatkan kepuasan pengguna
akhir dan dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas pengguna
(Arthur et al., 2008).
4) Ease of Use (EU).
Faktor ease of use digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna
dari sisi kemudahan dalam menggunakan sistem (Marakarkandy dan
Yajnik, 2013). Hal ini dikarenakan kemudahan dalam menggunakan
sistem meliputi keseluruhan proses dari awal sampai akhir yang
terdiri dari proses memasukkan data, mengolah dan mencari
informasi serta menampilkan data akhir yang akan digunakan oleh
pengguna akhir (Arthur et al., 2008).
5) Timeliness (TL)
Faktor timeliness mengukur kepuasan pengguna dari sisi
ketepatwaktuan sistem menyediakan informasi. Semakin cepat
sebuah sistem mengolah input dan menghasilkan output dapat
dijadikan tolak ukur penilaian apakah sistem tersebut tepat waktu
atau real time (Arthur et al., 2008).
61
6) Security (SC)
Faktor security berfungsi untuk mengukur kepuasan pengguna dari
sisi keamanan sistem yang merupakan faktor yang relevan dan perlu
dipertimbangkan didalam pengukuran kepuasan sistem informasi
berbasis web, hal ini dikarenakan rentannya kejahatan dalam dunia
maya yang dikenal dengan istilah cyber crime (Pavlou dan
Chellappa, 2001).
7) End-user satisfaction (EUS)
Kepuasan pengguna akhir sistem informasi adalah sebagai evaluasi
afektif keseluruhan pengguna akhir mengenai pengalamannya terkait
dengan sistem informasi Chin dan Lee (2000). Hal ini serupa dengan
penelitian Subiyakto dan Ahlan (2014) yang mengatakan bahwa
kepuasan pengguna akhir merupakan tingkat dimana pengguna puas
ketika memanfaatkan TI sebagai hasil proyek.
62
Gambar 2.4 Tema EUCS yang dikembangkan
(Diadopsi dari Doll dan Torkzadeh, 1988)
2.10.2 Pengembangan Model Penelitian dan Tema Penelitian
Model penelitian ini mengadopsi model logika pemograman komputer input-
proses-output (Davis, 1998 dan Kellogg, 2004) dan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Subiyakto & Ahlan (2014) menjelaskan bahwa variabel content
pada model penelitian ini berada dalam dimensi input dan variabel ini
dimungkinkan untuk mempengaruhi variabel lainnya dalam dimensi proses dan
output. Parasuraman dalam Assa (2015) juga menyatakan bahwa untuk
63
kepentingan pengukuran jasa, mutu harus dipandang dari lima perspektif, satu
diantaranya adalah content. Sejalan dengan itu, Marakarkandy dan Yajnik (2013)
menyebutkan bahwa faktor isi/content berpengaruh terhadap kepuasan pengguna
sistem informasi berbasis web. Selain itu, penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Dahliana et al. (2014) menunjukkan bahwa faktor content memiliki
kontribusi terhadap kepuasan pengguna. Merujuk pada penjelasan diatas, peneliti
merumuskan tema-tema penelitian sebagai berikut:
T1: Hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC);
T3: Hubungan Content (CN) terhadap Format (FR);
T5: Hubungan Content (CN) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T6: Hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU);
T8: Hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL);
T10: Hubungan Content (CN) terhadap Security (SC);
Dalam penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa faktor
akurasi/accuracy memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna (Hall, 2007).
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti merumuskan tema penelitian sebagai
berikut:
T2: Hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
64
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tampilan/format sistem
memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (Marakarkandy dan
Yajnik 2013; Dahliana et al., 2014; dan Arthur et al., 2008). Merujuk pada
penjelasan diatas, peneliti merumuskan tema penelitian sebagai berikut:
T4: Hubungan Format (FR) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
Menurut Somers et al. (2003), kemudahan penggunaan/ease of use suatu
sistem merupakan faktor ketiga setelah content dan format yang berpengaruh
dalam memberikan kepuasan pengguna. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
merumuskan tema penelitian sebagai berikut:
T7: Hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User Satisfaction
(EUS);
Ketepatan waktu/Timeliness merupakan salah satu faktor yang penting
dalam menyajikan suatu informasi yang relevan (Somers et al., 2003), sehingga
menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam memberikan kepuasan
pengguna. Merujuk pada alasan diatas, peneliti merumuskan tema-tema penelitian
sebagai berikut:
T9: Hubungan Timelines (TL) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
65
Melihat pentingnya faktor keamanan, seperti yang dikatakan Fitriyani et
al. (2016) bahwa faktor keamanan dalam penggunaan sistem adalah elemen
penting yang harus dijaga dan ditingkatkan oleh suatu perusahaan dalam rangka
mempertahankan kontinuitas teknologi. Selaras dengan pendapat diatas, Chin dan
Vaezi (2015) mengemukakan pentingnya mengukur kepuasan pengguna terhadap
keamanan sistem informasi, karena keamanan sistem informasi telah lama
ditemukan untuk mempengaruhi kepuasan pengguna dengan sistem informasi.
Hasil survei nasional mengenai keamanan dan privasi menunjukkan bahwa
organisasi AS melaporkan 65% pengurangan kepuasan pelanggan karena
pelanggaran keamanan sistem informasi (Technologies dalam Chin dan Vaezi,
2015).
Pavlou dan Chellappa (2001) juga mengatakan bahwa keamanan
merupakan faktor yang relevan dan perlu dipertimbangkan didalam pengukuran
kepuasan sistem informasi berbasis web, hal ini dikarenakan rentannya kejahatan
dalam dunia maya yang dikenal dengan istilah cyber crime. Keamanan sistem
informasi adalah segala bentuk mekanisme yang harus dijalankan dalam sebuah
sistem yang ditujukan agar sistem tersebut terhindar dari segala ancaman yang
membahayakan keamanan data informasi dan keamanan pelaku sistem (ISO,
2008).
Berdasarkan alasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa faktor keamanan
yang disertakan dalam suatu sistem terhadap akun seseorang dapat memberikan
perlindungan, rasa aman dan nyaman bagi pengguna, sehingga menimbulkan
66
kepuasan dalam menggunakan sistem tersebut. Oleh karena itu, peneliti
merumuskan tema-tema penelitian sebagai berikut:
T11: Hubungan Security (SC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
2.11 Ringkasan
Evaluasi kepuasan pengguna merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem informasi mempengaruhi tingkat
kepuasan pengguna saat menggunakan sistem tersebut dengan membandingkan
antara kesannya terhadap kinerja sistem dan harapan pengguna. Dalam hal ini
sistem yang dibahas adalah sistem informasi akademik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan focus group
discussion (FGD). Dari data wawancara ditulis lengkap dan dikelompokkan
menurut format tertentu. Transkrip hasil waancara kemudian dapat dianalisis dan
key points dapat ditandai untuk memudahkan coding dan pengklasifikasian.
Narasi (deskripsi) yang telah diorganisisr dapat dikelompokkan kedalam tema
tertentu, dengan menggunakan code. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab
permasalahan secara keseluruhan terkait evaluasi sistem informasi akademik. Hal
ini dapat dilihat dari tema penelitian yang diajukan mengandung faktor dari
berbagai sisi yang dapat mempengaruhi end-user satisfaction. Tema penelitian ini
terdiri dari tujuh faktor dan sebelas jalur hubungan yang kemudian dijadikan dasar
penarikan tema penelitian.
67
Tabel 2.5 Daftar Tema Penelitian
Kode Tema
T1 Hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC);
T2 Hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T3 Hubungan Content (CN) terhadap Format (FR);
T4 Hubungan Format (FR) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T5 Hubungan Content (CN) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T6 Hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU);
T7 Hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T8 Hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL);
T9 Hubungan Timelines (TL) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
T10 Hubungan Content (CN) terhadap Security (SC);
T11 Hubungan Security (SC) terhadap End-User Satisfaction (EUS);
68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Bab ini memaparkan secara metodis proses penelitian, mencakup penjelasan-
penjelasan tentang pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, prosedur
penelitian, narasumber, metode pengumpulan data, keabsahan data, teknik analisis
data penelitian, serta instrumen penelitian. Tujuannya secara tidak langsung
memberikan gambaran tentang ruang lingkup dan batasan penelitian kepada para
pembaca.
3.2 Pendekatan Penelitian
Menurut Flick (2014) didalam sebuah penelitian terdapat dua pendekatan
penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Secara umum, penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu data yang
dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari
transkrip wawancara, catatan, dokumen pribadi, memo, maupun dokumen resmi
lainnya (Moleong, 2013).
Selaras dengan penjelasan diatas, Creswell (2014) mendefinisikan metode
penelitian kualitatif sebagai merupakan pendekatan untuk mengeksplorasi dan
memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut peneliti
mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan
69
umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian
dikumpulkan. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis.
Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam
bentuk tema-tema. Dari data-data itu peneliti membuat interpretasi untuk
menangkap arti yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat permenungan
pribadi (self-reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuan
lain yang dibuat sebelumnya. Seperti halnya yang dikatakan Miles et al. (2014),
“But many qualitative researcher still consider analysis as art and stress intuitive
approach to it”. Hal ini berarti analisis data kualitatif ini bersifat seni, dan
menekankan pada intuisi peneliti.
Flick (2014) menyampaikan bahwa penelitian kualitatif adalah keterkaitan
spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari
pluralisasi kehidupan. Metode ini diterapkan untuk melihat dan memahami subjek
dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga berdasarkan fakta yang tampil
secara apa adanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui status kepuasan
pengguna dan mengeksplorasi sejumlah tema terkait hubungan antara kepuasan
pengguna dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sesuai dengan pendekatan
yang telah ditentukan, secara khusus tahapan-tahapan penelitian juga menerapkan
metode, teknik dan alat secara kualitatif, seperti yang ditunjukkan oleh prosedur
penelitian. Contohnya teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
dan focus group discussion (FGD), pengkodean data dilakukan dengan perangkat
lunak komputer yang terkait, dan seterusnya.
70
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan,
Banten. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu delapan bulan mulai April
2017 sampai dengan November 2017, urutan waktu pelaksanaannya dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
No. Tahapan Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
1. Kajian Pustaka
2. Pengembangan Model
3. Perancangan Penelitian
4. Pembuatan Instrumen
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
7. Interpretasi
8. Pembuatan Laporan
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga belas tahap yang secara prosedural
diperlihatkan pada Gambar 3.1. Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi:
memilih topik kajian, menentukan fokus penelitian, melakukan survey
pendahuluan, kajian literatur, pengembangan instrumen penelitian, pengumpulan
data, keabsahan data, pengolahan data, analisis data, pengkodean data, interpretasi
hasil, diskusi hasil, dan pembuatan laporan.
71
(1)
Memilih Topik Kajian
(2)
Menentukan Fokus
Penelitian
(3)
Melakukan Survey
Pendahuluan
(4)
Kajian Literatur
(5)
Pengembangan Instrumen
Penelitian
(6)
Pengumpulan Data
(8)
Pengolahan Data
(9)
Analisis Data
(10)
Pengkodean Data
(11)
Interpretasi HasilHasil Pengkodean Data
(12)
Diskusi Hasil
Laporan Penelitian
Hasil Analisis
(13)
Pembuatan Laporan
Topik Pilihan
Fokus Penelitian
Hasil Survey
Teori & Konsep
(7)
Keabsahan Data
Instrumen Penelitian
Data
Data Valid
Hasil Olah Data
Hasil Interpretasi
Hasil Diskusi
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (diadopsi dari Subiyakto et al., 2015 dan Islamy,
2016)
72
Adapun penjelasan dari prosedur penelitian diatas adalah sebagai berikut:
1) Memilih topik kajian
Dalam menentukan topik kajian dapat berangkat dari permasalahan
dalam lingkup peristiwa yang sederhana dan bisa diamati serta
diverifikasi secara nyata pada saat penelitian berlangsung (Islamy,
2016). Ini berkaitan dengan kehidupan sekitar peneliti, dimana
peneliti tertarik dengan sejauh mana kepuasan pengguna sistem
akademik (AIS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2) Menentukan Fokus Penelitian
Setelah menentukan topik yang akan diteliti, peneliti menentukan
fokus penelitian. Peneliti akan memfokuskan penelitian pada
kepuasan pengguna AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
menggunakan tema end-user computing satisfaction.
3) Melakukan Survey Pendahuluan
Peneliti mendatangi lokasi dan objek penelitian yang akan dijadikan
bahan penelitian untuk terlebih dulu mengamati situasi dan kondisi
yang ada. Peneliti melakukan survey terlebih dahulu di beberapa
fakultas serta kantor PUSTIPANDA UIN Syrarif Hidayatullah
Jakarta. Peneliti mengamati sejauh mana tingkat kepuasan
penggunaan AIS dalam kegiatan belajar mengajar, seperti pada
Gambar 3.2 dan melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa,
dosen, dan staf akademik pusat, staf keuangan pusat, serta
mengadakan kegiatan focus group discussion (FGD) oleh beberapa
73
staf PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Gambar
3.3, yang mana dalam hal ini mewakili pegawai sebagai pengguna
AIS.
Gambar 3.2 Penggunaan AIS dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Gambar 3.3 Focus Group Discussion (FGD) dengan Staf PUSTIPANDA
74
4) Kajian Literatur
Kajian literatur dalam penelitian kualitatif tidak dibuat untuk
dijadikan rujukan penelitian akan tetapi dibuat untuk dijadikan
rujukan penelitian saat megumpulkan data sehingga tidak banyak
waktu yang terbuang (Satori dan Khomairah, 2011). Peneliti
menggunakan skripsi, jurnal dalam dan luar negeri untuk dijadikan
referensi. Kajian tersebut berkaitan dengan kepuasan pengguna (end-
user satisfaction).
5) Pengembangan Instrumen Penelitian
Peneliti mengembangkan instrumen dengan cara wawancara
mendalam kepada narasumber yaitu mahasiswa, dosen, dan staf
akademik pusat, staf keuangan pusat kemudian melakukan FGD
dengan staf PUSTIPANDA, observasi dan dokumen.
6) Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan perekam suara, kamera, buku tulis, dan laptop
sebagai media dokumentasi data di lapangan.
7) Keabsahan Data
Peneliti melakukan tiga prosedur keabsahan data yaitu uji credibility
(keabsahan internal), dependability (reliabilitas) dan confirmability
(obyektivitas) (Sugiyono, 2014).
8) Pengolahan Data
Data-data yang telah diperoleh di lapangan kemudian diolah oleh
peneliti.
75
9) Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian di deskripsikan. Mengubah data-
data menjadi teks tertulis, serta menyertakan dokumentasi yang ada
berdasarkan hasil observasi yang ada dan data nyata dari lapangan.
10) Pengkodean Data
Data yang diperoleh dari langkah diatas, kemudian dikelompokkan
ke dalam tema tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola
temuan (Chariri, 2009).
11) Interpretasi Hasil
Setelah melakukan proses coding, kemudian data diinterpretasi oleh
peneliti. Hasil interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori yang ada
sehingga interpretasi tidak bersifat bias karena dapat dijelaskan oleh
teori tersebut (Chariri, 2009).
12) Diskusi Hasil
Interpretasi dan diskusi menjadi langkah penting dalam setiap proses
penelitian. Langkah ini menuntut perhatian dan keseriusan peneliti
dari setiap hasil olahan data yang diperolehnya. Berdasarkan kajian
analisis inilah akan diperoleh suatu hasil pemikiran rasional empiris
peneliti (Setyosari, 2016).
13) Pembuatan Laporan
Tahap akhir kegiatan penelitian adalah penyusunan laporan. Laporan
penelitian ini merupakan bentuk dan bukti atas tanggung jawab
ilmiah seorang peneliti. Laporan penelitian memuat segala hal yang
76
terkait dengan keseluruhan proses kegiatan penelitian dari awal
hingga akhir (Setyosari, 2016). Laporan hasil penelitian dibuat
bertujuan agar pembaca dapat mengetahui bagaimana hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
3.5 Narasumber
Narasumber atau informan atau partisipan dalam penelitian kualitatif tidak ada
acuan pasti untuk pengambilan jumlah sampel. Tetapi peneliti harus
menyesuaikan dengan kebutuhan penelitiannya. Menurut Speziale et al. (2011),
narasumber pada penelitian kualitatif berjumlah minimal 5-6 orang. Sampel
metode kualitatif tidak menekankan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi lebih
kepada kualitas informasi, kredibilitas, dan kekayaan informasi yang dimiliki oleh
informan atau partisipan. Sampel yang jumlahnya banyak tidak akan punya arti
jika tidak berkualitas atau informannya tidak kredibel (Raco, 2010). Penentuan
narasumber dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja sesuai dengan maksud
dan tujuan penelitian (purposive sampling).
Sebagaimana maksud yang disampaikan oleh Sugiyono (2014), purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan. Selaras dengan hal tersebut, Subiyakto et al.
(2014) mengatakan bahwa bahwa keterlibatan informan kunci (key informan) ini
akan memberikan penilaian yang valid di konteks penelitian. Temuan dalam
penelitian ini dipertimbangkan oleh faktor pengalaman pengguna atas penggunaan
77
sistem, yang dalam hal ini merupakan sistem informasi akademik/AIS.
Berdasarkan hal tersebut, sesuai dengan pendapat Aditiawarman et al. (2014)
bahwa penting sebagai narasumber memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan
untuk menggunakan komputer (user) dan berinteraksi dengan aplikasi internet.
Raco (2010) mengelompokkan siapa saja yang dimaksud dengan
partisipan. Pertama, partisipan adalah mereka yang tentunya memiliki informasi
yang dibutuhkan. Kedua, mereka yang memiliki kemampuan untuk menceritakan
pengalamannya atau memberikan informasi yang dibutuhkan. Ketiga, yang benar-
benar terlibat dengan gejala, peristiwa, masalah itu, dalam arti mereka
mengalaminya secara langsung. Keempat, bersedia untuk ikut serta diwawancarai.
Kelima, mereka harus tidak dibawah tekanan, tetapi penuh kerelaan dan kesadaran
akan keterlibatannya.
Tahap penelitian ini melibatkan tiga belas narasumber yang berasal dari
pihak internal kampus yang berkaitan langsung dengan penggunaan AIS. Dalam
tahap wawancara terdapat sembilan orang mahasiswa, dua orang dosen, satu
orang staf akademik pusat, satu orang staf keuangan pusat serta empat orang
peserta FGD yang merupakan staf PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Peneliti memilih mahasiswa sebagai narasumber, tidak hanya karena
mereka sebagai pengguna tetapi berkaca pada penelitian McNight et al. dalam
Susanto et al. (2013) yaitu mahasiswa selain diaggap berpendidikan umumnya
juga mandiri dan terbiasa dengan layanan teknologi berbasis internet. Adapun
narasumber pada penelitian ini dipaparkan pada Tabel 3.2 dibawah:
78
Tabel 3.2 Daftar Narasumber Penelitian
No. Nama Jenis
Kelamin
Lama
Kerja /
Semester
Unit Kerja
1. Eri Rustamaji Pria 7 Tahun Dosen Prodi SI
2. Edo Abdullah
Faqih Pria 4 Tahun Dosen Prodi Matematika
3. Isna
Wirahmadayanti Wanita 5 Semester
Mahasiswa SI 4.
Nurul Intan As
Ramadhan Wanita 7 Semester
5. Dian Kurniawan Pria 11 Semester
6. Raditya Pratama Pria 9 Semester Mahasiswa TI
7. Fahmi Syaputra Pria 9 Semester
8. Defi Oktafani Wanita 10 Tahun Staf Perbendaharaan
Keuangan Pusat
9. Eko Saputro Pria 4 Tahun Staf Admin Akademik
Pusat
10. Nashrul Hakiem Pria 12 Tahun Kepala PUSTIPANDA
11. Indra Munawar Pria 7 Tahun Staf Bidang IT Support
12. Reza Alamsyah Pria 5 Tahun Staf Bidang IT Support
13. Tri Kiswati Nur
Hidayatullah Wanita 5 Tahun Staf Administrasi
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik studi literatur,
observasi, wawancara, focus group discussion (FGD), dan dokumen. Berikut ini
pemaparannya:
3.6.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan sebelum melakukan penelitian sebagai referensi
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya guna mendapatkan landasan teori
mengenai masalah yang akan diteliti. Studi literatur merupaka hal yang penting
79
dalam penelitian kualitatif. Kegiatan ini berkaitan dengan telaah atas teori yang
dapat digunakan sebagai telaah penelitian sebelumnya untuk menunjukkan
keterkaitan terhadap penelitian yang sedang dilakukan. Studi literatur dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.4.
3.6.2 Observasi
Penulis menggunakan teknik observasi tak terstruktur sebagai cara untuk terjun
kelapangan langsung untuk mengetahui berbagai aktivitas dilingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta baik dosen, mahasiswa, pegawai maupun seluruh
kegiatan yang ada dilingkungan kampus. Observasi dilakukan tanpa
menggunakan pedoman baku dan dilakukan secara spontan dengan cara
mengamati apa adanya dan bagaimana proses kegiatan dan sejauh mana kepuasan
pengguna AIS serta menemukan orang-orang yang kompeten untuk dijadikan
narasumber.
Dari hasil observasi ini, peneliti memperoleh data-data terkait AIS dan
menemukan tokoh-tokoh yang nantinya akan dijadikan sebagai narasumber dalam
penelitian ini, yaitu mereka yang berkompeten dan memiliki pengalaman
langsung dalam menggunakan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahapan
observasi yang peneliti lakukan pada penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 3.4
di bawah ini.
80
PENELITI
Melakukan
Observasi
Data Hasil
Observasi
Gambar 3.4 Tahapan Observasi
3.6.3 Wawancara
Wawancara dilakukan guna menemukan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi hubungan kepuasan pengguna serta mengetahui sejauh mana
pengguna merasa puas dengan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian
ini menggunakan wawancara struktur dan semiterstruktur. Dimana ketika peneliti
melakukan wawancara secara terstruktur atau telah dipersiapkan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan sebagai senjata memperoleh informasi. Serta
menggunakan teknik wawancara semistruktur dimana wawancara ini telah
memasuki kategori wawancara mendalam, dimana praktiknya lebih bebas
dibandingkan dengan yang terstruktur.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan sembilan
narasumber yaitu dua orang dosen, lima orang mahasiswa, satu orang staf
akademik pusat dan staf keuangan pusat. Selama proses wawancara peneliti
mengabadikan dalam bentuk foto dan rekaman suara. Gambar 3.5 merupakan
tahapan wawancara yang peneliti lakukan.
81
PENELITI Menentukan
Narasumber
Membuat Surat
Permohonan Wawancara
Membuat Janji dengan
Narasumber
Melakukan
Wawancara
Jadwal
Wawancara
Data Hasil
Wawancara
Gambar 3.5 Tahapan Wawancara
3.6.4 Focus Group Discussion (FGD)
Dalam penelitian ini, peneliti memilih empat peserta FGD yang merupakan staf
PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. FGD ini dilakukan untuk
menggali dan mengeksplorasi faktor-faktor kepuasan pengguna sistem informasi
akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahapan FGD dapat dilihat pada
Gambar 3.6.
82
PENELITI Menentukan
Peserta FGD
Membuat Surat
Permohonan Wawancara
Membuat Janji dengan
Peserta FGD
Jadwal
FGD
Data Hasil
FGD
Melakukan
FGD
Gambar 3.6 Tahapan FGD
3.6.5 Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen berupa
foto pada saat wawancara, serta mengumpulkan dokumen-dokumen lainnya untuk
memperkuat data yang diperoleh sebelumnya.
83
Peningkatan
Ketekunan
Triangulasi
Perpanjangan
Pengamatan
UJI
KEABSAHAN
DATA
UJI CREDIBILITY
PENELITI
Wawancara
Observasi
Triangulasi
Sumber
Triangulasi
Teknik
Bahan Referensi
C
VRekaman
Foto
Bukti-bukti lain
UJI
DEPENDABILITY
Membercheck
Dosen Pembimbing 1 & 2UJI
CONFIRMABILITY
Sumber : Sugiyono (2014)
3.7 Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,
dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti
semula. Sifat laporannya juga selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti
memberi laporan menurut bahasa dan jalan pikiran masing-masing. Uji keabsahan
dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (keabsahan internal),
dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas) (Sugiyono, 2014).
Gambar 3.7 merupakan tahapan uji keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti.
Gambar 3.7 Tahapan Uji Keabsahan Data (Sumber: Sugiyono, 2014)
84
3.8 Teknik Analisis Data Penelitian
Untuk melakukan analisis, peneliti perlu menangkap, mencatat,
menginterpretasikan dan menyajikan informasi. Analisis data tidak dapat
dipisahkan dari data collection. Adapun langkah analisis dapat dilakukan sebagai
berikut yaitu, (1) data reduction yang mencakup didalamnya: organisasi data dan
coding data / pengkodean data; (2) data display; (3) data conclusion drawing /
verifying (Straus dan Corbin, 1997; Chariri, 2009; Sugiyono, 2014).
Proses analisis data ini dilakukan dengan menggunakan MS. Excel 2013.
Excel sering dipandang sebagai penghitung angka dan itu terkait dengan analisis
data kuantitatif, namun dalam penelitian Meyer dan Avery (2009) struktur dan
manipulasi data dan fitur display pada Excel dapat dimanfaatkan untuk analisis
kualitatif. Data yang didapatkan peneliti selanjutnya disusun dalam bentuk narasi
sehingga terbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah
penelitian. Kemudian dilakukan analisis data melalui reduksi data. Data reduction
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2014). Pada tahap ini, peneliti
menggunakan MS. Word 2013 sebagai alat untuk mereduksi data. Dengan reduksi
akan mempermudah peneliti untuk melihat gambaran lebih, dan melakukan
pengumpulan data selanjutnya. Teknik dalam melakukan reduksi data ada dua
yaitu: (1) organisasi data; (2) coding data/pengkodean data. Dalam coding
data/pengkodean data terdapat 3 tahap yaitu, open coding, axial coding, dan
selective coding (Chariri, 2009). Berikut ini gambaran lebih lengkap mengenai
tahapan analisis data.
85
Pada Gambar 3.8 dipaparkan mengenai tahapan analisis data, dari tahap
data reduction hingga data conclusion drawing/verifying dan menghasilkan data
yang valid. Pada tahap data reduction, terdapat dua tahapan dengan pemaparan
sebagai berikut:
1) Organisasi data
Melalui cara ini peneliti mengidentifikasi informasi sesuai pemberi
informasi dengan misalnya jabatan partisipan. Transkrip hasil
wawancara dan FGD kemudian dapat dianalisis dan key points dapat
ditandai untuk memudahkan coding dan pengklasifikasian. Narasi
(deskripsi) yang telah diorganisir dapat dikelompokkan kedalam
tema tertentu, dengan menggunakan code. Pengelompokkan tema
tersebut harus koheren dengan tujuan penelitian dan keyakinan yang
dibuat peneliti sesuai dengan fenomena penelitian (Chariri, 2009).
2) Coding data / pengkodean data
Setelah data diorganisasi, kemudian dikelompokkan ke dalam tema
tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola temuan.
Coding adalah tahap penting analisis data kualitatif (Flick, 2014;
Saldaña, 2015). Jadi, coding harus dilakukan sesuai dengan kerangka
teoritis yang dikembangkan sebelumnya. Dalam coding
data/pengkodean data terdapat 3 tahap yaitu, open coding, axial
coding, dan selective coding (Strauss dan Corbin, 1997).
86
a. Open coding
Berdasarkan data-data hasil wawancara dan FGD yang
diperoleh, peneliti melakukan pemilahan jawaban dari
partisipan yang dianggap sesuai dengan tema penelitian yang
ada.
b. Axial coding
Setelah peneliti menganalisis keterkaitan jawaban dari
partisipan berdasarkan satu tema dengan tema yang lain,
kemudian peneliti memberikan kode interval yang telah
ditentukan. Dalam analisis secara statistik parametik (statistik
yang bergantung pada distribusi tertentu dan yang
menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter
populasi seperti pengujian hipotesis dan penaksiran
parameter), diperlukan persyaratan bahwa skala pengukuran
sekurang-kurangnya interval, sedangkan bila dari data
penelitian diperoleh data yang memberikan skala pengukuran
ordinal, maka agar analisis dapat dilanjutkan skala
pengukuran ordinal harus dinaikkan (ditransformasikan) ke
dalam skala interval (Jaya et al., 2012).
c. Selective Coding
Dalam proses ini, peneliti melakukan scanning data atau
menganalisis pola kecenderungan jawaban dari setiap
partisipan untuk memudahkan interpretasi.
87
Setelah tahapan diatas selesai, selanjutnya adalah data display yaitu
penyajian hasil penelitian di paparkan secara deskriptif berdasarkan temuan di
lapangan dengan bahasa dan pandangan informan agar mudah dipahami oleh
pembaca. Tahapan ini juga disebut interpretasi hasil. Melakukan interpretasi hasil
yaitu menginterpretasikan apa yang telah diintrepetasikan oleh informan terhadap
masalah yang diteliti (Sugiyono, 2014).
Tahapan terakhir yaitu data conclusion drawing / verifying. Pada tahap ini
peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks permasalahan dari
tujuan peneliti. Dari interpretasi yang dilakukan akan diperoleh kesimpulan dalam
jawaban masalah penelitian. Kesimpulan akan menentukan kredibel atau tidaknya
data yang diperoleh. Hasil interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori yang ada
sehingga interpretasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut,
karena penelitian kualitatif berpegang pada konsep triangulation (Sugiyono,
2014).
88
PENELITI Melakukan
Data Collections
Melakukan
Data Reduction
Melakukan
Organisasi Data
Hasil
Axial Coding
Coding Data /
Pengkodean Data
Hasil
Selective Coding
Open Coding
Hasil
Open Coding
Axial Coding
Selective Coding
Sumber : Sugiyono, 2014; Chariri, 2009; Straus dan Corbin, 1997
Data Display
Data Conclusion Drawing/Verifying
Gambar 3.8 Tahapan Analisis Data (Sumber: Strauss dan Corbin, 1997; Chariri,
2009; dan Sugiyono, 2014)
89
3.9 Alat Analisis Data Penelitian
Berdasarkan proses analisis data seperti yang dijelaskan diatas, MS. Excel
dianggap mumpuni sebagai media analisis data kualitatif (Lemmer et al., 1999;
Renner dan Taylor-Powell, 2003; Swallow et al., 2003; Hyde dan Maier, 2006;
Avery dan Meyer, 2007; Meyer dan Avery, 2009; Smith dan Firth, 2011; Bree et
al., 2014; DeFelice dan Janesick, 2015; Saldaña, 2015; Bree dan Gallagher, 2016;
Ose, 2016).
Excel sering dipandang sebagai penghitung angka dan itu terkait dengan
analisis data kuantitatif, namun dalam penelitian Meyer dan Avery (2009) struktur
dan manipulasi data dan fitur display pada Excel dapat dimanfaatkan untuk
analisis kualitatif. Excel dapat menangani sejumlah besar data, menyediakan
beberapa atribut, dan memungkinkan untuk berbagai teknik tampilan (Meyer dan
Avery, 2009). Dalam penelitian sebelumnya Bree et al. (2014) merancang dan
menerapkan metode yang relatif mudah dan hemat biaya untuk menganalisis
transkrip / kelompok data terarah. Hasil data dalam penelitian tersebut, sejumlah
besar berupa data mentah. Data dari focus group perlu dianalisis secara teoritis
dan triangulasi. Pendekatan yang digunakan untuk analisis itu bisa dilakukan
dengana menggunakan Microsoft Office suite.
Selaras dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian berikutnya Bree
dan Gallagher (2016) menjelaskan bahwa proses evaluasi memerlukan
pengumpulan dan analisis data yang valid dan andal prosedur yang harus
ditetapkan. Dalam banyak kasus, metode kualitatif seperti wawancara, kelompok
fokus dan tanggapan teks bebas digunakan untuk tujuan ini. Metode ini
90
menghasilkan data dalam jumlah besar, yang harus diberi kode dan dianalisis
secara menyeluruh dan profesional. Sedangkan software komersial paket dapat
membantu dalam analisis ini, dalam iklim ekonomi yang sulit, biaya lisensi di
seluruh kampus untuk hal seperti itu bisa sangat mahal. Maka dari itu, pendekatan
analisis data seperti ini (menggunakan Excel) dirancang dan diimplementasikan
dengan sukses, itu harus dibagi dengan masyarakat luas. Keuntungan
menggunakan Microsoft Excel sebagai lingkungan pengembangan adalah bahwa
ia menyediakan kemampuan yang memungkinkan untuk analisis dan manipulasi
data dan visualisasi hasilnya (Hyde dan Maier, 2006).
Dalam bukunya yang berjudul The Coding Manual for Qualitative
Researchers, Saldaña (2015) mengatakan bahwa perangkat lunak Word dan Excel
dapat digunakan untuk entri kode dasar (manual) ke sejumlah data kualitatif
sederhana. Excel bekerja dengan sangat baik untuk studi metode campuran skala
kecil seperti survei dan evaluasi. Selaras dengan hal tersebut, Ose (2016)
mengatakan bahwa Microsoft Office (Word dan Excel) merupakan metode yang
mudah untuk pengkodingan yang sistematis dan penataan data wawancara
berdasarkan pada fungsi dasar Word dan Excel itu sendiri. Menurut Powell dan
Renner (2003) lebih baik menggunakan Excel, karena jika data berada dalam
Word dapat dengan mudah mengirimnya ke Excel. Sedangkan menurut Smith dan
Firth (2011), matriks coding dapat dibuat dengan menggunakan spreadsheet Word
atau Excel tetapi prosesnya bisa menjadi sukar dan bermasalah apabila banyak
data yang terlibat. Dalam Swallow et al. (2003), Microsoft Excel digunakan
sebagai alat untuk menampilkan dan mengelola data yang diambil dari transkrip.
91
Ada tiga alasan mengapa mereka menggunakan Microsoft Excel yaitu (1) Sebagai
salah satu komponen dari Microsoft Office, Excel sudah tersedia dan tidak perlu
membeli atau mengunduhnya lagi, (2) Karena berwujud dalam paket yang biasa,
file spreadsheet yang dihasilkan dapat dengan mudah dibagikan atau dipindahkan
antara peneliti, (3) Mudah digunakan.
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, data-data yang
diperoleh pada saat wawancara dan FGD kemudian peneliti kategorisasikan
berdasarkan tema-tema yang ditemukan dalam sebuah tabel dan diberikan kode-
kode untuk memudahkan peneliti dalam proses analisis. Pada tahap pengkodean
data, peneliti mendapat kecenderungan jawaban berdasarkan faktor-faktor
kepuasan pengguna dari setiap partisipan. Selanjutnya dilakukan intrepertasi hasil
atas temuan yang ada sesuai dengan teori/konsep yang mendukung dalam
penelitian dan akan dipaparkan secara lengkap pada BAB IV. Dibawah ini
merupakan Gambar 3.9 yaitu tabel analisis data wawancara dan Gambar 3.10
merupakan tabel analisis data FGD. Berikut ini pemaparannya:
92
Gambar 3.9 Tabel Analisis Data Wawancara
93
Gambar 3.10 Tabel Analisis Data Focus Group Discussion (FGD)
94
Selain kedua data diatas, pada Tabel 3.3 dibawah ini dipaparkan
pengkodean data untuk mengetahui sejauh mana peranan sistem dapat membantu
pengguna dalam menyelesaikan tugas.
Tabel 3.3 Analisis Peranan Sistem
Pertanyaan (Q1) 1 2 3 4 5 6
P1 Q1.1.4 1
P2 Q1.2.4 1
P3 Q1.3.5 1
P4 Q1.4.4 1
P5 Q1.5.5 1
P6 Q1.6.3 1
P7 Q1.7.5 1
P8 Q1.8.4 1
P9 Q1.9.4 1
P10 Q1.10.1 1
KETERANGAN
P11 Q1.11.1 1
P Peserta
P12 Q1.12.1 1
1 Tidak Membantu
2 Kurang Membantu
P13 Q1.13.1 1
3 Cukup Membantu
4 Membantu
TOTAL 0 0 1 5 7 0
5 Sangat Membantu
6 Saran
95
Sedangkan pada Tabel 3.4 dibawah, dipaparkan pengkodean untuk mengetahui
status kepuasan pengguna dalam menggunakan AIS.
Tabel 3.4 Analisis Status Kepuasan Pengguna
Pertanyaan (X1) 1 2 3 4 5 6
P1
X1.1.3 1
X1.1.6 1
P2 X1.2.3 1
P3 X1.3.2 1
P4
X1.4.2 1
X1.4.6 1
P5 X1.5.3 1
P6 X1.6.3 1
P7 X1.7.4 1
P8 X1.8.3 1
P9 X1.9.3 1
P10 X1.10.5 1
KETERANGAN
P11 X1.11.3 1
P Peserta
P12 X1.14.4 1
1 Tidak Puas
2 Kurang Puas
P13 X1.15.4 1
3 Cukup Puas
4 Puas
TOTAL 0 2 7 3 1 2
5 Sangat Puas
6 Saran
96
Selanjutnya dilakukan intrepertasi hasil atas temuan yang ada sesuai dengan
teori/konsep yang mendukung dalam penelitian dan akan dipaparkan secara
lengkap pada BAB IV.
3.10 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai
instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Peneliti
menjadi human instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber daya, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2013).
Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah
berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen lainnya yang dapat
digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian yang berfungsi sebagai
instrumen pendukung ialah tiga lembar surat yaitu satu lembar surat pengantar
dari peneliti sebagai permohonan penelitian, satu lembar ringkasan penelitian dan
satu lembar pertanyaan penelitian yang terdiri dari: (a) sebelas pertanyaan
berdasarkan tema penelitian yang digunakan sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi hubungan kepuasan pengguna; (b) satu pertanyaan mengenai
peranan sistem; dan (c) satu pertanyaan mengenai perasaan pengguna terhadap
sistem, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Selain tiga lembar surat, peneliti juga menggunakan alat bantu seperti
perekam suara, kamera, buku tulis, dan laptop sebagai media dokumentasi saat
97
wawancara dan FGD serta software MS. Exel 2013 dan MS. Word 2013 untuk
mengolah data kualitatif.
3.11 Ringkasan
Sebagai kesimpulan, bab ini menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan secara
kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, FGD, dokumentasi,
dan studi literatur. Setelah semua data terkumpul kemudian peneliti melakukan uji
keabsahan data, baru kemudian melakukan pengolahan data hingga menghasilkan
laporan penelitian.
98
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
4.1 Pendahuluan
Bab ini memaparkan gambaran umum sistem informasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, profil narasumber, hasil analisis, interpretasi dan diskusi hasil analisis.
Analisis data dilakukan terhadap data yang berhasil dikumpulkan sebelumnya
menggunakan perangkat lunak MS. Word 2013 dan MS. Excel 2013. Selanjutnya,
interpretasi dan diskusi dilakukan dengan merujuk pada teori atau konsep terkait
pengembangan model penelitian dan dengan memperhatikan dan menimbang
pelaksanaan penelitian di lapangan.
4.2 Gambaran Umum Sistem Informasi Akademik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Sistem Informasi Akademik/Academic Information System (AIS) adalah sebuah
sistem informasi berbasis web yang dibangun dengan tujuan untuk
pengorganisasian data akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara online,
dengan Pusat Komputer dan Sistem Informasi (PUSKOM) sebagai leading sector-
nya. AIS secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan universitas yang
menginginkan komputerisasi layanan pendidikan untuk meningkatkan kinerja,
kualitas layanan, daya saing dan kualitas output sumber daya manusia (Panday
dan Purba, 2015). Adapun pengorganisasian data yang dimaksud meliputi
99
pengelolaan sistem registrasi mahasiswa, sistem penjadwalan perkuliahan,
pengelolaan Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa, validasi dosen Penasihat
Akademik (PA), pengorganisasian nilai mahasiswa, pendaftaran wisuda, serta
informasi beasiswa dan lainnya. Dalam format laporannya AIS menggunakan
fasilitas barcode sebagai alat validasi untuk hasil cetak yang dilakukan oleh semua
stakeholder (mahasiswa, dosen, dan lain-lain). Dengan bantuan perangkat lunak
akan bisa efektif waktu dan mengurangi biaya operasional.
Gambar 4.1 Tampilan AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
AIS dikembangkan dengan menggunakan Java sebagai bahasa
pemrogramannya dan Postgress sebagai database. Framework yang digunakan
adalah ZKoss. Di dalam AIS juga sudah banyak modul-modul yang ditambahkan
seperti modul e–learning, selain itu AIS juga memiliki sistem host-to-host, yakni
layanan secara real time antara bank dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
100
Jadi, pada saat melakukan transaksi di bank selesai tidak perlu lagi validasi ke
bagian keuangan tapi bisa langsung mengisi KRS karena sudah otomatis. AIS
dapat diakses secara online melalui jaringan internet dengan alamat:
https://ais.uinjkt.ac.id.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara efektif telah memiliki dan
mengaplikasikan teknologi tersebut melalui sebuah sistem jaringan yang disebut
Sistem Informasi Perguruan Tinggi (SIMPERTI) pada tahun 2006. Namun, dalam
perkembangannya, sistem itu belum berjalan optimal. Tahun 2009, SIMPERTI
diubah menjadi Sistem Informasi Akademik (Academic Information System/AIS)
dan masih digunakan hingga saat ini. Sistem ini berada di bawah Unit Pelayanan
Terpadu (UPT) Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPANDA)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan visi
4.3 Profil Narasumber
Berikut ini peneliti paparkan tabel profil singkat mengenai narasumber yang
terlibat dalam penelitian ini yang telah dipilih sesuai dengan kriteria narasumber
yang telah ditetapkan peneliti.
Untuk mendapatkan informasi mengenai kepuasan pengguna AIS UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, maka peneliti melakukan wawancara dan focus group
discussion (FGD) dengan beberapa narasumber. Narasumber dalam penelitian ini
adalah orang yang terlibat langsung dalam penggunaan AIS dalam kegiatan
belajar mengajar secara aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut
informasi narasumber dalam penelitian ini:
101
1. Nashrul Hakiem S.Si., M.T., Ph.D (Kepala PUSTIPANDA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.2 Nashrul Hakiem
(Sumber: LinkedIn Profile Picture, 2017)
Bapak Nashrul Hakiem merupakan Kepala PUSTIPANDA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan semua kegiatan
yang dilaksanakan oleh PUSTIPANDA. Beliau memiliki peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan kualitas prasarana, SDM, dan
layanan Information and Communications Technology (ICT) di
lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bekerja sebagai Staf
Pengajar/Dosen di Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2005 dan sampai
saat terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Kepala PUSTIPANDA.
102
2. Indra Munawar (Staf IT Support PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
Gambar 4.3 Indra Munawar
(Sumber: LinkedIn Profile Picture, 2017)
Bapak Indra Munawar merupakan Staf IT Support PUSTIPANDA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan kegiatan
bersifat teknis yang dilaksanakan oleh PUSTIPANDA. Beliau pernah
bekerja sebagai Staf Pengajar/Dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013.
Tahun 2009 sampai dengan saat terakhir peneliti melakukan penelitian,
beliau masih bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Web
Admin FITK dan Staf IT Support PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
103
3. Reza Alamsyah S.Kom (Staf IT Support PUSTIPANDA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.4 Reza Alamsyah
Bapak Reza Alamsyah merupakan Staf IT Support PUSTIPANDA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan kegiatan
bersifat teknis yang dilaksanakan oleh PUSTIPANDA. Saat terakhir
peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai Staf IT Support PUSTIPANDA.
104
4. Tri Kiswati Nur Hidayatullah (Staf Administrasi PUSTIPANDA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.5 Tri Kiswati Nur Hidayatullah
(Sumber: http://pustipanda.uinjkt.ac.id)
Ibu Tri Kiswati Nur Hidayatullah merupakan Staf Administrasi
PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung
jawab dengan kegiatan bersifat administratif yang dilaksanakan oleh
PUSTIPANDA. Beliau bekerja sebagai Staf Administrasi di
PUSTIPANDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2012 dan
sampai saat terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Staf Administrasi.
105
5. Eri Rustamaji, MBA (Dosen Program Studi Sistem Informasi Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.6 Eri Rustamaji
(Sumber : http://staff.uinjkt.ac.id/)
Bapak Eri Rustamaji merupakan Dosen di Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini. Beliau
menggunakan AIS untuk menginput nilai mahasiswa, penjadwalan mata
kuliah, mencari ruangan untuk proses belajar mengajar dan lain
sebagainya. Beliau bekerja sebagai Dosen di Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sejak tahun 2010 sampai saat terakhir peneliti melakukan penelitian beliau
masih bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
106
6. Edo Abdullah Faqih (Dosen Program Studi Matematika Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakartra)
Gambar 4.7 Edo Abdullah Faqih
Bapak Edo Abdullah Faqih merupakan Dosen di Program Studi
Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini. Beliau
menggunakan AIS untuk menginput nilai mahasiswa, penjadwalan mata
kuliah, mencari ruangan untuk proses belajar mengajar dan lain
sebagainya. Beliau bekerja sebagai Dosen di Program Studi Matematika
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun
2013 sampai saat terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih
bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
107
7. Isna Wirahmadayanti (Mahasiswi Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.8 Isna Wirahmadayanti
Isna Wirahmadayanti merupakan mahasiswi semester 5 Program Studi
Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.
108
8. Nurul Intan As Ramadhan (Mahasiswi Prodi Sistem Informasi Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.9 Nurul Intan As Ramadhan
Nurul Intan As Ramadhan merupakan mahasiswi semester 7 Program
Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.
109
9. Dian Kurniawan (Mahasiswa Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.10 Dian Kurniawan
Dian Kurniawan merupakan mahasiswa semester 11 Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.
10. Raditya Pratama (Mahasiswa Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains
dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.11 Raditya Pratama
110
Raditya Pratama merupakan mahasiswa semester 9 Program Studi Teknik
Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.
11. Fahmi Syaputra (Mahasiswa Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.12 Fahmi Syaputra
Fahmi Syaputra merupakan mahasiswa semester 9 Program Studi Teknik
Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta serta sebagai narasumber dalam penelitian skripsi ini.
111
12. Defi Oktafani S.E (Staf Perbendaharaan Sub Bagian Keuangan Pusat, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.13 Defi Oktafani
Defi Oktafani merupakan Staf Perbendaharaan pada Sub Bagian Keuangan
Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung jawab dengan
kegiatan perbendaharaan dibawah Sub Bagian Keuangan Pusat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Beliau bekerja sejak tahun 2008 dan sampai saat
terakhir peneliti melakukan penelitian, beliau masih bekerja di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai Staf Perbendaharaan.
112
13. Eko Saputro S.Kom (Staf Admin Akademik Sub Bagian Akademik Pusat,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Gambar 4.14 Eko Saputro
Eko Saputro merupakan Staf Admin Akademik pada Sub Bagian
Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bertanggung
jawab dengan kegiatan pelayanan akademik dibawah Sub Bagian
Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau bekerja sejak
tahun 2014 dengan memulai karir di PUSTIPANDA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan sampai saat terakhir peneliti melakukan
penelitian, beliau masih bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai Staf Admin Akademik.
4.4 Hasil Analisis
Pada sub-bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai hasil analisis penelitian
yang didapat oleh peneliti sesuai dengan permasalahan yang dijadikan fokus
113
penelitian yaitu kepuasan pengguna Sistem Informasi Akademik / Academic
Information System (AIS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan sudut
pandang yang telah ditetapkan peneliti.
Hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti menggunakan alat bantu
seperti kertas, alat perekam suara, dan kamera setelah itu hasil wawancara ditulis
kembali oleh peneliti dalam bentuk transkrip wawancara yang sesuai dengan
dialog tanya jawab dalam rekaman wawancara yang berlangsung. Peneliti
memilih mahasiswa, dosen, staf akademik pusat, dan staf keuangan pusat sebagai
narasumber. Selain wawancara, peneliti juga melakukan focus group discussion
(FGD), yang terdiri dari empat peserta dari staf PUSTIPANDA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Alat bantu yang digunakan selama proses FGD yaitu kertas,
perekam suara, dan kamera setelah itu hasil FGD ditulis kembali oleh peneliti
dalam bentuk transkrip yang sesuai dengan kegiatan diskusi dalam rekaman FGD
yang berlangsung.
Setelah melakukan proses wawancara, FGD, dan observasi lapangan
peneliti melakukan reduksi data dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok.
Sedangkan data yang tidak penting tidak digunakan dalam analisis ini. Setelah
dilakukan reduksi data peneliti melakukan data display, yaitu dengan
memindahkan data reduksi menjadi bentuk teks naratif, lalu setelah itu peneliti
menarik kesimpulan atau memverifikasi data yang ada. Peneliti melihat data
reduksi dan display yang ada untuk mengelompokkan data-data yang didapat
sesuai tema-tema penelitian. Setelah dikelompokkan sesuai tema, kemudian
dilakukan proses coding data/pengkodean untuk melihat kesamaan pola temuan.
114
4.5 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis
Pada sub-bab ini akan memaparkan interpretasi dan diskusi sesuai dengan
teori/konsep yang mendukung dalam penelitian berdasarkan hasil dari wawancara,
FGD, dokumentasi, dan observasi langsung. Berikut adalah pemaparan yang
dilakukan mengikuti tema-tema penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya:
T1 Hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat
dan mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap AC. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan peserta FGD berikut ini:
“Ya berpengaruh, konten di AIS kan beragam dan semuanya sudah pasti
akurat dan sistem yang digunakan juga sudah sesuai dengan standar Dikti
atau BAN-PT itu standar utama kita dan standar yang lain ISO 2008.”
(F1.1.4 dalam Gambar 3.10).
Terlepas dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa CN berhubungan
secara signifikan terhadap AC, dalam kegiatan operasionalnya fitur-fitur di AIS
masih belum sepenuhnya berfungsi secara optimal. Beberapa fitur bahkan tidak
menampilkan output yang diinginkan oleh pengguna. Hal ini sesuai dengan
pernyataan partisipan saat di wawancarai oleh peneliti berikut ini:
115
“AIS sudah menampilkan output yang sesuai dengan input hanya saja ada
beberapa fitur yang dia gak menampilkan data contohnya pengumuman.
Di tab pengumuman itu ketika saya cari tentang pengumuman-
pengumuman yang berhubungan dengan FST itu masih blank, nah itu saya
gak tau penyebabnya apa. Paling itu sih yang masih kurang, kalau
keseluruhan semuanya udah tercakup di dalam AIS itu.” (T1.6.6 dalam
Gambar 3.9).
Pernyataan diatas didukung oleh partisipan lainnya pada saat peneliti melakukan
FGD berikut ini:
“Kalau dikatakan sistem menampilkan output sesuai dengan apa yang
diperintahkan jawabannya ya tetapi kan outputnya sesuai dengan
permintaan dan ini ada beberapa yang tidak dipenuhi semuanya tapi
overall dianggap sudah jadi ada yang belum. Belum itu misalnya
permintaan data tertentu dari instansi atau dari seseorang nah itu kan
belum itu disebut permintaan per-request dan itu banyak yang belum,
maka dari itu harus di fasilitasi.” (F1.1.6 dalam Gambar 3.10).
Namun selain pendapat diatas, terdapat satu partisipan yang merasa CN
tidak berpengaruh terhadap AC. Berikut ini kutipan pendapat partisipan tersebut
saat di wawancarai oleh peneliti:
“Tidak berpengaruh, karena selama konten itu banyak atau sedikitnya
ketika konten itu sudah memiliki parameter-parameter yang disajikan,
sudah jelas gitu parameter yang disajikan misalnya konten untuk mata
kuliah yang ditawarkan di semester 4 parameternya misalkan dari konten
itu sks-nya berapa kalau memang itu sudah ditetapkan diaturan mainnya
116
ya mau seberapa banyak pun konten data yang disajikan akan tetap
akurat, kecuali kalau nanti ada misalkan perubahan dari segi
akademiknya ya dari segi dosennya mungkin ada yang mengubah satu hal
dan lain hal itu beda lagi, itu sudah diluar konteks.” (T1.5.2 dalam
Gambar 3.9).
Tidak hanya itu saja, partisipan lainnya juga memberikan pendapat yang dapat
menjadi masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai hubungan
CN terhadap AC pada saat peneliti melakukan FGD. Berikut ini kutipan
pendapatnya:
“Kalau dikatakan sistem menampilkan output sesuai dengan apa yang
diperintahkan jawabannya ya, tetapi kalau outputnya sesuai dengan
permintaan, ini ada beberapa yang tidak dipenuhi semuanya tapi overall
dianggap sudah jadi ada yang belum. Belum itu misalnya permintaan data
tertentu dari instansi atau dari seseorang nah itu kan belum itu disebut
permintaan per-request dan itu banyak yang belum, maka dari itu harus di
fasilitasi.” (F1.1.6 dalam Gambar 3.10).
Selain pendapat tersebut, partisipan lainnya juga memberikan pendapat berbeda
mengenai hubungan CN terhadap AC pada saat diwawancara oleh peneliti.
Berikut ini kutipan pendapatnya:
“Kalo dari segi kontennya aja itu menurut saya sebagai mahasiswa sudah
mencakup seluruh kebutuhan mahasiswa hanya saja untuk administratif
kayak buat KTM misalnya alangkah baiknya dimasukin juga di AIS. Kalau
dari segi keakuratan, AIS sudah menampilkan output yang sesuai dengan
117
input hanya saja ada beberapa fitur yang dia gak menampilkan data
contohnya pengumuman. Di tab pengumuman itu ketika saya cari tentang
pengumuman-pengumuman yang berhubungan dengan FST itu masih
blank, nah itu saya gak tau penyebabnya apa.” (T1.6.6 dalam Gambar
3.9).
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor AC. Hal ini
selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test
pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis satu (H1) diterima.
Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap accuracy (AC). Selain itu,
jalur CN→AC memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model. Hasil penelitian
ini juga sesuai dengan model logika pemograman komputer input-proses-output
(Davis, 1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan,
2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa variabel content yang
berada pada dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk
mempengaruhi variabel lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah variabel acuracy yang berada dalam dimensi proses.
T2 Hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User Satisfaction (EUS)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa AC berpengaruh secara
signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat dengan pendapat partisipan saat
diwawancarai oleh peneliti berikut ini:
118
“Berpengaruh, karena sangat membantu untuk mengetahui informasi yang
akurat.” (T2.1.4 dalam Gambar 3.9).
Pendapat lain menyebutkan:
“Berpengaruh, sistem yang akurat juga mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan user, jadi pastinya tidak ada komplain yang ditujukan terhadap
admin khususnya yang bersinggungan langsung dengan kegiatan
pelayanan..” (T2.9.4 dalam Gambar 3.9).
Seperti halnya Hall (2007), mengatakan bahwa akurasi/accuracy memiliki
pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Salah satu peserta FGD menyatakan
bahwa AC sangat berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Berikut kutipan
pernyataannya:
“Jelas sangat berpengaruh ya, kenapa data data yang ada di AIS ini bisa
akurat, karena user yang ada di AIS ini bukan hanya dari pustipanda saja
tetapi dikerjakan oleh unit-unit terkait seperti keuangan, akademik,
kepegawaian, dan salah satunya PUSTIPANDA.” (F3.3.4 dalam Gambar
3.10).
Dari hasil wawancara juga ditemukan pendapat lain yang dapat menjadi masukan
bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut ini pernyataannya:
“Ya kalau keakuratan mungkin seperti data yang belum di update itu
beberapa kali masih sering terjadi, jadi mungkin koordinasi dengan
119
atasan atau dengan yang lainnya sangat penting.” (T2.2.6 dalam Gambar
3.9).
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa faktor AC memiliki pengaruh terhadap faktor EUS. Hal ini
sesuai dengan teori/konsep dari Hall (2007) yang menyatakan bahwa variabel
akurasi/accuracy memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Namun hasil
penelitian ini berbeda dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil
pengujian t-test pada analisis struktural model, menunjukkan bahwa hipotesis dua
(H2) ditolak. Artinya accuracy (AC) tidak berpengaruh terhadap end-user
satisfaction (EUS). Selain tidak memiliki pengaruh dalam model, jalur AC→EUS
juga memiliki pengaruh yang kecil berdasarkan perhitungan f2 dan .
T3 Hubungan Content (CN) terhadap Format (FR)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 8 dari 9 orang partisipan dan seluruh peserta FGD sependapat dan
mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap FR. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan peserta FGD berikut ini:
“Kalau ini bisa dikatakan berpengaruh, karena pada dasarnya format di
AIS sudah sesuai dengan konten-konten yang diberikan berdasarkan
kebutuhan penggunanya masing-masing dan untuk tampilannya juga
sudah cukup menarik.” (F3.1.4 dalam Gambar 3.10).
120
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh partisipan lain saat di wawancarai
oleh peneliti, yaitu:
“Berpengaruh terhadap format sistem, jadi kalau misalkan konten itu satu
dengan yang lainnya tidak saling sinkron misalkan, itu format sistemnya
jadi kelihatan lucu gitu. Misalkan dimana ada konten disitu yang bukan
untuk dikonsumsi mahasiswa tiba-tiba disitu ada kan jadi lucu.” (T3.5.4
dalam Gambar 3.9).
Namun selain pernyataan diatas, ada juga partisipan yang merasa bahwa CN tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap FR. Berikut ini pernyataannya:
Pernyataan 1: “Tidak berpengaruh, karena selama saya masih bisa
menggunakan AIS dengan baik buat saya itu tidak berpengaruh.” (T3.9.2
dalam Gambar 3.9).
Pernyataan 2: “Kalau gua sih lebih melihat substansinya aja, kalau disitu
infonya bagus dan valid udah cukup.” (T3.11.2 dalam Gambar 3.9).
Menurut Chin dan Lee (2000), kepuasan pengguna akhir sistem informasi
adalah sebagai evaluasi afektif keseluruhan pengguna akhir mengenai
pengalamannya terkait dengan sistem informasi. Selain pernyataan-pernyataan
diatas, saat melakukan wawancara peneliti menemukan pendapat-pendapat lain
yang terkait dengan hubungan CN terhadap FR yang dapat menjadi masukan bagi
AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:
121
“Ada baiknya jika ada semacam panduan mengenai struktur folder itu,
pada saat pemakaian pertama kali sedikit bingung dan saya juga belum
pernah cek juga ya disitu ada menu help-nya atau tidak karena pada saat
pertama kali kita hanya dikumpulkan di auditorium dikasih tau ini jadi
kita sekali tau oh disitu nyarinya.” (T3.1.6 dalam Gambar 3.9).
Pernyataan lain, disampaikan oleh partisipan saat diwawancarai oleh peneliti
yaitu:
“Kenapa gak ada pembaruan format seperti windows 8 yang menunya
berupa tombol-tombol icon tinggal klik jadi ga perlu buka tab satu-satu.”
(T3.7.6 dalam Gambar 3.9).
Namun terlepas dari pernyataan partisipan mengenai format/tampilan AIS
yang masih belum sesuai dengan keinginan pengguna, peserta FGD memiliki
pandangannya sendiri, yaitu:
“Sependapat dengan Bapak Nashrul, kalau format sistem menarik nah
mungkin ada beberapa yang belum menarik, mungkin kalo dikatakan
menarik itu ada gambar tapi di kita ga ada jadi kan menarik itu relatif.
Tapi kalau dikatakan sistem sudah jelas dalam menampilkan informasi
dan mudah digunakan AIS sudah bisa dikatakan ya.” (F3.2.4 dalam
Gambar 3.10).
Beberapa pendapat diatas mengindikasikan bahwa faktor format/tampilan
mejadi salah satu hal yang mempengaruhi kepuasan pengguna. Selain itu, hasil
wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
122
faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor FR. Hal ini selaras dengan
penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test pada analisis
model struktural menunjukkan bahwa hipotesis tiga (H3) diterima. Ini berarti
content (CN) memiliki pengaruh terhadap format (FR). Jalur CN→FR memiliki
pengaruh yang siginifikan dalam model. Penelitian ini juga sesuai dengan model
logika pemograman komputer input-proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004)
dan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015)
yang menyatakan bahwa faktor content yang berada pada dimensi input dalam
model penelitian ini dimungkinkan untuk mempengaruhi faktor lainnya (yang
berada dalam dimensi proses dan output), yang dalam hal ini adalah faktor format
yang berada dalam dimensi proses.
T4 Hubungan Format (FR) terhadap End-User Satisfaction (EUS)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa FR sangat berpengaruh
secara signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari partisipan
saat diwawancarai oleh peneliti berikut ini:
“Sangat berpengaruh, karena balik lagi interaksi manusia dan komputer,
tampilan atau GUI itu harus user-friendly.” (T4.5.5 dalam Gambar 3.9).
Selaras dengan pernyataan diatas, partisipan lainnya memberikan pendapat
sebagai berikut saat diwawancarai oleh peneliti, yaitu:
123
“Sangat berpengaruh, selain konten format sistem juga merupakan hal
yang penting untuk user.” (T4.6.5 dalam Gambar 3.9).
Tampilan yang menarik serta kemudahan dalam memahami dan menggunakan
antar muka dapat meningkatkan kepuasan pengguna akhir dan dapat berpengaruh
terhadap tingkat efektifitas pengguna (Arthur et al., 2008). Berkaca dari pendapat
ini, partisipan lainnya memberikan pernyataan berbeda yang dapat menjadi
masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut kutipan
pernyataannya:
“Mungkin akan lebih mudah jika di menu profil dosen ini dilengkapi
dengan menu attachment dokumen.” (T4.1.6 dalam Gambar 3.9).
Pernyataan diatas didukung oleh peserta FGD, berikut ini pernyataannya:
Pernyataan 1 : “Berpengaruh, kalo dari aspek format sistem sudah
menarik buat saya tapi untuk tampilannya memang perlu banyak
eksplorasi dan kebetulan dari tim developer kita masih kekurangan tenaga
IT yang ahli di bidang Java khususnya Java Mobile.” (F4.3.4 dalam
Gambar 3.10).
Pernyataan 2: “Untuk saat ini tampilan AIS sudah cukup ya, kalau nanti
ada tampilan macem-macem malah membuat aksesnya jadi berat. Karena
user kan tidak hanya butuh tampilan yang bagus, tetapi juga kecepatan
aksesnya.” (T4.9.4 dalam Gambar 3.9).
124
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa faktor FR memiliki pengaruh terhadap faktor EUS, hal ini
sesuai dengan teori/konsep dari Dahliana et al. (2014) yang telah membuktikan
bahwa tampilan/format sistem memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Rosalina (2017)
yang memaparkan hasil pengujian t-test pada analisis struktural model, dinyatakan
bahwa hipotesis empat (H4) ditolak. Artinya format (FR) tidak berpengaruh
terhadap end-user satisfaction (EUS). Selain tidak memiliki pengaruh dalam
model, jalur FR→EUS juga memiliki pengaruh yang kecil berdasarkan
perhitungan f2 dan .
T5 Hubungan Content (CN) terhadap End-User Satisfaction (EUS)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat
dan mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan peserta FGD berikut ini:
“Konten di AIS sudah sesuai dengan kebutuhan dan yang pasti
bermanfaat bagi urusan akademik yang berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna yang menerima output dari AIS.” (F5.1.4 dalam Gambar 3.10).
Pendapat serupa juga disampaikan oleh peserta FGD lainnya, yaitu:
125
“Sangat berpengaruh, apabila sistem sudah memenuhi kebutuhan
pengguna otomatis akan menghasilkan kepuasan bagi si pengguna itu
sendiri.” (F5.4.5 dalam Gambar 3.10).
Parasuraman dalam Assa (2015) juga menyatakan bahwa untuk
kepentingan pengukuran jasa, mutu harus dipandang dari lima perspektif, satu
diantaranya adalah content. Hal ini membuktikan bahwa content memiliki
pengaruh penting bagi kepuasan pengguna akhir terhadap sistem. Berdasarkan
pernyataan itu, partisipan menyatakan pendapat berbeda yang dapat menjadi
masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:
“Ada baiknya ada jadwal akademik yang ditampilkan setiap tahun ajaran
sehingga dosen maupun mahasiswa bisa melihat dan punya perencanaan
terutama pada waktu-waktu yang ternyata layanan ditutup misalnya atau
kelas tidak bisa digunakan sayangnya itu hanya ada di kalender UIN
padahal belum tentu kita disini ada kalender dan harus mencari-cari
terlebih dahulu.” (T5.1.6 dalam Gambar 3.9).
Pendapat serupa juga disampaikan oleh partisipan lainnya saat diwawancarai oleh
peneliti, yaitu:
“Untuk kalender akademiknya ditambahin kalender akademik UIN bukan
hanya informasi tanggal pengisian KRS saja.” (dalam Gambar 3.9).
126
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti tersebut, ditemukan bahwa
masih ada beberapa hal yang perlu dikoreksi pihak-pihak terkait yang dalam hal
ini PUSTIPANDA selaku pihak pengembang sistem di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta guna mencapai visi PUSTIPANDA yaitu, meningkatkan performa sistem
informasi perguruan tinggi yang innovative, creative, high availability, high
reliability, secure, fast, informed, documented, and integrated dalam rangka
meningkatkan kinerja dan mutu bidang pendidikan, pengajaran, penelitian,
publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat dan organisasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (http://pustipanda.uinjkt.ac.id).
Terlepas dari hal diatas, hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan
oleh peneliti menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor
EUS. Hal ini selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang menyatakan hasil
pengujian t-test pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis lima
(H5) diterima. Ini berarti content (CON) memiliki pengaruh terhadap end-user
satisfaction (EUS). Selain itu, jalur CN→EUS memiliki pengaruh yang
siginifikan dalam model. Penelitian ini juga sesuai dengan model logika
pemograman komputer input-proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004) dan
penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015) yang
menyatakan bahwa faktor content yang berada pada dimensi input dalam model
penelitian ini dimungkinkan untuk mempengaruhi faktor lainnya (yang berada
dalam dimensi proses dan output), yang dalam hal ini adalah faktor end-user
satisfaction yang berada dalam dimensi proses.
127
T6 Hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 8 dari 9 orang partisipan dan seluruh peserta FGD sependapat dan
mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap EU. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan partisipan saat diwawancarai oleh peneliti, yaitu:
Pernyataan 1: “Pada saat saya mau memasukkan nilai itu default-nya utuk
tahun ajaran berikutnya jadi pasti kosong bawahnya jadi harus saya
pindahkan ke tahun ajaran sekarang dulu baru muncul matakuliah yang
saya ambil, menurut saya agak aneh kenapa ya saya tidak tahu apakah
ada faktor tertentu itu di-default seperti itu, tetapi akan lebih mudah jika
dibuat di semester yang bersangkutan sehingga otomatis dia mengacu ke
semester itu tanpa harus di ubah dahulu.” (T6.1.4 dalam Gambar 3.9).
Pernyataan 2: “Setiap divisi kan menampilkan tampilan berbeda pada AIS
ya, jadi sudah pasti isinya pun dimengerti oleh user tersebut.” (T6.8.4
dalam Gambar 3.9).
Pendapat diatas didukung oleh pernyataan dari partisipan lainnya saat
diwawancarai oleh peneliti, yaitu:
“Sangat berpengaruh, mungkin melihat masyarakat atau dalam hal ini
dosen orang yang berpendidikan dan bagi saya yang cukup tau banyak
mengenai teknologi ya memang sepertinya sangat signifikan dalam
kemudahan pengguna.” (T6.2.5 dalam Gambar 3.9).
128
Beliau juga menambahkan dengan pernyataan dibawah, yang dapat menjadi
masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
“Secara umum bagi dosen sih cukup berpengaruh sih kemudahannya tapi
misalnya ada masukan yang bisa diberikan ya mungkin bagaimana
caranya agar user experience-nya lebih dimudahkan lagi.” (T6.2.6 dalam
Gambar 3.9).
Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan dari peserta FGD, yaitu:
“User friendly iya, tapi mungkin ada beberapa yang belum misalnya kita
belum responsif full di mobile nah itu yang perlu dikembangkan, sudah
ada tetapi fitur-fiturnya belum selengkap yang di web. Untuk keseluruhan
sistem AIS sudah mudah dioperasikan dan disana juga disediakan fitur
bantuan bagi pengguna yang masih bingung.” (F6.1.4 dalam Gambar
3.10).
Kemudahan dalam menggunakan sistem meliputi keseluruhan proses dari awal
sampai akhir yang terdiri dari proses memasukkan data, mengolah dan mencari
informasi serta menampilkan data akhir yang akan digunakan oleh pengguna akhir
(Arthur et al., 2008).
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
dikatakan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor EU. Hal ini
selaras dengan penelitian sebelumnya, Rosalina (2017) yaitu hasil pengujian t-test
pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis enam (H6) diterima.
Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap ease of use (EU). Selain itu,
129
jalur CN→EU memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model. Penelitian ini
sesuai dengan model logika pemograman komputer input-proses-output (Davis,
1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto & Ahlan, 2014;
Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa faktor content yang berada pada
dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk mempengaruhi
faktor lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output), yang dalam hal ini
adalah faktor easy of use yang berada dalam dimensi proses.
T7 Hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User Satisfaction (EUS)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa EU sangat berpengaruh
secara signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat dengan pendapat partisipan saat
di wawancarai oleh peneliti berikut ini:
“Sangat berpengaruh, karena semakin mudah sistem digunakan semakin
puas user menggunakan.” (T7.6.5 dalam Gambar 3.9).
Berbeda dari hasil wawancara, seluruh peserta FGD justru sepakat mengatakan
bahwa EU berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Berikut ini pernyataan
dari peserta FGD:
“Tentu saja berpengaruh, kalau sulit digunakan pengguna pasti akan
malas menggunakan sistem dan itu berarti mempengaruhi tingkat
kepuasan pengguna sistem.” (F7.1.4 dalam Gambar 3.10).
130
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa faktor EU memiliki pengaruh terhadap faktor EUS, hal ini
selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test
pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis tujuh (H7) diterima.
Ini berarti ease of use (EU) memiliki pengaruh terhadap end-user satisfaction
(EUS). Selain itu, jalur EU→EUS memiliki pengaruh yang siginifikan dalam
model. Penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan dari Arthur et al. (2008)
bahwa kemudahan dalam menggunakan sistem meliputi keseluruhan proses dari
awal sampai akhir yang terdiri dari proses memasukkan data, mengolah dan
mencari informasi serta menampilkan data akhir yang akan digunakan oleh
pengguna akhir. Maka dari itu kemudahan dalam menggunakan sistem digunakan
sebagai tolak ukur kepuasan pengguna sistem (Marakarkandy dan Yajnik, 2013).
T8 Hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan dan seluruh peserta FGD sependapat dan
mengatakan bahwa CN sangat berpengaruh secara signifikan terhadap TL. Hal ini
dikuatkan oleh pernyataan peserta FGD yaitu:
“Pasti berpengaruh karena konten yang ditampikan AIS berhubungan
dengan kegiatan Akademik sudah pasti harus disajikan secara tepat waktu
131
agar tidak menghambat proses belajar mengajar.” (F8.1.4 dalam Gambar
3.10).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh partisipan lainnya saat diwawancarai
oleh peneliti berikut ini:
“Itu jelas sangat berpengaruh karena kontennya ini tergantung dari
banyak dan besarnya dari konten yang di load untuk ditampikan, jadi
semakin banyak datanya, semakin besar itu tergantung dari koneksi
jaringan yang untuk menge-load datanya itu, yaa sebut aja bandwith deh.
Jadi semakin besar bandwith-nya dan semakin stabil jaringannya semakin
cepat dia menyajikan datanya maka ketepatan waktunya semakin bagus.”
(T8.6.5 dalam Gambar 3.9).
Selain pernyataan diatas, beliau juga memiliki pendapat lain yang mungkin dapat
menjadi masukan bagi AIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut
pernyataannya:
“Yang uniknya dari AIS selama saya menggunakan 8 semester ini, dia
tergantung dari banyaknya yang mengakses. Menurut saya ini masih
harus diperbaiki, jadi servernya harus di uji coba ketika misal 1000 user
istilahnya itu di penetration testing jadi saat 1000 user mengakses secara
bersamaan itu server down atau tidak nah untuk saat ini AIS masih down
dan itu balik lagi untuk ketepatan waktu tadi.” (dalam Gambar 3.9).
132
Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan dari Arthur et al. (2008), yaitu
semakin cepat sebuah sistem mengolah input dan menghasilkan output dapat
dijadikan tolak ukur penilaian apakah sistem tersebut tepat waktu atau real time.
Banyak partisipan yang berpendapat hubungan CN berpengaruh terhadap
TL, tetapi tidak dapat dipungkiri pada saat diwawancarai oleh peneliti terdapat
dua partisipan yang merasa ragu-ragu terhadap hubungan CN terhadap TL.
Berikut ini kutipan pernyataan dari partisipan tersebut:
“Biasanya ada info pengumuman tapi menurut saya kurang up to date.
Untuk yang lain misal deadline pengumpulan nilai itu selalu up to date
karena bersifat urgensi. Kalau masalah kelamaan akses memang teknis
ya, masalah loading atau waktu aksesnya itu masalah yang sudah sering
terjadi memang. Juga untuk beberapa masalah akademis terkadang
kurang update, misal pada saat mencetak SK dan ketua prodinya sudah
ganti tapi di AIS masih menggunakan nama ketua prodi yang sebelumnya.
Mungkin kurang komunikasi dengan orang pustipanda atau apa tapi
beberapa kali saya menemui kejadian seperti itu.” (T8.2.3 dalam Gambar
3.9).
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor TL. Hal ini
selaras dengan penelitian Rosalina (2017), yang menyatakan hasil pengujian t-test
pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis delapan (H8)
diterima. Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap timeliness (TL).
Selain itu, jalur CN→TL memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model.
Penelitian ini juga sesuai dengan model logika pemograman komputer input-
133
proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto
& Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa faktor content
yang berada pada dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk
mempengaruhi faktor lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah faktor timeliness yang berada dalam dimensi proses.
T9 Hubungan Timelines (TL) terhadap End-User Satisfaction (EUS)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat
dan mengatakan bahwa TL sangat berpengaruh secara signifikan terhadap EUS.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari peserta FGD, yaitu:
“Ini sangat berpengaruh ya, karena tingkat kepuasan pengguna akan
semakin tinggi apabila AIS dapat menyajikan informasi atau kebutuhan
pengguna secara tepat waktu.” (F9.1.5 dalam Gambar 3.10).
Hal serupa juga disampaikan oleh partisipan pada saat diwawancarai oleh peneliti
berikut ini:
Pernyataan 1: “Sangat berpengaruh, menurut saya itu balik lagi di
servernya lagi. Perlu ada perbaikan di server agar dalam konsisi tertentu
server bisa diakses oleh banyak user dalam waktu bersamaan dan tidak
down.” (T9.6.5 dalam Gambar 3.9).
134
Pernyataan 2: “Saya mengeluhkan kalau sistem itu mati. Karena saya
disini setiap saat buka AIS dan tidak pernah dalam sehari tidak buka AIS
sama sekali ketika AIS down maka itu sangat menghambat pekerjaan
saya.” (T9.8.5 dalam Gambar 3.9).
Pernyataan 3: “Sangat berpengaruh, kalau AIS down pekerjaan kita
terganggu banget. Apalagi kita dibagian pelayanan kan, dan itu
menghambat sekali.” (T9.9.5 dalam Gambar 3.9).
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa ketepatan waktu merupakan
salah satu faktor penting dalam pengukuran kepuasan pengguna sistem. Meskipun
demikian, masih ada narasumber yang merasa bahwa informasi yang diberikan
AIS terkadang terlambat, yang akhirnya mengurangi kepuasan dari penggunaan
AIS itu sendiri. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari partisipan saat
diwawancarai oleh peneliti berikut ini:
“Kepuasan pengguna pasti tingkatnya akan menurun apabila kondisinya
saat input nilai dan isi KRS dari situ mungkin infrastruktur yang harus
diperbaiki entah itu servernya ditambah lah atau bagaimana penerapan
metode atau algoritma apa yang untuk mengatasi masalah itu.” (T9.2.6
dalam Gambar 3.9).
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh partisipan lainnya saat diwawancarai
oleh peneliti berikut ini:
“Masih ditemukan kendala yaitu pada saat masuk waktu pembayaran di
AIS belum di buka.” (T9.5.6 dalam Gambar 3.9).
135
Pernyataan-pernyataan diatas selaras dengan penelitian Prayitno et al. (2013) yang
menyebutkan bahwa infrastruktur TI yang dalam hal ini berupa kecepatan
pelayanan, integritas database, kemudahan mendapatkan informasi dan
ketersediaan sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna terhadap
sistem. Hal diatas juga mungkin dapat memberikan masukan kepada
PUSTIPANDA yang dalam hal ini sebagai pengembang dan pemelihara sistem
informasi yang memiliki sasaran yaitu meningkatkan kualitas prasarana, SDM,
dan layanan Information and Communications Technology (ICT) di lingkungan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seperti halnya juga pernyataan peserta FGD,
yaitu:
“Saran untuk mengurangi kendala error/server down yang terjadi setiap
semester: 1) User admin harus diperjelas lagi karena admin itu bukan
hanya di PUSTIPANDA, kalau admin super memang PUSTIPANDA tapi
setiap unit kan punya admin juga dan harus diperjelas; 2) Infrastruktur
harus disesuaikan sesuai kebutuhan pengguna untuk mengurangi
kapasitas hardisk yang hampir penuh. Nah orang-orang sering salah
kaprah, menganggap ini karena bandwith padahal bandwith kita sudah
800 mega dan itu sudah standar internasional.” (F9.2.6 dalam Gambar
3.10).
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa faktor TL memiliki pengaruh terhadap faktor EUS. Hal ini
selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test
136
pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis sembilan (H9)
diterima. Ini berarti timeliness (TL) memiliki pengaruh terhadap end-user
satisfaction (EUS). Selain itu, jalur TL→EUS memiliki pengaruh yang
suginifikan dalam model. Penelitian ini juga selaras dengan Somers et al. (2003)
yang menyatakan bahwa ketepatan waktu/Timeliness merupakan salah satu faktor
yang penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan, sehingga menjadi
salah satu faktor yang berpengaruh dalam memberikan kepuasan pengguna.
T10 Hubungan Content (CN) terhadap Security (SC)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat
dan mengatakan bahwa CN berpengaruh secara signifikan terhadap SC. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan dari peserta FGD, yaitu:
“Berpengaruh ya, hanya menambahkan pendapat Pak Nashrul, untuk poin
sistem menyediakan fasilitas pengaturan kemanan bagi pengguna sistem
kita sudah menerapkan kalau password sudah lama tidak diganti biasanya
ada notifikasi untuk pengguna agar memperbarui passwordnya secara
periodik.” (F10.2.4 dalam Gambar 3.10).
Berbeda dengan pernyataan diatas, peserta lainnya justru berpendapat bahwa CN
sangat berpengaruh secara signifikan terhadap SC. Berikut ini kutipan
pernyataannya:
137
“Menurut saya ini sangat berpengaruh. Security merupakan suatu faktor
yang tingkat urgensinya cukup tinggi dalam suatu sistem, pun dengan AIS.
Maka dari itu untuk menjaga privasi data masing-masing user. Contoh
yang paling sederhana, AIS sudah dilengkapi dengan fitur uspass.”
(F10.1.5 dalam Gambar 3.10).
Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan dari partisipan lainnya saat
diwawancarai oleh peneliti berikut ini:
Pernyataan 1: “Sangat berpengaruh, karena konten-konten ini juga harus
mengalami filter dulu ya. Katakanlah ketika kita mau meng-upload
misalkan suatu file di AIS gitu yang memang itu dibutuhkan ketika kita
melaksanakan proses peng-upload-an itu memang seharusnya ada
pengawasan dari segi aplikasinya maupun dari segi servernya untuk
menjamin kemananan file apa yang kita upload, jangan-jangan file yang
kita upload bukan file yang dibutuhkan atau bisa saja file yang kita upload
mengandung script-script berbahaya dan sebagainya.” (T10.5.5 dalam
Gambar 3.9).
Pernyataan 2: “Sangat berpengaruh ya, karena posisi kita ada di bagian
keuangan yang berhubungan dengan angka dan mengakui pembayaran
dengan nominal sekian itu artinya tidak boleh sembarang orang yang
akses.” (T10.8.5 dalam Gambar 3.9).
Pada saat peneliti melakukan wawancara terdapat satu partisipan yang merasa
ragu-ragu. Berikut ini pernyataannya:
138
“Kalau untuk keamanan saya belum tau, selama saya menggunakan AIS
saya belum merasakan dimana letak keamanannya. Paling dari sisi nama
file-nya aja yang diganti jadi di enkripsi gitu, jadi pada saat kita
download yang keluar bukan nama file aslinya tapi berupa nama file
enkripsi cuma itu aja sih.” (T10.6.3 dalam Gambar 3.9).
Selain hal-hal diatas, peneliti juga menemukan temuan lain yang dapat
menjadi saran dalam pengembangan AIS kedepan terkait hubungan CN terhadap
SC. Berikut ini pernyataan dari partisipan saat diwawancarai oleh peneliti:
“Barangkali untuk waktu timeout-nya mungkin dibuat lebih pendek, jadi
kadang-kadang kalau ditinggal agak berbahaya juga.” (T10.2.6 dalam
Gambar 3.9).
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa faktor CN memiliki pengaruh terhadap faktor SC. Hal ini
selaras dengan penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test
pada analisis model struktural menunjukkan bahwa hipotesis sepuluh (H10)
diterima. Ini berarti content (CN) memiliki pengaruh terhadap security (SC).
Selain itu, jalur CN→SC memiliki pengaruh yang siginifikan dalam model.
Penelitian ini juga sesuai dengan model logika pemograman komputer input-
proses-output (Davis, 1998; Kellog, 2004) dan penelitian sebelumnya (Subiyakto
& Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015) yang menyatakan bahwa faktor content
yang berada pada dimensi input dalam model penelitian ini dimungkinkan untuk
139
mempengaruhi faktor lainnya (yang berada dalam dimensi proses dan output),
yang dalam hal ini adalah faktor security yang berada dalam dimensi proses.
T11 Hubungan Security (SC) terhadap End-User Satisfaction (EUS)
Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan peneliti, hasil wawancara
menunjukkan, 6 dari 9 orang partisipan mengatakan bahwa SC sangat
berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
dari partisipan saat diwawancarai oleh peneliti yaitu:
“Ya, sangat berpengaruh apalagi di dalam akun pribadi AIS tadi terdapat
data-data yang sifatnya sangat sensitif yang sangat bahaya juga kalau
sampai diketahui orang lain.” (T11.1.5 dalam Gambar 3.9).
Berbeda dari hasil wawancara, 3 dari 4 orang peserta FGD justru sepakat
mengatakan bahwa SC berpengaruh secara signifikan terhadap EUS. Berikut ini
pernyataannya:
“Tentu ya, kalau kemanan sistem bagus sudah pasti pengguna akan
puas.” (F11.2.4 dalam Gambar 3.10).
Dari hasil wawancara dan FGD yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa faktor SC memiliki pengaruh terhadap faktor EUS, hal ini sesuai dengan
asumsi awal yang peneliti ajukan berdasarkan teori/konsep dari Fitriyani et al.
(2016), Chin dan Vaezi (2015), Montesdioca dan Macada (2015), dan Pavlou dan
140
Chellappa (2001) mengenai pentingnya pengaruh faktor security terhadap
kepuasan pengguna akhir sistem. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian Rosalina (2017) yang memaparkan hasil pengujian t-test pada analisis
struktural model, dinyatakan bahwa hipotesis sebelas (H11) ditolak. Artinya
security (SC) tidak berpengaruh terhadap end-user satisfaction (EUS). Selain
tidak memiliki pengaruh dalam model, jalur SEC→EUS juga memiliki pengaruh
yang kecil berdasarkan perhitungan f2 dan .
Berdasarkan hasil analisis dan pengkodean data yang telah dilakukan
sebelumnya (seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.9 dan Gambar 3.10) yang
juga dilihat dari kecenderungan jawaban partisipan terhadap tema pada tahap
interpretasi dan diskusi hasil diatas dapat diketahui bahwa sebelas tema penelitian
kepuasan pengguna yang diajukan peneliti, sebanyak 58% partisipan menyatakan
berpengaruh terhadap hubungan kepuasan pengguna akhir terhadap sistem
informasi akademik, 27% partisipan menyatakan sangat berpengaruh, 2%
menyatakan ragu-ragu dan 3% partisipan menyatakan tidak berpengaruh serta
10% partisipan memberikan saran atau masukan. Gambar 4.15 dibawah
merupakan diagram lingkaran dari hasil analisis dan pengkodean data wawancara
dan FGD yang telah dilakukan sebelumnya.
141
Gambar 4.15 Diagram Lingkaran Hasil Analisis Data Wawancara dan FGD
4.6 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4.6.1 Peranan Sistem
Dari hasil penelitian yang dilakukan, sebanyak tujuh orang partisipan mengatakan
sistem sangat membantu dalam menyelesaikan tugas. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari peserta FGD dibawah ini:
“Ya sangat membantu. Bayangkan jika seluruh kegiatan akademik masih
manual, pasti repot kan. Nah disini gunanya AIS dibuat dengan tujuan
salah satunya memudahkan pengguna dalam menyelesaikan tugas.”
(Q1.13.1 dalam Tabel 3.3).
Serupa dengan pendapat diatas, partisipan lainnya juga merasa sangat terbantu
dengan adanya sistem ini. Berikut pernyataannya:
142
“Dengan adanya AIS ini sangat membantu untuk proses pengambilan
Kartu Rencana Studi atau KRS, kita mau ambil mata kuliahnya apa terus
kita mau cari ruangan misalnya untuk proses pembelajaran juga itu
memudahkan dari AIS sendiri, terus juga kita bisa lihat mata kuliah apa
saja yang ditawarkan di semester genap atau ganjil berikutnya masih ada
atau tidak jikalau kita ada yang mengulang.” (Q1.5.1 dalam Tabel 3.3).
Sebesar enam orang partisipan merasa terbantu dengan adanya sistem ini.
Penemuan ini didukung oleh pernyataan dari partisipan, yaitu:
Pernyataan 1: “Tentu saja membantu, tetapi sementara sih memang
menggunakan sistem AIS itu bukan karena manfaatnya, tapi karena
memang sudah diputuskan untuk misalnya input nilai disitu, lebih banyak
karena itu.” (Q1.1.2 dalam Tabel 3.3).
Pernyataan 2: “Untuk saya membantu ya, dengan adanya sistem pekerjaan
kita lebih terbantu untuk pengecekan data dan rekon data, terkadang ada
kasus dimana pembayaran di Bank itu ada kendala dan kita pasti lihat ke
sistem AIS untuk mengkrosceknya kembali.” (Q1.8.4 dalam Tabel 3.3)
Sedangkan satu orang partisipan mengatakan bahwa sistem cukup membantu
dalam menyelesaikan tugas mereka. Berikut ini kutipan pernyataannya:
“Menurut saya, kalau untuk sebagai mahasiswa udah cukup membantu
dengan fitur-fitur yang cukup lengkap. Karena selama ini saya
menggunakan AIS hanya sebagai keperluan sih, bukan kebutuhan.”
(Q1.6.3 dalam Tabel 3.3).
143
Dalam Gambar 4.16 dibawah, merupakan data hasil olahan yang telah
disajikan dalam bentuk persentase.
Gambar 4.16 Diagram Lingkaran Peranan Sistem
Dapat diketahui bahwa lebih dari setengah partisipan, sebanyak 65%
merasa sangat terbantu dengan adanya sistem, hal tersebut selaras dengan tujuan
diterapkannya AIS yaitu untuk memenuhi kebutuhan serta memudahkan segala
bentuk kegiatan akademik. Ini juga sesuai dengan misi dari PUSTIPANDA selaku
pembuat dan pengembang sistem yaitu, meningkatkan performa sistem informasi
perguruan tinggi yang innovative, creative, high availability, high reliability,
secure, fast, informed, documented, dan integrated.
4.6.2 Status Kepuasan Pengguna Sistem
Seperti yang kita tahu, bahwa kepuasan pengguna dipengaruhi oleh harapan atau
ekspektasi dari pengguna sistem itu sendiri. Seperti halnya pandangan Jiménez-
Zarco et al. (2015) yang mengatakan bahwa kepuasan pengguna didefinisikan
sebagai seberapa jauh sistem memenuhi atau melampaui harapan pengguna. Dari
144
hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar partisipan menyatakan diri
mereka merasa cukup puas saat menggunakan sistem, yaitu sebanyak tujuh orang
partisipan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan partisipan pada saat
diwawancarai oleh peneliti yaitu:
“Sejauh ini sudah cukup puas.” (X1.1.3 dalam Tabel 3.4).
Tidak hanya itu, beliau juga memberikan pendapat lain yang berupa
masukan/saran yaitu:
“Adanya sosialisasi penggunaan AIS dan didorong secara bertahap agar
dosen dapat memanfaatkan menu-menu AIS lebih optimal karena sayang
jika sudah ada tetapi tidak digunakan, tetapi ya harus didukung mengenai
ketersediaan sistem tadi jadi jangan sampai ketika sistem dipakai secara
bersamaan akan terjadi gangguan yang mengakibatkan pengguna juga
jadi malas menggunakannya.” (X1.1.6 dalam Tabel 3.4).
Bahkan terdapat partisipan merasa sangat puas saat menggunakan sistem. Berikut
ini pernyataannya:
“Sangat puas, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan tapi tanpa
AIS sudah cukup mampu membantu pekerjaan pengguna khususnya dalam
hal kegiatan belajar-mengajar, pembayaran, dan sebagainya.” (X1.12.1
dalam Tabel 3.4).
145
Dalam Gambar 4.17 dibawah, merupakan data hasil olahan mengenai
status kepuasan pengguna sistem yang telah disajikan dalam bentuk persentase.
Maka dapat diketahui bahwa sebanyak 42% partisipan merasa cukup puas
menggunakan sistem informasi akademik, 26% partisipan merasa puas, 10%
partisipan merasa kurang puas, dan hanya 11% partisipan yang merasa sangat
puas serta terdapat 11% partisipan memberikan saran terkait AIS kedepannya.
Gambar 4.17 Diagram Lingkaran Status Kepuasan Pengguna Sistem
Suzanto dan Sidharta (2015) mengatakan bahwa kepuasan pengguna akhir
sistem informasi adalah sebagai evaluasi afektif keseluruhan pengguna akhir
mengenai pengalamannya terkait dengan sistem informasi. Selaras dengan itu,
Arshad et al. (2015) memiliki pendapat bahwa kepuasan pengguna juga
didefinisikan sebagai penilaian yang sangat pribadi yang sangat dipengaruhi oleh
harapan individu. Berkaca dari definisi tersebut, peneliti berasumsi bahwa cukup
tingginya tingkat harapan pengguna terhadap sistem yang ada mungkin
146
disebabkan oleh adanya kesenjangan antara harapan pengguna dengan kenyataan.
Walaupun banyak pengguna yang merasa terbantu dengan adanya sistem, tetapi
banyak juga pengguna yang masih merasa kurang puas dalam menggunakan
sistem tersebut.
4.7 Ringkasan
Secara garis besar, pelaksanaan penelitian terkait kepuasan pengguna Sistem
Informasi Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan persepsi
mahasiswa, dosen, dan pegawai yang dalam penelitian ini diwakili oleh Staf
Akademik Pusat, Staf Keuangan Pusat, dan Staf PUSTIPANDA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta diindikasikan sudah cukup baik. Interpretasi hasilnya juga
dilakukan dengan mempertimbangkan batasan aspek teoritis berdasarkan
dukungan dari sejumlah teori sebelumnya dan aspek praktis terkait kondisi riil
pelaksanaan proyek di lapangan. Sehingga berdasarkan batasan-batasan
pelaksanaan penelitian yang telah dijelaskan, sejumlah saran dapat digaris bawahi
bagi pelaksanaan penelitian selanjutnya.
147
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Pendahuluan
Bagian ini memaparkan dua poin utama sebagai penutup dari pelaksanaan
kegiatan penelitian yang telah dilakukan peneliti. Kesimpulan merefleksikan hasil
akhir penelitian yang secara tidak langsung merujuk pada pemecahan masalah,
tujuan, dan sasaran penelitian dan secara langsung terkait temuan penelitian yang
menjawab pertanyaan dan tema penelitian. Sedangkan saran, secara langsung
terkait dengan temuan penelitian merujuk pada temuan dan batasan penelitian
untuk tindak lanjut penelitian selanjutnya.
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan, berikut adalah kesimpulan
dari penelitian ini:
1) Berdasarkan tema penelitian kepuasan pengguna yang diajukan
peneliti, dapat diketahui bahwa sebesar 58% partisipan (seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 4.15) menyatakan berpengaruh terhadap
hubungan kepuasan pengguna akhir terhadap sistem informasi
akademik yang dapat dilihat dari jawaban kecenderungan partisipan
terhadap tema. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna adalah sebagai berikut:
148
a. Tema 1, hubungan Content (CN) terhadap Accuracy (AC)
berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 6 dari 9 orang
partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat
menyatakan berpengaruh.
b. Tema 2, hubungan Accuracy (AC) terhadap End-User
Satisfaction (EUS) berpengaruh. Hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan menyatakan
berpengaruh.
c. Tema 3, hubungan Content (CN) terhadap Format (FR)
berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 8 dari 9 orang
partisipan dan 4 dari 4 peserta FGD sependapat menyatakan
berpengaruh.
d. Tema 4, hubungan Format (FR) terhadap End-User
Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara
menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan menyatakan sangat
berpengaruh.
e. Tema 5, hubungan Content (CN) terhadap End-User
Satisfaction (EUS) berpengaruh. Hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang
peserta FGD sependapat menyatakan berpengaruh.
f. Tema 6, hubungan Content (CN) terhadap Ease of Use (EU)
berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 8 dari 9 orang
149
partisipan dan 4 dari 4 orang peserta FGD sependapat
menyatakan berpengaruh.
g. Tema 7, hubungan Ease of Use (EU) terhadap End-User
Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara
menunjukkan 5 dari 9 orang partisipan menyatakan sangat
berpengaruh.
h. Tema 8, hubungan Content (CN) terhadap Timelines (TL)
berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 5 dari 9 orang
partisipan dan 4 dari 4 peserta FGD sependapat menyatakan
berpengaruh.
i. Tema 9, hubungan Timelines (TL) terhadap End-User
Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara
menunjukkan 6 dari 9 orang partisipan dan 3 dari 4 orang
peserta FGD sependapat menyatakan sangat berpengaruh.
j. Tema 10, hubungan Content (CN) terhadap Security (SC)
berpengaruh. Hasil wawancara menunjukkan 6 dari 9 orang
partisipan dan 3 dari 4 orang peserta FGD sependapat
menyatakan berpengaruh.
k. Tema 11, hubungan Security (SC) terhadap End-User
Satisfaction (EUS) sangat berpengaruh. Hasil wawancara
menunjukkan, 6 dari 9 orang partisipan menyatakan sangat
berpengaruh.
150
2) Dari hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti dapat diketahui
bahwa sebanyak 65% partisipan (seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 4.16) merasa sangat terbantu dengan adanya sistem dalam
menyelesaikan tugas/pekerjaan mereka. Selain itu, sekitar 79%
partisipan merasa puas menggunakan sistem informasi akademik,
diantaranya 42% partisipan merasa cukup puas, 26% partisipan
merasa puas, dan 11% partisipan yang merasa sangat puas serta
terdapat 11% partisipan memberikan saran terkait sistem. Sehingga
dapat disimpulkan keberadaan sistem sudah sangat membantu
tugas/pekerjaan dari partisipan dan tingkat kepuasan pengguna
sistem saat ini berada pada tingkat yang cukup baik.
Berdasarkan hasil temuan itu juga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
telah memberikan kontribusi/manfaat, berupa:
1) Secara teori, penelitian ini telah melengkapi hasil penelitian
sebelumnya yang berupa kuantitatif dengan pengujian secara
kualitatif khususnya untuk menggali data-data yang mungkin belum
dipaparkan oleh penelitian kuantitatif. Penelitian ini dapat menjadi
alternatif bagi peneliti selanjutnya atau pihak lainnya dalam
memahami kepuasan pengguna sistem.
2) Secara metodologi, penelitian ini mendorong pemanfaatan metode
kualitatif dalam penyusunan skripsi di Program Studi Sistem
Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih didominasi
151
oleh penelitian kuantitatif dan kualitatif, khususnya terkait
pengembangan sistem.
3) Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak terkait di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam rencana pengembangan sistem informasi akademik
mendatang khususnya bagi pihak PUSTIPANDA.
Di sisi lain, penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang
mengakibatkan hasil pada penelitian ini kurang optimal. Berikut keterbatasan
penelitian ini:
1) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan
focus group discussion. Keterbatasan pada penelitian ini meliputi
subjektivitas yang ada pada peneliti. Penelitian ini sangat tergantung
kepada interpretasi peneliti tentang makna yang tersirat dalam
wawancara dan focus group discussion sehingga kecenderungan
untuk bias masih tetap ada. Untuk mengurangi bias maka dilakukan
proses uji credibility (keabsahan internal) dengan melakukan
triangulasi sumber dan metode. Triangulasi sumber dilakukan
dengan cara cross check data dengan fakta dari narasumber yang
berbeda dan dari hasil penelitian lainnya. Sedangkan triangulasi
metode dilakukan dengan cara menggunakan beberapa metode
152
dalam pengumpulan data, yaitu metode wawancara, focus group
discussion, observasi, dan dokumentasi.
2) Partisipan yang peneliti libatkan dalam penelitian ini dipilih
menggunakan teknik purposive sampling. Penggunaan teknik
sampling ini menyebabkan penelitian tidak dapat men-generalisasi
hasil penelitian dikarenakan jumlah sampel yang ada belum
mewakili kelompok pengguna sistem lainnya. Dimana dari sebelas
partisipan tidak ada satu perwakilan pun dari pihak top level
management di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini
dikarenakan peneliti menggunakan teknik purposive sampling.
Sebagaimana maksud yang disampaikan oleh Sugiyono (2014),
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Serta menurut Kajornboon (2005),
apabila narasumber tidak mudah ditemui dan marah, maka
wawancara dapat dibatalkan atau ditunda. Berdasarkan dua hal
tersebut, peneliti mempertimbangkan kemudahan akses untuk dapat
melakukan wawancara terhadap salah satu orang dari jajaran top
level management UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3) Alat yang peneliti gunakan sebagai media pengolah data hanya MS.
Word 2013 dan MS. Excel 2013, karena pertimbangan biaya. Seperti
halnya pendapat Bree dan Gallagher (2016) data yang melibatkan
sejumlah besar data tekstual seperti wawancara dan focus group
perlu dianalisis. Pendekatan yang digunakan untuk analisis itu bisa
153
dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office suite, karena
sesuai dan hemat biaya. Untuk penelitian sejenis selanjutnya
sebaiknya menggunakan software pengolah data kualitatif seperti
Nvivo, AtlasTI, Deedoos, dan lain-lain. Melalui software tersebut
peneliti dapat mengolah data lebih cepat dan lebih mudah.
5.3 Saran
Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan saran untuk penelitian selanjutnya
berdasarkan batasan-batasan yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai teknik
dan alat pengumpulan data, teknik sampling, metode pendekatan penelitian,
teknik dan alat analisis data yang peneliti gunakan, serta pemahaman dan
pengetahuan peneliti, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil penelitian, meskipun secara umum pengguna
sudah merasa puas menggunakan sistem informasi akademik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, di beberapa aspek masih diperlukan
pengembangan yaitu:
b. Konten sistem informasi akademik yang di update secara
berkala. Hal ini agar pengguna dapat mencari informasi yang
dibutuhkan.
c. Eksplorasi format atau tampilan sistem agar lebih responsif
terutama di tampilan mobile.
154
d. Pihak PUSTIPANDA berkoordinasi dengan pihak-pihak
terkait guna menangani masalah infrastruktur yang sering
terjadi pada sistem informasi akademik.
e. Pihak organisasi kampus melakukan kebijakan dengan
melakukan sosialisasi maupun pelatihan terkait sistem
informasi akademik agar penggunaan sistem lebih maksimal.
2) Pada penelitian selanjutnya (khususnya yang tertarik pada kajian
sejenis) agar dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Penambahan jumlah narasumber sehingga memperoleh variasi
jawaban yang lebih lengkap.
b. Lebih mengeksplorasi faktor-faktor lain yang belum ada di
dalam model, khususnya mengenai model kepuasan pengguna
sistem.
5.4 Ringkasan
Bab ini memaparkan masing-masing dua poin yang saling berkaitan antara
kesimpulan dan saran penelitian. Harapannya, semoga para stakeholder sistem
yang menjadi obyek dalam penelitian ini dan para peneliti selanjutnya
mendapatkan bahan masukan secara praktis dan teoritis terkait evaluasi kepuasan
pengguna untuk penelitian dimasa depan.
155
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J. W. (2014). A concise introduction to mixed methods research. US:
Sage Publications.
Departemen Pendidikan Nasional. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
ke-5. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Flick, U. (2014). An Introduction To Qualitative Research. US: Sage Publications.
Hall, J. A. (2007). Sistem Informasi Akuntansi Edisi Ketiga Terjemahan Amir
Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.
ISO (2008). ISO 27799:2008 about Health Informatics – Information Security
Management in Health using ISO/IEC 27002.Geneva : ISO.
Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Kamberelis, G., & Dimitriadis, G. (2013). Focus Groups. Routledge.
Kellogg, W. K. (2004). Logic Model Development Guide. Michigan: WK
Kellogg Foundation
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi Ketiga
Belas. Terjemahan Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative data analysis:
A method sourcebook. US: Sage Publications.
Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
156
Newcomer, K. E., Hatry, H. P., & Wholey, J. S. (2015). Handbook of practical
program evaluation. New Jersey: John Wiley & Sons.
Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Salam, S., & Aripin, J. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta
Press.
Saldaña, J. (2015). The coding manual for qualitative researchers. US: Sage
Pubications.
Sarwono, J. (2011). Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif dan
Riset Kualitatif secara Benar. Jakarta, Elex Media Komputino.
Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Semiawan, C. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
Setyosari, H. P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Prenada Media.
Stewart, D. W., & Shamdasani, P. N. (2014). Focus groups: Theory and practice.
20. Sage Publications.
Strauss, A., & Corbin, J. M. (1997). Grounded theory in practice. US: Sage
Pubications.
Speziale, H. S., Streubert, H. J., & Carpenter, D. R. (2011). Qualitative research
in nursing: Advancing the humanistic imperative. US: Lippincott Williams
& Wilkins.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
157
Sugiyono. (2013). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutabri, T. (2012). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Wulan, E. R., & Rusdiana, A. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka
Setia.
----------------------------------SKRIPSI DAN JURNAL---------------------------------
Aditiawarman, U., Hakiem, N., Maarif, H. A. Q., & Huda, M. Q. (2014). Voter
Information Management System (Sipendalih) Effectiveness For 2014
Indonesian General Election: Case Of Indonesian Voters In Malaysia. In
Cyber and IT Service Management (CITSM), 2014 International
Conference on, 5-8.
Adityawarman, A. (2012). Pengukuran Tingkat Kematangan Penyelarasan
Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis Analisis
Menggunakan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus PT. BRI, Tbk). Jurnal
Akuntansi dan Auditing, 8(2), 166-177.
Aini, A. N. (2016). Mengukur Kepuasan Pemirsa TV9 Surabaya: Studi Survei
Kepuasan Pemirsa TV9 Di Kota Surabaya. Tesis. Fakultas Komunikasi
dan Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel. Surabaya.
158
Arshad, Y., Azrin, M., & Afiqah, S. N. (2015). The Influence Of Information
System Success Factors Towards User Satisfaction In Universiti Teknikal
Malaysia Melaka. ARPN J. Eng. Appl. Sci., 10(23), 18155-18164.
Arthur, A., Andry, E., & Abdurachman, E. (2008). Analisis Tingkat Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi Underwriting Pada PT. Tugu Pratama
Indonesia. Jurnal Piranti Warta, 11(01), 28-44.
Assa, F. P., Rompas, S., & Dengo, S. (2015). Efektifitas Pelayanan Mahasiswa
Pada Bagian Akademik Kantor Pusat Unsrat. Jurnal Administrasi Publik,
2(30). 1-8.
Avery, L. A., & Meyer, D. Z. (2007). Organizing and Analyzing Qualitaive Data.
In Teachers Taking Action: A Comprehensive Guide To Teacher Research,
ed. C. A. Lassonde and S. E. Israel, 73-88.
Belout, A., & Gauvreau, C. (2004). Factors Influencing Project Success: The
Impact Of Human Resource Management. International Journal of
Project Management, 22(1), 1-11.
Bree, R.T., Dunne, K., Brereton, B., Gallagher, G. & Dallat, J. (2014). Engaging
Learning and Addressing Over-Assessment in the Science Laboratory:
Solving a Pervasive Problem. The All Ireland Journal of Teaching and
Learning in Higher Education (AISHE-J), 6(3), 2061-20636.
Bree, R. T., & Gallagher, G. (2016). Using Microsoft Excel To Code and
Thematically Analyse Qualitative Data: A Simple, Cost-Effective
Approach. AISHE-J: The All Ireland Journal of Teaching and Learning in
Higher Education, 8(2), 2811-28114.
159
Chariri, A. (2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Chin, W. W., & Lee, M. K. (2000). A proposed model and measurement
instrument for the formation of IS satisfaction: the case of end-user
computing satisfaction. In Proceedings of the twenty first international
conference on Information systems, 553-563.
Chin, W., & Vaezi, R. (2015). Measuring User Satisfaction with IS Security.
Tesis. University of Houston
Dahliana, L., Zulhendra, & Hadi, A. (2014). Kontribusi End-User Computing
Satisfaction Terhadap Kepuasan Pengguna Website Portal Akademik Pada
Sistem Smart Campus Universitas Negeri Padang. Jurnal Vokasional
Teknik Elektronika & Informatika, 2(2), 70-74.
Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user
acceptance of information technology. MIS quarterly, 319-340.
Davis, W. S. (1998). HIPO Hierarchy Plus Input-Process-Output. The Information
System Consultant’s Handbook: Systems Analysis and Design. CRC,
Florida, 503-510.
DeFelice, D., & Janesick, V. J. (2015). Understanding the marriage of technology
and phenomenological research: From design to analysis. The qualitative
report, 20(10), 1576-1593.
Doody, O., Slevin, E., & Taggart, L. (2013). Focus Group Interviews In Nursing
Research: Part 1. British Journal of Nursing, 22(1), 16-19.
160
Doll, W. J., & Torkzadeh, G. (1991). The Measurement of End-User Computing
Satisfaction: Theoretical and Methodological Issues. MIS quarterly, 5-10.
Doll, W. J., Xia, W., & Torkzadeh, G. (1994). A Confirmatory Factor Analysis of
The End-User Computing Satisfaction Instrument. MIS quarterly, 453-
461.
Doll, W. J., & Torkzadeh, G. (1988). The Measurement Of End-User Computing
Satisfaction. MIS Quarterly, 259-274.
Dransfield, E., Morrot, G., Martin, J. F., & Ngapo, T. M. (2004). The application
of a text clustering statistical analysis to aid the interpretation of focus
group interviews. Food Quality and Preference, 15(5), 477-488.
Ferri, M., Zygun, D. A., Harrison, A., & Stelfox, H. T. (2015). Evidence-based
design in an intensive care unit: End-user perceptions. BMC
anesthesiology, 15(1), 1-9.
Fitriyani, A., Sfenrianto, S., Wang, G., & Susanto, A. (2016). Examining the
Security Issues of Automated Teller Machine Based on Revised
Technology Acceptance Model. TELKOMNIKA (Telecommunication
Computing Electronics and Control), 14(4), 1521-1526.
Guimaraes, T., Staples, D. S., & Mckeen, J. D. (2003). Empirically Testing Some
Main User-Related Factors For Systems Development Quality. The
Quality Management Journal, 10(4), 39.
Huda, M. Q., Hidayah, N. A., & Putra, S. J. (2016). A study of social technology
use in State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
In Cyber and IT Service Management, International Conference on, 1-6.
161
Huda, M. Q., & Hussin, H. (2016). Evaluation model of Information Technology
innovation effectiveness case of higher education institutions in Indonesia.
In Informatics and Computing (ICIC), International Conference on, 221-
226
Huda, M. Q., & Hussin, H. (2009). IT Implementation in Higher Education: A
Synthesis of Past Research on Barriers and Theoretical Perspectives.
In Cyber and IT Service Management, International Conference on, 1-6.
Hyde, K. M., & Maier, H. R. (2006). Distance-based and stochastic uncertainty
analysis for multi-criteria decision analysis in Excel using Visual Basic for
Applications. Environmental Modelling & Software, 21(12), 1695-1710.
Islam, A. N. (2014). Sources of satisfaction and dissatisfaction with a learning
management system in post-adoption stage: A critical incident technique
approach. Computers in Human Behavior, 30, 249-261.
Islamy, M. R. (2016). Dialektika Relasional Guru Dan Siswa Tunagrahita (Studi
Kasus Di Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita 01
Tangerang). Skripsi. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom
Bandung.
Itmamudin, I. (2016). Analisis Kepuasan Pengguna Opac dan Dampaknya
Terhadap Loyalitas Di Perpustakaan Stain Salatiga. LIBRARIA: Jurnal
Perpustakaan, 2(2), 1-19.
Jaya, M. K., Mulyadi, D., & Sulaeman, E. (2012). Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Kerawang. Jurnal Manajemen, 10(1), 1038-1046.
162
Jiménez-Zarco, A. I., González-González, I., Saigí-Rubió, F., & Torrent-Sellens,
J. (2015). The co-learning process in healthcare professionals: Assessing
user satisfaction in virtual communities of practice. Computers in human
behavior, 51, 1303-1313.
Kajornboon, A. B. (2005). Using Interviews As Research Instruments. E-journal
for Research Teachers, 2(1), 1-9.
Kristiawan, D. (2016). Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik
(SIAKAD Online) di FKIP UNS dan Pengaruhnya Terhadap Manfaat
Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Lemmer, B., Grellier, R., & Steven, J. (1999). Systematic review of nonrandom
and qualitative research literature: Exploring and uncovering an evidence
base for health visiting and decision making. Qualitative Health
Research, 9(3), 315-328.
Marakarkandy, B., & Yajnik, N. (2013). Re-Examining and Empirically
Validating The End User Computing Satisfaction Models For Satisfaction
Measurement In The Internet Banking Context. International Journal of
Bank Marketing, 31(6), 440-455.
McLeod, L., & MacDonell, S. G. (2011). Factors That Affect Software Systems
Development Project Outcomes: A Survey of Research. ACM Computing
Surveys (CSUR), 43(4), 24.
Meyer, D. Z., & Avery, L. M. (2009). Excel as a qualitative data analysis
tool. Field methods, 21(1), 91-112.
163
Montesdioca, G.P.Z., and Maçada, A.C.G. (2015). Measuring User Satisfaction
with Information Security Practices. Computers & Security, 267-280.
Mulyawan, A., & Sidharta, I. (2013). Analisis Deskriptif Pemasaran Jasa Di
STMIK Mardira Indonesia Bandung. Jurnal Computech & Bisnis, 7(1),
42-55.
Mulyawan, A., & Sidharta, I. (2014). Determinan Kualitas Layanan Akademik Di
STMIK Mardira Indonesia Bandung. Jurnal Computech & Bisnis, 8(1),
13-24.
Mutia, Intan. (2014). Perancangan Sistem Informasi Akademik Dengan Teknologi
Short Message Service (SMS) Pada XYZ. Faktor Exacta, 7(3), 211-223.
Ose, S. O. (2016). Using Excel and Word to structure qualitative data. Journal of
Applied Social Science, 10(2), 147-162.
Panday, R., & Purba, J. T. (2015). Lecturers And Students Technology Readiness
In Implementing Services Delivery Of Academic Information System In
Higher Education Institution: A Case Study. In International Conference
on Soft Computing, Intelligence Systems, and Information Technology,
539-550.
Parasayu, A., & Rohman, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Persepsi Aparat Intern Pemerintah
Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali). Diponegoro Journal of
Accounting, 3(2), 165-174.
Paryati. (2008). Keamanan Sistem Informasi. In Seminar Nasional Informatika
(SEMNASIF), 1(4), 379-386.
164
Pavlou, P. A., & Chellappa, R. K. (2001). The role of perceived privacy and
perceived security in the development of trust in electronic commerce
transactions. Information System Research, 11, 18-36.
Pratama, J. G., Afriyudi., & Yadi, I. Z. (2012). Analisa Sistem Informasi Entri
KRS Online Pada Universitas Bina Darma Dengan Menggunakan Metode
End-User Computing (EUC) Satisfaction. Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Bina Darma. Palembang.
Prayitno, D., Hanifah, R., & Rahayu, P. (2013). Analisis Pengaruh Infrastruktur
TI Terhadap Kepuasan Pelayanan Administrasi Akademik Pada ABFI
Perbanas (Studi Empiris pada Mahasiswa IKPIA Perbanas). International
Conference for Emerging Markets (ICEM), 1-5.
Rahmat, P. S. (2009). Penelitian kualitatif. Equilibrium, 5(9), 1-8.
Renner, M., & Taylor-Powell, E. (2003). Analyzing qualitative data. Programme
Development & Evaluation, University of Wisconsin-Extension
Cooperative Extension. Program Development and Evaluation, 1-12.
Rosalina. (2017). Pengujian Kepuasan Sistem Informasi Menggunakan End-User
Computing Satisfaction Studi Kasus: Sistem Informasi Akademik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebayang, F., & Tarigan, Z. J. H. (2009). Ketersediaan Sistem Informasi
Terintegrasi terhadap Kepuasan Pengguna. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 13(2), 325-336.
165
Smith, J., & Firth, J. (2011). Qualitative data analysis: the framework
approach. Nurse researcher, 18(2), 52-62.
Somers, T. M., Nelson, K., & Karimi, J. (2003). Confirmatory Factor Analysis of
the End-User Computing Satisfaction Instrument: Replication within an
ERP Domain. Decision Sciences, 34(3). 595-621.
Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2014). Implementation of Input-Process-Output
Model for Measuring Information System Project Success. Telkomnika
Indonesian Journal Of Electrical Engineering, 12(7), 5603-5612.
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., dkk (2015). Influences of the Input Factors Towards
Success of An Information System Project. Telkomnika
(Telecommunication Computing Electronics and Control), 13(2), 686-693.
Subiyakto, A. A., Ahlan, A. R., Putra, S. J., & Kartiwi, M. (2015). Validation of
Information System Project Success Model: A Focus Group Study. Sage
Open, 5(2), 1-14.
Subiyakto A, Ahlan AR, Kartiwi M, Putra SJ. (2016). Measurement of the
Information System Project Success of the Higher Education Institutions
in Indonesia: a pilot study. International Journal of Business Information
System,. 23(2), 229-247.
Subiyakto, A., Ahlan A. R., dkk (2016). The User Satisfaction Perspective of The
Information System Projects. Indonesian Journal of Electrical
Engineering and Computer Science, 4(1), 215-223.
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Putra, S. J. (2017). Model
Keberhasilan Proyek Sistem Informasi: Penjelasan Ringkas Pencatatan
166
Hak Cipta No. 01835, In Cyber and IT Service Management (CITSM),
2017 5th International Conference on, 1-12.
Subiyakto, A., Rosalina, R., Utami, M. C., Kumaladewi, N., & Putra, S. J. (2017,
August). The psychometric and interpretative analyses for assessing the
end-user computing satisfaction questionnaire. In Cyber and IT Service
Management (CITSM), 2017 5th International Conference on, 1-6.
Subiyakto, A., Septiandani, D., Nurmiati, E., Durachman, Y., Kartiwi, M., &
Ahlan, A. R. (2017). Managers Perceptions towards the Success of E-
performance Reporting System. Telekomnika (Telecommunication
Computing Electronics and Control), 15(3), 1389-1396.
Sugianto, L. F., & Tojib, D. R. (2015). Modelling User Satisfaction With an
Employee Portal. International Journal of Business and Information, 1(2),
1-27.
Susanto, A., Lee, H., Zo, H., & Ciganek, A. P. (2013). User acceptance of Internet
banking in Indonesia: initial trust formation. Information
Development, 29(4), 309-322.
Suzanto, B., & Sidharta, I. (2015). Pengukuran End-User Computing Satisfaction
Atas Penggunaan Sistem Informasi Akademik. Jurnal Ekonomi, Bisnis &
Entrepreneurship, 9(1), 16-28.
Swallow, V., Newton, J., & Van Lottum, C. (2003). How to manage and display
qualitative data using ‘Framework’ and Microsoft Excel. Journal of
clinical nursing, 12(4), 610-612.
167
Ultes, S., Budzianowski, P., Casanueva, I., Mrkšic, N., Rojas-Barahona, L., Su, P.
H., & Young, S. (2017). Domain-Independent User Satisfaction Reward
Estimation For Dialogue Policy Learning. In Proc. Interspeech, 1721-
1725.
Yunita, Irma. (2017). Pengukuran Kepuasan Pengguna terhadap TULIS
(Technology UIN Library Information System) pada Pusat Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Recommended