View
283
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
RUMUSAN KURIKULUM KKNI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
IKATAN AKADEMISI PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL
2014
2
RUMUSAN KURIKULUM KKNI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
A. Pendahuluan
Pokok-pokok pikiran:
1. Regulasi yang mengatur tentang kurikulum perguruan tinggi dimaksudkan untuk
memperoleh mutu lulusan yang bermutu tinggi yang memenuhi standar-standar
yang dibutuhkan bagi kepentingan pembangunan manusia, bangsa dan negara,
disamping juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja tingkat
global yang mampu bersaing pada kompetisi tenaga kerja tingkat internasional.
2. Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementerian Pendidikan telah
menerbitkan setidaknya dua peraturan yang mengatur kurikulum perguruan
tinggi, yaitu (1) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002
tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; dan (2) Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
3. Pada tahun 2012 terbit Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24). Di mana Peraturan Presiden
ini memiliki sasaran ke depan: (1) penataan mutu pendidikan tinggi berdasarkan
penjenjangan kualifikasi lulusan, (2) penyesuaian capaian pembelajaran untuk
prodi sejenis, dan (3) penyetaraan capaian pembelajaran dengan penjenjangan
kualifikasi dunia kerja.
4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan tinggi
merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan
nonformal, pendidikan informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam jenis dan
jenjang pendidikan tinggi. Ketentuan ini sangat relevan dengan pranata dan
nilai-nilai pendidikan luar sekolah.
3
5. Penjenjangan kualifikasi sebagaimana dimaksud oleh KKNI dimaksudkan untuk
memfasilitasi pendidikan seseorang yang mempunyai pengalaman kerja atau
memiliki capaian pembelajaran dari pendidikan nonformal atau pendidikan
informal untuk menempuh pendidikan formal ke jenjang/tingkat yang lebih
tinggi dan/atau mendapatkan pengakuan kualifikasi lulusan jenis pendidikan
tertentu dari perguruan tinggi.
6. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang membina Program Studi Pendidikan Luar
Sekolah di Indonesia dituntut pula menerapkan acuan KKNI ini dalam
mengembangkan kurikulumnya untuk mampu mencapai ketiga sasaran ke depan
yang dihajatkan tersebut.
7. Program studi PLS dibina oleh 47 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta,
di mana sebagian besar membina program studi S1, beberapa di antaranya
membina program studi S2, dan dua perguruan tinggi membina program S3.
Agar program-program studi PLS yang tersebar di seluruh Nusantara tersebut
mampu menampilkan lulusan yang setara antar program studi yang sejenis,
sebagaimana dintuntut oleh KKNI, dalam pengembangan kurikulumnya menjadi
sebuah keniscayaan untuk mengacu pada peraturan tersebut.
8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI mau tidak mau harus
menjadi acuan baru dalam penyusunan kurikulum pendidikan termasuk di
perguruan tinggi, dan salah satu implementasi operasionalnya adalah Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan
Tinggi (Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 831).
Regulasi ini sangat kompetibel dengan pranata PLS karena salah satu pokok
kebijakan yang dituntut adalah adanya pengakuan pengalaman belajar terdahulu
(recognition of prior learning) sebagai hal yang diijinkan sebagai bagian dari
komponen pencapaian kompetensi di perguruan tinggi. Penerapan kerangka
kualifikasi nasional Indonesia pada kurikulum perguruan tinggi, dan standar
nasional perguruan tinggi menghendaki adanya revisi dan rekonstruksi
kurikulum semua jenis dan jenjang prodi sehingga memiliki standar yang jelas
dan pasti, serta mampu menjamin layanan perkulihan yang bermutu, serta
4
lulusannya siap bersaing dan bersanding secara setara dengan lulusan program
studi sejenis di tingkat internasional.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
(Tambahan Lembar Negara RI Nomor 5500).
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5410).
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 24).
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5105).
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5157).
9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
5
Pendidikan Tinggi (Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 831).
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa.
C. Profil Lulusan
Profil lulusan adalah gambaran konteks bidang jabatan kerja dan/atau
medan pengabdian yang bisa dijalani dan dikembangkan oleh lulusan setelah
menamatkan studinya pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Untuk prodi
pendidikan luar sekolah perlu ada empat jenjang profil lulusan, yaitu prodi S1
(level 6), pendidikan profesi PLS (level 7), prodi S2 atau magister (level 8), dan
prodi S3 atau doktor (level 9). Di samping itu perlu juga dirumuskan profil lulusan
untuk program dpendidikan dan pelatihan (Diklat) Fungsional jabatan kerja tertentu
dan Diklat Teknis untuk pekerjaan teknis tertentu.
Pada tahapan ini baru profil lulusan prodi S1 pendidikan luar sekolah yang
telah berhasil dirumuskan, adapaun prodi S2, S3, pendidikan profesi, dan diklat
belum termasuk yang terusmukan pada dokumen kurikulum ini.
Pada level 6, lulusan Prodi S1 PLS mampu bekerja sebagai pendidik dan
tenaga kependidikan pada bidang jabatan kerja sebagai pamong belajar, penyuluh,
fasilitator, instruktur, pengelola, dan pendamping atau jabatan kerja sejenis pada
program pendidikan nonformal dan informal dan pemberdayaan masyarakat.
D. Learning Outcome
Jabaran learning outcome dirumuskan sesuai dengan panduan KKNI, yaitu
diskrisptor/parameter dan tingkat kerumitan yang dikombinasi dengan empat jenis
kompetensi yaitu kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan
menajerial. Diskriptor learning outcome untuk program S1, S2, dan S3 dijabarkan
dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1: RUMUSAN LEARNING OUTCOME PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH KURIKULUM NASIONAL
KERANGKA KUAILIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)
Deskriptor/
parameter
Tingkat Kerumitan
dan Kedalaman
Substansi
S-1 (Sarjana) S-2 (Magister) S-3 (Doktor)
1. Mampu melakukan Bidang kerja Mampu mengaplikasikan prinsip,
azas, pendekatan, strategi dan
metode Social Education,
Andragogy, dan penggunaan
teknologi informasi dan
komunikasi untuk penyuluhan,
pelatihan, dan pemberdayaan
masyarakat pada pendidikan
nonformal dan informal, untuk
menyelesaikan masalah-masalah
pendidikan yang mengancam
harkat kemanusiaan dan
kemasyarakatan
Mampu mengembangkan alternatif
pemecahan masalah yang kreatif
dan inovatif dalam berbagai
macam konteks terkait dengan
penyusunan program, pelaksanaan
kegiatan, dan evaluasi hasil dan
dampak pada program penyuluhan,
pelatihan, dan pemberdayaan
masyarakat pada pendidikan
nonformal dan informal untuk
menyelesaikan masalah-masalah
pendidikan yang mengancam
harkat kemanusiaan dan
kemasyarakatan
Mampu mengembangkan gagasan-
gagasan baru dan/atau teori baru
untuk memperkaya perbendaharaan
teori untuk pemecahan masalah
melalui program penyuluhan,
pelatihan, dan pemberdayaan
masyarakat pada pendidikan
nonformal dan informa baik
terhadap problematika yang
menuntut solusi konseptual maupun
inkuiri agar terjadi peningkatan
harkat dan martabat kemanusiaan
dan kemasysrakatan melalui
pendidikan
dengan metode proses, alat, bahan dengan mengikuti standar kerja
yang ditetapkan pihak atasan
dengan mempertimbangkan
standar kerja yang disepakati mitra
kerja
dengan menciptakan standar
dan/atau metode kerja baru
Menunjukkan hasil kualitas hasil secara efisien dan efektif secara akurat, handal, dan kreatif secara kreatif, inovatif, dan orisinal
dalam kondisi Standar kerja (proses)
atau produk
di bawah bimbingan dan
tanggung jawab
supervisor/atasan
secara partisipatif, dan/atau
kolaboratif
secara mandiri, partisipatif, dan/
atau kolaboratif
2. Menguasai
pengetahuan
Lingkup kajian dan
cabang ilmu
Menguasai berbagai konsep
human behavioral sciences dan
teori pendidikan terutama
andragogi, pedagogi sosial,
pedagogi kritis, dan belajar
sepanjang hayat agar mampu
berperan sebagai pendidik dan
pengelola program pada bidang
penyuluhan, pelatihan,
pemberdayaan masyarakat, dan
pendidikan nonformal dan
informal.
Menguasai metode analisis dan
sintesis untuk keperluan adaptasi
konsep dan teori ilmu pendidikan
dan pembelajaran, beserta bidang
kajian spesifik pendidikan
nonformal, informal dan
pemberdayaan masyarakat yaitu
andragogi, fasilitasi, lifelong
learning, transformative learning,
intersubjective learning, reflective
learning terhadap konteks sosial
dan kultural yang bervariasi
Menguasai metode analisis dan
sintesis untuk memperkaya teori
dalam bidang spesifik konsep dan
teori ilmu pendidikan dan
pembelajaran, beserta bidang kajian
spesifik pendidikan nonformal,
informal dan pemberdayaan
masyarakat yaitu andragogi,
fasilitasi, lifelong learning,
transformative learning,
intersubjective learning, reflective
learning terhadap konteks sosial dan
kultural yang bervariasi
untuk dapat
melakukan
Lingkup kerja dan
tanggung jawab
untuk diimplementasikan dalam
pemberian layanan pembelajaran
pendidikan nonformal dan
informal, dan pemberdayaan
masyarakat guna memenuhi
kebutuhan belajar individu,
kelompok maupun komunitas
dalam berbagai tipe program
untuk menjamin keberlanjutan
jenis layanan pembelajaran
pendidikan nonformal dan
informal, dan pemberdayaan
masyarakat guna memenuhi
kebutuhan belajar individu,
kelompok maupun komunitas
dalam berbagai tipe program
untuk menjamin keberlanjutan dan
keberagaman model layanan
pembelajaran pendidikan nonformal
dan informal, dan pemberdayaan
masyarakat guna memenuhi
kebutuhan belajar individu,
kelompok maupun komunitas dalam
berbagai tipe program
3. Mampu mengelola Tingkat manajerial Mampu mengambil keputusan
manajerial transaksional dan
memilih jenis inovasi yang tepat
berdasarkan analisis, informasi
dan data, memilih alternatif solusi
secara kolaboratif dan partisipatif
dalam bidang penyuluhan,
pelatihan, pemberdayaan
masyarakat untuk pendidikan
nonformal dan informal pada
tingkat program dan satuan
Mampu mengambil keputusan
manajerial situasional dan memilik
jenis inovasi yang tepat
berdasarkan analisis, informasi dan
data, memberikan petunjuk dalam
memilih berbagai alternatif solusi
secara kolaboratif dan partisipatif
dalam bidang penyuluhan,
pelatihan, pemberdayaan
masyarakat untuk pendidikan
nonformal dan informal, di tingkat
satuan dan regional
Mampu mengambil keputusan
manajerial strategis dan
mengkreasikan inovasi yang tepat
berdasarkan analisis, informasi dan
data, memberikan arahan dalam
memilih berbagai alternatif solusi
secara mandiri dalam bidang
penyuluhan, pelatihan,
pemberdayaan masyarakat untuk
pendidikan nonformal dan informal,
di tingkat regional, nasional, dan
internasional
9
Berdasarkan Tabel 1 deskriptor learning outcome program studi PLS
tersebut secara lengkap dirumuskan sebagai berikut:
1. Learning outcome Program Studi S1
Mampu mengaplikasikan prinsip, azas, pendekatan, strategi dan metode
Social Education, Andragogy, dan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk penyuluhan, pelatihan, dan pemberdayaan masyarakat pada
pendidikan nonformal dan informal untuk menyelesaikan masalah-masalah
pendidikan yang mengancam harkat kemanusiaan dan kemasyarakatan dengan
mengikuti standar kerja yang ditetapkan pihak atasan secara efisien dan efektif
di bawah bimbingan dan tanggung jawab supervisor/atasan.
Menguasai berbagai konsep human behavioral sciences dan teori
pendidikan terutama andragogi, pedagogi sosial, pedagogi kritis, dan belajar
sepanjang hayat agar mampu berperan sebagai pendidik dan pengelola program
pada bidang penyuluhan, pelatihan, pemberdayaan masyarakat, dan pendidikan
nonformal dan informal untuk diimplementasikan dalam pemberian layanan
pembelajaran pendidikan luar sekolah guna memenuhi kebutuhan belajar
individu, kelompok maupun komunitas dalam berbagai tipe program belajar.
Mampu mengambil keputusan dan mengembangkan inovasi yang tepat
berdasarkan analisis, informasi dan data, memberikan petunjuk dalam memilih
berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok dalam bidang
penyuluhan, pelatihan, pemberdayaan masyarakat, dan pendidikan nonformal
dan informal.
2. Learning Outcome Program Studi S2
Mampu mengembangkan alternatif pemecahan masalah yang kreatif dan
inovatif dalam berbagai macam konteks terkait dengan penyusunan program,
pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi hasil dan dampak pada program
penyuluhan, pelatihan, dan pemberdayaan masyarakat pada pendidikan
nonformal dan informal untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan
yang mengancam harkat kemanusiaan dan kemasyarakatan dengan
10
mempertimbangkan standar kerja yang disepakati mitra kerja secara akurat,
handal, dan kreatif secara mandiri, partisipatif, dan/atau kolaboratif.
Menguasai metode analisis dan sintesis untuk keperluan adaptasi konsep
dan teori ilmu pendidikan dan pembelajaran, beserta bidang kajian spesifik
pendidikan nonformal, informal dan pemberdayaan masyarakat yaitu andragogi,
fasilitasi, lifelong learning, transformative learning, intersubjective learning,
reflective learning terhadap konteks sosial dan kultural yang bervariasi.
Mengelola program dan/atau lembaga pembelajaran pendidikan luar
sekolah secara mandiri ataupun kolaboratif di tingkat lokal maupun regional.
3. Learning Outcome Program Studi S3
Mampu mengembangkan gagasan-gagasan baru dan/atau teori baru
untuk memperkaya perbendaharaan teori untuk pemecahan masalah melalui
program penyuluhan, pelatihan, dan pemberdayaan masyarakat pada
pendidikan nonformal dan informa baik terhadap problematika yang menuntut
solusi konseptual maupun inkuiri agar terjadi peningkatan harkat dan martabat
kemanusiaan dan kemasyarakatan melalui pendidikan dengan menciptakan
standar dan/atau metode kerja baru secara kreatif, inovatif, dan orisinal secara
mandiri dan/ atau kolaboratif.
Menguasai metode analisis dan sintesis untuk memperkaya teori dalam
bidang spesifik konsep dan teori ilmu pendidikan dan pembelajaran, beserta
bidang kajian spesifik pendidikan nonformal, informal dan pemberdayaan
masyarakat yaitu andragogi, fasilitasi, lifelong learning, transformative
learning, intersubjective learning, reflective learning terhadap konteks sosial
dan kultural yang bervariasi untuk menjamin keberlanjutan dan keberagaman
model layanan pembelajaran yang berbasis teori dan hasil penelitian dalam
rangka memenuhi kebutuhan belajar individu, kelompok maupun komunitas
dalam berbagai tipe program belajar.
Mengelola program dan/atau lembaga penyelenggara pembelajaran
pendidikan luar sekolah secara mandiri ataupun kolaboratif di tingkat regional,
nasional maupun internasional.
11
E. Learning Outcomes, Kompetensi Utama, Bahan Kajian, dan Matakuliah
untuk Program Studi S1
Untuk mendapatkan jabaran matakuliah telah ditelusuri aspek kompetensi
utama, bahan kajian, dan nama matakuliah. Khusus untuk jenjang S1 (Level 6) learning
outcomes, kompetensi utama, bahan kajian, dan matakuliah untuk Program Studi S1
PLS dirumuskan sebagai terurai pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Learning Outcomes, Kompetensi Utama, Bahan Kajian, dan Matakuliah
untuk Program Studi S1 Pendidikan Luar Sekolah
N
o
LEARNING
OUTCOMES
KOMPETENSI
UTAMA
Bahan Kajian
(elaborasi kajian terkait
pencapaian kompetensi
utama)
MATAKULIAH
1 Mampu
mengaplikasikan
prinsip, azas,
pendekatan,
strategi dan metode
Social Education,
Andragogy, dan
penggunaan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk penyuluhan,
pelatihan, dan
pemberdayaan
masyarakat pada
pendidikan
nonformal dan
informal, untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
pendidikan yang
mengancam harkat
kemanusiaan dan
kemasyarakatan
1.1.
Merencanakan
program
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat pada
pendidikan
nonformal dan
informal
berdasarkan
prinsip, azas,
pendekatan,
strategi dan
metode social
education dan
andragogy .
o Sistem sosial dan
karakteristiknya
o Analisis sistem
pembelajaran masy
o Asesmen kebutuhan
dan sumber belajar
masy
o Analisis sosial dan
sumberdaya
pemecahan masalah
o Akses dan penentuan
prioritas program
(penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat, PNFI)
o Desain program
(penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat,
pendidikn nonformal
dan informal)
o Pengembangan bahan
dan media belajar
(penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat,
1. Analisis
Kebutuhan
Belajar
Masyarakat
2. Perencanaan
Program PLS
3. Pengembangan
Sumber Belajar
dan Media
Pembelajaran
PLS
4. Pengembangan
Kurikulum PLS
5. Ekonomi PLS
12
N
o
LEARNING
OUTCOMES
KOMPETENSI
UTAMA
Bahan Kajian
(elaborasi kajian terkait
pencapaian kompetensi
utama)
MATAKULIAH
pendidikn nonformal
dan informal)
o Evaluasi program
(proses, hasil,
dampak)
o Supervisi &
monitoring program
o Pembiayaan program
1.2.
Melaksanakan
program
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat untuk
pendidikan
nonformal dan
informal
berdasarkan
prinsip, azas,
pendekatan,
strategi dan
metode social
education dan
andragogy.
o Tatalaksana program
(penyuluhan,
pelatatihan, pemb
masy, pnfi lainnya)
o Penggunaan bahan
dan media belajar
o Strategi pelatihan,
penyuluhan,
pendampingan, dan
pemberdayaan
masyarakat
o Pengelolaan sasaran
program
o Pengelolaan sarana,
prasarana, dan
fasilitas program
o Penyelenggaraan
evaluasi program
o Tatalaksana
pembiayaan program
o Pendekatan
Partisipatori
6. Tatalaksana
Program
Penyuluhan
7. Tatalaksana
Program
Pelatihan
8. Tatalaksana
Program
Pemberdayaan
Masyarakat
9. Strategi
Penyuluhan
10. Strategi
Pemberdayaan
11. Strategi
Pelatihan
1.3.Mengevaluasi
program
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat pada
pendidikan
nonformal dan
informal
berdasarkan
prinsip, azas,
pendekatan,
o Paradigma evaluasi
program
o Pendekatan dan
model evaluasi
program
o Profesi bidang
evaluasi (evaluator)
o Kode etik evaluator
o Disain evaluasi
program
o Data gathering
o Analisis data
12. Evaluasi
Program PLS
13
N
o
LEARNING
OUTCOMES
KOMPETENSI
UTAMA
Bahan Kajian
(elaborasi kajian terkait
pencapaian kompetensi
utama)
MATAKULIAH
strategi dan
metode social
education dan
andragogy.
(kualitatif dan
Kuantitatif)
o Pelaporan dan
publikasi hasil
evaluasi
2 Menguasai berbagai
konsep human
behavioral sciences
dan teori pendidikan
terutama andragogi,
pedagogi sosial,
pedagogi kritis, dan
belajar sepanjang
hayat agar mampu
berperan sebagai
pendidik dan
pengelola program
pada bidang
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat, dan
pendidikan
nonformal dan
informal.
2.1.Menguasai
berbagai konsep
human behavioral
sciences dan teori
pedidikan,
terutama
andragogi,
pedagogi sosial,
pedagogi kritis,
dan belajar
sepanjang hayat
agar mampu
berperan sebagai
pendidik dan
penge-lola
program
penyuluhan,
pelatihan,
pendampingan,
pemberdayaan
masyarakat pada
pendidikan
nonformal dan
informal.
Teori pendidikan:
o Pembelajaran bagi
orang dewasa
(Andragogy)
o Pembelajaran untuk
masyarakat
(Pedogagy sosial)
o Penyadaran kritis
masyarakat (Pedagogi
kritis)
o Belajar sepanjang
hayat (Pendidikan
Sepanjang Hayat)
o Konsep, prinsip, azas,
pendekatan, strategi
dan metode
Andragogy
o Konsep, prinsip, azas,
pendekatan, strategi
dan metode social
education
o Filsafat PLS
o EFA
o MDGs
o Post MDGs
o Perbandingan
Pendidikan Luar
Sekolah
o Kepemimpinan
kependidikan
Human Behavioral
Sciences:
o Filsafat Ilmu
o Sistem sosial dan
karakteristiknya
o Dinamika kelompok
13. Pendidikan
Orang Dewasa
14. Pedagogi
Sosial dan
Pedagogi
Kritis
15. Pendidikan
Sepanjang
Hayat
16. Konsep Dasar
PLS
17. Sejarah dan
Filsafat PLS
18. Kepemimpinan
PLS
19. Belajar dan
Pembelajaran
20. Teori Sistem
Sosial
21. Filsafat
Pendidikan
22. Dinamika
Kelompok
23. Psikologi
Sosial
24. Sosiologi dan
14
N
o
LEARNING
OUTCOMES
KOMPETENSI
UTAMA
Bahan Kajian
(elaborasi kajian terkait
pencapaian kompetensi
utama)
MATAKULIAH
o Psikologi belajar
o Interaksi sosial
o Organisasi sosial
o Pola-pola kehidupan
sosial
o Perubahan sosial
o Pemberdayaan
masyarakat (EC)
o Pengorganisasian
masyarakat (CO)
o Pengembangan
masyarakat (CD)
Antropologi
Pendidikan
25. Pemberdayaan
Masyarakat
(EC)
26. Pengorganisasi
an Masyarakat
(CO)
27. Pengembangan
Masyarakat
(CD)
28. Training dan
pengembangan
Organisasi
3 Mampu mengambil
keputusan dan
mengembangkan
inovasi yang tepat
berdasarkan
analisis, informasi
dan data,
memberikan
petunjuk dalam
memilih berbagai
alternatif solusi
secara mandiri dan
kelompok dalam
bidang penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat, dan
pendidikan
nonformal dan
informal.
3.1.Mengambil
keputusan
strategik
berdasarkan
analisis, informasi
dan data,
memberikan
petunjuk dalam
memilih berbagai
alternatif solusi
secara mandiri
dan kelompok
dalam bidang
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat, pada
pendidikan
nonformal dan
informal.
o Analisis kebijakan
sosial
o Pengembangan
kebijakan strategis
o Manajemen
pembelajaran
masyarakat
o Analisis SWOT
o Problem Solving
o Focus Group
Discussion
o Educational Mapping
o Kenarapidanaan/socia
l ed for prisoner/trials
o Kependudukan dan
KB
o Masalah sosial dan
pembangunan
29. Pengelolaan
Program PLS
30. Pengelolaan
Lembaga PLS
31. Manajemen
Diklat
32. Kepemimpinan
PLS
33. Pendidikan
Keluarga
34. Masalah Sosial
dan
Pembangunan
3.2. Menerapkan
gagasan inovatif-
kreatif dalam
program
o Penelitian dan
pengembangan
pendidikan
o Komunikasi Sosial
35. Metode
Penelitian
Kuantitatif
15
N
o
LEARNING
OUTCOMES
KOMPETENSI
UTAMA
Bahan Kajian
(elaborasi kajian terkait
pencapaian kompetensi
utama)
MATAKULIAH
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat pada
pendidikan
nonformal dan
informal.
o Diffusi Inovasi
o Social
Entrepreneurship
o Pendidikan Keluarga
o Basic Education
o The Essentian
Learning Needs
o Continuing education
o Primary education
o Mass Education
36. Metode
Penelitian
Kualitatif
37. Statistika
Pendidikan
38. Komunikasi
Sosial
39. Difusi Inovasi
4 Bertanggung jawab
dalam bidang
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat, dan
pendidikan
nonformal dan
informal atas
pencapaian hasil
kerja secara
professional dan
akuntabel.
4.1. Memerankan
fungsi sebagai
motivator,
komuni-kator,
fasilitator,
perancang,
pengembang dan
pelaksana
program
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat pada
pendidikan
nonformal dan
informal secara
professional dan
akuntabel.
o Profesi bidang
pendidikan
masyarakat
(penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaam
masyarakat,
pendidikan nonformal
dan informal)
o Kode etik pendidik
masyarakat
o Agen Perubahan
Masyarakat
40. Profesi
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
PLS
41. KKN
42. PPL/ Magang
4.2.Memanfaatka
n dan mereview
Ilmu
Pengetahuan,
Teknologi dan
Seni dalam
pengelolaan
program
penyuluhan,
pelatihan,
pemberdayaan
masyarakat pada
pendidikan
o Karakteritik IPTEKS
o Asesmen IPTEKS
o Pemanfaatan IPTEKS
secara kritis
o Mereview IPTEKS
o Pengembangan
program
pembelajaran berbasis
IPTEKS
43. Teknologi
Pembelajaran
PLS
44. English for
Special
Purposes
45. Seminar Karya
Ilmiah
46. Skripsi
16
N
o
LEARNING
OUTCOMES
KOMPETENSI
UTAMA
Bahan Kajian
(elaborasi kajian terkait
pencapaian kompetensi
utama)
MATAKULIAH
nonformal dan
informal
berdasarkan
prinsip, azas,
pendekatan,
strategi dan
metode social
education dan
andragogy.
47. Kewirausahaan
Sosial
F. Kesepakatan Nama Matakuliah Prodi S1 PLS
Selanjutnya berdasarkan kesepakatan antar jurusan/program studi PLS seluruh
Indonesia dengan berbasis panduan Tabel 2 tersebut dan menyandingkan nama-nama
matakuliah pada empat perguruan tinggi yang diambil sebagai sampel, dihasilkan nama-
nama matakuliah Program Studi S1 PLS yang berlaku secara nasional sebagaimana
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3: Nama Matakuliah Program Studi S1 Pendidikan Luar Sekolah untuk
Kurikulum Inti Nasional
NO NAMA MATAKULIAH SKS JS
1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR MASYARAKAT 3 3
2 PERENCANAAN PROGRAM PLS 4 4
3 PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR & MEDIA
PEMBELAJARAN PLS
3 4
4 PENGEMBANGAN KURIKULUM PLS 3 4
5 EKONOMI PLS 2 2
6 KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (Social enterpeurship) 2 3
7 PENGELOLAAN PROGRAM PLS 3 4
8 MANAJEMEN DIKLAT 3 4
9 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 3 3
10 EVALUASI PROGRAM PLS 3 3
11 PENDIDIKAN ORANG DEWASA 3 4
12 PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT 3 3
13 KONSEP DASAR PLS 3 3
14 KEPEMIMPINAN PLS 2 2
15 METODE PENELITIAN KUALITATIF 2 2
17
16 METODE PENELITIAN KUANTITATIF 2 2
17 PROFESI PENDIDIK & TENAGA KEPENDIDIKAN PLS 2 2
18 PPL/MAGANG 4 4
19 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PLS 4 4
20 KARYA ILMIAH (SEMINAR KARYA ILMIAH) 2 2
21 SKRIPSI 6 6
22 DINAMIKA KELOMPOK 2 2
23 PSIKOLOGI SOSIAL 2 2
24 SOSIOLOGI & ANTROPOLOGI PENDIDIKAN 2 2
25 STATISTIKA PENDIDIKAN 3 4
26 KOMUNIKASI SOSIAL 2 2
27 DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN 2 2
28 PENDIDIKAN KELUARGA 2 2
29 FILSAFAT PENDIDIKAN 2 2
30 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 3 3
31. MASALAH SOSIAL DAN PEMBANGUNAN 4 6
JUMLAH 86 95
CATATAN:
1. Penempatan matakuliah sebagai matakuliah universiter, fakulter, dan program studi
bisa dikelompokkan secara otonom oleh masing-masing perguruan tinggi beserta
bobot sks/js matakuliah tersebut.
2. Deskripsi matakuliah inti nasional sebaiknya dikembangkan bersama-sama dalam
forum asosiasi.
3. Deskripsi matakuliah non inti nasional dikembangkan oleh masing-masing
perguruan tinggi.
4. Pengelompokan matakuliah diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi,
misalnya matakuliah universiter, matakuliah fakulter, matakuliah pokok wajib,
matakuliah pokok pilihan, dan matakuliah pilihan bebas.
5. Sebaran matakuliah pada setiap semester diatur oleh masing-masing perguruan
tinggi dengan memperhatikan hierarki keutuhan kompetensi utama dan bahan
kajian.
6. Setiap Perguruan Tinggi perlu menyusun naskah kurikulum ini secara khusus/ unik
yang terdiri dari komponen: a) Pendahuluan, b) Dasar Hukum, c) Standar
Kompetensi Lulusan/ Profil, d) Standar Kompetensi, e) Kompetensi Dasar, f)
konteks lapangan kerja lulusan, g) Strategi Pembelajaran, dan h) Evaluasi Hasil
Belajar.
SARAN ISI NASKAH KURIKULUM:
A. Pendahuluan (Rasionalisasi)
B. Dasar (teoritis, filosofis, yuridis)
18
C. Tahapan-tahapan penyusunan kurikulum (analisis SWOT, tracer study, stake
holder, pengguna lulusan, ikatan profesi)
D. Profil
E. Learning outcome (sikap, pengetahuan, ketrampilan khusus, ketrampilan
umum)
F. Struktur kurikulum
G. Distribusi MK
H. Isi MK
I. Pembelajaran
J. Penilaian
7. Penyusunan jabaran matakuliah dan strategi pembelajaran hendaknya
memperhatikan peraturan perundangan terkait dengan Permendikbbud tentang
Standard Nasional Perguruan Tinggi
Recommended