View
72
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 1/14
Blog ini khusus membahas tentang Ilmu Kultur Jaringan dan Orchidologi. Dan saranakomunikasi antar penggemar Kultur Jaringan dan Orchidologi.
TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI
TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
Pendahuluan.
Menyilangkan bunga anggrek yang dimaksud disini adalah mengawinkan bunga anggrek yang dengan sengaja kita lakukan untuk tujuan tertentu. Menyilangkan bunga anggrek dapat kita lakukan antar jenis ataupun antar marga atau
genus. Tujuan menyilangkan anggrek pada umumnya untuk mendapatkan mutu bunga anggrek yang lebih bagus. Keindahan suatu kuntum bunga anggrek bersifat relative menurut kepuasan dari si penyilang. Hanya saja untuk
keperluan lomba diberlakukan criteria-kriteria tertentu. Untuk Indonesia telah dibakukan dalam”Pedoman baku Penilaian Anggrek Indonesia” Perhimpunan Anggrek Indonesia. Kecenderungan penyilang di Indonesia mengacu kepada
kesempurnaan bentuk, warna, dan susunan seperti yang tercantum pada pedoman di atas.
Mendapatkan bunga anggrek yang indah dari hasil silangan kita sendiri yang sesuai dengan harapan saat melakukan silangan adalah suatu kepuasan tersendiri sebagai seorang breeder. Kepuasan ini akan bertambah menjadi
kebanggaan tersendiri jika anggrek hasil silangan tersendiri tersebut mampu meraih suatu juara saat dilombakan. Anggrek-anggrek yang juara tentunya akan memiliki nilai jual yang sangat tinggi apabila koleksi yang persis seperti
anggrek juara tersebut hanya satu atau dua tanaman saja. Bagi mereka yang telah berorientasi bisnis dan memiliki sedikit kemampuan teknik memperbanyak melalui kultur jaringan tumbuhan, ini akan menjadi komoditi yang tidak
kecil jumlahnya. Melakukan cloning diharapkan akan menadapatkan jumlah bibit anggrek dalam jumlah banyak secara singkat tanpa kehilangan sifat dan cirri dari tanaman anggrek yang dikulturkan. Jalan ini sering dipakai para
breeder yang sekaligus juga menekuni bidang bisnis anggrek potong.
Namun demikian gambaran diatas sering tidak seindah seperti yang kita lihat. Anggrek yang kita silangkan ternyata tidak seperti yang kita inginkan. Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana sifat dan ciri bunga anggrek.itu
diturunkan. Sebagai sumber sifat dan ciri yang diturunkan dalam menghasilkan anggrek silangan yang unggul, selama inai digunakan anggrek-anggrek alam yang telah mengalami pemuliaan berulang-ulang. Pemualiaan dilakukan
antar jenis bahkan antar marga sehingga dikenal dengan istilah silangan bigeneric, trigeneric, dan tetrageneric.
Untuk mengatasi kejadian menyimpangnya hasil silangan dari harapan maka kita perlu diketahui sifat-sifat dominan yang menguntungkan dan sifat-sifat resesif yang merugikan dari buga anggrek yang akan kita silangkan. Sebagai
contoh beberapa anggrek alam yang dapat digunakan sebagai sumber genetis dapat dilihat dalam table berikut :
Bagikan 0 Lainnya Blog Berikut»
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 2/14
Jika kita menyilangkan anggrek A dengan anggrek B maka jumlah dan lebar kuntum bunga hasil silangan kita engikuti rumus :
A = jumlah atau lebar kuntum bunga A
B = jumlah atau lebar kuntum bunga B
Sifat-Sifat Yang Diturunkan Pada Tanaman Anggrek
Sebetulnya pengetahuan tentang ilmu keturunan pada tanaman anggrek masih sedikit. Hal ini disebabkan oleh karena factor-afaktor keturunan pada tanaman anggrek yang sangat komplek adan kurangnya penyelidikan dalam hal
ini. Meskipun demikian masalah-masalah yang timbul pada hibridisasi tanaman anggrek ini sedikit banyak dapat dipecahkan.
Pada hibridisasi anggrek yang diutamakan ialah mendapatkan sifat-sifat seperti warana, ukuran, kemampauan, dan waktu berbunganya yang memenuhi selera konsumen. Kejadian-kejadian pada persilangan tanaman anggrek yang
menarik dapat dikemukakan seperti di bawah ini :
• Apabila Cattleya kuning dikawinkan dengan Cattleya berwarna ungu, keturunannya akan berwarna lila/ungu. Akan tetapi sailangan antara Laelia kuning dengan Cattleya ungu akan menghasilkan keturunan yang berwarna kuning.
Kejadian-kejadian ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Sifat kuning dari Cattleya adalah resesip sedangkan sifat ungu adalah dominant. Aakan tetapi sifat kuning pada Laelia adalah dominant terhadap sifat ungu dari Cattleya.
• Lebih sulit lagi yaitu mengenai diturunkannya warna putih dari Cattleya. Masalah ini telah diselidiki oleh Charles Chamberlain Hurst yang memberi dasar bagi Orchid breeders, bertujuan mendapatkan hibrida-hibrida Cattleya
berwarana putih. Banyak kejadian beberapa spesies Cattleya berwarna putih menurunkan warna putihnya, akan tetapi ada yang keturunannya tidak putih.
Dalam hal ini Hurst menerangkan adanya 2 faktor yang berpengaruh pada albinisme ini :
• Pertama : disebabkan oleh karena faktor yang menyebabkan terjadinya warna yaitu suatu enzyme yang dapat sebagai gen resesip maupun dominan.
• Kedua : disebabkan oleh karena faktor pembentuk warna yang disebut Khromogen yang dapat sebagai resesip maupun dominan.
Apabila tiap faktor ada dalam bentuk yang dominan, maka warana akan timbul. Warana putih akan tampak apabila saalah satu atau kedua factor tersebut bersifat resesip.
Hal lain lagi yaitu diturunkannya ukuran dan banyaknya bunga. Pada umumnya dikatakan bahwa keturunan dari tanaman anggrek bunganya akan berukuran rata-rata dari tanaman tetuanya. Misalanya saaja apabila tanaman
induknya memiliki diameter 12 cm dan atanaman ayah diameternya 3 cm, keturunannya berukuran 7,5 cm.
Menurut Robert J. Gillespie di Ameriaca Orchid Society Buletin Vol. 28 No. 6 June 1959 , diameter bunga dari keturunannya adalah 3 x 12 = 36 = 6 cm.
Perhitungan ini juga berlaku bagi banyaknya bunga. Tanaman yang biasanya hanya berbunga paling banyak 8 kuntum apabila disilangkan dengan tanaman yang maksimal berbunga 2 kuntum, keturunannya akan berbunga
sebanyak 8 x 2 = 16 = 4 kuntum.
Dengan adanya tanaman-tanaman yang polyploid maka timbullah banyak masalah dalam pemuliaan silangan-silangan antara triploid dan diploid menghasilkan keturunan yang diploid, akan tetapi kadang-kadang keluar yang triploid
dan tetraploid. Silangan a ntara diploid dan tetraploid menghasilkan keturunan yang triploid , kadang-kadang tetraploid. Antara tetraploid dengan tetraploid menghasilkan keturunan tetraploid pula. Keturunan tetraploid ini kerap kali
menghasilkan banyak biji yang baik kalau disemaikan.
Sebaliknya dengan tanaman triploid sebagai tanaman induk menghasilkan biji yang sangat sedikit, semainya lemah, jumlah khromosomnya sangat variable dan kerap kali timbul aneuploidi. Keturunan dari silangan ini bermacam-
macam sifat pertumbuhannya, ada yang kecil, lemah pertumbuhannya lambat, akarnya sedikita,a tetapi kadang-kadang besar kuat dan sehat.
Meskipun triploid dan tetraploid sering timbul dalam semua silangan, tetapi biasanya dihasilkan dari silangan diploid dan tetraploid dan antara tetraploid dan tetraploid.
1. Pewarisan Warna Pada Tanaman Anggrek
Sejak J Dominy mulai menyilangkan bunga anggrek pada tahun 1853, maka warna pada anggrek merupakan salah satu afaktor yang menjadi obyek penyelidiakan para penyilang. Tahun 18a62 Henri Lecoq menyatakan bahwa untuk
mendapatkan warna coklat perlu adanya tiaga warna , yaitu biru, merah dan kuning yang dikombinasikan dari kedua tetuanya. Lecoq juga menyelidiki persilangan antara anggrek berbunga putih dengan varietas yang berwarna lain ,
dan disimpulka bahwa keturunannya akan berwarna campuran dan apabila dilakukan back cross dengan salah satu tetuanya akan mendapatakan warna yang cerah lagi. Maula-mula penemuan Lecoq hanya merupakan spekulasi
saja, akan tetapi dengan diketermukannya Hukum Mendel pada tahun 1900 maka hal penurunan warna tersebut mendapatkan dasar yang ilmiah. Maka sejak tahun 1900 penurunan warna merupakan faktor genetis yang giat
diselidiki oleh para peneliti.
Di bawah ini akan sedikit diuraikan mengenai penurunan warna dari bunga anggrek yang merupakan rangsangan terhadap penelitian-penelitian yang lebih mendalam dilapangan.
a. Dasar Kimiawi Dari Warna
Warna pada tanaman anggrek disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen warna. Warna-warna ini ada tiga golongan yaitu warna putih, warana kuning dan warna biru.
Zat yang membentuk warna-warni ini adalah Anthocyanin, anthoxanthin, dan plastida-plastida yang berpigmen. Anthocyanin merupakan ikatan kimia organik yang berpengaruh untuk warna-warna merah, merah tua, dan biru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut antara lain :
a. Faktor luar, yang paling penting artinya ialah pH adari cairan sel yang melarutkan anthocyanin. Kalau persentase asamnya tinggi atau pHnya kecil, maka tampak warna merah, kalau pHnaya naik (basa) maka warna bunga akan
menjadi biru.
b. Kopigmentasi
Secara kimiawi anthoxanthin mempunyai hubungan yang dekat dengan anthocyanin, tetapi kedua zat tersebut memberikan warna yang berbeda. Anthoxanthin memberikan warna kuning pucat sampai kuning tua. Anthicyanin dan
anthoxanthin kedua-duanya larut dalam cairan sel, sehingga kedua warna ini dapat bercampur seperti cat warna saja.
Tetapi ada peristiwa yang alain yang belum begitu diketahui yaitu peristiwa kopigmentasi. Anthoxanthin tertentu yang biasanya memberikan warna kuning gading, apabila bersama-sama dalam larutan ayang sama deangan
anthocyantin menghasilkan warna yang berbesa dengan harapan orang.
Kerapkali menghasilkan warna yang lebih biru daripada yang diharapkan. Menurut Crane dan Lawerence awarana biru, merah kebiruan, dan magenta kebiruan disebabkan oleh karena Ko pigmentasi sebagian.
b. Pigmen Dalam Plastida
Pada Orchidaceae juga dijumpai pigmen-pigmen didalam plastid terutama pada Spesies Cypripedinae, akan tetapi dalam familia ini tidak begitu penting apabila dibandingakan dengan pigmen-pigmen yang larut dalam cairan sel,
karena pigmen plastiada ini berbentuk butir-butir, karena tidak dapat bercampur dengan pigmen-pigmen yang larut seperti pada anthocyanin dan anthoxanthin. Kalau anthocyanin dan anthoxanthin tidak ada maka warna yang
nampak dari pigmen plastida, tetapi kalau kedua warna tersebut ada pigmen plastida hanya sebagai latar belakang. Pigmen plastiada ini tidak terpengaruh pH dan terjadinya sangat berbeda dengan pigmen-pigmen yang larut.
c. Pewarisan Pada Cattleya
Dimuaka telah disinggung tentang albinisme pada Cattleya yang dicanangkan oleh Hurst, peristiwa tersebut secara ilmu keturunan dapat diterangkan sebagai berikut :
Kalau adanya chromogen diberi tanda C dan adanya enzyme diberi tanda R maka adapat ditulis :
Seperti telah dikatakan dimuka, seperti makluk hidup yang terjadi kareana perkawinan adalah diploid (2n), jadi mengandung dua set faktor-faktor keturunan atau gen-gen, satu set berasal dari tanaman induk dan satu set yang lain
berasal dari ayah. Demikian pula dengan faktor R (ada enzym). Individu yang berasal dari tetua yang keduanya mempunyai faktor R ditanadai dengan symbol RR.
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 3/14
Tetapi apabila salah satu tetua tidak mempunyai faktor-faktor tersebut simbolnya ialah Cc, kalau kedua tetua tidak mempunyai factor chromogen maka ditandai dengan cc. Demikian pula dengan faktor R, kemungkinannya dapat Rr
dan rr, apabila tidak mempunyai faktor enzym dari kedua tetuanya.
Menurut Hurst agar bunga itu berwarna maka kedua faktor C dan R harus ada di dalam tanaman. Jadi tanaman diploid yang mempunyai kedua faktor tersebut simbolnya adalah CCRR aatau CcRr
bunganya berwarna. Warna putih timbul apabila salah satu aatau kedua faktor tersebut di atas tidak ada. Jadi simbolnya seperti : RRcc atau rrCC atau rrcc. Kedua simbol pertama memberikan warna putih yang heterozygot dan
yang terakhir putih homozygot. Tetapi penyerbukan sendiri dari RRcc atau rrCC selalu akan menghasilakan bunga yang putih, tetapi silangan antara RRcc dengan rrCC yang putih akan menghasilkan bunga yang berwarna karena
keturunannya akan mempunyai simbol RrCc.
Jadi kedua factor R dan C ada bersama-sama di dalam satu tanaman.
Contoh : Cattleya putih adalah Cattleya mossiaovar, wageneri (RR cc) dan Cattleya Warscewiczii ‘Firmin Lameau’ (rr CC) dan apabila keduanya disilangkan akan menghasilkan C X E nid (Cc Rr).
Dan apabila C X E nid ini diserbukan sendiri hasilnya akan sebagai berikut :
Cattleya X E nid ayang bersimbol Cc Rr ini akan menghasilkan pollen yang bersimbol CR, Cr, cR, dan cr , semikaian pula dengan sel telurnya.
Untuk melihat silangan-silangan yang terjadi dapat dibuat skema seperti di bawah ini :
Hasilnya adalah 9 berwarna dan 7 putih artinya 56 % berwarna ungu dan 44 % berwarna putih. Kalau ditinjau yang berwarna putih mereka mempunyai symbol yang bermacam-macam, yaitu :
CC rr, Cc rr, cc RR, cc Rr, cr Cr, cc rR, dan cc rr. Dipandang dari sudut ilmu pemuliaan yang paling pasti untuk menghasilkan keturunan berbunga putih ialah cc rr. Tanaman ini adalah resesif ganda yang akan menghasilkan
keturunan berbunga putih kalau disilangakan dengan C. mossiau var. wageneri (RR cc) atau Cattleya warscewiczii ‘Firmini lambeau’ (rr CC).
d. Pewarisan Warna Putih Berbibir Merah
Bagaimana pewarnaan pada Cattleya putih yang berbibir merah. Khas pada Cattleya bahwa warna bibirnya diwariskan terpisah dari warna bagian yang lain dan diatur oleh suatu gen-gen yang tersendiri. Cattleya putih dengan bibir
merah apabila disilangkan dengan warna putih murni keturunannya adalah putih dengan bibir merah. Dalam kenyataannya warna dari bibir ini tidak mempengaruhi warna putih dari sepal dan petal.
e. Pewarisan Dari Anthocyanin
Kalau faktor dominan C (chromogen) dan faktor dominan R (adanya enzym) terdapat bersama-sama dalam tanaman, maka anthocyanin akan berwarna merah atau biru. Anthocyanin tersebut kemungkinan akan membentuk warna-
warna dengan konstitusi sebagai berikut : CC RR; CC Rr; Cc RR; dan Cc Rr. Dalam hal ini CC RR Cattleya Schroaederae (CC RR) dengan Cattleya intermedia yang juga mempunyai konstitusi CC RR menghasilkan Cattleya
thayerianan (CC RR) yang warna sama dengan keturunan dari silangan Cattleya Schroaederae var. alba (cc RR) dengan Cattleya intermedia var. alba (CC rr). Persilangan ini juga menghasilkan Cattleya thayeriana, tetapi konstitusi
gennya Cc Rr.
f. Pewarisan Warna Anthoxanthin
Anthoxanthin dapat menyebabkan bermacam-macam warna, yaitu dari kuning pucat sampai kuning tua. Kebanyakan jenis anggrek Cattleya yang akan diturunkan kuningnya dari Cattleya dowiana terutama var, aurea. Persilangan
dengan yang berwarna dan putih warna kuning dari dowiana ini resesip, warna kuning tidak Nampak pada F1 . Dalam F2 nya keluarlah warna kuning, cream, dan putih.
Storey berpendapat bahwa bahwa penurunan warna kuning kemungkinan tidak disebabkan oleh gen tunggal, akan tetapi oleh gen rangkap yang ditandai dengan simbol y1y1 dan y2y2. Faktor dominan Y1 dan Y2 tidak berwarna
(kuning). Faktor-faktor kuning ini ternyata tidak dipengaruhi oleh C dan R, yang dalam Cattleya dowiana merupakan gen yang resesip, sehingga konstitusi gen Cattleya dowiana adalah : y1y1 y2y2 cc rr.
Apabila Cattleya dowiana disilangkan dengan Cattleya trianaei”Alba”, di sini ditandai Y1Y1 Y2Y2 cc RR, maka akan menghasilkan C x Maggic Raphael “Alba” yang konstitusi gennya Y1Y1 Y2y2 cc Rr. Tanaman ini bunganya putih
oleh karena tidak mengandung faktor C1 dan Y1 dan Y2 mendominasi y1 dan y2. Aapabila Cattleya magic Raphael ‘Alba’ disilangkan kembali (back cross) dengan Cattleya dowiana aakan menghasilkan perbandingan : 1 berwarna
kuning, 2 cream, dan 1 putih.
Persilangan antara Cattleya berwarna kuning dan berwarna ungu adalah rumit. Cattleya dowiana X Cattleya warscewiezii menghasilkan Cattleya C. X Hardyana yang berwarna ungu yang konstitusinya Y1y1 Y2y2
Penyerbukan sendiri Cattleya dowiana X Cattleya mendelii terjadilah regenerasi, menghasilkan warna putih, cream, kuning muda, lavender, rose, dan rose magenta.
g. Pewarisan Warna Kuning Dan Jingga Dalam Persilangan Antar Genus
Laelia disilangkan dengan Cattleya akarena warnanya yang tidak biasa keluar pada keturunannya Cattleya cinnabarina yang berwarana merah jingga yang cerah dapat menghasilkan Laeliocattleya yang warnanya sama denagan
induknya Laelia tenegrosa yang coklat/merah/kekuningan dengan bibir yang berwarna lebih tua apabila disilangkan dengan Cattleya menghasilkan bunga berwarna brons dengan bibir yang ungu tua. Warna brons bervariasi dari brons
kekuningan dan brons keunguan. Laelia purpurata paling banyak dipakai dalam persilangan denagan Cattleya, sebagian oleh karena ukuran bunganya besar dan hibridanya yang dihasilkkan sudah cukup besar. Hibrida yang
menggunakan Laelia bunga kecil harus disilangkan kembali dengan Cattleya untuk membesarkan bunganya.
Dalam persilangan antara kuning/ungu, Laelia kuning dominan terhadap ungu dari Cattleya. Sialangan ini mempunyai nilai yang besar ialah adanya kemungkinan menghasilkan “tanaman induk”
dominan ganda. Tanaman induk demikian ini juga homozygot ganda dalam ukuran besarnya, artinya tanaman ini adalah Laelia Cattleya kuning dengan ukuran yang besar.
Diumpamakan dipilih Laelia flava yang berwarna kuning seluruhnya disilangkan denagan Cattleya. Disini bersangkutan dengan dua sifat, yaitu ukuran dan warna.
Skema di bawah ini ditunjukkan silangan pertama antara keduanya yang menghasilkan F1 LS Yp.
Tanaman ini ukurannya tengahan antara kedua tetuanya dan semua berwarna kuning meskipun kuningnya tidak begitu cerah dan murni seperti apabila dalam keadaan dosis ganda.
Tanaman yang diinginkan adalah yang homozygot baik untuk ukuran besar maupun warna kuningnya. Jadi LL YY. Cara untuk mendapatkan ini ialah dengan penyerbukan antara F1 tersebut.
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 4/14
Untuk mudahnya kita buat bagan sebagai berikut :
Keterangan : Keturunan F2 dalam apabila F1 diserbuk sendiri
Dari persilangan ini timbullah LL YY yang homozygot baik besarnya maupun warna kuningnya yang sangat berharga sekali bagi pemuliaan. Tanaman ini apabila diserbuk sendiri akan menghasilkan semua keturunan yang besar
dengan w arna kuning yang dominan dan bunga-bunga yang juga banyak yang cukup baik.
h. Pewarisan Pada Dendrobium
Diturunkan warana bunga pada genus Dendrobium masih agak kabur karena masih sedikit penelitian dilakukan dan kebanyakan varietas adalah polyploid yang akan lebih menyulitkan dalam penelitian ini. Hurst menyatakan bahwa
warna ungu dan putih berkelakuan menurut hokum Mendel, tetapi bukti-bukti belum cukup banyak untuk mengukuhkan hipotesis ini. Dalam Orchid Review dinyatakan bahwa Dendrobium nobile ‘Virginale’ yang putih murni apabila
diserbuk sendiri keturunannya putih semua. Perkawinan antara Dendrobium nobile ‘Virginale’ dengan Dendrobium findleyanum ‘Album’ juga albino, menghasilkan keturunan albino semua. Tetapi dipihak lain, albino dari Dendrobium
wardianum var. album apabila disilangkan dengan Dendrobium nobile ‘Album’ keturunannya adalah berwarna. Pada beberapa hibrida semua warna kuning kelihatannya dominan terhadap warna ungu seperti pada silangan
Dendrobium nobile (ungu) X Dendrobium signatum (kuning muda) yang menghasilkan Dendrobium X Wiganiae, yang berwarna kuning kotor; Dendrobium Aureum (kuning) X Dendrobium nobile (ungu) menghasilkan D X Ainsworthii
yang biasanya bunganya kuning dan kadang-kadang putih.
Ayuab Permana menyatakan bahwa jika Dendrobium putih bila disilangkan dengan yang berwarna hijau atau kuning 99 % akan berwarana putih. Pengalaman dari PAI Yogyakarta dalam membungakan silangan Dendrobium
phalaenopsis putih dengan silangan (Dendrobium Morgenster X Dendrobium Aliec Sapalding) yang berwarna kuning, keturunannya kebanyakan merah muda.
i. Pewarisan Pada Phalaenopsis
Dalam menyilangkan Phalaenopsis Ayub S. P. menyatakan bahwa Phalaenopsis berwarna kuning apabila disilang dengan yang berwarna ungu dapat menghasilkan warna kuning tua sekali dan sebagian akan keluar yang berwarna
jingga dan ungu muda.
Bunga yang mempunyai pola bergaris dapat dihasilkan dari Phalaenopsis equestris , lindenii, javanica, dan funbriata. Warna kuning akan dihasilkan dengan menggunakan Phalaenopsis fasciata, fuscata mannii, amboinensis
“Sulawesi” , javanica “kuning”, boxalii, lueddemanniana “apallens” dan sumatrana “kuning”. Kemungkinan besar Phalaenopsis hurstleri, plisantha, cornucervi, dan variedes juga akan menghasilkan warna kuning.
2. Persilangan Antar Genus
a. Silangan antar genus Brassavola dan Cattleya
Brassavola Digbiyana disilangkan dengan Cattleya karena bibirnya yang “suwar-suwir”. Dalam silangan pertama dengan Cattleya keturunannya semua adalah tengahan antara kedua tetuanya. Petal dan sepal agak kurang kalau
dibandingkan dengan ukuran Cattleya yang ideal karena pengaruh Brassavola Digbiyana dengan sepal dan petalnya sempit, akan tetapi bibirnya mempunyai kekhususan dari Brassavola digleyana baik ukuran maupun tepinya yang
berumbai “suwar-suwir”. Warna dari silangan yang pertama ini agak kehijauan menambah kecantikannya. Keturunan yang bagus ialah hybrid yang kedua dari Brasso ini. Disini terjadi segregasi dari gen-gen yang mengakibatkan
munculnya sifat-sifat bibirnya, ada Brasso Cattleya dengan bibir Cattleya dan ada juga yang berbibir Brassavola. Ukuran dari sepal dan petalnya lebih baik dari pada silangan pertamanya.
b. Silangan Trigeneris
Brasso-Cattleya disilangkan dengan Laelio-Cattleya menghasilkan hibrida lain yang mengagumkan Brassolaeliocattleya yang trigeneris. Laelio Cattleya yang sudah cukup bagus dengan bibir yang tambah lebar dengan tepi yang
“suwar-suwir”. Untuk membuat Brassolaelio-cattleya sebaiknya dimulai dari spesies yaitu Brassavola dibiyana X Cattleya adan Laelia X Cattleya. F1 dari masing-masing hybrid ini kemudian disilangkan, hasilnya akan sangat
bervariasi. Separo akan berbibir Brasso dan kira-kira dari yang separo ini ¾ nya bunganya besar atau tengahan dan sisanya berbunga kecil. Separo yang lain bibirnya datar dan ¾ dari padanya berukuran besar adan tengahan.
c. Pewarisan Warna Bunga Dalam Silangan Sophronitis
Sophronitis grandiflora adalah sangat penting dalam sumbangannya aakan warana merah dari banyak hibrida-hibrida baru antara lain : Sophro-cattleya, Sophrolaelia, Sophrolaelio-cattleya. Silangan pertama antara Sophronitis
grandiflora dengan Cattleya menghasilkan bunga yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dan lebih jelek bentuknya daripada Laelia. Aakan tetapi bila disilangkan lagi dengan Cattleya atau Laelio-cattleya, maka terjadilah bunga yang
besar dengan bermacam-macam warna antara merah jambu tua dan merah ungu. Gen warna merah dalam Sophonitis adalah dominan, dan apabila gen-gen dominan dari tanaman tetua berkumpul, akan menghasilkan warna merah
yang bagus sekali. Apabila bersama-sama dengan gen ungu maka warna merah akan bercampur dengan ungu. Apabila warna merah campuran ini disilangkan dengan warna cerah dari Laelio-cattleya, maka warna merah yang
dihasilkan akan lebih intensif. Hal ini mungkin yang menyebabkan mengapa Sophrolaelio-cattleya lebih disukai daripada Sophro cattleya. Warna-warna yang bercampur dari tiap silangannya menghasilkan macam-macam warna
yang indah.
Karena kebanyakan Cattleya berwarana ungu, tambahan sedikit warna merah aakan menambah variasi. Warna merah murni dapat diperoleh dengan beberapa cara. Yang paling mudah yaitu dengan penyerbukan sendiri dari Sophro
cattleya generasi pertama.
Kemungkinan keluarnya bunga yang besar dan berwarna merah homozygot adalah 1 : 16. Jadi hanya 6 % pada F2. Pottinara adalah nama yang diberikan pada silangan quadric-generic, yaitu Brasso Sophrolaelio-cattleya.
Kombinasi dari sifat-sifat ayang terpilih dari 4 genus ini diharapkan akan menghasilkan bunga yang sangat istimewa. Tetapi keturunan yang menerima semua sifat-sifat yang baik hanya sebagian kecil
homozygot untuk semua sifat yang baik ini kemungkinannya lebih kecil lagi. Suatu program pemualiaan diperlukan untuk mencapai hal ini.
Tata Cara Penyilangan
Cara menyilangkan angrek pada prinsipnya adalah memasukkan pollen anggrek yang satu (disebut sebagai indukan anggrek jantan) ke lubang stigma bunga anggrek yang lain (sebagai indukan anggrek betina). Cara menyilangkan
pada kebanyakan anggrek adalah sebagai berikut :
1. Dengan ujung tusuk gigi atau jarum yang bersih, kita buka operculum yang menutupi ujung dari gynostemium.
2. Diambil pollen yang terdapat di bagian bawah operculum dengan ujung jarum.
3. Masukkan pollen ke dalam lubang stigma hingga pollen benar-benar melekat pada dinding sebelah dalam lubang stigma.
4. Bunga yang sudah dikawinkan diberi label yang berisi nama jenis anggrek induk betina dan nama jenis anggrek induk jantan yang ditulis secara berurutan dan kapan anggrek itu dikawinkan.
5. Tutup bunga yang suadah dikawinkan dengan plastic bening untuk menghindari terjadinya penyerbukan alami oleh hewan-hewan penyerbuk.
6. Tiga hingga tujuh hari setelah bunga dikawinkan akan menunjukkan kelayuan pada daun-daun mahkotanya tetapi tangkai kuntum bunga masih hijau segar. Dan dua minggu kemudian bakal buah akan Nampak menggelembung
berwarna hijau segar, ini adalah tanda-tanda penyilangan berhasil.
7. Ada beberapa penyilang yang memotong semua haun mahkota yang layu dari anggrek yang disilangkan untuk menghindari adanya infeksi jamur dan bakteri.
8. Dalam satu tandan bunga diharapakan hanya disilangkan 2 atau 3 kuntum saja untuk memperoleh hasil buah yang sehat dan besar.
Seperti kita ketahui bersama bahwa anggrek itu ada jenis anggrek yang berpollinia dan jenis anggrek yang berpollinaria dengan lempeng rekat, maka dalam menyilangkan juga berbeda. Perbedaan pokok terletak pada bagaimana
mengambil pollinia dari ujung gynostemium dan memasukkannya ke lubang stigma. Anggrek yang berpollinia, pollen diambil dengan mengolesi dulu ujung jarum (tusuk gigi) dengan cairan yang terdapat pada lubang stigma
kemudian ujung jarum ditempelkan pada pollen hingga pollen benar-benar melekat erat. Sedangkan pada jenis anggrek yang berpollinaria, pollen diambil dengan menempelkan ujung jarum kebagian lempeng rekat yang terdapat pada
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 5/14
bagian atas lubang stigma (lihat gambar) :
Cara mengambil pollen pada jenis anggrek berpollinia tanpa lempeng rekat (A) dan menagambil pollen pada anggrek berpolliniaria (B).
Contoh pollen anggrek dari jenis anggrek berpollinia (diambil dari Cattleya sp)
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 6/14
Contoh pollen anggrek dari jenis anggrek berpollinaria (diambil dari Phalaenopsis sp)
Syarat pemilihan induk betina yang akan disilangakan antara lain : tanaman sehat dan berperawakan kekar, tandan bunga dipilih yang paling panjang, umur kuntum bunga antara 5-10 hari setelah mekar, dipilih bunga yang terletak di
tengah-tengah tandan, saat akan disilangkan bunga tidak disiram, saat penyilangan agar lebih berhasil saat bunga memunculkan bau paling menyolok. Sedangkan syarat pemilihan induk jantan yang akan disilangkan antara lain :
pollen berasal dari kuntum yang paling sehat dan bagus, pollen diambil dari bunga yang telah berumur 4 hari mekar sehingga bunga tersebut rontok (asal pollen masih di dalam operculum).
Suatu Pemikiran Meningkatkan Efisiensi Penyilangan
Perlu diketahui bersama bahwa proses pembuahan tanaman bunga anggrek dapat terjadi bila sel telur pada satu bakal biji dibuahi oleh satu sperma yang berasal dari satu sel pollen. Mengacu pada teori tersebut dan melihat bahwa
dalam satu buah anggrek terdapat jutaan biji maka di dalam satu buah anggrek juga terjadi proses pembuahan berjuta-juta kali. Dari pemahaman tersebut dapat dipikirkan suatu cara meningkatkan efisiensi penyilangan yaitu
menyerbuki satu bunga dengan beberapa pollen dari banyak jenis intuk jantan. Sehingga dalam satu buah akan terbentuk biji-biji anggrek silangan dari beberapa pasangan induk silangan, dengan demikian sekali kita menabur biji
anggrek akan didapatkan beberapa silangan baru dalam satu botol.
Sayarat penyerbukan yang harus diperhitungkan antara lain komposisi pollen yang diserbukkan dari banyak indukkan jantan diharapkan seimbang. Seleksi sifat dan ciri indukkan-indukkan jantan harus benar-benar menunjukkan
perbedaan sifat dan cirri hasil silangan yang nyata serta mudah dikontrol hasil silangannya.
Perlu pula daipahami adanya incompatibilitas dari indukan jantan dan betina yang akan diserbukkan. Satu pasang silangan bersifat incompatible akan menyebabkan kegagalan pembentukan buah. Incompatibel dapat terjadi jika ada
perbedaan tipe pollen dari anggrek yang disilangkan. Anggrek berpollinia bersifat incompatible dari anggrek berpollinaria. Jadi anggrek berpollinia harus disilangkan dengan yang berpollinia pula demikian juga sebaliknya anggrek
berpollinaria harus disilangkan dengan yang berpollinaria.
Selain itu juga incompatibilitas dapat juga disebabkan oleh karena faktor enzyme dan hormone tumbuhan setelah mengalami penyerbukkan juga berbeda-beda antar pasangan induk silangan. Sifat dan ciri yang terlalu jauh antara
dua induk yang akan disilangkan juga sering menyebabkan gagalnya pembuahan. Seperti anggrek simpodial dengan anggrek monopodial atau anggrek epifit dengan anggrek terrestrik
disilangkan.
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 7/14
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 8/14
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 9/14
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 10/14
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 11/14
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 12/14
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI di 15.57
Sumber :
Ign. Y. Kristio Budiasmoro, 1996, Menyilangkan Bunga Anggrek, Materi Kursus Budiadaya Anggrek, Lembaga Penelitian Universitas dan Fakualatas Biologi Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Sutjipto Dirjopranoto, 1994, Buku Kenang-Kenangan Pameran Anggrek 1994, Perhimpunan Anggrek Indonesia Cabang Yogyakarta dan Perkumpulan Pecinta Tanaman, Yogyakarta.
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan
Pratinjau
2 komentar:
kopedjelly 14 Oktober 2013 01.48
mas agung, saya pengen belajar kultur, kira2 tempat kursusnya ada ga ya
Balas
Ludiro Mei Puspo Dwi Kurniawan 3 Maret 2014 20.21
Iya adakah kursus kultur jaringan? Kalau ada saya juga mau mas... :)
Balas
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 13/14
TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK Pendahuluan. Menyilangkan bunga anggrek yang dimaksud disini adalah mengawinkan bunga anggrek yang dengan sen...
PERBANYAKAN BIBIT PISANG DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN TUMBUHAN
A. PENGERTIAN Kultur jaringan tanaman adalah teknik budidaya sel, jaringan, dan organ tanaman dalam suatu lingkungan yang terkendali da...
MENGELUARKAN BIBIT ANGGREK BOTOLAN DAN MENANAM DALAM COMPOT
MENGELUARKAN BIBIT ANGGREK BOTOLAN DAN MENANAM DALAM KOMPOT Bibit anggrek botolan biasanya adalah hasil hibridisasi dari induk-induk anggr...
AUTOCLAVE ALAT UNTUK STERILISASI ALAT DAN MEDIUM DALAM KULTUR JARINGAN TUMBUHAN
AUTOCLAVE ALAT UNTUK STERILISASI ALAT DAN MEDIUM DALAM KULTUR JARINGAN TUMBUHAN Sterilisasi adalah setiap proses baik fisika, kimia dan me...
CARA MEMBUAT MEDIA AGAR UNTUK MENABUR BIJI ANGGREK
Oleh : Rina Srilestari Rahayu Sulistianingsih Ari Wijayani PERALATAN LABORATORIUM GLASS WEAR DISECTING SET TIMBANGAN ANALITI...
LABORATORIUM KULTUR JARINGAN CV. AGRI BIO TECH JOGJAKARTA
LABORATORIUM KULTUR JARINGAN CV. AGRI BIO TECH JOGJAKARTA Disunting oleh : Agung Surono, S.Si. PROFIL PERUSAHAAN : CV. Agri Bio Tech ad...
MENGENAL KEANEKARAGAMAN BUNGA ANGGREK
MENGENAL KEANEKARAGAMAN BUNGA ANGGREK Oleh : Agung Surono, S.Si Foto : Sulistiyono Selama berabad-abad, bunga anggrek yang beraneka ragam...
LAPORAN MAGANG MAHASISWA UNIVERSITAS ATMAJATA YOGYAKARTA DI CV AGRI BIO TECH
LAPORAN MAGANG MAHASISWA UNIVERSITAS ATMAJATA YOGYAKARTA DI CV AGRI BIO TECH PROPOSAL KERJA PRAKTIK CV. Agri Bio Tech Yogyakart...
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ANGREK
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ANGREK Timbulnya hama dan penyakit pada anggrek disebabkan oleh banyak factor. Antara lain disebabkan o...
MULTIPLIKASI TUNAS PISANG AMBON SECARA IN VITRO DENGAN MENGGUNAKAN MEDIUM MURASHIGE DAN SKOOG DENGAN PENAMBAHAN HORMON BENZYLAMINOPURIN DAN KINETIN
Oleh : Agung Surono ; Achmad Himawan CV. AGRI BIO TECH Jl Jambon No 605, Gang Batan Jatimulyo , Kricak , Tegalrejo , Yo...
Entri Populer
Beranda
Laman
TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI
Saya adalah penggemar penelitian khususnya mengenai kultur jaringan tumbuhan dan anggrek dan saya pernah menjadi Litbang Kelompok Study Anggrek di Fakultas Biologi UGM. Dan saat ini masih juga aktif sebagai penilai pada acara
Diklat Pemantapan anggota BIOSC (Biology's Orchid Study Club). Dan juga pernah menjadi anggota Persatuan Anggrek Indonesia. Pernah juga pernah menyusun laboratorium kultur jaringan tumbuhan yaitu Laboratorium Kultur Jaringan
Tumbuhan milik Fakultas Farmasi Sanatha Darma Yoyakarta dan menjadi koordinator dalam praktikum kultur jaringan tumbuhan dan menyusun buku pegangan praktikum kultur jaringan tumbuhan di Fakultas Farmasi Universitas Islam
Indonesia. Saat ini selain sebagai tenaga pemasaran di CV. Agri Bio Tech juga memegang sebagai teknisi di Laboratorium Kultur Jaringan di CV. Agri Bio Tech. Serta pernah mengajar praktikum dan mata kuliah kultur jaringan Tumbuhan di Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Melalui blog ini saya ingin menyebarluaskan pengetahuan tentang dunia anggrek dan kultur jaringan tumbuhan agar bisa lebih dikenal luas oleh masyarakat banyak.
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya
MULTIPLIKASI PISANG BARANGAN
12/4/2014 TISSUE CULTURE AND ORCHIDOLOGI: TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
http://tissuecultureandorchidologi.blogspot.com/2011/03/teknik-hibridisasi-anggrek.html 14/14
Pisang Barangan hasil kultur yang telah memasuki fase multiplikasi di media MS + BAP 8 ppm
Share this on Facebook
Tweet this
View stats
(NEW) Appointment gadget >>
Share it
Join this sitew ith Google Friend Connect
Members (52)
Already a member? Sign in
Pengikut
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.
► 2014 (1)
► 2012 (16)
▼ 2011 (10)
► Oktober (1)
► September (3)
► Juni (2)
► April (2)
▼ Maret (2)
VARIASI YANG TERJADI PADA PERBANYAKAN TANAMAN ANGG...
TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK
► 2010 (30)
► 2009 (5)
Arsip Blog
Recommended