Kewajiban Dakwah

Preview:

Citation preview

Kewajiban Dakwah

(BAGIAN I)

ISLAM Agama terbaik yang diturunkan oleh

Allah SWT, pencipta alam semesta dan seisinya.

Aqidahnya mampu memuaskan akal dan menentramkan hati.

Syariatnya mengatur seluruh aspek kehidupan mampu mewujudkan KEADILAN & KESEJAHTERAAN bagi umat manusia

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (TQS. Al-Maidah: 3).

“Kalian adalah UMAT TERBAIK yang diturunkan di kalangan manusia; kalian menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan kalian beriman kepada Allâh.” (QS. Ali-Imran ayat 110)

Dengan meyakini Islam, seharusnya kaum Muslimin menjadi

UMAT YANG TERBAIK

Namun …. Bagaimana kondisi kaum muslimin saat ini?

Saat ini, umat Islam sudah kehilangan izzah (kehormatan)-

nya

Kaum muslimin memiliki setumpuk masalah yang nyaris

menghilangkan identitas keislaman mereka.

“Telah dekat masanya orang-orang dari segala penjuru akan memperebutkan kamu sekalian sebagaimana mereka memperebutkan makanan di atas piring. Kami bertanya: ”Wahai Rasulullâh, apakah pada saat itu kelompok kami (orang Islam) hanya sedikit?’.Beliau menjawab: “Kalian di kala itu banyak, akan tetapi keberadaan kalian pada saat itu seperti buih air bah. Dicabut rasa takut kepadamu dari hati musuhmu, sedangkan dihatimu terdapat penyakit wahn.” Sahabat bertanya : “Apakah wahn itu, wahai Rasulullâh?” Beliau menjawab: “Yaitu cinta hidup (dunia) dan takut mati.” (THR Ahmad dari Tsaubah).

Mengapa ini bisa terjadi?

“Kalian adalah UMAT TERBAIK yang diturunkan di kalangan manusia; kalian menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan kalian beriman kepada Allâh.” (QS. Ali-Imran ayat 110)

Perhatikan kembali ayat berikut:

Predikat khoiru ummah (umat terbaik) akan bisa diraih manakala kaum muslimin menegakkan aktivitas dakwah (amar ma’ruf dan nahyi munkar).

Apabila aktivitas ini ditinggalkan, berarti umat telah melepaskan predikatnya sebagai khoiru ummah.

Pengertian Dakwah

Secara bahasa: Dakwah seruan.Secara istilah: Dakwah Seruan kepada orang lain agar melakukan perbuatan ma’ruf dan meninggalkan perbuatan munkar.

Serulah manusia ke jalan Rab-mu (Allâh) dengan jalan hikmah (hujjah yang benar dan kuat) dan

pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan baik”. (TQS. an-Nahl: 125).

“Dan siapakah yang lebih baik perkatannya daripada orang yang menyeru kepada Allâh, mengerjakan yang amal sholeh dan berkata

sesungguhnya aku ini termasuk orang-orang muslim”. (TQS. al-Fushilat: 33).

“(Dan) Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang

lainnya. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan

mereka taat kepada Allâh dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allâh dan sesungguhnya Alah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana”. (TQS. at-Taubah: 71).

“Dan jagalah dirimu dari bencana yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antaramu. Dan ketahuilah sesungguhnya siksa Allâh itu sangat keras”. (TQS al-Anfaal 25).

“Sesungguhnya manusia, bila melihat kemunkaran sedangkan mereka tidak

berupaya mencegahnya. Maka tunggulah saatnya Allâh akan menurunkan adzab-

Nya secara menyeluruh.“ (THR Abu Dawud).

Jadi, apa hukum melakukan aktivitas

dakwah?

Makna yang ditunjukkan oleh dalil-dalil di atas sudah pasti (qath'i), yaitu terdapat seruan berdakwah, ada pujian bagi yang melakukannya dan ada ancaman azab bagi yang meninggalkannya.

Artinya, HUKUM BERDAKWAH adalah WAJIB.

Islam menggambarkan umatnya seperti sebuah tubuh atau bangunan di mana komponen-komponen di dalamnya saling mempengaruhi.

“Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan.”

(HR. Al Bukhari dan Muslim).

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam.” (HR. Muslim)

RUANG LINGKUP DAKWAH

1.Mengajak orang kafir untuk memeluk Islam.

2.Menyeru orang Islam agar mengamalkan Islam secara kaffah (menyeluruh).

3.Mencegah terjadinya segala bentuk KEMUNGKARAN, baik yang dilakukan oleh individu, masyarakat maupun negara.

Dari Sahl bin Sa’d ra. , suatu ketika dalam peperangan Khaibar Rasulullah SAW bersabda: “…serulah mereka untuk masuk Islam dan kabarkan kepada mereka hak Allah yang wajib mereka tunaikan. Demi Allah, apabila Allah menunjuki seorang saja melalui dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada kamu memiliki onta-onta merah .” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/31])

إن الله يسأل العبد يوم القيامة حتى يقول له : ما منعك إذا

رأيت المنكر فلم تغيره؟ فيقول : خشيت الناس، فيقول الله

. تعالى : ( أنا أحق أن تخشاني )“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada

hambaNya dihari kiamat sehingga Dia berfirman: Apa yang

menghalangikamu apabila melihat kemungkaran namun kamu

tidakmencegahnya? Maka dia pun menjawab: Aku takut

padamanusia. Maka Allah berfirman: Aku lebih berhak

untukengkau takuti.” (HR Imam Ahmad)

Siapa saja yang harus kita dakwahi?

OBJEK DAKWAHSeluruh umat manusia:Muslim & Non-muslimIndividuMasyarakatPenguasa (Negara)

CONTOH KASUS: PERZINAAN

Aktivitas zina adalah sebuah kemungkaran. Bagaimana cara mencegahnya?

1.Secara individu, kita bisa menyampaikan kepada anak & keluarga tentang aturan pergaulan pria & wanita menurut Islam.

2.Begitu pula kepada masyarakat, namun tentu akan lebih sulit.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, upaya mencegah terjadinya perzinaan saat ini jauh lebih sulit, karena kita berada di dalam sistem kehidupan yang tidak islami.

SISTEM PENDIDIKAN•Kurikulum hanya memuat sedikit tsaqafah Islam•Siswa bebas bergaul, tidak ada pemisahan antara laki-laki & perempuan•Media elektronik & dunia maya mendorong remaja untuk bergaul bebas•Perhatian & pendidikan dari orangtua kurang, terutama dalam masalah pergaulan dengan lawan jenis.

SISTEM EKONOMI•Terjadi kesenjangan yang luar biasa antara si kaya dan si miskin•Akibatnya, para perempuan dari keluarga miskin terpaksa bekerja.

jadi TKW korban perkosaan jadi wanita karier rawan perselingkuhan jadi PSK ??? dibolehkan sistem kapitalisme

SISTEM HUKUM Pelaku zina tidak dihukumi,

dengan dalih HAM dan kebebasan individu.

Hukuman (yang ringan) baru diberikan jika ada tuntutan/ pengaduan.

Negara KAPITALISME: Pelaku kemungkaran

terbesar

Bersambung…

Kewajiban Dakwah(BAGIAN II)

“Hendaklah ada segolongan umat di antara kamu yang menyeru kepada al-khoir, menyuruh kepada

yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka adalah orang-orang yang

beruntung”. (TQS. Ali-Imran: 104).

AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

AMAR MA’RUFArtinya:Perintah/ dorongan untuk menjalankan perkara-perkara yang ma’ruf (kebaikan), yang DITUNTUT (wajib) atau DIDORONG (sunnah) oleh aqidah & syariah Islam

NAHI MUNKARArtinya: Perintah untuk menjauhi perkara-perkara (keyakinan, ucapan dan perbuatan) munkar (keburukan), yang diingkari oleh aqidah & syariah Islam

“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah seperti kaum yang menumpang kapal. Sebagian mereka berada di bagian atas dan yang lainnya berada di bawah. Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Lalu mereka berkata : “Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang-orang yang berada di atas kami”. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak menghendaki), maka binasalah seluruhnya. Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan, maka akan selamatlah semuanya“ (THR. Bukhari).

“Kalian harus mengajak mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemunkaran. Bila tidak demikian, tentu Allâh akan menjadikan orang-orang jahat di antaramu menguasai kalian. (Dan) Apabila ada orang baik di antaramu berdoa (untuk keselamatan) maka doa mereka tidak akan dikabulkan.” (THR. Al-Bazzar dan Thabrani).

Taghyir al-munkar (mengubah kemungkaran) DIWAJIBKAN atas setiap muslim.

Dari Abu Said Al-Khudri r.a berkata: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:

ا فليغيره بيده، فإن لم من رأى منكر{يستطع فبلسانه، فإن لم

يستطع فبقلبه وذلك أضعف اإليمان“Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya, sekiranya dia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan sekiranya dia tidak mampu (juga), maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah keimanan.” (HR Imam Muslim).

MANA YANG LEBIH EFEKTIF?

Mengubah kemungkaran dengan:1. Tangan (kekuasaan) ?2. Lisan ?3. Hati ?

Siapa yang paling efektif dalam mengubah kemungkaran?1. Individu?2. Kelompok/ masyarakat?3. Penguasa/Negara?

Bagaimana jika penguasa justru memfasilitasi terjadinya

kemungkaran?

Itulah permasalahan kaum muslimin saat ini.

Kema’rufan terkadang dihambat, kemungkaran justru difasilitasi.

Contoh:•Pelarangan hijab bagi POLWAN & pramugari•Pelarangan menikah di bawah usia 18 tahun•Pembiaran terhadap muslim yang tidak shalat & puasa

Contoh:•Kompleks pelacuran Dolly yang memfasilitasi perzinaan•Konten media elektronik & cetak yang memicu pergaulan bebas remaja•Sistem perbankan dan muamalah yang mengandung riba

Penguasa yang TIDAK menerapkan syariah:

Membiarkan orang memilih: “Mau masuk SURGA atau NERAKA?”

Ketika kemungkaran difasilitasi, kira-kira mana yang akan lebih banyak dipilih?

Penguasa yang MENERAPKAN syariah:

Memaksa orang masuk surga: “Suka ga suka, mau ga mau, ayo masuk surga !!!!”

Kema’rufan dijaga, kemungkaran dicegah dengan sanksi yang tegas.

Penguasa yang menerapkan syariah, akan menganggap seluruh perkara yang diharamkan sebagai tindak kejahatan yang akan diberi sanksi.

Di saat yang sama, ia akan membina ketaqwaan warganya agar senantiasa ikhlas & takut hanya kepada Allah SWT saja.

Bagaimana cara mewujudkan penguasa & masyarakat yang seperti itu?

Dengan DAKWAH,yang mengikuti tuntunan Rasulullah SAW

Recommended