22
PENGELOLAAN KOMUNIKASI KRISIS KEHUMASAN Oleh : Dr. Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc. Deputi Bidang Tata Laksana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Pengelolaan komunikasi krisis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengelolaan komunikasi krisis

PENGELOLAAN KOMUNIKASI KRISIS KEHUMASAN

Oleh :

Dr. Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc.Deputi Bidang Tata Laksana

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi2013

Page 2: Pengelolaan komunikasi krisis

3. Infrastruktur

1. Birokrasi

2. Korupsi

belum memadai ; anggaran negara untuk pembangunan dan pemeliharaan masih

kecil

banyak ditemukan penyelewengan dan penyalahgunaan keuangan negara di berbagai instansi pemerintah

korupsi merupakan bahaya laten (terselubung) yang sangat membahayakan bagi budaya

masih gemuk, lamban dan belum profesional belum mampu memberikan pelayanan prima pada masyarakat dan

investasi

Tiga masalah besar dalam pembangunan:

Kondisi Indonesia

Page 3: Pengelolaan komunikasi krisis

REFORMASI BIROKRASI

Reformasi Birokrasi merupakan transformasi segenap aspek dalam manajemen pemerintah menuju

pemerintah berkelas dunia

Page 4: Pengelolaan komunikasi krisis

TATALAKSANA

AREA PERUBAHAN HASIL YANG DIHARAPKAN

ORGANISASI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

SDM APARATUR

PENGAWASAN

AKUNTABILITAS

PELAYANAN PUBLIK

MIND SET DAN CULTURE SET

ORGANISASI YANG TEPAT FUNGSI DAN TEPAT UKURAN

REGULASI YANG LEBIH TERTIB, TIDAK TUMPANG TINDIH DAN KONDUSIF

SDM APARATUR YANG BERINTEGRITAS, NETRAL, KOMPETEN, CAPABLE, PROFESIONAL, BERKINERJA TINGGI DAN SEJAHTERAH

MENINGKATNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME

MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA BIROKRASI

PELAYANAN PRIMA SESUAI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT

BIROKRASI DENGAN INTEGRITAS DAN KINERJA TINGGI

SISTEM, PROSES DAN PROSEDUR KERJA YANG JELAS, EFEKTIF, EFISIEN, TERUKUR DAN SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE

Page 5: Pengelolaan komunikasi krisis

Program Percepatan Reformasi Birokrasi

MENCIPTAKAN BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN DAN MELAYANI: bersih dari KKN dan politisasi kompeten terhadap tugas dan tanggung

jawab yang diemban melayani masyarakat dan dunia

usaha/investasi

Program Percepatan Reformasi Birokrasi

5

Page 6: Pengelolaan komunikasi krisis

Perpres 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design RB

2010 - 2025

Permenpan 20 Tahun 2010 Tentang Road Map RB

2010 - 2014

Makro:Kerangka Regulasi Nasional

Mikro:Implementasi Kebijakan RB Nasional

1. Manajemen Perubahan

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

4. Penataan Tata Laksana

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

6. Penguatan Pengawasan

7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

9. Monitoring dan Evaluasi

8 Area Perubahan

1. Organisasi2. Tata Laksana3. Peraturan

Perundang-undangan

4. Sumber Daya Manusia Aparatur

5. Pengawasan6. Akuntabilitas7. Pelayanan Publik8. Pola Pikir (mind-set)

dan Budaya Kerja (culture-set)

9 Percepatan Reformasi Birokrasi

1. Penataan Struktur Birokrasi

2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS

3. Sistem Seleksi CPNS dan Promosi PNS secara Terbuka

4. Profesionalisasi PNS

5. Pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah (E-Government)

6. Penyederhanaan Perizinan Usaha

7. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas aparatur

8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri

9. Efisiensi Penggunaan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kerja Pegawai Negeri

1. Penataan Organisasi2. Penataan Tata Laksana3. Penataan Sistem Manajemen SDM

Aparatur4. Penguatan Pengawasan5. Penguatan Akuntabilitas Kinerja6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Page 7: Pengelolaan komunikasi krisis

Keterbukaan Informasi Publik

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), dengan tegas menyatakan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara serta segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.

7

Page 8: Pengelolaan komunikasi krisis

KRISIS

Page 9: Pengelolaan komunikasi krisis

Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi BirokrasiRepublik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2011

tentang

Pedoman Umum Pengelolaan Komunikasi Krisis

di Lingkungan Instansi Pemerintah

Page 10: Pengelolaan komunikasi krisis

10

PAST PRESENT FUTURE

PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU

Paradigma Kehumasan

REACTIVERESPONSIBLE PROACTIVE

Page 11: Pengelolaan komunikasi krisis

Tugas Humas Pemerintah

1. Melaksanakan komunikasi timbal balik antara instansi pemerintah dan publik yang terencana untuk menciptakan saling pengertian dalam mencapai tujuan, demi memperoleh manfaat bersama

2. Meningkatkan kelancaran arus informasi dan aksesibilitas publik

3. Meningkatkan koordinasi dalam penyebarluasan informasi tentang kebijakan pemerintah

4. Membangun citra dan reputasi positif

11

Page 12: Pengelolaan komunikasi krisis

Keadaan Krisis

Krisiskrisis yang

terjadi tanpa dapat

diantisipasi

krisis yang terjadinya dapat

diantisipasi

Isu

Penanganan masalah yang

lambat dan berkepanjang

an

Penanganan konflik yang tidak diatasi dengan baik

Page 13: Pengelolaan komunikasi krisis

Dampak Krisis

Reputasi instansi pemerintah menurun (adanya kemungkinan

tuntutan publik dan kemungkinan pimpinan tersangkut tindakan

melanggar hukum).

Instansi pemerintah dapat bertahan

(kehilangan citra dan rasa hormat dari publik).

Instansi pemerintah bangkit dari krisis (mampu

mengatasi krisis dan membentuk opini publik).

Page 14: Pengelolaan komunikasi krisis

Langkah-langkah Penanganan Krisis

Deteksi dan identifikasi

Pencegahan krisis

Perencanaan penanganan krisis

Pembatasan lingkup krisis

Pemulihan krisis

Page 15: Pengelolaan komunikasi krisis

Inventarisasi Potensi KrisisNo. Krisis yang Tidak Dapat Diantisipasi Krisis yang Dapat Diantisipasi

1. Konflik elit politik Demonstrasi/protes

2. Penyelewengan seksual Boikot kerja

3. Terorisme Tuntutan hukum dari masyarakat/publik

4 Ledakan bom Class Action

5 Pembunuhan Perubahan kebijakan pemerintah

6 Penculikan Praktik suap dan penyelewengan

7 Kebakaran Merger dan akuisisi tempat kerja

8 Banjir Pembubaran institusi

9 Badai Kecelakaan kerja

10 Longsor

11 Gempa bumi

12 Tsunami

13 Letusan gunung berapi

Page 16: Pengelolaan komunikasi krisis

Besaran krisis diperhitungkan berdasarkan bobot peluang terjadinya dan risiko dampaknya.

Semakin tinggi peluang terjadinya atau risiko dampaknya semakin besar bobotnya.

Peluang

Bobot 1 = kecil

Bobot 2 = sedang

Bobot 3 = besar Bobot 4

= sangat besar

Dampak Krisis

Bobot 1 = tidak

mempengaruhi operasional

Bobot 2 = tidak terlalu mengganggu operasional

Bobot 3 = menimbulkan

krisis yang mengganggu operasional

Bobot 4 = menimbulkan

krisis yang sangat mengganggu operasional

Page 17: Pengelolaan komunikasi krisis

Komunikasi KrisisMedia merupakan pihak yang

mempublikasikan fakta di lapangan, sekaligus

perkembangan mutakhir penanganan krisis kepada

publik.

Media juga menyajikan berbagai tanggapan, umpan balik, dan reaksi publik atas

krisis yang terjadi serta penanganannya.

Page 19: Pengelolaan komunikasi krisis

Mengoptimalkan Komunikasi Krisis

Membentuk Tim Komunikasi

Krisis

Melatih Tokoh Kunci (key

person)

Menyiapkan pesan kunci

(key messages) dan antisipasi

pertanyaan yang akan muncul.

Memberikan perkembangan

informasi terkini secara

regular

Page 20: Pengelolaan komunikasi krisis

FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PENGELOLAAN KOMUNIKASI KRISIS

Manajemen Krisis dan

Efektivitas Tim

Interaksi Awal

Komposisi Tim Krisis

Kepemimpinan

Penguasaan Krisis

Budaya Organisasi

20

Page 21: Pengelolaan komunikasi krisis

Crisis Communications Cycle

Pre-crisis

Predict, Prepare, Prevent

Response

Act and Communicate

Recovery

Rebuild relationships

Learn React

Act

Page 22: Pengelolaan komunikasi krisis