25
BAB1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembahasan puasa sangat penting untuk dimunculkan. Mengingat banyaknya problematika / permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pertama dikalangan sosial yang mempunyai cita-cita modern. Karena itu kita sebagai generasi muda islam dituntut untuk memahami suatu hukum dengan secara hatihati karena dewasa ini kita telah tahu non muslim telah menggunakan hal tersebut menjadi senjata ampuh untuk menyesatkan syariat Islam dan mengotori kesucian Al- Qur’an. Meraka melancarkan tuduhan, pelecehan dan sebagainya terhadap syariat islam. Sehingga kaum muslim terkecoh terhadap celaan-celaan terhadap syariat islam mengakibatkan banyak yang mengingkari adanya puasa dan membantah terhadap suatu kebenaran. Oleh karena itu, pandang kami perlu untuk menyusun sebuah makalah yang membahasa tentang puasa serta permasalahannya dan manfaat-manfaat atau hikmah-hikmah bagi orang muslim. Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah

Makalah puasa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah puasa

BAB1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembahasan puasa sangat penting untuk dimunculkan. Mengingat banyaknya

problematika / permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pertama dikalangan

sosial yang mempunyai cita-cita modern.

Karena itu kita sebagai generasi muda islam dituntut untuk memahami suatu

hukum dengan secara hatihati karena dewasa ini kita telah tahu non muslim telah

menggunakan hal tersebut menjadi senjata ampuh untuk menyesatkan syariat

Islam dan mengotori kesucian Al-Qur’an. Meraka melancarkan tuduhan,

pelecehan dan sebagainya terhadap syariat islam. Sehingga kaum muslim terkecoh

terhadap celaan-celaan terhadap syariat islam mengakibatkan banyak yang

mengingkari adanya puasa dan membantah terhadap suatu kebenaran. Oleh karena

itu, pandang kami perlu untuk menyusun sebuah makalah yang membahasa

tentang puasa serta permasalahannya dan manfaat-manfaat atau hikmah-hikmah

bagi orang muslim.

                Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini

kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga

menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena

mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan

puasa. Puasa sangat mewajibkan untuk semua kamu muslimin sebagaimana hadits

di bawah ini :

Diriwayatkan dari Mu'adz, ia berkata: "Sesungguhnya Allah SWT telah

mewajibkan atas nabi untuk puasa, maka DIA turunkan ayat (dalam surat Al-

Baqarah 2:183-184), maka pada saat itu barangsiapa mau puasa dan barangsiapa

mau memberi makan seorang miskin, keduanya diterima. Kemudian Allah

menurunkan ayat lain (QS. Al-Baqarah2:185), maka ditetapkanlah kewajiban

puasa bagi setiap orang mukim dan sehat dan diberi rukhsah (keringanan) untuk

Page 2: Makalah puasa

orang yang sakit dan bermusafir dan ditetapkan cukup memberi makan orang

misikin bagi orang yang sudah sangat tua dan tidak mampu puasa." (H.R Ahmad,

Abu Dawud, Al-Baihaqi dengan sanad shahih).

hadist rukun puasa Adiy bin Hatim berkata: "Ketika turun ayat yang artinya '"..

hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam ...," lalu aku mengambil

seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu aku

simpan di bawah bantalku. Maka pada waktu malam aku amati, tetapi tidak

tampak jelas, maka aku pergi menemui Rasulullah SAW dan kuceritakan hal ini

kepada beliau. Beliau pun bersabda: "Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan

terangnya siang (fajar)." (H.R.Bukhary Muslim).

Page 3: Makalah puasa

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PUASA

Sebelum kita mengkaji lebih jauh materi puasa, terlebih dahulu kita akan

mempelajari pengertian puasa menurut bahasa dan menurut istilah Shoumu

menurut bahasa Arab menahan dari segala sesuatu seperti menahan tidur,

menahan berbicara, menahan makan dan sebagainya. Secara istilah puasa adalah

menahan segala yang membukakan puasa sejak mulai terbit fajar hingga terbenam

matahari disertai dengan niat.

Artinya: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang

hitam, yaitu fajar” (QS. Al-Baqarah: 187)

Yang dimaksud dengan menahan segala yang membukakan puasa adalah segala

hal yang membatalkan puasa seperti berikut:

1. Makan dan minum dengan sengaja

Bagi orang yang makan dan minum dengan sengaja wajib mengqodhonya

menurut semua ulama mazhab. Namun apabila ia lupa kalau ia sedang berpuasa

maka, puasanya tidak batal, dan tidak perlu diqadha

2. Bersetubuh pada siang hari dengan sengaja

Sepasang suami isteri bersetubuh pada siang hari pada saat puasa akan batal

puasanya dan wajib mengqadha dan membayar fidiyah. Allah menghalalkan

suami istri bersetubuh pada malam hari, firman allah surat al-Baqarah ayat 187

yang berbunyi:

Artinya : “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan

isteri-isteri kamu (QS. Al-Baqarah:187)

3. Mengeluarkan mani dengan sengaja

  Mengeluarkan mani dengan sengaja dapat membatalkan puasa. Bahkan menurut

Imam Hambali, keluar madzi pun dapat membatalkan puasa.

Page 4: Makalah puasa

4. Muntah dengan sengaja

Menurut pendapat Immamiyah, Syafi’i dan Maliki sepakat bahwa muntah

membatalkan puasa dan wajib diqadha. Menurut Hanafi orang muntah tidak batal

puasanya kecuali kalau muntahnya memenuhi mulut. Sedangkan menurut faham

Hambali, ada yang sepakat bahwa muntah dengan terpaksa tidak batal puasa. dan

sebagainya.

5. Berbekam

Menurut hambali berbekam merupakan pembatal puasa. Mereka berpendapat

bahwa yang berbekam dan yang dibekam puasanya sama-sama batal.

6. Disuntik dengan benda cair

Menurut ulama mazhabsecara sepakatdisuntik dengan benda cair dapat

membatalkan puasa. Bagi yang disuntik, wajib mengqadha’. Namun menurut

pendapat Imamiyah menambah dengan membayar kifarah, kalau yang tidak

disuntik tidak betul-betul dalam keadaan kritis

7. Bercelak

Bercelak juga dapat membatalkan puasa, begitulah menurut pendapat Maliki

khusunya, dengan syarat dia bercelak pada waktu siang, dan dia merasakan rasa

celak sampai kerongkongan.

8. Orang yang menyelamkan kepalanya dengan air bersama badannya atau tidak

dengan badannya

Hal ini menurut pendapat mayoritas Imamiyah. Dan yang melakukannya

wajib mengqadha’-nya dan membayar kifarah. Tetapi menurut pendapat ulama

lain hal ini tidak membatalkan puasa.

9. Orang yang sengaja melamakan dirinya berada dalam junub pada bulan

Ramadhan sampai terbitnya fajar.

Hal ini menurut pendapat Imamiyah, dan yang melakukannya wajib mengqadha’-

nya dan membayar kifarah. Tetapi menurut pendapat ulama lain hal ini tidak

membatalkan puasa.

Page 5: Makalah puasa

Puasa merupakan salah satu rukun dari beberapa rukun islam. Orang yang

mengingkari puasa berarti ia keluar dari islam, karena puasa seperti sholat, yaitu

ditetapkan dengan keharusan. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 183:

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertakwa”(QS. Al-Baqarah: 183)

                Ayat ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya diwajibkan kepada

kaum muslimin saja, akan tetapi puasa merupakan syariat allah yang telah dikenal

semua agama yang berketuhanan, dengan cara yang bermacam-macam menurut

agama yang mereka anut. Dengan demikian bahwa Allah SWT telah mewajibkan

pada kita untuk berpuasa sebagai kewajiban yang menyeluruh diantara pemeluk-

pemeluk agama yang lain diantara ummat manusia sejak masa lampau .

B. MACAM-MACAM PUASA

I. Puasa wajib

Puasa ini dikerjakan bagi orang-orang dewasa, berakal sehat dan mampu

melaksanakan puasa. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai berikut:

1. Puasa di bulan Ramadhan

Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang

dilaksanakan selama 29 atau 30 hari. Puasa dimulai pada terbit fajar himgga

terbenam matahari. Puasa ramadhan ini ditetapkan sejak tahun ke-2 H. Puasa ini

hukumnya wajib, yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila

ditinggalkan akan mendapat dosa.

Bulan Ramadhan menurut pandangan orang-orang mukmin yang berfikir adalah

merupakan bulan peribadatan yang harus diamalkan dengan ikhlas kepada Allah

SWT. Harus kita sadari bahwa Allah Maha Mengetahui segala gerak-gerik

manusia dan hati mereka .Dalam pelaksanaannya, khusus puasa Ramadhan, kita

akan menjumpai beberapa masalah yang penting dipecahkan antara lain:

a. Cara penempatan waktu.

Cara mengetahui puasa ini ada 2 macam yaitu: hisab dan rukyat. Kemajuan

teknologi beakangan ini dirasakan semakin mudahkan proses hisab dan rukiyah

Page 6: Makalah puasa

tersebut. Disiplin ilmu astronomi dan kelengkapan teknologi semacam planetrium

atau teleskop atau secara khusus ilmu falaq yang berkembang di dunia Islam,

semuanya mendukung vadilitas penetapan waktu puasa.

Rukyat : adalah suatu cara untuk menetapkan awal awal bulan Ramadhan dengan

cara melihat dengan panca indera mata timbulnya / munculnya bulan sabit dan

bila uadara mendung atau cuaca buruk. Sehingga bulan tidak bisa dilihat maka

hendaknya menggunakan istikmal yaitu menyempurnakan bulan sya’ban menjadi

30 hari. Di Indonesia pelaksanaan rukyat untuk penetapan puasa Ramadhan telah

dikoordinasi oleh Departemen Agama (DEPAG) RI.

Hisab : adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan Ramadhan dengan cara

menggunakan perhitungan secara atsronomi, sehingga dapat ditentukan secara

eksak letak bulan. Seperti cara rukyat yang telah dikoordinasikan oleh pemerintah,

maka cara hisab pun sama. Di Indonesia penetapan awal dan akhir bulan

Ramadhan ini dengan cara yang manapun memang telah diambil kewenangan

koordinatifnya oleh pemerintah.

Adapun lembaga-lembaga keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU),

Muhammadiyah, PERSIS, Jami’at al-Khair dan sebagainya berfungsi sebagai

pemberi masukan hasil rukyat dan hisabnya dalam rangka pengambilan ketetapan

awal dan akhir Ramadhan oleh pemerintah.

Firman Allah SWT surat Yunus ayat 5:

Artinya:“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan

ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,

supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak

menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-

tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui”.(QS. Yunus :5)

Sabda Nabi SAW

Artinya:“Dari Abu Umar ra: bahwasanya Rasulullah SAW, menceritakan bulan

Ramadhan lalu memukul kedua tangannya lalu bersabda: “Bulan adalah itu sekian

dari sekian bulan,kemudian beliau melengkungkan ibu jarinya pada perkataan

yang ketiga kali (termasuk menunjukkan bahwa bulan itu jumlahnya terdiri dari

29 hari), maka berpuasalah kamu karena melihat bulan. Jika kamu sekalian tidak

Page 7: Makalah puasa

dapat memelihatnya karena tertutup awan / mendukung, maka pastikanlah

bilangan itu menjadi 30 hari.(HR. Muslim)

b. Berpuasa di daerah kutub

Daerah kutub sebagai daerah yang nampak berberad dengan daerah lainnya

sebahagian besar bumi lainnya, ini membutuhkan konsep hukum dan ayuran-

aturan keagamaan yang berbeda pula.Menurut Syekh Muhammad Syaltut dalam

bukunya yang berjuduk “Al-Fatawa” (fatwa-fatwa) disebutkan bahwa hanya ada

dua alternatif hukum bagi penduduk daerah kutub dalam melaksanakan ibadah

shalat dan khusunya puasa yaitu :

1) Karena di daerah kutub tidak berlaku batasan-batasan waktu sebagaimana di

belahan bumi normal, maka hukum yang berkenaan dengan ibadah sholat dan

puasa dua ibadah yang pelaksanaannya sangat dibatasi oleh unsur keteraturan

waktu tidak berlaku. Penduduk daerah kutub dibebaskan dari kewajiban shalat

dan puasa.

2) Meskipun kondisinya demikian nilai hukum tetap berlaku di daerah kutub,

sebab ajaran islam berlaku untuk segala kondisi dan tempat. Karena itu ketentuan

dipakai untuk daerah kutub adalah mengambil persamaan dengan daerah yang

lainnya yang paling dekat.

2. Puasa Nazar

Puasa nazar adalah orang yang bernazar puasa karena mengiginkan sesuatu, maka

ia wajib puasa setelah yang diinginkannya itu tercapai, dan apabila puasa nazar itu

tidak dilaksanakannya maka ia berdosa dan ia dikenakan denda / kifarat .Misalnya

bernazar untuk lulus keperguruan tinggi, maka ia wajib melaksanakan puasa nazar

tersebut apabila ia berhasil.Ibnu Majjah meriwayatkan, bahwa seorang wanita

bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.

Artinya:“Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia. Ia mempunyai nazar

berpuasa sebelum dapat memenuhinya. Rasulullah SAW menjawab: “Walinya

berpuasa untuk mewakilkannya”.

Page 8: Makalah puasa

3. Puasa Kifarat

Puasa kifarat adalah puasa untuk menembus dosa karena melakukan hubungan

suami isteri (bersetubuh) disiang hari pada bulan Ramadhan, maka denda

(kifaratnya) berpuasa dua bulan berturut-turut

II. Puasa Sunnah

Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabila

dikerjakan tidak mendapat dosa. Adapun puasa sunnah adalah sebagai berikut:

1. Puasa enam hari pada bulan syawal

Disunnahkan bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa Ramadhan untuk

mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal. Pelaksanaannya tidak

mesti berurutan, boleh kapan saja selama masih dalam bulan Syawal, karena

puasa enam hari pada bulan Syawal ini sama dengan puasa setahun lamanya.

Akan tetapi diharamkan pada tanggal 1 syawal karena ada chari raya Idul Fitri.

Dalam sebuah hadits dikatakan yang artinya: Rasulullah saw bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan

berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama

satu tahun" (HR. Muslim).

2. Puasa Arafah

Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnatkan untuk melaksanakan

puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering disebut dengan puasa

Arafah. Disebut puasa Arafah karena pada hari itu, jemaah haji sedang melakukan

Wukuf di Padang Arafah. Sedangkan untuk yang sedang melakukan ibadah Haji,

sebaiknya tidak berpuasa. Nabi Muhammad SEW bersabda:

Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu

'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau

menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang.: (Riwayat

Muslim)

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

melarang untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah. (Riwayat Imam Lima selain

Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Hakim. Hadits munkar

menurut Al-'Uqaily.)

Page 9: Makalah puasa

3. Puasa Senin Kamis

Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW

memilih waktu puasa hari senin kamis.

4. Puasa pada bulan sya’ban

Dalam berbagai keterangan disebutkan bahwa Rasulullah saw berpuasa pada

bulan Sya'ban hampir semuanya. Beliau tidak berpuasa pada bulan tersebut

kecuali sedikit sekali . Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini

yang artinya: Siti Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah saw seringkali berpuasa,

sehingga kami berkata: "Beliau tidak berbuka". Dan apabila beliau berbuka, kami

berkata: "Sehingga ia tidak berpuasa". Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw

berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya juga tidak

pernah melihat beliau melakukan puasa sebanyak mungkin kecuali pada bulan

Sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Puasa As-Syura’

Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram. Hadist

Rasulullah Saw yang berbunyi: "Rasulullah saw bersabda: "Puasa Asyura itu

(puasa tanggal sepuluh Muharram), dihitung oleh Allah dapat menghapus setahun

dosa yang telah lalu" (HR. Muslim). Demikian juga sunnah hukumnya melakukan

puasa pada tanggal sembilan Muharram. Hadist Rasulullah: Ibn Abbas berkata:

"Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari Asyura', dan beliau memerintahkan

untuk berpuasa pada hari tersebut, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah,

sesungguhnya hari Asyura itu hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan

Nashrani". Rasulullah saw menjawab: "Jika tahun depan, insya Allah saya masih

ada umur, kita berpuasa bersama pada tanggal sembilan Muharramnya". Ibn

Abbas berkata: "Belum juga sampai ke tahun berikutnya, Rasulullah saw keburu

meninggal terlebih dahulu" (HR. Muslim).

III. Puasa Haram

1. Puasa pada tanggal 1 syawal dan 10 Dzulhijjah

Artinya: "Rasulullah saw melarang puasa pada dua hari: Hari Raya Idul Fitri dan

Idul Adha" (HR. Bukhari Muslim).

Page 10: Makalah puasa

2. Puasa Hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah

Para ulama juga telah sepakat bahwa puasa pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan

13 Dzulhijjah) diharamkan. Hanya saja, bagi orang yang sedang melaksanakan

ibadah haji dan tidak mendapatkan hadyu (hewan sembelihan untuk membayar

dam), diperbolehkan untuk berpuasa pada ketiga hari tasyrik tersebut. Hal ini

sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: Artinya: Siti Aisyah dan Ibn

Umar berkata: "Tidak diperbolehkan berpuasa pada hari-hari Tasyrik, kecuali bagi

yang tidak mendapatkan hadyu (hewan sembelihan)" (HR. Bukhari).

3. Puasa pada hari yang diragukan (hari syak/hari ragu)

Apabila seseorang melakukan puasa sebelum bulan Ramadhan satu atau dua hari

dengan maksud untuk hati-hati takut Ramadhan terjadi pada hari itu, maka puasa

demikian disebut dengan puasa ragu-ragu dan para ulama sepakat bahwa

hukumnya haram. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw:Artinya:

Rasulullah saw bersabda: "Seseorang tidak boleh mendahului Ramadhan dengan

jalan berpuasa satu atau dua hari kecuali bagi seseorang yang sudah biasa

berpuasa, maka ia boleh berpuasa pada hari terebut" (HR. Bukhari Muslim).

IV. Puasa Makruh

1. Berpuasa pada hari jum’at

Berpuasa hanya pada hari Jum'at saja termasuk puasa yang makruh hukumnya,

kecuali apabila ia berpuasa sebelum atau setelahnya, atau ia berpuasa Daud lalu

jatuh pas hari Jumat, atau juga pas puasa Sunnat seperti tanggal sembilan

Dzuhijjah itu, jatuhnya pada hari Jum'at. Untuk yang disebutkan di akhir ini,

puasa boleh dilakukan, karena bukan dengan sengaja hanya berpuasa pada hari

Jum'at. Dalil larangan hanya berpuasa pada hari Jum'at saja adalah: Artinya:

Rasulullah saw bersabda: "Seseorang tidak boleh berpuasa hanya pada hari

Jum'at, kecuali ia berpuasa sebelum atau sesudahnya" (HR. Bukhari Muslim).

2. Puasa setahun penuh (puasa dahr)

Puasa dahr adalah puasa yang dilakukan setahun penuh. Meskipun orang tersebut

kuat untuk melakukannya, namun para ulama memakruhkan puasa seperti itu. Hal

ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: Artinya: Umar bertanya: "Ya

Rasulallah, bagaimana dengan orang yang berpuasa satu tahun penuh?"

Page 11: Makalah puasa

Rasulullah saw menjawab: "Ia dipandang tidak berpuasa juga tidak berbuka" (HR.

Muslim).

3. Puasa Wishal

Puasa wishal adalah puasa yang tidak memakai sahur juga tidak ada bukanya,

misalnya ia puasa satu hari satu malam, atau tiga hari tiga malam. Puasa ini

diperbolehkan untuk Rasulullah saw dan Rasulullah saw biasa melakukannya,

namun dimakruhkan untuk ummatnya. Hal ini berdasarkan hadits berikut:Artinya:

Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kalian berpuasa wishal" beliau

mengucapkannya sebanyak tiga kali. Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, anda

sendiri melakukan puasa wishal?" Rasulullah saw bersabda kembali: "Kalian tidak

seperti saya. Kalau saya tidur, Allah memberi saya makan dan minum. Oleh

karena itu, perbanyaklah dan giatlah bekerja sekemampuan kalian" (HR. Bukhari

Muslim).

C. HIKMAH-HIKMAH PUASA

1. Bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takwa

adalah meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna

mengerjakan perintah, meninggalkan larangan , Firman Allah SWT: Artinya: “Hai

orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS. Al-

Baqarah: 183)

2. Puasa adalah serupa dengan revolusi jiwa untuk merombak cara dan kebiasaan

yang diinginkan oleh manusia itu, sehingga mereka berbakti pada keinginannya

dan nafasnya itu berkuasa padanya

3. Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya laparmaupun

tidak dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan

suatu kemiskinan atau hajatnya tidak terlaksana. Dengan sendirinya lalu bisa

merasakan keadaan orang lain, bahkan berusaha untuk membantu mereka yang

berkepentingan dalam hidup ini.

Page 12: Makalah puasa

4. Puasa dapat menyehatkan tubuh kita, manfaat puasa bagi kesehatan adalah

sebagai berikut:

a) Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan

menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang

mengalami perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit.

b) Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat

seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk

istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon

insulin.

c) Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem

pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih

kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung

untuk memroses makanan yang bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi

berat badan berlebih. Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara

ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga

disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam darah

Page 13: Makalah puasa

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit

fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat

2. Awal ditetapkannya puasa ramadhan yaitu pada tahun 2 Hijriyah

3. Pelaksanaan puasa sudah diwajibkan atas umat tedahulu sebelum nabi

Muhammad

4. Puasa bukan membuat kita sakit, akan tetapi dapat menyehatkan kita.

5. Ada keringanan bagi orang-orang yang tidak bisa melasanakan puasa

karena hal-hal tertentu seperti sakit, musafir, sudah tua dan lain-lain

Page 14: Makalah puasa

DAFTAR PUSTAKA

1. Bahreisy Husein, “Pedoman Fiqih Islam”, Al-Ikhlas, Surabaya, 1981

2. Hasan Halim Abdul, “Tafsir Ahkam”, Kencana Prendala Media Grup,

Jakarta, 2006

3. Mughniyah Jawad Muhammad, “Fiqih Lima Mazhab”, Lentera, Jakarta,

2004

4. Rasyid Sulaiman, H. “Fiqh Islam”, At-Tahirijah, Jakarta

5. Sabiq Sayyid, “Fiqh Sunnah 12”, Penerbit Pustaka, Bandung, 1988

6. Suparta, DR. H, “Fiqh Madrasah Aliyah X”, CV. Toha Putra, Semarang,

2004

7. Syarabasyi Ahmad, Bahreisj Husein, “Himpunan Fatwa”, Al-Ikhlas,

Surabaya, 1987

8. TIM MPGMP – PAI. “Pendidikan Agama Islam”, Telaga Mekar, Medan,

2004

9. Aep Saepulloh Darusmanwiati,”Fiqhus Shiyam” Menuju Kesempurnaan

Ibadah Puasa”, diaskes dari http//indonesianschool.org

10. Al-Hafidz Ibnu Hajjar Ashqolani Al-Hafidz Ibnu Hajjar “Kitab Hadist

Bulughul Maram, ”, diaskes dari http://opi.110.mb.com/

11. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, “Fiqh Manjha Rasul” diaskes

dari http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1623

Page 15: Makalah puasa

MAKALAH

PUASA MENURUT PANDANGAN

AL-QURAN DAN HADITS

KELOMPOK IV

1. WA ODE NSIASIA 2. WA ODE SARIFA 3. SURIATI 4. RAMIATIN 5. USMAN TAENA 6. WA SUNARTI 7. ASMIWATI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SYARIF MUHAMMAD RAHA

2013 / 2014

Page 16: Makalah puasa

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkatNya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterimakasih

kepada Dosen mata Kuliah HADITS TARBAWI, yang telah memberikan tugas

ini, sehingga kami dapat lebih memahami tentang puasa menurut Al-Quran dan

hadits.

Semoga makalah ini berkenan dan bermanfaat bagi Mahasiswa STAIS Raha

Untuk segala kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini, kami mohon maaf.

Kami terima kritik dan sarannya.

Raha, Mei 2014

Penyusun

Page 17: Makalah puasa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….. i

DAFTAR ISI..............………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang………………………………………………............. 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………............. 2

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………........... 13

2. Saran………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 14