11
Nama : Ahmad Fawzan Rohman NIMKO : 2011.4.064.0026.1.00330 Pengertian PTK 1. Rochman Nata Wijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yanh dihadapi atau memperbaiki sesuatu. 2. Suyanto (1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. 3. Tim PGSM (1999) : PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Sumber: Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara Jadi PTK adalah sebuah proses di mana para peserta (participants) menguji praktik pendidikan mereka sendiri secara sistematik dan hati-hati dengan menggunakan teknik- teknik penelitian untuk melakukan perbaikan terhadap system, cara kerja, proses, isi atau situasi pembelajaran yang lebih efektif sehinggan profesionalitas mereka berkembang. Meskipun ada beberapa tipe penelitian tindakan yang dapat dilakukan oleh seorang guru, penelitian tindakan sebaiknya secara khusus merujuk pada melakukan penelitian sesuai dengan keahlian seorang guru. Penelitian tindakan yang dilakukan dengan bermaksud memberitahu dan mengubah praktik-praktik pembelajarannya di masa mendatang. Penelitian tindakan ini berpengaruh pada lingkungan guru bekerja yaitu siswa-siswa dan sekolah di mana guru bekerja. Ketika orang menyebut seorang guru professional, berarti guru tersebut sudah mampu merubah minimal lingkungan kerjanya menjadi lebih efektif dan efisien dari pada keadaan sebelumnya. PROPOSAL PTK

Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

Nama : Ahmad Fawzan Rohman

NIMKO : 2011.4.064.0026.1.00330

Pengertian PTK

1. Rochman Nata Wijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan

praktis yang bersifat situasional dan kontekstual yang ditujukan untuk

menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yanh

dihadapi atau memperbaiki sesuatu.

2. Suyanto (1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki

dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara

professional.

3. Tim PGSM (1999) : PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana

praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Sumber: Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu

Mudah. Jakarta : Bumi Aksara

Jadi PTK adalah sebuah proses di mana para peserta (participants) menguji praktik

pendidikan mereka sendiri secara sistematik dan hati-hati dengan menggunakan teknik-

teknik penelitian untuk melakukan perbaikan terhadap system, cara kerja, proses, isi

atau situasi pembelajaran yang lebih efektif sehinggan profesionalitas mereka

berkembang. Meskipun ada beberapa tipe penelitian tindakan yang dapat dilakukan

oleh seorang guru, penelitian tindakan sebaiknya secara khusus merujuk pada

melakukan penelitian sesuai dengan keahlian seorang guru. Penelitian tindakan yang

dilakukan dengan bermaksud memberitahu dan mengubah praktik-praktik

pembelajarannya di masa mendatang. Penelitian tindakan ini berpengaruh pada

lingkungan guru bekerja yaitu siswa-siswa dan sekolah di mana guru bekerja. Ketika

orang menyebut seorang guru professional, berarti guru tersebut sudah mampu

merubah minimal lingkungan kerjanya menjadi lebih efektif dan efisien dari pada

keadaan sebelumnya.

PROPOSAL PTK

Page 2: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

Judul PTK : Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui

Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH

Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelejaran di

sekolah-sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam

mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan

bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang

selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga

sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah

merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswwa dengan muatan-

muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang

oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celka lagi, siswa

belajar dalam situasi yang membebani dan menakuktkan karena dibayangi oleh

tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.

Tampaknya, perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses

belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan

belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol

ksong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu

oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa.

Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa yang lainnya. Bahkan, banyak

penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching)

ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang

member kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesame siswa

dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong

royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai

fasilitator.

Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai

lebih sering di sekolahh-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi

Page 3: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk

lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa

ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.

Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak

terlampau asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya

sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru

telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok.

Sayangnya, metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai

sikap dan kesan negative memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja

kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan.

Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa

rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka.

Akibatnya, metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni

menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama, justru bisa

berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan. Bukan hanya guru dan siswa yang

merasa pesimis mengenai penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-

kadnag orang tua pun merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu

kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang seimbang.

Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok

tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak

waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok.

Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning bukan

sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem

pengajarancooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/ belajar kelompok

yang terstruktur. Yang termauk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok

(Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab

individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Kekhawatiran bahwa semngat siswa dalam mengembangkan diri secara

individual bisa terancam dalam penggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti

karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa

bukannya belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun

melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran gotong royong distruktur

sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok

Page 4: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

melaksanakan tanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabili tas individu.

Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap

siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk

melihat pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian balikan terhadap

prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas

6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Fokus Penelitian

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan prestasi

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH tahun

pelajaran 2013/2014?

2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa

Kelas 6 MI AN - NAJAH tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengungkap prestasi hasil pembelajaran kooperatif model STAD terhadap

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH tahun

pelajaran 2013/2014.

2. Ingin mengetahui seberapa jauh permasalahan dan penguasaan mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model

STAD pada siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH tahun pelajaran 2013/2014.

D. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah

meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH tahun

pelajaran 2013/2014.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli dan Agustus semester satu tahun

pelajaran 2013/2014.

Page 5: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

3. Materi Pokok Pembelajaran yang disampaikan adalah Perkembangan sistem

administrasi wilayah Indonesia.

E. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif model STAD adalah:

Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-

kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Suatu proses untuk meningkatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah

laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan

kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat

sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah

siswa mengikuti pelajaran.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif karena penelitian ini sesuai dengan ciri -ciri penelitian kualitatif

(Sudjana, 2004:197), yaitu: (a) menggunakan lingkungan alamiah sebagai

sumber data langsung, (b) bersifat deskriptif analitik, (c) tekanan penelitian ada

pada proses bukan pada hasil, (d) bersifat induktif, (e) mengutamakan makna.

Selanjutnya Sudjana (2004:200) mengatakan bahwa penelitian kualitatif

tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari

lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik

makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa

menggunakan enumerasi dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses

terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tak

perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang,

waktu dan situasi tertentu.

Page 6: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri

dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku

siswa selama pembelajaran berlangsung.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hal ini sesuai

dengan pendapat Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2005:12) yang mengatakan

bahwa penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

2. Kehadiran Peneliti

Karena pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Menurut

Moleong (dalam Sri Harmini, 2004:22), kedudukan peneliti dalam penelitian

kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisis,

penafsir data dan akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.

Adapun tujuan kehadiran peneliti dilapangan adalah untuk mengamati

secara langsung keadaan-keadaan atau kegiatan-kegiatan yang berlangsung,

fenomena-fenomena social dan gejala-gejala fsikis yang terjadi di sekolah. Hal

tersebut dimaksudkan untuk mengamati langsung apakah kejadian-kejadian

tersebut akan berbeda jauh atau relevan dengan hasil-hasil penelitian yang

diperoleh dari hasil wawancara.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini di MI AN - NAJAH Jalan Pakotan I/2

Pasongsongan, Sumenep, Jawa Timur, Alasan pemilihan lokasi penelitian di

sekolah ini dikarenakan banyaknya minat masyarakat di sekolah tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2013/2014.

4. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH tahun pelajaran

2013/2014. Alasan pemilihan kelas ini dikarenakan siswa kelas tersebut

berjumlah 34 orang siswa dan mempunyai rata-rata prestasi yang baik

5. Prosedur Pengumpulan Data

Page 7: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes kepada

sumber data, melakukan observasi dan mencatat kejadian-kejadian di lapangan,

dan memberikan angket kepada sumber data.

6. Analisis Data

Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik analisis data yang

digunakan, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif

digunakan terhadap hasil tes, sedangkan analisis kualitatif digunakan terhadap

data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa

atau hal-hal lain yang tampak selama berlangsungnya penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Pertemuan

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena

itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui

keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan

dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:330).

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi

dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam peneli tian kualitatif

(Moleong, 2007:29).

Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu

membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan

8. Tahap-tahap penelitian

PTK ini dikembangkan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi.

Dilaksanakan pada hari ……..tanggal ………….

b. Pada siklus II dilaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi.

Dilaksanakan pada hari ……..tanggal ………….

c. Pada siklus III dilaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi.

Dilaksanakan pada hari ……..tanggal ………….

Page 8: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

G. Sistematika Penulisan

Sistematika proposal penelitian tindakan kelas dapat dibagi menjadi dua bagian

utama, yaitu bagian awal, bagian inti. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai :

(1) Bagian awal, (2) Bagian inti,

1. Bagian Awal memuat:

Halaman Sampul; Lembar Logo; Halaman Judul;

2. Bagian Inti memuat:

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah.

b. Fokus Penelitian

c. Tujuan Penelitian.

d. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

e. Definisi Istilah

f. Metode Penelitian

g. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Page 9: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision)

Hamalik (2003: 57) mengemukakan: Pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,

dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia

terlibat dalam sistem pembelajran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya.

Material meliputi: buku-buku, papan tulis, kapur, audio. Fasilitas dan perlengkapan

berupa: ruangan kelas, perlengkapan, dan prosedur meliputi: jadwal dan metode

penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dansebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan secara sistematis yang diawali dengan persiapan mengajar

(prainstruksional), proses pembelajaran (instruksional) dan diakhiri penilaian atau

evaluasi. Kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti

hanya guru yang aktif sedang murid pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua

belah pihak yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran agar proses pembelajaan

dapat berlangsung optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu pendekatan pembelajaran di sekolah adalah pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan yang berorientasi pada

kegiatan kerjasama antara siswa dalam bentuk kelompok sehingga siswa dapat

belajar bersama dalam suasana kelompok.

Lie (1999: 28) mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif atau gotong

royong adalah kegiatan pembelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara

siswa di kelas”. Nasution (2004: 146) mengemukakan “pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran gotong royong atau kerjasama dalam kelas”. Sementara

Sanjaya (2006: 239) mengemukakan “pembelajaran kooperati f adalah rangkaian

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka pembelajaran kooperatif merupakan

salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan guru di sekolah sesuai

dengan tuntutan materi pelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa

dalam kelas dalam melakukan kerja kelompok. Penekanan pendekatan ini adalah

Page 10: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran melalui kerjasama antar siswa dalam

suasana belajar berkelompok.

B. Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada dasarnya merupakan bagian dari motivasi secara

umum. Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yaitu

motivasi yang ada dalam dunia pendidikan atau motivasi yang dimiliki peserta didik

(siswa).

Sardiman (2006) mengemukakan bahwa “motif” dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu

demi mencapai tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern

(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai

daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,

terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan sangat kuat. Selain itu, menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang

mendorong terjadinya proses belajar. Nasution ( dalam Rohani, 2004) menyatakan

motivasi peserta didik (siswa) adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga

siswa mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Menurut Winkel (2005) “Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak

psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi

mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam

memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi

kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa

motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri

peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk

mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu

prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara

keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas

lebih dalam tentang prestasi belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu

persatu untuk mengetahui apa pengertian prestasi belajar itu. Menurut Djamarah

Page 11: Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014

prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individu maupun kelompok. (Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi

Guru. Surabaya : Usaha Nasional. 1994. Hlm)

Prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia

tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang

gigih. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah

membalikkan telapak tangan, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai

rintangan dan hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan

keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi itu dapat tercapai.

Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang prestasi belajar,

sesuai dari sudut pandang mana mereka menyorotinya. Namun secara umum

mereka sepakat bahwa prestasi belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan Wjs.

Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai

(dilakuakan, dikerjakan dan sebagainnya), sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul

Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil

pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan keuletan,

sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian

pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan

penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai -nilai yang

terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang

menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara

individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.