104
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh NOVITASARI TIRTAJAYA 2011420002 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN

DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2012-2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi

Sebagian Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi

Oleh

NOVITASARI TIRTAJAYA

2011420002

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
Page 3: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
Page 4: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
Page 5: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

v

ABSTRAK

NIM : 2011420002, Judul : PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014, Jumlah Hal : xi + 80 hal + Lampiran : 2015, Kata Kunci : Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Rasio Lancar,

Profitabilitas,

Perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan laba dan memiliki keberlangsungan usaha dalam jangka waktu yang panjang (going concern). Modal kerja mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena mempengaruhi profitabilitas. Komponen modal kerja terdiri dari kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Likuiditas yang tercermin dalam rasio lancar juga memiliki peranan yang penting bagi perusahaan dan dapat mempengaruhi profitabilitas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan dan rasio lancar terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Dari 40 perusahaan, hanya 30 perusahaan yang berhasil memenuhi kriteria penelitian. Metode analisis dalam penelitian ini adalah uji deskriptif, asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, da uji autokorelasi), regresi linear berganda, koefisien determinasi dan uji t.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Perputaran piutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas, (2) Perputaran persediaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas, (3) Rasio lancar berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Daftar Acuan : (2007-2014)

Page 6: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang. Salawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya

dan para sahabatnya.

Atas segala rahmat, berkat dan Karunia-Nya, serta atas ridho-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Perputaran Piutang,

Perputaran Persediaan dan Rasio Lancar Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2014”.

Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Darma

Persada Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara

langsung maupun tidak langsung baik moril maupun materil selama penulis

menyelesaikan proses penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Mama dan Papa tercinta yang tak pernah putus

mengucap doa dan memberikan semangat serta motivasi kepada penulis

selama kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Darma

Page 7: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

vii

Persada. Terima kasih untuk waktu, tenaga dan semua yang telah

dikorbankan untuk ananda. I love you so much. Kedua adik penulis tersayang

Dea Karina Tirtajaya dan Adela Revita Malta, berserta keluarga besar di

Kediri yang telah memberikan doa dan dukungannya serta semangatnya.

2. Bapak Ahmad Basid Hasibuhan, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada dan juga selaku Pembimbing

Materi yang telah memberikan waktu dan pikirannya dalam memberikan

bimbingan serta pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada yang telah

memberikan pemahaman dan ilmu yang bermanfaat selama masa

perkuliahan. Staf dan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Darma

Persada, yang namanya tidak bisa di sebutkan satu persatu.

4. Berbagai pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT Yang Maha Pemurah memberikan balasan yang

sesuai atas segala kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan

bermanfaat dengan baik.

Wassalamu`alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Juni 2015

Novitasari Tirtajaya

Page 8: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

viii

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL SKRIPSI ……………………………………….............. i LEMBAR PERNYATAAN …………………………………….................. ii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ……………………..…………………............ iv ABSTRAK ……………………..…………………............ v KATA PENGANTAR ……………….......………………………....... vi DAFTAR ISI ………………………………………….......... viii DAFTAR TABEL ……………………………………….............. x DAFTAR GAMBAR ………………………………………….......... xi BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah …………….……....…..…......... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................... 7 1.3 Batasan Masalah ................................................................ 8 1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .….....…………........…. 8 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 10 2.1 Laporan Keuangan…....…………………........…….....…. 10 2.2 Modal Kerja ....................................................................... 18 2.3 Analisis Rasio Keuangan .................................................. 21 2.4 Perputaran Piutang ............................................................ 26 2.5 Perputaran Persediaan ....................................................... 31 2.6 Rasio Lancar ..................................................................... 34 2.7 Profitabilitas ...................................................................... 37 2.8 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 39 2.9 Kerangka Pemikiran .......................................................... 44 2.10 Hipotesis ............................................................................ 46 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 47 3.1 Objek Penelitian ................................................................ 47 3.2 Jenis Data yang Digunakan ............................................... 47 3.3 Populasi dan Sampel .......................................................... 47 3.4 Pengumpulan Data ............................................................. 49 3.5 Analisis Data ...................................................................... 49 3.6 Definisi Variabel Operasional ............................................ 54 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................. 59 4.1 Hasil Penelitian ..............................……………………… 59 4.2 Pengujian Data .........................................................…..… 60 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 72

Page 9: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

ix

BAB V PENUTUP ................................................................................. 76 5.1. Kesimpulan ………..…………………………….......... 76 5.2 Saran ………………………………………….......…... 76 DAFTAR PUSTAKA ……………..…………………………………........…... 78 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Sampel Penelitian …………………………………………... 48

Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi .. 52

Tabel 3.3 Operasional Variabel ………………………………………. 58

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif …………………………………………. 60

Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Uji Normalitas) ... 62

Tabel 4.3 Coefficient (Uji Multikolinearitas) ………………………… 63

Tabel 4.4 Coefficient Correlations (Uji Multikolinearitas) …………... 63

Tabel 4.5 Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi ... 64

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ……………………………………………. 65

Tabel 4.7 Coefficients (Analisis Regresi Linear Berganda ) …………. 66

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi ……………………………………... 68

Tabel 4.9 Uji t ……………………………………………………….... 69

Page 11: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................ 45

Gambar 4.1 Uji Hipotesis 1 .................................................................... 70

Gambar 4.2 Uji Hipotesis 2 .................................................................... 71

Gambar 4.3 Uji Hipotesis 3 .................................................................... 72

Page 12: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebuah perusahaan yang menjalankan suatu kegiatan (bisnis) yang

dikelola oleh pemiliki dan manajemen pasti memiliki beberapa tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah untuk menghasilkan laba

atau keuntungan yang maksimal dan usaha yang dijalankan memiliki

kelangsungan usaha dalam jangka waktu yang panjang/going concern (Suarnami,

Suwendra dan Cipta, 2014). Namun dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan

banyak menghadapi tantangan, hal ini dikarenakan seiring dengan pertumbuhan

ekonomi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin ketatnya

persaingan dunia usaha dalam era globalisasi serta krisis ekonomi pada saat ini.

Menurut Sari dan Budiasih (2014), di dalam persaingan bisnis yang kompetitif

menuntut para pelaku bisnis untuk mengelola perusahaannya secara efektif dan

efisien agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan tersebut.

Manajemen perusahaan dapat mengamati kondisi perkembangan

perusahaan melalui kinerja keuangan dan menganalisis laporan keuangan dengan

menggunakan rasio keuangan. Salah satu analisis rasio yang digunakan

perusahaan dalam melakukan penilaian atas kinerja keuangan perusahaan adalah

rasio profitabilitas. Menurut Agha (2014), rasio profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau keuntungan. Rasio

profitabilitas juga menunjukkan efisiensi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Page 13: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

2

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan dan

kemampuan perusahaan menggunakan aktiva dan modal kerjanya secara tepat

serta produktif

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya membutuhkan

dana yang tertanam dalam modal kerja. Modal kerja adalah investasi perusahaan

jangka pendek seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan atau seluruh

aktiva lancar (Putra, 2012). Manajemen modal kerja adalah hal yang sangat

penting bagi kegiatan operasional bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Oleh

karena itu setiap perusahaan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan modal

kerjanya. Menurut (Raheman dan Nasr, 2007), dalam keuangan perusahaan

manajemen modal kerja merupakan unsur yang sangat penting karena secara

langsung dapat mempengaruhi likuiditas dan profitabilitas atau keuntungan

perusahaan. Manajemen modal kerja mengacu dan berkaitan pada pengelolaan

aktiva lancar dan kewajiban lancar. Mengingat pentingnya modal kerja di dalam

perusahaan, manajer keuangan perusahaan harus dapat membuat perencanaan

dalam menentukan besarnya jumlah modal kerja secara tepat dan sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Jika perusahaan kelebihan modal kerja akan menyebabkan

banyak dana yang menganggur, sehingga profitabilitas perusahaan akan

berkurang. Sebaliknya jika perusahaan kekurangan modal kerja, maka akan

menghambat kegiatan operasional perusahaan, sehingga tidak dapat memenuhi

target pendapatan dan laba yang diinginkan.

Akun piutang merupakan salah satu komponen modal kerja yang penting

dalam perusahaan (Usama, 2012). Piutang merupakan klaim atau tagihan yang

Page 14: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

3

dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain (pelanggan) yang diakibatkan karena

adanya pembelian barang atau jasa secara kredit kepada perusahaan. Mengingat

pentingnya bahwa piutang merupakan suatu bentuk investasi yang cukup besar

dan mempengaruhi bagi perusahaan serta memberikan banyak manfaat bagi

perusahaan, maka diperlukan pengelolaan piutang yang efisien dan efektif

sehingga profitabilitas perusahaan yang didapatkan lebih meningkat. Selain itu

adanya suatu sistem analisis kredit dan pengawasan piutang oleh para manajer

maupun pemakai internal laporan keuangan yang dapat mengukur kemampuan

perusahaan dengan keseluruhan dana dan modal yang ditanamkan dalam aktiva

operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba yang besar bagi

perusahaan. Pengelolaan piutang dalam suatu perusahaan menyangkut pada

perputaran piutang. Semakin tinggi perputaran piutang, maka semakin

meningkatnya profitabilitas perusahaan karena jumlah piutang yang tak tertagih

semakin kecil. Akan tetapi perputaran piutang yang terlalu tinggi dapat

menurunkan profitabilitas, hal ini dikarenakan dana yang tertanam dalam piutang

terlalu kecil yang berarti volume penjualan kredit juga terlalu kecil dan

profitabilitas ikut menurun (Rahayu dan Susilowibowo, 2014). Dengan demikian

perputaran piutang harus mendapatkan perhatian khusus dari manajer perusahaan.

Persediaan juga merupakan komponen modal kerja yang penting setelah

piutang di dalam perusahaan. Persediaan merupakan sejumlah barang yang akan

dijual tetapi masih disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang),

biasanya menjadi cadangan perusahaan untuk proses produksi maupun penjualan.

Persediaan dalam perusahaan manufaktur meliputi barang mentah, barang dalam

Page 15: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

4

proses dan barang jadi. Pengaruh tingkat perputaran persediaan terhadap modal

kerja memiliki peranan yang cukup penting bagi perusahaan. Perputaran

persediaan dalam perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan dalam aktivitas

operasionalnya. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka akan semakin

besar laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan, Sebaliknya jika tingkat

perputaran persediaannya rendah, maka akan semakin kecil perusahaan laba atau

keuntungan yang diperoleh perusahaan [Raharjaputra (2009) dalam Sufiana dan

Purnawati (2013)].

Manajemen perusahaan juga harus peduli dengan likuiditas yang memiliki

peranan cukup penting bagi perusahaan, karena jika manajemen perusahaan tidak

peduli dengan likuiditas kemungkinan perusahaan akan menghadapi masalah

kepailitan atau kebangkrutan (Raheman dan Nasr, 2007). Rasio lancar (current

ratio) adalah rasio yang digunakan untuk menguji likuiditas perusahaan dan

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban atau utang jangka

pendeknya (Agha, 2014). Betapapun besarnya likuiditas suatu perusahaan, jika

perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien atau

tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan tersebut pada

akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan utang-

utangnya.

Berdasarkan konsep diatas, maka dalam penelitian ini variabel perputaran

piutang, perputaran persediaan dan rasio lancar dipergunakan sebagai variabel-

variabel bebas yang berpengaruh terhadap profitabilitas, dimana profitabilitas

diproksikan ke dalam return on asset (ROA). Rasio ini mengukur tingkat

pengembalian aktiva setelah beban bunga dan pajak. Rasio ini diukur dengan

Page 16: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

5

membandingkan antara laba bersih terhadap total aktiva. Suatu perusahaan dapat

dikatakan baik apabila memiliki return on asset (ROA) yang tinggi.

Pada penelitian ini peneliti tertarik melakukan penelitian pada objek

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdiri dari

makanan, minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumah tangga

dan peralatan rumah tangga. Dipilihnya perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi karena sektor ini merupakan sektor industri yang masih

menjanjikan keuntungan. Peneliti juga menilai perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi memiliki pangsa pasar dan jumlah konsumen yang

cukup besar di Indonesia. Selain itu pada umumnya perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi memiliki aktivitas yang lebih berfluktuatif atau

berubah–ubah dibandingkan dengan perusahaan lainnya, karena perusahaan yang

bergerak dalam sektor ini merupakan perusahaan yang menghasilkan barang siap

pakai untuk konsumsi oleh masyarakat setiap harinya. Sektor ini juga paling tahan

terhadap krisis ekonomi. Peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh

perputaran piutang, perputaran persediaan dan rasio lancar terhadap profitabilitas

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi.

Berbagai penelitian yang terkait dengan perputaran piutang, perputaran

persediaan, dan rasio lancar terhadap profitabilitas perusahaan menunjukkan

keanekaragaman hasil. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sufiana dan

Purnawati (2013) menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas perusaaan. Penelitian yang dilakukan oleh Putra

(2012) yang menunjukkan bahwa perputaran piutang secara parsial berpengaruh

Page 17: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

6

positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Namun penelitian ini

tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Suarnami, Suwendra, dan Cipta (2014)

dan penelitian Rahayu dan Susilowibowo (2014) menunjukkan bahwa perputaran

piutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Untuk perputaran persediaan, penelitian yang dilakukan oleh Sufiana dan

Purnawati (2013) menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian Rahayu dan

Susilowibowo (2014) menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan penelitian yang dilakukan oleh

Agha (2014) yang menunjukkan bahwa perputaran persediaan (inventory

turnover) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian ini

berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2014) dan

Putra (2012) menunjukkan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh pada

profitabilitas perusahaan.

Penelitian mengenai rasio lancar (current ratio) penelitian yang dilakukan

oleh Wijaya (2012) menunjukkan bahwa komponen working capital berupa rasio

lancar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dan

penelitian yang dilakukan oleh Raheman dan Nasr (2007) menunjukkan bahwa

rasio lancar yang merupakan ukuran likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap profitabilitas. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan Putry dan Erawati (2013) menunjukkan bahwa rasio lancar tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian yang sama yang dilakukan oleh

Page 18: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

7

Agha (2014) menunjukkan bahwa rasio lancar (current ratio) tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas perusahaan.

Perputaran piutang, perputaran persediaan dan rasio lancar sangat penting

bagi sebuah perusahaan karena dapat mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti memutuskan untuk

melakukan penelitian lebih akurat dengan mengangkat skripsi dengan judul

“PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN

DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG

KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2012-2014”

1.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

Peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI

periode 2012-2014?

2. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI

periode 2012-2104?

3. Apakah rasio lancar berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode

2012-2014?

Page 19: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

8

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas maka penulis telah

mempersempit ruang lingkup pembahasan yang berkaitan dengan perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

Penelitian ini membatasi hanya untuk mengetahui pengaruh perputaran

piutang, perputaran persediaan dan rasio lancar terhadap profitabilitas perusahaan

yang diukur dengan menggunakan return on assets (ROA). Penelitian ini

menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan periode 2012-2014

atas perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sehingga dapat

memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun tujuan yang

ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

Page 20: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

9

3. Untuk mengetahui pengaruh rasio lancar terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

Adapun kegunaan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pemikiran

yang berkaitan dengan pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan dan

rasio lancar terhadap profitabilitas terutama pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan informasi bagi pihak manjemen untuk

menetapkan perencanaan dan pengambilan keputusan di masa yang akan

datang sehingga tujuan utama perusahaan untuk mencapai laba tercapai, dapat

bersaing dan bertahan dalam perkembangan dunia bisnis dapat tercapai sesuai

harapan perusahaan, serta tetap terjaganya kelangsungan hidup perusahaan itu

sendiri (going concern).

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan kajian untuk menambah wawasan pemikiran

dalam rangka pengembangan ilmu ekonomi khususnya pada bidang Akuntansi

di Indonesia.

Page 21: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan perusahaan memiliki peranan yang

sangat penting bagi manejemen dan pemilik perusahaan. Selain itu, banyak pihak-

pihak yang memiliki kepentingan dan membutuhkan laporan keuangan tersebut,

seperti investor,kreditor, pemerintah, dan para pemasok (supplier). Hal ini

bertujuan untuk melihat posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan

tersebut.

Dalam hal laporan keuangan, sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan

untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode

tertentu. Setelah dilaporkan kemudiaan dianalisis sehingga dapat diketahui

kondisi dan posisi keuangan perusahaan pada saat ini. Dengan dibuatnya laporan

keuangan juga dapat ditentukan langkah apa yang perlu dilakukan perusahaan

pada saat ini dan di masa yang akan datang, dengan melihat dan menilai berbagai

persoalan yang ada baik kekuatannya maupun kelemahan yang dimiliki

perusahaan.

Menurut PSAK 1 paragraf 09 menyatakan bahwa “laporan keuangan

adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

suatu entitas”.

Page 22: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

11

Sedangkan menurut Kasmir (2012:7) mendefinisikan “laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau

dalam suatu periode tertentu”.

Laporan keuangan yang disajikan dan telah dianalisis oleh perusahaan

menunjukkan situasi, posisi serta kondisi perusahaan terkini, yang berarti

merupakan keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu untuk neraca dan

pada periode tertentu untuk laporan laba rugi. Pada umumnya laporan keuangan

dibuat per periode yaitu tiga bulan atau enam bulan, sementara untuk laporan

lebih luas dilakukan satu tahun sekali.

Definisi laporan keuangan lainnya menurut Munawir (2010:2) sebagai

berikut :

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pengertian laporan keuangan

adalah laporan yang berisi suatu informasi penting yang menunjukkan kondisi dan

posisi keuangan yang sesungguhnya dan juga memberikan gambaran untuk

menentukan arah dan tujuan perusahaan ke depan dan dapat menjadi acuan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan suatu keputusan dan hal-hal

yang dianggap penting bagi pihak manajemen.

2.1.1 Kegunaan dan Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan konsep keuangan laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk

menilai kinerja perusahaan dan mengukur hasil usaha, pertumbuhan dan

Page 23: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

12

perkembangan perusahaan dari satu waktu ke waktu yang lain dan untuk

mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya.

Menurut PSAK 1 paragraf 09 menyatakan bahwa :

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Fahmi (2011:5) berpendapat bahwa :

Laporan keuangan sangat berguna dalam melihat kondisi suatu perusahaan, baik kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat prediksi untuk kondisi di masa yang akan datang (forecast analyzing). Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter.

Pendapat lainnya menurut Herry (2012:17) mengatakan “tujuan khusus

laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha dan

perubahan lain”.

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa tujuan laporan keuangan

adalah memberikan informasi penting yang bermanfaat mengenai kondisi

keuangan perusahaan dan kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai prinsip

akuntansi yang berlaku umum kepada para pengguna informasi atau kepada

pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) yang mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan tentang perusahaan.

2.1.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Manajemen perusahaan menyajikan laporan keuangan untuk semua pihak

yang memerlukan informasi dari laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan

Page 24: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

13

yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari berberapa macam, yang memiliki maksud

dan tujuan yang berbeda dari laporan keuangan yang dibuat tersebut.

Masing-masing laporan keuangan memiliki maksud dan arti sendiri dalam

melihat situasi dan kondisi keuangan perusahaan baik secara bagian, maupun

secara keseluruhan. Namun, dalam praktiknya perusahaan diharuskan untuk

menyusun dan menyajikan beberapa jenis laporan keuangan secara wajar sesuai

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dilaksanakan secara

konsisten,terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan pihak lain.

Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan

yang biasa disusun, yaitu

1. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position) atau Neraca

(Balance Sheet)

Menurut Surya (2013:14) menyatakan bahwa “statement of financial

position (laporan posisi keuangan) berisi informasi mengenai posisi keuangan

(aset, liabilitas dan ekuitas) suatu entitas pada suatu tanggal tertentu (pada

akhir periode pelaporan)”.

Sedangkan Murhadi (2013:13) mendefinisikan bahwa “laporan posisi

keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

perusahaan pada saat tertentu”

Pengertian neraca (balance sheet) lainnya menurut Reeve et al.

(2013:22) mengemukakan “neraca (balance sheet) merupakan aset, kewajiban,

dan ekuitas pemilik pada waktu tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari

bulan atau tahun tertentu”.

Page 25: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

14

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pengertian laporan posisi

keuangan (statement of financial position) atau neraca (balance sheet)

merupakan gambaran keuangan perusahaan yang terdiri dari kekayaan atau

harta perusahaan yang terdiri dari harta lancar (current assets), harta tetap

(fixed asstes), dan other assets, hutang perusahaan yang terdiri dari hutang

lancar (current liabilities), utang jangka panjang (long term debt), dan modal

perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Menurut PSAK 1 Paragraf 07 mendefinisikan bahwa “laba rugi adalah

total penghasilan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen

penghasilan komperhensif lain”.

Definisi laporan laba rugi lainnya menurut Munawir (2010:26)

mengatakan “laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistemastis

tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

selama periode tertentu”.

Sedangkan menurut Surya (2013:13) mengatakan bahwa :

Income statement (laporan laba rugi) berisi informasi mengenai laba/penghasilan (profit/income/earnings) atau rugi (loss) suatu entitas untuk suatu periode. Laba dan rugi dihasilkan dari selisih antara pendapatan (revenue) dan beban (expenses). Laba dihasilkan jika pendapatan lebih besar daripada beban. Sebaliknya, rugi akan diderita jika beban lebih besar daripada pendapatan

Demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian laporan laba rugi

(income statement) adalah laporan keuangan dari hasil kegiatan operasional

perusahan yang berisi pendapatan yang dihasilkan dan beban yang dikeluarkan

serta laba dan rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

Page 26: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

15

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owner’s Equity) atau Laporan

Perubahan Modal

Menurut Kasmir (2011:29) mengemukakan “laporan perubahan modal

merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat

ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab

terjadinya perubahan modal di perusahaan.

Sedangkan menurut Murhadi (2013:39-40) mengatakan bahwa :

Laporan ini juga biasa disebut dengan laporan saldo laba. Laporan perubahan ekuitas atau laporan saldo laba merupakan penggabungan antara laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan, dimana saldo laba awal dan akhir periode pada laporan saldo laba harus sama dengan yang ada di laporan posisi keuangan.

Pendapat lainnya menurut Reeve et.al. (2013:22) mengemukakan

“laporan ekuitas pemilik (statement of owner’s equity) adalah ringkasan

perubahan dalam ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu,

seperti satu bulan atau satu tahun”.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

laporan ekuitas pemilik (statement of owner’s equity) adalah laporan keuangan

yang berisi ringkasan jumlah modal, jenis modal dan perubahan dalam ekuitas

pemilik suatu perusahan dalam suatu periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Menurut PSAK No 1 paragraf 111 menyatakan bahwa “informasi arus

kas menyediakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai

kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan

entitas dalam menggunakan arus kas tersebut”.

Page 27: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

16

Sedangkan menurut Surya (2013:16) mendefinisikan “statement of cash

flows (laporan arus kas) menyajikan informasi arus masuk dan arus keluar kas

dan setara kas untuk suatu periode tertentu”.

Definisi laporan arus kas lainnya menurut Kasmir (2011:29)

mengatakan bahwa “laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan

semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang

berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian laporan arus kas

(statement of cash flows) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan

arus kas masuk dan arus kas keluar yang berhubungan dengan kegiatan operasi,

kegiatan investasi, dan kegiatan financial untuk suatu periode tertentu.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Menurut PSAK No 1 paragraf 07 mendefinisikan sebagai berikut :

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan penghasilan komperhensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan deskripsi naratif atau pemisahan pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan tersebut.

Menurut Kasmir (2011:30) mendefinisikan sebagai berikut :

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa laporan catatan atas laporan

keuangan merupakan laporan yang memberikan suatu informasi atau

Page 28: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

17

penjelasan tambahan yang diperlukan atas laporan keuangan yang disajikan

perusahaan.

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan

Menganalisis laporan keuangan merupakan tugas penting bagi manajemen

perusahaan, selain itu penting bagi investor dan kreditor untuk mengevaluasi

sebuah perusahaan yang diberikan modal. Yang dijadikan dasar analisis yaitu

laporan keuangan yang telah disusun dan disesuaikan dengan data yang relevan

serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar. Dengan

menganalisis laporan keuangan secara tepat dapat dinilai kemajuan dan kinerja

manajemen perusahaan dari periode ke periode selanjutnya. Kinerja keuangan

suatu perusahaan memiliki arti yaitu menjadi prospek dimasa depan, pertumbuhan

dan perkembangan potensi yang baik bagi perusahaan (Putry dan Erawati, 2013).

Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2010:190) mengungkapkan

bahwa :

Analisa laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik kuantitatif maupun non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Munawir (2010:31) berpendapat bahwa analisa laporan keuangan

merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan

dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang

bersangkutan

Analisis laporan keuangan perlu dibuat agar laporan keuangan menjadi

lebih berharga sehingga dapat mudah dipahami oleh berbagai pihak yang

Page 29: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

18

memiliki kepentingan. Salah satu tujuan dari analisis keuangan adalah

memprediksi kinerja masa depan entitas (Harrison Jr et.al.,2013:245). Selain itu

hasil analisis laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai kelemahan

yang harus diperbaiki dan kekuatan yang harus dipertahankan perusahaan,

sehingga manajemen perusahaan dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.

2.2 Modal Kerja

2.2.1 Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan memerlukan dana untuk membiayai setiap aktivitas

perusahaan, baik membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun membiayai

investasi jangka panjangnya, Dana untuk membiayai operasi perusahaan sehari-

hari disebut modal kerja (Rahayu dan Susilowibowo, 2014) . Modal kerja yang

telah dikeluarkan untuk membiayai operasi perusahaan diharapkan akan dapat

kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui

hasil penjualan dan hasil produksinya. Modal kerja yang masuk, yang berasal dari

hasil penjualan dan hasil produksi tersebut akan segera dikeluarkan kembali untuk

membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Dengan demikian modal kerja

tersebut akan terus berputar secara terus menerus setiap periodenya di dalam

perusahaan.

Menurut Kasmir (2012:250-251), pengertian modal kerja secara mendalam

terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Konsep Kuantitaif

Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh

aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana

Page 30: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

19

untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut

dengan modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep Kualitatif

Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada

kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar

dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih (net working

capital). Keuntungan konsep ini terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan.

Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan

kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan

operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.

3. Konsep fungsional

Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki

perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan

digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak

dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan

perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit

maka laba akan menurun juga. Akan tetapi dalam kenyataannya terkadang

kejadian tidak selalu demikian.

2.2.2 Arti Penting dan Manfaat Modal Kerja

Modal kerja sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas suatu

perusahaan. Modal kerja memiliki peranan yang sangat penting bagi operasional

suatu perusahaan. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup dan

sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam arti harus mampu membiayai

Page 31: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

20

pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Jika perusahaan

mengalami kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan

meningkatkan produksinya, maka pendapatan atau keuntungan yg diperoleh

perusahaan akan berkurang bahkan hilang. Sebaliknya jika perusahaan memiliki

kelebihan modal kerja, maka profitabilitas perusahaan juga akan berkurang karena

kelebihan investasi yang tertanam pada modal kerja tersebut dapat digunakan

untuk investasi lainnya yang lebih menguntungkan (Putra, 2012). Dengan

tercukupinya modal kerja perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis, efisien

dan tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan serta tidak mengalami

kesulitan keuangan. Salah satu ukuran kinerja manajemen dapat diukur dengan

tercukupinya modal kerja

Menurut Munawir (2010:116), keuntungan atau manfaat lain tersedianya

modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut :

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari

aktiva lancar.

2. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban

jangka pendek tepat pada waktunya.

3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan

memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau

kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk

melayani permintaan konsumen.

Page 32: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

21

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih

menguntungkan kepada para langganannya.

6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien

karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang

dibutuhkan.

2.2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja

Menurut Jumingan (2011:69-71), untuk menentukan jumlah modal kerja

yang diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu

dianalisis, yaitu sebagai berikut :

1. Sifat umum dan tipe perusahaan.

2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan

ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang itu.

3. Syarat pembelian dan penjualan.

4. Tingkat perputaran persediaan.

5. Tingkat perputaran piutang.

6. Pengaruh musim.

7. Credit rating dari perusahaan.

2.3 Analisis Rasio Keuangan

2.3.1 Definisi Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat

penting bagi perusahaan terutama berhubungan denga profitabilitas perusahaan,

karena profitabilitas secara langsung dipengaruhi oleh keputusan yang dihasilkan

dari menganalisis rasio. Salah satu kunci strategi keuangan perusahaan adalah

Page 33: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

22

keberhasilan dalam memilih dan menggunakan rasio keuangan secara tepat karena

dapat mempengaruhi keputusan manajemen perusahaan (Innocent et.al., 2013).

Penggunaan rasio keuangan atau financial ratio sangat penting membantu

dalam melakukan penganalisaan dan menginterpretasikan terhadap posisi

keuangan suatu perusahaan. Bagi investor yang menanamkan sahamnya dalam

jangka pendek dan menengah lebih banyak tertarik kepada kondisi perusahaan

yang memiliki kemampuan untuk membayar dividen lebih cepat dalam jangka

pendek. Informasi mengenai kondisi perusahaan tersebut dapat diketahui dengan

cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang

sesuai dengan keinginan dan tujuan dari analisa rasio tersebut.

Menurut Harrison Jr et.al. (2013:256) bahwa rasio keuangan merupakan

alat utama analisis keuangan.

Pengertian rasio menurut Fahmi (2011:107) mengemukakan bahwa “rasio

disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya

itulah dilihat perbandingan dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban

yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan”.

Sedangkan menurut Munawir (2010:64) mengatakan bahwa :

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Pendapat lainnnya menurut Jumingan (2011:118), rasio dalam analisis

laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur

Page 34: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

23

dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk sistematis yang sederhana.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan

alat untuk membandingkan jumlah dan angka-angka yang ada di dalam laporan

keuangan perusahaan dengan tujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan

tentang baik dan buruknya keadaan posisi keuangan perusahaan. Hasil

perhitungan rasio keuangan juga digunakan untuk mengukur kinerja manajemen

dalam mencapai target perusahaan serta menilai kemampuan manajemen dalam

menggunakan sumber daya perusahaan secara efektif. Selain itu juga sebagai

bahan evaluasi dan perbaikan yang perlu dilakukan serta kebijakan yang perlu

diambil manajemen perusahaan dimasa yang akan datang.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio digunakan dalam melakukan analisis kinerja keuangan

dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana operasional perusahaan berjalan

secara efektif dalam mencapai tujuannya, yang dimulai dengan membandingkan

laporan keuangan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

rupiah, prosentasi dan trendnya (Putry dan Erawati, 2013)

Menurut Fahmi (2011:109), adapun manfaat yang bisa diambil dengan

dipergunakannya rasio keuangan, antara lain :

1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai

kinerja dan prestasi perusahaan.

2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai

rujukan untuk membuat perencanaan.

Page 35: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

24

3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi

kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan

untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan

adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok

pinjaman.

5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak

stakeholder organisasi.

2.3.3 Macam-Macam Rasio Keuangan

Penggolongan rasio keuangan disesuaikan dengan tujuan agar diperoleh

hasil analisis dan rekomendasi sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Berikut

ini macam-macam analisis rasio keuangan, yaitu :

1. Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur dan menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban lancarnya yang sudah

jatuh tempo dan harus dibayar dalam waktu jangka pendek. Rasio likuiditas

menurut Kasmir (2012:134) terdiri dari rasio lancar (current ratio) dan rasio

cepat (quick ratio/acit test ratio), rasio kas (cash ratio), rasio perputaran kas,

dan inventory to net working capital.

2. Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menjaga kemampuan dan memenuhi seluruh

hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan

dilikuidasi atau dibubarkan. Menurut Harahap (2010:303) rasio solvabilitas

Page 36: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

25

terdiri dari rasio utang atas modal, debt service ratio (rasio pelunasan utang),

rasio utang atas aktiva.

3. Rasio Profitabilitas adalah bermanfaat untuk menunjukkan keberhasilan

perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan menggunakan

sumber daya yang ada di dalam perusahaan selama periode tertentu. Rasio

profitabilitas menurut Fahmi (2011:137) terdiri dari gross profit margin, net

profit margin, return on investment (ROI) atau return on assets (ROA), dan

return on equity.

4. Rasio Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan

hutang. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan

perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage

(Hutang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi

dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya

perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari

mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang. Menurut

Murhadi (2013:61), kategori yang termasuk laverage ratio adalah debt ratio

(DR), debt to equity ratio (DER), dan long-term debt to equity (LTDE).

5. Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu

perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang

aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat

maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio ini bagi

banyak praktisi dan analis bisnis menyebutnya juga sebagai rasio pengelolaan

asset (asset management ratio). Menurut Kasmir (2012:175), rasio aktivitas

Page 37: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

26

terdiri dari perputaran piutang (receivable turnover), hari rata-rata penagihan

piutang (days of receivable), perputaran persediaan (inventory turnover), hari

rata-rata penagihan persediaan (days of inventory), perputaran modal kerja

(working capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover),

perputaran aktiva (assets turnover).

6. Rasio Pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industry dan dalam

perkembangan ekonomi secara umum. Menurut Harahap (2010:310) rasio

pertumbuhan terdiri dari kenaikan penjualan, kenaikan laba bersih, earningper

share (EPS), dan kenaikan dividen per share.

2.4 Perputaran Piutang

Banyak perusahaan yang menjalankan bisnisnya berupa penjualan produk

baik barang maupun jasa akan memiliki piutang (account receivable). Piutang ini

terjadi akibat adanya penjualan barang maupun jasa secara kepada konsumennya

secara angsuran (kredit). Pemberian kredit ini dilakukan untuk meningkatkan

omset penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal sesuai dengan

tujuan utama perusahaan. Akun piutang dalam laporan posisi keuangan

merupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar serta bagian terbesar dari

total aset perusahaan. Akibat jumlahnya yang sangat besar, piutang ini memiliki

pengaruh terhadap kebijaksaan dan kemampuan profitabilitas perusahaan.

Madishetti dan Kibona (2003) memberikan pendapat bahwa piutang

merupakan uang yang terutang oleh entitas untuk perusahaan atas penjualan

produk atau jasa secara kredit.

Page 38: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

27

Sedangkan Murhadi (2013:18) berpendapat bahwa “piutang usaha

merupakan tagihan yang dimiliki perusahaan terhadap pelanggannya karena telah

menyediakan barang dan jasa”.

Menurut Zeinora dan Septariani (2013:19) mengatakan bahwa “piutang

(receivable) mencakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lain, termasuk

perorangan, perusahaan, dan organisasi lain”.

Definisi piutang lainnya menurut Munawir (2010:15) “piutang adalah

tagihan kepada pihak lain (kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya

penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit”.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan semua hak

tagihan atau klaim dari perusahaan kepada pihak lain yang telah jatuh tempo

biasanya dalam bentuk uang yang terjadi akibat dari proses penjualan barang atau

jasa yang pembayarannya dilakukan secara bertahap (kredit).

Menurut Septariani (2013:20) dalam prakteknya, piutang pada umumnya

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Piutang Usaha (Accounts Receivable)

Piutang usaha adalah jumlah pembelian secara kredit dari pelanggan.

Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang maupun jasa. Piutang

biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Piutang ini

digolongkan sebagai aset lancar dineraca.

2. Wesel Tagih (Notes Receivable)

Wesel tagih adalah surat utang formal yang diterbitkan sebagai bentuk

pengakuan utang. Wesel tagih memiliki waktu tagih antara 60-90 hari atau

Page 39: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

28

lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga.

Wesel tagih dapat digunakan untuk melunasi piutang pelanggan. Wesel tagih

dan piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut

dengan piutang dagang (trade account).

3. Piutang Lain-Lain (Other Receivable)

Piutang lainnya biasanya dikelompokkan secara terpisah di neraca.

Piutang lain-lain mencakup selain piutang dagang. Jika piutang tersebut

diharapkan akan ditagih dalam waktu satu tahun, maka digolongkan sebagai

aset lancar. Apabila diperkirakan tertagih lebih dari setahun, maka digolongkan

sebagai aset tidak lancar dan dilaporkan di bawah pos investasi. Piutang

lainnya mencakup piutang bunga, piutang karyawan, uang muka karyawan,

piutang pajak, dan restitusi pajak penghasilan.

Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja yang paling dibutuhkan

dalam perusahaan yang melayani penjualan secara kredit. Suatu perusahaan yang

memiliki piutang berhubungan erat dengan volume penjualan. Oleh sebab itu

piutang perlu mendapat perhatian khusus dalam pengelolaannya. Pengelolaan

piutang dalam suatu perusahaan menyangkut pada pengelolaan perputaran

piutang.

Menurut Rahayu dan Susilowibowo (2014) menyatakan bahwa

“perputaran piutang adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengubah

piutang menjadi kas”.

Sedangkan menurut Kasmir (2012:176), perputaran piutang merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu

Page 40: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

29

periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu

periode.

Menurut Harrison Jr et.al. (2013:261), perputaran piutang usaha

(receivable turnover) adalah rasio untuk mengukur kemampuan untuk menagih

kas dari pelanggan. Secara umum, semakin tinggi rasio, semakin baik. Akan

tetapi, perputaran piutang usaha yang terlalu tinggi mungkin mengindikasi bahwa

kredit terlalu ketat dan mungkin menyebabkan kehilangan penjualan dari

pelanggan utama.

Dengan menghitung tingkat perputaran piutang (receivable turnover)

dapat menilai posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya yaitu dengan

membagi total penjualan kredit (neto) dengan rata-rata piutang. Rata-rata piutang

dapat dihitung secara tahunan yaitu saldo awal tahunan ditambah saldo akhir

tahun dibagi dua. Periode perputaran piutang tergantung bagaimana perusahaan

mengaturnya, dan tergantung pada panjang pendeknya dengan ketentuan waktu

yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin cepat syarat

pembayaran kredit berarti semakin cepat terikatnya modal kerja tersebut dalam

piutang dan berarti semakin besar tingkat perputaran piutang usaha dalam satu

periode dan begitu pula sebaliknya.

Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Murhadi (2013:58) yaitu

makin tinggi receivable turnover, mengindikasikan bahwa investasi yang

ditanamkan dalam bentuk piutang adalah rendah, sebaliknya bila receivable

turnover rendah menunjukkan bahwa perusahaan terlalu banyak atau terlalu

longgar dalam pemberian piutang kepada pelanggan. Menurut Suarnami,

Page 41: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

30

Suwendra dan Cipta (2014) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran

piutang maka semakin tinggi pula perusahaan akan memperoleh profitabilitas,

karena dengan perputaran piutang yang tinggi menyebabkan investasi yang

sedikit pada piutang, sehingga akan lebih cepat berubah menjadi kas yang

kemudian digunakan untuk investasi kembali dan dapat meminimalkan risiko

kerugian piutang (bad debts).

Rumusan untuk mencari perputaran piutang (receivable turn over) adalah sebagai berikut :

Sumber : Kasmir (2012), data diolah kembali

Demikian dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang merupakan rasio

yang digunakan untuk menilai dan mengukur berapa kali piutang berputar dalam

satu periode sejak terjadinya piutang sampai piutang tertagih kembali menjadi kas

dalam perusahaan dan menunjukkan berapa lama waktu yang digunakan untuk

menagih piutang. Semakin besar perputaran piutang semakin baik kondisi

perusahaan karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat dan sebaliknya.

Menurut Riyanto (2001:90) dalam Sufiana dan Purnawati (2013)

menyatakan perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja

dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin

cepat perusahaan akan memperoleh keuntungan dari penjualan kredit tersebut,

sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat.

Page 42: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

31

2.5 Perputaran Persediaan

Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya yaitu perusahaan dagang

maupun perusahaan manufaktur pasti memiliki persediaan, dengan pengecualian

perusahaan jasa. Persediaan sebagai bagian dari elemen modal kerja dan sebagai

bagian dari aktiva lancar yang likuid dan penting setelah kas dan piutang.

Menurut Murhadi (2013:19), persediaan merupakan keseluruhan barang baik

mulai dari bahan baku (raw material), barang setengah jadi (work in process)

maupun barang jadi (finished good) yang masih ada diperusahaan dalam rangka

proses bisnis perusahaan.

Sedangkan Jumingan (2011:18) berpendapat bahwa persediaan merupakan

barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada ditangan pada

saat penyusunan neraca.

Pendapat lainnya menurut Munawir (2011:16) menyatakan bahwa:

Persedian untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan untuk sampai tanggal neraca masih di gudang/belum laku dijual. Untuk perusahaan manfuaktur (yang memproduksi barang), maka persediaan yang dimiliki meliputi persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan-

bahan yang disediakan perusahaan untuk proses produksi dan barang-barang yang

sudah jadi yang dimiliki perusahaan yang masih disimpan digudang

perusahaan/belum laku terjual untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan

kosumen/pelanggan.

Menurut Hery (2012:244), persediaan diklasifikasikan menurut

perusahaannya yaitu persediaan untuk perusahaan dagang dan persediaan untuk

Page 43: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

32

perusahaan manufaktur. Untuk perusahaan dagang, persediaanya dinamakan

barang dagangan, dimana barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan sudah

langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan

sehari-hari. Untuk perusahaan manufaktur, mula-mula persediaanya belum siap

untuk dijual sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Persediaannya diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu bahan mentah, barang setengah jadi (barang dalam proses),

dan barang jadi (produk akhir). Jadi dalam perusahaan manuufaktur, perusahaan

jenis ini terlebih dahulu akan mengubah (merakit) input atau bahan mentah (raw

material) menjadi output atau barang jadi (finished goods / final goods), baru

kemudian dijual kepada para pelanggan (distributor).

Persediaan perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan salah

satu elemen modal kerja yang paling dibutuhkan dalam perusahaan dan juga

merupakan komponen dari aktiva perusahaan yang langsung mempengaruhi laba,

oleh karena itu perusahaan perlu menerapkan manajemen persediaan. Manajemen

persediaan menyangkut kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan

mengelola perputarannya. Perputaran persediaan dalam perusahaan menunjukkan

kinerja perusahaan dan efektivitas dari sebuah perusahaan dalam aktivitas

operasionalnya.

Menurut Harrison Jr et.al. (2013:260), perputaran persediaan (inventory

turnover) yaitu mengukur berapa kali perusahaan menjual tingkat rata-rata

persediaannya selama satu tahun. Perputaran yang cepat menunjukkan kemudahan

dalam menjual persediaan, sementara perputaran yang rendah mengindikasi

kesulitan dalam menjual persediaan.

Page 44: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

33

Sedangkan menurut Murhadi (2013:59), rasio perputaran persediaan

(inventory turnover) mengindikasikan efisien perusahaan dalam memproses dan

mengelola persediaannya. Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang

dagangan diganti/ diputar dalam satu periode.

Kondisi perusahaan yang baik adalah dimana perusahaan memiliki

persediaan dan perputarannya dalam kondisi yang seimbang. Jika nilai perputaran

persediaan terlalu tinggi, maka perusahaan memiliki jumlah persediaan yang kecil

dan dapat menyebabkan kekurangan persediaan sehingga perusahaan tidak dapat

memenuhi permintaan konsumen (pelanggan). Sebaliknya jika nilai perputaran

rendah, maka akan merugikan perusahaan seperti resiko rusaknya persediaan dan

menyebabkan turunnya harga jual suatu barang sehingga dapat menurunkan

profitabilitas. Selain itu dengan adanya persediaan yang jumlahnya banyak

perusahaan juga akan menanggung biaya penyimpanan yang relatif besar sehingga

akan mengurangi profitabilitas perusahaan (Rahayu dan Susilowibowo, 2014).

Perusahaan berusaha untuk tidak selalu memperoleh tingkat perputaran yang

paling tinggi, melainkan tingkat perputaran yang paling menguntungkan.

Pada umumnya perusahaan berusaha menjual persediaannya secepat

mungkin karena barang tidak akan menghasilkan laba sampai barang itu terjual.

Semakin cepat persediaan terjual, semakin cepat kas masuk dan semakin tinggi pula

laba yang akan diperoleh perusahaan dan hal sebaliknya untuk barang yang

bergerak lambat. Di dalam perusahaan, perputaran persediaan dapat menunjukkan

kinerja perusahaan dalam aktivitas operasionalnya (Sufiana dan Purnawati, 2013)

Adapun rumus perputaran persediaan adalah sebagai berikut :

Page 45: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

34

Menurut Harrison Jr et.al. (2013), data diolah kembali

Demikian dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan merupakan

rasio yang digunakan untuk menilai dan mengukur berapa kali persediaan

berputar dalam satu periode. Semakin tinggi perputaran persediaan maka semakin

baik bagi keadaan perusahaan, karena menunjukkan kinerja perusahaan berjalan

secara efektif dan efisien serta produktif dalam penggunaan persediaan.

Sebaliknya semakin rendah perputaran persediaan maka membuat kondisi

perusahaan tidak baik, hal ini dikarenakan memperbesar kerugiaan yang diterima

perusahaan akibat penurunan harga, penambahan biaya penyimpanan dan

pemeliharaan persediaan.

Menurut Raharjaputra (2009) dalam (Sufiana dan Purnawati, 2013)

menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka akan

semakin besar pula keuntungan (profitabilitas) yang diperoleh perusahaan.

Sebaliknya jika tingkat perputaran persediaan rendah, maka akan semakin kecil

pula keuntungan (profitabilitas) yang di peroleh perusahaan.

2.6 Rasio Lancar

Likuiditas memiliki peranan yang sangat penting, hal ini dapat dilihat

dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan

tidak mampu memenuhi kewajiban lancarnya, maka ini akan menjadi masalah

likuiditas yang lebih besar. Perusahaan akan dengan sangat terpaksa menjual

Page 46: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

35

investasi dan aset lainnya yang dimiliki perusahaan dan kemungkinan akan

mengalami kebangkrutan.

Salah satu analisis rasio yang digunakan untuk untuk menilai tingkat

likuiditas perusahaan dan rasio yang paling umum untuk mengevaluasi aset lancar

dan kewajiban lancar adalah rasio lancar (current ratio) yang merupakan aset

lancar dibagi dengan kewajiban lancar.

Menurut Harrison Jr et.al. (2013:259) mengatakan bahwa rasio lancar

mengukur kemampuan untuk membayar kewajiban lancar dengan aset lancar.

Sedangkan menurut Kasmir (2012:134) berpendapat bahwa rasio lancar

(current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih secara keseluruhan.

Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio lancar adalah rasio yang

menilai dan mengukur mampu tidaknya perusahaan dalam memenuhi atau

membayar utang-utang jangka pendeknya pada saaat jatuh tempo.

Menurut Subramanyan dan Wild (2011:243) menyatakan bahwa alasan

digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup

kemampuannya untuk mengukur :

1. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah (kelipatan) aset

lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar keyakinan bahwa kewajiban

lancar tersebut akan dibayar.

Page 47: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

36

2. Penyangga kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil risikonya. Rasio

lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan

nilai aset non-kas pada saat aset tersebut dilepas atau dilikuidasi.

3. Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan

terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan. Ketidakpastian

dan kejutan, seperti pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan

arus kas secara sementara dan tidak terduga.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar adalah

sebagai berikut :

Menurut Harrison Jr et.al. (2013), data diolah kembali

Jika rasio lancar rendah, maka perusahaan kurang modal untuk membayar

semua kewajibannya, namun jika rasio lancar tinggi belum tentu keadaan

perusahaan sedang baik. Hal ini mungkin saja terjadi karena perusahaan tidak

menggunakan kas secara efektif dan efisien. Singh dan Pandey (2008) dalam

Wijaya (2012) mengatakan bahwa likuiditas dan profitabilitas adalah hal yang

berlawanan. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan memiliki laba

yang rendah dan sebaliknya perusahaan yang memiliki laba yang tinggi, bisa

mengorbankan aspek likuiditasnya. Perusahaan dapat memaksimalkan

profitabilitas dengan cara menurunkan tingkat likuiditas perusahaan [Muhamad

dan Saad (2010) dalam Wijaya (2012)]. Dalam hal ini perusahaan harus bisa

menyeimbangkan antara tujuan memaksimalkan laba dengan upaya menjaga

Page 48: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

37

likuiditas perusahaan karena kedua hal tersebut merupakan hal yang sama penting

bagi perusahaan.

2.7 Profitabilitas

Tujuan utama yang ingin dicapai suatu perusahaan adalah memperoleh

laba atau keuntungan yang maksimal dan meningkatnya profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai dan diukur dengan menghubungkan

antara laba atau keuntungan yang diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan

dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan

tersebut.

Dalam Kasmir (2012:196) dijelaskan bahwa rasio profitabilitas merupakan

rasio untuk menilai dan mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan dalam suatu periode tertentu dan digunakan untuk memberikan

ukuran tingkat efektifitas manajemen dan efisiensi suatu perusahaan. Menurut

Fahmi (2011:135) bahwa semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang

tinggi. Terdapat beberapa alat ukur atau rasio yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas, yaitu gross profit margin, net profit margin, return on investment

(ROI) atau return on assets (ROA) dan return on equity (ROE)

Dalam Innocent et.al. (2013) dijelaskan bahwa profitabilitas merupakan

kemampuan suatu perusahaan dalam membuat keuntungan dan menunjukkan

seberapa efisien manajemen perusahaan dalam membuat keuntungan tersebut dari

semua kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan dengan menggunakan sumber

daya yang tersedia.

Page 49: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

38

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau

keuntungan dan mengukur efektifitas manajemen perusahaan dalam

menggunakan seluruh sumber daya secara keseluruhan yang telah diinvestasikan

di dalam perusahaan untuk memperoleh keuntungan selama periode tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio return on asset (ROA) untuk

mengukur profitabilitas pada tingkat aset tertentu.

2.7.1 Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas

yang dimaksudkan untuk mengukur dan menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset

yang digunakan untuk opeasional perusahaan.

Menurut Harrison Jr et.al. (2013:265) mengatakan tingkat pengembalian

atas total aset atau return on assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur

keberhasilan perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba.

Menurut Arshad dan Gondal (2013) menyatakan bahwa return on assets

(ROA) merupakan rasio yang dianggap sebagai faktor seberapa efektif suatu

perusahaan menggunakan asetnya untuk memperoleh laba.

Sedangkan Fahmi (2011:137) menjelaskan bahwa rasio return on assets

(ROA) atau pengembalian investasi merupakan rasio untuk mengetahui sudah

sejauh mana investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan mampu

memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

Page 50: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

39

Analisa return on assets (ROA) mempunyai arti yang sangat penting

dalam analisa laporan keuangan dan sudah biasa digunakan oleh pimpinan

perusahaan untuk mengukur efektifitas dan efisien dari keseluruhan kegiatan

operasi perusahaan.

Demikian dapat disimpulkan bahwa return on assets (ROA) adalah rasio

yang mencerminkan seberapa besar pengembalian yang diterima perusahaan

dalam bentuk keuntungan atas investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan.

Semakin tinggi nilai return on assets (ROA) maka akan semakin baik keadaan

perusahaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk return on assets (ROA) adalah

sebagai berikut :

Sumber : Fahmi (2011), data diolah kembali

2.8 Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk menjaga ke originalitas peneilitian ini, berikut beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Raheman dan Nasr (2007). Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Sedangkan variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen modal

kerja (working capital management) dan rasio yang digunakan adalah net

operating profitability (NOP), average collection period (ACP), inventory

turnover in days (ITID), average payment period (APP), Cash Conversion

Cycle (CCC), current ratio (CR), Debt Ratio (DR). Data diolah dengan

Page 51: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

40

menggunakan SPSS dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis

koefisien korelasi dan analisis regresi. Subjek penelitian dilakukan pada 94

perusahaan Pakistan yang terdaftar di Bursa Efek Karachi (KSE) periode 1999-

2004. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan

antara net operating profitability (NOP), average collection period (ACP),

inventory turnover in days (ITID), average payment period (APP), Cash

Conversion Cycle (CCC), current ratio (CR), Debt Ratio (DR) dengan

profitabilitas.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Budiasih (2014). Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Sedangkan variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt equity ratio, firm

size, inventroy turnover dan assets turnover. Data diolah dengan menggunakan

SPSS dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Subjek penelitian dilakukan pada perusahaan wholesale and retail trade yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Sampel penelitian ini

mencakup 23 perusahaan yang dipilih melalui kriteria sampel. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap profitabilitas,

sedangkan variabel firm Size, inventory turnover, dan assets turnover tidak

berpengaruh pada profitabilitas karena nilai signifikansi dari variabel tersebut

yang lebih dari 0,05.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Susilowibowo (2014). Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Sedangkan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran

Page 52: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

41

kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Data diolah dengan

menggunakan SPSS dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi

linear berganda. Subjek penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Sampel penelitian ini

mencakup 10 perusahaan yang dipilih menggunakan metode purposive

sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan perputaran piutang tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabiltas, sedangkan perputaran

persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sufiana dan Purnawati (2013). Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabiltas, sedangkan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran

kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data diolah dengan

menggunakan SPSS dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda, uji F dan uji T. Subjek penelitian dilakukan pada

perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas,

perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh secara simultan

terhadap profitabilitas. Sedangkan analisis secara parsial menunjukkan hanya

perputaran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas.

Page 53: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

42

5. Penelitian yang dilakukan oleh Putry dan Erawati (2013). Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA), sedangkan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio

(CR), total assets turnover (TATO) dan net profit margin (NPM). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data diolah dengan

menggunakan SPSS dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda. Subjek penelitian dilakukan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Sampel

penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa rasio lancar (current ratio) tidak berpengaruh

terhadap return on assetes (ROA), total assets turnover (TATO) berpengaruh

positif dan signikan terhadap return on assetes (ROA), dan net profit margin

(NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on assetes (ROA).

6. Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas sedangkan variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cash turnover,

receivable turnover, dan inventory turnover. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data diolah dengan menggunakan

SPSS dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear

berganda. Subjek penelitian dilakukan pada PT. Indofood Sukses Makmur

yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cash turnover berpengaruh negatif tetapi

signifikan terhadap profitabilitas. Receivable turnover berpengaruh positif dan

Page 54: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

43

signifikan terhadap profitabilitas. Inventory turnover tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas sedangkan variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio total aktiva lancar

terhadap total aktiva, rasio total kewajiban lancar terhadap total aktiva, current

ratio, rasio laverage, cash ratio. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kuantitatif. Data diolah dengan menggunakan SPSS dan teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Subjek

penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio total

aktiva lancar terhadap total aktiva berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Rasio total kewajiban lancar terhadap total aktiva berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas. Rasio lancar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas. Rasio laverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Rasio

kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Agha (2014). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (ROA) sedangkan variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah debtors turnover ratio

(DTO), creditors turnover ratio (CTO), inventory turnover (ITO), dan current

ratio (CR). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif. Data diolah dengan menggunakan SPSS dan teknik analisis data

yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Dalam penelitian ini

Page 55: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

44

menggunakan data sekunder dari Glaxo Smith Perusahaan farmasi Kline

terdaftar di Karachi bursa untuk periode 1996-2011. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa debtors turnover ratio (DTO) berpengaruh positif

terhadap profitabilitas (ROA), creditors turnover ratio (CTO) berpengaruh

positif terhadap profitabilitas (ROA), dan inventory turnover (ITO)

berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan current ratio

(CR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

9. Penelitian yang dilakukan oleh Suarnami, Suwendra, dan Cipta (2014).

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabiltas,

sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perputaran piutang, dan periode pengumpulan piutang. Penelitian ini

menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek penelitian adalah seluruh

perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data

dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan dianalisis dengan analisis jalur

(path analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan perputaran piutang tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan periode pengumpulan

piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

2.9 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian membahas mengenai variabel-variabel yang

mempengaruhi profitabilitas. Return on asset (ROA) adalah salah satu bentuk

dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan

perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Page 56: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

45

Pentingnya mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi

profitabilitas (ROA) memberikan banyak manfaat, baik bagi pihak internal yaitu

manajemen perusahaan dalam mengelola usaha bisnisnya maupun bagi pihak

eksternal yaitu investor yang menamkan sahamnya sebagai modal.

Berdasarkan pada keterbatasan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya yang menunjukkan hasil yang berbeda-beda, penelitian ini akan

menguji beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) dengan

variabel bebas berupa perputaran piutang (RTO), perputaran persediaan (ITO),

dan rasio lancar (CR). Berdasarkan variabel tersebut maka penulis

menggambarkan pemikirannya dalam model penelitian berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Perputaran Piutang

(X₁)

Perputaran Persediaan

(X₂)

Return

On Asset

(Y)

Rasio Lancar

(X3)

Page 57: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

46

2.10 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji

kebenarannya. Menentukan hipotesis merupakan suatu langkah dalam suatu

penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Hipotesis yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perputaran piutang (RTO) terhadap profitabilitas (ROA)

H0 : Perputaran piutang (RTO) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)

Ha : Perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROA)

2. Perputaran Persediaan (ITO) terhadap profitabilitas (ROA)

H0 : Perputaran persediaan (ITO) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)

Ha : Perputaran persediaan (ITO) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROA)

3. Rasio Lancar (CR) terhadap profitabilitas (ROA)

H0 : Rasio lancar (CR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)

Ha : Rasio lancar (CR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)

Page 58: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tercatat pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan tahunannya secara berturut-turut

pada periode 2012-2014.

3.2 Jenis Data yang Digunakan

Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan berupa data kuantitatif, yaitu

data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sumber data dalam penelitian ini

adalah data sekunder, berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2012-2014 yang diperoleh dengan

mengakses www.idx.co.id. Data yang diperoleh adalah informasi berupa laporan

keuangan (neraca dan laporan laba rugi) yang berhubungan dengan variabel

penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Martono (2010:66) mendefinisikan bahwa “populasi merupakan

keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian atau keseluruhan unit

atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti”.

Page 59: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

48

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2014

dengan jumlah 40 populasi.

Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah metode judgjement sampling yaitu salah satu bentuk metode purposive

sampling, dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya

berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Adapun kriteria-kriteria yang

digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit

selama tiga periode berturut-turut yaitu 2012-2014 dan telah

mempublikasikannya di website Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh

dengan mengakses www.idx.co.id.

3. Memiliki data keuangan yang berkaitan dengan variabel penelitian secara

lengkap.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2014.

40

2.

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit selama tiga periode berturut-turut yaitu 2012-2014

(10)

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 30

Sumber : www.idx.co.id, data diolah kembali

Page 60: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

49

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, dari 40 perusahaan yang terdaftar

di BEI periode 2012-2014 hanya 30 perusahaan yang memenuhi syarat untuk

dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.4 Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah metode dokumentasi melalui studi pustaka yaitu dengan cara

mengumpulkan sumber-sumber baik dalam bentuk jurnal ilmiah maupun jurnal

internasional, buku-buku, bahan perkuliahan dan bacaan lain yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini serta mengumpulkan data

sekunder dengan cara tidak langsung yaitu dengan menjelajah situs Bursa Efek

Indonesia (BEI) yang dapat diperoleh dengan mengakses www.idx.co.id.

3.5 Analisis Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini berkaitan antara variabel-varibel.

Pengolahan data yang dilakukan pertama kali oleh peneliti adalah dengan

menghitung rasio-rasio keuangan yang sudah ditetapkan sebagai variabel dalam

penelitian ini yaitu perputaran piutang, perputaran persediaan, rasio lancar dan

profitabilitas (return on assets). Hasil dari perhitungan rasio-rasio ini selanjutnya

digunakan sebagai data dalam pengujian statistik.

Data-data yang diperoleh akan diolah menggunakan software komputer

SPSS 20 dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, uji asumsi

klasik (uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji autokorelasi), regresi linear

berganda, koefisien determinasi dan uji statistik t dengan satu variabel terikat (Y)

dan tiga variabel bebas (X₁, X₂, dan X3 ).

Page 61: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

50

3.5.1 Statistik Deskriptif

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, data yang terkumpul dianalisis

dengan menggunakan rumusan statistik, yaitu statistik deskriptif. Statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji

apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya

estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi.

Pengujian yang dilakukan dalam uji asumsi klasik adalah uji normalitas,

uji multikolonieritas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi

data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen, independen atau keduanya memiliki distribusi normal,

mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi

normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal

atau tidak dapat diketahui dengan melakukan uji Kolomogrov-Smirnov. Jika

nilai probabilitas signifikansi diatas α= 0,05 maka data terdistribusi secara

normal (Ghozali, 2011:32-33).

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

Page 62: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

51

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen atau

tidak mengalami multikolonieritas. Untuk menguji multikolonieritas dapat

dlihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF)

(Ghozali, 2011:105). Model regresi yang dinyatakan bebas dari gangguan

multikolonieritas apabila nilai VIF dan tolerance berada disekitar angka satu

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan

penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Salah satu cara

untuk menguji autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin-Watson (DW

test). Nilai Durbin-Watson adalah nilai yang menunjukkan ada atau tidaknya

autokorelasi dalam model regresi. Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya

intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara

variabel bebas (Ghozali, 2011:110).

Menurut Priyatno (2014,146-147) pengambilan keputusan pada uji

Durbin Watson sebagai berikut :

1. DU<DW< 4-DU, maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.

2. DW<DL atau DW>4-DL, maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi.

3. DL<DW< DU atau 4-DU<DW<4-DL, artinya tidak ada kepastian atau

kesimpulan yang pasti.

Page 63: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

52

Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi

dilakukan pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson (uji DW) tabel

klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi

Nilai DW Keterangan

Kurang 1,10 Ada Autokorelasi

1,10 - 1,54 Tidak ada kesimpulan

1,55 - 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,46 - 2,90 Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi

Sumber : Wijaya (2009), data diolah kembali

3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah regresi yang memiliki hubungan

secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3 ... Xn) dengan

satu variabel dependen (Y). Analisis ini bertujuan untuk memperkirakan atau

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif.

Analisis regresi linear berganda dalama penelitian ini digunakan untuk

menghitung besarnya pengaruh variabel independen perputaran piutang (RTO),

perputaran persediaan (ITO), dan rasio lancar (CR) terhadap variabel dependen

return on asset (ROA).

Page 64: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

53

Hubungan antara variabel independen perputaran piutang (RTO),

perputaran persediaan (ITO), dan rasio lancar (CR) terhadap variabel dependen

return on asset (ROA), diukur atau diuji dengan rumus sebagai berikut :

Adapun model yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu :

Keterangan :

ROA : Return on Asset (Profitabilitas)

RTO : Receivable Turnover (Perputaran Piutang)

ITO : Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

CR : Current Ratio (Rasio Lancar)

a : Konstanta (intercept)

b1....b3 : Koefisien Regresi

e : Error

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Pada dasarnya ada dua jenis alat uji statistik, yaitu statistik parametrik dan

statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika distribusi data yang

digunakan normal, sedangkan data yang bersifat tidak normal, maka uji statistik

yang digunakan adalah statistik non parametrik. Uji regresi merupakan salah satu

jenis uji statistik parametrik, untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti maka

akan dilakukan uji koefisien determinasi, dan uji statistik t.

Y = a + b₁X1 + b₂X2+ b3X3 +....+e

ROA = a + b₁RTO + b₂ITO+ b₂CR+ e

Page 65: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

54

3.5.4.1 Keoefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi varibel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determiniasi yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

sangat kecil. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

3.5.4.2 Uji t

Menurut Ghozali (2011:98), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen.

3.6 Definisi Variabel Operasional.

Variabel penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :

3.6.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Martono (2010:51), variabel dependen (variabel terikat)

merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel ini dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian serta disimbolkan

dengan Y.

Sedangkan menurut Suharso (2009:37), variabel terikat (dependent

variable) adalah variabel yang menjadi perhatian utama dan sekaligus menjadi

sasaran dalam penelitian.

Page 66: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

55

Variabel ini sering juga disebut variabel output, kriteria, konsekuen.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Independent Variable). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah return on asset (ROA).

1. Profitabilitas / Return On Asset (Y)

Profitabilitas merupakan kemampuan sebuah perusahaan dalam

memperoleh laba atau keuntungan dengan menggunakan aktiva dan modal

yang dimiliki perusahaan atau investasi yang telah ditanamkan di dalam

perusahaan dalam suatu periode tertentu. Return On Asset (ROA) merupakan

salah satu alat yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan.

Rumus untuk mencari Return on Asset dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Sumber : Fahmi (2011), data diolah kembali

3.6.2 Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Martono (2010:51), variabel independen (variabel bebas)

merupakam variabel yang mempengaruhi variabel lain yang pada umumnya

berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Variabel ini menjelaskan

terjadinya fokus atau topik penelitian dan disimbolkan dengan X.

Sedangkan menurut Suharso (2009:38), variabel bebas (independent

variable) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel

terikat dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif.

Page 67: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

56

Variabel ini sering juga disebut variabel stimulus, predikator, antecedent.

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah perputaran piutang (X₁) dan

rata-rata periode pengumpulan piutang (X₂).

1. Perputaran Piutang (X₁)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan dengan tujuan

untuk mengukur dan menilai mampu atau tidaknya suatu perusahaan dalam

menggunakan dana yang tertanam dalam piutang dan tercermin sebagai modal

kerja. Dengan menggunakan rasio perputaran piutang perusahaan dapat

mengetahui berapa lama mampu menerima kembali kas dari piutangnya dalam

satu periode atau berapa kali piutang berputar (diubah menjadi bentuk kas)

dalam setahun. Untuk menghitung perputaran piutang dapat digunakan rumus

sebagai berikut :

Sumber : Kasmir (2012), data diolah kembali

2. Perputaran Persediaan (X2)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa lama dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebagai

modal kerja dalam suatu periode. Untuk menghitung perputaran persediaan

dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Page 68: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

57

Sumber : Harahap (2010), data diolah kembali

3. Rasio lancar (X3)

Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan menilai

kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar hutang-hutang

jangka pendeknya dalam periode setahun. Rasio lancar juga mengukur tingkat

likuiditas suatu perusahaan. Untuk menghitung rasio lancar dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

Sumber : Fahmi (2011), data diolah kembali

Operasionalisasi variabel adalah memecah variabel yang terkandung di dalam

masalah menjadi bagian yang terkecil sehingga dapat diketahui klasifikasi skala

ukurannya dan indikator masing-masing variabel. Operasional variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 69: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

58

Tabel 3.3 Operasional Variabel

Variabel Indikator Formulasi Skala

Perputaran Piutang (X1)

Penjualan Kredit Rata-rata Piutang

Rasio

Perputaran Persediaan

(X2)

Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan

Rasio

Rasio Lancar (X3)

Aset Lancar Kewajiban Lancar

Rasio

Profitabilitas (Y)

Laba Setelah Pajak Total Aset

Rasio

Sumber : Data yang diolah

Keterangan

RTO : Receivable Turnover (Perputaran Piutang)

ITO : Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

CR : Current Ratio (Rasio Lancar)

ROA : Return On Asset (Profitabilitas)

Page 70: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

59

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Objek Penelitian

Objek dalam pelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi sebagai objeknya. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia

(BEI) jumlah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai 2014 tercatat

sebanyak 40 perusahaan. Sektor industri barang konsumsi terdiri dari lima

subsektor, masing-masing adalah subsektor makanan dan minuman, subsektor

rokok, subsektor farmasi, subsektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga,

serta yang terakhir adalah subsektor peralatan rumah tangga. Dari 40 perusahaan

yang terdaftar di dapatkan sebanyak 30 perusahaan yang memenui syarat untuk

dijadikan sampel dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat

menjadi sampel dikarenakan telah memenui kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah

diaudit selama tiga periode berturut-turut yaitu 2012-2014 dan telah

mempublikasikan melalui website www.idx.co.id.

3. Perusahaan tersebut memiliki data keuangan yang berkaitan dengan variabel

penelitian secara lengkap.

Page 71: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

60

Data nama perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini ditampilkan dalam lampiran 2.

4.1 Pengujian Data

4.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini akan menghasilkan gambaran atau deskripsi dari data masing-

masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata

(mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu ROA sebagai

variabel terikat (dependen), RTO, ITO, dan CR sebagai variabel bebas

(independen). Dengan menggunakan SPSS 20 hasil analisis akan disajikan dalam

tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA (Y) 30 ,00 ,47 ,1147 ,11910

RTO (X1) 30 2,27 65,21 11,7587 12,89589

ITO (X2) 30 1,73 28,41 5,2787 5,03905

CR (X3) 30 ,69 13,71 3,0073 2,49259

Valid N (listwise) 30 Sumber: Output SPSS, Descriptive Statistics

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak 30 dengan

nilai minimum 0.00, nilai maksimum 0,47, mean 0,1147 dan standar deviasi

0,11910.

2. Variabel RTO atau perputaran piutang memiliki jumlah sampel sebanyak 30

dengan nilai minimum 2,27, nilai maksimum 65,21, mean 11,7587 dan standar

deviasi 12,89589.

Page 72: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

61

3. Variabel ITO atau perputaran persediaan memiliki jumlah sampel sebanyak 30

dengan nilai minimum 1,73, nilai maksimum 28,41, mean 5,2787 dan standar

deviasi 5,03905.

4. Variabel CR atau rasio lancar memiliki jumlah sampel sebanyak 30 dengan

nilai minimum 0,69, nilai maksimum 13,71, mean 3,0073 dan standar deviasi

2,49259.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini harus dilakukan dengan tujuan agar model regresi

linear berganda yang akan dilakukan dapat diketahui tingkat keakuratan datanya,

sehingga perlu adanya beberapa uji asumsi yang harus dipenuhi. Pengujian asumsi

klasik yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji

multikoliniearitas, dan uji autokorelasi.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini,

variabel independen dan variabel dependen atau kedua variabel tersebut

terdistribusi secara normal atau tidak. Hal ini merupakan hal yang penting karena

regresi linier menghendaki variabel yang diteliti harus memenuhi asumsi

normalitas. Pada penelitian ini uji normalitas diuji dengan menggunakan uji

Kolmogorof-Smirnov. Jika nilai probabilitas signifikansi diatas α= 0,05 maka data

terdistribusi secara normal.

Page 73: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

62

Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,11479227

Most Extreme Differences

Absolute ,225

Positive ,225

Negative -,144

Kolmogorov-Smirnov Z 1,232

Asymp. Sig. (2-tailed) ,096

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS, Kolmogorov-Smirnov

Pengujian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.2 dimana

besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,232 dengan nilai probabilitas

signifikansi 0,096 berada diatas α=0,05, yang berarti data residual terdistribusi

secara normal sehingga model penelitian ini dinyatakan telah memenuhi asumsi

klasik normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dan menetukan ada atau

tidaknya hubungan model regresi linier diantara variabel-variabel bebas

(independen). Apabila diantara variabel-variabel independen tidak terjadi korelasi,

maka dapat dikatakan model regresi itu baik. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel independen. Pengujian

multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance

dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF dan tolerance berada disekitar

angka 1 maka model dalam penelitian ini dinyatakan bebas dari gangguan

Page 74: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

63

multikolinearitas. Selain itu, dapat juga dilihat dari korelasi antar variabel, model

regresi linear yang baik adalah nilai korelasi antar variabel bebasnya lemah atau

kurang dari 0,5. Berikut adalah hasil dari pengujian multikolinearitas dalam

penelitian ini :

Tabel 4.3 Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,066 ,055 1,197 ,242

RTO (X1) ,003 ,002 ,277 1,406 ,171 ,922 1,085

ITO (X2) ,001 ,005 ,039 ,200 ,843 ,959 1,043

CR (X3) ,004 ,010 ,094 ,470 ,643 ,895 1,117

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS, Coefficientsa

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai VIF dan tolerance

berada disekitar angka 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa ini tidak ada

multikoloniearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Tabel 4.4 Coefficient Correlationsa

Model CR ITO RTO

1

Correlations

CR 1,000 ,196 ,275

ITO ,196 1,000 ,102

RTO ,275 ,102 1,000

Covariances

CR 9,110E-005 8,556E-006 4,781E-006

ITO 8,556E-006 2,082E-005 8,467E-007

RTO 4,781E-006 8,467E-007 3,306E-006

a. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, Coefficients Correlationsa

Page 75: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

64

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara CR

dengan ITO sebesar 0,196, hubungan CR dengan RTO sebesar 0,275, dan

hubungan ITO dengan RTO adalah sebesar 0,102. Hal tersebut membuktikan

bahwa korelasi antara variabel bebas lemah atau < 0,5 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat multikolinearitas, sehingga data dalam penelitian ini dapat

digunakan dalam analisis penelitian.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji dan mengukur apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahaan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011:110). Untuk

menguji ada atau tidaknya korelasi dalam suatu model regresi dapat dilakukan

dengan melakukan pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson (DW test), tabel

kalsifikasi sebagai berikut :

Tabel 4.5 Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi

Nilai DW Keterangan

Kurang 1,10 Ada Autokorelasi

1,10 - 1,54 Tidak ada kesimpulan

1,55 - 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,46 - 2,90 Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi

Sumber : Wijaya (2009), data diolah kembali

Page 76: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

65

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,266a ,071 -,036 ,12123 2,309

a. Predictors: (Constant), CR, ITO, RTO

b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS, Model Summary

Berdasarkan hasil tabel 4.6 diatas terlihat bahwa nilai DW sebesar 2,309.

Dimana nilai ini terletak pada 1,55 - 2,46 maka dapat disimpulkan bahwa pada

model ini tidak ada autokorelasi.

4.1.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua

atau lebih variabel dependen (X1,X2, dan X3) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai

variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui

arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah

masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif.

Hasil analisis regresi ini menunjukkan hasil persamaan regresi antara

variabel dependen yaitu profitabilitas (ROA) dengan variabel independen yaitu

perputaran piutang (RTO), perputaran persediaan (ITO) dan rasio lancar (CR).

Hasil analisis tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Page 77: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

66

Tabel 4.7 Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,066 ,055 1,197 ,242

RTO (X1) ,003 ,002 ,277 1,406 ,171 ,922 1,085

ITO (X2) ,001 ,005 ,039 ,200 ,843 ,959 1,043

CR (X3) ,004 ,010 ,094 ,470 ,643 ,895 1,117

a. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, Coefficientsa

Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi yang disusun adalah

ROA = 0,066 + 0,003RTO + 0,001ITO + 0,004CR + e

Keterangan :

ROA : Return On Assets (Profitabilitas)

RTO : Receivable Turnover (Perputaran Piutang)

ITO : Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

CR : Current Ratio (Rasio Lancar)

e : Error

Berdasarkan persamaan di atas dapat dianalisis sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (β0) sebesar 0,066. Hal ini menunjukkan bahwa jika tanpa

variabel RTO, ITO dan CR, maka nilai ROA tetap dapat diungkapan sebesar

0,066.

2. Nilai koefisien RTO (β1) sebesar 0,003. Hal ini menunjukan bahwa perputaran

piutang (RTO) dan profitabilitas (ROA) berbanding lurus, yang artinya bahwa

semakin tinggi nilai perputaran piutang (RTO), maka semakin besar nilai

profitabilitas (ROA).

Page 78: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

67

3. Nilai koefisien ITO (β1) sebesar 0,001. Hal ini menunjukan bahwa perputaran

persediaan (ITO) dan Return On Assets (ROA) berbanding lurus, yang artinya

bahwa semakin tinggi nilai perputaran persediaan (ITO), maka semakin besar

nilai profitabilitas (ROA).

4. Nilai koefisien CR (β1) sebesar 0,004. Hal ini menunjukan bahwa rasio lancar

(CR) dan profitabilitas (ROA) berbanding lurus, yang artinya bahwa semakin

tinggi nilai rasio lancar (CR), maka semakin besar nilai profitabilitas (ROA).

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi pada intinya digunakan dengan tujuan untuk

melihat dan mengukur prosentase pengaruh variabel independen (X1, X2,X3)

dengan variabel dependen (Y). Nilai koefisien determinasi juga menunjukkan

seberapa besar prosentase variabel independen yang digunakan dalam model

memiliki kemampuan dalam menerangkan variasi variabel dependen. Semakin

tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen amat terbatas dalam

menjelaskan variabel-variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

Page 79: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

68

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi

N

Nilai R Square pada tabel diatas adalah sebesar 0,071 atau sebesar 7,1%.

Hal ini berarti kontribusi atau kemampuan dari perputaran piutang (RTO),

perputaran persediaan (ITO) dan rasio lancar (CR) dalam menjelaskan

profitabilitas yang diproksikan ke dalam return on assets (ROA) adalah sebesar

7,1%, sedangkan sisanya sebesar 0,929 atau 92,9% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar variabel dalam penelitian ini.

4.2.4.2 Uji t

Uji signifikansi parameter individual sering kali disebut dengan uji t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel-variabel independen

secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik t dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut :

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,266a ,071 -,036 ,12123

a. Predictors: (Constant), CR, ITO, RTO

b. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, Model Summary

Page 80: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

69

Tabel 4.9 Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,066 ,055 1,197 ,242

RTO (X1) ,003 ,002 ,277 1,406 ,171

ITO (X2) ,001 ,005 ,039 ,200 ,843

CR (X3) ,004 ,010 ,094 ,470 ,643

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS, Coefficientsa

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil pengujian hipotesis menggunakan

koefisien secara individual adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Perputaran piutang (RTO) Terhadap Profitabilitas (ROA)

Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh perputaran piutang (RTO) terhadap profitabilitas (ROA). Berikut

hipotesis untuk variabel perputaran piutang (RTO) yang diuji :

H0 : Perputaran piutang (RTO) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)

Ha : Perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROA)

Perputaran piutang yang terlihat pada tabel diatas memiliki nilai

signifikan sebesar 0,171 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas 0,05

atau 0,171>α 0,05. Variabel X1 memiliki thitung = 1,406 dengan ttabel= 2,045,

jadi nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel atau t hitung < ttabel.

Page 81: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

70

Ho Diterima

Gambar 4.1 Uji Hipotesis 1

Dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung berada dalam

wilayah H0 diterima, artinya H0 untuk perputaran piutang (RTO) diterima dan

Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang (RTO)

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

2. Pengaruh perputaran persediaan (ITO) terhadap profitabilitas (ROA)

Uji hipotesis 2 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh perputaran persediaan (ITO) terhadap profitabilitas (ROA). Berikut

hipotesis untuk variabel perputaran persediaan (ITO) yang diuji :

H0 : Perputaran persediaan (ITO) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)

Ha : Perputaran persediaan (ITO) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROA)

Perputaran persediaan yang terlihat pada tabel diatas memiliki nilai

signifikan sebesar 0,843 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas 0,05

atau 0,843>α 0,05. Variabel X1 memiliki thitung = 0,200 dengan ttabel= 2,045,

jadi nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel atau t hitung < ttabel.

-2,045 2,045 1,406

Ho Ditolak Ha Diterima

Ho Ditolak Ha Diterima

0

Page 82: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

71

Ho Diterima

Gambar 4.2 Uji Hipotesis 2

Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung berada dalam

wilayah H0 diterima, artinya H0 untuk perputaran persediaan (ITO) diterima

dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan

(ITO) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas

(ROA).

3. Pengaruh rasio lancar (CR) terhadap profitabilitas (ROA)

Uji hipotesis 3 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh rasio lancar (CR) terhadap profitabilitas (ROA). Berikut hipotesis

untuk variabel rasio lancar (CR) yang diuji :

H0 : Perputaran rasio lancar (CR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)

Ha : Perputaran rasio lancar (CR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROA)

Rasio lancar (CR) yang terlihat pada tabel diatas memiliki nilai

signifikan sebesar 0,643 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas 0,05

atau 0,643>α 0,05. Variabel X1 memiliki thitung = 0,470 dengan ttabel= 2,045,

jadi nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel atau t hitung < ttabel.

-2,045 2,045 0,200

Ho Ditolak Ha Diterima

Ho Ditolak Ha Diterima

0

Page 83: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

72

Ho Diterima

Gambar 4.3 Uji Hipotesis 3

Dari gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung berada dalam

wilayah H0 diterima, artinya H0 untuk rasio lancar (CR) diterima dan Ha

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio lancar (CR) berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji hipotesis yang sudah dilakukan dalam penelitian ini, maka

penulis akan membahas hasil penelitian sesuai dengan permasalahan yang

diajukan. Dalam penelitian ini telah dibuktikan bahwa :

1. Pengaruh perputaran piutang (RTO) terhadap profitabilitas (ROA)

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan perputaran piutang

(RTO) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Apabila nilai perputaran piutang positif, maka akan meningkatkan

profitabilitas perusahaan. Hal Ini dikarenakan dengan memiliki nilai

perputaran piutang yang positif mengindikasikan bahwa piutang cepat

tertagih dan cepat berubah menjadi uang tunai (kas) sesuai dengan yang

diharapkan perusahaan, sehingga perusahaan akan mendapatkan keuntungan

dari hasil penjualan kredit dan profitabilitas perusahaan ikut meningkat.

-2,045 2,045 0,470

Ho Ditolak Ha Diterima

Ho Ditolak Ha Diterima

0

Page 84: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

73

Penelitian ini hampir sama yang dilakukan oleh Sufiana dan Purnawati (2013)

dan Putra (2012) menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif

dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Namun penelitian ini tidak

sejalan dengan yang dilakukan oleh Suarnami, Suwendra, dan Cipta (2014)

serta Rahayu dan Susilowibowo (2014) menunjukkan bahwa perputaran

piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

2. Pengaruh perputaran persediaan (ITO) terhadap profitabilitas (ROA)

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan perputaran

persediaan (ITO) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap

profitabilitas. Apabila nilai perputaran persediaan positif, maka akan

meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal Ini dikarenakan dengan memiliki

nilai perputaran persediaan yang positif menunjukkan bahwa perusahaan

bekerja secara efisien dan efektif dalam mengelola persediaan. Selain itu akan

memperkecil resiko kerugian seperti penumpukan barang persediaan,

penurunan harga barang, bertambahnya biaya penyimpanan dan pemeliharaan

persediaan. Sehingga profitabilitas akan meningkat. Penelitian ini hampir

sama yang dilakukan oleh Sufiana dan Purnawati (2013), Rahayu dan

Susilowibowo (2014), dan Agha (2014) menunjukkan bahwa perputaran

persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan. Penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh Sari dan

Budiasih (2014), Putra (2012) menunjukkan bahwa perputaran persediaan

tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Page 85: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

74

3. Pengaruh rasio lancar (CR) terhadap profitabilitas (ROA)

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan perputar rasio

lancar (CR) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas

(ROA). Pengaruh positif ini dilihat dari sisi kreditor (perbankan) sebagai

penyedia dana bagi perusahaan, dengan kreditor menilai kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajibannya dalam jangka pendek akan

memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan pinjaman

selanjutnya dan pinjaman tersebut digunakan perusahaan untuk modal utama

dalam mencapai target/tujuan utama yaitu memperoleh profitabilitas. Bagi

pihak distributor adanya kemampuan perusahaan membayar utang-utangnya

dalam jangka pendek akan memberikan jaminan dan mempermudah dalam

memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara

kredit. Sehingga dana yang dimiliki perusahaan awalnya untuk membeli

persediaan secara tunai, tetapi boleh dilakukan pembelian secara kredit

kepada distributor, dana tersebut dapat digunakan untuk investasi lainnya

guna memperoleh profitabilitas. Bagi pihak investor akan memberikan

jaminan rasa aman dan resiko yang kecil atas modal yang ditanamkan dalam

perusahaan tersebut serta kemungkinan mendapatkan keuntungan (dividen)

sesuai dengan yang diharapkan. Namun di sisi lain Penelitan yang dilakukan

oleh Wijaya (2012), Raheman dan Nasr (2007) menunjukkan rasio lancar

yang merupakan ukuran likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya kelebihan dana

yang menganggur. Kondisi ini menjadi kurang baik bagi perusahaan karena

Page 86: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

75

manajemen perusahaan kurang mampu mengelola dan menggunakan dana

yang dimiliki, sehingga ini akan berpengaruh terhadap profitabilitas yang

diperoleh perusahaan akan rendah. Seharusnya kelebihan dana itu dapat

digunakan untuk investasi lainnya, sehingga perusahaan akan memperoleh

profitabilitas yang tinggi. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan Putry dan Erawati (2013) menunjukkan bahwa rasio lancar tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Agha

(2014) juga menunjukkan bahwa rasio lancar (current ratio) tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

Page 87: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

76

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil analisis yang telah

dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai

berikut:

1. Perputaran piutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

2. Perputaran persediaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

3. Rasio lancar berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

5.2 Saran

Berdasarkan keterbatasan diatas penulis mengajukkan beberapa saran,

sebagai berikut :

1. Perusahaan perlu lebih memperhatikan manajemen modal kerja yang lebih

baik lagi, manajemen piutang dan memperketat syarat pembayaran penjualan

kredit serta tentang ketentuan pembatasan pemberian kredit agar dapat

meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Page 88: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

77

2. Perusahaan perlu lebih memperhatikan manajemen persediaan dengan

mengelola persediaan secara efektif dan efisien, meningkatkan promosi dan

pemasaran agar perputaran persediaan meningkat sehingga keuntungan

perusahaan meningkat dan memperkecil resiko kerugian yang diterima

perusahaan.

3. Sebaiknya perusahaan tidak hanya memfokuskan pada likuiditas (rasio

lancar) perusahaan, meskipun para investor kebanyakan menilai kinerja

keuangan dari besarnya nilai likuiditas suatu perusahaan. Tetapi perusahaan

juga harus secara seimbang fokus memperhatikan likuiditas dan profitabilitas

perusahaan.

Page 89: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

78

DAFTAR PUSTAKA

Agha, Hina. 2014. Impact of Working Capital Management on Profitability. European Scientific Journal. Vol.10 No. 1, ISSN : 1857-7881

Arshad, Zubair dan Muhammad Yasir Gondal.2014. Impact of Working Capital Management on Profitability A Case of The Pakistan Cement Industry. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. Vol.5 No.2.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta. Bandung.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Harrison Jr. Walter T, Charles T. Horngren, C.William Thomas, dan Themin Suwardy. 2013. Akuntansi Keuangan. Jilid 2, Edisi 8. Erlangga. Jakarta.

Haq, Ikram ul, Muhammad Sohail, Khalid Zaman, dan Zaheer Alam. 2011. The Relationship Between Working Capital Management and Profitability A Case Stufy of Cement Industry in Paskitan. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol.2 No.2, ISSN 2039-2117.

Hassan, Naeem Ul, Malik Muhammad Imran, Muhammad Amjad, dan Meboob Hussain. 2014. Effects of Working Capital Management on Firm Performance: An Empirical Study of Non-financial listed Firms in Pakistan. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol.4 No.6, ISSN : 2222-6990.

Hery. 2012. Pengantar Akuntansi 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia.2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta

Innocent, Enekwe Chinedu, Okwo Ifeoma Mary dan Ordu Monday Matthew. 2013. Financial Ratio Analysis as a Determinant of Profitability in Nigerian Pharmaceutical Industry. International Journal of Business and Management. Vol.8 No.8, ISSN : 1833-3850.

Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Bumi Aksara. Jakarta.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 90: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

79

Madishetti, Srinivas dan Deogratias Kibona. 2013. Impact of Accounts Receivables Management on The Profitability of SMEs in Tanzania . A Peer Reviewed International Journal of Asian Research Consortium, Vol.3, Issue 2, ISSN : 2249-7232.

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Ed Kesatu. Rajawali Pers. Jakarta.

Muhardi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham. Salemba Empat. Jakarta.

Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan, Ed Keempat, Cet Kelima Belas. Liberty. Yogyakarta.

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS22: Pengolahan Data Praktis, Ed Pertama. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Putra, Lutfi Jaya. 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Jurnal Ekonomi Gunadarma. Vol.9 No.1, hal. 1-10.

Putry, Nur Anita Chandra dan Teguh Erawati. 2013. Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover dan Net Profit Margin Terhadap Return on Assets. Jurnal Akuntansi. Vol.1 No.2.

Rahayu, Eka Ayu dan Joni Susilowibowo. 2014. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaram Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Prorfitabilitas Perusahaan Manufaktur. Vol.2 No.4, hal. 1444-1455.

Raheman, Abdul dan Mohamed Nasr. 2007. Working Capital Management and Profitability-Case of Pakistani Firm. International Journal of Bussiness Research Papers, Vol.3 No.1, pp.279-300.

Reeve, J.M., dkk. 2013. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia, Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Sari, Ni Made Vironika dan I.G.A.N Budiasih. 2014. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm Size, Inventory Turnover dan Assets Turnover pada Profitabilitas. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 6.No 2, hal. 261-273, ISSN : 2302-8556.

Suarnami, Luh Komang, I Wayan Suwendra dan Wayan Cipta. 2014. Pengaruh Perputaran Piutang dan Periode Pengumpulan Piutang Teradap Profitabilitas pada Perusahaan Pembiayaan. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, Vol 2.

Subramanyan, K.R, John J Wild. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Bukun 2, Edisi ke-10. Salemba Empat. Jakarta.

Page 91: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

80

Sufiana, Nina dan Ni Ketut Purnawati. 2013. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas. E-Journal Universitas Udayana. Vo.2 No.4, hal. 451-468.

Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis Pendekatan Filosofi dan Praktis, Cet Pertama. PT Indeks. Jakarta

Surya, Raja Adri Satriawan. 2013. Pengantar Akuntansi Berbasis IFRS, Ed Pertama, Cet Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Usama, Muhammad. 2012. Working Capital Management and Its Affect on Firm’s Profitability and Liquidity In Other Food Sector of) Karachi Stock Exchange (KSE). Arabian Journal of Business and Management Review (OMAN Chapter), Vol.1 No.12.

Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Wijaya, Anggita Langgeng. 2012. Pengaruh Komponen Working Capital Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol.4 No. 1, pp. 20-26.

Zeinora dan Septariani, Desy. 2013. Akuntansi 2. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Websites :

http://www.idx.co.id/id−id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx ( 14 Januari 2015)

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/sub-sektor-makanan-minuman/ (18 Juni 2015)

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/sub-sektor-rokok/ (18 Juni 2015)

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/sub-sektor-farmasi/ (18 Juni 2015)

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/sub-sektor-kosmetik-keperluan-rumah-tangga/ (18 Juni 2015)

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/sub-sektor-peralatan-rumah-tangga/ (18 Juni 2015)

Page 92: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Kode Emiten Nama Perusahaan

Sub Sektor Makanan dan Minuman 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk 4 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 6 DNET PT Indoritel Makmur Internasional Tbk 7 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia

10 MYOR PT Mayora Indah Tbk 11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga 12 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 13 SKBM PT Sekar Bumi Tbk 14 SKLT PT Sekar Laut Tbk 15 SRTG PT Saratoga Investama Sedaya Tbk 16 STTP PT Siantar Top Tbk 17 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

Sub Sektor Rokok 18 GGRM PT Gudang Garam Tbk 19 HMSP PT H.M Sampoerna Tbk 20 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 21 WIIM PT Wismilak Inti Makmur Tbk

Sub Sektor Farmasi 22 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 23 INAF PT Indofarma Tbk 24 KAEF PT Kimia Farma Tbk 25 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 26 MERK PT Merck Tbk 27 PYFA PT Pyrimad Farma Tbk 28 SCPI PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 29 SIDO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

Page 93: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

30 SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 31 SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SB) 32 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk

Sub Sektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga 33 MBTO PT Martina Berto Tbk 34 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 35 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 36 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk

Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga 37 CINT PT Chitose Internasional Tbk 38 KDSI PT Kedawung Setya Industrial Tbk 39 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 40 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk

Sumber : www.sahamok.com, data diolah kembali

Page 94: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Kode Emiten Nama Perusahaan

Sub Sektor Makanan dan Minuman 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia 3 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 4 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 6 MLBI PT Multi Bintang Indonesia 7 MYOR PT Mayora Indah Tbk 8 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga 9 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

10 SKBM PT Sekar Bumi Tbk 11 SKLT PT Sekar Laut Tbk 12 STTP PT Siantar Top Tbk 13 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

Sub Sektor Rokok 14 HMSP PT H.M Sampoerna Tbk 15 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 16 WIIM PT Wismilak Inti Makmur Tbk

Sub Sektor Farmasi 17 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 18 INAF PT Indofarma Tbk 19 KAEF PT Kimia Farma Tbk 20 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 21 MERK PT Merck Tbk 22 PYFA PT Pyrimad Farma Tbk 23 SCPI PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 24 SQBB PT Taisho Pharmaceutical IndonesiaTbk 25 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk

Sub Sektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga 26 MBTO PT Martina Berto Tbk 27 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 28 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

Page 95: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga 29 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 30 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk

Sumber : www.sahamok.com, data diolah kembali

Page 96: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

LAMPIRAN 3

Laporan Perputaran Piutang (RTO) Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014

No Kode Emiten

RTO AVERAGE

2012 2013 2014 1 ADES 6,85 6,68 6,33 6,62 2 CEKA 7,20 11,45 12,36 10,34 3 DLTA 4,43 6,49 5,30 5,41 4 ICBP 14,87 16,21 11,66 14,24 5 INDF 16,90 14,35 15,37 15,54 6 MLBI 7,31 14,46 8,44 10,07 7 MYOR 5,67 4,97 4,85 5,16 8 PSDN 20,37 18,82 12,27 17,15 9 ROTI 9,94 9,44 9,50 9,63

10 SKBM 14,17 12,99 11,97 13,04 11 SKLT 8,35 9,14 8,85 8,78 12 STTP 8,61 8,44 9,10 8,72 13 ULTJ 10,16 10,39 10,26 10,27 14 HMSP 67,71 60,76 67,16 65,21 15 RMBA 42,10 53,42 28,08 41,20 16 WIIM 30,18 34,65 24,54 29,79 17 DVLA 3,10 2,87 3,03 3,00 18 INAF 5,89 5,22 5,88 5,67 19 KAEF 8,86 8,65 8,52 8,68 20 KLBF 8,18 8,10 7,73 8,00 21 MERK 10,69 7,91 6,17 8,26 22 PYFA 6,47 6,33 6,36 6,39 23 SCPI 3,82 3,78 3,64 3,75 24 SQBB 4,61 4,53 4,73 4,62 25 TSPC 9,86 8,82 9,11 9,26 26 MBTO 2,93 2,26 2,31 2,50 27 MRAT 2,45 2,00 2,34 2,27 28 TCID 6,88 7,01 7,59 7,16 29 KICI 7,96 8,77 10,80 9,18 30 LMPI 3,25 3,14 2,15 2,85

Sumber : Data yang diolah

Page 97: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Laporan Perputaran Persediaan (ITO) Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014

No Kode Emiten

ITO AVERAGE

2012 2013 2014 1 ADES 3,61 2,77 3,16 3,18 2 CEKA 2,72 6,82 8,27 5,93 3 DLTA 2,13 1,88 1,43 1,81 4 ICBP 9,18 7,98 7,72 8,29 5 INDF 5,10 5,27 5,60 5,32 6 MLBI 5,28 8,96 6,09 6,78 7 MYOR 5,76 6,16 6,80 6,24 8 PSDN 5,31 4,97 4,65 4,98 9 ROTI 32,61 27,30 25,32 28,41

10 SKBM 13,02 15,99 12,87 13,96 11 SKLT 5,75 6,75 7,33 6,61 12 STTP 5,13 5,24 5,92 5,43 13 ULTJ 5,43 5,63 4,77 5,28 14 HMSP 3,91 3,33 3,46 3,57 15 RMBA 2,26 2,58 2,78 2,54 16 WIIM 1,75 1,82 1,63 1,73 17 DVLA 3,47 2,60 2,39 2,82 18 INAF 4,44 5,03 4,72 4,73 19 KAEF 5,19 5,22 4,72 5,04 20 KLBF 3,72 3,22 2,89 3,28 21 MERK 2,80 1,47 1,87 2,05 22 PYFA 2,24 2,04 2,38 2,22 23 SCPI 1,59 0,76 2,95 1,76 24 SQBB 4,89 4,31 4,77 4,66 25 TSPC 5,56 4,68 4,45 4,90 26 MBTO 6,45 5,94 5,17 5,85 27 MRAT 3,19 2,40 2,43 2,67 28 TCID 4,34 4,23 3,77 4,11 29 KICI 1,99 1,67 1,69 1,78 30 LMPI 2,73 2,54 2,03 2,43

Sumber : Data yang diolah

Page 98: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Laporan Rasio Lancar (CR) Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014

No Kode Emiten

CR AVERAGE

2012 2013 2014 1 ADES 1,94 1,81 1,54 1,76 2 CEKA 1,03 1,63 1,47 1,37 3 DLTA 5,26 4,76 4,47 4,83 4 ICBP 2,76 2,41 2,18 2,45 5 INDF 2,00 1,68 1,81 1,83 6 MLBI 0,58 0,98 0,51 0,69 7 MYOR 36,63 2,40 2,09 13,71 8 PSDN 1,61 1,68 1,46 1,58 9 ROTI 1,12 1,14 1,37 1,21

10 SKBM 1,25 1,33 1,48 1,35 11 SKLT 1,41 1,23 1,18 1,28 12 STTP 1,00 1,14 1,48 1,21 13 ULTJ 2,02 2,47 3,34 2,61 14 HMSP 1,78 1,75 1,53 1,69 15 RMBA 1,64 1,18 1,00 1,27 16 WIIM 2,06 2,43 2,27 2,26 17 DVLA 4,31 4,24 5,18 4,58 18 INAF 2,10 1,27 1,30 1,56 19 KAEF 2,80 2,43 2,39 2,54 20 KLBF 3,41 2,84 3,40 3,22 21 MERK 3,87 3,98 4,59 4,15 22 PYFA 2,41 1,54 1,63 1,86 23 SCPI 2,72 2,61 2,45 2,59 24 SQBB 4,85 4,97 4,37 4,73 25 TSPC 3,09 2,96 3,00 3,02 26 MBTO 3,71 3,99 3,95 3,89 27 MRAT 6,02 6,05 3,61 5,23 28 TCID 7,73 3,57 1,80 4,37 29 KICI 4,80 5,77 7,90 6,16 30 LMPI 1,24 1,19 1,24 1,22

Sumber : Data yang diolah

Page 99: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Laporan Profitabilitas (ROA) Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014

No Kode Emiten

ROA AVERAGE

2012 2013 2014 1 ADES 0,21 0,13 0,06 0,13 2 CEKA 0,06 0,06 0,03 0,05 3 DLTA 0,29 0,31 0,29 0,30 4 ICBP 0,13 0,11 0,10 0,11 5 INDF 0,08 0,04 0,06 0,06 6 MLBI 0,39 0,66 0,36 0,47 7 MYOR 0,09 0,10 0,04 0,08 8 PSDN 0,04 0,03 (0,05) 0,01 9 ROTI 0,12 0,09 0,09 0,10 10 SKBM 0,04 0,12 0,16 0,11 11 SKLT 0,03 0,04 0,05 0,04 12 STTP 0,06 0,08 0,07 0,07 13 ULTJ 0,15 0,12 0,10 0,12 14 HMSP 0,38 0,39 0,36 0,38 15 RMBA (0,05) (0,11) (0,22) (0,13) 16 WIIM 0,06 0,11 0,08 0,09 17 DVLA 0,14 0,11 0,07 0,10 18 INAF 0,04 (0,04) 0,00 (0,00) 19 KAEF 0,10 0,09 0,08 0,09 20 KLBF 0,19 0,17 0,17 0,18 21 MERK 0,19 0,25 0,25 0,23 22 PYFA 0,04 0,04 0,02 0,03 23 SCPI (0,03) (0,02) (0,05) (0,03) 24 SQBB 0,34 0,35 0,36 0,35 25 TSPC 0,14 0,12 0,10 0,12 26 MBTO 0,07 0,03 0,00 0,04 27 MRAT 0,07 (0,02) 0,01 0,02 28 TCID 0,12 0,11 0,09 0,11 29 KICI 0,02 0,08 0,05 0,05 30 LMPI 0,00 (0,01) 0,00 (0,00)

Sumber : Data yang diolah

Page 100: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

LAMPIRAN 4

Hasil SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA (Y) 30 ,00 ,47 ,1147 ,11910

RTO (X1) 30 2,27 65,21 11,7587 12,89589

ITO (X2) 30 1,73 28,41 5,2787 5,03905

CR (X3) 30 ,69 13,71 3,0073 2,49259

Valid N (listwise) 30 Sumber: Output SPSS, Descriptive Statistics

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,11479227

Most Extreme Differences

Absolute ,225

Positive ,225

Negative -,144

Kolmogorov-Smirnov Z 1,232

Asymp. Sig. (2-tailed) ,096

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS, Kolmogorov-Smirnov

Page 101: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,066 ,055 1,197 ,242

RTO ,003 ,002 ,277 1,406 ,171 ,922 1,085

ITO ,001 ,005 ,039 ,200 ,843 ,959 1,043

CR ,004 ,010 ,094 ,470 ,643 ,895 1,117

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS, Coefficientsa

Coefficient Correlationsa

Model CR ITO RTO

1

Correlations

CR 1,000 ,196 ,275

ITO ,196 1,000 ,102

RTO ,275 ,102 1,000

Covariances

CR 9,110E-005 8,556E-006 4,781E-006

ITO 8,556E-006 2,082E-005 8,467E-007

RTO 4,781E-006 8,467E-007 3,306E-006

a. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, Coefficients Correlationsa

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,266a ,071 -,036 ,12123 2,309

a. Predictors: (Constant), CR, ITO, RTO

b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS, Model Summary

Page 102: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
Page 103: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Novitasari Tirtajaya

Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 11 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Bintara 14 Rt005/Rw04 No 131, Kelurahan

Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Institusi

1996-1997 TK Nurul Islam Bintara, Kota Bekasi

1997-2003 SD Negeri Bintara XI, Kota Bekasi

2003-2006 SMP Negeri 14, Kota Bekasi

2006-2009 SMK Negeri 1, Kota Bekasi

2011-2015 Universitas Darma Persada Jakarta

Page 104: PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

PENGALAMAN KERJA

Waktu Tempat Jabatan

04 Januari 2010 -

30 September 2011

PT Anugerah Texindotama

Cabang Jakarta

Staff Admnistrasi Sales

Support

PENGALAMAN MAGANG

Waktu Tempat Divisi

27 Maret - 13 Juni 2014

PT Bank Tabungan

Negara (BTN) Cabang

Bekasi

HCLU (Housing

Commercial Lending

Unit)

PENGALAMAN ORGANISASI

Nama Organisasi Jabatan Periode

HIMADA (Himpunan

Mahasiswa Akuntansi

Universitas Darma Persada)

Anggota Dikbang (Divisi

Pendidikan dan Pengembangan) 2013-2014

HIMADA (Himpunan

Mahasiswa Akuntansi

Universitas Darma Persada)

Koordinator/SC Dikbang (Divisi

Pendidikan dan Pengembangan) 2014-2015