Upload
operator-warnet-vast-raha
View
1.540
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Dehidrasi Sedang 03.56ali sarjunipadang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air memiliki manfaat penting bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif,
pencegahan batuDan
infeksi kandung kemih hingga mencegah obesitas. Cegah gangguan kesehatan dengan minur air
yang cukup.
Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia,
misalnya pada bayi terdapat 80 persen air, pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada
usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50 persen.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang pemeriksaan saraf ini adalah:
1. Mengetahui definsi dari dehidrasi.
2. Mengetahhui tanda dan gejala dehidrasi pada neonatus.
3. Mengetahui penyebab dehidrasi pada neonatus.
4. Mengetahui penanganan dehidrasi pada neonatus.
C. Manfaat
Makalah ini dibuat tidak semata-mata hanya untuk memenuhi tugas kelompok, tapi juga agar
bermanfaat bagi semua pihak yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih paham tentang dehidrasi pada neonatus, baik dari tanda dan gejalanya serta
penanganan dehidrasi pada neonatus.
2. Bagi Dosen
Dosen dapat menemukan sesuatu yang baru tentang dehidrasi pada neonatus jika terdapat opini
dan hal-hal baru yang ditemukan oleh mahasiswa.
BAB I I
TINJAUAN MATERI
A. DEFINISI
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari
natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi
hipotonik).
Kadar air dalam lean body mass bayi (tubuh tanpa jaringan lemak) kurang lebih 82%. Apabila
bayi kehilangan cairan 5% atau lebih, kan terjadi dehidrasi.
Pada masa gestasi akhir sampai minggu pertama sesudah kelahiran, fungsi ginjal mengalami
perubahan sedemikian rupa sehingga mempengaruhi keseimbangan air dan garam. Air di
dalam tubuh terdapat di dalam sel (intraseluler) atau di luar sel (ekstraseluler). Pada masa
gestasi akhir cairan ekstraseluler bertambah, tetapi pada waktu lahir terjadi perubahan
fisiologik yang menyebabkan berkuangnya cairan ekstraseluler. Dengan ginjal yang makin
matur dan beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, eksresi urin bertambah mengakibatkan
berkurangnya cairan ekstraseluler. Kecepatn filtrasi glomerulus berkurang, sehingga
kehilangan Natrium melalui urin berkurang dan kecepatan reabsorbsi ginjal terhadap natrium
melalui tubulus juga berkurang. Pada bayi prematur karena fungsi ginjal yang imatur,
ketidakseimbangan ini lebih berat.
Dehidrasi pada bayi terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk kebutuhan
tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah-muntah, diare, panas tinggi atau mengeluarkan
keringat yang banyak. Dehidrasi bisa ringan dan mudah diatasi, bisa juga parah dan
membahayakan jiwa.
B. Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu:
1. Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan).
2. Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
3. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
C. Tanda-tanda dehidrasi pada bayi
1. Lebih dari 6 jam tidak pipis
2. Pipisnya berwarna lebih gelap dari biasanya dan baunya lebih kuat
3. Lemah dan lesu
4. Mulut dan bibir kering atau pecah-pecah
5. Tidak keluar air mata ketika menangis
D. Ciri-ciri Bayi yang Dehidrasi
1. Haus berlebihanIni terlihat jelas, tetapi jika bayi kurang cairan dia secara alami akan merasakan dorongan untuk minum lebih banyak. Bayi mungkin menangis sampai diberikan botol dan kemudian terus mengisap sampai semua air, susu atau jus habis. Ini adalah tanda dehidrasi ringan dan sedang.
2. Terlihat lesu dan tidak sehatBayi yang tampak lesu mungkin menderita dehidrasi serius serta harus diberikan cairan dan dibawa ke dokter segera. Kelesuan pada bayi meliputi kurangnya energi, keinginan untuk berbaring sepanjang hari dan kurangnya memperlihatkan emosi.
3. Hilangnya elastisitas kulitDehidrasi pada bayi dapat menyebabkan hilangnya elastisitas kulit. Jika kita mencoba dengan lembut mencubit kulit anak, tidak cepat kembali ke posisi normal, ini bisa menjadi tanda dehidrasi. Hal ini terjadi karena tidak cukup air mencapai kulit.
4. Mulut kering dan lengketBayi yang tidak terhidrat dengan benar sering menunjukkan gejala mulut kering. Hal ini dapat disertai dengan air liur putih atau busa di sudut mulut bayi.
5. Popok keringPopok bayi kering selama lebih dari beberapa jam dan tentu tidak boleh kering selama lebih dari 5 atau 6 jam. Hal ini dapat terjadi bila bayi dehidrasi karena tubuhnya menggunakan sedikit cairan yang diminum dan juga hanya mengeluarkan sedikit cairan. Sembelit adalah gejala serupa, walaupun ini mungkin hasil dari hal-hal lain seperti nafsu makan yang buruk atau sistem pencernaan lambat.
E. Gejala lainnya dari dehidrasi:
1. Mata cekung
2. Tangan dan kaki terasa dingin dan terlihat kemerahan
3. Rewel dan mengantuk berlebihan
4. Ubun-ubun cekung
Jika dehidrasi tahap serius terjadi, segera bawa ke UGD untuk diberikan infus. Atau bisa konsul
ke dokter anak untuk dicek keadaannya. Untuk dehidrasi ringan biasanya dokter akan
menyarankan anak diberikan cairan elektrolit yang bisa didapat dengan mudah di apotik.
Selain itu jangan berhenti menyusui ASI atau memberikan susu botol.
F. Mencegah Dehidrasi
Pencegahan dehidrasi harus dilakukan terutama ketika bayi sedang sakit atau hari sangat panas,
Cara mencegah dehidrasi:
1. Memberikan cairan yang banyak kepada bayi.
2. Jika umur bayi sudah lebih dari empat bulan, berikan juga banyak air putih.
3. Ketika memberikan jus buah pada bayi, campurlah dengan air supaya cairannya lebih banyak.
Hal yang perlu diperhatikan saat penanganan dehidrasi pada kondisi berikut ini:
1. Demam: berikan banyak cairan jika bayi anda demam. Jika ia terlihat kesulitan dalam menelan, berikan obat anti nyeri atas petunjuk dokter.
2. Kepanasan: terlalu banyak aktivitas di hari yang panas, atau duduk diam dalam waktu lama di ruang yang panas dan penuh sesak bisa menyebabkan berkeringat deras dan kehilangan cairan. Berikan cairan lebih banyak dari biasanya dalam kondisi seperti ini.
3. Diare: jika bayi sedang menderita infeksi saluran pencernaan atau flu perut, ia akan kehilangan cairan melalui diare dan muntah-muntah. Jangan berikan jus buah karena akan memperparah sakitnya. Jangan juga sembarangan memberikan obat anti diare tanpa petunjuk dokter. Yang perlu dilakukan adalah memberikan ASI atau susu botol lebih banyak dari biasanya, juga tambahan air putih untuk bayi di atas empat bulan. Jika bayi sudah terlihat mulai dehidrasi segera berikan cairan elektrolit.
4. Muntah-muntah: infeksi pencernaan atau virus dapat menyebabkan muntah-muntah. Berikan cairan elektrolit sedikit-sedikit tapi sering, yaitu dua sendok teh setiap lima menit. Jika bayi bisa bertahan tidak muntah selama satu jam, mulai berikan cairan elektrolit empat sendok teh 15 menit sekali.
5. Menolak minum: radang tenggorokan, sakit di tangan, kaki, mulut bisa sangat menyakitkan dan membuat bayi tidak mau minum. Konsultasi pada dokter untuk memberikan obat anti nyeri, kemudian tawari ASI atau susu botol dan air putih, sedikit-sedikit tapi sering.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SAKIT
Bayi Ny. A Umur 8 hari Dengan Dehidrasi Sedang Karena Diare
RSUD CILACAP
Pengkajian hari, tanggal : 26 Januari 2012
Pukul : 10.15 wib
Tempat : POLI ANAK RSUD CILACAP
I. PENGKAJIAN
A. Identitas/Biodata
1. Bayi
Nama bayi : Bayi Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Cilacap, 18 januari 2012
Umur : 8 hari
2. Orang Tua
Nama ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. E
Umur : 25 tahun Umur : 25 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 7 Alamat : Jl. Imam Bonjol No. 7
CILACAP CILACAP
B. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Ny. A datang bersama bayinya dan mengatakan bahwa bayinya diare, lemas dan nampak tidak
sehat.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bayinya lemas, nampak tidak sehat dan tidak buang air kecil.
b. Riwayat kesehatan lalu
Bayi lahir aterm, tidak ada kelainan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah menderita penyakit kronik, seperti jantung, DM,
hipertensi, ginjal dan penyakit menular lainnya.
2. Riwayat persalinan
a. Riwayat obstetric ibu : P1A0
b. Penolong : Bidan
c. BBL : 2700gram
d. PBL : 49cm
e. LILA Lahir : 10 cmm
f. LK Lahir : 32 cm
g. LD Lahir : 33 cm
3. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anaknya telah diimunisasi HB0 pada hari ke-2 setelah persalinan.
4. Pola Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Sebelum sakit : minum ASI, tidak terkaji
Sesudah sakit : bayi haus berlebihan
b. Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 2 x/hari, BAK 5-6 x/hari
Sesudah sakit : BAB 4 x/hari, BAK 1 x/hari
c. Personal Hygiene
Sebelum sakit : 2 x/hari mandi kering
Sesudah sakit : 2 x/hari mandi kering
d. Istirahat
Sebelum sakit : tidur 18-20 jam/hari
Sesudah sakit : tidur 17 jam/hari
e. Aktivitas
Sebelum sakit : bayi aktif tampak bugar
Sesudah sakit : bayi tampak lemah dan aktivitas terganggu
5. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum :
Keadaan umum : anak tampak lemah
Kesadaran : somnolen
Tanda-tanda vital : N : 130 x/mnt S : 36 0C
RR : 48 x/mnt PB/BB : 49 cm/2600 gr
b. Pemeriksaan umum
Kepala : UUK : cekung rambut : hitam bersih
UUB : datar Lingkar kepala : 32 cm
Mata : Tidak ada tanda infeksi mata ,konjungtiva kering, sklera putih.
Hidung : bersih, tidak ada polip
Mulut : bersih, mukosa bibir tampak kering, pucat.
Telinga : simetris, tidak ada serumen.
Leher : tidak ada pembesaran.
Dada : simetris, suara nafas : tidak terdengar ronchi atau wheezing, nafas cepat.
Perut : simetris, bundar, turgor kulit kurang (lambat)
Punggung : normal, tidak ada spina bifida.
Ekstermitas : Jari tangan lengkap, Pergerakan lemah, Lila 9 cm, Jari kaki : lengkap, Posisi :
simetris
Genetalia : jenis kelamin perempuan, keadaan bersih, lubang anus ada
c. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan laboratorium ,leukosit 5400 ul
C. Data Psikososial
1. Status emosi anak : anak terlihat letargis, haus berlebihan.
2. Komunikasi : -
II. INTERPRESTASI DATA DASAR
1. Diagnosa
Bayi Ny. A umur 8 hari dengan dehidrasi sedang.
DS : a. Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 8 November 2007, pukul 10.00 WIB
b. Ibu mengatakan anaknya lemah, dan haus berlebihan.
DO : N : 130x/mnt S : 360C
RR : 48 x/mnt PB/BB : 49 cm/2600 gr
2. Masalah
a. Bayi sangat lemah, diare, haus berlebihan dan suhu tubuhnya menurun.
Ds : Ibu mengatakan badan bayinya dingin dan lemah
Do : Bibir pucat dan kering , temp: 360C, badan bayi lemas.
3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang tanda bahaya dehidrasi.
b. Penyuluhan tentang penanganan dehidrasi.
c. Rehidrasi pada bayi.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial dehidrasi berat
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Perawatan bayi dengan dehidrasi sedang
2. Kolaborasi dengan dokter Spesialis anak
V. RENCANA ASUHAN
Tanggal :26 Januari 2012 Jam : 10.20 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Beritahu ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan dengan memberi ASI tanpa jadwal.
3. Pasang infus RL 150 ml/hari untuk membantu rehidrasi atas instruksi dokter.
4. Beritahu ibu untuk tetap jaga kehangatan bayinya agar tidak terjadi hipotermi.
5. Anjurkan ibu banyak mengkonsumsi makanan bergizi untuk menunjang produksi ASI
6. Beri ibu obat oralit untuk bayinya
VI. IMPELEMENTASI
Tanggal :26 Januari 2012 Jam :10.25 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya yaitu N :124 x/mnt S: 380C RR :48 x/ mnt
2. Memberitahu ibu agar memberikan ASI nya saja secara tidak terjadwal untuk memenuhi kebutuhan cairan dikarenakan bayinya mengalami kekurangan cairan.
3. Memasang infus RL 150ml/hari untuk rehidrasi tambahan atas instruksi dari dokter.4. Memberitahu ibu agar selalu menjaga kehangatan bayinya karena bayi mudah sekali
kehilangan panas tubuhnya salah satu cara menjaga kehangatan bayi adalah dengan cara dibedong , memakaikan topi bayi, mengganti popok setiap kali BAB/ BAK ataupun jika lembab atau basah.
5. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan bergizi untuk menunjang produksi ASI nya seperti sayuran hijau dan protein nabati maupun hewani seperti kacang kacangan ,daun katuk,telur, susu.
6. Memberikan obat oralit pada ibu agar diberikan pada bayinya dengan dosis 1 x 1
VII. EVALUASI
1. Ibu suda tahu hasil pemeriksaan bayinya
2. Ibu bersedia memberika Asi nya secara tidak terjadwal.
3. Infus sudah terpasang untuk membantu rehidrasi atas instruksi dokter.
4. Ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayinya
5. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang dianjurkan agar Asi nya bayak.
6. Ibu sudah menerima obat untuk bayinya dan tahu cara memberikanya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air (dehidrasi
hipotonik). (Ilmu Kesehatan Anak 2)
Dehidrasi ini di bagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang dan berat. Dikatakan dehidrasi ringan
apabila kehilangan cairan berkisar 5% dari berat badan, dehidrasi sedang apabila kehilangan
cairan 5-10% dari berat badan, dehidrasi berat apabila kehilangan cairan >10% dari berat
badan. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 379)
Dehidrasi pada bayi dapat terjadi karena bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk
kebutuhan tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah-muntah, diare, panas tinggi atau
mengeluarkan keringat yang banyak. Dalam Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal di sebutkan bahwa tanda atau gejala dehidrasi adalah bayi mengantuk,
tampak kehausan, kulit, bibir dan lidah kerimg, saliva kental, mata dan ubun-ubn cekung,
warna kulit pucat, turgor kulit kurang, ekstremitas dingin, banyaknya air kemih berkurang,
aptik, gelisah, kadang kejang atau syok dan asidosis.
Kasus di atas termasuk dalam dehidrasi sedang. Kasus dehidrasi sedang tersebut di karenakan
bayi mengalami diare. Dehidrasi sedang dalam kasus di atas di tandai dengan mata yang
cekung, bibir dan lidah yang kering, frekuensi berkemih berkurang, turgor kulit yang lambat
dan anak tampak letargis.
Penanganan dehidrasi pada bayi harus segera dilakukan, karena jika tidak segera dilakukan akan
menimbulkan komplikasi lain pada bayi. Kolaborasi dengan dokter diperlukan dalam
penangan kasus dehidrasi pada bayi. Pada kasus diatas penangan yang dilakukan adalah
dengan cara rehidrasi cairan melalui ASI dan juga di bantu melalui infus RL. Karena bayi
dalam kasus diatas juga mengalami diare maka dalam pengobatannya diberi oralit peroral.
Kehangatan tubuh bayi juga harus tetap dijaga agar tidak terjadi hipotermi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium, atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yangsama, atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air.
2. Dehidrasi pada bayi terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cairan yang cukup untuk kebutuhan tubuhnya, biasanya terjadi jika muntah-muntah, diare, panas tinggi atau mengeluarkan keringat yang banyak. Dehidrasi bisa ringan dan mudah diatasi, bisa juga parah dan membahayakan jiwa.
3. Dehidrasi ini di bagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang dan berat.4. Ciri-ciri Bayi yang Dehidrasi : haus berlebihan, terlihat lesu dan tidak sehat,
hilangnya elastisitas kulit, popok kering, mata cekung.
B. SARAN
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan
baik kata-kata atau penyusunan dalam pembuatan makalah, agar memberikan saran dan kritik
yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKANanny L.D.,Vivian. 2011. AsuhanNeonatus, Bayi, danAnakBalita. Jakarta: SalembaMedika
Alimul H., Aziz A. 2008. PengantarIlmuKesehatanAnakUntukPendidikanKebidanan. Jakarta: SalembaMedika
Rukiyah, A.Yeyeh. Yulianti, Lia. 2010. AsuhanNeonatus, Bayi, danAnakBalita. Jakarta: PenerbitBukuKeperawatan Dan Kebidanan
Prawiriharjo Sarwono. 2008. PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta.
http://firmanpharos.wordpress.com/asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru-lahir-dengan-fraktur- klavikula/
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/10/askeb-neo-trauma-kelahiran-pada-bayi-baru-lahir/
Next
Contoh Judul KTI kebidanan
Previous
Diet Pada Balita Gizi buruk
Related Posts
Penanganan DM Pragestasional Dengan Komplikasi Berat
26 October 2013ali sarjunipadang0
Sistem Otot
16 July 2013ali sarjunipadang0
Patologi Fraktur
16 July 2013ali sarjunipadang0
Landasan teori Fraktur Femur
16 July 2013ali sarjunipadang0
0 komentar:
Poskan Komentar
Click to see the code!To insert emoticon you must added at least one space before the code.
Popular Comments Archive
Popular Posts
Contoh Judul KTI kebidanan
Pada blog ini saya menyediakan judul-judul KTI untuk kebidanan, silahkan tentukan pilihan anda…!!! ANALISA SENAM HAMIL PADA IBU HAMI...
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Dehidrasi Sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air memiliki manfaat penting bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif, pence...
Askeb Pada Ibu GII P10001
No Re : 219566 Tanggal : 22-10-2010 Jam : 16.30 WIB Tempat : BPS Nur ANIS Pad...
Definisi dan Fungsi Puskesmas
BAB III ISI Definisi dan Fungsi Puskesmas a. Definisi Puskesmas (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008) “Suatu unit organisasi yang ber...
Gizi Kurang Pada Balita
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk mengantisipasi masalah tersebut diperlukan kesiapan dan pemberdayaan tenaga kesehat...
Contoh Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi, baik org...
Landasan Teoritis Hipotesis
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORITIS 2.1.1 Pengertian Kredit Kredit dalam bah...
Contoh Lembar Pengesahan Karya Ilmiah
LEMBAR PENGESAHAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP) DI PERUMAHAN NASIONAL KALANG SIMBARA DES...
Metodologi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Jenis dan Sumber Data Adapun metode penelitian yang dilakukan meliputi: 1.1...
Populasi Dan sampel Penelitian
Populasi Dan Sampel Penelitian BAB I PENDAHULUAN Penelitian pendidikan ini ditempuh oleh mahasiswa sebagai acuan dalam ...