Upload
buitram
View
266
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MATERI
PELATIHAN SIMULASI DAN PEMODELAN SAINS MENGGUNAKAN
PHET INTERACTIVE SIMULATION SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN
KETERAMPILAN GURU MEMBELAJARKAN BERBAGAI KONSEP
ABSTRAK DALAM IPA
Oleh
Sabar Nurohman, S.Pd. Si.,M.Pd
Drs. Allesius Maryanto, M.Pd.
Wita Setianingsih, S.Pd., M.Pd.
Widodo Setiyo Wibowo, S.Pd.Si., M.Pd
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2017
SIMULASI DAN PEMODELAN SAINS MENGGUNAKAN PHET
INTERACTIVE SIMULATION SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN
KETERAMPILAN GURU MEMBELAJARKAN BERBAGAI KONSEP
ABSTRAK DALAM IPA
Pendahuluan
PISA (Program for International Student Assessment) pada tahun 2015 telah
melakukan survei yang difokuskan pada kemampuan sains pelajar di 72 negara. Hasilnya
menunjukan posisi Indonesia yang masih cukup memprihatinkan. Meskipun berhasil naik dari
hasil survei pada periode sebelumnya, Indonesia masih menempati urutan 64 dari 72 negara
dengan skor 403. Skor ini masih jauh di bawah rata-rata skor negara-negara yang tergabung
pada OECD (Organization for Economic Coopera- tion & Development) sebesar 493
(Gurria, 2016). Soal-soal yang digunakan oleh PISA secara umum dirancang untuk menguji
kemampuan High Order Thinking (HOT), atau yang jika dilihat dalam perspektif taksonomi
bloom berada pada level kognitif C3 ke atas, yakni kemampuan applaying (C3), Analysing (C4),
Evaluating (C5) dan Creating (C6). Dengan demikian, hasil survei PISA menujukan bahwa
kemampuan analisis sains peserta didik di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.
Sebagai peneliti dalam dunia pendidik sains, tentu saja fakta ini memberi tantangan untuk
diperbaiki. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan analisis peserta didik adalah
dengan memperbaiki proses pembelajaran IPA di kelas.
Pembelajaran IPA paling baik disajikan dengan cara menghadirkan fakta, objek dan
atau fenomena IPA secara langsung kepada peserta didik. Hal ini sebagaimana pendapat
Egger (2009), yang menyarankan agar guru IPA harus berusaha mengekspos peserta
didiknya dengan real process of science se-eksplisit mungkin (….for exposing students to the
real process of science as explicitly as possible). Manduca & Mogk dalam Eggar (2009) juga
memberi perhatian terhadap pentingnya data asli yang diperoleh dari alam (real data),
“….perhaps one of the most significant things you can do in your classroom is to give students the
opportunity to work with real data’. Sebagai contoh, jika guru hendak mengajarkan perbedaan
tanaman dikotil dan monokotil, sebaiknya guru benar-benar membawa contoh tanaman
dikotil dan monokotil tersebut di dalam kelas, sehingga siswa dapat mengamati,
menganalisis, dan menyimpulkan perbedaan antara kedua jenis tanaman secara langsung.
Namun pada kenyataannya, tidak semua fakta, objek atau fenomena IPA dapat
dihadirkan secara langsung. Sebagian fakta, objek dan atau fenomena IPA tersebut tak dapat
dijangkau secara langsung baik karena alasan ukurannya yang terlalu kecil/terlalu besar
(seperti atom, sistem tata surya dll), letaknya yang terlalu jauh/terisolasi (lapisan-lapisan
bumi, organ tubuh manusia dll) ataupun karena fenomena tersebut tidak selalu terjadi setiap
saat (peristiwa letusan gunung api, gerhana, dll). Bagaimana cara guru agar peserta didik
tetap memperoleh pengalaman scientific saat mempelajari fakta/objek/fenomena yang sulit
dihadirkan dalam bentuk asli? Bagaimana konsep-konsep abstrak dapat dihadirkan di dalam
kelas? Salah satu jawabannya adalah dengan menggunakan simulasi dan pemodelan yang
memanfaatkan teknologi komputer.
Melalui simulasi/pemodelan komputer, konsep-konsep abstrak dapat dihadirkan dan
bisa menjadi jembatan bagi peserta didik untuk mampu memahami dan menganalisisnya. Hal
ini sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarabando, Cravino, & Soares (2014),
mereka menguji kontribusi pemanfaatan simulasi komputer pada suatu pembelajaran untuk
menemukan konsep fisika tentang berat dan massa. Hasil penelitian menunjukan bahwa “the
total gains were higher when students used the computer simulation, alone or together with “hands-
on” activities”. Hasil ini merupakan salah satu dasar untuk menjustifikasi bahwa simulasi dan
pemodelan komputer memiliki kelayakan yang baik untuk di gunakan di kelas, terutama
untuk membantu peserta didik memahami berbagai konsep sains yang abstrak.
Phet Interactive Simulation
Sejak tahun 2002 Nobel Laureate Carl Wieman mengerjakan proyek untuk
pengembangan simulasi matematika dan sains interaktif yang dapat digunakan secara gratis.
Produk-produknya terhimpun dalam suatu aplikasi PhET Interactive Simulation. Simulasi dan
pemodelan PhET Interactive Simulation dikembangkan dengan menggunakan java, flash,
ataupun html. Berbagai simulasi dalam bidang sains baik Fisika, Kimia, Biologi maupun Ilmu
Bumi telah dikembangkan baik dalam versi offline maupun online melalui alamat
https://phet.colorado.edu/en/simulations/category/new. Aplikasi ini dapat dijalankan baik
pada sistem operasi windows, mac, maupun linux.
PhET merupakan salah satu simulasi interaktif fenomena-fenomena fisis, berbasis
riset yang diberikan secara gratis. Dikembangkan secara kontinyu oleh sebuah tim di
universitas Colorado sejak tahun 2012, hingga kini telah menghasilkan lebih dari 360 juta
simulasi, baik dalam bidang Fisika, Kimia, Biologi, Ilmu Kebumian dan Matematika. Pihak
pengembang PhEt meyakini bahwa dengan pendekatan berbasis-riset, yang menggabungkan
hasil penelitian sebelumnya dan yang dilakukan mereka sendiri - memungkinkan peserta
didik untuk menghubungkan fenomena kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya, yang
akhirnya dapat memperdalam pemahaman dan meningkatkan minat mereka terhadap sains
(Gurria, 2016).
Perkins dan Adams (2015). menyebutkan bahwa tujuan utama pengembangan PhET
adalah untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam penemuan konsep sains
sekaligus untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Sebagai sebuah program simulasi
komputer, PhET dirancang sedemikian rupa untuk membantu peserta didik terlibat dalam
aktivitas sains melalui penyelidikan (inquiry). Beberapa prinsip pengembangan desain
simulasi pada PhET adalah :
Encourage scientific inquiry, 2) Provide interactivity, 3) Make the invisible visible, 4) Show
visual mental models, 5) Include multiple representations (e.g., object motion, graphs,
numbers, etc.), 6) Use real-world connections, 7) Give users implicit guidance (e.g., by
limiting controls) in productive exploration, 8) Create a simulation that can be flexibly
used in many educational situations (Gurria, 2016).
PhET tersedia dalam dua versi, yaitu versi offline dan online. Aplikasi ini dapat
diputar baik di smartphone, tablet, maupun komputer yang telah terinstall program Java
Script dan Flsah Player. Melalui Paket PhET Offline Website Installer akan memasang salinan
dari website PhET ke dalam komputer. Apabila telah terpasang, maka kita tidak perlu
terhubung ke internet untuk melihat atau menjalankan setiap simulasi, asalkan pada
komputer terinstall Java, Flash dan web-browser seperti Firefox or Internet Explorer).
Paket ini dapat diunduh pada laman https://phet.colorado.edu/in/offline-access. Sedangkan
versi onlinnya dapat diakses melalui alamat https://phet.colorado.edu/in/simulations.
Adams (2010) dalam sebuah riset yang berjudul “Student engagement and learning
with PhET interactive simulations” melihat bahwa dengan PhET Interactive simulations,
peserta didik dapat terlibat dalam aktivitas saintis seperti eksplorasi, dengan demikian
mereka dapat belajar lebih banyak dan lebih dalam mengenai suatu konsep sains. Temuan
lain yang menarik adalah bahwa “exploration of the simulations under no guidance or with open
conceptual questions promotes students to explore the simulations where they gain physical insight
into the phenomena via their own questioning”. Dengan kata lain, penelitian ini menyarankan
agar para pendidik menggunakan proses inquiry terbuka dalam implementasinya di kelas.
Meskipun sains lebih baik disajikan dalam fenomena asli, Ajredini, Izairi, & Zajkov (2014)
menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan yang diperoleh
melalui real experiments dan melalui simulasi PhET, “This research shows that there is no
significant difference between the knowledge acquired through learning supported by real
experiments and the one through learning supported by computer simulated experiments”.
Penggunaan Phet Interactive Simulation
Phet Interactive Simulation dapat digunakan dalam dua mode (versi), yaitu versi
online dan versi offline. Versi online merupakan mode yang hanya dapat digunakan saat
komputer kita sedang terhubung dengan internet. Kelebihan pada versi ini kita tidak perlu
melakukan installasi aplikasi pada komputer. Namun kecepatannya akan sangat tergantung
pada jaringan internet yang tersedia. Sedangkan apabila kita menggunakan versi offline, maka
kita dapat menggunakan aplikasi ini meskipun tidak tersedia jaringan internet, dan memiliki
kecepatn akses yang lebih baik, namun kita perlu melakukan instalasi aplikasi.
Jika kita menghendaki penggunaan aplikasi dalam versi online, masuklah ke alamat
https://phet.colorado.edu/in/, sehingga muncul laman sbb :
Setelah itu, klik menu “Play with Simulations”, maka akan muncul tampilan berikut :
Pada laman tersebut, kita disuguhi beberapa menu, seperti menu Simulasi yang
terdiri dari : Simulasi Baru, Fisika, Biologi, Kimia, Ilmu Kebumian, dll. Dengan memilih salah
satu menu, misalnya Fisika, maka akan ditampilkan berbagai simulasi dalam dunia Fisika.
Adapun jika kita hendak menggunakan versi offline, maka langkah pertama kita harus
melakukan download aplikasi. Masuklah ke alamat https://phet.colorado.edu/in/offline-
access, sehingga akan tampil laman sbb:
Lalu pilihlah menu “Desktop/Laptop Computer” sehingga tampilan laman berubah
menjadi seperti berikut:
Pilih permalink yang sesuai, misal kita menggunakan Windows sebagai sistem operasi
pada komputer, maka pilihlah “Unduh Installer untuk Windows (termasuk Java)”. Jika hal
ini kita lakukan, maka kita sedang mendownload master aplikasi Phet Interactive Simulation.
Setelah proses download selesai, klik dua kali file hasil download (nama : Phet Installer
Wimdows.exe). Begitu seterusnya ikuti panduan pada dialog box, maka proses instalasi
sudah berlangsung.
Paket PhET Offline Website Installer akan memasang salinan dari website PhET ke
dalam komputer kita. Sekali terpasang pada komputer, maka kita tidak perlu terhubung ke
internet untuk melihat atau menjalankan setiap simulasi. Perlu diperhatikan bahwa untuk
mendukung program ini komputer kita perlu terinstal Java, Flash dan web-browser).
Installer simulasi PhET cukup sering dimutakhirkan. Untuk memasang versi terbaru,
disarankan uninstall versi sebelumnya. Pemutakhiran installer terakhir pada 2017 Agu 12
at 22:00:02 MDT.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
HUKUM HOOKE
Pengantar
Jika kita menarik sebuah pegas, maka
kita akan merasakan seolah-olah pegas
juga menarik kita. Pernahkah kamu
melakukan exercise Tummy Trimmer
seperti pada gambar?
Saat kita tarik pegas ke arah dada, maka
tangan kita akan merasakan tarikan
dari pegas, sehingga otot pada tangan
akan berkontraksi. Hal ini dapat
digunakan oleh kita untuk
melatih/membentuk otot pada tubuh.
Nah, bagaimana hubungan antara gaya tarik yang kita berikan kepada pegas dengan gaya pegas yang
menarik otot tangan kita? Apakah tiap jenis pegas akan memberikan respon yang sama saat kita
tarik? Persoalan ini dapat dianalisis dengan menggunakan Hukum Hooke.
Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui hubungan antara besarnya gaya yang kita berikan kepada pegas dengan gaya tarik
pegas terhadap tangan kita,
2. Mengetahui hubungan antara jenis pegas terhadap pertambahan panjang pegas saat dikenai
gaya
3. Mengetahui hubungan antara besarnya gaya yang bekerja pada pegas terhadap pertambahan
panjang pegas
Alat/Bahan
Aplikasi Phet Interactive Simulation
Prosedur
Kegiatan 1
1. Bukalah aplikasi Phet Interactive Simulation pada komputer,
2. Klik menu “Play With Simulations”, kemudian pilih sub menu “Fisika” > “Kerja, Energi &
Daya”,
3. Lalu pilihlah simulasi “Hukum Hooke”,
4. Klik tombol “Play” pada tampilan simulasi hukum hooke, untuk memulai menjalankan
program,
5. Pilih Pengantar, sehingga muncul tampilan sbb :
6. Beri tanda centang (√) pada box Gaya yang dikenakan, Gaya Pegas , Posisi Setimbang dan
Nilai,
7. Tetapkan nilai konstanta pegas pada angka 200N/m dengan mengatur posisi tombol biru pada
kotak “konstanta Pegas”.
8. Tariklah pegas dengan gaya 20 N dengan cara mengubah posisi tombol merah pada kotak
“Gaya yang dikenakan”. Amatilah berapa nilai gaya pegas (gaya yang dilakukan oleh pegas
kepada pemberi gaya)!
9. Lakukan langkah no.8 dengan mengganti nilai gaya menjadi 30 N, 40 N, 50 N, 60N, dan 70 N.
10. Lakukan langkah no.6 s.d 9 untuk konstanta pegas yang berbeda yaitu 300 N/m dan 400 N/m.
11. Masukan hasil pengamatan pada Tabel 1.
Kegiatan 2
1. Ulangi langkah no 1 s.d 5 pada kegiatan 1,
2. Pilih gambar “ dua pegas” sehingga akan muncul tampilan sbb:
3. Beri tanda centang (√) pada box Gaya yang dikenakan, Gaya Pegas , Perpindahan, Posisi
Setimbang dan Nilai,
Dua
Pegas
4. Tetapkan nilai konstanta pegas 200 N/m untuk sistem pegas yang atas dan 400 N/m untuk
sistem pegas yang bawah,
5. Berilah gaya sebesar 20 N pada kedua sistem pegas tersebut, lalu amati berapa nilai
perpindahan (pertambahan panjang pegas)!
6. Ulangi langkah no. 5 untuk nilai gaya 30 N, 40 N, 50 N, 60 N, dan 70 N.
7. Ulangi langkah no 4 s.d 6 dengan menetapkan nilai konstanta pegas 600 N/m untuk sistem
pegas yang atas dan 800 N/m untuk sistem pegas yang bawah,
8. Masukan data hasil pengamatan pada Tabel 2.
Tabulasi Data Hasil Pengamatan
Tabel 1
No Konstanta Pegas (N/m) Gaya yang dikenakan (N) Gaya Pegas (N)
Tabel 2
Konstanta
Pegas (N/m)
Pertambahan panjang pegas (m) saat dikenai gaya…
20 N 30 N 40 N 50 N 60 N 70 N
200
400
600
800
Diskusi
1. Berdasarkan data pada Tabel 1, bagaimana besarnya nilai gaya pegas jika gaya yang dikenakan
pada pegas semakin besar?
2. Apakah perbedaan jenis pegas (yang ditunjukan oleh perbedaan nilai konstanta pegas)
berpengaruh terhadap nilai gaya pegas?
3. Berdasarkan data pada Tabel 2, buatlah grafik hubungan antara besarnya gaya yang bekerja pada
pegas dengan nilai pertambahan panjang pegas pada jenis pegas pertama (konstanta 200 N/m)
4. Berdasarkan grafik yang baru saja dibuat, pada suatu jenis pegas yang sama, bagaimana nilai
pertambahan panjang pegas jika gaya yang bekerja pada pegas semakin besar nilainya?
5. Berdasarkan data pada Tabel 2, buatlah grafik hubungan antara besarnya konstanta pegas (jenis
pegas) dengan nilai pertambahan panjang pegas jika dikenai gaya yang sama ( misal 50 N)
6. Berdasarkan grafik yang baru saja dibuat, bagaimana nilai pertambahan panjang pegas jika
konstanta pegas semakin besar?
7. Bagaimana hubungan antara pertambahan panjang pegas (x) dengan gaya yang bekerja (F)!
8. Bagaimana hubungan antara pertambahan panjang pegas (x) dengan nilai konstanta pegas (k)!
9. Jika pertambahan panjang pegas dinyatakan sebagai x, gaya yang bekerja sebagai F dan konstanta
pegas sebagai k, buatlah hubungan antara ketiga besaran tersebut dalam bentuk persamaan
matematika!
10. Pada pegas dengan konstanta 200 N/m, perkirakan berapa nilai pertambahan panjangnya jika
pegas ditarik dengan gaya sebesar 100 N?
Simpulan
Berdasarkan seluruh kegiatan, buatlah simpulan apa saja yang sesuai dengan tujuan kegiatan ini!
IDENTIFIKASI STANDAR ISI (KI/KD) DENGAN MATERI SIMULASI DAN
PEMODELAN PHET INTERACTIVE SIMULATION
No No KD Judul Simulasi