Upload
vuphuc
View
225
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
i
SIKAP DAN NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM
KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA HARIAN KOMPAS
EDISI MINGGU 2012
(Sebuah Analisis Wacana)
Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
Skripsi
Disusun Oleh :
Dian Syariati
D 0208054
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi
dan siap diuji oleh Dewan Penguji Skripsi
pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari : Selasa
Tanggal : 11 Desember 2012
Pembimbing,
Drs. Subagyo, SU
NIP. 19520917 198003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
iv
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
(Q.S Al. Insyirah: 5-6)
Untuk hari ini dan esok; aku hanya akan melihat mata, tangan, kaki, dan
otak yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta hati dan mulut
yang tiada pernah putus berdoa.
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
v
PERSEMBAHAN
Karya ini khusus kupersembahkan,
untukMu yang telah menempatkanku di Bumi yang indah,
mendidikku tentang hidup dalam naungan berkah,
serta Ibu, Dra. Alif Noor Anna, M.Si dan (alm) Ayah, Drs.
Kaswan Darmadi, M.Hum tercinta untuk setiap peluh
keringat dan air mata yang tertumpah.
Teristimewa pula untuk kalian: Wahyu Budi Utomo,
atul Laila dan Asri Kusuma
Dewi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini bukan semata-
mata karena kemampuan penulis, tetapi juga karena dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan setulus-tulusnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Prahastiwi Utari, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta staf, yang telah memberikan bantuan dan fasilitas lain yang
mendukung terselesaikannya skripsi ini.
3. Drs. Subagyo, SU, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu,
dorongan, dan arahan serta memacu penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
4. Drs. Hamid Arifin, M.Si, selaku pembimbing akademis.
5. Drs. H. Nuryanto, M.Si dan Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Penguji yang memberi masukan untuk perbaikan skripsi yang
lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
vii
6. Segenap staf pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi yang selama ini telah
membimbing dan mengajarkan ilmunya selama penulis menuntut ilmu di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Semoga segala amal kebaikan dari semua pihak yang tersebut di atas
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari, skripsi ini masih belum sempurna karena berbagai
keterbatasan. Oleh karenanya, saran dan kritik akan penulis terima karena
sesungguhnya tidak ada alasan untuk merasa paling benar dan pandai dalam dunia
ilmu pengetahuan.
Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati, penulis serahkan kepada pembaca
dengan harapan semoga dapat memberi manfaat.
Surakarta, 12 Desember 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
ABSTRAK ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Telaah Pustaka ............................................................................... 7
1. Komunikasi Massa ..................................................................... 7
2. Pers ............................................................................................ 10
3. Konstruksi Realitas dalam Komunikasi .................................. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ix
4. Kolom Parodi ............................................................................ 14
5. Wacana ..................................................................................... 17
6. Kepemimpinan
F. Kerangka Konsep dan Pemikiran ................................................ 30
1. Kerangka Konsep ..................................................................... 30
a. Kepemimpinan (leadership) ............................................... 30
b. Kolom Parodi ...................................................................... 30
c. Analisis Wacana .................................................................. 31
2. Kerangka Pemikiran
H. Metodologi ................................................................................... 33
1. Jenis Penelitian ......................................................................... 33
2. Metode Penelitian ..................................................................... 33
3. Objek Penelitian........................................................................ 34
4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 35
5. Teknik Analisis Data ............................................................... 36
BAB II DESKRIPSI HARIAN UMUM KOMPAS ........................... 41
A. Sejarah Singkat ........................................................................... 41
B. Visi dan Misi ................................................................................ 43
C. Kebijakan Redaksional dan Nilai-nilai Dasar ............................ 44
D. Rubrikasi ...................................................................................... 46
E. Struktur Organisasi ....................................................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
x
F. Susunan Redaksi ........................................................................... 51
BAB III ANALISA KOLOM PARODI SAMUEL MULIA .............. 52
A. Tematik ........................................................................................ 52
B. Skematik ...................................................................................... 75
C. Semantik .................................................................................. 77
D. Sintaksis 96
E. Stilistik .100
F. Retoris 104
BAB IV PENUTUP .108
A. Kesimpulan 108
B. Saran 109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 35
Tabel 1.2 38
Tabel 2.1 49
Tabel 3.1 64
Tabel 3.2 75
Tabel 3.3 84
Tabel 3.4 . 88
Tabel 3.5 92
Tabel 3.6 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 12
Gambar 1.2 Gambar Kera 32
Gambar 2.1 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
xiii
ABSTRAK
Dian Syariati, D0208054, SIKAP DAN NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU 2012 (Sebuah Analisis Wacana), Skripsi (S-1), Jurusan Ilmu Komunikasi, Program Studi Komunikasi Massa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.
Topik kepemimpinan tidak akan pernah usang sepanjang perjalanan hidup manusia. Pemimpin dan cara kepemimpinannya tidak pernah bisa lepas dari pusat perhatian pengikut atau karyawan dan lingkungan sosial masyarakat karena keduanya menentukan ke mana arah perubahan. Apakah itu maju atau mundurnya organisasi, baik atau buruknya performa kinerja organisasi, bahkan hingga jatuh bangunnya sebuah bangsa.
Harian Kompas juga turut merekam topik kepemimpinan ini melalui kolom karya Samuel Mulia. Kolom ini tidak sama seperti kolom pada surat kabar lainnya karena ditampilkan dalam bentuk parodi. Parodi sendiri dipandang dalam konteks menjadi sindiran, atau unsur lelucon lainnya.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pandangan mengenai topik kepemimpinan dalam kolom parodi Samuel Mulia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu memilih dan menentukan sumber secara sengaja dengan pertimbangan di mana sumber tersebut dianggap sesuai dengan masalah yang diteliti selama periode Januari Oktober 2012 dengan metode analisis wacana. Analisis yang digunakan adalah analisis teks Teun A. Van Dijk untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks.
Secara keseluruhan, hasil analisis menunjukkan bahwa topik kepemimpinan yang diangkat dalam kolom parodi Samuel Mulia berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai kepemimpinan. Hasil temuan juga menunjukkan hambatan psikologis dan komunikasi dari pemimpin serta dampaknya terhadap bawahannya.
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan Samuel Mulia mengenai topik kepemimpinan menitikberatkan pada sikap dan nilai-nilai kepemimpinan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap bawahan.
Keywords: sikap, nilai, kepemimpinan, kolom parodi, analisis wacana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
xiv
ABSTRACT
Dian Syariati, D0208054, ATTITUDES AND VALUES OF LEADERSHIP IN COLUMN PARODY KOMPAS DAILY SUNDAY EDITION 2012 (A Discourse Analysis), Thesis (S-1), Mass Communication Departement, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University Surakarta, 2012.
The topic of leadership will never be worn throughout the journey of human life. Leaders and how they lead can never escape from the limelight of followers or employees and the social environment because they determine where the direction of change. Is it progress or decline of an organization, good or bad of
Kompas daily also helped to record the topic of leadership through the columns in
the other newspapers as they are displayed in the form of parody. Parody itself, viewed in the context of a satire or other types of a joke.
This study aims to find out how the views on the topic of leadership in his research is qualitative descriptive method.
Sampling was done by purposive sampling technique to select and determine the source intentionally by purpose it is considered to be appropriate to the problem under study during the period from January to October 2012 with the method of discourse analysis. The analysis used was text analysis of Teun A. Van Dijk to explain the structure and process of formation of the text.
Overall, the analysis shows that the topic of leadership which is raised in the Samuel leadership. The findings also demonstrate the psychological and communication barriers of the leaders and their impact on subordinates.
From the analysis it can be concluded that the views of Samuel Mulia on the topic of leadership focuses on the attitudes and values associated with the service of the leaders on subordinates.
Keywords: attitudes, values, leadership, column parody, discourse analysis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Topik kepemimpinan tidak akan pernah usang sepanjang perjalanan hidup
manusia. Dengan berbagai masalah yang akan selalu muncul kemudian
pertumbuhan jumlah manusia yang semakin meningkat sementara sumber
daya alam semakin terbatas maka keadaan ini menuntut adanya para
pemimpin yang mampu memimpin ke arah perubahan dan keadaan yang lebih
baik.
Para pemimpin adalah sentral dari roda organisasi, dari sistem tempat kita
bernaung. Pemimpin dan cara kepemimpinannya tidak pernah bisa lepas dari
pusat perhatian pengikut/karyawan dan lingkungan sosial masyarakat karena
keduanya menentukan ke mana arah perubahan. Apakah itu maju atau
mundurnya organisasi, baik atau buruknya performa kinerja organisasi,
bahkan hingga jatuh bangunnya sebuah bangsa.
Data Presiden Direktur PT Watson Wyatt Indonesia, Lilis Halim, yang
juga direkam Kompas, Desember 2004 menunjukkan tingkat komitmen dan
loyalitas karyawan Indonesia relatif masih rendah, bahkan 22 persen lebih
rendah dibandingkan dengan pekerja 10 negara lain di kawasan Asia.
Akibatnya, dua dari tiga karyawan Indonesia berencana pindah ke perusahaan
lain jika tawaran jabatan, bidang pekerjaan, serta konpensasi sama dengan
perusahaan tempat ia bekerja sekarang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
8000 responden dari 46 perusahaan di Indonesia, masalah kepemimpinan dan
supervisi pekerja di Indonesia juga rendah karena karyawan Indonesia menilai
tidak mendapat arahan pengembangan karier yang memadai dari atasannya, 1.
Ini artinya, permasalahan kepemimpinan seringkali terletak pada penekanan
kepribadian dan perilaku pemimpin itu sendiri.
Harian Kompas juga turut merekam topik kepemimpinan ini dalam berita-
beritanya maupun halaman opini seperti dalam kolomnya. Bila dunia industri
media massa membangun komunikasi massa pada wilayah yang bersifat
impersonal, antar orang tidak saling kenal, maka kolom di sebuah surat kabar
justru membuka forum pertemuan yang bersifat personal. Ini dikarenakan
kolom memiliki gaya penulisan yang amat individual yang mengekspresikan
keyakinan kolumnis (penulis kolom)2.
Semakin maraknya bisnis media cetak dalam kehidupan jurnalistik
membuat berbagai surat kabar berusaha berinovasi untuk membuat
tampilannya semakin menarik. Penciptaan kolom atau rubrik khusus menjadi
salah satu upayanya.
Oleh karena itu, Harian Kompas juga menghadirkan kolom pada Edisi
Minggu yang bertajuk Kolom Parodi Samuel Mulia. Kolom ini tidak sama
seperti kolom pada surat kabar lainnya karena ditampilkan dalam bentuk
parodi. M. Alwi Dahlan mengutip apa yang dikatakan Piliang, bahwa parodi
1 Raja Bambang Sutikno, Mengoptimalkan Performa Karyawan dengan Prinsip Empati (Jakarta: UI-Press, 2005), (online, http://www.lpsp3.com/product/2/425/Kiat-Jitu-Mengoptimalkan-Performa-Karyawan-Dengan-Prinsip-Empati/?o=default, diakses 1 Desember 2012)
2 Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), p. 60.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sendiri dipandang sebagai sebuah relasi formal atau struktur antara dua teks,
tentunya dalam konteks menjadi sindiran, plesetan, atau unsur lelucon
lainnya3.
Parodi membuka peluang seluas-luasnya bagi pembaca teks untuk
membuat interpretasi masing-masing. Oleh karena itu, dalam hal ini parodi
juga bisa dipandang sebagai suatu wacana.
seperti narasi namun tak jarang beberapa pernyataannya mengundang tanya,
introspeksi diri, dan kritik sosial atas apa yang terjadi dalam masyarakat.
Kolumnis Samuel Mulia menggagas kolom tersebut dengan bahasa populer
yang santai, bertolak belakang dengan bahasa resmi yang terkesan kaku
yang sering dipakai Harian Kompas. Meskipun ia tetap menyapa pembacanya
-
diungkap menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Selain sebagai kolumnis di Harian Kompas Edisi Minggu, Samuel Mulia
saat ini berprofesi sebagai seorang konsultan brand dan media. Ia juga pernah
masuk dunia kedokteran dan dikenal sebagai fashion adviser sebelumnya.
Dalam wawancaranya dengan Melissa Andini untuk The Jakarta Globe4,
Samuel mengaku bahwa ia adalah seorang gay, sehingga apapun yang
3 M. Alwi Dahlan, Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008), p.553
4 Melissa Andini, 2011, My Jakarta: Samuel Mulia, Human Analyst, http://www.thejakartaglobe.com/myjakarta/my-jakarta-samuel-mulia-human-analyst/425473, diakses pada Jumat, 19 Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dilakukannya berkaitan dengan estetika. Hal ini juga tercermin dalam
tulisannya yang sering menggunakan ungkapan atau kiasan.
Pada kolomnya, Samuel Mulia tidak menganalogikan dirinya sebagai
orang lain. Ia menjadi dirinya sendiri dengan segala kejadian yang pernah ia
alami. Tulisan kolomnya adalah hasil analisanya terhadap perilaku orang-
orang di sekitarnya dan juga dirinya sendiri. Sehingga ia tak segan-segan
mendeskripsikan kepribadiannya yang bersifat tempramen, tidak fleksibel, dan
sering berprasangka buruk atau memusatkan perhatian pada hal yang negatif.
Melalui strategi tersebut, kolumnis bertujuan untuk membujuk khalayak
agar saling mengintrospeksi diri lewat analisa dari kisah-kisah hidup yang
dihadirkannya. Tak terkecuali untuk topik kepemimpinan, Samuel Mulia
menceritakan perilaku manusia di sekelilingnya kemudian menganalisanya
dalam kaitannya dengan hubungan antara pemimpin dan anak buahnya.
Meski dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2012 banyak sekali
fakta yang berkaitan dengan topik kepemimpinan, seperti Pilkada (Pilihan
Kepala Daerah), Pilgub (Pilihan Gubernur), atau kasus yang menimpa
pemimpin institusi tertentu, namun kolomnya tidak serta merta mengacu pada
salah satu peristiwa tersebut atau menunjuk pada tokoh tertentu yang dikenal
masyarakat. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Samuel Mulia lebih condong
bercermin pada apa yang ia alami sendiri dan kemudian menganalisanya pada
realita di masyarakat.
Dalam penelitian ini, fokus permasalahan terletak pada opini (views) yang
ingin disampaikan Samuel Mulia terkait dengan topik kepemimpinan. Bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
merujuk pada komunikasi, maka penelitian ini berada pada wilayah studi
pesan sehingga metode yang penulis gunakan adalah analisis wacana teks.
Berangkat dari penjelasan tersebut maka dalam penelitian ini penulis
sengaja mengangkat sikap dan nilai-nilai kepemimpinan dalam Kolom
Dalam hal ini, penulis tertarik pada pandangan
Kompas sebagai media dan Samuel Mulia sebagai kolumnis, yang saat ini
berprofesi sebagai konsultan brand dan media, di mana ia bekerja sama
dengan timnya dalam menghadapi berbagai macam klien dengan berbagai
macam permasalahan pula. Oleh karena itu penulis ingin melihat pandangan
Samuel Mulia atau penekanan apa yang dibuat terhadap topik
kepemimpinannya dalam Kolom Parodi. Bagaimana ia memberikan argumen
terhadap sifat dan sikap seorang pemimpin seolah ia mengkritisi dirinya
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
pandangan Samuel Mulia terhadap topik kepemimpinan pada
Kolom Parodi di Harian Kompas Minggu periode Januari-Oktober
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pandangan Samuel Mulia terhadap topik kepemimpinan
dalam Kolom Parodi di HU. KOMPAS Edisi Minggu periode Januari s.d.
Oktober 2012.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. MANFAAT TEORITIS
Studi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
kepemimpinan, terutama sikap dan nilai-nilai kepemimpinan serta
dampaknya terhadap perilaku pengikutnya.
2. MANFAAT PRAKTIS
Studi ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pada pembaca untuk
mengembangkan kemampuan media literasi (melek media).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. TELAAH PUSTAKA 1. Komunikasi Massa
Secara umum, komunikasi massa merupakan proses komunikasi
yang dilakukan melalui media massa untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak yang luas dan heterogen secara serentak. Diantara unsur-
unsurnya, penekanan komunikasi massa terletak pada penggunaan
salurannya atau media apa yang dipilih. Mulai dari televisi, surat kabar,
majalah, buku, tabloid, pamflet, bahkan hingga komputer beserta
aplikasinya dengan jaringan telepon, internet, juga satelit.
Penekanan komunikasi massa juga terletak pada massa-nya.
Konsep massa di sini merupakan sekelompok masyarakat dalam jumlah
yang besar, menyebar, antara satu dengan yang lain tidak saling
mengenal/bertemu/berhubungan secara personal.
Adapun fungsi utama komunikasi massa bagi masyarakat menurut
Dennis McQuail5, yaitu:
a. Menyediakan informasi b. Korelasi
- Menjelaskan makna peristiwa dan informasi - Menunjang otoritas dan norma yang mapan - Melakukan sosialisasi, dan lain-lain
c. Kesinambungan - Melestarikan nilai-nilai
d. Menyediakan hiburan e. Mobilisasi
- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam berbagai bidang
5 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 1996), p. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Komunikasi sebagai Proses dan Penumbuhan Makna
Komunikasi bisa dipandang sebagai dua hal. Pertama, komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan yang menimbulkan efek.
Pandangan ini didukung oleh Harold D. Laswell yang menjelaskan
komunikasi dengan who says what in which channel to whom with what
effect?. Pandangan Laswell tersebut menunjukkan 5 unsur komunikasi,
yakni:
(1) Komunikator (source, sender), (2) Pesan (message), (3) Media (channel, medium), (4) Komunikan (receiver), dan (5) Efek (effect)
Berdasarkan definisi Laswell, maka komunikasi dapat didefinisikan
sebagai proses 6.
Sementara Hamidi mengatakan, bila suatu peristiwa komunikasi
berlangsung maka akan tampak beberapa aspek di dalamnya: (a)
komunikator, (b) komunikan, (c) pesan, (d) efek, (e) umpan balik, (f)
kerangka rujukan atau frame of reference baik dari komunikator atau
komunikan, (g) dunia pengalaman atau field of reference baik dari
komunikator atau komunikan, dan (h) orientasi penggunaan media7.
6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), p. 13
7 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi (Malang: UMM Press, 2007), p. 37-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Kedua, komunikasi dipandang sebagai penumbuhan makna,
dimana definisi komunikasi mengacu pada istilah bahasa latin yaitu
communicare yang berarti to share with atau berbagi.
Pandangan kedua ini, komunikasi dianggap sebagai sebuah
kegiatan mencipta makna yang bertujuan menghadirkan makna tertentu di
benak khalayak8. Komunikasi tidak hanya berhenti pada proses transmisi
pesan atau ketika pesan telah sampai kepada komunikan. Yang lebih
utama adalah bagaimana menumbuhkan makna di benak khalayak. Untuk
itu, penggunaan tanda atau simbol yang tepat dalam pesan menjadi sangat
penting agar pesan dapat dipahami dengan mudah.
Inti sebenarnya dari komunikasi adalah pesan itu sendiri. Hal ini
Seorang komunikan tidak bisa menentukan pesan yang akan
diterimanya dari komunikator seperti yang diharapkan. Pesan yang
diterima hanya dapat diinterpretasikan melalui framing dan persepsi
masing-masing mengenai makna dibalik pesan tersebut.
8 Komunikasi sebagai Wacana -262
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Pers
Ada dua pengertian mengenai pers, yaitu pers dalam arti sempit
dan luas. Pers dalam arti sempit menyangkut kegiatan komunikasi yang
hanya dilakukan dengan perantaraan media cetak. Sedangkan pers dalam
arti luas menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan media
cetak maupun media elektronik9.
Menurut teori tanggungjawab sosial pers, pers memiliki 6 fungsi
pokok10, yakni:
a. Melayani sistem politik yang memungkinkan informasi tentang segala masalah publik dapat diakses oleh masyarakat.
b. Memberikan informasi kepada publik untuk memungkinkannya bertindak bagi kepentingannya sendiri.
c. Melindungi hak-hak individu dengan bertindak sebagai watchdog (anjing penjaga) terhadap pemerintah.
d. Melayani sistem ekonomi melalui media iklan. e. Memberikan hiburan f. Memelihara otonomi pada segi finansialnya agar tidak terjadi
ketergantungan pada kepentingan ataupun pengaruh tertentu. Dalam teori tanggungjawab sosial, pers tidak hanya menjamin hak
mayoritas rakyat tetapi juga menjamin hak golongan minoritas bahkan
golongan oposisi untuk turut menyuarakan aspirasi dalam medianya. Teori
ini telah diaplikasikan di banyak negara yang menganut sistem demokrasi,
tak terkecuali Indonesia.
Pasca runtuhnya rezim Soeharto dengan pecahnya gejolak reformasi
pada tahun 1998, Pers Indonesia baru mulai menikmati kebebasannya
9 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik;Teori dan Praktik (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2009), p. 17
10 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Ibid, p. 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
setelah 32 tahun dikekang. Hal ini ditandai dengan dicabutnya SIUPP
(Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Dengan dicabutnya SIUPP, secara
otomatis bisnis perusahaan pers terasa lebih mudah.
Bak cendawan di musim hujan, sejak itu perusahaan pers di Indonesia
kian pesat. Bermunculan berbagai macam media cetak mulai dari surat
kabar/koran, tabloid, dan majalah. Siapa saja berhak mendirikan
perusahaan pers tanpa aturan yang berbelit dan penyampaian konten media
tanpa unsur kepentingan/pengaruh tertentu. Hal ini didukung oleh UU RI
Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers yang menyebutkan bahwa pers
nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan
pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban,
dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers
yang professional, sehingga harus mendapatkan jaminan dan perlindungan
hokum serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari mana pun.
3. Konstruksi Realitas dalam Komunikasi
Komunikasi dipandang sebagai secondhand reality. Menurut Ibnu
Hamad, maksudnya di sini komunikasi dilakukan dalam rangka
menciptakan kenyataan lain atau kenyataan kedua melalui pembentukan
wacana sebagai pengganti dari realitas sebenarnya atau kenyataan yang
pertama11.
11 Ibnu Hamad, Op.cit, p. 263
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Cara yang ditempuh dalam pembentukan wacana adalah dengan
mengkonstruksi realitas. Untuk melakukannya, pelaku konstruksi tidak
terlepas dari aspek internal dan eksternal, dari kerangka rujukan (frame of
reference) dan dunia pengalamannya (field of reference). Berikut adalah
bagan proses konstruksi realitas menurut James Paul Gee seperti yang
dikutip Hamad (2006):
Realitas Pertama: Keadaan, Benda, Pikiran, dan lain-lain
Dinamika Internal &Eksternal pelakukonstruksi
Sistem Komunikasiyang Berlaku
StrategiMengkonstruksiRealitas
Wacana atau realitayang dikonstruksikan(teks, ucapan, artefak)
Makna, Citra, Kepentingan di balik wacana
Gambar 1.1 Proses Konstruksi Realitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Sehingga proses konstruksi ini mencakup beberapa hal seperti
penggunaan bahasa baik kata hingga paragraf, pilihan fakta yang
dimasukkan atau dikeluarkan, teknik menyajikan wacana di depan publik.
Proses tersebut menghasilkan wacana atau realitas yang dikonstruksikan
baik berupa teks, ucapan, atau artefak12. Karena didasari berbagai faktor,
maka wacana atau realitas yang dikonstruksikan itu mengandung makna
tertentu dan kepentingan yang ingin diperjuangkan.
Realitas itu dibentuk dan dikonstruksi sehingga realitas bisa
berwajah ganda/plural. Setiap orang bisa memiliki konstruksi yang
berbeda-beda atas suatu realitas akibat pengalaman, preferensi, lingkungan
yang akan menafsirkan realitas itu dengan konstruksinya masing-masing13.
12 Ibnu Hamad, Ibid, p. 264
13 Panji, Komunikasi dan Konstruksi Sosial atas Realitas, (http://yearrypanji.wordpress.com/2008/06/04/komunikasi-dan-konstruksi-sosial-atas-realitas/, online) diakses pada Minggu, 14 Oktober 2012 pukul 16:29 wib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
4. Kolom Parodi
Pers dalam konteks media cetak/surat kabar, bila kita membuka
halaman demi halaman, maka secara umum isinya dapat digolongkan
kedalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah berita (news),
kelompok kedua disebut opini (views) dan kelompok ketiga dinamakan
iklan (advertising).
Kelompok berita, meliputi antara lain berita langsung (straight
news), berita mendalam (depth news), berita penyelidikan (investigative
news), berita khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news).
Opini (views) adalah tulisan yang berisi pandangan, ide, opini,
penilaian media atau penulisnya tentang suatu masalah atau peristiwa.
Kelompok opini, meliputi tajuk rencana atau editorial, karikatur, pojok,
artikel, kolom, esai dan surat pembaca.
Dalam penelitian ini, objek yang diteliti dari surat kabar adalah salah
satu dari kelompok opini, yaitu kolom. Kolom menurut AS Haris
Menulis Artikel dan Tajuk
Rencana 14:
Opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang
14 Sumadiria. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana; Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), p. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna
Kolom merupakan tulisan jurnalistik yang bersifat personal dan
selalu ditulis oleh seorang individu dan biasanya kolom dilihat dari siapa
yang menulisnya. Jadi nama penulis dan judul tulisan sama-sama penting
bagi sebuah kolom. Penulis kolom disebut kolumnis.
Kolom memiliki daya tarik tersendiri dibanding berita, karena
kolom memiliki daya tarik personal yang kental. Kolom juga sering
memiliki pengaruh yang besar bagi pembaca karena ditulis oleh orang
yang kompeten dalam bidangnya, menguasai masalah tersebut sekaligus
indah dalam menyampaikan gagasan tersebut.
Kolom bukan merupakan pengembangan berita saja. Kolom bisa
berupa hal-hal yang sudah lampau, hikayat masa silam yang dianalogikan
dan diproyeksikan terhadap berita masa kini. Namun kini kolom hanya
merupakan sudut pandang pembaca terhadap berita tersebut.
Parodi
Hutcheon, seperti yang dikutip M. Alwi Dahlan mengatakan parodi
menjadi perlawanan dan pembeda antara 2 teks. Parodi juga bisa
dipandang sebagai sebuah seni; baik lakon ataupun tulisan menggunakan
tema kritik dengan canda menertawakan diri sendiri15.
15 M. Alwi Dahlan, Op.cit, p. 553
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Yang bisa dijadikan objek parodi adalah gerakan, artis secara
spesifik, literature, komentar editorial, karya individual, dan lain-lain.
Kini, parodi masuk hampir di semua aspek media sebagai budaya popular
kontemporer. Parodi membuka peluang seluas-luasnya bagi interpretasi
masing-masing pihak16.
Mikhail Bakhtin menyatakan parodi sebagai bentuk representasi.
Akan tetapi representasi yang lebih ditandai oleh pelencengan,
penyimpangan, dan plesetan makna representasi palsu. Sifat dan metode
guna menghasilkan lelucon tersebut kaya dan beragam. Parodi merupakan
bentuk dialogisme tekstual, yaitu dua teks atau lebih bertemu dan
berinteraksi satu sama lain dalam bentuk dialog17. Dialog ini, seperti
disebut sebelumnya, bisa berupa kritik serius, sindiran, atau permainan
lelucon dari bentuk yang ada.
16 M. Alwi Dahlan, Ibid, p. 554
17 Purnomo Sidik Kustiyono, Strategi Resistensi terhadap Budaya Populer pada Kolom Parodi Samuel Mulia di Harian Kompas; Sebuah Analisis Wacana Kritis (UNS: Tesis, 2010), p. 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. Wacana
Telah banyak definisi atau pengertian mengenai wacana yang
dikemukakan oleh para ahli. Willis Edmonson dalam Sumarlam memberi
pengertian wacana sebagai suatu peristiwa terstruktur yang
dimanifestasikan dalam perilaku bahasa atau yang lainnya18. Tampak
dalam definisi itu bahwa wacana ini menekankan pada adanya sifat
keteraturan peristiwa yang dinyatakan dengan bahasa.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) seperti yang
diungkap Sumarlam19, wacana dinyatakan sebagai kelas kata benda
(nomina) yang mempunyai arti sebagai berikut:
a. Ucapan; perkataan; tuturan; b. Keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan; c. Satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk
karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.
Selanjutnya diterangkan bahwa pengertian wacana pada poin ketiga
dalam KBBI tidak jauh berbeda dengan yang tertuang dalam Kamus
Linguistik susunan Harimurti Kridalaksana. Tampak pada batasan tersebut
bahwa keutuhan atau kelengkapan makna di dalam sebuah wacana
merupakan syarat penting yang harus dimilikinya.
Sementara perspektif Baudliard dalam buku Kajian Serba Linguistik
menyebutkan20:
18 Sumarlam, Teori dan Praktik Analisis Wacana (Surakarta: Pustaka Cakra, 2003), p. 5
19 Sumarlam, Ibid, p. 9
20 Bambang Kaswanti Purwo, Kajian Serba Linguistik (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), p. 292
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
writing on the contrary are always matter of illusion. Language and writing are living illusion of meaning,
Wacana itu mungkin menghasilkan pemahaman atas suatu berita. Namun
demikian, ketika menafsirkan lambang kebahasaan, menampilkan
gambaran maknanya, dan menyusun ulang pemahaman antara satu orang
dengan yang lain tidak bisa persis sama. Tergantung pada interpretasi
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
6. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses di mana individu mempengaruhi
kelompok untuk mencapai tujuan umum21. Pengertian ini dipertajam oleh
Dubrin bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menanamkan
keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota untuk mencapai
tujuan22.
Salah satu konsep kepemimpinan yang menonjol adalah
Charismatic Leadership dari Max Webber. Webber adalah ilmuwan sosial
akhirnya telah digunakan secara populer.
Max Webber: Kepemimpinan Kharismatik
Webber mengatakan sebenarnya konsep kharisma diterapkan pada
kualitas tertentu dan kepribadian seseorang berdasarkan yang dianggap
luar biasa dan diperlakukan sebagai superhuman atau paling tidak pada
kualitas dan kekuatan luar biasa yang spesifik. Maksudnya disini
kepemimpinan kharimatik mengacu kepada seseorang yang memperoleh
wewenang kepemimpinan melalui suatu pemberian dewa23. Alexander
Kuhn menyebutkan, adapula yang mengganggap kepemimpinan
21 Northouse, P.G, Leadership; Theory and Practice (New Delhi: Response Book, 2003), p. 3
22 Dubrin, A.J, Leadership; Research Findings, Practice, and Skills (Boston: Houghton Mifflin Company, 2001), p. 3
23 Marshall & Molly G. Sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Jakarta: Erlangga, 2003), p.58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kharismatik sebagai bakat. Bahkan ada salah satu kamus yang
mengartikannya sebagai keajaiban ilahi24.
Definisi Webber tentang kepemimpinan kharismatik
menggambarkan dua aspek penting di dalamnya. Pertama, kualitas
pemimpin yang luar biasa dan menjadi teladan itu sangat penting. Kedua,
kualitas tersebut dievaluasi oleh pengikutnya. Ini berarti bahwa kharisma
seorang pemimpin terletak di mata pengikutnya. Seperti yang diungkap
oleh Tuomo Takala25:
exemplary qualities are importance. Secondly, those qualities are evaluated by followers. Sebuah penelitian tentang wacana kepemimpinan Presiden
Amerika Serikat, Barack Obama pada pemberitaan di surat kabar
terkemuka di Finlandia juga mendukung hal tersebut26.
with the emphasis on his exceptional and attractive personality as well as his efficiency, his morality, and his excellent communication skills. In
were presented as having a key role in the
Kharisma Obama sebagian besar terletak penekanan
kepribadiannya yang luar biasa dan menarik, serta efesiensi, moralitas, dan
24 Alexander Kuhn, Charismatic Leaders; Harness the Power to Create Change, Journal Leadership Excellence, Vol 29, (2012, July 20), diakses tanggal 1 Desember 2012, (http://search.ebscohost.com), p 20
25 Tuomo Takala, dkk, Discourses of of the USA. Journal of Business Ethics. Vol 111, (2012, July 03), diakses tanggal 1 Desember 2012, (http://link.springer.com/article/10.1007/s10551-012-1389-0), p.3
26 Tuomo Takala, dkk, Ibid, p. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
keahlian komunikasi yang sangat baik. Faktor lainnya adalah perilaku
pengikut yang membentuk kharismanya
Selain itu, Webber juga berpendapat bahwa martabat raja yang
bersifat turun-temurun adalah hasil dari kepemimpinan kharismatik.
Artinya bila sang pemimpin kharismatik memperoleh ketenaran dan
bersumber dari alur kepemimpinan yang jelas maka ia bisa membangun
dinasti. Namun dalam konsep ini, Webber agaknya lebih tertarik pada
dampak atau efek kepemimpinan kharismatik daripada sumber datangnya
kharisma itu sendiri27.
27 Marshall & Molly G. Sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Jakarta: Erlangga, 2003), p. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pendekatan Modern Kepemimpinan Kharismatik
Meski Webber telah memaparkan contoh-contoh tertentu mengenai
istilah kepemimpinan kharismatik namun kalangan terpelajar berpikir
ulang tentang hal tersebut. Robert House misalnya, ia memulai eksplorasi
baru tentang charisma di mana tidak hanya perilaku yang berhubungan
dengan kepemimpinan kharismatik saja yang diamati tetapi juga pada
aspek kepribadian pemimpin. Pemikirannya ini didasarkan pada gagasan
McClelland yang berkonsentrasi pada usaha memahami motivasi
manusia28.
McClelland menyatakan bahwa kekuasaan adalah motivasi terbesar
dari seorang pemimpin. Dalam sebuah institusi atau organisasi, ada banyak
pekerjaan yang dicapai melalui kontribusi yang terkoordinasi dari banyak
orang pula. Ini berarti seorang pemimpin melakukan pekerjaannya melalui
upaya banyak orang. Dengan demikian, ia harus memiliki dan
menggunakan kekuasaannya. Yang menarik, McClelland membagi tipe
kekuasaan menjadi dua29.
Pertama, kekuasaan prososial. Kekuasaan prososial adalah
kekuasaan yang didistribusikan. Artinya, kekuasaan tidak hanya terpusat
pada manajemen puncak, tetapi juga dipercayakan pada tingkatan
bawahnya. Semakin banyak orang memiliki pengaruh maka semakin
banyak pula pekerjaan yang dapat dilakukan. Kedua, kekuasaan yang
28 Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 59
29 McClelland seperti yang dikutip Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 59-60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dipribadikan. Tipe ini sudah lazim dilihat. Pemimpin menggunakan
kekuasaannya untuk membedakan diri dari orang lain sekaligus untuk
membuktikan statusnya. Biasanya tipe seperti ini ingin terlihat
mendominasi orang lain.
Sementara itu, James M. Burns mencetuskan konsep baru yang
juga bermula dari perluasan pemikiran kepemimpinan kharismatik, yaitu
kepemimpinan transformasional. Ia berpendapat, kepemimpinan adalah
ihwal mentransformasi orang dan organisasi sosial, bukan memotivasi
pekerja untuk menukar kinerja mereka dengan upah30.
Hal ini yang membawa Marshall dan Molly G. Sashkin berusaha
menjelaskan hubungan antara pemimpin, pengikut, dan kekuasaan melalui
tiga pola kepemimpinan31:
1. Pola Kepemimpinan Kharismatik Kepemimpinan kharismatik memperoleh ketaatan dengan cara meyakinkan pengikutnya agar bertindak seperti yang diperintahkan. Dengan begitu pengikut akan berekspektasi berkuasa seperti pemimpin.
2. Pola Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan Transaksional memperoleh ketaatan atau kerelaan dari ekspektasi pengikut terhadap award and punishment.
3. Pola Kepemimpinan Transformasional Pola kepemimpinan ini memperoleh ketaatan dari internalisasi nilai-nilai bersama yang menjadi pedoman bertindak.
Marshall & Molly kemudian menguraikan elemen karakter
kepemimpinan transformasional dengan tiga aspek kepribadian manusia,
yaitu emosi, tindakan, dan kognisi. Dari sisi emosional, kepemimpinan 30 Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 39
31 Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 70-77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
transformasional membutuhkan perasaan kontrol pribadi melalui
kekuasaan. Dari sisi tindakan, karakteristik utama terletak pada optimism
atau rasa percaya diri. Sementara dari segi kognisi, karakteristik
kepemimpinan transformasional terletak pada visi yang dimilikinya32.
Selain konsep kepemimpinan kharismatik Webber, Indonesia juga
memiliki konsep kepemimpinan Jawa yang sampai saat ini masih
diapresiasi.
32 Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 95-96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Konsep Kepemimpinan Jawa; Hasta Brata
Slamet Sugiharto dan Widyaiswara Utama dalam makalahnya yang
berjudul Kepemimpinan Jawa mengungkapkan salah satu aspek yang
membentuk Bangsa Indonesia adalah suku bangsa, terutama Suku Jawa
sebagai suku mayoritas. Keadaan ini dianggap mempengaruhi
kompleksitas hubungan dalam sebuah kepemimpinan baik di masa lalu
maupun sekarang. Sehingga pemahaman konsep kepemimpinan barangkali
bisa membantu memahami konsep kepemimpinan di Indonesia33.
Salah satu konsep kepemimpinan Jawa yang masih banyak
dijadikan acuan dan cukup luas diapresiasi adalah Konsep Hasta Brata.
Istilah ini diambil dari buku Ramayana karya Yasadipura I pada akhir abad
18 (1729-
artinya langkah. Sehingga konsep ini berisi delapan langkah yang harus
dimiliki seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya34.
Menurut konsep ini pemimpin harus mencontoh delapan watak
dewa yang mencerminkan delapan sifat alam. Berikut penjelasannya35:
33 Slamet Sugiharto & Widyaiswara Utama, Kepemimpinan Jawa (Pusdiklat Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta)
34 Sutrisna Wibawa, Nilai-nilai Etis Kepemimpinan Jawa dalam Serat Wedhatama Karya Mangkunegara IV (Universitas Negeri Yogyakarta, 2010)
35 Sutrisna Wibawa, Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Bumi atau Tanah
Bumi merupakan simbol dari Bathara Endra yang mencerminkan
watak ajeg atau konsisten. Maksudnya, seorang pemimpin harus-lah
tegas dan konsisten. Disamping itu, bumi juga menawarkan
kesejahteraan bagi seluruh mahkluk hidup yang ada di atasnya. Tidak
pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tidak membeda-bedakan. Maka
seorang pemimpin juga harus memikirkan kesejahteraan pengikutnya.
2. Matahari
Matahari menjadi simbol Bathara Surya yang selalu memberi
penerangan, kehangatan, serta energi merata ke seluruh pelosok bumi.
Maka pemimpin harus memberi semangat, memberi pencerahan,
membangkitkan motivasi dan memberi kemanfaatan pengetahuan bagi
orang yang dipimpinnya.
3. Angin
Angin adalah simbol Bathara Bayu. Angin pada dasarnya adalah
udara yang bergerak dan udara ada di mana saja dan ringan bergerak
ke mana saja. Jadi pemimpin itu harus mampu berada di mana saja dan
bergerak ke mana saja dalam artian bahwa meskipun mungkin
kehadiran seorang pemimpin itu tidak disadari, namun dia bisa berada
dimanapun dia dibutuhkan oleh anak buahnya.
4. Laut atau Samudera
Laut atau Samudera mencerminkan watak Bathara Kuwera. Laut
atau samudra yang lapang dan luas, menjadi muara dari banyak aliran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sungai. Artinya seorang pemimpin mesti bersifat lapang dada dalam
menerima banyak kritik atau masalah dari anak buah.
5. Air
Air menjadi simbol Bathara Baruna. Artinya, pemimpin harus
berwatak adil dan menjunjung kesamaan derajat dan kedudukan ibarat
air yang mengalir sampai jauh dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah. Meskipun wadahnya berbeda-beda, air selalu mempunyai
permukaan yang datar dan merata.
6. Bintang
Bintang merupakan simbol dari Bathara Yama. Bintang adalah
penunjuk arah yang indah. Seorang pemimpin harus mampu menjadi
panutan, menjadi tauladan dan mampu memberi petunjuk bagi orang
yang dipimpinnya.
7. Bulan
Bulan mencerminkan watak Bathara Candra yang selalu memberi
penerangan saat gelap dengan cahaya yang sejuk dan tidak
menyilaukan. Maksudnya di sini pemimpin harus mampu memberi
kesempatan di kala gelap, memberi kehangatan di kala susah, memberi
solusi saat ada masalah dan menjadi penengah di tengah konflik.
8. Api
Api adalah simbol Bathara Brama yang bersifat membakar. Artinya
seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat anak
buahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Nilai-nilai Kepemimpinan
Tentang Nilai kepemimpinan, Dale Carnegie dalam bukunya
kepemimpinan di dalam setiap diri manusia. Hal senada juga diungkapkan
hnya
memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Dan Kekuatan terdahsyat
36.
Herman Musakabe memandang kepemimpinan sebagai suatu seni
(art) dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga dar i
orang-orang yang dipimpin muncul suatu kemauan, respek, kepatuhan, dan
kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan tugas dan tujuan
yang ingin dicapai37.
Selanjutnya turut dijelaskan bahwa nilai-nilai kepemimpinan
adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin
agar kepemimpinannya efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Berikut nilai-nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki
seorang pemimpin38:
36 Anonim, Sistem dan Nilai Kepemimpinan, (http://www.leadership-park.com/new/welcome-drink/sistem-dan-nilai-kepemimpinan.html), diakses Senin 15 Oktober 2012 pukul 21:36 wib
37 Herman Musakabe, Nilai-Nilai Kepemimpinan dan Peran Pemimpin Aparatur Pemerintah, (http://hermanmusakabe.nttprov.go.id/?p=26, online), diakses Senin, 15 Oktober 2012 pukul 20:29 wib
38 Herman Musakabe, Ibid, online
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Integritas dan moralitas
Integritas menyangkut mutu, sifat, dan keadaan yang memancarkan
kejujuran dan kewibawaan. Sedangkan moralitas menyangkut akhlak,
budi pekerti, ajaran tentang baik dan buruk, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan etika.
b. Tanggung jawab
Pemimpin harus bertanggungjawab dalam misi dan mandate yang
dipercayakan kepadanya.
c. Visi pemimpin
Seorang pemimpin hampir identik dengan visi dalam
kepemimpinannya. Visi adalah ke mana arah organisasi dan orang-
orang yang dipimpin dibawa.
d. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan merupakan kearifan seorang pemimpin dalam
memutuskan sesuatu dengan adil.
e. Keteladanan
Keteladanan merupakan sikap dan tingkah laku pemimpin yang dapat
dijadikan contoh untuk perunbahan yang lebih baik.
f. Menjaga kehormatan
Pemimpin harus menjaga kehormatan dirinya dan martabat institusi
yang dipimpinnya.
g. Beriman
h. Kemampuan berkomunikasi
Seorang pemimpin harus membangun komunikasi yang baik dengan
orang-orang yang dipimpinnya karena keduanya dipandang sebagai
satu keutuhan dan memiliki ketergantungan satu sama lain demi tujuan
umum.
i. Komitmen meningkatkan kualitas SDM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
F. KERANGKA KONSEP DAN PEMIKIRAN
1. KERANGKA KONSEP
a. Kepemimpinan (leadership)
Herman Musakabe memandang kepemimpinan sebagai suatu seni (art)
dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga dari
orang-orang yang dipimpin muncul suatu kemauan, respek, kepatuhan,
dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan tugas dan
tujuan yang ingin dicapai39.
b. Kolom Parodi
Kolom merupakan opini singkat seseorang yang lebih banyak
menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu
persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih
banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat
memakna40.
Sementara parodi adalah sebuah komposisi dalam prosa atau puisi
yang di dalamnya terdapat kecenderungan-kecenderungan pemikiran
dan ungkapan karakteristik dalam diri seorang atau sekelompok
pengarang diimitasi sedemikian rupa untuk membuatnya tampak
absurd, khususnya dengan melibatkan subjek-subjek lucu, imitasi dari
sebuah karya yang dibuat modelnya kurang lebih mendekati aslinya, 39 Herman Musakabe, Ibid, online
40 Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana; Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), p. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
akan tetapi disimpangkan arahnya, sehingga menghasilkan efek
kelucuan.
c. Analisis Wacana
Analisis wacana menurut Sobur adalah studi tentang struktur pesan
pada dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, telaah mengenai aneka
fungsi (pragmatik) bahasa. Kajian tentang pembahasaan realitas dalam
sebuah pesan tidak hanya apa yang tampak dalam teks atau tulisan,
situasi dan kondisi (konteks) seperti apa bahasa tersebut diujarkan akan
membedakan makna subyektif atau makna dalam perspektif mereka41.
41 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), p. 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk mempermudah pencapaian tujuan penelitian, dibutuhkan
kerangka pemikiran yang menjadi pembatas/rambu-rambu sekaligus
pokok permasalahan yang ingin diteliti.
Berdasarkan latar belakang, teori, dan masalah yang diangkat,
didapat skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Data Primer:
teks pada Kolom Parodi Samuel Muliaharian Kompas Edisi Mingguyang mengandung topik kepemimpinan
Struktur Makro(Tematik)
Supersrtuktur(Skematik)
Struktur Mikro(Semantik)(Sintaksis)(Stilistik)(Retoris)
Penarikan Kesimpulan
Pandangan terhadap topik kepemimpinan pada Kolom Parodi Samuel Mulia
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
G. METODOLOGI 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena42.
Karena mendeskripsikan maka penelitian ini juga disebut penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi suatu peristiwa,
penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat suatu prediksi.
Sehingga dalam konteks penelitian ini, penulis hanya memaparkan
bagaimana pandangan mengenai topik kepemimpinan pada Kolom Parodi
Samuel Mulia Harian Kompas Edisi Minggu Periode Januari Oktober
2012.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah analisis wacana mengingat
penelitian ini memfokuskan pada studi pesan apa yang ingin disampaikan
Samuel Mulia terkait topik kepemimpinan. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan
dalam komunikasi atau telaah melalui aneka fungsi bahasa. Sementara
Pawito menyatakan analisis wacana sebagai suatu cara atau metode untuk
mengkaji wacana yang terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik
secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan dengan isi
42 M.Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), p. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pesan komunikasi yang sebagian diantaranya berupa teks, yang
memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan,
digunakan dan dipahami43.
Analisa wacana yang sesungguhnya berusaha memahami
bagaimana realitas dibingkai, direproduksi dan didistribusikan ke
khalayak. Analisis ini bekerja menggali praktek-praktek bahasa di balik
teks untuk menemukan posisi ideologis dari narasi dan
menghubungkannya dengan struktur yang lebih luas. Dengan demikian
analisis wacana merupakan salah satu model analisa kritis yang
memperkaya pandangan khalayak bahwa ada keterkaitan antara produk
media, ekonomi dan politik. Keterkaitan ini dapat dimunculkan pada saat
analisis wacana bergerak menuju pertanyaan bagaimana bahasa bekerja
dalam sebuah konteks dan mengapa bahasa digunakan dalam sebuah
konteks dan bukan untuk konteks yang lain.
3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah
terkait topik kepemimpinan di Harian Kompas Edisi Minggu selama
periode Januari s.d. Oktober 2012.
Dengan teknik purposive sampling, penulis mendapatkan 8 judul
dari objek penelitian yang akan diteliti. Rinciannya sebagai berikut:
43 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKiS pelangi Aksara, 2007), p. 170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 1.1
Topik Kepemimpinan pada Kolom Parodi Samuel Mulia
Harian Kompas Edisi Minggu
No. Edisi Judul
1. 12 Februari 2012 Tekan 9
2. 8 April 2012 Pimpinan
3. 15 April 2012 Sopir Taksi
4. 4 Maret 2012 Nyanyian Sumbang
5. 5 Agustus 2012 Fokus
6. 2 September 2012 Berjiwa
7. 7 Oktober 2012 Faith
8. 14 Oktober 2012 Kompetisi
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data verbal dimana data
dikumpulkan dengan cara mengamati dan mencatat fenomena yang
diselidiki melalui penglihatan.
Untuk menentukan artikel kolom yang akan diteliti sehubungan
dengan topik kepemimpinan maka digunakan teknik sampling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
karena dalam kurun waktu tersebut (Januari-Oktober 2012) tidak
semua membahas tentang kepemimpinan.
Logika sample pada penelitian kualitatif adalah keterwakilan
(representativeness) dari sebagian populasi yang secara efektif
diamati dan diteliti untuk mewakili seluruh populasi44.
b. Data Kepustakaan, menelaah dan mengkaji bahan bacaan yang
relevan dengan topik yang diteliti. Antara lain dengan
menggunakan buku, majalah, tabloid, bulletin, brosur, dan internet
yang memuat berita atau informasi tentang topik yang sedang
diteliti.
Adapun data-data primer dalam penelitian ini adalah Kolom Parodi
Samuel Mulia terkait topik kepemimpinan di Harian Kompas Edisi
Minggu selama periode Januari s.d. Oktober 2012.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah model analisis Teun A. Van
Dijk. Pada penelitian ini, penulis hanya mengkaji topik, kerangka
penulisan, diksi, gaya bahasa, dan kalimat tertentu dari Kolom Parodi
Samuel Mulia yang menggambarkan mengenai kepemimpinan. Oleh
44 Pawito, Op.cit, p. 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
karena itu, kajian penelitian ini sebatas pada level teks. Berikut d imensi
teks menurut Van Dijk yang terdiri dari 3 struktur 45:
a. Struktur Makro, adalah makna umum dari suatu teks yang dapat
diamati dengan melihat topik atau tema yang diangkat.
b. Superstruktur, yaitu struktur wacana yang berhubungan dengan
kerangka suatu teks, tentang bagaimana bagian-bagian teks tersusun
secara utuh.
c. Struktur Mikro, merupakan makna wacana yang dapat diamati dari
bagian kecil suatu teks yakni kata, kalimat, anak kalimat, proposisi,
parafrase, dan gambar.
Struktur wacana Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:
45 Alex Sobur, Op.cit, p. 73-74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 1.2
Struktur Wacana Van Dijk dalam Analisis Teks
Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen
Struktur Makro Tematik (Tema apa yang dikedepankan)
Topik
Superstruktur Skematik (Bagaimana pendapat disusun dan
dirangkai)
Skema
Struktur Mikro Semantik (Makna apa yang ingin ditekankan
dalam teks)
Latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi
Struktur Mikro Sintaksis (Bagaimana pendapat disampaikan)
Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti
Struktur Mikro Stilistik (Bagaimana pilihan kata yang
dipakai)
Leksikon
Struktur Mikro Retoris (Bagaimana dan dengan cara apa
penekanan dilakukan )
Grafis, Metafora, ekspresi
Sumber: Diadopsi dari Eriyanto (2002: 228-229)
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan semua elemen
analisis dari struktur wacana Van Dijk, yaitu: Tematik, Skematik,
Semantik, Sintaksis, Stilistik, dan Retoris.
Tematik menunjuk pada apa yang ingin dikatakan dalam teks. Bisa
juga disebut gagasan inti atau topik utama yang diangkat. Topik
menggambarkan gagasan apa yang ditonjolkan Samuel Mulia ketika
memandang suatu peristiwa yang dialaminya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Skematik menggambarkan bagaimana pendapat disusun dan
dirangkai. Artinya, skematik menunjuk pada strategi untuk mendukung
topik dengan menyusun tiap bagian teks dengan urutan tertentu.
Semantik dalam skema Van Dijk menunjuk pada makna lokal,
yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar
proposisi yang membangun makna tertentu dalam tubuh teks. Analisis
wacana juga memusatkan perhatian pada makna eksplisit maupun implisit.
Dengan kata lain, semantik tidak hanya memaparkan bagian terpenting
saja tetapi juga menggiring pada makna yang disembunyikan pada sisi
tertentu suatu peristiwa
Sintaksis merupakan strategi manipulatif untuk menampilkan diri
sendiri secara positif dan pihak lawan secara negatif. Hal tersebut bisa
dilihat melalui pemakaian koherensi, nominalisasi, abstraksi, dan
pemakaian kata ganti.
Stilistik memusatkan perhatiannya kepada cara penulis dalam hal
ini kolumnis menyatakan maksudnya melalui bahasa. Gaya bahasa bisa
mencakup pilihan diksi atau leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan,
atau pola rima seperti dalam karya sastra.
Sementara retoris merupakan gaya yang diungkapkan ketika
seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan ungkapan hiperbolik
(melebih-lebihkan atau bertele-tele), gaya repetisi (pengulangan), aliterasi
(pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
ejekan (ironi), interaksi (bagaimana kolumnis menempatkan dirinya
diantara khalayak; formal, informal, atau santai), dan metafora (kiasan)46.
46 Alex Sobur, Ibid, p. 78-85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB II
DESKRIPSI HARIAN UMUM KOMPAS
A. SEJARAH SINGKAT
Kompas merupakan perusahaan media massa yang besar,
terkemuka, dan termasuk memiliki usia cukup lama dibandingkan media
atau surat kabar lainnya. Tahun 1964, Presiden Soekarno mendesak Partai
Katolik untuk mendirikan koran. Karena saat itu, berbagai pemberitaan
Surat Kabar Harian Rakyat milik Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak
berimbang dan dianggap telah mendominasi ranah politik negeri serta
mempengaruhi langkah politik Presiden Soekarno.
Awal tahun 1965, usaha Partai Katolik untuk menerbitkan surat
kabar mulai dilaksanakan. Didukung oleh Frans Seda Menteri
Perkebunan saat itu, pimpinan Partai Katolik, Ignatius Josef Kasimo
beserta Petrus Kanisius Ojong, Jakoeb Oetama, dan perwakilan Organisasi
Katolik lainnya membentuk Yayasan Bentara Rakyat. Yayasan ini
nantinya akan menjadi payung penerbitan surat kabar milik Partai Katolik.
Ketika keputusan penerbitan koran telah final, P.K Ojong dan
Jakoeb Oetama ditunjuk untuk mendirikan perusahaan media. Namun suhu
politik yang memanas saat itu membuat pekerjaan tersebut tidaklah
mudah. Ada beberapa hambatan yang mengganjal, meski izin terbit telah
dikantongi dari Presiden Soekarno. Mulai dari penghadangan penerbitan
oleh PKI hingga izin operasi keluar oleh Panglima Militer Jakarta, Letnan
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kolonel Dachja yang mensyaratkan 5000 tanda tangan pelanggan
terpenuhi.
Setelah semua persyaratan terpenuhi, surat kabar milik Partai
Katolik ini pun akhirnya bisa terbit. Awalnya, harian ini akan diberi nama
Bentara Rakyat sesuai dengan nama yayasan yang memayunginya. Namun
atas usulan Presiden Soekarno yang telah disetujui pula oleh para
pengurus yayasan akhirnya harian ini diberi nama Kompas yang berarti
penunjuk arah.
Saat itu, PT. Kinta, perusahaan yang menerbitkan majalah bulanan
Intisari yang didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong dan Jakoeb Oetama
akan bangkrut maka Kompas merekrut sebagian dari wartawan bulanan
Intisari ini. Kompas edisi pertama dicetak oleh Percetakan Negara Eka
Grafika milik Harian Abadi yang berafiliasi pada Partai Majelis Syuro
Muslimin Indonesia (Masyumi) dan terbit resmi pertama kali tanggal 28
Awal terbit, Kompas mendapatkan oplah sebesar 4.828 eksemplar.
Menginjak tahun 70-an, Kompas juga dicetak di percetakan Surya Praba
dan Jakarta Press karena adanya keterbatasan kapasitas cetak di PT. Kinta.
Lama-kelamaan Kompas ingin memiliki percetakannya sendiri untuk
menghindari ketergantungan dengan percetakan orang lain. Dengan
bantuan kredit dari Bank BNI, akhirnya Kompas memiliki percetakannya
sendiri. Menggunakan mesin cetak web offset merek Pacer buatan Inggris,
percetakan tersebut mulai beroperasi dengan kapasitas cetak 20.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
eksemplar per jam. Sehingga oplah Kompas pun naik hingga 96.000
eksemplar dengan tebal 12 halaman tiap edisi47.
Meski sempat dilarang terbit sampai dua kali yakni pada tanggal 2
Oktober 1965 dan 21 Januari 1978 dengan dalih untuk menghindari
pemberitaan yang akan menimbulkan kebingungan masyarakat akibat
kondisi politik negeri yang kian memanas, namun Kompas menunjukkan
dirinya masih mampu bertahan dan bangkit. Seiring bergulirnya waktu,
Kompas semakin berkembang pesat dengan oplah yang juga semakin
meningkat dan tetap eksis sampai sekarang.
B. VISI DAN MISI
Visi Kompas yakni menjadi institusi yang memberikan pencerahan
bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan
bermartabat serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan. Kompas
ingin berpartisipasi membangun Masyarakat Indonesia Baru berdasar
dalam perbedaan. Untuk lebih spesifik, diuraikan sebagai berikut48:
1. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka.
2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik
politik, agama, sosial, atau golongan ekonomi.
47 (online), (http://www.scribd.com/doc/4095740/Sejarah-Harian-Kompas-Sebagai-Pers-Partai-Katolik, diakses tanggal 18 Oktober 2012 ).
48 Haris Firdaus, Skripsi, Konstruksi Kompas dalam Dua Blog (Analisis Wacana Kritis Tentang Konstruksi Harian Umum Kompas dalam Blog Kompas Inside dan Inside Kompas), Surakarta, FISIP, Universitas Sebelas Maret, 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi posit if dengan
segala kelompok.
4. Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi
dan cita-cita bangsa.
5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan
tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan
pemerintah yang menjadi lingkungan.
Sementara Misi Kompas yaitu mengantisipasi dan merespon dinamika
masyarakat secara professional, sekaligus memberi arah dengan
menyediakan dan menyebarluaskan informasi terpercaya. Bisa dikatakan,
melalui misinya, Kompas ingin mengasah kepekaan masyarakat akan hal-
hal di sekelilingnya melalui pemberitaan-pemberitaan yang mementingkan
nilai kemanusiaan, keadilan, serta nasionalisme yang mengandung aspirasi
dan cita-cita bangsa.
C. KEBIJAKAN REDAKSIONAL & NILAI-NILAI DASAR
Kebijakan redaksional Kompas tertuang dalam beberapa pernyataan
sebagai berikut49:
1. Tidak berpihak pada satu golongan, partai, maupun agama dalam
pemberitaannya.
49 Rahajeng Dyah Utami, Skripsi, Pandangan Harian Kompas terhadap Kasus Bibit-Chandra (Analisis Wacana Teks pada Tajuk Rencana Kompas Periode 1 Oktober-31 Desember 2009), Surakarta, FISIP, Universitas Sebelas Maret, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengenai hal-hal pribadi.
3. Mengutamakan check dan re-check dalam pemberitaan.
4. Menghargai hal-hal off the record.
5. Menghargai hak jawab baik dalam bentuk berita maupun surat
pembaca.
6. Tidak membenarkan para wartawannya mencari keuntungan pribadi.
7. Tidak membuat berita-berita yang mengandung SARA.
8. Tidak ada kebijakan prosentase volume atau isi yang akan dimuat, baik
politik, ekonomi, dan berita lainnya. Artinya, mana berita yang aktual
dan bermanfaat bagi pembaca maka berita itu yang akan dimuat.
Nilai-nilai Dasar Kompas
Seluruh kegiatan dan keputusan dalam pemberitaan oleh Kompas
harus berdasarkan dan mengikuti nilai-nilai sebagai berikut50 :
1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan
harkat dan martabatnya
2. Mengutamakan watak baik
3. Profesionalisme
4. Semangat kerja tim
5. Berorientasi pada keputusan konsumen (pembaca, mitra iklan, mitra
kerja-penerima proses selanjutnya)
6. Tanggung jawab sosial
50 Al. Vivi Purwito Sari, Skripsi, Analisis Framing Berita Headline Freeport di Harian Kompas, Makasar, FISIP, Universitas Hasanudin, 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Selanjutnya bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut, dengan
begitu akan memberikan jasa memuaskan bagi pelanggan.
D. RUBRIKASI
Tiap harinya, Kompas terbit sebanyak 32 halaman. Di samping
halaman tambahan untuk rubrik tertentu seperti Fokus, Kompas Muda,
Kompas Kampus, Teropong, Karier, dan lain sebagainya. Untuk lebih
jelasnya, diuraikan rubrikasi Harian Kompas sebagai berikut:
1. Headline atau Berita Utama.
Terletak di halaman muka (front page) atau halaman 1. Berisi berita
utama, yang terkini dan teraktual mengenai peristiwa nasional. Terdiri
dari hardnews dan features, lengkap dengan foto.
2. Politik dan Hukum
Terletak pada halaman 2 sampai dengan 5, berisi seputar berita-berita
politik dan hokum yang terjadi di dalam negeri.
3. Opini
Sesuai nama rubriknya, maka hanya berisi seputar opini berbagai pihak
mengenai peristiwa tertentu, tajuk rencana, pojok, serta surat pembaca
sampai dengan 7.
4. Internasional
Halaman internasional terletak pada halaman 8 sampai dengan 11.
Berisi tentang berita-berita yang terjadi di luar negeri baik itu politik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
hukum, keamanan, dan sebagainya disertai lengkap dengan foto
pilihan.
5. Pendidikan dan Kebudayaan serta Lingkungan dan Kesehatan
Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan maupun rubrik Lingkungan dan
Kesehatan terletak pada halaman yang sama yakni halaman 12.
Kedunya berisi berita baik hardnews maupun features tentang
pendidikan, kebudayaan, lingkungan, dan kesehatan.
6. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Terletak pada halaman 13, berisi seputar berita mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Umum
Biasanya rubrik ini berisi lanjutan dari berita utama atau headline yang
dibuat bersambung dan terletak pada halaman 14-15.
8. Sosok
Merupakan halaman yang berisi ulasan dan biografi tokoh ternama,
berprestasi atau mencipta suatu karya, dan melakukan hal-hal luar
biasa yang dapat dijadikan teladan bagi para pembaca. Rubrik sosok
terletak pada halaman 16.
9. Ekonomi
Rubrik ini berada di halaman 17 sampai dengan 20 pada lembar
tersendiri, terpisah dari lembar utama. Berisi mengani hal-hal yang
berkaitan dengan ekonomi, bisnis, dan keuangan.
10. Nusantara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berisi hard news maupun soft news mengenai berita-berita lokal
maupun dari daerah. Terletak pada halaman 21 sampai dengan 25.
11. Metropolitan
Terdapat pada halaman 26 dan 27, berisi seputar berita mengenai kota
metropolitan, Jakarta.
12. Olahraga
Terdapat pada halaman 28 sampai dengan 31, berisi seputar berita olah
raga baik dalam maupun luar negeri.
13. Nama dan Peristiwa
Terdapat pada halaman 32, berisi seputar berita ringan orang-orang
ternama, entah itu penyanyi/musisi, aktor/aktris, olahragawan, dan
lain-lain, baik lokal maupun internasional.
14. Klasika
Biasanya merupakan lembar tersendiri dan termasuk halaman akhir
yang berisi kumpulan iklan, baik itu iklan baris, kolom, maupun
display.
Sedangkan untuk Kompas Minggu, meski ada beberapa substansi yang
sama seperti hari biasa namun terdapat tambahan, yaitu beberapa rubric
khusus berisi berita atau artikel yang berkaitan dengan human interest dan
hiburan. Berikut rubrikasinya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 2.1 Rubrikasi Kompas Minggu
Rubrik Tetap Hal Rubrik Khusus Minggu Hal
1. Headline 1 1. Foto Pekan ini Berisi rangkaian foto yang bercerita tentang suatu peristiwa (photo story)
12
2. Umum 2, 11 2. Kehidupan Biasanya mengangkat artikel yang berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama. Di dalamnya juga berisi sub rubrik seperti: -Perjalanan -Hiburan -Santap -Kontak & Kilasan Peristiwa -Konsultasi -Buku -Seni -Persona
13 14 15 16 17 18 19 20-22 23
3. Nusantara 3 3. Sosialita Di dalamnya berisi sub rubrik: -Daya -Aksen -Anak -TTS & Kartun -Aku & Rumahku -Hobi & Komunitas
25 26 27 28-29 30 31 32
4. Metropolitan 4 5. Olahraga 5-9 6. Internasional 10 7. Nama & Peristiwa 24 8. Klasika 33-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
E. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Harian Umum Kompas51
51 Al. Vivi Purwito Sari, Ibid.
Pemimpin Umum
Wakil Pemimpin Umum
Pemimpin Redaksi Wakil Pemimpin Redaksi
Pemimpin Perusahaan
Sirkulasi
Iklan
Pemimpin
Sirkulasi
Sekretaris Redaksi
Badan Penelitian & Pengembangan
Perpustakaan & Dokumentasi
Tim Penulis
Hal Opini
Hal Opini
Redaktur Pelaksana
Sekretaris
Waredpel III Waredpel II Waredpel I Bid. Polkam
Red. Feature Metropolitan
Red. Daerah Hukum & Kriminalitas
Olahraga
Red. Fotografi
Red. Kompas Minggu
Luar Negeri
Ekonomi
Pendidikan & Kebudayaan
IPTEK
Red/ Wakil Bid. Produksi
Penyutingan
Tata Wajah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
F. SUSUNAN REDAKSI
Susunan redaksi Harian Kompas saat ini adalah sebagai berikut:
Pimpinan Umum : Jakoeb Oetama
Wakil Pemimpin Umum : Agung Adiprasetyo, St. Sularto
Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab : Rikard Bagun
Wakil Pemimpin Redaksi : Trias Kuncahyono, Budiman Tanuredjo, Ninuk Mardiana Pambudy
Redaktur Senior : Ninok Leksono, August Parengkuan
Redaktur Pelaksana : James Luhulima
Wakil Redaktur Pelaksana : Mohammad Bakir, Bambang Sigap Sumantri
Sekretaris Redaksi : Retno Bintarti, M. Nasir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB III
ANALISA KOLOM PARODI SAMUEL MULIA
Kolom merupakan artikel yang bersifat sangat personal. Gaya penulisannya
pun amat individual, mengekspresikan keyakinan atau kebenaran kolumnis.
Ulasannya bersifat faktual dan menyentuh berbagai bidang52. Sebagai salah satu
bentuk opini, kolom bisa mempengaruhi pandangan-pandangan publik lewat
personal appeal atau daya tarik kolumnisnya dan tentu saja dukungan media
massa yang menghadirkannya.
Seperti telah dijelaskan dalam latar belakang penelitian, tema kepemimpinan
merupakan tema yang tidak pernah usang karena setiap manusia adalah pemimpin
dalam kehidupannya. Oleh karena itu, ulasan Samuel Mulia yang santai namun
cerdas dalam Kolom Parodi Harian Kompas Edisi Minggu, penulis rasa perlu
dibahas secara mendalam untuk mengetahui bagaimana representasi pemimpin
atau bagaimana pandangan Samuel mengenainya. Berikut hasil penelitiannya:
A. TEMATIK
Seperti dipaparkan dalam bab sebelumnya, Van Dijk membagi tingkatan
atau struktur teks menjadi 3 bagian. Struktur makro, superstruktur, dan
struktur mikro. Struktur makro bisa dikatakan sebagai makna global dari teks
yang dapat diamati melalui topik atau tema yang diangkat. Dengan demikian,
52 Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), p. 60.
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
unsur tematik ini merupakan gagasan inti atau apa yang ingin dikatakan di
dalam teks.
mengenai kepemimpinan, terdapat 5 tema pokok dari 8 kolom parodi yang
diteliti selama periode Januari Oktober 2012. Berikut adalah tema-tema
kepemimpinan yang diangkat melalui sudut pandang Samuel Mulia :
1. Pemimpin harus memiliki passion
Mulia menyebutkan bahwa pemimpin harus memiliki passion atau gairah
sebuah organisasi maupun perusahaan. Berkenaan dengan konteks ini,
Samuel Mulia sedikit mengaitkan dengan konsep marketing mix.
Marketing mix atau yang sering disebut bauran pemasaran terdiri atas
empat elemen, yaitu product, price, place, dan promotion, yang disingkat
dengan 4P 53. Namun menurut Samuel, yang terpenting justru P yang satu
ini. People. Karena produk, hasil intelektualitas manusia yang acap kali
mencengangkan hanyalah benda mati yang tak memiliki jiwa.
Maka, manusia yang mengoperasikan benda mati tersebut memiliki jiwa
53 Morissan, Periklanan; Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), p. 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Menurutnya, pemimpin harus memiliki jiwa yang sehat dan passion agar
apa yang dijalankannya, berjalan dengan benar.
Buat saya, perusahaan itu bisa maju, mundur, bahkan bangkrut, itu bukan hebat atau buruknya orang keuangan semata, juga bukan hebat atau buruknya kemampuan tim lain di bawahnya, tetapi passion yang ada di dalam diri pemilik perusahaan (Kompas, Minggu, 12 Februari 2012:
Hal ini kemudian didukung juga dengan pernyataan:
Passion-lah yang membuat seorang pemilik perusahaan atau pemimpin mengetahui apa yang ingin dicapai, bagaimana caranya mencapai, mengevaluasi apakah mungkin bisa mencapainya, serta tak hanya mengeluh irit, irit, irit, dan tak pernah merasa cukup akan hasil yang
Lebih lanjut, Samuel Mulia menyebutkan pemimpin harus mampu
benda mati, manusia di belakangnya tidak boleh malas, tidak boleh
mengeluh, atau selalu mencari alasan.
Tim yang mau berjalan extra miles itu karena melihat atasannya yang memiliki gairah berjalan extra miles tanpa mengeluh dan hanya punya satu tujuan, membuat orang lain dapat hidup lebih baik (Kompas,
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemimpin juga harus menjadi
sumber teladan. Prinsip ini sesuai dengan gambaran konsep kepemimpinan
kharismatik Max Webber. Dalam konsep kepemimpinan kharismatik, Bud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Haney menyebutkan bahwa optimisme-lah yang menjadi kekuatan
kepemimpinan kharismatik dalam mempengaruhi orang lain54.
Marshall & Molly G. Sashkin pun mengungkapkan paradoks
kepemimpinan untuk mentransformasi pengikut. Para pemimpin harus
memiliki kebutuhan yang tinggi pada kekuasaan. Inilah yang memotivasi
mereka untuk memimpin. Namun, pemimpin tidak bisa merencanakan
semua langkah atau programnya seorang diri. Ia harus mentransformasi
pengikut supaya mereka dapat bekerja sama untuk mentransformasi
organisasi55. Dengan begitu, orang akan melihat bahwa pemimpin tersebut
Sementara dalam konsep Hasta Brata, apa yang diungkapkan Samuel
Mulia ini sesuai dengan sikap pemimpin yang mencerminkan sikap
Bathara Surya yang bersifat seperti matahari yakni memberi semangat dan
Bathara Yama yang bersifat seperti Bintang yakni harus mampu menjadi
panutan atau teladan.
2.
kekuasaan saja.
McClelland seperti yang dikutip Marshall & Molly secara tegas
menyatakan kekuasaan menjadi motivator terbesar bagi seorang
54 Bud Haney, Charismatic Leaders; They are beacons of positivity, Journal Leadership Excellence, Vol 29, (2012, November 18), diakses tanggal 1 Desember 2012, (http://search.ebscohost.com), p 18
55 Marshall & Molly G. Sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Jakarta: Erlangga, 2003), p. 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pemimpin. Ia kemudian membagi jenis kekuasaan ke dalam dua tipe, yaitu
kekuasaan prososial dan kekuasaan yang dipribadikan56.
Yang pertama kekuasaan prososial di mana kekuasaan itu nantinya akan
dibagi. Artinya, pemimpin tidak hanya mencoba mempengaruhi orang
lain, tetapi juga terbuka untuk dipengaruhi. Sedangkan tipe kekuasaan
yang dipribadikan biasanya diekspresikan dengan meminta hak-hak
khusus. Pemimpin menganggap kekuasaan itu lebih personal dan terlihat
ingin mendominasi orang lain. Pada umumnya tipe pemimpin seperti ini
banyak tidak disukai dan ditakuti karena akan melakukan apa saja untuk
mempertahankan kekuasaannya. Hal ini seperti dicontohkan kolom parodi
Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai klien Mas. Baru saja saya sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara yang ketus dan menggertak. Apa sih susahnya kalau bilang
Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalannya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu, bahwa ia sejujurnya kapok bekerja sama dengan klien kami itu.
Kolom tersebut memperlihatkan pemikiran Samuel Mulia akan para
pemimpin tipe kedua. Dalam tipe ini, para pemimpin seringkali mencari
wibawa melalui kekuasaan yang dimilikinya. Acap kali pula mereka sok
bossy dengan mengeluarkan kata-kata kasar kepada bawahannya. Mulut
56 Ibid, p. 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
yang
Samuel ingin menunjukkan bahwa pemimpin dengan tipe kedua bisa jadi
membawa petaka bagi dirinya sendiri maupun orang di sekelilingnya.
Karena dalam kepemimpinan kharismatik, kualitas pemimpin akan
dievaluasi oleh pengikutnya.
Baik buruknya perkataan yang diucapkan menunjukkan tingkat
kedewasaan dan tingkat pertumbuhan emosi seseorang. Hal ini dikatakan
Samuel melalui perumpamaan sebagai berikut:
Berulang kali saya menulis bahwa hasil yang keluar dari mulut adalah
kalau pohon utamanya sehat walafiat. Yang bagian dalamlah mengambil bagian super penting.
Di akhir tulisan, Samuel Mulia mengutip salah satu pesan dari sebuah
pr
Pesan itu terlihat sederhana namun mengandung makna yang sangat
dalam. Pesan itu bisa jadi menyindir dan membuat para pembacanya
termasuk penulis sendiri merasa malu. Ia seolah ingin mengatakan
bahwa orang pasti akan menua tetapi dewasa itu, belum tentu.
3. Pemimpin harus peka
Para pemimpin yang baik semestinya bisa melayani karyawannya,
sebagaimana karyawan yang baik melayani pemimpinnya. Hubungan
saling melayani seperti selayaknya arus pesan dan feedback dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
komunikasi, berjalan dua arah, dan menguntungkan kedua belah pihak.
Hal ini seperti diungkapkan Tao Te Ching yang dikutip Marshall &
Molly57:
Good leaders serve followers, just as good followers serve. A relationships of service goes both ways and benefits both. But to truly be of service is even more difficult for the leader than for the followers (Tao Te Ching, Chapter 61).
Namun pada kalimat terakhir Tao Te Ching memberikan penekanan bahwa
melayani dalam arti sesungguhnya akan lebih sulit bagi para pemimpin
dibandingkan dengan para pengikutnya. Samuel Mulia pun menunjukkan
betapa sulitnya pelayanan itu dilakukan seorang pemimpin lewat kisahnya
sebagai berikut:
Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia memiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja.
Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget kaget karena
berada dekat dengan mereka. Mengapa waktu gladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka (Kompas, Minggu, 8 April 2012:
Protes dari karyawan Samuel yang menuntut perhatian darinya itu bukan
berarti bahwa mereka cengeng. Para karyawan tidak butuh pemimpinnya
ikut bekerja kasar seperti angkut-angkut barang tetapi keberadaan
57 Ibid, p. 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pemimpin-lah yang membuat berbeda. Keberadaan pemimpin adalah
bentuk dari sebuah dukungan. Hal ini seperti dalam konsep hasta brata
bahwa pemimpin harus bersifat seperti angin. Maksudnya, Jadi pemimpin
itu harus mampu berada di mana saja dan bergerak ke mana saja dalam
artian bahwa meskipun mungkin kehadiran seorang pemimpin itu tidak
disadari, namun dia bisa berada dimanapun dia dibutuhkan oleh anak
buahnya.
P -
bahkan menaruh hal ini sebagai bagian dari nilai budaya yang harus
diajarkan oleh pemimpin.
Culture: Leaders instill three values compassion, sharing, and equality (Tao Te Ching seperti yang dikutip Marshall & Molly G. Sashkin, p. 111).
Para pemimpin menanamkan tiga nilai, yaitu bela rasa, berbagi, dan
kesetaraan. Dengan ketiganya, loyalitas karyawan bisa terbentuk. Karena
sebagai manusia, baik pemimpin maupun pengikutnya membutuhkan
dukungan dan ingin dihargai satu sama lain. Loyalitas karyawan bukan
didasari atas hasil kerja yang mencengangkan, tetapi dari bentuk dukungan
pemimpin terhadap mereka.
4. Pemimpin sebagai pendengar
Marshall & Molly G. Sashkin memiliki sepuluh skala dalam kategori
profil kepemimpinan atau TLP (The Leadership Profile). Salah satu
skalanya adalah Kepemimpinan Komunikasi (Communication
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Leadership). Dalam skala ini, para pemimpin mendengar dan memusatkan
perhatian pada dengan siapa mereka berkomunikasi58. Tidak hanya
terhadap koleganya tetapi juga karyawan/bawahannya.
Hal inilah yang juga disoroti oleh Samuel Mulia. Tentang bagaimana
seorang pemimpin itu tidak hanya sebagai pemberi komando yang mesti
didengarkan tetapi ada kalanya pemimpin juga harus mendengarkan.
Samuel menganalogikan pemimpin yang hanya ingin didengar saja dengan
sopir taksi yang merasa lebih tahu seluk beluk jalanan dan tidak mau
mendengar saran orang lain.
Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik
Berdasar ulasan tersebut, ini artinya, ada jenis pemimpin yang merasa
lebih tahu dan tidak mau tahu secara bersamaan. Ia merasa lebih tahu
karena ia telah berada di posisi atas dan sering mengatur berbagai hal
sehingga ia tidak mau tahu akan hal lain yang mungkin benar. Padahal,
sering tanpa disadari, manusia yang dianggap tidak tahu justru lebih tahu.
Sikap seperti ini, menurut Samuel, sangat dekat dengan kesombongan.
Biasanya mereka yang merasa lebih tahu tak mau mendengar, apalagi yang punya kuasa. Saya berpikir, apakah manusia itu kalau tahu lebih banyak harus menjadi arogan, jumawa, belagu, pongah, dan tidak mau mendengar?
58 Ibid, p. 198
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Maka dalam hal ini seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti lautan
atau samudera yang berarti lapang dada dalam menerima kritik dari anak
buahnya. Pemimpin juga harus berwatak adil dan menjunjung persamaan
derajat terhadap anak buahnya dalam hal penyampaian pendapat. Hal ini
dalam konsep hasta brata ibarat air yang mengalir sampai jauh dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah. Meskipun wadahnya berbeda-beda, air
selalu mempunyai permukaan yang datar.
Dalam penyelesaiannya, Samuel menawarkan solusi agar para pemimpin
dan pembaca tulisannya untuk mendengar. Mengubah posisi sebagai
seorang pendengar yang baik. Hal ini disampaikan Samuel Mulia melalui
kalimat-kalimat retorisnya sebagai berikut:
Apakah susahnya menjadi pendengar? Dan, apakah susahnya mencoba solusi yang lain kalau itu bisa menjadi sebuah pilihan baru untuk bisa maju?....
Bagaimana kalau saran bawahan ternyata berhasil dengan baik?...
Apakah seorang atasan bisa dengan berani mengatakan bahwa saya tidak tahu banyak? Apakah mereka akan merasa malu kalau di suatu saat di sebuah peristiwa berbeda, saran bawahannya yang jitu itu digunakan sebagai senjata unggul?
Samuel Mulia tak lupa menyisipkan pesan di sela-sela tulisannya agar kita
meniru filosofi padi yang semakin berisi semakin merunduk. Mengapa?
Karena saking berisinya padi sehingga ia tak mampu mendongak ke atas.
Semakin banyak yang kita ketahui, semestinya semakin membuat kita
lebih santun. Samuel mengatakan hal yang perlu disadari, karena di saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
yang bersamaan, ada manusia yang juga lebih tahu, hanya saja ia
berpredikat sebagai bawahan.
5. Terancam sebagai bukti tidak adanya kepercayaan diri pemimpin
Dalam beberapa kolomnya, Samuel Mulia mengatakan salah satu sebab
merasa terancam adalah salah fokus. Salah fokus artinya selalu
memusatkan diri pada hal yang negatif atau merepotkan diri pada urusan
orang lain. Oleh karena itu, para pemimpin harus bisa menggeser sudut
pandangnya agar bisa fokus pada arah yang tepat. Demikian uraian
Samuel:
Kalau saja saya bisa fokus di arah yang tepat, saya bisa melihat fakta kalau manusia itu berhak melakukan apa pun yang dianggapnya baik untuk dirinya tanpa harus meminta persetujuan kepada seluruh umat. Bahwa saya setuju atau tidak, itu urusan saya. Dana kalau tidak setuju, saya tidak perlu naik pitam dan memaksa orang harus seperti saya.
Menurut Samuel, tidak adanya keyakinan bertindak atau kepercayaan diri
juga bisa mengakibatkan pemimpin merasa terancam. Marshall & Molly
berpendapat, tanpa keyakinan untuk bertindak, tindakan-tindakan seorang
pemimpin mungkin tidak akan efektif dan dimaksudkan hanya untuk
mempertahankan kontrol pemimpin saja59. Maksudnya, tanpa keyakinan
bertindak, pemimpin tidak bisa membebaskan dan memberdayakan dirinya
apalagi pengikutnya karena ia merasa tidak dalam kendali (out of his
control).
59 Ibid, p. 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Terancam adalah bukti bahwa seseorang tidak merasa bebas memaksimalkan kemampuannya .
Keyakinan bertindak terdiri dari dua elemen, yaitu kendali dan rasa
percaya diri yang bekerja secara bersamaan. Rasa percaya diri pemimpin
membuatnya merasa ada dalam kendali60. Beberapa ahli ilmu sosial
menamakan keyakinan untuk bertindak sebagai sebuah ramalan
pemenuhan diri (self-fulfilling prophecy). Ini karena keyakinan melakukan
sesuatu cukup sering mendorong kita untuk terus mencobanya 61.
Terancam itu bukan sekedar karena keinginan untuk menguasai atau memonopoli bakal dijamah orang lain, tetapi mencerminkan tidak adanya kepercayaan diri terhadap apa yang dimiliki dan dijalaninya. Measure oneself againts others justru untuk membuat seseorang harus berkreasi. Berusaha mempertanggungjawabkan kemampuan yang telah diberikan Tuhan.
60 Ibid, p. 94
61 Ibid, p. 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
TABEL 3.1
TEMATIK KOLOM PARODI SAMUEL MULIA
Tematik Edisi Judul Kolom
Pemimpin harus memiliki passion (gairah, keinginan besar)
12 Februari 2012
2 September 2012
Tekan 9
Berjiwa
Kewibawaan pemimpin tidak bisa
kekuasaan saja
4 Maret 2012 Nyanyian Sumbang
Pemimpin harus peka 8 April 2012 Pimpinan
Pemimpin sebagai pendengar 15 April 2012 Sopir Taksi
Terancam sebagai bukti tidak adanya kepercayaan diri pemimpin
5 Agustus 2012
7 Oktober 2012
14 Oktober 2012
Fokus
Faith
Kompetisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
B. SKEMATIK
Skematik menggambarkan bentuk umum suatu teks. Bentuk wacana
umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau kerangka penulisan.
Skematik menjadi strategi komunikator dalam memberikan alasan
pendukung62.
Dalam hal ini, kolom termasuk ke dalam jenis artikel jurnalistik. Artikel
jurnalistik tidak memakai Piramida Terbalik. Oleh karena itu, outline atau
kerangkanya bisa mengikuti kerangka feature. Metode pengisahan
(storytelling) feature yang sering digunakan menurut Friedlander & Lee
adalah kronologi, least-to-most-important, masalah dan solusi, katalog,
repetitif, dan kombinasi63. Berikut penjelasannya:
1. Kronologi merupakan struktur penulisan naratif dan sederhana yang
menyampaikan alur kisahnya permulaan hingga akhir dalam periode
waktu tertentu. Bisa memakai alur mundur, alur maju, atau keduanya.
2. The least-to-most-important adalah model penyampaian hal yang kurang
penting ke yang penting. Struktur ini kebalikan dari piramida terbalik
berita.
3. Masalah dan Solusi ialah struktur yang menyampaikan permasalahan baru
kemudian bergerak ke solusi.
62 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), p. 76
63 Septiawan Santana K, Op.cit, p. 55-56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
4. Katalog pada intinya merupakan struktur yang membuat urutan
menyangkut orang, tempat, atau berbagai kejadian kemudian dipaparkan
masing-masing, seperti halnya tulisan perjalanan.
5. Repetitif ialah kerangka yang mengulang-ulang satu topik namun dengan
berbagai penekanan yang berbeda.
6. Kombinasi merupakan model kerangka yang mengkombinasikan,
mengkreasikan, atau menggabungkan beberapa kerangka sebelumnya.
Terlepas dari struktur penulisan tersebut, artikel jurnalistik biasanya terdiri
dari beberapa elemen, seperti pernyataan ringkas (summary statement) yang
berisi pesan utama dan detil 5W + 1H yang diwujudkan melalui latar
belakang, berbagai fakta dan peristiwa, dan penyelesaian64.
Kolom Parodi Samuel Mulia yang penulis teliti ini, kebanyakan
menggunakan struktur pengisahan yang terakhir, yakni kombinasi. Samuel
Mulia biasanya menggunakan beberapa kronologi kejadian yang dialaminya
kemudian dipaparkan penjelasannya. Pada paparan penjelasan kronologi ada
masalah yang diangkat dan ditutup dengan penyelesaian atau kesimpulan di
akhir tulisan. Berikut penjelasannya:
64 Ibid, p. 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a.
Tekan 9 Judul
Saya menekan angka sembilan pada telepon seluler seperti yang diperintahkan mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit. Setelah menekan dan telinga mulai agak panas mendengar lagu ning nong ning nong, tak satu pun operator yang menghentikan lagu yang sungguh tak menarik itu. Mungkin seperti Anda, saya berpikir kejadian itu karena traffic-nya sedang ramai, apalagi kalau menekan pada pukul 07.00, waktu yang diketahui oleh banyak orang sebagai waktu tersibuk.
Opening Background
Tiga jam setelah itu, sekitar pukul 10.00, saya mengulang kembali menghubungi rumah sakit itu dengan pikiran bahwa traffic akan lebih rendah. Tetapi sayang sejuta sayang, kejadian menekan angka sembilan dan kuping menjadi panas terulang kembali. Setelah melihat situasi semacam itu, otak mengirim pesan untuk membuka situs saja.
Kronologi 1
Saya mencari informasi di situs tentang dokter yang saya butuhkan. Setelah mem-browse dan tak menemukan apa yang dibutuhkan, saya memasukkan nama dokter yang saya cari ke kolom search, hasilnya tertulis not found. Saya sampai berpikir mengapa kok situsnya tak diberi nama www.not-found.com saja? Saya menghubungi kembali menggunakan telepon pada pukul 14.00. Hasilnya? Yaa.. sami mawon. Saya pikir, traffic padat merayap setiap saat itu hanya ada di jalan raya.
Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan.
Suatu hari saya membaca tweet yang pesannya begini: TV ikut membantu membangun karakter manusia. Kemudian saya retweet. Siapakah yang membuat content sebuah stasiun TV? Manusia. Jadi kalau manusia yang melihat TV tidak memiliki karakter yang baik di kemudian hari, maka yang bertanggung jawab adalah..... Saya sengaja menulis titik-titik. Tak lama kemudian ada yang meretweet mengisi titik-titik itu dengan jawaban UFO. Saya tertawa tergelak.
Kronologi 2
Gairah
Setelah dua kejadian itu, saya berpikir kalau dulu saya menganggap swasta lebih baik dari yang negeri, saya keliru besar. Keduanya memiliki dana, keduanya mampu menyediakan fasilitas, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan, keduanya juga memiliki SOP dalam melayani.
Body
Namun, semuanya hanya benda mati. Yang mati itu bisa hidup kalau ada manusia yang mau menjawab dering yang berbunyi, ada manusia yang tidak korupsi. Yang mati bisa hidup kalau manusia di belakangnya tidak malas, tidak mengeluh, dan selalu mencari alasan ini dan itu.
Buat saya, perusahaan itu bisa maju, mundur, bahkan bangkrut, itubukan hebat atau buruknya orang keuangan semata, juga bukan hebat atau buruknya kemampuan tim lain di bawahnya, tetapi passion yang ada di dalam diri pemilik perusahaan. Saya mengakui, saya tidak memiliki passion yang sama di beberapa perusahaan yang saya pimpin. Saya hanya merasa memiliki kewajiban tidak didasari dengan keinginan yang menggebu dan berapi-api.
Uraian Masalah
Passion-lah yang membuat seorang pemilik perusahaan atau pemimpin mengetahui apa yang ingin dicapai, bagaimana caranya mencapai, mengevaluasi apakah mungkin bisa mencapainya, serta tak hanya mengeluh irit, irit, irit, dan tak pernah merasa cukup akan hasil yang dicapai.
Pada suatu sore, saya masuk ke lift. Ketika pintu hendak saya tutup, dua anak manusia, pria dan wanita, berlari-lari sambil melambaikan tangan agar pintu jangan ditutup dahulu. Keduanya sampai ke dalam dengan napas tersengal dan lift mulai bergerak. Beberapa detik sebelum berhenti di lantai dua, si wanita bertanya kepada entah tema
tahu mau ke mana dan mau melakukan apa serta tetap bermain telepon selulernya.
Kronologi 3
Kejadian di dalam lift itu membat saya berpikir, kalau saya itu pemimpin, saya tak bisa seperti kedua anak manusia itu. Pemimpin tak bisa cuek dan manut saja, tak bisa bilang kita tu mau ke mana sih.
Pemimpin adalah nahkoda yang sebaiknya memiliki gairah yang menyala dan inspiratif sehingga jajaran di
sembilan itu sebanyak sembilan kali sembilan selama sembilan hari.
Penyelesaian
Summary Statement
Tim yang mau berjalan extra miles itu karena melihat atasannya yang memiliki gairah berjalan extra miles tanpa mengeluh dan hanya punya satu tujuan, membuat orang lain dapat hidup lebih baik.
bergairah melakukan yang negatif dan yang berapi- Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b.
Nyanyian Sumbang Judul
Di suatu malam, rekan usaha kecil-kecilan saya mengirim BBM menanyakan kapan bisa bertemu. Saya balas dan minta maaf kalau sampai sepuluh hari ke depan baru tersedia waktu untuk bertemu. Saya jelaskan kalau saat BBM diterima saya sedang rapat, dan besok saya ke luar negeri dan setelah itu harus menghadiri acara reuni
Hush enggak boleh ngomong gitu. Mulut itu mencipta lho
Opening Background
Kronologi 1
Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai klien kami yang mulutnya Masak, Mas. Baru saja saya sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara
yang ketuenggak
Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalanya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu,
u mengatakan venue kami sudah penuh dan enggak bisa dipakai pada hari itu, tapi akhirnya saya terima juga hanya karena ingat ada Mas aja. Coba enggak ada, ke laut aje
Kronologi 2
Demikianlah saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, peristiwa macam itu saya yakini sudah pernah Anda alami. Kalau saya mengatakan alami, itu bisa dua kemungkinannya. Pertama, Anda yang jadi korban dari paraunya mulut seseorang yang bisa berpredikat bos, pemilik perusahaan, dan lain sebagainya.
Kedua, Anda adalah si mulut parau itu. Mohon maaf kalau saya terasa menyinggung, saya sama seklai tidak berpikir demikian. Saya hanya menjelaskan, dalam hidup ini, selalu saja ada kemungkinan yang bisa terjadi. Kemungkinan jadi korban atau dikorbankan.
Di hari Minggu ini, saya tak bermaksud membicarakan soal tingkat keparauan yang didendangkan, tetapi lebih kepada bercerita mengapa mulut itu bisa begitu sumbangnya dan terutama seperti kalimat yang di-BBM-kan rekan
ari contoh, tak usah jauh-jauh, saya yang nyaris Anda kalee
macam itu tak usah dihiraukan.
Body
Uraian Masalah
Berulang kali saya menulis bahwa hasil yang keluar dari mulut adalah produk dari pabrik yang lokasinya di
penting. Mengapa saya sering tak menaati aturan main, mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam, tidak menggunakan mulutnya untuk bisa ramah dan disukai orang, itu karena pabriknya kacau. Mesinnya kotor dan jarang turun mesin Karena merasa terlalu mahal atau bisa jadi gengsi untuk turun mesin.
Menjadi dewasa
Turun mesin itu perlu untuk mengetahui sejauh apa kerusakan mulut. Kasar atau bersuara halus tetapi bertujuan menjilat. Di suatu sore menjelang malam, saya dihubungi salah satu bank yang meminta saya member i pelatihan selama dua hari. Awalnya soal mengubah cara pandang, pada akhirnya ia mengatakan, topiknya diubah menjadi bagaimana berdandan yang tepat ke kantor. Terus saya bertanya mengapa tiba-tiba ke urusan penampilan. Ia menjawab karena banyak karyawan kalau di kantor bisa menggunakan sandal, mengenakan kaus, dan lain sebagainya.
Kronologi 3
Saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, itu sebuah contoh lain kalau yang di dalam mesinnya kotor, hasil yang dapat dilihat orang adalah kotor. Dan seperti mulut yang merupakan bagian tubuh yang paling ganas, kekotoran itu mendatangkan petaka buat yang bermulut parau dan manusia di sekelilingnya.
Maka benar kata rekan usaha saya itu bahwa mulut itu mencipta. Mencipta malapetaka kalau yang disuarakan juga petaka. Atau menciptakan ketenteraman kalau yang digendingkan adalah gending yang menenteramkan, yang acap kali dinilai sebagai gending yang tidak tegas, dianggap juga sebagai tidak berwibawa karena terlalu lemot.
Uraian Masalah
Karena pernah sekali waktu saya mencari wibawa, merasakan apa yang disebut bos besar dan menunjukkan kekuasaan dengan cara mencipta petaka melalui mulut bersuara sumbang. Dulu, saya bangga karena ada yang keder mendengarnya, tetapi sekarang saya jadi malu sendiri karena semakin sering mulut bersuara parau, maka semakin sering saya menunjukkan betapa tidak matangnya pertumbuhan emosi, dan betapa tingkat kedewasaan saya seperti orang yang tak pernah naik kelas.
Maka saya teringat, semoga Anda juga, sekali waktu sebuah produsen rokok pernah memiliki billboard dengan pesan yang mudah dicerna, sederhana kalimatnya, tetapi bermakna sungguh dalam. Tua itu pasti, dewasa itu pilihan!
Summary Statement/
Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
c.
Pimpinan Judul
Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia meiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja.
Opening Background
Peka
Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget mengapa sebagai komandan saya tak berada dekat dengan mereka. Mengapa waktu geladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka.
Anda pikir mereka cengeng? Mereka bukan cengeng. Karena kalau demikian adanya, tak mungkin ada yang naik pohon kelapa untuk memasang dekorasi atau mengangkat sekian botol minuman ke tempat acara tanpa mengeluh dan bekerja dengan rela hati.
Kronologi 1
Perhatian itu dibutuhkan bawahan bukan karena mereka cengeng. Mereka tak membutuhkan saya naik pohon kelapa atau mengangkat ini dan itu, tetapi kehadiran seorang pemimpin di tengah mereka akan membuat semuanya berbeda. Dukunga itu yang mereka perlukan. Kalaupun saya bisa naik pohon juga, itu mungkin akan menambah nilai pada KPI saya sebagai pemimpin.
Saya mensaya mendengar Mas ngomel ngomel, dalam hati saya ngomong. Saya menangis saat evaluasi itu berjalan. Anda pikir saya cengeng? Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see.
Saya teringat akan masa lalu bersama ayah. Saya kecewa bahwa ia tidak bersama saya ketika saya membutuhkannya. Di suatu hari saya menjadi finalis sebuah lomba perancang mode, ayah berjanji untuk datang melihat karya anaknya yang bersusah payah untuk bisa masuk final sebuah lomba yang bergengsi itu.
Saya katakan pada ayah kalau tiket acara itu telah dititipka di pintu depan karena ayah berpesan akan datang terlambat. Anda tahu? Ia tidak datang terlambat, ia sama sekali tidak datang. Ia datang ketika semua sudah usai karena ia tahu saya memenangi salah satu kategori yang dilombakan, ia memberi saya uang. Namun semua itu tak ada gunanya. Saya tak butuh uang, saya butuh dukungan.
Kronologi 2
Dihargai
tetapi sekarang saya seperti dirinya. Benarkah kalau dikatakan buah itu jatuhnya tak jauh dari pohonnya.
Disaat evaluasi itu juga saya mendapaat jawaban dari sebuah pertanyaan yang selama ini menari nari di benak saya. Mengapa orang tak mau pacaran sama saya? Saya pernah berbicara dengan seorang yang sedang mencoba mendekati saya, kalau saya tidak suka ditelepon siang hari waktu makan siang dengan sebuah pertanyaan :
hal itu.
Buat saya, menelepon pada siang hari itu sangat tidak kreatif. Buat saya ekspresi cinta itu tidak dijadwalkan dengan menelepon pada jam dan saat tertentu. Saya lupa kalau tak semua orang itu sama dengan saya.
Body /Uraian Masalah
Saya percaya pada pasangan atau anak buah saya kalau mereka bisa melakukan hal denga baik, tetapi itu saja ternyata tidak cukup. Manusia itu juga ingin mendapat kebahagiaan dengan mendapat perhatian, merasakan kehadiran orang yang dicintai, dan orang yang dilihatnya sebagai pimpinan.
Anak buah juga ingin mendengar pimpinannya bisa mengucapkan terima kasih dan berani mengaku kalau salah. Apalagi kalau pimpinan macam saya yang punya kebiasaan berteriak terlebih dahulu sebelum mendengar penjelasan.
Pertanyaan. Bukankah sebagai pimpinan, saya dan Anda juga manusia yang membutuhkan dukungan, perhatian, dan yang ingin dihargai meski telah membuat sejuta kesalahan? Nah, kalau Anda menangguk dalam hati, mulailah melatih untuk menjadi peka bahwa staf Anda itu adalah aset, mereka patut mendapatkan cinta Anda.
Loyalitas karyawan itu bukan didasari dari hasil KPI, tetapi tercipta karena cinta dalam bentuk dukungan Anda kepada mereka. Saya perlu mengingatkan diri sendiri dan Anda kalau cinta itu tak pernah satu arah.
Summary / Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
d. Sk
Sopir Taksi Judul
Saya adalah pengguna jasa transportasi bernama taksi sejak 1988. Dengan waktu yang nyaris 25 tahun itu, sudah barang tentu sejuta kejadian saya alami. Kalau mau dibeberkan semua, mungkin diperlukan sekian halaman untuk menuntaskan. Tetapi, satu kejadian yang sampai hari ini saya jumpai adalah sopir yang merasa lebih tahu seluk-beluk Jakarta dengan rimbanya itu, dan ogah mendengar saran orang lain.
Opening Background
Tahu segalanya
Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik.
Kalau sudah begitu, saya jadi jengkel dan ingin sekali menjelaskan kalau mereka merasa mengetahui medan Jakarta luar-dalam sebagai sopir, maka saya juga tahu hal yang sama sebagai pengguna taksi selama nyaris seperempat abad.
Dan, di Jakarta ini, saya tak hanya bergaul di jalan protokol, tetapi juga di jalan-jalan tikus. Itu belum termasuk kalau diajak menghabiskan waktu oleh beberapa teman yang doyannya berpetualang mengetahui isi perut kota metropolitan ini.
Kronologi 1
Dan yang paling menjengkelkan adalah ketika jalan yang saya sarankan mendadak macet total, si sopir mengomel dengan mengungkapkan berulang-ulang bahwa kalau saja saya percaya dengan saran mereka, kemacetan itu tak akan dihadapi. Padahal, acapkali jalan yang mereka pilihkan untuk saya juga bak neraka. Biasanya kalau sudah begitu saya diam saja, dan umumnya mereka turut diam dan salah tingkah.
Pelajaran apa yang saya dapatkan dari cerita di atas? Di dunia kerja di mana saya berada, ada karyawan dan pemilik perusahaan yang seperti sopir taksi itu. Mereka merasa lebih tahu tanpa menyadari kalau manusia yang mereka anggap tidak tahu malah lebih tahu. Ini adalah hal yang paling mengenaskan terutama kalau yang dianggap tidak tahu diam saja dan kemudian mulai menaruh ketidakpercayaan kepadanya.
Tentu dengan pengalaman menggunakan taksi, saya juga menemukan beberapa sopir taksi yang dengan rendah hati membutuhkan petunjuk karena ia baru melakukan pekerjaan itu. Karena saya ini orangnya sangat negatif, nyaris semua saya pikirkan dari sisi yang negatif. Maka, kalau saya bertemu sopir macam begini, selalu saja hati saya
Summary Statement
Mengapa?
Biasanya mereka yang merasa lebih tahu tak mau mendengar, apalagi yang punya kuasa. Saya berpikir, apakah manusia itu kalau tahu lebih banyak harus menjadi arogan, jumawa, belagu, pongah, dan tidak mau mendengar? Bukankah saya dan Anda pernah diberi pelajaran peribahasa yang bunyinya, seperti ini : Padi itu makin berisi katanya makin merunduk. Mengapa? Karena saking berisinya si padi tak mampu mendongak ke atas.
Saya tidak tahu siapa yang menciptakan peribahasa itu, saya juga tidak tahu apakah ketika peribahasa itu diciptakan, orang yang mencipta merasakan seperti yang saya alami. Saya hanya ingin tahu, merasa terancamkah si sopir taksi karena saya lebih tahu dari mereka? Terancamkah seorang atasan atau pemilik perusahaan atau seorang creative director kalau anak buahnya punya pengalaman lebih?
Apakah susahnya menjadi pendengar? Dan, apakah susahnya mencoba solusi yang lain kalau itu bisa menjadi sebuah pilihan baru untuk bisa maju? Dan, kalau solusi itu berakhir dengan amburadul, maka sama seperti sopir taksi, selalu saja ada yang akan menyuarakan kesalahan itu berulang kali baik di runag rapat, di tempat pertemuan, di mana saja, bahkan di sebuah pesta sekalipun.
Body /
Uraian Masalah
Bagaimana kalau saran bawahan ternyata berhasil dengan baik? Apakah perasaan si sopir taksi atau seorang atasan kalau ternyata saran saya dan bawahan mereka jitu? Apakah si sopir taksi tak merasa malu kalau di suatu saat ketika ia mengantar penumpang lain, ia menggunakan jalan yang pernah saya tunjukkan yang pada awalnya dianggap tidak benar?
Apakah seorang atasan bisa dengan berani mengatakan bahwa saya tidak tahu banyak? Apakah mereka akan merasa malu kalau di suatu saat di sebuah peristiwa berbeda, saran bawahannya yang jitu itu digunakan sebagai senjata unggul?
Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apa-apa, kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya, dan lupaa kalau di saat yang bersamaan ketika saya dan Anda tahu segalanya, ada manusia yang juga sama-sama tahu segalanya, hanya saja mereka berpredikat bawahan.
Summary Statement
Ini pekerjaan rumah dari saya. Coba Anda hitung berapa kali Anda gagal sebelum duduk di tempat tertinggi? Berapa kali si sopir taksi keliru sebelum ia mengetahui isi perut kota Jakarta ini?
Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
e. Skematik Kolom
Fokus Judul
Dua hari sebelum tenggat menyetor tulisan ini, saya menulis tentang isi kepala saya di sebuah social media. Cara menulis pendapat itu dengan penuh sindiran yang membuat orang lain berkomentar atas apa yang saya tulis.
Opening Background
Memilih dan memilah
Di pagi itu, saya mengomentari soal manusia yang tidak peka bahwa keterkenalannya sudah surut seperti air laut, soal seseorang yang sok berpengetahuan luas seolah olah hanya dia yang bisa membeli buku dan mem-browsing internet, soal seorang manusia yang kerjanya hanya menggunting pita dimana mana, sampai tidak tahu lagi kapan harus berhenti tampil di mana mana.
Kronologi 1
Soal manusia yang show off. Membeberkan foto barang barang mewahnya, memberi tahu kalau ia bangun pagi di belahan bumi utara, dan tertidur di bumi selatan, tanpa lupa memberi tahu jagat raya kalau sedang ada di lapangan terbang, tepatnya di lounge kelas bisnis sebuah maskapai penerbangan bergengsi.
Social media telah memberi peluang baru sehingga saya dapat membaca dan melihat aktivitas orang lain. Itulah yang menyebabkan saya dengan mudah merepotkan diri dengan urusan orang lain. Salah satu teman saya yang senangnya menyindir merasa tersinggung karena salah satu teman yang dianggapnya dekat belakangan sudah jarang mengajaknya pergi. Saya mirip seperti teman saya itu. Salah fokus.
Body /
Uraian Masalah
Salah fokus adalah memusatkan pada yang negatif. Dengan demikian, saya langsung tersinggung dengan bertanya mengapa ia tidak mengajak saya lagi? Seharusnya, fokus itu pada yang positif, yaitu mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, mengapa teman saya tidak mau lagi mengajak saya pergi.
Jadi sama halnya ketika saya naik pitam karena memusatkan perhatian kepada pesaing yang merekrut anak
pesaing itu dari pada mengevaluasi diri sendiri. Fokus di arah yang tepat memberi kemampuan memilih dan memilah yang benar.
Summary Statement
Perbedaan itu penghormatan
Kalau saja saya bisa fokus di arah yang tepat, saya bisa melihat fakta kalau manusia itu berhak melakukan apa pun yang dianggapnya baik untuk dirinya tanpa harus meminta persetujuan kepada seluruh umat. Bahwa saya setuju atau tidak, itu urusan saya. Dana kalau tidak setuju, saya tidak perlu naik pitam dan memaksa orang harus seperti saya.
Kemudian saya berpikir sejenak, dan akhirnya saya menemukan fakta kalau ternyata saya ini manusia yang kontradiktif. Saya mengerti kalau manusia itu berbeda, kalau hidup makin berwarna makin seru. Saya tahu bahwa pemaksaan untuk menjadi sama itu seperti neraka rasanya. Tetapi acap kali saya senang untuk membuat sama, senang menciptakan neraka buat diri sendiri dan orang lain. Nerakanya dalam bentuk sebuah perasaan bahwa pendapat saya lebih bijak.
Tidak mau sama telah membuat saya terancam. Padahal, yang berbeda dengan saya tak merasa melakukan ancaman, hanya mengekspresi pemikiran mereka saja. Terancam itu sebuah bentuk salah fokus. Karena salah fokus, saya melakukan rekayasa untuk menjatuhkan. Salah fokus itu mampu mengubah manusia menjadi begitu picik dan kerdilnya. Merepotkan diri dengan urusan orang lain itu adalah salah satu bentuk salah fokus.
Body / Uraian Masalah
Soal asmara saja. Kutub negatif mengatakan saya tidak pantas dicintai. Saya tak memiliki nilai untuk dicintai. Kutub positif berdendang saya memiliki nilai yang pantas untuk dicintai. Karena salah fokus, yang pertama
uda pasti, tememiliki nilai yang pantas untuk dicintai, bukan karena saya kurang bergaul, tetapi bertahun lamanya saya memberi prioritas kepada kenegatifan di atas segala galanya. Terlalu negatif itu membuat kader sebelum perang menyaring. Kalaupun ada, yang disaring sampah.
Nah, kalau yang saya undang negatif, yaaa... yang datang negatif. Tentu mustahil kalau saya menabur bibit jagung menggarap tuaiannya dalam bentu buah pisang, bukan? Maka, kalau saya melihat perbedaan itu sebagai sebuah ancaman, yang harus membenahi diri itu saya. Lensa yang positif memampukan melihat sebuah perbedaan sebagai penghormatan kepada sesama manusia.
Penghormatan bahwa setiap orang boleh show off, boleh menggunting pita sampai akhir hayatnya, boleh merasa kalau pamornya tak pernah surut, boleh berhenti berteman dengan saya tanpa saya terpancing untuk mengomentarinya dengan cara menyindir. Penghormatan itu hanya bisa dilakukan kalau tidak salah fokus.
Summary / Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
f.
Berjiwa Judul
Saya sedang menikmati foto-foto indah yang diabadikan seorang teman saat sedang menghabiskan liburan panjangnya di sebuah hotel di Pulau Dewata. Selain keindahan hasil jepretannya, saya terpesona dengan komentar singkatnya
sarana yang super modern boleh saja datang menyer
Opening Background
Kronologi 1
P=People
Saya diajarkan dan pernah membaca marketing mix, soal P yang ini dan P yang itu. Tetapi, yang terpenting P yang satu ini. People. Hotel, rumah tangga, perusahaan, produk apa pun itu bisa diciptakan dengan intelektualitas manusia yang acap kali mencengangkan. Tetapi, produk adalah benda mati yang tak memiliki jiwa.
Maka, manusia yang mengoperasikan benda mati tersebut memiliki jiwa yang bisa membantu benda mati itu -hotel
berbintang yang menyerbu Pulau Dewata itu, tetapi manusianya yang membuat hotel lawas itu memiliki kepribadian yang memikat.
Bukan hanya soal keramahtamahan dalam menyapa dan melayani. Itu saya yakin bisa dipelajari dan kemudian dipraktikkan dengan hati yang berjiwa sehat, atau yang hanya manis di bibir saja seperti yang menjalankan SOP dengan terpaksa.
Body
Uraian Masalah
Manusia yang berjiwa sehat itu bisa membuat kolam renang bukan sebagai kolam berair untuk berenang, tetapi memikirkan kenyamanan. Menempatkan lokasi kolam renang dengan benar, menanam pepohonan yang tepat di sekelilingnya, tanpa menghalangi sinar surya agar bisa tetap menghangatkan.
Bukan membuat kolam renang yang dirancang sejajar dengan horizon, yang sudah dibuat oleh sejuta hotel-hotel baru yang hanya bisa meniru. Yang membuat kolam tidak dengan jiwanya sendiri, tetapi meminjam jiwa orang lain.
S If you ch
Itu mengapa sekarang saya mengerti ada hotel mewah yang tidak membuat nyaman, bukan hanya karena stafnya
kedahsyatan benda mati yang memiliki nyawa itu. Hotel yang hanya menawarkan gengsi tanpa memikirkan pentingnya memiliki sebuah hotel yang memiliki jiwa.
Summary Statement
P=Process
Kejadian di atas membuat saya melihat kembali ke dalam hidup saya sebagai manusia. Saya menghiasi raga yang terlihat itu dengan sejuta pesona benda mati yang memberi gengsi, tetapi saya mengenakannya hanya untuk gengsi dan tidak karena saya menempatkan kepribadian saya di atas segala gengsi. Badan saya kekurusan atau kegemukan karena saya tidak mencintai diri saya. I spoiled my life, bukan I love my life.
Saya menghiasi apartemen saya begitu rupa sehingga terlihat indah, tetapi tidak mampu mengundang manusia untuk mampir dan duduk dan merasa nyaman karena mereka merasakan jiwa di dalam tempat tinggal itu. Saya mendekornya untuk sebuah gengsi. Itu mengapa yang datang bukan manusia yang mau merasa nyaman, melainkan majalah interior untuk mengabadikan benda mati yang benar-benar mati itu.
Uraian Masalah
Saya tak pernah berpikir kalau membuat tempat tinggal itu harus nyaman untuk manusia yang bernama pasangan, anggota keluarga, dan teman. Bukan mendekornya bak sebuah rumah contoh, sebuah ruang pameran, sebuah toko interior, atau sebuah museum untuk mempertontonkan betapa kayanya saya, betapa saya manusia penuh selera. Sesuatu yang indah,
Sebagai manusia, saya juga harus punya jiwa dalam menjalani persahabatan, bisnis, dan sebagainya. Usaha itu bukan hanya soal cash flow semata, bukan hanya soal bertanya tanpa henti kapan BEP, tidak hanya soal mengecek ini dan itu. Tetapi sebuah usaha yang dibangun dengan manusianya yang berniat memajukannya, yang dieksekusi dengan passion bukan dengan kalkulator semata.
Soal hubungan dengan pasangan. Saya harus menikah atau menjalani hubungan karena saya memiliki passion
menggebu-gebu.
Penyelesaian
Saya tak menikahi hanya dengan alasan pasangan saya adalah anak seorang yang mampu membuat senjata jembatan di Indonesia, misalnya, bukan karena nama pasangan atau calon saya ada di daftar seratus orang terkaya di dunia, atau cucunya orang terkaya itu.
Jadi di mana Anda akan menginap, di mana Anda membangun istana, di situ lah orang lain bisa melihat dan merasakan dengan nyata bahwa Anda
Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
g.
Judul
Di suatu pagi saya membaca status seorang teman yang di-posting-nya di salah satu social media. Begini bunyinya.
Pesawat yang ditumpanginya berangkat pukul tujuh malam, sampai pukul lima sore visa belum juga di tangan. Maka ia tetap berangkat ke lapangan terbang, singkat cerita visanya di genggaman tangan tepat sekian menit sebelum check -in counter ditutup.
Opening Background
Kronologi 1
Panik
Seandainya kejadian itu sedang Anda hadapi, apa yang akan Anda lakukan? Kalau saya? Sudah saya batalkan saja kepergian itu. Apalagi orang macam saya ini semua harus terkontrol, semua harus dalam aturan main yang benar, semua harus sesuai prosedur, semua harus begini, semua harus begitu. Maka sering kali saya mati mendadak karena saya ini jauh dari fleksibel.
Menggerutu dan mempertanyakan sebuah keadaan adalah ciri khas hidup saya. Mengapa dia kok gitu, mengapa kok harus begini. Mengapa saya yang harus mengalami ini, apalagi kalau peristiwanya datang tapi salah alamat ke tempat saya. Seperti bulan lalu, saya pernah bercerita kalau sebuah provider melayangkan surat agar saya sesegera membayar tagihan CDMA.
Saya ini jengkel karena saya tak pernah menggunakan CDMA. Peristiwa ini membuat saya bertanya mengapa hal ini harus menimmpa saya, sehingga jadwal kerja saya porak poranda. Kejadian macam itu sudah berjuta kali terjadi, tetapi toh selalu saja saya naik pitam. Sehingga saya sendiri sering kewalahan dan kelelahan oleh sifat saya yang tidak fleksibel.
Belum lagi saya ini didukung dengan sifat buruk lainnya, yaitu melihat sesuatu, mendiskusikan sesuatu dengan menggunakan kacamata yang negatif. Jadi sudah tidak fleksibel, negatif pula. Benarlah kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, tertimpa CDMA pula.
Maka kalau kembali pada kejadian di atas, dengan kepribadian saya yang seperti itu maka saya paniknya setengah mati. Maka sebelum saya mati beneran, dan daripada saya diserang rasa panik, saya akan mengambil keputusan untuk membatalkan pergi. Karena tidak fleksibel, maka acapkali keputusan yang saya buat hanya memiliki satu tujuan yaitu melindungi saya dari kekecewaan, dari kegagalan, dari porak porandaknya hati saya.
Body /
Uraian Masalah
Skenario
Kalau mengambil contoh soal visa di atas, saya sendiri tahu bahwa saya tak memiliki kuasa untuk merayu mereka yang di kedutaan besar untuk mengeluarkan visa sesuai dengan apa yang saya kehendaki. Saya tahu, saya ini orang biasa yang tak berdaya dan tak memiliki kuasa untuk menghubungi orang dalam untuk mempercepat pembuatan visa itu, saya tahu bahwa di dunia luar tak bisa saya kontrol, tetapi susah sekali rasanya untuk menerima keadaan itu.
Kekecewaan yang sering kali saya rasakan juga datang karena saya senang sekali berkhayal dan membuat skrip atas semua kejadian di luar saya. Dan kalau skrip yang saya bayangkan itu tidak terjadi saya jengkelnya setengah mati. Misalnya, kalau saya bepergian bersama teman, maka sebelum peristiwa itu terjadi saya mulai membayangkan dan merencanakan bahwa acara bepergian itu akan begini, akan begitu, akan ini, akan itu. Dan nanti kalau dalam kenyataan skrip saya tidak berjalan seperti yang saya kehendaki, saya mulai naik pitam.
Anda pikir saya naik pitam ke teman saya? Keliru besar. Saya kesal sama diri saya sendiri karena saya sendiri tahu bahwa saya tak bisa menjadi sutradara kehidupan ini, apalagi kehidupan orang lain dan kehidupan yang akan datang. Saya selalu mengharap orang lain atau kejadian itu, sesuai dengan skenario yang saya buat. Bahwa skenario saya kadang tidak baik, buat saya enggak masalah asal tereksekusi. Hidup saya selalu begitu.
Kalau ingin memiliki hubungan asmara, saya juga membuat skenario supaya pasangan saya melakukan apa yang saya mau. Anehnya, semakin saya tahu bahwa a scripted love affair itu tidak benar, semakin saya buat kekeliruan itu. Saya tak bisa menerima kalau pasangan saya diam saja ketika saya mengirim pesan I missed you. Atau saya tak bisa menerima kalau saya mengirim emoticon hug, saya tak menerima balasan apa pun. Sehingga tidak mendapat respons yang sesuai skrip yang saya harapkan, meninggalkan saya dalam keadaan limbung dan merasa tidak bernilai.
Beberapa hari yang lalu, saya bertanya mengapa semua itu terjadi. Mungkin ini faktor utamanya. Saya ini tidak memiliki faith atau keyakinan tentang apa yang saya jalani, tentang apa yang sudah saya terima, tentang apa yang saya cintai. Faith itu yang memampukan I set my partner free. I set myself free. Karena semakin saya genggam dan tak membiarkannya free, semakin kental kalau saya menunjukkan tidak memiliki kepercayan tentang apa yang saya jalani.
Begitu saya kehilangan faith, saya kehilangan segalanya. Kalau sudah kehilangan dengan mudahnya saya protes pada Sang Khalik, padahal yang kel iru itu saya. Tanpa faith orang lain. Tanpa faith, saya akan limbung, ngomel, protes, dan bukan malah memperjuangkan sebuah kehidupan dengan hari legowo.
Summary Statement
Nurani saya n
Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
h.
Kompetisi Judul
Di suatu pagi ketika baru saja tiba di kantor seorang klien, saya mendengar klien saya itu berbicara dengan suara tinggi serta wajah yang sangat kesal. Sementara pagi itu, saya juga hadir dengan mata yang masih riyep riyep dan semangat yang baru terisi setengahnya karena terbangun pada pukul tiga pagi dan tak bisa terlelap lagi hingga waktunya bertugas ke kantor klien itu.
Opening Background
Tidak tenang
Mengapa ia naik pitam di pagi itu? Alasannya hanya satu. Ia baru mendengar bahwa pesaingnya ikut ikutan melakukan eksekusi yang persis sama seperti yang dilakukan. Dan lebih dongkolnya lagi, pesaingnya melakukan eksekusi itu di lokasi yang tak berbeda. Jadi, kalau mengingat soal marketing mix, promotion dan placement yang dibuat klien saya juga dibuat pesaingnya. Plek.
Kronologi 1
Pagi itu dengan nyawa yang tak terkumpul lengkap, saya menasihatinya untuk menerima keadaan itu. Saya menambahkan, kalau semua orang meniru hal sama, rezeki yang diberikan Tuhan tak pernah sama. Jadi, saya menyemangati untuk tak perlu khawatir menyarankan masuk ke ruang rapat untuk berdoa menenangkan pemikirannya.
Kejadian pagi itu menginspirasi saya untuk mengunggah soal berkompetisi di salah satu media sosial. Begini, kalau Anda berada di dunia bisnis, kompetisi dimaksudkan untuk agar Anda mawas diri, kreatif, dan bukan malah menjadi ketakutan kemudian mengancam dan menjadi tukang contek.
Untuk apa sekolah jauh jauh ke luar negeri,berbahasa Inggris sefasih Ratu Inggris, tetapi memiliki jiwa yang sangat miskin. Oleh karena itu, kalau sudah lulus sekolah bisnis, sudah menerima gelar S- -pendidikan formal saja. Moral Anda juga diasah. Sekolah pembenahan moral itu tidak tersedia di kelas kelas bisnis, adanya di sekolah bernama nurani.
Maka jangan terlalu sering tidak hadir di kelas nurani, tetapi rajin hadir di kelas cash flow. Sebab, pada suatu hari n
-nya, itu tak masalah. Masalah akan timbul kalau saatnya tiba Anda harus pulang ke rumah, Anda sedang berada di puncak kebutaan itu.
Tenang, bos!
Setelah mengirim pemikiran yang lumayan panjang itu, saya malah jadi tertarik untuk menulis soal kompetisi di hari Minggu yang santai ini. Apa arti compete? Ini artinya, measure oneslelf againts others. Jadi mengukur diri sendiri, bukan meniru orang lain. Bukan menyerobot punya orang lain. Bukan berarti naik pitam, merasa terancam dan kemudian mengancam. Bukan berarti memblokir keuntungan orang. Hanya disuruh mengukur kemampuan dan membandingkan dengan pesaing. Tak ada unsur tak ada perintah untuk mengalahkan.
Body /
Uraian Masalah
Mengapa arti yang mulia itu kemudian malah diartikan negatif dan membangkitkan rasa terancam? Karena yang merasa terancam tidak pernah mengukur dirinya sendiri karena biasanya merasa diri di atas angin. Bahkan, bisa jadi, ia tidak memiliki alat ukur sehingga ukuran yang dipakai adalah emosi.
Terancam itu bukan sekedar karena keinginan untuk menguasai atau memonopoli bakal dijamah orang lain, tetapi mencerminkan tidak adanya kepercayaan diri terhadap apa yang dimiliki dan dijalaninya. Measure oneself againts others justru untuk membuat seseorang harus berkreasi. Berusaha mempertanggungjawabkan kemampuan yang telah diberikan Tuhan.
Jadi, kalau rasa terancam mulai timbul dan bereaksi negatif, itu sebuah tanda bahwa saya dan atau Anda sedang tidak bertanggung jawab terhadap kepandaian yang diberikan Tuhan.
Terancam adalah bukti bahwa seseorang tidak merasa bebas memaksimalkan kemampuannya.
Orang macam ini tak akan bisa berterima kasih untuk kompetisi yang ada di hadapannya. Ia tak bisa lagi melihat bahwa kompetisi adalah sebuah jalan untuk menemukan kemampuan diri sendiri yang ternyata luar biasa dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Mengekor usaha orang lain itu bukan sebuah tanda kebodohan, melainkan sebuah tanda kemalasan.
Summary Statement
Kemampuan bahasa inggris saya sangat terbatas. Tetapi kalau membaca kalimat di atas, terutama kalimat and it keeps us on our toes, saya masih bisa mengerti. Tanpa mengurangi rasa hormat, bisakah Anda juga mengerti, terutama mereka yang sering sekali merasa terancam dengan adanya kompetisi?
Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 3.2
SKEMATIK KOLOM PARODI SAMUEL MULIA
No Edisi dan Judul Kolom
Skematik
1. 12 Februari 2012
Tekan 9
Pada opening background diceritakan awal mula kejadian (kronologi 1) tentang bagaimana Samuel Mulia yang tak pernah mendapat respon ketika menghubungi call center sebuah rumah sakit hingga akhirnya ia harus datang langsung. Kemudian dilanjutkan kronologi 2 tentang tweet yang ia baca. Selanjutnya dipaparkan ulasan pendapat Samuel mengenai passion yang harus dimiliki seorang pemimpin yang berkaitan dengan 2 kejadian sebelumnya. Samuel mengisahkan kronologi 3 mengenai kejadian yang dialaminya saat berada di lift kemudian diikuti ulasan pendapatnya yang berkaitan dengan kronologi 3 bahwa pemimpin harus mampu mendorong bawahannya ke arah yang lebih baik sebagai suatu kesimpulan. Tulisan ditutup dengan pernyataan tentang passion yang bisa berakibat baik atau sebaliknya.
2. 4 Maret 2012
Nyanyian Sumbang
Pada opening background diceritakan kronologi 1 mengenai isi BBM (Blackberry Messenger) teman yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta. Disusul kronologi 2 mengenai bagaimana tim kerjanya
opininya mengenai kedua kejadian tersebut, bila yang keluar dari mulut itu parau berarti pabrik dalamnya kacau. Selanjutnya, dikisahkan kronologi 3 tentang topik bagaimana berdandan yang tepat ke kantor saat Samuel diminta menjadi pembicara di sebuah acara. Ia melanjutkan opininyasebagai summary statement, bahwa mulut yang sering berkata kasar menandakan tidak matangnya pertumbuhan emosi seseorang. Tulisan
3. 8 April 2012
Pimpinan
Pada opening background dikisahkan awal mula kronologi 1 tentang Samuel yang bertindak sebagai pemimpin tidak berada dengan timnya yang bekerja keras menghasilkan acara yang mengagumkan. Ia kemudian mengisahkan kronologi 2 saat dulu ayahnya tidak datang ketika ia mengikuti lomba perancang mode. Selanjutnya, ia memaparkan pendapatnya mengenai kedua kejadian tersebut bahwa pemimpin harus tahu saat anak buah membutuhkannya. Tulisan ditutup dengan summary statement, loyalitas karyawan itu didasari dukungan pemimpin kepada mereka.
4. 15 April 2012
Sopir Taksi
Pada opening background dikisahkan kronologi 1 tentang bagaimana Samuel menanggapi sopir taksi yang merasa lebih tahu jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain. Kemudian Samuel memberi kesimpulan dari kejadian tersebut bahwa ketika seseorang belum tahu, ia rendah hati, tetapi ketika ia tahu, soknya setengah mati. Selanjutnya, Samuel menguraikan pendapatnya tentang pemimpin yang seringkali tidak mau menjadi pendengar. Disusul dengan kesimpulan bahwa bawahan bisa saja sama-sama tahu segalanya seperti halnya pemimpin. Tulisan ditutup dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pertanyaan untuk instrospeksi diri.
5. 5 Agustus 2012
Fokus
Pada opening background, Samuel menceritakan tentang pendapatnya mengenai manusia yang suka pamer di social media. Kemudian ia menguraikan permasalahannya mengenai dirinya yang sering salah fokus. Diikuti dengan kesimpulan singkat bahwa memilih dan memilah mampu membantu kita untuk fokus di arah yang tepat. Ia menjelaskan kembali tentang salah fokus akibat perbedaan yang membuat kita merasa terancam. Tulisan ditutup dengan kesimpulan bahwa kita harus menghormati setiap perbedaan.
6. 2 September 2012
Berjiwa
Opening background dimulai dengan cerita mengenai komentar teman Samuel tentang hotel yang berjiwa saat temannya itu berlibur di Bali. Kemudian Samuel menyatakan pendapatnya bahwa hanya manusia yang berjiwa sehatlah yang mampu membuat benda mati itu memiliki jiwa. Selanjutnya, Samuel mengintrospeksi dirinya sendiri tentang hidupnya, hubungannya dengan pasangan, dan lain-lain. Tulisan ditutup dengan pengulangan kesimpulan sebelumnya.
7. 7 Oktober 2012
Faith
Opening background dimulai dengan cerita teman Samuel yang hampir tak mendapatkan visa sebelum pesawat take off. Kemudian Samuel menguraikan pendapat dan kebiasaannya yang sering naik pitam bila ada hal yang terjadi di luar rencananya. Selanjutnya, ia menyimpulkan mungkin itu terjadi karena ia kehilangan faith. Tulisan ditutup dengan pernyataan sindiran yang mengatakan hidup kita menyedihkan karena kita mau orang lain berubah untuk kita, tapi kita sendiri tidak mau berubah.
8. 14 Oktober 2012
Kompetisi
Opening background dimulai dengan cerita klien Samuel yang naik pitam ketika menghadapi kompetisi/persaingan. Selanjutnya, Samuel menguraikan pendapatnya, kompetisi itu bukan untuk membuat kita merasa terancam tetapi untuk mengukur sejauh mana kemampuan diri. Tulisan ditutup dengan kesimpulan bahwa kompetisi itu justru membuat kita lebih kreatif dan menjaga agar kita tetap teguh pada pendirian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
C. SEMANTIK
Hal terpenting dalam analisis wacana adalah makna yang terkandung
dalam struktur teks. Dalam konteks ini, maka elemen semantik menjadi kunci.
Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal yang
muncul dari hubungan antar kalimat atau antar proposisi yang membangun
makna tertentu, baik itu ekplisit maupun implisit.
1. Latar
Latar suatu peritiwa tentu dihadirkan untuk memberi arah hendak
ke mana suatu teks itu dibawa. Latar merupakan elemen wacana yang
dapat menjadi pembenar ide yang diangkat dalam teks65.
Setelah dianalisis, ternyata hampir semua Kolom Parodi Samuel
Mulia yang penulis teliti menggunakan latar suatu peristiwa atau kisah
yang dialami oleh Samuel. Hal ini akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul
Tekan 9, latar yang diungkapkan untuk mendukung tema yaitu kisah
saat Samuel tidak mendapat respon dari call center sebuah rumah
sakit.
Saya menekan angka sembilan pada telepon seluler seperti yang diperintahkan mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit. Setelah menekan dan telinga mulai agak panas mendengar lagu ning nong ning nong, tak satu pun operator yang menghentikan lagu yang sungguh tak menarik itu. Mungkin seperti Anda, saya berpikir kejadian itu karena traffic-nya sedang ramai, apalagi kalau menekan
65 Alex Sobur, Op.cit, p. 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
pada pukul 07.00, waktu yang diketahui oleh banyak orang sebagai waktu tersibuk.
Tiga jam setelah itu, sekitar pukul 10.00, saya mengulang kembali menghubungi rumah sakit itu dengan pikiran bahwa traffic akan lebih rendah. Tetapi sayang sejuta sayang, kejadian menekan angka sembilan dan kuping menjadi panas terulang kembali. Setelah melihat situasi semacam itu, otak mengirim pesan untuk membuka situs saja.
Saya mencari informasi di situs tentang dokter yang saya butuhkan. Setelah mem-browse dan tak menemukan apa yang dibutuhkan, saya memasukkan nama dokter yang saya cari ke kolom search, hasilnya tertulis not found. Saya sampai berpikir mengapa kok situsnya tak diberi nama www.not-found.com saja? Saya menghubungi kembali menggunakan telepon pada pukul 14.00. Hasilnya? Yaa.. sami mawon. Saya pikir, traffic padat merayap setiap saat itu hanya ada di jalan raya.
Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan.
Penggunaan latar tersebut bertujuan untuk menjelaskan judul kolom,
bahwa Samuel telah menekan angka sembilan pada telepon selulernya
sesuai perintah mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit namun tak
kunjung mendapat respon. Hingga akhirnya ia mengunjungi langsung
rumah sakit tersebut dan dilayani dengan cepat, berbanding terbalik
ketika dihubungi melalui call center-nya. Selain itu, latar tersebut juga
berusaha menjelaskan bahwa hal itu bisa terjadi karena manusia yang
bekerja di belakangnya. Perusahaan adalah benda mati, yang bisa
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul
Nyanyian Sumbang, latar yang digunakan ada 2. Pertama, yakni kisah
teman Samuel yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Di suatu malam, rekan usaha kecil-kecilan saya mengirim BBM menanyakan kapan bisa bertemu. Saya balas dan minta maaf kalau sampai sepuluh hari ke depan baru tersedia waktu untuk bertemu. Saya jelaskan kalau saat BBM diterima saya sedang rapat, dan besok saya ke luar negeri dan setelah itu harus menghadiri acara reuni fakultas kedokteran di Pulau Dewata. Kemudian saya
Hush enggak boleh
Sementara latar kedua mengenai kisah anak buah Samuel yang
menghadapi klien bersuara sumbang atau bermulut kasar.
Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai
sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara yang ketus dan
Kemudian ia bercerita panjang lebar soal mulut yang berkicau parah itu.
Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalannya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu, bahwa ia sejujurnya kapok bekerja sama dengan klimengatakan venue kami sudah penuh dan enggak bisa dipakai pada hari itu, tapi akhirnya saya terima juga hanya karena ingat ada Mas aja. Coba enggak ada, ke
Melalui kedua latar tersebut, Samuel ingin menjelaskan bahwa mencari
wibawa pemimpin tidak bisa dilakukan dengan memainkan kuasanya
melalui mulut yang sering bersuara kasar. Hal itu justru menunjukkan
ketidakmatangan pertumbuhan emosi seseorang.
c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 8 April 2012 berjudul
Pimpinan, latar yang digunakan juga ada 2 kisah. Pertama, kisah
Samuel yang saat itu bertindak sebagai pemimpin, tidak memberi
dukungan kepada tim kerjanya saat mereka bekerja keras untuk
menghasilkan acara yang mengagumkan.
Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia meiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja.
Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget kaget karena merka
mereka. Mengapa waktu geladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka.
Saya mengomel dan cemberut saat acara berlangsung. Saat evaluasi salah satu staf b ngomel ngomel, dalam hati saya ngomong. saat evaluasi itu berjalan. Anda pikir saya cengeng? Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see.
Latar kedua, Samuel menceritakan ayahnya yang dulu tak datang saat
Samuel mengikuti dan memenangkan lomba perancang mode.
Saya teringat akan masa lalu bersama ayah. Saya kecewa bahwa ia tidak bersama saya ketika saya membutuhkannya. Di suatu hari saya menjadi finalis sebuah lomba perancang mode, ayah berjanji untuk datang melihat karya anaknya yang bersusah payah untuk bisa masuk final sebuah lomba yang bergengsi itu.
Saya katakan pada ayah kalau tiket acara itu telah dititipka di pintu depan karena ayah berpesan akan datang terlambat. Anda tahu? Ia tidak datang terlambat, ia sama sekali tidak datang. Ia datang ketika semua sudah usai karena ia tahu saya memenangi salah satu kategori yang dilombakan, ia memberi saya uang. Namun semua itu tak ada gunanya. Saya tak butuh uang, saya butuh dukungan.
Melalui kedua latar tersebut, Samuel ingin menjelaskan bahwa
dukungan itu tidak hanya dalam bentuk materiil tetapi juga immateriil.
Pemimpin harus tahu kapan anak buahnya membutuhkan dukungan
darinya, meski hanya dengan keberadaannya saja.
d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul
Sopir Taksi, latar yang digunakan adalah kisah saat Samuel
menghadapi sopir taksi yang merasa lebih tahu seluk beluk jalanan dan
tidak mau mendengar saran orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Saya adalah pengguna jasa transportasi bernama taksi sejak 1988. Dengan waktu yang nyaris 25 tahun itu, sudah barang tentu sejuta kejadian saya alami. Kalau mau dibeberkan semua, mungkin diperlukan sekian halaman untuk menuntaskan. Tetapi, satu kejadian yang sampai hari ini saya jumpai adalah sopir yang merasa lebih tahu seluk-beluk Jakarta dengan rimbanya itu, dan ogah mendengar saran orang lain.
Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik.
Kalau sudah begitu, saya jadi jengkel dan ingin sekali menjelaskan kalau mereka merasa mengetahui medan Jakarta luar-dalam sebagai sopir, maka saya juga tahu hal yang sama sebagai pengguna taksi selama nyaris seperempat abad.
Dan, di Jakarta ini, saya tak hanya bergaul di jalan protokol, tetapi juga di jalan-jalan tikus. Itu belum termasuk kalau diajak menghabiskan waktu oleh beberapa teman yang doyannya berpetualang mengetahui isi perut kota metropolitan ini.
Dan yang paling menjengkelkan adalah ketika jalan yang saya sarankan mendadak macet total, si sopir mengomel dengan mengungkapkan berulang-ulang bahwa kalau saja saya percaya dengan saran mereka, kemacetan itu tak akan dihadapi. Padahal, acapkali jalan yang mereka pilihkan untuk saya juga bak neraka. Biasanya kalau sudah begitu saya diam saja, dan umumnya mereka turut diam dan salah tingkah.
Latar tersebut digunakan untuk mengumpamakan pemimpin yang
seringkali merasa lebih tahu dan tidak mau mendengar saran dari
bawahannya.
e. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 5 Agustus 2012 berjudul
Fokus, Samuel menggunakan latar mengenai kisahnya ketika
mengomentari manusia yang suka pamer di social media.
Di pagi itu, saya mengomentari soal manusia yang tidak peka bahwa keterkenalannya sudah surut seperti air laut, soal seseorang yang sok berpengetahuan luas seolah olah hanya dia yang bisa membeli buku dan mem-browsing internet, soal seorang manusia yang kerjanya hanya menggunting pita dimana mana, sampai tidak tahu lagi kapan harus berhenti tampil di mana mana.
Soal manusia yang show off. Membeberkan foto barang barang mewahnya, memberi tahu kalau ia bangun pagi di belahan bumi utara, dan tertidur di bumi selatan, tanpa lupa memberi tahu jagat raya kalau sedang ada di lapangan terbang, tepatnya di lounge kelas bisnis sebuah maskapai penerbangan bergengsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Social media telah memberi peluang baru sehingga saya dapat membaca dan melihat aktivitas orang lain. Itulah yang menyebabkan saya dengan mudah merepotkan diri dengan urusan orang lain. Salah satu teman saya yang senangnya menyindir merasa tersinggung karena salah satu teman yang dianggapnya dekat belakangan sudah jarang mengajaknya pergi. Saya mirip seperti teman saya itu. Salah fokus.
Latar tersebut bertujuan untuk menjelaskan bahwa salah fokus akan
membawa pada hal yang negatif dan membuat kita merasa terancam
akan perbedaan. Kita harus memilih dan memilah agar bisa fokus pada
arah yang benar, agar kita bisa menghormati perbedaan.
f. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 2 September 2012
berjudul Berjiwa, latar yang digunakan tentang bagaimana teman
Samuel mengomentari sebuah hotel yang menurutnya memiliki jiwa.
Saya sedang menikmati foto-foto indah yang diabadikan seorang teman saat sedang menghabiskan liburan panjangnya di sebuah hotel di Pulau Dewata. Selain keindahan hasil jepretannya, saya terpesona dengan komentar singkatnya
saja datang
Melalui latar tersebut, Samuel ingin menjelaskan bahwa kita tidak bisa
hanya menghiasi diri dengan benda mati yang bergengsi tinggi namun
sia di belakangnya
harus memiliki jiwa yang sehat agar tercermin juga pada benda mati
yang dijalankannya agar juga berkepribadian memikat.
g. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 7 Oktober 2012 berjudul
Faith, Samuel menggunakan latar kisah temannya yang hampir tak
mendapatkan visa sebelum boarding pesawat.
Di suatu pagi saya membaca status seorang teman yang di-posting-nya di salah satu social media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
n kerja saya ke luar negeri. Pesawat yang ditumpanginya berangkat pukul tujuh malam, sampai pukul lima sore visa belum juga di tangan. Maka ia tetap berangkat ke lapangan terbang, singkat cerita visanya di genggaman tangan tepat sekian menit sebelum check-in counter ditutup.
Melalui latar tersebut, Samuel mengumpamakan dirinya sendiri bahwa
ia pasti sudah membatalkan kepergian itu bila menghadapi hal yang
dialami temannya. Kolomnya berusaha mengingatkan bahwa kita
seringkali akan terbawa emosi bila ada hal yang terjadi di luar dugaan
atau di luar rencana yang sudah kita buat. Menurut Samuel, hal itu bisa
terjadi karena kita tidak memiliki faith atau keyakinan atas apa yang
kita lakukan, atas apa yang sudah kita terima.
h. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 14 Oktober 2012 berjudul
Kompetisi, latar yang digunakan adalah kisah klien Samuel yang tidak
tahan menghadapi kompetisi.
Mengapa ia naik pitam di pagi itu? Alasannya hanya satu. Ia baru mendengar bahwa pesaingnya ikut ikutan melakukan eksekusi yang persis sama seperti yang dilakukan. Dan lebih dongkolnya lagi, pesaingnya melakukan eksekusi itu di lokasi yang tak berbeda. Jadi, kalau mengingat soal marketing mix, promotion dan placement yang dibuat klien saya juga dibuat pesaingnya. Plek.
Pagi itu dengan nyawa yang tak terkumpul lengkap, saya menasihatinya untuk menerima keadaan itu. Saya menambahkan, kalau semua orang meniru hal sama, rezeki yang diberikan Tuhan tak pernah sama. Jadi, saya menyemangati untuk tak perlu khawatir menyarankan masuk ke ruang rapat untuk berdoa menenangkan pemikirannya.
Latar tersebut bertujuan untuk menjelaskan bahwa kompetisi itu ada
agar kita lebih mawas diri, lebih kreatif, dan bukan malah membuat
kita takut atau bahkan merasa terancam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel 3.3
Latar Kolom Parodi Samuel Mulia
No Edisi dan Judul Kolom
Latar
1. 12 Februari 2012
Tekan 9
Tentang bagaimana Samuel Mulia yang tak pernah mendapat respon ketika menghubungi call center sebuah rumah sakit hingga akhirnya ia harus datang langsung.
2. 4 Maret 2012
Nyanyian Sumbang
Mengenai isi BBM (Blackberry Messenger) teman yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta. Dan juga mengenai
3. 8 April 2012
Pimpinan
Tentang Samuel yang bertindak sebagai pemimpin namun tidak berada bersama dengan timnya yang bekerja keras menghasilkan acara yang mengagumkan. Ia kemudian mengisahkan kronologi 2 saat dulu ayahnya tidak datang ketika ia mengikuti lomba perancang mode.
4. 15 April 2012
Sopir Taksi
Tentang Samuel yang menanggapi sopir taksi yang merasa lebih tahu jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain.
5. 5 Agustus 2012
Fokus
Tentang pendapat Samuel mengenai manusia yang suka pamer di social media.
6. 2 September 2012
Berjiwa
Cerita mengenai komentar teman Samuel tentang hotel yang berjiwa saat temannya itu berlibur di Bali.
7. 7 Oktober 2012
Faith
Cerita teman Samuel yang hampir tak mendapatkan visa sebelum pesawat take off.
8. 14 Oktober 2012
Kompetisi
Cerita klien Samuel yang naik pitam ketika menghadapi kompetisi/persaingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2. Detail
Detail merupakan suatu kontrol informasi yang ditampilkan seorang
komunikator. Detail berhubungan dengan apakah sisi informasi tertentu
diuraikan secara panjang atau tidak66. Komunikator, dalam hal ini
kolumnis Samuel Mulia menampilkan secara berlebihan informasi
yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik.
Setelah dianalisis, kebanyakan detail yang ditampilkan dalam kolom
adalah pengalaman pribadi dari kolumnis, Samuel Mulia sendiri. Berikut
penjelasannya.
a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul
Tekan 9, Samuel mengungkapkan detail mengenai kisahnya saat tak
mendapat respon dari call center dan website sebuah rumah sakit.
Saya menekan angka sembilan pada telepon seluler seperti yang diperintahkan mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit. Setelah menekan dan telinga mulai agak panas mendengar lagu ning nong ning nong, tak satu pun operator yang menghentikan lagu yang sungguh tak menarik itu. Mungkin seperti Anda, saya berpikir kejadian itu karena traffic-nya sedang ramai, apalagi kalau menekan pada pukul 07.00, waktu yang diketahui oleh banyak orang sebagai waktu tersibuk.
Tiga jam setelah itu, sekitar pukul 10.00, saya mengulang kembali menghubungi rumah sakit itu dengan pikiran bahwa traffic akan lebih rendah. Tetapi sayang sejuta sayang, kejadian menekan angka sembilan dan kuping menjadi panas terulang kembali. Setelah melihat situasi semacam itu, otak mengirim pesan untuk membuka situs saja.
Saya mencari informasi di situs tentang dokter yang saya butuhkan. Setelah mem-browse dan tak menemukan apa yang dibutuhkan, saya memasukkan nama dokter yang saya cari ke kolom search, hasilnya tertulis not found. Saya sampai berpikir mengapa kok situsnya tak diberi nama www.not-found.com saja? Saya
66 Alex Sobur, Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
menghubungi kembali menggunakan telepon pada pukul 14.00. Hasilnya? Yaa.. sami mawon. Saya pikir, traffic padat merayap setiap saat itu hanya ada di jalan raya.
Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan.
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul
Nyanyian Sumbang, detail yang diungkap adalah cerita tim kerja
Samuel yang menghadapi klien yang bermulut kasar.
Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai Masak, Mas. Baru saja saya
sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara yang ketus dan menggertak. AKemudian ia bercerita panjang lebar soal mulut yang berkicau parah itu.
enggak dibaca udah main nyamber
Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalannya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu, bahwa ia
mengatakan venue kami sudah penuh dan enggak bisa dipakai pada hari itu, tapi akhirnya saya terima juga hanya karena ingat ada Mas aja. Coba enggak ada, ke laut aje
c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 8 April 2012 berjudul
Pimpinan, Samuel mengungkapkan detail cerita saat ia menjadi
pemimpin namun tak bisa memberi dukungan moril kepada anak
buahnya.
Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia memiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja.
Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget kaget karena mereka apa sebagai komandan saya tak berada dekat dengan
mereka. Mengapa waktu geladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Saya mengomel dan cemberut saat acara berlangsung. Saat evaluasi salah satu ngomel ngomel, dalam hati
saya ngomong. menangis saat evaluasi itu berjalan. Anda pikir saya cengeng? Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see.
Samuel juga memaparkan detail cerita ketika ayahnya tak datang saat
Samuel mengikuti dan memenangkan lomba perancang mode.
Saya teringat akan masa lalu bersama ayah. Saya kecewa bahwa ia tidak bersama saya ketika saya membutuhkannya. Di suatu hari saya menjadi finalis sebuah lomba perancang mode, ayah berjanji untuk datang melihat karya anaknya yang bersusah payah untuk bisa masuk final sebuah lomba yang bergengsi itu.
Saya katakan pada ayah kalau tiket acara itu telah dititipka di pintu depan karena ayah berpesan akan datang terlambat. Anda tahu? Ia tidak datang terlambat, ia sama sekali tidak datang. Ia datang ketika semua sudah usai karena ia tahu saya memenangi salah satu kategori yang dilombakan, ia memberi saya uang. Namun semua itu tak ada gunanya. Saya tak butuh uang, saya butuh dukungan.
d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul
Sopir Taksi, Samuel mengungkap detail kisah saat ia menghadapi sopir
taksi yang merasa lebih tahu seluk beluk jalanan dan tidak mau
mendengar saran orang lain.
Saya adalah pengguna jasa transportasi bernama taksi sejak 1988. Dengan waktu yang nyaris 25 tahun itu, sudah barang tentu sejuta kejadian saya alami. Kalau mau dibeberkan semua, mungkin diperlukan sekian halaman untuk menuntaskan. Tetapi, satu kejadian yang sampai hari ini saya jumpai adalah sopir yang merasa lebih tahu seluk-beluk Jakarta dengan rimbanya itu, dan ogah mendengar saran orang lain.
Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik.
Kalau sudah begitu, saya jadi jengkel dan ingin sekali menjelaskan kalau mereka merasa mengetahui medan Jakarta luar-dalam sebagai sopir, maka saya juga tahu hal yang sama sebagai pengguna taksi selama nyaris seperempat abad.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Dan, di Jakarta ini, saya tak hanya bergaul di jalan protokol, tetapi juga di jalan-jalan tikus. Itu belum termasuk kalau diajak menghabiskan waktu oleh beberapa teman yang doyannya berpetualang mengetahui isi perut kota metropolitan ini.
Dan yang paling menjengkelkan adalah ketika jalan yang saya sarankan mendadak macet total, si sopir mengomel dengan mengungkapkan berulang-ulang bahwa kalau saja saya percaya dengan saran mereka, kemacetan itu tak akan dihadapi. Padahal, acapkali jalan yang mereka pilihkan untuk saya juga bak neraka. Biasanya kalau sudah begitu saya diam saja, dan umumnya mereka turut diam dan salah tingkah.
Tabel 3.4
Detail Kolom Parodi Samuel Mulia
No Edisi dan Judul Kolom Detail
1. 12 Februari 2012
Tekan 9
Tentang bagaimana Samuel Mulia yang tak pernah mendapat respon ketika menghubungi call center sebuah rumah sakit hingga akhirnya ia harus datang langsung.
2. 4 Maret 2012
Nyanyian Sumbang
Mengenai isi BBM (Blackberry Messenger) teman yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta. Dan juga mengenai
3. 8 April 2012
Pimpinan
Tentang Samuel yang bertindak sebagai pemimpin namun tidak berada bersama dengan timnya yang bekerja keras menghasilkan acara yang mengagumkan. Ia kemudian mengisahkan kronologi 2 saat dulu ayahnya tidak datang ketika ia mengikuti lomba perancang mode.
4. 15 April 2012
Sopir Taksi
Tentang Samuel yang menanggapi sopir taksi yang merasa lebih tahu jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain.
5. 5 Agustus 2012
Fokus
-
6. 2 September 2012
Berjiwa
-
7. 7 Oktober 2012
Faith
-
8. 14 Oktober 2012
Kompetisi
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
3. Maksud
Elemen maksud melihat apakah teks itu disampaikan secara eksplisit
atau tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang atau tidak. Sebaliknya
informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar. Elemen detail
dan maksud bertujuan sama yakni menguntungkan pihak komunikator67.
Berikut penjelasannya:
a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul
Tekan 9, maksud yang diungkap secara implisit, yakni mengenai
pelayanan rumah sakit yang buruk.
Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan.
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul
Nyanyian Sumbang, maksud diungkapkan secara implisit melalui
pengalamannya sendiri bahwa berkata kasar itu menunjukkan betapa
kita belum dewasa.
Karena pernah sekali waktu saya mencari wibawa, merasakan apa yang disebut bos besar dan menunjukkan kekuasaan dengan cara mencipta petaka melalui mulut bersuara sumbang. Dulu, saya bangga karena ada yang keder mendengarnya, tetapi sekarang saya jadi malu sendiri karena semakin sering mulut bersuara parau, maka semakin sering saya menunjukkan betapa tidak matangnya pertumbuhan emosi, dan betapa tingkat kedewasaan saya seperti orang yang tak pernah naik kelas.
67 Alex Sobur, Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 8 April 2012 berjudul
Pimpinan, maksud diungkapkan secara eksplisit bahwa kita sebagai
sesama manusia saling membutuhkan dukungan dan perhatian.
Pertanyaan. Bukankah sebagai pimpinan, saya dan Anda juga manusia yang membutuhkan dukungan, perhatian, dan yang ingin dihargai meski telah membuat sejuta kesalahan? Nah, kalau Anda menangguk dalam hati, mulailah melatih untuk menjadi peka bahwa staf Anda itu adalah aset, mereka patut mendapatkan cinta Anda.
d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul
Sopir Taksi, maksud yang diungkap secara implisit, yaitu bahwa
seharusnya kita tidak boleh merendahkan pendapat orang lain.
Bagaimana kalau saran bawahan ternyata berhasil dengan baik? Apakah perasaan si sopir taksi atau seorang atasan kalau ternyata saran saya dan bawahan mereka jitu? Apakah si sopir taksi tak merasa malu kalau di suatu saat ketika ia mengantar penumpang lain, ia menggunakan jalan yang pernah saya tunjukkan yang pada awalnya dianggap tidak benar?
Apakah seorang atasan bisa dengan berani mengatakan bahwa saya tidak tahu banyak? Apakah mereka akan merasa malu kalau di suatu saat di sebuah peristiwa berbeda, saran bawahannya yang jitu itu digunakan sebagai senjata unggul?
Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apa-apa, kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya, dan lupaa kalau di saat yang bersamaan ketika saya dan Anda tahu segalanya, ada manusia yang juga sama-sama tahu segalanya, hanya saja mereka berpredikat bawahan.
e. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 5 Agustus 2012 berjudul
Fokus, dijelaskan bahwa kita perlu menghormati perbedaan. Maksud
ini disampaikan secara implisit.
Kalau saja saya bisa fokus di arah yang tepat, saya bisa melihat fakta kalau manusia itu berhak melakukan apa pun yang dianggapnya baik untuk dirinya tanpa harus meminta persetujuan kepada seluruh umat. Bahwa saya setuju atau tidak, itu urusan saya. Dan kalau tidak setuju, saya tidak perlu naik pitam dan memaksa orang harus seperti saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
f. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 2 September 2012
berjudul Berjiwa, maksud yang diungkapkan secara implisit lagi, yakni
mengenai kepribadian baik yang harus tercermin dalam setiap langkah
dan pada apapun yang sedang kita jalankan.
Itu mengapa sekarang saya mengerti ada hotel mewah yang tidak membuat nyaman, bukan hanya karena stafnya yang arogan, melainkan sebuah bangunan
Mereka mempromosikan kedahsyatan benda matinya, bukan kedahsyatan benda mati yang memiliki nyawa itu. Hotel yang hanya menawarkan gengsi tanpa memikirkan pentingnya memiliki sebuah hotel yang memiliki jiwa.
Kejadian di atas membuat saya melihat kembali ke dalam hidup saya sebagai manusia. Saya menghiasi raga yang terlihat itu dengan sejuta pesona benda mati yang memberi gengsi, tetapi saya mengenakannya hanya untuk gengsi dan tidak karena saya menempatkan kepribadian saya di atas segala gengsi. Badan saya kekurusan atau kegemukan karena saya tidak mencintai diri saya. I spoiled my life, bukan I love my life.
g. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 7 Oktober 2012 berjudul
Faith, dijelaskan bahwa kepercayaan pada apa yang dijalankan itu
membuat kita mampu menerima perbedaan atau perubahan dari orang
lain. Maksud ini diungkapkan secara implisit.
Beberapa hari yang lalu, saya bertanya mengapa semua itu terjadi. Mungkin ini faktor utamanya. Saya ini tidak memiliki faith atau keyakinan tentang apa yang saya jalani, tentang apa yang sudah saya terima, tentang apa yang saya cintai. Faith itu yang memampukan I set my partner free. I set myself free. Karena semakin saya genggam dan tak membiarkannya free, semakin kental kalau saya menunjukkan tidak memiliki kepercayaan tentang apa yang saya jalani.
h. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 14 Oktober 2012 berjudul
Kompetisi, maksud diungkapkan secara eksplisit bahwa kompetisi itu
tidak dimaksudkan untuk membuat seseorang merasa terancam, tapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
ditujukan agar kita mengukur kemampuan diri, tidak hanya meniru ide
orang lain.
Setelah mengirim pemikiran yang lumayan panjang itu, saya malah jadi tertarik untuk menulis soal kompetisi di hari Minggu yang santai ini. Apa arti compete? Ini artinya, measure oneslelf againts others. Jadi mengukur diri sendiri, bukan meniru orang lain. Bukan menyerobot punya orang lain. Bukan berarti naik pitam, merasa terancam dan kemudian mengancam. Bukan berarti memblokir keuntungan orang. Hanya disuruh mengukur kemampuan dan membandingkan dengan pesaing. Tak ada unsur tak ada perintah untuk mengalahkan.
Tabel 3.5
Maksud Kolom Parodi Samuel Mulia
Edisi Judul Kolom Maksud
12 Februari 2012 Tekan 9 Implisit
4 Maret 2012 Nyanyian Sumbang Implisit
8 April 2012 Pimpinan Eksplisit
15 April 2012 Sopir Taksi Implisit
5 Agustus 2012 Fokus Implisit
2 September 2012 Berjiwa Implisit
7 Oktober 2012 Faith Implisit
14 Oktober 2012 Kompetisi Eksplisit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
4. Praanggapan
Praanggapan atau bisa disebut juga pengandaian merupakan strategi
lain untuk memberi citra tertentu dan untuk mendukung makna teks.
Pengandaian disajikan untuk memberi pernyataan yang dipandang
terpercaya dan karenanya tidak perlu dipertanyakan68. Berikut
penjelasannya:
a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul
Tekan 9, praanggapan yang muncul adalah perumpamaan mengenai
manusia yang berkepribadian baik.
Namun, semuanya hanya benda mati. Yang mati itu bisa hidup kalau ada manusia yang mau menjawab dering yang berbunyi, ada manusia yang tidak korupsi. Yang mati bisa hidup kalau manusia di belakangnya tidak malas, tidak mengeluh, dan selalu mencari alasan ini dan itu.
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul
Nyanyian Sumbang, praanggapan yang muncul ialah perumpamaan
bahwa hasil yang keluar akan baik bila proses yang di dalam juga baik.
Berulang kali saya menulis bahwa hasil yang keluar dari mulut adalah produk dari pabrik yang lokasinya di dalam. utamanya sehat walafiat. Yang bagian dalamlah mengambil bagian super penting. Mengapa saya sering tak menaati aturan main, mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam, tidak menggunakan mulutnya untuk bisa ramah dan disukai orang, itu karena pabriknya kacau. Mesinnya kotor dan jarang turun mesin Karena merasa terlalu mahal atau bisa jadi gengsi untuk turun mesin.
68 Alex Sobur, Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul
Sopir Taksi, praanggapan yang muncul adalah hubungan sebab-akibat
mengenai sesuatu yang gagal pasti akan dikritik atau dikomentari
orang.
Apakah susahnya menjadi pendengar? Dan, apakah susahnya mencoba solusi yang lain kalau itu bisa menjadi sebuah pilihan baru untuk bisa maju? Dan, kalau solusi itu berakhir dengan amburadul, maka sama seperti sopir taksi, selalu saja ada yang akan menyuarakan kesalahan itu berulang kali baik di ruang rapat, di tempat pertemuan, di mana saja, bahkan di sebuah pesta sekalipun.
d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 7 Oktober 2012 berjudul
Faith, praanggapan yang muncul mempersepsikan ketidakberdayaan
seseorang bila ia tidak memiliki faith atau keyakinan.
Begitu saya kehilangan faith, saya kehilangan segalanya. Kalau sudah kehilangan dengan mudahnya saya protes pada Sang Khalik, padahal yang keliru itu saya. Tanpa faith keliru, bukan orang lain. Tanpa faith, saya akan limbung, ngomel, protes, dan bukan malah memperjuangkan sebuah kehidupan dengan hari legowo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 3.6
Praanggapan Kolom Parodi Samuel Mulia
Edisi Judul Kolom Praanggapan
12 Februari 2012 Tekan 9 Perumpamaan mengenai manusia yang berkepribadian baik.
4 Maret 2012 Nyanyian Sumbang Perumpamaan bahwa hasil yang keluar akan baik bila proses yang di dalam juga baik
8 April 2012 Pimpinan -
15 April 2012 Sopir Taksi Hubungan sebab-akibat mengenai sesuatu yang gagal pasti akan dikritik atau dikomentari orang.
5 Agustus 2012 Fokus -
2 September 2012 Berjiwa -
7 Oktober 2012 Faith Ketidakberdayaan seseorang bila ia tidak memiliki faith atau keyakinan.
14 Oktober 2012 Kompetisi -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
D. SINTAKSIS
Sintaksis merupakan strategi manipulatif untuk menampilkan dir i sendiri
secara positif dan pihak lawan secara negatif. Hal tersebut bisa dilihat melalui
pemakaian koherensi, nominalisasi, abstraksi, dan pemakaian kata ganti69.
Berikut hasil analisanya:
1. Koherensi, merupakan pertalian atau jalinan antar kalimat dalam teks.
Dua kalimat yang menggambarkan fakta berbeda dapat dihubungan
sehingga tampak koheren. Koherensi juga dapat ditampilkan melalui
hubungan sebab-akibat atau penjelas. Hal ini bisa dilihat dari kata hubung
yang dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun).
(a). Tim yang mau berjalan extra miles itu
karena melihat atasannya yang memiliki gairah berjalan extra miles tanpa mengeluh dan hanya punya satu tujuan, membuat orang lain dapat hidup lebih baik.
(Tekan 9)
Koherensi ini memberi kesan bahwa teladan dari pemimpin-lah yang
mampu membuat anak buahnya termotivasi.
(b). Mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam..
karena pabriknya kacau
(Nyanyian Sumbang)
Koherensi ini memberi kesan bahwa jiwa yang tidak sehat menjadi
penyebab munculnya emosi dan amarah.
69 Alex Sobur, Ibid, p. 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
(c). Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apa-apa..
kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya,
(Sopir Taksi)
Koherensi ini memberi kesan bahwa ketidaktahuan yang
menyebabkan rendah hati, sementara sombong dikarenakan merasa
sudah tahu.
(d). Mereka tak membutuhkan saya naik pohon kelapa atau mengangkat ini dan itu,
tetapi kehadiran seorang pemimpin di tengah mereka akan membuat semuanya berbeda.
(Pimpinan)
Koherensi ini memberi kesan kehadiran seorang pemimpin adalah
bentuk dukungan bagi anak buah.
(e). Nah, karena salah fokus,
Saya marah dan ingin membalas dendam terhadap pesaing itu..
(Fokus)
Koherensi ini memberi kesan salah fokus membawa pada hal yang
negatif.
2. Nominalisasi, merupakan strategi yang berkaitan dengan pengubahan kata
kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya, hal ini dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
dengan memberi imbuhan pe-an. Nominalisasi dapat memberi sugesti pada
khalayak adanya suatu generalisasi.
Verba : Saya tahu bahwa memaksa untuk menjadi sama itu seperti neraka rasanya.
Nominalisasi : Saya tahu bahwa pemaksaan untuk menjadi sama itu seperti neraka rasanya.
3. Abstraksi, adalah strategi yang berkaitan dengan apakah informasi
mengenai suatu peristiwa atau aktor sosial ditampilkan dengan petunjuk
konkret atau abstrak.
Abstraksi: Setelah dua kejadian itu, saya berpikir kalau dulu saya menganggap swasta lebih baik dari yang negeri, saya keliru besar.
Pada kalimat tersebut, Samuel Mulia tidak menyebutkan secara
spesifik yang swasta itu apa dan yang negeri itu apa. Keduanya mengacu
kepada institusi swasta dan institusi negeri. Institusi di sini bisa berarti
banyak hal, bisa institusi pendidikan, institusi kesehatan, perusahaan
umum, dan lain-lain. Sehingga melalui abstraksi tersebut, objek tidak
ditunjukkan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri tetapi dipandang sebagai
suatu kelompok atau komunitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Abstraksi: Biasanya mereka yang merasa lebih tahu tak mau mendengar, apalagi yang punya kuasa.
pada banyak orang atau siapa saja yang merasa lebih tahu. Maka abstraksi
ini juga ingin membuat objek dipandang sebagai suatu kelompok atau
komunitas.
4. Kata ganti
Dalam semua kolom yang diteliti, Samuel Mulia menggunakan sikap
itu,
sebagai representasi sikap bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
E. STILISTIK
Dalam konteks ini, hal yang diteliti adalah gaya bahasa. Gaya bahasa
dipandang sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa)70.
Stilistik memusatkan perhatiannya kepada cara penulis dalam hal ini
kolumnis menyatakan maksudnya melalui bahasa. Gaya bahasa bisa
mencakup pilihan diksi atau leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, atau
pola rima seperti dalam karya sastra71. Namun dalam penelitian ini, penulis
membatasi pada analisa dari segi pilihan diksinya saja.
Gorys Keraf mengatakan pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa
yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Pilihan diksi tidak hanya
menyatakan kata-kata mana yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan
tetapi juga bisa menyangkut masalah gaya bahasa dan ungkapan72. Berikut
hasil analisanya:
1.
- Paragraf 12 Pemimpin adalah nahkoda yang sebaiknya memiliki gairah yang menyala dan inspiratif sehingga jajaran di bawahnya dapat dan menjadi mampu membuat orang lain tak perlu sampai menekan tombol angka sembilan itu sebanyak
70 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), p. 113
71 Alex Sobur, Op.cit, p. 82
72 Gorys Keraf, Op.cit, p. 22-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
denotatif (makna sebenarnya) maka artinya hampir sama dengan kata
2.
- Paragraf 10 Atau menciptakan ketenteraman kalau yang digendingkan adalah gending
Pilihan diksi yang dipakai adalah kata
diantara pilihan kata yang lain menunjukkan bahwa kolumnis ingin
memberi kesan memperhalus makna.
3.
- Paragraf 2 ngotot untuk tetap pada
dalam konteks tersebut subyek dikonotasikan secara negatif.
4.
- Paragraf 2 kaget karena merka melayangkan mengapa sebagai komandan saya tak berada
terhadap kinerja atasan. Meski hampir sama artinya dengan kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
untuk
menunjukkan ketidakpuasan.
- Paragraf 8 Pimpinan harus peka ketika nya
-
orang tua yang memberi tuntunan kepada anak-anaknya.
5.
- Paragraf 14 Jadi di mana Anda akan menginap, di mana Anda membangun istana
sini mengacu pada makna konotatif yang mengandung nilai
6.
- Paragraf 4 Kejadian macam itu sudah berjuta kali terjadi, tetapi toh selalu saja saya naik pitam
konotatif yang berarti marah.
7.
- Paragraf 13 Mengekor usaha orang lain itu bukan sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Senada dengan Gorys Keraf, hasil analisa pilihan kata di atas lebih banyak
berkaitan dengan makna konotatif73. Hal ini disebabkan karena kolumnis ingin
menimbulkan rasa emosional tertentu setuju atau tidak setuju, senang atau
tidak senang kepada para pembacanya. Pilihan kata yang dipakai
memperlihatkan bahwa kolumnis juga memendam perasaan yang sama.
73 Gorys Keraf, Ibid, p. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
F. RETORIS
Retoris merupakan gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara
atau menulis. Misalnya dengan ungkapan hiperbolik (melebih-lebihkan atau
bertele-tele), gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang
permulaannya sama bunyinya seperti sajak), ejekan (ironi), interaksi
(bagaimana kolumnis menempatkan dirinya diantara khalayak; formal,
informal, atau santai), dan metafora (kiasan)74. Berdasarkan penjelasan
tersebut, didapatkan hasil analisa sebagai berikut:
1. Hiperbolik
a.
Paragraf 1 Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja.
b.
Paragraf 6 Karena tidak fleksibel, maka acapkali keputusan yang saya buat hanya memiliki satu tujuan yaitu melindungi saya dari kekecewaan, dari kegagalan, dari porak porandanya hati saya
c.
Paragraf 3 Pagi itu dengan nyawa yang tak terkumpul lengkap, saya menasihatinya untuk menerima kea
74 Alex Sobur, Op.cit, p. 83-84.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
2. Gaya Repetisi
a.
Paragraf 6 Keduanya memiliki dana, keduanya mampu menyediakan fasilitas, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan, keduanya
Paragraf 7 Yang mati itu bisa hidup kalau ada manusia yang mau menjawab dering yang berbunyi, ada manusia yang tidak korupsi. Yang mati bisa hidup kalau manusia di belakangnya tidak malas, tidak mengeluh, dan selalu mencari alasan ini dan itu.
3. Ejekan/Ironi
a.
Paragraf 2 Kemudian ia bercerita panjang lebar soal mulut yang berkicau parah
b.
Paragraf 13 Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apa-apa, kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya, dan lupaa kalau di saat yang bersamaan ketika saya dan Anda tahu segalanya, ada manusia yang juga sama-sama tahu segalanya, hanya saja mereka berpredikat bawahan.
4. Interaksi
Interaksi yang digunakan dalam kolom yang penulis teliti adalah sikap
formal.
a.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Paragraf 4 Demikianlah saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, peristiwa macam itu saya yakini sudah pernah Anda
Paragraf 9 : Saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, itu sebuah contoh lain kalau yang di dalam mesinnya kotor,
5. Metafora/Kiasan dan Ungkapan
a.
Kiasan, Paragraf 7 pohon utamanya sehat walafiat. Yang bagian dalamlah mengambil bagian super penting. Mengapa saya sering tak menaati aturan main, mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam, tidak menggunakan mulutnya untuk bisa ramah dan disukai orang, itu karena pabriknya kacau. Mesinnya kotor dan jarang turun mesin karena
b.
Ungkapan, Paragraf 8 Bukankah saya dan Anda pernah diberi pelajaran peribahasa yang bunyinya, seperti ini : Padi itu makin berisi katanya makin merunduk.
c.
Ungkapan, Paragraf 5 Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see.
d.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Kiasan, Paragraf 12 Tentu mustahil kalau saya menabur bibit jagung menggarap tuaiannya dalam bentu buah pisang,
e.
Ungkapan, Paragraf 7 ife
plan and guess what they have planned for you? Not much.
Kiasan:
Paragraf 8 Itu mengapa sekarang saya mengerti ada hotel mewah yang tidak membuat nyaman, bukan hanya karena stafnya yang arogan, melainkan
Paragraf 15 : merasakan dengan nyata bahwa Anda memang piawai
f.
Ungkapan, Paragraf 14 Competition is always a fantastic thing, and the computer industry is
keeps us on our toes.
Berangkat dari analisa di atas, maka strategi retoris yang digunakan
Samuel Mulia bertujuan untuk membujuk dan beberapa diantaranya
menjadi alasan pembenar atas pendapat yang diungkapkan kepada
khalayak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada sasaran akhir dari penelitian ini, penulis ingin menjawab rumusan
permasalahan penelitian dan membuktikan tujuan penelitian. Melalui hasil
interpretasi dan analisa data pada bab sebelumnya maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari seluruh hasil analisa teks yang penulis lakukan terhadap Kolom
Parodi Samuel Mulia di Harian Kompas Edisi Minggu, pandangan
mengenai topik kepemimpinan muncul dari beberapa sisi, yaitu sikap
dan nilai-nilai kepemimpinan, hambatan psikologis dan komunikasi
dari pemimpin, dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar terutama
yang mempengaruhi sikap bawahan. Namun, dari kesemuanya itu,
Samuel Mulia lebih menitikberatkan pada sikap dan nilai-nilai
kepemimpinan yang berkaitan dengan pelayanan pemimpin terhadap
bawahan.
2. Dipandang dari pendapatnya, Samuel Mulia banyak mengungkap sisi
kepribadian dan karakter kepemimpinannya yang seringkali merugikan
orang lain dan dirinya sendiri. Akibat ini diposisikan sebagai dampak
dari tidak adanya satu atau beberapa prinsip-prinsip kepemimpinan
yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin.
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
3. Ketiga, terkait dengan wacana kepemimpinan, Kompas dalam hal ini
melalui Kolom Parodi Samuel Mulia menyetujui atau setidaknya ingin
mengungkapkan hal-hal yang membuat suatu kepemimpinan itu
menjadi tidak efektif. Dengan kata lain, Kompas juga turut mengkritik
pola kepemimpinan yang seringkali merugikan orang banyak.
4. Kolom Parodi Samuel Mulia dikategorikan sebagai sebuah kolom
humor karena penulisan dan penyampaian maksudnya memakai bahasa
sindiran, ironi, atau mengandung unsur lucu yang menghibur
masyarakat.
B. SARAN
1. Pada penelitian ini, penulis hanya membatasi pada level analisa teks
saja. Sedangkan penelitian masih bisa dikembangkan dengan analisa
konteks sosial agar dapat menggali data dan kesimpulan secara lebih
mendalam. Untuk itu, diharapkan generasi selanjutnya dapat
memperoleh hasil yang lebih rinci mengenai wacana kepemimpinan,
baik itu nanti menggunakan metode yang sama atau metode yang
berbeda sekalipun.
2. Hasil dalam penelitian ini kiranya dapat dijadikan suatu pembelajaran
bagi pembaca, terutama bagi pihak-pihak yang terpilih untuk menjadi
panutan masyarakat agar mampu menerapkan prinsip-prinsip
kepemimpinan dengan baik.