33
MAKALAH MENGAPLIKASIKAN PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAB BERNEGARA (Tugas Terstruktur Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan) Dosen Pengampu : Ir. M. Rasyid Fadholi, MS Disusun oleh : Zulvy Salma Hanifah (135080501111047) Esa Prakoso (115080200111003) Abdurrachman Faizal (135080501111102) Kadek Bella Dwi L. (135080500111096) Cep Surya Medari (115080400111030) Kelas B01 BUDIDAYA PERIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

MAKALAH

MENGAPLIKASIKAN PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM

KEHIDUPAN BERBANGSA DAB BERNEGARA

(Tugas Terstruktur Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu : Ir. M. Rasyid Fadholi, MS

Disusun oleh :

Zulvy Salma Hanifah (135080501111047)

Esa Prakoso (115080200111003)

Abdurrachman Faizal (135080501111102)

Kadek Bella Dwi L. (135080500111096)

Cep Surya Medari (115080400111030)

Kelas B01

BUDIDAYA PERIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesainya penulisan makalah yang berjudul Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip

Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa Dab Bernegara. Penulisan makalah ini

bertujuan untuk melengkapi tugas terstruktur dari Matakuliah Pendidikan

Kewarganegaraan pada semester IV.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum

sempurna. Oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun. Di samping itu, penulis menyarankan agar

mahasiswa membaca referensi-referensi atau pustaka-pustaka lain guna untuk

melengkapi kekurangan yang ada.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua dosen matakuliah

Pendidikan Kewarganegaraan Ir. M. Rasyid Fadholi, MS yang telah membimbing

dalam peulisan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman

kelompok 8 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah

ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini memberikan banyak

manfaat, khususnya bagi mahasiswa.

Malang, 22 April 2015

Penulis

Page 3: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu Negara

sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas

negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik

negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif).

Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu terhadap Negara-negara

Jerman, Italia & Jepang pada Perang Dunia II (1945), dan disusul kemudian

dengan keruntuhan Uni Soviet yang berlandasan paham Komunisme di akhir

Abad XX , maka paham Demokrasi paham yang mendominasi tata kehidupan

umat manusia di dunia dewasa ini.

Penanaman demokrasi penddidikan merupakan satu hal yang sangat

penting ditanamkan bagi para siswa di Indonesia. Mengingat lingkungan sekolah

maupun intansi pendidikan lain merupakan sarana yang sangat efisien dalam

membentuk karakter suatu bangsa. Selain itu penanaman pendidikan demokrasi

dapat juga dilakukan di rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal demi

terciptanya masyarakat yang memiliki sifat demokrasi atau masyarakat madani.

Masyarakat madani (civil society) sering disebut masyarakat warga,

masyarakat kewargaan, masyarakat sipil, beradab, atau masyarakat berbudaya.

Istilah civil societyberasal dari bahasa latin, yaitu civitas dei artinya kota Ilahi.

Asal kata civil adalahcivilization yang artinya peradaban. Civil society secara

sederhana dapat diartikan sebagai masyarakat beradab.

Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan dari civil

society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam

ceramahnya pada acara Festifal Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep

yang diajukannya hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah

kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip dan pengertian dari demokrasi?

2. Bagaimana penerapan Demokrasi pendidikan di Indonesia?

Page 4: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

3. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat madani serta ciri-ciri dari

masyarakat madani?

4. Bagaimana prinsip demokrasi dalam masyarakat madani?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan

kepada pembaca mengenai demokrasi pendidikan dan prinsip dari demokrasi

pendidikan di Indonesia. selain itu juga dijelaskan mengenai masyarakat madani

serta ciri-ciri dan pentingnya demokrasi pada masyarakat madani.

Page 5: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan dan Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia

1. Pengertian dan Prinsip Budaya demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu demos yang artinya rakyat

dan kratos atau kratein yang dapat diartikan sebagai pemerintahan berada di

tangan rakyat. Secara harfiah, demokrasi berarti pemerintahan dari, oleh, dan

untuk rakyat. Menurut kamus, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dengan

kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh wakil-

wakilnya yang dipilih melalui pemilihan umum yang bebas. Demokrasi dapat

disebut juga sebagai pelembagaan dari suatu kebebasan (institutionalization of

freedom).

Berbicara tentang pengertian demokrasi, ada beberapa pendapat yang

dapat kita jadikan acuan agar kita mudah memahaminya. Pendapat-pendapat

tersebut antara lainnya dikemukakan oleh para tokoh seperti berikut.

A. Kranenburg berpendapat bahwa demokrasi terbentuk dari dua

pokok kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu demos (rakyat) dan

kratein (memerintah) yang maknanya adalah “ cara memerintah oleh

rakyat”.

B. Prof. Mr. Koentjoro poerbobranoto. Berpendapat demokrasi adalah

suatu negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Maksudnya,

suatu sistem dimana suatu negara diikutsertakan dalampemerintahan

negara.

C. Abraham lincoln. Berpendapat bahwa demokrasi adalah

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is

government of the people, by the people, and for the people).

Berdasarkan pendapat dari tokoh-tokoh diatas, maka dapat diambil satu

kesimpulan tentang pengertian demokrasi seperti berikut. Demokrasi adalah suatu

paham yang menegaskan bahwa pemerintahan suatu negara di pegang oleh rakyat,

karena pemerintahan tersebut pada hakikatnya berasal dari rakyat, oleh rakyat,

Page 6: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

dan untuk rakyat. Sistem pemerintahan demokrasi adalah demokrasi langsung.

Pelaksanaan demokrasi itu disebut demokrasi langsung (direct democracy).

2. Perkembangan dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan

Demokrasi yang pernah ada di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi di indonesia

dapat dibagi menjadi beberapa periodesasi antara lain :

1. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 ).

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin

kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan

baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan

masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan

UUD 1945 yang berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD

ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk

menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut

pemerintah mengeluarkan :

Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah

menjadi lembaga legislatif.

Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan

Partai Politik.

Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan

sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer

2. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama

a. Masa Demokrasi Liberal (1950 – 1959)

Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau

berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa

demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan

berkembangnya partai-partai politik.

Namun demikian praktek demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :

Dominannya partai politik

Landasan sosial ekonomi yang masih lemah

Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

Page 7: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959

:

Bubarkan konstituante

Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950

Pembentukan MPRS dan DPAS

b. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong

diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan

berporoskan nasakom dengan ciri:

1. Dominasi Presiden

2. Terbatasnya peran partai politik

3. Berkembangnya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang

dipenjarakan

2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden

dan presiden membentuk DPRGR

3. Jaminan HAM lemah

4. Terjadi sentralisasi kekuasaan

5. Terbatasnya peranan pers

6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang

menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

c. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru (1966 – 1998)

Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde baru

ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru bertekad

akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal

Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang

Page 8: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan

Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal

sebab:

1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

2. Rekrutmen politik yang tertutup

3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis

4. Pengakuan HAM yang terbatas

5. Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru:

1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )

2. Terjadinya krisis politik

3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba

4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto

untuk turun jadi Presiden.

d. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi (1998 – Sekarang).

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden

Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara

lain:

1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok

reformasi

2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang

Referandum

3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang

bebas dari KKN

Page 9: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan

Presiden dan Wakil Presiden RI

5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua

kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

3. Pemilihan Umum Sebagai Pelaksanaan Demokrasi

a. Pengertian Pemilihan Umum

Salah satu ciri Negara demokratis debawa rule of law adalah

terselenggaranya kegiatan pemilihan umum yang bebas. Pemilihan umum

merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih

wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaan

eksekutif baik itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah.

Pemilihan umumbagi suatu Negara demokrasi berkedudukan sebagai sarana untuk

menyalurkan hak asasi politik rakyat. Prmilihan umum memiliki arti penting

sebagai berikut:

1. Untuk mendukung atau mengubah personel dalam lembaga legislatif.

2. Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan

pemegang kekuasaan eksekutif untuk jangka tertentu.

3. Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi atau

mengawasi kekuatan eksekutif.

b. Tujuan Pemilihan Umum

Pada pemerintahan yang demokratis, pemilihan umum merupakan pesta

demokrasi. Secara umum tujuan pemilihan umum antara lain :

1. Melaksanakan kedaulatan rakyat

2. Sebagai perwujudan hak asas politik rakyat

3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif

serta memilih Presiden dan wakil Presiden.

4. Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara aman, damai,

dan tertib

5. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional

Page 10: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

Pemilu 1955 merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa

Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Dapat dikatakan

pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi.

Secara lebih jelas Juan J. Linz dan Alfred Stepan merumuskan bahwa suatu

transisi demokrasi berhasil dilakukan suatu negara jika

(a) tercapai kesepakatan mengenai prosedur-prosedur politik untuk menghasilkan

pemerintahan yang dipilih

(b) jika suatu pemerintah memegang kekuasaannya atas dasar hasil pemilu yang

bebas

(c) jika pemerintah hasil pemilu tersebut secara de facto memiliki otoritas untuk

menghasilkan kebijakan-kebijakan baru dan

(d) kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang dihasilkan melalui

demokrasi yang baru itu secara de jure tidak berbagi kekuasaan dengan lembaga-

lembaga lain.

Sementara itu dalam perspektif Larry Diamond, konsolidasi demokrasi mencakup

pencapaian tiga agenda besar, yakni :

(a) kinerja atau performance ekonomi dan politik dari rezim demokratis

(b) institusionalisasi politik (penguatan birokrasi, partai politik, parlemen, pemilu,

akuntabilitas horizontal, dan penegakan hukum)

(c) restrukturisasi hubungan sipil-militer yang menjamin adanya kontrol otoritas

sipil atas militer di satu pihak dan terbentuknya civil society yang otonom di lain

pihak.

4. Pengertian Demokrasi Pendidikan

Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan

kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di

sekolah sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup

arti baik secara horizontal maupun vertikal.

Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada

kecualinya, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan

sekolah. Hal ini tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : “Tiap-tiap

warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sementara itu, demokrasi secara

Page 11: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

vertikal ialah bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai

tingkat pendidikan sekolah yang setinggi-tingginya sesuai dengan

kemampuannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai

gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban

serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan,

demokrasi ditunjukkan dengan pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik

dalam keadaan sewajarnya (intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan

sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut sikap tutwuri handayani, suatu

sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh dan berkembang

menurut kodratnya.

Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan

pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta

perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik

dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan. Sedangkan demokrasi

pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia. Demokrasi pada prinsip ini

dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak manusia

dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa.

Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang

perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta

didik atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.

2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat

Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena

dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang

lebih sehat, baik dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga

pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak didik untuk

berpikir dan memecahkan persoalan-persoalannya sendiri secara teratur,

sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak didik memiliki wawasan,

kemampuan dan kesempatan yang luas.

3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama

Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan

Page 12: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang

lain menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang

karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang

lain atau kebebasannya sendiri. Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai

bila setiap warga negara atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga

atau pikirannya untuk memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan

dan kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi. Berkenaan dengan itulah maka

bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal sebagai berikut :

a. pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan

(civic), ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang

penting;

b. suatu keinsyafan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya

dengan mendahulukan kepentingan negara atau masyarakat daripada

kepentingan sendiri;

c. suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan

dan perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran

masyarakat dan pemerintah.

5. Prinsip-Prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan

Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah

antara lain :

1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan

2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan

3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka

Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi

pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis

masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa

pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar

belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat agraris

akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan sebagainya.

Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi

pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa butir penting yang

harus diketahui dan diperhatikan, diantaranya :

Page 13: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

1. Keadilan dalam pemerataan kesempatan belajar bagi semua warga negara

dengan cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik

yang ada;

2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;

3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.

Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi pada

cita-cita dan nilai demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut

ini :

1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai

luhurnya

2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan

berbudi pekerti luhur

3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh

pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan

pribadinya, dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan

kemajuan iptek tanpa merugikan pihak lain.

6. Demokrasi Pendidikan di Indonesia

Demokrasi pendidikan merupakan proses untuk memberikan jaminan dan

kepastian adanya persamaan kesempatan buat mendapatkan pendidikan di dalam

masyarakat tertentu. Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada

dasarnya telah dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan

mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikannya, terutama setelah

diproklamirkannya kemerdekaan, hingga sekarang. Pelaksanaan tersebut telah

diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, seperti berikut ini:

1. Pasal 31 UUD 1945;

a. Ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

b. Ayat (2): pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang. Dengan demikian

di negara Indonesia, semua warga negara diberikan kesempatan yang sama

untuk menikmati pendidikan, yang penyelenggaraan pendidikannya diatur

Page 14: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

oleh satu undang-undang sistem pendidikan nasional, dalam hal ini tentu

saja UU nomor 2 tahun 1989.

2. UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Menurut UU ini, cukup banyak dibicarakan tentang demokrasi pendidikan,

terutama yang berkaitan dengan hak setiap warga negara untuk memperoleh

pendidikan, misalnya:

a. Pasal 5; Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan.

b. Pasal 6; Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya

untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan

dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.

c. Pasal 7; Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan

pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin,

agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi, dan

dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang

bersangkutan.

d. Pasal 8;

1. Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak

memperoleh pendidikan luar biasa.

2. Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

berhak memperoleh perhatian khusus.

3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2)

ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

B. Demokrasi dalam Masyarakat Madani

1. Definisi Masyarakat Madani (civil society)

Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

civil society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan

istilah societies civilis yang identik dengan negara. Dalam perkembangannya

istilah civil society dipahami sebagai organisasi-organisasi masyarakat yang

terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi berhadapan dengan

Page 15: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi

masyarakat.

Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan dari civil

society yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam

ceramahnya pada acara Festifal Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta. Konsep

yang diajukannya hendak menunjukkan bahwa masyarakat yang ideal adalah

kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju.

Masyarakat madani (civil society) sering disebut masyarakat warga,

masyarakat kewargaan, masyarakat sipil, beradab, atau masyarakat berbudaya.

Istilah civil society berasal dari bahasa latin, yaitu civitas dei artinya kota Ilahi.

Asal kata civil adalah civilization yang artinya peradaban. Civil society secara

sederhana dapat diartikan sebagai masyarakat beradab. Masyarakat madani

didefinisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan

bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self

generating), dan keswadayaan (self supporting). Kemandirian tinggi terjadi jika

berhadapan dengan negara dan keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai

hukum yang diikuti oleh warganya.

Menurut Anwar Ibrahim masyarakat madani adalah sistem sosial yang

subur berasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara

kebebasan perorangan dan kestabilan masyarakat. Masyarakat madani secara

etimologis memiliki dua arti. 

Pertama, masyarakat kota karena madani adalah turunan dari kata dalam

bahasa Arab, madinah yang berarti kota.

Kedua, masyarakat peradaban yang dalam bahasa Inggris dikenal

sebagai civility atau civilization. Istilah masyarakat madani yang

merupakan terjemahan dari civil society,apabila ditelusuri berasal dari

proses sejarah masyarakat barat. Akar perkembangannya dapat dirunut

mulai Cicero. Cicero adalah seseorang yang mulai menggunakan istilah

societes civilis dalam filsafat politiknya.

Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang

pada dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius.

Dalam kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia, maka warga

Page 16: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

negara Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas,

demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan kreatif,

berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima semangat

Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih

calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan

objektif, berani tampil dan kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan

mampu menjadi saksi, memiliki pengertian kesejagatan, mampu dan mau silih

asah-asih-asuh antara sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal

cita-cita Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.

2. Ciri-ciri Masyarakat Madani

Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :

1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki

akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan

kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,

berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.

2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi

sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan

demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran

pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku

demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari

orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar

demokrasi yang meliputi :

(1)   Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

(2)   Pers yang bebas

(3)   Supremasi hukum

(4)   Perguruan Tinggi

(5)   Partai politik

3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-

pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap

saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang

dilakukan oleh orang/kelompok lain.

Page 17: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat

yang majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai

nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang

proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu

terhadap lingkungannya.

6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih

dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga

masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang

bertanggungjawab.

7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya

keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang

memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat

madani di Indonesia diantaranya :

1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum

merata

2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat

3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter

4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja

yang terbatas

5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar

6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi

Adapun Nurcholis Madjid memberikan beberapa karekteristik bagi

masyarakat berperadaban, masyarakat madani, atau civil society sebagai berikut.

Adanya semangat egalitarianisme.

Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan keturunan,

kesukuan, atau ras.

Keterbukaan

Partisipasi seluruh anggota masyarakat.

Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan, bukan berdasarkan

keturunan.

Page 18: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

Sedangkan Muhammad A.S. Hikam menyebutkan bahwa masyarakat

madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Kesukarelaan (voluntary)

Keswasembadaan (self generating)

Keswadayaan (self supporting)

Kemandirian tinggi berhadapan dengan negara

Keterkaitan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh

warganya.

  Civil society adalah suatu wilayah yang menjamin berlangsungnya

perilaku, tindakan dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh kondisi kehidupan

material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi

yang di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang bebas (the free

public). Sebagai tempat di mana transaksi komunikasi yang bebas bisa dilakukan

oleh warga masyarakat.

Menurut Hidayat Syarief apabila diaktualisasikan dalam masyarakat

Indonesia yang berbhinneka tunggal ika, masyarakat madani mempunyai

karakteristik sebagai berikut.

Masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Pancasilais, dan memiliki cita-cita serta harapan masa depan.

Masyarakat yang demokratis dan beradab yang menghargai perbedaan

pendapat.

Masyarakat yang menghargai Hak Azasi Manusia (HAM)

Masyarakat yang tertib dan sadar hukum dan direfleksikan dari adanya

budaya malu apabila melanggar hukum.

Masyarakat yang memiki kepercayaan diri dan kemandirian.

Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kompetitif dalam suasana

kooperatif dan penuh persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain dengan

semangat kemanusiaan universal (pluralis).

Dari beberapa ciri yang dikemukakan oleh para tokoh tersebut, nampak

bahwa bangunan masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal. Artinya

sebuah masyarakat yang memiliki keberdayaan secara intelektual, sosial dan

Page 19: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

spiritual, serta mempunyai kemampuan dan kemauan untuk maju dan mandiri

tanpa intervensi dari negara dengan senantiasa memegang teguh hukum (aturan)..

3. Pemberdayaan Masyarakat Madani

Secara esensi dibutuhkan pemberdayaan dan penguatan masyarakat secara

komprehensif agar memiliki wawasan dan kesadaran demokrasi yang baik serta

mampu menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Untuk itu, maka

diperlukan pengembangan masyarakat madani dengan menerapkan strategi

pemberdayaan untuk mencapai hasil secara optimal. Dalam hal ini Dawam

Rahardjo mengemukakan tiga strategi yang salah satunya dapat digunakan sebagai

strategi pemberdayaan masyarakat madani Indonesia.

1. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik

Strategi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin

berlangsung dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan

bernegara yang kuat. Bagi penganut paham ini, pelaksanaan demokrasi liberal

hanya akan menimbulkan konflik sehingga menjadi sumber instabilitas politik.

Saat ini yang diperlukan adalah stabilitas politik sebagai landasan pembangunan,

karena pembangunan membutuhkan resiko politik yang minim. Dengan demikian,

persatuan dan kesatuan bangsa lebih diutamakan daripada demokrasi.

2. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi.

Strategi ini berpandangan bahwa pembangunan demokrasi tidak perlu

menunggu rampungnya tahap pembangunan ekonomi. Sejak awal dan secara

bersama-sama diperlukan proses demokratisasi yang pada esensinya adalah

memperkuat partisipasi politik. Jika kerangka kelembagaan ini diciptakan, akan

dengan sendirinya timbul civil society yang mampu mengontrol terhadap negara.

3. Strategi yang memilih pembangunan masyarakat madani sebagai basis yang

kuat ke arah demokratisasi.

Strategi ini muncul akibat kekecewaan terhadap realisasi dan strategi

pertama dan kedua. Dengan begitu, strategi ini lebih mengutamakan pendidikan

dan penyadaran politik, terutama pada golongan menengah yang makin luas.

Ketiga model strategi pemberdayaan civil society (masyarakat madani)

tersebut dipertegas oleh Hikam bahwa pada era transisi lebih mementingkan

prioritas pemberdayaan dengan cara memahami target yang paling strategis serta

Page 20: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

penciptaan pendekatan yang tepat di dalam proses tersebut. Untuk keperluan itu,

keterlibatan kaum cendekiawan, LSM, ormas sosial dan keagamaan, serta

mahasiswa adalah mutlak adanya karena mereka mempunyai kemampuan dan

sekaligus tokoh utama pemberdayaan tersebut.

Sedangkan menurut Ryas Rasyid, sebuah masyarakat madani (civil

society) haruslah mandiri, tidak begitu terntung pada peran pemerintah atau

negara. Barangkali, diantara organisasi sosial dan politik yang patut dicatat dan

meiliki kemandirian cukup tinggi adalah organisasi yang termasuk dalam

kelompok lembaga swadaya masyarakat (LSM) atauNon-Governmental

Organization (NGO) yang di Indoneisa jumlahnya mencapai ratusan.

Perubahan paradigma yang berorientasi kepada perwujudan masyarakat

madani perlu dilakukan sebagai koreksi terhadap kekeliruan yang secara umum

berpangkal pada kurangnya konsistensi dalam memelihara dan menegakkan

prinsip serta semangat yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, dapat

melahirkan ketidakseimbangan antara posisi serta peran pemerintah dan

masyarakat dalam penyelenggaraan negara juga pembangunan.

Ketidakseimbangan posisi serta peran pemerintah dan masyarakat disebabkan

oleh beberapa hal berikut ini.

Sistem politik, budaya, dan perilaku politik yang tenggelam dalam

kehidupan demokrasi semu.

Ditandai dengan matinya oposisi

Sikap tabu terhadap perbedaan pendapat

Tidak terdapat kontrol sosial

Pelaksanaan fungsi legislatif yang tidak bermakna

Penegakan hukum yang lemah

Page 21: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu Negara

sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas

negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik

negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif).

2. Demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan

persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam

berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga

dengan pengelola pendidikan.

3. Masyarakat madani didefinisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial

yang terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary),

keswasembadaan (self generating), dan keswadayaan (self supporting).

4. masyarakat madani (civil society) haruslah mandiri, tidak begitu terntung pada

peran pemerintah atau negara.

Page 22: kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · Web viewFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU ... (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2009. Dasar-Dasat Ilmu Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Prasetya, Tri. 2000. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Wens, Tanlain. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. PT. Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta.

Prayogo, C. 2007. Aplikasi Demokrasi Pancasila untuk Pemberdayaan

Masyarakat Madani di Lingkungan Masyarakat Pedesaan. Jurnal Ilmu Sosial .

2(6): 25-31.

Soebijanto, W. Teori Perencanaan Pendidikan. Liberty: Yogyakarta.